sinergisia edisi 1 tahun i.pdf

16
kan, dalam membuat perencanaan dan strategi guna meningkatkan potensi Asset. Menurutnya, masih banyak pe- kerjaan yang harus dihadapi Pertamina EP. Kebersamaan seluruh pekerja akan membuahkan solusi dalam menghadapi setiap permasalahan. “Saya berharap Pak Anca bisa terus meningkatkan kinerja Pertamina EP. Saya tahu banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan. Beberapa hari yang lalu saya sudah ketemu Pak Anca dan BOD disini, saya sudah sampaikan beberapa permasalahan yang harus kita selesaikan dalam waktu dekat dan saya yakin Pak Anca bisa,” tegasnya. Alam juga mengaku yakin, dipilihnya Anca sebagai nahkoda baru Pertamina EP, didasarkan pada pertimbangan men- dalam stakeholder dan para pimpinan korporat. Anca dipilih karena dinilai paling cocok memimpin Pertamina EP, dengan kondisi saat ini yang membutuh- kan penuntasan target-target demi per- encanaan yang lebih baik, diantaranya peningkatan hasil produksi. Sinergi Unit Operasi Untuk Indonesia Edisi I Tahun I JAKARTA – Penuh haru namun tetap ce- ria. Begitulah suasana Townhall Meeting kantor PT Pertamina EP, Gedung Stand- art Chartered, Jalan Prof Dr Satrio 164 Jakarta, pagi itu, Rabu, 20 November 2013. Jajaran manajemen perusahaan ini berkumpul, menyaksikan momen berse- jarah, serah terima jabatan pucuk pimpi- nan mereka. Komisaris Utama, Muham- mad Husen juga hadir. Pagi itu, Syamsu Alam secara resmi melakukan serah terima jabatan Pres- iden Direktur Pertamina EP ke Ardian- syah, rekan satu angkatannya di Per- tamina. Sebelumnya, Adriansyah yang akrab disapa Anca, adalah Presiden Direktur PT Pertamina Geothermal En- ergy (PGE). Pada hari yang sama, juga dilakukan pergantian di jajaran Senior Vice President (SVP) dan VP di lingkun- gan PT Pertamina (Persero). Mata Syamsu Alam sempat berkaca- kaca tatkala menyaksikan pemutaran video perjalanannya menahkodai Per- tamina EP selama lebih kurang dua tahun. Gelak tawa dan tepuk tangan bergema, saat beberapa cuplikan gaya komunikasi Alam yang egaliter dengan para karyawan, tampil di layar kaca. Alam hanya bisa tersipu, tak menyangka gaya-gaya lapangannya selama ini ter- ekam oleh anak buahnya. Dalam sambutannya di acara serah teruma jabatan itu, Syamsu Alam yang kini menjabat sebagai SVP Exploration Direktorat Hulu Pertamina, menyampai- kan harapannya agar Anca dapat mem- bawa Pertamina EP menjadi perusahaan berkelas dunia. Dengan konsistensi Ardiansyah (kanan), Muhammad Husen, dan Syamsu Alam berjabat tangan usai Serah Terima Jabatan Presiden Direktur PT Pertamina EP. Nahkoda Baru dalam melakukan kegiatan operasi yang mengedepankan aspek lingkungan hidup dan sosial, serta HSSE (Health, Safety, Security and Environment), implemen- tasi GCG (Good Corporate Governance) serta kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Alam menambahkan, kerja tim adalah kemampuan bersama menuju visi ber- sama dan kemampuan untuk mengarah- kan pencapaian individu ke arah tujuan-tujuan perusahaan. “Ini adalah bahan bakar yang me- mungkinkan orang bisa mencapai hasil yang luar bi- asa,” pungkas Syamsu Alam. Dalam sam- butannya, Anca sendiri berharap, den- gan posisi, tempat, bisnis industri, dan bisnis model yang baru saat ini, dirinya dapat cepat ber- adaptasi dengan sistem dan lingkungan di Pertamina EP. Langkah awal yang akan dilakukannya adalah menyusun perubahan yang signifikan, baik itu dari sisi personel maupun tata kelola secara general, sehingga perusahaan siap lepas landas. “Kalau dari sisi target produksi san- gat jelas, harus meningkat dari tahun ke tahun, dan saya sangat berharap seluruh pekerja di Pertamina EP dapat bekerja sama dan mendukung semua strategi un- tuk kemajuan perusahaan dengan baik,” jelas Anca. Lebih lanjut, untuk sasaran jangka panjang, menurut Anca sudah sangat jelas bahwa Pertamina EP harus mendu- kung misi PT Pertamina (Persero) men- jadi perusahaan energi kelas dunia di 2025. “Karakteristik kelas dunia menurut saya ada tiga hal, yai- tu masalah asetnya, masalah kapabilitasnya, dan terakh- ir masalah sistemnya. Ke- tiga hal ini dalam jangka panjang akan saya amati dan terus diakselerasi,” tambahnya. Saat berpamitan dengan para karyawan Pertamina EP, Kamis, 21 November 2013, Syamsu Alam berpesan agar sepeninggal dirinya semua el- emen yang ada terus menjaga stabilitas dan meningkatkan kinerja, serta mengin- gatkan kerjasama antar semua lini untuk memajukan Pertamina EP. “Pak Anca tidak bisa berkerja send- irian. Jadi saya minta kawan-kawan di Pertamina EP untuk bisa men-support ide-ide untuk disampaikan ke Pak Anca, agar bisa melakukan perencanaan yang lebih baik, sehingga semakin mening- kat,” tandasnya. “Pergantian itu hal biasa, jangan me- lihat saya dengan perbedaan pangkat, tapi ini adalah challenge yang berbeda, yang harus dihadapi dan harus bisa ber- buat sesuatu yang lebih baik terutama untuk eksplorasi, sehingga tidak perlu menganalisa macam-macam karena itu hanya menghabiskan waktu dan energi. Jadi saran saya, jangan itu (alasan per- gantian, red) yang dibahas tapi apa yang bisa kita lakukan kalau kita mendapat amanah di suatu tempat,” jelas pria kela- hiran Purworejo 2 April 1963 itu sambil tersenyum. Alam pun menambahkan, gaya kepe- mimpinan orang berbeda-beda. Namun itu semua bukan untuk kepentingan per- sonal, tetapi untuk kebaikan perusahaan. Yang terpenting, seorang nahkoda Per- tamina EP harus sangat mengenali Asset dan Field yang dikelolanya. Dalam memimpin Pertamina EP, lanjutnya, penerapan reservoar man- agement sangat diperlukan sebagai media informasi yang sangat dibutuh- “Di bisnis migas, ada fenomena yang berubah setelah era reformasi. Semasa Orde Baru, masyarakat tak berani menyentuh lapangan migas. Tapi di era keterbukaan mkereka dengan leluasa menyuarakan aspirasi. Saya bisa memahami. Mereka merasa harus bisa menikmati kekayaan alam yang ada di daerahnya”. PRIBADI MAHAGUNABANGSA General Manager Asset 4 Pertamina EP “Saya ingin mengakhiri setiap penugasan dengan kepala tegak. Tidak ada cara lain untuk menebus rasa malu, kecuali berupaya sekuat tenaga menggenjot produksi”. FACHRIZAL General Manager Asset 3 Pertamina EP Sosok Ramah Itu Selalu Dirindukan Ardiansyah dan Syamsu Alam bersama jajaran Direksi PT Pertamina EP usai serah terima jabatan. S elama menjabat Presiden Direk- tur PT Pertamina EP, Syamsu Alam dikenal sebagai pemimpin yang rendah hati dan dapat merang- kul bawahannya di semua level. Tak heran, momen pamitan Alam kepada seluruh karyawan Pertamina EP pada Kamis, 21 November 2013, menjadi momen yang sangat mengharukan. Saat berpamitan, Alam mengunjungi seluruh karyawan Pertamina EP. So- sok yang dikenal ramah ini mengung- kapkan terima kasih kepada seluruh karyawan, yang sudah ikut memaju- kan Pertamina EP, dengan saling me- nyatukan semangat dan kebersamaan. Begitu banyak kesan dan kenan- gan Syamsu Alam dengan Pertamina EP. Begitu pun para karyawan, me- nyatakan akan selalu merindukan so- sok Alam. Tidak lupa, ia berpesan agar kebersamaan yang erat tetap dijaga, sehingga masing-masing fungsi meng- hasilkan sesuatu yang lebih baik lagi. Berkarya di Pertamina EP, selama 5 tahun lebih Alam menduduki ber- bagai jabatan manajer, hingga diper- caya menjadi Direktur Pengemban- gan pada 2008, lalu duduk sebagai Presiden Direktur sejak April 2011. Alam sendiri mengaku juga mera- sa kehilangan ketika ditugaskan di posisi yang baru dan meninggal- kan Pertamina EP. Namun menurut- nya, peralihan jabatan itu biasa ter- jadi di sebuah perusahaan. “Saya berharap support yang diberikan dari seluruh manajemen dan pekerja Pertamina EP kepada saya juga diberikan kepada Adriansyah, karenasupport itu sangat penting untuk pak Adriansyah, sehingga beliau dapat membawa Pertamina EP menjadi perusahaan berkelas dunia,” ungkapnya. (Foto: Agus Tatan) (Foto: Agus Tatan) Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 1 1/29/2014 9:22:36 PM

Upload: ledung

Post on 18-Jan-2017

271 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

kan, dalam membuat perencanaan dan strategi guna meningkatkan potensi Asset. Menurutnya, masih banyak pe-kerjaan yang harus dihadapi Pertamina EP. Kebersamaan seluruh pekerja akan membuahkan solusi dalam menghadapi setiap permasalahan.

“Saya berharap Pak Anca bisa terus meningkatkan kinerja Pertamina EP. Saya tahu banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan. Beberapa hari yang lalu saya sudah ketemu Pak Anca dan BOD disini, saya sudah sampaikan beberapa permasalahan yang harus kita selesaikan dalam waktu dekat dan saya yakin Pak Anca bisa,” tegasnya.

Alam juga mengaku yakin, dipilihnya Anca sebagai nahkoda baru Pertamina EP, didasarkan pada pertimbangan men-dalam stakeholder dan para pimpinan korporat. Anca dipilih karena dinilai paling cocok memimpin Pertamina EP, dengan kondisi saat ini yang membutuh-kan penuntasan target-target demi per-encanaan yang lebih baik, diantaranya peningkatan hasil produksi.

Sinergi Unit Operasi Untuk Indonesia

Edisi I Tahun I

JAKARTA – Penuh haru namun tetap ce-ria. Begitulah suasana Townhall Meeting kantor PT Pertamina EP, Gedung Stand-art Chartered, Jalan Prof Dr Satrio 164 Jakarta, pagi itu, Rabu, 20 November 2013. Jajaran manajemen perusahaan ini berkumpul, menyaksikan momen berse-jarah, serah terima jabatan pucuk pimpi-nan mereka. Komisaris Utama, Muham-mad Husen juga hadir.

Pagi itu, Syamsu Alam secara resmi melakukan serah terima jabatan Pres-iden Direktur Pertamina EP ke Ardian-syah, rekan satu angkatannya di Per-tamina. Sebelumnya, Adriansyah yang akrab disapa Anca, adalah Presiden Direktur PT Pertamina Geothermal En-ergy (PGE). Pada hari yang sama, juga dilakukan pergantian di jajaran Senior Vice President (SVP) dan VP di lingkun-gan PT Pertamina (Persero).

Mata Syamsu Alam sempat berkaca-kaca tatkala menyaksikan pemutaran video perjalanannya menahkodai Per-tamina EP selama lebih kurang dua tahun. Gelak tawa dan tepuk tangan bergema, saat beberapa cuplikan gaya komunikasi Alam yang egaliter dengan para karyawan, tampil di layar kaca. Alam hanya bisa tersipu, tak menyangka gaya-gaya lapangannya selama ini ter-ekam oleh anak buahnya.

Dalam sambutannya di acara serah teruma jabatan itu, Syamsu Alam yang kini menjabat sebagai SVP Exploration Direktorat Hulu Pertamina, menyampai-kan harapannya agar Anca dapat mem-bawa Pertamina EP menjadi perusahaan berkelas dunia. Dengan konsistensi

Ardiansyah (kanan), Muhammad Husen, dan Syamsu Alam berjabat tangan usai Serah Terima Jabatan Presiden Direktur PT Pertamina EP.

Nahkoda Barudalam melakukan kegiatan operasi yang mengedepankan aspek lingkungan hidup dan sosial, serta HSSE (Health, Safety, Security and Environment), implemen-tasi GCG (Good Corporate Governance) serta kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Alam menambahkan, kerja tim adalah kemampuan bersama menuju visi ber-sama dan kemampuan untuk mengarah-kan pencapaian individu ke arah tujuan-tujuan perusahaan. “Ini adalah bahan bakar yang me-m u n g k i n k a n orang bisa mencapai hasil yang luar bi-asa,” pungkas Syamsu Alam.

Dalam sam-butannya, Anca sendiri berharap, den-gan posisi, tempat, bisnis industri, dan bisnis model yang baru saat ini, dirinya dapat cepat ber-adaptasi dengan sistem dan lingkungan di Pertamina EP. Langkah awal yang akan dilakukannya adalah menyusun perubahan yang signifikan, baik itu dari sisi personel maupun tata kelola secara general, sehingga perusahaan siap lepas landas.

“Kalau dari sisi target produksi san-

gat jelas, harus meningkat dari tahun ke tahun, dan saya sangat berharap seluruh pekerja di Pertamina EP dapat bekerja sama dan mendukung semua strategi un-tuk kemajuan perusahaan dengan baik,” jelas Anca.

Lebih lanjut, untuk sasaran jangka panjang, menurut Anca sudah sangat jelas bahwa Pertamina EP harus mendu-kung misi PT Pertamina (Persero) men-

jadi perusahaan energi kelas dunia di 2025. “Karakteristik kelas dunia

menurut saya ada tiga hal, yai-tu masalah asetnya, masalah

kapabilitasnya, dan terakh-ir masalah sistemnya. Ke-tiga hal ini dalam jangka panjang akan saya amati dan terus diakselerasi,” tambahnya.

Saat berpamitan dengan para karyawan Pertamina

EP, Kamis, 21 November 2013, Syamsu Alam berpesan

agar sepeninggal dirinya semua el-emen yang ada terus menjaga stabilitas dan meningkatkan kinerja, serta mengin-gatkan kerjasama antar semua lini untuk memajukan Pertamina EP.

“Pak Anca tidak bisa berkerja send-irian. Jadi saya minta kawan-kawan di Pertamina EP untuk bisa men-support ide-ide untuk disampaikan ke Pak Anca, agar bisa melakukan perencanaan yang lebih baik, sehingga semakin mening-

kat,” tandasnya.“Pergantian itu hal biasa, jangan me-

lihat saya dengan perbedaan pangkat, tapi ini adalah challenge yang berbeda, yang harus dihadapi dan harus bisa ber-buat sesuatu yang lebih baik terutama untuk eksplorasi, sehingga tidak perlu menganalisa macam-macam karena itu hanya menghabiskan waktu dan energi. Jadi saran saya, jangan itu (alasan per-gantian, red) yang dibahas tapi apa yang bisa kita lakukan kalau kita mendapat amanah di suatu tempat,” jelas pria kela-hiran Purworejo 2 April 1963 itu sambil tersenyum.

Alam pun menambahkan, gaya kepe-mimpinan orang berbeda-beda. Namun itu semua bukan untuk kepentingan per-sonal, tetapi untuk kebaikan perusahaan. Yang terpenting, seorang nahkoda Per-tamina EP harus sangat mengenali Asset dan Field yang dikelolanya.

Dalam memimpin Pertamina EP, lanjutnya, penerapan reservoar man-agement sangat diperlukan sebagai media informasi yang sangat dibutuh-

“Di bisnis migas, ada fenomena yang berubah setelah era reformasi. Semasa Orde Baru, masyarakat tak berani menyentuh lapangan migas. Tapi di era keterbukaan mkereka dengan leluasa menyuarakan aspirasi. Saya bisa memahami. Mereka merasa harus bisa menikmati kekayaan alam yang ada di daerahnya”.

PriBadi MahaguNaBaNgsaGeneral Manager Asset 4 Pertamina EP

“Saya ingin mengakhiri setiap penugasan dengan kepala tegak. Tidak ada cara lain untuk menebus rasa malu, kecuali berupaya sekuat tenaga menggenjot produksi”.

Fachrizal General Manager Asset 3 Pertamina EP

sosok ramah itu selalu dirindukan

Ardiansyah dan Syamsu Alam bersama jajaran Direksi PT Pertamina EP usai serah terima jabatan.

Selama menjabat Presiden Direk-tur PT Pertamina EP, Syamsu Alam dikenal sebagai pemimpin

yang rendah hati dan dapat merang-kul bawahannya di semua level. Tak heran, momen pamitan Alam kepada seluruh karyawan Pertamina EP pada Kamis, 21 November 2013, menjadi momen yang sangat mengharukan.

Saat berpamitan, Alam mengunjungi seluruh karyawan Pertamina EP. So-sok yang dikenal ramah ini mengung-kapkan terima kasih kepada seluruh karyawan, yang sudah ikut memaju-kan Pertamina EP, dengan saling me-nyatukan semangat dan kebersamaan.

Begitu banyak kesan dan kenan-gan Syamsu Alam dengan Pertamina

EP. Begitu pun para karyawan, me-nyatakan akan selalu merindukan so-sok Alam. Tidak lupa, ia berpesan agar kebersamaan yang erat tetap dijaga, sehingga masing-masing fungsi meng-hasilkan sesuatu yang lebih baik lagi.

Berkarya di Pertamina EP, selama 5 tahun lebih Alam menduduki ber-bagai jabatan manajer, hingga diper-caya menjadi Direktur Pengemban-gan pada 2008, lalu duduk sebagai Presiden Direktur sejak April 2011.

Alam sendiri mengaku juga mera-sa kehilangan ketika ditugaskan di posisi yang baru dan meninggal-kan Pertamina EP. Namun menurut-nya, peralihan jabatan itu biasa ter-jadi di sebuah perusahaan.

“saya berharap support yang diberikan dari seluruh

manajemen dan pekerja Pertamina EP kepada saya juga diberikan kepada adriansyah,

karenasupport itu sangat penting untuk pak adriansyah,

sehingga beliau dapat membawa Pertamina EP

menjadi perusahaan berkelas dunia,” ungkapnya.

(Foto: Agus Tatan)

(Foto: Agus Tatan)

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 1 1/29/2014 9:22:36 PM

Page 2: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

2 JEJAK

Bermula dari Telaga saidInspektur Perkebunan Belanda,

Aeilko Janszoon Zijlker tertarik pada salah satu obor yang diny-

alakan pembantunya, saat mereka tengah berteduh dari derasnya hu-jan di sebuah gubuk di areal perke-bunan tembakau Kesultanan Lang-kat, Sumatera Utara. Nyala obor itu lebih terang ketimbang obor lainnya, setelah dicelupkan ke dalam sebuah kubangan berisi cairan hitam berbau tak sedap, yang ada di belakang gu-

buk tempat mereka berteduh. Zijlker lantas membawa

contoh cairan itu untuk dianalisa di Laboratorium dan hasilnya menyatakan cairan hitam itu adalah minyak bumi bermutu tinggi. Ia lantas membor beberapa sumur di lokasi yang tidak jauh dari gubuk itu, yang dikenal dengan nama Telaga Said, namun belum membuahkan hasil karena cadangan minyak yang ditemukan tidak ekonomis. Tak

patah semangat, Zijlker membor sumur lain yang disebut Telaga Tunggal I, dan menyemburkan minyak pertama pada 15 Juni 1885.

