sikap siswa dalam penggunaan seragam sekolah di …

14
37 ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37-50 Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634 SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI SMP NEGERI 13 BANDA ACEH Nadya Ulva 1 , Anizar Ahmad 2 , Fitriana 2 Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia Email Correspondence: [email protected] ABSTRAK Pemakaian seragam sekolah sebagai salah satu alat kedisiplinan, kerapian dan keteraturan siswa dalam melaksanakan pendidikan. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa menerima tata tertib dan mengidentifikasi kepatuhan siswa dalam menjalankan tata tertib berbusana muslim di SMP Negeri 13 Banda Aceh. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan jumlah sampel 55 siswa dengan pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling untuk mengetahui sikap di ukur melalui skala likert. Teknik pengumpulan data dengan cara membagikan angket (kueisioner) kepada siswa. Selanjutnya dianalisis data secara Kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa di SMP Negeri 13 Banda Aceh dalam menerima tata tertib sekolah termasuk katagori kurang sebesar (46%). Hal ini dapat dari banyaknya siswa memodifikasi seragam sekolah. Siswa tidak menggunakan pakaian dengan rapi yang dampaknya siswa tersebut akan mendapatkan sanksi dan hukuman dari sekolah. Dan terkait dengan kepatuhan siswa dalam menggunakan busana muslim sebagian besar termasuk katagori cukup sebesar (60%) yaitu siswa dengan sengaja memodifikasi seragam sekolah di luar ketentuan yang diperbolehkan, bagi siswa perempuan memendekkan baju, menggunakan model kerudung yang tidak menutupi dada, serta kebiasaan menggunakan seragam sekolah yang modis agar tampil menarik. Bagi siswa laki-laki memodifikasi celana hingga menjadi kuncup agar tampil keren. Disarankan kepada orang tua dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya melatih kedisplinan sekolah dalam pemakaian seragam sekolah. Kata Kunci : Siswa, Seragam sekolah, Disiplin. 1 Alumni Program Studi PKK FKIP UNSYIAH 2 Dosen Program Studi PKK FKIP UNSYIAH

Upload: others

Post on 16-Feb-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

37

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37-50

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH

DI SMP NEGERI 13 BANDA ACEH

Nadya Ulva1, Anizar Ahmad2, Fitriana2

Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

Email Correspondence: [email protected]

ABSTRAK

Pemakaian seragam sekolah sebagai salah satu alat kedisiplinan, kerapian dan keteraturan

siswa dalam melaksanakan pendidikan. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa menerima tata tertib dan mengidentifikasi kepatuhan siswa dalam

menjalankan tata tertib berbusana muslim di SMP Negeri 13 Banda Aceh. Penelitian

dilakukan dengan metode kuantitatif dengan jumlah sampel 55 siswa dengan pengambilan

sampel dengan menggunakan random sampling untuk mengetahui sikap di ukur melalui skala

likert. Teknik pengumpulan data dengan cara membagikan angket (kueisioner) kepada siswa.

Selanjutnya dianalisis data secara Kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

tingkat pemahaman siswa di SMP Negeri 13 Banda Aceh dalam menerima tata tertib sekolah

termasuk katagori kurang sebesar (46%). Hal ini dapat dari banyaknya siswa memodifikasi

seragam sekolah. Siswa tidak menggunakan pakaian dengan rapi yang dampaknya siswa

tersebut akan mendapatkan sanksi dan hukuman dari sekolah. Dan terkait dengan kepatuhan

siswa dalam menggunakan busana muslim sebagian besar termasuk katagori cukup sebesar

(60%) yaitu siswa dengan sengaja memodifikasi seragam sekolah di luar ketentuan yang

diperbolehkan, bagi siswa perempuan memendekkan baju, menggunakan model kerudung

yang tidak menutupi dada, serta kebiasaan menggunakan seragam sekolah yang modis agar

tampil menarik. Bagi siswa laki-laki memodifikasi celana hingga menjadi kuncup agar tampil

keren. Disarankan kepada orang tua dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya

melatih kedisplinan sekolah dalam pemakaian seragam sekolah.

