sintesis flavonol melalui 2...

36
SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2-HIDROKSIKALKON LIVIA ELSA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: phamtu

Post on 10-May-2018

248 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2’-HIDROKSIKALKON

LIVIA ELSA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintesis Flavonol

melalui 2’-Hidroksikalkon adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2013

Livia Elsa

NIM G44080062

Page 3: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

ABSTRAK

LIVIA ELSA. Sintesis Flavonol melalui 2’-Hidroksikalkon. Dibimbing oleh

BUDI ARIFIN dan SUMINAR S ACHMADI.

Flavonol merupakan golongan flavonoid yang banyak ditemukan dalam

buah-buahan dan sayuran. Flavonol memiliki banyak kegunaan terutama dalam

bidang pangan dan kesehatan. Dalam penelitian ini, flavonol taktersubstitusi

berhasil disintesis melalui zat antara 2’-hidroksikalkon. Senyawa 2’-

hidroksikalkon disintesis dengan metode kondensasi Claisen-Schmidt antara o-

hidroksiasetofenon dan benzaldehida menggunakan 4 katalis yang berbeda, yaitu

KOH 60%, KOH pelet, BF3-Et2O, dan NaH dalam DMF. KOH 60% merupakan

katalis terbaik dengan rendemen tertinggi (57%). Selanjutnya flavonol disintesis

dengan 1 tahap siklisasi oksidatif dari 2’-hidroksikalkon menggunakan reaksi

Algar-Flynn-Oyamada menghasilkan rendemen 76%. Rendemen flavonol total

yang diperoleh dari o-hidroksiasetofenon adalah 43%. Semua produk sintesis

dalam penelitian ini telah dicirikan titik leleh dan spektrumnya. Keberhasilan

sintesis flavonol ini membuka jalan untuk sintesis turunan flavonol yang

bermanfaat seperti kuersetin dan kaempferol.

Kata kunci: flavonoid, flavonol, 2’-hidroksikalkon, kondensasi Claisen-Schmidt,

reaksi Algar-Flynn-Oyamada

ABSTRACT

LIVIA ELSA. Synthesis of Flavonol from 2’-Hydroxychalcone. Supervised by

BUDI ARIFIN and SUMINAR S ACHMADI.

Flavonol is a class of flavonoids commonly found in fruits and

vegetables. Flavonol is very useful, especially in food sector and health. In this

study, flavonol unsubstituted was successfully synthesized from an intermediate

material 2’-hydroxychalcone. The 2’-hydroxychalcone was synthesized by

Claisen-Schmidt condensation method between o-hydroxyacetophenone and

benzaldehyde using 4 different catalysts, namely KOH 60%, solid pellet of KOH-

grinding technique, BF3-Et2O, and NaH in DMF. The KOH 60% was the best

catalyst, giving the highest yield (57%). Afterward, the flavonol was synthesized

in 1-stage oxidation cyclization of o-hydroxyacetophenone using Algar-Flynn-

Oyamada (AFO) reaction, giving 76%. The flavonol total yield from 2’-

hydroxychalcone was 43%. All synthesized products were characterized by their

melting points and their spectra. The success of the synthesis flavonol opens the

way to synthesis of useful flavonol derivatives such as quercetin and kaempferol.

Keywords: Algar-Flynn-Oyamada reaction, Claisen-Schmidt condensation,

flavonoid, flavonol, 2’-hydroxychalcone.

Page 4: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2’-HIDROKSIKALKON

LIVIA ELSA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Program Studi Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 5: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

Judul Skripsi : Sintesis Flavonol melalui 2’-Hidroksikalkon

Nama : Livia Elsa

NIM : G44080062

Disetujui oleh

Budi Arifin, SSi, MSi

Pembimbing I

Prof Dr Ir Suminar S Achmadi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS

Ketua Departemen Kimia

Tanggal Lulus:

Page 6: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

PRAKATA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji beserta syukur ke hadirat Allah SWT penulis ucapkan atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang

berjudul Sintesis Flavonol melalui 2’-Hidroksikalkon. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan

semoga kita semua menjadi pengikutnya hingga akhir zaman.

Terima kasih penulis ucapkan kepada yang terhormat Budi Arifin, SSi, MSi

dan Prof Ir Suminar S Achmadi, PhD selaku pembimbing yang selalu

memberikan bimbingan, dorongan semangat, dan doa. Karya tulis ini merupakan

wujud penghargaan untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta, H Iwan dan Hj Ida

selaku orang tua wali penyusun, Arif Sumarlin, Dhealia Athifah, Tira Nisa,

Fahmi, dan Rafli selaku kakak dan adik penyusun, serta yang tersayang Ridho

Putrotomo yang telah ikut serta memperlancar pembuatan karya ilmiah ini, dan

juga untuk seluruh keluarga yang senantiasa memberikan doanya.

Penulis berterima kasih pula kepada teman-teman dan para staf di

Laboratorium Penelitian Kimia Organik (Kak Luthfan, Bapak M Farid, Bapak

Novriandi, Dwi Utami, Lia Anggraeni, Indra Sugiarto, Dwi Artha, Dyah Anna,

Dumas, Rina, Indra Bayu, Kartika, Fadli, Toriq, Rifai, Ami, Ani, Ade Irma, Erik,

Christine, Wahyu Hendana, Fijar, Fanindra, Bapak Sabur, Mba Nia, dan Ibu

Yenni) atas kerja sama, kebersamaan, masukan, dan semangatnya. Semoga karya

tulis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bogor, Januari 2013

Livia Elsa

Page 7: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 BAHAN DAN METODE 2

Bahan dan Alat 2 Langkah Kerja 2 Sintesis 2’-Hidroksikalkon 3 Sintesis Flavonol 3

HASIL 4 2’-Hidroksikalkon 4 Flavonol 5

PEMBAHASAN 6 2’-Hidroksikalkon 6 Flavonol 12

SIMPULAN DAN SARAN 14 DAFTAR PUSTAKA 14 LAMPIRAN 17 RIWAYAT HIDUP 27

Page 8: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

DAFTAR TABEL

1 Rendemen sintesis 2’-hidroksikalkon dan flavanon dengan 4 jenis katalis 5

2 Rendemen sintesis flavonol dari 2’-hidroksikalkon katalis 5

3 Posisi sinyal-sinyal NMR 2’-hidroksikalkon (pelarut CDCl3) 8

4 Analisis sinyal 1H-NMR flavanon (pelarut CDCl3) 9

5 Perbandingan 4 metode sintesis 2’-hidroksikalkon 11

6 Analisis sinyal 1H dan

13C-NMR flavonol (pelarut CDCl3) 13

DAFTAR GAMBAR

1 Analisis retrosintesis flavonol 2

2 Kromatogram lapis tipis 2'-hidroksikalkon kasar menggunakan katalis:

KOH 60% (a), KOH pelet (b), BF3-Et2O (c), dan NaH-DMF (d) 4

3 Padatan dan kromatogram lapis tipis 2'-hidroksikalkon [eluen: n-heksana-

EtOAc (9:1)] yang dihasilkan dengan katalis KOH 60% (a), KOH pelet

(b), dan NaH-DMF (c) 4

4 Padatan flavonol (a) dan kromatogram lapis tipis flavonol (eluen: n-

heksana-EtOAc 8:2) (b) 5

5 Reaksi kondensasi Claisen-Schmidt 2'-hidroksikalkon 6

6 Spektrum UV-Vis 2'-hidroksikalkon dan flavanon (Cirilli et al. 2008) 7

7 Flavanon dalam koformasi kursi 9

7 Reaksi AFO pembentukan flavonol dari 2'-hidroksikalkon 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Bagan alir penelitian 17

2 Rendemen 2‘-hidroksikalkon dan flavanon 17

3 Elusidasi struktur produk sintesis 2’-hidroksikalkon 18

4 Elusidasi struktur produk sintesis flavanon 21

5 Elusidasi struktur produk sintesis flavonol 23

6 Mekanisme reaksi sintesis 2'-hidroksikalkon metode Claisen-Schmidt 25

7 Mekanisme reaksi AFO pembentukan flavonol (Mundy et al. 2005) 26

Page 9: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

PENDAHULUAN

Flavonoid adalah kelompok metabolit sekunder yang penting dalam dunia

tumbuhan. Flavonoid telah diidentifikasi sebagai senyawa antioksidan, antitumor,

dan pengikat radikal bebas. Pada tumbuhan, flavonoid berfungsi sebagai

pelindung dari sinar ultraviolet (UV) dan sebagai sinyal antara akar dan bakteri

pengikat nitrogen dalam tanah. Salah satu kelas flavonoid yang memiliki peran

penting dalam reproduksi tanaman adalah flavonol. Serbuk sari jagung tidak

mampu berkecambah apabila kekurangan flavonol (Tanaka et al. 2000).

