sÊrat suluk saking kitab markun (suatu tinjauan …/srat... · markun berisi tentang seputar...

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN FILOLOGIS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh ZAINAL MUSTOFA C0106063 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: hatram

Post on 25-Mar-2019

262 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN

(SUATU TINJAUAN FILOLOGIS)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

ZAINAL MUSTOFA

C0106063

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Zainal Mustofa

NIM : C0106063

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Sêrat Suluk Saking

Kitab Markun (Suatu Tinjauan Filologis)” adalah betul–betul karya sendiri,

bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal–hal yang bukan karya

saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juni 2012

Yang menyatakan,

Zainal Mustofa

Page 5: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

1. “ aja mélik, marang barang kang mèlok amarga pêngên muluk”.

Terjemahan : Janganlah merasa ingin, kepada sesuatu yang menggoda hanya

karena ingin memilikinya.

2. Sapa têmên, bakale tinêmu.

Terjemahan : Siapa yang bersungguh-sungguh maka akan tercapai.

(Filosofi Jawa)

Page 6: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Mbah Harso.

Bapak dan Ibu.

Adik-adikku semuanya.

Alamamater tercinta.

Page 7: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat,

kesempatan, dan kesehatan yang dilimpahkan kepada penulis sehingga mampu

menyelesaikan Skripsi dengan judul “Sêrat Suluk Saking Kitab Markun (Suatu

Tinjauan Filologis)”. Skripsi tersebut disusun untuk memenuhi sebagian

persyaratan guna melengkapi gelar sarjana sastra jurusan Sastra Daerah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dorongan, bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph. D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Supardjo, M. Hum selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah atas segala

kemudahan administratif dan bekal bagi penyelesaian skripsi ini.

3. Siti Muslifah SS. M. Hum selaku Pembimbing Akademik, terima kasih Ibu

atas teguran demi teguran agar saya fokus dan maju meniti jembatan

kesuksesan.

4. Dr. Hartini, M.Hum selaku dosen Pembimbing I yang telah memberi

bimbingan serta dorongan semangat dalam menulis skripsi ini.

5. Dra. Endang Tri Winarni, M. Hum selaku dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dengan sabar dan terima kasih atas dorongan semangatnya

sehingga skripsi ini dapat selesai.

Page 8: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

6. Drs. Sisyono Eko Widodo, M.Hum., yang dengan penuh kearifan selalu

memberikan semangat agar cepat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Ibu seluruh dosen Jurusan Sastra Daerah, atas segala bekal dan

imajinasi luar biasa, bagi saya dan teman-teman.

8. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan Perpustakaan

Pusat Universitas Sebelas Maret yang telah menyediakan berbagai referensi.

9. Kepala Perpustakaan Sasanapustaka Karaton Surakarta, Pak Imung yang telah

membantu penulis dalam mencari data.

10. Adik-adikku semua matur nuwun untuk hiburan dan senyum semangatmu.

11. Teman–teman seperjuangan angkatan Filolog’s 2006: Bangkit, Cuix, Wakhid,

Ajik, Dora, Wini, Septi, Erna thank you untuk kebersamaan selama ini.

Teruslah berjuang dengan penuh senyum dan semangat!!

12. Sahabat-sahabat karibku semasa Sma : Hanik, Rina, Rulli, Ucup, Ipin,

Bangkit, Septian dan Wahyu gendhut. Terima kasih atas berbagai pinjaman

kalian, tanpa kalian aku tak mungkin seperti ini.

13. Rekan Persejateam FC untuk hiburan tiap sore, dan upaya untuk jaga

kesahatan.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi.

Terimakasih semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan

Page 9: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

kepenulisan di masa yang akan datang. Besar harapan penulis, karya sederhana ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 10: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTO ............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG .................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii

ABSTRAK ...................................................................................................... xviiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Batasan Masalah ................................................................................... 16

C. Rumusan Masalah ................................................................................ 16

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 16

E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 17

1. Manfaat Teoretis ............................................................................... 17

2. Manfaat Praktis ............................................................................... 17

Page 11: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

F. Sistematika Penulisan ........................................ ................................... 17

BAB II. KAJIAN TEORI ............................................................................... 19

A. Pengertian Filologi .............................................................................. 19

B. Obyek Filologi ...................................................................................... 19

C. Cara Kerja Penulisan Filologi ............................................................. 20

1. Inventarisasi Naskah ......................................................... 20

2. Deskripsi Naskah ....................................................................... 21

3. Transliterasi Naskah .................................... ............................... 21

4. Kritik Teks ...................................................................... 22

5. Suntingan Teks, Aparat Kritik dan Terjemahan .............................. 22

D. Pengertian Suluk 23

E. Pengertian Tasawuf 24

F. Pengertian Sholat 26

i. Pengertian sholat ................................................................................. 26

ii Sejarah Dan Dalil Tentang Kewajiban Sholat .................................. 27

iii.Batas Waktu Sholat fardlu ……………………………………..... 29

iv. Pelajaran Dan Kewajiban Sholat ……………………………….. 30

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 32

A. Bentuk dan Jenis Penelitian ................................................................. 32

B. Sumber Data dan Data ........................................................................ 34

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 34

D. Teknik Analisis Data .......................................................................... 35

Page 12: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB IV. KAJIAN FILOLOGIS DAN PEMBAHASAN ISI ......................... 37

A. Kajian Filologis ................................................................................... 37

1. Deskripsi Naskah ........................................................................... 37

2. Kritik Teks, Suntingan Teks dan Aparat kritik ............................. 44

a. Kritik teks .................................................................................. 44

b. Suntingan teks dan aparat kritik ................................................ 46

3. Terjemahan .................................................................................... 49

B. Pembahasan Isi ................................................................................... 68

a. Makna Gerakan dalam Sholat…......................................................... 70

b. Ajaran tentang Sholat......................................................................... 77

BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 86

A. Simpulan .............................................................................................. 86

B. Saran .................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 89

LAMPIRAN .................................................................................................... 91

Page 13: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Kesalahan Metrum ………………………………………. 45

Tabel 2 Daftar Lacuna S3KM .......................................................................... 45

Tabel 3 Daftar Ketidaksesuaian Konvensi Linguistik ................................. 45

Page 14: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Naskah S3KM h. 1 .................................................................. 242

Lampiran 2 Naskah S3KM h. 2 .................................................................. 243

Lampiran 3 Naskah S3KM h. 3 ................................................................. 244

Lampiran 4 Naskah S3KM h. 4 ................................................................. 245

Lampiran 5 Naskah S3KM h. 5 ................................................................. 246

Lampiran 6 Naskah S3KM h. 6 ................................................................ 247

Lampiran 7 Naskah S3KM h. 7 .................................................................. 248

Lampiran 8 Naskah S3KM h. 8 ................................................................... 249

Lampiran 9 Naskah S3KM h. 9 .................................................................. 250

Lampiran 10 Naskah S3KM h. 10 ................................................................. 251

Lampiran 11 Naskah S3KM h. 11 ................................................................. 252

Lampiran 12 Naskah S3KM h. 12 ................................................................. 253

Lampiran 13 Naskah S3KM h. 13 . ................................................................ 254

Lampiran 14 Naskah S3KM h. 14 ................................................................ 255

Lampiran 15 Naskah S3KM h. 15 ................................................................. 256

Lampiran 16 Naskah S3KM h. 16 ................................................................ 257

Lampiran 17 Naskah S3KM h. 18 …………………...…...……………….. 258

Page 15: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

B/b : Bait

Br/br : Baris

è : Tanda diakritik (è) dibaca e seperti pada kata yèku yang berarti yaitu.

é : Tanda diakritik (é) dibaca e seperti pada kata salawasé yang berarti

selamanya.

ê : Tanda diakritik (ê) dibaca e seperti pada kata sêkar yang berarti tembang.

H/h : Halaman

S3KM : Sêrat Suluk Saking Kitab Markun

No : Nomor

# : Memberikan keterangan penggantian bacaan berdasarkan konvensi

tembang.

* : Memberikan keterangan penggantian bacaan berdasarkan pertimbangan

linguistik.

[....] : Memberikan keterangan penggantian bacaan berdasarkan interpretasi

penulis.

/ : Menandakan tiap pergantian baris

// : Menandakan akhir dari tiap bait

Page 16: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Zainal Mustofa. C0106063. 2012. Sêrat Suluk Saking Kitab Markun (Suatu

Tinjauan Filologis). Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian terhadap naskah S3KM berdasarkan dua alasan yaitu; pertama,

belum adanya kajian secara filologis maupun kajian isi terhadap naskah S3KM.

Kedua, isi yang terkandung dalam naskah S3KM sangat menarik karena

menggambarkan seputar masalah sholat. Permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimanakah suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking

Kitab Markun yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara kerja filologi? 2)

Bagaimanakah isi isi ajaran yang terkandung dalam Sêrat Suluk Saking Kitab

Markun?. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendapatkan suntingan teks naskah

Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara

kerja filologi. 2) Mengungkapkan isi ajaran yang terkandung dalam Sêrat Suluk

Saking Kitab Markun yang membahas seputar masalah sholat.

Metode penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian deskriptif

kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka (library

research ). Data yang menjadikan objek dalam penelitian ini adalah naskah dan

teks Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang merupakan koleksi Perpustakaan

Sasana pustaka Karaton Kasunanan Surakarta. Teknik pengumpulan data dimulai

dari inventarisasi naskah dengan membaca katalog, memfoto naskah serta

mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi kajian isi seperti buku-buku,

makalah, kamus, majalah, artikel-artikel.

Teknik analisis data yang dilakukan adalah teknik analisis filologi dan

teknik analisis isi. Teknik analisis filologi yang digunakan mengacu pada teori

cara kerja penelitian naskah tunggal yaitu melalui tahapan deskripsi naskah,

transliterasi dan terjemahan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Teknik analisis isi menggunakan teknik deskripsi yaitu menjabarkan apa yang

menjadi masalah, menganalisis serta mentafsirkan data yang ada. Dalam

penjabaran dan penafsiran isi didukung oleh data-data lain yang membantu dalam

menganalisis isi dalam objek penelitian ini.

Hasil dari analisis secara filologis didapat 1) Suntingan teks dengan

pembetulan kesalahan yang berdasarkan pada patokan dasar linguistik termasuk

ejaan dari bahasa jawa yang disempurnakan, tata bahasa, dan konteks kalimat

serta pertimbangan-pertimbangan lain sesuai dengan kebiasaan teks dan

interpretasi peneliti, sehingga teks yang diedisikan dianggap sebagai teks yang

mendekati aslinya serta bersih dari kesalahan. 2) Sêrat Suluk Saking Kitab

Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta

tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan khususnya umat islam dalam

upaya medekatkan diri kepada Allah Swt.

Page 17: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRACT

Zainal Mustofa. C0106063. 2012. Sêrat Suluk Saking Kitab Markun (A

philological Overview). Thesis: Regional Literature Department of Literature and

Fine Arts Faculty of the Sebelas Maret University of Surakarta.

This study of S3KM based on two reasons, namely: first, the lack of a

philological study and review the contents of the manuscript S3Km. Secondly, the

content contained in the manuscript is very interesting because it illustrates S3KM

around issues of prayer. Problems discussed in this study, namely: 1) How does

the fine manuscript of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun edit from errors based

on the workings of philology? 2) How is the content of the teaching content

contained in Sêrat Suluk Saking Kitab Markun? The objective of this study are

1) Obtain the fine manuscripts editing of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun from

errors based on the workings of philology. 2) Reveal the contents of the teaching

contained in Sêrat Suluk Saking Kitab Markun that talks issues of prayer.

The research method used is a descriptive qualitative study. This type of

study is a library research. The source of the data in this study is the manuscript

and text of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun which is the collection of Sasana

pustaka Karaton Kasunanan Surakarta Library. Techniques of collecting data

started with reading the manuscript catalog, taking the picture of the manuscript

and collecting other data to complete the contents of the study such as books,

papers, dictionaries, magazines, articles. Techniques of data analysis is

philological and content analysis techniques. Philological analysis techniques

used refers to the theory of the working of single texts study, namely through the

stages of description text, transliteration and translation that can be scientifically

justified. Content analysis techniques is using the description technique that is

describing what is the issue, analyzing and interpreting data. Need translation and

interpretation of the content supported by other data that can help in analyzing the

content contained in the object of this study.

The philological analysis conclude 1) text editings with error correction

based on a basic linguistic, including spelling of Java language standard,

grammar, and sentence context and other considerations in accordance with

custom text and interpretation of research, so the text that is being edition

regarded as close to the original text as well and free of errors. 2) Because of the

Sêrat Suluk Saking Kitab Markun contain the meaning of prayer, the time and

level of prayer. Sholat as a way of moeslems to near up to the God.

Page 18: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

SARI PATHI

Zainal Mustofa. C0106063. 2012. Sêrat Suluk Saking Kitab Markun (Suatu

Tinjauan Filologis). Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Panêlitian naskah S3KM adhêdhasar 2 prêkawis, inggih punika : 1. Dèrèng

wontên kajian filologis lan kajian isi kagêm naskah S3KM. 2. Isining S3KM

punika saê amargi nggambarkên babagan sholat. Masalah ingkang dipun rêmbag

ing panelitian niki, inggih punika : 1) Pripun suntingan teks naskah Sêrat Suluk

Saking Kitab Markun kang rêsik saking kaluputan kanthi cara kerja filologi? 2)

Pripun isi kang wonten ing salêbêting Sêrat Suluk Saking Kitab Markun?. Tujuan

penelitian niki inggih punika 1) suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking Kitab

Markun kang luput saking kaluputan mawi cara kerja filologi. 2) Ndudah isi kang

wontên ing Sêrat Suluk Saking Kitab Markun kang isining babagan sholat.

Metode panêlitian kang diagêm inggih puniku panêlitian deskriptif

kualitatif. Jinise panêlitian kang diagêm inggih puniku panêlitian pustaka (library

research ). Data kang dados objek ing panêlitian niki inggih puniku naskah lan

teks Sêrat Suluk Saking Kitab Markun kang wontên ing Perpustakaan Sasana

pustaka Karaton Kasunanan Surakarta. Teknik pengumpulan data diwiwiti saking

inventarisasi naskah kanthi maos katalog, moto naskah sarta ngumpulakên data

sanèse kangêm ngompliti kajian isi kayata buku-buku, makalah, kamus, majalah,

artikel-artikel.

Teknik analisis data kang diagêm inggih punika teknik analisis filologi lan

teknik analisis isi. Teknik analisis filologi kang diagêm tumuju marang teori cara

kerja panêlitian naskah tunggal yaiku kanthi tahapan deskripsi naskah,

transliterasi lan terjemahan ingkang sagêd dipertanggungjawabkên kanthi ilmiah.

Teknik analisis isi ngagêm teknik deskripsi inggih punika njabarakên punapa

kang dados masalah, nganalisis sarta nafsirakên data kang wontên. Ing panjêbaran

lan panafsiran isi didukung data-data liane ingkang mbiyantu kangêm nganalisis

isi wontên ing objek penelitian niki.

Hasilipun saking analisis kanthi filologis diperkoleh 1) Suntingan teks

kanthi mbetulakên kang salah ngagêm patokan dasar linguistik kados ejaan saking

bahasa jawa kang disempurnakên, tata bahasa, lan konteks kalimat sarta

partimbangan-partimbangan sanèse kang cocok kagêm kabiasaan teks lan miturut

paneliti, sahingga teks kang wontên dianggêp teks kang kados asline sarta resik

saking kesalahan. 2) Sêrat Suluk Saking Kitab Markun isine seputar masalah ing

ndalem sholat yaiku makna, wêkdal saha tingkatan ing ndalêm sholat/sembah

kangêm tuntunan khususipun umat islam ing upaya nyawiji dhumatêng Allah Swt.

Page 19: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN

(Suatu Tinjauan Filologis)

Zainal Mustofa1

Dr. Hartini, M.Hum2 Drs. Endang Tri Winarni, M.Hum

3

ABSTRAK

2012. Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian terhadap naskah S3KM berdasarkan dua alasan yaitu;

pertama, belum adanya kajian secara filologis maupun kajian isi

terhadap naskah S3KM. Kedua, isi yang terkandung dalam naskah

S3KM sangat menarik karena menggambarkan seputar masalah

sholat. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1)

Bagaimanakah suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking Kitab

Markun yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara kerja

filologi? 2) Bagaimanakah isi isi ajaran yang terkandung dalam

Sêrat Suluk Saking Kitab Markun?. Tujuan penelitian ini adalah 1)

Mendapatkan suntingan teks naskah Sêrat Suluk Saking Kitab

Markun yang bersih dari kesalahan sesuai dengan cara kerja

filologi. 2) Mengungkapkan isi ajaran yang terkandung dalam

Sêrat Suluk Saking Kitab Markun yang membahas seputar masalah

sholat.

