sifat antimikroba dapat berbeda satu dengan yang lainnya

25
Sifat antimikroba dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Misalnya, penicillin G bersifat aktif terutama terhadap bakteri gram-positif , sedangkan bakteri gram- negatif pada umumnya tidak peka (resisten) terhadap penisilin G; streptomisin memiliki sifat yang sebaliknya; tetrasiklin aktif terhadap beberapa bakteri gram-positif maupun bakteri gram-negatif, dan juga terhadap Rickettsiadan Chlamydia. Berdasarkan perbedaan sifat ini, antimikroba dibagi menjadi dua kelompok yaitu berspektrum sempit ( misalnya benzyl penisilin dan streptomisin) dan berspektrum luas (umpamanya tetrasiklin dan kloramfenikol). 2 Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi ke dalam empat kelompok yaitu : 2, 12 (1) yang menghambat sintesis dinding sel mikroba, termasuk di sini adalah basitrasin, sefalosporin, sikloserin, penisilin, ristosetin dan lain-lain. (2) yang menghambat fungsi membran sel atau mekanisme transport aktif sel mikroba.Yang termasuk di sini adalah amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan polimiksin (3) yang menghambat sintesis protein sel mikroba, yaitu hambatan translasi dan transkripsi bahan genetik. Contohnya kloramfenikol, eritromisin (makrolida), linkomisin, tetrasiklin dan aminogliosida

Upload: bramita-beta-arnanda

Post on 29-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

Sifat antimikroba dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Misalnya, penicillin G

bersifat aktif terutama terhadap bakteri gram-positif , sedangkan bakteri gram-negatif

pada umumnya tidak peka (resisten) terhadap penisilin G; streptomisin memiliki sifat

yang sebaliknya; tetrasiklin aktif terhadap beberapa bakteri gram-positif maupun bakteri

gram-negatif, dan juga terhadap Rickettsiadan Chlamydia. Berdasarkan perbedaan sifat

ini, antimikroba dibagi menjadi dua kelompok yaitu berspektrum sempit ( misalnya

benzyl penisilin dan streptomisin) dan berspektrum luas (umpamanya tetrasiklin dan

kloramfenikol). 2

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi ke dalam empat kelompok

yaitu : 2, 12

(1) yang menghambat sintesis dinding sel mikroba, termasuk di sini adalah

basitrasin, sefalosporin, sikloserin, penisilin, ristosetin dan lain-lain.

(2) yang menghambat fungsi membran sel atau mekanisme transport aktif sel

mikroba.Yang termasuk di sini adalah amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan

polimiksin

(3)  yang menghambat sintesis protein sel mikroba, yaitu hambatan translasi dan

transkripsi bahan genetik. Contohnya kloramfenikol, eritromisin (makrolida), linkomisin,

tetrasiklin dan aminogliosida

(4) yang menghambat sintesis atau yang merusak asam nukleat mikroba,

contohnya yakni asam nalidiksat, novobiosin, pirimetamin, rifampisin, sulfanomida dan

trimetoprim

III.2  Antibiotika yang Biasa Digunakan dalam Bidang Kedokteran Gigi

            Penggunaan antibiotika oleh dokter gigi dibagi menjadi beberapa

kelompok khusus. Akibatnya, peresepan antibiotika menjadi sesuatu yang empiris.

Seorang dokter harus mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi, karena

kultur pus atau eksudat tidak umum dilakukan.

Page 2: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

Banyak mikroorganisme yang dapat diisolasi dari rongga mulut, walaupun tidak

semuanya termasuk patogen potensial, daftar bakteri yang berhubungan dengan infeksi

oral masih banyak (cocci, bacilli, organisme gram positif dan gram negatif, aerob dan

anaerob). Untuk menangani infeksi tersebut, digunakan antibiotik dengan jenis yang

terbatas- biasanya dua sampai tiga jenis antibiotik.13

Terdapat beberapa jenis klasifikasi antibiotika, ada yang berdasarkan spektrum

bakteri (luas dan sempit) atau rute administrasi (suntikan, oral, dan topikal), atau tipe

aktivitas (bakterisida dan bakteriostatik). Yang paling efektif digunakan yaitu klasifikasi

berdasarkan struktur kimianya. Antibiotika yang memiliki kemiripan struktur akan

memiliki pola efektivitas, toksisitas, dan potensi alergi yang juga mirip. 11

III.2.1  Penicillin

            Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu

sintesis dinding sel. Antibiotika penisilin mempunyai ciri khas secara kimiawi adanya

nukleus asam amino-penisilinat, yang terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam.

