sertifikasi bahan kemasan kayu-1

21
Nama : Nur Malinda Nim : 11182202072 Kelas : V/A Mata Kuliah : TPP Dosen pengampu: Melda Afrianti, S.Pt., M.Si Hari/Tanggal : 12 November 2013 1. jelaskan pendapat anda mengenai arti penting sebuah pengemasan dan bahaya apa yang dapat ditimbulkan dari pengemasan itu sendiri beserta contohnya? Pengemasan Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas. Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau 1

Upload: azuragile

Post on 24-Oct-2015

78 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

Nama : Nur Malinda

Nim : 11182202072

Kelas : V/A

Mata Kuliah : TPP

Dosen pengampu: Melda Afrianti, S.Pt., M.Si

Hari/Tanggal : 12 November 2013

1. jelaskan pendapat anda mengenai arti penting sebuah pengemasan dan bahaya apa

yang dapat ditimbulkan dari pengemasan itu sendiri beserta contohnya?

Pengemasan

Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan

atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun

yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan

“selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.

Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan.

Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan

mutu bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu

mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di

dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,

benturan, getaran).

Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan

atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam

penyimpanan,pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau

pembungkusan berfungsi sebagtai perangsang atau daya tarik bagi konsumen. Karena

itu bentuk, warna, ukuran, kekuatan dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan

dalam perencanaannya.

1

Page 2: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

Bahaya kemasan produk

a. Bahaya Kemasan Kertas

Kertas adalah kemasan yang paling murah dan mudah didapatkan. Biasanya

digunakan untuk produk pangan yang berbentuk padat dan langsung konsumsi,

sebagai kemasan primer. Namun banyak digunakan untuk kemasan sekunder.

Kertas mudah rusak, terutama bila kontak dengan minyak atau air sehingga tidak

digunakan untuk produk pangan yang berminyak dan cairan. Kecuali untuk kertas

yang dikombinasikan dengan plastik ataupun aluminium foil, tahan terhadap air

atau minyak.

Di Indonesia, masih banyak digunakan kemasan kertas yang berasal dari

kertas bekas, untuk membungkus gorengan, dengan alasan pemanfaatan kertas

bekas dan harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan kertas yang masih

bersih/baru. Bahaya yang dapat ditimbulkan dari kertas bekas adalah :

a.) Adanya kemungkinan kontaminasi dari mikroorganisme yang sudah berada

pada kertas bekas, sehingga dapat merusak produk pangan dan menimbulkan

penyakit.

b.) Bila kertas bekas yang digunakan mengandung tinta (kertas yang sudah di

print Apalagi bila digunakan untuk membungkus produk pangan yang

berminyak seperti gorengan. Minyak yang panas dapat melarutkan Pb,

sehingga akan bermigrasi ke dalam produk pangan, dan terkonsumsi oleh

konsumen. atau koran), berarti mengadung timbal (Pb) yang sangat berbahaya

bagi kesehatan.

Keracunan akut yang ditandai dengan kadar lebih dari 0,72 ppm dalam darah.

Efek astrigen menimbulkan rasa haus dan rasa logam. Setelah terpajan secara akut

oleh timbal penderita akan menimbulkan gejala-gejala seperti kram perut, kolik,

dan biasanya diawali oleh sembelit. Gejalah lain yang sering timbul ialah mual,

2

Page 3: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

muntah dengan muntahan menyerupai susu karena Pb klorida. Tinja warna hitam

dapat disertai dengan diare atau konstipasi. Terhadap susunan saraf pusat,

timbale anorganik menyebabkan paraestesia, nyeri dan kelemahan otot. Anemia

berat dan hemoglobinuria terjadi karena hemolisis darah. Dapat timbul kerusakan

ginjal, gagal ginjal akut, dan kematian yang terjadi dalam 1-2 hari. Kalau

keracunan akut teratasi, umumnya akan terlihat gejala keracunan Pb kronik.