Metode penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian

deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian pustaka (library research ). Data yang menjadikan objek

dalam penelitian ini adalah naskah dan teks Sêrat Suluk Saking

Kitab Markun yang merupakan koleksi Perpustakaan Sasana

pustaka Karaton Kasunanan Surakarta. Teknik pengumpulan data

dimulai dari inventarisasi naskah dengan membaca katalog,

memfoto naskah serta mengumpulkan data lainnya untuk

1 Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Dengan NIM C0106063

2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

melengkapi kajian isi seperti buku-buku, makalah, kamus, majalah,

artikel-artikel.

Teknik analisis data yang dilakukan adalah teknik analisis filologi

dan teknik analisis isi. Teknik analisis filologi yang digunakan

mengacu pada teori cara kerja penelitian naskah tunggal yaitu

melalui tahapan deskripsi naskah, transliterasi dan terjemahan yang

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik analisis isi

menggunakan teknik deskripsi yaitu menjabarkan apa yang

menjadi masalah, menganalisis serta mentafsirkan data yang ada.

Dalam penjabaran dan penafsiran isi didukung oleh data-data lain

yang membantu dalam menganalisis isi dalam objek penelitian ini.

Hasil dari analisis secara filologis didapat 1) Suntingan teks

dengan pembetulan kesalahan yang berdasarkan pada patokan

dasar linguistik termasuk ejaan dari bahasa jawa yang

disempurnakan, tata bahasa, dan konteks kalimat serta

pertimbangan-pertimbangan lain sesuai dengan kebiasaan teks dan

interpretasi peneliti, sehingga teks yang diedisikan dianggap

sebagai teks yang mendekati aslinya serta bersih dari kesalahan. 2)

Sêrat Suluk Saking Kitab Markun berisi tentang seputar masalah

dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam

sholat/sembah sebagai tuntunan khususnya umat islam dalam

upaya medekatkan diri kepada Allah Swt.

Page 20: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (A philological Overview)

Zainal Mustofa1

Dr. Hartini, M.Hum2 Drs. Endang Tri Winarni, M.Hum

3

ABSTRACT

2012. Thesis: Regional Literature Department of Literature and

Fine Arts Faculty of the Sebelas Maret University of Surakarta.

This study of S3KM based on two reasons, namely: first, the lack

of a philological study and review the contents of the manuscript

S3Km. Secondly, the content contained in the manuscript is very

interesting because it illustrates S3KM around issues of prayer.

Problems discussed in this study, namely: 1) How does the fine

manuscript of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun edit from errors

based on the workings of philology? 2) How is the content of the

teaching content contained in Sêrat Suluk Saking Kitab Markun?

The objective of this study are 1) Obtain the fine manuscripts

editing of Sêrat Suluk Saking Kitab Markun from errors based on

the workings of philology. 2) Reveal the contents of the teaching

contained in Sêrat Suluk Saking Kitab Markun that talks issues

of prayer.

The research method used is a descriptive qualitative study. This

type of study is a library research. The source of the data in this

study is the manuscript and text of Sêrat Suluk Saking Kitab

Markun which is the collection of Sasana pustaka Karaton

Kasunanan Surakarta Library. Techniques of collecting data started

with reading the manuscript catalog, taking the picture of the

manuscript and collecting other data to complete the contents of

the study such as books, papers, dictionaries, magazines, articles.

Techniques of data analysis is philological and content analysis

techniques. Philological analysis techniques used refers to the

1 Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Dengan NIM C0106063

2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

theory of the working of single texts study, namely through the

stages of description text, transliteration and translation that can be

scientifically justified. Content analysis techniques is using the

description technique that is describing what is the issue, analyzing

and interpreting data. Need translation and interpretation of the

content supported by other data that can help in analyzing the

content contained in the object of this study.

The philological analysis conclude 1) text editings with error

correction based on a basic linguistic, including spelling of Java

language standard, grammar, and sentence context and other

considerations in accordance with custom text and interpretation of

research, so the text that is being edition regarded as close to the

original text as well and free of errors. 2) Because of the Sêrat

Suluk Saking Kitab Markun contain the meaning of prayer, the

time and level of prayer. Sholat as a way of moeslems to near up to

the God.

Page 21: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan hasil kebudayaan.

Kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia dikarenakan banyaknya warisan

kebudayaan dari nenek moyang yang sangat tinggi nilainya. Warisan kebudayan

tersebut banyak mengandung manfaat yang di butuhkan umat manusia. Seperti

halnya peninggalan yang berupa bangunan suci yang digunakan sebagai tempat

peribadatan, misalnya masjid dan candi yang tersebar di nusantara. Selain bentuk

bangunan, banyak juga peninggalan tertulis yang berupa naskah. Naskah

merupakan peninggalan budaya nenek moyang yang perlu dilestarikan dengan

dirawat, diteliti, dikaji dan disebarluaskan keseluruh nusantara.

Naskah di Nusantara menggambarkan isi yang sangat kaya. Kekayaan ini

dapat ditunjukkan oleh keanekaragaman, misalnya: alam, pikiran, kepercayaan,

sistem nilai yang turun-temurun. Hal itu menunjukkan berbagai aspek kehidupan

dan juga karya manusia yang khas bagi masing-masing daerah. Sehingga naskah

tersebut penting sekali bagi pengetahuan mengenai kebudayaan. Dengan kata lain,

naskah merupakan sumber yang ternilai harganya bagi kebudayaan manusia, yang

pada hakekatnya bersumber pada kebudayaan daerah (Achadiati Ikram, 1981 :76).

Secara umum, naskah adalah karangan tulisan tangan (Poerwodarminta,

1954: 47) yang dituangkan pada kertas, lontar, kulit kayu, bambu, dan rotan

(Edwar Djamaris, 1977 : 20). Sehingga tidak semua orang dapat membaca dan

1

Page 22: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

memahami isinya dengan baik. Oleh karena itu, sangat perlu diadakan transliterasi

dan terjemahan untuk mengungkap kekayan naskah nusantara itu.

Bangsa Indonesia meskipun kaya dengan dengan berbagai macam naskah,

namun tidak semua naskah dapat selamat sampai saat ini. Hal ini terjadi akibat

usia pembuatan naskah yang cukup lama. Dalam kurun waktu itu tentu saja

banyak sekali terjadi kerusakan akibat bencana alam, perang, hilang karena

dimusnahkan kaum penjajah dan banyak naskah yang terbuat dari bahan yang

mudah retak dan rapuh akibat dari cuaca dan kurangnya perawatan. Ditambah

pula dengan hilangnya kepercayaan terhadap suatu agama sehingga naskah

dianggap tidak penting, sehingga tidak pernah disalin lagi.

Dalam rangka menghindari hal-hal tersebut, kemudian muncullah tradisi

salin-menyalin naskah. Tradisi ini semula hanya dilakukan orang-orang yang

mmenginginkan untuk memiliki naskah atau mengganti naskah yang telah rusak.

Tetapi dikemudian hari ternyata usaha ini sangat diperlukan dalam upaya

memperjuangkan naskah sampai generasi selanjutnya. Sehingga seringkali naskah

yang sampai masa sekarang bukanlah naskah asli, tetapi hanyalah sebuah salinan.

Akibat adanya budaya salin-menyalin tersebut, tidak memungkinkan terjadi

banyak perubahan atau kesalahan. Kesalahan ini terjadi karena penyalin tidak

memahami tulisan, salah baca atau tidak menguasai pokok permasalahan naskah

yang disalin. Perubahan dengan terjadi karena ada bagian teks yang diambil atau

ditambah dengan tujuan untuk memperindah serta untuk melengkapi isi teks yang

dirasa kurang oleh sang penyalin.

Page 23: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan uraian di atas dituntut untuk mengadakan usaha-usaha

penanganan naskah lama. Mengingat naskah-naskah lama tersebut menggunakan

alam pikiran nenek moyang yang dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi

pengembangan kebudayaan bangsa indonesia. Sebab jika usaha-usaha ini tidak

segera dilakukan, bahaya kemusnahan terhadap sumber daya bangsa indonesia

akan semakin besar. Usaha penanganan naskah meliputi; penyelamatan,

pelestarian, pendayagunaan, dan penyebarluasan (Darusuprapta, 1985:143).

Dalam penanganan naskah-naskah nusantara diperlukan penanganan

secara filologis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Haryati Subadio 1975:3,

bahwa ”penanganan naskah secara filologis dimaksudkan untuk mendapatkan

kembali naskah yang bersih dari kesalahan yang berarti memberikan pengrtian

sebaik-baiknya dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dapat diperoleh

naskah yang mendekati asli”

Di dalam penelitian naskah lama di Indonesia, peranan ahli filologilah

yang dipandang mampu dalam proses ini, dan tidak semata-mata menyerahkan

tugas ini pada masyarakat awam. Sebab akan berakibat jauh dari hasil yang

diharapkan, seperti pendapat Siti Baroroh Baried ( 1980) yang menyatakan

bahwa, apa yang disebut naskah dan bagaimana faedahnya tidak mustahil masih

asing. Seorang ahli filologilah yang akan tugas untuk menggarap naskah tersebut

secara filologis dengan tujuan akhir menerbitkanya secara ilmiah, bertanggung

jawab, disertai interprestasinya dan disebarluaskan di masyarakat.

Page 24: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dalam usaha untuk menggali dan mengungkapkan khasanah kepribadian

bangsa Indonesia tersebut, masih banyak sekali sumber yang dapat dimanfaatkan.

Salah satunya adalah khasanah naskah-naskah jawa yang terkenal paling banyak

jenis dan ragamnya.

Keragaman isi naskah Jawa dapat dilihat dalam katalog-katalog naskah Jawa.

Adapun sarjana yang telah mengadakan penjenisan naskah-naskah jawa antara

lain; Vrede (dalam Darusuprapto, 1985:39), Pigeaud (1967), Girardet (1981),

Behrend (1990), dan Nancy K.Florida (1981). Dalam hal ini pengklasifikasian

naskah Jawa yang agak sederhana dan yang mudah diikuti adalah yang di

kemukakan oleh Nancy k. Florida dalam bukunya yang berjudul Javanese

Languange Manuscript Of Surakarta Central Java A Preliminary Descriptive

Catalogus sebagai berikut :

1. Sejarah di dalamnya termasuk kronologis, dinasti, silsilah dan lain-lain.

a. Sejarah kuna dan pertengahan.

b. Sejarah abad 16 dan 17.

c. Sejarah abad 17 dan 18.

d. Sejarah abad 20.

2. Adat istiadat kraton, perayaan, arsip keraton Surakarta dan Yogyakarta.

3. Arsitektur dan keris

4. Hukum.

5. Sejarah pustakaraja dalam bentuk prosa dan puisi.

6. Roman dan sejarah dalam bentuk dongeng panji.

7. Ramalan.

Page 25: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

8. Kesusastraan yang bersifat mendidik yang di dalamnya termasuk etika dan

pendidikan Islam.

9. Wayang

10. Cerita wayang.

11. Dongeng sastra klasik yang berisi kakawin dan terjemahan Jawa modern.

12. Syair puisi.

13. Roman Islam yang berisi cerita menak.

14. Ajaran Islam yang berisi suluk.

15. Sejarah Islam.

16. Musik dan tari.

17. Linguistik dan kesusastran.

18. Mistik kejawen.

19. Pengetahuan dan adat istiadat jawa, yang di dalamnya terdiri dari

penanggalan,perhitungan waktu, hypologi dan obat-obatan.

20. Lain-lain( hal 4-49).

Mengingat pentingnya peranan filologi dalam rangka penyelamatan,

pelestarian, pendayagunaan dan penyebarluasan warisan budaya bangsa, maka

peniliti sebagai seorang yang menekuni dalam bidang filologi merasa terpanggil

untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya dengan alasan-alasan

tertentu, peneliti memutuskan ingin mengangkat satu diantara beribu-ribu naskah

yang belum tergarap yaitu Sêrat Suluk Saking Kitab Markun sebagai obyek

penelitian filologi. Dalam pengelompokan katalog Nancy K. Florida, bahwa Sêrat

Suluk Saking Kitab Markun masuk dalam kategori nomor 14 (empat belas) yaitu

Page 26: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

ajaran Islam yang berisi tasawuf yang disebut dengan sastra suluk. Sastra suluk

merupakan suatu jenis sastra jawa baru yang bernafaskan agama dan berisi

tentang kepercayaan dari masyarakat jawa (Zoetmulder, 1991:473).

Suluk adalah suatu pengertian jenis puisi jawa yang berisi ajaran tasawuf atau

mistik (Sastraamijaya, 1984:3). Dengan adanya ajaran tasawuf ini, maka di dalam

mencapai kesempurnaan melalui bebrapa tahapan yaitu Syariat, Tarekat, Hakekat

dan Makrifat. Ajaran suluk pada hakikatnya mengajarkan hubungan antara

manusia dengan Tuhan. Dari berbagai macam judul naskah jenis suluk, Sêrat

Suluk Saking Kitab Markun akhirnya terpilih menjadi objek penelitian ini.

Menurut W.J.S Poerwadarminta (1939:571) dalam Kamus Baoesastra Djawa,

Suluk berarti layang kang ngemu piwulang ”Serat yang berisi ajaran, sedangkan

Kitab Markun adalah nama sebuah kitab yaitu Kitab Markun‟ jadi Sêrat Suluk

Saking Kitab Markun adalah Serat Suluk yang berasal dari Kitab Markun yang

berisi tentang kapan waktu dimulai sembah “Shalat” dan tingkatan dari sembah”

Shalat”

Inventarisasi naskah sebagai langkah awal filologi melalui penelusuran terhadap

berbagai katalog di antaranya :

1. Descriptive Catalogus of the Javanese Manuscripts and Printed Book in the

Main Libraries of Surakarta and Yogyakarta (Girardet-Sutanto, 1983)

2. Javanese Language Manuscripts of Surakarta Central Java A Preliminary

Descriptive Catalogus Level I and II (Nancy K. Florida, 1996)

3. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid I Museum Sana Budaya

Yogyakarta (T.E. Behrend, 1990)

Page 27: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3B (Fakultas sastra

Universitas Indonesia, 1998)

5. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia (Lindstay, Jennifer, 1994)

6. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 2 Keraton Yogyakarta,

7. Daftar Naskah Perpustakaan Museum Radyapustaka Surakarta dan Daftar

Naskah Perpustakaan Sasana Pustaka Keraton Surakarta.

Hasil inventarisasi dari berbagai katalog tersebut ditemukan beberapa

naskah dengan judul :

1. Sêrat Suluk Saking Kitab Markun ( yang selanjutnya disebut Naskah A)

dengan nomor KS 481.19 244 Na SMP 151/8 (Nancy K. Florida,

1993:189) masuk dalam naskah bendel yang berjudul Sêrat Suluk Jaman

Karaton-Dalêm Ing Surakarta dengan nomor KS 481.0 244 Na SMP

151/8 (Nancy K. Florida, 1993:189) tersimpan di Perpustakaan Sasana

Pustaka Keraton Surakarta

2. Suluk Markum (Naskah B) masuk dalam Sêrat Suluk Warni-Warni dengan

nomor P 21 PB A.15 (T.E Behrend, 1990) tersimpan di Museum

Sonobudaya Yogyakarta .

3. Suluk Markun (Naskah C ) Sêrat Suluk Warni-Warni dengan nomor P 210

SB 174.287 (T.E Behrend, 1990) tersimpan di Museum Sonobudaya

Yogyakarta.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengecekan langsung ke tempat

penyimpanan naskah tersebut. Setelah melihat langsung ketiga naskah tersebut,

Page 28: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

naskah B meiliki judul yang yang hampir mirip yaitu Suluk Markum yang kondisi

naskah sudah rusak parah, tidak diijinkan untuk diteliti dan tidak memungkinkan

untuk dibaca. Sedangkan naskah C terdiri dari 1 Pupuh Dhandhanggula 26 bait.

Kondisinya naskah C juga sudah rusak. Dengan demikian kedua naskah tersebut

dieliminasi dan naskah A dipilih sebagai obyek dalam penelitian ini yaitu naskah

Sêrat Suluk Saking Kitab Markun 244 Na dipilih sebagai naskah utama karena

isinya paling lengkap dan tidak dapat dilakukan suatu perbandingan. Sêrat Suluk

Saking Kitab Markun 244 Na (selanjutnya disingkat dengan S3KM) disajikan

dalam bentuk tembang terdiri dari 2 pupuh yakni Asmaradhana dan Sinom, seperti

dibawah ini :

Gambar 1. Keterangan nama tembang dan jumlah pada

Transliterasi :

skar semaradana 33 pada

nyandhak skar sinom 27 pada

Berdasarkan keterangan tersebut diatas dalam naskah pupuh asmaradana

berisi 33 pada dan pupuh sinom berisi 27 pada. Setelah dihitung ulang ternyata

pupuh Asmaradana berisi 34 pada dan pupuh Sinom berisi 28 pada . S3KM

merupakan naskah tulisan tangan (manuscript) dengan huruf Jawa berbahasa Jawa

Baru ragam krama dan ngoko. Berdasarkan katalog Nancy K.Florida naskah

Page 29: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

bendel ini merupakan naskah salinan yang selesai disalin oleh Ng. Hawikrama

Abdi Dalem Adipati Anom (h.304) dengan sengkalan “ cipta (9) trus (9) suwareng

(7) rate (1) atau 5 mulud dal 1799 (6 juni 1870).

