sifat fisik fluida

34
BAB IV: SIFAT FISIK FLUIDA (Versi 21 November 2004) Pengetahuan tentang karakteristik fluida reservoir sangat penting untuk mendapatkan informasi (setelah digabungkan dengan pengetahuan tentang karakteristik batuan reservoir) mengenai karakterisasi dan deskripsi reservoir yang akurat. Baik sifat fisika maupun kimia fluida reservoir sangat mempengaruhi karakteristik interaksi fluida dengan batuan dan oleh karenannya mempengaruhi proses aliran fluida di dalam reservoir. Penggunaan utama sifat- sifat atau karakteristik fluida tersebut diantaranya untuk: menjelaskan dan memperkirakan proses aliran menghubungkan volume fluida di dalam reservoir dengan fluida pada kondisi standar di permukaan menentukan keadaan fasa fluida di dalam reservoir (memperkirakan model reservoir) mendapatkan deskripsi tentang fluida reservoir dengan menganalisis kandungan mineral dalam air. Sifat fisik fluida yang mendapat perhatian utama dalam pekerjaan-pekerjaan teknik reservoir diantaranya adalah: densitas kompresibilitas viskositas faktor volume formasi kelarutan gas dalam minyak sifat termodinamika (misalnya tekanan gelembung, dew point pressure, equilibrium ratios). Jika seseorang menyebut fluida reservoir, maka yang dimaksud bukanlah hanya minyak dan/atau gas saja melainkan juga air. Sifat fisik air yang berada bersama-sama dengan minyak dan/atau gas sangat penting peranannya. Hal ini mengingat air tersebut juga mengisi rongga pori (sehingga mempengaruhi jumlah volume minyak), memberikan energi kepada sistem reservoir, dan dapat terproduksi bersama-sama dengan minyak dan/atau gas sehingga memerlukan penanganan tersendiri. Air di dalam reservoir juga dapat mengandung mineral yang mencerminkan bukan hanya asal-muasal air tersebut tetapi juga menggambarkan kandungan mineral yang ada dalam batuan. Oleh karenanya sifat fisik dan komposisi air selalu dimasukkan dalam deskripsi reservoir. Sifat Fisik Fluida, hal. 1

Upload: rosna-yuliza-maryanto

Post on 18-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

sifat fisik fluida reservoir

TRANSCRIPT

  • BAB IV: SIFAT FISIK FLUIDA

    (Versi 21 November 2004)

    Pengetahuan tentang karakteristik fluida reservoir sangat penting untuk mendapatkan

    informasi (setelah digabungkan dengan pengetahuan tentang karakteristik batuan reservoir)

    mengenai karakterisasi dan deskripsi reservoir yang akurat. Baik sifat fisika maupun kimia

    fluida reservoir sangat mempengaruhi karakteristik interaksi fluida dengan batuan dan oleh

    karenannya mempengaruhi proses aliran fluida di dalam reservoir. Penggunaan utama sifat-

    sifat atau karakteristik fluida tersebut diantaranya untuk:

    menjelaskan dan memperkirakan proses aliran

    menghubungkan volume fluida di dalam reservoir dengan fluida pada kondisi standar di

    permukaan

    menentukan keadaan fasa fluida di dalam reservoir (memperkirakan model reservoir)

    mendapatkan deskripsi tentang fluida reservoir dengan menganalisis kandungan mineral

    dalam air.

    Sifat fisik fluida yang mendapat perhatian utama dalam pekerjaan-pekerjaan teknik reservoir

    diantaranya adalah:

    densitas

    kompresibilitas

    viskositas

    faktor volume formasi

    kelarutan gas dalam minyak

    sifat termodinamika (misalnya tekanan gelembung, dew point pressure, equilibrium ratios).

    Jika seseorang menyebut fluida reservoir, maka yang dimaksud bukanlah hanya minyak

    dan/atau gas saja melainkan juga air. Sifat fisik air yang berada bersama-sama dengan

    minyak dan/atau gas sangat penting peranannya. Hal ini mengingat air tersebut juga mengisi

    rongga pori (sehingga mempengaruhi jumlah volume minyak), memberikan energi kepada

    sistem reservoir, dan dapat terproduksi bersama-sama dengan minyak dan/atau gas sehingga

    memerlukan penanganan tersendiri. Air di dalam reservoir juga dapat mengandung mineral

    yang mencerminkan bukan hanya asal-muasal air tersebut tetapi juga menggambarkan

    kandungan mineral yang ada dalam batuan. Oleh karenanya sifat fisik dan komposisi air

    selalu dimasukkan dalam deskripsi reservoir.

    Sifat Fisik Fluida, hal. 1

  • Mendapatkan informasi mengenai sifat fisik minyak dan/atau gas bumi beserta air yang

    berada bersamanya tidaklah mudah. Kompleksitas keberadaan campuran minyak dan/atau gas

    dengan air seringkali mengakibatkan kesulitan dalam memperkirakan karakteristik fluida

    reservoir. Berikut akan dipaparkan mengenai metode pengukuran sifat fisik tersebut secara

    ringkas, eksperimen laboratorium untuk mempelajari sifat fisik tersebut dengan meniru

    kelakuan fluida di reservoir, dan pengolahan data sifat fisik tersebut sehingga dapat

    digunakan dalam perhitungan teknik reservoir.

    Pengukuran Sifat Fisik Fluida

    Karakteristik fluida dapat diperoleh baik dengan cara pengukuran langsung, yang merupakan

    cara yang sulit dan proses yang mahal, maupun dengan menggunakan korelasi dengan faktor-

    faktor lainnya dimana faktor-faktor tersebut dapat diukur/diperoleh dengan cara yang lebih

    mudah. Pengukuran langsung dapat dilakukan di lapangan secara langsung atau di

    laboratorium dengan menggunakan sampel. Untuk itu, diperlukan sampel yang representatif.

    Padahal mendapatkan sampel yang representatif juga tidak mudah. Di lain pihak, pengukuran

    di laboratorium terhadap karakteristik fluida reservoir pada tekanan yang bervariasi akan

    sangat bermanfaat dalam memperoleh deskripsi reservoir yang baik dan memungkinkan

    untuk meningkatkan akurasi prediksi kinerja reservoir.

    Informasi rinci tentang fluida reservoir yang diperlukan akan sangat tergantung pada harga-

    harga tekanan dan temperatur yang berkaitan erat dengan tekanan dan temperatur kritik

    campuran fluida. Tekanan dan temperatur kritik tersebut berkaitan erat dengan keberadaan

    fisik fluida, apakah berupa gas atau cairan. Dalam hal ini, reservoir-reservoir yang

    mempunyai tekanan yang dekat dengan kondisi kritik akan memerlukan informasi yang lebih

    rinci tentang fluida yang dikandungnya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan proses

    operasi produksi yang terbaik. Sebaliknya bagi reservoir-reservoir yang berada di bawah

    kondisi kritik maka tidak demikian halnya.

    Secara umum, terdapat tiga pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh data tentang fluida

    reservoir, yaitu:

    (1) Analisis Komposisi berupa sifat-sifat campuran (misalnya kondisi kritis dan

    kesetimbangan) dan data komponen individual (yang akan digunakan dalam EOS)

    (2) Analisis karakteristik fluida terhadap perubahan tekanan dan temperatur berupa volume

    relatif dan karakteristik lainnya (misalnya densitas, viskositas)

    Sifat Fisik Fluida, hal. 2

  • (3) Korelasi dengan kuantitas yang telah ditentukan sebelumnya (pendekatan statistik) yang

    akan digunakan jika hasil pengukuran di laboratorium meragukan atau jika tidak ada

    sampel

    Ketidakpastian Data Fluida

    Ketidakpastian di dalam deskripsi komposisi fluida reservoir mempunyai kontribusi yang

    besar terhadap ketidakpastian secara total deskripsi reservoir. Ketidakpastian ini juga

    berpengaruh pada optimisasi kapasitas pemrosesan minyak dan gas disamping juga

    berpengaruh pada perencanaan transportasi dan pemasaran minyak dan/atau gas dari reservoir

    yang bersangkutan. Oleh karenanya, kebiasaan (rule of thumb) dalam memperkirakan

    ketidakpastian dalam deskripsi fluida reservoir tersebut, berdasarkan pengalaman di

    lapangan, sangat penting dan mempunyai pengaruh yang besar.

