sintesis turunan arilamida-3 dan uji aktivitas in...

43
SINTESIS TURUNAN ARILAMIDA-3 DAN UJI AKTIVITAS IN VITRO TERHADAP ENZIM MATRIX METALLOPROTEINASE-9 (MMP-9) SEBAGAI KANDIDAT ANTI-KANKER PAYUDARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Kevin Cahaya Putra NIM : 158114111 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SINTESIS TURUNAN ARILAMIDA-3 DAN UJI AKTIVITAS IN VITRO

    TERHADAP ENZIM MATRIX METALLOPROTEINASE-9 (MMP-9)

    SEBAGAI KANDIDAT ANTI-KANKER PAYUDARA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Diajukan oleh :

    Kevin Cahaya Putra

    NIM : 158114111

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    SINTESIS TURUNAN ARILAMIDA-3 DAN UJI AKTIVITAS IN VITRO

    TERHADAP ENZIM MATRIX METALLOPROTEINASE-9 (MMP-9)

    SEBAGAI KANDIDAT ANTI-KANKER PAYUDARA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Diajukan oleh :

    Kevin Cahaya Putra

    NIM : 158114111

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang

    memberi kekuatan kepadaku”

    (Filipi 4:13)

    “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang

    menaruh harapannya pada Tuhan!”

    (Yeremia 17:7)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

    berkat anugerah-Nya penulis dapat melewati tiga setengah tahun untuk

    menjalankan studi di almamaternya dan sampai pada skripsi yang berjudul “Sintesis

    Turunan Arilamida-3 dan Uji Aktivitas In Vitro Terhadap Enzim Matrix

    Metalloproteinase-9 (MMP-9) Sebagai Kandidat Anti-Kanker Payudara”.

    Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Maywan Hariono, Ph.D., Apt. yang

    didanai oleh Indonesia Toray Science Foundation periode 2017/2018 dengan judul

    “Synthesis, Enzymatic Assay, and Molecular Modelling of Purin Derivatives

    Targeting Hemopexin Domain of Matrix Metalloproteinase-9 (PEX-9) in the

    Discovery of Novel Anti-Breast Cancer”. Perjalanan studi yang penulis tempuh

    penuh suka dan duka, namun skripsi ini dapat ditempuh dengan baik dan tepat

    waktu. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi

    (S.Farm.) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Banyak pihak yang turut serta membantu, mendukung, dan membimbing

    penulis dalam penyusunan naskah skripsi ini. Tanpa bantuan mereka, penulis tidak

    mungkin sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

    hendak mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

    1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Bapak Maywan Hariono, Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi

    yang dengan sabar dan tulus membimbing tim penelitian sampai detik ini

    serta selalu memberikan dukungan, kritik dan saran kepada penulis dari

    awal penyusunan skripsi hingga selesai.

    3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. dan ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si.,

    Apt., selaku dosen penguji skripsi yang menyemangati dan memberi

    masukan dalam menyelesaikan penelitian ini.

    4. Almarhumah mama yang sampai detik terakhir menghembuskan nafas

    terakhir selalu mendukung dan menyemangati penulis dalam studinya

    sehingga penulis termotivasi lebih untuk membahagiakan mama disana

    dengan penyelesaian skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    5. Papa yang selalu setia, memotivasi, mendukung, dan membantu penulis

    dalam mengerjakan skripsi sampai pada tahap akhir hingga selesainya

    skripsi ini.

    6. Adik-adik yang selalu mengerti dan menyemangati penulis ketika

    mengerjakan skripsi dan semoga adik-adik segera menyusul penulis dalam

    mengerjakan skripsi mereka kelak.

    7. Mak yang selalu sabar dan mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi,

    penulis berharap agar mak sehat selalu.

    8. Ndut yang selalu mengerti, mendukung, dan membantu penulis dari awal

    hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan bersama-sama

    merasakan suka-duka selama dua tahun ini.

    9. “Skripsi Analog” yang terdiri dari teman-teman penelitian Ervan, Krisna,

    Sangga, Wisnu, dan Aldo yang selalu bekerja bersama-sama hingga larut

    malam dan merasakan suka-duka bersama selama mengerjakan penelitian

    ini terutama saat mengerjakan “kurva baku” bersama.

    10. Sahabat-sahabat yang tidak sengaja ditemukan di Farmasi “Pethodon”

    Sangga, Ricky, Ervan, Aris, Willy, dan Kemara yang selalu mengerti satu

    sama lain dan menempuh suka-duka bersama selama tiga setengah tahun

    ini.

    11. Sahabat-sahabat pejuang nonton bioskop “Survivor” Sangga, Cicik, Ricky,

    Yansen, Gumi, Momon, dan Vivi yang telah berjuang bersama dalam satu

    kelas selama tiga setengah tahun ini.

    12. Sahabat-sahabat penikmat sus coklat “Sus Coklat” Sangga, Ricky, Felis,

    Glenys, dan Trisna yang selalu berbagi dan menikmati sus coklat bersama.

    13. Sahabat-sahabat yang satu dalam iman dan tidak pernah melupakan salah

    satu sahabatnya “Cross” yang ada untuk menyemangati penulis.

    14. Sahabat-sahabat yang tidak pernah pudar “Crossworshipper” selalu

    memberikan semangat dan dukungan satu sama lain serta tidak pernah lupa

    dengan sahabat-sahabatnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    ABSTRAK

    Pada kanker payudara, diketahui bahwa enzim matrix metalloproteinase

    (MMP) dan khususnya MMP-9 diekspresikan dalam jumlah yang tinggi sehingga

    banyak penelitian tentang penemuan MMP inhibitor (MMPI). Kebanyakan MMPI

    diketahui gagal pada uji klinis karena menimbulkan efek samping yang merugikan

    seperti inflamasi dan sindroma muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk

    mensintesis senyawa arilamida-3 yang dirancang aktif menghambat MMP-9 pada

    hemopexin domain (PEX-9) dengan mereaksikan 3,4,5-trimetoksianilin dan 3-

    bromopropionil klorida dengan katalisator piridin pada suhu kamar. Produk hasil

    sintesis berupa serbuk berwarna putih dan larut dalam kloroform dengan titik lebur

    115,7-120,1°C. Uji DAB-HCl menunjukkan hasil negatif yang berarti gugus amina

    primer telah tersubstitusi. Uji KLT menunjukkan senyawa hasil sintesis berbeda

    dengan bahan baku dan murni secara KLT. Hasil elusidasi struktur menunjukkan

    proton etilen terletak pada geseran kimia 2-4 ppm berdasarkan 1H-NMR dan 15-55

    ppm pada 13C-NMR, C=O dan -NH- amida pada 1658,78 dan 3448,72 cm-1

    berdasarkan FTIR, serta m/z 317 berdasarkan GC-MS. Senyawa hasil sintesis diuji

    aktivitasnya dalam menghambat enzim MMP-9 in vitro dengan fluorogenic assay.

    Hasil uji in vitro menunjukkan persen penghambatan senyawa arilamida-3 sebesar

    5% pada konsentrasi 200 µg/mL mengindikasikan bahwa senyawa tersebut

    mempunyai aktivitas rendah dalam menghambat MMP-9.