Naskah asli S3KM dikarang oleh Kyai T. Arungbinang dan dikutip oleh

Mas Pangulu Martalaya

Gambar 2. keterangan pengarang

Transliterasi :

anggitanipun abdi dalem, kyai tumenggung Arungbinang

sêsuluk saking kitab markun, ingkang methik abdi dalem mas Pangulu Martalaya

Ukuran naskah: 33,2 x 20,5 cm dengan tebal naskah 1,5 Cm. Terdiri dari

16 halaman dan di tulis pada kertas Watermark ”VDL” ; Crescunt Concordia

Resparvae.

Ada dua alasan S3KM dijadikan objek kajian dalam penelitian ini:

1. Segi filologis

Sejauh ini penelitian yang dilakukan terhadap S3KM baru deskripsi

sebatas pembuatan katalog, sedangkan penelitian secara filologis dan telaah isi

belum pernah dilakukan. Kajian filologis dilakukan guna mendapatkan suntingan

teks yang bersih dari kesalahan. Di dalam teks S3KM ini banyak ditemui

Page 30: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

permasalahan-permasalahan filologis, mulai dari tanda baca, ejaan sampai pada

penulisan.

Berikut beberapa permasalahan-permasalahan filologis tersebut :

Kesalahan dalam jumlah metrum tembang, yaitu:

Gambar 3. foto naskah S3KM hal 246

Baris ke-5 tembang asmarandana seharusnya 7a hanya ditulis 7è “sadrah

sadrèh”

Beberapa varian yang terdapat pada S3KM baik berupa suku kata, kata,

kelompok kata, maupun kalimat yaitu:

1. Varian pada tanda baca.

a. Ketidakkonsistenan tanda berhenti pada akhir baris

Gambar 4. foto naskah S3KM hal 243

b. pungtuasi berupa pangkon pada tengah-tengah baris

Page 31: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Gambar 5. foto naskah S3KM hal 249

2. Gaya/style pengarang yang menyebabkan problematik

a. Pengurangan suku kata di setiap kata têgêse menjadi tgêse yang

mengakibatkan kurangnya jumlah metrum tembang.

Gambar 6. foto naskah S3KM hal 245. ”tgese nugraha singgih…..”

b. Penggunaan tanda baca „dirga mure‟ pada setiap akhir baris ke-3

yang berakhir suara „e‟ dan „o‟

Gambar 7. foto naskah S3KM hal 246.

3. Ketidakkonsistenan penggunaan huruf murda

a. penggunaan aksara murda yang tidak sesuai dengan ejaan baku.

Page 32: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Gambar 8. foto naskah S3KM hal 245. “pan dudu……”

Kata pan ditulis dengan menggunakan “pa” murda.

b. Ketidakkonsistenan penggunaan aksara murda pada kata yang

sama

Gambar 9. foto naskah S3KM hal 245. “ Kang salat………salat”

Penggunaan sa murda dan sa pada kata” salat”

4. Ketidakkonsistenan penulisan kata dalam sebuah kalimat.

a. kata ”ayat” di tulis dengan “ayad”

Gambar 10. foto naskah S3KM hal 247 naskah. “ iku ayad dudu ayat….”

Page 33: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. kata “ Salat daim” ditulis dengan “Salad daim”

Gambar 11. foto naskah S3KM hal 249 naskah.” Salad daim………salat daim”

Contoh-contoh di atas adalah sedikit dari beberapa varian yang terdapat

pada S3KM. Berdasar varian-varian yang ditemukan menyebabkan naskah

tersebut mutlak untuk dikaji secara filologis guna menentukan naskah yang bersih

dari kesalahan.

2. Segi Isi

S3KM merupakan naskah berjenis suluk. S3KM berisi ajaran tentang

sholat yaitu pengertian sebenarnya sholat dan tingkatan dalam sholat. Sholat

adalah suatu perbuatan disertai ucapan-ucapan dengan cara-cara tertentu, yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan niat untuk bersujud ke

hadirat Allah SWT ( Ilmu fiqih, 1986 : 44).

Ajaran disampaikan dengan menggambarkan beberapa Nabi yaitu salah

satunya Nabi Musa yang tidak pernah meninggalkan sholat walau sesibuk apapun

dan tidak pernah menggerutu.

S3KM terdiri dari 2 pupuh, yaitu pupuh I Asmaradhana berisi tentang

pengertian gerakan-gerakan dalam mengerjakan sholat. yaitu sholat diawali dari

takbir, yang mana takbir itu harus dilandasi dengan niat selalu mengingat kepada

Page 34: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Allah. Kemudian maksud dari rukuk dan sujud yang sebenarnya, serta bagaimana

posisi kedua tangan dan kaki yang sesuai dengan syariat islam.

Pupuh II Sinom berisi tentang perintah untuk mengerjakan sholat.

Digambarkan bahwa Allah memerintahkan beribu-ribu malaikat untuk

mengerjakan sholat dan tidak boleh meninggalkan sholat walau keadaan

bagaimanapun juga. Sebagai contoh Nabi Musa diperintah untuk mengerjakan

sholat 50 kali dalam 1 hari 1 malam dan Nabi Musa tidak pernah menggerutu.

Demikian kutipan bunyi bait 3 dan 4 pupuh I sinom:

.............

tan wikan geniku wajib/

pangandikaning widhi/

kadi nabi satus sèwu/

patlikur sèwu samya/

kinom sami anglampahi/

pan sadaya tan ana kang tilar salat/

artinya :

Tidak tahu itu wajib, perintah Tuhan seperti seratus ribu Nabi. 24.000 semua

mengerjakannya dan tidak ada yang meninggalkan sholat.

Sedikit gambaran seputar masalah Sholat yang terdapat pada S3KM dapat di

lihat pada gambar dibawah ini :

Page 35: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Gambar 12. foto naskah S3KM, Hal. 243

Terjemahan :

kitab markun kang kinawi/

masalah wiyosing salat/

papager ika pamrihê/

aran takbirotul ikram/

pan saking kaêlokan/

marmane ngadeg puniku/

saking ora maring ana/

artinya :

Kitab Markun yang utama, masalah melakukan sholat didasari dengan

niat. Gerakan awal adalah takbirotul ikram dengan posisi badan berdiri tegak,

dari tidak ada menjadi ada.

Penelitian terhadap naskah yang berjudul S3KM sangat beralasan, karena

terdapat beberapa varian yang melingkupi naskah tersebut menjadi latar belakang

utama penelitian filologis, yaitu untuk menentukan naskah otentik. Latar belakang

lain yaitu isi teks yang mengandung piwulang, sehingga menarik peneliti untuk

meneliti lebih lanjut.

Page 36: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

B. Batasan Masalah

Berbagai macam permasalahan dalam S3KM memungkinkan naskah

tersebut untuk diteliti dari berbagai sudut pandang, maka dari itu dibutuhkan

pembatasan masalah sebagai pencegah meluasnya bahasan dalam penelitian.

Batasan masalah tersebut lebih ditekankan pada dua kajian yaitu Filologis dan

juga kajian isi. Kajian filologis meliputi inventarisasi naskah, transliterasi naskah,

kritik teks, aparat kritik dan terjemahannya. Sehingga diperoleh suntingan teks

yang bersih dari kesalahan-kesalahan. Kajian isi yang terkandung dalam teks

S3KM yaitu makna sebenarnya sholat dan tingkatan dalam Sholat.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup dua permasalahan yaitu

sebagai berikut :

1. Bagaimana suntingan teks dari S3KM yang bersih dari kesalahan sesuai

dengan cara filologi?

2. Bagaimana isi yang terkandung di dalam S3KM?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyajikan suntingan teks S3KM yang bersih dari kesalahan sesuai cara

kerja filologi.

2. Mengungkapkan ajaran yang terkandung di dalam S3KM.

Page 37: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu

manfaat teoritis dan praktis, diantaranya:

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan kontribusi dan membantu peneliti lain yang relevan untuk

mengkaji lebih lanjut naskah S3KM khususnya dan naskah jawa pada

umumnya dari berbagai disiplin ilmu.

b. Menambah koleksi hasil kajian terhadap naskah jawa yang masih

banyak dan belum terungkap isinya.

2. Manfaat praktis

a. Menyelamatkan data dalam naskah S3KM dari kerusakan dan hilangnya

data dalam naskah tersebut.

b. Mempermudah pemahaman isi teks S3KM, sekaligus memberikan

informasi kepada masyarakat tentang ajaran yang terkandung di dalamnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika yang hendak dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan

Diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian manfaat panelitian dan sistematika penulisan.

Page 38: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Bab II Kajian Teori.

Menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dan atau yang

digunakan untuk mengungkap kajian yang hendak dilakukan, yaitu kajian filologi

dan kajian isi. Teori-teori tersebut diantaranya; pengertian filologi, objek filologi,

dan cara kerja filologi dan teori-teori yang berhubungan dengan isi teks, yaitu

tentang ajaran kepemimpinan.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini,

diantaranya: bentuk dan jenis penelitian, sumber data dan data, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan

Pembahasan diawali dengan pembasan kajian filologi dan dilanjutkan

dengan pembahasan kajian isi, kemudian dianalisis sesuai dengan metode analisis

data.

Bab V Penutup

Berisi simpulan dan saran, sebagai bagian akhir dicantumkan daftar

pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 39: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Filologi.

Filologi secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani philologia yang

gabungan dari dua kata yaitu Philos yang berarti “senang” dan Logos yang berarti

“pembicaraan” atau “ilmu”. Jadi filologi berarti “senang berbicara”, yang

kemudian berkembang menjadi “senang belajar”, “senang kepada ilmu”, “senang

kepada tulisan-tulisan”, dan kemudian “senang kepada tulisan-tulisan yang

bernilai tinggi” seperti karya-karya sastra (Siti Baroroh Baried, 1994 : 2).

Istilah filologi muncul pada saat para ahli dihadapkan pada upaya

mengungkapkan kandungan suatu naskah yang merupakan produk masa lampau,

yaitu beratus-ratus tahun sebelum penulis lahir. Dalam sejarah perkembangannya,

istilah filologi mengalami perubahan dan perkembangan. Menurut Edward

Djamaris(1977: 2) filologi adalah ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah

lama. Sedangkan menurut Achadiati Ikram(1980: 1) filologi dalam arti luas adalah

ilmu yang mempelajari segala segi kehidupan di masa lalu seperti yang ditemukan

dalam tulisan. Di dalamnya tercakup bahasa, sastra, adat istiadat, hukum, dan lain

sebagainya.

B. Objek Filologi

Siti Baroroh Baried, et. al. (1994: 55) menyatakan bahwa “objek penelitian

filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan

19

Page 40: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

perasaan sebagai hasil budaya masa lampau” Itulah yang disebut dengan naskah,

yang merupakan benda konkret yang dapat dilihat atau dipegang. Kaitannya

dengan penelitian ini adalah yang menjadi obyek dalam penelitian ini yaitu naskah

tulisan tangan yang berjudul S3KM.

C. Langkah Kerja Penelitian Filologi

Langkah kerja yang perlu dilakukan dalam penelitian filologi, yaitu

inventarisasi, deskripsi, penentuan naskah dasar, transliterasi naskah, dan

terjemahan. Sedangkan menurut Edwar Djamaris (1977 : 23), tetapi teori tersebut

tak selamanya harus dipaksakan untuk dipakai mengkaji semua naskah. Tiap

naskah memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga teori itu juga harus

disesuaikan dengan naskah yang akan dgunakan.

Di dalam penanganan S3KM ini menggunakan tahapan/langkah kerja

penelitian filologi Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manussa) yang

dimodifikasi dengan langkah kerja milik Edwar Djamaris. Karena S3KM ini

merupakan naskah tunggal, dan tidak dapat dilakukan perbandingan naskah.

1. Inventarisasi Naskah

Inventarisasi adalah upaya untuk mendaftar atau mendata semua naskah

dengan judul sama maupun yang hampir sama. Tujuannya adalah untuk

mengetahui tempat penyimpanannya, jumlah naskahnya, nomor dan umur

naskanhya, tulisan serta tahun pembuatan dari pengarang. Data ini dapat

dilakukan dengan bantuan membaca katalog.

Page 41: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Deskripsi Naskah

Naskah yang telah diinventarisasi kemudian dideskripsikan keadaanya

secara keseluruhan. Deskripsi naskah ialah uraian ringkasan naskah terperinci.

Emuch Sumantri (1986 : 2) menguraikan bahwa deskripsi naskah merupakan

sarana untuk memberikan informasi mengenai : judul naskah, nomor naskah,

tempat penyimpanan naskah, asal naskah, ukuran naskah dan teks, keadaan

naskah, jumlah baris setiap halaman, huruf, aksara, tulisan, cara penulisan, bahan

naskah, bahasa naskah, bentuk naskah, umur naskah, fungsi sosial naskah serta

ikhtisar teks. Sedangkan ringkasan isi naskah digunakan untuk mengetahui garis

besar kandungan naskah sesuai dengan urutan cerita dalam naskah.

3. Transliterasi Naskah

Transliterasi naskah ialah penggantian atau pengalihan huruf demi huruf

dari abjad yang satu ke abjad yang lain( Bani Sudardi, 2003 : 66). Penyajian

bahan transliterasi harus selengkap-lengkapnya dan sebaik-baiknya, agar mudah

dibaca dan dipahami. Transliterasi dilakukan dengan mengalihkan huruf jawa ke

huruf latin. Alih aksara ini juga disesuaikan pada ketentuan yang berlaku,

misalnya saja kesepakatan tentang ejaan.

Suatu teks diwakili oleh lebih dari satu naskah yang tidak selalu sama

bacaannya atau yang berbeda dalam segala hal. Untuk menentukan teks yang

paling dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar suntingan naskah perlu

diadakan perbandingan naskah (Siti Baroroh Baried, et. al. 1994: 64). Jadi

Page 42: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

perbandingan naskah adalah membandingkan kedua naskah dan teks untuk

menentukan teks yang paling dapat dipertanggungjawabkan.

4. Kritik Teks

Menurut pengertian ilmiah. kata ”kritik” mengandung arti sikap

menghakimi dalam menghadapi sesuatu yang sewajarnya atau memberikan

evaluasi terhadap teks. jadi mengadakan kritik teks berarti menempatkan teks

pada tempat yang sewajarnya, memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti atau

mengkaji lembaran naskah, lembaran bacaan yang mengandung kalimat-kalimat

atau rangkain kata-kata tertentu ( Darusuprapta 1989”20 )

5. Suntingan Teks dan Aparat Kritik

Suntingan teks adalah penyajian teks dalam bentuk aslinya, yang bersih

kesalahan berdasarkan bukti-bukti yang terdapat dalam naskah yang dikritisi.

Aparat kritik merupakan suatu pertanggungjawaban dalam penelitian

naskah yang menyertai suntingan teks dan merupakan kelengkapan kritik teks.

Segala kelainan bacaan yang ditampilkan merupakan kata-kata atau bacaan salah

yang terdapat dalam naskah tampak dalam aparat kritik.

6. Terjemahan

Terjemahan adalah pemindahan makna atau bahasa sumber ke bahasa

sasaran. Pemindahan makna tersebut harus lengkap dan terperinci. Hal ini

bertujuan untuk memudahkan dalam memahami isi teks dari suatu naskah.

Page 43: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Dengan adanya terjemahan, maka masyarakat luas dapat dengan mudah untuk

mengetahui isinya.

Terjemahan dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

a) Terjemahan isi atau makna: kata-kata yang diungkapkan dalam bahasa sumber

diimbangi salinannya dengan kata-kata bahasa sasaran yang sepadan

b) Terjemahan bebas: keseluruhan teks bahasa sumber diganti dengan bahasa

sasaran secara bebas.

D. Pengertian Suluk

Menurut Zoetmulder dalam Darusuprapta ( 1990; 1) ” susatra suluk adalah

jenis karya sastra jawa baru yang bernafaskan islam dan yang berisi ajaran

tasawuf”. Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan

agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk

menuju Allah. Menempuh jalan suluk (bersuluk) mencakup sebuah disiplin

seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoteris agama Islam (syariat)

sekaligus aturan-aturan esoteris agama Islam (hakikat). Ber-suluk juga mencakup

hasrat untuk Mengenal Diri, Memahami Esensi Kehidupan, Pencarian Tuhan, dan

Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup

dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai

kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.

Adapun ajaran Sastra suluk dapat dibagi menjadi empat bagian, sebagai

berikut :

Page 44: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1. Suluk yang berisi ajaran Tasawuf yang membahas masalah ke-Tuhanan dan

tahap-tahap dalam tasawuf temasuk membahas hakekat dan hikmah suatu ibadah (

sholat, zikir, dan sebagainya)

2. Suluk yang berisi ajaran tentang etika kehidupan yang dihubungkan dengan

masalah ke Tuhanan.

3. Suluk yang berisi kisah sejarah yang berhubungan dengan pengembangan

ajaran tasawuf.

