siklus krebs
DESCRIPTION
upsyTRANSCRIPT
Sejarah dan Pengertian Siklus KrebsSiklus Krebs yang dikenal dengan siklus asam sitran serta siklus asam
trikarboksilat merupakan serangkaian reaksi enzimatis biokimia tubuh. Siklus
Krebs adalah siklus yang memegang peranan penting dalam respirasi selular
organisme aerob. Pada sel eukariotik, siklus Krens terletak di matriks
mitokondria. Komponen yang berperan serta rangkaian reaksi ini ditemukan
oleh Albert Szent-Györgyi and Hans Kreb. Jalur metabolisme ini meliputi
serangkaian reaksi konversi biomolekul seperti karbohidrat, lemak serta protein
menjadi energi siap pakai (ATP) serta H2O dan CO2 . Sebelum reaksi ini dimulai,
terdapat dua reaksi yang mendahului yakni glikolisis dan oksidasi asam piruvat.
Tahapan Reaksi Siklus KrebsSiklus Krebs terdiri dari beberapa reaksi utama. Siklus ini dimulai dengan satu
reaksi antara molekul asetil-KoA bereaksi dan satu molekul H2O, reaksi tersebut
melepaskan gugus koenzim-A, serta dua atom karbon yang tersisa dalam bentuk
gugus asetil pada asam oksaloasetat, senyawa dengan empat atom karbon,
hingga menghasilkan asam sitrat (enam atom karbon). Asetil-KoA diproduksi
melalui dekarboksilasi piruvat dan katabolisme glukosa (glikolisis), lemak, dan
protein
erdapat delapan tahapan utama yang menggerakkan reaksi ini yaitu:
1. Penggabungan molekul asetil-KoA dengan oksaloasetat dan membentuk asam
sitrat. Enzim yang digunakan dalam reaksi ini adalah enzim asam sitrat sintetase.
2. Tahap kedua yang disebut isomerase sitrat dibantu oleh enzim akonitase yang
menghasilkan isositrat.
3. Enzim isositrat dehidrogenase mengubah isositrat menjadi alfa-ketoglutarat dengan
bantuan NADH. Setiap satu reaksi melepaskan satu molekul karbon dioksida.
4. Alfa ketoglutarat diubah menjadi suksinil-CoA. Reaksi dikatalisasi oleh enzim alfa-
ketoglutarat dehidrogenase.
5. Suksinil-CoA diubah menjadi suksinat dengan mengubah GDP + Pi menjadi GTP.
GTP digunakan untuk membentuk ATP.
6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan didehidrogenasi menjadi
fumarat dengan bantuan enzim suksinat dehidrogenase.
7. Terjadi hidrasi yaitu penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon ganda (C=C)
yang ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat.
8. Enzim malat dehidrogenase mengubah malat menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat
yang dihasilkan berfungsi untuk menangkap asetil-CoA, sehingga siklus Krebs akan
terus berlangsung. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH ketiga dari NAD+.
Hasil dari siklus ini adalah dua molekul ATP, dua molekul FADH2, enam molekul
NADH , serta dua molekul CO2. Pada reaksi ini, akseptor elektron terakhir adalah
oksigen dan dihasilkan molekul air dari reaksi 8 molekul hidrogen oksigen.
FADH2 dan NADH dikonversi menjadi ATP pada siklus transpor elektron. Setiap
molekul NADH menghasilkan 3 ATP, sedangkan setiap molekul
FADH2menghasilkan 2 ATP
animasi siklus Krebs untuk membantu memahami rangkaian reaksi siklus ini.
http://www.wiley.com/college/pratt/0471393878/instructor/animations/
citric_acid_cycle/citric_acid_cycle.swf
Berg JM, Tymoczko JL, Stryer L. Biochemistry. 5th edition. New York: W H
Freeman; 2002. Chapter 17, The Citric Acid Cycle. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21163/
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar BelakangKira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino
dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh
kita. Protein yang terdapat dalam makanan di cerna dalam lambung dan usus menjadi asam-
asam amino yang diabsorpsi dan di bawa oleh darah ke hati. Protein dalam tubuh dibentuk dari
asam amino. Bila ada kelebihan asam amino akan di ubah menjadi asam ketogkutarat yang
dapat masuk kedalam siklus asam sitrat.
Hati adalah organ tubuh dimana terjadi reaksi Anabolisme dan Katabolisme. Proses
Metabolik dan katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat dalam
darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein
dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi
asam amino dalam darah.