Kata Kunci : Siswa, Seragam sekolah, Disiplin.

1 Alumni Program Studi PKK FKIP UNSYIAH 2 Dosen Program Studi PKK FKIP UNSYIAH

Page 2: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

38

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37-50

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

ABSTRACT

The use of school uniforms is one of the disciplinary tools, neatness and orderliness of

students in carrying out education. The aim of this study was to determine the level of

understanding of students receiving the rules and to identify student compliance in carrying

out the rules of Muslim clothing at SMP Negeri 13 Banda Aceh. This research was conducted

using quantitative method with sample size of 55 students, and the sample was taken using

random sampling. In determining student attitudes, the researcher used Likert scale. The

data collection technique was by distributing questionnaires to students. Furthermore, the

data were analyzed quantitatively. The results of this study indicate that the level of

understanding of students at SMP Negeri 13 Banda Aceh in accepting school discipline is in

the poor category, namely (46%). This can be seen from the number of students modifying

their school uniforms. Students do not wear uniforms neatly, so those students would get

sanctions and punishment from the school. Related to the compliance of students in using

Muslim clothing, most of them belong to the sufficient category, namely (60%). Students

deliberately modify school uniforms outside the permissible conditions, for female students to

shorten their uniform, use a veil that does not cover the chest, and the habit of wearing

fashionable school uniforms to make them look attractive. For male students, modify the

pants to make them tight to look cool. It is recommended that parents cooperate with the

school in an effort to train school discipline in wearing school uniforms

Keywords: Students, School Uniforms, Discipline.

PENDAHULUAN

Sekolah merupakan lembaga dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar

yang berkaitan dengan proses pendidikan.

Sekolah sebagai organisasi pendidikan

formal yang memiliki tanggung jawab

dalam meningkatkan mutu pendidikan,

sebagai organisasi pendidikan formal,

sekolah sangat identik dengan hal-hal yang

menuntut sikap disiplin. Salah satu sikap

disiplin ialah pemakaian seragam sekolah.

Setiap sekolah memiliki seragam sekolah

yang sudah ditentukan dan diatur oleh

pemimpin sekolah itu masing-masing.

Pemakaian seragam sekolah dilandaskan

berdasarkan surat keputusan Direktur

Jendral Pendidikan Dasar dan Menegah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

No.052/C/Kep/D/82.

Sekolah secara resmi memiliki

aturan dalam pemakaian seragam sekolah

terhadap siswa dan siswinya dengan

berbagai alasan bahwa seragam sekolah

Page 3: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

39

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

adalah sebuah alat kedisiplinan, kerapian

dan keteraturan siswa dan siswi dalam

melaksanakan pendidikan. Melalui

Seragam sekolah juga sebagai bentuk

sikap disiplin dan tidak membedakan

masing-masing siswa yang beraneka

ragam. Hal tersebut dapat dilihat dari

perilaku siswa, yaitu berpakaian tidak rapi,

berpakaian yang dimodifikasi, yang

bertentangan dengan peraturan sekolah,

contoh yang sering dilakukan seperti

mengubah ukuran seragam sekolah dari

panjang menjadi pendek, sehingga bentuk

tubuh terlihat, memakai tata rias yang

berlebihan, celana dikuncupkan, dan

kurang rapi.

Hasil observasi awal pada tanggal

17 September 2019 penulis mengamati

pakaian seragam sekolah yang digunakan

siswa dan siswi SMP Negeri 13 Banda

Aceh, dan dengan diberlakukan syari’at

Islam di Aceh yang tercantum dalam

Qanun Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam Nomor 11 Tahun 2002 tentang