Dari sumur itu, Zijlker berhasil memperoleh minyak mentah sebanyak 1.710 liter dalam kurun waktu dua hari pada kedalaman 22 meter. Upaya Zijlker pun terhenti setelah sumur Telaga Tunggal I menyemburkan air dan gas yang diiringi suara gemuruh

saat kedalaman sumur mencapai 121 meter, namun sebelumnya Ia sempat memperoleh minyak mentah sebanyak 86.402 liter pada kedalaman 31 meter. Produktivitas sumur tersebut, dikenal sebagai sumur minyak bumi pertama di Hindia Belanda yang mampu berproduksi selama lebih kurang 15 tahun.

Pada waktu yang hampir bersamaan, antara 1885-1890, sejumlah sumber minyak di daerah lainnya pun berhasil ditemukan, seperti di desa Ledok-Jawa Tengah, Desa Minyak Hitam-Muara Enim, Sumatera Selatan dan di Riam Kiwa dekat Sanga-Sanga, Kalimantan Timur. Atas keberhasilannya menemukan cadangan minyak bumi itu, Zijlker pun mendirikan perusahaan bernama Koninklijke Nederlandsche Petroleum Company di Den Haag, Belanda, dan menjadikan Pangkalan Berandan sebagai pusat kegiatan administrasi.

Selain menjadi pusat kegiatan administrasi, Pangkalan Berandan juga menjadi tempat dibangunnya kilang untuk mengolah minyak mentah menjadi BBM (bahan bakar minyak) dan Pelumas. Kilang yang dibangun pada 1892 ini, dikenal sebagai kilang BBM pertama di Indonesia. Enam tahun kemudian (1898) perusahaan Belanda itu membangun pelabuhan di tepi Pantai Teluk Haru, Pangkalan Susu untuk memudahkan kegiatan ekspor minyak dari Telaga Said.

Setelah berganti nama menjadi N.V. Koninklijke Nederlandsche Maatschappij tot Exploitatie van Petroleum in Nederlandsche Indie,

perusahaan yang dibentuk Zijlker itu bergabung dengan Shell Transport & Trading Company membentuk kelompok usaha yang disebut Th e Koninklijke Shell Group.

Melalui kelompok usaha itu, Zijlker mendirikan tiga anak perusahaan masing-masing dengan nama Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) untuk bidang produksi, Aziatic Petroleum bergerak di bidang pemasaran dan Saxon Petroleum Company menangani bidang pengangkutan minyak.

Setelah berhasil menemukan dan mengolah cadangan minyak di Telaga Said, BPM pun mulai mencari ladang minyak di daerah yang kini dikenal dengan nama Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam khususnya di daerah Rantau dan sekitarnya pada 1926. Dua tahun kemudian, BPM pun berhasil menemukan ladang minyak di Lapangan Rantau yang dicatat sebagai penemuan lapangan minyak paling produktif di seluruh Indonesia semasa penjajahan Belanda.

Sebelum Zijlker, sosok Belanda lainnya yang melakukan pengeboran minyak di Indonesia adalah J. Reerink. Ia pun melakukan pengeboran pada 1871, di Lereng Gunung Ciremai, sebelah barat kota Cirebon, setelah menemukan rekahan-rekahan tanah yang mengandung minyak di daerah itu. Penemuannya itu membuat ia tercatat sebagai orang pertama yang menemukan minyak di Indonesia.

Di Antara Pergulatan Perang Kemerdekaan

Perkembangan eksploitasi min-yak dan gas bumi di Indone-sia, tidak luput dari perjala-

nan bangsa Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan, serta kemelut Perang Dunia II. Setelah menghacurkan Pearl Har-bor lewat serangan udara pada 7 Desember 1941, Jepang mengincar kedudukan Belanda di Indonesia, se-bagai bagian dari strategi menyerang

Australia. Saat kalah dari Jepang di per-

airan Laut Jawa, Belanda taktik bumi hangus, untuk menghacurkan semua sarana dan fasilitas pengola-han minyak di Indonesia termasuk Pangkalan Berandan. Namun upaya Vernielinkcorp (tentara Belanda) yang dilakukan tergesa-gesa pada 9 Maret 1942 itu, gagal memberangus seluruh fasilitas pengolahan minyak

21 Juli 1947, pejuang kemerdekaan yang terdesak membungihangus-kan Pangkalan Berandan, Pangka-lan Rantau dan Langsa, Aceh Timur agar tidak digunakan militer Belan-da. Pasca Belanda keluar dari Bumi Nusantara, PTMRI berfusi kem-bali menjadi Perusahaan Tambang Minyak Sumatera Utara (TMSU) pada 12 April 1954 dan menetapkan Pangkalan Berandan sebagai kantor pusat, lalu pada 22 Juli 1957 berubah nama lagi menjadi PT ETMSU (Per-seroan Terbatas Ekploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara) di bawah pimpinan Kolonel dr. Ibnu Sutowo.

Pada 10 Desember 1957, sesuai PP No. 3 Tahun 1961 PT ETSMU kem-bali diubah namanya menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan PT PERMINA yang kemudian men-jadi PN PERMINA. Pada pertenga-han tahun 1960-an seluruh aset per-minyakan dan gas bumi yang sudah terikat Kontrak Karya dikuasai oleh negara yang pengelolaannya dilaku-kan melalui perusahaan negara sep-erti PN.PERTAMIN, PN.PERMINA dan PN.PERMIGAN.

PN.PERTAMIN dan PN.PERMINA bergabung menjadi PN.PERTAMINA, Saat pemerintah menerbitkan PP No.27 Tahun 1968. PN Pertamina kemudian diubah menjadi PT PERTAMINA berdasar-kan Undang-Undang No.8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertam-bangan Minyak dan Gas Bumi sekal-igus menjadikannya sebagai satu-sa-tunya perusahaan negara pemegang Kuasa Pertambangan di Indonesia.

Dimasa awal kemerdekaan, selain

mengawasi aktivitas perusahaan migas asing di Indonesia, PERTAM-INA juga menjadi “Integrated State Oil Company” yang bertugas seb-agai pelaksana pengusahaan pert-ambangan migas. Selaku pelaksana, PERTAMINA juga memperoleh Kuasa Pertambangan yang meliputi Eksplorasi, Eksploitasi, Pemurnian dan Pengolahan, Pengangkutan ser-ta Penjualan seperti layaknya peru-sahaan migas asing.

Sementara itu, berdasarkan UU No.8 tahun 1971, PERTAMINA dapat mengadakan kerjasama den-gan pihak lain dalam bentuk “Kon-trak Production Sharing” dengan syarat tertentu dan berlaku setelah disetujui oleh Presiden untuk kemu-dian diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Pola demikian, belakangan dikenal dengan sebutan pola dua kaki. Dimana peran regu-lator dan pelaku bisnis, dijalankan sekaligus oleh PERTAMINA.

Hadirnya UU No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas turut mela-hirkan dua konsekuensi. Pertama mengubah peran ganda Pertamina itu. Seperti disebutkan dalam Pasal 4 ayat (1) dan (2), dimana, pengua-saan atas Migas tetap berada pada Negara, namun pelaksanaannya diselenggarakan oleh Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertam-bangan.

Sementara itu, Kuasa pertamban-gan merupakan wewenang yang di-berikan oleh negara kepada pemer-intah untuk menyelenggarakan keg-iatan eksplorasi dan eksploitasi min-yak dan gas, seperti dijelaskan dalam Pasal 1 angka 5. Inilah dasar hukum yang membuat peran PERTAMINA hanya sebagai pelaku bisnis, dan peran sebagai pemegang kuasa per-tambangan diserahkan ke BP Migas yang kini bernama SKK Migas.

di Pangkalan Berandan. Saat Jepang menguasai Indone-

sia, berbagai fasilitas minyak milik Belanda yang gagal dihancurkan seluruhnya, mulai diperbaiki kem-bali untuk dijadikan sumber bahan bakar minyak (BBM) militer Jepang. Setelah diperbaiki, Jepang pun ber-hasil meningkatkan produksi dan kapasitas kilang BBM Pangkalan Be-randan yang semula hanya sebesar 300 ton/hari menjadi 10.000 ton/hari.

Setelah Indonesia merdeka, tenta-ra kita merebut semua fasilitas min-yak yang dikuasai Jepang, termasuk Pangkalan Berandan. Sejak saat itu, pengusahaan migas dilakukan sendiri oleh Pemerintah Indonesia, lewat Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia (PTMRI) setelah sebelumnya sempat bernama BPM dan PTMNRI. Hasil produksi min-yak PTMRI sebesar 1.000 ton/ hari, dari Pangkalan Berandan, Pangkalan Susu dan Langsa termasuk Rantau dan sekitarnya, diprioritaskan untuk konsumsi masyarakat di Sumatera Utara dan Aceh.

Setelah sempat berjalan mulus, penyaluran BBM pun mulai tersen-dat. Terutama akibat ulah sejumlah pihak yang ingin mendapat jatah is-timewa. Atas usul Pimpinan PTM-RI, S.H. Sapardan kepada Gubernur Sumatera dan Panglima Komande-men Tentara Sumatera agar secepat-nya PTMRI dikuasai oleh militer. Usulan itu dikabulkan, dan sejak Oktober 1945 PTMRI dioperasikan oleh militer Indonesia, dan selanjut-nya berubah nama menjadi BPM.

Dalam agresi militer Belanda pada

Edisi 1 Tahun 1

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 2 1/29/2014 9:22:39 PM

Page 3: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

Keharuan dan butiran harapan serta semangat baru, mengir-ingi lahirnya Edisi Perdana

“Sinergisia”, sebuah tabloid yang menjadi wadah komunikasi seluruh unit operasi PT Pertamina EP, yang tersebar di seluruh belahan Nusantara, dari Aceh hingga Papua. Disaat awak Redaksi menyiapkan edisi ini, Per-tamina EP mendapat anugerah Nah-koda Baru, Adriansyah yang melan-

jutkan estafet kepemimpinan dari Syamsu Alam. Ha-rapan dan semangat baru itu pun memberikan spirit pada terbitan pertama ini.

Adriansyah, insan Per-tamina yang sudah pulu-

han tahun malang melintang dalam dunia eksplorasi dan produksi isi perut bumi, tepat pada 20 Novem-ber 2013, melakukan Serah Terima Jabatan dari Syamsu Alam, yang lebih dari dua tahun belakangan ini, menorehkan keberhasilan, semangat,

dan kebersamaan di Per-tamina EP. Sosok ren-dah hati itu mendapat tugas dan tantangan baru di induk perusa-haan, guna memberi-kan energi baru guna menggapai visi dan

3EDITORIAL Edisi 1 Tahun 1

Keharuan dan butiran harapan Keharuan dan butiran harapan Kserta semangat baru, mengir-ingi lahirnya Edisi Perdana Kingi lahirnya Edisi Perdana K

“Sinergisia”, sebuah tabloid yang menjadi wadah komunikasi seluruh unit operasi PT Pertamina EP, yang tersebar di seluruh belahan Nusantara, dari Aceh hingga Papua. Disaat awak Redaksi menyiapkan edisi ini, Per-tamina EP mendapat anugerah Nah-koda Baru, Adriansyah yang melan-

jutkan estafet kepemimpinan dari Syamsu Alam. Ha-rapan dan semangat baru itu pun memberikan spirit pada terbitan pertama ini.

tamina yang sudah pulu-han tahun malang melintang

dalam dunia eksplorasi dan produksi isi perut bumi, tepat pada 20 Novem-ber 2013, melakukan Serah Terima Jabatan dari Syamsu Alam, yang lebih dari dua tahun belakangan ini, menorehkan keberhasilan, semangat,

dan kebersamaan di Per-

misi menuju perusahaan berkelas du-nia.

Sejumlah lompatan telah diwaris-kan kepada nahkoda yang baru. Ber-bagai lompatan itu terekam dalam Edisi Perdana ini, yang terbit di pen-ghujung 2013. Bukan tanpa sengaja jika keberhasilan pemboran di Sumur Benggala, direbutnya kembali bela-san sumur dari penambang ilegal di Lapangan Ramba, juga pencapaian gemilang Field Pendopo, serta kenai-kan produksi Field Subang, menghia-si Head Line halaman-halaman pada edisi pertama ini.

Tak ketinggalan keberhasilan eksplorasi di Jatibarang, juga Lapan-gan Semanggi yang berjaya kembali, dan berkah dari Sumur BN-39 Bu-nyu, mendapatkan porsi utama pem-beritaan. Semua ini demi menebarkan informasi ke semua insan Pertamina dan stakeholders, bahwa ada suatu modal besar yang telah dipupuk tahun ini, guna menyongsong kesuksesan kinerja di waktu-waktu mendatang. Rentetan waktu yang tentu penuh tan-tangan serta menuntut kerja keras dan cerdas seluruh jajaran Pertamina EP.

Lebih menggembirakan lagi, ke-berhasilan di sisi eksplorasi dan produksi itu, tak sedikit pun mengikis peran Pertamina EP sebagai agen pe-

rubahan dan pendorong kemakmuran di semua wilayah kerjanya, mulai As-set 1 hingga Asset 5. Peran itu justru makin meningkat, dan mendapatkan apresiasi yang tinggi dari pemangku kepentingan di bidang lingkungan, dengan masuknya lapangan-lapangan Pertamina EP sebagai kandidat pener-ima anugerah terbaik PROPER, baik Peringkat Emas maupun Hijau, mini-mal Biru.

Itu artinya, gerak langkah Pertam-ina EP dalam memproduksi energi untuk Indonesia, berjalan seiring den-gan pelestarian lingkungan dan kes-inambungan kemajuan ekonomi sos-ial, menuju kemandirian masyarakat di lingkar wilayah operasi. Semua itu merupakan hasil dari sinergi seluruh unit operasi Pertamina EP yang terse-bar di seluruh penjuru Bumi Pertiwi. Hasil kerja keras seluruh anak bangsa yang mendambakan kejayaan bagi bangsa dan negaranya.

Lewat Edisi Perdana “Sinergisia” ini seluruh pencapaian gemilang itu disampaikan, untuk menjadi dasar semangat dan panduan, meraih lebih banyak keberhasilan di tahun depan. Informasi yang diberikan diharapkan dapat menjadi pendorong lebih men-guatnya sinergi antar unit-unit operasi yang ada, untuk pencapaian kinerja

yang lebih gemilang di waktu-waktu mendatang.

Pencapaian itu bukan semata untuk kebanggaan perusahaan, melainkan untuk mewujudkan kejayaan Indone-sia, negeri yang kita cintai dan kita perjuangkan bersama kesejahteraan-nya. Tak lupa pula kami sajikan sum-bangan pemikiran dari para praktisi yang berkecimpung langsung dalam gerak dan langkah Pertamina EP, me-lalui Rubrik Opini. Dengan begitu, di-harapkan interaksi yang terjalin men-jadi semakin dekat, dan memberikan energi yang besar bagi kemajuan yang dicita-citakan.

Akhir kata, Redaksi mengucapkan Selamat Mambaca. Semoga sajian Tabloid Sinergisia benar-benar dapat menstimulus sinergi yang lebih kuat antar seluruh elemen di Pertamina EP. Seperti motto yang diusung media ini, “Sinergi Unit Operasi Untuk Indone-sia”. Kritik dan saran kami harapkan dari para pembaca dan stakeholders yang budiman, guna memberikan sajian yang lebih menarik dan ber-manfaat pada terbitan-terbitan selan-jutnya.

SURAT PEMBACAMedia Edukasi TentangSektor Migas Indonesia

Pertama-tama kami sampaikan Selamat! atas terbitnya Edisi

Perdana Tabloid Sinergisia PT Pertamina EP. Semoga media ini dapat melegakan dahaga khalayak yang lebih luas, dalam menggali informasi tentang pengelolaan sektor minyak dan gas (migas) di Indonesia, utamanya oleh Pertamina, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang energi yang kita banggakan bersama.

Besar harapan kami tabloid ini tidak saja memberikan informasi teknis tentang dunia eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Namun lebih dari itu, dapat menjadi sarana edukasi publik yang efektif, agar masyarakat awam memahami bahwa dunia migas tidak semata-mata bicara urusan pengurasan isi perut bumi. Tidak sekedar memperbincangkan tentang kenaikan produksi, tanpa peduli terhadap kehidupan warga di lingkar wilayah operasi.

Namun lebih dari itu, kehadiran Pertamina EP dengan wilayah kerjanya yang tersebar di seantero Nusantara, merupakan agen pendorong kemajuan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan, lewat berbagai program Community Development dan CSR (Corporate Social Responsibility) yang

digalakkan. Hal ini penting, guna mengimbangi opini miring seputar dunia eksploitasi minyak dan gas bumi, yang oleh pihak tertentu kerap diidentikkan sebagai kegiatan yang semata-mata mengeksploitasi sumber daya alam, merusak, dan tidak memberikan manfaat pada lingkunan dan masyarakat sekitar.

Sekali lagi, Bravo! untuk Tabloid Sinergisia, semoga dapat hadir dan tersaji sesuai dengan motto dan semangatnya, Sinergi Unit Operasi Untuk Indonesia. Sukses selalu untuk segenap awak Redaksi.

Dudi Rahman Chairman Energy and Mining Editor

Society (E2S)Komplek Perumahan Sawangan

Regency, Kota Depok, Jawa Barat.

Rujukan Bagi Seluruh Stakeholders Energi

Tampilkan Human Interes Para Pekerja

Tak dapat dipungkiri, dalam lima tahun terakhir, berbagai media

di sektor energi utamanya migas (minyak dan gas bumi) banyak bermunculan bak jamur di musim hujan. Semua itu tidak lepas dari menariknya sektor energi utamanya migas, yang hingga kini masih menjadi penyumbang terbesar kedua penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sayangnya, seringkali media-media yang bermunculan itu, tidak memotret sektor energi utamanya minyak dan gas bumi dari sumber yang kompeten, yang langsung menggeluti sebagai praktisi di dunia ini. Sehingga banyak informasi yang terdistorsi dan kerap memunculkan penafsiran yang berbeda terhadap kondisi kekinian di sektor energi.

Hal itu dapat dimaklumi, mengingat kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di Indonesia, sebagian besar berlangsung di daerah-daerah terpencil yang jauh, yang kerap kesulitan dalam mengakses sarana komunikasi. Termasuk kegiatan eksplorasi dan produksi PT Pertamina EP yang banyak berlangsung di remote area. Kondisi riil yang terjadi di sana, sering tidak terdengar hingga ke Ibukota.

Dengan hadirnya Tabloid Sinergisia, diharapkan para pemerhati dan stakeholders sektor energi khususnya di Tanah Air, dapat menerima informasi yang lengkap tentang kiprah Pertamina EP di setiap daerah operasinya, termasuk liku-liku tantangan yang dihadapinya.

Terakhir, kami ucapkan selamat atas terbitnya Tabloid Sinergisia. Semoga media ini dapat benar-benar menjadi rujukan bagi stakeholders sektor energi di Indonesia.

Lili Hermawan Bussinees & Development Director

Indonesia Finance Today Komplek Senayan Driving

Range – Jakarta.

