sinta herawati_4311413076

Upload: buncit-suligiyanto

Post on 07-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076

    1/9

    ARTIKEL KONSEPTUAL

    FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR Pb MENGGUNAKAN EUPHORBIA MILII  

    DENGAN SIMBIOSIS MIKORIZA Glomus fasciculatum 

    Sinta Herawati

    Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

    Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

    [email protected] 

     Abstract Fitoremediasi didefinisikan sebagai pencucian polutan yang dimediasi oleh tumbuhan,

    termasuk pohon, rumput rumputan, dan tumbuhan air. Fitoremediasi telah dikenal untuk

    mengurangi pencemaran tanah oleh logam berat. Fitoremediasi menggunakan tanaman

     saja dianggap kurang maksimal dalam menyerap limbah logam berat, sehingga perlu

    diketahui adanya kemungkinan lain yang dapat meningkatkan tingkat penyerapan pada

    tanaman. Salah satunya yaitu dengan mikoriza. Mikoriza merupakan simbiosis mutualistis

    antara cendawan (myces) dan perakaran (riza) tumbuhan tingkat tinggi yang mempunyai

    kemampuan untuk berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman. Mikoriza dapat berperan

     sebagai biofertilizer, perbaikan struktur tanah, meningkatkan penyerapan hara dan

    membantu proses pelapukan, sedangkan secara tidak langsung, mikoriza dapat

    meningkatkan serapan air, hara, dan melindungi tanaman dari patogen akar serta unsur

    toksik seperti logam berat. Logam berat dihasilkan dari limbah pabrik, limbah buangan

    rumah tangga, maupun dari gas kendaraan bermotor. Berdasarkan penelitian yang telah

    dilakukan oleh Aprilia dan Kristanti (2013), maka penulis bermaksud menyampaikan

     gagasan penerapa hasil penelitian tersebut dalam kehidupan sehari hari. Penelitian yang

    telah dilakukan adalah dengan menanam tanaman Euphorbia milli di dalam pot dengan

     penambahan bahan pencemar Pb(NO3 )2 dalam media tanam dan penamabahan dosis

    mikoriza G. fasciculatum yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Hasil penelitian ini

    diperoleh bahwa pemberian mikoriza Glomus fasciculatum dengan dosis 25 gram

    meningkatkan efisiensi serapan Pb pada tanaman euphorbia serta meningkatkan akumulasi

    logam Pb pada akar tanaman euphorbia dan menghambat akumulasi Pb pada batang dandaun.

     Kata Kunci— Fitoremediasi, Mikoriza, Glomus fasciculatum, Euphorbia milii, Logam

    Timbal

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076

    2/9

    PENDAHULUAN

    Meningkatnya aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

    menghasilkan dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif

    maupun negatif. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia baik industri maupun

    rumah tangga menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke

    waktu yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup. Meningkatnya Sebagian

     besar limbah tersebut dibuang langsung ke lingkungan tanpa melalui proses pengolahan.

    Konsenkuensinya adalah terjadinya pencemaran yang banyak menimbulkan kerugian bagi

    manusia dan lingkungan. Salah satu pencemaran yang dapat terjadi adalah pencemaran tanah,

    dimana keadaan bahan kimia masuk dan merubah keadaan lingkungan tanah alami. Salah

    satu bahan pencemar yang menjadi indikator untuk mendeteksi terjadinya pencemaran tanah

    adalah cemaran logam berat di dalamnya. Faktor yang menyebabkan logam berat termasuk

    dalam kelompok zat pencemar adalah karena adanya sifat-sifat logam berat yang tidak dapat

    terurai (non degradable) dan mudah diabsorbsi. Salah satu logam berat yang dapat berpotensimenjadi racun jika berada dalam tanah dengan konsentrasi berlebih adalah Pb (Timbal).

    Unsur Pb merupakan kelompok logam berat yang tidak esensial bagi tumbuhan, bahkan dapat

    mengganggu siklus hara dalam tanah. Unsur Pb sampai saat ini masih dipandang sebagai

     bahan pencemar yang dapat menimbulkan pencemaran tanah dan lingkungan (Juhaeti dkk,

    2005).

