sinusitis maksilaris

19
Makalah Problem Based Learning Sinusitis Maksilaris Disusun oleh : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 1

Upload: stefany-kasma

Post on 15-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

makalah pleno

TRANSCRIPT

Makalah Problem Based LearningSinusitis MaksilarisDisusun oleh :

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat

PendahuluanSebagian besar infeksi virus penyebab pilek seperti common cold dapat menyebabkan suatu sumbatan pada hidung, yang akan hilang dalam beberapa hari. Namun jika terjadi peradangan pada sinusnya dapat muncul gejala lainnya seperti infeksi sinus seperti yang kita ketahui kini lebih jarang dibandingkan era pra-antibiotik.. Sinus atau sering pula disebut dengansinus paranasalisadalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Rasa sakit di bagian dahi, pipi, hidung atau daerang diantara mata terkadang dibarengi dengan demam, sakit kepala, sakit gigi atau bahan kepekaan indra penciuman kita merupaan salah satu gejala sinusitis. Terkadang karena gejala yang kita rasakan tidak spesifik, kita salah mengartikan gejala-gejala tersebut dengan penyakit lain sehingga membuat penyakit sinusitis yang diderita berkembang tanpa diobati. Untuk lebih mengenal lagi tetang sinusitis dan pengobatannya, berikut uraiannya.PembahasanSinusitis adalah suatu peradangansinus paranasal. Sinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Sinus itu sendiri adalah rogga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis dimulai dari sinus yang paling terbesar adalah sinus maxilaris, frontalis, etmoidalis serta sfenoid. Sinus maxilaris serta sinus etmoidalis telah terbentuk sejak bayi lahir sedangkan sinus frontalis berkembang dari sinus etmoidalis anterior. Sinus sfenoid dimulai dari usia 8-10 tahun serta berasal dari posterosuperior rongga hidung. Sinus paranassal memilki beberapa fungsi yang berperan penting diantaranya yaitu :11. Sebagai pengatur kondisi udaraSinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembapan udara inspirasi.2. Sebagai penahan suhuSinus berfungsi untuk menahan panas , melindungi orbita dan serebri dari suhu rongga hidung yang berubah-rubah3. Sebagai peredam udara Fungsi tersebut akan berjalan efektif jika terdapat perubahan tekanan yang besar serta mendadak, misalnya saat bersin atau membuang ingus.Anamnesis Wawancara yang baik seringkali sudah dapat mengarahkan masalah pasien ke diagnosis penyakit tertentu. Teknik anamnesis yang baik disertai dengan empati merupakan seni tersendiri dalam rangkaian pemeriksaan pasien secara keseluruhan dalam usaha untuk membuka saluran komunikasi antara dokter dengan pasien. Perpaduan keahlian mewawancarai dan pengetahuan yang mendalam tentang gejala (simptom) dan tanda (sign) dari suatu penyakit akan memberikan hasil yang memuaskan dalam menentukan diagnosis kemungkinan sehingga dapat membantu menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya, termasuk pemeriksaan fisik dan penunjang.3Jenisanamnesisyangdapatdilakukanialahauto ataualoanamnesis. Bila anamnesis pada bayi, anak ataupun pasien tidak sadar, maka dapat dilakukan alloanamnesis yang menyertakan kerabat terdekatnya yang mengikuti perjalanan penyakitnya. Autoanamnesis dapat dilakukan jika pasien masih berada dalam keadaan sadar.3Hal yang penting ditanyakan pada penderita adalah riwayat penyakit, penggunaan obat-obat untuk penyakit yang dideritanya maupun untuk penyakit lain, penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lain, penyakit-penyakit lain yang diderita sekarang maupun pada masa lampau dan kebiasaan tertentu. Anamnesis tidak perlu lebih terperinci, akan tetapi dapat dilakukan lebih terarah kepada diagnosis banding .31. Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang tua atau suami atau istri atau penanggung jawab, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama.2. Keluhan utama (chief complaint) adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Dalam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu, berapa lama pasien mengalami hal tersebut. 3. Riwayat penyakit sekarang merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Misalnya keluhan batuk pilek pada pasien tanyakan sejak kapan, onset, dan faktor yang memperberat seperti cuaca, alergi, aktifitas fisik. Keluhan batuk pada pasien tanyakan detail batuk, berdahak atau kering, ada sekret atau tidak, dipengaruhi oleh makanan yang telah dimakan sebelumnya atau tidak. 4. Riwayat penyakit dahulu bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang.5. Riwayat penyakit dalam keluarga penting untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial atau penyakit infeksi. Misal pada kasus alergi , biasanya alergi pada sesuatu hal disebabkan oleh faktor keturunan. 6. Riwayat pribadi meliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan dan kebiasaan. Yang tidak kalah pentingnya adalah anamnesis mengenai lingkungan tempat tinggalnya, termasuk keadaan rumahnya, sanitasi terkait kebiasaan untuk higienisme rumah, apakah sering bersih-bersih, banyakkah ventilasi udara dan sebagainya.3