4. Suluk yang berisi ajaran anti Islam/ ajaran di luar Islam yang berisi ajaran-

ajaran yang jelas-jelas ingin menolak agama Islam dan menghina para ulama atau

pejuang.

dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suluk berisi bermacam-

macam ajaran antara lain; masalah ke-Tuhanan dan tahap-tahap tasawuf, tentang

etika kehidupan yang dihubungkan dengan pengembangan ajaran tasawuf, tentang

kisah sejarah yang berhubungan dengan tasawuf, ajaran anti Islam.

E. Pengertian Tasawuf

Definisi tasawuf oleh beberapa ahli diartikan bermacam-macam. Menurut

Iman Al-junaid (dalam Musa Turoichan, 2005; 1) tasawuf adalah salah satu ilmu

dari ilmu-ilmu syari’ah yang ada dalam agama islam. Tasawuf merupakan usaha

untuk mendekatkan diri dan mengenal Allah dengan sebenar-benarnya demi

menuju kesempurnaan rohani berdasarkan kepada Qur’an dan Hadist nabi melalui

Page 45: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kebersihan batin. Untuk mencapai tingkatan-tingkatan dalam ilmu tasawuf harus

melalui tahap-tahap syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat ( Imam Ibnu khaldun,

2005: 3). Tujuan utama dalam ilmu tasawuf adalah menuju kepada Allah untuk

mencapai ma’rifat dalam arti kata yang sebenarnya, yaitu terbuka hijab antara

hamba dengan-Nya.

Mistik dalam ajaran Islam disebut tasawuf. Adapun tingkatan-tingkatan

yang diperlukan dalam tasawuf adalah syariat, tarekat, hakikat dan makrifat.

Syariat berarti peraturan-peraturan yang yang mencakup didalamnya soal-soal

wajib, sunah, haram, makruh mubah. Amalan-amalan dalam syariat yaitu salat,

puasa, zakat, hajidan juga jihad fisabilillah (Imam Ibnu khaldun, 2005: 3). tarekat

berarti menjalankan segala amalan- amalan baik dengan niat ikhlas. dikatakan

juga, bahwa tarekat merupakan perbuatan nafsaniyah yang tergantung pada sir

(rahasia) dan ruh dengan melakukan taubat, wara’, muraqabah, ridha untuk

memperbaiki dirinya.

Hakikat yaitu natujah dari Syariat dan hakikat yaitu memandang Allah

dengan cahaya hati yang diletakkan Allah, bahwa hati memandang tiada yang

menggerakkan dan mendiamkan melainkan Allah. makrifat yaitu mengenal akan

Ketuhanan secara jelas dan nyata dengan segala kenikmatan dan kebesaran-Nya.

Sayyid Abi Bakar menyatakan bahwa makrifat kepada Allah merupakan suatu

cahaya yang di pancarkan Allah dihati hambaNya. Dengan cahaya Allah,

hambnaya dapat melihat rahasia-rahasia kerajaan Allah di bumi maupun dilangit

dan hamba itu bisa mengamati segala kekuasaan Tuhan ( Imam Ibnu khaldun,

2005: 3)

Page 46: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

F. Pengertian Sholat

I. Pengertian Sholat

Sholat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah

mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.

Sholat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan

atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah sholat, sehingga barang siapa

mendirikan sholat, maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa

meninggalkan sholat, maka ia meruntuhkan agama (Islam). Sholat harus didirikan

dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Sholat

tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim

mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain sholat wajib ada juga sholat –

sholat sunah.

Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka

penulis hanya membahas tentang sholat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari-

hari.

Sholat Secara etimologi sholat berarti do’a dan secara terminology/ istilah,

para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah sholat berarti

beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang

telah ditentukan (Sidi Gazalba,88). Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan

hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta

Page 47: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-

Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah

dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-

Syidiqi, 59).

Dalam pengertian lain sholat ialah salah satu sarana komunikasi antara

hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan

amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan

takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun

yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sholat adalah

merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali

dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah

ditentukan syara”. Juga sholat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin)

kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

II. Sejarah Dan Dalil Tentang Kewajiban Sholat

a. Sejarah Tentang Diwajibkan Sholat Perintah tentang diwajibkannya

mendirikan sholat tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah

mendirikan sholat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan

oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini tidak dapat

dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam

sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam

Page 48: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara terang – terangan menolak

kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya dan yang yakin sekali

kebenarannya.

Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka sholat merupakan kewajiban

yang utama, yaitu mengerjakan sholat dapat menentukan amal – amal yang

lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang

lainnya.

b. Dalil – Dalil Tentang Kewajiban Sholat

Al-Baqarah, 43

Terjemah : waakimussolata waatuzzakata warkau maarokiin.

Artinya: Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang –

orang yang ruku .

Al-Baqarah 110

Terjemah : Siikum man khoiri tajiduhu indakh innallaha bima taqmaluna

basyiiron waakimussolata waatuzzakata wama takoddamuli.

Page 49: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Artinya : Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu

usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi

Allah. Sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan

Al –Ankabut : 45

.

Terjemah : Waakimussolata innasollata tanha anilfakhsa walmunkar.

Artinya: Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa mencegah perbuatan keji

dan munkar.

An-Nuur: 56

.

Terjemah : Waakimussolata waatuzzakata waatiurrosulu laallakum turkhamun

Artinya : Dan kerjakanlah sholat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar

supaya kalian semua diberi rahmat. Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada

kata – kata perintah sholat dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya

dengan perkataan “dirikanlah”.

Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah

sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan sholat tetapi mereka

masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung

Page 50: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila sholat telah mereka

dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat.

III. Batas Waktu Sholat Fardlu

1. Sholat Dzuhur Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat hingga

bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya dengan benda tersebut kira – kira

pukul 12.00 – 14.30 siang

2. Sholat Ashar Waktunya: sejak habisnya waktu dhuhur hingga terbenamnya

matahari. Kira – kira – kira pukul 15.00 –17.30 sore

3. Sholat Magrib Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat hingga

hilangnya mega merah di langit. Kira – kira pukul 18.00 -18.30 sore.

4. Sholat Is’ya Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit

fajar. Kira – kira pukul 19.00 – 04.00 malam.

5. Sholat Shubuh Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari.

Kira – kira pukul 04.00 – 5.30 pagi.

IV. Beberapa Pelajaran Dan Kewajiban Sholat

a. Sholat Merupakan Syarat Menjadi Takwa.

Takwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat

menentukan amal / tingkah laku manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa

tidak mungkin melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya. Salah

Page 51: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

satu persyaratan orang – orang yang betul betul taqwa ialah diantaranya

mendirikan sholat sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ; 23.

b. Sholat Merupakan Benteng Kemaksiatan

Sholat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa sholat dapat

mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu sholat seseorang maka

semakin efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan

maksiat. Sholat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan

dengan khusu tidak akan ditemukan mereka yang melakukan sholat dengan khusu

berbuat zina. Maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya

tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan sholat tetapi tetap berbuat maksiat,

tentu kekhusuan sholatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-

Qur'an surat Al-Ankabut: 45.

c. Sholat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur

Dengan mendirikan sholat, maka banyak hal yang didapat, sholat akan

mendidik perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang

celaka bagi orang – orang yang sholat yaitu mereka yang lalai sholat selain

mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka

yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena

apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah

(batal).

Page 52: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

d. Sholat Akan membangun etos kerja

Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa pada intinya sholat

merupakan penentu apakah orang – orang itu baik atau buruk, baik dalam

perbuatan sehari – hari maupun ditempat mereka bekerja Apabila mendirikan

sholat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja mereka

tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan tugas.

Page 53: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk dan Jenis Penelitian

Dalam kegiatan penelitian diperlukan adanya bentuk dan jenis penelitian

sebagai suatu rangkaian dari metodologi penelitian. Bentuk penelitian dalam

penelitian ini dimaksudkan sebagai strategi penelitian, ialah cara atau langkah

yang digunakan penulis dalam mengkaji obyek kajiannya.

Bentuk penelitian terhadap S3KM adalah penelitian filologi. Filologi

sebagai salah satu ilmu, sudah barang tentu mempunyai syarat–syarat keilmuan.

Salah satu syarat sesuatu itu dapat dikatakan sebagai ilmu, maka ia harus

mempunyai metode. Di dalam filologi usaha untuk mencapai tujuannya yaitu

mendapatkan naskah yang bersih dari kesalahan atau mendapatkan naskah yang

dipandang mendekati aslinya dikenal beberapa metode edisi naskah. Metode edisi

naskah itu antara lain: metode obyektif, metode gabungan, metode landasan,

metode stema dan metode edisi naskah tunggal. Di dalam penelitian naskah

S3KM ini, metode edisi naskah yang digunakan adalah metode untuk naskah

tunggal yaitu metode standar.

Mengacu pada metode standar karena isi naskah dianggap sebagai cerita

biasa, bukan cerita yang dianggap suci atau penting dari sudut agama atau bahasa,

sehingga tidak perlu diperlakukan secara khusus. Setelah diedisikan dalam bentuk

transliterasi, langkah selajutnya adalah menggunakan metode deskriptif umtuk

33

Page 54: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

mengkaji isinya. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, artinya melalui

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, yang berarti semata-mata

menggambarkan, melukiskan, menuliskan, melaporkan objek penelitian pada saat

ini berdasarkan data yang ditemukan atau sebagaimana adanya, hasil penelitian

diuraikan dalam bentuk kata-kata bukan angka. Sebagaimana yang diungkapkan

Sutopo (2002) bahwa pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif ini

berpandangan bahwa semua penting dan semuanya mempunyai pengaruh dan

berkaitan dengan yang lain. Dengan mendeskripsikan segala macam bentuk tanda

(semiotik) mungkin akan membentuk dan memberikan suatu pemahaman yang

lebih komprehensif mengenai apa yang sedang dikaji. Penelitian ini

mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang

sedang dikaji.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pustaka (library

research). Jenis penelitian ini diterapkan karena hampir lebih dari 50% kegiatan

penelitian ini dilakukan dengan proses membaca yang berkaitan erat dengan

masalah perpustakaan, dengan mendayagunakan informasi yang terdapat di

perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia. Sehingga pemanfaatan

perpustakaan ini sangat diperlukan dalam penelitian ini, dan nyata sekali bahwa

tidak mungkin penelitian ini dilakukan dengan baik tanpa orientasi di

perpustakaan.

Page 55: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

B. Sumber Data dan Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang mampu menghasilkan atau

memberikan data, sedangkan data adalah yang dihasilkan dari sumber data.

1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah Sêrat Suluk Saking Kitab

Markun yang tersimpan Di Perpustakaan Sasana Pustaka Karaton

Kasunanan Surakarta.

2. Data

Data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data utama yang digunakan

dalam penelitian. Adapun obyek penelitian filologi adalah naskah dan

teks S3KM.

Data sekunder adalah data yang digunakan sebagai data penunjang

atau pendukung pelaksanaan penelitian, meliputi buku-buku,

majalah,kamus dan sumber penunjang lainya yang dapat membantu

memberikan informasi yang berkaitan dengan ajaran tasawuf dan

ajaran moral yang terkandung dalam S3KM.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data ini mengacu pada langkah awal dari cara

kerja penelitian filologi yaitu inventarisasi naskah. Inventarisasi naskah

dilaksanakan sesuai dengan sasaran penelitian yang telah diputuskan di awal,

Page 56: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

yakni jenis Suluk. Pengertian inventarisasi naskah dalam penelitian ini adalah

usaha-usaha mendata dan mengumpulkan data. Salah satu caranya adalah dengan

membaca katalog dan mencari naskah di tempat koleksi penyimpanan. Kemudian

mendaftar semua judul naskah yang sama. Melalui katalog tersebut akan diperoleh

beberapa informasi dan keterangan tentang naskah yang dimaksud, misalnya

jumlah naskah, tempat penyimpanan naskah, deskripsi naskah yaitu antara lain:

nomor katalog, ukuran naskah, tulisan naskah, bahasa naskah, isi kandungan

naskah, dll.

Setelah mendapat informasi dari katalog-katalog, langkah selanjutnya

adalah mengecek langsung ke lokasi penyimpanan naskah dan melakukan

pengamatan (observasi).

Langkah selanjutnya teknik fotografi digital, yaitu dengan memotret

naskah dengan kamera digital (tanpa blitz) yang kemudian ditransfer dalam

program ACDSee v4.0- my picture di komputer. Naskah yang sebagai data utama

yang telah terbaca kemudian di deskripsikan. Hal ini bertuuan untuk memperoleh

data sesuai dengan wujud asli naskah kemudian dilakukan proses transliterasi

naskah dan pengolahan data yang lain.

D. Teknik analisis data

Analisis data adalah mengolah data sesuai denga cara kerja filologi.

Analisis data akan diolah sesuai dengan teori tahapan/langkah kerja penelitian

filologi. Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) yang telah dimodifikasi

dengan langkah kerja milik Edwar Djamaris, yakni mulai dari penentuan sasaran

Page 57: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

penelitian, inventarisasi naskah, observasi pendahuluan dan deskripsi naskah,

transliterasi naskah, kritik teks, suntingan teks dan aparat kritik, dan terjemahan.

Pada naskah tunggal, langkah kerja perbandingan naskah dan dasar-dasar

penentuan naskah yang akan ditransliterasi tidak berlaku. Analisis data pada

kajian isi dilakukan setelah terjemahan. Karena secara garis besar isi naskah

secara keseluruhan dapat diketahui dan lebih jelas setelah kerja filologi yang lain

selesai.

Penyuntingan naskah tunggal dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu

metode standar dan metode diplomatik. Untuk teks S3KM ini menggunakan

metode standar (biasa). Metode standar digunakan jika isi naskah dianggap

sebagai cerita biasa, bukan cerita yang dianggap suci atau penting dari sudut

agama atau bahasa, sehingga tidak perlu diperlakukan secara khusus atau

istimewa (Edwar Djamaris, 1991:15). Hal-hal yang dilakukan dalam edisi standar

ini antara lain : membetulkan kesalahan teks, membuat catatan perbaikan,

memberi komentar atau tafsiran, menyusun daftar kata sulit sehingga

memudahkan pembaca atau peneliti dalam membaca dan memahami teks.

Tahap akhir dari analisa data dengan mengungkapkan isi yang terkandung

dalam teks yang didukung dengan data penunjang, yakni buku-buku, artikel-

artikel, majalah-majalah, makalah-makalah, dan lain-lain.

Page 58: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

KAJIAN FILOLOGIS DAN PEMBAHASAN ISI

A.Kajian Filologis

1. Deskripsi Naskah

Deskripsi naskah bertujuan untuk memberikan gambaran naskah S3KM

secara ringkas dan padat, lengkap dan jelas. Hal ini dimaksudkan unutk

meudahkan pembaca dalam mengenal dan memahami naskah. Dengan demikian

akan membuka petunjuk bagi pembaca dalam memahami kandungan naskah.

Deskripsi naskah yang dilakukan berpedoman pada pendapat yang dikemukakan

oleh Emuch Hermansoemantri(1982 : 2). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

mendeskripsikan naskah antara lain menyangkut informasi atau data mengenai:

1.judul naskah, 2. Nomor naskah, 3. Tempat penyimpanan naskah, 4. Asal naskah

5. Keadaan naskah, 6. Ukuran naskah, 7. Tebal naskah, 8. Jumlah baris per

halaman , 9. Huruf, aksara, tulisan. 10. Waktu penulisan. 11. Bahan naskah, 12.

Bahasa naskah, 13. Bentuk teks, 14. Umur naskah, 15. Pengarang/penyalin, 16.

Ikhtisar teks. Deskripsi naskah S3KM dalam penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Judul naskah : Serat Suluk Saking Kitab Markun

masuk dalam bendel Serat Suluk

Karaton dalem ing Surakarta ( Serat

Suluk [Nomer Satunggal – kalih]

38

Page 59: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Jaman karaton- dalem ing

Surakarta) judul ini terdapat di

dalam teks.

Sumber: naskah S3KM hal. 242

b. Nomor naskah : 244 Na (katalog lokal), KS

481.19.244 Na (Nancy K. Florida,

1993: 189).

c. Tempat penyimpanan naskah : Perpustakaan Sasanapustaka

Karaton Kasunanan Surakarta

Hadiningrat.

d. Asal naskah : Surakarta.

e. Keadaan naskah : Keadaan naskah masih cukup baik

hanya saja kertas pada bagian dalam

sudah mulai terlepas dari sampulnya.

jilidan sampul berwarna hitam dan

pada bagian dalam kertas memiliki

warna yang berbeda. Hal ini

dimungkinkan karena faktor usia dan

kertas terkena air.

Page 60: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

f. Ukuran naskah : 1. Ukuran naskah: 33,2cm x 20,5

cm

2. Ukuran teks : 28 cm x 18,5 cm

Margin Atas : 4,5 cm

Margin Kiri : 1,5 cm

Margin Bawah: 5,5 cm

Margin Kanan : 4,5cm

g. Tebal naskah : 2,3 cm.

h. Jumlah baris per halaman : Jumlah baris per halaman 20 baris.