    Logam timbal (Pb) yang mencemari tanah dapat berasal dari kegiatan industri

     pembuatan lempengan baterai, aki, bahan peledak, pateri, pembungkus kabel, pigmen, cat

    anti karat, pelapisan logam, serta penggunaan pupuk fosfat dalam bidang pertanian. Selain itu

     penggunaan bahan bakar yang mengandung timbal menyebabkan udara tercemar oleh timbal,sehingga secara tidak langsung dapat mencemari tanah, baik melalui proses sedimentasi

    maupun presipitasi air hujan. Adanya polutan berupa logam Pb dalam jumlah yang

     berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( self

     purification). Oleh sebab itu diperlukan suatu metode untuk mengatasi pencemaran Pb ini.

    Fitoremediasi merupakan salah satu metode yang dapat menjadi pilihan. Fitoremediasi adalah

     penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari tanah atau perairan yang

    terkontaminasi. Akhir-akhir ini teknik reklamasi dengan fitoremediasi mengalami

     perkembangan pesat karena terbukti lebih murah dibandingkan metode lainnya (Juhaeti dkk,

    2005).

     Namun fitoremediasi dengan hanya mengandalkan tanaman saja kurang maksimal

    dalam penyerapannya. Penambahan Mikoriza pada akar tanaman dapat meningkatkan tingkat

     penyerapan logam berat dalam tanah. Akar tanaman yang bersimbiosis dengan mikoriza

    diketahui dapat berperan dalam mereklamasi lahan-lahan yang terkontaminasi logam berat

    (Aprilia dan Purwani, 2013). Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan unsur

     beracun yang diberikan mikoriza dapat melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi

    atau akumulasi unsur tersebut dalam hifa. Mikoriza dapat terjadi secara alami pada tanaman

    tingkat tinggi di lahan limbah yang terkontaminasi logam berat. Pemanfaatan mikoriza dalam

    fitoremediasi tanah tercemar, di samping adanya akumulasi bahan tersebut dalam hifa juga

  • 8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076

    3/9

    dapat melalui mekanisme penguraian logam tersebut oleh sekresi hifa ekternal (Rossiana,

    2003).

    Logam timbal merupakan logam yang sangat rendah daya larutnya bersifat pasif, dan

    mempunyai daya translokasi yang rendah mulai dari akar sampai organ tumbuhan lainnya.

    Logam Pb juga memiliki toksisitas yang tertinggi dan menyebabkan racun bagi beberapaspesies. Logam Pb merupakan logam non esensial bagi tumbuhan. Pada daun, Pb bersifat

    racun terutama pada saat tumbuhan melakukan fotosintesis, sintesa klorofil, dan sintesa

    enzim antioksidan (Hamzah dan Setiawan, 2010).

    Akumulasi logam berat dilakukan oleh tanaman hiperakumulator. Tanaman

    hiperakumulator adalah tanaman yang memiliki kemampuan menyerap logam berat dalam

    tanah. Tanaman hiperakumulator yang digunakan untuk mereduksi Pb ada beberapa jenis

    diantaranya yaitu tanaman bayam cabut dan dahlia pinnata juga euphorbia milii.

    Famili euphorbiaceae  adalah akumulator yang efektif dalam mengakumulasi logam

    Pb, Zn, Cu, Ni Cd. Euphorbia dipilih untuk detoksifikasi tanah dalam plot eksperimental

    yang terdapat dalam tanah dari limbah pertambangan. Dalam suatu penelitian jumlah logam

     berat menurun beberapa kali selama dua tahun karena proses fitoremediasi oleh tanaman

    Euphorbia. Tanaman ini merupakan tanaman yang efektif untuk detoksifikasi tanah dan

    fitoremediasi logam berat dalam tanah yang tercemar (Chehregani dan Malayeri, 2007).

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Aprilia dan Kristanti (2013),

    tentang pengaruh mikoriza Glomus fasciculum terhadap akumulasi logam timbal (Pb) pada

    tanaman Euphorbia milli yang mengatakan bahwa pemberian mikoriza G. fasciculatum dosis

    25 gram meningkatkan efisiensi serapan Pb pada tanaman  Euphorbia milli, maka dalam

    artikel ini, penulis memiliki gagasan penerapan dari penelitian tersebut pada lingkungan

    kehidupan sehari-hari.

