sinta herawati_4311413076
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076
1/9
ARTIKEL KONSEPTUAL
FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR Pb MENGGUNAKAN EUPHORBIA MILII
DENGAN SIMBIOSIS MIKORIZA Glomus fasciculatum
Sinta Herawati
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
Abstract Fitoremediasi didefinisikan sebagai pencucian polutan yang dimediasi oleh tumbuhan,
termasuk pohon, rumput rumputan, dan tumbuhan air. Fitoremediasi telah dikenal untuk
mengurangi pencemaran tanah oleh logam berat. Fitoremediasi menggunakan tanaman
saja dianggap kurang maksimal dalam menyerap limbah logam berat, sehingga perlu
diketahui adanya kemungkinan lain yang dapat meningkatkan tingkat penyerapan pada
tanaman. Salah satunya yaitu dengan mikoriza. Mikoriza merupakan simbiosis mutualistis
antara cendawan (myces) dan perakaran (riza) tumbuhan tingkat tinggi yang mempunyai
kemampuan untuk berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman. Mikoriza dapat berperan
sebagai biofertilizer, perbaikan struktur tanah, meningkatkan penyerapan hara dan
membantu proses pelapukan, sedangkan secara tidak langsung, mikoriza dapat
meningkatkan serapan air, hara, dan melindungi tanaman dari patogen akar serta unsur
toksik seperti logam berat. Logam berat dihasilkan dari limbah pabrik, limbah buangan
rumah tangga, maupun dari gas kendaraan bermotor. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Aprilia dan Kristanti (2013), maka penulis bermaksud menyampaikan
gagasan penerapa hasil penelitian tersebut dalam kehidupan sehari hari. Penelitian yang
telah dilakukan adalah dengan menanam tanaman Euphorbia milli di dalam pot dengan
penambahan bahan pencemar Pb(NO3 )2 dalam media tanam dan penamabahan dosis
mikoriza G. fasciculatum yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Hasil penelitian ini
diperoleh bahwa pemberian mikoriza Glomus fasciculatum dengan dosis 25 gram
meningkatkan efisiensi serapan Pb pada tanaman euphorbia serta meningkatkan akumulasi
logam Pb pada akar tanaman euphorbia dan menghambat akumulasi Pb pada batang dandaun.
Kata Kunci— Fitoremediasi, Mikoriza, Glomus fasciculatum, Euphorbia milii, Logam
Timbal
-
8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076
2/9
PENDAHULUAN
Meningkatnya aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
menghasilkan dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif
maupun negatif. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia baik industri maupun
rumah tangga menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke
waktu yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup. Meningkatnya Sebagian
besar limbah tersebut dibuang langsung ke lingkungan tanpa melalui proses pengolahan.
Konsenkuensinya adalah terjadinya pencemaran yang banyak menimbulkan kerugian bagi
manusia dan lingkungan. Salah satu pencemaran yang dapat terjadi adalah pencemaran tanah,
dimana keadaan bahan kimia masuk dan merubah keadaan lingkungan tanah alami. Salah
satu bahan pencemar yang menjadi indikator untuk mendeteksi terjadinya pencemaran tanah
adalah cemaran logam berat di dalamnya. Faktor yang menyebabkan logam berat termasuk
dalam kelompok zat pencemar adalah karena adanya sifat-sifat logam berat yang tidak dapat
terurai (non degradable) dan mudah diabsorbsi. Salah satu logam berat yang dapat berpotensimenjadi racun jika berada dalam tanah dengan konsentrasi berlebih adalah Pb (Timbal).
Unsur Pb merupakan kelompok logam berat yang tidak esensial bagi tumbuhan, bahkan dapat
mengganggu siklus hara dalam tanah. Unsur Pb sampai saat ini masih dipandang sebagai
bahan pencemar yang dapat menimbulkan pencemaran tanah dan lingkungan (Juhaeti dkk,
2005).
