siap print, laporan tumor inyo
DESCRIPTION
Tumor Intrakranial, laporanTRANSCRIPT
BAB IIPEMBAHASAN
Tumor Otak Primer
A. Definisi1
Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak membutuhkannya dan sel-sel tua atau
rusak tidak mati seperti seharusnya . Penumpukan ekstra sel sering membentuk
suatu massa dari jaringan yang disebut suatu pertumbuhan atau tumor.
Tumor otak primer dapat jinak atau ganas :
Tumor otak jinak tidak mengandung sel kanker :
- Biasanya tumor jinak dapat diangkat dan mereka jarang tumbuh kembali .
Tumor otak jinak biasanya memiliki jelas perbatasan atau pinggiran Sel-
sel dari tumor jinak jarang menyerang jaringan di sekitar mereka. Mereka
tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh. Namun, tumor jinak dapat
menekan pada daerah sensitif dari otak dan menyebabkan masalah
kesehatan yang serius .
- Tidak seperti tumor jinak di sebagian besar bagian lain dari tubuh , tumor
otak jinak kadang-kadang mengancam.
Tumor otak ganas ( juga disebut kanker otak )
mengandung sel-sel kanker :
Tumor otak ganas - umumnya lebih serius dan sering merupakan ancaman
bagi kehidupan.
- Mereka cenderung tumbuh dengan cepat dan kerumunan atau menyerang
jaringan otak sehat di dekatnya. Kanker sel dapat melepaskan diri dari
ganas tumor otak dan menyebar ke bagian lain dari otak atau sumsum
tulang belakang . Mereka jarang menyebar ke bagian lain dari tubuh.
B. Epidemiologi3,4
Insiden pada anak-anak untuk tumor otak dan spinalis cord adalah
keganasan ke 2 pada anak-anak.
1. Leukemia - 3000 new cases/year 2001
2. CNS tumors- 2000 new cases/year 2001
Dewasa, data depkes : Mata, otak, dan SSP :OR : 3,8-5,5 4,6 % ,
C. Etiologi2
Faktor etiologi yang berperan dalam timbulnya tumor otak adalah :
1. Bawaan (meningioma, astrositoma dan neurofibroma)
2. Bangunan embrional yang tersisa (kraniofaringioma, teratoma intrakranial,
kordoma.
3. Radiasi dengan dosis terapeutik dapat merangsang sel-sel mesenkhimal.
Beberapa laporan bahwa radiasi berperan timbulnya meningioma.
4. Virus (virus Epstein Barr) disangka berperan dalam genesisnya “Burkitt’s
lymphoma” juga karsinoma anaplastik nasofaring.
5. Zat-zat karsinogenik “methylcholanthrone” dan “nitro-ethyl-urea” dapat
menyebabkan tumor otak primer. Demikian pula “chica dari Guam “ yang
diberi oral pada kelinci.
D. Klasifikasi2,5
1. Glioblastoma multiforme : adalah tumor primer yang paling sering dijumpai.
Disebut juga sebagai glioma maligna dan astrisitoma tingkat 3 dan 4. lebih
sering timbul di lobus frontalis dan temporalis. Pertumbuhannya sangat cepat
dan pronosisnya selalu fatal. Tumor ini terutama timbul pada usia 40 – 60
tahun. Lesi bilateral di hemisfer yang bentuknya berupa lesi kupu-kupu pada
korpus kalosum dan dapat juga mengenai ganglia basalis.
2. Astrositoma dan oligodendroglima : astrositoma derajat 1 dan 2 terdapat pada
usia 30 – 40 tahun dan oligodendroglioma (35 – 45 tahun) didapati tidak
sesering glioblastoma multiformen. Pertumbuhannya lambat sehingga beberapa
penderita bertahun-tahun hanya didiagnosis sebagai epilepsy, yang kemudian
ternyata tumor. Tumor ini sering secara histologik adalah benigne setelah
bertahun-tahun dapat menjadi maligna.
3. Meningioma adalah tumor benigna yang timbul dari sel arakhnoid. Pada orang
dewasa menempati urutan kedua terbanyak. Dijumpai 50 % pada konveksitas
dan 10 % pada basis kranii, selebihnya di foramen magnum, fossa posterior dan
system ventrikules. Tumor ini terutama ditemukan pada usia 40 – 50 tahun.
4. Tumor metastasis sering berasal dari komplikasi dari neoplasma sistemik.
Paling sering dari karsinoma bronkus, karsinoma payudara dan melanoma
maligna.
5. Adenoma hipofisis terjadi sering pada usia 30 – 50 tahun. Secara klinis hampir
semua kasus memperlihatkan gangguan endokrin akromegali
menyertai adenomaeosinofilik. Tanda-tanda insufisiensi hipofise seperti kulit
tipis dan mengerut, defesiensi endokrin sekunder kelenjar tiroid dan gonad
yang menyertai edenoma kromofob. Pada prolaktinoma, kadar prolaktin
melebihi 100 mg/ml, galaktore dan biasanya terjadi amenoro sekunder dan
impotensi pada pria. Adenoma hipofise yang besar menyebabkan defek
lapangan penglihatan sella yang melebar. Adenoma basofilik (penyakit
Cushing) menyebabkan peninggian produksi ACTH oleh karena meningkatnya
sekresi kortison dari korteks adrenal.
6. Tumor glandula pinealis terletak pada sentrum otak yang dikelilingi oleh
ventrikel ke III, mesensefalon, akuaduktus Sylvii dan vena Galen. Tumor ini
dapat menyebabkan peninggian tekanan intrakranial, hidrosefalus, disfungsi
mesensefalon dan endokrinopati. Penekanan mesensefalon menyebabkan
sindroma parinaud. Penekanan ventrikulus ke III, menyebabkan diabetes
insipidus 10 % penderita ditemukan pubertas prekoks.
7. Kraniofaringioma terutama terdapat pada anak dan anak muda, biasanya
supraselar meluas ke khiasma optikum di bagian atas stella tursika. Tumor ini
berbentuk kista-kista berisi seperti cairan minyak (kolesterol) berwarna kuning-
cokelat. Di dalam tumor tampak banyak kalsifikasi. Pada foto X-ray akan
tampak kalsifikasi ini. Oleh karena tumor ini menyebar ke bawah lobus
frontalis dan temporalis menutup foramen Monroi menyebabkan hidrosefalus
obstruktif. Selain itu terdapat gangguan visual (hemianopsi bitemporal),
disfungsi endokrin (diabetes insipidus), hiperfungsi hipofisis. Pada anak
dijumpai hambatan pertumbuhan dan obesitas. Tanda lainnya dapat ditemukan
papil atrofi, lesi N.III, N. IV, dan N.VI.
8. Schwannoma akustikus adalah tumor yang berasal dari sel schwan saraf perifer.
Terutama pada usia 30 – 50 tahun. Paling sering tumor ini timbul pada
n.vestibulo koklearis (statoakustik). Gejala awal adalah gangguan nervus
oktavus (tuli, tinnitus, vertigo). Disfungsi N.V, N.VII dan ataksia sebagai gejala
lanjut.]
9. Hemangioblastoma adalah tumor pembuluh darah yang berkista. Kista-kista itu
berisi cairan yang santokrom. Di samping medulla spinalis, maka predileksi
tumor ini di serebellum. Bila tumor ini disertai dengan hemangioblastoma di
retina disebut sebagai von Hippel-Lindau.
10. Meduloblastoma tumor ini hanya ditemukan pada anak-anak yang pada
umumnya di garis tengah dari serebelum, tetapi sewaktu-waktu mulai di
hemisfer serebri. Karena konsistensinya lunak, maka tumor ini dapat menjadi
cukup besar yang meluas ke sudut serebro pontin dan ke batang otak dapat juga
menyumbat foramen Luscha atau Magendi, sehingga menyebabkan
hidrosefalus. Dapat pula bermetastasis melalui ruang subarkhnoid ke medulla
spinalis dan ke permukaan otak.
11. Neurilemoma / neurofibroma terutama ditemukan pada usia di atas 40 tahun.
Lebih sering merupakan tumor spinalis dan bila ditemukan intrakranial
kebanyakan sebagai tumor N.VIII. di kanalis spinalis
neurilemoma/neurofibroma tumbuh dari sel Schwann yang menyelubungi
radiks dorsalis, terutama segmen torakalis. Lokasi yang paling disenangi
adalah kauda ekuina.
12. Epedimoma sel-selnya berasal dari ependim yang menutupi dinding ventrikel.
Lokasinya selalu di sekitar ventrikulus dan kanalis sentralis. Tumor ini juga
dapat mengenai medulla spinalis (60 %), filum terminale di tempat ini ia
terbungkus rapi, sehingga mudah dikeluarkan secara operasi.
Menurut Who, Klasifikasi:
1. Tumors of Neuroepithelial tissue
2. Tumors of Meninges
3. Tumors of Craniospinal Nerves
4. Hematopoietic Neoplasms
5. Germ Cell Tumors
6. Sellar Tumors
7. Metastatic Tumors
E. Gejala Klinis2
Gejala-gejala Tumor Intrakranial dapat dibagi dalam :
1. Gangguan kesadaran akibat tekanan intrakranial yang meninggi.
2. Gejala-gejala umum akibat tekanan intrakranial yang meninggi.
3. Tanda-tanda lokalisatorik yang menyesatkan (fals localizing signs )
4. Tanda-tanda diagnostik fisik pada tumor intrakranial.
Gejala dan tanda umum dari tumuor
Tanda umum : Berbagai tumor memperlihatkan tanda yang sama pada tekanan
intrakranial yang meningkat.
a. Perjalanan klinis lambat progresif, kejadian apoplektiformis pada tumor
dapat disebabkan oleh perdarahan ke dalam tumor.
b. Seringkali terdapat nyeri kepala (terus menerus, difus yang pada umumnya
nocturnal dan membaik pada siang hari).
c. Kadang-kadang ditemukan peninggian tekanan intrakranial.
d. Perubahan mental (iritabilitas, mudah lelah, perubahan perilaku).
e. Serangan epileptik (lebih sering serangan umum daripada fokal).
Tanda klinis fokal : tanda fokal dapat menunjukkan lokasi lesi, misalnya defisit
sensorik, motorik, gangguan lapangan pandang, atau sindroma berdasarkan
lokalisasi tumor misalnya sindroma lobus frontalis.
Tanda-tanda fisis diagnostik pada tumor intrakranial :
a. Papiledema
b. Pada anak diastase sutura kranii. Dengan perkusi akan terdengar “cracked-
pot resonance”. Pada tumor yang berasal dari jaringan pembuluh darah
terkadang dengan auskultasi dapat terdengan bising (bruit).
c. Peninggian tekanan intrakranial yang dapat menyebabkan bradikardi,
pernafasan Cheyne-Strokes.
d. X-ray dapat terlihat penipisan (dekstruksi) atau penebalan tulang
(hiperostosis).
Tanda dan gejala pada tumor medulla spinalis / kanalis vertebralis :
a. Paraparesis – paraplegia, tetraparesis – tetraplegia, yang timbul secara
kronis progresif.
b. Gangguan sensibilitas sesuai dengan lesi.
c. Gangguan miksi, defakasi, dan fungsi genital (gangguan SSO à gejala awal
tumor intradural intramedular).
d. Foto roentgen dapat memperlihatkan pedikel yang menipis dan kanalis
vertebralis dengan pelebaran setempat (fraktur kompresi).
e. Pungsi lumbal : likuor dapat memperlihatkan sindroma Froin.