Keracunan Kronik dari berbagai literatur diketahui bahwa timbal adalah

neurotoksin (racun yang menyerang saraf) yang bersifat akumulatif, yang

mengganggu fungsi ginjal (nefrotoksik), system hemopoietik, saluran pencernaan,

system saraf pada remaja, menurunkan fertilitas dan berpotensi menurunkan

kecerdasan (IQ) anak – anak.

b. Bahaya Kemasan Kaca/Gelas

Kaca/gelas dan porselen merupakan kemasan yang paling tahan terhadap air,

gas ataupun asam, atau memiliki sifat yang inert. Kemasan kaca juga dapat diberi

warna Kemasan kaca/gelas banyak digunakan untuk produk minuman yang

memiliki sifat-sifat tertentus sehingga dapat menyaring cahaya yang masuk ke

dalam kemasan kaca. Misalnya untuk minuman sari jeruk nipis, digunakan

kemasan kaca berwana coklat, bertujuan agar kandungan asamnya tidak bereaksi

dengan kemasan dan dipilih yang berwarna coklat agar cahaya tidak merusak

vitamin C yang terkandung di dalamnya. Warna yang paling baik menyaring

cahaya ultraviolet adalah warna amber dan merah. Jenis kemasan ini dianggap

kemasan yang paling aman untuk produk pangan.

Porselen atau keramik, biasanya sering digunakan sebagai gelas atau peralatan

makan. Porselen ada yang dibuat dari tanah liat ada pula yang dibuat dari bahan

dolomite dengan beberapa bahan campuran lainnya. porselen cukup aman

digunakan sebagai wadah makanan, terutama yang bersuhu tinggi. namun ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih gelas, atau peralatan makan

3

Page 4: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

dari porselen. porselen dibuat dengan membakarnya pada suhu sangat tinggi

yaitu di atas suhu 1200°C.

Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan porselen yang baik dan kuat,

namun bila pembekaran kurang dari 800°C, maka porselen yang dihasilkan akan

kurang baik bila bahan baku yang digunakan adalah dolomite, maka kualitas

porselen juga kurang baik.

Porselen dari bahan baku dolomite atau dengan pembekaran yang kurang

sempurna masih akan terjadi migrasi ke dalam bahan pangan. Dolomit

merupakan bahan baku yang cukup luas penggunaannya, antara lain digunakan

dalam industri gelas dan kaca lembaran, industri keramik dan porselen, industri

refraktori, pupuk dan pertanian. Warna porselen umunya putih, sedangkan bila

dengan bahan dolomite akan berwarna agak kusam.

c. Bahaya Plastik

Plastik merupakan kemasan yang mudah didapatkan dan murah harganya,

tersedia dalam berbagai jenis, ketebalan, dan bentuk yang dapat dipilih sesuai

dengan keinginan dan produk pangan. Kemasan plastik memiliki jenis yang

paling beragam, dengan karakteristiknya yang sangat beragam pula.

Saat ini penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai

persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat diuraikan

secara alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga terjadi penumpukan sampah

palstik yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan.

Kelemahan lain adalah bahan utama pembuat plastik yang berasal dari minyak

bumi, yang keberadaannya semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui.

Penggunaan plastik yang aman digunakan untuk bahan pangan belum banyak

diperhatikan oleh industri kecil, industri rumah tangga, atau pedagang makanan

siap saji, seperti bakso ataupun lauk pauk. Bahan pangan yang dikemas, sering

berupa makanan yang berkuah panas ataupun berminyak. Harus diperhatikan

bahwa, plastik dapat bereaksi dengan panas dan minyak, polimer-polimernya

4

Page 5: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

dapat lepas, sehingga masuk ke dalam produk pangan. Hal inilah yang dapat

menyebabkan timbulnya penyakit.

2. jelaskan tentang sertifikasi bahan kemasan kayu dan aplikasi pada produk pangan?

Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu

Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti, tong kayu, pallet, dunnage, dan

sebagainya unsure yang penting dalam pengangkutan berbagai komoditas. Pada

umumnya kemasan kayu yang di gunakan terbuat dari kayu mentah dan bermutu

rendah sehingga sangat berpotensi menjadi media pembawa organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) dalam perdagangan internasional, khususnya bagi serangga–

serangga penggerek kayu dan beberapa cendawan. Oleh karenanya beberapa negara

menerapkan syarat-syarat dan tindakan karantina tumbuhan yang cukup ketat

terhadap kemasan kayu tersebut.