Sinergi Unit Operasi Untuk Indonesia

PEMiMPiN rEdaKsi: Aji Prayudi (VP Legal Relations) / WaKil PEMiMPiN rEdaKsi: Agus Amperianto (Manager PR) / rEdaKTur PElaKsaNa: Arya Dwi Paramita, Pandji Galuh Anoraga / rEdaKsi: Hidayat Tantan, Abraham Lagaligo, Tatan Agus RST, Humas Asset 1, Humas Asset 2, Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas Lirik, Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas Limau, Humas Tambun, Humas Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan, Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas Bunyu, Humas Sorong / alaMaT rEdaKsi: Menara Standart Chartered Lantai 21 – 29, Jl Prof. Dr. Satrio 164 Jakarta Selatan / Email: [email protected]

Selamat atas terbit perdananya Tabloid Sinergisia. Semoga media

ini dapat benar-benar memberikan informasi yang actual terkait berbagai persoalan yang terjadi di dunia pengeboran minyak dan gas bumi, sehingga memberikan wawasan lebih kepada publik, selain kepada para pekerja Pertamina sendiri yang beraktivitas di lokasi berbeda.

Sekedar masukan, akan lebih menarik jika tabloid ini dapat menampilkan cerita-cerita human interest, suka duka para pekerja pengeboran minyak dan gas bumi di lapangan, yang kerap harus jauh dari keluarga, dan menghadapi berbagai kejadian berbahaya yang diluar dugaan. Dengan begitu, selain mempererat silaturahmi antar sesama karyawan Pertamina EP, juga dapat memberikan wawasan kepada masyarakat awam tentang berbagai tantangan yang dihadapi di dunia minyak dan gas bumi.

AbdullahPerum Tengger Kandangan Blok

C-60, Surabaya.

Kiprah Perempuan di Site Pengeboran

Selamat atas kehadiran Tabloid Sinergisia. Semoga tabloid ini

dapat memberikan informasi dan wawasan terkait sepak terjang

pekerja migas di site, termasuk berbagai tantangan dan hambatan yang mereka hadapi, serta geliat kemajuan di daerah-daerah lingkar operasi pengeboran minyak dan gas bumi. Sehingga masyarakat umum termasuk saya, dapat memahami dengan jelas betapa susahnya minyak diproduksikan dari perut bumi, dan tidak lagi boros menggunakan energi.

Seperti kita ketahui, saat ini Indonesia termasuk urutan teratas negara yang masyarakatnya sangat boros menggunakan energi. Bisa jadi ini akibat masyarakat kebanyakan, belum mengetahui bagaimana sulitnya mengangkat sumber daya alam itu ke permukaan. Selain butuh teknologi tinggi, keterlibatan para ahli, juga berisiko tinggi serta membutuhkan investasi yang mahal.

Menarik juga kalau tabloid ini bisa menampilkan kiprah para pekerja perempuan di site pengeboran minyak dan gas bumi. Di era keterbukaan dan emansipasi saat ini, kami yakin Pertamina EP juga memberikan kesempatan yang sama kepada kamu perempuan, untuk berkiprah di bidang yang banyak ditekuni kaum adam ini. Cerita-cerita tentang kiprah perempuan di site migas, akan memberikan inspirasi bagi perempuan lainnya di manapun berada.

MaulidahJl H Suit, Kemanggisan – Palmerah,

Jakarta Barat.

Menguatkan sinergi untuk Kejayaan indonesia

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 3 1/29/2014 9:22:41 PM

Page 4: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

Rimau,” ujarnya.Untuk perusahaan minyak, predikat

PROPER Emas tergolong luar biasa. Hanya sedikit perusahaan minyak yang bisa mendapatkannya. Yang banyak meraihnya adalah perusahaan gas dan panas bumi yang pengelolaan lingkungannya tak serumit minyak. “Tapi dengan benchmark, kita tidak perlu memulai dari nol,“ ujar Irwansyah.

Benchmark ini pula yang dilakukan Irwansyah saat memimpin Field Parabumulih, dan berhasil meraih predikat Hijau. Sebelum menjabat GM Asset 1, Irwansyah adalah Field Manager Prabumulih. Jika Rantau berhasil meraih Emas, akan menjadi sejarah. Tak hanya bagi Pertamina EP, tapi juga bagi insan Pertamina secara keseluruhan.

Irwansyah sendiri sosok yang gemar membuat sejarah. Salah satunya yang baru saja diukir, yakni membawa produksi Lapangan Lirik melampaui target. Setelah puluhan tahun tidak banyak diperhitungkan, ditangan Irwansyah beserta jajarannya, Lirik menjadi satu-satunya lapangan di Asset 1 yang mampu melampaui target.

Pencapaian produksi Lirik pada Semester I – 2013 mencapai 102% dari target produksi. Menurutnya, pada waktu yang lalu potensi Lirik belum dioptimalkan. Kini di lapangan itu, Irwansyah dan jajarannya akan segera menerapkan teknologi Xflow – handler, dan untuk itu telah disiapkan 13 sumur.

4 Edisi 1 Tahun 1 ASSET 1

ACEH TAMIANG – Sebaik apa pun perusahaan, tanpa didukung oleh pengelolaan lingkungan yang baik bakal menuai masalah, terutama dari masyarakat sekitarnya. Pengelolaan lingkungan tidak sebatas mengelola limbah dan air buangan, namun dampak lainnya pun harus diperhatikan, termasuk suara bising yang timbul akibat aktivitas perusahaan.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Aceh Tamiang, Saiful Sofyan SE, saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Field Rantau bersama BLH Aceh Tamiang, pada 17 September 2013. Mereka diterima Pjs Legal & Relation Ast.Manager, Herisim Sembiring.

Pada kesempatan itu, Saiful Sofyan berharap Pertamina EP Asset 1 Field Rantau tetap mengedepankan lingkungan hidup yang sehat dan bersih dalam melaksanakan kegiatannya. Hal itu penting, agar

aktivitas Pertamina EP-Field Rantau di wilayah itu untuk mencari dan meningkatkan produksi minyak dan gas bumi bisa berjalan lancar dan bisa diterima oleh masyarakat sekitar.

Setelah diterima di kantor Legal & Relation itu, rombongan Komisi C DPRD dan BLH Aceh Tamiang juga meninjau langsung daerah operasi Field Rantau di beberapa Stasiun Pengumpul.

Kunker DPRD dan BLH Aceh Tamiang ke Rantau

10 Sumur Lapangan Ramba Berhasil Direbut Kembali

MUBA – PT Pertamina EP berhasil merebut kembali 10 sumur minyak suspended di Lapangan Ramba, Sumatera Selatan yang sempat dikuasai para penambang liar. Dengan begitu Pertamina berharap bisa ada tambahan produksi.

“Dengan bantuan aparat keamanan, saat ini sudah 10 sumur yang berhasil diambilalih Pertamina EP. Upaya itu diharapkan bisa memberikan tambahan produksi minyak Pertamina EP hingga 200 BOPD (Barrel Oil Per Day) dari sumur-sumur tersebut,” ungkap Agus Amperianto, Public Relation Manager PT Pertamina EP pada 12 November 2013.

Untuk mencegah munculnya kembali aktivitas penambangan tak berizin tersebut, Pertamina EP berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan aparat keamanan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai risiko penambangan liar.

“Kami berharap Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan aparat keamanan memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat, agar tidak lagi melakukan penambangan ilegal ini,” ujar Agus.

Saat ini, terangnya, Pertamina EP telah memiliki kesepakatan

kerjasama (MoU) dengan Tentara nasional Indonesia (TNI) dan berharap upaya terpadu itu bisa dilakukan. “Selain merugikan negara, para penambang liar juga membahayakan lingkungan dan rawan kebakaran karena tidak memperhatikan aspek HSSE (Health, Security, Safety and Environment), sehingga perlu ditertibkan,”imbuhnya.

Sebelumnya, Pertamina EP juga telah berhasil mengajak oknum sekuriti di Lapangan Ramba bernama Rifai, yang diduga turut mengelola minyak secara ilegal di Kelurahan Mangunjaya, Kecamatan Babat Toman, Musi Banyuasin untuk bersedia menghentikan aktivitas penambangan liar yang dilakukannya. Rifai tak lagi menambang minyak ilegal setelah dipanggil manajemen Pertamina EP.

“Kami sudah memanggil Rifai dan ia bersedia menghentikan aktivitas penambangan liar tersebut tanpa meminta ganti rugi apapun kepada pihak perusahaan,” ujar Asisten Manager Legal & Relation PT Pertamina EP Field Ramba, Ahmad Jabbar, pada Kamis 19 September 2013.

Jabbar menjelaskan, oknum sekuriti bernama lengkap Ahmad Rifai merupakan tenaga outsourcing

Pertamina atau Karyawan PT Jaga Nusantara, yang mengelola tiga sumur yang semula dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Tambang Jaya.

Lokasi bekas penambangan minyal ilegal.

Sumur Benggala Siap Atasi Krisis Energi SumutLANGKAT – Meski masih berstatus eksplorasi, Sumur Benggala-01 di Desa Perkebunan Tanjung Jati, Binjai, Kabupaten Langkat yang dikelola Asset 1 Field Pangkalan Susu, siap mengatasi krisis energi akibat kelangkaan gas yang terjadi di Sumatera Utara (Sumut) belakangan ini.

Hal itu diungkapkan Legal & Relations Assistant Manager Asset 1 Field Pangkalan Susu, Daniel Munthe, kepada rombongan wartawan yang berkunjung ke lokasi itu belum lama ini.

“Krisis gas di Sumut sudah cukup

lama menyusul habisnya pasokan Glagah Kambuna yang lebih cepat dari perkiraan. Pertamina EP Asset 1 berusaha mempercepat p[roduksi lapangan Benggala-01 untuk mengatasi kelangkaan gas industri di Sumut,” ujarnya.

Daniel Munthe menambahkan, saat ini proses pipanisasi dari Sumur Benggala-01 ke SP Wampu sudah mencapai 90%. Rencananya, Pertamina EP segera mengoperasikan Sumur Benggala-02 dan 03 setelah Benggala-01 dirampungkan, sehingga kelangkaan gas di Sumut bisa diatasi.

Mengukir Sejarah

irwansyah,GM Asset 1

Pria dengan senyum simpatik ini mengaku ada yang amat menggelisahkan di hatinya.

Bagaimana tidak? Tetangganya, Blok Rimau, Sumatera Selatan yang dikelola Medco, sudah berhasil dua kali berturut-turut meraih predikat Emas dalam Penilaian PROPER Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Namun Asset 1 PT Pertamina EP yang dikomandaninya baru menjejak di peringkat Hijau hingga tahun lalu.

Tak mau lama-lama terpaku, Irwansyah langsung meminta

jajarannya mengejar predikat prestisius itu tahun ini. Lapangan Rantau salah satu kandidat yang disiapkan, karena dibandingkan lapangan lain di Asset 1, Rantau paling memungkinkan meraihnya kerena sudah

langganan Hijau. “Saya langsung suruh

mereka (jajaran di Lapangan

Rantau, red) benchmark

ke Medco

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 4 1/29/2014 9:22:57 PM

Page 5: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

mengikuti kegiatan tersebut dengan ikhlas dan hati yang senang agar ilmu yang diperoleh bisa dikuasai secara maksimal.

“Tujuan sertifikasi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi operasi dan aspek K3. Jika peserta ikhlas mengikutinya, ilmu yang diperoleh dapat terserap secara maksimal”, tutur Bustanul Fikri.

INDRAGIRI HULU – Untuk mengamankan objek vital nasional, Lirik Field Manager PT Pertamina EP dan Operation Manager Medco mengadakan pertemuan dengan Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 0302 Indragiri Hulu yang baru, Letkol Infanteri Albert Panjaitan di Gedung Patio milik PT Medco Indonesia E&P, Indragiri Hulu, Sumatera Selatan, pada 6 November 2013.

Pertemuan yang berlangsung selama lebih kurang satu jam itu, juga dihadiri oleh Bupati Indragiri Hulu, Yopi Arianto, S.E. dan Komandan Korem (Danrem) 031/Wirabima, Brigjen TNI Infanteri Prihadi Agus Irianto.

Selain silaturahmi dan membahas tentang kondisi keamanan di wilayah Indragiri Hulu, rencana strategis antara perusahaan dan Pemerintah Daerah Indragiri Hulu untuk meningkatkan sejumlah potensi yang ada di masyarakat juga menjadi pembahasan dalam pertemuan itu.

“Semoga dengan terjalinnya Hubungan baik antara Pertamina dan Kodim, potensi gangguan keamanan di sekitar wilayah kerja Pertamina dapat diminimalisir. Terlebih asset Pertamina merupakan salah satu objek vital milik negara,” ucap Lirik Field Manager M Nur.

Sebelumnya Pertamina EP dan TNI juga telah melakukan kerjasama pengamanan objek vital nasional,

khususnya pada jalur pipa minyak Tempino – Plaju, Sumatera Selatan yang rawan pencurian. Bersama TNI, Pertamina juga melakukan penanaman 100.000 pohon di sepanjang jalur pipa Tempino – Plaju sepanjang 265 kilometer.

Pertamina dan TNI juga menyerahkan bantuan berupa alat olahraga kepada Karang Taruna, 100 buah handy talkie kepada aparat Koramil, paket mainan kepada 64 PAUD, paket buku kepada 64 Sekolah dan 1.500 paket sembako kepada masyarakat di sepanjang jalur pipa. Penggalakan program CSR ini juga dalam rangka meredam potensi kejahatan terhadap fasilitas operasi Pertamina EP.

5ASSET 1 Edisi 1 Tahun 1

Lirik Field Manager PT Pertamina EP, M Nur (kanan) menyerahkan cindera mata kepada Komandan Kodim 0302, Letkol Inf Albert Panjaitan dalam silaturrahmi di Indragiri Hulu.

Minimalkan gangguan Keamanan, Field lirik rangkul Kodim 0302 indragiri hulu

Para operator peserta program sertifikasi perawatan sumur di Field Ramba.

RAMBA – Agar kegiatan produksi bisa berjalan efisien serta mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Pertamina EP Field Ramba kembali menggelar sertifikasi perawatan sumur bagi operator di Training Center Field Ramba.

Berlangsung selama empat hari sejak 9 Nopember 2013, training ini bertujuan meningkatkan kemampuan peserta terhadap SOP rig up/down,

33 Operator sumur Jalani sertifikasi di ramba

Jalan Sejahtera Warga Tanah Berongga Kelompok Tani “Sido Urep” sudah berdiri di Kampung Tanah Berongga, Aceh Taminag, sejak 1995. Anggotanya nyaris putus asa karena “urep” atau urip (hidup) yang dicita-citakan tak kunjung datang.

Mata Bambang Sutrisno menerawang. Ketua Kelompok Tani Sido Urep

ini mengenang beberapa waktu silam, tatkala anggotanya berguguran karena gagal di bidang pertanian. Meski sudah mengikuti berbagai pelatihan, hasilnya tak sesuai harapan. Kondisi ini berlangsung puluhan tahun.

Cahaya harapan mulai berpendar saat Field Rantau PT Pertamina EP menawarkan bantuan untuk mengembangkan lele pada akhir 2010. Dari bimbingan yang diberikan, diketahui tanah di Kampung Berongga tak cocok untuk pertanian, lebih cocok untuk perikanan.

Sejak beralih ke lele, kehidupan kelompok tani itu kembali berdenyut. Lele sendiri bukan hal asing bagi mereka. Beberapa orang sudah membudidayakannya. Cuma berlangsung sporadis dan apa adanya, tanpa dibekali pengetahuan yang memadai. Akibatnya, lebih banyak rugi daripada untung.

Dedi Zikrian S, Staff CSR Field Rantau Pertamina EP menyebutkan, pengembangan lele yang ditawarkan Pertamina EP bukan asal comot, tetap didasarkan pada studi terlebih dahulu . Karakter tanah di Tanah Berongga cocok untuk pengembangan lele, yakni tanah liat. Sehingga air kolam tak pernah menyusut meski musim

kemarau, karena air tak merembes ke tanah.

Sebaliknya, saat selesai panen dan dikeringkan untuk musim berikutnya, kolam akan kering kerontang. Cahaya matahari akan melibas habis semua bakteri dan ketika lele mulai ditebar kondisinya sudah betul-betul steril.

Kepercayaan terhadap kelompok kembali pulih. Anggota yang tak aktif , kembali beredar. Bahkan sekarang bertambah jadi 19 orang. “Tiap anggota minimal dapat tambahan uang dapur dari lele Rp 1,2 juta per bulan,” kata Bambang. Bahkan dirinya mengaku mendapat tambahan dari lele sekitar Rp 3,5 juta perbulan .

Tanah Berongga pun kini mulai ramai dikunjungi, mulai dari rakyat biasa yang ingin belajar sampai anggota dewan. Badan Pelayanan Penyuluh Pertanian Aceh Tamiang sudah mengirim dua angkatan untuk belajar budidaya lele di Tanah Berongga.

Suhardiansyah, tenaga penyuluh dari lembaga tersebut mengakui kelompok budidaya lele Tanah Berongga terbaik di seluruh Tamiang. “ Mereka punya keinginan untuk maju dan tak gampang menyerah,“ ujarnya. Alhasil, Tanah Berongga pun menjadi sekolah bagi yang ingin beternak lele.

wire rope, serta prinsip-prinsip pengawasan dan kepemimpinan dalam membuat maupun mengendalikan program kerja. Untuk memperoleh sertifikasi, peserta wajib mengikuti seluruh materi dan mengikuti ujian tertulis pada hari terakhir.

Kegiatan sertifikasi kali ini diikuti 33 orang operator dari berbagai field yang bernaung di bawah Asset 1. Manager Field Ramba, Bustanul Fikri berharap seluruh peserta dapat

Panen lele warga kampung Tanah Berongga

(Foto: Agus Tatan)

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 5 1/29/2014 9:23:13 PM

Page 6: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

6 Edisi 1 Tahun 1 ASSET 2

Produksi PendopoLampaui Target MUSI BANYUASIN – Tahun ini

produksi PT Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo melejit melampaui

target, sebesar 118 BOPD (Barrel Oil Per Day). Angka ini 150,8% melebihi target yang telah dipatok sebesar 1.470 BOPD.

Dari total kenaikan produksi itu, sekitar 29% atau 610 BOPD disumbang oleh Struktur Jirak yang sebelumnya hanya mampu menghasilkan 175-200 BOPD. Selain minyak, Field Pendopo juga menghasilkan gas sebesar 231,88 MMSCFD.

PR Manager Pertamina EP, Agus Amperianto

menyatakan, kenaikan produksi pada sejumlah struktur utama Field Pendopo tersebut dicapai setelah menerapkan metode yang sesuai untuk masing-masing struktur yang ada.

Diantaranya metode Treatment Acid Fracturing pada struktur Sopa di Sumur SPA 37, dan metode reaktivasi sumur JRK 147 & JRK 78 di struktur Jirak menggunakan teknik perendaman dan stimulasi dengan paraffi n solvent, juga metode Tank on Site untuk sumur-sumur yang memiliki tekanan rendah dan menerapkan metode stimulasi sumur injeksi.

Manager Field Prabumulih, Subli Ibrahim (kanan) menyerahkan potongan tumpeng pertama sebagai penghormatan kepada Assisten Bidang Pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir, H Herman SH MSi, dalam sosialisasi pemboran sumur baru Pertamina EP di wilayah itu.

Pemkab dukung Penuh Pemboran sumur Ogan OGAN ILIR – Pemerintah Kabupaten

(Pemkab) Ogan Ilir, Sumatera Selatan, menyatakan mendukung penuh

langkah PT Pertamina EP Field Prabumulih dalam meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) lewat pemboran sumur baru, diantaranya di struktur Ogan.