F. Diagnosis2
PENDEKATAN DIAGNOSTIK TUMOR INTRAKRANIAL DAN
MEDULASPINALIS.
1. Foto polos toraks
2. Foto polos kepala
3. CT Scan kepala
4. MRI
5. Angiografi.
G. Penatalaksanaan2
PENANGANAN TUMOR INTRAKRANIAL
1. Terapi anti edema misalnya steroid, manitol
2. Terapi operatif
3. Terapi radioterapi
4. Terapi kemoterapi.
INDIKASI RADIOTERAPI DAN SITOSTATIK KEMOTERAPI
Radioterapi ( 50 – 60 Gy selama 7 minggu)
1. Glioma maligna
2. Oligodendroglioma
3. Dysgerminoma
4. Limfoma SSP prime
5. Meduloblastoma
6. Ependimoma
7. Meningioma (maligna, inoperable)
8. Adenoma hipofise (sesudah pembedahan sebagain dan sesudah pengobatan
yang gagal)
9. Kordoma basis kranii
10. Radioterapi (sesudah komfirmasi biopsy)
11. Profilaksis iradiasi kranium dan corpus vertebralis.
Kemoterapi :
1. Glioma maligna : BCNU intravena (kasus-kasus yang terseleksi)
2. Limfoma SSP : MTX (metotrexate) + cytosine-arabinoside (ArAC)
intravena.
3. Infiltrasi tumor mening : MTX + ArA CIV + iradiasi kraniospinalis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Journal : National cancer institute
Oleh : U.S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES, National
Institutes of Health.
Tersedia di : http://www.cancer.gov/cancertopics/wyntk/brain.pdf
2. Journal : Tumor Otak
Oleh : Artikel kedokteran.com
Tersedia di : http://www.artikelkedokteran.com/248/tumor-otak.html
3. Journal : Pediatric Brain Tumors
Oleh : Theodore Nicolaides MD, Pediatric Neuro-Oncology. UCSF. 2009
Tersedia di : http://nursing.ucsfmedicalcenter.org/education/classMaterial/94_4.pdf
4. Journal : PREVALENSI TUMOR DAN BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA DI INDONESIA
Oleh : Ratih Oemiati
Tersedia di :
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/viewFile/56/46
5. Journal : Neurosurgical treatment (including Gamma Knife)
Oleh : Neurosurgery Residents & Faculty
Tersedia di :
http://www.universityneurosurgery.com/clientuploads/Brain-Tumors-
Neurosurgical-Treatment-including-Gamma-Knife.pdf
Laporan Individu
09 Januari 2014
MODUL LEMAH SEPARUH BADAN
BLOK NEUROPSIKIATRI
DISUSUN OLEH:
Nama : I Nyoman Surya Kawiryan
Stambuk : 11 777 020
Kelompok : II (dua)
Pembimbing : dr. Hisnaniah, Sp.S
dr. Anita Malewa
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Skenario 4 :
Seorang laki-laki berusia 38 tahun dibawa ke puskesmas karena mengalami kejang yang
diawali pada lengan kanan berlanjut pada tungkai kanan lalu ke seluruh tubuh. Keadaan ini
sudah dialami sejak 3 bulan dan timbul kurang lebih 3 kali dalam sebulan. Penderita juga
mengeluh sering sakit kepala dan merasa canggung jika berjalan atau memegang sesuatu
karena tangan dan kaki kanannya terasa lemah.
Pertanyaan :
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi saraf motorik?
2. Bagaimana patomekanisme kejang?
3. Apa saja jenis Hemipharesis?
4. Bagaimana patomekanisme sakit kepala?
5. Apa saja etiologi Hemipharesis
6. Bagaimana patomekanisme kelemahan yang terjadi pada pasien?
7. Apa saja etiologi nyeri kepala?
8. Apa saja Deferensial Diagnosisnya?