sistem administrasi daerah dan kota

19
TUGAS MAKALAH “Pentingnya Konsep Pembangunan Administrasi Daerah dan Kota Yang Berstrategi Organisasional Kemasyarakatan” Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Sistem Administrasi Daerah dan Kota” Dosen Pengampu : Budi Hariyanto, SH, MH Di susun Oleh : Muhammad Saifur Rohman 11.441.0041 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO 2014

Upload: syaifoer

Post on 08-Jun-2015

2.704 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem administrasi daerah dan kota

TUGAS MAKALAH

“Pentingnya Konsep Pembangunan Administrasi Daerah dan Kota Yang Berstrategi Organisasional Kemasyarakatan”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah“Sistem Administrasi Daerah dan Kota”

Dosen Pengampu :Budi Hariyanto, SH, MH

Di susun Oleh :

Muhammad Saifur Rohman11.441.0041

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUNIVERSITAS PANCA MARGA

PROBOLINGGO2014

Page 2: Sistem administrasi daerah dan kota

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi, karena atas rahmat dan karunia-Nya, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Sistem Administrasi Daerah dan

Kota, bertajuk “Pentingnya Konsep Pembangunan Administrasi Daerah dan Kota yang

berstrategi organisasional Kemasyarakatan”.

Adapun Makalah ini berisi tentang materi Sistem Administrasi Daerah dan Kota

merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi pembangunan di Kota maupun di Desa baik itu

dalam sector ekonomi maupun komunikasi lebih- lebih dalam tampaknya.

Akan tetapi mudah-mudahan makalah ini sedikitnya dapat memberikan manfaat untuk

kita semua. Amiin

Probolinggo, 05 Januari 2014

Penulis

Page 3: Sistem administrasi daerah dan kota

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Administrasi merupakan hal yang sangat penting dalam rangkamelaksanakan suatu

kegiatan, karena tanpa adanya administrasi tujuan yang ingindicapai tidak akan berjalan

dengan baik. Setiap kebijaksanaan yang diambil harusmemperhitungkan masalah

administrasi, sebab pelaksanaan administrasi tersebuttidak terlepas dari manajemen, Namun

demikian kita harus memperhatikan apayang telah direncanakan oleh pemerintah dewasa ini

yaitu masalah pembangunanyang masih giat-giatnya dilaksanakan.

Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan desa pada satu sisi merupakan bagian

dari pada pembangunan nasioanal, selanjutnya pada sisi yang lain keberhasilan pembangunan

desa merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan. Masyarakat sebagai objek dari pada

pembangunan perlu dilayani dandiikut sertakan dalam pembangunan dan juga diberikan

pengertian yang sejelas- jelasnya tentang pengertian administrasi sehingga mereka dapat

mengerti dan memahami arti dari pada administrasi yang sebenarnya.

Di dalam pelaksanaan administrasi pembangunan desa tentunya harus dilaksanakan

dengan baik dan lancar karena setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu ada hubungannya

dengan administrasi.

Berbicara mengenai masalah pembangunan daerah khususnya di desa dalam melihat

kondisi masyarakat sekarang ini memang suatu hal yang menarik. Dalam pembangunan

pedesaan yang akhir-akhir ini mendapat respon yang bagus dari pemerintah karena

merupakan salah satu dari tujuan pemerintahan adalah menjadikan masyarakat yang makmur,

sejahtera dan memperoleh kehidupan yang layak. Mengutamakan manusia dalam proyek-

proyek pembangunan pedesaan dipandang manusiawi dari para perencana juga dapat pula

diartikan sebagai suatu permintaan yang sungguh-sungguh agar memberikan prioritas pada

factor dasar dalam pembangunan pedesaan. Proyek-proyek pembangunan pedesaan adalah

sarana bagi pertumbuhan dan perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi.

Dengan demikian pembangunan itu dapat lebih berdaya guna bagi masyarakat itu

sendiri untuk memperoleh hasil guna yang maksimal. Dalam kenyataan sehari-hari, harapan

tersebut masih belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan, karena pelaksanaan

pembangunan desa belum dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Page 4: Sistem administrasi daerah dan kota

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan amasalah

adalah :

1.2.1 Bagaimana Konsep pembangunan kota ?

1.2.2 Apa pentingnya pembangunan desa ?

1.2.3 Bagaimana Konsep Pengembangan desa ?

1.2.4 Bagaimana strategi organisasional pembangunan masyarakat desa ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Agar kita dapat mengetahui pembangunan di kota sehingga nantinya aka ada

perbedaan antara pembangunan di kota dengan pembangunan yang ada di desa.