1.2 TujuanSetiap suatu pembuatan makalah pasti mempunyai tujuan yang menyertaianya
maka dari itu kami ingin menjelaskan hubungan metabolisme asam amino dengan
metabolisme protein, tahapan-tahapan yang terjadi dalam siklus urea, dan penjelasan
metabolisme dan katabolisme.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Hubungan Metabolisme Asam Amino dengan Metabolisme Protein
Asam amino adalah sembarang senyawa organic yang memiliki gugus fingsional
karboksil (-COOH) dan anima (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau
α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik : cenderung menjadi asam pada larutan basa dan
menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter -
ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya sangat penting dalam organisme , yaitu sebagai penyusun protein.
Metabolisme Asam Amino
Metabolisme asam amino adalah salah satu senyawa yang ada didalam tubuh makhluk
hidup yang diantaranya hewan dan manusia yang berguna untuk sebagai sumber bahan utama
pembentukan protein dalam tubuh.
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa"
atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa.
Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan
basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu
menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus:
gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R,
dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino
dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa
bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh
karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-
amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut
menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah,
basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino kecuali
glisina memiliki isomer optik: l dan d. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari
gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi
pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil-residu-
amina maka ini adalah tipe d. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum
jam, maka itu adalah tipe l. (Aturan ini dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama CORN,
dari singkatan COOH - R - NH2).
Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe l
meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe d. Dinding sel bakteri banyak mengandung
asam amino tiped.
Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya.
Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus karboksil
milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi
penyambungan ini (disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan
ribosom dan tRNA.
Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil
satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya
akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi.
Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk
residu asam amino.
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat
dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh
gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam
amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya
menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung
pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur
kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas
berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus:
gugus amino (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hydrogen (H), dan satu gugus sisa (R,
dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino
dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa
bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh
karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-
amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut
menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah,
basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
Isomerisme pada asam amino
Dua model molekul isomer optis asam amino alaninKarena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino kecuali
glisina memiliki isomer optik: L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini
dari gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca
(menjauhi pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi
urutan karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah
putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam bahasa
Inggris dengan nama CORN, dari singkatan COOH - R -NH2).
Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan
tipe Lmeskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteri banyak
mengandung asam amino tipe D.
Polimerisasi asam amino
Reaksi kondensasi dua asam amino membentuk ikatan peptida
Protein merupakan polime yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya.
Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus karboksil
milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi
penyambungan ini (disebuttranslasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan
bantuan ribosom dan tRNA.
Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil
satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya
akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi.
Molekul asam amino yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam
bentuk residu asam amino.
Zwitter-ion
Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat
dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh
gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistik, gugus amina pada asam
amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya
menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung
pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur
kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas
berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
Asam amino dasar (standar)
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan
ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun dari
20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam
amino penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh
DNA/RNA sebagai kode genetik.
Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung
menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam kajian
protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:
Asam amino alifatik sederhana
Glisina (Gly, G)
Alanina (Ala, A)
Valina (Val, V)
Leusina (Leu, L)
Isoleusina (Ile, I)
Asam amino hidroksi-alifatik
Serina (Ser, S)
Treonina (Thr, T)
Asam amino dikarboksilat (asam)
Asam aspartat (Asp, D)
Asam glutamat (Glu, E)
Amida
Asparagina (Asn, N)
Glutamina (Gln, Q)
Asam amino basa
Lisina (Lys, K)
Arginina (Arg, R)
Histidina (His, H) (memiliki gugus siklik)
Asam amino dengan sulfur
Sisteina (Cys, C)
Metionina (Met, M)
Prolin
Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)
Asam amino aromatik
Fenilalanina (Phe, F)
Tirosina (Tyr, Y)
Triptofan (Trp, W)
Kelompok ini memiliki cincin benzena dan menjadi bahan baku metabolit sekunderaromatik.
Fungsi biologi asam amino
1. Penyusun protein, termasuk enzim.
2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin,
hormon dan asam nukleat).
3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik (kofaktor).
Asam Amino Esensial
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai
kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila
spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu
kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus
memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah "asam amino esensial" berlaku hanya bagi
organisme heterotrof.
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang harus
dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina, metionina, fenilalanina, treonina,
triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai "setengah esensial" karena tubuh
manusia dewasa sehat mampu memenuhi kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat
"setengah esensial" dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan.