pelaksanaan syari’at Islam bidang aqidah,

ibadah, dan syar’iat Islam pada bab V

pasal 13 Ayat 1 dan 2 yaitu : “Setiap orang

Islam wajib berbusana islami. Pimpinan

instansi pemerintah, lembaga pendidikan,

badan usaha atau institusi masyarakat

wajib membudayakan busana islami di

lingkungannya”. Sebagaimana pada tempat

lain di lembaga pendidikan mengharuskan

kepada seluruh peserta didik menutup

aurat yang tidak tembus pandang dan tidak

memperlihatkan bentuk tubuh belum

memenuhi kriteria yang sesuai dengan

Syari’at Islam serta masih banyak yang

melakukan pelanggaran. Untuk itu

penelitian ini diharapkan akan mengetahui

tingkat pemahaman siswa menerima tata

tertib sekolah di SMP Negeri 13 Kota

Banda Aceh dan mengindetifikasi

kepatuhan siswa SMP Negeri 13 Banda

Aceh dalam menjalankan tata tertib

berbusana muslim di sekolah.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode Kuantitatif. Dalam

hal ini penelitian dilakukan dengan

memberikan kuesioner kepada siswa SMP

Negeri 13 Banda Aceh yang tentang

pemahaman terhadap sikap siswa dalam

penggunaan seragam sekolah dengan tata

tertib yang ada di sekolah. Akan tetapi

karena kondisi wabah Virus Covid-19

yang terserang di Indonesia sehingga

pemerintah pusat memberikan himbauan

kepada seluruh masayarat yang ada di

Indonesia untuk lockdown, termasuk

sekolah juga diliburkan sehingga

penelitian ini dilakukan secara online atau

daring.

Page 4: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

40

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VIII dan kelas XI SMP

Negeri 13 Banda Aceh yang berjumlah

288 orang. Sampel penelitian ini

ditetapkan secara Random Sampling. Bila

subyeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil seluruhnya sehingga penelitiannya

merupakan populasi. Selanjutnya jika

subyeknya besar dapat diambil antara

10%-15% atau 20%-25% atau lebih

tergantung kepada kemampuan peneliti

(Sugiyono, 2014:17) Adapun yang

menjadi sampel dalam penelitian ini ialah

siswa kelas VIII dan XI sehingga sampel

diambil 20% dari setiap kelasnya sehingga

berjumlah 55 orang (Arikunto 2010:112)

Analisis data yang dilakukan secara

kuantitatif dengan menghitung jumlah

frekuensi dari setiap alternatif jawaban

yang disediakan untuk setiap item dan

jumlah presentase dari setiap frekuensi.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data dan hasil

penyebaran angket kepada 55 siswa yang

terkait tanggapan siswa dalam penggunaan

seragam sekolah di SMP Negeri 13 Banda

Aceh dapat dijelaskan beberapa hal

penting terkait sikap siswa tersebut.

Berikut ini adalah diagram lingkaran

karakteristik responden berdasarkan

jenjang kelas.

Grafik 1 Karakteristik Responden Menurut

Jenjang Kelas

Berdasarkan grafik 1 di atas, dapat

di ketahui bahwa responden dalam

penelitian ini terdiri kelas VIII dan IX.

Responden dari kelas VIII berjumlah 21

orang (38%), dan responden kelas IX

berjumlah 34 orang (62%) dari total

keseluruhan.

Selanjutnya diagram lingkaran

karakteristik responden berdasarkan usia

responden.

Page 5: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

41

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

Grafik 2 Karakteristik Usia Responden

Berdasarkan grafik 2 di atas, dapat

di ketahui bahwa responden dalam

penelitian ini terdiri dari berbagai usia 12-

15 tahun. Usia yang terbanyak 15 tahun

(64%), selanjutnya 14 tahun (29%) dan

yang paling sedikit berusia 13 tahun (5%)

dan 12 tahun (1,8%) dari total

keseluruhannya.

Selanjutnya dibawah ini diagram

lingkaran karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin.

Grafik 3 Karakteristik Responden

Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan grafik 3 di atas dapat

diketahui penggolongan responden

berdasarkan jenis kelamin dari laki-laki

dan perempuan. Responden berjenis

kelamin laki-laki terdiri dari 20 orang

(36%) dan perempuan 35 orang (64%) dari

55 siswa.