Khusus pada halaman 242 hanya

terdiri dari 6 baris dari bawah.

i. Huruf, aksara, tulisan : a. Huruf : Jawa,

b. Aksara : aksara Jawa Carik

dengan gaya tulisan miring ke

kanan

c. Tulisan : jarak baris dan jarak

huruf teratur. Ukuran huruf sedang,

bentuknya agak memanjang. Jarak

antar huruf agak rapat sehingga agal

sulit dibaca.

j. Waktu penulisan : 1870 M

Page 61: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

k. Bahan naskah : Bahan naskah yang digunakan

adalah kertas Watermark yaitu “

VDL” ; Crescunt Concordia

Resparvae” dengan warna coklat

kekuningan. Hal ini terjadi karena

faktor usia yang dapat

mengakibatkan warna kertas yang

digunakan memudar. Cover naskah

depan dan belakang menggunakan

kertas yang lebih tebal agar tidak

mudah rusak.

l. Bahasa naskah : Bahasa yang digunakan dalam

penulisan serat S3KM adalah

bahasa Jawa Baru ragam krama.

m. Bentuk teks : Naskah S3KM berbentuk

puisi/tembang. Secara keseluruhan

isi naskah terdiri dari beberapa

serat, yaitu:

1. Kidung Rumeksa ing wengi

2.Suluk Martabating Wahdat

Wakidiyat,

3. Suluk Bayan Maot,

Page 62: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4. Suluk Sasmitaning Sanjata Cipta,

5. Suluk Dudha,

6. Suluk Purwaduksina,

7. Suluk Dumununging manah,

8. Suluk Dumununging Toya,

9. Suluk Dumununging Siti,

10. Suluk Saking Kitab Usul-mubin,

11. Suluk Tegese Aksara Alip,

12. Suluk wasita Gaib Sirullah,

13. Suluk Besi,

14. Suluk Saking Kitab candra,

15. Suluk Sajatining Shalat,

16. Suluk Sajatining Sarengat,

Tarekat,. kakekat, Makripat,

17. Suluk Makmunuradi Salikin,

18. Suluk Dewa Ruci,

19. Suluk Saking Kitab Markun,

20. Suluk Pandukning Dudunungan,

21. Suluk Burung Puyuh Kutuk

Pelatuk,

22. Suluk Tegesipun Patekah,

23. Suluk Suraosipun Patekah,

24. Suluk Seh Among Raga,

Page 63: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

25. Serat Sewaka,

26. Suluk Jati Sampurna.

Khusus Serat Suluk Saking Kitab

Markun yang menjadi obyek kajian

dalam penelitian ini, terdiri dari 2

pupuh, yaitu: pupuh I tembang

Asmaradhana 34 bait, pupuh II

tembang Sinom 28 bait, Penulisan

diawali dengan mandrawapada dan

diakhiri dengan mandrawapada .

Pada setiap pergantian judul antara

judul satu dengan judul lainya

terdapat garis bawah yang

merupakan tanda pergantian judul

karena merupakan naskah bendel.

Sumber: naskah S3KM ( halaman 242)

Page 64: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

n. Umur naskah : Berdasarkan katalog nancy

K.Florida , naskah S3KM ini ditulis

pada tahun 1870 M. Untuk

mengetahui umur 2010 - 1870 = 140

tahun

o. Pengarang/penyalin : Berdasarkan katalog nancy K.

Florida pengarangnya adalah Kyai

T. Arungbinang dan kemudian

dikutip oleh Ng. Hawikrama.

p. Ikhtisar teks : Naskah dengan judul Sêrat Suluk

Saking Kitab Markun, berisi ajaran

tentang shalat. Pada pupuh 1 berisi

tentang beberapa pengertian, waktu,

makna sholat, dan juga berbagai

macam gerakan yang terdapat ketika

mengerjakan shalat. Pupuh 2 berisi

tentang wajibnya mengerjakan

sholat khususnya umat islam, yang

digambarkan oleh Nabi Musa.

Page 65: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Kritik Teks, Suntingan Teks dan Aparat Kritik

a. Kritik teks

Pengertian kritik teks menurut Paul Mass dalam Darusuprapta dan Hartini

(1989: 20) adalah menempatkan teks pada tempat yang sewajarnya, memberi

evaluasi terhadap teks, meneliti atau mengkaji lembaran naskah dan lembaran

bacaan yang mengandung kalimat-kalimat atau rangkaian kata-kata tertentu. Jadi

dalam kritik teks diusahakan untuk mengembalikan kemurnian atau bentuk yang

mendekati aslinya. Teks yang otentik, meskipun jarang bisa ditemukan, namun

setidaknya dapat mencapai ketetapan teks yang dianggap dekat aslinya dan bersih

dari kesalahan.

Adapun pengelompokan kelainan bacaan yang terdapat pada naskah S3KM

sebagai berikut :

1. Lacuna : bagian yang terlampaui/kelewatan, baik suku kata, kata,

kelompok kata maupun kalimat.

2. Hipercorect : perubahan ejaan karena pergeseran lafal

Pengelompokan kelainan bacaan disusun dalam bentuk tabel. Untuk

mempermudah memahami dibuat singkatan sebagai berikut:

No. : menunjukkan nomor urut

H : halaman

B : bait

Br : baris

@ : edisi teks yang menyesuaikan konvensi tembang

Page 66: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

# : edisi teks berdasarkan interpretasi peneliti

* : edisi teks berdasarkan pertimbangan linguistik

Table 1. Daftar Kesalahan Metrum

No. B. Br H Metrum Edisi Teks

1. 16 5 246 Sadrah Sadreh

Tabel 2. Daftar Lacuna S3KM

No. B. Br H Lacuna Edisi Teks

1. 7 7 244 alahuakbar Allahuakbar

Tabel 3. Daftar Ketidaksesuaian Konvensi Linguistik S3KM

No. B. Br H Kata Edisi Teks

1. 7 4 244 makluk Mahluk

2. 11 5 245 kalék Khalik

3. 18 2 247 Ayad Ayat

4. 21 6 247 datola Datollah

5. 23 5 248 Salad daim Sholat daim

6. 26 6 249 langid langit

7. 33 4 250 sujut sujud

8. 4 5 251 umad umat

9. 4 8 251 kakiki hakiki

10 12 7 254 sipad sifat

11 26 2 258 ismu Ilmu

Page 67: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

12 23 9 257 jasat Jasad

13 16 1 255 tgese Têgêse

14 27 7 258 keblat kiblat

b. Suntingan teks, Aparat kritik dan Terjemahan.

Suntingan teks adalah menyajikan teks dalam bentuk aslinya, yang bersih

dari kesalahan berdasarkan bukti-bukti yang terdapat dalam naskah yang dikritisi.

Dalam menyajikan suntingan teks yang bersih dari kesalahan dan kekeliruan yang

ada, pembetulan dan perubahan-perubahan yang dilakukan penyunting

ditempatkan khusus serta dicatat dalam aparat kritik.

Aparat kritik merupakan suatu pertanggungjawaban yang menyertai

suntingan teks dan merupakan kelengkapan kritik teks. Menurut Darusuprapta

(1984: 8) aparat kritik adalah uraian tentang kelainan bacaan yaitu bagian yang

merupakan pertanggung jawaban ilmiah dalam penelitian naskah berisi berbagai

macam kelainan bacaan.

Terjemahan adalah pemindahan makna atau bahasa sumber ke bahasa

sasaran. Pemindahan makna tersebut harus lengkap dan terperinci. Hal ini

bertujuan untuk memudahkan dalam memahami isi teks dari suatu naskah

Untuk mendapatkan suatu hasil suntingan teks yang dapat

dipertanggungjawabkan dalam hal ini sewaktu filologi, maka dalam penelitian ini

tahapan suntingan teks disertai kritik teks dan aparat kritik sewaktu bersamaan.

Adapun untuk kata-kata atau baris yang dianggap keliru diberi nomor kritik teks

Page 68: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dan pembetulannya ditempatkan pada bagian bawah teks (semacam catatan kaki)

sebagai bagian dari aparat kritik. Metode yang digunakan dalam kritik teks ini

adalah edisi standart.

Edisi standart dipergunakan untuk mengevaluasi teks pada bacaan yang

dianggap salah. Pembetulan pada edisi diplomatik yang sifatnya sebagai suatu

usulan/saran peneliti, ditempatkan pada aparat kritik (catatan kaki) serta nomor

kritik teks ditempatkan pada akhir kata atau kalimat, kesalahan ditunjukkan

dengan metode referensi yang tepat. Hal ini merupakan suatu bentuk yang terbuka

bagi pemikiran pembaca yang mempunyai argumen lain atas pembetulan tersebut.

Untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman makna transliterasi teks

S3KM maka digunakan tanda-tanda sebagai berikut :

a. Angka Arab 1, 2, 3, ... dst

yang berada dalam teks adalah nomor kritik teks

pada kata yang terdapat kesalahan.

b. Tanda [1, 2, 3, ... dst] adalah untuk menunjukkan pergantian lembar

halaman teks.

c. Tanda 1, 2, 3, ... dst yang terletak di sebelah kiri teks adalah untuk

menunjukkan pergantian bait.

d. Tanda diakritik (ê) dibaca e seperti pada kata têgêse yang berarti maksud.

e. Tanda diakritik (e) dibaca e seperti pada kata salawasé yang berarti

selamanya.

f. Tanda diakritik (è) dibaca e seperti pada kata yèku yang berarti yaitu.

g. Tanda # memberikan keterangan penggantian bacaan berdasarkan

konvensi tembang.

Page 69: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

h. Tanda * memberikan keterangan penggantian bacaan berdasarkan

pertimbangan linguistik.

i. Tanda [........] menunjukkan pembetulan berdasarkan interpretasi penulis.

j. Tanda / menandakan tiap pergantian baris.

k. Tanda // menandakan akhir dari tiap bait.

l. Penulisan hasil transliterasi dan suntingan teks S3KM menggunakan spasi

1,5 supaya terlihat lebih rapi.

Berikut adalah Suntingan Teks dan terjemahan S3KM :

244 na

Sêrat Suluk Saking Kitab Markun

Nomer 6

[242] anggitanipun abdi dalêm, kyai tumênggung arungbinang sesuluk saking

kitab markun, ingkang mêthik abdi dalem mas pangulu martalaya,

skar sêmaradana, 34 pada

nyandak skar sinom, 28 pada. [243]

- Nomor 6

Karangan abdi dalem Kyai Arung Binang, Suluk dari Kitab Markun yang

mengutip abdi dalem Mas Pangulu Martalaya

Skar asmaradhana 34 bait

Lalu sekar sinom 28 bait.

Nomer 6.

1. kitab markun kang kinawi/

masalah wiyosing shalat/

papagêr ika pamrihe/

aran takbiratul ikram/

1. Kitab markun yang dikarang

masalah seputar shalat

berguna sebagai pelindung

disebut takbiratul ikram

Page 70: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pan saking kaelokan/

marmane ngadêg puniku/

saking ora maring ana//

2. ananipun saking awit1/

wiwitane saking ekram/

ekram angadêg wiyose/

mat ekram kamatollah/

nênggih têgêse ngekram/

cêngèng têgêse puniku/

lali jroning ngèlingira//

3. ekram têgêsipun jati/

lali manah ing pangeran/

sami dipun wruh têgêse/

jroning pangeran tan ana/

mantêp ing dhirènira/

mring nama Allah kang agung/

têgêse ekram angucap//

4. kang angucap ing usalli/

kaelokaning dattolah/

nênggih puniku têgêse/

puniku kang rahman sa –[244] lat/

ekramme duk aksara/

allahuakbar puniku

nênggih ingkang ngaran shalat//

5. ngadêg rukuk sujud nênggih/

terdiri dari keajaiban

sesungguhnya berdiri itu

dari tidak menjadi ada.

2. Dimulai dari awal

awalnya dimulai dengan ikram

ikram dengan berdiri tegak

mat ikram kamatollah

yaitu maksud dari ikram

maksudnya adalah fokus

lupa dalam mengingatnya.

3. Arti sebenarnya ikram

Lupa hatinya kepada Tuhan

ketahuilah maksudnya

pada Tuhan yang tidak ada

yakinlah pada dirimu

terhadap Allah yang maha agung

maka ikram berarti mengucap.

4. Dengan mengucap usalli

keindahan datollah

itulah maksudnya

yang disebut shalat

ikram maksudnya aksara

allahuakbar itu

maksudnya sama dengan shalat.

5. Berdiri ruku sujud

1 *uwit

Page 71: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

puniku tekane ngekram/

salam wêkasan ekrame/

puji dunya lan kal dunya/

kawula datan ketang/

mantêp jênênging suksma gung/

amuji pinuji dhawak//

6. nyatane tan nudingani/

wiyose kang muji Allah/

kang pinuji apa dene/

kang arukuk iku allah/

kang sujud iya allah/

nyatane ekram puniku/

wus katam maring kang nyata//

7. wiyose shalat kang pundi/

kang tinakokakên ika/

ing guru kang luwih kaot/

pan dudu makluk2 punika/

nênggih wiyosing shalat/

jatine kalèk puniku/

kang ngucap allahuakbar3//

8. lir kadi kongkonan pasthi/

kang ngakon nora katingal/

mantêp jumênêng anane/

maring kang duwe kongko – [245] nan/

utawi ingkang shalat/

jatine pan dudu makluk/

sampai menuju ikram

akhir dari ikram adalah salam

puji dunia dan kal dunia

hamba tidak termasuk

yakin kepada Tuhan

dan berdoalah sendiri.

6. Kenyataanya bukan menunjuk

cara memuji Allah

yang di puji apalagi

yang rukuk itu Allah

yang sujud juga Allah

kenyataan ikram itu

sudah selesai dalam kenyataan.

7. Waktu shalat yang mana

yang ditanyakan

kepada guru yang lebih pintar

dia bukanlah mahluk (gaib)

adapun waktu shalat

sesungguhnya khalik adalah

yang mengucap allahuakbar.

8. Seperti yang diperintahkan

yang memerintah tidak terlihat

yakin akan keberadaan-Nya

kepada yang memberi perintah

atau yang mengerjakan shalat

sesungguhnya bukanlah mahluk

2 *mahkluk

3 *alahuakbar

Page 72: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

nyatane iku nugraha//

9. tegese4 nugraha singgih/

pan dudu gusthi kawula/

kumpule rasa dikaot/

kenyatahaning dattolah/

iku kang ngaran shalat/

dudu kalèk dudu makluk/

puniku rasaning êdat//

10. kang shalat manusa jati/

ing pundi nêpsune shalat/

pundi rohe lan sipatê/

pundi balunge ing shalat/

miwah jasade shalat/

astane lan sukonipun/

iku sira kawruhana//

11. dipun wruh jatine kaki/

nêpsune shalat aniyat/

dudu niyat nawètune/

kang sêdya niyat punika/

kupur kapir dadinya/

dene balik karsa iku/

niyat dudu basa swara//

12. dudu cipta reka singgih/

dudu angên-angên cipta/

nur johar awal jatine/

kenyataanya itu anugrah.

9. Maksud dari anugrah

tidak terdapat pada Tuhan

kumpulan dari rasa berlebih

terhadap kenyataan dzat Allah

itulah yang disebut shalat

bukan khalik bukan mahluk

ialah suatu dzat.

10. Yang mengerjakan shalat manusia sejati

dimana nafsunya shalat

dimana roh dan sifatnya

mana tulangnya salat

juga jasadnya shalat

tangan dan kaki

ketahuilah semuanya itu.

11. diketahui arti sebenarnya

nafsunya shalat adalah niat

Niat sholat bukanlah nawaitunya

yang menjadi maksud niat itu

bisa menjadikan kufur kafir

adapun sebaliknya

niat bukan bahasa dan suara.

12. Bukanlah khayalan

bukan angan-angan saja

sesungguhnya berawal dari nur johar

4 #tgese

Page 73: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kang anèng dunya akerat/

iya urip ing johar/

kang langgeng sajatènipu –[246] n /

kang niyat jatining suksma//

13. nora wenang sira kaki/

kawula ngakuwa allah/

yèn ngagungna pangerane/

wadi kufur kafir5 sira/

yèn tan wruh magurokna/

nyatane ananirèku/

padha lan ananing suksma//

14. rohing shalat kang sayekti/

patekah dudu patekah/

kang winaca alkamdune/

dudu roh ilapi ika/

nyatane bae tunggal/

kang muni alkamdu iku/

iya nyatane datolah//

15. lwir kadi kongkonan yêkti/

pantês kang duwe kongkonan/

kewala iki sênêne/

roh ilapi lan datolah/

sapa ngarani allah/

tan nami patekah kufur/

dene tan wruh ing aranan//

yang terdapat di dunia akhirat

juga hidup di dalam johar

yang kekal selamanya

niat yang tulus dalam hati.

13. Tidak diperbolehkan kamu

hamba mengaku sebagai Allah

jika mengagungkan Tuhannya

maka ia kafir

jika tidak tahu bergurulah

keberadaan adanya kamu

sama dengan keberadaan suksma

14. Roh shalat yang sesungguhnya

fatekah bukanlah fatekah

yang dibaca alhamdunya

bukan roh ilafi itu

kenyataannya saja tunggal

yang mengucap alhamdu itu

adalah kenyataan dzat Allah.

