sinkronisasi pelaksanaan undang-undang (uu) nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang dengan uu...

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 11-Oct-2015

66 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Disampaikan oleh Deputi Menteri Lingkungan Hidup bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup pada Rapat Kerja Komite I DPD RI tentang Pembahasan Siknronisasi Pelaksanaan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dengan UU lainnya di Jakarta, 25 Agustus 2014

TRANSCRIPT

RAPAT KERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 2013

Rapat Kerja Komisi I DPD-RI25 Agustus 2014SINKRONISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG (UU) NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN UU NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPDisampaikan olehDeputi MENLH Bidang Tata LingkunganKementerian Lingkungan HidupAlokasi aspek perlindungan dan pengelolaaN lingkungan hidup dalam UU Nomor 26 Tahun 2007Tingkatan Perencanaan Ruang:Pasal 19 huruf e, Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional harus memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan HidupPasal 22 ayat (2) huruf d, Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi harus memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan HidupPasal 25 ayat (2) huruf d, Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten harus memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan HidupTingkatan Pemanfaatan Ruang:Pasal 34 ayat (4) huruf b dan c, Dalam pemanfaatan ruang wilayah Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota dilaksanakan sesuai:Standar kualitas lingkunganDaya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan2Alokasi aspek TATA RUANG dalam UU Nomor 32 Tahun 2009Tingkatan Pencegahan:Pasal 14 huruf b, Instrumen Pencegahan Kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup Tata RuangPasal 19 ayat (1) Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS.Pasal 19 ayat (2) Perencanaan tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidupPasal 25 ayat (2) huruf d, Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten harus memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup3Apa itu KLHS ?Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)(Strategic Environmental Assessment / SEA)

adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif, untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program Pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau programRangkaian analisis (assessment) yang sistematis, menyeluruh dan partisipatifMakna strategis dalam KLHSKLHS sebagai instrumen perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sangat penting karena bersifat pencegahan atau berperan sejak awal dan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) pembangunan. Apabila prinsip- PB telah dipertimbangkan dan diintegrasikan dalam pengambilan keputusan pembangunan maka diharapkan kemungkinan dampak lingkungan satu KRP dapat dicegah dan KRP itu sendiri akan menjamin terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.

Strategis juga bermakna bahwa kajian lingkungan yang dilakukan ditekankan pada isu-isu yang dipandang mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutalam. Dalam hal ini, KLHS tidak setara dengan AMDAL karena kajian dalam KLHS tidak sedetil dan seteknis kajian dalam AMDAL, tetapi mempunyai posisi dan dampak yang penting karena langsung berkaitan dengan isu-isu pembangunan berkelanjutan.7Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)AMDALRTRW, RPJP/RPJM, KRP Lain KAJIAN ANALISIS LINGKUNGANKebijakanRencanaProgramProyekPerbedaan posisi/tataran penerapan KLHS dan AMDALKegiatan/usaha

AMDAL/EIA - good designKLHS/SEA - good strategySumber: Maria PartidarioPerbedaan cara pandang KLHS dan AMDALDiperlukan adanya kekuatan hukum dalam memastikan bahwa aspek llingkungan hidup telah diperhatikan (seimbang dengan aspek sosial dan ekonomi), pada tataran kebijakan

Bagaimana mengubah pola berpikir agar pertimbangan lingkungan, sosial dan ekonomi secara seimbang dapat dipertimbangkan dalam setiap arahan stratejik pembangunan

KLHS 9Mengapa KLHS diperlukan ?Kebijakan di berbagai wilayah/sektor sangat potensial berpengaruh terhadap kondisi lingkungan

Berbagai persoalan lingkungan tidak dapat diselesaikan dalam skala kegiatan harus diselesaikan pada skala kebijakan

Aspek lingkungan hidup harus dipastikan telah dijadikan dasar dalam penyusunan kebijakan, agar dampak dan/atau risiko lingkungan hidup dapat dicegah sejak proses di huluUrgensi KLHS: Adanya kekuatan hukum dalam memastikan diperhatikannya aspek llingkungan hidup (agar setara dengan aspek sosial dan ekonomi), pada tataran kebijakan