Logam timbal (Pb) yang mencemari tanah dapat berasal dari kegiatan industri
pembuatan lempengan baterai, aki, bahan peledak, pateri, pembungkus kabel, pigmen, cat
anti karat, pelapisan logam, serta penggunaan pupuk fosfat dalam bidang pertanian. Selain itu
penggunaan bahan bakar yang mengandung timbal menyebabkan udara tercemar oleh timbal,sehingga secara tidak langsung dapat mencemari tanah, baik melalui proses sedimentasi
maupun presipitasi air hujan. Adanya polutan berupa logam Pb dalam jumlah yang
berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( self
purification). Oleh sebab itu diperlukan suatu metode untuk mengatasi pencemaran Pb ini.
Fitoremediasi merupakan salah satu metode yang dapat menjadi pilihan. Fitoremediasi adalah
penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari tanah atau perairan yang
terkontaminasi. Akhir-akhir ini teknik reklamasi dengan fitoremediasi mengalami
perkembangan pesat karena terbukti lebih murah dibandingkan metode lainnya (Juhaeti dkk,
2005).
Namun fitoremediasi dengan hanya mengandalkan tanaman saja kurang maksimal
dalam penyerapannya. Penambahan Mikoriza pada akar tanaman dapat meningkatkan tingkat
penyerapan logam berat dalam tanah. Akar tanaman yang bersimbiosis dengan mikoriza
diketahui dapat berperan dalam mereklamasi lahan-lahan yang terkontaminasi logam berat
(Aprilia dan Purwani, 2013). Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan unsur
beracun yang diberikan mikoriza dapat melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi
atau akumulasi unsur tersebut dalam hifa. Mikoriza dapat terjadi secara alami pada tanaman
tingkat tinggi di lahan limbah yang terkontaminasi logam berat. Pemanfaatan mikoriza dalam
fitoremediasi tanah tercemar, di samping adanya akumulasi bahan tersebut dalam hifa juga
-
8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076
3/9
dapat melalui mekanisme penguraian logam tersebut oleh sekresi hifa ekternal (Rossiana,
2003).
Logam timbal merupakan logam yang sangat rendah daya larutnya bersifat pasif, dan
mempunyai daya translokasi yang rendah mulai dari akar sampai organ tumbuhan lainnya.
Logam Pb juga memiliki toksisitas yang tertinggi dan menyebabkan racun bagi beberapaspesies. Logam Pb merupakan logam non esensial bagi tumbuhan. Pada daun, Pb bersifat
racun terutama pada saat tumbuhan melakukan fotosintesis, sintesa klorofil, dan sintesa
enzim antioksidan (Hamzah dan Setiawan, 2010).
Akumulasi logam berat dilakukan oleh tanaman hiperakumulator. Tanaman
hiperakumulator adalah tanaman yang memiliki kemampuan menyerap logam berat dalam
tanah. Tanaman hiperakumulator yang digunakan untuk mereduksi Pb ada beberapa jenis
diantaranya yaitu tanaman bayam cabut dan dahlia pinnata juga euphorbia milii.
Famili euphorbiaceae adalah akumulator yang efektif dalam mengakumulasi logam
Pb, Zn, Cu, Ni Cd. Euphorbia dipilih untuk detoksifikasi tanah dalam plot eksperimental
yang terdapat dalam tanah dari limbah pertambangan. Dalam suatu penelitian jumlah logam
berat menurun beberapa kali selama dua tahun karena proses fitoremediasi oleh tanaman
Euphorbia. Tanaman ini merupakan tanaman yang efektif untuk detoksifikasi tanah dan
fitoremediasi logam berat dalam tanah yang tercemar (Chehregani dan Malayeri, 2007).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Aprilia dan Kristanti (2013),
tentang pengaruh mikoriza Glomus fasciculum terhadap akumulasi logam timbal (Pb) pada
tanaman Euphorbia milli yang mengatakan bahwa pemberian mikoriza G. fasciculatum dosis
25 gram meningkatkan efisiensi serapan Pb pada tanaman Euphorbia milli, maka dalam
