siaran pers - kemendag.go.id · reformasi wto harus jamin kepentingan negara berkembang new delhi,...

1
Reformasi WTO Harus Jamin Kepentingan Negara Berkembang New Delhi, 15 Mei 2019 Indonesia menekankan pentingnya untuk menjamin hak-hak dan kepentingan negara berkembang dalam agenda reformasi organisasi perdagangan dunia (WTO). Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan Muhri, yang bertindak sebagai Ketua Delegasi Indonesia dalam Pertemuan Informal Tingkat Menteri (PITM) yang berlangsung pada 1314 Mei 2019 di New Delhi, India. Secara umum, PITM yang digagas India ini membahas perkembangan reformasi WTO dalam dimensi pembangunan dan kepentingan negara berkembang. Bahasan difokuskan pada mekanisme penyelesaian sengketa perdagangan, transparansi kebijakan perdagangan, dan berbagai isu perdagangan yang menjadi bagian dari reformasi WTO. Para menteri perdagangan anggota WTO dari negara berkembang hadir pada pertemuan ini untuk membahas agar perundingan reformasi WTO dapat berjalan dengan seimbang dan tidak merugikan negara berkembang. Pertemuan ini menyepakati pandangan yang sama bahwa elemen-elemen reformasi harus tetap menjamin hak-hak negara berkembang,” ujar Kasan. Kasan menjelaskan, hak-hak tersebut terutama terkait pemberian ruang dalam menyusun kebijakan nasional guna meningkatkan daya saing dan kesejahteraan dalam perdagangan internasional. Menurut Kasan, negara berkembang harus menyelaraskan suara dalam menghadapi agenda reformasi WTO yang belakangan ini semakin intensif dibahas. Adapun pembahasan reformasi WTO mulai mengemuka sejak awal pemerintahan Presiden Donald Trump yang menginginkan pengurangan defisit neraca perdagangan Amerika Serikat dengan negara mitra dagangnya. Secara khusus, Indonesia juga menekankan pentingnya segera menyelesaikan hal-hal yang belum terselesaikan dari perundingan putaran Doha yang mayoritas juga merupakan isu-isu kepentingan negara berkembang,” lanjut Kasan. Selain India dan Indonesia, negara-negara yang hadir pada pertemuan ini yaitu Brasil, Afrika Selatan, China, Malaysia, Argentina, Jamaika, Benin, Turki, Arab Saudi, Bangladesh, Barbados, Republik Afrika Tengah, Mesir, Guatemala, Kazakstan, Kenya, Malawi, Nigeria, dan Oman. --selesai-- SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Informasi lebih lanjut hubungi: Fajarini Puntodewi Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Ext. 1321 Email: [email protected] Deny Wachyudi Kurnia Direktur Perundingan Multilateral Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021- 23528462/021- 3840139 Email: [email protected]

Upload: lephuc

Post on 08-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Reformasi WTO Harus Jamin Kepentingan Negara Berkembang

New Delhi, 15 Mei 2019 – Indonesia menekankan pentingnya untuk menjamin hak-hak dan

kepentingan negara berkembang dalam agenda reformasi organisasi perdagangan dunia (WTO).

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian

Perdagangan, Kasan Muhri, yang bertindak sebagai Ketua Delegasi Indonesia dalam Pertemuan

Informal Tingkat Menteri (PITM) yang berlangsung pada 13—14 Mei 2019 di New Delhi, India.

Secara umum, PITM yang digagas India ini membahas perkembangan reformasi WTO dalam dimensi pembangunan dan kepentingan negara berkembang. Bahasan difokuskan pada mekanisme penyelesaian sengketa perdagangan, transparansi kebijakan perdagangan, dan berbagai isu perdagangan yang menjadi bagian dari reformasi WTO.

“Para menteri perdagangan anggota WTO dari negara berkembang hadir pada pertemuan ini untuk membahas agar perundingan reformasi WTO dapat berjalan dengan seimbang dan tidak merugikan negara berkembang. Pertemuan ini menyepakati pandangan yang sama bahwa elemen-elemen reformasi harus tetap menjamin hak-hak negara berkembang,” ujar Kasan.

Kasan menjelaskan, hak-hak tersebut terutama terkait pemberian ruang dalam menyusun kebijakan nasional guna meningkatkan daya saing dan kesejahteraan dalam perdagangan internasional. Menurut Kasan, negara berkembang harus menyelaraskan suara dalam menghadapi agenda reformasi WTO yang belakangan ini semakin intensif dibahas. Adapun pembahasan reformasi WTO mulai mengemuka sejak awal pemerintahan Presiden Donald Trump yang menginginkan pengurangan defisit neraca perdagangan Amerika Serikat dengan negara mitra dagangnya.

“Secara khusus, Indonesia juga menekankan pentingnya segera menyelesaikan hal-hal yang belum terselesaikan dari perundingan putaran Doha yang mayoritas juga merupakan isu-isu kepentingan negara berkembang,” lanjut Kasan.

Selain India dan Indonesia, negara-negara yang hadir pada pertemuan ini yaitu Brasil, Afrika Selatan, China, Malaysia, Argentina, Jamaika, Benin, Turki, Arab Saudi, Bangladesh, Barbados, Republik Afrika Tengah, Mesir, Guatemala, Kazakstan, Kenya, Malawi, Nigeria, dan Oman.

--selesai--

SIARAN PERS

Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110

Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id

Informasi lebih lanjut hubungi:

Fajarini Puntodewi

Kepala Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Perdagangan

Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Ext. 1321

Email: [email protected]

Deny Wachyudi Kurnia Direktur Perundingan Multilateral Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021- 23528462/021- 3840139 Email: [email protected]