Spektrum kuman terutama untuk kuman koki Gram positif. Beberapa golongan penisilin

ini juga aktif terhadap kuman Gram negatif. 12

 

Gambar  3.  Struktur inti penicillin

(sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Penicillin-core.png)

Penicillin adalah salah satu jenis antibiotik b-Lactam yang memiliki spektrum

yang berbeda-beda. Pada regio maksilofasial didominasi oleh flora aerob dan anaerob

sehingga hanya beberapa jenis penicillin yang bermanfaat, antara lain penicillin natural,

aminopenicillin, dan penicillin-resistant yaitu oxacillin dan methicillin. Kelompok utama

penicillin disebut penicillin berspektrum luas dan termasuk di antaranya ialah ticarcillin,

mezlocillin, dan piperacillin. Spektrum obat ini meluas hingga dapat digunakan

untuk Pseudomonas aeroginosa, tapi yang efektifitasnya terbatas untuk bakteri aerob

rongga mulut. 4

Page 3: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

Meskipun penicillin didistribusi secara keseluruhan setelah dikonsumsi, tapi

penicillin tidak mampu masuk ke dalam cairan cerebrospinal (CSF) dengan baik.

Konsentrasi dalam CSF umumnya kurang dari 1% nilai serum. Bila ada inflamasi,

konsentrasi hanya dapat meningkat 5%. Kontra indikasi utama pengggunaan penicillin

perawatan terhadap bakteri yang rentan adalah hipersensivitas. Insiden alergi terhadap

penicillin sekitar 1% dari jumlah populasi. Pada banyak kasus hipersensivitas terbatas

pada reaksi dermatologis (kulit) yaitu 2% hingga 3% dan respon anafilaktik terhadap

penicillin adalah kasus yang tidak biasa atau tidak umum dan terjadi sekitar

0,004%  hingga 0,015% dari pasien. Cephalosporin dan antibiotik b-Lactam lainnya

dapat digunakan secara aman pada pasien yang alergi terhadap penicillin, meskipun

reaktivitas silang dapat terjadi kurang lebih 10%. Ketentuan pemberian antibiotik b-

Lactams pada pasien yang memiliki riwayat anafilaktik atau reaksi serius lainnya akibat

penggunaan obat antibiotik jenis ini. 4

Terdapat empat jenis penicillin, antara lain : 11

-          Penicillin alami yang berdasarkan struktur asli penicillin-G. jenis

penicillin-G efektif melawan bakteri gram-positif strain streptococci, staphylococci, dan

beberapa bakteri gram-negatif seperti meningococcus.

-          Penicillin resisten-penicillinase merupakan jenis yang aktif walaupun

terdapat enzim bakteri yang dapat menginaktivasi sebagian besar penicillin alami.

-          Penicillin spektrum luas yang efektif melawan bakteri dengan spektrum

yang lebih luas.

-           Aminopenicillin, contohnya ampicillin dan amoxicillin yang memiliki

spektrum aksi yang lebih luas jika dibandingkan dengan penicillin alami.

Jenis penicillin alami yang utama adalah penicillin G dan penicillin V. Penicillin

G adalah garam yang terdiri dari sodium atau potassium. Garam K+mengandung 1,7

mEg  potassium per unit. Karena bersifat garam labil, maka pemberian penicillin G

biasanya dengan cara parenteral. Dosis orang dewasa adalah 2 hingga 5 juta unit dengan

pemberian secara intramuskular. Procain penicillin G adalah formulasi penicillin yang

Page 4: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

memiliki masa kerja yang lama dan digunakan untuk mencapai level dalam serum selama

8 hingga 12 jam. Dalam level tersebut, obat tetap efektif untuk satu hingga dua hari bila

diberikan secara intramuskular. Penicillin G benzathine menghasilkan durasi yang lebih

panjang dalam level serum dan obat masih dapat dideteksi dalam serum selama 1 minggu

hingga 3 minggu. Penicillin V adalah garam stabil dan diberikan secara oral. Dosis

dewasa adalah 500 mg dengan empat kali pemakaian dalam sehari. Level puncak

penicillin V diperoleh dalam waktu 30 sampai 45 menit dengan rata-rata obat yang hilang

dalam serum adalah 6 jam setelah pemberian. Spectrum penicillin alami adalah bakteri

gram positif aerob dan anaerob. Jenis bakteri yang paling resisten terhadap penicillin

adalah Staphylococcus aureus , Bacteroides fragilis, dan Haemophilus influenza. 4