    PEMBAHASAN

     Penanaman Tanaman Hiperakumulator

    Penanaman tanaman hiperakumulator  Euphorbia milli untuk menyerap logam Pb

     pada umumnya seperti penanaman pada tanaman biasa, karena pada dasaranya tanaman

    hiperakumulator apabila telah tertanam di suatu tempat maka dengan otomatis akan dapat

    menyerap cemaran logam berat seperti Pb. Hanya saja untuk kali ini penanaman akan di

    inokulasi dengan mikoriza Glomus fasciculatum. Tanaman ini pada umumnya dapat tumbuh

    dimana seja asalkan dapat terkena oleh sinar matahari langsung, sehingga cocok sekali untuk

    Aprilianam di daerah lapang. Tanaman ini selain untuk Aprilianam sebagai hiperakumulator

    logam berat, juga memiliki fungsi lainnya yaitu untuk mempercantik taman atau halaman

    rumah. Tanaman ini termasuk tanaman hias yang menghasilkan bunga yang indah untuk

    dipandang dan dinikmati. Berdasar pada penelitian Aprilia dan Kristanti (2013), cara

     penanaman dan inokulasi mikoriza Glomus fasciculatum untuk bersimbiosis dengan akar

    tanaman  Euphorbia milli  yang paling bagus adalah dengan penambahan atau inokulasi

    mikoriza sebesar 25 gram (Aprilia dan Kristanti, 2013). Untuk pemeliharaan tanaman sendiri

  • 8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076

    4/9

    terbilang cukup mudah yaitu tersedia matahari, disiram cukup sehari sekali dan pemupukan

     NPK di awal penanaman. 

     Proses Penyerapan dan Akumulasi logam berat Pb

    Menurut penelitian Aprilia dan Kristanti (2013) Pada perlakuan tanpa mikorizadengan Pb, logam Pb juga dapat diakumulasi oleh tanaman namun dalam jumlah sedikit yaitu

    2,6025 mg/kg sedangkan dengan perlakuan mikoriza 25 gram yaitu dpat menyerap sebanyak

    5, 4575 mg/ kg. Penyerapan logam oleh tanaman bermikoriza lebih efektif dibandingkan

    dengan tanaman yang tidak bermikoriza. Mikoriza memegang peranan penting dalam

    melindungi akar tanaman dari unsur toksik, diantaranya yaitu logam berat. Mekanisme

     perlindungan terhadap logam berat dan unsur toksik oleh mikoriza dapat melalui efek filtrasi,

    menonaktifkan secara kimiawi, atau akumulasi unsur tersebut dalam hifa. Tanaman yang

    diinokulasi mikoriza memiliki kemampuan menekan serapan Pb, karena mikoriza diketahui

    dapat mengikat logam tersebut pada gugus karboksil dan senyawa pektak (hemiselulosa)

     pada matriks antar permukaan kontak mikoriza dan tanaman inang, pada selubung

     polisakarida dan dinding sel hifa (Rossiana, 2003). Tumbuhan dapat mengeluarkan enzim

    dan eksudat yang dapat mendegradasi kontaminan organik dalam tanah. Selain itu, secara

    fisik tanaman dapat memindahkan polutan dengan mengabsorpsi atau memindahkan polutan

    ke dalam jaringan, kemudian akan mentransformasikan atau memineralisasi polutan tersebut.

    Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan terjadi melalui tiga proses, yaitu

     penyerapan logam oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, dan

    lokalisasi logam pada bagian jaringan tertentu (Rossiana, 2003).

    Reaksi Pengendapan timbal karbonat pada akar tanaman euphorbia milii

    Pb(NO3)2 (aq) + Na2CO3 (aq) PbCO3 (S) + 2 NaNO3 (aq)

    Pada tanaman dengan penambahan dosis mikoriza 25 gram memiliki tingkat

    akumulasi pada batang lebih rendah dibanding dengan dosis 20, 15, 10, dan 5 sedangkan

     pada tanaman tanpa mikoriza memiliki tingkat akumulasi lebih tinggi dibanding dengan

    tanaman bermikoriza. Mikoriza berfungsi dalam mengikat logam dengan cara penimbunan

    unsur tersebut dalam akar bermikoriza, sehingga menyebabkan akar dapat menyerap logam

    lebih banyak dibandingkan batang.