Dukungan itu disampaikan Assisten Bidang Pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir, H Herman SH MSi, dalam sosialisasi rencana pemboran sumur baru migas di wilayah kerja Pertamina EP Field Prabumulih, Rabu, 13 November 2013. Salah satu sumur baru yang akan dibor adalah Sumur Ogan A7/35.

Herman mengatakan, Pemerintah Ogan Ilir menyambut baik kegiatan pemboran yang dilakukan Pertamina EP dan berharap masyarakat mendukung kegiatan tersebut. “Migas masih menjadi sumber utama pemasukan Kabupaten Ogan Ilir, oleh karena itu kami berharap masyarakat di sekitar lokasi turut mendukung kegiatan pemboran tersebut,” tegasnya.

Hadir pula dalam sosialisasi itu, Kepala Dinas Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ogan Ilir, HM Thahir Ritonga, Camat Rambang Kuang, Choirie Isla, dan tokoh-tokoh masyarakat Desa

Tanjung Bulan yang wilayahnya terdekat dengan lokasi pemboran.

Pada kesempatan yang sama, Manager Field Prabumulih, Subli Ibrahim menjelaskan, pemboran sumur Ogan ini merupakan pemboran kelima yang dilaksanakan di wilayah Field Prabumulih. Sementara di struktur Ogan, pemboran ini adalah yang pertama di 2013.

Keberhasilan pemboran ini akan meningkatkan pendapatan negara, disamping meningkatkan pendapatan daerah terutama dari dana bagi hasil migasnya. Ia pun berharap upaya yang dilakukan oleh Field Prabumulih bisa mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan yang ada.

“Kami berharap masyarakat di sekitar lokasi bisa mendukung kegiatan kami, baik saat melakukan pemboran maupun saat pemboran selesai dilakukan, terutama untuk mengamankan fasilitas produksi yang ada di lapangan,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari rangkaian sosialisasi itu, Pertamina EP Field Prabumulih juga memberikan bantuan kepada masyarakat, berupa 200 paket sembako, peralatan olahraga sepak bola dan voli, serta material bangunan untuk pembangunan lapangan voli.

Asset 2 Goes To SchoolPRABUMULIH – Sejumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah operasional Pertamina EP Asset 2 mengikuti program rutin “Pertamina EP Goes to School”, untuk mengenalkan kegiatan hulu minyak dan gas bumi (migas) serta mendorong mi-nat pelajar un-tuk mengem-b a n g k a n potensi migas di masa men-datang.

“Program ini merupakan bentuk tang-gung jawab pe-rusahaan. Para pelajar yang akan menjadi generasi penerus bangsa teruta-ma mereka yang tinggal di daerah operasi hulu migas seharusnya memiliki pengetahuan yang lebih tentang migas itu sendiri,” ungkap Gov & PR Asst. Man. Asset 2 M.Echman.

Program tersebut berlangsung di SMAN 4 Prabumulih, SMAN 7 Prabumulih, dan SMAN

1 Lembak. Dalam kegiatan itu, disampaikan pengetahuan tentang kegiatan Per-

tamina mulai dari operasionalnya hingga kontribusinya kepada

masyarakat, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya

jawab. “Kami berharap dari

kegiatan edukasi ini minat dan pengeta-huan pelajar men-genai kegiatan mi-gas meningkat, dan siapa tahu justru dari mereka-mereka inilah akan lahir pekerja-

pekerja tangguh Per-tamina di masa depan,”

ujar Echman.Menurut Echman, disini-

lah pentingnya peran Pertami-na EP untuk terus menumbuhkan

pengetahuan tentang perbedaan ke-giatan hulu dan hilir migas. Pada kesem-

patan itu, diserahkan pula 28 judul buku terkait migas.

Keterangan Foto : Penyerahan 28 judul buku terkait migas dalam “Pertamina EP Goes to School” di wilayah Asset 2.

Namanya jadi perbincangan tatkala blowout, semburan liar gas bercampur lumpur dan batu terjadi di Talang Jimar, salah satu lapangan di wilayah kerja yang menjadi

tanggung jawabnya, 31 Maret 2013 lalu. Padahal saat itu, Tubagus Nasiruddin belum genap sebulan menduduki jabatannya sebagai General Manager (GM) Asset 2 PT Pertamina EP. Ia baru dilantik pada 2 Maret 2013.

Toh dibalik musibah itu mengalir hikmah. Pasca blowout, gas yang masih keluar dari sumur itu

sekarang disalurkan untuk power plant (pembangkit listrik) sekitar 1,6 mmcf. Bagi Tubagus, CSR

dengan memasok energi bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi migas, merupakan

langkah yang penting. Ini menunjukkan kepedulian Pertamina EP terhadap

masyarakat di lingkar wilayah operasinya.

Maka dari itu, putera Banten amat gembira ketika pada 26 Juli 2013, Wakil Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo

meresmikan program gas kota untuk 4.000 KK (Kepala Keluarga) di Kota Prabumulih. Sumber gasnya berasal dari Field Prabumulih Pertamina EP.

“Kita alokasikan untuk gas kota 1 mmmscf,” ujarnya. Ia menyebutkan Pertamina EP sangat mendukung program gas kota tersebut. “Kalau untuk kesejahteraaan masyarakat, pasti kita dukung,” tandas alumni Universitas Indonesia ini.

Tubagus terlihat amat bangga dengan pencapaian itu. “Selama puluhan tahun gas tersebut dieksploitasi di daerah Prabumulih untuk pendapatan negara dan daerah, namun warga merasakan kegunaannya sebagai bahan bakar rumah tangga masyarakat baru tahun ini. Ini sejarah penting bagi citra perusahaan,” pungkasnya.

Gas Untuk Kesejahteraan Tubagus Nasiruddin,

GM Asset 2

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 6 1/29/2014 9:23:18 PM

Page 7: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

7ASSET 2 Edisi 1 Tahun 1

GM Asset 2 Pertamina EP, Tubagus Nasirudin melakukan penanaman perdana membuka acara penanaman pohon langka yang digelar Pertamina EP Field Pendopo

galakkan Konservasi, Field Pendopo Tanam Pohon langkaPENDOPO - Dua ribu pohon dari berbagai jenis yang keberadaannya sudah langka, ditanam jajaran Pertamina EP Field Pendopo pada 11 November 2013 di Komperta Pendopo dan sekitarnya. Harapannya, selain turut mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati, juga bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Pohon langka yang ditanam diantaranya kayu bawang, brambang lanang, tembesu, dan bungur. Legal & Relations Asisstant Manager M.Haryono menyatakan, pohon-pohon tersebut sebagai salah satu jenis pohon langka yang ditanam di lahan-lahan strategis baik di dalam maupun di pinggiran komplek perumahan Pertamina EP Pendopo.

Haryono juga menjelaskan, jenis pohon tersebut dipilih karena di lingkungan sekitar sudah sulit ditemukan, selain sebagai langkah mendukung program penanaman satu miliar pohon yang dicanangkan pemerintah.

“Kita menaruh perhatian pada tanaman kayu

langka, sebab pohon-pohon jenis ini sudah jarang ditemukan dan upaya ini merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan selain mendukung OBIT (One Billion Indonesian Trees) yang dicanangkan pemerintah beberapa tahun lalu. Selain itu, program ini juga merupakan program CSR bidang lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan disekitar daerah operasi perusahaan,” paparnya .

Ditegaskannya, penanaman 2.000 batang pohon langka tersebut dapat memberikan banyak manfaat. Bukan hanya sebagai penghijauan, peneduh dan memperindah lingkungan serta untuk menekan suhu bumi yang semakin meningkat, namun sekaligus ikut melestarikan tanaman langka .

“Yang jelas hal ini akan sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan bagi anak cucu kita nanti dalam menikmati lingkungan alam sekitarnya nanti”, imbuhnya.

Lapangan Golf PGP Selesai DirenovasiPRABUMULIH – Setelah menjalani masa re-novasi selama kurang lebih tiga bulan, Lapan-gan Golf PGP (Persatuan Golf Prabumulih) kini sudah dapat digunakan kembali. GM As-set 2 Pertamina EP Tubagus Nasirudin men-gatakan, perbaikan ini dilakukan guna men-dorong minat para pekerja untuk bermain golf, yang bermanfaat untuk mempererat sila-turahmi antar karyawan. Tubagus menuturkan, lapangan golf merupakan fasilitas olahraga yang dimiliki oleh hampir semua Unit Pertamina EP, namun belakangan jarang digunakan terutama karena kondisi lapangan yang kurang terawat. Padahal selain sebagai sarana olahraga dan rekreasi, permainan golf juga dapat menjadi wadah silaturahmi dan diskusi antar pekerja dalam situasi yang lebih akrab. “Selain berolahraga, para pekerja dapat saling berdiskusi mengenai pekerjaan sehari-hari,” ujarnya.

President Direktur PT Pertamina EP, Sy-amsu Alam dalam kesempatan meresmi-kan penggunaan kembali lapangan golf PGP mengharapkan, lapangan itu bisa dimanfaat-kan semaksimal mungkin hingga menghasil-kan pemain golf terbaik asal Prabumulih.

“Dengan adanya lapangan golf PGP ini, diharapkan mampu menghadirkan para golf-ers terbaik asal Prabumulih, dalam artian lapangan golf ini bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat,” ujar Syamsu Alam.

Lapangan golf PGP merupakan satu-satun-ya di Prabumulih. Lapangan ini diperuntuk-kan baik bagi karyawan maupun masyarakat umum. Bahkan Pertamina EP Field Prabumu-lih akan mendukung penggunaan lapangan tersebut untuk menyelenggarakan turnamen golf, untuk menyambut hari ulang Tahun Kota Prabumulih yang ke-12.

“Tak Lagi Memutar JikaSekolah dan ke Pasar”Menghubungkan dua kelurahan, Jembatan Karang Raja menjadi urat nadi perekonomian. Sempat mangkrak karena kurang biaya. Kini keberadaannya kembali dinikmati warga.

Aris mengaku kini dapat bernafas lega. Sudah sebulan belakangan, siswa SMP asal Karang Raja III ini tak lagi

harus terburu-buru berangkat ke sekolahnya yang berada di Kelurahan Prabumulih, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. “Jarak ke sekolah sekarang lebih dekat,” ujarnya.

Sebelumnya, kata Aris, setiap ke sekolah ia harus menghabiskan waktu paling sedikit satu jam, karena harus jalan memutar, akibat Jembatan Karang Raja yang menghubungkan Kelurahan Karang Raja dan Kelurahan Prabumulih putus sejak 2011 silam. Ibu dan ayahnya pun harus memutar lewat Muaro Duo, jika berangkat kerja atau ke pasar.

Meski banyak kritik, namun Pemerintah Kota Prabumulih tidak bisa langsung bertindak, mengingat perbaikan jembatan yang berdiri di atas Sungai Kelekar itu tidak murah.

Aktivitas masyarakat banyak tersendat, roda perekonomian pun melambat.

Sampai kemudian PT Pertamina EP Field Prabumulih turun tangan, menyanggupi perbaikan jembatan sepanjang 40 meter dan lebar 7 meter itu. Peletakan batu pertama dimulai pada 16 Oktober 2012. Total dana yang disiapkan mencapai Rp 4,7 miliar, dari anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina EP.

Tepat setahun, jembatan itu pun selesai dipugar, dan diresmikan kembali penggunaannya oleh Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM pada Kamis, 24 Oktober 2013. Presiden Direktur Pertamina EP, Syamsu Alam turut hadir. Masyarakat sekitar juga berkerumun menyaksikan momen bersejarah itu.

“Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan PT Pertamina EP Asset 2 ini. Semoga jembatan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi warga Kota Prabumulih,” ungkap Ridho Yahya disambut tepuk tangan warga, termasuk Aris beserta ayah dan ibunya. “Sekarang tak lagi memutar jika sekolah dan ke pasar,” celetuk Aris girang.

Penampilan Jembatan Karang Prabumulih usai dibangun kembali oleh Pertamina EP

PT Pertamina EP, Field Limau Legal And Relation Assistant Manager,Setyo Puji Hartono (kiri) saat menerima piagam penghargaan CSR dari Bupati Muara Enim.

Field Limau Kembali Raih Penghargaan CSR MUARA ENIM – Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar memberikan penghargaan Corporate Social Responsibility (CSR) 2013 kepada PT Pertamina EP Asset 2 Field Limau untuk kali kedua, sebagai bentuk penghargaan atas peranannya dalam membangun Kabupaten Muara Enim.

Penghargaan itu diterima oleh Limau Legal And Relation Assistant M a n a g e r S e t y o P u j i

Hartono serta didampingi oleh Limau CSR Staff Wawan Hendrawan dan Limau Formalities Staff Puspita Irma Adiyuasti. Penghargaan yang sama juga telah diraih Field Limau tahun lalu.

Dalam sambutannya, Muzakir Sai Sohar menyatakan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh perusahaan yang telah ikut berperan serta dalam kemajuan pembangunan Bumi Serasan Sekundang tersebut.

"Kami ucapkan terima kasih atas dukungan dan peran sertanya, kedepannya jalinan silaturahmi antara Pemkab dan perusahaan akan lebih baik dan sinergis dengan mengucurkan

bantuan CSR yang belum termasuk dalam APBD Kabupaten Muara Enim tahun 2014", ujar Muzakir.

Usai menerima penghargaan, Setyo Puji Hartono menyatakan Field Limau selalu peduli dengan masyarakat sekitar perusahaan, baik dibidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan pembangunan

infrastruktur melalui program CSR. "Kita akan memaksimalkan lagi program-

program CSR untuk wilayah operasi produksi Field Limau, khususnya di Kabupaten Muara Enim sebagai wujud peran aktif Kami dalam membangun Muara Enim,” ungkapnya.

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 7 1/29/2014 9:23:22 PM

Page 8: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

8 ASSET 3

Menebus rasa Malu

Para siswa dan guru di Indramayu saat menerima sumbangan seribu buku dari PT Pertamina EP Asset 3 Field Jati barang.

seribu Buku Berjuta ilmu dari JatibarangMUNDU – Kegembiraan tergambar jelas dari raut wajah sejumlah siswa dan guru SD serta SMA dan SMK di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, saat menerima ratusan buku dari PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, yang jumlah totalnya mencapai seribu eksemplar buku.

Penyerahan seribu buku merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) bidang pendidikan yang digelar PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, untuk sejumlah sekolah yang ada di ring satu wilayah kerjanya.

Pejabat Sementara (Pjs) Legal & Relation Assistant Manager Field Jatibarang, Ifni Hidayat menuturkan, program pembagian seribu buku ini digelar dalam rangka meningkatkan minat baca siswa sekolah, dan mendorong siswa mengembangkan kegiatan kewirausahaan, selain sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap dunia pendidikan.

Dalam program itu, ada enam sekolah yang dipilih sebagai penerima program bantuan buku dari Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang. Yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Karanganyar, SDN 1 Sukra Wetan, SDN 2 Sukra, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kedokanbunder, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU Sukra, dan SMK Al - Basyariah Kedokanbunder.

Bantuan seribu buku tersebut, diserahkan

Produksi Naik, FieldSubang Gelar Syukuran dan Salurkan BantuanKARAWANG – Produksi Pertamina EP Asset 3 Field Subang meningkat setelah berhasil menyelesaikan program Put on Production (POP) di sumur BBS-02 pada tanggal 1 November 2013.

Upaya POP itu, membuat Sumur BBS-02 mampu memproduksi minyak sebesar 559 BOPD (Barel Oil Per Day, padahal produksi sumur itu hanya dipatok sebesar 300 BOPD. Peningkatan itu, membuat produksi Field Subang pada November 2013 pun ikut terkerek hingga mencapai 1409.9 BOPD atau 105.6% dari target awal sebesar 1335.3 BOPD.

Manager Field Subang, Defrian Basya mengatakan, keberhasilan itu merupakan hasil kerja keras dan dukungan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, khususnya tim Asset 3 Field Subang. “Ini adalah keberhasilan kita bersama, kita wajib bersyukur dan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk Pertamina EP khususnya Subang Field”, tutur Defrian.

Sebagai wujud rasa syukur atas kenaikkan produksi itu, Field Subang pun menggelar syukuran sekaligus memberikan santunan kepada masyarakat kurang mampu yang ada di sekitar wilayah operasi. Syukuran dikemas dalam sebuah pengajian yang dilangsungkan bersamaan di SP Subang, SP Cicauh, SP Cilamaya dan SP Pagaden. Sekitar 80 orang dari 15 desa yang diundang dan pekerja Field Subang hadir di setiap tempat dilangsungkannya syukuran. Bersamaan dengan itu, Field Subang pun menyerahkan bantuan kepada masing-masing desa.

MUNDU – Mengatisipasi situasi genting saat terjadi kebakaran sangat diperlukan. Hal ini mendorong HSSE (Healthy, Safety, Security and Environtment) PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang menggelar latihan tanggap darurat, sebagai pengetahuan dasar tentang langkah-langkah penyelematan dalam situasi darurat.

Latihan yang disebut “Tanggap Darurat Batch 1” itu, digelar pada 10 September 2013 dengan diikuti oleh 12 peserta dari beberapa fungsi yang ada di lingkungan kerja Asset 3 Field Jatibarang.

Sebelum dimulai, peserta diwajibkan mengenakan safety shoes, safety apparel dan safety helmet sebagai standar keselamatan utama setiap personel. Pelatihan tanggap darurat ini dibuka dengan demonstrasi pemadaman api menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) oleh team HSSE.

Usai mendemonstrasikan penggunaan APAR, team HSSE Jatibarang Field memberikan pengenalan awal alat lainnya yang biasa digunakan oleh fi re fi ghter saat memadamkan api seperti hose dan nozzle. Pa peerta tampak serius mengikuti pemaparan itu.

Selain dibekali pengetahuan dasar tentang alat pemadam kebakaran, para peserta pelatihan juga dilatih menggunakannya.

Pelatihan Tanggap Darurat Asset 3 Field Jatibarang.

Tanggap darurat Batch 1 Tim hssE Field Jatibarang

Misalnya bagaimana melempar hose sekaligus menggulungnya kembali dengan benar serta teknik mengoperasikan nozzle.

Pada kesempatan tersebut, HSSE Assistant Manager Field Jatibarang, Defrinaldo mengingatkan agar APAR yang sudah berkarat dan tidak berfungsi sebaiknya segera diganti dengan unit yang baru.

Sebagai puncak acara, sebuah kelompok yang terdiri dari 8 peserta diminta melakukan simulasi pemadaman api. Dalam kelompok tersebut, setiap anggota berbagi tugas. Ada yang berperan menjadi nozzle-man, helper dan ketua tim.

Latihan Tanggap darurat ini diharapkan menjadi bekal bagi para peserta dalam mengatasi situasi genting, baik sebagai petugas pemadam api maupun sebagai individu ketika tengah mengalami kebakaran dalam situasi sebenarnya.

Defrinaldo menghimbau, agar para peserta latihan tanggap darurat selalu menjaga keselamatan diri dan rekannya di lingkungan kerja seperti tuntutan HSSE Golden Rules yang berisi patuhi peraturan standard yang berlaku, peduli terhadap lingkungan kerja, keselamatan diri sendiri dan rekan kerja dan intervensi jika menemukan Unsafe Act atau Unsafe Condition.

Fachrizal, gM asset 3

langsung oleh Pjs. Legal & Relation Assistant Manager Field Jatibarang, Ifni Hidayat didampingi oleh Staff CSR Field Jatibarang, Kikie Muhamat Rijkie.

Dalam kesempatan menyerahkan bantuan buku tersebut, Ifni Hidayat berharap para siswa dapat memanfaatkan bantuan buku itu, untuk menambah pengetahuan baik selama menempuh pendidikan formal, maupun ketika telah lulus sekolah dan ingin memulai usaha. Dari seribu buku yang disumbangkan, diharapkan tertebar berjuta ilmu untuk masa depan cerah warga di lingkar wilayah operasi.

Harapan itu menurut Ifni, sesuai dengan komitmen CSR PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang dalam membantu program pengembangan masyarakat atau yang dikenal dengan istilah Community Empowerment. Setiap sekolah menerima bantuan buku sebanyak 128 eksemplar buku untuk setingkat SD, dan 131 eksemplar buku untuk setingkat SMA/SMK.

Adapun buku yang diberikan dalam program ini berupa buku pengetahuan umum, keterampilan, bisnis dan kewirausahaan, ensiklopedia, dan kamus. Lewat program itu, diharapkan kualitas pendidikan serta pengetahuan generasi muda di ring satu wilayah kerja Pertamina EP Asset 3 Field Jtibarang meningkat, seiring menguatnya minat baca.

Edisi 1 Tahun 1

Maklum, pria yang sudah sekitar 30 tahun berkarya di Pertamina ini, terbiasa dengan keberhasilan pada tugas-tugas sebelumnya. Baik saat bertugas di Prabumulih hingga 2011, maupun saat menjabat Field Manager Jatibarang hingga awal 2013.

Rasa malu itu pun diteteskan ke anak buahnya, agar terus bekerja keras menggenjot produksi. Terlebih saat ini perbaikan berbagai fasilitas yang bocor telah rampung, dan Tim EOR (Enhanced Oil Recovery) telah diterjunkan ke Field Tambun. Menurutnya, Asset 3 siap tinggal landas memacu kinerja mengejar target produksi. “Saya ingin mengakhiri setiap penugasan dengan kepala tegak,” terang Fachrizal.

Bagi laki-laki kelahiran Jakarta tahun 1962 ini, tidak ada cara lain untuk menebus rasa malu itu, selain menggenjot produksi seoptimal mungkin. Dari target 14.700 BOPD, hingga Juli 2013 produksi minyak Asset 3 telah mencapai 13.000 BOPD. Ia memperkirakan, pada akhir 2013, produksi Asset 3 bisa mencapai 13.352 BOPD atau 90,6% dari target.

“Tidak ada cara lain untuk menebus rasa malu, kecuali berupaya sekuat tenaga menggenjot produksi,” tandasnya. Fachrizal berupaya mengkondisikan semua fi eld yang menjadi tanggung jawabnya, bisa memberikan kontribusi optimal. Baik Field Jatibarang, Field Subang, maupun Field Tambun.

ejak menduduki jabatan itu pada 3 April 2013, alumnus Teknik Mesin Universitas Trisakti ini menghadapi tantangan yang disebutnya “mission impossible”.

Bagaimana tidak? Pria 51 tahun ini harus menerima kenyataan anjloknya produksi Field Jatibarang yang sebelumnya jadi andalan, akibat kebocoran pipa bawah laut di anjungan X-Ray.

Boro-boro mendongkrak produksi, sejak awal menjabat General Manager (GM) Asset 3, ia harus

berjibaku menangani kebocoran yang disebabkan tuanya usia pipa itu. Untuk perbaikan, puluhan

sumur pada anjungan itu harus dinonaktifkan. Belum lagi ia harus menangani kebocoran sumur injeksi pada Field Tambun. Jika tidak diperbaiki, minyak tak dapat diangkat.

Alhasil, pada Semester I – 2013, produksi minyak dan gas Asset 3 lebih rendah ketimbang Asset yang lain. Produksinya hilang lebih dari 1.200 Barrel Oil Per Day (BOPD) akibat

urusan bocor. Hanya Field Subang yang bisa berpoduksi normal.

Diakui Fachrizal, performa produksi Asset 3 sepanjang

enam bulan pertama di 2013, membuatnya malu. “Kami berjalan

dengan kepala tak tegak,” ujarnya.

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 8 1/29/2014 9:23:25 PM

Page 9: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

INDRAMAYU – Bait-bait pujian dan harapan kepada Sang Maha Kuasa itu terdengar begitu khidmat, di antara bentangan areal eksplorasi minyak dan gas bumi. Tak sedikit yang menitikkan air mata.

Begitulah wujud syukur yang ditunjukkan jajaran PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, atas keberhasilan eksplorasi yang dilakukan di Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada 17 Oktober 2013. Tasyakuran itu dilangsungkan di area Sumur MLD-A 07.

9ASSET 3

Stan Pertamina EP Asset 3 di Pemeran Pembangunan dalam rangka HUT Kota Cirebon.

Produk Mitra Binaan di Pameran Pembangunan Produk roti jamur hasil olahan ibu-ibu anggota Gapoktan Mulya Abadi.

Mereka telah sukses memproduksi hasil bumi dari kegiatan bertani. Hasilnya pun telah diolah menjadi produk pangan bernilai tinggi. Ikut menyemarakkan Hari Ulang Tahun Kota Cirebon.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mulya Abadi sudah kondang sebagai pionir budidaya jamur merang di Cilamaya, Kabupaten Subang. Banyak petani di daerah itu yang awalnya nyaris putus asa, sekarang mampu berdikari dengan bertani jamur, setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang. Sejak September 2013 lalu, para anggota

Gapoktan Mulya Abadi pun mendapat ilmu baru dari Pertamina. Yakni beragam cara mengolah jamur hasil produksinya menjadi bahan makanan yang lezat, bergizi tinggi, dan bernilai tambah. Suatu peluang bagi anggota Mulya Abadi dalam melakukan diversifikasi kegiatan usahanya. Berbagai produk olahan seperti roti isi, bolu gulung, pastel, nugget, roti jamur, dan produk lain berbahan dasar jamur, menjadi materi pelatihan yang diikuti Kelompok Usaha Sentosa yang merupakan bagian dari Gapoktan Mulya Abadi. Ibu-ibu rumahtangga pun berkesempatan mendapatkan penghasilan tambahan lewat keterampilan menolah jamur yang mereka miliki.

Namun tak cukup sampai di situ pembinaan yang dilakukan Pertamina EP Asset 3. Berbagai produk olahan berbahan dasar jamur itu lantas dibawa ke area Pameran Pembangunan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Cirebon ke-644 yang berlangsung sepanjang 4 November hingga 7 November 2013. Mulai roti, bolu, hingga pastel berbahan jamur yang dibuat oleh kelompok ibu-ibu Sentosa di Desa Sukamulya Kecamatan Cilamaya Kulon itu, turut menyemarakkan Pameran Pembangunan yang berlangsung selama empat hari itu. Roti jamur menjadi salah satu yang paling diserbu oleh pengunjung pameran. Tak mau kalah, Kelompok C-73 Desa

Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang yang juga mitra binaan Pertamina EP Asset 3, turut menjajakan aneka bandeng olahan seperti Bandeng Presto, Sate Bandeng, Nugget, Kaki Naga, Bakso dan Otak-otak Bandeng di Stand milik Pertamina EP Asset 3.Government & PR Asistant Manager, Dian Hapsari Firasati yang hadir dalam acara itu berharap kegiatan yang diresmikan oleh Walikota Cirebon tersebut bisa memberikan informasi yang lengkap dan utuh untuk masyarakat, baik seputar kegiatan operasi maupun program CSR PT Pertamina EP Asset 3.

Suasana tasyakuran keberhasilan eksplorasi Sumur MLD-A 07 Asset 3 Field Jatibarang.

lantunan doa di sumur EksplorasiSebelum pemotongan tumpeng, acara

tasyakuran dimulai dengan melakukan doa bersama dan diakhiri dengan pemberian santuan bagi anak yatim dan kaum dhuafa yang ada di Desa Sumuradem.

Menurut Onshore Prod. Operation Ast. Manager Field Jatibarang, Syamsul Hadi, keberhasilan produksi di sumur eksplorasi MLD-A 07 tersebut patut disyukuri. Sebab dari tujuh sumur yang dieksplorasi, dua diantaranya memiliki potensi minyak dan gas cukup besar.

Ia mengatakan, produksi kedua sumur itu bisa

mencapai sekitar 300 barel minyak per hari. “Di lokasi sumur MLD-A 07 ini seluruhnya ada 7 sumur, 2 sumur memiliki potensi kandungan migas masing-masing sekitar 300 BOPD (Barel Oil Per Day). Sementara potensi 5 sumur lainnya beragam, ada yang berpotensi tapi kecil sekali bahkan ada yang tidak berpotensi sama sekali,” jelasnya.

Dari potensi migas yang ada di kdua sumur eksplorasi itu, Ia memastikan Pertamina EP Field Jatibarang bakal memenuhi target yang ditetapkan. “Target produksi Field Jatibarang

Field sampai akhir tahun ini minimal 7.200 BOPD dan Saya optimis akan tercapai,” ungkapnya.

Sementara itu, Government and Assistant Manager PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, Dian Hapsari Firasati menyatakan, kepedulian Pertamina EP terhadap masyarakat sekitar lokasi merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan eksplorasi itu. Juga wujud kepedulian terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar sumur MLD-A 07.

Edisi 1 Tahun 1

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 9 1/29/2014 9:23:37 PM

Page 10: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

10 ASSET 4

Pengalaman Disandera, Terapkan Mindset Baru Bisnis Minyak

CEPU –-Sujumlah sumur yang sempat dianggap tidak produktif lagi, kembali mencatatkan produksi. Ini terjadi pada Lapangan Semanggi, yang produksi minyaknya menembus angka 685 BOPD (Barel Oil per Day), setelah sebelumnya hanya berada pada kisaran 95 BOPD. Selain meningkat 625 kali, produksi Semanggi juga turut mendongkrak produksi Pertamina EP Asset 4 fi eld Cepu pada angka 3.387 BOPD.

“Realisasi produksi ini meningkat 625% dibandingkan trend produksi sebelumnya yang berada di kisaran 95 barel per hari. Peningkatan ini mendorong angka produksi Field Cepu mencapai 3.387 barel per hari,” ungkap Public Relation Manager PT Pertamina EP, Agus Amperianto, Rabu, 2 Oktober 2013.

Agus menerangkan, sejak Maret 2013, struktur Semanggi berada di bawah pengelolaan Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Hingga September 2013, Pertamina EP Asset 4 Field Cepu telah melakukan perbaikan sumur dan pembukaan

kembali terhadap 7 sumur yang ada pada struktur tersebut. “Sumur lama yang sebelumnya dianggap tidak produktif itu ternyata mampu memproduksikan antara 100-170 barel per hari. Beberapa diantaranya dihasilkan dari sumur SMG-P05 dan SMG-P12,” terangnya.

Produksi minyak yang dioperasikan sendiri oleh Asset 4 Field Cepu itu, kata Agus, didapatkan dari sejumlah struktur yakni Semanggi, Ledok, Nglobo, Kawengan, serta put on production di Tapen dan Tiung Biru. Menurutnya, pada periode 2010 hinggal awal 2013 produksi minyak dari struktur Semanggi cenderung stabil, berada di kisaran rata-rata 95 barel per hari.

Namun demikian, lanjutnya, sejalan dengan perubahan organisasi Pertamina EP yang menempatkan Field Cepu sebagai lapangan yang pengelolaannya difokuskan dibawah koordinasi Asset 4, maka lapangan tersebut mulai menunjukkan keberhasilan peningkatan produksi yang signifi kan.

ditangan asset 4 Field cepu, semanggi Berjaya Kembali

Asset 4 PT Pertamina EP Field Cepu

BLORA – Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) diharapkan senantiasa memprioritaskan kepentingan lokal dalam setiap kegiatan operasionalnya. Hal ini diungkapkan Bupati Blora, Jawa Tengah, Djoko Nugroho dalam diskusi antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora dan masyarakat Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Blora, pada Senin, 11 November 2013.

Selain Djoko, hadir dalam diskusi itu Ketua DPRD Blora HM Kusnan-to, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Blora Setyo Edi, serta jajaran Musyawarah Pimpi-nan Daerah (Muspida) dan anggota DPRD Blora. Hadir pula perwakilan dari PT Pertamina EP, antara lain Staf Ahli Exploration and New Discovery Project Director Dody Sasongko, PR Manager Agus Amperianto, Business Support Manager Roland Sidabutar, serta Legal & Relation Manager Aset 4 Arya Dwi Paramita.

Djoko menuturkan, dalam memulai kegiatan operasional PPGJ, Pertamina EP diharap segera menuntaskan per-baikan jalan, memprioritaskan ma-syarakat Desa Sumber untuk mengisi kebutuhan tenaga unskill di Pertamina EP, serta dapat memproses peman-faatan air Bengawan Solo termasuk untuk kepentingan konservasi air.

Menjawab ini, Dody Sasongko me-nyatakan kegiatan operasi Pertamina EP telah sesuai prosedur, diantaranya dalam pemanfaatan air tanah guna keperluan operasional CCP. Soal per-baikan jalan dan prioritas bagi tenaga kerja lokal, Dody berjanji memfasili-tasi aspirasi itu. “Ini merupakan wu-jud tanggung jawab perusahaan terha-dap lingkungan maupun masyarakat sekitar,” ujarnya.

Dalam diskusi juga terungkap men-genai melimpahnya air tanah yang ada di daerah Randublatung. Hal itu menurut pakar hidrologi UGM Dr. Heru Indrayana, telah dibuktikan oleh studi tentang air tanah yang dilakukan pada 2000, 2004 dan 2012 oleh beber-apa lembaga berbeda. Sementara kon-sumsi air tanah Pertamina EP relatif kecil ketimbang perusahaan lainnya. “Bahkan jika dibandingkan dengan konsumsi air PWJ untuk pertanian, kebutuhan Pertamina EP juga lebih kecil,” ungkapnya.

PPGJ merupakan proyek pres-tisiun Pertamina EP dalam rangka memenuhi kebutuhan gas untuk pembangkit listrik. PPGJ sendiri berencana memasok gas sekitar 50 MMSCFD, guna memenuhi kebutu-han bahan bakar pembangkit listrik di Tambak Lorok, Jawa Tengah.

PPGJ Prioritaskan Kepentingan Lokal

JAKARTA – Leadership atau kepemimpinan adalah aspek yang paling utama dalam penerapan dan pencapaian International Sustainability Rating System (ISRS) yang saat ini sudah mencapai versi ke-7. Demikian diungkapkan Eric Rass dari “Det Norske Veritas (DNV)” saat menjadi pembicara dalam Sharing Knowledge tentang ISRS 7 dengan jajaran PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, di “Pertamina EP School”, Menara Standard Chartered Jakarta, Jumat, 8 November 2013.

Eric Rass menjelaskan, sharing knowledge itu digelar dalam rangka memberikan motivasi tentang perkembangan ke depan penerapan

Eric Rass dari DNV menerima cindera mata usai menjadi pembicara dalam Sharing Knowladge ISRS 7 yang digelar PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.

Leadership Kebutuhan Utama Pencapaian ISRS dan pencapaian ISRS 7. “Leadership adalah yang paling utama dalam dalam pencapaian ISRS versi ke-7,” ujarnya. Manajemen Pertamina EP Asset 4 sendiri menargetkan Field Cepu bisa melaksanakan ISRS versi ke-7 pada 2014 mendatang.

Dalam kesempatan itu, Alam Syah Mapparessa selaku Asset 4 HSSE Operation Manager menyatakan, Pertamina EP telah menjadi masuk dalam jajaran perusahaan world class, sehingga sudah seharusnya menggunakan konsultan khusus dibidang audit berkelas Internasional seperti ISRS. Proses ISRS itu dimulai dari pembentukan Tim dan karena

“Pertamina EP ini termasuk world

class company, sehingga audito-rnya pun harus yang world class. Sistim audit untuk managament system juga berkelas internasional melalui training sebagai medianya. Namun yang terpenting adalah bagaimana proses kita dalam pencapaian itu, dan selalu menjaga konsistensi dalam prosesnya,” ujar Alam Syah.

Ia pun menekankan bahwa dalam ISRS, Prinsip pertama terletak pada peran pemimpin yang harus terbuka kepada stakeholder. Salah satu stakeholder utama Pertamina EP ialah pegawai termasuk para pekarya dan mitra.

Edisi 1 Tahun 1

Pengalaman buruk tak selamanya mengendapkan memori negatif pada diri manusia. Bahkan seringkali

menimbulkan energi positif yang memupuk prestasi. Setidaknya hal ini ditunjukkan oleh Pribadi Mahagunabangsa yang pernah merasakan situasi amat pelik, ‘disandera’ oleh masyarakat lokal di Lapangan Sangatta, Kalimantan Timur, pada awal 2001.

Saat itu, pria kelahiran Pacitan, Jawa Timur ini masih menjabat Manager Teknik Produksi Lapangan Sangatta. Ia disekap

sehari semalam oleh para pekerja outsourcing dibawah ancaman sen-jata tajam, dengan tuntutan kenai-kan status menjadi pekerja tetap. Berkat bantuan aparat Komando Distrik Militer (Kodim) setempat, Pribadi pun dibebaskan. Dari situ,

pria 53 tahun ini semakin memahami realitas kondisi industri migas di In-donesia.

“Di bisnis migas, ada fenomena yang berubah setel;ah era reformasi. Semasa Orde Baru, masyarakat tak berani menyentuh lapangan migas. Tapi di era keterbukaan mkereka den-gan leluasa menyuarakan aspirasi. Saya bisa memahami. Mereka merasa harus bisa menikmati kekayaan alam yang ada di daerahnya,” kata Pribadi

mengenang. Meski kurang meny-enangkan, pengala-man itu memberikan ketahanan mental lebih padanya untuk menghadapi tantangan pada tugas-tugas beri-kutnya. Seperti saat sekarang menjadi General Manager PT Pertamina EP

Asset 4 yang w i l a y a h kerjanya mel ing-kupi Ka-bupaten B l o r a d a n C e p u , J a w a Tengah, s e n d i r i

berbeda satu sama lain,” ungkapnya. Belum lagi dinamika yang berasal

dari masyarakat. Paling sering ter-jadi adalah pemortalan akses masuk ke wilayah operasi. Menghadapi ini, Pribadi meminta jajarannya menang-gapi dengan sabar. “Saya tak men-

ganggapnya sebagai gangguan. Ini seperti rengekan anak yang minta diperhatikan,” ucapnya lagi.

Lebih dari itu, ia menegaskan perlu mindset baru dalam menjalankan bis-nis minyak. Tak bisa lagi business as usual. Dengan kondisi sumur min-yak di Indonesia yang rata-rata su-dah uzur, tim subsurface harus lebih rajin mengais data-data sumur lama, untuk dikorelasikan dengan sumur sebelahnya. “Bisa saja yang dulu kita anggap air, ternyata ada karbonnya,” kata Pribadi.

Kerja keras dan ketelatenannya pun membuahkan hasil. Pada Agustus 2013, sumur-sumur di Field Cepu membukukan produksi 3.100 Barrel Oil Per Day (BOPD). Padahal pada awal 2013, angkanya baru mencapai 1.600-an BOPD. Dengan ditemukan-nya struktur-struktur baru yang poten-sial, diantaranya Struktur Tiung Biru, Pribadi dan jajarannya optimis tahun ini mampu memacu produksi ke ting-kat optimum, 3.700 – 4.000 BOPD.

Desember 2013 ini, Pertamina EP Field Cepu juga memulai proyek pengembangan gas di jawa, sebagai terobosan menjawab kebutuhan en-ergi di Jawa. Yakni dengan memasok gas ke pembangkit listrik Tambak Lorok, Jawa Tengah. Langkah itu di-yakini dapat menghemat biaya pem-bangkitan hingga Rp 21 triliun atau sekitar Rp 5,4 miliar perhari, dengan kontrak pasokan gas 12 tahun. Gu-bernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun berbunga-bunga. “Proyek ini akan membawa manfaat lebih pada Jawa Tengah,” tutur Pak Gubernur.

Jawa Timur ini masih menjabat Manager Teknik Produksi

mengenang.

enangkan, pengala-man itu memberikan ketahanan mental lebih padanya untuk

pada tugas-tugas beri-kutnya. Seperti saat sekarang menjadi General Manager

Asset 4 yang w i l a y a h kerjanya mel ing-kupi Ka-bupaten B l o r a d a n C e p u , J a w a Tengah,

Pribadi Mahagunabangsa,GM Asset 4

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 10 1/29/2014 9:23:40 PM

Page 11: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

Sosok satwa berbulu coklat den-gan tanduk indah bercabang ini semakin jarang dijumpai. Tak

tampak lagi kelebatannya yang gesit di antara pepohonan. Sejumlah situs lingkungan menyebutkan, populasin-ya terus menyusut seiring berkurang-nya lahan hutan dan perburuan.

Tak heran, rusa jawa atau yang nama latinnya Cervus Timorensis dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 dikategorikan hewan yang dilindungi. Bahkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan rusa jawa dalam kategori “Vurnerable C1”.

Salah satu habitat rusa jawa yang

BLORA – Tidak hanya di lapangan minyak, karyawan PT Pertamina EP Field Cepu juga piawai menjemput kemenangan di lapangan futsal. Dalam Turnamen Futsal Wartawan dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas) yang digelar di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Sabtu – Minggu, 16 – 17 November 2013, Tim Futsal Field Cepu berhasil unggul di tiga pertandingan.

Turnamen itu dibuka oleh Bupati Blora, Djoko Nugroho, dan dihadiri oleh Legal & Relations Manager Pertamina EP Field Cepu Arya Dwi Paramita, Muspida Kabupaten Blora, serta Tim Futsal Wartawan dari enam Kabupaten yakni Blora, Grobogan, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Rembang.

Tim Futsal Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menjadi satu-satunya wakil dari KKKS, karena Tim Futsal

Sosialisasi pengelolaan sumur tua oleh PT Pertamina EP Field Cepu.

HSE Golden Rules Untuk PengelolaanSumur TuaCEPU – Meski dikerjakan secara tradisional oleh masyarakat, pengelo-laan sumur tua tetap tidak boleh men-gabaikan aspek kesehatan dan kesela-matan kerja serta lingkungan. Untuk itu, QHSE dan HSE Golden Rules ha-rus tetap menjadi acuan dalam seluruh

kegiatannya. Hal ini terungkap dalam sosialisasi

pengelolaan sumur tua, yang digelar PT pertamina EP Field Cepu bagi para penambang minyak dan Koper-asi Unit Desa (KUD) di wilayah ker-janya, selaku pengelola sumur-sumur

minyak yang tidak ekonomis lagi jika dikelola secara profesional, Septem-ber 2013 lalu.

Manager Field Cepu, Wresniwiro mengungkapkan, sosialisasi itu meru-pakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian Pertamina EP Field Cepu terhadap pemangku kepentingannya, terutama pengelola sumur tua yang bekerjasama dengan Pertamina EP.

Lewat sosialisasi itu, Field Cepu berharap bisa memberikan masukan dan pemahaman kepada para penge-lola sumur tua, terkait cara pengelo-laan sumur tua yang baik tanpa men-gabaikan aspek lingkungan maupun kesehatan dan keselamatan kerja. Rencananya Pertamina EP akan rutin menggelar kegiata sosialisasi tersebut.

Selain para penabang dan pengurus KUD Karya Sejahtera, KUD Sumber pangan, KUD Usaha Jaya Bersama, acara tersebut juga dihadiri oleh Mus-pika Malo dan Muspika Kedewan. Bertempat di Ruang Rapat Kantor PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu kegiatan berlangsung selama tiga jam sejak pukul 10.00 WIB.

Dalam sosialisasi itu, Environ-mental Staff PT Pertamina EP asset 4 Field Cepu, Erry Westriansyah me-nyampaikan sejumlah kebijakan ter-kait QHSSE dan HSE Golden Rules. Yakni berbagai pedoman kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkun-gan, yang harus tetap menjadi pedo-man dalam setiap kegiatan operasi hulu migas, tak terkecuali pengelo-laan sumur-sumur minyak yang sudah uzur.

MCL hanya bermain di sesi eksibisi. Tim berseragam hitam-hitam ini mengalahkan Tim Futsal Wartawan Kabupaten Tuban, Lamongan dan Rembang dalam babak penyisihan Grup B, dan berhak maju ke Final Kejuaraan Futsal Wartawan dan KKKS, berhadapan dengan Tim Wartwan Bojonegoro.

Bupati Blora mengaku sangat bangga dengan Turnamen Futsal Wartawan dan KKKS yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Blora ini. Djoko Nugroho juga berterima kasih atas partisipasi Pertamina EP Asset 4.

Bagi Pertamina EP, Kejuaraan ini tidak hanya sekedar kegiatan olahraga melainkan salah satu kegiatan untuk mempererat silaturahim antara Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dengan para pemangku kepentingannya diantaranya media massa.

Raih Kemenangan di Tiga Pertandingan

11ASSET 4

masih terisa di Nusantara adalah di Bojonegoro, Jawa Timur, tepatnya di kawasan hutan Parengan yang dikelola PT Perhutani. Kawasan itu masuk lingkar wilayah operasi PT Pertamina EP Asste 4 Field Cepu. Demi menjaga kelestarian satwa endemik Pulau Jawa itu, Pertamina EP berencana melakukan penangkaran.

Kegiatan dimulai dengan “Studi Penyusunan Rancangan Tapak Penangkaran Rusa Jawa di KPH Parengan”. Menggandeng Perhutani KPH Parengan dan Universitas Gadjah Mada (UGM), studi itu dimulai dengan rapat di Bojonegoro

pada 7 Oktober 2010. Hadir dalam rapat itu, Kepala

Seksi (Kasi) Pengelolaan Sumber Daya Hutan (PSDH) Perhutani, Ririt beserta jajaran Perhutani KPH Parengan, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr Satyawan Pudyatmoko S. Hut., M.Sc, beserta tim studi UGM, serta Legal & Relation Manager Pertamina EP Asset 4, Arya Dwi Paramita bersama Staf CSR Field Cepu, Kartika Tiara Sari.

Rapat memutuskan, wilayah KPH Parengan yakni Malo dan Parengan Utara sebagai lokasi kegiatan studi. Hal itu, menurut Dekan Fakultas Kehutanan UGM Satyawan, telah sesuai dengan prosedur yang ada, karena untuk melestarikan rusa jawa perlu memperhatikan prosedur

yang ada di Kementerian Kehutanan terkait konservasi keanekaragaman hayati.

Ia menambahkan, proses konservasi satwa perlu dibantu oleh dokter hewan, terutama untuk hal yang berkaitan dengan pakan, luas lahan untuk pasokan pakan, suplemen, rasio antara jantan dan betina, serta gangguan predator.

Dalam rapat Ririt berharap, studi yang dilakukan dapat mendeteksi potensi gangguan yang berdampak terhadap tingkat stres rusa. Mengingat lingkungan di sekitar calon lokasi penangkaran berdekatan dengan pemukiman.

Pada kesempatan yang sama, Arya Dwi Paramita menuturkan, kerjasama dengan Perhutani ini didasari prinsip kesamaan wilayah operasi, terutama untuk melindungi satwa yang masuk dalam kategori dilindungi. Menurutnya, studi ini merupakan wujud konkrit komitmen Pertamina EP untuk tumbuh bersama lingkungan dengan melestarikan satwa langka.

Ia menambahkan, dalam menjalankan kegiatan operasinya, Pertamina EP selalu berusaha menjaga harmoni antara kemajuan industri, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan. Terkait dengan peningkatan kesejahteraan sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR), kegiatan yang kerap digalakkan adalah pengelolaan

potensi ekonomi wilayah setempat. Contohnya untuk warga Desa

Sidoharjo, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Pertamina EP Asset 4 Field Cepu mendorong budidaya domba lewat serangkaian pelatihan, yang digelar sejak 9 September 2013. “Ini kami lakukan untuk memininalkan ketergantungan masyarakat sekitar terhadap keberadaan Pertamina EP,” terangnya.

Pelatihan yang digelar selama tiga hari itu, Pertamina EP menggandeng Yayasan Sekar Mandiri sebagai Tim Ahli Bidang Peternakan, untuk memberikan pelatihan di sekitar lokasi sumur Tapen-01TW. Selain perwakilan Pertamina EP, hadir dalam acara pelatihan tersebut Muspika Senori, Dinas Peternakan Kabupaten Tuban dan masyarakat Desa Sidoharjo.

Lewat pelatihan budidaya domba itu, Pertamina EP berharap masyarakat Desa Sidoharjo bisa memahami bagaimana cara beternak domba yang baik, mulai dari pemberian pakan hingga pembuatan kandang. Selanjutnya, Pertamina EP juga membagikan 110 ekor bibit domba untuk dibudidayakan oleh warga yang sudah mendapatkan pelatihan, yang dibagi dalam tujuh kelompok.

Tim Futsal PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.

Edisi 1 Tahun 1

Melindungi rusa Jawa, Membudidayakan domba

Membangun harmoni antara kemajuan industri, lingkungan yang lestari, dan kesejahteraan ekonomi. Memupuk geliat masyarakat menuju mandiri.

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 11 1/29/2014 9:24:03 PM

Page 12: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

pengeboran formasi “sarang tawon”. Disebut begitu karena jarak pengeboran sangat rapat, bagaikan sa-rang tawon atau lebah. Di kalangan geolog, formasi ini biasa disebut grid base driling.

Alhasil, produksi Sangasanga melejit hingga 8.600 Barrel Oil Per Day (BOPD). Padahal saat dikembalikan oleh Medco (operator sebelumnya) ke Pertamina pada 2008, produksi Sanga-sanga hanya di kisaran 4.300 BOPD. Saat ini produksi Sanga-sanga stabil di kisaran 7.500 – 8.000 BOPD.

Formasi sarang tawon pun dibawa Abdul Chalik dan Satoto untuk menaklukkan Lapangan Bunyu, Kalimantan Timur. Saat itu Satoto GM Region Ka-wasan Timur Indonesia, dan Abdul Chalik Manajer Senior Ekploitasi. Bunyu pun kembali ke era jay-anya, dengan produksi diatas 10.000 BOPD. Pada 2012, produksi Bunyu bahkan sudah mencapai

13.000 BOPD. Kini, sebagai GM Asset 5, Abdul Chalik dituntut menaklukkan area yang lebih luas. Targetnya 22.068 BOPD pada 2013, dan di Semes-

ter I sudah tercapai 96%. “Untuk Kalimantan, kami akan optimalkan struktur tali sepatu ini,” tukasnya optimis.

12 ASSET 5Edisi 1 Tahun 1

Bunyu MeraupBerkah BN-39 BUNYU – Pertamina EP Asset 5 Field Bunyu kembali sukses meningkatkan produksinya, setelah sumur BN-39 yang dioperasikan sejak 2012, tahun ini mampu menyemburkan 1.200 BOPD (Barel Oil Per Day) minyak dan 860 MSCFD gas.

Semburan minyak dari sumur BN-39 tersebut telah mendongkrak produksi Field Bunyu, yang sebelumnya hanya sekitar 6.000 BOPD menjadi lebih dari 7.000 BOPD.

Atas keberhasilan itu, manajemen Pertamina EP Field Bunyu menyelenggarakan syukuran di halaman Mesjid At-Taqwa komplek Nibung Lama, pada 18 Oktober 2013. Selain menggelar doa bersama, Pertamina EP fi eld Bunyu juga menyantuni 60 orang kaum dhuafa yang ada di Bunyu.

Acara syukuran bertajuk “Syukuran Peningkatan Produksi Atas Keberhasilan Sumur BN-39 Pertamina EP Field Bunyu” itu dihadiri oleh sebagian besar pekerja, pekarya, keluarga dan unsur muspika di Bunyu.

Dalam sambutannya, Bunyu Legal and Relations Assistant Manager, Hasanul Ashari yang mewakili Field Manager menyampaikan

apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada seluruh pekerja, pekarya, serta masyarakat Bunyu, atas kerja keras, dukungan, dan doa yang diberikan sehingga produksi Pertamina EP Field Bunyu bisa meningkat.

Hasanul juga mengatakan, bahwa antara perusahaan dan masyarakat sekitar wilayah operasi harus terjalin hubungan yang harmonis dan saling mendukung, terutama saat melakukan kegiatan-kegiatan seperti pengeboran dan service. “Kami sendiri akan selalu berusaha memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar melalui kegiatan-kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility),” ujarnya.

Dalam suatu kunjungan ke Field Bunyu, Direktur Operasi dan Eksploitasi Pertamina EP, Beni Jafi lius Ibradi AD berpesan, agar dalam menggenjot produksi, para pekerja, dan pekarya tetap memperhatikan aspek keselamatan kerja. Mengingat aspek itu merupakan yang paling utama dalam pencapaian kinerja Pertamina EP, dan ikut menjadi ukuran sukses kegiatan di sektor hulu migas.

Taklukkan Tali Sepatu Dengan Sarang Tawon Kalimantan adalah medan pengabdian per-

tama Abdul Chalik setelah lulus dari Ju-rusan Geologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1989. Tepatnya di Sangatta,

Kalimantan Timur, hingga 1999. Sempat 10 tahun menjajal medan lain di wilayah barat Indonesia, pada 2009 ia kembali lagi ke sana.

Tak heran kalau kemudian Abdul Chalik cukup akrab dengan struktur reservoir di pulau itu. Ia men-gidentifi kasi reservoir di Kalimantan dengan istilah struktur “tali sepatu”. Sebagai daerah delta, struk-tur reservoir Kalimantan umumnya seperti lances-lances, membentuk lapisan yang saling tumpang tindih dengan rentang tidak terlalu panjang. Mirip tali sepatu.

“Reservoir-nya banyak tapi nggak nyambung satu sama lain. Minyak tak selalu terperangkap dalam batuan, bisa juga di hamparan pasir. Berbeda dengan struktur di Sumatera yang lebih mirip selim-ut. Reservoir-nya tak banyak, tapi rentangnya lebar dan menyambung satu sama lain,” jelasnya.

Pemahaman atas kondisi medan ini, membuat Abdul Chalik optimis mampu menggapai target produksi PT Pertamina EP Asset 5, yang sebagian besar lapangan andalannya tersebar di Kalimantan. Terlebih, sebelum duduk sebagai General Manager (GM) Asset 5, yakni saat menjabat Manajer Op-e r a s i Unit Bisnis Eksploitasi dan Produksi

(UBEP) Sangasanga – Tara-kan pada 2009, ia

mencatat sukses menaklukkan struktur tali sepatu. Saat itu, Abdul Chalik berduet dengan GM UBEP

Sangasanga – Tarakan, Satoto Agustono (kini Di-rektur Produksi Pertamina EP), memperkenalkan

Tabligh Akbar Peringatan1 Muharram di Bunyu Ustadz Subki Al-Bughury saat menyampaikan tauziah dalam Tabligh Akbar Peringatan Tahun Baru Islam 1435 Hijriah yang digelar PT Pertamina EP Asset 5 Field Bunyu.

BUNYU – Tahun Baru Islam 1 Muharram 1435 Hijriah

diperingati dengan menggelar Tabligh Akbar oleh jajaran PT Pertamina EP Assset 5 Field Bunyu, Sabtu, 10 November 2013. Menghadirkan ustadz kondang Subki Al-Bughury, tabligh mengangkat tema “Dengan Semangat Tahun Baru Islam 1435 H, Kita Tingkatkan Ketaqwaan Melalui Pemahaman Hijrah Bagi Kemaslahatan Umat”.

Siraman rohani itu dihadiri oleh para pekerja maupun masyarakat Pulau Bunyu yang jumlahnya mencapai 1.300 orang. Dalam ceramahnya, Ustadz Subki mengajak para pekerja, pekarya, dan warga Bunyu tak henti-hentinya bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

“Bersyukur merupakan bagian dari semangat Hijrah Rasulullah Muhammad SAW, disamping terus melakukan kebajikan dan meninggalkan perbuatan yang dilarang,” tutur da’i kharismatik ini. Ketua Badan Dakwah Islam (BDI) Pertamina EP Field Bunyu, M Nur Samudin mengatakan, tabligh akbar ini merupakan kegiatan rutin dalam memperingati hari besar keagamaan, termasuk Tahun Baru Islam.

Menurutnya, tema yang diusung sesuai

dengan s i t u a s i

dan kondisi para pekerja

Pertamina, pekarya, serta masyarakat di Bunyu. Dimana ketaqwaan jadi landasan setiap muslim dalam melakukan amal kebajikan, termasuk dalam meningkatkan kinerja.

Bunyu Field Manager, Rizal Risnul Wathan menyatakan acara semacam ini penting bagi para insan Pertamina. Guna menanamkan pemahaman bahwa bekerja tidak semata-mata memenuhi tuntutan perusahaan. Lebih dari itu, tersimpan nilai ibadah di dalamnya.

Penyerahan hewan qurban oleh Badan Dakwah Islam (BDI) Pertamina EP Field Sangasanga.

Field sangasanga Tebar sapi Qurban

SANGASANGA – Merayakan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1434 Hijriah, PT Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga tak mau ketinggalan ikut berkurban, dengan menyerahkan 15 ekor sapi kurban ke sejumlah masjid di wilayah kerjanya dalam program bertajuk “Tebar Hewan Qurban”.

Selain meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS, penyerahan hewan qurban itu juga merupakan wujud rasa syukur atas limpahan karunia Sang Kuasa, serta bentuk kepedulian terhadap warga yang secara ekonomi kurang mampu. Penyerahan hewan qurban dikoordinir Badan Dakwah Islam (BDI) PT Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga.

Sejumlah masjid yang menerima penyaluran hewan qurban itu diantaranya di wilayah

Samboja, Sangasanga, dan Anggana. Ketua BDI Pertamina EP Field Sangasanga, Edy Witoko mengaku, BDI selalu mongkordinir para pekerja Pertamina EP yang ingin menyerahkan hewan qurban kepada masyarakat setiap tahunnya, dalam perayaan Idul Adha.

Bagi para karyawan dan pekarya Field Sangasanga, Idul Adha merupakan momentum bagi setiap muslim untuk meningkatkan keikhlasan guna mencari ridha Allah SWT. Selain itu, BDI Field Sangasanga juga secara rutin melakukan kegiatan sosial lainnya, seperti pembagian paket sembako kepada janda, manula, dan anak yatim piatu. Berbagai kegiatan ini semakin mendekatkan Field Sangasanga dengan warga masyarakat.

Abdul Chalik, GM Asset 5 Foto: Tatan Agus

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 12 1/29/2014 9:24:12 PM

Page 13: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

0906 Tenggarong, Aji Dendi, Ketua DPRD Kutai Kartanegara, H. Salehudin dan Ketua Kejaksaan Negeri Tenggarong.

Uji emisi dilanjutkan dengan pengujian kendaraan bermotor yang ada di Kantor Bupati Kutai Kartanegara serta kendaraan bermotor milik umum. Selain memeriksa emisi, juga dilakukan pemeriksaan refrigerant terhadap pendingin atau air conditioner mobil.

Dalam acara itu, pemilik kendaraan bisa langsung mengetahui kondisi kadar emisi kendaraannya. Usai pemeriksaan emisi, setiap kendaraan akan mendapatkan kartu uji berisi informasi hasil pengujian dan saran untuk segera melakukan service bagi kendaraan yang emisinya mendekati ambang batas.

TENGGARONG – PT Pertamina EP Field Sangasanga bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Kutai

Kartanegara menggelar uji emisi bagi kendaraan bermotor di Tenggarong, pada 1 Oktober 2013. Acara yang berlangsung di halaman parkir Kantor Bupati Kutai Kertanegara itu dimulai pukul 10.00 WITA, dibuka langsung Bupati Kutai Kertanegara, Rita Widyasari.

Dalam sambutannya, Rita Widyasari menyampaikan pentingnya melakukan pemeriksaan uji emisi secara rutin untuk mengurangi pencemaran udara. Acara tersebut diharapkan Rita mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara kendaraan motornya dan tidak lagi menggunakan kendaraan yang tidak memenuhi syarat kelayakan.

Mobil dinas Bupati Rita mendapat kesempatan pertama diuji emisi. Saat pemeriksaan emisi, Rita didampingi oleh Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Dandim

13ASSET 5 Edisi 1 Tahun 1

Pertamina EP Tarakan atasi semburan sumur JTa – 122TARAKAN – Semburan liar terjadi di Su-mur JTA-122 yang berada di Kelurahan Juata Krikil, Kecamatan Tarakan Utara, Kota Tara-kan. Gejala alam itu terjadi sejak 30 Oktober 2013 sekitar pukul 17.30 WITA, dan langsung mendapatkan penanganan oleh Pertamina EP-Field Tarakan.

Selain air, sumur JTA – 122 juga memuntah-kan pasir dan gas dengan ketinggian semburan mencapai 25 meter hingga 30 meter. Untuk mencegah terjadinya korban, Pertamina EP Field Tarakan langsung mengevakuasi selu-ruh kru dan peralatan serta mengisolasi lo-kasi. Selanjutnya, Pertamina EP melakukan berbagai langkah pengamanan lebih lanjut.

“Untuk pengamanan lokasi sekitar sumur,

dilakukan pemasangan oil boom, pembuatan pit dan waterlack,”, jelas Agus Amperianto, Public Relation Manager PT Pertamina EP. Meskipun Lokasi sumur JTA – 122 cukup jauh dari pemukiman masyarakat dan keting-gian semburan telah berkurang, namun menu-rut Agus, Pertamina EP tetap mengisolasi lo-kasi tersebut hingga radius 100 meter.

Selain memohon maaf atas kejadian itu, Agus juga menghimbau masyarakat, agar un-tuk sementara waktu tidak mendekati lokasi sumur JTA – 122. “Kami mohon maaf kepada masyarakat di sekitar lokasi atas ketidaknya-manan yang ditimbulkan akibat kejadian ini, kami akan terus berupaya menyelesaikan sem-buran liar itu,” pungkas Agus Amperianto.

Field sangasangaPeriksa Emisi Kendaraan Bermotor

Bupati Kutai Kertanegara, Rita Widyasari (dua dari kiri) saat menghadiri uji emisi kendaraan bermotor yang digelar PT Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga.

Kegiatan pemboran di wilayah kerja PT Pertamina EP asset 5 Field Papua.

awali Pengeboran,Field Papua sembelih ayam PutihSORONG – Penyembelihan ayam putih oleh tiga marga pemilik ulayat Klamono (marga Idik, marga Mambringgofok, dan marga Klawom) menandai dimulainya pengeboran baru minyak dan gas (migas) di wilayah kerja PT Pertamina EP Asset 5 Field Papua.

Seiring muncratnya darah di bulu-bulu putih mulus itu, para tetua adat tiga marga melantunkan doa-doa dalam bahasa daerah. Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan makan pinang, sirih, dan kapur bersama-sama antara masyarakat pemilik ulayat Klamono dan seluruh undangan yang hadir dalam acara syukuran pengeboran sumur Kawista tersebut.

Upacara adat itu berlangsung di lapangan produksi Klamono, Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat, 12 Oktober 2013. Selain pekerja PT Pertamina EP Asset 5 Field Papua, hadir pula Asisten II Pemkab Sorong, Gani Malagapi, Kepala Distrik Klamono, Yoel Kemesfle selaku wakil Bupati Sorong, juga Kapolsek serta Danramil Klamono, berikut masyarakat ulayat Distrik

Klamono.Dalam sambutannya Gani Malagapi

mengatakan, selaku stakeholder pihaknya perlu mendukung setiap kegiatan Pertamina EP dalam mencari sumber-sumber minyak baru. “Diharapkan pengeboran tidak berhenti sampai di sini, tetapi dilakukan juga di tempat lain agar minyak tidak habis dalam waktu dekat, sehingga bisa dinikmati anak cucu kami selanjutnya,” ungkap Gani.

Ia juga berpesan agar dalam melaksanakan kegiatan, Pertamina EP selalu memperhatikan kesejahteraan keluarga pemilik ulayat Klamono. Selain sumur Kawista, di 2013 Pertamina EP Field Papua juga berencana mengebor sumur Kuansu.

Agus Salim Sitompul selaku perwakilan PT Pertamina EP menyatakan pengeboran tersebut merupakan buah dari perjalanan panjang, setelah sekian lama tidak ada program pengeboran di Papua Field. “Semoga pengeboran ini berhasil sehingga meningkatkan produksi minyak nasional,” ujarnya.

Bagikan Sikat dan Pasta Gigi,Temukan Bekas Buah Pinang

Moestopo Jelajah Nusantara

Sosialisasi dan pemeriksaan gigi gratis digelar di Seko-

lah Dasar (SD) Inpres 55 dan SD Eucharis-tia Klamono, Sorong, Papua Barat. Ditemu-kan bahwa kebersihan rongga mulut tidak lepas dari kebiasaan hidup dan kultur se-tempat.

Dibantu beberapa

dokter muda, drg. Diah Indriastuti, Sp. RKG (K)

meminta belasan bocah berbaris di depan kelas. Satu

persatu lalu disuruh membuka mulut, dan diamati dengan seksama. “Kamu berapa kali sehari gosok gigi?,” Tanya Bu Dokter. “Tiga kali Ibu, pagi, sore, dan malam, sebelum tidur,” jawab siswa yang ditanya.

Seketika dahi Wakil Dekan Dekan III Fakultas kedokteran Gigi (FKG) Universitas dr Moestopo (Beragam) berkernyit. “Kok gigi kamu kelihatan kuning?,” tanya Bu Dokter lagi. “Tidak tahu Ibu,” jawab sang siswa polos. Lebih heran lagi Sang Dokter, ketika kasus serupa ditemukan pada beberapa siswa lainnya.

Belakangan, setelah berbincang dengan

Sherly, guru SD Inpres 55 Klamono, gigi kuning itu bukanlah karena kurang rajin gosok gigi. Namun karena masyarakat Klamono, termasuk sejak anak-anak, masih memelihara budaya makan buah pinang. Bekas buah pinang itulah yang menyebabkan gigi menjadi kuning. Bahkan pada orang dewasa nyaris kemerahan.

Toh Diah tidak lantas mengharamkan tradisi yang sudah turun temurun itu. “Yang penting anak-anak harus membiasakan menyikat gigi sebelum tidur dan setelah sarapan pagi. Karena aktivitas kuman di malam hari lebih tinggi dibandingkan siang hari,” ujar dokter tiga anak ini di hadapan 178 siswa SD Inpres 55 Klamono, didampingi Staff CSR PT Pertamina EP Field Papua.

Sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan gigi itu dilakukan dalam rangkaian program “Moestopo Jelajah Nusantara”. Program tahunan itu selalu dilaksanakan di wilayah yang berbeda, khususnya di daerah-daerah terpencil. Dalam pelaksanaannya di Papua tahun ini, PT Pertamina EP Asset 5 turut jadi sponsor.

Selain di SD Inpres 55 Klamono, pada hari yang sama, 4 Oktober 2013, kegiatan serupa juga digelar di SD Eucharistia. Selanjutnya Tim Moestopo Jelajah Nusantara bergerak ke Kota Sorong dan Raja Ampat. Selain sosialisasi, juga dilakukan pembagian sikat gigi dan pasta gigi gratis kepada para siswa.

Pemeriksaan gigi gratis oleh Tim

“Moestopo Jelajah Nusantara” di SD

Inpres 55 Klamono.

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 13 1/29/2014 9:24:14 PM

Page 14: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

14 FORUMEdisi 1 Tahun 1

The Principle of Resistenceto Change:The theory says that the greater the departure of planned changes from accepted ways,the grater the potential resistence by people involved.

Kita bisa melihat di sekitar kita yang membuktikan bahwa sebenarnya manusia memiliki sifat yang enggan berubah. Sebagai contoh, berapa banyak dari kita yang setiap hari datang dan pulang kantor memilih jalan yang berbeda? Dalam sebuah referensi ilmiah, orang pernah membuat survei, dan membuktikan bahwa hanya 1 persen dari orang-porang yang bekerja setiap hari dengan sengaja melalui jalan yang berbeda.

Lihat saja ke kebiasaan-kebiasaan kita mengantri, memilih tempat duduk (dalam kelas, dalam rapat, di restoran, dalam pertemuan-pertemuan, hingga dalam hal spiritual sekalipun, seperti di masjid atau gereja). Pada tempat-tempat itu seringkali orang akan memilih tempat yang aman bagi mereka dalam melakukan rutinitas. Ini menjadi contoh kecil bahwa pada dasarnya manusia cenderung memilih suasana yang sudah dikenalinya dan mereka merasa aman dengan pilihannya itu. hal ini yang biasa disebut sebagai “comfort zone”.

Dalam teori “comfort zone”, jika seseorang telah memiliki cara dan kebiasaan yang mereka rasakan telah menempatkannya pada posisi yang pas, enak, aman, dan nyaman, maka jika diminta berubah akan sangat sulit, dan bahkan menimbulkan perlawanan-perlawanan. Hal ini biasanya disebabkan beberapa faktor, a.l: minimnya informasi (ketidaktahuan), tidak berani mengambil risiko, atau karena merasa kenyamanannya terganggu.

Saya memiliki pengalaman bagaimana mengajak bawahan (dalam organisasi yang besar, PT Pertamina EP Region KTI) hijrah dari zona kenyamanan (‘comfort zone’) ke suatu keadaan yang sama sekali berbeda. Hal ini saya lakukan karena saya melihat bahwa apa yang terjadi pada saat itu secara ekonomis dan praktis organisasi sangat tidak efisien dan efektif. Lebih lagi, dalam hal kinerja, kami dalam situasi yang kritis, khususnya dalam komunikasi dan koordinasi.

Ceritanya berawal dari kepindahan saya dari kantor PT Pertamina EP Pusat di Jakarta ke tempat kerja yang baru pada awal tahun 2006. Waktu itu saya ditugaskan sebagai Vice President PT Pertamina EP untuk Region KTI (Kawasan Timur Indonesia) yang berkantor di Balikpapan.

Saya adalah VP yang termuda (43 tahun, waktu itu) dari ketiga pucuk pimpinan di daerah (Region Sumatera, Jawa, dan KTI). Pengalaman saya memimpin orang masih terbatas. Dengan tugas baru ini, berarti saya memiliki bawahan berates-ratus, bahkan beribu orang, jika termasuk tenaga outsourching. Saya

ManajemenPerubahan

Salis S. Aprilian, PhD. SVP Gas & Power PT Pertamina (Persero)

diberi kuasa untuk mengelola 3 lapangan migas yang saling terpisah, yakni: Bunyu, Sangatta, dan Papua. Masing-masing lapangan dipimpin Field Manager yang memiliki seperangkat organisasi dari asisten manajer, supervisor, sampai ke level operator.

Tiga lapangan yang saling terpisah, denan jarak yang cukup jauh, telah mengilhami saya untuk berpikir bagaimana mengefisienkan dan mengaktifkan komunikasi dan koordinasi pekerjaan. Sebagai gambaran, jarak kantor saya (Pertamina EP KTI) yang berada di Balikpapan dengan Lapangan Sangatta, harus ditempuh dengan jalan darat selama kurang lebih 8

jam. Sesekali jika jadwal dan seat tersedia memang dapat ditempuh dengan pesawat melalui Bontang. Sedangkan Lapangan Bunyu dapat ditempuh dengan pesawat melalui Kota Tarakan, kemudian dengan spead boat ke Pulau Bunyu. Jadi dari Kantor Pusat di Balikpapan ke kantor di kedua lapangan itu memerlukan waktu tempuh yang hampir sama. Lapangan satu lagi, Lapangan Papua, lebih jauh lagi. Selain jadwal pesawat dari Balikpapan ke Indonesia Timur sangat jarang (sehari sekali), juga waktu tempuh yang bisa seharian karena connecting flight yang belum memadai. Sehingga tidak jarang orang-orang dari Papua ke Balikpapan, atau sebaliknya, seringkali melalui Jakarta.

Melihat kenyataan ini, pada bulan kedua saya berada di Balikpapan, saya menemukan ide untuk merestrukturisasi organisasi dan berpikir memindahkan kantor pusat KTI dari Balikpapan ke Jakarta.

Tentunya, hal ini mendapat tantangan yang sangat keras dari teman-teman yang merasa sudah dalam zona kenyamanan hidup di Balikpapan. Jujur saja, saya juga merasa sangat aman, nyaman, dan enak di ‘kota internasional’ Balikpapan. Fasilitas yang ada sangat memadai untuk hidup diatas rata-rata orang di sana. Rumah, listrik, air, perabotan dan perawatan rumah semua tersedia sebagai kompensasi

hidup di luar Jakarta. Bahkan untuk level operasional tertentu dan manager keatas disediakan mobil dan sopir.

Lalu, mengapa saya berpikir ide yang berbeda dengan orang lain, bahkan dengan perasaan saya sendiri?

Pertama, saya mencoba berpikir realistis dan melihat bahwa anggaran operasional maupun non-operasional terus meningkat. Sedangkan produksi secara alamiah mengalami penurunan. Sehingga saya berpikir bahwa upaya sehebat apapun tidak akan banyak memperbaiki kinerja (menaikkan) produksi dan cash flow.

Kedua, hampir tiap minggu saya harus

menandatangani SPD (Surat Perjalanan Dinas) dari para manajer yang dipanggil rapat atau workshop ke Jakarta. Seringkali mereka juga membawa anak buahnya (asisten manajer atau dibawahnya).

Ketiga, rapat manajemen yang diadakan di Balikpapan menjadi kurang efektif jika harus dihadiri wakil dari ketiga lapangan. Apalagi rapat rutin dengan kantor pusat (Pertamina EP di Jakarta), seperti penyampaian dan monitoring RKAP, sering terjadi dengan mengundang juga beberapa manajer lapangan.

Keempat, hanya sebagian kecil pada level manager dan asisten manager yang tinggal bersama keluarganya di lapangan ataupun di Balikpapan. Sebagian besar dari mereka telah memiliki rumah di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan kota-kota di Jawa. Anak0-anak mereka setelah lulus SD sedikit sulit mencari sekolah menengah yang bermutu baik di lapangan. Biasanya mereka menyekolahkan anak-anaknya ke Jawa.

Berdasarkan empat fakta inilah, saya memanggil Manager Keuangan dan Manager SDM untuk membahas kemungkinan-kemungkinan perbaikan kinerja perusahaan yang terkait dengan kondisi tersebut. Kepada Manager Keuangan saya mintakan realisasi biaya operasi khususnya mengenai ke-SDM-

an, dan Kepala Manager SDM saya mintakan informasi detil tentang data kepegawaian, profil pekerja, dan kinerja masing-masing fungsi sampai level lapangan.

Dari data tersebut, kami temukan ternyata bahwa biaya operasional untuk perumahan dan perkantoran di Balikpapan termasuk tenaga outsourching mencapai kurang lebih 40 miliar rupiah per tahun. Kami pun mulai menghitung dan mencari alternatif untuk mengoptimalkan biaya-biaya tersebut. Salah satu idenya adalah bagaimana jika kami pindahkan kantor Pertamina EP KTI ke Jakarta. Tentunya, tujuan kami bukan hanya akan menghemat pengeluaran, tapi juga mengefektifkan dan mengefisienkan komunikasi dan koordinasi dalam bagan organisasi besar PT Pertamina EP.

Hari –hari selanjutnya adalah memulai sosialisasi kepada para pekerja. Seperti yang telah saya singgung di muka, bahwa penolakan keras terjadi dari para pekerja yang merasa sudah nyaman dan aman. Maka, kami mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tularkan ide ini kepada orang-orang yang saya yakini akan mendukung.

2. Informasikan dengan jelas ide ini kepada atasan (manajemen di Jakarta) untuk mendapat masukan dan dukungan.

3. Sebarkan melalui berita yang tidak resmi, biarkan bergulir di antara orang-orang yang kemungkinan akan menolaknya, dan amati komentar-komentar mereka.

4. Panggil mereka yang tidak setuju untuk bertemu satu-per-satu (‘face to face’). Beri tahu dan jelaskan tujuan dan objektif yang akan dicapai. Baa perasaan mereka untuk mengerti bahwa perubahan ini harus terjadi.

5. Sosialisasikan pada forum yang lebih besar.

6. Ambil keputusan secara aklamasi sehingga semuanya menerima dengan logika dan realitas.

Akhirnya, para pekerja PT Pertamina EP Region KTI, termasuk tenaga kontrak, secara bulat mengambil keputusan untuk memindahkan kantor pusatnya dari Balikpapan ke Jakarta. Hal ini juga mendapat persetujuan penuh dari managemen Pertamina EP di Jakarta. Maka, bersamaan dengan kepindahan kantor baru PT Pertamina EP dari Gedung Kwarnas (depan Stasiun Gambir) ke Gedung Standard Chartered di Casablanca, PT Pertamina EP Region KTI pun menempati salah satu lantai di gedung baru tersebut.

Sayang sekali saya tidak dapat melihat dan merasakan sendiri dalam mengawal kepindahan kantor ini, karena saya keburu ditugaskan ke Pertamina EP Cepu pada Oktober 2006. Mereka pindah ke Jakarta secara bertahap pada bulan Juli – September 2007. Sungguh suatu pengalaman yang tidak dapat saya lupakan selama saya bekerja di Pertamina.

Ditulis kembali dari buku“Membangun(kan) Perusahaan Energi Nasional”;Salis S. Aprilian, PhD; 2012.

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 14 1/29/2014 9:24:19 PM

Page 15: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

15LINTAS Edisi 1 Tahun 1

JAKARTA – Menghadapi kian besarnya tantangan di tahun mendatang dan kinerja produksi yang masih di bawah target, Manajemen Asset 1 melakukan pergantian sejumlah pimpinan.

Menurut General Manager Asset 1 Irwansyah, kondisi kinerja produksi Asset 1 berada pada level merah, karena produksinya baru mencapai 92% dari target yang dipatok. Ia berkeyakinan, pergantian sejumlah pejabat yang dilakukan bakal mendongkrak produktivitas Asset 1.

Terkait rencana kerja, Irwansyah menjelaskan telah menyiapkan strategi khusus untuk mencapai target yang ditetapkan. “Insya Allah tahun depan, kita akan melaksanakan tajak ke empat sumur sekaligus,” ungkapnya.

Dalam pergantian itu, HR Manager Asset 1, Mohammad Taswin digantikan Adlun Al Ahkaam, sementara SPRM (Strategic Planning & Risk Management) Asset I, Iskandar Tauhid

Lubis digantikan oleh Panca Priantara. Selain serah terima jabatan, dalam acara yang

berlangsung di Ruang Rapat BOD Perrtamina EP, lantai 15 Menara Standart Chartered Jakarta, pada hari yang sama, 1 November 2013 itu juga dikukuhkan Mohamad Taswin sebagai Quality Management & Methode Procedure Manager yang sebelumnya menjabat HR Manager Asset I.

Sementara itu, Adlun Al Ahkaam yang ditemui usai acara serah terima jabatan tersebut menyatakan Ia dan rekan lainnya di Asset 1 menyatakan optimis bakal bisa memenuhi target produksi yang ditetapkan dan akan melakukan sejumlah terobosan.

Menaggapi hal itu, Panca Priantara ditempat yang sama menyatakan, akan berkoordinasi dengan semua pihak, baik internal maupun eksternal dan menegaskan akan berusaha sebaik mungkin.

Kejar Target, asset 1 rombak Manajemen

JAKARTA – Berkeinginan menjadi perusahaan world class, PT Pertamina EP bekerja sama dengan IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship) menggelar Training BOD (Board Of Director) di PEP School Jakarta, 28 November 2013.

Direktur Eksplorasi PT Pertamina EP Dody Priambodo berharap, pelatihan tersebut pelatihan tersebut bisa menjadi agenda rutin agar pengetahuan yang diperoleh bisa dipahami dan dipraktikkan saat bekerja.

Ia juga menjelaskan, pelatihan tersebut diperlukan untuk mempertajam ability dari direksi, terutama untuk mengiplementaskan Good Corporate Governance (GCG). Karena dalam pelatihan tersebut selain materi, juga disampaikan bagaimana cara melaksanakannya

Menuju World class company, Pertamina EP latih BOd

di dalam perusahaan. “GCG adalah landasan perkerjaan untuk

BOD dan diharapkan Skor GCG kita bisa mencapai 90 di tahun 2014 nanti,” jelasnya. Dalam kesempatan itu, materi mengenai Strategi Perusahaan untuk Komisaris dan Direktur disampaikan oleh Prof. Sammy Kristamuljana.

Sedangkan materi Manajemen Risiko dan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Untuk Komisaris disampaikan Ir. Tony Silitonga MBA MBM, DBAcan, materi Hak-hak Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan disampaikan Suhunan Situmorang, dan materi tentang hal-hal yang perlu diketahui komisaris dan direktur tentang praktik perdagangan dipaparkan oleh Moh. Reza.

Suasana Training BOD yang digelar PT Pertamina EP.

JAKARTA – PT Pertamina EP Pondok Makmur Development Project (PMDP) menggelar inhouse training pengenalan alat berat crane dan scaffolding pada pekerja dan mitra kerja terkait guna meningkatkan kompetensi dan kewaspadaan terkait aspek HSE di lingkungan Kerja.

General Manager PMDP Arif Wahidin S yang didampingi oleh Surface Fasility Manager Agus Hartono dan Ast. Manager HSE Bpk Budi Artono, membuka program training yang berlangsung pada 11-13 November 2013 di Hotel Harris Tebet, Jakarta Selatan.

Dalam Sambutannya, Arif Wahidin menyatakan apresiasinya kepada para pekerja yang mengikuti program pelatihan tersebut, mengingat padatnya kegiatan operasional pemboran dan persiapan pembangunan Fasilitas

Field Pondok Makmur Tingkatkan Kompetensi Pekerja

Produksi Permanen di area PMDP.Ia juga menegaskan keselamatan merupakan

tanggung jawab semua pihak, oleh karenanya setiap karyawan wajib meningkatkan kompetensi dan kewaspadaannya terkait HSE dalam bekerja. Terutama bagi mereka yang bekerja dalam operasional pemboran maupun konstruksi.

“Hingga saat ini, PMDP telah mencapai 3.298.000 Jam Kerja Selamat dan lewat pelatihan ini diharapkan kinerja tersebut bisa terjaga,” ungkapnya.

Selain memberikan pre-test, teori dan kunjungan lapangan yang dipandu langsung oleh pelatih, setiap peserta pun mendapatkan kesempatan untuk mengenal lebih baik lagi sejumlah alat berat dan crane yang ada di lapangan.

dahlan iskan: Jangan ragukanKemampuan Pertamina

Menteri BUMN, Dahlan Iskan (kedua dari kiri) saat berkunjung ke even AQPA

JAKARTA – Pemerintah tidak perlu meragukan kemampuan Pertamina untuk mengelola Blok Mahakam, yang saat ini masih dikelola oleh PT Total E&P Indonesia dan bakal berakhir kontraknya pada 2017.

Hal itu dikatakan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan kepada sejumlah wartawan dalam acara penutupan APQA (Annual Pertamina Quality Award) 2013 di Gedung Utama Kantor Pusat Pertamina pada 30 Oktober 2013.

Ia pun mengaku telah menanyakan langsung kesiapan Pertamina itu kepada Direksi Pertamina. “Saya sudah cek ke Direksi Pertamina dan keraguan itu tidak perlu ada, karena prinsipnya Pertamina siap melaksanakan apapun keputusan Pemerintah, tinggal tunggu saja apa keputusannya”, tegasnya.

Sebelumnya Pertamina juga sempat diragukan saat akan mengelola Blok Migas di West Madura Offshore (WMO), namun perusahaan minyak nasional itu berhasil menjawab keraguan itu.

Saat dikelola oleh Kodeco Energy, produksi WMO hanya berada pada kisaran 13.000 barel per hari, namun sejak dikelola Pertamina pada 7 Mei 2011 produksinya telah mencapai 22.200 barel per hari. Menurut Dahlan, prestasi itu merupakan bukti kemampuan Pertamina dalam mengelola sebuah blok migas.

“Dulu Pertamina juga sempat diragukan saat akan mengelola West Madura, banyak pendapat

produksi West Madura akan merosot, namun sekarang West Madura justru semakin baik, jadi sebaiknya orang tidak meragukan kemampuan Pertamina,” pungkas Dahlan.

Hal senada diungkapkan Direktur Umum PT Pertamina (Persero) Luhur Budi Djatmiko yang ditemui di tempat terpisah usai mengunjungi Blok WMO yang terletak 60 mil lepas Pantai Bangkalan. Menurutnya Pertamina siap mengelola Blok Mahakam lebih baik dan berharap Pemerintah menyerahkan pengelolaan Blok Mahakam kepada Pertamina.

“Kami siap mengelola Blok Mahakam lebih baik, karena itu kami berharap pemerintah tidak ragu menyerahkan Blok Mahakam kepada Pertamina saat kontrak Total E&P berakhir tahun 2017 nanti,” ungkapnya.

Luhur menambahkan, pengalaman Pertamina mengelola Blok WMO dan ONWJ menjadi bukti keandalan Pertamina dan ia berkeyakinan produksi Blok Mahakam bakal meningkat saat dikelola oleh Pertamina.

Saat ini saja, PT Pertamina Hulu Energi, selaku anak usaha Pertamina yang mengelola WMO mampu menyelesaikan keseluruhan proses eksplorasi hingga ke produksi awal hanya dalam waktu 8 bulan 21 hari. Hasilnya di tahap awal, produksi WMO telah mencapai 5.400 BOPD (Barrel Oil Per Day) minyak dan 5 MMSCFD gas.

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) telah resmi menguasai secara mayoritas dan berhak menjadi operator atas tiga lapangan minyak di Blok 405a Aljazair yang dibeli dari ConocoPhillips seharga USD 1,75 miliar. Ini setelah Pertamina berhasil menuntaskan transaksi akuisisi blok itu dari ConocoPhillips.

Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengungkapkan, transaksi akuisisi Blok 405a Aljazair itu telah dituntaskan pada Rabu, 27 November 2013. “Akuisisi dilakukan terhadap ConocoPhillips Algeria Limited (COPAL) dengan total nilai USD 1,75 miliar atau sekitar USD 1,65 miliar, termasuk beberapa penyesuaian yang lazim,” kata Karen.

Akuisisi ini, jelasnya, menjadikan Pertamina menguasai 65% Participating Interest (PI) di Blok 405a, yang memiliki tiga lapangan minyak utama, yaitu Menzel Lejmat North (MLN),

Ourhoud, dan EMK. Ketiganya merupakan lapangan minyak yang sangat potensial di Timur Tengah.

Karen melanjutkan, dengan tuntasnya akuisisi itu, Pertamina berhak memiliki 65% participating interest dan bertindak selaku operator di lapangan MLN, dan masing-masing 3,7% dan 16,9% di lapangan Ourhoud dan EMK. Sejak penandatanganan kesepakatan, kata Karen, lapangan EMK telah sukses memulai produksinya.

“Akuisisi skala besar ini memberikan Pertamina minyak mentah kualitas tinggi dalam jumlah yang signifikan dan merepresentasikan milestone kunci pada upaya ekspansi bisnis upstream (hulu) internasional Pertamina,” jelas Karen lagi di Jakarta, awal Desember 2013.

Karen menambahkan, Pertamina siap bekerjasama erat dengan Sonatrach, ALNAFT, otoritas.

Pertamina Tuntaskan akuisisi Tiga ladang Minyak di aljazair

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 15 1/29/2014 9:24:22 PM

Page 16: Sinergisia Edisi 1 Tahun I.pdf

16 WAWANCARAEdisi 1 Tahun 1

PROPER Bukan Sekedar Jualan Citra Perusahaan

Tegas, namun ramah dan bersahabat. Sebaris kalimat ini kurang lebih mewakili sosok Lelin Eprianto yang telah menjalani pengabdian

di Pertamina sejak 1991. Selama 21 tahun menangani bidang SCM (Supplay Chain Management), sejak Juli 2013 ia mendapat amanah di bidang yang baru, Vice President (VP) Health, Safety, Security & Environment (HSSE) PT Pertamina EP.

Hajatan terbesarnya pada Semester II – 2013 adalah mengawal rekan-rekannya di lapangan, menggapai Peringkat Emas dalam Penilaian “Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)” Periode 2012 – 2013. Tiga Field Pertamina EP dibebani target prestisius itu, yakni Field Rantau di Aceh, Field Subang di Jawa Barat, dan satu lapangan TAC (Technical Assistance Contract) Semberah di Kalimantan Timur.

Lantas, sejauh mana pentingnya pencapaian peringkat terbarik PROPER bagi Pertamina EP? Berikut penuturan lugas pemilik hobi menambak ini, saat ditemui pada awal November 2013 di Jakarta.

Kabarnya beberapa Field Pertamina EP tahun ini menjadi kandidat untuk memperoleh PROPER Emas, fi eld mana

saja itu? Peluang Emas kita ada tiga

nih. Jadi alhamdulillah, yang saat ini menjadi kandidat untuk mendapatkan PROPER Emas adalah Field Rantau, kemudian Subang, dan TAC Semberah. Beberapa hari lagi digelar a s s e s s m e n t (penilaian) oleh K e m e n t e r i a n Lingkungan H i d u p ( K L H ) u n t u k

mendapatkan score. Setelah itu, para pimpinan di Field yang bersangkutan akan diminta presentasi, lalu dilakukan scoring lagi.

Untuk pencapaian itu, sejauh mana dukungan Pertamina EP di pusat? Diserahkan ke masing-masing Field, atau ada semacam “blue print” untuk masing-masing Field?

Disaat mereka berjuang, menyampaikan data, presentasi, dan sebagainya, kita juga mengupayakan nilai tambah dari sisi publikasi di media. baik internal maupun eksternal. Untuk substansinya, Pertamina EP bertindak selaku supervisi dan fasilitator bagi mereka. Karena objeknya kan lapangan nih. Karena di lapangan mereka di tempat-tempat yang jauh, maka kita istilahnya pakai regulasi, gini lho kalau mau jadi Emas, Hijau, dan sebagainya. Nah kami memastikan itu terjadi.

K e m u d i a n b a g a i m a n a strateginya? Kita yang rumuskan, mereka tinggal implementasikan. Jadi kita advise, kita datang ke sana, dan bilang ‘eh ini dong, event ini datanya dilengkapi, kemudian tolong d i t a m b a h i (data) CSR (Corporate Social R e s p o n s i b i l i t y ) .

CSR bentuknya apa kita advise. Seperti saat hendak presentasi, sebelum mereka tampil, siapa yang harus hadir untuk presentasi, juga kita advise, termasuk apa yang harus mereka sampaikan.

Tapi termasuk kejutan ya, karena seperti Field Rantau misalnya, teman-teman di sana tidak menyangka Field-nya bakal masuk kandidat Emas?

Ya untuk pencapaian PROPER itu di Pertamina EP kan KPI-nya ada dua, base dan stretch. Kalau Rantau, base-nya memang Hijau, nah stretch-nya Emas. Kita sendiri inginnya kalau bisa semua Emas, tapi kan belum bisa, ha..ha..ha.. Setelah base-nya tercapai, kita suruh update datanya. Alhamdulillah yang terlihat punya potensi dapat Emas, dari kita sendiri Rantau dan Subang. Semberah kan TAC. Ya kita optimis 99% Emas dapat kita raih, yang 1% kan kehendak Yang Di Atas.

Lantas sejauh mana kesiapan teman-teman di Field Rantau dan Subang untuk presentasi?

Jadi yang hendak presentasi sudah kita brief, siapa yang mesti hadir juga sudah ditentukan. Karena fasilitas presentasi yang disediakan KLH cuma empat, maka yang kita pilih untuk maju presentasi adalah Field Manager (pimpinan tertinggi di fi eld), lalu Assessment HSSE, lalu LR (Legal & Relation)-nya atau humasnya, lalu orang produksi. Mereka kita suruh ngumpulin materinya, lalu sehari sebelum presentasi kita kumpulkan untuk di-guidance, hal-hal apa saja yang harus jadi penekanan untuk disampaikan.

Untuk Field-fi eld Pertamina EP memang sudah biasa Hijau ya?

Lho tahun kemarin Biru mereka itu. jadi kita itu menjaga minimal Biru. Offering-nya perusahaan, kalau lebih bagus lagi Hijau, bonusnya Emas. Jadi perusahaan kita tidak mau dibawah Biru. PROPER kan kalau Biru berarti comply (patuh pada Undang-undang), Hijau comply plus, kalau Emas ya berarti diatas itu. Sudah advance tingkatannya. Ini semua usaha teman-teman di masing-masing Field, kita hanya memberikan advise.

Apakah PROPER Emas akan menjadi target 1

Base Stretch

ASSET 1

1 Field Rantau - Biru - Biru Hijau Hijau Hijau Hijau

2 Field Pangkalan Susu Biru - Biru - Biru Biru Biru Hijau Hijau

Field Jambi Area Selatan (UBEP) Biru Biru Hijau Hijau Hijau

Field Jambi Area Utara Biru - (Field)

Biru - (Field) Biru Biru Hijau

Merah - (Field)

Merah (Field)

- Biru - (UBEP)

5 Field Ramba - - Biru Biru Biru Biru Hijau

ASSET 2

6 Field Prabumulih Biru Biru - Biru Biru Hijau Hijau Hijau

7 Field Pendopo Biru Merah Biru Biru Biru Hijau Hijau

8 Field Limau Biru - Biru - Biru Biru Biru Hijau Hijau

9 Field ADERA - Biru Biru Biru Hijau Hijau Hijau

ASSET 3

10 Field Subang Biru Hijau Hijau Hijau Hijau Emas Emas

11 Field Jatibarang Biru - Biru - Biru Biru Biru Biru Hijau

12 Field Tambun - - Biru Hijau Hijau Hijau Emas

ASSET 4

13 Field Cepu Biru - Biru - Biru Biru Biru Biru Hijau

ASSET 5

14 Field Sangatta Biru - Biru Biru Biru Biru Hijau Hijau

15 Field Bunyu Biru - Biru - Biru Biru Biru Hijau Hijau

16 Field Papua Biru Biru - Biru Biru Hijau Hijau Hijau

17 Field Tanjung Biru Biru Biru Hijau Biru Hijau Hijau

18 Field Sanga-Sanga Biru Biru Biru Biru Biru Hijau Hijau

19 Field Tarakan - - Biru Biru Biru Hijau Hijau

TAC / KSO

20 TAC Pertamina Semberah Persada Oil - - Hijau Hijau Hijau Emas Emas

21 TAC Pertamina Binawahana Petrindo Meruap - - Biru Hijau Hijau Hijau Hijau

22 TAC Pertamina Insani Mitrasani Gelam - - Merah Biru Hijau Hijau Hijau

23 TAC Pertamina Medco Sembakung - - Biru Biru Hijau Hijau Hijau

24 TAC Pertamina Intermega Salawati - - Merah Biru Biru Biru Biru

25 TAC Pilona Petro Tanjung Lontar - - - Biru Biru Biru Biru

26 PT KSO Pertamina EP - Benakat Barat Petroleum - - Biru Biru Biru Hijau Hijau

27 TAC Pertamina Goldwater TMT - - - - - Biru Biru

Hijau

Tahun 2011

Tahun 2010

Tahun 2009

Tahun 2008

3

4 Field Lirik

PERINGKAT PROPERPT PERTAMINA EP

Target 2013

Hijau Emas

Tahun 2012No. Unit Operasi

Biru Biru Biru Biru

setiap Field di periode-periode penilaian berikutnya?

Ya tetap saja kita harus realistis dan sesuai dengan KPI (Key Performance Index). Akhir 2013 ini kita akan buat buku panduan agar teman-teman di Field mudah mengikuti untuk dapat Emas. Teman-pteman di Field sendiri yang kita minta untuk menyusunnya, seperti Kalender Even begitu. Bulan Januari ngapain, Februari ngapain, Mei ngapain, sampai menjelang penilaian itu ngapain. Dengan begitu mereka sudah punya stelsel-nya, dan kita tinggal melanjutkan, sehingga bisa sustain. Kita sudah bagi apa saja program dan bidangnya, tinggal nanti mereka menyesuaikan dengan segmentasinya di lokasi masing-masing.

Ngomong-ngomong, sejauh mana pentingnya PROPER bagi Pertamina EP?

PROPER itu menarik karena jualan bahwa perusahaan itu harus komit. Nah berikutnya, kita akan undang customer kita agar mereka tahu bahwa kita itu menjual produk yang sesuai dengan aspek-aspek regulasi pemerintah, termasuk comply terhadap lingkungan, dengan cara-cara yang tidak instan, dan melalui usaha yang terus-menerus. Value added dan benefi t-nya di situ. Itu akan kita lakukan setelah hasil Penilaian PROPER periode 2013 diumumkan.

Apakah tuntutan customer sudah sampai ke situ?

Kalau dilihat secara keseluruhan Pertamina kan punya komitmen yang jelas untuk menjadi perusahaan sahabat lingkungan. Kalau dari sisi customer, itu nilai tambah bagi kami sebagai company image, tapi intinya bukan itu. Bahwa kita mengambil minyak dan gas dari alam, sekaligus punya komitmen untuk memperbaikinya. Maka dari itu, CSR juga masuk dalam komponen Penilaian PROPER. Agar yang di depan mata tidak kena debu dan bisingnya doank, tapi mendapatkan secara langsung manfaat nyatanya. Secara ekonomi multiplier effect-nya ada. Perusahaan harus memberikan lingkungan sosial yang sustain (berkelanjutan), men-generate ekonomi untuk kepentingan masyarakat sekitar, hingga mandiri. Jangan cuma ngasih duit, besoknya habis minta lagi. Tapi harus diciptakan yang terus menerus.

Foto: Wahyu

Lelin Eprianto, VP HSSE PT Pertamina EP

Convert Progress Layout 30 Nov 13.indd 16 1/29/2014 9:24:30 PM