    Untuk mendeskripsikan fluida reservoir, model reservoir black oil biasanya menggunakan

    densitas, viskositas, factor volume formasi (FVF), gas-oil ratio (GOR), kompresibilitas, dan

    tekanan saturasi (tekanan gelembung). Parameter-parameter ini pada kenyataannya sangat

    kompleks karena beberapa hal diantaranya tekanan gelembung yang merupakan fungsi dari

    kedalaman, GOR yang merupakan fungsi dari tekanan gelembung, viskositas dan FVF yang

    merupakan fungsi dari tekanan. Ketidakpastian mengenai viskositas, FVF, kompresibilitas air

    dianggap tidak begitu besar.

    Setelah suatu reservoir minyak ditemukan, deskripsi fluida didasarkan pada hasil analisis

    laboratorium terhadap sampel data hubungan pressure-volume-temperatur (PVT) dari drill

    stem test (DST) atau uji produksi/uji kandung lapisan (UKL), dan pengambilan sampel

    melalui wireline dari sumur. Gradien tekanan di dalam reservoir dari pengukuran selama

    DST, analisis sisa minyak dari contoh batuan (core), pengukuran GOR selama DST dan uji

    produksi, dan pengukuran terhadap sampel minyak di lapangan akan memberikan informasi

    yang sangat berharga untuk deskripsi selanjutnya.

    Ketidakpastian mengenai paramater fluida reservoir dapat dikategorikan menjadi empat

    kelompok, yaitu:

    1) Ketidakpastian yang berkaitan dengan variasi sifat fluida di lapangan

    2) Ketidakpastian yang berkaitan dengan cara pengambilan sampel (representative atau

    tidak)

    Sifat Fisik Fluida, hal. 3

  • 3) Ketidakpastian yang berkaitan dengan dengan cara analisis di laboratorium

    4) Ketidakpastian yang berkaitan dengan deskripsi proses di permukaan.

    Tingkat ketidakpastian yang dapat diterima tidak sama dari satu lapangan ke lapangan

    lainnya tergantung pada keperluan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurangi

    ketidakpastian tersebut. Di samping itu, pengembangan suatu lapangan tertentu dapat

    menuntut deskripsi fluida yang lebih akurat dibandingkan dengan lapangan lainnya. Hasil-

    hasil dari analisis ketidakpastian harus menjadi dasar bagi cara dan analisis pengumpulan

    data selanjutnya.

    Pengambilan Sampel

    Hasil yang diperoleh dari analisis laboratorium untuk memperoleh data mengenai sifat fisik

    fluida tidak akan ada artinya jika sampel yang diperoleh tidak baik. Pengukuran laboratorium

    harus dilakukan terhadap sampel yang dapat mewakili seluruh fluida reservoir. Namun

    demikian, sampel yang akan dianalisis mempunyai beberapa kelemahan sehubungan dengan

    representatif-tidaknya sampel tersebut, diantaranya:

    Tidak pernah ada sampel yang representatif bagi suatu reservoir (ada efek geologi pada

    komposisi)

    Sampel yang diambil biasanya dari sumur (ada perubahan komposisi akibat jumlah fasa dan

    laju alir)

    Jenis komplesi sumur yang memberikan efek pengadukan/pengocokan.

    Untuk menjaga representasi sampel diperlukan strategi pengambilan sampel, diantaranya

    pengambilan sampel harus:

    (1) Memenuhi cakupan area tertentu

    (2) Diambil sedini mungkin (pada tiap tekanan tertentu)

    (3) Diambil kembali jika tekanan reservoir berubah

    (4) Diambil kembali atau dianalisis kembali jika kinerja reservoir tidak sesuai dengan yang

    telah diprediksikan.

    Saat ini dikenal 3 (tiga) metode untuk memperoleh sampel fluida reservoir yaitu bottomhole,

    recombination, dan split stream. Secara ringkas, ketiga metode tersebut dapat dijelaskan

    sebagai berikut:

    Sifat Fisik Fluida, hal. 4

  • (1) Bottomhole di dalam sumur dekat interval produksi sementara sumur mengalir pada

    laju alir yang rendah atau ditutup sama sekali. Metode ini hanya cocok untuk sistem

    dissolved gas

    (2) Recombination diambil di permukaan (separator) sementara sumur sedang mengalir;

    banyak dilakukan, mudah, dan murah. Metode ini cocok untuk sistem minyak, gas, dan

    kondensat

    (3) Flowline/well stream akurasi paling rendah, sampel cairan dan gas terpisah (seperti

    recombination), tanpa pemisahan (seperti bottomhole). Metode ini banyak digunakan

    untuk sistem gas condensate

    Sampel dari Bottomhole. Untuk reservoir minyak, sampel bottomhole dianggap cara yang

    paling representatif, jika hal-hal berikut ini terpenuhi.

    Tekanan reservoir pada saat pengambilan sampel dari bottomhole tersebut lebih tinggi dari

    tekanan gelembung,

    Sumur telah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga laju produksinya cukup rendah dengan

    tekanan drawdown yang rendah pula,

    Tekanan pada kedalaman dimana sampel diambil lebih tinggi dari tekanan gelembung, dan

    Hasil laboratorium menunjukkan bahwa sedikitnya ada dua sampel yang diambil dari

    kedalaman yang sama menghasilkan hasil analisis yang sama.

    Sampel dari Separator. Sampel yang diambil dari separator dianggap dapat diterima jika hal-

    hal berikut ini terpenuhi:

    Tekanan reservoir pada saat pengambilan sampel dari separator tersebut lebih tinggi dari

    tekanan gelembung,

    Pengukuran pada separator menunjukkan GOR yang konstan dan kondisi separator untuk 4-

    6 jam sebelum dilakukan pengambilan sampel.

    DST biasanya dapat memberikan sampel yang lebih representatif dibandingkan dengan

    sampel yang diperoleh dengan cara wireline. Namun, sampel yang diperoleh dengan cara

    wireline masih dapat digunakan terutama pada tahap eksplorasi. Juga, sampel ini sangat

    informatif jika digabungkan dengan data hasil DST. Disamping itu, cara wireline jauh lebih

    murah. Oleh karena alasan di atas dan karena ketidakakuratannya maka cara ini sebaiknya

    tidak digunakan sebagai satu-satunya dasar penentuan sifat fisik fluida.

    Sifat Fisik Fluida, hal. 5

  • Analisis Laboratorium

    Setelah sampel fluida diperoleh, sampel tersebut dianalisis di laboratorium untuk menentukan

    sifat-sifat fisik yang diinginkan. Tergantung kepada jenis reservoir dan keperluannya,

    berbagai data PVT dapat diperoleh. Beberapa sifat fisik yang penting diantaranya adalah:

    densitas

    viskositas

    kompresibilitas

    faktor volume formasi

    kelarutan gas dalam minyak

    data lain tergantung jenis reservoir

    Selanjutnya ditentukan variasi sifat-sifat fisik tersebut terhadap tekanan. Data ini digunakan,

    misalnya, sebagai data masukan (input) terhadap simulator untuk memperkirakan kinerja

    reservoir di masa yang akan datang. Metode analisis laboratorium yang biasanya dilakukan

    adalah flash vaporization, differential vaporization, dan separator flash tests.