    Kata kunci: hemopexin, in vitro, kanker payudara, matrix metalloproteinase-9

    (MMP-9), senyawa arilamida-3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    ABSTRACT

    In breast cancer, it is known that Matrix Metalloproteinase-9 enzyme

    (MMP-9) and especially MMP-9 are highly expressed by the cancer cells so that

    many studies have been done to discover MMP inhibitor. Most of these inhibitors

    fail in clinical trials due to the adverse side effects such an inflammation and

    musculoskeletal syndrome. This study aims to synthesize arylamide derivative-3

    which is selectively targeting hemopexin domain (PEX-9) by reacting 3,4,5-

    trimethoxyaniline and 3-bromopropionyl chloride with pyridine as catalysator at

    room temperature. The product was determined its physical appearance as a white

    powder which is soluble in chloroform with 115,7-120,1°C melting point. DAB-

    HCl test showed negative result which is confirming substitution of primary amine

    group at 3,4,5-trimethoxyaniline. Arylamide-3 is pure by KLT and has different Rf

    with 3,4,5-trimethoxyaniline. Structure elucidation showed ethylene proton appears

    at 2-4 ppm using 1H-NMR and its carbon appears at 15-55 ppm using 13C-NMR,

    carbonyl group and secondary amine appears at 1658,78 and 3448,72 cm-1 using

    FTIR, and m/z 317 using GC-MS. Arylamide derivative-3 was then tested for its

    activity in inhibiting MMP-9 in vitro with fluorogenic assay. The results showed a

    percent inhibition of arylamide-3 of 5% at 200 µg/mL associated with its low

    activity to inhibit MMP-9.

    Keyword: arylamide-3 compound, breast cancer, hemopexin, in vitro, matrix

    metalloproteinase-9 (MMP-9)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN SAMPUL……………………………………………… i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………….. ii

    HALAMAN PENGESAHAN………………………………………. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………….. iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………….. v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……….. vi

    PRAKATA…………………………………………………………... vii

    ABSTRAK…………………………………………………………... x

    ABSTRACT…………………………………………………………... xi

    DAFTAR ISI………………………………………………………… xii

    DAFTAR TABEL…………………………………………………… xiii

    DAFTAR GAMBAR………………………………………………... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xv

    PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

    METODE PENELITIAN……………………………………………. 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………… 7

    KESIMPULAN……………………………………………………… 16

    SARAN……………………………………………………………… 16

    UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………… 17

    DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 18

    LAMPIRAN…………………………………………………………. 20

    BIOGRAFI PENULIS………………………………………………. 27

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Perhitungan persen penghambatan senyawa arilamida-3

    terhadap MMP-9……………………………………….

    16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Struktur Senyawa 2 dengan gugus fungsi yang diduga

    farmakofor (Dufour et al., 2011)……………………….

    1

    Gambar 2. Struktur arilamida-3 dengan gugus fungsi yang mirip

    dengan Senyawa 2……………………………………...

    3

    Gambar 3. (a) Struktur senyawa milik Adhipandito, (b) Struktur

    senyawa milik Ludji……………………………………

    4

    Gambar 4. Spektrum 1H-NMR senyawa arilamida-3 dengan

    ditandakannya masing-masing sinyal A, B, C, D, dan E

    beserta karakteristik masing-masing sinyal……………..

    11

    Gambar 5. Spektrum 13C-NMR senyawa arilamida-3 dengan

    ditandakannya masing-masing sinyal A, B, C, D, E, F,

    G, I, dan J beserta karakteristik masing-masing sinyal….

    12

    Gambar 6. Spektrum inframerah senyawa arilamida-3……………. 13

    Gambar 7. Kromatogram GC arilamida-3 dengan ditandakannya

    masing-masing puncak A, B, C, D, dan E………………

    14

    Gambar 8. Spektrum MS senyawa arilamida-3……………………. 14

    Gambar 9. Struktur 3D kristalografi sinar X senyawa arilamida-

    3…………………………………………………………

    15

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Representasi tata letak 96-microwell plate dengan B:

    bufer, Sp: sampel senyawa arilamida-3, E: enzim

    MMP-9, dan Sb: substrat disertai dengan volume

    dalam µL…………………………………………….

    20

    Lampiran 2. Mekanisme reaksi SNA antara 3,4,5-trimetoksianilin

    dan 3-bromopropionil klorida……………………….

    20

    Lampiran 3 (a) Sintesis senyawa arilamida-3 pada awal

    pengadukan, (b) Crude product setelah dibilas dengan

    aquadest dan dibiarkan mengering………….

    21

    Lampiran 4. (a) Serbuk 3,4,5-trimetoksianilin yang berwarna

    sedikit kekuningan (b) Serbuk arilamida-3 yang

    berwarna putih……………………………………….

    21

    Lampiran 5. Hasil Uji Kelarutan Senyawa Arilamida-3………….. 22

    Lampiran 6. Mekanisme reaksi antara DAB-HCl dan 3,4,5-

    trimetoksianilin……………………………………...

    22

    Lampiran 7. Hasil uji pendahuluan DAB-HCl antara bahan baku

    dan arilamida-3……………………………………...

    23

    Lampiran 8. Profil KLT arilamida-3 (Rf = 0,55) dibandingkan

    dengan bahan baku (Rf = 0,38).……………………...

    23

    Lampiran 9. Perhitungan bahan sintesis dan hasil rendemen

    senyawa arilamida-3………………………………...

    24

    Lampiran 10. Perbesaran spektrum 1H-NMR pada geseran 2,6-4,1

    ppm………………………………………………….

    25

    Lampiran 11. Perbesaran spektrum 1H-NMR pada geseran 6,1-7,9

    ppm…………………………………………………..

    25

    Lampiran 12. Spektrum inframerah senyawa 3,4,5-

    trimetoksianilin………………………………………

    26

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    PENDAHULUAN

    Pada tahun 2011, Dufour et al., menemukan suatu obat yang secara selektif

    menghambat enzim matrix metalloproteinase-9 (MMP-9) pada kanker payudara.

    Pada penelitian tersebut dilakukan penapisan virtual dan uji in vitro terhadap 5

    senyawa yang diduga aktif menghambat aktivitas MMP-9. Senyawa yang paling

    aktif adalah senyawa dari database ZINC dengan kode 135415473 (~{N}-[4-

    (difluoromethoxy)phenyl]-2-[(6-oxo-4-propyl-1~{H}-pyrimidin-2-yl)sulfanyl]

    acetamide) yang kemudian disebut Senyawa 2 dengan struktur seperti pada Gambar

    1. Senyawa 2 ditemukan aktif in silico dan in vitro diduga karena memiliki cincin

    planar dan gugus aril amida yang berinteraksi secara selektif dengan kantung aktif

    MMP-9 pada domain non-katalitik (Dufour et al., 2011).

    Gambar 1. Struktur Senyawa 2 dengan gugus fungsi yang diduga farmakofor (Dufour et

    al., 2011)

    Pada awal tahun 1990-an, MMP mulai diketahui memiliki peranan besar

    dalam perkembangan kanker. Oleh karena itu, banyak ditemukan MMP inhibitor

    (MMPI) sebagai strategi untuk terapi kanker dengan mentarget domain katalitik

    dari MMP. Namun, beberapa dari obat-obat tersebut gagal dalam berbagai fase uji

    klinis karena tidak selektifnya domain katalitik pada semua MMP terhadap MMPI.