Flavonol memiliki fungsi yang sangat luas, antara lain sebagai antioksidan,

antimikrob, dan fotoreseptor (Pietta 2000). Hubungan antara flavonol yang masuk

ke dalam tubuh dan penurunan risiko penyakit jantung koroner juga telah

dilaporkan Crozier et al. (2000). Aneka substituen, terutama hidroksil dan

metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol dan

membentuk keragaman jenis flavonol. Berdasarkan pangkalan data USDA (2011),

jenis flavonol utama dalam makanan manusia adalah kuersetin [2-(3’,4’-

dihidroksifenil)-3,5,7-trihidroksikromen-4-on], kaempferol [2-(4’-hidroksifenil)-

3,5,7-trihidroksikromen-4-on], mirisetin [2-(3’,4’,5’-trihidroksifenil)-3,5,7-

trihidroksikromen-4-on], dan isoramnetin [2-(4’-hidroksi-3’-metoksifenil)- 3,5,7-

trihidroksikromen-4-on]. Makanan yang mengandung flavonol dalam jumlah

cukup banyak adalah apel, teh, kacang-kacangan, paprika, bawang, brokoli, dan

bluberi, yaitu sekitar 100–300 mg/100 g.

Ketersediaan flavonol di alam relatif terbatas. Upaya isolasi dan pemurnian

flavonol guna memenuhi kebutuhan konsumsi maupun studi lanjut memerlukan

proses yang cukup panjang dan rumit dengan biaya dan waktu yang tidak sedikit.

Umumnya rendemen yang diperoleh juga relatif rendah. Hasil penelitian Sultana

dan Anwar (2008) pada berbagai macam sampel tanaman obat, buah, dan sayur

menunjukkan kandungan flavonol tertinggi terdapat pada tanaman obat moringa,

buah stroberi, dan sayur bayam dengan rendemen berturut-turut 0.61, 0.36, dan

0.17%. Oleh karena itu, upaya menyintesis flavonol terus dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi maupun pengembangan ilmu pengetahuan di

bidang pangan dan kesehatan.

Pendekatan yang lazim digunakan dalam sintesis flavonol secara kimia

melibatkan senyawa antara 2’-hidroksikalkon. Senyawa ini dapat dibuat melalui

reaksi kondensasi Claisen-Schmidt o-hidroksiasetofenon (o-HAP) dengan

benzaldehida. Beberapa metode telah dilaporkan di antaranya dengan katalis basa

dalam pelarut etanol (Kamble et al. 2011), katalis basa tanpa pelarut (Zangade et

al. 2011, Jayapal dan Sreedhar 2010), katalis asam (Narender dan Reddy 2007),

dan dengan teknik sonikasi (Calvino et al. 2006).

Flavonol dapat disintesis dari 2’-hidroksikalkon dengan menggunakan

metode Algar-Flynn-Oyamada (AFO) 1-tahap (Dahln et al. 2006), AFO 3-tahap

(Pandurangan et al. 2011), dan modifikasi metode Baker-Venkataraman yang

lazim digunakan dalam sintesis flavon (Fougerousse et al. 2000). Setiap metode

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, ditinjau dari efisiensi waktu,

harga, kerumitan, rendemen, dan sebagainya.

Penelitian ini bertujuan menyintesis kerangka dasar senyawa flavonol

melalui 2’-hidroksikalkon. Empat jenis katalis diujikan dan akan dipilih yang

Page 10: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

2

memberikan rendemen paling tinggi, kemurnian paling baik, dan paling efisien

dari segi waktu. Senyawa 2’-hidroksikalkon hasil sintesis dengan katalis terbaik

selanjutnya disiklisasi menjadi flavonol dengan metode AFO. Skema retrosintesis

flavonol yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Analisis retrosintesis flavonol

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan p.a. yang digunakan untuk sintesis ialah dietil eter,

benzaldehida, KOH, metanol, N,N-dimetilformamida (DMF), H2O2 30%, NaOH

(Merck®

), BF3-Et2O, NaH 60% terdispersi dalam minyak mineral, dan

tetrahidrofuran (THF) (Sigma Aldrich®

). Digunakan pula aseton dan metilena

klorida (MTC) teknis yang didistilasi 2 kali. Semua bahan p.a. digunakan

langsung tanpa praperlakuan.

Alat-alat analitis yang digunakan ialah pelat kromatografi lapis tipis (KLT)

GF254 dan radas penentuan titik leleh Mel-Temp Model 1202D Barnstead®

(tanpa

koreksi). Spektrum ultraviolet-tampak (UV-Vis) direkam dengan spektrometer

Shimadzu UV-1601 di Laboratorium Bersama, Departemen Kimia IPB. Spektrum

resonans magnet inti (NMR) diperoleh dengan spektrometer JEOL ECA 500 yang

bekerja pada frekuensi 500 MHz (1H) dan 125 MHz (

13C) di Pusat Penelitian

Kimia LIPI, Puspiptek Serpong.

Langkah Kerja

Penelitian diawali dengan mereaksikan o-hidroksiasetofenon (o-HAP)

dengan benzaldehida membentuk 2’-hidroksikalkon melalui 4 metode yang

berbeda. Produk 2’-hidroksikalkon yang diperoleh dari metode terbaik selanjutnya

diubah menjadi flavonol dengan metode siklisasi oksidatif reaksi AFO (Lampiran

1). Produk-produk yang diperoleh dicirikan berdasarkan titik lelehnya serta

menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan NMR.

Page 11: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

3

Sintesis 2’-Hidroksikalkon

2’-Hidroksikalkon disintesis menggunakan metode kondensasi Claisen-

Schmidt dengan 4 katalis berbeda. Metode pertama mengadaptasi prosedur

Kamble et al. (2011) dengan menggunakan katalis KOH 60%. Sebanyak 2 mmol

o-HAP dan 2 mmol benzaldehida ditambahkan 6 mL etanol di dalam gelas piala.

Setelah itu, ditambahkan tetes demi tetes KOH 60% sebanyak 2 mL pada suhu 0 oC. Campuran kemudian diaduk selama 7 jam pada suhu kamar. Selanjutnya ke

dalam campuran dituang 10 mL air es, dan dinetralkan dengan penambahan tetes

demi tetes HCl 1 N dingin sekitar 10 mL pada suhu 0 oC. Padatan dengan warna

kuning terang yang terbentuk disaring dan dikeringudarakan selama 1 hari, lalu

dipantau nodanya dengan menggunakan KLT dengan eluen n-heksana-EtOAc 9:1.

Metode kedua mengadaptasi prosedur Zangade et al. (2011) dengan

menggunakan katalis KOH pelet-teknik grindstone. Sebanyak 2 mmol o-HAP dan

2 mmol benzaldehida dimasukkan ke dalam lumpang beserta KOH pelet sebanyak

4 mmol. Semua bahan digerus selama 4–8 menit, kemudian ditambahkan 5 mL air

dingin dan dinetralkan dengan tetes demi tetes HCl 1 N dingin sekitar 15 mL.

Padatan dengan warna kuning terang yang terbentuk disaring dan

dikeringudarakan selama 1 hari, lalu dipantau nodanya dengan menggunakan

KLT dengan eluen n-heksana-EtOAc 9:1.

Metode ketiga mengadaptasi prosedur Narender dan Reddy (2007) dengan

menggunakan katalis BF3-Et2O. Sebanyak 2 mmol o-HAP direaksikan dengan 2

mmol benzaldehida dalam labu leher-2 di bawah aliran gas N2, kemudian

ditambahkan tetes demi tetes BF3-Et2O sebanyak 0.12 mL pada suhu kamar

dengan tetap dialiri gas N2. Campuran diaduk selama 15 menit pada suhu kamar,

lalu ditambahkan 20 mL dietil eter dan dicuci dengan air (3×50 mL). Ekstrak eter

dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat, lalu dipekatkan. Produk kemudian dipantau

noda KLT-nya dengan eluen n-heksana-EtOAc 9:1.