            Apabila penyebab infeksi pada wajah atau rongga mulut adalah bakteri

gram negatif maka penggunaan ampicillin dan amoxicillin dapat diandalkan. Ampicillin

kurang diabsorpsi dalam traktus gastrointestinal dan oleh karena itu cara pemberiannya

dianjurkan secara parenteral. Sebaliknya , pada amoxicillin, diabsorpsi dengan baik pada

rute enteral. Kedua jenis obat ini sangat rentan terhadap b-Lactamase. Amoxicillin dan

ampicillin tersedia dalam formulasi yang mengandung inhibitor b-Lactamase yaitu

dengan menggunakan sulbactam (untuk ampicillin = Unasyn) dan asam clavulanat (untuk

amoxicillin = Augmentin), untuk mengatasi b-Lactamase, sehingga obat ini mampu

mengatasi jenis bakteri seperti Streptococcus aureus dan H.influensa. 4

            Meskipun terdapat jenis penicillin berspktrum luas seperti mezlocillin

(mezlin), nafcillin (nafcil), piperacillin (pipracil), dan ticarcillin (timentin), namun obat

ini tidak efektif melawan organisme gram positif dan gram negatif. Manfaat obat ini

terbatas untuk infeksi leher dan daerah kepala. 4

III.2.2  Cephalosporin

Gambar 4. Struktur inti cephalosporin

(sumber : [email protected])

Page 5: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

            Cephalosporin adalah jenis antibiotik yang penting lainnya dari b-Lactam.

Keunggulan obat ini adalah tidak terlalu rentan terhadap b-Lactamase dibandingkan

dengan penicillin alami. Sama seperti penicillin, generasi pertama cephalosporin dan

generasi kedua atau generasi berikutnya jauh lebih baik. Oleh karena itu cephalosporin

memiliki kekuatan yang luas dalam melawan flora rongga mulut. 4

Secara umum aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram  negatif, tetapi

spektrum anti bakteri dari masing-masing antibiotika sangat beragam, terbagi menjadi 3

kelompok, yakni : 12

-        Generasi pertama yang paling aktif terhadap bakteri Gram positif secarain

vitro. Termasuk di sini misalnya sefalotin, sefaleksin, sefazolin, sefradin. Generasi

pertama kurang aktif terhadap bakteri Gram negatif.

-        Generasi kedua agak kurang aktif terhadap bakteri Gram positif tetapi lebih

aktif terhadap bakteri Gram negatif, termasuk di sini misalnya sefamandol dan sefaklor.

-        Generasi ketiga lebih aktif lagi terhadap bakteri Gram negatif,

termasukEnterobacteriaceae dan kadang-kadang pseudomonas. Termasuk di sini adalah

sefoksitin (termasuk suatu antibiotika sefamisin), sefotaksim dan moksalatam.

Hal tersebut juga berlaku untuk bakteri anaerob yaitu generasi pertama memiliki

kekuatan yang lebih baik untuk melawan bakteri anaerob. Sesuai dengan peningkatan

generasi, resistensi terhadap b-Lactamase meningkat. Penghambat aktivitas B.

fragilis pada generasi kedua sangat bermanfaat untuk infeksi kepala dan leher yang

disebabkan oleh bakteri tersebut. 4

            Sediaan cephalosporin seharusnya hanya digunakan untuk pengobatan

infeksi bakteri berat atau tidak dapat diobati dengan antimikroba lain, sesuai dengan

spektrum antibakterinya. Anjuran ini diberikan selain karena harganya yang mahal ,

potensi antibakterinya yang tinggi sebaiknya dicadangkan hanya untuk hal tertentu

seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Perlu diingat bahwa cephalosporin generasi

pertama dan kedua bukan merupakan obat terpilih untuk kebanyakan infeksi karena

tersedia obat lain yang efektivitasnya sama dan harganya lebih murah. Cephalosporin

Page 6: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

mensensitisasi dan dapat menimbulkan berbagai reaksi hipersensitivitas yang identik

dengan reaksi-reaksi pada golongan penicillin, termasuk anafilaksis, demam, ruam  kulit,

nefritis, granulositopenia, dan anemia hemolitik. 14, 15

            Cephalosporin generasi pertama yang biasa digunakan untuk pencegahan

dan pada kasus infeksi maksilofasial adalah cephalexin (ceflex) dan cephradine (cefacyl)

untuk penggunaan secara oral, cefazolin (ancef, kersol) untuk pemberian secara

parenteral. Generasi kedua sangat bermanfaat untuk sinusitis, namun secara klinis

menunjukkan tidak ada perbedaan dengan generasi pertama. Generasi terbaru yaitu

generasi ketiga tersedia dalam bentuk oral seperti cefditorin (spectracef) yang cukup

efektif untuk infeksi yang parah pada sinus dan kulit. 4

          Cephalosporin secara umum menyebabkan beberapa efek samping. Efek

samping yang umum sehubungan dengan obat ini antara lain : diare, nausea, nyeri perut

ringan, maupun gangguan lainnya. Kurang lebih 10% pasien dnegan alergi hipersensitif