    Semua MMP (MMP-1 sampai MMP-26) akan dihambat padahal MMP lain juga

    diperlukan tubuh untuk metabolisme normal yang salah satunya untuk

    penyembuhan luka. Salah satu MMPI yaitu marimastat dapat menyebabkan efek

    samping sindroma muskuloskeletal dan inflamasi. Selain itu, senyawa ini diketahui

    secara statistik tidak meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan pada uji

    klinis. Ketidakselektifan MMPI tersebut disebabkan domain katalitik memiliki

    Cincin planar

    Rantai

    alkil

    Gugus aril amida

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    kemiripan sekuens asam amino sejumlah 43-65% dengan semua MMP (Dufour et

    al., 2011, Cathcart et al., 2015).

    Semua kelompok MMP memiliki bagian struktur yang terdiri dari signal

    peptide, propeptide domain, domain katalitik, dan hemopexin domain (PEX)

    (Bauvois, 2012). Uniknya, hemopexin MMP-9 (PEX-9) hanya mempunyai

    kemiripan kurang lebih 25-35% dengan PEX domain pada MMP lain (Dufour et

    al., 2011, Ugarte-Berzal et al., 2016). Hal ini menjadikan PEX-9 lebih selektif

    ditargetkan dalam penemuan obat kanker melalui mekanisme penghambatan MMP

    (Dufour et al., 2011).

    Pada tahun 2018, kanker memiliki jumlah kasus baru sebanyak 18,1 juta

    dan jumlah kematian sebanyak 9,6 juta. Kanker payudara merupakan jenis kanker

    dengan penyebab kematian terbanyak kelima di dunia dengan angka 6,6%. Pada

    wanita, kanker payudara merupakan kanker yang sangat umum terdiagnosis

    diantara kanker yang lain dengan angka kejadian kasus sebanyak 24,2% (IARC,

    2018). Kanker payudara paling banyak dialami oleh wanita di Indonesia setelah

    kanker serviks (Wahidin et al., 2012). Kasus kanker payudara di Indonesia terdapat

    sebanyak 0,5% dan DI Yogyakarta merupakan provinsi dengan kasus kanker

    payudara terbanyak yaitu sebanyak 2,4% (Kemenkes, 2015).

    Kebanyakan penyebab kematian pada penderita kanker bukan karena tumor

    primer, melainkan karena metastasis yang biasanya dialami oleh penderita kanker

    stadium akhir. Metastasis merupakan proses menyebarnya sel tumor ke organ lain

    melalui pembuluh darah, dan 90% penderita kanker yang telah mencapai tahap

    metastasis mengalami kematian (Welch et al., 2000, Chaffer and Weinberg, 2011).

    Sel tumor yang mengalami metastasis akan melewati extracellular matrix

    (ECM) yang mengontrol sel untuk bermigrasi dari satu organ ke organ yang lain

    melalui pembuluh darah. Hal ini karena sel tumor memproduksi MMP yang

    merupakan enzim untuk mendegradasi ECM (Gialeli et al., 2011). Pada kanker

    payudara, ditemukan ekspresi MMP-9 yang tinggi dibandingkan dengan payudara

    normal dan ini merupakan ciri khas dari kanker payudara jenis triple-negative dan

    human epidermal growth factor receptor 2-positive (HER2-positive) yang belum

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    ada obatnya. Studi menunjukan adanya hubungan ekspresi berlebihan MMP-9

    dengan tingginya insiden metastasis (Yousef et al., 2014).

    Pada penelitian ini telah disintesis turunan dari Senyawa 2 yang akan diberi

    nama arilamida-3 yang strukturnya disajikan pada Gambar 2. Senyawa ini

    merupakan turunan arilamida yang disintesis dari 3,4,5-trimetoksianilin dan 3-

    bromopropionil klorida. Pada bagian meta dan para dari cincin arilamida terdapat

    gugus metoksi.

    Gambar 2. Struktur arilamida-3 dengan gugus fungsi yang mirip dengan Senyawa 2

    Senyawa yang akan disintesis oleh peneliti tidak mengadaptasi seluruh

    farmakofor dari penelitian Dufour, melainkan hanya mengadaptasi gugus arilamida

    dan rantai alkil. Adhipandito (2017) dan Ludji (2017) telah mensintesis 2 senyawa

    yang merupakan fragmen dari Senyawa 2 milik Dufour dan telah di uji aktivitasnya

    terhadap enzim MMP-9 in vitro. Tahap sintesis dalam penelitian mereka telah

    dipublikasikan, namun tahap uji in vitro belum sampai pada tahap publikasi.

    Senyawa Adhipandito dan Ludji disajikan pada Gambar 3. Persen penghambatan

    terhadap enzim MMP-9 senyawa Adhipandito sebesar 11% dan Ludji sebesar 69%.

    Pada senyawa Dufour, tidak dijelaskan fungsi gugus fungsional -OCHF2 yang

    berkarakter Electron Withdrawing Group (EWG) dan Electron Donating Group

    (EDG). Maka dari itu tujuan Ludji memodifikasi bagian tersebut dengan

    memasukkan gugus nitro yang bersifat EWG dan ternyata meningkatkan aktivitas

    penghambatan MMP-9 dibandingkan milik Adhipandito yang tidak mengalami

    modifikasi. Oleh karena itu, menarik untuk dilakukan modifikasi dengan EDG pada

    posisi 3, 4, dan 5 dari cincin arilamida dengan harapan meningkatkan aktivitas

    penghambatan terhadap MMP-9.

    Rantai

    alkil

    Gugus aril amida

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Gambar 3. (a) Struktur senyawa milik Adhipandito, (b) Struktur senyawa milik Ludji

    Keuntungan yang lain adalah metode sintesis senyawa arilamida-3 hanya

    melalui satu tahap dibandingkan dengan Senyawa 2 yang harus melalui dua sampai

    tiga tahap reaksi kimia. Hal ini menyebabkan senyawa arilamida-3 lebih efisien dari

    segi biaya dan waktu. Senyawa arilamida-3 dilihat kebenaran strukturnya dengan

    spektroskopi resonansi magnetik inti, inframerah, massa, dan kristalografi x-ray.

    Kemudian senyawa arilamida-3 di uji aktivitas penghambatannya terhadap enzim

    MMP-9 in vitro dengan metode fluorogenic assay.

    METODE PENELITIAN

    Bahan

    Kecuali dinyatakan lain, semua bahan kimia yang dipakai bermutu analisis

    yang disuplai oleh Sigma Aldrich dan Merck. Bahan utama yang digunakan untuk

    sintesis adalah: 3,4,5-trimetoksianilin, 3-bromopropionil klorida, piridin, plat silika

    gel GF254, etil asetat, n-heksana, kloroform, dan 4-dimetilamino benzaldehida HCl

    (DAB-HCl). Bahan yang digunakan untuk elusidasi struktur adalah: pellet kalium

    bromida (KBr) dan kloroform-D (CDCl3). Bahan yang digunakan untuk uji in vitro

    adalah: kit enzim MMP-9 yang terdiri dari enzim MMP-9 dari manusia yang

    terliofilisasi, substrat peptida, buffer, peptida NNGH, gliserol, dan

    dimetilsulfoksida (DMSO).