Penerapan syarat-syarat dan tindakan karantina tumbuhan terhadap kemasan

kayu, baik secara ilmiah maupun aturan-aturan internasional, merupakan suatu hal

yang logis dan dapat dibenarkan. Pada umumnya penerapan syarat-syarat dan

tindakan karantina tumbuhan dibeberapa negara maíz bersifat konvensional, tanpa

melihat jenis komoditas yang dilemas. Kondisi ini mengakibatkan hambatan yang

cukup serius bagi kelancaran perdagangan.

Untuk mengatasi hal tersebut, FAO memandang perlu menetapkan suatu standar

sebagai pedoman bagi semua negara anggotanya dalam mengatur syarat-syarat dan

tindakan karantina tumbuhan bagi kemasan kayu yang digunakan untuk mengangkut

komoditas dalam perdagangan internasional. Pada bulan maret 2002, Interim

Comission on Phytosanitari Measures (ICPM) mensahkan International Standard for

Pytosanitari Measures (ISPM#15) tentang Guidelines for Regulating Word

Packaging Material in Internacional Trade.

Dokumen ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksankan registrasi

terhadap perusahaan yang akan ditunjuk untuk melaksanakan perlakuan dan

sertifikasi terhadap kemasan kayu yang digunakan dalam pengangkutan komoditas

5

Page 6: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

ekspor sesuai dengan persyaratan International Standard for Pytosanitari Measures

(ISPM#15).

Landasan hukum penyelenggaraan tindakan perlakuan dan sertifikasi terhadap

kemasan kayu dalam perdagangan internasional sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentan Karantina Hewan, Ikan, dan

Tumbuhan

2. Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1994 tentang Ratifikasi Piagam

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang karantina Tumbuhan

4. Keputusan Republik Indonesia No. 22Tahun 1977 juncto keputusan Presiden

Republik Indonesia No. 45 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi

Perlindungan Tanaman Internacional (Internacional Plant Protection Convention)

5. Keputusan Menteri Pertanian No. 01/Kpts/OT.210/1/2001 tentang Organisasi dan

Tata Verja Departemen Pertanian sebagaiman telah diubah dengan Keputusan

Menteri Pertanian No. 354.1/Kpts/OT.210/7/2001

6. Keputusan Menteri Pertanian No. 99/Kpts/OT.210/2/2001 tentang kelengkapan

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian sebagaimana telah diubah

dengan keputusan Menteri Pertanian No. 354.1/Kpts/OT.210/7/2001

7. Pasal IV Ayat 1 Huruf (a) Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional

(Internacional Plant Protection Convention)

8. ISPM#15 International Standard for Pytosanitari Measures tentang Guidelines for

Regulating Word Packaging Material in Internacional Trade.

a. Komoditas dan Sertifikasi

Komoditas yang perlu disertifikasi adalah semua kemasan kayu yang terbuat

dari kayu mentah baik berupa peti, tong kayu, penopang, pengganjal, dan

sejenisnya yang digunakan dalam pengangkutan komoditas ekspor.

Dikecualikan dari ketentuan tersebut di atas adalah kemasan kayu yang

terbuat dari kayu yang diolah dengan menggunakan perekat, panas, dan/atau

tekanan seperti kayu lapis (plywood), veneer, dan particle board atau kayu yang

ketebalan kurang dari 6 mm.

6

Page 7: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

b. Perlakuan

Perlakuan terhadap kemasan kayu yang digunakan dalam pengiriman

komoditas ekspor dilakukan dengan salah satu dari kedua cara sebagaimana

tersebut dibawah ini ;

Pemanasan (Heat Treatment)

Pemanasan harus dilakukan dalam waktu dan suhu yang cukup sehingga

temperature inti kayu (wood core temperature) mencapai sekurang-

kurangnya/minimal 56 °C selama sekurang-kurangnya/minimal 30 menit serta

menurunkan kadar air kayu hingga setingi-tinginya 20 %. Klin-drying (KD)

dan Chemical Pressure Impregnation (CPI) dapat dianggap perlakuan

pemanasan apabila memenuhi standard dan spesifikasi seperti tersebut diatas

Fumigasi

Fumigasi menggunakan metal bromide (CH3Br) dengan dosis sebagai

berikut :