Pemeriksaan Pada kasus yang menyerang sinus paranasal terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat membantu yaitu inspeksi luar, rinoskopi anterior, roniskopi posterior, transiluminasi, pemeriksaan radiologik dan sinoskopi. Berikut adalah penjelasannya. Pemeriksaaan Fisik 1. InspeksiPada pemeriksaan inspeksi yang perlu diperhatikan yaitu adanya pembengkakkan pada muka. Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerahan menunjukan adanya sinusitis maksilaris akut. Sedangkan pembengkakan pada kelopak mataa atas menunjukan adanya sinusitis frontal akut.2. Palpasi Pada pemeriksaan palpasi jika terdapat hasil yang positif serta adanya nyeri ketuk pada gigi menunjukan adanya sinusitis maksilaris. Sinusitis frontalis terdapat nyeri tekan pada dasar sinus frontal yaitu pada bagian medial atap orbita. 2Pemeriksaan Penunjang 1.RadiologiKelainan pada sinus paranasal dapat dilakukan pemeriksaan radiologik dengan posisi Waters, P-A dan lateral. Pada posisi waters untuk mengetahui adanya kelainan sinus maksilaris , frontal dan etmoidalis. Posisi posterior-anterior untuk menilai sinus frontalis dan posisi lateral untuk menilai sinus frontalis, sfenoid dan etmoid. CT Scan dapat dilakukan saat ini dengan potongan koronal dan aksial.2 Inidikasi dilakukannya CT Scan untuk sinus paranasal adalah sinusitis kronik, trauma dan tumor.2.SinoskopiMemasukkan endoskop melalui lubang di meatus inferior. Akan didapati keadaan didalam sinus apakah terdapat sekret, polip, jaringan granulasi, masa tumor, serta bagaimana keadaan mukosa. 3.Transiluminasi Pada pemeriksaan transiluminasi hanya dapat dilakukan untuk kelainan pada sinus maksilaris serta frontalis. Dengan cara menyinari rongga sinus dengan cahaya untuk melihat adanya perdagangan.2 Jika pada pemeriksaan transiluminasi terdapat gambaran gelap pada daerah infraorbita , hal tersebut terdapat kemungkinan yaitu antrum berisi pus atau mukosa antrum menebal. Jika pada pemeriksaan terdapat kista besar didalam sinus maksila akan terlihat terang , serta foto rontgen tampak adanya perselubungan yang berbatas tegas ddalam sinus maksila.2