    Alat

    Alat yang digunakan untuk sintesis adalah: Labu alas bulat (Pyrex), alat-alat

    gelas pada umumnya, timbangan analitik (Mettler Toledo®), melting point system

    (Mettler Toledo®), pompa vakum (GAST model DOA-P504-BN), oven (Memmert

    GmbH + Co.KG), dan lampu UV254. Alat yang digunakan untuk elusidasi struktur

    adalah: spektrofotometer inframerah (Shimadzu), spektrometer Nuclear Magnetic

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Resonance (Bruker 176 dan 700 MHz), dan spektrometer massa (Waters® Xevo®).

    Pengujian dengan spektrometer inframerah dan massa dilakukan di Fakultas MIPA

    Kimia UGM, sedangkan pengujian dengan spektrometer NMR dilakukan di Institut

    Farmasetikal dan Nutrasetikal Malaysia. Alat yang digunakan untuk uji in vitro

    adalah: pipet mikro (Eppendorf), micro well plate 96, pipet tips, inkubator, vortex,

    Tecan Microplate Reader (Infinite 200Pro).

    Tata Cara Penelitian

    Sintesis Senyawa Turunan Arilamida-3 (Diadaptasi dari metode Arifiyanto,

    2001)

    3,4,5-trimetoksianilin sebanyak 3,59 mmol (0,66 g) dimasukkan ke dalam

    labu alas bulat dan ditambahkan piridin sebagai katalis sebanyak 3,59 mmol (0,28

    g; 0,29 mL). 3-bromopropionil klorida kemudian ditambahkan tetes demi tetes

    sebanyak 4,00 mmol (0,69 g; 0,40 mL) sambil diaduk hingga terbentuk padatan

    (reaksi dimonitor dengan KLT dalam fase gerak n-heksana:etil asetat 2:2 dan fase

    diam silika gel GF254). Padatan disaring dan dicuci dengan aquadest untuk

    menghilangkan sisa piridin dan HCl sebagai produk samping reaksi (dicuci hingga

    pH netral). Kemudian dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan pelarut

    kloroform. Produk diuji organoleptis, titik lebur, kelarutan, KLT dan elusidasi

    struktur dengan 1H-NMR, 13C-NMR, FTIR, GC-MS, dan kristalografi x-ray.

    Uji Organoleptis

    Bentuk dan warna dari produk hasil sintesis diamati dan diidentifikasi.

    Uji Kelarutan

    Senyawa hasil sintesis ditimbang sebanyak 5 mg dan dilarutkan dalam

    sejumlah pelarut dari polar hingga non-polar tetes demi tetes hingga tepat larut.

    Pelarut yang di uji adalah air, etanol, DMSO, aseton, kloroform, etil asetat, dan n-

    heksana. Kategori kelarutan senyawa hasil sintesis ditentukan berdasarkan

    Farmakope Indonesia V.

    Uji DAB-HCl

    3,4,5-trimetoksianilin dan senyawa hasil sintesis masing-masing ditimbang

    sebanyak 1 mg kemudian dimasukkan ke dalam drupple plate. Masing-masing

    diteteskan DAB-HCl dan diamati perubahan warna yang terjadi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Uji KLT

    3,4,5-trimetoksianilin dan senyawa hasil sintesis masing-masing ditimbang

    sebanyak 1 mg kemudian dilarutkan dalam kloroform. Masing-masing senyawa

    ditotolkan pada plat silika gel GF254 yang telah diaktifkan pada suhu 100°C. Totolan

    berjarak 1 cm dari bawah. Plat yang disiapkan sejumlah dengan 3 sistem fase gerak

    yang telah disiapkan dan dijenuhkan dengan kertas saring yaitu fase gerak n-

    heksana:etil asetat dengan perbandingan 1:3, 2:2, dan 3:1 (Adhipandito, 2017).

    Kemudian plat dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi fase gerak dan dieluasi

    hingga 1 cm dari atas. Kemudian plat dikeluarkan, dikeringkan, dan dilihat

    bercaknya di bawah lampu UV 254 nm serta dihitung nilai Rf.

    Uji Titik Lebur

    Senyawa hasil sintesis ditimbang sebanyak 1 mg dan dihaluskan. Kemudian

    senyawa dimasukkan ke dalam pipa kapiler untuk dimasukkan ke dalam melting

    point system. Suhu diatur dalam rentang 100-200°C dan didapatkan hasil berupa

    jarak lebur.

    Uji Aktivitas In Vitro

    Enzim MMP-9 yang terliofilisasi direkonsitusi dengan 110 µL gliserol 30%

    dalam air deionisasi. Enzim yang telah terekonstitusi dilarutkan dalam 550 µL bufer

    dan siap digunakan. Sampel (200 µg/mL) sebanyak 1 µL dipipet dan dimasukkan

    ke setiap sumuran 96-microwell plate dan ditambahkan 5 µL enzim MMP-9 dan 44

    µL bufer. Kemudian kontrol positif dibuat dalam sumuran yang lain dengan

    mencampurkan 2 µL inhibitor NNGH (Asparagin-Asparagin-Glisin-Histidin)

    (2mM), 5 µL enzim MMP-9, dan 43 µL bufer. Kemudian kontrol negatif dibuat

    dalam sumuran yang lain dengan mencampurkan 5 µL enzim MMP-9 dan 45 µL

    bufer sebagai kontrol negatif. Bufer dipipet sebanyak 100 µL dan dimasukkan ke

    dalam sumuran yang lain sebagai blanko. Kemudian diinkubasi pada suhu 37°C

    selama 30 menit. Setelah inkubasi selesai, masing-masing sumuran ditambahkan 50

    µL larutan substrat kemudian diinkubasi kembali pada suhu 37°C selama 60 menit.

    Tata letak 96-microwell plate disajikan pada Lampiran 1.

    Fluorosensi kemudian dibaca menggunakan Tecan Microplate Reader pada

    panjang gelombang eksitasi 325 nm dan emisi 393 nm. Hasil fluorosensi senyawa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    sampel, kontrol negatif, dan kontrol positif dikurangkan blanko kemudian

    didapatkan persen aktivitas enzim dengan rumus:

    𝑓𝑙𝑢𝑜𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

    𝑓𝑙𝑢𝑜𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑥 100%. Persen penghambatan MMP-9 didapatkan

    dengan rumus: 100% - persen aktivitas enzim (%).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Sintesis Senyawa

    Substitusi Nukleofilik Asil (SNA) merupakan reaksi yang terjadi pada

    pembentukan arilamida-3 antara 3,4,5-trimetoksianilin dan 3-bromopropionil

    klorida dengan piridin sebagai katalisator. Reaksi substitusi merupakan reaksi

    kimia yang melibatkan penggantian gugus pergi dari suatu senyawa dengan gugus

    fungsi yang lain (Smith and March 2007). Pada reaksi SNA ini, yang berperan

    sebagai gugus pergi adalah gugus klorida (-Cl) dari 3-bromopropionil klorida,

    sedangkan gugus pengganti adalah NH dari 3,4,5-trimetoksianilin (Koltunov et al.,

    2016). Gugus klorida (-Cl) pada 3-bromopropionil klorida merupakan gugus pergi

    yang baik tetapi Cl yang berkarakter elektronegatif relatif masih terikat kuat dengan

    -CO- karbonil apabila tidak dipercepat dengan katalisator (Zhang et al., 2009).