    Akumulasi logam pada daun tidak berpengaruh nyata. Hasil akumulasi logam pada

    daun sama dengan akumulasi pada batang yaitu tingkat akumulasi pada media tanpa mikorizalebih tinggi dibandingkan dengan media bermikoriza. Selain itu, tingkat akumulasi logam

     pada dosis mikoriza 25 gram lebih rendah dibandingkan dengan dosis mikoriza 20, 15, 10,

    dan 5 gram. Tingkat akumulasi pada daun cenderung lebih tinggi dibanding pada bagian

     batang. Akumulasi logam berat Pb pada akar tanaman melalui bantuan transpor liquid dalam

    membran akar, akan membentuk transpor logam kompleks yang akan menembus xilem dan

    menuju ke sel daun tanaman. Setelah sampai di daun akan melewati plasmalema, sitoplasma,

    dan vakuola, dimana logam Pb akan terakumulasi dalam vakuola yang tidak akan

     berhubungan dengan proses fisiologi sel tumbuhan. Ion Pb akan bereaksi dengan gas oksigen

    dan menguap dalam bentuk gas. Reaksi transpirasinya yaitu sebagai berikut :

    Pb2+ (aq) + 3O2 (g)  Pb(O3)2 (g)

  • 8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076

    5/9

    Akumulasi logam oleh tanaman euphorbia pada daun juga akan mengalami penurunan

    karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adanya proses transpiransi, proses ini adalah

    terjadi pada saat pengakumulasian logam Pb oleh tanaman, sebagian logam tersebut diuapkan

    ke udara melewati stomata daun. Proses transpirasi ini menggunakan matahari sebagai sistem

    yang membantu transpirasi. Pada saat transpirasi terjadi akar tanaman menghisap zat cair danlarutan yang berada di sekitar akar tertarik ke daerah rhizospher sehingga kontaminan

    cenderung berada di daerah rhizospher.

    Logam berat diserap oleh akar tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut dalam air

    seperti unsur hara yang ikut masuk bersama aliran air. Lingkungan yang banyak mengandung

    logam berat Timbal (Pb), membuat protein regulator dalam tumbuhan tersebut membentuk

    senyawa pengikat yang disebut fitokhelatin. Reaksi pembentukan komplek fitokelatin yaitu :

    Sumber : http://google.com/senyawa-phytochelatin-complex 

    Fitokhelatin merupakan peptida yang mengandung 2-8 asam amino sistein di pusat

    molekul serta suatu asam glutamat dan sebuah glisin pada ujung yang berlawanan.Fitokhelatin dibentuk di dalam nukleus yang kemudian melewati retikulum endoplasma (RE),

    aparatus golgi, vasikula sekretori untuk sampai ke permukaan sel. Bila bertemu dengan

    Timbal (Pb) serta logam berat lainnya fitokhelatin akan membentuk ikatan sulfida di ujung

     belerang pada sistein dan membentuk senyawa kompleks sehingga Timbal (Pb) dan logam

     berat lainnya akan terbawa menuju jaringan tumbuhan. Gangguan dapat terjadi pada jaringan

    epidermis, sponsa dan palisade. Kerusakan tersebut dapat Apriliandai dengan nekrosis dan

    klorosis pada tanaman.

    Kemampuan dalam beradaptasi pada lingkungan tercemar logam berat dan

    kemampuan dalam mengakumulasi logam berat tidak dimiliki oleh semua tumbuhan.

    Beberapa tumbuhan yang mampu mengakumulasi logam berat juga memiliki kemampuan

    yang berbeda-beda. Besarnya kemampuan suatu tumbuhan dalam menyerap logam berat

    tersebut dapat diketahui dengan mengukur efisiensi serapan logam.

    Efisiensi serapan logam Pb dihitung berdasarkan jumlah rasio kandungan logam pb

    dalam tanaman (akar, batang, dan daun) terhadap jumlah logam dalam media. Berdasarkan

    uji Anova, efisiensi akumulasi logam Pb memiliki hasil yang berbeda nyata. Akumulasi

    logam Pb tertinggi di akar terdapat pada perlakuan mikoriza dosis 25 gram dan terendah pada

     perlakuan tanpa mikoriza tanpa Pb. Kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan dengan hasil

    dapat dilihat pada tabel 1.