Laju perubahan tutupan hutan di SumateraBeberapa contoh gambaran penurunan kondisi lingkungan hidup di berbagai wilayah di Indonesia

Peta Potensi Pencemar Berdasarkan Ijin LimbahRPP PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGISDeputi Bidang Tata LingkunganKementerian Lingkungan HidupAgustus 2014RTRWRPJMOUTCOMES PPLH(UU 32/2009)Melestarikan fungsi LHMencegah pencemaran & kerusakanDDL & DTRPPLHPROSES KLHSKRP lainnyaASSESSING DEVELOPMENT PLANRTRWDEVELOPMENT PLANNINGENVIRONMENTAL PLANNINGDITETAPKAN MENLH/KADAINVENTARISASI & KOMPILASI DATA :

Kondisi Umum ANALISIS DATA :

Daya dukung LH & DTMATERI TEKNIS :

Konsep Pengemb. -Tujuan,outcomes, -KonsepRencana -Struktur, pola, dllRAPERPRES/DA

PROSES TEKNOKRATIS :

Kondisi Umum & SWOTIsu StrategisVisi, Misi, TujuanOutcomes & IKUArah Kebijakan, Strategi, Lokus prioritasProgram Kegiatan & PendanaanMUSRENBANG :

Harmonisasi antar sektor & daerahRAPERPRES/DA

MUATAN TEKNIS :

Dasar & LandasanKondisi umumArahan substansiHARMONISASI :

Antar sektor & daerahRA PERATURAN

PERUMUSAN ISU :

Identifikasi isu Identifikasi muatan KRPPerumusan isu strategis pokokTELAAHAN PENGARUH :

Issue-based assessmentCross-check DDL & DTCross-check natural res managementCross-check climate change targetALTERNATIF KRP

NO ALTERNATIF NEEDED

Competency assuranceQuality Assurance/Quality Control

Struktur Batang Tubuh (10 Bab 39 Pasal) Ketentuan PenutupKerangka PikirPenyederhanaan proses penapisan bagi KRP selain RTRW dan turunannya, serta RPJP/M dan turunannyaDasar :Sebaiknya tidak memperpanjang prosedur pengambilan keputusanDidasarkan pada karakter KRP yang secara pengalaman relevan dengan persoalan yang melatari kebutuhan KLHSFokus kepada KRP yang punya legalitas jelasPerbaikan struktur dan uraian pengaturan mengenai operasionalisasi dan kegunaan KLHSDasar :Optimalisasi kegunaan KLHS bagi setiap jenis KRP adalah starting point bagaimana pengaturan operasionalisasinyaOperasionalisasi KLHS harus harmonis dan menguatkan prosedur penyusunan masing-masing KRP yang telah berlaku (fleksibel, sederhana, akuntabel)Perbaikan struktur dan uraian pengaturan mengenai penjaminan mutu KLHS dan tugas KLH mengenainya Dasar :Aspek-aspek mutu KLHS harus jelas bagaimana dijaminnya dan oleh siapaPeran dan tugas KLH dalam keseluruhan quality assurance harus didasarkan pada tata administrasi kepemerintahan yang benarPenyempurnaan Batang Tubuh 1 : Objek KLHSPasal 15 (2) UU 32 Tahun 2009Semula akan ditetapkan melalui prosedur penapisan, sekarang diatur langsung dalam Pasal 5 dan penjelasannyaPasal 5 ayat 2Penjelasan : KRP yang relevan dalam sektor kehutanan, pertambangan, energi, perikanan, pemanfaatan laut dan sumber daya laut, pertanian, perkebunan, perindustrian, transportasi, infrastruktur, transmigrasi, pariwisata dan perumahan Penyempurnaan Batang Tubuh 2 : Pelaksanaan KLHSPasal 12 ayat 4dan Ketentuan Penutup (Pasal 38)Lingkup, metoda dan kedalaman telaahan pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan oleh :fokus telaahan berdasarkan kekhususan jenis dan tema KRP;tingkat kemajuan penyusunan KRP yang masih berupa rancangan;relevansi dan kedetilan informasi yang dibutuhkan untuk menelaah setiap isu strategis yang telah dirumuskan;relevansi dan kedetilan informasi yang diharapkan untuk memberikan masukan penyempurnaan kepada KRP; dan ketersediaan data serta kesesuaian teknik penelaahanTata cara pelaksanaan KLHS untuk penyusunan dan/atau evaluasi KRP dapat diatur lebih lanjut oleh Menteri yang membidangi berdasarkan PP ini.Penyempurnaan Batang Tubuh 3 : Penjaminan Kualitas dan Pendokumentasian KLHSPasal 14Penjaminan Kualitas KLHS Pembuat KRP wajib melakukan penjaminan kualitas KLHS melalui penilaian mandiriPenjaminan kualitas KLHS dilakukan untuk memastikan bahwa proses KLHS sudah dilaksanakan sesuai mekanisme Penjaminan kualitas KLHS mencakup:pelaksanaan proses KLHS; danpenggunaan metode KLHSKetentuan lebih lanjut mengenai penjaminan kualitas KLHS dapat diatur lebih lanjut oleh pembuat KRP