artikel ini, penulis memiliki gagasan penerapan dari penelitian tersebut pada lingkungan
kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
Penanaman Tanaman Hiperakumulator
Penanaman tanaman hiperakumulator Euphorbia milli untuk menyerap logam Pb
pada umumnya seperti penanaman pada tanaman biasa, karena pada dasaranya tanaman
hiperakumulator apabila telah tertanam di suatu tempat maka dengan otomatis akan dapat
menyerap cemaran logam berat seperti Pb. Hanya saja untuk kali ini penanaman akan di
inokulasi dengan mikoriza Glomus fasciculatum. Tanaman ini pada umumnya dapat tumbuh
dimana seja asalkan dapat terkena oleh sinar matahari langsung, sehingga cocok sekali untuk
Aprilianam di daerah lapang. Tanaman ini selain untuk Aprilianam sebagai hiperakumulator
logam berat, juga memiliki fungsi lainnya yaitu untuk mempercantik taman atau halaman
rumah. Tanaman ini termasuk tanaman hias yang menghasilkan bunga yang indah untuk
dipandang dan dinikmati. Berdasar pada penelitian Aprilia dan Kristanti (2013), cara
penanaman dan inokulasi mikoriza Glomus fasciculatum untuk bersimbiosis dengan akar
tanaman Euphorbia milli yang paling bagus adalah dengan penambahan atau inokulasi
mikoriza sebesar 25 gram (Aprilia dan Kristanti, 2013). Untuk pemeliharaan tanaman sendiri
-
8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076
4/9
terbilang cukup mudah yaitu tersedia matahari, disiram cukup sehari sekali dan pemupukan
NPK di awal penanaman.
Proses Penyerapan dan Akumulasi logam berat Pb
Menurut penelitian Aprilia dan Kristanti (2013) Pada perlakuan tanpa mikorizadengan Pb, logam Pb juga dapat diakumulasi oleh tanaman namun dalam jumlah sedikit yaitu
2,6025 mg/kg sedangkan dengan perlakuan mikoriza 25 gram yaitu dpat menyerap sebanyak
5, 4575 mg/ kg. Penyerapan logam oleh tanaman bermikoriza lebih efektif dibandingkan
dengan tanaman yang tidak bermikoriza. Mikoriza memegang peranan penting dalam
melindungi akar tanaman dari unsur toksik, diantaranya yaitu logam berat. Mekanisme
perlindungan terhadap logam berat dan unsur toksik oleh mikoriza dapat melalui efek filtrasi,
menonaktifkan secara kimiawi, atau akumulasi unsur tersebut dalam hifa. Tanaman yang
diinokulasi mikoriza memiliki kemampuan menekan serapan Pb, karena mikoriza diketahui
dapat mengikat logam tersebut pada gugus karboksil dan senyawa pektak (hemiselulosa)
pada matriks antar permukaan kontak mikoriza dan tanaman inang, pada selubung
polisakarida dan dinding sel hifa (Rossiana, 2003). Tumbuhan dapat mengeluarkan enzim
dan eksudat yang dapat mendegradasi kontaminan organik dalam tanah. Selain itu, secara
fisik tanaman dapat memindahkan polutan dengan mengabsorpsi atau memindahkan polutan
ke dalam jaringan, kemudian akan mentransformasikan atau memineralisasi polutan tersebut.
Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan terjadi melalui tiga proses, yaitu
penyerapan logam oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, dan
lokalisasi logam pada bagian jaringan tertentu (Rossiana, 2003).
Reaksi Pengendapan timbal karbonat pada akar tanaman euphorbia milii
Pb(NO3)2 (aq) + Na2CO3 (aq) PbCO3 (S) + 2 NaNO3 (aq)
Pada tanaman dengan penambahan dosis mikoriza 25 gram memiliki tingkat
akumulasi pada batang lebih rendah dibanding dengan dosis 20, 15, 10, dan 5 sedangkan
pada tanaman tanpa mikoriza memiliki tingkat akumulasi lebih tinggi dibanding dengan
tanaman bermikoriza. Mikoriza berfungsi dalam mengikat logam dengan cara penimbunan
unsur tersebut dalam akar bermikoriza, sehingga menyebabkan akar dapat menyerap logam
lebih banyak dibandingkan batang.