Metode keempat mengadaptasi prosedur Nay et al. (2001) dengan

menggunakan katalis NaH dalam DMF. Ke dalam labu berisi 2 mmol o-HAP

dalam DMF (5 mL), ditambahkan 8 mmol NaH 60% (terdispersi dalam minyak

mineral) kemudian tetes demi tetes 2 mmol benzaldehida dalam DMF (10 mL)

selama 15 menit. Penambahan dilakukan pada suhu 0 °C. Campuran diaduk

selama 2 jam pada suhu kamar dengan terus dialiri gas N2 sejak awal

pencampuran. Reaksi dihentikan dengan penambahan air kemudian diekstraksi

dengan MTC. Ekstrak MTC dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat, lalu

dipekatkan. Pelarut DMF dipisahkan melalui proses KLT preparatif dengan eluen

n-heksana-EtOAc 9:1.

Sintesis Flavonol

Flavonol disintesis dengan menggunakan reaksi Algar-Flynn-Oyamada

(AFO) mengadaptasi metode Dahln et al. (2006). Sebanyak 2.5 mmol 2’-

hidroksikalkon ditambahkan 2.5 mL H2O2 30% dan 3.8 mL NaOH 4 M di dalam

campuran 1:1 metanol dan THF (20 mL/mmol 2’-hidroksikalkon) pada suhu 0 oC.

Campuran reaksi diaduk selama 12 jam pada suhu kamar, lalu ditambahkan

beberapa tetes HCl 1 M sampai pH netral. Produk berupa padatan dengan warna

Page 12: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

4

kuning pucat disaring dan dikeringkan dalam oven pada suhu sekitar 50 oC, lalu

dipantau nodanya dengan menggunakan KLT dengan eluen n-heksana-EtOAc 8:2.

HASIL

2’-Hidroksikalkon

Produk sintesis 2’-hidroksikalkon dengan 4 katalis dipantau dengan

menggunakan KLT dengan eluen n-heksana-EtOAc (9:1) (Gambar 2). Dihasilkan

2 noda utama untuk setiap katalis yang digunakan, kecuali BF3-Et2O yang tidak

menghasilkan noda-noda yang terpisah baik (Gambar 2c).

Gambar 2 Kromatogram lapis tipis 2’-hidroksikalkon kasar menggunakan katalis

KOH 60% (a), KOH pelet (b), BF3-Et2O (c), dan NaH-DMF (d)

2’-Hidroksikalkon yang dihasilkan dengan katalis KOH 60%, KOH pelet,

maupun NaH dalam DMF berupa endapan kuning (Gambar 3) dengan Rf ~ 0.80

pada eluen n-heksana-EtOAc (9:1). Titik leleh produk dengan katalis KOH 60%

adalah 80–84 ºC, KOH pelet 78–81 ºC, dan NaH-DMF 80–83 ºC.

Gambar 3 Padatan dan kromatogram lapis tipis 2’-hidroksikalkon [eluen: n-

heksana-EtOAc (9:1)] yang dihasilkan dengan katalis KOH 60% (a),

KOH pelet (b), dan NaH-DMF (c)

Selain 2’-hidroksikalkon, juga dihasilkan flavanon sebagai produk samping

dengan Rf ~ 0.74 pada eluen n-heksana-EtOAc (9:1). Flavanon yang terbentuk

dengan katalis KOH 60% berupa padatan putih dengan titik leleh 73–76 oC.

Rendemen 2’-hidroksikalkon dan flavanon yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel

1. Data selengkapnya ditunjukkan di Lampiran 2.

(a) (b) (c)

(a) (b) (c) (d)

Page 13: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

5

Tabel 1 Rendemen sintesis 2’-hidroksikalkon dan flavanon dengan 4 jenis katalis

Katalis 2’-Hidroksikalkon

(%)

Flavanon

(%)

KOH 60% 47.1–56.9 10.8–15.2

KOH pelet 27.8–28.5 1.8–2.7

BF3·Et2O * *

NaH-dalam DMF 23.9–25.8 10.6–11.8 *tidak ditentukan

Spektrum UV-Vis 2’-hidroksikalkon dari produk reaksi berkataliskan KOH

60%, KOH pelet, dan NaH-DMF (Lampiran 3a) memunculkan puncak serapan

berturut-turut di 316.8, 315.5, dan 315.0 nm. Spektrum 1H-NMR dari produk

berkataliskan KOH 60% (Lampiran 3b) menunjukkan 1 sinyal singlet di 12.82

ppm, 2 sinyal doblet di 7.67 dan 7.93 ppm, dan 6 sinyal aromatik di 6.94, 7.04,

7.44, 7.50, 7.67, dan 7.93 ppm. Spektrum 13

C-NMR (Lampiran 3c) menunjukkan

4 sinyal C-kuaterner di 193.93, 163.79, 134.78, dan 120.19 ppm. Terdapat 2

sinyal karbon dengan intensitas 2 kali lebih tinggi di 129.24 dan 128.86 ppm, dan

7 sinyal lainnya merupakan sinyal karbon-sp2

dari cincin benzena. Spektrum 1H-

NMR dari produk reaksi berkataliskan KOH pelet memberikan sinyal-sinyal yang

sama, namun muncul pengotor di daerah alifatik (Lampiran 3d).

Spektrum UV-Vis flavanon (Lampiran 4a) memunculkan masing-masing 3

puncak serapan dengan puncak serapan maksimum berturut-turut di 220.0, 216.6,

dan 218.0 nm untuk katalis KOH 60%, KOH pelet, dan NaH-DMF. Spektrum 1H-

NMR flavanon yang dihasilkan dengan katalis KOH 60% (Lampiran 4b)

menunjukkan 3 sinyal proton di daerah alifatik (2.91, 3,10, dan 5.51 ppm) serta 9

sinyal proton aromatik di daerah 7.05–7.94 ppm.

Flavonol

Flavonol berwujud padatan kuning pucat dengan nilai Rf ~ 0.44 pada eluen

n-heksana-EtOAc 8:2 (Gambar 4). Senyawa flavonol diperoleh sebanyak 76%

dari 2’-hidroksikalkon produk reaksi berkatalis KOH 60% (Tabel 2) sebagai

produk tunggal dengan titik leleh 169–172 °C.

Gambar 4 Padatan flavonol (a) dan kromatogram lapis tipis flavonol (eluen: n-

heksana-EtOAc 8:2) (b)

Tabel 2 Rendemen sintesis flavonol dari 2’-hidroksikalkon

Ulangan 2’-Hidroksikalkon

(mmol)

Flavonol

(mmol)

Rendemen

(%)

1 2.55 1.94 76.1

2 2.53 1.94 76.4

(a) (b)

Page 14: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

6

Spektrum UV-Vis flavonol memiliki 2 puncak serapan di panjang

gelombang 240.5 dan 346 nm (Lampiran 5a). Spektrum 1H NMR (Lampiran 5b)

memperlihatkan 6 sinyal proton aromatik di 7.41, 7.47, 7.53, 7.58, 7.70, dan 8.25

ppm. Tidak terdapat sinyal proton enolik khas di sekitar 9 ppm dan muncul 1

sinyal pengotor di 7.14 ppm. Spektrum 13

C NMR (Lampiran 5c) menunjukkan

sinyal karbon keton di 173.67 ppm, sinyal C-β pada sistem keton takjenuh-,β di

145.13 ppm, sinyal C-hidroksil di 138.65 ppm, serta 3 sinyal C-kuaterner lainnya.

Selain itu, terdapat 7 sinyal karbon-sp2 dari cincin benzena.