1. ISOLEUCINE ( 4,13 % )
Diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal. Perkembangan kecerdasan. Mempertahankan
keseimbangan nitrogen tubuh. Diperlukan untuk pembentukan asam amino non esensial lainnya.
Penting untuk pembentukan haemoglobin dan menstabilkan kadar gula darah (kekurangan
dapat memicu gejala hypoglycemia).
2. LEUCINE ( 5,80 % )
Pemacu fungsi otak. Menambah tingkat energi otot. Membantu menurunkan kadar gula darah
yang berlebihan. Membantu penyembuhan tulang, jaringan otot dan kulit (terutama untuk
mempercepat penyembuhan luka post - operative).
3. LYCINE ( 4,00 %)
Bahan dasar antibodi darah. Memperkuat sistem sirkulasi. Mempertahankan pertumbuhan sel-
sel normal. Bersama proline dan Vitamin C akan membentuk jaringan kolagen. Menurunkan
kadar triglyserida darah yang berlebih. Kekurangan menyebabkan mudah lelah, sulit
konsentrasi, rambut rontok, anemia, pertumbuhan terhambat dan kelainan reproduksi.
4. METHIONINE ( 2,17 % )
Penting untuk metabolisme lemak. Menjaga kesehatan hati, menenangkan syaraf yang
tegang. Mencegah penumpukan lemak di hati dan pembuluh darah arteri terutama yang
mensuplai darah ke otak, jantung dan ginjal. Penting untuk mencegah alergi, osteoporosis,
demam rematik dan toxemia pada kehamilan serta detoxifikasi zat-zat berbahaya pada
saluran cerna.
5. PHENYLALANINE ( 3,95 % )
Diperlukan oleh kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin yang akan mencegah penyakit
gondok. Dipakai untuk mengatasi depresi juga untuk mengurangi rasa sakit akibat migrain,
menstruasi dan arthritis. Menghasilkan norepinephrine otak yang membantu daya ingat dan
daya hafal. Mengurangi obesitas.
6. THEREONINE ( 4,17 % )
Meningkatkan kemampuan usus dan proses pencernaan. Mempertahankan keseimbangan
protein. Penting dalam pembentukan kolagen dan elastin. Membantu hati, jantung, sistem
syaraf pusat, otot-otot rangka dengan fungsi lipotropic. Mencegah serangan epilepsi.
7. TRYPTOPHANE ( 1,13 % )
Meningkatkan penggunaan dari vitamin B kompleks. Meningkatkan kesehatan syaraf.
Menstabilkan emosi. Meningkatkan rasa ketenangan dan mencegah insomnia (membantu
anak yang hiperaktif). Meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan yang penting dalam
membakar lemak untuk mencegah obesitas dan baik untuk jantung.
8. VALINE ( 6,00 % )
Memacu kemampuan mental. Memacu koordinasi otot. Membantu perbaikan jaringan yang
rusak. Menjaga keseimbangan nitrogen.
Jenis-jenis asam amino non-essensial :
Aspartic acid
Membantu mengubah karbohidrat menjadi energy
Membangun daya tahan tubuh melalui immunoglobulin dan antibody
Meredakan tingkat ammonia dalam darah setelah latihan
Glyicine
Membantu tubuh membentuk asam amino lain
Merupakan bagian dari sel darah merah dan cytochrome (enzim yang terlibat dalam produksi
energi)
Memproduksi glucagon yang mengaktifkan glikogen
Berpotensi menghambat keinginan akan gula
Alanine
Membantu tubuh mengembangkan daya tahan
Merupakan salah satu kunci dari siklus glukosa alanine yang memungkinkan otot dan
jaringan lain untuk mendapatkan energi dari asam amino
Serine
Diperlukan untuk memproduksi energi pada tingkat sel
Membantuk dalam fungsi otak (daya ingat) dan syaraf
Jenis – jenis asam amino bersyarat :
1. Arginine (asam amino essensial untuk anak2)
Diyakini merangsang produksi hormon pertumbuhan
Diyakini sebagai pemicu Nitric Oxide (suatu senyawa yang melegakan pembuluh
darah untuk aliran darah dan pengantaran nutrisi yang lebih baik) dan GABA
Bersama glycine dan methionine membentuk creatine
2. Histidine (asam amino essensial pada beberapa individu)
Salah satu zat yang menyerah ultraviolet dalam tubuh
Diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
Banyak digunakan untuk terapi rematik dan alergi
3. Cystine
Mengurangi efek kerusakan dari alkohol dan asap rokok
Merangsang aktivitas sel darah putih dalam peranannya meningkatkan daya tahan
tubuh
Bersama L-Aspartic Acid dan L-Citruline menetralkan radikal bebas
Salah satu komponen yang membentuk otot jantung dan jaringan penyambung
(persendian, ligamen, dan lain-lain)
Siap diubah menjadi energy
Salah satu elemen besar dari kolagen
4. Glutamic Acid (Asam Glutamic)
Pemicu dasar untuk glutamine, proline, ornithine, arginine, glutathine, dan GABA
Diperlukan untuk kinerja otak dan metabolisme asam amino lain.