1.3.2 Agar dapat kita menyatakan bahwa area dikota lebih sempit dibandingkan dengan

area di daerah kabupaten terutama di desa tersendiri.

Page 5: Sistem administrasi daerah dan kota

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembangunan Kota

1. Pengertian Kota

Kota adalah suatu wilayah geografis tempat bermukim sejumlah penduduk dengan

tingkat kepadatan yang relatif tinggi, dengan kegiatan utamanya di sektor nonpertanian.

Masyarakat kota, selain terdiri atas penduduk asli daerah tersebut juga pendatang dan

merupakan suatu masyarakat yang heterogen, tidak hanya dalam hal mata pencaharian, tetapi

juga dalam hal agama, adat, dan kebudayaannya.

Kota dapat merupakan satu unit administratif yang mempunyai organisasi

pemerintahan sendiri, seperti pemerintah daerah tingkat I (dati I), dalam hal ini khusus untuk

Jakarta, kotamadya yang berstatus daerah tingkat II (dati II) sebagai ibukota propinsi, dan

kotamadya daerah tingkat II lainnya, tetapi dapat pula merupakan bagian dari unit

administrasi lain dalam wilayah kabupaten/ daerah tingkat II, seperti kota administratif,

kotamadya administratif, kota kecamatan sebagai ibukota kabupaten, dan kota kecamatan.

Berdasarkan ukuran jumlah penduduk, kota diklasifikasikan sebagai megapolitan

dengan jumlah penduduk di atas 5 juta, kota raya atau metropolitan dengan jumlah penduduk

1 sampai dengan 5 juta; kota besar dengan. jumlah penduduk 500.000 sampai dengan 1 juta;

kota sedang dengan jumlah penduduk 100.000 sampai dengan 500.000; dan kota kecil dengan

jumlah penduduk 20.000 sampai dengan 100.000. Kota-kota tersebut dapat mempunyai

jangkauan pelayanan atau keterkaitan skala internasional, nasional, wilayah (melayani satu

propinsi atau lebih) atau lokal (melayani beberapa kabupaten atau bagian dari satu

kabupaten).

Suatu kawasan atau wilayah yang berciri kota dapat melebihi satu wilayah

administrasi dan mempunyai satu kota atau lebih sebagai pusatnya, disebut sebagai daerah

perkotaan. Kota atau daerah perkotaan dapat membentuk satu sistem karena saling

keterkaitannya, baik secara fisik maupun secara sosial ekonomi. Untuk kepentingan

perumusan kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan, kota atau daerah perkotaan dibagi

atas empat kelompok perkotaan berdasarkan peranan dan fungsi pelayanannya dalam

menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Keempat kelompok tersebut adalah kota atau

daerah perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional, kota atau daerah perkotaan

yang berfungsi sebagai pusat kegiatan wilayah, kota atau daerah perkotaan yang berfungsi

Page 6: Sistem administrasi daerah dan kota

sebagai pusat kegiatan lokal, dan kota atau daerah perkotaan lainnya yang mempunyai fungsi

khusus dalam menunjang sektor ekonomi tertentu.

2. Kota Sebagai Pusat Kegitan Nasional

Pusat kegiatan nasional adalah daerah perkotaan atau kota yang mempunyai wilayah

pelayanan skala nasional, di samping merupakan pintu gerbang bagi keluar masuknya arus

barang dan jasa, juga merupakan simpul perdagangan dunia internasional. Daerah tersebut

merupakan pusat pelayanan jasa, produksi, dan distribusi serta merupakan simpul transportasi

untuk pencapaian beberapa pusat kawasan atau propinsi. Kota metropolitan dan kota besar

biasanya termasuk dalam kelompok ini karena kelengkapan sarana dan prasarana yang telah

dimilikinya.

Adapun pusat kegiatan wilayah adalah daerah perkotaan atau kota yang mempunyai

wilayah pelayanan yang mencakup beberapa kawasan atau kabupaten, merupakan pusat

pelayanan jasa, produksi dan distribusi, serta simpul transportasi untuk dan dari kawasan atau

kabupaten. Kelompok ini biasanya meliputi kota besar dan kota sedang. Kelompok ketiga

adalah pusat kegiatan lokal, yaitu daerah perkotaan atau kota yang mempunyai wilayah

pelayanan beberapa kawasan dalam kabupaten dan umumnya merupakan kota sedang atau

kota kecil.

