siaran pers seminar kampus palembang april 2014

2

Click here to load reader

Upload: septianm

Post on 21-Jun-2015

66 views

Category:

Government & Nonprofit


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Siaran pers seminar kampus palembang april 2014

SIARAN PERS Dapat disiarkan segera

Suara Generasi Muda di Pilpres Bisa Menjaga Kelestarian Hutan

Palembang, 22 April 2014 – Melalui penggunaan hak suara di pemilihan presiden (Pilpres) 2014, generasi muda seperti mahasiswa bisa menjaga kelestarian hutan Indonesia. Karena itu generasi muda harus sudah memiliki kesadaran untuk memperhatikan jejak rekam para calon presiden di bidang kerusakan termasuk tindak korupsi. Demikian satu bahasan utama dalam Seminar Hijau yang digelar Yayasan Perspektif Baru (YPB) bekerja sama Trijaya FM bertema “Suara Anda Menentukan Kelestarian Hutan Indonesia” Selasa (22/4) di Aula Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang. Acara tersebut dibuka oleh akademisi Universitas Sriwijaya Dr. Andries Lionardo S.IP, M.Si. Turut hadir dalam diskusi tersebut adalah Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Nunik Handayani, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Abetnego Tarigan, akademisi FISIP UNSRI DR Ridha Taqwa M.Si, dan pendiri Yayasan Perspektif Baru Wimar Witoelar sebagai moderator. Mengawali Seminar Kampus, Wimar Witoelar mengatakan Pemilu adalah sarana bagi masyarakat untuk ikut menentukan arah negara selama lima tahun mendatang melalui hak suara yang dimilikinya. Nanti dalam Pilpres masyarakat termasuk generasi muda harus memilih calon presiden (Capres) berdasarkan isu strategis bukan lagi pada sosok atau figur sang calon. Satu isu utama yang harus menjadi tolak ukur adalah isu kerusakan hutan dan perubahan iklim yang telah mulai menjadi kenyataan saat ini. Menurut Abetnego Tarigan, kerusakan hutan merupakan akibat kebijakan politik yang salah seperti pemberian konsesi alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan lainnya. “Karena itu upaya menjaga kelestarian hutan juga merupakan upaya politik seperti saat ini melalui memilih presiden yang pro kelestarian hutan dan anti korupsi,” kata dia. Jadi pemilihan presiden merupakan momen yang tepat bagi generasi muda Indonesia untuk terjun memperjuangkan dan menyelamatkan hutan Indonesia. Pada Pemilu 2014, jumlah pemilih muda (berumur 17-29 tahun) diperkirakan mencapai 53 juta orang

dari total 170 juta masyarakat yang memiliki hak pilih.1 Jadi sekarang generasi muda seperti

mahasiswa memiliki potensi suara yang sangat kuat. Mereka bisa menentukan keterpilihan presiden yang pro lingkungan hidup dan menyelamatkan hutan Indonesia. Andries mengatakan bahwa salah satu sektor publik yang harus dikelolah oleh pemerintah secara baik saat ini adalah urusan kehutanan. Hutan adalah salah satu sumber kehidupan warga negara. Jika hutan diabaikan pengelolaannya, maka akan memberikan warisan buruk bagi anak cucu republik ini. Saat ini kita harus miris melihat kondisi hutan di Indonesia yang telah diekploitasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut berdampak dalam setiap aspek, misalnya dari sisi kebijakan publik adanya illegal logging yang berlebihan menyebabkan esensi kebijakan tersebut tdk berpihak kepada masyarakat hidup didalam dan disekitarnya. Dengan demikian, kapitalisasi kebijakan kehutanan harus diganti dalam governence negara Indonesia. Nunik berpendapat bahwa hutan adalah sebagai sumber penghidupan bagi keberlangsungan seluruh umat, tetapi sangat sedikit sekali pemerintah daerah memperhatikannya. Memang hal tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Masyarakat serta mahasiswa juga punya kewajiban untuk ikut menjaga lingkungan.

1 Pengamat: Pemilih Pemula Berpotensi Menangkan Pemilu

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/11/20/mwkdhc-pengamat-pemilih-pemula-berpotensi-menangkan-pemilu

Page 2: Siaran pers seminar kampus palembang april 2014

“Setidaknya pemerintah perlu memiliki anggaran untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan, karena hutan dan alam juga telah memberikan kontribusi terhadap pendapat negara dan daerah. Tetapi pengalokasian anggaran untuk sektor tata kelola hutan hanya berkisar 0,5 % - 1 persen dari total belanja daerah, sehingga prosesnya menjadi tidak maksimal. Yang perlu diingat bahwa kehidupan masih panjang, dan kita masih tetap harus melestarikan hutan kita,” ujarnya Nunik. Hutan Indonesia, yang merupakan ketiga terbesar dunia, memiliki fungsi ekologis yang penting bagi dunia. Namun selama ini hutan dan sumber daya alam lainnya menjadi salah satu sumber utama penggerak mesin uang kalangan politisi. Modusnya adalah para pengusaha SDA mendukung penuh kebutuhan finansial dengan imbalan politisi tersebut saat terpilih akan memberikan konsesi-konsesi pengelolaan SDA. Akibatnya, kerusakan hutan yang parah pun tak terhindarkan. Di Indonesia, 80% sumber emisi berasal dari kerusakan hutan. Sedangkan di dunia kerusakan hutan merupakan penyebab 20% emisi gas-gas rumah kaca yang memicu perubahan iklim ekstrim. Ini kemudian menimbulkan berbagai bencana ekologis dunia terus-menerus dengan ribuan korban; seperti suhu panas ekstrim di Eropa tahun 2003 (korban jiwa lebih dari 30.000 orang), Badai Katrina Amerika Serikat 2005 (korban jiwa 1.833 orang), dan kasus-kasus memilukan lain.

---oo000oo--- Yayasan Perspektif Baru (YPB) adalah lembaga nonprofit dalam bidang pendidikan publik dengan

mengupayakan publik mendapat informasi seimbang. Para anggotanya merupakan praktisi komunikasi dan hubungan masyarakat, bidang utama Perspektif Baru. Selain program radio Perspektif Baru, YPB menggelar berbagai seminar, diskusi, dan pelatihan wartawan mengenai isu publik. YPB juga menyediakan bantuan teknis pada beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan aktivis masyarakat berupa pendidikan dan ketampilan dalam bidang komunikasi. www.perspektifbaru.com Untuk informasi lebih lanjut dan materi dari pembicara, silakan menghubungi:

Nurina Ayuwardhani (YPB) di no hp 0815-11461424 atau e-mail: [email protected].