    (1) Flash vaporization

    menentukan bagaimana sistem fluida berperilaku baik di reservoir maupun di

    permukaan

    merupakan uji komposisi konstan

    menghasilkan Pb, kompresibilitas, FVF, GOR, titik embun, dan komposisi

    diperlukan untuk reservoir condensate dan volatile

    (2) Differential vaporization

    mencerminkan sifat fluida reservoir yang tidak diproduksikan

    komposisi dapat diubah pada tiap kenaikan tekanan pada saat gas dilepaskan

    menghasilkan FVF, GOR, sifat fisik gas yang dilepaskan

    (3) Separator flash

    menghasilkan informasi mengenai sifat fluida pada berbagai kondisi separator

    menghasilkan FVF, gravity, dan GOR

    (4) Penentuan rasio kesetimbangan, yang disebut K-values

    digunakan untuk menjelaskan perilaku fluida jika fluida tersebut berada dalam dua fasa

    di dalam reservoir

    menghasilkan Pb, titik embun, dan kesetimbangan uap-cairan

    (5) Analisis air

    Sifat Fisik Fluida, hal. 6

  • menghasilkan sifat kimia seperti tingkat kelarutan padatan, pH, ppm komponen

    menghasilkan sifat fisik seperti kompresibilitas, viskositas, kelarutan gas, salinitas,

    densitas, dan FVF.

    Sifat Fisik Fluida Yang Penting

    Kelakuan sifat-sifat fisik fluida reservoir diperlukan untuk perhitungan teknik reservoir dalam

    rangka deskripsi dan evaluasi kinerja reservoir. Sifat fisik fluida reservoir minyak dapat

    diperoleh dari pengolahan data hasil percobaan di laboratorium, atau apabila data tersebut

    tidak tersedia, dapat dilakukan penentuan dengan metode korelasi. Sifat-sifat fisik fluida

    reservoir tersebut yang penting diantaranya adalah:

    1. Tekanan gelembung/tekanan saturasi (pb)

    Tekanan gelembung didefinisikan sebagai tekanan dimana saat pertama kali gelembung

    gas keluar dari fasa minyak.

    2. Kelarutan gas dalam minyak (Rso)

    Kelarutan gas dalam minyak didefinisikan sebagai jumlah gas yang terlarut (SCF) di

    dalam minyak (STB) pada kondisi dan tekanan temperatur tertentu. Ciri utama kelakuan

    Rso terhadap tekanan pada saat tekanan gelembung adalah bahwa harga Rso mencapai

    maksimum karena jumlah gas yang terlarut pada saat tersebut belum ada gas yang keluar

    dari minyak atau pada saat jumlah gas terbanyak berada dalam minyak. Secara matematis

    Rso dapat dituliskan sebagai berikut:

    STB standar, kondisi @ imasuk tank yang V

    SCF standar, kondisi @kan diproduksi yang VR

    o

    gso =

    3. Faktor volume formasi minyak (Bo)

    Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume minyak pada kondisi

    reservoir (reservoir barrel) dibagi dengan volumenya pada kondisi standar (STB).

    Pada saat tekanan lebih besar daripada pb, penurunan tekanan dari tekanan awal

    menyebabkan berkembangnya volume minyak di reservoir sehingga harga Bo membesar.

    Setelah melewati harga pb, penurunan tekanan lebih lanjut menyebabkan gas keluar dari

    minyak yang secara kuantitatif lebih besar dari pengembangan minyak akibat penurunan

    tekanan tersebut sehingga didapatkan volume minyak di reservoir mengecil dan harga Bo

    mengecil. Secara matematis Bo dpat dituliskan sebagai berikut:

    STB standar, kondisi @ k tanki yang masuVbbl reservoir, kondisi @ terlarut gasV

    Bo

    oo

    +=

    Sifat Fisik Fluida, hal. 7

  • 4. Faktor volume formasi gas (Bg)

    Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagai volume gas pada kondisi reservoir

    (reservoir barrel) dibagi dengan pada kondisi standar (SCF).

    5. Faktor volume formasi total (BBt)

    Faktor volume formasi total adalah sifat turunan dari sifat-sifat yang telah dibahas di

    depan. Faktor volume formasi total didefinisikan sebagai Bt = Bo + Bg (Rsob Rso), dimana

    Rsob adalah Rs pada pb.

    6. Kompressibilitas

    Kompressibilitas dalam hubungannya dengan sifat fisik lain adalah sebagai berikut:

    - Kompresibilitas minyak:

    dpBd

    B1

    c oo

    o = ; pp b>

    dpRd

    BdpBd

    B1

    c sogo

    oo += ; pp b<

    - Kompresibilitas gas:

    dpBd

    B1

    cg

    gg = , atau

    dp

    )B/1(dBc

    ggg =

    7. Densitas dan spesific gravity

    Densitas untuk minyak yang dapat diwakili oleh API dirumuskan sebagai berikut:

    API5.1315.141

    SG oooilw

    o

    +===

    Terlihat jelas, makin tinggi API akan makin rendah Po.

    Untuk gas specific gravity dirumuskan sebagai berikut:

    ==

    ggasudara

    gSG

    8. Viskositas

    Diatas pb, viskositas minyak menurun terhadap turunnya tekanan secara hampir linier dan

    tidak tajam. Sedangkan di bawah pb, harga viskositas bertambah secara eksponensial.

    Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Pada saat tekanan lebih besar dari pb, penurunan tekanan menyebabkan pengembangan

    minyak lebih mudah sehingga viskositas turun. Sedangkan setelah melewati pb, jumlah gas

    Sifat Fisik Fluida, hal. 8

  • yang berada dalam minyak berkurang terus dengan turunnya tekanan sehingga minmyak

    makin mengental atau makin sulit mengalir.

    Viskositas gas berkurang dengan turunnya tekanan, karena molekul-molekulnya makin

    berjauhan dan bergerak lebih bebas. Pengaruh temperatur berlawanan antara kondisi

    tekanan tinggi dan tekanan rendah. Pada tekanan tinggi, viskositas gas turun dengan

    naikknya temperatur.

    9. Faktor deviasi gas (Z)

    Faktor deviasi gas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume gas pada tekanan

    tertentu dengan volumegas tersebut apabila berperilaku seperti gas ideal pada kondisi yang

    sama, atau dapat dituliskan sebagai berikut:

    Z = volume nyata / volume ideal

    10. Tegangan permukaan

    Definisi umum tegangan permukaan langsung diterapkan di industri perminyakan

    misalnya untuk mengjitung tekanan kapiler.

    11. Sifat-sifat fisik air

    Sifat fisik air formasi yang dibahas disini adalah faktor volume formasi (Bw), densitas

    (pw), kompresibilitas (cw) dan viskositas (w). Konsep sifat-sifat fisik tersebut pada dasarnya adalah sama dengan konsep sifat-sifat fisik minyak.

    Contoh berikut menunjukkan peran data fluida dalam menentukan karakteristik dan deskripsi reservoir: Contoh 1: Penggunaan Data dan Informasi PVT Untuk Deskripsi Reservoir 1

    Contoh ini diambil dari Problem 1.18 Craft dan Hawkins hal. 51. Eksperimen telah dilakukan

    terhadap cairan yang diperoleh dengan cara bottomhole sampling dari reservoir di Lapangan

    LaSalle untuk menentukan solution gas dan factor volume formasi sebagai fungsi dari

    tekanan. Tekanan awal reservoir adalah 3600 psia, temperature 160oF (sehingga eksperimen

    di laboratorium dilakukan pada temperature 160oF). Dari eksperimen tersebut diperoleh data

    seperti diitunjukkan oleh table berikut.

    (a) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak?

    (b) Plot gas terlarut terhadap tekanan.