15. Seperti perintah wajib

pantas yang memberi perintah

terdapat perintah

roh ilafi dan dzat Allah

siapa yang menyebut Allah

tidak menyebut fatekah kufur

jika tidak tahu maksudnya.

5 *Kupur kapir

Page 74: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

16. balunge shalat kang yêkti/

rukuk dudu rukuk ika/

kang ngandhêluk sarirane/

angasorakên sarira/

iku nyatanê sadrah6/

sadrah rohani puniku/

yêkti rasaning pangeran//

17. jasade shalat kang yêkti/

iktidal dudu iktidal/

atangi saking [247] rukuke/

dèn eling yèn saking ora/

jatine maring ana/

dèn wikaning têgêsipun/

jatine iktidal ika//

18. tangane shalat kang yêkti/

iku ayat7 dudu ayat/

kang winaca ing papanê/

kang tinulis mangsi ika/

puniku juru basa/

jatinê kuran puniku/

dudu basa dudu swara//

19. jatine jênêngê rèki/

kang aran kuran punika/

kang aran kuran tandhane/

pan sira nyataning êdat/

puniku kawruhana/

16. Tiangnya shalat yang sesungguhnya

rukuk bukanlah sekedar rukuk

dengan membungkukkan badannya

merendahkan diri

itulah sesunggunhya sadrah

sadrah rohani yaitu

iman kepada Tuhan.

17. Jasadnya shalat yang sesungguhnya

iktidal bukanlah iktidal

berdiri dari rukuknya

ingatlah atau tidak

sesungguhnya ada

ketahuilah maksudnya

makna dari iktidal itu.

18. Tangannya shalat yang sesungguhnya

yaitu ayat bukan ayat

yang dibaca pada papannya

yang ditulis tinta itu

itulah ahli bahasa

sesungguhnya Al Quran itu

bukan bahasa bukan suara.

19. Sesungguhnya nama

yang disebut al Quran itu

yang disebut al Qur’an tandanya

terdapat dalam kenyataan dzat

itu ketahuilah

6 #sadreh

7 *ayad

Page 75: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

sakèhê wêwacanipun/

iya mêtu saking sira//

20. iku têgêse kang yêkti/

apa tangane ashalat/

sami ngawruhana kabèh/

tangane shalat pan tahyat/

puniku nyatanira/

sakathahing sanak ingsun/

iku sira kawruhana//

21. sukune shalat kang yêkti/

iku salam dudu salam/

roh lan jasad sasmitane/

jatine anolèh ika/

jatine roh lan jasad/

anane datolah iku/

puni- [248] ka jatining shalat//

22. ngiwa nêngên ta puniki/

jisim latip jatènira/

kang jinatèn sajatine/

kaelokaning dattolah/

iku têgêse salam/

sêlamêt salamènipun/

kang ngiwa nêngên punika//

23. wontên kawarnaa malih/

têgêse shalat punika/

tiyang agama jatine/

agama iku dattolah/

kebanyakan bacaannya

juga keluar dari dirimu.

20. Itulah arti yang sebenarnya

apa tanganya shalat

ketahuilah semuanya

tanganya shalat pada tahiyat

itulah kenyataannya

semua kerabatmu

itu kamu beritahulah.

21. Kaki ketika shalat yang sebenarnya

itu salam bukanlah salam

roh dan jasad tandanya

yaitu kepala menoleh

sesungguhnya roh dan jasad

adanya datollah

demikianlah shalat.

22. Kekiri dan kananlah

tubuh mulutnya

yang sesunguhnya adalah

keindahan datollah

itu maksud dari salam

bakal selamat selamanya

yang kekiri kanan tersebut (shalat).

23. Ada lagi macamnya

maksud dari shalat

yaitu tiangnya agama

agama itu datollah

Page 76: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

sampurnane makripat/

tunggal sih lawan sang ulun/

iku tan antara mongsa//

24. yèn tan antara mongsa iki/

kawula gusthi punika/

dadi batal nugrahane/

kang muni allahuakbar8/

iku dudu nugraha/

jatine nugraha luhung/

iya roh iku dattolah//

25. sêmbah puji nira iki/

ati rohani jatinya/

kuran têlung puluh juse/

wus têlas marang patekah/

patekah iku uga/

têlas mring bismillah iku/

bismillah kang alip ika//

26. alip wus sinungan gaib/

utawi kang ngaran shalat/

anganggeya patekahe/

pan iku tan ana [249]liyan/

duk durung ana jagad/

bumi langit9 durung takyun/

amung dhewèke kang niyat//

27. têgêse kang tahyat yêkti/

kesempurnaan makrifat

menyatu dengan Tuhan

itu tidak terdapat jarak.

24. Jika terdapat jarak

antara mahluk dan Tuhannya

maka batal anugrahnya

yang mengucap Allahuakbar

itu bukan anugrah

anugrah yang luhur

yaitu roh datollah.

25. Menyembahlah kamu

dengan hati nuranimu

Al Quran 30 juz

sudah selesai dalam fatekah

termasuk fatekah itu juga

habis dalam bismillah

bismillah yang alif itu.

26. Alif sudah menuju ghaib

atau yang disebut shalat

menggunakan alfatekahnya

tidak ada yang lain

ketika belum ada kehidupan

langit dan bumi belum dijajaki

hanyalah dia yang niat.

27. maksud tahyat yang sejati

8 *alahuakbar

9* langid

Page 77: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

apa nora amangeran/

tan ana liyan-liyane/

puniku jatining tahyat/

kang agung kang kuwasa/

duk ingsun kamil puniku/

anane minongka ora//

28. tan adarbe singgih/

tan angrungu ananing hyang/

adarbe netra jatine/

tumingal nora tan mata/

darbe kondha tan ngucap/

sampurnane shalat iku/

nênggih kang têka ing tahyat//

29. têgêse10

tahyat kang yêkti

salam iku ananira/

saking dattolah angsale/

sawuse muji andonga/

sami dèn kawruhana/

anane ngalah duk kumpul/

puniku kang aran shalat//

30. puji donga kang sayêkti/

puniku nyataning allah/

amuji pinuji dhèwèk/

têgêse iku tan ana/

tandhane malih ika/

kang muji kajatènipun/

apa bukan pangeran

tidak ada yang lainnya

itulah sejatinya tahyat

yang agung yang kuasa

bahwa ingsun kamil itu

adanya yang menjadi tidak.

28. Tidak ada keinginan

tidak mendengar adanya Tuhan

tidak memiliki mata

tidak terlihat dengan mata

tidak bicara tidak berucap

sempurnanya shalat itu

yaitu sampai pada tahiyat.

29. Maksudnya tahiyat yang sejati

yaitu adanya salam

berasal dari datollah

sesudah memanjatkan doa

kalian ketahuilah

adanya kalah bukan berkumpul

itulah yang disebut shalat.

30. Puji doa yang sesungguhnya

meyakini adanya Allah

berdoa sendiri

maksudnya itu tidak ada

tandanya apalagi

yang memuji-Nya

10

#tgêse

Page 78: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kang minuji iya sira//

31. iku tgêse pangabêkti/

apa karane salaman/

anja –[250] wab tangan têgêse/

iku sira kawruhana/

têgêse jawat tangan/

tandhane Allah puniku/

yèn sami kasih sinihan//

32. sira kawula sun abdi/

têgêse11

anjawat tangan/

punika manusa kaot/

kang mekradi panjênêngan/

nom tumêka gêsang/

gêsang tumêka ing wujud/

puniku purbaning shalat//

33. mulane ngadêg puniki/

kang shalat saking ing nukat/

arukuk sadra angsale/

asujud12

tan darbe polah/

mligi dhatêng kuwasa/

iya iku jatènipun/

shalat13

daim jatènira//

34. ingkang aran shalat daim/

sami sira ngawruhana/

adalah dirmu sendiri.

31. Itulah yang disebut dengan berbakti

apakah yang disebut salaman

salaman adalah berjabat tangan

itu ketahuilah

maksudnya berjabat tangan

tanda-tanda Tuhan itu

ketika saling mengasihi.

32. Kamu semua hambaku mengabdilah

artinya jabat tangan

yaitu manusia unggul

yang mendapatkan surga

muda sampai hidup

hidup sampai menjadi wujud

demikianlah awal shalat.

33. Awalnya dengan berdiri

yang shalat dari nukat

dengan rukuk sadra

sujud tidak ada gerakan lain

khusuk kepada yang Kuasa

itulah sejatinya

makna shalat daim.

34. Yang dimaksud shalat daim

ketahuilah semuanya

11

#tgese 12

* asujut 13

*salad

Page 79: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

sami dipun wruh jatine/

iku sampurnaning shalat/

ingaran ngilmu ora/

ngilmu iladuni iku/

iya roh iku kang shalat//.

Sinom

1. kaya ngapa tumêkaa/

tinggale marang Hyang Widhi/

tinggal pakon sarta angas/

anggêguyu wong ngabêkti/

satêngahe madoni/

sasat maido ing [251] rosul/

kapire wis tetêla/

kadya tingkah wong yahudi/

pasthi langgêng dadi dhasaring naraka//

2 kathah kaliru ing tompa/

miarsa ujar kang dhingis/

tekadira kaluputan/

miarsa ujar kang jati/

sisip denya nampani/

dadine saya dèlurung/

ujare sêlambrangan/

tinggal shalat iku wajib/

paningale puniku luwih sampurna//

3 ujar iku kasamaran/

satêngah ginawe batin/

ketahuilah yang sesungguhnya

kesempurnaan shalat

yang dimaksud mencari ilmu bukan

ilmu illaduni itu

roh itu yang shalat.

Sinom

1. Seperti apa akhirnya

orang yang meninggalkan Tuhannya

meninggalkan perintahnya dan melanggar

menertawakan orang berbakti (sembah)

setengahnya membantah

meremehkan perintah Rosul

kafirnya sudah terlihat

seperti kelakuan orang yahudi

pasti akan masuk kedalam jurang neraka.

2. Banyak salah dalam menerima

mendengar perkataan yang salah

tekadnya salah

mendengar yang diucapkan

berselisih dalam menanggapi

akhirnya menjadi fatal

ucapannya sembarangan

meninggalkan shalat itu wajib

meninggalkan itu lebih sempurna

3. ucapan itu hanya samar

setengah hatinya

Page 80: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

nyanane atilar pisan/

tan wikan geniku wajib/

pangandikaning Widhi/

kadi nabi satus sèwu/

patlikur sèwu samya/

kinon sami anglampahi/

pan sadaya tan ana kang tilar shalat//

4 Nabi Musa cinarita/

marentahira Hyang Widhi/

sèket wêktu prêlunira/

sadina lawan sawêngi/

umat14

samya nglampahi/

parentahira Hyang Agung/

nora na kang nggresula/

iku mukmin kang kakiki15

/

iya iku mukmin kang sampun tumêka//

5 atilar shalat sa-[252] mpurna/

kadi pundi angawruhi/

apa wajib tilar shalat/

wajibipun kadi pundi/

osike lair batin/

miwah sêmbah pujinipun/

aja ngrasa anêmbah/

anging allah kang duweni/

molahira iku molahe Hyang Suksma//

6 aja ngrasa duwe sêmbah/

berfikir akan meninggalkan

tidak tahu bahwa itu perintah wajib

perintah dari Tuhan

seperti 100.000 nabi

24.000 semuanya

selalu menjalankanya

tidak ada yang meninggalkan shalat.

4. Nabi Musa bercerita

ini perintah dari Tuhan

50 waktu yang dibutuhkan

dalam sehari semalam

semua umat supaya menjalankan

perintah Hyang Agung

tidak ada yang menggerutu

itu perbuatan mukmin yang hakiki

yaitu mukmin yang sudah sampai.

5. Jangan meninggalkan shalat

bagaimana mengetahui

apa wajib meninggalkan

wajibnya seperti apa

dalam lahir batin

juga sembah pujinya

Jangan merasa menyembah

tetapi Allah yang memiliki semuanya

bersikaplah seperti sang Hyang Suksma.

6. Janganlah merasa memiliki sembah

14

*umad 15

*hakiki

Page 81: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

aja ngrasa duwe puji/

miwah barang polahira/

aja ngrasa anduwèni/

miwah tinggaling ati/

wajib darbene Hyang Agung/

miwah wujud manira/

punapa ukumê dadi/

tanpa molah molahê tanpa kèwala//

7 ilang jênênge kawula/

suh sirna tan ana ri/

apan ilang ujud kita/

kagantèn dening Hyang Widhi/

ilange wujud iki/

anênggih pralambenipun/

lir lintang karahinan/

kasorotan sang hyang rawi/

lintang ilang kasênênan ing raditya//

8 kang tumêka marang shalat

tangat kasdu takrul takyin/

yaiku wis kawulang16

/

ing tingal sajroning ati/

kalawan ati êning/

ati êning têgêsipun/

arêp amarêngêna/

kasdu takrul lawan takyin/

lapal alah barênge niyat têtira//

janganlah merasa memiliki puji

dan juga sikapnya

janganlah merasa memiliki itu

terdapat di dalam hati

wajib merasa adanya Tuhan

dan juga wujudnya

Apa yang menjadi kehendak-Nya

pasti terjadi tanpa harus bertindak.

7. Hilang/ matinya hamba

sirna tidak berbekas

tidak berwujud

digantikan oleh Tuhan

hilangnya wujud ini

merupakan lambang

seperti bintang waktu mendekati pagi

Tersorot oleh matahari

bintang hilang digantikan oleh matahari.

8. Sempurnanya shalat

yaitu taat, niat,patuh,yakin

itu sudah diajarkan

di dalam mata dan hati

dengan hati hening

hati hening maksudnya

mau menerima

kasdu takrul dan takyin

lafal Allah bersamaan dengan niatnya.

16

*kawalang

Page 82: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

9 [253] kurup sakawan punika/

nênggih angka riyin alip/

kakekat niyat tan awal/

kêlawan lam akir nênggih/

tibanê sarêng sami/

penggawene niyat iku/

allah asmaning dat/

kang sinêmbah kang minuji/

lafal akbar sampurna niyat sêdaya//

10 jatine niyat utama/

arêp ngilangakên kalih/

tan ana gusthi kawula/

yèn maksih kawula gusthi/

iku durung utami/

dèrèng tingal shalatipun/

têgêse wus sanunggal/

tunggale maksih kakalih/

nora ilang anane roroning tunggal//

11 sêjatine tingalira/

barêsihira Hyang Widhi/

kawula pan ora bisa/

yèn ora lawan Hyang Widhi/

bisane angabêkti/

ati kêlawan Hyang Agung/

tumiba ing kawula/

kang dadi lantaran puji/

dadi barêng sêmbah puji lan nugraha//

12 ing kawula gene nyata/

9. Empat perkara tersebut

berasal dari huruf alip

hakikat niat yang awal

dengan lam akhir yaitu

sampainya bersamaan

dengan adanya niat itu

Allah menyebutnya dzat

yang menyembah dan memuja

lafal akbar sempurna niatnya.

10. Sesungguhnya niat yang utama

mau menghilangkan keduannya

tidak ada Tuhan hamba

jika masih ada Tuhan hamba

maka belum utama

belum disebut shalat

maksutnya menjadi satu

menyatu dengan kedua-Nya

tidaklah hilang adanya kedua tersebut.

11. Sesungguhnya terlihat

bersih di hadapan Tuhan

manusia tidak akan bisa

tanpa adanya Tuhan

bisanya berbakti

hatinya kepada Tuhan

menuju kepadamu

terkabulnya melalui doa-doa

Jadi bersamaan dengan sembah puji dan

anugrah.

12. Pada manusia adalah nyata

Page 83: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kahanane maha suci/

dipun nangkêp wujud tunggal/

kang dadi sihe Hyang Widhi/

kang nêmbah ingkang [254] muji//

tan liyan kawulanipun/

pan tajalining sipat/

miwah datipun Hyang Widhi/

gih kawula punika dadi tirsonda//

13 êndi kang ngaran kawula/

kang aran kawula yêkti/

iya iku kang nêrima/

ing sihe marang Hyang Widhi/

apan ora na kalih/

kang agung marga kang luhur/

poma dèn anarima/

angasihira Hyang Widhi/

malah mandar dadi kawula pilihan//

14 lamun mantêp kang têrima/

ing siyang kalawan ratri/

iku ingkang tinarima/

kumawula marang Gusthi/

Gusti yèn sampuna sih/

barang kang tinêdha sinung/

kapriye puji sembah/

tingale dèrèng patitis/

kang rarasan waliyullah kang tumêka//

15 dadine wong sumêntasa/

Keadaannya maha suci

di hadapan Tuhan menjadi satu

yaitu menjadi kekasih-Nya.

yang menyembah dan memuji

tidak ada yang lainya

terdapat dalam sifat

dan juga dzat Tuhan

yaitu engkau yang menjadi tirsonda.

13. Manakah yang disebut dengan mahluk

mahluk yang sejati

yaitu yang bisa menerima

menjadi kekasih Tuhan

tidak ada yang kedua

yang maha agung dan maha luhur

misalnya diterima

menjadi kekasih Tuhan

selebihnya menjadi mahluk pilihan.