    Nukleofil yang akan menyerang 3-bromopropionil klorida adalah 3,4,5-

    trimetoksianilin yang merupakan suatu nukleofil yang baik karena memiliki amina

    primer yang pada atom N memiliki pasangan elektron bebas dan dapat bereaksi

    dengan turunan asam karboksilat untuk membentuk suatu amida (Kahl et al., 2012).

    Mekanisme reaksi disajikan pada Lampiran 2.

    Produk awal hasil reaksi (crude product) berupa serbuk berwarna putih,

    kemudian produk dibilas dengan aquadest dan dibiarkan mengering seperti terlihat

    pada Lampiran 3. Pencucian dengan aquadest bertujuan untuk menghilangkan sisa

    piridin dan HCl yang terbentuk sebagai produk sampingan karena dikhawatirkan

    HCl akan menghidrolisis produk yang berupa amida.

    Uji pendahuluan hasil sintesis arilamida-3 ditegakkan dengan uji

    organoleptis, kelarutan, DAB-HCl, KLT, dan titik lebur. Pada uji organoleptis

    terlihat senyawa hasil sintesis berupa serbuk berwarna putih. Warna senyawa hasil

    sintesis berbeda dengan senyawa awal yang memiliki warna sedikit kekuningan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    seperti terlihat pada Lampiran 4. Perbedaan warna antara senyawa awal dan

    senyawa hasil sintesis menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis berbeda dengan

    senyawa awal. Pada uji kelarutan, senyawa arilamida-3 larut dalam kloroform,

    aseton, etil asetat, dan DMSO sehingga arilamida-3 bersifat semi polar. Hasil uji

    kelarutan disajikan pada Lampiran 5.

    Pada uji DAB-HCl, senyawa yang memiliki gugus amina primer akan

    bereaksi dengan DAB-HCl dan membentuk basa Schiff yang berwarna jingga,

    sedangkan senyawa yang tidak memiliki amina primer tidak akan bereaksi dengan

    DAB-HCl dan tidak menghasilkan warna jingga (Adegoke, 2011). Arilamida-3

    tidak bereaksi dengan DAB-HCl dan tidak membentuk warna jingga karena pada

    arilamida-3 gugus amina primer sudah mengalami substitusi dengan 3-

    bromopropionil klorida. Mekanisme reaksi DAB-HCl dengan 3,4,5-

    trimetoksianilin disajikan pada Lampiran 6, sedangkan hasil uji pendahuluan yang

    membedakan antara bahan baku dengan hasil sintesis disajikan pada Lampiran 7.

    Pada uji KLT, sistem fase gerak yang dipilih adalah n-heksana:etil asetat 2:2 karena

    perbedaan Rf antara bahan baku dan arilamida-3 lebih besar dibandingkan dengan

    n-heksana:etil asetat 1:3 dan 3:1. Pada fase gerak n-heksana:etil asetat 2:2,

    arilamida-3 memiliki faktor retensi (Rf) sebesar 0,55 dan bahan baku (3,4,5-

    trimetoksianilin) sebesar 0,38. Perbedaan Rf ini menunjukkan bahwa produk hasil

    sintesis merupakan senyawa yang berbeda dengan bahan baku atau dengan kata lain

    telah berhasil disintesis. Profil KLT arilamida-3 dibandingkan dengan bahan baku

    disajikan pada Lampiran 8.

    Produk hasil sintesis dinyatakan murni secara KLT sehingga tidak

    diperlukan pemurnian dengan kromatografi kolom. Uji yang dilakukan selanjutnya

    yaitu uji titik lebur untuk mengetahui perbedaan jarak lebur antara senyawa hasil

    sintesis dengan bahan baku. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan antara bahan

    baku dengan senyawa hasil sintesis maka prediksi bahwa arilamida-3 sudah

    terbentuk semakin kuat. Selain itu, jarak lebur mengindikasikan kemurnian suatu

    senyawa yang apabila berjarak kurang dari ≤1,5°C maka dinyatakan murni secara

    titik lebur. Hasil percobaan menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis memiliki

    titik lebur 115,7-120,1°C yang berbeda dengan bahan baku yaitu 3,4,5-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    trimetoksianilin yang memiliki jarak lebur 111-114°C (Oakwood Products, 2018).

    Jarak lebur yang lebih dari 1,5°C berarti mengindikasikan senyawa belum murni

    100% karena jarak lebur yang lebar menunjukkan masih terdapat pelarut atau

    reagen yang masih belum terbilas atau teruapkan. Pemurnian senyawa dapat

    dilakukan dengan rekristalisasi atau kromatografi kolom agar mendapatkan jarak

    lebur yang sesuai dengan syarat kemurnian.

    Rendemen produk yang didapatkan sebanyak 23,5%. Rendemen ini masih

    jauh dari kriteria ideal (100%) sehingga masih memerlukan optimasi terkait mol

    bahan, suhu, katalisator, atau lama pengadukan pada prosedur sintesis dan

    pemurniannya. Perhitungan rendemen disajikan pada Lampiran 9.

    Elusidasi Struktur

    Kerangka hidrokarbon senyawa hasil sintesis ditentukan dengan

    spektroskopi NMR yang terdiri dari proton-1 (1H) dan karbon-13 (13C). Spektrum

    1H-NMR disajikan pada Gambar 4 yang menunjukkan sinyal-sinyal sebagai

    berikut: sinyal pada pergeseran 2,809 ppm dan 2,935 ppm adalah proton etilen (B)

    sedangkan sinyal pada pergeseran 3,716 ppm dan 3,890 ppm adalah proton etilen

    (A). Kedua set proton ini menegaskan bahwa senyawa hasil sintesis sudah

    terbentuk. Pola splitting sinyal kedua set tersebut adalah triplet. Hal ini karena

    kedua set proton saling bertetangga dengan jumlah proton tetangga yang tidak

    ekivalen sebanyak 2. Normalnya kedua set proton ini muncul sebagai 2 sinyal

    triplet, namun hasil percobaan menunjukkan munculnya 4 sinyal triplet pada jarak

    yang saling berdekatan. Hal ini mungkin disebabkan 2 proton pada C yang sama

    bisa merasakan 2 kali lingkungan magnetik dari proton tetangganya. Hal ini

    ditegaskan dengan jumlah integrasi sebanyak 2 untuk 2 sinyal triplet yang saling

    berdekatan. J-coupling constant untuk kedua sinyal triplet = 7 Hz yang

    mengindikasikan bahwa kedua set proton bertetangga secara langsung. Proton

    etilen (A) berada pada geseran kimia yang lebih deshielded dibandingkan dengan

    proton etilen (B) karena proton (A) terikat langsung dengan atom Br yang memiliki

    elektronegatifitas tinggi (Fessenden, 1986, Pavia et al., 2015).

    Proton selanjutnya adalah metoksi yang muncul pada geseran 3,853 ppm

    dan 3,817 ppm. Sinyal pada geseran 3,853 ppm adalah metoksi (D) sedangkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    sinyal pada geseran 3,817 ppm adalah metoksi (E). Hal ini karena metoksi (D) lebih

    dekat dengan gugus amida yang merupakan Electron Withdrawing Group (EWG)

    sehingga kurang terlindungi dibandingkan dengan metoksi (E) yang berada pada

    posisi para (Pavia et al., 2015). Selain itu, berdasarkan integrasinya proton (D)

    dihitung sejumlah 6 sedangkan proton (E) dihitung sejumlah 3 sehingga sesuai

    dengan prediksi strukturnya. Penegasan selanjutnya kedua sinyal bentuknya singlet.