Berikut ini adalah diagram

lingkaran pembahasan penelitian untuk

mengetahui pendapat responden terhadap

melepas atribut sekolah maka dapat dilihat

pada grafik berikut:

Grafik. 4. Melepas Atribut Seragam

Sekolah

Dari grafik 4. diatas dapat di

ketahui dari aspek kebiasaan melepaskan

atribut seragam sekolah saat jam istirahat

berlangsung dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar siswa sebanyak 25 (46%)

siswa “setuju” terhadap pernyataan

tersebut. Dengan demikian dapat

dijelaskan bahwa hampir setengahnya

termasuk pada katagori kurang terhadap

Page 6: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

42

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

disiplin siswa yang melepaskan atribut

seragam sekolah saat jam istirahat

berlangsung. Menurut Hurlock (2016:82)

“tujuan disiplin ialah membentuk prilaku

sedemikian rupa hingga ia akan sesuai

dengan peran-peran yang ditetapkan

kelompok budaya, tempat individu itu di

identifikasikan”.

Untuk mengetahui pendapat

responden terhadap mengikuti peraturan

sekolah maka dapat dilihat pada grafik

berikut:

Grafik. 5. Mengikuti Peraturan Sekolah

Dari grafik 5. diatas dapat

disimpulkan bahwa mengikuti peraturan

sekolah dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa yaitu sebanyak 34 (62%) siswa

“tidak setuju” terhadap pernyataan

tersebut. Dengan demikian dapat

dijelaskan bahwa sebagian besar termasuk

katagori cukup yaitu siswa tidak tertib

untuk mengikuti peraturan sekolah.

Menurut Hurlock (2013:97) menyatakan

“kepatuhan dan disiplin harus ditanamkan

dan dikembangkan dengan kemauan dan

kesugguhan”. Kepatuhan dan ketaatan

siswa terhadap berbagai aturan tata tertib

sekolah yang berlaku disekolah disebut

dengan disiplin siswa. Disiplin siswa

merupakan suatu kebiasaan yang terbentuk

pada diri siswa dalam hal mematuhi dan

menaati semua peraturan sekolah atau tata

tertib yang telah dibuat oleh suatu lembaga

sekolah. Dalam hal ini disiplin perlu

diterapkan di sekolah, Anas (2013:244)

menyatakan disiplin adalah perilaku tertib

dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan yang berlaku. Selanjutnya, Tulus

(2016 : 33) menyatakan bahwa disiplin

adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk

melalui proses serangkaian perilaku

menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau

ketertiban.

Berdasarkan uraian kedisiplinan di

atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan

adalah suatu bentuk perilaku yang taat dan

patuh terhadap peraturan-peraturan dan

ketentuan yang ada baik di sekolah

maupun lingkungan masyarakat. Disiplin

terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan

dampak proses pembinaan yang dilakukan

Page 7: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

43

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

mulai dari dalam keluarga dan berlanjut

dalam pendidikan di sekolah. Siswa yang

disiplin akan sangat membantu dirinya

sendiri untuk memiliki kepribadian yang

taat dan teratur. (Koesoema, 2012 : 236)

Dari tinjauan kebiasaan disiplin

siswa tersebut di atas, dapat dijelaskan

bahwa SMP Negeri 13 Banda Aceh adalah

salah satu sekolah yang menerapkan

disiplin bagi siswa dan siswinya. Siswa

harus mematuhi segala peraturan yang ada

di sekolah. Usia siswa yang masih remaja

cenderung memiliki tingkat emosi yang

masih labil, mereka belum paham akan

keadaan diri mereka sendiri dan

lingkungan sekolah sehingga sering kali

mereka melanggar peraturan sekolah

dengan tidak berperilaku disiplin,

khususnya siswa kelas dua dan tiga.