Akumulasi logam pada daun tidak berpengaruh nyata. Hasil akumulasi logam pada
daun sama dengan akumulasi pada batang yaitu tingkat akumulasi pada media tanpa mikorizalebih tinggi dibandingkan dengan media bermikoriza. Selain itu, tingkat akumulasi logam
pada dosis mikoriza 25 gram lebih rendah dibandingkan dengan dosis mikoriza 20, 15, 10,
dan 5 gram. Tingkat akumulasi pada daun cenderung lebih tinggi dibanding pada bagian
batang. Akumulasi logam berat Pb pada akar tanaman melalui bantuan transpor liquid dalam
membran akar, akan membentuk transpor logam kompleks yang akan menembus xilem dan
menuju ke sel daun tanaman. Setelah sampai di daun akan melewati plasmalema, sitoplasma,
dan vakuola, dimana logam Pb akan terakumulasi dalam vakuola yang tidak akan
berhubungan dengan proses fisiologi sel tumbuhan. Ion Pb akan bereaksi dengan gas oksigen
dan menguap dalam bentuk gas. Reaksi transpirasinya yaitu sebagai berikut :
Pb2+ (aq) + 3O2 (g) Pb(O3)2 (g)
-
8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076
5/9
Akumulasi logam oleh tanaman euphorbia pada daun juga akan mengalami penurunan
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adanya proses transpiransi, proses ini adalah
terjadi pada saat pengakumulasian logam Pb oleh tanaman, sebagian logam tersebut diuapkan
ke udara melewati stomata daun. Proses transpirasi ini menggunakan matahari sebagai sistem
yang membantu transpirasi. Pada saat transpirasi terjadi akar tanaman menghisap zat cair danlarutan yang berada di sekitar akar tertarik ke daerah rhizospher sehingga kontaminan
cenderung berada di daerah rhizospher.
Logam berat diserap oleh akar tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut dalam air
seperti unsur hara yang ikut masuk bersama aliran air. Lingkungan yang banyak mengandung
logam berat Timbal (Pb), membuat protein regulator dalam tumbuhan tersebut membentuk
senyawa pengikat yang disebut fitokhelatin. Reaksi pembentukan komplek fitokelatin yaitu :
Sumber : http://google.com/senyawa-phytochelatin-complex
Fitokhelatin merupakan peptida yang mengandung 2-8 asam amino sistein di pusat
molekul serta suatu asam glutamat dan sebuah glisin pada ujung yang berlawanan.Fitokhelatin dibentuk di dalam nukleus yang kemudian melewati retikulum endoplasma (RE),
aparatus golgi, vasikula sekretori untuk sampai ke permukaan sel. Bila bertemu dengan
Timbal (Pb) serta logam berat lainnya fitokhelatin akan membentuk ikatan sulfida di ujung
belerang pada sistein dan membentuk senyawa kompleks sehingga Timbal (Pb) dan logam
berat lainnya akan terbawa menuju jaringan tumbuhan. Gangguan dapat terjadi pada jaringan
epidermis, sponsa dan palisade. Kerusakan tersebut dapat Apriliandai dengan nekrosis dan
klorosis pada tanaman.
Kemampuan dalam beradaptasi pada lingkungan tercemar logam berat dan
kemampuan dalam mengakumulasi logam berat tidak dimiliki oleh semua tumbuhan.
Beberapa tumbuhan yang mampu mengakumulasi logam berat juga memiliki kemampuan
yang berbeda-beda. Besarnya kemampuan suatu tumbuhan dalam menyerap logam berat
tersebut dapat diketahui dengan mengukur efisiensi serapan logam.
Efisiensi serapan logam Pb dihitung berdasarkan jumlah rasio kandungan logam pb
dalam tanaman (akar, batang, dan daun) terhadap jumlah logam dalam media. Berdasarkan
uji Anova, efisiensi akumulasi logam Pb memiliki hasil yang berbeda nyata. Akumulasi
logam Pb tertinggi di akar terdapat pada perlakuan mikoriza dosis 25 gram dan terendah pada
perlakuan tanpa mikoriza tanpa Pb. Kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan dengan hasil
dapat dilihat pada tabel 1.
