shifat-shifat orang mumin

Upload: ekoprasetyo

Post on 06-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    1/15

    1

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    2/15

    2

    Daftar Isi

    Takut jika disebut nama Allah, dan jika dibacakan ayat2 Allah kepada mereka,maka bertambahlah keimanannya ……………………………………………………………………………………………..  3

    Bertawakal hanya kepada Allah ………………………………………………………………………………………………….  7

    Menjaga Shalat ………………………………………………………………………………………………………………………….. 9

    Takut dan yakin akan datangnya hari kiamat ………………………………………………………………………………  12

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    3/15

    3

    1Takut jika disebut nama Allah, dan jika dibacakan ayat2 Allah kepada mereka,

    maka bertambahlah keimanannya

    Allah berfirman :

    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah

    hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)..” 

    (Q.S Al-Anfal ayat 2)

    Ayat yang agung ini merupakan salah satu khabar dan penetapan dari Allah yang menyebutkan

    tentang shifat2 orang yang beriman, dan dengan ayat ini (diantaranya), maka Allah telahmemberikan batas pemisah diantara orang2 yang beriman dan orang2 munafik.

    Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah mengatakan :

    ٗ

    ٌ

    ٛ   طبجػ ثا   ػ خ ٍ

     ثأ  ث  ٍ

    ػ ٛث{ٙبي ٍ

    ذ ٍ

     إا وش ال  ٌا   ٕٛ

    ِ

    ّ

    ٌ

    ا :ب.{إّٔب 

    ٗئاش    أإ

    ػ  وش ال     ٙثٍٛ

     ً   ٛمبٕ

    ّ

    ٌ

    ا.ٚ  آبد ال    ث ْ ٕٛ

    ِ

     ٚ

    ٙ

    ٌ

    اٛ

    ِ

    أ ْ صوبح  ٚ  ٚ بثٛا  ْ إا  ٍٛ

     ٚ   ٍٛ

    وٛز,ٕ

    ِ

    ّ

    ث ٌغٛا    ٙٔأ  ٌ بؼر ,ٚؤجش ال   ُ

     مبي ٕ

    ِ

    ّ

    ٌ

    ا ٛث{ٙال ٍ

    ذ ٍ

    ٚ ا ٌإا وش ال    ٕٛ

    ِ

    ّ

    ٌ

    ا شائ}ٗإّٔب  آبر{ٗؤٚا    ٍٙ

    ػ ذ ٍ

    ر ٚإا 

    ٔ

     ب

    ّ

    إ

     ٙراص

    }رم 

     ٙراص

     مٛي

    ٍ

    وٛز

     ٙثس

     

    ٍ

    ػٚ

     ٛش

     

     مٛي

     

    “Ali ibnu Thalhah meriwayatkan dari ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhu  tentang firman Allah :

    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah

    hati mereka.”, ia berkata :

    “Orang2 munafik itu saat disebutkan nama Allah kepadanya, maka tidaklah masuk kedalam hati

    mereka sesuatupun yang mempengaruhi mereka untuk menunaikan apa yang Allah fardhukan

    kepadanya. Tidak pula mereka beriman kepada sesuatupun dari ayat2 Allah, tidak bertawakal, tidak

    shalat ketika mereka tidak terlihat oleh manusia, dan tidak pula mereka menunaikan zakat harta2

    mereka. Maka Allah ta’ala mengabarkan bahwa mereka bukanlah orang2 yang beriman. 

    Kemudian Allah menyifati orang2 yang beriman dengan firman-Nya : “Sesungguhnya orang-orang

    yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hat i mereka”, maka orang2

    yang beriman itu menunaikan apa2 yang Allah fardhukan kepada mereka, dan apabila dibacakan

    ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, maka bertambah pula pembenaran mereka, dan hanya

    kepada Rabb-merekalah, mereka bertawakkal, maka tidaklah mereka berharap kepada selain Allah.” 

    (Tafsir ibnu Katsir 4/12)

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    4/15

    4

    Adapun yang dikatakan wajilat quluubuhum  (gemetar hati mereka), maka yang dimaksud adalah

    gemetar karena segan dan takut kepada Allah.

    Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Qatadah rahimahullah yang diriwayatkan oleh ibnu Jarir

    rahimahullah, beliau berkata :

    ٗ

    ٌ

    ٛ ٛث ٓ" :ٙزبح  ٚذ  ا ٠ٌإا وش ال   ٕٛ

    ؤ

    ٌ

    ا  ٝ: بي"إٔب  ٌبرٚ  ٓال رجبسن  فشًب 

    ٝ

    ٌ

    برٚ ٓ ال رجبسن  ٛفًب    ٓ ال  َ .  

    “Dari Qatadah tentang firman-Nya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang

    bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka”, ia berkata : “Segan kepada Allah tabaraka ta’ala,

    gemetar kepada Allah, dan takut kepada Allah tabaraka wa ta’ala.” 

    (Jami’ul-Bayan 13/389)

    Demikianlah diantara shifat orang yang beriman, yakni apabila nama Allah disebutkan

    dihadapannya, maka dia akan merasa takut, gemetar dan merasa segan kepada-Nya.

    Dengan perasaan seperti ini, maka dia akan mengerjakan apa2 yang Allah perintahkan kepadanya,

    dan dengan perasaan seperti inipula, akan dia tinggalkan apa2 yang dilarang oleh Allah.

    Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah mengatakan dari As-Saddi rahimahullah yang mengatakan tentang

    firman Allah : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah

    gemetarlah hati mereka” :

     مبي

     ؼخ

    ّ

    ث

     ُٙ

     بي

     ٚأ

     ُ

    ٍ

     أ

     ش

     ش

    ٌ

    ا

     :ج

    ٍ

     ً

     ال

     ارك

     

    “Itu adalah seorang laki2 yang bermaksud untuk berbuat zhalim -atau ia berkata- seorang laki2 yang

    hampir berbuat maksiat, lalu dikatakan kepada laki2 itu : “Takutlah kamu kepada Allah.”, maka

    gemetarlah hatinya.” 

    (Tafsir ibnu Katsir 4/13)

    Adapun firman Allah selanjutnya : “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman

    mereka”, maka ayat ini menunjukan bahwa salah satu shifat orang yang beriman adalah apabila

    dibacakan kepadanya ayat2 Allah, maka bertambahlah keimanannya. Dan dikatakan juga,

    bertambahlah rasa takutnya kepada Allah, bertambahlah keyakinannya dan bertambahlah

    pembenarannya terhadap ayat2 Allah.

    Ayat ini juga menjadi salah satu ayat yang menjadi dalil dari para ulama Ahlus-Sunnah untuk

    menetapkan salah satu ketetapan ‘Aqidah Ahlus-Sunnah bahwa iman itu memang bertambah dan

    berkurang. Ia bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan. 

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    5/15

    5

    Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah mengatakan :

    “Iman itu adalah ucapan, perbuatan dan niat. Iman itu bertambah dan berkurang. Bertambah

    dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan.Tidaklah perkataan kecuali dengan perbuatan,

    dan tidaklah perkataan dan perbuatan kecuali dengan niat, sedangkan tidaklah perkataan,

    perbuatan dan niat kecuali dengan menyepakati sunnah.” 

    (Syarh Ushul I’tiqad Ahlis-Sunnah 1/170-171)

    Terakhir…. 

    Ada dua hal yang menarik dari ungkapannya Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah tentang sikap

    seorang mu’min, sikap seorang yang selalu berbuat kebaikan saat mendengar ayat2 Allah dibacakan

    kepadanya, yakni ketika Al-Hafizh menjelaskan firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 23.

    Beliau berkata :

    (٘أ)دبٕ

    م

    ٌ

    ا أٛاد    ّٔبد اثبد  أٌٚه   بّعٚ رٚح اَبد      ٘  بّع   أ(بٌا)ٙٔأ

    وّب بي رجبسن    ٍ

    ػٚ  ُٙٚ جخ ِ

    ٚ   ٚسب ٚخ   ثؤة  ىثٚ   ع اٚش   ّشٌا  آبد  ٍٙ

    ػ ذ ٍ

    ر إا 

    ٌ

    بؼرٚ:{ٙثس  ٍ

    ػٚ   بّإ  ٙراص  ٗربآ  ٍٙ

    ػ ذ ٍ

    ر ٚإا    ٙثٍٛ

    ذ ٍ

     إا وش ال  ٌا   ٕٛ

    ِ

    ّ

    ٌ

    ا إّٔب 

     ٛ

    ٍ

    وٛز

    *ٛم

    ٕ

     ٘ب

    ٕ

    صس

     ب

    ّ

    ِ

    ٚ

     ح

    ٌ

    ا

     ٛ

    ّ

    م

     