    (c) Apakah reservoir pada mulanya saturated atau undersaturated?

    (d) Apakah reservoir mempunyai initial gas cap?

    Sifat Fisik Fluida, hal. 9

  • (e) Pada interval tekanan 200 2500 psia, tentukan kelarutan gas dari plot (b) dalam

    SCF/STB/psi.

    (f) Jika 1000 SCF gas terakumulasi dalam tiap STB minyak, dan bukan 567 SCF, berapakah

    jumlah gas yang terlarut pada tekanan sebesar 3600 psia. Apakah reservoir tersebut

    saturated atau undersaturated?

    Tabel hasil pengukuran di laboratorium

    Lapangan LaSalle

    Tekanan (psia)

    Solution gas pada 14.7 psia dan

    60oF (SCF/STB)

    Faktor volume formasi

    (bbl/STB) 3600 567 1.310 3200 567 1.317 2800 567 1.325 2500 567 1.333 2400 554 1.310 1800 436 1.263 1200 337 1.210 600 223 1.140 200 143 1.070

    Penyelesaian:

    (a) Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak diantaranya adalah

    komposisi minyak dan gas, tekanan, dan temperatur.

    (b) Lihat kurva berikut.

    Rs vs. p untuk Contoh 1

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    0 1000 2000 3000 4000Tekanan, psia

    Rs, S

    CF/S

    TB

    Bo vs. p untuk Contoh 1

    1

    1.1

    1.2

    1.3

    1.4

    0 1000 2000 3000 4000Tekanan, psia

    Bo, b

    bl/S

    TB

    Sifat Fisik Fluida, hal. 10

  • (c) Pada mulanya minyak bersifat undersaturated. Bagian horizontal pada kurva

    menunjukkan bahwa tidak ada lagi free gas (di atas 2500 psia) yang dapat terlarut dalam

    minyak. Oleh karena itu, di atas 2500 psia, minyak bersifat undersaturated.

    (d) Reservoir tidak mempunyai original gas cap (karena minyak bersifat undersaturated).

    (e) Solubility = 184.02002500

    143567 = SCF/STB/psi.

    (f) Tarik garis kurva Rso dari 2500 psia ke 3600 psia dengan cara memperpanjang kurva,

    maka Rso = 769 SCF/STB. Karena ada 1000 SCF gas untuk setiap STB minyak dan

    hanya 769 SCF yang diperlukan untuk kondisi saturasi, maka reservoir bersifat saturated.

    Jadi, ada gas cap.

    Contoh 2: Penggunaan Data dan Informasi PVT Untuk Deskripsi Reservoir 2

    Contoh ini diambil dari Problem 1.19 Craft dan Hawkins hal. 51. Dari data pada Contoh di

    atas:

    (a) Plot formation volume factor terhadap tekanan.

    (b) Jelaskan bentuk patah dari kurva yang diperoleh.

    (c) Mengapa kemiringan kurva di atas tekanan gelembung negatif dan lebih kecil dari

    kemiringan kurva positif di bawah tekanan gelembung?

    (d) Jika pada awalnya reservoir mengandung 250 MMbbls minyak, hitung jumlah minyak

    tersebut dalam STB?

    (e) Hitung volume awal gas yang terlarut dalam reservoir?

    (f) Hitung faktor volume formasi minyak pada tekanan 1 atm jika koefisien ekspansi minyak

    di tanki 0.0006 per oF?

    Penyelesaian:

    (a) Lihat kurva di atas.

    (b) Tidak ada lagi gas yang dapat terlarut untuk meningkatkan volume pada waktu tekanan

    ditingkatkan. Oleh karena itu, volume berkurang dengan dinaikkannya tekanan. Bentuk

    kurva patah juga terjadi pada saat gas terakhir yang menjadi terlarut.

    (c) Karena tidak ada gas tambahan yang dapat terlarut untuk meningkatkan volume pada

    waktu tekanan dinaikkan, peningkatan tekanan menyebabkan penurunan volume dan

    bukan peningkatan volume seperti halnya yang terjadi di bawah tekanan saturasi.

    Sifat Fisik Fluida, hal. 11

  • Kemiringan negatif (di atas tekanan saturasi) lebih kecil dibandingkan kemiringan positif

    (di bawah tekanan saturasi) karena liquid hanya bersifat slightly compressible.

    (d) Initial STB in place = N = )10(8.190310.1)10(250

    Bplacein bblreservoir 66

    oi== STB

    (e) Initial volume of dissolved gas = N Rsoi = 190.8(106) x 567 = 108.2(109) SCF

    (f) 06.1)60160(0006.01)60T(1VV

    Bo

    to =+=+== bbl/STB

    Penentuan Sifat-sifat Fisik Fluida Reservoir Dari Data Laboratorium

    Penentuan sifat-sifat fisik fluida reservoir minyak dengan mengolah data yang diperoleh dari

    laboratorium disebut dengan istilah reservoir fluid study. Sifat-sifat fisik yang dihasilkan

    adalah:

    1. Untuk minyak: pb, Bo, Rso, Bt, co, dan o terhadap tekanan. 2. Untuk gas: Z, Bg, dan g. 3. Jumlah dan sifat gas di separator.

    4. Jumlah dan sifat gas di tanki.

    5. Jumlah dan sifat gas di tanki untuk berbagai tekanan di separator.

    Memodelkan atau membuat simulasi proses yang terjadi pada fluida reservoir selama

    mengalami penurunan tekanan tidak dapat dilakukan secara persis melalui suatu proses

    tunggal. Dalam hal ini, diperlukan gabungan beberapa metode untuk mendekati proses yang

    terjadi tersebut. Berikut ini diulas prosedur yang ditempuh masing-masing percobaan di

    laboratorium beserta pengolahan data dan analisis perhitungannya. Prosedur standar untuk

    reservoir fluid study atau dikenal juga dengan PVT study merupakan pelaksanaan prosedur-

    prosedur untuk jenis-jenis pengujian berikut:

    1. pengukuran komposisi

    2. flash liberation

    3. differential leberation

    4. separator test

    5. pengukuran viskositas

    Hasil dari PVT study ini dilaporkan dalam format standar. Hal pertama berisi tentang

    karakteristik fluida formasi dan kondisi sampel. Pengambilan sampel fluida untuk studi di

    Sifat Fisik Fluida, hal. 12

  • atas dapat dilaksanakan dengan beberapa teknik, antara lain bottom hole sampling dan

    recombined sampling.

    Percobaan di Laboratorium

    Pengukuran komposisi

    Komposisi kimia minyak bumi adalah sangat kompleks. Pengukuran komposisi biasanya

    dilakukan sampai C6 dan selanjutnya komponen yang lain digabung dalam C7+ (C7 dan

    selebihnya) dengan alat gas chromatography.

    Flash liberation

    Flash liberation terkenal juga dengan flash vaporization atau flash expansion atau pressure

    volume relation. Dalam pengujian ini gas yang keluar dari larutan dalam minyak dibiarkan

    berada dalam kontak dengan minyak sehingga komposisi tidak berubah selama test

    berlangsung. Prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut:

    1. Tempatkan sampel dalam tabung percobaan pada p di atas tekanan awal reservoir dan T

    reservoir.

    2. Sambil menjaga T konstan, turunkan tekanan sampai tekanan tertentu kemudian catat

    volume totalnya.