Efisiensi akumulasi pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai efisiensi pada
perlakuan tanpa Pb dan dengan Pb berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan
+ Pb
http://google.com/senyawa-phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa-phytochelatin-complex
-
8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076
6/9
tanpa Pb jumlah Pb dalam media sedikit sehingga efisiensi penyerapan logam sedikit
sedangkan pada perlakuan tanpa mikoriza dengan Pb nilai efisiensi lebih tinggi karena
tanaman mengakumulasi logam Pb dengan sangat baik. Pada perlakuan pemberian dosis
mikoriza tidak berbeda nyata. namun efisiensi akumulasi tertinggi pada perlakuan dosis 25
gram. Penyerapan logam Pb oleh tanaman dapat mempengaruhi penyerapan air dan hara
dalam tanah. Tanaman tanpa mikoriza mampu mengakumulasi logam namun keadaan secara
fisiologis tanaman tersebut terganggu. Pada hasil tersebut terlihat bahwa tanaman tanpa
mikoriza juga mampu mengakumulasi logam dengan baik karena euphorbia merupakan
tanaman bioakumulator. Logam berat diserap oleh akar tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang
larut dalam air seperti unsur hara yang ikut masuk bersama aliran air. Lingkungan yang
banyak mengandung logam berat Timbal (Pb), membuat protein regulator dalam tumbuhan
tersebut membentuk senyawa pengikat yang disebut fitokhelatin. Fitokhelatin merupakan
peptida yang mengandung 2-8 asam amino sistein di pusat molekul serta suatu asam glutamat
dan sebuah glisin pada ujung yang berlawanan. Fitokhelatin dibentuk di dalam nukleus yang
kemudian melewati retikulum endoplasma (RE), aparatus golgi, vasikula sekretori untuk
sampai ke permukaan sel. Bila bertemu dengan Timbal (Pb) serta logam berat lainnya
fitokhelatin akan membentuk ikatan sulfida di ujung belerang pada sistein dan membentuk
senyawa kompleks, sehingga Timbal (Pb) dan logam berat lainnya akan terbawa menuju
jaringan tumbuhan.
Mikoriza memegang peranan penting dalam melindungi akar tanaman dari logam
berat. Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan unsur toksik oleh mikoriza dapat
melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi, atau akumulasi unsur tersebut dalam hifa
cendawan. Hal ini menurut Rossiana (2003), terjadi karena mikoriza diketahui dapatmengikat logam tersebut pada gugus karboksil dan senyawa pektak (hemiseslulosa) pada
matriks antar permukaan kontak mikoriza dan tanaman inang, pada selubung polisakarida dan
dinding sel hifa. Mekanisme perlindungan mikoriza terhadap logam berat dapat mengikat
ion-ion logam dalam dinding sel hifanya dan dapat melindungi tanaman dari ion-ion logam
tersebut. Logam berat disimpan dalam crystaloid di dalam miselium jamur dan pada sel-sel
korteks.
Mikorizosfer dan fitoekstraksi logam
Logam berat yang terikat oleh karbonat lebih sulit untuk diekstrak oleh tanaman.
Dalam suatu studi, fraksi yang mudah diekstrak dan dipertukarkan mewakili kurang dari 27%
untuk Zn dan Cd, dalam proses fitoremediasi. Di sisi lain, fraksi yang sulit dan/atau
berpotensi diekstrak, termasuk fraksi karbonat, terkumpul kembali sekitar 86% dari
konsentrasi logam Zn dan Cd total. Fungi mikoriza dapat mengasamkan rhizosfer dengan
melepaskan asam-asam organik seperti asam sitrat dan oksalat. Asam oksalat merupakan
agen pencucian untuk berbagai logam seperti Al, Fe dan Li yang membentuk kompleks
logam oksalat terlarut. Mekanisme paling penting untuk mengatur perilaku logam berat
dengan karbonat berkaitan dengan variasi pH tanah. Asam karboksilat yang dikeluarkan oleh
mikoriza dapat melarutkan logam berat terikat karbonat dan meningkatkan fitoakumulasi
mereka (Suharno dan Sancayaningsih, 2013).