Suhu Ruang

Dan

Suhu Kayu

Dosis

(g/m3)

Konsentrasi

0,5 jam

Minimum

2 jam

(g/m3)pd

4 jam16 jam

21°C atau lebih 48 36 24 17 14

16°C atau lebih 56 42 28 20 17

11°C atau lebih 64 48 32 22 19

Suhu ruangan dan suhu kayu pada saat fumigasi harus berada di atas 10°C dan

waktu pelaksanaan fumigasi tidak boleh kurang dari 16 jam. Fumigasi harus

dilaksanakan oleh perusahaan fumigasi (Fumigator) yang telah diregistrasi oleh

Badan Karantina Pertanian.

c. Sertifikasi

7

Page 8: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

Sertifikasi dilakukan oleh preusan yang memproduksi kemasan kayu

(packaging house) atas penunjukan Kepala Badan Karantina Pertanian dengan

membubuhkan logo/cap (marking) pada kemasan kayu sebagaimana yang

tercantum berikut ini :

dan

ID 000 : Nomor registrasi Perusan Kemasan Kayu

HT : Heat Treatment

MB : Metil Bromida

DB : Debarked

000-000-000 : Identifikasi Kemasan Kayu

Aplikasi Kemasan Kayu Pada Produk Pangan

Kemasan kayu yang berbentuk peti, krats atau tong kayu merupakan bentuk

kemasan yang umum untuk pengangkutan berbagai komoditas dalam

perdagangan internasional. Penggunaan peti kayu untuk transportasi botol

8

ID 000

HT DB

000-000-000

IPPC

ID 000

MD DB

000-000-000

IPPC

Page 9: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

minuman baik untuk melindungi botol agar tidak pecah. Pengemasan buah segar

dalam transportasi hingga saat ini juga masih banyak dilakukan. Kemasan kayu

biasanya digunakan sebagai kemasan tersier yaitu kemasan yang digunakan untuk

mengemas kemasan lain yang ada di dalamnya.

Ada dua metode penanganan yang berbeda untuk pengemasan bahan

pangan, penyimpanan dan pengiriman, yaitu :

1. Kotak dan Nampan , untuk ukuran kecil dengan berat sampai 20 kg.

2. Tabung kontainer untuk produk-produk seperti kentang dan apel (berat

sampai 150 kg).

Kedua sistem ini dilengkapi dengan penggunaan alat dorong (forklift). Bahan

yang biasa digunakan dalam pembuatan kemasan kayu untuk bahan pangan

adalah kayu gergajian, kayu lapis tipis dan papan keras (hard board). Kayu yang

berwarna terang lebih baik dari kayu yang berwarna gelap, karena kayu yang

berwarna gelap biasanya banyak mengandung tanin, yang jika berhubungan

langsung dengan bahan yang dikemas akan mengurangi kesegarannya. Kayu yang

digunakan juga harus tanpa perlakuan kimiawi. Penguatan dilakukan dengan

menggunakan kawat jepret (staples), paku atau kawat lingkar yang dilapisi bahan

anti karat. Ketebalan kayu sekitar 3-5 mm untuk kawat jepret dan kawat lingkar

serta 100 mm untuk pemakuan. Kemasan kayu yang sudah berisi bahan harus

diberi anda yang memuat keterangan isi dari kemasan dengan menggunakan

bahan yang mudah dilihat dan tidak mudah luntur. Tanda atau label pada kemasan

kayu harus berisi informasi tentang :

Nama barang yang dikemas

Ukuran

Isi (jumlah atau volume bahan)

Mutu Kayu

Jenis Kayu

Tanda pengenal dan nama perusahaan

3. sebutkan dan jelaskan cara pengujian mutu pada kemasan gelas?

Cara pengujian mutu kemasan gelas yang dilakukan pada line produksi adalah :

9

Page 10: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

a. Hot end Checker

Melaksanakan pengujian muttu gelas end hot, untuk mengetahui secara dini cacat-

cacat botol yang terjadi dan langsung diinformasikan ke unit forming untuk

dilakukan perbaikan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan mutu

yang telah ditetapkan. Cacat tersebut melipui cacat visual dan cacat dimensional.

b. Cold end Checker

Melakukan pengujian botol yang keluar dari Annealing lehr baik yan polos

maupun yang ber-ACL secara visual dengan pengamatan dan secara dimensional

dengan menggunakan peralatan.