terhadap penicillin memiliki reaktifitas-silang terhadap cephalosporin. Oleh sebab itu,

antibiotika cephalosporin dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat reaksi alergi

penicillin maupun cephalosporin (urtikaria, anafilaktik, nefritis interstisial, dan lain-

lain). 11

III.2.3  Monobactams

Monobactam adalah salah satu jenis antibiotik b-Lactam yang memiliki sifat

bakterisid yang sama dengan jenis lainnya. Hanya terdapat satu monobactam yang

tersedia yaitu aztreonam (azactam) yang disetujui penggunaannya di Amerika. Sama

halnya dengan monobactam lainnya, aztreonam tidak memiliki aktifitas yang melawan

organisme gram positif. Sehingga penggunaanya terbatas dalam mengatasi infeksi kepala

dan leher. 4

Aztreonam tidak memiliki reaksi silang terhadap antibiotik b-Lactam lainnya dan

insiden terjadinya toksisitas sangat rendah. Dosis umumnya adalah 1 sampai 2 gram

setiap 8 jam. 4

Gambar 5. Struktur inti Monobactam

Page 7: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

(sumber : www.freebase.com/view/en/beta-lactam)

III.2.4  Carbanepems

            Kelompok antibiotik b-Lactam lainnya adalah carbanepems. Agen ini

memiliki fungsi yang sama dengan antibiotik lainnya yaitu membentuk ikatan dengan

penicillin – dinding protein dan menghambat protein dinding sel. Aktivitas spektrumnya

sangat luas, hal ini disebabkan oleh stabilitasnya terhadap b-lactamase. Carbanepems

juga digunakan untuk infeksi P. aeruginosa yang resisten terhadap antibiotik lainnya.

Contoh carbanepems yang tersedia di Amerika Serikat yaitu imipenem dan meropenem.

Kedua obat ini tidak diabsorpsi dalam rute enteral sehingga pemberiannya secara

parenteral. 4

Gambar  6  .Struktur inti Carbanepems

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:carbanepem-core.png)

Imipenem  bersifat toksik dan tidak diaktifkan oleh ginjal. Namun bila obat ini

dikombinasikan dengan cilastatin, yaitu inhibitor dari dehidropeptidase, maka sifat

nefrotoksisitas dan  inaktivasi dari ginjal dapat dihambat. Kombinasi imipenem- cilastatin

1:1 dapat digunakan jika obat antibiotik berspektrum sempit tidak efektif, atau tidak

dapat digunakan. Dosis yang umum digunakan adalah 0,5 sampai 1 gram setiap 6 sampai

8 jam. Meropenem adalah carbanepem jenis lain yang digunakan dengan dosis 0,5

sampai 1 gram setiap 8 jam. 4

            Carbanepems aktif terhadap berbagai strain pneumokokkus yang sangat

resisten terhadap penisilin. Carbanepems merupakan antibiotik b-Lactam pilihan untuk

terapi infeksi-infeksi enterobacter, karena kekebalannya terhadap penghancuran oleh b-

Lactamase yang diproduksi oleh organisme-organisme ini.14

            Efek-efek yang tidak diinginkan paling umum dari iminepem  adalah

mual, muntah, diare, ruam  kulit, dan reaksi pada tempat penyuntikan. Kadar yang

berlebihan pada pasien-pasien dengan gagal ginjal dapat mengakibatkanseizure.14

Page 8: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

III.2.5  Tetracycline

            Merupakan antibiotika spektrum  luas bersifat bakteriostatik untuk bakteri

Gram positif dan Gram negatif, tetapi indikasi pemakaiannya sudah sangat terbatas oleh

karena masalah resistensi, namun demikian antibiotika ini masih merupakan pilihan

utama untuk infeksi-infeksi yang disebabkan oleh klamidia, riketsia, dan mikoplasma.

Mungkin juga efektif terhadap N. meningitidis, N. gonorhoeae dan H. influenzae,

termasuk di sini adalah tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin,

metasiklin dan demeklosiklin. 12

 

Gambar 7. Struktur inti tetracycline

(sumber : http://wikimedia.org/wiki/tetracyline-core.png)

Tetracycline bekerja sebagai antibakteri yang adekuat, tetapi memperlihatkan

resistensi yang cepat sehingga penggunaannya dibatasi. Fungsi obat-obatan ini mengikat

secara reversibel pada 30S sub unit ribosomal yang menghambat peningkatan aminoacyl-

transfer ribonucleic acid, kemudian menghambat sintesis protein bakteri. Walaupun

tetracycline digunakan secara klinis, yang lainnya untuk pencegahan osteitis sicca (dry

socket) dan penanganan penyakit periodontal, obat-obatan ini jarang digunakan untuk

infeksi regio maksilofasial. 4

            Efek samping dari tetracycline termasuk gangguan gastrointestinal.