    3. Ulangi Langkah 2 sampai gas keluar dari larutan.

    4. Kocok cell untuk menyetimbangkan sistem.

    5. Ulangi Langkah 2.

    Liquid

    Hg

    Liquid

    Hg

    Liquid

    Hg

    Gas

    Hg

    Gas

    Hg

    pb

    Vt VtVt

    VtVtLiquid

    Liquid

    Langkah Pertama

    Langkah Kedua

    Langkah Ketiga

    Langkah Keempat

    Sifat Fisik Fluida, hal. 13

  • Hasil pengujian flash liberation biasanya dilaporkan dalam bentuk tabulasi sebagai berikut

    untuk satu harga temperature reservoir:

    Tekanan (psig)

    Relative volume

    (1)

    Y Function

    (2) - - -

    P = pb 1.0000 -

    - - -

    - - -

    dimana:

    (1) Relative volume =

    VV

    b

    t

    F, yaitu barrels volume total pada tiap tekanan dibagi dengan

    barrels volume total pada tekanan gelembung pb.

    (2) Y Function =

    1VVp

    pp

    b

    tabs

    b

    Differential liberation

    Differential liberation atau differential vaporization berbeda dari flash liberation karena gas

    yang keluar dari larutan kemudian dikeluarkan dari tabung sehingga tidak berada dalam

    kontak dengan liquid. Dengan demikian komposisi system berubah setiap perubahan tekanan.

    Prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut:

    1. Tempatkan fluida dalam tabung pada tekanan = pb dan temperatur sama dengan

    temperatur reservoir.

    2. Turunkan tekanan sampai tekanan tertentu, maka sejumlah gas akan terlepas dari minyak.

    3. Kocok cell supaya terjadi kesetimbangan, dan diamkan beberapa saat sampai gas terpisah

    dari liquid.

    4. Gas dikeluarkan dari cell dengan cara pendesakan pada tekanan konstan.

    5. Ukur jumlah gas yang dikeluarkan dan specifik gravity-nya.

    6. Ukur volume minyak yang tertinggal di dalam tabung.

    7. Ulangi Langkah 2-6 sampai tekanan atmosfir.

    8. Turunkan temperatur sampai kondisi standar 60oF dan ukur volumenya.

    Sifat Fisik Fluida, hal. 14

  • Liquid

    Hg

    Liquid

    Hg

    Gas

    Hg

    Hg

    pb

    Vo Vo

    Liquid

    Liquid

    Langkah Pertama

    Langkah Kedua

    Gas

    Hg

    Liquid

    Gas Gas

    Vo

    Data yang dihasilkan adalah volume minyak, Vo, pada waktu awal dan tiap tekanan

    berikutnya, volume gas yang keluar dari larutan dan dikeluarkan dari tabung, volume residual

    minyak yang tersisa pada akhir pengujian (p = 1 atm, T = 60oF), Vo,res. Dari data tersebut

    dapat dihitung untuk tiap tekanan:

    Relative oil volume = V

    VB

    res,o

    ooD =

    Solution GOR = V

    VR

    res,o

    gsD =

    Total relative volume = BtD = BoD + (RsDb RsD) Bg

    Oleh karenanya, hasil pengujian differential vaporization dilaporkan dalam bentuk tabulasi

    sebagai berikut:

    Tekanan (psig)

    Solution GOR (RsD)

    Relative Oil

    Volume (BoD)

    Relative total

    volume (BtD)

    Oil Density (gm/cc)

    Gas Deviation

    Factor

    Gas Formation Volume Factor

    Gas gravity

    (1) (2) (3) (4) p = pb - - - - - - -

    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    Sifat Fisik Fluida, hal. 15

  • dimana

    (1) Solution GOR = cuft gas pada p = 14.65 psia 60oF dibagi dengan barrel minyak sisa pada

    akhir test (p = 14.65 psia 60oF).

    (2) Relative oil volume = barrel minyak pada tiap tekanan dibagi dengan barrel minyak sisa

    pada akhir test (p = 14.65 psia 60oF)

    (3) Relative total volume = barrel minyak ditambah dengan gas yang keluar pada tiap tekanan

    dibagi dengan barrel minyak sisa pada akhir test (p = 14.65 psia 60oF).

    (4) Faktor volume formasi gas = cuft gas pada tiap tekanan dibagi dengan cuft pada p = 14.65

    psia 60oF.

    Separator test

    Prosedur percobaan separator test di laboratorium yang ditempuh adalah sebagai berikut:

    1. Temperatur fluida reservoir dalam tabung pada tekanan = pb dan temperatur reservoir.

    Tekanan di separator dijaga konstan dan tekanan di tanki selalu pada tekanan atmosfir.

    Biasanya tekanan di separator dipilih oleh operator di lapangan. Temperatur di separator

    dan tanki dijaga pada harga rata-rata lapangan.

    2. Turunkan volume sehingga sejumlah minyak akan keluar dan masuk ke separator yang

    selanjutnya terpisahkan menjadi gas dan minyak. Minyak dari separator ini mengalir ke

    tanki, untuk kemudian gas akan terpisahkan lagi dari minyak.

    3. Ukur volume gas di separator dan tanki, volume minyak yang keluar dari tabung, volume

    minyak di tanki, dan specifik gravity gas di separator dan tanki.

    4. Ulangi Langkah 2 untuk tekanan separator yang berbeda.

    Liquid

    Hg

    Stock tank

    pb

    Liquid

    Gas

    Liquid

    Gas

    Sifat Fisik Fluida, hal. 16

  • Data yang dihasilkan berupa gas-oil ratio (GOR) pada tiap tingkat tekanan separator yang

    berbeda, oil dan gas gravity, faktor volume formasi pada tekanan gelembung. Data tersebut

    biasanya dilaporkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

    Tekanan separator

    (psig)

    Temp. separator

    (oF)

    Gas-oil ratio

    Gas-oil ratio

    Stock tank

    gravity (oAPI)

    Formation Volume Factor

    Separator Volume Factor

    SG Gas flashed

    (1) (2) (3) (4) 50

    sampai 0

    - -

    - -

    - -

    -

    -

    - -

    - -

    100 sampai

    0

    - -

    - -

    - -

    -

    -

    - -

    - -

    200 sampai

    0

    - -

    - -

    - -

    -

    -

    - -

    - -

    300 sampai

    0

    - -

    - -

    - -

    -

    -

    - -

    - -

    (1) GOR = cuft gas pada 14.65 psia 60oF dibagi dengan barrel minyak pada p dan T.

    (2) GOR =cuft gas pada 14.65 psia 60oF dibagi dengan barrel stock tank minyak pada 1 atm

    dan 60oF.

    (3) FVF = barrel saturated oil pada p = pb psig dan T dibagi barrel stock tank minyak pada 1

    atm dan 60oF.

    (4) Separator volume factor = barrel minyak pada p dan T dibagi barrel stock tank minyak

    pada 1 atm dan 60oF.

    Pengolahan data

    Setelah data diperoleh, maka kemudian dilakukan analisis dan perhitungan untuk

    mendapatkan data sifat fluida bersangkutan. Bagian ini menerangkan dengan singkat

    mengenai pengolahan data dari hasil percobaan laboratorium seperti tersebut di atas dengan

    sedikit ilustrasi perhitungan untuk menjadi data yang siap pakai. Data siap pakai ini misalnya

    diperlukan dalam perhitungan-perhitungan reservoir engineering seperti metode konvensional

    material balance dan/atau simulasi reservoir.

    Sifat Fisik Fluida, hal. 17

  • Pengolahan data untuk flash liberation

    Data yang diperoleh dari laboratorium untuk uji flash liberation adalah volume total terhadap

    tekanan. Apabila data yang diperoleh tersebut diplot maka perpotongan antara dua garis yang

    mewakili kelompok kelakuan data yang berbeda adalah pada saat timbulnya gas atau tekanan

    gelembung (pb). Perbandingan volume total pada saat tekanan gelembung ditampilkan pada

    laporan. Harga perbandingan volume pada tekanan lebih besar daripada tekanan gelembung

    digunakan untuk perhitungan volume formasi minyak.