PEMBAHASAN

2’-Hidroksikalkon

Senyawa 2’-hidroksikalkon berhasil disintesis dengan mereaksikan o-HAP

dengan benzaldehida. Fenil asetat yang digunakan sebagai bahan baku o-HAP

diperoleh dari esterifikasi fenol dengan anhidrida asetat (modifikasi Septiani

2011) dengan rendemen 94.0%. Hasil ini hampir sama dengan yang dilaporkan

Septiani (2011), yaitu 74.4–95.2%. Senyawa o-HAP disintesis melalui penataan-

ulang Fries fenil asetat dengan katalis AlCl3 pada suhu 120 oC (Anggraeni 2012)

dan dihasilkan rendemen 38.1%. Hasil ini juga hampir sama dengan yang

dilaporkan Anggraeni (2012), yaitu 40.9%.

2’-Hidroksikalkon disintesis menggunakan metode kondensasi Claisen-

Schmidt (Gambar 5) dengan bantuan katalis. Katalis yang digunakan adalah KOH

60% (Kamble et al. 2011), KOH pelet-teknik grindstone (Zangade et al. 2011),

asam Lewis BF3-Et2O (Narender dan Reddy 2007), dan NaH dalam DMF (Nay et

al. 2001). Asam Lewis menghasilkan campuran produk yang tidak terpisahkan

secara baik dengan KLT, maka tidak dimurnikan lebih lanjut.

OH

O

+ H

O

OH

O

katalis

Gambar 5 Reaksi kondensasi Claisen-Schmidt 2’-hidroksikalkon

Katalis basa telah lama digunakan dalam metode kondensasi Claisen-

Schmidt. Elektron bebas pada basa mendeprotonasi hidrogen-α dari o-HAP

membentuk karbanion yang akan mengadisi atom C-karbonil benzaldehida. Pada

akhir reaksi dilepaskan molekul air dan terbentuk 2’-hidroksikalkon sebagai

produk kondensasi. Katalis asam juga mulai digunakan oleh beberapa peneliti

untuk melangsungkan senyawa ini, salah satunya ialah asam Lewis BF3-Et2O

(Narender dan Reddy 2007). Tarikan-elektron oleh asam Lewis pada atom O-

karbonil dari o-HAP memicu pembentukan tautomer enol, sementara tarikan-

elektron pada atom O-karbonil dari benzaldehida meningkatkan elektrofilisitas

Page 15: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

7

atom C-karbonil sehingga mudah diadisi oleh tautomer enol. Reaksi juga diakhiri

dengan lepasnya molekul air membentuk 2’hidroksikalkon. Mekanisme reaksi

keduanya ditunjukkan pada Lampiran 6. Metode terbaik dipilih berdasarkan

rendemen 2’-hidroksikalkon tertinggi, efisiensi waktu kerja, dan kemurnian

senyawa.

Produk sintesis dengan 4 katalis menghasilkan noda KLT yang tidak

tunggal (Gambar 2). Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk tidak

hanya 2’-hidroksikalkon. Pada produk berkataliskan KOH 60%, 2 fraksi teratas,

yaitu Rf ~ 0.80 (F1) dan Rf ~ 0.74 (F2) dipisahkan dengan menggunakan KLT

preparatif dengan eluen n-heksana-EtOAc 9:1 (fraksi lainnya dengan Rf < 0.70

dan berekor dianggap sebagai pengotor). Produk F1 berupa endapan kuning dan

produk F2 berupa endapan putih. Spektrum UV-Vis fraksi F1 (Lampiran 3a)

memiliki pola yang sama dengan 2’-hidroksikalkon, sementara pola spektrum

UV-Vis fraksi F2 (Lampiran 4a) sama dengan flavanon, ketika dibandingkan

dengan spektrum UV-Vis standar yang dilaporkan oleh Cirilli et al. (2008)

(Gambar 6). Dugaan ini dipertegas dengan kesesuaian nilai titik leleh. Fraksi F1

yang diperoleh dengan katalis KOH 60% memiliki titik leleh 80–84 ºC, mendekati

nilai yang dilaporkan Barros et al. (2004), yaitu 81–83 ºC. Titik leleh fraksi F2

(73–76) ºC juga mendekati titik leleh flavanon yang dilaporkan Kamboj et al.

(2011), yaitu 77–78 ºC.

Gambar 6 Spektrum UV-Vis 2’-hidroksikalkon dan flavanon (Cirilli et al. 2008)

Produk F1 dan F2 dicirikan dengan menggunakan NMR untuk memastikan

bahwa senyawa yang terbentuk benar-benar 2’-hidroksikalkon (F1) dan flavanon

(F2). Sinyal-sinyal 1H-NMR dan

13C-NMR untuk F1 terangkum dalam Tabel 3.

Spektrum 1H-NMR menunjukkan 12 sinyal (Lampiran 3b). Sinyal proton dari

karbon-sp2 vinilik, yaitu 7.67 dan 7.93 ppm (Cb, Cc) memiliki tetapan kopling 11–

18 Hz yang menunjukkan geometri alkena trans (Pavia et al. 2009). Selain itu,

terdapat 6 sinyal proton aromatik. Proton aromatik pada cincin A 2’-

hidroksikalkon menghasilkan 2 sinyal di 7.67 dan 7.44 ppm. Dua proton di posisi

orto merasakan perambatan tarikan-elektron dari sistem keton takjenuh-,β

sehingga sinyalnya lebih ke medan bawah (7.67 ppm). Sementara sinyal dengan

integrasi 3.01 di 7.44 ppm merupakan tumpang-tindih sinyal yang berasal dari 3

proton di posisi meta dan para. Proton aromatik pada cincin B 2’-hidroksikalkon

menghasilkan 4 sinyal di 7.93, 7.50, 7.04, dan 6.94 ppm. Dua sinyal di medan

bawah berasal dari atom hidrogen yang orto (7.93 ppm, C6’) dan para (7.50 ppm,

C4’) terhadap substituen karbonil yang merupakan penarik-elektron. Dua sinyal di

medan atas berasal dari atom hidrogen orto (7.04 ppm, C3’) dan para (6.94 ppm,

C5’) terhadap gugus hidroksil fenolik yang bersifat penyumbang-elektron. Sinyal

Panjang gelombang (nm)

A

b

s

o

r

b

a

n

Page 16: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

8

di 12.82 ppm (C2’) menunjukkan keberadaan gugus hidroksil fenolik tersebut

yang berikatan hidrogen intramolekul dengan gugus O-asil. Geseran jauh ke

medan bawah dari proton hidroksil ini disebabkan sifatnya sangat tidak terperisai

karena adanya ikatan hidrogen intramolekul.

Tabel 3 Posisi sinyal-sinyal NMR 2’- hidroksikalkon (pelarut CDCl3)

OO

H

12

3

4

5

6

1'2'

4'

5'

6'

ab

cB

A

Atom

C/H H 500 MHz (ppm)

(multiplisitas, J, H)

C 125 MHz

(ppm)

a - 193.93

b 7.67 (d, 14.9, 1H) 119.05

c 7.93 (d, 15.6, 1H) 145.67

1 - 134.78

2 7.67 (td, 5.9, 1.3, 2H) 128.86

3 7.44 (m, 3H) 129.24

4 7.44 (m, 3H) 129.83

5 7.44 (m, 3H) 129.24

6 7.67 (td, 5.9, 1.3, 2H) 128.86

1’ - 120.19

2’ 12.82 (s, 1H) 163.79

3’ 7.04 (dd, 8.4, 1.3, 1H) 118.84

4’ 7.50 (td, 8.5, 1.9, 1H) 136.61

5’ 6.94 (td, 7.8, 1.3, 1H) 120.29

6’ 7.93 (dd, 8.4, 1.5, 1H) 131.13

Spektrum 13

C NMR 2’-hidroksikalkon memunculkan 13 sinyal (Lampiran

3c). Terdapat 4 sinyal C-kuaterner dengan intensitas rendah. Sinyal keton

terkonjugasi di 193.93 ppm lazim muncul pada daerah 180–200 ppm. Sinyal C-

fenolik di 163.79 ppm muncul di medan bawah karena tarikan-elektron langsung

dari gugus -OH. Sinyal di 120.19 ppm berasal dari C-kuaterner yang mengikat

substituen karbonil penarik-elektron, tetapi berposisi orto terhadap substituen

hidroksil fenolik. Sinyal di 134.78 ppm berasal dari C-kuaterner cincin benzena

monosubstitusi.