Pasal 15Pendokumentasian KLHS Susunan umum penulisan Dokumen KLHS mencakup :Gambaran relevansi KRP sehingga perlu KLHSGambaran proses pelaksanaan KLHS dan partisipasi masyarakatGambaran pengintegrasian hasil KLHS ke dalam KRPDokumen KLHS menjadi informasi pendukung bagi sistem evaluasi dan pengendalian & akuntabilitas kinerja serta menjadi salah satu acuan dalam pemeriksaan kinerja Susunan penulisan dapat diatur lebih lanjut oleh Menteri/Kepala LNK agar sesuai kebutuhan

Penyempurnaan Batang Tubuh 4 : Penilaian dan Penetapan KLHSPenilaian terhadap Dokumen Pelaksanaan KLHS (memenuhi lingkup penilaian KLHS)Penilaian oleh Tim Penilai KLHSLingkup penilaian KLHS, meliputi:Konsistensi dan relevansi pelaksanaan proses KLHS sesuai dengan mekanismeKeterkaitan KLHS dengan lingkup muatan KRPPengaruh dan kontribusi terhadap pengambilan keputusan KRP, yang mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutanHasil KLHS telah memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dan/atau hasil kajian lingkungan lainnya1234PenetapanLayak Pasal 16 - 23Dokumen-dokumen KLHS dan hasil penilaian terbuka dan dapat diakses masyarakatPasal 28 - 31Keterlibatan MasyarakatPada dasarnya pasal-pasal ini disusun untuk menjamin hak-hak masyarakat berpartisipasi dalam proses KLHSKetentuan operasional keterlibatan masyarakat mengacu pada ketentuan pengaturan serupa di KRP masing-masing.SINKRONISASI UU NOMOR 32 TAHUN 2009 DENGAN UU NOMOR 26 TAHUN 2007 DI MASA MENDATANGTingkatan Perencanaan Ruang dengan melakukan KLHS sebagaimana disyaratkan Pasal 15 ayat (2) huruf a dengan melakukan kajian-kajian yang disyaratkan Pasal 16 UU Nomor 32 Tahun 2006

Tingkatan Pemanfaatan Ruang dengan menerapkan Pasal 34 ayat (4) huruf b dan c dalam upaya pemenuhuhan Pasal 17 UU Nomor 32 Tahun 2009 terutama huruf b yaitu segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi

Tingkatan Pengendalian Ruang dengan memberikan insentif dan disinsentif kepada Daerah yang telah melakukan valuasi lingkungan hidup dan sumber daya alam berupa diskon Pajak Bumi Bangunan

34TERIMA KASIH