Untuk mengetahui pendapat

responden terhadap kebiasaan

mendapatkan hukuman maka dapat dilihat

pada grafik berikut:

Dari grafik 6. diatas menjelaskan

dari aspek kebiasaan mendapatkan

hukuman dapat dijelaskan bahwa sebanyak

26 (47%) siswa “setuju” terhadap

pernyataan tersebut. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hampir

setengahnya termasuk katagori kurang

yaitu siswa mendapat sanksi dan hukuman

di sekolah karena tidak patuh dan menaati

peraturan tata tertib di sekolah. Menurut

Hurlock (2013 : 87) menyebutkan

“hukuman dapat berfungsi untuk

menghindari pengulangan tindakan yang

tidak diinginkan, mendidik, memberi

motivasi untuk mengindari prilaku yang

tidak diterima”. Pemberian hukuman

diharapkan untuk secara psikologis dapat

mengarahkan anak dari perbuatan yang

cenderung untuk melanggar ketertiban,

dengan adanya hukuman anak dapat

mengasosiasikan dengan pelanggaran

Grafik 6. Kebiasaan mendapatkan

hukuman

Grafik. 6. Kebiasaan Mendapatkan

Hukuman

Grafik. 6. Kebiasaan Mendapatkan

Hukuman

Page 8: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

44

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

ketertiban, sehingga timbulah pengertian

baru terhadap perbuatan baik dan buruk.

Selanjutnya Tulus (2004:42)

menyatakan “pemberian hukuman sangat

penting karena dapat memberikan

dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk

menaati dan mematuhinya”. Siswa yang

melanggar peraturan yang berlaku harus

diberi sanksi disiplin. Sanksi itu

diharapkan mempunyai nilai pendidikan.

Dengan demikian, diharapkan tidak ada

lagi pelanggaran yang sama atau yang

lainnya. Siswa yang lain pun menjadi takut

melakukan pelanggran karena sekolah

akan menerapkan sanksi displin secara

konsisten.

Untuk mengetahui pendapat

responden terhadap penggunaan seragam

sekolah yang modis agar tampil menarik

maka dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik. 7. Penggunaan Seragam Sekolah

Yang Modis Agar Tampil Menarik

Berdasarkan grafik 7. diatas dapat

disimpulkan dari aspek penggunaan

seragam sekolah yang modis agar tampil

menarik dapat dijelaskan sebanyak 34

(63%) siswa “setuju” terhadap pernyataan

tersebut. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

termasuk katagori cukup yaitu siswa

menggunakan seragam sekolah yang

modis agar tampil menarik. Seragam

sekolah merupakan pakaian yang dipakai

sebagai penampilan seorang siswa

disekolah sehari-hari, dalam fenomena

budaya dan komunikasi pemakaian

seragam sekolah juga berucap banyak

tentang identitas pemakainya.

Penjelasan diatas masuk kedalam

faktor sosial yaitu seseorang mengenakan

busana cenderung mengikuti perilaku

berbusana orang-orang disekelilingnya,

terutama orang-orang terdekatnya, seperti

saudara dan teman-temannya. Orang akan

cenderung mengikutinya bila menurutnya

pakaian tersebut sesuai dengan dirinya,

bagus dan cocok bila dipakai olehnya,

apalagi jika mode pakaian tersebut sedang

trend diantara mereka. (Walgito (2004:51).

Untuk mengetahui pendapat

responden modifikasi seragam sekolah

agar Trendy maka dapat dilihat pada grafik

berikut :

Page 9: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

45

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

Grafik. 8. Modifikasi Seragam Sekolah

Agar Trendy

Dari grafik 8. diatas dapat

dijelaskan dari aspek memodifikasi

seragam sekolah agar trendy dapat

dijelaskan sebanyak 33 (60%) siswa

“setuju” terhadap pernyataan tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar siswa termasuk

katagori cukup yaitu siswa memodifikasi

seragam sekolah, sehingga berlawanan

dengan tata tertib di sekolah.Tata tertib

sekolah merupakan alat kontrol atau

rekayasa sosial terhadap siswa.

Pelaksanaan tata tertib ini tentunya

mempunyai tujuan agar siswa mengetahui

tugas, hak dan kewajibannya. Tata tertib

sekolah adalah aturan atau peraturan yang

baik dan merupakan hasil pelaksanaan

yang konsisten dari peraturan yang ada.