diskolorisasi tulang dan gigi, dan gangguan pertumbuhan gigi. Efek-efek kontraindikasi

pada pasien yang hamil dan pada anak-anak. Tetracycline seharusnya digunakan

berhubungan dengan phenytoin, carbamazepine, dan antikoagulan oral dan pada pasien

dengan gangguan ginjal. 4

III.2.6  Vancomycin

            Vancomycin (vancocin) dihubungkan dengan antibiotik toksik yang

digunakan awal untuk perawatan pada methicillin-resisten terhadapstaphylococci,

Page 9: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

walaupun resistensi pada vancomycin oleh organisme yang resisten terhadap methycillin

dilaporkan terjadi di beberapa rumah sakit. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat

sintesis peptidoglikan. Vancomycin dapat mempenetrasi berbagai jaringan dan rongga

cairan tetapi tidak dapat memasuki cairan vitreous dan CSF dalam jumlah yang adekuat

untuk keperluan terapeutik. 4

Gambar 8. Struktur vancomycin

(sumber : [email protected] )

Vancomycin diadministrasikan secara intravena tetapi memerlukan metode infus

yang sangat lambat. Jika tidak, pasien dapat mengalami gejala-gejala yang tidak

menyenangkan termasuk pruritus, dyspnea, spasme otot, dan nyeri dada. Tekanan darah

juga dapat menurun. 4

            Efek-efek toksik lain akibat vancomycin termasuk nefrotoksisitas,

khususnya jika obat digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain yang berpotensi

nefrotoksik. Dosis vancomycin pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal adalah  2

gram per hari, yang diberikan dalam bentuk 1 gram / infus atau 500 mg / infus setiap

enam jam. Dosis pada pasien dengan gangguan ginjal bervariasi dan berhubungan dengan

nilai clearance-creatinin. 4

III.2.7  Chloramphenicol

            Golongan ini mencakup senyawa induk kloramfenikol maupun derivat-

derivatnya yakni kloramfenikol palmitat, natrium suksinat dan tiamfenikol. Antibiotika

ini aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif maupun ricketsia, klamidia,

spirokaeta dan mikoplasma. Karena toksisitasnya terhadap sumsum tulang, terutama

anemia aplastik, maka kloramfenikol hanya dipakai untuk infeksi S. typhi dan H.

influenza. 12

Gambar 9. Struktur inti chloramphenicol.

(sumber : [email protected] )

Page 10: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

Chloramphenicol (chloromycetin) pada masa sekarang ini jarang digunakan

sebagai antibiotik yang dapat menghambat sintesis protein bakteri, melalui proses

pengikatan 50S sub unit ribosomal, sebagai salah satu agen bakteriostatik. Karena

spektrumnya yang luas sehingga obat ini berpotensi dalam perawatan

untuk H.influenza dan bakteri anaerobik yang resisten terhadap ampicillin. Obat ini dapat

melakukan penetrasi hingga sistem syaraf pusat dengan baik sehingga menjadi agen yang

baik untuk menangani kasus abses otak dan meningitis. Meski demikian, terdapat efek

yang jarang terjadi akibat obat ini yaitu anemia aplastik, yang menyebabkan pembatasan

penggunaannya. Dosis kloramfenikol yang biasa diberikan untuk anak-anak dan orang

dewasa adalah 50 mg/kg setiap harinya sebanyak 4 dosis. Tingkat serum dan jumlah sel

darah secara lengkap harus tetap diawasi. 4

III.2.8  Makrolida

            Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum

antibakteri, sehingga merupakan alternatif untuk pasien-pasien yang alergi penisilin.

Bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri. Aktif secara in vitro terhadap

bakteri gram-positif, gram-negatif, mikoplasma, klamidia, riketsia dan aktinomisetes.

Selain sebagai alternatif penisilin, eritromisin juga merupakan pilihan utama untuk

infeksi pneumonia atipik (disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae) dan penyakit

Legionnaires (disebabkan Legionella pneumophilla) termasuk dalam golongan makrolida

selain eritromisin juga roksitromisin, spiramisin, josamisin, rosaramisin, oleandomisin

dan trioleandomisin. 12

Gambar 10. Struktur erythromycin

(sumber : [email protected])

Erytrhomycin merupakan salah satu makrolida terbaik yang perlu diketahui.