    Pengolahan data untuk differential liberation

    Volume yang diperoleh pada langkah terakhir percobaan di atas, yaitu pada kondisi tekanan

    atmosfir dan temperatur standar disebut sebagai Vor (residual oil volume). Volume minyak

    yang diperoleh setelah pendesakan gas dari cell disebut sebagai Vo. Dari differential

    liberation ini dihasilkan faktor volume formasi minyak yaitu Bod = Vo/Vor; kelarutan gas

    dalam minyak pada tekanan gelembung, yaitu:

    STB ,V

    SCF ,percobaan selama dilepaskan yang V alJumlah totR

    or

    gsDb =

    Sedangkan kelarutan gas dalam minyak pada suatu tekanan tertentu adalah sebagai berikut:

    STB ,V

    SCF , tekanansampai dilepaskan yang V alJumlah totRR

    or

    gsdbsD

    =

    Pengolahan data untuk separator test

    Berbeda dengan sebelumnya, dari test ini hanya dihasilkan parameter yang tidak tergantung

    pada tekanan yaitu:

    - Faktor volume formasi pada tekanan gelembung

    STB , tankidi ada yang Vbbl ,separatormenuju cell darikan terkeluaryang V

    Bo

    ooSb =

    - Kelarutan gas dalam minyak

    STB , tankidi V

    SCF , tankidi Vseparator di VR

    o

    ggsSb

    +=

    - Faktor separator volume

    tankidi Vseparator di Vseparator umeFaktor vol

    o

    o=

    Sifat Fisik Fluida, hal. 18

  • Pengolahan dan Analisis Data Gabungan

    Pengolahan data ini adalah untuk menentukan parameter reservoir dari data pengujian di

    laboratorium. Data yang dapat diperoleh adalah Bo, Bt, Rs, o, g, dan co sebagai fungsi dari tekanan. Asumsi dasar yang digunakan untuk pengolahan data tersebut adalah bahwa

    pengujian di laboratorium tersebut dapat memodelkan proses yang sebenarnya terjadi, yaitu:

    Pada kondisi tekanan lebih besar daripada tekanan gelembung, proses yang terjadi di

    reservoir sampai ke separator dapat diwakili dengan gabungan flash liberation dan separator

    test.

    Sedangkan proses yang terjadi pada kondisi di bawah tekanan gelembung dapat diwakili

    dengan gabungan differential liberation dan separator test.

    Dengan catatan bahwa reservoir berperilaku seperti halnya differential liberation, dan aliran

    dari bottomhole ke stock tanlk berperilaku seperti separator test.

    Hasil dari separator test memberikan pilihan kondisi pemakaian tekanan dan temperatur

    separator. Pemilihan kondisi temperatur dan tekanan separator berdasarkan pada kriteria

    sebagai berikut:

    1. Gas-oil ratio minimum

    2. Faktor volume formasi minyak minimum

    3. Derajat API maksimum

    Dari separator test dapat diambil harga faktor volume formasi minyak dan kelarutan gas

    dalam minyak pada kondisi tekanan gelembung yaitu masing-masing BoSb dan RsSb.

    Berikut adalah prosedur pengolahan data gabungan menggunakan data flash liberation,

    differential liberation, dan separator test untuk menentukan Bo, Rs, Bt, co sebagai fungsi dari

    tekanan.

    1. Faktor volume formasi minyak, Bo

    - untuk p pb

    BVV

    B oSbb

    t

    Fo

    =

    STBbbl

    dimana subskrip F artinya yang dihasilkan flash liberation

    - untuk p < pb

    =

    BB

    BBoDb

    oSboDo STB

    bbl

    Sifat Fisik Fluida, hal. 19

  • dimana BoD & BoDb dihasilkan dari differential liberation

    2. Kelarutan gas dalam minyak, Rs

    - untuk p pb Rs = RsSb

    - untuk p < pb

    BB)RR(RR

    oDb

    oSbsDsDbsSbs =

    dimana RsD dan RsDb dihasilkan dari differential liberation.

    3. Faktor volume formasi total

    BBt = Bo + Bg (Rsb Rs)

    atau

    BB

    BBoDb

    oSbtDt =

    dimana BtD dihasilkan dari uji differential liberation.

    4. Faktor kompresibilitas (isothermal)

    - untuk p pb

    pp)V/V()V/V(ln

    c12

    bt 2F

    bt 1F

    o =

    - untuk p < pb

    =

    RB

    BpR

    B1

    csD

    oDg

    sD

    oDo

    Contoh 3: Pengolahan Data Hasil Pengukuran Laboratorium

    Contoh ini diambil dari Problem 1.24 Craft and Hawkins hal. 52. Diberikan data dari

    laboratorium sebagai berikut:

    Cell pressure (psia)

    Oil volume in cell (cc)

    Gas volume in cell (cc)

    Cell Temperature

    (oF) 2000 650 0 195

    1500 = pb 669 0 195

    1000 650 150 195

    500 615 700 195

    14.7 500 44,500 60

    Sifat Fisik Fluida, hal. 20

  • Tentukan Rso, Bo, dan Bt pada tekanan masing-masing. Diketahui faktor deviasi gas pada

    tekanan 1000 psia dan 500 psia masing-masing 0.91 dan 0.95.

    Penyelesaian:

    Pada tekanan 2000 psia:

    500)615.5(500

    500,44Rso == SCF/STB

    300.1500650

    Bo == bbl/STB 300.1BB ot == bbl/STB

    Pada tekanan 1500 psia:

    500Rso = SCF/STB

    338.1500669

    Bo == bbl/STB 338.1BB ot == bbl/STB

    Pada tekanan 1000 psia:

    400)615.5(500

    )655)(91.0(02829.0)1000(150500,44

    Rso =

    = SCF/STB

    300.1500650

    Bo == bbl/STB

    600.1500

    150650Bt =+= bbl/STB

    Pada tekanan 500 psia:

    276)615.5(500

    )655)(95.0(02829.0)500(700500,44

    Rso =

    = SCF/STB

    230.1500615

    Bo == bbl/STB

    630.2500

    700650Bt =+= bbl/STB

    Sifat Fisik Fluida, hal. 21

  • Contoh 4: Pengolahan Data Gabungan

    Gunakan data hasil pengujian flash liberation, differential liberation, dan separator test

    berikut untuk menentukan Bo, Rs, Bt dan co. Gunakan prosedur berikut:

    1. Pilih kondisi separator dari hasil separator test dengan cara menjumlahkan harga GOR

    dan kemudian pilih harga yang terkecil. Ini adalah kondisi yang optimum artinya jumlah

    minyak maksimum.

    2. Ambil harga BoSb dan RsSb pada separator test.

    3. Ambil harga BoDb, RsDb dan Bg dari differential liberation.

    4. Hitung Bo, Rs, Bt dan co sesuai tekanan.

    Data hasil pengujian flash liberation:

    Tekanan (psig)

    Relative volume

    (1)

    Y Function

    (2) 5000 0.9639 4500 0.9703 4000 0.9771 3500 0.9846 3000 0.9929 2900 0.9946 2800 0.9964 2700 0.9983

    2620 = pb 1.0000 2605 1.0022 2.574 2591 1.0041 2.688 2516 1.0154 2.673 2401 1.0350 2.593 2253 1.0645 2.510 2090 1.1040 2.422 1897 1.1633 2.316 1698 1.2426 2.219 1477 1.3618 2.118 1292 1.5012 2.028 1040 1.7802 1.920 830 2.1623 1.823 640 2.7513 1.727 472 2.7226 1.621

    Sifat Fisik Fluida, hal. 22

  • Data hasil pengujian differential liberation:

    Tekanan (psig)

    Solution GOR (RsD)

    Relative Oil Volume

    (BoD)

    Relative total

    volume (BtD)

    Oil Density (gm/cc)