    Efisiensi akumulasi pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai efisiensi pada

     perlakuan tanpa Pb dan dengan Pb berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan

    + Pb

    http://google.com/senyawa-phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa-phytochelatin-complex

  • 8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076

    6/9

    tanpa Pb jumlah Pb dalam media sedikit sehingga efisiensi penyerapan logam sedikit

    sedangkan pada perlakuan tanpa mikoriza dengan Pb nilai efisiensi lebih tinggi karena

    tanaman mengakumulasi logam Pb dengan sangat baik. Pada perlakuan pemberian dosis

    mikoriza tidak berbeda nyata. namun efisiensi akumulasi tertinggi pada perlakuan dosis 25

    gram. Penyerapan logam Pb oleh tanaman dapat mempengaruhi penyerapan air dan hara

    dalam tanah. Tanaman tanpa mikoriza mampu mengakumulasi logam namun keadaan secara

    fisiologis tanaman tersebut terganggu. Pada hasil tersebut terlihat bahwa tanaman tanpa

    mikoriza juga mampu mengakumulasi logam dengan baik karena euphorbia merupakan

    tanaman bioakumulator. Logam berat diserap oleh akar tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang

    larut dalam air seperti unsur hara yang ikut masuk bersama aliran air. Lingkungan yang

     banyak mengandung logam berat Timbal (Pb), membuat protein regulator dalam tumbuhan

    tersebut membentuk senyawa pengikat yang disebut fitokhelatin. Fitokhelatin merupakan

     peptida yang mengandung 2-8 asam amino sistein di pusat molekul serta suatu asam glutamat

    dan sebuah glisin pada ujung yang berlawanan. Fitokhelatin dibentuk di dalam nukleus yang

    kemudian melewati retikulum endoplasma (RE), aparatus golgi, vasikula sekretori untuk

    sampai ke permukaan sel. Bila bertemu dengan Timbal (Pb) serta logam berat lainnya

    fitokhelatin akan membentuk ikatan sulfida di ujung belerang pada sistein dan membentuk

    senyawa kompleks, sehingga Timbal (Pb) dan logam berat lainnya akan terbawa menuju

     jaringan tumbuhan.

    Mikoriza memegang peranan penting dalam melindungi akar tanaman dari logam

     berat. Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan unsur toksik oleh mikoriza dapat

    melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi, atau akumulasi unsur tersebut dalam hifa

    cendawan. Hal ini menurut Rossiana (2003), terjadi karena mikoriza diketahui dapatmengikat logam tersebut pada gugus karboksil dan senyawa pektak (hemiseslulosa) pada

    matriks antar permukaan kontak mikoriza dan tanaman inang, pada selubung polisakarida dan

    dinding sel hifa. Mekanisme perlindungan mikoriza terhadap logam berat dapat mengikat

    ion-ion logam dalam dinding sel hifanya dan dapat melindungi tanaman dari ion-ion logam

    tersebut. Logam berat disimpan dalam crystaloid di dalam miselium jamur dan pada sel-sel

    korteks.

     Mikorizosfer dan fitoekstraksi logam

    Logam berat yang terikat oleh karbonat lebih sulit untuk diekstrak oleh tanaman.

    Dalam suatu studi, fraksi yang mudah diekstrak dan dipertukarkan mewakili kurang dari 27%

    untuk Zn dan Cd, dalam proses fitoremediasi. Di sisi lain, fraksi yang sulit dan/atau

     berpotensi diekstrak, termasuk fraksi karbonat, terkumpul kembali sekitar 86% dari

    konsentrasi logam Zn dan Cd total. Fungi mikoriza dapat mengasamkan rhizosfer dengan

    melepaskan asam-asam organik seperti asam sitrat dan oksalat. Asam oksalat merupakan

    agen pencucian untuk berbagai logam seperti Al, Fe dan Li yang membentuk kompleks

    logam oksalat terlarut. Mekanisme paling penting untuk mengatur perilaku logam berat

    dengan karbonat berkaitan dengan variasi pH tanah. Asam karboksilat yang dikeluarkan oleh

    mikoriza dapat melarutkan logam berat terikat karbonat dan meningkatkan fitoakumulasi

    mereka (Suharno dan Sancayaningsih, 2013).