    Hal ini juga sesuai karena ketiga proton tidak mempunya tetangga yang tidak

    ekivalen. Perbesaran spektrum 1H-NMR pada geseran 2,6-4,1 ppm disajikan pada

    Lampiran 10.

    Proton selanjutnya adalah proton pada benzena (C) yang muncul pada

    geseran 6,841 ppm. Integrasi proton (C) dihitung sejumlah 2. Hal ini sesuai dengan

    prediksi karena proton pada benzena (C) berada pada lingkungan yang sama atau

    ekivalen sehingga muncul sebagai singlet dengan integrasi 2. Perbesaran spektrum

    1H-NMR pada geseran 6,1-7,9 ppm disajikan pada Lampiran 11.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Proton Geseran

    (ppm)

    Splitting Integrasi J-coupling

    constant (Hz)

    A 3,716 dan

    3,890

    Triplet of

    triplet

    2 7

    B 2,809 dan

    2,935

    Triplet of

    triplet

    2 7

    C 6,841 Singlet 2

    D 3,853 Singlet 6

    E 3,817 singlet 3

    Gambar 4. Spektrum 1H-NMR senyawa arilamida-3 dengan ditandakannya masing-

    masing sinyal A, B, C, D, dan E beserta karakteristik masing-masing sinyal

    Pada spektrum 13C-NMR, terdapat 9 sinyal yang diindikasi sebagai karbon

    pada senyawa hasil sintesis. Karbon etilen (A) dan (B) muncul pada geseran 39,81

    ppm dan 26,96 ppm. Karbon metoksi (I) dan (J) muncul pada geseran 60,98 ppm

    dan 56,14 ppm. Karbon pada benzena (G), (F), (E), dan (D) muncul pada geseran

    97,65 ppm, 133,54 ppm, 134,94 ppm, dan 153,37 ppm. Karbon karbonil (C) muncul

    pada geseran 167,83 ppm. Hal ini sesuai dengan prediksi geseran kimia 13C-NMR

    yang disajikan pada Gambar 5. Sebagai catatan bahwa 13C-NMR hanya dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    diindikasi lewat geseran kimia dengan mengabaikan pola splitting, integrasi, serta

    J-coupling constant. Hal ini karena 13C mempunyai momen magnetik yang rendah

    sebesar 67,28 radians/Tesla dibandingkan dengan 1H yang mempunyai momen

    magnetik sebesar 267,53 radians/Tesla. Selain itu, kelimpahan 13C di alam kecil

    yaitu 1,08% yang menyebabkan tidak spesifiknya pola splitting serta integrasi

    (Pavia et al., 2015).

    Proton Geseran (ppm)

    A 39,81

    B 26,96

    C 167,83

    D 153,37

    E 134,94

    F 133,54

    G 97,65

    I 60,98

    J 56,14

    Gambar 5. Spektrum 13C-NMR senyawa arilamida-3 dengan ditandakannya masing-

    masing sinyal A, B, C, D, E, F, G, I, dan J beserta karakteristik masing-masing sinyal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Metode elusidasi selanjutnya adalah FTIR yang bertujuan untuk mengetahui

    gugus fungsional yang terdapat pada arilamida-3. Suatu molekul akan menyerap

    radiasi inframerah yang menyebabkan molekul tersebut berada dalam keadaan

    vibrasi tereksitasi kemudian energi yang terserap akan dibuang dalam bentuk panas

    apabila molekul kembali ke keadaan dasar. Energi yang terserap akan menyebabkan

    ikatan bervibrasi ulur (stretching vibration) atau tekuk (bending vibration).

    Molekul yang dapat menyerap radiasi inframerah secara baik adalah molekul yang

    memiliki momen dipol yang tinggi (Fessenden, 1986, Pavia et al., 2015).

    Berdasarkan spektrum inframerah, terdapat pita pada daerah sekitar

    bilangan gelombang (ῡ) 1658,78 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus C karbonil

    (C=O) dan pita yang melebar pada daerah sekitar bilangan gelombang 3448,72 cm-

    1 yang menunjukkan adanya gugus NH (-NH-). Adanya gugus C karbonil dan NH

    ini menandakan pada arilamida-3 terdapat gugus amida (-CONH-). Pada daerah

    500-1500 cm-1 atau daerah sidik jari dapat dilihat pita-pita yang berbeda polanya

    dengan senyawa awal. Spektrum inframerah senyawa awal disajikan pada

    Lampiran 12 (Pubchem, 2019). Spektrium inframerah arilamida-3 disajikan pada

    Gambar 6.

    Gambar 6. Spektrum inframerah senyawa arilamida-3

    Metode elusidasi selanjutnya adalah dengan GC-MS yang bertujuan untuk

    mengetahui bobot molekul dari arilamida-3. Senyawa dipisahkan terlebih dahulu

    dari impurities dengan menggunakan GC dan senyawa dianalisis bobot

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    molekulnya. Puncak F merupakan puncak tertinggi yang menunjukkan puncak

    tersebut adalah senyawa arilamida-3 karena terdapat dalam konsentrasi yang paling

    tinggi. Kromatogram GC arilamida-3 disajikan pada Gambar 7.

    Gambar 7. Kromatogram GC arilamida-3 dengan ditandakannya masing-masing puncak

    A, B, C, D, dan E

    Puncak tertinggi pada kromatogram memiliki m/z sebesar 317 yang terbaca

    pada spektrum MS. Hal ini mendukung kebenaran hasil sintesis arilamida-3 yang

    memiliki bobot molekul sebesar 317,03 g/mol. Selain itu, senyawa arilamida-3

    memiliki atom brom (Br) yang pada spektra MS memiliki ciri khas bentuk spektra

    kembar dengan nilai m/z M+2 (ion molekul plus 2 satuan massa) dan intensitas

    kedua peak sama. Hal ini dikarenakan Br yang terdapat pada alam terdiri dari

    campuran 50,5% 79Br dan 49,5% 81Br (Zhai and Zhang, 2009, Pavia et al., 2015).

    Pada spektrum MS senyawa arilamida-3 yang disajikan pada Gambar 8, terdapat

    peak kembar pada 317 m/z yang menunjukkan adanya atom Br pada senyawa

    arilamida-3.

    Gambar 8. Spektrum MS senyawa arilamida-3

    Kristalografi x-ray merupakan metode penentuan struktur yang paling sahih

    dan tidak meragukan. Suatu kristal tunggal yang terkena sinar X akan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    merefleksikan inti dari struktur senyawa tersebut seperti yang disajikan pada

    Gambar 9. Secara keseluruhan, struktur arilamida-3 dipastikan kebenarannya mulai

    dari 1H-NMR, 13C-NMR, FTIR, MS, dan kristalografi sinar X sehingga

    disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis terbentuk sesuai dengan hipotesisnya.