Sembilan sinyal lainnya merupakan sinyal karbon-sp2. Dua sinyal di 128.86

dan 129.24 ppm memiliki intensitas 2 kali lebih tinggi, menunjukkan bahwa

masing-masing berasal dari 2 C-metina yang ekuivalen pada cincin A. Karbon

metina lainnya pada cincin A memberikan sinyal di 129.83 ppm. Dua karbon

alkena pada sistem keton takjenuh-,β menunculkan sinyal di 119.05 ppm untuk

karbon α yang mengikat substituen karbonil dan di 145.67 ppm untuk karbon β

yang kurang terperisai karena efek resonans. Empat sinyal lainnya dihasilkan dari

Page 17: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

9

C-metina di cincin B. Dua atom karbon yang orto dan para terhadap substituen

karbonil menghasilkan sinyal lebih ke medan atas di 131.13 dan 136.61 ppm. Dua

atom lainnya yang orto dan para terhadap substituen hidroksil fenolik

menghasilkan sinyal lebih ke medan bawah di 118.84 dan 120.29 ppm. Analisis

spektrum NMR ini telah sesuai dengan yang dilaporkan oleh Appu (2010) dan

membuktikan fraksi F1 sebagai 2’-hidroksikalkon dengan geometri molekul trans

(E-2’-hidroksikalkon).

Spektrum 1H-NMR dari F2 menunjukkan 12 sinyal proton (Lampiran 4b)

yang terangkum dalam Tabel 4. Terdapat 3 sinyal proton karbon-sp3, yaitu di 3.08

dan 2.92 ppm (H3a, H3b) dan di 5.51 ppm (H2). Dua atom H geminal pada gugus

metilena C3 menghasilkan sinyal yang berbeda karena sifatnya yang

diastereotopik. Struktur kimia yang relatif kaku membuat keduanya merasakan

lingkungan kimia yang berbeda. Korelasi geminal antara H3a dan H3b

ditunjukkan oleh nilai tetapan kopling yang sama, yaitu 16.8–16.9 Hz (nilai khas

Jgem adalah 12–18 Hz). Proton H3a diidentifikasi berada di posisi aksial karena

memiliki nilai tetapan kopling 13.7 Hz dengan H2 yang juga berposisi aksial

(nilai khas Jaa ialah 10–14 Hz). Sementara proton H3b diidentifikasi di posisi

ekuatorial dengan tetapan kopling 3.2 Hz dengan H2 (nilai khas Jae ialah 2–6 Hz).

Nilai khas tetapan kopling yang dirujuk berasal dari Pavia et al. (2009). Gambar 7

menggambarkan posisi proton alifatik flavanon dalam konformasi kursi.

Tabel 4 Analisis sinyal 1H-NMR flavanon (pelarut CDCl3)

O

H

Hb

Ha

O

1

2

34

5

6

7

8

9

10

1'

2'

3'

4'

5'

6'A

B

C

Atom C/H H 500 MHz (ppm)

(multiplisitas, J, H)

2 5.51 (dd, 13.6, 3.2, 1H)

3a 3.10 (dd, 16.8, 13.7, 1H)

3b 2.91 (dd, 16.9, 3.2, 1H)

5 7.94 (dd, 8.5, 1.9, 1H)

6/8 7.05–7.08 (m, 2H)

7 7.40 (m, 1H)

2’/3’/4’/5’/6’ 7.43–7.53 (m, 5H)

O Ph

H

Hb

O Ha Gambar 7 Flavanon dalam koformasi kursi

Page 18: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

10

Proton aromatik pada cincin A memberikan 3 sinyal di 7.94, 7.40, dan 7.07

ppm. Dua sinyal di medan bawah berasal dari atom hidrogen yang orto (7.94 ppm,

H5) dan para (7.40 ppm, H7) terhadap substituen karbonil, sedangkan sinyal

dengan integrasi 1.92 yang berada di medan atas merupakan tumpang tindih

sinyal yang berasal dari atom hidrogen orto dan para terhadap atom oksigen eter

(7.05–7.08 ppm, H6 dan H8). Sementara 5 proton pada cincin B memberikan

sinyal multiplet di 7.43–7.53 ppm yang merupakan tumpang-tindih sinyal proton

orto, meta maupun para. Analisis spektrum NMR telah membuktikan fraksi F2

sebagai flavanon.

Tabel 1 menunjukkan bahwa metode Kamble et al. (2011) dengan katalis

KOH 60% menghasilkan rendemen 2’-hidroksikalkon paling tinggi dengan

kisaran 41.7–56.9%. Rendemen tersebut dihasilkan dengan bahan awal masing-

masing 10 mmol o-HAP dan benzaldehida. Rendemen lebih rendah diperoleh saat

sintesis dilakukan dengan masing-masing 2 mmol reaktan, yaitu sekitar 37%.

Rendemen yang lebih tinggi dengan pereaksi yang lebih banyak terjadi karena

saat digunakan pereaksi dalam jumlah sedikit, kehilangan sedikit saja produk pada

tahap pemurnian dapat berpengaruh signifikan pada penurunan rendemen.

Pada setiap metode yang dirujuk, 2’-hidroksikalkon kasar direkristalisasi

untuk menghilangkan pengotor. Pelarut rekristalisasi yang terbaik ialah metanol.

Akan tetapi, pada penelitian ini, produk setelah direkristalisasi dengan metanol

memberikan noda yang sama dengan sebelum rekristalisasi, maka proses

pemurnian dilakukan dengan KLT preparatif dengan eluen n-heksana-EtOAc 9:1.

Metode dengan katalis KOH 60% kurang efisien dari segi waktu, yaitu 6

jam. Selain itu, masih dibutuhkan pelarut etanol dalam reaksinya. Metode dengan

katalis KOH pelet dilakukan tanpa pelarut. Metode ini juga jauh lebih cepat,

hanya memerlukan sekitar 10 menit. Namun, rendemen 2’-hidroksikalkon yang

didapat hanya 28%. Selain itu, spektrum 1H-NMR F1 untuk metode ini (Lampiran

3d) memiliki puncak pengotor yang lebih banyak di daerah alifatik. Ini berarti

kemurnian produk tidak sebaik ketika digunakan KOH 60%. Waktu sintesis yang

lebih lama untuk katalis KOH 60% dibandingkan dengan KOH pelet terjadi

karena konsentrasi KOH yang lebih tinggi pada KOH pelet mampu

mendeprotonasi Hα lebih cepat dan 2’-hidroksikalkon pun lebih cepat terbentuk.

Berdasarkan hasil ini, meningkatkan konsentrasi KOH dalam etanol diduga dapat

memperpendek waktu reaksi.

Metode ketiga menggunakan katalis BF3-Et2O yang merupakan asam Lewis

cukup keras. Diharapkan dengan sifat keasaman tersebut, 2’-hidroksikalkon dapat

terbentuk dengan cepat tanpa menimbulkan produk samping seperti yang

mungkin terbentuk dengan asam kuat Brӧnsted-Lowry, misalnya HCl. Akan

tetapi, produk sintesis dengan katalis BF3-Et2O dalam penelitian ini didapati sukar

dimurnikan. Selain itu, penanganan reaksi lebih sulit seperti penggunaan BF3-

Et2O yang tidak boleh kontak dengan udara karena dapat menghilangkan

keasamannya. Narender dan Reddy (2007) telah menyintesis beberapa jenis

kalkon dengan rendemen >75% dari turunan benzaldehida dengan asetofenon,

tetapi tidak melaporkan sintesis 2’-hidroksikalkon. Hasil tersebut tidak terulangi

dalam penelitian ini. Penelitian dengan menggunakan katalis BF3-Et2O juga

pernah dilakukan oleh Appu (2010) untuk sintesis 2’,4-dihidroksikalkon

memperoleh rendemen yang sangat kecil, yaitu 2.9%.

Page 19: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

11

Penggunaan basa NaH dalam DMF yang merujuk metode Nay et al. (2001)

diperkirakan mampu menghasilkan 2’-hidroksikalkon dengan rendemen yang

lebih baik karena sifat kebasaan NaH lebih kuat dibandingkan dengan KOH dan

NaOH. Nilai pKa H-= 37, jauh lebih besar daripada pKa OH

-=16 (Jung 2001).