5.Tyrosine
Pemicu hormon dopamine, epinephrine, norepinephrine, melanin (pigmen kulit),
hormon thyroid
Meningkatkan mood dan fokus mental
5.Glutamine
Asam amino yang paling banyak ditemukan dalam otot manusia
Dosis 2 gram cukup untuk memicu produksi hormon pertumbuhan
Membantu dalam membentuk daya tahan tubuh
Sumber energi penting pada organ tubuh pada saat kekurangan kalori
Salah satu nutrisi untuk otak dan kesehatan pencernaan
Mengingkatkan volume sel otot
7. Taurine
Membantu dalam penyerapan dan pelepasan lemak
Membantu dalam meningkatkan volume sel otot
8. Ornithine
Dalam dosis besar bisa membantu produksi hormon pertumbuhan
Membantu dalam penyembuhan dari penyakit
Membantu daya tahan tubuh dan fungsi organ hati
Katabolisme asam amino
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan
atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan
asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino
memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik
bagi tubuh.
Enzim amino transferase memindahkan amino kepada α-ketoglutarat menghasilkan
glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat. Pelepasan amino dari glutamat
menghasilkan ion ammonium.
Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami transaminasi menjadi
glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase.
Glutamat juga dapat memindahkan amin ke rantai karbon lainnya, menghasilkan asam
amino baru.
Contoh reaksi deaminasi oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami deaminasi
menghasilkan amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium masuk ke dalam siklus urea. Setelah
mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus asam sitrat
melalui jalur yang beraneka ragam.
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk ke
dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal
berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap
yaitu:
1) Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP.
2) Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin
menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
3) Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP.
4) Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan L-
arginin.
5) Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan L-
ornitin dan urea.
2.2. Tahapan-tahapan proses yang terjadi di dalam siklus ureaSintesis asam amino
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi
asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat utama
metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino
dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon umumnya
diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui
jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, Asam amino dikelompokkan menjadi 3
kategori yaitu:
1) Asam amino glukogenik
2) ketogenik serta glukogenik, dan
3) ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi
piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam
amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua asam
amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah asam amino
yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil KoA atau
asetoasetil KoA.
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan tirosin
bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3 kemungkinan
penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka karbon digunakan
untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada di
dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino esensial. Selebihnya
adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam amino ini dinamakan
asam amino non-esensial.
Siklus Urea Ammonia yang toxic (NH3) diubah menjadi ammonium ion (NH4+).
NH4+ diubah di liver jadi urea.
Urea terdiri dari 2 NH2:
o 1 dari NH4+.
o 1 dari aspartate.
Urea diekskresikan ke urin.
Jika asam amino berlebihan:
Untuk sintesis protein.
Untuk sintesis produk khusus.
Kalau masih sisa, dikatabolisme:
o N untuk urea.
o Kerangka karbon untuk senyawa amfibolik (bisa dipecah jadi energi atau
sintesis glukosa).
o Senyawa amfibolik yang terbentuk dapat digunakan untuk sintesis lemak dan
glikogen.
SIKLUS KREBS
Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2
Proses ini terjadi didalam mitokondria
Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses
pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis
Oksaloasetat berasal dari asam piruvat
Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloaseta
2.3. Katabolisme Dan Anabolisme
Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang
mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih
rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di
dalam
senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen
(aerob) disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut
fermentasi.