Bahan Baku

Tungku

Pembentukan Gumpalan

Cetakan Parison

Cetakan Wadah

Pelapisan Wadah

Pelapisan Permukaan

Annealing Lehr

Skema Pembuatan Wadah Gelas

4. Jelaskan secara singkat pengemasan edible film dan pengemasan aseptik

serta bagaimana perkembangannya saat sekarang disertai dengan contoh ?

a) Pengemasan Edible Film

10

Page 11: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

Edible film adalah kemasan berupa lapisan yang dapat didegradasi oleh mikroba

dan reaksi kimia serta terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui. Kemasan edible

adalah kemasan yang dapat dimakan karena terbuat dari bahan-bahan yang dapat

dimakan seperti pati, protein atau lemak, sedangkan kemasan biodegradable adalah

kemasan yang jika dibuang dapat didegradasi melalui proses fotokimia atau dengan

menggunakan mikroba penghancur.

Bahan baku utama pembuatan edible film adalah hidrokoloid, lipida dan

komposit. Selain itu edible film memberikan perlindungan yang unik dengan

mengurangi transmisi uap air, aroma, dan lemak dari bahan pangan yang dikemas, hal

tersebut merupakan karakteristik edible film yang tidak didapatkan pada kemasan

konvensional.

Perkembangan pengemasan edible film

Meningkatnya pola hidup masyarakat yang konsumtif ikut meningkatkan inovasi

dalam pembuatan kemasan yang lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan

dikembangkannya edible film, suatu kemasan primer yang ramah lingkungan,

berfungsi untuk mengemas dan melindungi pangan, dan dapat menampakkan produk

pangan karena bersifat transparan, serta dapat langsung dimakan bersama produk

yang dikemas karena terbuat dari bahan pangan tertentu.

Perkembangan penelitian tentang edible film dan aplikasinya pada produk pangan

di Indonesia kini cukup baik. Berbagai macam penelitian dilakukan untuk

mendapatkan edible film dengan modifikasi untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik. Modifikasi juga dilakukan pada bahan dasar, seperti protein atau pati hingga

penambahan bahan lain atau dengan perlakuan-perlakuan khusus. Salah satu

penelitian yang telah berhasil dilakukan adalah pembuatan edible film dari pati

ganyong dengan perlakuan gliserin (Ayu, 2010).

Untuk menunjang perannya sebagai pembungkus yang dapat mencegah atau

mengurangi terjadinya kerusakan pada bahan pangan, maka edible film perlu

dikembangkan menjadi kemasan aktif. Kemasan aktif adalah teknik pengemas yang

memiliki kemampuan aktif untuk menunjukkan mutu produk yang dikemas.

Pengemasan aktif biasanya mempunyai bahan penyerap O2, penyerap atau penambah

11

Page 12: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

O2, ethanol emitters, penyerap etilen, penyerap air, bahan antimikroba, bahan

penyerap dan yang dapat mengeluarkan aroma/flavor dan pelindung cahaya.

b) Pengemasan aseptik

Kemasan aseptik adalah kemasan yang dapat melindungi produk dari berbagai

kontaminasi lingkungan luar. Pengemasan jenis ini biasanya dipakai pada bahan

pangan yang diproses dengan teknik sterilisasi, seperti pada pengemasan makanan

kaleng atau susu UHT (ultra high temperature).

Perkembangan pengemasan aseptik

Kemasan aseptik lahir di 1940-an, digunakan pada tahun 1960, dikembangkan

pada tahun 1970an sampai 1990an, perusahaan asing telah puluhan produksi berbagai

peralatan kemasan aseptik. Saat ini, negara-negara maju dari kemasan makanan cair,

rekening kemasan aseptik untuk lebih dari 65%, dan lebih dari 5% dari tingkat

pertumbuhan setiap tahun. Dari set awal peralatan steril untuk pengenalan lini

produksi asing dan konsumsi kemasan bahan untuk penelitian independen dan

pengembangan, kemasan aseptik China teknologi setelah awal, dan proses

pembangunan secara bertahap dewasa.