    Gas Deviation

    Factor

    Gas Formation Volume Factor

    Gas gravity

    2620 = pb 854 = RsDb 1.600 = BoDb 1.600 0.6562 2350 763 1.554 1.665 0.6655 0.846 0.00685 0.825 2100 684 1.515 1.748 0.6731 0.851 0.00771 0.818 1850 612 1.479 1.859 0.6808 0.859 0.00882 0.797 1600 544 1.445 2.016 0.6889 0.872 0.01034 0.791 1350 479 1.412 2.244 0.6969 0.887 0.01245 0.794 1100 416 1.382 2.593 0.7044 0.903 0.01552 0.809 850 354 1.351 3.169 0.7121 0.922 0.02042 0.831 600 292 1.320 4.254 0.7198 0.941 0.02931 0.881 350 223 1.283 6.975 0.7291 0.965 0.05065 0.988 159 157 1.244 14.693 0.7382 0.984 0.10834 1.213 0 0 1.075 0.7892 2.039 Pada 60oF 1.000

    Hasil pengujian separator:

    Tekanan separator

    (psig)

    Temp. separator

    (oF)

    Gas-oil ratio

    Gas-oil ratio

    Stock tank

    gravity (oAPI)

    Formation Volume Factor

    Separator Volume Factor

    SG Gas flashed

    (1) (2) (3) (4) 50

    sampai 0

    75

    75

    715

    41

    737

    41

    40.5

    1.481

    1.031

    1.007

    0.840

    1.338 100

    sampai 0

    75

    75

    637

    91

    676

    92

    40.7

    1.474

    1.062

    1.007

    0.786

    1.363 200

    sampai 0

    75

    75

    542

    177

    602

    178

    40.4

    1.483

    1.112

    1.007

    0.732

    1.329 300

    sampai 0

    75

    75

    478

    245

    549

    246

    40.1

    1.495

    1.148

    1.007

    0.704

    1.286

    Sifat Fisik Fluida, hal. 23

  • Penyelesaian:

    1. Tentukan kondisi optimum separator. Lihat data separator. Ambil suatu harga tekanan

    dimana formation volume factor minimum. Ini akan menghasilkan jumlah minyak

    maksimum. Pada titik tersebut, stock tank oil gravity berharga maksimum dan total GOR

    berharga minimum.

    Tekanan separator

    (psig)

    Temp. separator

    (oF)

    Gas-oil ratio

    Jumlah Gas-oil

    ratio (RsSb)

    Stock tank

    gravity (oAPI)

    Formation Volume Factor

    (2) (3) 50

    sampai 0

    75

    75

    737

    41

    778

    40.5

    1.481 100

    sampai 0

    75

    75

    676

    92

    768

    40.7

    BBoSb

    1.474 200

    sampai 0

    75

    75

    602

    178

    780

    40.4

    1.483 300

    sampai 0

    75

    75

    549

    246

    795

    40.1

    1.495

    Kondisi tersebut adalah tekanan separator = 100 psig, yaitu GOR minimum = RsSb = 768

    SCF/STB, API gravity maksimum = 40.7, dan FVF minimum = BoSb = 1.474 bbl/STB.

    2. Tentukan Bo untuk p < pb dari data relative oil volume differential liberation dan hasil

    kondisi optimum separator menggunakan:

    =

    BB

    BBoDb

    oSboDo

    dimana:

    BBoSb = 1.474 bbl/STB

    BBoDb = 1.600 dari data differential liberation kolom 3

    Bod dari data differential liberation kolom 3

    Sehingga

    B600.1474.1

    B oDo = dan diperoleh tabel berikut:

    Sifat Fisik Fluida, hal. 24

  • Tekanan (psig)

    Relative Oil Volume (BBoD)

    BBo (bbl/STB)

    2620 1.600 1.474 2350 1.554 1.432 2100 1.515 1.396 1850 1.479 1.363 1600 1.445 1.331 1350 1.412 1.301 1100 1.382 1.273 850 1.351 1.245 600 1.320 1.216 350 1.283 1.182 159 1.244 1.146 0 1.075

    Tentukan Bo untuk p > pb dari data relative oil volume flash liberation dan hasil kondisi

    optimum separator menggunakan:

    BVV

    B oSbb

    t

    Fo

    =

    dimana:

    VV

    b

    t

    Fdari data flash liberation kolom 2

    Sehingga

    =

    VV474.1B

    b

    t

    Fo

    dan diperoleh tabel berikut:

    Tekanan (psig)

    Relative volume

    (1)

    BBo (bbl/STB)

    5000 0.9639 1.421 4500 0.9703 1.430 4000 0.9771 1.440 3500 0.9846 1.451 3000 0.9929 1.464 2900 0.9946 1.466 2800 0.9964 1.469 2700 0.9983 1.471 2620 1.0000 1.474

    Sifat Fisik Fluida, hal. 25

  • Dengan demikian diperoleh Bo sebagai fungsi dari tekanan sebagai berikut:

    Bo vs. p

    1

    1.1

    1.2

    1.3

    1.4

    1.5

    1.6

    0 1000 2000 3000 4000 5000Tekanan, psia

    Bo,

    bbl

    /STB

    3. Tentukan Bt dari data relative total volume differential liberation:

    BB

    BBoDb

    oSbtDt =

    dimana BtD dari data differential liberation kolom 4.

    Sehingga

    B600.1474.1

    B tDt = dan diperoleh tabel sebagai berikut:

    Tekanan (psig)

    Relative total volume (BtD)

    BBt (bbl/STB)

    2620 1.600 1.474 2350 1.665 1.534 2100 1.748 1.610 1850 1.859 1.713 1600 2.016 1.857 1350 2.244 2.067 1100 2.593 2.389 850 3.169 2.919 600 4.254 3.919 350 6.975 6.426 159 14.693 13.536 0

    Sifat Fisik Fluida, hal. 26

  • Dengan demikian hubungan Bt terhadap tekanan adalah:

    Bt vs. p

    1

    3

    5

    7

    9

    11

    13

    0 1000 2000 3000 4000 5000Tekanan, psia

    Bt,

    bbl/S

    TB

    4. Tentukan Rs dari total GOR dari kondisi optimum separator dengan solution GOR dari

    differential liberation menggunakan

    BB)RR(RR

    oDb

    oSbsDsDbsSbs =

    dimana

    RsSb = 768 SCF/STB dari separator data kolom 4

    RsDb = 854 SCF/residual dari differential liberation data kolom 2

    RsD dari differential liberation data kolom 5

    BBoSb = 1.474 bbl/STB

    BBoDb = 1.600 bbl/STB

    Sehingga

    )R854(600.1474.1768R sDs =

    dan diperoleh tabel sebagai berikut:

    Tekanan (psig)

    Solution GOR (RsD)

    Rs (SCF/STB)

    2620 854 2350 763 2100 684 1850 612 1600 544

    Sifat Fisik Fluida, hal. 27

  • 1350 479 1100 416 850 354 600 292 350 223 159 157 0 0

    Sehingga hubungan Rs terhadap tekanan diperoleh sebagai berikut:

    Rs vs. p

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    0 1000 2000 3000 4000 5000Tekanan, psia

    Rs, S

    CF/

    STB

    5. Hitung kompresibilitas minyak dengan:

    - untuk p pb

    pp)V/V()V/V(ln

    c12

    bt 2F

    bt 1F

    o =

    - untuk p < pb

    =

    RB

    BpR

    B1

    csD

    oDg

    sD

    oDo

    Tabulasi berikut adalah hasil perhitungan dengan menggunakan data flash liberation dan

    differential liberation.