  • 8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076

    7/9

  • 8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076

    8/9

    tubuh tanaman, logam yang masuk ke dalam sel akar, selanjutnya diangkut ke bagian

    tumbuhan yang lain melalui jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem. Untuk

    meningkatkan efisiensi pengangkutan logam diikat oleh molekul kelat. Reaksinya umum

     pembentukan kelat atau pengkelasi logam yaitu sebagai berikut :

    Sumber : http://google.com/senyawa-kelat 

    Pada konsentrasi rendah logam berat tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman tetapi pada

    konsentrasi tinggi akan menyebabkan kerusakan baik pada tanah, air maupun tanaman

    (Rossiana, 2003).

    SIMPULAN

    Simpulan yang dapat diambil dari tulisan ini adalah bahwa simbiosis antara mikoriza

    dengan tanaman hiperakumulator lebih menguntungkan karena mikoriza dapat meningkatkan

    tingkat penyerapan. Seperti yang dilaporkan dalam penelitian yang pernah dilakukan pemberian dosis mikoriza G. fasciculatum dengan dosis 25 gram meningkatkan efisiensi

    serapan Pb pada tanaman euphorbia serta meningkatkan akumulasi logam Pb pada akar

    tanaman euphorbia dan menghambat akumulasi Pb pada batang dan daun, sehingga tanaman

     Euphorbia milli memiliki daya tahan terhadap lingkungan cemar akan semakin tinggi. Selain

    itu, tanaman  Euphorbia milli memiliki beberapa fungsi selain dapat digunakan sebagai

    tanaman hias juga dapat sebagai tanaman hiperakumulator yang mampu mengurangi

     pencemaran lingkungan tanah. Tanaman ini cocok hidup di lapangan terbuka sehingga cocok

    untuk tanah yang tercemar dan perawatannya pun tidak terlalu sulit, sehingga masyarakat

    dapat menggunakannya dengan sedikit penambahan mikoriza Glomus fasciculatum. 

    http://google.com/senyawa-kelathttp://google.com/senyawa-kelat

  • 8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076

    9/9

     

    DAFTAR PUSTAKA 

    Aprilia, Dita D dan Kristanti Indah P. 2013. Pengaruh Mikoriza Glomus fasciculatum

    Terhadap Akumulasi Logam Timbal (Pb) Pada Tanman Euphorbia milli. Jurnal Sainsdan Seni POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520. Institut Teknologi Sepuluh

     Nopember (ITS), Surabaya.

    Chehregani, A. and B. E. Malayeri. 2007. Removal of Heavy Metals by Native Accumulator

     Plants. International Journal Of Agriculture & Biology. Vol. 9, No. 3, 2007.

    Hamzah, F. dan A. Setiawan. 2010. Akumulasi Logam Berat Pb, Cu, dan Zn di Hutan

     Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.

    Vol.2 no. 2. Hal 41-52, Desember 2010.

    Senyawa kelat. Diakses dari internet http://google.com/senyawa-kelat. Diakses Pada Tanggal

    6 Desember 2014, Pukul 01.30 WIB.

    Senyawa phytochelatin complex. Diakses dari internet http://google.com/senyawa

     phytochelatin-complex. Diakses Pada Tanggal 6 Desember 2014, Pukul 03.00 WIB.

    Juhaeti, T., F. Syarif & N. Hidayati. 2005. Inventarisasi Tumbuhan Potensial Untuk

    Fitoremediasi Lahan dan Air Terdegradasi Penambangan Emas. Biodiversitas Vol. 6 No.

    1.pp: 31-33.

    Rossiana, N. 2003. Penurunan Kandungan Logam Berat Dan Pertumbuhan Tanaman Sengon

    (Paraserianthes falcataria L (Nielsen)) Bermikoriza Dalam Medium Limbah Lumpur

     Minyak Hasil Ekstraksi. Universitas Padjadjaran, Bandung.

    Suharno dan Retno P Sancayaningsih. 2013. Fungi Mikoriza Arbuskula: Potensi teknologimikorizoremediasi logam berat dalam rehabilitasi lahan tambang. Universitas

    Cendrawasih, Jayapura.

    http://google.com/senyawa-kelathttp://google.com/senyawa%20%20%20%20%20%20%20phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa%20%20%20%20%20%20%20phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa%20%20%20%20%20%20%20phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa%20%20%20%20%20%20%20phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa-kelat