Kelompok yang keempat adalah daerah perkotaan atau kota yang mempunyai fungsi

pelayanan khusus dalam menunjang pengembangan sektor strategis, menunjang

pengembangan wilayah baru atau penyebaran kegiatan ekonomi dan berfungsi pula sebagai

daerah penyangga aglomerasi pertumbuhan pusat kegiatan yang sudah ada. Tujuan

pengelompokan tersebut adalah untuk dapat merumuskan kebijaksanaan yang lebih terarah

dan sesuai dengan setiap kelompok tersebut.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kota di Indonesia

1) Aktivitas kota (baik dominasi kegiatan pemerintahan/politis, perdagangan,

pertahanan, pertambangan, manufaktur, dsb) yang pada akhirnya membentuk

citra (image) kota. Citra kota tersebut dapat menentukan struktur simbolis

yang akan diperhatikan, diingat dan dianggap penting oleh oleh kelompok-

kelompok pemukim di kota itu atau oleh para pengunjung.kemudian;

2) Aktivitas kota tentunya sangat ditunjang oleh potensi fisik wilayah;

Page 7: Sistem administrasi daerah dan kota

3) penduduk kota (baik penduduk asli maupun pendatang) yang melakukan

aktivitas pemenuhan kebutuhan hidupnya di kota juga merupakan tulang

punggung penggerak dinamika kehidupan kota;

4) Berbagai faktor-faktor di atas akhirnya perlu ditunjang dengan faktor

kebijakan politis  pemerintahan yang berwenang yang juga mendorong

tumbuh dan eksisnya suatu kota.

2.2 Pentingnya Pembangunan Desa

Indonesia baru dapat disebut makmur kalau desa ikut makmur. Ketahanan nasional

baru dapat disebut tangguh apabila seluruh segi-segi strategis kehidupan negara seperti sector

ekonomi, komunikasi, transportasi laut, udara, darat, pabrik-pabrik besar dan lain-lain

terkendali oleh pemerintah. Tetapi, hampir semua sektor ekonomi berada ditangan orang

asing. Dilihat dari segi ketahanan nasional sector ekonomi yang  seharusnya didominasi

orang Indonesia asli secara merata di seluruh Indonesia.  

Dalam pola ketahanan nasional di masa depan, faktor desa perlu dibahas dan

diperhatikan lebih serius serta dikonsepkan secara mendasar dan dikembangkan secara

maksimal. Karena tidaklah berlebihan kalau disebut “pembangunan Indonesia tidak ada

artinya tanpa membangun desa, ketahanan nasional berakar di desa, hari depan Indonesia

terletak dan tergantung dari berhasilnya kita membangun desa”. Pembangunan memang

identic dengan hal-hal yang bersifat fisik. Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dapat

dilakukan melalui pembangunan yang berbasis kemasyarakatan. Salah satu upaya yang

dilakukan melalui Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat

(PKPBM).

Dengan program tersebut dari pihak pemerintah diharapkan dapat meningkatkan

pertumbuhan perekonomian di desa  secara optimal. Karena cukup banyak potensi desa yang

belum maksimal dikembangkan dalam mensejahterakan masyarakat. PKPBM dilaksanakan

melalui kemitraan multipihak pemangku kepentingan dengan pembentukan forum PKPBM

antardesa dimana tugas forum merumuskan dan membahas hal-hal strategis dalam

penyusunan rencana pembangunan desa. Tahap perencanaan PKPBM harus memperhatikan

beberapa hal, termasuk permasalahan tata ruang, profil maupun potensi unggulan desa.

 Memang perlu disadari lebih lanjut dan dikaji lebih mendalam, bahwa sejak dahulu

kala sampai sekarang desa merupakan dan tetap berfungsi sebagai tulang punggung

kehidupan social politik Indonesia. Maka dari itu, sangatlah penting pembangunan desa

dalam kondisi sekarang ini.