Antibakteri gram positif yang serupa dengan penicillin , akan tetapi erythromycin tidak

seefektif penicillin terhadap bakteri anaerob. Gugus ester pada erythromycin membantu

mengatasi bioavailabilitas obat yang buruk dan kecenderungannya untuk menyebabkan

Page 11: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

masalah gastrointestinal. Untuk infeksi oral dan maksilofasial yang parah, agen-agen lain

yang serupa dengan erythromycin lebih baik digunakan, terutama jika pasien alergi

terhadap penicillin.4

            Clindamycin (cleocin) merupakan salah satu antibiotik linkoamida yang

muncul kembali sebagai obat yang umum digunakan untuk infeksi odontogenik yang

parah, termasuk osteomyelitis. Kekurangan dalam hal pseudomembraneous colitis

menyebabkan  terbatasnya penggunaan obat ini selama bertahun-tahun., tetapi pengujian

yang lebih ilmiah terhadap antibiotik yang berhubungan dengan colitis tidak menemukan

adanya bahaya khusus akibat clindamycin jika dibandingkan dengan antibiotik jenis

lainnya pada individu dengan kemampuan imun rendah (immunokompeten). 4

            Clindamycin diserap dengan baik secara oral dan juga tersedia dalam

bentuk parenteral. Obat ini dapat dimasukkan ke dalam jaringan keras maupun lunak

karena ukuran molekulnya yang relatif kecil meskipun tetap tidak dapat menembus

selaput otak yang terinflamasi. Spektrumnya termasuk bakteri aerob gram positif dan

fakultatif dan bakteri anaerobik. Dosis untuk orang dewasa yang umum diberikan yaitu

150 sampai 450 mg setiap 6 jam  per oral atau 300 sampai 900 mg setiap 8 jam

parenteral. Dosis untuk anak-anak adalah 10 hingga 20 mg / kg per hari dalam tiga

sampai empat dosis terpisah. 4

III.2.9  Nitromydazole

            Metronidazole tergolong antibiotik kelas nitromidazol. Agen-agen ini

merangsang produksi metabolis toksik yang dapat membunuh bakteri yang dicurigai.

Metronidazole hanya efektif pada bakteri anaerobik termasuk yang terdapat

dalam  kavitas rongga mulut. Obat ini dapat digunakan bersamaan dengan obat spektrum

aerobik pada perawatan infeksi campuran aerobik dan anaerobik atau pada perawatan

empirikal pada kasus infeksi odontogenik. Metronidazole diberikan per oral (500 mg

setiap 8 jam). Sebagian besar efeknya berlawanan reaksi dengan tipe disulfiram yang

disebabkan oleh pemilihan asetaldehid dengan konsumsi etanol oleh pasien yang

Page 12: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

menggunakan metronidazole. Juga dapat meningkatkan kerja anti koagulan. Obat ini

sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang sedang hamil. 4

Gambar 11.  Struktur kimia metronidazole, tinidazole, dan nimorazole

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:metronidazole-core.png)

III.2.10  Quinolon

            Merupakan kemoterapetika sintetis yang akhir-akhir ini mulai populer

dengan spektrum antibakteri yang luas terutama untuk bakteri gram negatif dan gram

positif, enterobakteriaceae dan pseudomonas. Terutama dipakai untuk infeksi-infeksi

nosokomial. Termasuk di sini adalah asam nalidiksat, norfloksasin, ofloksasin,

pefloksasin dan lain-lain. 12

            Quinolon umumnya efektif untuk bakteri aerob gram positif dan gram

negatif, termasuk P. aeruginosa tetapi tidak bermanfaat untuk anaerob tertentu. Agen-

agen ini bercampur dengan enzim bacterial selama transkripsi DNA. Quinolon digunakan

pada saat bakteri yang dicurigai seperti Streptococcus pneumoniae yang diketahui

sebagai penyebab infeksi, tetapi seharusnya obat ini tidak dipertimbangkan sebagai obat

tunggal untuk perawatan empirikal ketika terdapat bakteri anaerob. Ciprofloxacin (Cipro)

merupakan obat golongan quinolon yang paling umum digunakan pada infeksi oral dan

maksilofasial. Absorpsi oral berkisar 50% sampai 90%. Efek sampingnya termasuk

gangguan gastrointestinal, fotosensitivitas, xerostomia, dan gejala-gejala sistem syaraf

pusat seperti insomnia, sakit kepala, dan pusing. Dosis dewasa yang umum  adalah 500-

750 mg per oral setiap 12 jam. 4

Gambar 12.  Struktur inti Quinolon

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:quinolon-core.png)

Moxifloxacin (Avelox), yang merupakan quinolon generasi ketiga, dapat

memberikan perlindungan yang baik melawan streptococci dan mikroorganisme

anaerobik lainnya, dan memiliki efektivitas terhadap sinusitis. Obat ini diserap dengan

Page 13: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

baik secara oral dan tidak terpengaruh oleh asupan makanan. Level jaringan pada

umumnya meningkat; kandungan obat dapat ditemukan dalam saliva dan sekret nasal.