-
8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076
7/9
-
8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076
8/9
tubuh tanaman, logam yang masuk ke dalam sel akar, selanjutnya diangkut ke bagian
tumbuhan yang lain melalui jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem. Untuk
meningkatkan efisiensi pengangkutan logam diikat oleh molekul kelat. Reaksinya umum
pembentukan kelat atau pengkelasi logam yaitu sebagai berikut :
Sumber : http://google.com/senyawa-kelat
Pada konsentrasi rendah logam berat tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman tetapi pada
konsentrasi tinggi akan menyebabkan kerusakan baik pada tanah, air maupun tanaman
(Rossiana, 2003).
SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari tulisan ini adalah bahwa simbiosis antara mikoriza
dengan tanaman hiperakumulator lebih menguntungkan karena mikoriza dapat meningkatkan
tingkat penyerapan. Seperti yang dilaporkan dalam penelitian yang pernah dilakukan pemberian dosis mikoriza G. fasciculatum dengan dosis 25 gram meningkatkan efisiensi
serapan Pb pada tanaman euphorbia serta meningkatkan akumulasi logam Pb pada akar
tanaman euphorbia dan menghambat akumulasi Pb pada batang dan daun, sehingga tanaman
Euphorbia milli memiliki daya tahan terhadap lingkungan cemar akan semakin tinggi. Selain
itu, tanaman Euphorbia milli memiliki beberapa fungsi selain dapat digunakan sebagai
tanaman hias juga dapat sebagai tanaman hiperakumulator yang mampu mengurangi
pencemaran lingkungan tanah. Tanaman ini cocok hidup di lapangan terbuka sehingga cocok
untuk tanah yang tercemar dan perawatannya pun tidak terlalu sulit, sehingga masyarakat
dapat menggunakannya dengan sedikit penambahan mikoriza Glomus fasciculatum.
http://google.com/senyawa-kelathttp://google.com/senyawa-kelat
-
8/18/2019 SINTA HERAWATI_4311413076
9/9
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Dita D dan Kristanti Indah P. 2013. Pengaruh Mikoriza Glomus fasciculatum
Terhadap Akumulasi Logam Timbal (Pb) Pada Tanman Euphorbia milli. Jurnal Sainsdan Seni POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), Surabaya.
Chehregani, A. and B. E. Malayeri. 2007. Removal of Heavy Metals by Native Accumulator
Plants. International Journal Of Agriculture & Biology. Vol. 9, No. 3, 2007.
Hamzah, F. dan A. Setiawan. 2010. Akumulasi Logam Berat Pb, Cu, dan Zn di Hutan
Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.
Vol.2 no. 2. Hal 41-52, Desember 2010.
Senyawa kelat. Diakses dari internet http://google.com/senyawa-kelat. Diakses Pada Tanggal
6 Desember 2014, Pukul 01.30 WIB.
Senyawa phytochelatin complex. Diakses dari internet http://google.com/senyawa
phytochelatin-complex. Diakses Pada Tanggal 6 Desember 2014, Pukul 03.00 WIB.
Juhaeti, T., F. Syarif & N. Hidayati. 2005. Inventarisasi Tumbuhan Potensial Untuk
Fitoremediasi Lahan dan Air Terdegradasi Penambangan Emas. Biodiversitas Vol. 6 No.
1.pp: 31-33.
Rossiana, N. 2003. Penurunan Kandungan Logam Berat Dan Pertumbuhan Tanaman Sengon
(Paraserianthes falcataria L (Nielsen)) Bermikoriza Dalam Medium Limbah Lumpur
Minyak Hasil Ekstraksi. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Suharno dan Retno P Sancayaningsih. 2013. Fungi Mikoriza Arbuskula: Potensi teknologimikorizoremediasi logam berat dalam rehabilitasi lahan tambang. Universitas
Cendrawasih, Jayapura.
http://google.com/senyawa-kelathttp://google.com/senyawa%20%20%20%20%20%20%20phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa%20%20%20%20%20%20%20phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa%20%20%20%20%20%20%20phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa%20%20%20%20%20%20%20phytochelatin-complexhttp://google.com/senyawa-kelat