14. Dengan yakin diterima

pada malam dan siang hari

itu yang diterima

antara mahluk dan Tuhannya (berbakti)

Tuhan ketika sudah sayang

apa yang sudah dikerjakannya

bagaimana caranya menyembah

melihatnya belum sesuai

dengan apa yang dimaksud waliyullah.

15. Orang yang santosa

Page 84: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

angrasa dadi kakasih/

panêmbahe tuna dungkap/

adhêpira salah dalih/

luput dadi kapir/

ingkang saya sasar agung/

puniku dèn pratela/

iku akeh anglakoni/

salah tompa patine dadi wêraga//

16 tgêse sacindik puni- [ 255] ka/

angrasa murka Hyang Widhi/

utawa amêmisahna/

ujar iku luwih rungsit/

rungsite iku ugi/

tan kajaba tan kalebu/

piraktan pagemokan/

adoh tan ana mangêni/

mongma-mongma ing tompa dipun waspada//

17 lapalipun madukara/

mejamungan mekanèki/

têgêsipun17

nora misah/

nora adoh lawan Gusthi/

nanging panokèri/

barang polah ira mèlu/

iku ewuh ing tompa/

sisip dèn ira nampani/

upamane tumandhang kalawan sara//

merasa menjadi kekasih

pemikiran yang orang yang rugi

salah dalam menghadapi

salah menjadikan kafir

yang lebih fatal

ketahuilah itu

banyak yang melakukannya

salah tafsir matinya jadi mayat.

16. Maksud dari hal ini

merasa murka kepada Tuhan

atau menjauhkan diri dari diri-Nya.

ucapan itu menjadi bahaya

bahaya itu juga

tidak terkecuali tidak masuk

memisahkan hubungan

jauh dari batas

seumpama diterima harus waspada.

17. Tuturnya yang manis (santun)

Memberikan pemahaman

maksutnya tidak memisahkan diri

tidak menjauh dari Tuhan

akan tetapi senantiasa mendekatinya

apa yang bergerak ikut bergerak

sungkan dalam hatinya

salah dalam menerima

jika berbuat akan sengsara.

17

#tgesipun

Page 85: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

18 kadi uruh lawan toya/

kadi arêng lawan geni/

kadi dhalang lawan wayang/

kadi papan lawan tulis/

dèn sami angawruhi/

têgêse18

upama iku/

malah mandar parêkta/

tingale maring ing Gusthi/

dèn prayitna19

aja sira ngloro tingal//

19 dèn tumêka tingalira

kumawula marang Gusthi/

anging kalawan panembah/

sar- [256]ta kalawan pamuji/

siyang kalawan ratri/

supaya lamun kadulu/

lamun tan muji sêmbah/

èlinga marang Hyang Widhi/

adoh pisan anggung gawe ulah donya//

20 namane sêmbah sêdaya/

lelima ingkang rumiyin/

ingaran sêmbah jumungah/

kang lair kawêktu ngati/

kathah ingkang sêksèni/

sêmbah jumungah puniku/

barang dèn ucapna20

/

kang kalair saking lathi/

18. Seperti parit dengan air

seperti arang dengan api

seperti dhalang dengan wayang

seperti papan dengan alat tulis

ketahuilah semua

maksud dari perumpamaan itu

sesungguhnya semakin mendekatlah

dari sisi Allah

jangan sampai engkau menduakan-Nya.

19. Berusaha untuk sampai

Hambamu dengan Tuhan-Nya

dilakukan dengan menyembah

dan dengan memuji

waktu siang dan malam

supaya selalu ingat

kalau tidak memuji sembah

selalu ingatlah kepada Tuhan

sekali jauh mendapat masalah di dunia.

20. Nama-nama sembah itu

ada lima yang pertama

yaitu sembah jumungah (Sholat Jum’at)

yang lahir dalam hatinya

banyak yang mengakui

sembah jumungah adalah

sesuia yang diucapkan

yang keluar dari mulut

18

#tgese 19

*prayidna 20

*wucapna

Page 86: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

iya iku lakune sêmbah jumungah//

21 kaping kalih sêmbah asta/

iku tinggal jroning ati/

iya iku nora megat/

tingale sajroning ati/

patemon lawan widhi/

kadi pundi patrapipun/

upama atêmuwa/

jare nora wêrna rupi/

kaya sapa wêrnane kiyai suksma//

22 aja sira loro tinggal/

jênênge kawula gusthi/

kawula pan ora ana/

kagênten dening Hyang Widhi/

iya nora duwèni/

iya barang po- [257] lahipun/

pan salahe kang purba/

ing siyang kalawan ratri/

aja ngrasa kawula ginawe wayang//

23 sêmbah kaji kaping tiga/

tan ana tinggal kêkalih/

roh jasad21

tan kawiwaktu/

roh jasad lah kadi pundi/

iku dadi gagênti/

tajali marang Hyang Agung/

demikianlah waktunya sembah jumungah.

21. Kedua adalah sembah asta

yaitu terdapat didalam hati

tidak dapat dipisahkan

tampak di dalam hati

bertemu dengan Tuhan

seperti apa tingkah laku-Nya

apabila bertemu

katanya tidak berwujud

seperti apakah wujud dari Tuhan.

22. Janganlah kamu meninggalkan

nama Tuhan hamba

Kalian tidak dapat

Menggantikan Tuhan

tidak ada yang memiliki

apapun wujud dan tingkah-Nya

kesalahan yang fatal

waktu siang dan malam hari

janganlah kamu merasa dijadikan wayang.

23. Sembah ketiga adalah haji

tidak meninggalkan yang kedua

roh dan jasad tidak ada waktu

roh dan jasad apalagi

itu sebagai pengganti

terikat dihadapan Tuhan

21

* jasat

Page 87: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

iku jatine tunggal/

tunggalipun kadipundi/

iya jasad22

iya eroh iya Allah//

24 kawruhana kang têtela/

dadalan maring kajatin/

apan ora kêna pisah/

ya nyawa ingkang nampani/

ing sihipun Hyang Widhi/

ing siyang kalawan dalu/

kinarya katunggalan/

iya êroh kang nampani/

iya iku ingkang dadi juru basa//

25. karone tan kêna misah/

Ing siyang kalawan ratri/

dadining roroning tunggal/

Kalawan kang maha suci/

Jisime anuruti/

Maring roh sajroning kalbu/

Iku ingkang ngatompa/

Parentahira Hyang Widhi/

iya iku kang dènaku wujud tunggal//

26. sêmbah ingkang [258] kaping lima/

dèn sami sira ngawruhi/

aran sembah ilmu ngalam23

/

kadadèyan bumi langit/

miwah roh lawan jisim/

sesungguhnya itu satu

seperti apa menyatunya

seperti jasad ya roh dan Tuhan.

24. Ketahuilah yang sebenarnya

jalan menuju kehidupan

tidak dapat dipisahkan

hanyalah nyawa yang menerima

disisi Tuhan

waktu siang dan malam hari

menjadikannya satu

hanya roh yang menerima

Itulah yang menjadi juru bahasa.

25. Keduanya tidak dapat dipisah

waktu siang dan malam hari

keduanya menjadi satu

menyatu dengan Tuhan

badannya mengikuti

roh di dalam hati

itulah yang diterima

perintah dari Tuhan

itulah yang dimaksud menyatu.

26. Sembah yang kelima

ketahuilah kalian

disebut sembah ilmu alam

yaitu kejadian bumi langit

antara roh dan jasad

22

*jasat 23

*ismu

Page 88: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

sedaya sami atuduh/

atasê iku tunggal/

kenyatahanê Hyang Widhi/

kang gumêlar anyare lan sipat baka//

27. aja pêgat tingalira/

dadine bumi lan langit/

iya iku kênyatahan/

kang dadi ayat sayêkti/

nanging ujaring ngilmi/

tan ana roro têtêlu/

utamane kang keblat/

keblat jati kang amuji/

iya êroh puniku keblat kang mulya/

28. iku sira kawruhana/

nênggih wirasaning wangsit/

aja katungkul ing têmbang/

dèn sami murcitèng budi/

lamun ora kadugi/

takona kang sampun wêruh/

maring ingkang sampun wikan/

kang ngawruhi lahir batin/

anêdyaa sami tulung-tinulugan//

semuanya itu sudah jelas

kemudian menyatu

kenyataan adanya Tuhan

yang sudah terbukti kebenarannya.

27. Janganlah berhenti melihat

kejadian bumi dan langit

itu adalah kenyataan

yang menjadi ayat yang sesungguhnya

tetapi keutamaan ilmu

tidak ada kedua dan ketiga

utamanya adalah kiblat

Kiblat yang sejati

Juga melihat kiblat yang mulia.

28. Demikian pahamilah

maksud dari wasiat

jangan terpaku dengan tembang

semuanya menuju kebaikan

jika belum sampai/jelas

tanyalah yang sudah paham

yang sudah memahami

yang mengetahuinya lahir batin

supaya saling tolong-menolong.

Page 89: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

B. Pembahasan Isi

Kedudukan sholat dalam islam menempati posisi yang sangat penting.

Dengan kata lain, tegaknya keislaman dalam diri kita bergantung pada tiang

penyangganya yaitu sholat. Digambarkan ketika malam isra’ mi’raj, Allah Swt

menyampaikan langsung perintah sholat kepada Nabi Saw tanpa melalui perantara

Malaikat Jibril.

Beberapa hadist berikut ini menunjukkan keutamaan sholat dalam islam.

Anas Bin Malik mengabarkan perihal sholat di dalam sebuah hadist, “sholat itu

diperintahkan kepada Nabi Saw pada malam Isra’ sebanyak 50 kali, kemudian

dikurangi hingga menjadi 5 kali. Lalu, Allah berkata kepada Nabi Saw, “wahai

Muhammad, Sesungguhnya perintah-ku tidak pernah berubah, oleh karena itu,

bagimu kujadikan sholat 5 kali ini sama nilai pahalanya dengan sholat 50 kali.

(HR Ahmad, Nasa’I, dan Tirmidzi).

Membahas isi S3KM berarti memahami apa yang disampaikan

pengarang S3KM melaui teks dan konteksnya. Sebab pengkajian bahasa yang

terlepas dari konteks situasi sama halnya dengan pemahaman bahasa yang terlepas

dari manusia yang berbahasa dan masyarakat tempat manusia itu hidup dan

mengadakan interaksi sosial. Antara teks dan konteks saling terkait dalam usaha

pemahaman isi S3KM. (Sumarlam, 2006:111) menyatakan bahwa teks merupakan

bahasa baik lisan maupun tulis atau bentuk-bentuk sarana yang menyatakan apa

saja yang kita pikirkan, yang berfungsi. Sedangkan konteks menurut Malinowski

(Halliday dalam Sumarlam, 2006: 111) terdiri dari dua macam yaitu konteks

bahasa dan konteks luar bahasa. Konteks bahasa adalah teks-teks yang berupa

Page 90: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

kata-kata atau kalimat-kalimat yang berada disekitar teks pokok yang sedang

dikaji. Sedangkan konteks luar bahasa adalah lingkungan yang berada di luar teks

tetapi masih berkaitan dengan teks yang sedang dikaji, yang meliputi faktor-faktor

sosio-situasional dan kultural. Berdasarkan pengertian tersebut teksnya adalah

teks yang tertulis dalam S3KM, sedang konteksnya adalah seputar masalah sholat

baik makna, waktu maupun gerakan di dalam sholat. Teks dan konteks tersebut

yang menjadi dasar bahwa apa yang disampaikan dalam S3KM merupakan suatu

ajaran/piwulang. Sebab didalamnya terdapat suatu ajakan kepada manusia untuk

melakukan sembah/sholat kepada Tuhan Swt yang mana mampu digunakan

sebagai senjata/perlindungan diri dari hal-hal yang merusak etika, etiket dan

pandangan hidup orang manusia.

Teks S3KM disampaikan dalam dua versi tembang yaitu melalui

têmbang asmaradhana dan sinom. Sifat têmbang asmaradhana ialah prihatin

maksudnya rela mengesampingkan kehidupan duniawi untuk mengutamakan

urusan agama. Kemudian sifat têmbang sinom ialah grapyak maksudnya

mengajak kepada seluruh umat manusia untuk melakukan sembah yang mampu

sebagai senjata perlindungan diri dari sifat-sifat tercela. Berdasarkan sifat

têmbang S3KM tersebut dapat dipahami bahwa apa yang ditulis dalam naskah

S3KM dimaksudkan sebagai piwulang kepada umat manusia agar menjadi

manusia utama, yaitu sosok manusia yang menjadi kekasih Allah Swt ketika di

akhirat kelak. manusia yang mau melakukan sembahlah yang akan menjadi

manusia unggul yang dapat melindungi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dari

pengaruh rusaknya moral di dunia.

Page 91: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

A. Makna Gerakan Dalam Sholat

1. Makna menghadap Kiblat

Mengingat bahwa Mengagungkan syair-syair Allah merupakan kewajiban,

sedang menghadap dalam Sholat menuju tempat yang telah dikhususkan oleh

Allah. Untuk mencari Ridho-Nya dan mendekatkan diri kepadanya untuk lebih

bisa menyatukan hati, mendekatkan kekhusyukan dan lebih bisa dekat bagi

kehadiran hati bersama Allah. Kekhusyukan tidak mungkin didapat kecuali

dengan ketenangan dalam menghadap ke satu arah, bukan menghadap ke satu

arah menuju kea rah lainnya, maka diperintahkan kepada kaum muslim untuk

Menghadap Ka’bah, karena didalamnya terkandung makna kesabaran dan

ketersambungan yang tak pernah putus dengan Allah. Menghadapnya kaum

Muslim ke satu kiblat sebenarnya sebagai jalan untuk menyatukan mereka,

semuanya menghadap satu kiblat, hal ini akan menghimpun dan menyatukan hati

mereka. Berikut kutipannya pupuh sinom, bait 27 :

……………..

tan ana roro têtêlu/

utamane kang keblat/

keblat jati kang amuji/

iya êroh puniku keblat kang mulya/

.......................

Terjemahan : tidak ada yang kedua dan ketiga, utamanya menghadap kiblat,

kiblat yang di puji, dengan menghadap kiblat yang mulia.

Page 92: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

2. Makna Takbirotul Ikram

Hal ini merupakan isyarat bahwa menghadap kepada Allah lebih penting

dari dunia dan seisinya. Di dalamnya juga terkandung makna pengakuan terhadap

Kemahabesaran Allah dan pengakuan berlepas dirinya orang yang Sholat dari

sifat takabbur, dan berakhlak rendah diri. Karena orang yang merendah justru

akan diangkat derajatnya oleh Allah. Kalimat Allahuakbar akan memenuhi hati

dengan keberanian, serta akan melimpahinya dengan keyakinan dan keteguhan.

Maka dia tidak akan merasa hina, tidak akan merasa lemah, dan tidak akan tunduk

selain kepada Allah. Sebab Allah adalah Dzat yang Maha Besar. Berikut

kutipannya pupuh asmaradhana, bait ke 3 :

…………………..

ekram têgêsipun jati/

lali manah ing pangeran/

sami dipun wruh têgêse/

jroning pangeran tan ana/

mantêp ing dhirènira/

mring nama Allah kang agung /

têgêse ekram angucap/

.........................

Terjemahan :

arti sebenarnya ikram, adalah lupa kepada Tuhan, ketahuilah maksudnya, pada

Tuhan yang tidak nampak, yakinlah dalam dirimu, terhadap Allah yang maha

agung, maka ikram berarti mengucap.

Page 93: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3. Makna Takbiratul ikram dari satu Gerakan Ke Gerakan Lainnya

Takbir mengingatkan setiap mukmin pada setiap gerakannya agar

memahabesarkan Allah, karena dia masuk dalam jalinan hubungan suci, untuk

Mengagungkan Tuhan-Nya. Takbir ini sebagai pengingat agar dia memiliki hati

yang berani dan memiliki keyakinan yang kokoh. Ia tidak melihat adanya

penguasa selain Allah. Ia senantiasa ingat bahwa yang dijanjikan oleh Allah

adalah benar, tidak ada keraguan sama sekali, biarpun banyak cobaan yang

menghalangi jalan, dan juga sebagai benteng dari godaan setan yang selalu

menggoda manusia setiap waktu. Berikut kutipanya pupuh asmardhana, bait ke 2,

3 :

…………………

papagêr ika pamriye/

aran takbiratul ikram/

pan saking kaelokan/

marmane ngadêg puniku/

saking ora maring ana//

ananipun saking awit/

wiwitane saking ekram/

ekram angadêg wiyose/

mat ekram kamatollah/

nênggih têgêse ngekram/

..............................

Terjemahan :

berguna sebagai pelindung, disebut takbiratul ikram, terdiri dari keindahan,

sesungguhnya berdiri itu, dimulai dari tidak menjadi ada.

Page 94: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Dimulai dari awal, awalnya dimulai dengan ikram, ikram dengan berdiri tegak,

mat ikram kamtullah, itulah maksud dari ikram.