Efek samping jarang terjadi, dan biasanya ditandai dengan gangguan gastrointestinal.

Dosis yang umum digunakan yaitu satu tablet 400 mg per hari. 4

III.2.11  Antibiotika Lokal

            Selama bertahun-tahun penggunaan antibiotika, beberapa jenis bakteri

telah mengalami resistensi terhadap beberapa tipe antibiotika (termasuk golongan

penicillin). Untuk mengatasi masalah tersebut, telah dikembangkan metode baru

pengaplikasian antibiotika hanya pada jaringan yang terinfeksi, dengan mekanisme

menghindari aktifitas bakteri yang diinginkan, tanpa membunuh bakteri tersebut.

Menekan beberapa spesies bakteri dengan antibiotika dapat menyebabkan jenis bakteri

lainnya berkembang dengan cepat, mengganggu keseimbangan flora normal

dalam  rongga mulut, perut, dan saluran pencernaan. Hal ini juga dapat menyebabkan

bakteri sasaran bermutasi menjadi bentuk yang resisten terhadap antibiotika. 16

            Contoh dari teknologi baru ini yaitu penggunaan doxicycline dosis rendah

(20 mg) untuk mencegah bakteri agar tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan

enzim penghancur jaringan yang dapat menghancurkan jaringan periodontal (gingival

dan tulang). Pada dosis ini, bakteri tidak dihancurkan atau pun dihambat reproduksinya,

tetapi aktifitasnya yang berbahaya dihindari. Karena keseimbangan flora normal tidak

diganggu, diyakini bahwa obat ini lebih mana diaplikasikan dalam bentuk pil tanpa resiko

terjadi perkembangan resistensi strain bakteri. 16

            Metode lain yang sering digunakan untuk mencegah aktifitas

penghancuran jaringan di sekitar gigi oleh bakteri yaitu dengan cara menempatkan

antibiotik dalam poket gingival sekitar gigi dalam jangka waktu tertentu. Hal ini umum

dilakukan sebagai prosedur tambahan dalam perawatan periodontal, seperti scaling dan

root planing. 16

Page 14: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

            Penggunaan antibiotika lokal mungkin tidak dapat membantu individu

dengan periodontitis agresif, dan telah terbukti bahwa metode ini paling efektif pada

orang dewasa dengan periodontitis localized yang kronis. 16

            Pemakaian agen antimikrobial lokal memungkinkan penggunaan

konsentrasi obat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan obat secara

sistemik. Agar antibiotika lokal efektif dan bermanfaat secara klinis, maka harus

diaplikasikan hingga        mencapai dasar poket, dalam konsentrasi tertentu dan

konsentrasi ini dipastikan dapat bertahan cukup lama untuk menekan mikroorganisme

target. Karena aliran gingival crevicular fluid (GCF) yang cepat, maka antibiotika

ditempatkan subgingival dan harus memiliki kemampuan membunuh bakteri dalam

waktu singkat setelah aplikasi, atau dapat bertahan dan dilepaskan secara perlahan dalam

poket periodontal dengan mekanisme pengontrolan yang tepat. Bentuk sediaan

antibiotika yang digunakan untuk periodontal antara lain pasta, salep, gel, fiber, strip,

cakram, dan chip. Tetracycline, minocycline, doxixycline, dan metronidazole telah

digunakan dalam metode ini. sebagian besar sistem aplikasi antibotika lokal telah

dievaluasi sebagai perawatan tambahan untuk scaling dan root planing, meski demikian

hal ini  masih membutuhkan penelitian yang lebih lanjut. Antibiotika yang diaplikasikan

secara lokal memiliki efek yang kecil terhadap A. actnomycetemcomitans dan patogen

periodontal lainnya yang menginvasi jaringan konektif gingival. 17

Antibiotik Dengan makanan

Dosis dewasa Dosis untuk anak Gram+ aerob

Gram+ anaerob

Gram- anaerob

Penicillin ya 250/500 mg qid 25-50 mg/kg/hrDibagi 3 dosis

Ya Ya ya/tidak

Amoxicillin ya 250/600 mg tid 25-5- mg/kg/hrDibagi 3 dosis

Ya Ya Ya/tidak

Augmentin ya 875mg bid/ 500 tid

90 mg/kg/hrDibagi 2 dosis

Ya Ya ya

Cefaclor ya 250 mg tid 20-40 mg/kg/hrDibagi 3 dosis

Ya Tidak Ya/tidak

Cefuroxime ya 250-500 mg bid 20-30 mg/kg/hrDibagi 2 dosis

Ya Ya ya

Erythromycin stearate

tidak 400 mg qid 20-4- mg/kg/hrDibagi 2 dosis

Ya Tidak tidak

Azithromycin ya 500 mg diikuti 250 mg pada hari

ke 2-5

10 mg/kg/hr diikuti 5 mg/kg/hr pada hari

ke 2-5

Ya Ya/tidak Tidak

Clindamycin ya 150-450 mg  q 6h 10-30 mg/kg/hr Ya Ya Ya

Page 15: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

Dibagi 3-4 dosisMetronidazole ya 250-500 mg tid 34-50 mg/kg/hr Tidak Ya YaDoxycyline ya 200 mg dibagi 2