Aseptik kemasan sejalan dengan tren kemasan ramah lingkungan. Aseptik bahan

kemasan kertas, mudah terdegradasi, dan membantu melindungi lingkungan.

Kemasan aseptik keunggulan ini, teknologi telah banyak digunakan dalam makanan,

minuman, susu dan industri lainnya. Hari ini, sebagian besar susu di negara maju dan

lebih dari setengah jus digunakan kemasan aseptik.

5. Jelaskan secara singkat aplikasi kemasan logam, plastik dan kertas pada

produk hasil pertanian ?

Aplikasi kemasan logam

Penggunaan kemasan logam banyak ditemukan pada beberapa produk pangan.

Sekitar 78,05% dari total kemasan logam/kaleng yang ada di bumi merupakan

kemasan minuman. Kaleng untuk minuman dibedakan non-karbonatasi (kopi, teh,

12

Page 13: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

susu kental manis dan sport drink) dan karbonatasi (soft drink dan beer), dan lainnya

adalah kaleng untuk pasteurisasi.

Ada beberapa fungsi dari penggunaan kemasan kaleng pada produk hasil

pertanian. Di antaranya adalah :

Melindungi produk dari kerusakan fisik dan mekanis. Sifat ini terutama

didapatkan dari bahan baja sebagai penyusunnya. Baja yang digunakan

merupakan baja rendah karbon(biasanya diproduksi sebagai plat hitam).

Kemudian, dikonversikan menjadi tinplate atau tin-free steel (TFS) untuk wadah

dan manufaktur penutup.Tinplate dibuat dengan coating elektrolic plat hitam

black plate dengan lapisan tipis timah. Timah dilapiskan pada kedua sisi plat

dengan ketebalan yang tepat internal untuk produk dikemas dan lingkungan

eksternal.

Melindungi produk dari kontaminasi udara luar. Kontaminasi ini dapat

menyebabkan kerusakan pada produk. Kondisi seperti ini sangat penting dalam

perlindungan produk.

Aplikasi kemasan plastik

Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya

dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang

dikemas; berbobot ringan; tidak mudah pecah; bersifat transparan/tembus pandang,

mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi secara massal,

harga relatif murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik.

Beberapa jenis plastik yang ada dipasaran adalah: poli etilen (PE) cocok untuk

mengemas pangan yang beraroma, yang akan disimpan beku, tapi tidak cocok untuk

produk berlemak; Poli Etilen Tereptalat (PET) bisa digunakan untuk kemasan buah

kering, permen, sari buah, air minum, minuman ringan berkarbonasi, minyak goreng,

saus, jeli, selai; Polipropilen (PP) tahan suhu tinggi sehingga dapat digunakan untuk

pangan sterilisasi atau makanan panas, tahan asam sehingga bisa dipakai untuk sari

buah dan tahan minyak sehingga bisa dipakai untuk produk olahan minyak.

Aplikasi kemasan kertas

13

Page 14: Sertifikasi Bahan Kemasan Kayu-1

Keuntungan penggunaan kemasan dari kertas: harga murah dan mudah diperoleh.

Kelemahan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifatnya yang sensitif

terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Hal ini

menyebabkan makanan yang dikemas dengan kertas akan sangat mudah mengalami

penurunan mutu.

Modifikasi proses pembuatan dan aditif yang digunakan dilakukan untuk

memperoleh kertas dengan sifat khusus. Contohnya: Kertas tahan minyak (grease

proof) mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan

yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun

permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas perkamen

mempunyai ketahanan lemak yang baik, mempunyai kekuatan basah yang baik, tidak

berbau/berasa, tidak memberikan penghambatan yang baik terhadap gas, kecuali jika

dilapisi dengan bahan tertentu dan dapat digunakan untuk mengemas bahan pangan

seperti mentega, margarin, keju, teh, kopi. Kertas lilin memiliki lapisan lilin dengan

bahan dasar parafin; sifatnya dapat menghambat air, tahan minyak dan memiliki daya

rekat panas yang baik.

14