Pelaksanaan tata tertib ini akan berjalan

dengan baik apabila guru, siswa, dan

semua warga sekolah saling mendukung

satu sama lain untuk melaksanakan tata

tertib yang berlaku. (Kemendikbud, 2010)

Oleh sebab itu, dari pengertian di

atas dapat dipahami bahwa tata tertib

sekolah merupakan kumpulan peraturan

atau aturan-aturan yang dibuat oleh

sekolah secara tertulis dan bersifat

mengikat untuk semua warga sekolah dan

berfungsi sebagai pedoman bagi siswa

dalam berperilaku. Pedoman ini

mengharapkan siswa dapat berperilaku

sesuai dengan tata tertib yang berlaku di

lingkungan sekolah supaya proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan lancar dan

prestasi siswa menjadi maksimal.

(Hurlock, 2013 : 98)

Selama ini banyak para siswa yang

mempunyai anggapan bahwa tata tertib

sekolah hanya membatasi kebebasan

mereka sehingga berakibat pelanggaran

terhadap peraturan itu sendiri. Akan tetapi

tanpa disadari akibat dari kebebasan yang

kurang dipertanggungjawabkan itu akan

merugikan dirinya sendiri, keluarga dan

juga masyarakat. Oleh karenanya, tata

tertib di sekolah diberikan kepada siswa

untuk dipatuhi dan dilaksanakan bukan

untuk dilanggar, seperti berperilaku yang

baik, tidak melakukan perbuatan yang

menyimpang, berbusana yang benar,

Page 10: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

46

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

bertutur kata yang baik, dan hal-hal lain

yang berhubungan dengan perbuatan.

Hasil observasi di SMP Negeri 13

Kota Banda Aceh, umumnya siswa kelas

VIII dan XI menunjukkan perilaku disiplin

yang rendah selama kegiatan survei dan

wawancara dengan siswa SMP Negeri 13

Kota Banda Aceh. Hal ini bisa dilihat dari

perilaku siswa, seperti berpakaian tidak

rapi dan berpakaian yang dimodifikasi

yang bertentangan dengan peraturan

sekolah, seperti halnya mengubah ukuran

seragam sekolah dari panjang menjadi

pendek, sehingga bentuk tubuh terlihat,

memakai tata rias yang berlebihan, celana

dikuncupkan, dan kurang rapi.

Untuk mengetahui pendapat

responden terhadap motivasi orangtua

dalam penggunaan busana muslim maka

dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik. 9. Motivasi Orangtua Dalam

Penggunaan Busana Muslim

Dari grafik 9. diatas diketuhi dari

aspek peran orangtua dalam memotivasi

siswa dalam menggunakan busana muslim

dapat dijelaskan sebanyak 41 (75%) siswa

“ tidak setuju” terhadap pernyataan

tersebut. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar

termasuk katagori cukup yaitu orangtua

tidak turut memberikan motivasi kepada

para siswa terhadap menggunakan busana

muslim dan berperan aktif dalam hal

dukungan keberhasilan proses belajar

mengajar di sekolah.

Dalam hal ini sangat diperlukan

peran orang tuan sebagai fungsinya

menurut Syamsul (2011: 38) Fungsi orang

tua ialah pemberi rasa aman bagi anak dan

anggota kelauarga lainnya, memenuhi

kebutuhan anak, baik kebutuhan fisik

maupun mental. Tugas dan tanggung

jawab utama orang tua adalah merawat dan

membesarkan anak, melindungi anak dari

penyimpangan akidah yang tidak sesuai

dengan pandangan hidup muslim.

Pemberian motivasi berpakaian sesuai

syariat dimaksudkan agar timbul dorongan

pada diri siswa untuk berpakaian sesuai

syariat Islam berdasarkan kesadaran dalam

dirinya. Pemberian motivasi oleh orang tua

Page 11: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

47

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

agar menghasilkann perubahan prilaku

yang lebih baik.