Working DiagnosisSinusitis maksilaris Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Penyebab utamanya adalah infeksi virus yang dapat diikuti dengan infeksi bakteri. Yang paling sering terkena sinusitis adalah etmoidalis dan maxillaris. Sinus maksillaris letaknya dekat dengan akar gigi rahang atas sehingga dapat menyebabkan infeksi gigi yang mudah menyebar kesinus yang sering dikatakan sinusitis dentogen yang menyebabkan nyeri pipi, sinus frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi, sinus etmoidalis menyebabkan nyeri diantara mata, sinus sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.4Sinus maxila merupakan sinus paranasal yang terbesar , sinus maxila berbentuk piramid. Sinus maxila memiliki dinding anterior berupa permukaan facial os maksilla, dinding posteriornya adalah permukaan infra-temporal maksilla sedangkan bagian medialnya adalah dinding lateral rongga hidung . jika dilihat dari segi klinik, perlu diperhatikan letak dari sinus maxillaris tersebut yang dapat berpengaruh pada tubuh berupa) dasar sinus maxilla sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas , yaitu premolar (P1 dan P2) serta molar (M1 dan M2) . namun terkadang gigi taring serta M3 dan akar gigi tersebut menonjol kedalam sinus hal tersebut memudahkan gigi naik keatas, sehingga memudahkan terjadinya sinusitis.Terdapat Kompleks ostio-meatal terletak di meatus medius yang dimana terdapat muara dari saluran sinus maksilaris, sinus frontalis serta etmoidalis anterior. Sistem Mukosiliar didalam sinus terdapat mukosa bersilia dan palut lendir diatasnya. Silia tersebut bergerak secara teratur untuk mengalirkan lendir menuju ostium alamiahnya mengikuti jalur-jalur normalnya.Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia. Fungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender yang diproduksi didalam sinus menuju kesaluran parnafasan. Gerakan cilia mendorong lender ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kkotoran ataupun organism yang mungkin ada. Ketika terjadi peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Sehingga dapat dikatan Sinusitis terjadi akibat dari beberapa faktor dibawah ini :- Bulu-bulu halus didalam rongga sinus (cilia) tidak bekerja secara maksimal - Flu dan alergi menyebabkan lender diproduksi secara berlebihan atau menutupi rogga sinus - Adanya kelainan pada sekat rongga hidung, kelainan tulang ataupun polip pada hidung juga dapat menutupi rongga sinus.Pada sinusitis maksila nyeri terasa di bawah kelopak mata dan kadang menyebar ke gigi dan dapat dirasakan nyeri alih dirasakan di gigi dan depan telinga. Wajah terasa bengkak, penuh dan gigi nyeri pada gerakan kepala mendadak, misalnya sewaktu naik atau turun tangga. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk terkadang terasa demam, dan lesu, Sekret purulen dapat keluar dari hidung atau sering kali masuk ketenggerokan (post nasal drip).2Keluhan pada sinusitis kronik tidak khas sehingga terkadang terdapat 1 atau 2 dari gejelanya yaitu , sakitkepala kronik, post nasal drip, batuk kronik, gangguan tenggorok, gangguan telinga oleh karena adanya sumbatan pada muara tuba eustachius, gangguan paru dan yang paling sering adalah seringnya serangan asma yang kambuh. Sinusitis dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya penyakit (akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi dan non infeksi).3 Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan. Sinusitis akut dapat disebabkan oleh kerusakan lapisan rongga sinus akibat infeksi atau tindakan bedah. Sedangkan sinusitis subakut biasanya disebakan oleh infeksi atau tidakan bedah. Sedangkan sinusitis kronis biasanya di sebabkan oleh infeksi bakteri.4Sinusitis infeksi biasanya disebabkan oleh virus walau pada beberapa kasus ada pula yang disebabkan oleh bakteri. Sedangkan sinusitis non infeksi sebagian besar disebabkan oleh karena alergi dan iritasi bahan bahan kimia. Sinusitis subakut dan khronis sering merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat. 1. SINUSITIS AKUTBiasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas terutama pada anak kecil, berupa pilek dan batuk yang lama, lebih dari 7 hari. Gejala subyektif terbagi atas gejala sistemik yaitu demam dan rasa lesu, serta gejala lokal yaitu hidung tersumbat, ingus kental yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring(post nasal drip), sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain.42. SINUSITIS SUBAKUTGejala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tanda-tanda radang akutnya seperti demam, sakit kepala hebat, nyeri tekan, serta pada pemeriksaan transiluminasi tampak sinus yang sakit, suram atau gelap.43.SINUSITIS KRONISSinusitis kronis berbeda dengan sinusitis akut dalam berbagai aspek, umumnya sukar disembuhkan dengan pengobatan medikamentosa saja. Polusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung.4 Perubahan tersebut juga dapat disebabkan oleh alergi, sehingga mempermudah terjadinya infeksi, dan infeksi menjadi kronis apabila pengobatan sinusitis akut tidak sempurna.Differential Diagnosis1. Sinusitis EthmoidalisSinusitus ethmoidalis akut terisolasi lebih lazim pada anak. Gejala berupa nyeri yang dirasakan di pangkal hidung kadang-kadang nyeri dibola mata atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan.2 Nyeri alih di pelipis atau antara kedua mata.2. Sinusitis FrontalisGejala subyektif terdapat nyeri kepala yang khas, nyeri berlokasi di atas alis mata atau dahi biasanya pada pagi hari dan memburuk menjelang tengah hari, kemudian perlahan-lahan mereda hingga menjelang malam. Pasien biasanya menyatakan bahwa dahi terasa nyeri bila disentuh dan mungkin terdapat pembengkakan supra orbita.43. Sinusitis SfenoidalisPada sinusitis sfenodalis rasa nyeri terlokalisasi di vertex, oksipital, di belakang bola mata dan di daerah mastoid. Biasanya paasien kurang dapat mendeskripsikan tempat dimana ia merasakan rasa nyeri atau pusing.4