Selain itu, Arnaudinaud et al. (2001) juga telah melaporkan penggunaan basa ini

untuk menyintesis turunan 2’-hidroksikalkon dengan rendemen yang tinggi, yaitu

89%. Namun, dalam penelitian ini rendemen yang didapat penelitian ini hanya

sekitar 25%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan katalis KOH

60%. Sintesis dengan metode ini juga terkendala oleh sulitnya menghilangkan

pelarut DMF karena titik didihnya yang tinggi, yaitu 153 oC. Penghilangan pelarut

DMF dengan KLT preparatif cukup memboroskan pelarut dan waktu.

Rekapitulasi sintesis 2’-hidroksikalkon dalam Tabel 5 memperlihatkan katalis

KOH 60% sebagai metode terbaik dari yang diujikan.

Tabel 5 Perbandingan 4 metode sintesis 2’-hidroksikalkon

Katalis Kemudahan

sintesis Rendemen (%) Waktu Kemurnian

KOH 60% Mudah 47–57 6 jam Baik

KOH pelet Mudah 28–29 10 menit Kurang

BF3-Et2O Sulit Tidak ditentukan 15 menit Tidak ditentukan

NaH-DMF Sulit 24–26 2 jam Tidak ditentukan

Senyawa o-HAP memiliki 2 atom hidrogen yang bersifat asam, yaitu

hidrogen fenolik dan hidrogen-α. Hidrogen fenolik bersifat lebih asam

dibandingkan dengan hidrogen-α, sehingga bersaing untuk bereaksi dengan

pasangan elektron bebas dari basa. Basa diharapkan mendeprotonasi hidrogen-α,

namun, sebagian akan cenderung menyerang hidrogen fenolik sehingga

berpotensi menurunkan rendemen. Beberapa peneliti menggunakan gugus

pelindung pada -OH agar tidak terjadi reaksi yang tidak diharapkan. Beberapa

gugus pelindung lazim digunakan untuk melindungi -OH sebagai turunan eternya,

antara lain metoksimetil (MOM), seperti yang dilaporkan oleh Pandurangan et al.

(2011). Kelebihan gugus pelindung eter adalah praktis lembam dengan basa dan

mudah dilepaskan kembali dengan penambahan asam. Oleh karena itu, gugus

pelindung ini sangat cocok untuk digunakan dalam sintesis 2’-hidroksikalkon

dengan katalis basa. Meskipun dalam penelitian ini tidak digunakan gugus

pelindung, 2’-hidroksikalkon masih terbentuk cukup banyak karena hidrogen

fenolik terstabilkan oleh ikatan hidrogen intramolekul dengan O-asil sehingga

reaktivitasnya menurun. Penambahan KOH 60% tetes demi tetes pada suhu

rendah (0 oC) juga dimaksudkan untuk mengurangi reaksi samping yang tidak

diharapkan.

Flavanon diperoleh sebagai produk ikutan selain 2’-hidroksikalkon pada

penggunaan katalis KOH 60%, KOH pelet, dan NaH-DMF. Flavanon merupakan

isomer dari 2’-hidroksikalkon dan keduanya membentuk reaksi kesetimbangan.

Flavanon terbentuk dari siklisasi sebagian 2’-hidroksikalkon dengan rendemen

sekitar 15%. Drexler dan Amiridis (2003) melaporkan bahwa o-HAP yang

direaksikan dengan benzaldehida menggunakan katalis asam atau basa akan

mengalami 2 tahap reaksi, yaitu pembentukan 2’-hidroksikalkon dilanjutkan

dengan siklisasi 2’-hidroksikalkon membentuk flavanon. Belum dapat ditentukan

secara pasti faktor-faktor yang menyebabkan siklisasi ini selalu terjadi. Sagrera

Page 20: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

12

dan Seoane (2005) melaporkan bahwa menyintesis flavanon dari o-HAP dengan

benzaldehida tidak menghasilkan flavanon seutuhnya dan masih adanya 2’-

hidroksikalkon yang terbentuk. Beberapa faktor seperti suhu dan lama pemanasan

menjadi salah satu yang memengaruhi rendemen flavanon yang dihasilkan.

Metode Kamble et al. (2011) yang merupakan metode terbaik untuk menyintesis

2’-hidroksikalkon digunakan dalam tahap penelitian selanjutnya untuk

menghasilkan flavonol.

Flavonol

Senyawa flavonol dihasilkan melalui reaksi siklisasi oksidatif senyawa 2’-

hidroksikalkon menurut reaksi AFO dengan menggunakan modifikasi metode

Dahln et al. (2006) (Gambar 8). H2O2 30% mengoksidasi OH- dari NaOH

membentuk –OOH yang akan melangsungkan adisi-1,4 pada ikatan rangkap-α,β

dari 2’-hidroksikalkon membentuk kalkon epoksida yang selanjutnya tertata-ulang

menjadi flavonol (Lampiran 7).

OH

O

O

O

OH

H2O2 30%, NaOH 4M

MeOH-THF (1:1), 0 oC

Gambar 8 Reaksi AFO pembentukan flavonol dari 2’-hidroksikalkon

Reaksi selama 12 jam dan 7 jam diujikan dalam penelitian ini dan

menghasilkan rendemen flavonol yang sama, yaitu 76%. Hasil ini hampir 2 kali

lipat dibandingkan dengan hasil yang dilaporkan oleh Dahln et al. (2006), yaitu

41%. Produk yang dihasilkan memberikan noda tunggal pada pelat KLT dengan

berbagai macam eluen. Eluen yang diujikan ialah MTC (Rf ~ 0.80), aseton (Rf ~

0.95), metanol (Rf ~ 0.90), EtOAc (Rf ~ 0.99), dan n-heksana-EtOAc (8:2) (Rf ~

0.44). Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk murni. Titik leleh

flavonol yang diperoleh sebesar 169–172 oC, mendekati nilai yang dilaporkan

oleh Dick dan Ernsting (1987), yaitu 171.5 °C. Selain itu, bukti-bukti

spektroskopi sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini telah memastikan produk

yang diperoleh sebagai flavonol.

Spektrum UV-Vis menunjukkan 2 puncak serapan khas pada panjang

gelombang sekitar 240.5 dan 347 nm (Lampiran 5a). Pola spektrum UV-Vis yang

dihasilkan mirip dengan literatur NIST (2007), yaitu 2 puncak pada panjang

gelombang 241 dan 348 nm. Hasil ini memperkuat bahwa flavonol telah

terbentuk.

Analisis spektrum 1H dan

13C NMR flavonol dirangkum dalam Tabel 6.

Spektrum 1H NMR flavonol (Lampiran 5b) menunjukkan 6 sinyal aromatik di

7.41, 7.47, 7.56, 7.53, 7.58, dan 8.25 ppm, tetapi tidak muncul sinyal proton khas

hidroksil enolik di sekitar 9 ppm. Proton hidroksil ini bersifat asam sehingga

sinyal seharusnya ada pada daerah medan magnet rendah. Dalam pelarut CDCl3

yang digunakan pada analisis NMR, sinyal proton tersebut semestinya muncul

kerana pelarut tidak mengandung proton dapat tukar seperti pada D2O atau

Page 21: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

13

metanol-d4 atau mampu berikatan hidrogen dengan -OH seperti aseton-d6.

Kebanyakan literatur yang dilaporkan, analisis NMR flavonol menggunakan

pelarut DMSO-d6 (Moon et al. 2005). Meskipun demikian, analisis spektrum 13

C

NMR dibawah ini menunjukkan keberadaan gugus 3-OH tersebut.

Tabel 6 Analisis sinyal 1H dan

13C-NMR flavonol (pelarut CDCl3)

O

OH

O

1

2

34

5

6

7

8

9

10

1'

2'

3'

4'

5'

6'A

B

C

Atom

C/H H 500 MHz (ppm)

(multiplisitas, H)

C 125 MHz

(ppm)

2 - 145.13

3 - 138.65

4 - 173.67

5 8.25 (m, 3H) 125.64

6 7.41 (t, J=7.1, 1H) 124.68

7 7.70 (td, J=8.4, J=1.9, 1H) 133.79

8 7.58 (d, J=8.4, 1H) 118.34

9 - 155.59

10 - 120.83

1’ - 131.24

2’ 8.25 (m, 3H) 127.93

3’ 7.53 (m, 2H) 128.76

4’ 7.47 (tt, J=7.1, J=1.3, 1H) 130.34

5’ 7.53 (m, 2H) 128.76

6’ 8.25 (m, 3H) 127.93

Spektrum 13

C NMR flavonol (Lampiran 5c) menunjukkan 6 sinyal karbon

kuaterner dengan intensitas sinyal yang rendah serta 9 sinyal dari atom-atom

karbon-sp2 cincin benzena. Korelasi antara sinyal-sinyal proton dan karbon perlu

dianalisis untuk memastikan identitas sinyal yang dihasilkan. Moon et al. (2005)

telah melakukan pengujian NMR 2-dimensi spektroskopi korelasi (COSY) dan

heteronuclear multiple bond coherence (HMBC) terhadap sinyal-sinyal 1H dan

13C NMR senyawa flavonol dan hasilnya dimanfaatkan untuk elusidasi struktur

flavonol dalam penelitian ini.