Contoh Respirasi :
C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)
Contoh Fermentasi :
C6H1206 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
Berdasarkan kebutuhan, dibedakan atas :
a. Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen bebas, jadi oksigen
merupakan senyawa penerima hidrogen terakhir.
b. Respirasi Anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Jadi
sebagai penerima hidrogen terakhir bukan oksigen tetapi senyawa-senyawa tertentu
seperti asam piruvat, asetaldehid.
a. Respirasi Aerob
Respirasi sel secara Aerob berlangsung melalui empat tahap, yaitu :
1. glikolisis
Berlangsung di sitoplasma
Berlangsung secara anaerob
Mengubah satu molekul glukosa (senyawa berkarbon 6) menjadi dua
molekul asam piruvat(senyawa berkarbon 3)
Dihasilkan energi sebesar 2 ATP dan 2 NADH untuk tiap molekul glukosa.
2. Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat.
Berlangsung pada matriks mitokondria.
Mengubah Asam Piruvat (senyawa berkarbon 3) menjadi Asetil-KoA(senyawa berkarbon
2).
Dihasilkan 1 NADH dan CO2, untuk tiap molekul Asam Piruvat menjadi Asetil-KoA.
Daur Krebs
Berlangsung pada metriks motokondria
Mengubah Asetil-KoA (senyawa berkarbon 2) menjadi CO2 (senyawa berkarbon 1).
Untuk tiap molekul senyawa Asetil-KoA dihasilkan IATP, 1 FADH dan3 NADH.
4. Rantai Pengangkutan Elektron
NADH dan FADH merupakan senyawa pereduksi yang menghasilkan ion hidrogen.
Satu molekul NADH akan melepaskan / menghasilkan 3 ATP, sedangkan satu molekul
FADH akan melepaskan / menghasilkan 2 ATP.
Proses Jenis ekseptor Jumlah ATP
yang dihasilkan
Glikolisis
Glukosa--> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
Reaksi antara
2 asam piruvat-->2 asetil KoA + 2
CO2
2 NADH
Siklus Krebs
2 asetil KoA--> 4 CO2 6 NADH
2 FADH2
2 ATP
Transfer electron
10 NADH + 5 O2 -->10 NAD + H
O
2 FADH + O2 -->2 FAD + 2 H2O
30 ATP
4 ATP
Tabel Jumlah ATP yang dihasilkan selama respirasi sel
Pada proses glikolisis digunakan 2 molekul ATP sehingga gasil bersih ATP: 38-2 = 36
b. Respirasi Anaerobpada respirasi Anaerob jalur yang ditempuh meliputi :
1. Glikolisis2. Pembentukan alkohol (fermentasi alkohol) atau pembentukan asam laktat (fermentasi asam
laktat).
Fermentasi Alkohol :
\ Aseptornya : Aseltadehid, hasilnya etanol, terjadi pada sel tumbuhan
Reaksi : C6 H 12O6 2 C2 H5 OH + 2 CO2 + 2 ATP
Glukosa Etanol
Fermentasi Laktat
Aseptornya : Asam Piruvat, hasilnya Asam Laktat, terjadi pada sel hewan.
Reaksi : C6 H 12O6 C3 H6 O3 + 2 ATP
Glukosa As, Laktat
Katabolisme Lemak dan Protein
Katabolisme lemak dimulai dengan pemecahan lemak menjadi gliserol dan asam
lemak. Gliserol yang merupakan senyawa dengan 3 atom C dapat dirubah menjadi gliseral
dehid 3-fosfat. Selanjutnya gliseral dehid 3-fosfat mengikuti jalur glikolisis sehingga
terbentuk piruvat. Sedangkan asam lemak dapat dipecah menjadi molekul-molekul dengan 2
atom C. Molekul dengan 2 atom C ini kemudian diubah menjadi asetil koenzim A.
Anabolisme
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme
memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk
kemosintesis
BAB IIIPENUTUP
3.1. Kesimpulan
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang
terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus – NH2
Pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Ada 20 macam asam amino, yang masing-
masing ditentukan oleh jenis gugus R atau rantai samping dari asam amino.
Jalur metabolisme utama dari asam-asam amino terdiri atas :
Produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam
amino di hati.
Katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai
proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino.
Sintesis protein dari asam-asam amino.
Daftar Pustakahttp://mastegar.blogspot.com/2009/11/metabolisme-asam-amino.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_amino
http://harveymoningka.wordpress.com/biokimia-asam-amino/
http://studyipa.blogspot.com/2008/08/katabolisme-dan-anabolisme.html
http://www3.webng.com/spons/katabolisme.html
http://themedicalbiochemistrypage.org/amino-acid-metabolism.html