EtiologiPenyebab sinusitis berbagai macam seperti ISPA akibat virus, rinitis , terutama rinitis alergica, polip hidung, sumbatan KOM , infeksi tonsil infeksi gigi, imunologik, lingkungan, polusi udara, cuaca, udara, kelainan tersebut lama-lama dapat merusak silia.2 Faktor lain juga dapat mempengaruhi yaitu lingkungan berpolusi, udara dingin dan kering serta kebiasaan merokok yang dapat juga menyebabkan perubahan mukosa dan merusak silia. PatofisiologiKesehatan sinus dipengaruhi oleh ostium sinus serta lancarnya klirens mukosiliar. Mukus juga mengandung antimikrobial serta zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan. Organ KOM memilki letak yang berdekatan sehingga jika terjadi edema , mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. Yang mengakibatkan adanya tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi.2 Bila kondisi tersebut menetap akan menyebabkan sekret tersebut akan terkumpul sehingga akan menyebabkan tempat berkembang biak yang baik untuk bakteri serta sekeret akan menjadi purulen. Jika telah diberikan terapi, namun faktor presdiposisi tidak dapat dihindarkan hal tersebut akan membuahkan hasil yang sia-sia yang akan menyebabkan inflamasi akan terus berlanjut dan terjadi berkembangnya bakteri anaerob . mukosa akan terus menerus membengkak. Hal tersebut akan terjadi secara terus menerus bagaikan rantai siklus yang terus berputar sehingga akan terjadi perubahan mukosa yang hipertrofi , polipoid yang membutuhkan tindakan operasi. Gejala Klinis Keluhan utama pasien berupa hidung tersumbat dan disertai dengan nyeri tekan pada pipi dan ingus purulen, bisa disertai dengan gejala sistemik seperti demam dan letargi. Pada sinusitis maksilaris terdapat nyeri tekan pada pipi dan nyeri pada gigi serta dapat diseertai nyeri kepala. Anamnesis dan pemeriksaan fisik sudah dapat mencurigai adanya sinusitis maksilaris, tapi untuk memberikan diagnosis yang lebih dini, maka diperlukan pemeriksaan radiologis.Gejala sinusitis yang paling umum adalah sakit kepala, nyeri pada daerah wajah, serta demam. Hampir 25% dari pasien sinusitis akan mengalami demam yang berhubungan dengan sinusitis yang diderita. Gejala lainnya berupa wajah pucat, nyeri menelan, dan batuk. Beberapa pasien akan merasakan sakit kepala bertambah hebat bila kepala ditundukan ke depan. Pada sinusitis karena alergi maka penderita juga akan mengalami gejala lain yang berhubungan dengan alerginya seperti gatal pada mata, dan bersin bersin.Gejala lain yang ditimbulkan dari sinusitis adalah :5- Rasa sakit atau adanya tekanan didaerah dahi, pipi, hidung dan diantara mata- Sakit kepala- Demam- Hidung mampet- Berkurangnya indra penciuman- Batuk, biasanya akan memburuk saat malam- Nafas berbau (halitosis)- Sakit gigiPenatalaksanaan 1.Medika mentosaTujuan terapi pada sinusitis adalah mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, mencegah perjalanan penyakit menjadi kronik. Dengan cara membuka sumbatan dari daerah KOM untuk dreinase serta ventilasi sinus pulih.2 Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus, serta antibiotik dan decogestan terapi pilihan untuk sinusitis akut bakterial yang dimana untuk membantu menghilangkan infeksi dan pembengkakkan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus.5Sinusitis yang disebabkan oleh karena virus maka tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan. Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri bila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika. Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalahStreptococcus pneumoniae,Haemophilus influenzae,Moraxella catarrhalis,Staphylococcus aureus, danStreptococcus pyogenes.5 Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini. Pilihan antiobiotika antara lain amoxicillin, cefaclor, azithromycin, dan cotrimoxazole. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan adanya resistensi kuman maka dari itu dapat diberikan amoxicillin plus asam klavulanat atau sefalosporin generasike-2 seperti sefuroksim-aksetil selama 2 hingga 4 minggu.5Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari meskipun gejala klinis berkurang.5Selain decogestan dapat diberikan semprotan hidung yang mengandung kortikosteroid untuk membantu mengurangi bengkak di rongga sinus, terutama karena adanya polip ataupun alergi, pencucian rongga hidung menggunakan NaCl atau pemanasan. Antihistamin pada kasus ini tidak rutin diberikan dikarenakan dapat menyebabkan sekret jadi lebih kental oleh karena efek antikolinergiknya.5 Jika terdapat alergi berat dapat diberikan antihistamin generasi ke-2.Terapi medis maksimal pada sinusitis akut didefinisikan sebagai pengobatan dengan antibiotic yang tepat, steroid nasal, dan steroid sistemik, selama 4-6 minggu. Jika pengobatan tersebut telah terpenuhi dan masih ada bukti obstruksi kompleks osteomeatal atau penyakit mukosa pada pemeriksaan CT scan atau evaluasi endoskopik, maka hal tersebut menjadi indikasi dilakukannya intervensi pembedahan. Pasien tanpa abnormalitas anatomic atau polip sinonasal memiliki respons yang lebih baik terhadap terapi bedah. Terapi bedah yang dilakukan adalah :o Functional Endoscopic Sinus Surgery : debridement polip, pelebaran ostia, sinus ethmoidalis dihilangkan atapnya sehingga membuka ke kavitas nasal.o Open Sinus Surgery : contohnya teknik Caldwell-Luc di mana sinus maksilaris dimasuki melalui insisi sublabial untuk membuat drainage window ke kavitas nasal dan juga untuk keperluan biopsy isi sinus.