Sinyal karbon kuaterner keton terkonjugasi muncul di 173.67 ppm. Sinyal

di daerah 155.59 ppm berasal dari C-kuaterner yang mengikat substituen eter.

Tarikan-elektron kuat oleh atom oksigen dan dari gugus karbonil orto

menyebabkan sinyal ini lebih ke medan bawah daripada sinyal-sinyal karbon

kuaterner lainnya. Atom C-β pada sistem keton takjenuh-,β memunculkan sinyal

di 145.13 ppm. Resonans pada sistem enon menyebabkan atom ini bermuatan

positif parsial sehingga sinyal bergeser ke medan bawah. Sinyal C-kuaterner yang

mengikat OH enolik muncul di 138.65 ppm. Kendati mengalami tarikan-elektron

dari gugus –OH, sinyal karbon ini lebih ke medan atas karena pengaruh resonans

dari atom oksigen eter memerisai atom tersebut. Sinyal di 131.24 ppm berasal dari

Page 22: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

14

C-kuaterner cincin benzena monosubtitusi, sedangkan sinyal di 120.83 ppm

berasal dari C-kuaterner yang mengikat substituen karbonil.

Sinyal di 128.76 dan 127.93 ppm memiliki intensitas 2 kali lebih tinggi,

menunjukkan bahwa masing-masing berasal dari 2 C-metina yang ekuivalen pada

cincin B. Sinyal di 130.34 ppm berasal dari karbon para pada cincin B tersebut.

Atom-atom karbon-sp2 cincin A flavonol ditunjukkan oleh 4 sinyal lainnya. Dua

sinyal di medan atas berasal dari atom karbon yang orto (118.34 ppm) dan para

(124.68 ppm) terhadap substituen oksigen eter pendorong-elektron. Dua sinyal di

medan bawah berasal dari atom karbon yang orto (125.64 ppm) dan para (133.79

ppm) terhadap substituen karbonil penarik-elektron. Berdasarkan analisis ini,

spektrum NMR telah membuktikan terbentuknya flavonol.

SIMPULAN DAN SARAN

Senyawa flavonol telah berhasil disintesis menggunakan reaksi AFO

melalui siklisasi oksidatif 2’-hidroksikalkon dengan rendemen 76%.

Dibandingkan dengan katalis KOH pelet, BF3-Et2O, dan NaH-DMF, metode

sintesis 2’-hidroksikalkon terbaik adalah menggunakan katalis KOH 60% yang

menghasilkan rendemen terbesar 57%. Rendemen total flavonol terbesar yang

dihasilkan adalah 43%.

Perlu dilakukan sintesis 2’-hidroksikalkon dengan menggunakan gugus

pelindung untuk meningkatkan rendemen serta variasi waktu reaksi dan variasi

konsentrasi KOH untuk optimalisasi metode berkataliskan KOH 60%. Selain itu,

perlu dicari eluen terbaik untuk pemisahan 2’-hidroksikalkon dari produk dengan

katalis BF3-Et2O, dan dicari waktu sintesis yang paling efektif dalam menyintesis

flavonol.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni L. 2012. Sintesis flavon dari fenol dan benzoil klorida [skripsi]. (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Appu V. 2010. Synthesis of chalcones and derivatives [tesis]. Malaysia. (MY):

Universiti Teknologi Malaysia.

Arnaudinaud V, Nay B, Nuhrich A, Deffieux G, Merillon J, Monti J, Vercauteren

J. 2001. Total synthesis of isotopi cally labelled flavonoids. Part 3: 13

C-

labelled (-)-procyanidin B3 from 1-[13

C] acetic acid. Tetrahedron Lett.

42(2001):1279-1281.

Barros AIRNA, Silva AMS, Alkorta I, Elguero J. 2004. Synthesis experimental

and theoretical NMR study of 2’-hydroxychalcones bearing a nitro

substituent on their bring. Tetrahedron. 60(31):6513-6521.

Calvino V, Picallo M, Lo AJ, Peinado P, Dura CJ, Valle N, Marti RM, Aranda N.

2006. Ultrasound accelerated Claisen-Schmidt condensation: a green route

to chalcones. Appl Surf Sci. 252(2006):6071-6074.

Page 23: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

15

Cirilli R, Ferretti R, Santis ED, Gallinella B, Zanitti L, Torre FL. 2008. High-

performance liquid chromatography separation of enantiomers of flavanone

and 2’-hydroxychalcone under reverred-phase conditions. J Chromatogr A.

1190(2008):95-101.

Crozier A, Burns J, Aziz AA, Stewart AJ, Rabiasz HS, Jenkins GI, Edwards CA,

Lean ME. 2000. Antioxidant flavonols from fruits, vegetables

and beverages: measurements and bioavailability. J Braz Chem Soc.

32(2):1-11.

Dahln K, Walln EAA, Grtli M, Luthman K. 2006. Synthesis of 2,3,6,8-

tetrasubstituted chromone scaffolds. J Org Chem. 71(18):6863-6871.

Dick B, Ernsting NP. 1987. Excited-state intramolecular proton transfer in 3-

hydroxyflavone isolated in solid argon: fluorescence and fluorescence-

excitation spectra and tautomer fluorescence rise time. J Phys Chem.

91(16):4264-4266.

Drexler MT, Amiridis MD. 2003. The effect of solvents on the heterogenous

synthesis of flavanone over MgO. J Catal. 214(2003):136-145.

Fougerousse A, Gonzales EM, Brouillard R. 2000. A convenient method for

synthesizing 2-aryl-3-hydroxy-4-oxo-4H-1-benzopyrans or flavonols. J Org

Chem. 65(2000):583-586.

Jayapal MR, Sreedhar NY. 2010. Anhydrous K2CO3 as catalyst for synthesis of

chalcones under microwave irradiation. JPSR. 2(10):644-647.

Jung ME. 2001. Chemistry 130A. Spring. [terhubung berkala].

http://charette.corg.umontreal.ca/CHM3320/pKa_Jung.pdf [30 Mar 2013].

Kamble VM, Hatnapure GD, Keche AP, Birajdar S, Patil SG, Rodge AH, Turkar

SS, Gour K, Tale RH. 2011. Synthesis and biological evaluation of a novel

series of methoxylated chalcones as antioxidant and anti-microbial agents. J

Chem Pharm. 3(6):639-648.

Kamboj RC, Sharma G, Kumar D, Arora R, Sharma C, Aneja KR. 2011. An

environmentally sound approach for the synthesis of some flavanones and

their antimicrobial activity. Chemtech. 3(2):901-910.

Moon BH, Lee Y, Ahn J, Lim Y. 2005. Complete assignments of the 1H and

13C

NMR data of flavonol derivatives. Magn Reson Chem. 2005(43):858-860.

Mundy BP, Ellerd MG, Favaloro FG. 2005. Name Reactions and Reagents in

Organic Synthesis. Ed ke-2. New Jersey: Wiley and Sons.

Narender T, Reddy KP. 2007. A simple and highly efficient method for the

synthesis of chalcones by using boron trifluoride-etherate. Tetrahedron Lett.

48(2007):3177-3180.

Nay B, Arnaudinaud V, Vercauteren J. 2001. Gram-scale production and

applications of optically pure 13

C-labelled (+)-catechin and (-)-epicatechin.

Eur J Org Chem. (2001):2379-2384.

[NIST] National Institute of Standards and Technology. 2007. Spectrum UV-Vis

for Flavonol. Gaithersburg(US):NIST.