    Gambar 9. Struktur 3D kristalografi sinar X senyawa arilamida-3

    Uji Aktivitas In Vitro

    Senyawa arilamida-3 kemudian dilakukan uji aktivitas penghambatan

    enzim MMP-9 in vitro. MMP-9 yang merupakan enzim protease dan memiliki

    aktivitas proteolitik akan memotong ikatan peptida pada substratnya. Substrat

    dalam pengujian ini mengikat gugus fluorofor sehingga ketika terpotong oleh

    MMP-9, gugus fluorofor terlepas dan terbaca fluoresensinya oleh

    spektrofluorometri pada panjang gelombang (λ) eksitasi 325 nm dan emisi 393 nm.

    Fluoresensi yang tinggi menunjukkan aktivitas enzim sebanyak 100%, sedangkan

    fluoresensi yang rendah menunjukkan adanya penghambatan pada aktivitas enzim.

    Senyawa arilamida-3 memiliki persen penghambatan sebesar 5% pada konsentrasi

    200 µg/mL yang disajikan pada Tabel 1. Perhitungan IC50 tidak dapat dilakukan

    karena persen penghambatan yang didapat dibawah 50%. Berdasarkan persen

    penghambatan, senyawa arilamida-3 termasuk dalam kategori low active

    (Aderogba, 2013). Penambahan gugus metoksi sebagai EDG pada bagian para dan

    meta gugus arilamida pada senyawa arilamida-3 ternyata menurunkan nilai persen

    penghambatan dibandingkan dengan senyawa milik Adhipandito dan Ludji yang

    memiliki penambahan gugus EWG. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    penambahan gugus EWG dalam senyawa penghambat aktivitas enzim MMP-9

    lebih baik dibandingkan dengan gugus EDG.

    Tabel 1. Perhitungan persen penghambatan senyawa arilamida-3 terhadap MMP-9

    Fluoresens Rata-

    rata

    Aktivitas

    inhibitor

    (%)

    Penghambatan

    enzim

    (%) ± SD

    R1 R2 R3

    Blanko

    (bufer)

    9683 9349 9217 9416 - -

    Kontrol

    negatif

    (tanpa

    inhibitor)

    32989 33687 30321 32332 100 0

    Kontrol

    positif

    (inhibitor

    NNGH)

    5946 5946 7898 6597 0 100 ± 4,92

    Senyawa

    arilamida-3

    29954 31102 32431 31162 95 5 ± 5,41

    Aktivitas inhibitor = rata-rata/32332 x 100%; Penghambatan enzim = 100% - aktivitas inhibitor

    KESIMPULAN

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa arilamida-3 dapat disintesis

    dari 3,4,5-trimetoksianilin dan 3-bromopropionil klorida dengan katalisator piridin

    melalui mekanisme reaksi SNA dengan produk hasil sintesis berupa serbuk

    berwarna putih yang larut dalam kloroform dan memiliki titik lebur 115,7-120,1°C.

    Senyawa arilamida-3 dapat menghambat aktivitas MMP-9 sebesar 5% pada

    konsentrasi 200 µg/mL yang berasosiasi pada aktivitas yang rendah.

    SARAN

    Berdasarkan nilai persen penghambatan senyawa arilamida-3 terhadap

    aktivitas enzim MMP-9 in vitro yang didapatkan sebesar 5% pada konsentrasi 200

    µg/mL, penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan bahwa dengan adanya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    gugus EDG akan mengurangi nilai persen penghambatan aktivitas enzim MMP-9

    sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya tidak mempertimbangkan gugus

    EDG dalam modifikasi struktur suatu senyawa yang bertujuan untuk menghambat

    enzim MMP-9.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis berterima kasih kepada Indonesia Toray Science Foundation

    periode 2017/2018 dan Divisi Penelitian dan Pengembangan BEM Fakultas

    Farmasi Universitas Sanata Dharma yang memberikan hibah untuk penelitian ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    Adegoke, O.A., 2011. Analytical, biochemical and synthetic applications of para-

    dimethylaminobenzaldehyde. International Journal of Pharmaceutical

    Sciences Review and Research, 11 (2), 17–29.

    Aderogba, M.A., 2013. Antimicrobial and Selected In Vitro Enzyme Inhibitory

    Effects of Leaf Extracts, Flavonols and Indole Alkaloids Isolated from Croton

    menyharthii. Molecule, 18, 12633-12644.

    Adhipandito, C.F., 2017. Sintesis Analog Purin (FFUSD-001) dan Studi In Silico

    Terhadap Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-() Hemopexin Domain sebagai

    Kandidat Anti-Kanker Payudara. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.

    Arifiyanto, A., 2001. Pengaruh Penambahan Basa Natrium Hidroksida dan Piridin

    dalam Sintesis Benzoilanilida.

    Bauvois, B., 2012. New facets of matrix metalloproteinases MMP-2 and MMP-9

    as cell surface transducers: Outside-in signaling and relationship to tumor

    progression. Biochimica et Biophysica Acta - Reviews on Cancer, 1825 (1),

    29–36.

    Cathcart, J., Pulkoski-Gross, A., and Cao, J., 2015. Targeting matrix

    metalloproteinases in cancer: Bringing new life to old ideas. Genes and

    Diseases, 2 (1), 26–34.

    Chaffer, C.L. and Weinberg, R.A., 2011. A perspective on cancer cell metastasis.

    Science (New York, N.Y.), 331 (6024), 1559–1564.

    Dufour, A., Sampson, N.S., Li, J., Kuscu, C., Rizzo, R.C., DeLeon, J.L., Zhi, J.,

    Jaber, N., Liu, E., Zucker, S., and Cao, J., 2011. Small-molecule anticancer

    compounds selectively target the hemopexin domain of matrix

    metalloproteinase-9. Cancer Research, 71 (14), 4977–4988.

    Fessenden, R.J., Fessenden, J.S., 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta:

    Penerbit Erlangga.

    Gialeli, C., Theocharis, A.D., and Karamanos, N.K., 2011. Roles of matrix

    metalloproteinases in cancer progression and their pharmacological targeting.

    FEBS Journal, 278 (1), 16–27.

    IARC, 2018. Latest Global Cancer Data [Press Release]. Available from:

    https://www.iarc.fr/wp-content/uploads/2018/09/pr263_E.pdf (Accessed: 5

    November 2018).

    Kahl, T., Schroder, K.-W., Lawrence, F.R., Marshall, W.J., Hoke, H., and Jackh,

    R., 2012. Aniline. Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry, 2, 108–

    137.

    Kemenkes, 2015. InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan

    RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Koltunov, K.Y., Sobolev, V.I., and Bondareva, V.M., 2016. Oxidation, oxidative

    esterification and ammoxidation of acrolein over metal oxides: Do these

    reactions include nucleophilic acyl substitution? Catalysis Today, 1–5.

    Ludji, D.P.K.S., 2017. Sintesis Analog Purin (FUSD-002) dan Studi In Silico

    Terhadap Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) Hemopexin Domain sebagai

    Kandidat Anti-Kanker Payudara. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.

    Oakwood Products, 2018. Safety Data Sheet: 3,4,5-Trimethoxyaniline [online].

    Available from: https://ehslegacy.unr.edu/msdsfiles/31329.pdf (Accessed: 19

    Januari 2019).

    Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., and Vyvyan, J.R., 2015. Introduction to

    Spectroscopy Fifth Edition. Cengange Learning.

    Pubchem, 2019. 3,4,5-Trimethoxyaniline | C9H13NO3 - PubChem [online].