Untuk mengetahui pendapat

responden terhadap kenyamanan

menggunakan busana muslim maka dapat

dilihat pada grafik berikut:

Grafik. 10. Kenyamanan Menggunakan

Busana Muslim

Dari grafik 10. diatas dapat ditinjau

dari tingkat kenyamanan menggunakan

busana muslim dapat dijelaskan bahwa

sebanyak 40 (73%) siswa “ tidak setuju”

terhadap pernyataan tersebut. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar masuk katagori cukup yaitu

siswa tidak memotivasi dirinya dalam

memakai busana muslim dan agar merasa

nyaman.

Perkembangan busana muslim di

Indonesia sudah sangat maju baik dalam

bentuk rancangan, gaya maupun dalam

jenis produk fashion. Busana muslim yang

diterapkan di sekolah sudah sangat jelas

ketetapannya, apalagi Aceh yang

mendapatkan julukan “Seuramoe

Meukah”, yang seharusnya mencerminkan

citra identitas ke-Islaman. Busana muslim

berfungsi untuk menutup aurat, perhiasan,

kesehatan, kenyamanan dan keamanan.

Untuk mengetahui pendapat

responden terhadap motivasi

menggunakan busana muslim maka dapat

dilihat pada grafik berikut:

Grafik. 11. Motivasi Menggunakan

Busana Muslim

Selanjutnya dari grafik 11. diatas

diketahui dari aspek motivasi

menggunakan busana muslim dapat

dijelaskan bahwa sebanyak 41 (75%)

siswa “tidak setuju” terhadap pernyataan

tersebut. Dengan demikian disimpulkan

bahwa sebagian besar termasuk katagori

cukup yaitu sikap siswa memakai busana

Page 12: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

48

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

muslim karena bukan keinginan dan

kesadaran diri sendiri untuk menjalankan

perintah agama. Sebagaimana

dikemukakan oleh Abdul (2009 : 194)

“motivasi ada dua yaitu eksterinsik dan

interistik’’. Motivasi interistik motivasi

yang berasal dari diri seseorang tanpa

dirangsang dari luar. Adapun motivasi

eksteristik motivasi yang datang karena

adanya perangsangan dari luar”. Dengan

demikian sangat penting dimiliki oleh

individu dalam rangka mencapai tujuan,

pencapaian tujuan selain ditentukan oleh

keinginan dalam diri sendiri individu

untuk bertingkah laku, juga perlu

dukungan dari luar, seperti orangtua.

Dengan adanya motivasi berbusana

muslim dari orangtua maka individu akan

bertingkah laku lebih baik dan lebih

percaya diri.

Selain melindungi bagian tubuh

yang tidak terlihat, pakaian juga

mempresentasikan karakter dan

kepribadian pemakainya. Cara berpakaian

yang sopan sesuai dengan norma agama

dan norma sosial yang menggambarkan

kondisi psikologis pemakainya. Demikian

pula sebaliknya cara berpakaian yang tidak

teratur, dan tidak memenuhi kriteria

kepantasan juga akan menunjukkan seperti

itulah kondisi kejiwaan pemakainya,

karena apa yang kelihatan secara lahiriyah

itu sesungguhnya menunjukkan apa yang

tersimpan di dalam hatinya. (Anas, 2013:

244)

Menyangkut dengan disiplin

menurut Koesoema (2012: 236), siswa

yang berperilaku tidak disiplin jika

dibiarkan dapat menghambat proses

pembelajaran. Selain ini siswa yang tidak

menyadari pentingnya disiplin akan

menganggap belajar merupakan hal yang

tidak perlu, dengan berperilaku tidak

disiplin ini akan menyebabkan siswa tidak

bisa memahami dan menyesuaikan diri

dengan tuntutan lingkungan, kegiatan dan

proses pendidikan akan terganggu karena

siswa yang mempunyai tingkat disiplin

yang rendah cenderung senang

memberontak, sering membuat masalah,

mempengaruhi teman berbuat tidak baik,

dan malas belajar, suasana sekolah dan

juga kelas menjadi kurang kondusif bagi

kegiatan pembelajaran sehingga siswa

terhambat optimalisasi potensi dan

prestasinya serta terhambat mencapai

kesuksesan dalam belajar dan masa

depannya.

