sgd blok 6 lbm 3

4
Tulang pada kepala Dibagi dalam 2 bagian : Neurocranium (tulang yang melindungi wajah) Splanchnocranium (tulang yang membentuk wajah) Tulang tulang pada Neurocranium (Tulang yang melindungi otak) : Os.occipitale Os.temporale Os.sphenoidale Os.ethmoidale Os.parietale Os.frontale Tulang tulang Splanchnocranium (Tulang yang membentuk wajah) : Maxila Mandibula Os.Zygomaticum Concha nasalis Os.nasale Os.lacrimalis Os.vomer Os.Palatina : Antara Neurocranium dan Splanchnocranium Otot – otot pada kepala Otot-otot daerah kepala dibagi menjadi dua : Otot wajah Otot pengunyahan I. Otot wajah terdiri dari : Origo : Fascia Insersi : Kulit N.VII/Nervus facialis II.Otot-otot pengunyahan terdiri dari : 1. M.masseter : Pars.superficialis origo : proc.zygomaticus max insersi : angulus mand faal : menutup rahang Pars profunda : origo: Os.zygomaticum, proc zygomaticus, Os.temporalis Insersi : angulus mandibula 1. M.pterygoideus externus : Caput cranial origo : crista infratemporalis insersi : fovea pterygoidei faal : membuka rahang.protectio mandibula,menggerakan mandibula dari satu sisi ke sisi lain. Caput caudal origo : lamina lateralis,procesi pterygoidei insersi : capsula & discus aricularis sendi rahang (art.temporo mandibularis) 1. M.pterygoideus Internus origo : Fossa pterygoidea ,tuber maxillare insersio : amgulus mandibulae faal: menutup rahang 1. M.temporalis origo : seluruh fossa temporalis, permukaan dalam fase temporalis, Innervasi : N.mandibularis, N.V3 portio minor . Articulatio temporomandibularis Yaitu persendian antara basis cranii dan mandibula . Caput art: Proc.condyloideus Fossa art: fossa mandibularis & tubercullum articulatio Gerakan pada Articulatio temporomandibularis : 1. Occlusio normal deretan gigi atas dan bawah akan bertemu dan saling menekan 1. Protatio (menggeser mandibula ke ventral/depan)

Upload: isma-suss-lolaloading

Post on 20-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sgd Blok 6 Lbm 3

Tulang pada kepalaDibagi dalam 2 bagian :

Neurocranium (tulang yang melindungi wajah)

Splanchnocranium (tulang yang membentuk wajah)

Tulang tulang pada Neurocranium (Tulang yang melindungi otak) :

Os.occipitale Os.temporale Os.sphenoidale Os.ethmoidale Os.parietale Os.frontale

Tulang tulang Splanchnocranium (Tulang yang membentuk wajah) :

Maxila Mandibula Os.Zygomaticum Concha nasalis Os.nasale Os.lacrimalis Os.vomer

Os.Palatina : Antara Neurocranium dan Splanchnocranium Otot – otot pada kepala Otot-otot daerah kepala dibagi menjadi dua :

Otot wajah Otot pengunyahan

I. Otot wajah terdiri dari : Origo : Fascia Insersi : Kulit N.VII/Nervus facialis

II.Otot-otot pengunyahan terdiri dari :1. M.masseter : Pars.superficialis origo : proc.zygomaticus max

insersi : angulus mandfaal : menutup rahang

Pars profunda : origo: Os.zygomaticum, proc

zygomaticus, Os.temporalisInsersi : angulus mandibula

1. M.pterygoideus externus : Caput cranial

origo : crista infratemporalisinsersi : fovea pterygoideifaal : membuka rahang.protectio mandibula,menggerakan mandibula dari satu sisi ke sisi lain.

Caput caudal origo : lamina lateralis,procesi

pterygoideiinsersi : capsula & discus aricularis sendi rahang (art.temporo mandibularis)

1. M.pterygoideus Internus origo : Fossa pterygoidea ,tuber

maxillareinsersio : amgulus mandibulaefaal: menutup rahang

1. M.temporalis origo : seluruh fossa temporalis,

permukaan dalam fase temporalis,Innervasi : N.mandibularis, N.V3 portio minor .Articulatio temporomandibularis Yaitu persendian antara basis cranii dan mandibula .

Caput art: Proc.condyloideus Fossa art: fossa mandibularis &

tubercullum articulatioGerakan pada Articulatio temporomandibularis :

1. Occlusio normalderetan gigi atas dan bawah akan bertemu dan saling menekan

1. Protatio (menggeser mandibula ke ventral/depan)

Otot2 yg bekerja : Pterygoideus medialis & lateralis,dihambat M.temporalis, bagian dorsal dari capsula articularis

1. Depressi (membuka mulut)Otot-otot yg bekerja : M.pterygoideus lateralis /ext , dibantu Mm.suprahyoid , Mm infrahyoid, gravitasi

1. Elevasi (menutup mulut)Otot-otot yg bekerja : M.temporalis, M.masseter, M.pterygoideus medialis

1. Retraksi (menggeser mandibula kebelakang)

Otot-otot yg bekerja : M.temporalis, M.pterygoideus sisi yang berlawanan, M.masseter, M.digasstricus sisi yg samaLuxatio Mandibula : bila mulut dibuka terlalu lebar dapat mengakibatkan mulut itu tidak dapat menutup kembali.