Page 8: Sistem administrasi daerah dan kota

2.3     Pengembangan Desa

1.      Pengertiaan Desa

Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 (UU No. 5/79) tentang Pemerintahan Desa

disebutkan bahwa desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai

kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

organisasi langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri

dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berbeda dengan kota, desa mempunyai tingkat kepadatan yang tidak terlalu tinggi dan

biasanya kegiatan utamanya adalah di sektor pertanian. Masyarakat desa pada umumnya

merupakan masyarakat homogen dalam hal agama, adat, kebudayaan, dan juga dalam mata

pencahariannya. Selanjutnya, sekelompok desa yang memiliki keterkaitan fungsional yang

erat, baik secara sosial maupun ekonomi, akan membentuk suatu kawasan atau daerah

perdesaan. Pada umumnya desa ini adalah dari kelompok atau tipe desa yang sama dan

mempunyai sebuah pusat antar desa.

Desa yang terdapat di Indonesia beragam kondisi, karakteris¬tik sosial ekonomi, dan

tingkat perkembangannya. Berdasarkan tingkat perkembangannya, diukur antara lain dari

tingkat pendapatan, peran serta masyarakat dalam pembangunan, tingkat kesehatan dan

tingkat pendidikan masyarakatnya.

Oleh sebab itu, dikenal desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada baik

yang masih berada pada tingkat mula, tingkat madya, maupun yang sudah tingkat lanjut.

Berdasarkan potensi dominan yang diolah dan dikembangkan menjadi sumber penghasilan

dan lapangan usaha masyarakatnya, desa dapat digolongkan sebagai desa nelayan, desa

persawahan, desa perladangan, desa peternakan, desa perkebunan, desa kerajinan atau

industri kecil, desa industri sedang dan besar, desa perdagangan, dan sebagainya.

Berdasarkan lokasinya, desa dapat dibedakan antara desa yang masih terpencil, terisolasi,

desa kepulauan, dan desa yang dekat atau mudah aksesnya ke kota. Hal itu mempengaruhi

karakteristik desa dan tingkat perkembangannya.

2.      Konsep Pengembangan Desa

Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar utama

yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa, mitigasi bencana,

lingkungan hidup.

1) Tata ruang desa : rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan desa. Selain itu,

juga mampu menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel

Page 9: Sistem administrasi daerah dan kota

dan mampu menampung kebutuhan perbaikan struktur tata ruang desa melalui

konsolidasi lahan (jika diperlukan). Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2

tahun 2005.

2) Perekonomian Desa : meningkatkan penghasilan taraf kehidupan masyarakat

dan pembangunan sarana ekonomi berbasis potensi lokal,  pengembangan

usaha mikro, kelembagaan ekonomi dikaitkan dengan  sumber daya manusia.

3) Sosial Budaya Desa : pembangunan pendidikan, sosial dan penguatan adat

istiadat setempat dalam rangka pengembangan partisipasi masyarakat yang

melibatkan segenap lapisan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok

anak-anak pemuda dan wanita.

4) Mitigasi bencana : penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu mitigasi

bencana, berupa pembangunan daerah  daerah yang rawan bencana dan tempat

tempat yang digunakan untuk penampungan evakuasi warga ketika terjadi

bencana.

5) Lingkungan hidup : penataan lingkungan yang menjaga keseimbangan holistik

antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung dalam upaya menjaga

kelestarian penghidupan sebagian besar masyarakat. Penataan dilakukan juga

terhadap pengelolaan di sektor pertanian, termasuk perkebunan, perikanan,

kehutanan untuk meminimalisir ketidakseimbangan ekosistem.

6) Desa Panggungharjo terletak di Kecamatan Sewon termasuk dalam wilayah

pengembangan yang diarahkan pada kawasan kerajinan kayu/meubel yang

termasuk rawan gempa. Secara umum Kecamatan Sewon merupakan kawasan

yang meliputi kawasan pertanian lahan basah, lahan kering dan peternakan dan

Industri. Arah pengembangan / startegi Kabuapten Bantul khususnhya

kawasan Sewon dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah yang ada.

Pengembangan industri kerajinan, pertanian basah, ahan kering dan lain-lain.

2.4 Strategi Organisasional Pembangunan Masyarakat Desa

Dalam pembangunan pedesaan terdapat berbagai macam strategi yang mendorong

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi organisasional yang ada sangat mirip dan

saing bersilangan satu sama lain. Ada empat strategi oganisasional  yang akan menjelaskan

masalah pembangunan pedesaan, antara lain :

Page 10: Sistem administrasi daerah dan kota

2.4.1 Strategi Pembangunan Gotong Royong

Strategi pembangunan gotong royong melihat masyarakat sebagai suatu system social

yang terdiri atas bagian-bagian yang terintegrasi secara normatif. Strategi pembangunan

gotong royong merupakan strategi perubahan kemasyarakatan yang berlandaskan partisipasi

luas seluruh lapisan masyarakat di dalam proses pengambilan keputusan-keputusan dan

tindakan-tindakan masyarakat. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila strategi ini

percaya bahwa perubahan- perubahan kemasyarakatan dapat dicapai secara optimal melalui

partisipasi dari segenap lapisan masyarakat.