    ٌ

    ا

    *ٙثس

     

    ٕ

    ػ

     سبد

       م

     ٛ

    ٕ

    ِ

    ّ

    ٌ

    ا

       ه

    ٌ

    ٚأ

    شو ٚسصق  شح ِ

    ٚ}بؼر ٚػّب:{بي   ّ ٙب ٍ

    ػ شٚا     ٙثس وشٚا ثبد   إا  ٌاٚ} أ

      ٍٛ

    ّ

    ؼ إّٔب  ٙا ٍ

    ثّؼبٙٔب   شث   ّ٘ب إٌٙب   ٓ ِ

     ث ٙب ٕ

    ػ  ٓ ٘   ٍ

    بز

    ِ

    عّبػٙب   ٕ

    ػ ىٛٔٛا 

    ٘ش

    ٌ

    زبثؼخ ِ

    ٚ  ً ٙ   ػ   حشث ػ ٘ب ٕ

    ػ   ٚغٚ .ثٙب   

    (   ٌ بٌا)ٌ بؼر  و ال  ٙػبّع  ٕ

    ػ   ٕٙ

    ػ ٌبثخ س ال  ا  بو وّب  عّبػٙب   ٕ

    ػ  اة  ِٛ

    ض

    ٍ

      ٙٔأ

     ٌوش ال إ  ٙثٍٛ

     ِ

      ٍ

    ر  ُ  ُ ٍ٘ٛ

     رمؼش  ٍ

    عٚ  ٍٗ

    ػ  ال ٍ

    سعٛي ال  رٚح  ىٛٔٛا.   

     أ

     ٙم

    ٍ

     

     ب

    ِ

     خ

    ٌ

    اٚ

     ٚاة

     ٛىغ

    ٌ

    اٚ

     جبد

    ٌ

    ا

       ٘

    ٕ

    ػ

     ث

     ُٙ

     ظ

    ٌ

     ب

    ّ

    ث

     ٛ

    ٍ

    ىز

     ٚ

     ٛسبز

    َشح  اٚ أٌب    ٍ

    ػا اٌشة     ٌّبث بصٚا  ٌٙٚا  ٌه    

    “Pertama  : “Bahwa pendengaran dari orang2 yang berbuat kebaikan adalah Al-Quran, sedangkan

    pendengaran dari orang2 yang durhaka adalah nyanyian bait2 syair dari suaranya para penyanyi

    wanita.” 

    Kedua : “Bahwa orang2 yang berbuat kebaikan apabila dibacakan kepada mereka ayat2 Ar-Rahman,

    maka mereka bersujud sambil menangis dengan penuh adab, rasa takut, berharap, rasa cinta,

    pemahaman dan juga ilmu. Sikap seperti ini adalah seperti firman-Nya tabaraka wa ta’ala :

    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    6/15

    6

    hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan

    hanya kepada Rabb merekalah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan

    yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang

    beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi

    Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” Dan juga firman Allah : “Dan orang-orang

    yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya

    sebagai orang- orang yang tuli dan buta.” 

    Yakni bahwa mereka saat mendengar ayat2 Allah itu tidaklah melalaikannya, bahkan mereka

    mendengarkannya berdasarkan pandangan dan pemahaman yang tajam terhadap makna2nya.

    Maka merekapun mengamalkannya, dan bersujud berdasarkan pandangan dan pemahaman yang

    tajam ini, dan tidaklah mereka mengamalkannya berdasarkan kebodohan dan taqlid kepada orang

    lain.” 

    Ketiga : “Bahwa orang2 yang berbuat kebaikan selalu mengedepankan adab saat mendengar ayat2

    Allah, sebagaimana sikap yang sama dilakukan oleh sahabat2 radhiyallaahu ‘anhum saat mendengar

    kalamullah ta’ala yang dibacakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. 

    Kulit mereka gemetar, dan hati mereka menjadi tenang saat ingat kepada Allah, dan tidaklah mereka

    berteriak-teriak saat mendengar ayat2 Al-Quran. Tidak pula mereka mempersulit diri terhadap apa2

    yang tidak ada padanya. Bahkan mereka adalah orang2 yang sangat tsabit, tenang, memiliki adab

    saat dibacakan Al-Quran dan merasa takut dengan rasa takut yang tidak bisa disamai olehseorangpun selainnya. Atas hal ini, maka mereka berhasil mendapatkan ridha dari Rabbul-A’la di

    dunia dan di akhirat kelak.” 

    (Tafsir ibnu Katsir 7/95)

    Wallaahu a’lam. 

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    7/15

    7

    2Bertawakal hanya kepada Allah

    Dan ini merupakan shifat yang lain dari seorang mu’min, yakni bertawakal hanya kepada Allah.

    Allah berfirman :

    “dan hanya kepada Rabb merekalah, mereka bertawakkal.” 

    (Q.S Al-Anfal ayat 2)

    Tawakal secara bahasa dapat berarti menyerahkan, atau mempercayakan ataupun mewakilkan.

    Sehingga tawakal kepada Allah, dapat berarti menyerahkan, berserah diri atau pasrah kepada Allah,

    mempercayakan kepada Allah, atau mewakilkan kepada Allah.

    Para ulama -sebagaimana dinukilkan oleh ibnul-Qayim al-Jauziyyah rahimahullah dalam kitab

    Madarijus-Salikin(1)

    - maka ada sebagian diantaranya yang kemudian memberikan penjelasan tentang

    makna tawakal kepada Allah ini.

    Sebagian diantaranya mengatakan : “Tawakal merupakan kepasrahan kepada Allah menurut apapun

    yang dikehendaki oleh-Nya.” 

    Sebagian lagi mengatakan : “Tawakal ialah bergantung kepada Allah di setiap keadaan.” 

    Sebagian lagi mengatakan : “Tawakal ialah ridha kepada Allah sebagai wakilnya.” 

    Sebagian lagi mengatakan : “Tawakal ialah menghilangkan segala keraguan dan berserah diri hanya

    kepada Allah saja.” 

    Walaupun demikian, tawakal ini tidaklah menafikan sebab. Seseorang yang menafikan sebab berarti

    dia telah menentang syari’at.

    Bukankah syari’at telah menetapkan seseorang itu untuk menikah kemudian ia berjima dengan

    istrinya dengan harapan agar Allah nantinya memberinya anak?

    Sedangkan seseorang yang mengira bahwa cukup baginya dengan bertawakal, maka dia bisa

    memiliki anak tanpa menikah dan berjima dengan istrinya, maka berarti dia memiliki pikiran yang

    kurang waras.

    Akan tetapi, jangan pula seseorang itu menjadi tergantung hanya kepada sebab, karena dengan

    bergantung kepada sebab semata, berarti dia telah merusak tawakalnya dan melepaskan diri dari

    ketergantungan dan penyerahan kepada Allah.

    (1) Madarijus-Salikin 2/96-97, cet. Darul-Hadits - Tahqiq Imad ‘Amir)

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    8/15

    8

    Adapun tentang firman Allah : ““dan hanya kepada Rabb merekalah, mereka bertawakkal”, maka

    Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan :

    ب] ٝٚالٕ

    ٌ

    ا  ٝ  ]ٕٛ

    ؤ

    ٌ

    ا  وٛز١ف  .  

    “Dan hanya kepada Allah, bukan kepada manusia, hendaklah orang2 mu’min itu bertawakal.” 

    (Jami’ul-Bayan 7/348)

    Sedangkan Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah –tentang ayat ini -, beliau mengatakan :

    ٗثب

    ٕ

    ث  إ ْ ٍٚٛ

     ٚ  ٖبإ  إ  ٚم  ٚ  ٖاٛع   ٛش   أ, إ ئاٌٛ ا   ٛجٍ

     ٚ,ٚ

    ٗ

    ٌ

    إ  إ ٛجش,بو  ب بِ

     ٗٔأ   ٍّٛ

    ؼٚ,ى   ؤ  ب ِ

    ٚ,ٌّا   فشزٌّا  ٗٔأٚ, ٖٚ

    غبة

    ٌ

    ا  شع   ّٗىٌ ؼمت ِ

     ٚ    ج,شه  ث  ؼع يب اٌٙٚ:بّا  بّ  ال ٍ

    ػ   وٛزٌا  

    “Yakni orang2 mu’min ini tidaklah mengaharapkan apapun kepada selain Allah, tidak memiliki tujuan

    kecuali hanya kepada Allah, tidaklah berlindung kecuali kepada perlindungan-Nya, tidak meminta

    keperluan kecuali hanya kepada-Nya, dan mereka tidak berharap kecuali hanya kepada-Nya.

    Orang2 mu’min itu mengetahui bahwa apa yang dikehendaki oleh Allah pasti terjadi, sedangkan apa

    yang tidak dikehendaki oleh Allah pasti tidak akan terjadi. Dia-lah yang mengatur kerajaan-Nya,

    hanya Allah semata, dan tiada sekutu bagi-Nya.

    ……………………………………………………… 

    Karena inilah, maka Sa’id bin Jubair rahimahullah mengatakan bahwa tawakal ini merupakan induk

    keimanan.” 

    (Tafsir ibnu Katsir 4/12)

    Ayat ini semakna dengan firman-Nya :

    “Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” 

    (Q.S Ali ‘Imran ayat 122) 

    Yang tentang ayat ini, maka ibnu Jarir rahimahullah mengatakan :

    ٗز١

    ٔ

    اٛث  ّٛ ٌا  وٛز١ف  بٕ

    ٌ

    ا أٙ٠ب  . ٝٚال   

    “Maka wahai manusia, hendaknya orang2 yang membenarkan ke-Esa-an Allah bertawakal hanya

    kepada-Nya.” 

    (Jami’ul-Bayan 23/422)

    Wallaahu a’lam. 

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    9/15

    9

    3Menjaga Shalat

    Allah berfirman :

    “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

    …………….. 

    dan orang-orang yang menjaga shalatnya.” 

    (Q.S Al-Mu’minun ayat 1 dan 9)

    Bagian awal surat Al-Mu’minun ini merupakan penggambaran dari Allah tentang shifat2 yang baik

    dan terpuji serta perbuatan2 yang mulia yang dimiliki oleh orang2 yang beriman.

    Diantara shifat yang baik dan terpuji serta perbuatan2 yang mulia yang dimiliki oleh orang2 yang

    beriman ini ialah senantiasa menjaga shalat mereka, (yaitu diantaranya bahwa mereka itu

    senantiasa menjaga waktu2 shalat dan melaksanakan shalat itu pada waktunya), sedangkan hal ini

    merupakan salah satu perbuatan yang paling disukai oleh Allah sebagaimana hal ini disebutkan

    dalam haditsnya Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari

    rahimahullah bahwa ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah

    shallallaahu ‘alaihi wa sallam : 

    “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan yang paling disukai oleh Allah?” 

    Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Shalat pada waktunya.” 

    (Shahih al-Bukhari 1/112 no.527 Bab Keutamaan Shalat pada waktunya)

    Berkenaan dengan hal ini, maka Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan :

    ٗ

    ٌ

    ٛٚ:(ُٛ ِ

    فب

    َ

    ُ

     ِ

    ٙ

    ِ

    ا

    َ

       ُ  ٠ِ

    ا

    َ

    )يٛم٠:ٙر أٚبد   ٝ  ٘  ٠ٌاٚ

     ٙرٛر

     ٝز

     ٙب

    ٕ

     ٛز٠

     ٚ

     ٙب

    ٔ

    ٛ١٠

     ف

     ٛفب٠

     “Firman Allah : ‘dan orang-orang yang menjaga shalatnya.” 

    Maka Dia menyebutkan tentang orang2 yang menjaga waktu2 shalatnya, tidak menyia-nyiakannya

    dan tidak pula melalaikannya hingga terluput.”

    (Jami’ul-Bayan 11/19)

    Al-Hafizh ibnu Rajab rahimahullah mengatakan :

    ثا

     ٖشف

     ٚ

     ٛا

     ٙر

     ٝ

     ٘

     ٠

    ٌ

    اٚ

     ٛفب٠

     ٙر

     ٝ

     ٘

     ٠

    ٌ

    ا

     ٗ

    ٔ

    بج

     

     ٙا

    ٌ

    ٚ

    ١ٚش٘ب   ٟٕ

    ٌ

    اٚ شٚق  ثٌه   ٖشفٚ   ٛا١زٙب  ٝ ثبٌبفخ   ٖش١ٚ  ٛ.  

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    10/15

    10

    ٛ  ث  ١ٚ:آشمٌا  ٟف ٌح  ا :(ُٛإ ال ٠ىش وش  ِ

    ا

    َ

     ِ

    ٙ

    ِ

    َ

       ُ  ٠ِ

    ا([سبٌا:

    23](ُٛ ِ

    فب

    َ

    ُ  ِ

    ٙ

    ِ

    َ

       ُ   ٠ِ

    ا

    َ

    [ (سبٌا:34]يب :ٙز١اٛ  ٝ ان   

    “Untuk hal ini, maka Allah telah memuji orang2 yang menjaga shalatnya dan orang2 yang tetap

    menekuni shalatnya. Dan ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu dan yang lainnya telah menafsirkan

    bahwa maksudnya adalah orang yang menjaga waktu2 shalatnya.

    Hal yang sama juga dikatakan oleh Masruq, Ibrahim an-Nakhai dan yang selain beliau berdua.

    Dikatakan kepada ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu : “Sesungguhnya Allah banyak menyebutkan

    tentang shalat di dalam Al-Quran semisal firman-Nya : “Orang2 yang tetap menekuni shalatnya (Q.S

    Al-Ma’arij ayat 23) dan : “orang2 yang menjaga shalatnya (Q.S Al-Ma’arij ayat 34). 

    Maka ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata : “Kedua hal tersebut adalah menjaga dan tetap

    menekuninya atas waktu2-nya.” 

    (Fathul-Bari 4/194)

    Demikianlah salah satu shifat dari seorang mu’min yakni  bahwa ia bukanlah orang yang suka

    melalaikan shalat, akan tetapi ia adalah orang yang senantiasa menjaga shalatnya sebab ia tahu

    bahwa dalam menjaga shalat terdapat keberuntungan, sedangkan dalam melalaikan shalat terdapat

    kebinasaan.

    Al-Hafizh ibnu Rajab rahimahullah mengatakan :

     بي ٠ش١   ثا  ٓ  ١ بٕ

    ئث  ٞصٚشٌا ٔش   ث   ٜٚسٚ:شٚ سٔ-ٟجذ أ أثب ثىش 

    ٙب ٕ

    ب ا-ال ٕ

    ٌ

    ا  ب٠ بٔبو:لا ضشزفا ٟزٌا ٌح  ا  ١مرٚ   ١  ٗث  ٚرشن  رج ال 

    ٙىخ

    ٌ

    ا رشٙ٠ب   ٟف  بف  ٌٛا١زٙب  

    “Dan Muhammad bin Nashr al-Maruzi telah meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari ibnu Sirin

    bahwa ia berkata : “Diberitakan kepadaku bahwa Abu Bakar dan ‘Umar radhiyaahu ‘anhuma,

    keduanya pernah mengajari manusia tentang Islam dengan : “Sembahlah Allah dan janganlah

    menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Lalu dirikanlah shalat yang telah Allah wajibkan atas

    waktu2nya. Sungguh dalam melalaikan waktu2nya, terdapat kebinasaan.” 

    (Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari 4/197)

    Kemudian…. 

    Menjaga waktu2 shalat ini, maka ia termasuk kepada mendirikan shalat, sedangkan untuk

    mendirikan shalat inilah maka manusia diperintahkan oleh Allah sebagaimana hal ini banyak sekali

    disebutkan di berbagai tempat di dalam kitab-Nya dan bukan hanya untuk sekedar untuk

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    11/15

    11

    mengerjakannya belaka, semisal firman Allah : “Dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk

    orang-orang yang menyekutukan Allah.” (Q.S Ar-Rum ayat 31)

    Dan banyak sekali ayat lainnya.

    Tentang hal ini, maka Al-Hafizh ibnu Rajab rahimahullah mengatakan :

    ٗثسٛ

    ٌ

    ا إبزٙب  ٚزٙب ال: ٓٚخ   ٟزٌا ٛا١زٙب  ١ٌش  ٌح  ا  ٝ   ف   ٛا١زٙب  ٝ  ٗفبٌا

    ٙب ٕ

    ٙٚب  فٙ١ب  ٚفشط  ٙ١ب   ث  ٌح ا  م٠ ف.  

    “Dan diantara hal2 yang dimaksud dengan perintah mendirikan shalat ini ialah menjaga waktu2nya,

    sebab barangsiapa yang shalat pada waktu yang bukan dengan waktu yang diperintahkan oleh Allah,

    maka berarti tidaklah disebut mendirikan shalat, bahkan ia telah menyia-nyiakannya dan juga

    melalaikannya.” 

    (Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari 4/193)

    Beliau rahimahullah lalu mengatakan :

    ٌح:ٚبي زبح ا ٘ٛٚب:إبخ  ٚسوٙٛب    ٙٛٚٚب ٛا١زٙب   ٝ .اٌبفخ  

    ب١  ث  ربم يبٚ:بٙزبإ:ب٘ٛٚ سوٙٛب   برٚ   فٙ١ب ٌٛٙس  ا ٚإجبغ    ٛا١زٙب  ٝ اٌبفخ 

     ٟجٕ

    ٌ

    ا  ٝ ٌح  اٚ   ٙزٌاٚ   فٙ١ب  اشمٌا ٚرٚح  إبزٙب)  فٙا   .  

    “Qatadah rahimahullah mengatakan : “Mendirikan shalat yaitu menjaga waktu2nya, wudhu2nya,ruku2-nya dan juga sujud2nya.” 

    Dan Muqatil bin Hayyan rahimahullah mengatakan : “Mendirikan shalat yaitu menjaga waktu2nya,

    menyempurnakan wudhu-nya, menyempurnakan ruku2nya, sujud2nya, tilawah2 Al-Qur-annya,

    tasyahud, dan juga shalawat atas Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

    Semua ini adalah mendirikan shalat.” 

    (Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari 4/193)

    Maka atas hal ini, semoga Allah memasukan kita semua kedalam golongan orang2 yang senantiasa

    menjaga shalat. Amin ya Allah.

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    12/15

    12

    4 Takut dan Yakin Akan Hari Kiamat

    Allah berfirman :

    “Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan

    dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah

    benar (akan terjadi).” 

    (Q.S Asy-Syura ayat 18)

    Di dalam ayat ini, Allah telah menunjukan tentang shif at yang lain dari orang mu’min, yakni bahwa

    dia merasa takut akan terjadinya hari kiamat dan dia benar2 yakin bahwa hari itu memang benar2

    akan terjadi, tanpa sedikitpun dia meragukannya.

    Benar, bagaimana seorang mu’min tidak merasa takut akan hari kiamat sedangkan Allah dan Rasul-

    Nya telah menyifati hari itu dengan berbagai peristiwa yang dahsyat, semisal :

    Firman Allah :

    “Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-

    luluhnya,” (Q.S Al-Waqi’ah ayat 4-5)

    Firman Allah :

    “Apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan

    apabila neraka Jahim dinyalakan,” (Q.S At-Takwir ayat 10-12)

    Firman Allah :

    “Pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka

    semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Dan

    kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.

    Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka.”  (Q.S Ibrahim

    ayat 48-50)

    Sungguh, atas semua ini, maka seorang mu’min tidak akan putus-putusnya untuk senantiasa

    meminta kepada Allah agar Dia memberikan keselamatan kepadanya pada saat hari itu datang.

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    13/15

    13

    Maka yang dikehendaki dalam hal ini dalam diri seorang mu’min adalah rasa takut dan keyakinan

    yang kemudian menjadi pemicu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi hari tersebut, yakni

    dengan melakukan berbagai amal shalih, baik yang berkenaan dengan hati ataupun amal anggota

    badan dalam rangka untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha untuk meraih cinta,

    rahmat dan keridhaan-Nya, yang dengan itu, dia berharap semoga Allah akan menyelamatkannya di

    hari kiamat kelak.

    Berkenaan dengan hal ini, maka telah datang penjelasan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam

    tentang apa2 yang seharusnya dilakukan oleh seorang mu’min yang meyakini akan datangnya hari

    kiamat dan merasa takut akan datangnya hari tersebut, diantaranya :

    1. Mencintai Allah dan Rasul-Nya

    Disebutkan dalam haditsnya Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu bahwa ada seorang laki2 bertanya

    kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : 

    ب

    َ

    َ ُبي   بَىَْ ا ُشٌا  َ َ َب فَى ََْْد  َ ََب    ١ََ  ٌٗا  َٝ  ِٟ

    ٌ

    ا ٌبَخ َبي  ا    ٌٗا ُٛي  َ س بَ

    ذ

    ْ

    ج

    َ

    َ

       عَ ْذ  َ ََُٗٛبي  َس  ٌٗا  تِ

    ُ

     ِٟ

    ى

    َ

    َ

    ََخ  َ بََ ََبح   بََ  بَِ

     ش١ِ

    َ

    َب و ََْْد  اَ ٌٗب  ُٛي  َ س 

    “Wahai Rasulullah, kapankah kiamat itu?” 

    Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya : “Apa yang engkau persiapkan untuk

    hari itu?” 

    Laki-laki itu se-akan tertunduk, kemudian berkata : “Wahai Rasulullah, tidaklah aku menyiapkan

    untuk hari itu dengan shaum yang banyak, tidakpula shalat dan sedekah yang banyak, akan tetapi

    aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” 

    Nabi shallallaahu lalu berkata : “Engkau bersama dengan yang engkau cintai.” 

    (Shahih al-Bukhari 9/64 no.7153)

    Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah mengatakan :

    ٙب

    ٌ

     اؼزعبث ٖشِ

    أ   ث اٌغبػخ  ٚذ    ػ  ٗج    ٗٔأ  شٌاٚ  

    “Yang dimaksud dalam hadits ini adalah bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidaklah

    menjawab pertanyaan tentang waktu kiamat, bahkan beliau memilih untuk memerintahkannya agar

    mempersiapkan diri akan datangnya hari tersebut.” 

    (Tafsir ibnu Katsir 7/197)

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    14/15

    14

    2. Berkata baik atau diam

    Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

    ١ذ

    ٌ

     ٚأ ٚا ٛ١ٌا٢ش ف١م١ شا   ثبل  ؤ٠  بو ٓ  

    “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang baik atau (jika

    tidak) maka hendaknya ia diam.” 

    (Shahih Muslim 1/68 no.47)

    Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan :

    أ١ ٗٔش   ٙ٠ش   ٌ  اٚ  ىز١ف بثٕٚ

    ٚا اجب  ٚ  ٗ١ ث١ ٗشا ممب ٠بة   ىز٠ ب بو ئف ىز٠ أ اسأ اا ٗٔأ

     بج ٚأ  ٖٚشى  ٚأ  اش ٗٔأ   ظٙش  ٛاء   ىٌا  ٓ  ٗ١ف١ه   ٠بة 

    “Jika seseorang bermaksud untuk berbicara, maka hendaklah ia berbicara ketika yang akan

    dikatakan itu memang adalah satu kebaikan yang berhak mendapatkan pahala atasnya, baik dalam

    hal yang wajib ataupun sunnah. Tapi, jika apa yang akan dikatakan itu tidak jelas kebaikannya, tidak

    pula akan mendatangkan pahala, maka hendaklah ia diam dari perkataan itu. Sama saja, apakah hal

    itu memang jelas baginya merupakan sesuatu yang haram, makruh ataupun mubah.”

    (Al-Minhaj 2/25)

    3. Memuliakan tamu

    Ibnu Syuraih al-Khuza’i radhiyallaahu ‘anhu bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

    ٗ١  شىف ش٢ا ٛ١ٌاٚ ٠ؤ ثبل   بو ٓٚ  

    “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” 

    (Shahih Muslim 1/69 no.48)

    Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan :

    ١

    ٌ

    ب

    ٌ

    اٚ   ١١جٕ

    ٌ

    ا ٚك   ا ةاآ ٓ ١ٌبفخ  اٚ  

    “Memuliakan tamu termasuk adab yang mulia di dalam Islam dan akhlak para Nabi serta orang2

    shalih.” 

    (Al-Minhaj 2/24)

    4. Berbuat baik kepada tetangga dan tidak menyakitinya

    Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

    ٖسب  ٞؤ٠  ف ش٢ا ٛ١ٌاٚ  ثبل  ؤ٠  بو ٓ  

    “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya.” 

    (Shahih Muslim 1/68 no.47)

  • 8/17/2019 Shifat-shifat Orang Mumin

    15/15

    15

    Ibnu Syuraih al-Khuza’i radhiyallaahu ‘anhu bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

    ٖسب  ٌٝإ   ١ف ٚا ٛ١ٌا٢ش   ثبل  ؤ٠  بو ٓ  

    “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada

    tentangganya.” 

    (Shahih Muslim 1/69 no.48)

    5. Dan sebagainya

    Wallaahu a’lam.