Page 2: Sgd Blok 6 Lbm 3

Aktivitas OtotBerkovitz (1995) dan William (1995) menyatakan bahwa otot-otot yang berperan dalam proses penelanan adalah otot-otot didalam kavum oris proprium yang bekerja secara volunteer, otot-otot faring dan laring bekerja secara involunter. Kavum oris terbagi menjadi dua bagian yaitu vestibulum oris dan kavum oris proprium. Vestibulum oris adalah ruang antara gigi-geligi dan batas mukosa bagian dalam dari pipi dan labium oris. Sedangkan kavum oris proprium merupakan ruang antara arkus dentalis superior dan inferior. Batas anterior dan lateral kavum oris proprium adalah permukaan lingual gigi geligi dan prosesus alveolaris (Andriyani, 2001).Otot di dalam kavum oris proprium

Otot yang termasuk didalam kelompok ini adalah otot – otot lidah dan otot – otot palatum lunak. Otot- otot intrinsic lidah : m. longitudinalis lingua superfisialis, m.longitudinalis lingua provunda, m. transfersus lingua dan m.vertikalis lingua. Otot ekstrinsik lidah (di bawah lidah) : m.genioglossus untuk mengerakan bagian tengah lidah ke belakang dan m. styloglossus yang menarik lidah keatas dan kebawah. otot- otot palatum lunak : m. tensor dan m. levator veli palatini untuk mengangkat faring dan m. palatoglossus yang menyebabkan terangkatnya uvula (Evelyn, 1992).Otot laring.

Terbagi dua yaitu otot laring instrinsik dan otot laring ekstrinsik. Otot laring ekstrinsik : m. krikotiroideus, sedangan otot- otot laring intrinsic : m. tireoepiglottikus dan m.aritenoideus pada laring terdapat dua sfingter yaitu aditus laringis dan rima glottidis. Aditus laringis berfungsi hanya pada saat menelan. rima glottidis berfungsi sebagai sfingter pada saat batuk atau bersin tetapi yang terpenting adalah epiglottis membantu mencegah makanan agar sejauh mungkin dari pita suara, dimana akan mempengaruhi tegangan pita suara pada waktu bicara (Evelyn, 1992).

DisfagiaDisfagia adalah keadaan terganggunya peristiwa deglutasi (menelan). Keluhan ini akan

timbul bila terdapat gangguan gerakan otot-otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari rongga mulut ke lambung. Disfagia umumnya merupakan gejala dari kelainan atau penyakit di orofaring dan esophagus. disfagia karena trauma akut benda asing yang masuk ke dalam faring dan laring, disertai rasa sakit yang hebat sehingga penderita mengalami kesulitan menelan makanan.

Pembagian gejala dapat menjadi dua macam yaitu disfagia orofaring dan disfagia esophagus.

Gejala disfagia orofaringeal : kesulitan mencoba menelan, tersedak atau menghirup air liur ke dalam paru-paru saat menelan, batuk saat menelan, muntah cairan melalui hidung, bernapas saat menelan makanan, suara lemah, dan berat badan menurun. gejala disfagia esofagus : sensasi tekanan dalam dada tengah, sensasi makanan yang menempel di tenggorokan atau dada, nyeri dada, nyeri menelan, rasa terbakar di dada yang berlangsung kronis, belching, dan sakit tenggorokan.Tersedak (chocking)

Tersedak adalah tersumbatnya trakea seseorang oleh benda asing, muntah, darah atau cairan lain. Tersedak bisa terjadi jika sumber udara tersumbat. Tersedak juga bisa terjadi jika adaya benda asing disaluran nafas yang menghalangi udara masuk keparu-paru. Tersedak mungkin disebabkan oleh kelainan otot-otot volunter dalam proses menelan khususnya pada klien dengan penyakit-penyakit (otot rangka) atau persarafan yaitu penderita adermatomiiositis, miastenia grafis, distrofi otot, polio. Tersedak merupakan salah satu gejala klini dari dispagia dan terjadi bila ada problem dari bagian proses menelan, misalnya kelemahan otot pipi atau lidah yang menyebabkan kesukaran untuk memindahkan makanan ke sekeliling mulut untuk dikunyah.

Bruksism

Page 3: Sgd Blok 6 Lbm 3

Bruksism adalah kebiasaan seseorang mengkerot-kerotkan giginya atau menggertakkan gigi-geligi serta menekan kuat gigi-geligi tanpa fungsi. Keadaan ini sering terjadi secara tidak sadar dan terutama pada malam hari disaat sedang tidur (Andriyani, 2001).

Keadaan ini akan menyebabkan bunyi gemerutuk gigi, rasa capai pada otot saat bangun pagi, rahang terasa terkunci sehingga akan merasakan rasa sakit pada daerah sendi rahang dan kecenderungan untuk menggigit pipi, bibir atau lidah. Selain itu, gigi akan menjadi cepat aus sehingga akan berpengaruh pada pengunyahan dan penelanan makananKebanyakan proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. kehadiran bolus dari makanan di mulut pertama kali menginsiasi refleks penghambat dari otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun.

2. penurunan rahang ini selanjutnya menginisiasi reflaks melonggarkan otot rahang memimpin untuk mengembalikan kontraksi.

3. secara otomatis mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi juga menekan bolus lagi, melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang sekali lagi, membuat rahang turun dan mengganjal (rebound) di lain waktu. Hal ini berulang terus menerus.