2.4.2 Strategi Pembangunan Teknikal-Provesional

Strategi ini menganggap bahwa berbagai kendala structural dan institusional telah

menyebabkan terjadinya penyesuaian- penyesuaian yang disfungsional terhadap perubahan

lingkungan internal dan eksternal. Strategi ini juga memberikan peranan yang lebih kritikal

pada agen-agen pembaharuan di dalam progam-progam pembangunan setra menyediakan

pelayanan yang diperlukan untuk merealisasikan progam-progam pembangunan. Semua

diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, tergantung pada pertimbangan

agen pembangunan di dalam konteks organisasional di mana Dia bekerja.

2.4.3 Srategi Konflik

Strategi konflik menyatakan bahwa masyarakat sebagai suatu system yang

memelihara dan menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang terus berubah melalui

alokasi dan penggunaan kekuasaan yang tidak merata di antara kelompok-kelompok di dalam

masyarakat.  Strategi konflik menganjurkan kristalisasi masalah-masalah kemasyarakatan dan

organisasi lapisan penduduk miskin yang kurang beruntung untuk melakukan aksi

melawan status quo dengan semboyan “mari kita bersatu untuk mengganyang kaum

penindas”. Sehingga, orang mengetahui musuh merekadan mengorganisasi aksi masa untuk

menekan sarana-sarana tertentu (Rothman, 1974:30).

2.4.4 Strategi Pembelotan Kultural

Strategi pembelotan kultural menyadari bahwa kebanyakan anggota masyarakat

kotemporer telah gagal di dalam mewujudkan potensi-potensi kemanusiaan mereka. Strategi

pembelotan kultural memberikan tekanan yang sangat besar terhadap pentingnya perubahan

pada tingkat subyektif individual mulai dari perubahan diri dan nilai-nilai pribadi menuju

pembentukan gaya hidup baru yang lebih bersifat manusiawi. Strategi pembelotan kultural

menganjurkan suatu masyarakat yang kurang bersifat urbanized kurang dikuasai oleh

dorongan-dorongan masyarakat industrial yang menekankan produktivitas, lebih ditandai

Page 11: Sistem administrasi daerah dan kota

oleh operasi yang bersekala kecil dan bersifat local serta dijiwai oleh  hubungan-hubungan

social yang bersifat pribadi dan partisipatif.

Page 12: Sistem administrasi daerah dan kota

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelaksanaan pembangunan  pada hakikatnya merupakan bagian yang penting dari

keseluruhan usaha pembangunan sebagai realisasi dari cita-cita bangsa Indonesia untuk

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, karena pada hakikatnya pembangunan desa

memerlukan suatu konsep dari tahap pelaksanaan yang konsekuen untuk mencapai hasil yang

memuaskan. Untuk dapat terciptanya perencanaan dan tahap pelaksanaan yang demikian itu

bukanlahsuatu hal yang mudah.

Itu semua harus melalui suatu sistem administrasi pembangunan yang logis serta

harus adanya usaha untuk melibatkan masyarakatsecara lebih luas dan merata dalam kegiatan

produktif dan usaha-usaha pembangunan. Usaha pembangunan administrasi dilakukan

melalui penelaahkondisi aministrasi aparatur pada sesuatu waktu tertentu.

3.2 Saran dan Kritik

Selayaknya kita sebagai hamba Allah SWT, tidak ada yang sempurna kecuali sang

Pencipta saja, begitu juga dengan makalah ini, sangat banyak memiliki kekurangan maka dari

itu saya pribadi mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari yang kurang

baik sehingga menjadi baik, bukan saran dan kritik yang mengundang emosional.

Page 13: Sistem administrasi daerah dan kota

DAFTAR PUSTAKA

Marbun, Kota Indonesia Masa Depan, Masalah dan Prospek, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994

Marbun, Kota Indonesia Masa Depan, Masalah dan Prospek, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994

http://ruangperkotaan.wordpress.com/2011/11/30/pembentukan-dan-pertumbuhan-kota-di-

indonesia/

https://www.google.com/