4. Makna Rukuk dan Sujud

Rukuk adalah menunduk dengan lahiriahnya jasmani manusia. Sebelum

kita benar-benar bersujud dihadapan Allah Sebagaimana rendahnya kita

dibandingkan dengan Allah. Dengan demikian, sepurnanya ketundukan dalam

rukuk merupakan ketundukan hati Kepada Allah dan Menghinakan diri kepada-

Nya. Maka sempurnalah ketundukan hamba dengan batin dan lahiriah kepada

Allah.

Sujud merupakan rahasia Sholat dan merupakan rukunnya yang paling

Agung. Ia juga menjadi penutup rakaat. Rukun lainya merupakan pengantar saja

baginya, sujud merupakan tujuan utama Sholat. Perintah Sujud merupakan

Kekhusyukan kepada-Nya, sebagaimana memohon ampunan atas apa yang telah

dilakukan, untuk menunjukan pasrahnya manusia pada Allah. Sudah sepantasnya

kita sebagai manusia tunduk dihadapan Allah karena Allah merupakan Dzat yang

Maha Segala-galanya.

Digambarkan bahwa rukuk dan sujud sebagai tulangnya dalam sholat.

Berikut kutipanya pupuh asmaradhana bait 5 dan 6 :

………………….

ngadêg rukuk sujud nênggih/

puniku tekane ngekram/

salam wêkasan ekrame/

.............................

nyatane tan nudingani/

Page 95: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

wiyose kang muji Allah/

kang pinuji apa dene/

kang arukuk iku allah/

kang sujud iya allah/

nyatane ekram puniku/

wus katam maring kang nyata/

.............................

balunge shalat kang yêkti/

rukuk dudu rukuk ika/

kang ngandhêluk sarirane/

angasorakên sarira/

iku nyatanê sadrah/

.............................

Terjemahan :

berdiri, rukuk dan sujud, sampai meuju ikram, akhir dari ikram adalah

salam, kenyataannya bukanlah menunjuk, cara untuk memuji Allah, yang

disembah apalagi, yang rukuk itu Allah, yang sujud juga Allah, kenyataan itu

sudah selesai di dalam kenyataan.

Tiangnya shalat yang sesungguhnya, bukanlah sekedar rukuk, dengan

membungkukkan badannya, merendahkan diri, itulah yang sesungguhnya

5. Makna Duduk Terakhir (Tahyat)

Ketika seseorang telah menyempurnakan rukuk sholat, sujudnya, bacaan

Al-Qur’annya, tasbihnya dan takbirnya maka ia tinggal duduk diakhir sholatnya

dengan duduk yang dipenuhi kekhusyukan, merendah dan merunduk pasrah

Page 96: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

dalam keadaan berlutut. Dalam duduk ini ia memberikan Penghormatan yang

paling sempurna dan paling utama kepada Allah. Berikut kutipannya pupuh

asmaradhana, bait 27 dan 28 :

têgêse kang tahyat yekti/

apa nora amangeran/

tan ana liyan-liyane/

puniku jatining tahyat/

kang agung kang kuwasa/

duk ingsan kamil puniku/

anane minongka ora//

tan adarbe singgih/

tan angrungu ananing hyang/

adarbe netra jatine/

tumingal nora tan mata/

darbe kondha tan ngucap/

sampurnane shalat iku/

nênggih kang têka ing tahyat//

Terjemahan :

Arti tahyat yang sejati, itu bukannlah pangeran (lain), tidak ada yang lainya, itu

sesungguhnya tahyat, yang maha agung yang maha kuasa, ingsan kamil itu,

adanya atau tidak.

Tidak terdapat keinginan, tidak mendengar adanya Tuhan,tidak memiliki mata,

tidak terlihat dengan mata, tidak bicara tidak berucap, sempurnanya sholat itu,

yaitu sampai pada tahyat.

Page 97: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

6. Makna Salam

Salam adalah gerakan penutup didalam sholat. Jika sudah melakukan salam,

berarti menandakan sholat sudah selesai karena salam merupakan rangkaian

terakhir dari sholat. Salam dilakukan dengan cara menoleh kekanan dan kekiri

sambil mengucap “ Assalamualaikum warohmatullah,,”. Kutipannya sebagai

berikut pupuh asmaradhana, bait 21 dan 22 :

.........................

iku salam dudu salam/

roh lan jasad sasmitane/

jatine anolèh ika/

jatine roh lan jasad/

anane datolah iku/

puni- [248] ka jatining shalat//

ngiwa nêngên ta puniki/

jisim latip jatènira/

kang jinatèn sajatine/

kaelokaning dattolah/

iku têgêse salam/

sêlamêt salamènipun/

kang ngiwa nêngên punika//

Terjemahan :

Salam itu bukanlah sembarang salam, roh dan jasad tandanya, yaitu dengan

kepala menoleh, sesungguhnya roh dan jasad, adanya dzat Allah, demukianlah

sholat.

Page 98: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Kekiri dan kekanan, tubuh dan juga mulutnya, yang sesungguhnya adalah,

keindahan dzat Allah, itulah maksudnya salam, bakala selamat selamanya, yang

kekiri dan dan kekanan.

B. Ajaran tentang sholat.

Kewajiban sholat lima waktu adalah wahyu yang diturunkan Allah kepada

Nabi, sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh seluruh kaum muslimin.

Namun, sangat disayangkan realitanya masih banyak kaum Muslimin yang

melalaikan kewajiban ini, bahkan meninggalkannya secara menyeluruh.

Hal ini terjadi karena semakin jauhnya ummat Islam dari ilmu al-Qur’an

dan as-Sunnah serta bimbingan para ulama. Padahal para ulama telah sepakat

akan besarnya dosa meninggalkan sholat dan bahaya yang akan menimpa

pelakunya di dunia dan akhirat.

Dalam sebuah hadist yang disampaikan Abdullah bin qurth, Rasulullah

bersabda,” Amal yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah sholat.

Bila sholat seseorang baik, seluruh amalnya juga akan baik. Demikian sebaliknya,

seseorang yang shalatnya buruk maka akan buruk pula seluruh amalanya.”(HR.

Thabrani).

Pentingnya sholat ini tergambar dalam salah satu wasiat Rasulullah saw

pada detik-detik terakhir kehidupannya. Beliau bersabda, “jagalah sholat, jagalah

Page 99: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

sholat,dan lindungilah hamba-hamba sahayamu!. Jadi, sholat adalah pilar terakhir

dari tegaknya agama islam. Bila ia runtuh, maka islam pun akan runtuh.

Berikut beberapa hal tentang sholat di dalam S3KM :

1. Waktu sholat

Waktu sholat adalah kapan ketika dimulainya sholat. Waktu sholat dibagi

menjadi 5 yaitu biasa disebut dengan sholat 5 waktu. Pengertian tentang waktu

sholat di dalam S3KM adalah ketika seseorang mulai mengerjakan sholat.

Kutipanya sebagai berikut :

…………………….

wiyose shalat kang pundi/

kang tinakokakên ika/

ing guru kang luwih kaot/

pan dudu makluk24

punika/

nênggih wiyosing shalat/

jatine kalèk puniku/

kang ngucap allahuakbar//

Terjemahan :

Waktu sholat yang mana, yang ditanyakan, kepada guru yang lebih pandadi,

dia bukanlah mahluk, adapun waktu sholat, yang sesungguhnya khalik adalah,

ketika mengucap Allahuakbar (takbir).

Page 100: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

2. Perintah Sholat.

Bagi umat islam sholat adalah merupakan suatu perintah yang dianggap

wajib. Sholat dikerjakan dengan niat tulus tanpa ada paksaan dari siapapun.

Berikut kutipannya :

.....................

lir kadi kongkonan pasthi/

kang ngakon nora katingal/

mantêp jumênêng anane/

maring kang duwe kongko – [245] nan/

utawi ingkang shalat/

jatine pan dudu makluk/

nyatane iku nugraha//

Terjemahan :

Seperti perintah yang sudah wajib, yang memerintah tidak terlihat , yakin

akan keberadaan-Nya, kepada yang memberi perintah, atau yang mengerjakan

shalat, sesungguhnya bukanlah mahluk, kenyataanya itu anugrah (hidayah).

3. Niat sholat.

Niat untuk mengerjakan sholat di mulai dari dalam hati kemudian

mengerjakannya dengan hati yang tulus untuk mendapatkan ridho-Nya. Berikut

kutipannya :

..................

dipun wruh jatine kaki/

nêpsune shalat aniyat/

Page 101: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dudu niyat nawètune/

kang sêdya niyat punika/

kupur kapir dadinya/

dene balik karsa iku/

niyat dudu basa swara//

dudu cipta reka singgih/

dudu angên-angên cipta/

nur johar awal jatine/

kang anèng dunya akerat/

iya urip ing johar/

kang langgeng sajatènipu –[246] n /

kang niyat jatining suksma//

Terjemahan :

Ketahuilah arti sebenarnya, nafsunya shalat adalah niat, niat bukanlah

nawaitunya, yang menjadi maksud niat itu, bisa menjadikan kufur kafir, adapun

sebaliknya, niat bukan bahasa dan suara.

Bukanlah khayalan , bukan angan-angan saja, sesungguhnya berawal dari

nur johar , yang terdapat di dunia akhirat, juga hidup di johar , kekal selamanya,

niat tulus dalam hati.

4. Salaman.

Salaman merupakan upaya untuk mempererat hubungan antara manusia satu

dengan manusia yang lainya. Didalam S3KM dijelaskan sebagai berikut :

.......................

apa karane salaman/

Page 102: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

anja –[250] wab tangan têgêse/

iku sira kawruhana/

têgêse jawat tangan/

tandhane allah puniku/

yèn sami kasih siniyan//

sira kawula sun abdi/

têgêse anjawat tangan/

punika manusa kaot/

kang mekradi panjenengan//

....................

Terjemahan :

apakah yang disebut salaman, salaman adalah berjabat tangan, itu

ketahuilah, maksudnya berjabat tangan, tanda-tanda Tuhan itu, ketika saling

mengasihi.

Kamu semua hambaku mengabdilah, artinya jabat tangan , yaitu manusia

unggul, yang mendapatkan surga .

5. Akibat meninggalkan Sholat.

Dalam agama islam sholat merupakan suatu kewajiban. Sholat merupakan

hubungan interaksi antara manusia dengan Tuhan. Maka dari itu apabila

meninggalkan sholat akan mendapatkan balasannya. Berikut kutipannya :

kaya ngapa tumekaa/

tinggale marang hyang widhi/

Page 103: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

tinggal pakon sarta angas/

anggêgulu wong ngabêkti/

satêngahe madoni/

sasat maido ing –[251] rosul/

kapire wis tetêla/

kadya tingkah wong yahudi/

pasthi langgêng dadi dhasaring naraka//

Terjemahan :

Seperti apa akhirnya, orang yang meninggalkan Tuhannya, meninggalkan

perintahnya dan melanggar, menertawakan orang berbakti (sembah), setengahnya

membantah, meremehkan perintah Rosul, kafirnya sudah terlihat, seperti kelakuan

orang yahudi, pasti akan masuk kedalam jurang neraka.

6. Sempurnanya sholat.

Dalam S3KM di jelaskan bagaimana sempurnanya sholat yaitu apabila

melingkupi 4 tahap yaitu : taat, niat, patuh, yakin. Berikut kutipannya :

kang tumêka marang shalat

tangat kasdu takrul takyin/

yaiku wis kawulang25

/

ing tingal sajroning ati/

kalawan ati êning/

ati êning têgêsipun/

arep amarêngêna/

kasdu tekrul lawan takyin/

lapal alah barênge niyat têtira//

Page 104: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Terjemahan :

Sempurnanya shalat, yaitu taat, niat,patuh,yakin, itu sudah diajarkan, di dalam

mata dan hati, dengan hati hening, hati hening maksudnya, mau menerima,

kasdu takrul dan takyin, lafal Allah bersamaan dengan niatnya.

C. Macam Sembah.

Sembah di bagi menjadi 5 bagian, yaitu :

a. Sembah Jumungah ( Sholat Jum’at )

Sholat jum’at bagi umat islam ada yang menyebutnya sebagai hari raya

kecil.

berikut kutipanya :

namane sêmbah sêdaya/

lelima ingkang rumiyin/

ing aran sêmbah jumungah/

kang lair kawêktu ngati/

..................

Terjemahan :

Nama-nama sembah itu, ada lima. Yang pertama, yaitu sholat jum’at, yang

lahir dalam hatinya.

b. Sembah asta.

Berikut kutipannya :

kaping kalih sêmbah asta/

iku tinggal jroning ati/

iya iku nora megat/

tingale sajroning ati/

Page 105: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

patemon lawan widhi/

Terjemahan :

Yang kedua adalah sembah asta, yaitu terdapat di dalam hati, tidak dapat

dipisahkan, tinggalnya di dalam hati, bertemu dengan Tuhan.

c. Sembah kaji.

Di dalam islam haji wajib ditunaikan bagi yang mampu. Berikut kutipannya

dalam S3KM :

sêmbah kaji kaping tiga/

tan ana tinggal kêkalih/

roh jasad26

tan kawiwaktu/

roh jasad lah kadi pundi/

iku dadi gagênti/

tajali marang hyang agung/

iku jatine tunggal/

terjemahan :

Sembah ketiga adalah haji, tidak meninggalkan yang kedua, roh dan jasad

tidak ada waktu, roh dan jasad apalagi, itu sebagai pengganti, terikat

dihadapan Tuhan, sesungguhnya itu satu, seperti apa menyatunya, seperti

jasad ya roh dan Tuhan.

d. hilang

didalam teks S3KM tidak diterangkan sembah yang ke empat.

Page 106: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

e. sembah ilmu alam

berikut kutipannya :

sêmbah ingkang – [258] kaping lima/

dèn sami sira ngawruhi/

aran sembah ilmu ngalam27

/

kadadèyan bumi langit/

miwah roh lawan jisim/

sedaya sami atuduh/

atasê iku tunggal/

kenyatahanê hyang widhi/

kang gumêlar anyare lan sipat baka//

terjemahan : Sembah yang kelima, ketahuilah kalian, disebut sembah ilmu

alam, yaitu kejadian bumi langit, antara roh dan jasad, semuanya itu sudah

jelas, kemudian menyatu, kenyataan adanya Tuhan, yang sudah terbukti

kebenarannya.

Page 107: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian kajian filologis dan pembahasan isi, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Naskah S3KM yang dijadikan obyek dalam penelitian dengan nomor katalog

KS 481.19 244 Na SMP 151/8 ( Nancy K florida, 1993;189 ) koleksi

perpustakaan Sasana pustaka keraton Surakarta adalah naskah tunggal.

Metode penyuntingan naskah menggunakan metode standar karena merupakan

naskah tunggal. Setelah melalui tahap-tahap langkah kerja filologi suntingan

teks S3KM dengan edisi standar dijadikan dasar suntingan teks dengan

pembetulan kesalahan berdasarkan interpretasi penulis dengan pertanggung

jawaban secara ilmiah yaitu berdsarkan konvensi tembang dan dengan

memperhatikan guru gatra, wilangan serta lagunya. Selain itu konvensi

tembang juga disertai dengan pertimbangan linguistik yaitu pembetulan ejaan

dan kesesuaian artinya. Dengan demikian penulis menyajikan suntingan teks

S3KM dalam penelitian ini yang dianggap baik dan bersih dari kesalahan atau

mendekati aslinya yang sesuai dengan cara kerja filologis

.

2. S3KM merupakan naskah yang dikategorikan dalam karya sastra berjenis

suluk. Di dalamnya berisi ajaran-ajaran luhur yaitu tentang sholat. Sholat

terdiri dari berbagai gerakan didalamnya. Tuhan Swt bersabda “ bahwa tidak

87

Page 108: SÊRAT SULUK SAKING KITAB MARKUN (SUATU TINJAUAN …/Srat... · Markun berisi tentang seputar masalah dalam sholat baik makna, waktu serta tingkatan dalam sholat/sembah sebagai tuntunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (sholat)”. Isi dari Ajaran

tersebut dibedakan menjadi dua hal, yaitu: menempuh ajaran kebajikan yang

merupakan kandungan dari sholat dan berbagai macam sembah agar dapat

menjauhi hal-hal tercela..

B. Saran

Saran berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Penelitian terhadap S3KM ini baru terbatas pada kajian filologis, oleh karena

itu perlu adanya penelitian lebih lanjut dari sudut pandang lain, sehingga dapat

dihasilkan bentuk atau hasil penelitian yang lebih lengkap, utuh dan

mendalam.

2. Kepada masyarakat khususnya peminat dan pecinta sastra Jawa untuk

membaca dan memahami ajaran yang terkandung di dalam naskah ini dengan

harapan dapat memahami dan melestarikan nilai-nilai kehidupan yang

terkandung S3KM yang berisi pesan-pesan atau nasihat-nasihat yang

bermanfaat bagi pembaca dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.

3. Naskah merupakan warisan yang harus dilestarikan maka dari itu tidak ada

salahnya bila kita tetap menjaga karya sastra tersebut, dan penelitian yang

masih sederhana ini perlu dikembangkan lagi oleh peneliti yang lain.