    Available from: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/3_4_5-

    trimethoxyaniline#section=Infrared-Spectra (Accessed: 24 Januari 2019).

    Smith, M.B. and March, J., 2007. March’s Advanced Organic Chemistry. New

    Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

    Ugarte-Berzal, E., Vandooren, J., Bailón, E., Opdenakker, G., and García-Pardo,

    A., 2016. Inhibition of MMP-9-dependent degradation of gelatin, but not other

    MMP-9 substrates, by the MMP-9 hemopexin domain blades 1 and 4. Journal

    of Biological Chemistry, 291 (22), 1–13.

    Wahidin, M., Noviani, R., Hermawan, S., Andriani, V., Ardian, A., and Djarir, H.,

    2012. Population-Based Cancer Registration in Indonesia. Asian Pacific

    Journal of Cancer Prevention, 13 (4), 1709–1710.

    Welch, D.R., Steeg, P.S., and Rinker-schaeffer, C.W., 2000. Molecular biology of

    breast cancer metastasis Genetic regulation of human breast carcinoma

    metastasis. Breast Cancer Research, 2 (6), 1–6.

    Yousef, E.M., Tahir, M.R., St-Pierre, Y., and Gaboury, L.A., 2014. MMP-9

    expression varies according to molecular subtypes of breast cancer. BMC

    Cancer, 14, 1–12.

    Zhai, H. and Zhang, X., 2009. A new method for differentiating adducts of common

    drinking water DBPs from higher molecular weight DBPs in electrospray

    ionization-mass spectrometry analysis. Water Research, 43 (8), 2093–2100.

    Zhang, L., Wang, X. jun, Wang, J., Grinberg, N., Krishnamurthy, D.K., and

    Senanayake, C.H., 2009. An improved method of amide synthesis using acyl

    chlorides. Tetrahedron Letters, 50 (24), 2964–2966.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Representasi tata letak 96-microwell plate dengan B: buffer, Sp:

    sampel senyawa arilamida-3, E: enzim MMP-9, dan Sb: substrat disertai dengan

    volume dalam µL.

    Lampiran 2. Mekanisme reaksi SNA antara 3,4,5-trimetoksianilin dan 3-

    bromopropionil klorida.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Lampiran 3. (a) Sintesis senyawa arilamida-3 pada awal pengadukan, (b) Crude

    product setelah dibilas dengan aquadest dan dibiarkan mengering.

    Lampiran 4. (a) Serbuk 3,4,5-trimetoksianilin yang berwarna sedikit kekuningan

    (b) Serbuk arilamida-3 yang berwarna putih

    (a) (b)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Lampiran 5. Hasil Uji Kelarutan Senyawa Arilamida-3

    Pelarut Kelarutan Perbandingan

    Kloroform Larut 1:20

    Air Tidak larut 1:1000

    Aseton Larut 1:30

    Etil asetat Larut 1:20

    n-heksana Tidak larut 1:1000

    DMSO Larut 1:30

    Etanol Agak sukar larut 1:80

    Lampiran 6. Mekanisme reaksi antara DAB-HCl dan 3,4,5-trimetoksianilin.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Lampiran 7. Hasil uji pendahuluan DAB-HCl antara bahan baku dan arilamida-3.

    Lampiran 8. Profil KLT arilamida-3 (Rf = 0,55) dibandingkan dengan bahan baku

    (Rf = 0,38).

    1

    2 1 = Bahan baku (Rf 0,38)

    2 = Arilamida-3 (Rf 0,55)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Lampiran 9. Perhitungan bahan sintesis dan hasil rendemen senyawa arilamida-3.

    Perhitungan bahan:

    1. 3,4,5-trimetoksianilin (BM: 183,2 g/mol) sebanyak 3,59 mmol

    3,59 mmol x 183,2 g/mol = 657,69 mg = 0,66 g

    2. Piridin (BM: 79,1 g/mol, massa jenis: 0,98 g/mL) sebanyak 3,59 mmol

    3,59 mmol x 79,1 g/mol = 283,97 mg = 0,28 g

    0,28 g / 0,98 g/mL = 0,290 mL = 290 µL

    3. 3-bromopropionil klorida (BM: 171,4 g/mol, massa jenis: 1,7 g/mL)

    sebanyak 4,00 mmol

    4,00 mmol x 171,4 g/mol = 686 mg = 0,69 g

    0,69 g / 1,7 g/mL = 0,40 mL = 400 µL

    Stokiometri reaksi:

    3,4,5-

    trimetoksianilin

    + 3-bromopropionil

    klorida

    → Arilamida-3 + HCl

    3,59 mmol 4,00 mmol

    3,59 mmol 3,59 mmol 3,59 mmol 3,59 mmol

    0,41 mmol 3,59 mmol 3,59 mmol

    Hasil rendemen:

    Massa arilamida-3 teoritis (BM: 317 g/mol)= 3,59 mmol x 317 g/mol = 1138,03 mg

    Massa arilamida-3 yang didapat = 268 mg

    Rendemen intermediet =

    𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡

    𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑥 100% =

    268 𝑚𝑔

    1138,03 𝑚𝑔 𝑥 100% = 23,5%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Lampiran 10. Perbesaran spektrum 1H-NMR pada geseran 2,6-4,1 ppm.

    Lampiran 11. Perbesaran spektrum 1H-NMR pada geseran 6,1-7,9 ppm.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Lampiran 12. Spektrum inframerah senyawa 3,4,5-trimetoksianilin

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    BIOGRAFI PENULIS

    Penulis skripsi berjudul “Sintesis Turunan

    Arilamida-3 dan Uji Aktivitas In Vitro Terhadap

    Enzim Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9)

    Sebagai Kandidat Anti-Kanker Payudara” memiliki

    nama lengkap Kevin Cahaya Putra. Penulis lahir di

    Yogyakarta pada tanggal 6 Maret 1997 sebagai anak

    pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Iwan

    Binanto dan Alm. Carla Santoso. Pendidikan formal

    yang pernah ditempuh penulis diselesaikan di TK

    Mutiara Persada (2001-2003), SD Tarakanita (2003-2009), SMP Stella Duce 1

    (2009-2012), dan SMA Negeri 2 Yogyakarta (2012-2015). Penulis kemudian

    melanjutkan Pendidikan Sarjana 1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

    pada tahun 2015. Selama menempuh kuliah, penulis pernah mendapatkan prestasi

    berupa Juara II pada lomba Pharmaceutical Industry Case Study (PICS) 2017 di

    ITB dan terlibat sebagai anggota tim dalam Program Kreativitas Mahasiswa

    Pengabdian Masyarakat (PKM-M) yang didanai oleh Direktorat Jendral Pendidikan

    Tinggi (Dikti). Selain itu, penulis pernah menjadi Ketua dari grup penelitian Drug

    Discovery Research Group (DDRG) (2018), Ketua I inisiasi fakultas TITRASI

    (2017), Koordinator Divisi Perlengkapan dan Table Pharmacy Performance (2016)

    dan Lomba Cerdas Cermat Kimia (2016), anggota Divisi Perlengkapan inisiasi

    fakultas TITRASI (2016), anggota Divisi Perlengkapan Pharmacy Performance

    (2015) dan Road to School (2015). Penulis juga berperan aktif sebagai asisten

    praktikum Kimia Dasar (2018) dan Kimia Organik (2016-2018).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI