sgd1

30
Judul : Sediaan cleansing ku memisah? kenapa ya? Skenario Step 1 1. HLB (benih) Nomor yang diberikan bagi tiap-tiap surfaktan. (nailul) Nilai perbandingan dari hidrofil dan lipofil (silvinia) 2. Surfaktan (faradinda) Suatu senyawa yang terdiri dari hidrofil dan hidrofob sekaligus dalam satu molekul. (diana) Biasanya digunakan untuk menurunkan tegangan permukaan (silvinia) 3. Emulsi (nikmah) Suatu sediaan cair atau larutan yang dalam cairan pembawa dapat distabilkan dengan pengemulsi atau surfaktan. (yuli) Suatu dispersi dimana fase terdispersinya terdiri dari bulatan-bulatan kecilzat cair yang terdistribusi merata oleh pembawa yang tidak tercampur. (tri puji) Sistem 2 fase yang salah satu cairannya terdispersi dengan cairan lain dalam bentuk tetes kecil yang berdiameter 0,1 mikro meter. (rika) Suatu heterogen yang dalam keadaan normal tidak dapat tercampur (fase air dan fase minyak) dengan pertolongan bahan penolong yang disebut emulgator. (hanuriza) Mahasiswa farmasi membuat sediaan emulsi berupa cleansing milk whiteningdengan metode HLB, namun sediaan yang dibuat mengalami pemisahan bentuk, dimana bagian atas sediaan terdapat cairan setelah dibiarkan selama 24 jam dan tidak menyatu setelah di gojog. Mahasiswa tersebut kemudian berkonsultasi dengan dosen terkait. Untuk mencari penyebab masalah tersebut, dosen menanyakan mengenai jenis surfaktan yang digunakan, nilai HLB,

Upload: ekka-wulan

Post on 16-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

TRANSCRIPT

Page 1: sgd1

Judul : Sediaan cleansing ku memisah? kenapa ya?

Skenario

Step 1

1. HLB (benih)Nomor yang diberikan bagi tiap-tiap surfaktan. (nailul)Nilai perbandingan dari hidrofil dan lipofil (silvinia)

2. Surfaktan (faradinda)Suatu senyawa yang terdiri dari hidrofil dan hidrofob sekaligus dalam satu molekul. (diana)Biasanya digunakan untuk menurunkan tegangan permukaan (silvinia)

3. Emulsi (nikmah)Suatu sediaan cair atau larutan yang dalam cairan pembawa dapat distabilkan dengan pengemulsi atau surfaktan. (yuli)Suatu dispersi dimana fase terdispersinya terdiri dari bulatan-bulatan kecilzat cair yang terdistribusi merata oleh pembawa yang tidak tercampur. (tri puji)Sistem 2 fase yang salah satu cairannya terdispersi dengan cairan lain dalam bentuk tetes kecil yang berdiameter 0,1 mikro meter. (rika)Suatu heterogen yang dalam keadaan normal tidak dapat tercampur (fase air dan fase minyak) dengan pertolongan bahan penolong yang disebut emulgator. (hanuriza)

Step 2

1. Sebut dan jelaskan macam-macam masalah yang terjadi pada pembuatan sediaan emulsi (faradinda)

2. Sebutkan penyebab permasalahan dalam pembuatan emulsi (benih)3. Sebutkan kekurangan dan kelebihan sediaan emulsi (miratun)4. Sebutkan mekanisme kerja surfaktan (annisa)5. Sebutkan faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi (hanuriza)6. Jenis surfaktan yang bagaimana yg sering digunakan pada sediaan emulsi, dan berikan

contohnya (nikmah)7. Sebutkan nilai HLB dan tipenya (yuli)

Mahasiswa farmasi membuat sediaan emulsi berupa cleansing milk whiteningdengan metode HLB, namun sediaan yang dibuat mengalami pemisahan bentuk, dimana bagian atas sediaan terdapat cairan setelah dibiarkan selama 24 jam dan tidak menyatu setelah di gojog. Mahasiswa tersebut kemudian berkonsultasi dengan dosen terkait. Untuk mencari penyebab masalah tersebut, dosen menanyakan mengenai jenis surfaktan yang digunakan, nilai HLB, dan proses pembuatan dari mulai penyiapan bahan, proses pencampuran hingga pengemasan.

Page 2: sgd1

8. Sebut dan jelaskan metode pembuatan sediaan emulsi (nailul)9. Apa perbedaan emulsi o/w dengan w/o (rika)10. Sebut dan jelaskan tipe emulsi (silvinia)11. Jelaskan proses-proses pembuatan emulsi (akhdan)12. Sebutkan aplikasi emulsi dalam sediaan farmasi (diana)13. Sebutkan syarat emulsi yang baik (tri puji)14. Mengapa suatu sediaan dijadikan emulsi (nikmah)15. Sebutkan uji evaluasi

Step 3

1. Sebut dan jelaskan macam-macam masalah yang terjadi pada pembuatan sediaan emulsi (faradinda)Jawab : - Coalescence : perubahan dari butiran kecil/globul menjadi butiran yang besar- Flokulasi- Creaming : peristiwa mengapungnya fase minyak- Inversi : pertukaran antara fase m/a menjadi a/m begitu sebaliknya- Breaking : peristiwa yang tidak bisa kembali ke bentuk semula

(benih, hanuriza, silvinia)2. Sebutkan penyebab permasalahan dalam pembuatan emulsi (benih)

Jawab :- Creaming : penyebabnya fase minyaknya mempunyai densitas lebih kecil dari

pada air(rika)

3. Sebutkan kekurangan dan kelebihan sediaan emulsi (miratun)Jawab :Kekurangan :- Tidak stabil- Pembuatan sulit- Emulsi mudah untuk tempat perkembangbiakan mikroba, sehingga diperlukan

antimikroba

Kelebihan :

- Menutupi rasa minyak yang tidak enak- Mempermudah dicerna dan di absorbsi- Memperbaiki penampilan sediaan- Ketersediaan hayatinya lebih baik- Konsistensi emulsi sangat beragam- Tidak diperlukan perbandingan volumi fase internal dan eksternal- Untuk obat per oral bisa digunakan tipe o/w- Untuk obat semi solid bisa digunakan tipe o/w atau w/o

(faradinda,diana,benih,rika)

Page 3: sgd1

4. Sebutkan mekanisme kerja surfaktan (annisa)Jawab :- Membentuk lapisan monomolekular : menstabilkan emulsi dengan cara

membentuk sebuah lapisan tunggal yang diabsorbsi oleh molekul atau ion pada permukaan antara minyak dan air

- Membentuk lapisan multi molekular- Digunakan untuk dua campuran yang tidak dapat bercampur- Surfaktan mengandung gugus lipofil dan hidrofil kalau dimasukkan kedalam 2

cairan yang memiliki 2 tegangan permukaan yg berbeda akan menurunkan tegangan kedua cairan sehingga dapat bercampur(yuli, silvinia)

5. Sebutkan faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi (hanuriza)Jawab :- Ukuran partikel- Perbedaan bobot jenis ke 2 fase- Viskositas fasa kontinyu- Muatan partikel- Sifat efektifitas dan jumlah emulgator yang digunakan- Kondisi penyimpanan- Penguapan dan pengenceran selama penyimpanan- Adanya pertumbuhan mikroorganisme

(nailul, tripuji)6. Jenis surfaktan yang bagaimana yg sering digunakan pada sediaan emulsi, dan berikan

contohnya (nikmah)Jawab :- Surfaktan anionik : terionisasi didalam air atau larrutan sehingga membentuk ion

negatif. contohnya : SLS- Surfaktan kationik : terionisasi didalam air atau larutan sehingga membentuk ion

positif. contohnya : centrimide- Surfaktan amfote : terionisasi didalam air atau larutan dan membentuk ion-ion

positif, ion-ion negatif, dan non ionik. contohnya : lecitin- Surfaktan non ionik : tidak terionisasi didalam air atau larutan sehingga tidak

membentuk muatan ion. contohnya : tween span(faradinda, hanuriza)

7. Sebutkan nilai HLB dan tipenya (yuli)

Nilai HLB Tipe system HLB1-3 Anti foaming3-6 A/M emulgator7-9 Zat pembawa8-18 M/A emulgator13-15 Zat pembersih15-18 Zat penambah pelarut

Page 4: sgd1

(annisa)

8. Sebut dan jelaskan metode pembuatan sediaan emulsi (nailul)Jawab :- Metode gom kering : digunakan untuk emulsi dengan zat pengemulsi gom kering- Metode gom basah : digunakan untuk emulsi dari minyak-minyak yang sangat

kentalDigunakan untuk mengemulsi dengan mucilago

- Metode botol : digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat yang mudah menguap dan memiliki viskositas rendah(yuli, hanuriza)

9. Apa perbedaan emulsi o/w dengan w/o (rika)Jawab :

Emulsi o/w Emulsi w/o

Emulsi yang terbentuk jika fase dalam berupa minyak dan fase luarnya air

Emulsi yang terbentuk jika fase dalamnya air dan fase luar minyak

Biasanya menggunakan zat aktif yg diformulasikan per oral

Biasanya menggunakan zat aktif yang diformulasikan eksternal

Jika digunakan secara eksternal akan menimbulkan efek dingin

Menimbulkan efek lembab

Jika terkena kulit mudah dibilas Susah dibilasBiasanya digunakan untuk menutupi rasa pahit atau tidak enak dari minyak

Biasanya digunakan pada sediaan cream

Api larut air akan lepas dengan mudah dengan tipe emulsi o/w

Api larut minyak akan lepas dengan mudah dari tipe emulsi w/o

(nikmah, miratun, diana)10. Sebut dan jelaskan tipe emulsi (silvinia)

Jawab :- Emulsi tipe o/w : emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar dalam air.

Minyak sebagai fase internal, dan air sebagai fase eksternal.- Emulsi tipe w/o : emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar dalam minyak.

Air sebagai fase internal, dan minyak sebagai fase eksternal- Multiple emulsion : emulsi dengan struktur kompleks biasanya menyerupai a/m

atau m/a/m- Dual emulsion : sulit untuk di identifikasi karena fase air dan minyak sangat

homogen- Mikro emulsion : dengan globul yang berukuran dibawan 0,15 mikro

(miratun, akhdan)11. Jelaskan proses-proses pembuatan emulsi (akhdan)

Jawab :

Page 5: sgd1

- Membuat fase air air dipanaskan suhu 70 derajat celcius lalu ditambah tween, ditambah zat aktif paracetamol, ditambah pewarna, ditambah essens, ditambah sakarin

- Membuat fase minyak minyak atsiri ditambah dengan span, dipanaskan, lalu dihomogenkan air dahulu sambil ditambah minyak sds, lalu dihomogenkan dan lalukan selama 5x.(diana)

12. Sebutkan aplikasi emulsi dalam sediaan farmasi (diana)Jawab :- Rasa atau bau yang tidak enak dapat ditutupi dengan emulsifikasi, contohnya

minyak ikan- Untuk penggunaan sediaan steril yang stabil sediaan intravena emulsi yang terdiri

dari lemak, karbohidrat, vitamin sebagai nutrisi intravena.- Absorbsi dan penetrasi dapat ditingkatkan dengan emulsifikasi- Injeksi intramuscular dari obat-obat pelarut air atau vaksin utnuk mengakomodasi

“slow release”(nikmah)

13. Sebutkan syarat emulsi yang baik (tri puji)Jawab :- Mudah dioleskan merata pada kulit- Mudah dicuci bersih dari daerah kelekatan- Tidak menodai pakaian- Tidak berbau tengik- Bebas partikular keras dan tajam- Tidak mengiritasi kulit- Stabil- Bila di kocok dapat bercampur- Terdiri dari 2 fase yang tidak saling bercampur

(nailul, silvinia, rika, faradinda)14. Mengapa suatu sediaan dijadikan emulsi (nikmah)

Jawab :Untuk menutupi rasa minyak yang tidak enak agar obat tersebut mudah di absorbsiKarena dua sediaan yang tidak dapat bercampur sehingga dibuat sediaan emulsi sehingga mudah diabsorbsi karena partikel minyaknya kecil.(diana, tripuji)

Page 6: sgd1

Step 4

HLB

EMULSI

TIPE EMULSI

APLIKASI FARMASI SYARAT-SYARAT EMULSI

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

METODE PEMBUATAN

HAL-HAL YANG PERLU

DIPERHATIKAN

Page 7: sgd1

Step 5

1. Sebut dan jelaskan macam-macam masalah yang terjadi pada pembuatan sediaan emulsi (faradinda)

b. Creaming adalah terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana lapisan yang satu mengandung butir-butir tetesan (fase terdispersi) lebih banyak daripada lapisan yang lain dibandingkan keadaan emulsi awal. Walaupun masih boleh, terbentuknya cream tidak baik dilihat dari nilai estetika sediaan, sehingga sebisa mungkin harus dicegah. Beberapa hal yang dapat mencegah pembentukan cream yaitu: 1) Memperkecil ukuran tetes-tetes cairan yang terdispersi 2) Meningkatkan viskositas fase luar/fase kontinyu 183) Memperkecil perbedaan kerapatan antara kedua fase cairan4) Mengontrol konsentrasi fase terdispersi c. Laju creaming dinyatakan dalam hukum Stokes

d. Koalesensi (breaking) Koalesensi adalah peristiwa penggabungan globul-globul minyak sebagai fase dalam menjadi lebih besar yang menyebabkan emulsi tidak terbentuk kembali (pecah). Hal ini dikarenakan koalesensi bersifat ireversibel.

e. Koalesensi (breaking) Koalesensi adalah peristiwa penggabungan globul-globul minyak sebagai fase dalam menjadi lebih besar yang menyebabkan emulsi tidak terbentuk kembali (pecah). Hal ini dikarenakan koalesensi bersifat ireversibel.

Page 8: sgd1

f. Inversi Inversi adalah peristiwa berubahnya jenis emulsi dari m/a menjadi a/m atau sebaliknya.

(Aulton, 1988; Gennaro, 1990).http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/formulasi_sediaan_emulsi_buah_merah.pdf(RIKA )

Secara Kimia

Dalamsuatusistememulsi, zataktifsertazat-zattambahan yangdigunakanharustercampurkansecarakimia. Sebagaicontoh, penambahanalkoholdapatmenyebabkanemulsidengankoloidhidrofilikmengalamipengendapansedangkanperubahan pH yang drastisdapatmengakibatkanpecahnyaemulsi

SecaraBiologi

Kontaminasiemulsiolehmikroorganismedapatmempengaruhisifatfisikokimiasediaan, sepertiperubahanwarnadanbau, perubahan pH, hidrolisislemakdanminyak, sertapecahnyaemulsi. Olehkarenaitu, perlupenambahanzatpengawetantimikrobauntukmencegahpertumbuhanmikroorganisme

Page 9: sgd1

sumber: Ellin Febrina,.2007. FORMULASI SEDIAAN EMULSI MINYAK BUAH

MERAH(PANDANUS CONOIDEUS LAM.) SEBAGAI PRODUK ANTIOKSIDAN ALAMI.

(YULI)

2. Sebutkan penyebab permasalahan dalam pembuatan emulsi (benih)a. Creaming

Disebabkan oleh terjadinya perbandingan antara air dan emulsifier yaitu air yang terkandung lebih banyak daripada emulsifier sehingga hasil emulsifikasi yaitu cream`yang akan kebawah hal ini disebabkan karena fase terdispersinya mempunyai berat jenis yang lebih besar dari medium pendispersinya

b. Flocculation

Disebabkan karena kurangnya pengadukan atau pengocokan pada proses emulsifikasi sehingga menyebabkan terjadi pengelompokan butiran butiran menjadi gumpalan yang longgar dan tidak teratur.

c. Coalescence

Disebabakan Karena kecepatan pengadukan dan pengocokan yang berlebihan pada proses emulsifikasi sehingga terjadi penggabungan butir-butir emulsi yang kecil menjadi butir-butir yang lebih besar

SUMBER : Yuniar, S.T, M.T, dkk. 2010. Teknik Pengolahan Pangan. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

(MIRATUN) Inversi massa (pembalikan massa ) yang terjadi karena adannya perubahan viskositas Breaking/demulsifikasi, lapisan film mengalami pemecahan sehingga hilang karena

pengaruh suhu.(Lady,tulipe, 2009)Lady, Tulipe. 2009 .Emulsi.EGC : Jakarta(BENIH)

3. Sebutkan kekurangan dan kelebihan sediaan emulsi (miratun)

Page 10: sgd1

SUMBER :- Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk sediaan farmasi, UI-press,

Jakarta- Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.

Sumber :

(NAILUL)

Ansel, Hal 377 & Art of Compounding, Hal 314 :Pemakaian oral (biasanya tipe M/A). Tipe M/A bertujuan untuk:

Page 11: sgd1

Menutupi rasa minyak yang tidak enak. Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi karena ukuran minyak diperkecil. Meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katalisator bila diberikan dalam emulsi.

(minyak mineral sebagai katartik). Ketersediaan hayati lebih baik karena sudah dalam bentuk terlarut. (mudah diabsorpsi

ukuran partikel minyak kecil). Memperbaiki penampilan sediaan karena merupakan campuran yang homogen secara

visual. Meningkatkan stabilitas obat yang lebih mudah terhidrolisa dalam air. Pembuatan sediaan yang depoterapi (RPS) Penetrasi dan absorpsi dapat dikontrol Kerja emulsi lebih lama

Kerugian Sediaan emulsi cenderung tidak stabil secara thermodinamika sehingga formulasi sediaan ini

harus dapat menstabilkan emulsi dari perubahan menjadi 2 (dua) fasa terpisah. Sediaan emulsi cenderung sulit dibuat

(LOLA)

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/joshita.djajadisastra/material/emulsifarmasi.pdf(TRI PUJI)

4. Sebutkan mekanisme kerja surfaktan (annisa)

Page 12: sgd1

http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/552/jbptitbpp-gdl-romaulipak-27562-2-2007ta-1.pdf

(DIANA)

MekanismeKerjaSurfaktanSurfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. Surfaktan dapat membentuk misel (micelles), suatu molekul surfaktan mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul surfaktan bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul surfaktan secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di dalam air.Rosen, Milton J.(2004). Surfactants and Interfacial phenomena. Third edition, John Willey and Sons, Inc.,Publication:New York

(HANURIZA)

a. Roll up

Pada mekanisme ini, surfaktan bekerja dengan menurunkan tegangan antarmuka antaraminyak dengan kain atau material lain yang terjadi dalam larutan berair.

b. Emulsifikasi

Pada mekanisme ini surfaktanmenurunkan tegangan antarmuka minyak-larutan danmenyebabkan proses emulsifikasi terjadi.

c. Solubilisasi

Melalui interaksi dengamisel dari surfaktan dalam air (pelarut), senyawa secara simultanterlarut dan membentuk larutan yang stabil dan jernih.

Page 13: sgd1

Setiawan, hendriks.2009, Teknologi Surfaktan . Malang : Universitas Brawijaya.

(FARADINDA)

5. Sebutkan faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi (hanuriza)

Ansel, H.C., (1989), “PengantarBentukSediaanFarmasi”, edisi IV, Terjemahan Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta.

(SILVINIA)Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah:• Tegangan antarmuka rendah• Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka• Tolakan listrik double layer• Relatifitas phase pendispersi kecil• Viskositas tinggi.Anief, M., 2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.http://eprints.undip.ac.id/16676/3/LAPORAN_PENELITIAN.pdf(RIKA)Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi:

• Ukuran partikel.• Perbedaan bobot jenis kedua fasa.• Viskositas fasa kontinu.

Page 14: sgd1

• Muatan partikel • Sifat efektivitas dan jumlah emulgator yang digunakan.• Kondisi penyimpanan: suhu (dengan berubahnya suhu, emulgator rusak emulsi

rusak), ada/tidaknya agitasi dan vibrasi.• Penguapan atau pengenceran selama penyimpanan.• Adanya kontaminasi dan pertumbuhan mikroorganisme (bakteri akan menghasilkan

produk-produk yang akan bisa merusak emulsi).

Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Edisi IV,326-341,UI-Press, Jakarta.(HANURIZA)

Nguyen, T., 2010. Emulsi. EGC :Jakarta.(BENIH)

6. Jenis surfaktan yang bagaimana yg sering digunakan pada sediaan emulsi, dan berikan contohnya (nikmah)

Page 15: sgd1

(NAILUL)

Page 16: sgd1

(DIANA)

Memurut Buku Pelajaran Teknologi Farmasi halm 410-411

Emulgator dapat dikelompokkan menjadi emulgator ionik, termaksud ke dalamnya adalah emulgator anion aktif (anionik) dan kation aktif (kationik), emulgator bukan ionik dan emulgator amfoter. Kelompok lain adalah emulgator berbentuk serbuk dan kuasi emulgator. Yang terakhir adalah emulgator kompleks. Emulgator dapat berasal dari alam (tumbuhan dan hewan), dan yang semakin berkembang adalah produk parsial sintetis dan sintetis

Sumber : Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. UGM Press. Yogyakarta. (khoirun nikmah)

(NIKMAH)

7. Sebutkan nilai HLB dan tipenya (yuli)

Page 17: sgd1

7.

Ansel, H.C., (1989), “PengantarBentukSediaanFarmasi”, edisi IV, Terjemahan Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta.

(SILVINIA)

Page 18: sgd1

8. Sebut dan jelaskan metode pembuatan sediaan emulsi (nailul)

1. Metode PembuatanEmulsi dapat dibuat dengan metode-metode di bawah ini:a. Metode Gom Kering (metode kontinental /metode 4:2:1)Metode ini khusus untuk emulsi dengan zat pengemulsi gom kering. Basisemulsi (corpus emuls) dibuat dengan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1bagian gom, lalu sisa air dan bahan lain ditambahkan kemudian. Caranya,minyak dan gom dicampur, dua bagian air kemudian ditambahkansekaligus dan campuran tersebut digerus dengan segera dan dengan cepatserta terus-menerus hingga terdengar bunyi “lengket”, bahan lainnyaditambahkan kemudian dengan pengadukan.

b. Metode Gom Basah (metode inggris) Metode ini digunakan untuk membuat emulsi dengan musilago atau gom yang dilarutkan sebagai zat pengemulsi. Dalam metode ini digunakan proporsi minyak, air dan gom yang sama seperti pada metode gom kering. Caranya, dibuat musilago kental dengan sedikit air, minyak ditambahkan sedikit demi sedikit dengan diaduk cepat. Bila emulsi terlalu kental, air ditambahkan lagi sedikit agar mudah diaduk dan bila semua minyak sudah masuk, ditambahkan air sampai volume yang dikehendaki.

c. Metode Botol Metode ini digunakan untuk membuat emulsi dari minyak-minyak menguap yang juga mempunyai viskositas rendah. Caranya, serbuk gom arab dimasukkan ke dalam suatu botol kering, ditambahkan dua bagian air kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat dalam wadah tertutup. Minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus mengocok campuran tersebut setiap kali ditambahkan air. Jika semua air telah ditambahkan, basis emulsi yang terbentuk bisa diencerkan sampai mencapai volume yang dikehendaki (Anief, 1999; Ansel, 1989).

SUMBER : Anief, M., 1999, Sistem Dispersi, Formulasi Suspensi dan Emulsi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Halaman: 56, 65-66, 71-79Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, Jakarta: Universitas Indonesia Press, Halaman: 145-146, 377-381(AKHDAN)a. Metode penyabunan

Cara ini untuk emulsi yang terjadi dengan zat pengemulsi sabun. Sabun sebagai emulgator dan minyak sebagai asam lemak atau bereaksi dengan basa atau alkali akan membentuk sabun.

Sumber : Chaerunissa, A., Y., dkk. 2009. Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran. Bandung. (khoirun nikmah)

9. Apa perbedaan emulsi o/w dengan w/o (rika)

Page 19: sgd1

Allen, L.V., 2002, The Art, Science and Technology of Pharmaceutical Compounding, 2nd

Edition, 233, 241, American Pharmaceutical Association,Washington D.C.(HANURIZA)

Cara Membedakan Tipe Emulsi :1.      Dengan Pengenceran, Tipe O/W dapat diencerkan dengan air, Tipe W/O dapat diencerkan dengan minyak2.      Cara Pengecatan, Tipe O/W dapat diwarnai dengan amaranth/metilenblue, Tipe W/O dapat diwarmai dengan sudan III3.      Cara creaming test, creaming merupakan peristiwa memisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tdk tersebar dlm emulsimis : air susu setelah dipanaskan akan terlihat lapisan yang tebal pada permukaan. Pemisahan dengan cara creaming bersifat refelsibel.4.      KonductifitasElektroda dicelup di dalam cairan emulsi, bila ion menyala tipe emulsi O/W demikian sebaliknya.SUMBER :Anief, Moh . 1997 . Ilmu Meracik Obat . Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas  Press(NAILUL)