2.Medika Non MentosaPada kasus sinusitis terutama jika disebabkan karena adanya alergi sebisa mungkin hindari faktor alergen yang dapat mencetuskan adanya serangan berulang. Rajin-rajin cuci tangan karena tindakan sederhana ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko tertular penyakit saluran pernafasan. Bila anda memakai AC, sering-seringlah membersihkan penyaringnya agar debu, jamur dan berbagai substansi yang mungkin dapat mencetuskan alergi dapat dikurangi walau tak mungkin dihilangkan seluruhnya. Demikian juga dengan karpet dan sofa.Tingkatkan daya tahan tubuh dengan cukup istirahat dan konsumsi makanan dan minuman yang memiliki nilai nutrisi baik. Berolahraga yang teratur, khususnya setelah waktu subuh di mana udara pagi saat itu masih jernih dan bersih. Perbanyak menghirup udara bersih, dengan cara menghirup dan mengeluarkannya perlahan-lahan. Hal ini sangat bermanfaat selain untuk menguatkan paru-paru juga untuk mengisi daerah sinus dengan oksigen. Sehingga daerah-daerah sinus menjadi lebih bersih dan kebal terhadap berbagai infeksi dan bakteri.Diagnosa dan pengobatan secara dini dan tepat akan mempercepat kesembuhan penyakit yang diderita.Komplikasi4,5Pada kasus sinusitis, komplikasinya telah menurun secara nyata sejak adanya antibiotik untuk sinusitis. Komplikasi akan terjadi pada sinusitis akut atau kronik yang memiliki ekstraserbasi akut. Komplikasinya yaitu berupa kelainan orbita yang dapat disebabkan oleh adanya sinus paranasal yang berdekatan dengan orbita , yang dimana dalam hal ini sinus etmoidalis yang paling sering lalu frontal dan maksila. Kelaninan yang akan timbul seperti udema pada palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita dan selanjutnya adalah trombosis sinus kavernosus.Kelainan intrakranial berupa meningitis, abses ekstradural atau subdural , abses otak dan trombosis sinus kavernosus. Namun pada sinusitis kronis dapat berupa kelainan paru seperti bronkhitis kronis dan bronkiektasis serta asma bronkial yang sussah dihilangkan sebelum sinusnya sembuh terlebih dahulu. Prognosis4Prognosis sinusitis sangat baik dengan kurang lebih 70% pasien sembuh tanpa pengobatan.KesimpulanSinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis yaitu sinus Frontal, sinus Maxillary, sinus Ethmooid, sinus Sphenoid. Sinusitis dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya penyakit (akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi dan non infeksi). Sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan. Sinusitis subakut dan khronis sering merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.Mencari tahu faktor pencetus serta sebisa mungkin menghindari faktor pencetus serta berolahraga yang teratur, khususnya setelah waktu subuh sangat bermanfaat untuk mengisi daerah sinus dengan oksigen. Sehingga daerah-daerah sinus menjadi lebih bersih dan kebal terhadap berbagai infeksi dan bakteri.Daftar Pustaka 1. Gunardi Santoso. Anatomi sistem pernapasan. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2009. hal. 9-13.2. Isselbacher, Wilson. Gangguan sistem pernapasan. Harrison : Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.Vol 3. Edisi 13. Jakarta : EGC; 2005.hal.1293-300.3. Supartondo, Setiyohadi B.Anamnesis. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setidai S, penyunting. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing;2009. hal. 25-7.4. Endang Mangunkusumo, Nusjirwan Rifky. Infeksi hidung. Buku ajar kesehatan telinga hidung tenggorok, kepala leher. Edisi V. Jakarta : Balai Penerbit FK UI; 2005.hal.91-8.5. Peter A. Hilger, MD, Penyakit Sinus Paranasalis.buku ajar Penyakit THT. Jakarta:EGC.2007.hal. 241 58.

13