Pandurangan N, Bose C, Banerji A. 2011. Synthesis and antioxygenic activities of

seabuckthorn flavone-3-ols and analogs. Bioorg Med Chem Lett.

21(2011):5328-5330.

Pavia DL, Lampman GM, Kriz GS, Vyvyan JR. 2009. Introduction to

Spectroscopy. Ed ke-4. Washington: Cengage learning.

Pietta PG. 2000. Flavonoids as antioxidants. J Nat Prod. 63(7):1035-1042.

Page 24: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

16

Sagrera GJ, Seoane GA. 2005. Microwave accelerated solvent-free synthesis of

flavanones. J Braz Chem Soc. 16(4):851-856.

Septiani D. 2011. Sintesis 1-(2-hidroksifenil)-3-fenilpropana-1,3-dion dari o-

hidroksiasetofenon dan benzoil klorida [skripsi]. (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Sultana B, Anwar F. 2008. Flavonols (kaempferol, quercetin, myricetin) contents

of selected fruits, vegetables and medicinal plants. Food Chem.

108(2008):879-884.

Tanaka H, Stohlmeyer MMA, Wandless TJ, Taylor LP. 2000. Synthesis of

flavonol derivatives as probes of biological processes. Tetrahedron Lett.

41(2000):9735-9739.

[USDA] United States, Department of Agriculture. Database for the Flavonoid

Content of Selected Foods. 2011 Beltsville: USDA. hlm 1-150.

Zangade S, Mokle S, Vibhute A, Vibhute Y. 2011. An efficient and operationally

simple synthesis of some new chalcones by using grinding technique. Chem

Sci J.2011(13):1-6.

Page 25: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

17

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

OH O

OH

CH3

H

O

O

O

O

OH

O

CH3

O(Septiani 2011) (Anggraeni 2011)

1. KOH 60% dalamEtOH ((Kamble et al. 2011)

2. KOH padatan (Zangade et al. 2011)

3. NaH-DMF (Nay et al. 2001)

4. BF3-Et2O(Narender & Reddy 2007)

Metode Dahln et al. (2006)

OH

Ac2O

CuSO4

AlCl3

120 oC

H2O2, NaOH

MeOH-THF

Lampiran 2 Rendemen 2’-hidroksikalkon dan flavanon

Keterangan : *tidak ditentukan

Katalis o-HAP

(mmol)

Benzaldehida

(mmol)

2’-Hidroksi-

kalkon (mmol)

Flavanon

(mmol)

Rendemen

2’-hidroksikalkon

(%)

Rendemen

flavanon

(%)

KOH 60% 2.00

2.08

10.02

10.10

2.04

2.13

10.12

10.24

0.75

0.77

4.72

5.75

0.22

0.27

1.52

1.33

37.72

37.13

47.06

56.95

10.86

13.18

15.20

13.14

KOH pelet 2.07

2.03

2.30

2.19

0.59

0.56

0.04

0.04

28.51

27.76

1.85

2.07

BF3-Et2O 2.02

2.01

2.11

2.09

*

*

*

*

*

*

*

*

NaH-DMF 2.05

2.00

2.13

2.01

0.53

0.48

0.24

0.21

25.85

23.87

11.79

10.64

2’-Hidroksikalkon

Flavonol

H2O2

NaOH 4 M

THF-MeOH

Page 26: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

18

Lampiran 3 Elusidasi struktur produk sintesis 2’-hidroksikalkon

KOH 60% KOH pelet

NaH-DMF

(a) Spektrum UV-Vis senyawa 2’-hidroksikalkon

Panjang gelombang (nm) Panjang gelombang (nm)

A

b

s

o

r

b

a

n

s

A

b

s

o

r

b

a

n

s

A

b

s

o

r

b

a

n

s

Panjang gelombang (nm)

Page 27: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

19

(b) Spektrum 1H-NMR 2’-hidroksikalkon katalis KOH 60% (500 MHz, CDCl3)

K

e

l

i

m

p

a

h

a

n

δ (ppm)

Page 28: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

20

OO

H

128.86

129.24

129.83

129.24

128.86

163.79118.84

136.61

120.29

131.13

119.05

145.67

B

A

193.93

134.78

120.19

(c) Spektrum 13

C-NMR 2’-hidroksikalkon katalis KOH 60% (125 MHz, CDCl3)

(d) Spektrum 1H-NMR 2’-hidroksikalkon katalis KOH pelet (500 MHz, CDCl3)

Pengotor

K

e

l

i

m

p

a

h

a

n

K

e

l

i

m

p

a

h

a

n

δ (ppm)

δ (ppm)

Page 29: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

21

Lampiran 4 Elusidasi struktur produk sintesis Flavanon

KOH 60% KOH pelet

NaH-DMF

(a) Spektrum UV-Vis senyawa flavanon

Panjang gelombang (nm) Panjang gelombang (nm)

Panjang gelombang (nm)

A

b

s

o

r

b

a

n

s

A

b

s

o

r

b

a

n

s

A

b

s

o

r

b

a

n

s

327.0

326.5

325.0

250.5

250.0

250.0

Page 30: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

22

(b) Spektrum 1H-NMR flavanon (500 MHz, CDCl3)

K

e

l

i

m

p

a

h

a

n

δ (ppm)

Page 31: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

23

Lampiran 5 Elusidasi struktur produk sintesis flavonol

i ii

(a) Spektrum UV-Vis senyawa flavonol literatur (NIST 2007) (i), hasil

sintesis (ii)

(b) Spektrum 1H-NMR (500 MHz, CDCl3)

Panjang gelombang (nm) Panjang gelombang (nm)

A

b

s

o

r

b

a

n

s

A

b

s

o

r

b

a

n

s

K

e

l

i

m

p

a

h

a

n

δ (ppm)

Page 32: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

24

(c) Spektrum 13

C-NMR (125 MHz, CDCl3)

K

e

l

i

m

p

a

h

a

n

δ (ppm)

Page 33: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

25

Lampiran 6 Mekanisme reaksi sintesis 2’-hidroksikalkon metode Claisen-

Schmidt

CH2 CH2 H

H

HO

O

O

H B-

O O

H

H

H2O

OO

-H2O

OH OH

OHOH

OH

H

O

O

H

RO-H

OH

H+

(a) Katalis basa

CH3 CH3 CH2CH2

O OH OH OH

+ H+

+H+

H

H H

H

O OH

OH

+ H+

CH2

O

+

O H

H

OH

OH

H+

O H

OH2H

H

O

- H3O

OH OH OH OH

OH

OHOHOH

H

(a) Katalis asam

Page 34: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

26

Lampiran 7 Mekanisme reaksi AFO pembentukan flavonol (Mundy et al. 2005)

OH

O O

O-

O

O-

O

O

O

OH

O

O-

O-

O

OH

O

H2O2 + -OH -OOH + H2O

-OH -OOH

O

OH

H

H-H2

Page 35: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

27

Page 36: SINTESIS FLAVONOL MELALUI 2 -HIDROKSIKALKONrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62889/G13lel.pdf · metoksil, dapat terikat pada cincin benzena dan heterosiklik flavonol

28

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 11 Februari 1991, merupakan

anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Asam Syaukani dan Elis Marlina.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 Ciparay pada tahun 2008.

Pada bulan Juli 2008, penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah aktif di DPM TPB pada tahun

2008/2009, Ikatan Mahasiswa Kimia (Imasika) IPB pada tahun 2009/2010 sebagai

staf Departemen Pengembangan Kimia dan Seni (PKS), dan International

Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) pada tahun

2008–2012. Selain itu, penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia TPB pada

tahun ajaran 2009/2010 dan 2010/2011, Kimia Organik Layanan S1 ITP pada

tahun 2011/2012, Kimia Organik Layanan S1 Biokimia pada tahun 2011/2012,

dan Praktikum Kimia Organik Berbasis Kompetensi 2011/2012. Lolos ON-MIPA

PT ke tingkat regional pada tahun 2011. Bulan Juli–Agustus 2011, penulis

berkesempatan melaksanakan praktik lapangan di Balai Besar Bahan dan Barang

Teknik (B4T) dengan judul Perbandingan Kualitas Cat Tembok Emulsi

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia.