simulasi perpindahan panas pada furnace dengan bantuan solidworks 2013
DESCRIPTION
Pemanfaatan program Solidworks 2013 untuk mengetahui fenomena perpindahan panas pada tungku (furnace) yang dilakukan oleh Panji Haryono Azis, A.A.P. Susastriawan, Sugiarto PS.Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi AKPRINDTRANSCRIPT
7/21/2019 Simulasi Perpindahan Panas Pada Furnace Dengan Bantuan SolidWorks 2013
http://slidepdf.com/reader/full/simulasi-perpindahan-panas-pada-furnace-dengan-bantuan-solidworks-2013 1/4
E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
ISSN:2337-9928
Simulasi Perpindahan Panas pada Furnace 025F-101
Hot Oil System di PT Pertamina RU IV Cilacap dengan Bantuan Solidwork 2013
Panji Haryono Azis, A.A.P. Susastriawan, Sugiarto PS.
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND
Jl. Kalisahak No. 28 Yogyakarta, Indonesia, 55222
e-mail : [email protected]
INTISARI
Furnace (fired heater) merupakan alat yang mensuplai energi panas terbesar dalam perusahaan petrokimia
atau perkilangan. Furnace umumnya terdiri dari dua bagian utama (section) sebagai tempat terjadinya perpindahan
panas yaitu convection section dan radiant section. Salah satu unit di kilang PT. Pertamina RU IV Cilacap yang
menggunakan furnace adalah unit hot oil system yang bekerja mensirkulasikan panas dari fluida kerja untuk digunakan
sebagai penyuplai panas pada peralatan lain seperti heat exchanger.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi perpindahan panas serta pengaruh turbulensi aliran
terhadap perpindahan panas yang terjadi di dalam furnace. Simulasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi flow
simulation dan thermal simulastion pada software Solidwork 2013.data masukan dalam simulasi merupakan data
aktual dari PT. Pertamina RU IV cilacap serta data desain tentang furnace 025F-101.
Dari perhitungan data yang disimulasikan dengan software Solidwork menghasilkan prosentase laju
perpindahan panas konveksi 78,08% terjadi di dalam convection section dan 21,92% terjadi di radiant section,beberapagambaran mengenai perbedaan distribusi panas yang terjadi pada tiap section, terjadinya turbulensi aliran yang
berpengaruh terhadap laju perpindahan panas, distribusi panas di dalam radiant section sisi luar lebih banyak
menerima panasdibandingkan di sisi dalanya, dan terjadi penurunan distribusi panas di dalam convection section
terutama pada area dekat dengan cerobong.
Keyword : furnace, hot oil system, perpindahan panas, Solidwork 2013
.
PENDAHULUAN
Perkembangandunia industri perminyakan
saat ini kian pesat, hal ini mengakibatkan terjadinya
persaingan antar perusahan pengolah minyak bumi.Oleh sebab itu PT. Pertamina (Persero) pun merasa
tertantang untuk ikut bersaing dengan terus
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk minyak,
berinovasi dan berusaha mengoptimalkan proses
produksi. Salah satunya dengan menganalisa dan
mengkaji peluang optimasi tiap-tiap unit, termasuk
unit furnace atau dapur khususnya di hot oil sytem
unit diarea lube oil complex II .
Hot oil system dirancang untuk mensuplai
panas secara kontinyu dalam proses propane
deasphalting unit (PDU), fulfural extraction unit
(FEU),methyl dewaxing unit (MDU), fuel oil system
dan sejumlah tangki bitumen. Hot oil adalah minyak
dari fraksi lumas yang dipanaskan pada suatu dapur
hingga mencapai temperatur tertentu dengan jenis
Spindel Oil.
Tabel 1. Spesifikasi spindel oil
Uraian Nilai Satuan
S.g 60/600F 0,8748
Vis. Kinematik 17,176 mm2 /s
Flash point 226,670C
(Sumber : Nidlom, 2013)
Pada prinsipnya furnace atau dapur
merupakan alat yang penting untuk menyediakan panas
yaknispindel oil akan dipanaskan terlebih dahulu
melalui seksi konveksi (convection section) yang
terletak di ruang bakar dan cerobong, agarmemanfaatkan panas yang terdapat di dalam gas hasil
pembakaran. Selanjutnya dialirkan ke dalam seksi
radiasi(Radiant section).
Terdapat dua jenis pipa yang digunakan dalam
furnace 025F-101 ini yaitu jenis Bare tube yang
digunakan di dalam Radiant section dan Studded tube
digunakan di dalamconvection section.
Gambar 1. Pipa Jenis Studded Tube
(Sumber : Fiori, 2009)
Dengan dilakukan pengujian simulasi
menggunakan aplikasi Solidwork 2013, diharapkan
akan dapat mengetahui karakteristik proses heat
transfer yang terjadi di furnace, dan korelasi turbulensi
aliran flue gas terhadap perpindahan panas sehingga
7/21/2019 Simulasi Perpindahan Panas Pada Furnace Dengan Bantuan SolidWorks 2013
http://slidepdf.com/reader/full/simulasi-perpindahan-panas-pada-furnace-dengan-bantuan-solidworks-2013 2/4
E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
ISSN:2337-9928
59
=454,979 kW
dapat digunakan sebagai evaluasi dan dapat dijadikan
masukan sebagai rancangan mengenai variabel –
variabel yang harus diatur agar dapat meningkatkan
efisiensi furnace.
Namun, sebelum melakukan simulasi, perlu
adanya data-data yang digunakan sebagai input data
pada software. Adapun data-data yang digunakan
dalam simulasi ini meliputi :
a. Data desain furnace 025F-101
b. Data aktual furnace 025F-101
Data aktual ini didapatkan saat di lapangan mulai
tanggal 1 April 2013 hingga 30 April 2013.
Tabel 2. Data operasi Furnace 025F-101
Parameter Besarnya Satuan
Suhu udara luar
(Ta)32
0C
Suhu referensi(Td) 600F
Laju alir feed
masuk furnace(m)23.866,13167 T/D
Suhu feed masuk
furnace(Tin)242,8388
0C
Suhu feed keluar
furnace(Tout)298,6514
0C
Specific gravity
fuel oil(Sgfo)0,92755
Suhu fuel gas
masuk
furnace(Tfg)
400C
Suhu Stack(Tstack ) 305,56730C
(Sumber : Nidlom, 2013)
c. Data Literatur
Data ini diambilkan dari buku literatur atau
sumber lainnya.
Material: Carbon Steel A 106 B
Tebal Pipa : Sch 40 (0,280 inch)
Diameter Studded fin : 12,5 mm
Konduktivitas Termal : 43,2681 W/m.K
Emisifitas : 0,8
Design Basic for Tube Wall Thickness API RP 530
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
a. Laju Perpindahan Panas di Convection Section
Koefisien konveksi rat-rata
Dk Nuh D
h= 60,38 W/m2.K Convection Section Stage 1 Bare Tube
Q= h.A.( T ∞ – T s )
Q= 371,732 kW
Convection Section Medium Density Studded
Tube
Q= h.A.( T ∞ – Ts )
Q= 392,403 kW
Convection Section High Density Studded
Tube
Q= h.A.( T ∞ – T s )
Q= 8.080,293 kW
b. Laju Perpindahan Panas di Radiant Section
Radiasi
1
11
22
1
1
4
2
4
11
A
A
T T AQ
σ
Koefisien konveksi rat-rata
Dk Nuh D
h = 36,11 W/m2.K
Konveksi
Q= h.A.( T ∞ – T s )
Q= 2.482,446 kW
c. Laju Perpindahan Panas Konduksi
1
2ln
2
r r
T T Lk Q out in
π
d. Koefisien Konveksi Internal Pipa
lm
io
T L D
T T Cpmh
π
Dengan nilai LMTD dicari menggunakan
persamaan :
i
o
io
lm
T
T
T T T
ln
lmT
Dengan temperatur rata-rata sebesar 270,74510C
atau 519,3420F, dan
0API sebesar :
0API = 5,131
60 / 60
5,1410
F SG0API = 30,25
Q = 2.663,763 kW
Q = 76.826,234 kW
............ (1)
............ (2)
..... (3)
..... (4)
............ (5)
....... (7)
............ (6)
7/21/2019 Simulasi Perpindahan Panas Pada Furnace Dengan Bantuan SolidWorks 2013
http://slidepdf.com/reader/full/simulasi-perpindahan-panas-pada-furnace-dengan-bantuan-solidworks-2013 3/4
Dan kalor spesifik hot oil dicari d
dibawah ini.
Gambar 3. Grafik Kalor j
Bases of Oils
sehingga koefisien konveksi internal pi
lm
io
T L D
T T Cpm
h
π
h = 465,6056 W/m2
K
e. Simulasi pada Bare Tube
Gambar 4. Meshing pipa jenis Ba
Gambar 5. Distribusi Temperatur Ra
tube
Gambar 6. Distribusi Temperatur Con
tube
E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 N
60
ngan grafik
nis
a sebesar :
re tube
diant Bare
ection Bare
f. Simulasi padaStudded Tube
Gambar 7. Meshing pada pipa
Gambar 8. Distribusi Temperat
Studdedtube
Gambar 9. Distribusi Temper
Studdedtube
g. Simulasi pada Radiant Section
Gambar 10. Distribusi T
RadiantSecti
. 1, Desember 2014
ISSN:2337-9928
jenis Studdedtube
ur Medium Density
atur High Density
mperatur
n
7/21/2019 Simulasi Perpindahan Panas Pada Furnace Dengan Bantuan SolidWorks 2013
http://slidepdf.com/reader/full/simulasi-perpindahan-panas-pada-furnace-dengan-bantuan-solidworks-2013 4/4
Gambar 11. Distribusi Bilangan Pr
h. Simulasi pada Convection Section
Gambar 12.
DistribusiTemperaturConvection
Gambar 13. Distribusi Bilangan Pra
ConvectionSection
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan da
perpindahan panas yang terjadi pada furna
Unit Hot Oil System kilang Lube Oil Com
Pertamina RU IV Cilacap, dapat diperoleh
sebagai berikut:
1. Prosentase laju perpindahan pan
78,08% terjadi di dalam convection
21,92% terjadi di radiant section.
E-Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2 N
61
ndtl
ection
dtl di
n simulasi
ce 025F-101
lex II di PT.
kesimpulan
s konveksi
section dan
2. Aliran udara panas berupa flu
pipa akan terjadi turbul
berpengaruh terhadap laju per
3. Distribusi panas di dalam rad
lebih banyak menerima panas
dibandingkan di sisi dalam ra
4. Terjadi penurunan distribus
convection section terutamadengan cerobong (stack).
DAFTAR PUSTAKA
Baukal, Charles E. 2013, The Jo
Combustion Handbook Secon
Fundamentals, CRC Press
Group
Cengel, Yunus A., 2002 , Heat
Approach Second Edition. Eb
Fiori, via campo dei., 2009, Ste
termuat di dalam situs www. l
/ Image / lpspa_
studdedtubes/PHOTO/%2026.jpg d
20 Desember 2013.
Nidlom, 2013, Data Operasi FurnaConservation and Loss C
(ECLC) PT. Pertamina RU IV
Nidlom, 2013, Data Operasi Data
Conservation and Loss C
(ECLC) PT. Pertamina RU IV
Incropera., DeWitt., Ber
,Fundamentals of HeatSixth Edition. Ebook
Perry, R. H., Green, D.W.,
Engineers' Handbook 7
Ebook.
Reed, Robert. D., 1976, Furnace
Edition, Gulf Publishing
Santoso, A., 2013, 025F-101 H
“As Built” Specificatio
Engineering Department
IV Cilacap, Cilacap.
. 1, Desember 2014
ISSN:2337-9928
gas bila mengenai
nsi aliran yang
indahan panas.
iant section sisi luar
(warna merah) bila
iant section.
i panas di dalam
pada area dekat
n Zink Hamworthy
d Edition Volume 1
Taylor & Francis
ransfer a Practical
ok.
el studded tubes,
pspa.it/ UserFile / 1
iakses pada tanggal
e 025F101, Energy ontrol Department
Cilacap, Cilacap.
Spindel Oil, Energy
ontrol Department
Cilacap, Cilacap.
gman., Lavine.,
nd Mass Transfer
,Perry's Chemical
th Ed, hal. 555.
Operations, Second
ompany, Texas.
t Oil Heater Final
Sheet , Stationary
PT. Pertamina RU