    Sifat Fisik Fluida, hal. 28

  • Untuk p > pb:

    Tekanan (psig)

    Relative volume

    (1) co (psi-1)

    5000 0.9639 4500 0.9703 1.32 x 10-5

    4000 0.9771 1.40 x 10-5

    3500 0.9846 1.53 x 10-5

    3000 0.9929 1.68 x 10-5

    2900 0.9946 1.71 x 10-5

    2800 0.9964 1.81 x 10-5

    2700 0.9983 1.91 x 10-5

    2620 = pb 1.0000 2.13 x 10-5

    Untuk p < pb:

    Tekanan (psig)

    Solution GOR (RsD)

    Relative Oil Volume (BBoD)

    Gas Formation Volume Factor

    co (psi-1)

    2620 = pb 854 = RsDb 1.600 = BoDb 2350 763 1.554 0.00685 1.48 x 10-4

    2100 684 1.515 0.00771 1.66 x 10-4

    1850 612 1.479 0.00882 1.97 x 10-4

    1600 544 1.445 0.01034 2.40 x 10-4

    1350 479 1.412 0.01245 3.11 x 10-4

    1100 416 1.382 0.01552 4.06 x 10-4

    850 354 1.351 0.02042 5.76 x 10-4

    600 292 1.320 0.02931 9.79 x 10-4

    350 223 1.283 0.05065 2.27 x 10-3

    159 157 1.244 0.10834

    Dengan demikian hubungan kompresibilitas minyak terhadap tekanan dapat digambarkan

    sebagai berikut:

    Sifat Fisik Fluida, hal. 29

  • co vs. p

    0.00E+00

    2.00E-04

    4.00E-04

    6.00E-04

    8.00E-04

    1.00E-03

    0 1000 2000 3000 4000 5000Tekanan, psia

    c o, p

    si-1

    Penentuan Sifat-Sifat Fisik Fluida Reservoir Dengan Korelasi

    Bagian ini tidak membahas secara detail penggunaan korelasi-korelasi yang telah

    dikembangkan dan digunakan secara meluas di industri perminyakan. Tulisan ini hanya

    menyebutkan secara ringkas mengenai korelasi-korelasi tersebut sebagai pengenalan saja.

    Secara praktis, penggunaan korelasi tidak memerlukan data komposisi fluida. Disamping

    persamaan korelasi dalam bentuk persamaan sehingga dapat langsung digunakan dalam

    program komputer, tersedia pula beberapa nomograph yang dibuat untuk menggambarkan

    beberapa persamaan korelasi.

    Sifat-sifat fisik yang dapat dihitung dengan menggunakan korelasi diantaranya adalah:

    Untuk fasa minyak:

    Tekanan gelembung (pb): Korelasi Standing

    Kelarutan gas dalam minyak (Rso): Korelasi Standing

    Densitas minyak (o): Faktor volume formasi minyak (Bo): Korelasi Standing

    Kompresibilitas minyak (co): Korelasi Vasquez and Beggs, Korelasi McCain, Rollins,

    and Villena

    Viskositas minyak (o): Korelasi Vasquez and Beggs, Korelasi Beggs and Robertsons Untuk fasa gas:

    Faktor deviasi gas (Z): Korelasi Dranchuk and Abou-Kassem

    Sifat Fisik Fluida, hal. 30

  • Faktor volume formasi gas (Bg)

    Viskositas gas (g): Korelasi Lee, Gonzalez, and Eakin Untuk fasa air:

    Faktor formasi air formasi (Bw): Korelasi McCain

    Densitas air formasi (w) Kelarutan gas dalam air formasi

    Kompresibilitas air formasi (cw): Korelasi Ozip

    Viskositas air formasi (w)

    Sifat Fisik Fluida, hal. 31

  • Gas Properties

    Gas ideal:

    Gas ideal adalah fluida yang:

    1. Memiliki volume molekul yang dapat diabaikan dibandingkan dengan volume fluida

    keseluruhan

    2. Tidak memiliki gaya tarik atau gaya tolak antara sesama molekul atau antara molekul

    dengan dinding tempat gas itu berada

    3. Semua tumbukan antar molekul-molekulnya bersifat elastis murni yang berarti tidak ada

    kehilangan energi.

    Untuk menggambarkan properties gas ideal digunakan persamaan keadaan atau equation of

    state (EOS) berdasarkan hukum-hukum gas ideal yang dihasilkan dari berbagai percobaan.

    Hukum-hukum gas ideal tersebut, diantaranya:

    1. Hukum Boyle

    2. Hukum Charles

    3. Hukum Avogadro

    4. Hukum Gay Lussac.

    Persamaan keadaan bertujuan untuk menghubungkan antara tekanan, volume, dan

    temperatur. Persamaan gas ideal:

    nRTVP ideal = dimana:

    n = jumlah molekul

    R = Konstanta tetapan gas

    Densitas Gas

    Densitas gas (g) didefinisikan sebagai massa gas per satuan volume.

    Vm=

    VnM

    idealg =

    RTpm= (gas)

    RTp97.28= (udara)

    Sifat Fisik Fluida, hal. 32

  • 3. Spesifik Gravity

    97.28M=

    4. Kompresibilitas

    Kompresibilitas merupakan menggambarkan besarnya perubahan volume per satuan

    perubahan tekanan. Untuk keadaan isothermal kompresibilitas diukur dari perubahan volume

    per unit volume dengan perubahan tekanan pada temperatur konstan.

    pnRT

    Videal =

    pnRT

    dpVd

    2ideal =

    =

    dpdV

    V1c

    p1

    cg =

    Gas nyata

    Dibedakan dari gas ideal dengan adanya factor kompresibilitas atau factor deviasi, Z. Definisi

    factor deviasi gas adalah:

    pdanT@molesndariVpdanT@molesndariVz

    ideal

    aktual=

    Ideal: PVideal = nRT

    Nyata: PVaktual = ZnRT. Ini adalah EOS untuk gas nyata. Untuk typical reservoir, biasanya

    digunakan harga 0.3 < Z < 1.1. Korelasi untuk menentukan Z:

    1. Korelasi Sutton

    2. Korelasi Wichert-Aziz

    3. Korelasi Katz.

    Densitas:

    Vm=

    Sifat Fisik Fluida, hal. 33

  • VnM

    g =

    ZRTp97.28

    g=

    Faktor volume formasi gas:

    )F60,psi7.14(SC@V

    reservoirpdanT@VB o

    gas

    gasg =

    Kompresibilitas:

    pV = ZnRT sehingga p

    ZnRTV =

    Selanjutnya, perubahan volume terhadap tekanan:

    dpdV =

    pZnRT

    dpdZ

    pnRT

    2

    =p1

    pZnRT

    dpdZ

    Z1

    pZnRT

    =pV

    dpdZ

    ZV

    Jika kompresibilitas didefinisikan sebagai berikut:

    =

    dpdV

    V1c

    maka

    =

    pV

    dpdZ

    ZV

    V1

    cg

    atau

    =

    dpdZ

    Z1

    p1

    cg

    Catatan: terlihat bahwa jika untuk gas ideal, tidak ada Z, maka p1

    cg = .

    Sifat Fisik Fluida, hal. 34

    BAB IV: SIFAT FISIK FLUIDA Untuk menjaga representasi sampel diperlukan strategi pengambilan sampel, diantaranya pengambilan sampel harus: Sampel dari Bottomhole. Untuk reservoir minyak, sampel bottomhole dianggap cara yang paling representatif, jika hal-hal berikut ini terpenuhi. Sampel dari Separator. Sampel yang diambil dari separator dianggap dapat diterima jika hal-hal berikut ini terpenuhi: Sifat Fisik Fluida Yang Penting Penentuan Sifat-sifat Fisik Fluida Reservoir Dari Data Laboratorium atau Dengan demikian hubungan kompresibilitas minyak terhadap tekanan dapat digambarkan sebagai berikut: Penentuan Sifat-Sifat Fisik Fluida Reservoir Dengan Korelasi Untuk fasa minyak: Untuk fasa gas: Untuk fasa air:

    Gas Properties