dosis pada hari pertama

kemudian 100 mg/hr

>  8 th, 4 mg/kg/hr dibagi 2 dosis

diberikan per oral pada hari pertama

kemudian 2mg/kg/hr

Tidak Ya Ya

Antibiotik Dengan makanan

Dosis dewasa Dosis untuk anak Gram+ aerob

Gram+ anaerob

Gram- anaerob

Minocycline tidak 200 mg diikuti 100 mg q 12 h

> 8th, 4 mg/kg/hr per oral/ IV kemudian 2

mg/kg/hr q 12 h

Tidak Ya Ya

Vancomycin ya 125 mg q 6h 40mg/kg/hr dibagi 4 dosis

Ya Ya Ya

Clarythomycin ya 250-500 mg q 8-12 hr

7,5 mg/kg/ 12 jam Ya Ya/tidak Ya/tidak

Cefalexin ya 250-500 mg qid - Ya tidak tidakSumber : Infections and antibiotic administration.Thales RT, In: Koerner KR.  Manual of

minor oral surgery. . p. 273.

Obat Rute penggunaan

Dosis dewasa

Gambaran khusus

(hr) Level serum (µg) dan

dosis

Efek samping utama

Penicillin G IM/IV 600.000-1.200.000 U

q 4h

- 0,5        7,0 Alergi

Penicillin V PO 500 mg q l d - 3,0 2,0(250 mg PO)

Alergi

Oxacillin IM/IV 500-1000 mg q4-6 h

Resistensi penicillin

0,5 11,0(500 mg PO)

Alergi

Dicloxacillin PO 250-500 mg q6h

Resistensi penicillin

0,5 14,0(500 mg PO)

Alergi

Ampicillin PO,IM 250-500 mg q6h

Penggunaan yang berlawanan proteus (indole

negatif)

0,7 2,4(250 mg PO)

Alergi

Amoxicillin PO 250-500 mg q6-8h

- 1,0 4,7 (250 mg PO)

Alergi

Cefazoline IM,IV 250-1000 mg q8h

Farmakokinetik baik

1,8 38(500 mg IM)

Alergi

Cefalexine PO 500-1000 mg q6h

Sefalosforin oral 0,7 8(250 mg PO)

Alergi

Cefoxitin IM/IV 500-2000 mg q6h

Penggunaan untuk anaerob

0,7 24(1000 mg IM)

Alergi

Cefaclor PO 250-1000 mg q6h

Sefalosforin oral 0,7 18(500mgPO)

Alergi

Obat Rute penggunaan

Dosis dewasa

Gambaran khusus

(hr) Level serum (µg) dan

dosis

Efek samping utama

Erythromycin PO/IV 500 mg q6h Infeksi positif 5 1,0 GI

Page 16: Sifat Antimikroba Dapat Berbeda Satu Dengan Yang Lainnya

gram+ ringan 250 mg PO)Clindamycin PO.IM/

IV150-450 mg

q6hAntibiotika

anaerob4 2,5

(150 mg PO)Diare (20%)

Metronidazol PO 1000mg ,250-500 mg tid

Antibiotika anaerob

8 11,5 (500 mg PO)

Nausea

Vancomycin IV (PO) 500 mg q6h Infeksi gram + yang berat (PO

untukClostridium difficile)

6 30(500 mg IV)

Plebitis

Tetracycline PO,IV 500 mg q6h - - 3(250 mg PO)

GI

Doxycycline PO,IV 100 mg q12h x2, 50

mg bid

- 18,5 2,4(100 mg PO)

GI

Chloramphenicol PO,IV 250-750 mg q6h PO

- 2,5 4(500 mg PO)

Anemia aplastik

Trimethoprim PO 400 mg SMX

Spektrum luas 1,0 TMP 2 Alergi

Sulfamethoxazole

1 tab bid BakterisidalAntibiotik oral

SMX 60(1 tab)

Ciprofloxacin PO 250 mg q12h

Spektrum luasBakterisidal

3,3 1,5(250 mg PO)

Infeksi sekunder

Sumber : Oral and maxillofacial infections. 4, R.G, Goldberg M.H, Hupp J.R . 4th ed.

Philadelphia: W.B Saunders Company;p.114.