SIMPULAN

Adapun yang dapat disimpulkan

dari hasil penelitian ini adalah tingkat

Page 13: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

49

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

pemahaman siswa di SMP Negeri 13

Banda Aceh dalam menerima tata tertib

sekolah sebagian besar termasuk katagori

kurang sebasar (46%) hal ini dapat dilihat

dari banyaknya siswa yang melepaskan

atribut sekolah saat istirahat berlangsung,

memodifikasi seragam sekolah. Selain itu,

masih adanya siswa tidak menggunakan

pakaian dengan rapi yang dampaknya

siswa tersebut akan mendapatkan sanksi

dan hukuman dari sekolah

Terkait dengan kepatuhan siswa

dalam menggunakan busana muslim dan

muslimah khususnya bagi siswa

perempuan, dengan mengacu kepada

peraturan daerah dalam hal pelaksanaan

syariat Islam dan implementasinya pada

seragam sekolah sebagian besar siswa

termasuk katagori cukup sebesar (60%)

yaitu siswa dengan sengaja memodifikasi

seragam sekolah di luar ketentuan yang

diperbolehkan. Bagi siswa perempuan

memendekkan baju, menggunakan model

kerudung yang tidak menutupi dada, serta

kebiasaan menggunakan seragam sekolah

yang modis agar tampil menarik. Bagi

siswa laki-laki memodifikasi celana hingga

menjadi kuncup.

SARAN

Saran yang direkomendasikan oleh

penulis setelah melakukan penelitian ini

adalah meningkatkan disiplin

implementasi kepatuhan terhadap tata

tertib sekolah harus juga diimbangi dengan

praktik keagamaan dengan cara

menyelenggarakan shalat dhuha dan

pengajian bersama sehingga akan

mendongkrak akhlak siswa ke arah yang

positif dan agamis. Perlu adanya

sosialisasi perangkat sekolah dengan para

orang tua siswa dalam membimbing siswa

berlaku disiplin dan patuh terhadap tata

tertib sekolah. Bagi siswa yang melanggar

akan diberikan sanksi yang sesuai,

sedangkan bagi siswa yang berprestasi

akan diberikan penghargaan sehingga akan

lebih menggiatkan siswa. Sebagai salah

satu kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan

diniyah dan pengajian rutin juga dapat

dikembangkan untuk dapat mendidik

akhlak, rasa tanggung jawab, disiplin dan

kemandirian siswa melalui penanaman

nilai dan sikap keagamaan yang tentunya

akan berimplikasi positif terhadap kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Dan Perlu

penelitian lanjutan tentang desain seragam

sekolah yang sesuai dengan ketentuan

yang berlaku di Aceh.

Page 14: SIKAP SISWA DALAM PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH DI …

50

ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURNAL VOLUME: 5 NOMOR : 3 AGUSTUS 2020 hal : 37

Website : http://www.jim.unsyiah.ac.id/pkk/issue/view/ 634

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman, Saleh. 2009. Psikologi

Suatu Pengantar dalam Perspektif

Islam. Jakarta: Kencana

Hurlock, Elizabeth. 2013. Perkembangan

Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Kemendikbud. 2010. Dasar-dasar Tata

Tertib Sekolah. Jakarta: Tim

Penyusun.

Koesoema, A. Doni. 2012. Pendidikan

Karakter. Jakarta: Grasindo

Peraturan Direktur Jendral Pendidikan

Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan No.

052/C/Kop/D/82 tentang Pedomanan

Pakaian Seragam Sekolah Siswa

Taman Kanak-Kanak, Sekolah

Dasar, Menengah Tingkat Pertama

Dan Sekolah Menengah Keatas

Lingkungan Pembinaan Direktoral

Jendral Pendidikan Dasar Dan

Menengah

Salahudin Anas. 2013. Pendidikan

Karakter. Bandung: CV, Pustaka

Setia.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Syamsu, Yusuf LN. 2011. “Psikologi

Perkembangan Anak&Remaja”.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Tulus Tu’u. 2016. Peran Disiplin Pada

Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Grasindo.