10. Sebut dan jelaskan tipe emulsi (silvinia)

Page 20: sgd1

(ANNISA)

EmulsiGanda

Dikembangkanberdasarkanpencegahanpelepasanbahanaktif.Dalamtipeemulsiinidihadirka

n 3 fase yang disebutbentukemulsi A/M/A atau M/A/M ataudisebut

“emulsi  dalamemulsi”.

Sumber:Anief, Moh. (2005). ”IlmuMeracikObat”, cetakan XII. GadjahMada University

Press: Yogyakarta.(YULIANA)

11. Jelaskan proses-proses pembuatan emulsi (akhdan)

Depkes RI.1985.formularium kosmetika indonesia

(DIANA)

Page 21: sgd1

12. Sebutkan aplikasi emulsi dalam sediaan farmasi (diana)

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/joshita.djajadisastra/material/emulsifarmasi.pdf(TRI PUJI)Dalam pembuatan hand body lotion pada percobaan kali ini yang dipakai untuk kulit sebagi obat luar dibuat sebagai emulsi m/a atau a/m, namun yang digunakan adalah m/a, tergantung pada berbagi faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukkan dalam emulsi, keinginan untuk mendapatkan efek emolien atau pelembutan jaringan dari preparat, dan keadaan permukaan kulit. Zat obat yang mengiritasi kuit umumnya kurang mengiritasi. Jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit. Pada kulit yang tidak luka, suatu emulsi air dalam minyak biasanya dapat dipakai lebih rata karena kulit diselipyti oleh suatu lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini lebih mudah dibasahi oleh minyak dari pada air. Karena ia mencegah keringnya kulitan tidak mudah dihilangkan dari kulit dengan air.

Sumber: Ansel, Howard C, 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI-Press(YULIANA)

13. Sebutkan syarat emulsi yang baik (tri puji)

Sumber :

(ANNISA)

Syarat pemilihan Pemilihan zat pengemulsi sangat penting dalam menentukan keberhasilan

Page 22: sgd1

pembuatan suatu emulsi yang stabil. Agar berguna dalam preparat farmasi, zat

pengemulsi harus mempunyai kualitas tertentu, diantaranya harus dapat dicampurkan dengan bahan formulatif lainnya, tidak mengganggu

stabilitas dari zat terapeutik, tidak toksik dalam jumlah yang digunakan, serta

mempunyai bau, rasa, dan warna yang lemah.Sumber : (Ansel, 1989; Gennaro, 1990). http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/formulasi_sediaan_emulsi_buah_merah.pdf(RIKA)

1. Kestabilan KimiaDalam suatu sistem emulsi, zat aktif serta zat-zat tambahan yang digunakan harus tercampurkan secara kimia. Sebagai contoh, penambahan alcohol dapat menyebabkan emulsi dengan koloid hidrofilik mengalami pengendapan sedangkan perubahan pH yang drastis dapat mengakibatkan pecahnya emulsi.2. Kestabilan BiologiKontaminasi emulsi oleh mikroorganisme dapat mempengaruhi sifat fisikokimia sediaan, seperti perubahan warna dan bau, perubahan pH, hidrolisis lemak dan minyak, serta pecahnya emulsi. Oleh karena itu, perlu penambahan zat pengawet antimikroba untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme (Aulton, 1988; Gennaro, 1990).

Aulton, M. E., 1988, Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, London: Churchill Livingstone, Page: 292-297

Gennaro, A. R., 1990, Remington’s Pharmaceutical Science, Volume 2, Easton, Pennsylvania: Mack Publishing Company, Page: 500(HANURIZA)

14. Mengapa suatu sediaan dijadikan emulsi (nikmah)

Page 23: sgd1

Ansel, H.C., (1989), “PengantarBentukSediaanFarmasi”, edisi IV, Terjemahan Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta.

(SILVINIA)

15. Sebutkan uji evaluasi

Page 24: sgd1

(ANNISA)

Sumber :

(YULIANA)

Page 25: sgd1