septum deviasi

17
LAPORAN PRESENTASI KASUS DOKTER INTERNSIP DEVIASI SEPTUM NASI Disusun untuk Memenuhi sebagian Syarat Program Dokter Indonesia Oleh : dr. Siti Hafsah Pembimbing: dr. Dimas Adi Nugraha Sp.THT Pendamping Wahana: dr. Azharul Yusri, Sp. OG dr. Aisah Bee 1

Upload: andhika-ferdinando-situmorang

Post on 20-Feb-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lapkas septum deviasi

TRANSCRIPT

Page 1: Septum Deviasi

LAPORAN PRESENTASI KASUS DOKTER INTERNSIP

DEVIASI SEPTUM NASI

Disusun untuk Memenuhi sebagian Syarat Program Dokter Indonesia

Oleh :

dr. Siti Hafsah

Pembimbing:

dr. Dimas Adi Nugraha Sp.THT

Pendamping Wahana:

dr. Azharul Yusri, Sp. OG

dr. Aisah Bee

PROGRAM DOKTER INTERNSIP

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPULAUAN MERANTI

MERANTI

2015

1

Page 2: Septum Deviasi

BAB I

Ilustrasi Kasus

Identitas pasien

Nama / No.MR : Ny.R / 046198

Umur : 53 tahun

Alamat : Dusun Purwosari

Tanggal masuk : 07 April 2015 11:00 WIB

Autoanamnesis

Keluhan Utama

Rongga hidung sebelah kanan tersumbat

Riwayat penyakit sekarang

Rongga hidung sebelah kanan tersumbat sejak ± 3 bulan terakhir, sering keluar ingus kental

berwarna putih, dan terkadang terasa nyeri dipangkal hidung yang menjalar ke kepala.

Riwayat penyakit dahulu

Belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, tapi pasien mengakui adanya

riwayat trauma pada hidung.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : CM

Vital sign

TD : 144/97 mmHg

Nadi : 80x/menit

Nafas : 20x/menit

Suhu : 36,0°C

Status Generalis

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik,pupil isokor (3cm/3cm)

Refleks cahaya (+/+)

Hidung : septum deviasi sebelah kanan, discharge (+) mukopurulen

Leher : tidak ditemukan kelainan

2

Page 3: Septum Deviasi

Thoraks

Inspeksi : bentuk dan gerakan dinding dada simetris, retraksi (-)

Palpasi : fremitus kanan=kiri normal

Perkusi : sonor

Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi basah basal paru (-), bunyi jantung

normal

Abdomen

Inspeksi : striae (-) sikatrik (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : soepel, nyeri tekan (-)

Perkusi : timpani

Ekstremitas : akral hangat, udem (-)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan tanggal 07/04/2015

Darah rutin

Hb : 14,4 gr/dl

Ht : 42 vol%

Trombosit : 320.000/mm3

Leukosit : 7.000/mm3

Eritrosit : 4,5 jt/mm3

CT : 7 menit

BT : 2 menit

Gol. Darah : A+

GDS : 307 mg/dl

Total kolesterol : 224 mg/dl

Trigliserida : 181 mg/dl

Ureum : 23 mg/dl

kreatinin : 0,8 mg/dl

SGOT : 25 µ/l

3

Page 4: Septum Deviasi

SGPT : 27 µ/l

Hal penting dari anamnesis

• Rongga hidung tersumbat / terasa menyempit

• Riwayat trauma hidung (+)

Hal penting dari pemeriksaan fisik

• Keadaan umum : sakit ringan

• Kesadaran kompos mentis

• TD : 144/97 mmHg

• Speculum : septum deviasi (+)

Hal Penting Dari Pemeriksaan Laboratorium

• Pemeriksaan darah : DM, Dyslipidemia

DIAGNOSIS KERJA : Deviasi Septum Nasi + DM Tipe 2 tidak terkontrol + Hipertensi

Stage II e.c esensial + dyslipidemia

Tatalaksana

Rawat inap untuk rencana rekunstruksi septum deviasi esok 8/4-2015

Konsul ke internis untuk hipertensi dan DM

Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

4

Page 5: Septum Deviasi

Follow Up Selama Di Bangsal Post Septum Koreksi

Tanggal Perjalanan penyakit Terapi

08-04-2015 S Hidung terasa penuh

O KU : tampak sakit sedang,

kesadaran kompos mentis, TD : 120/ 80

mmHg, nadi : 120x/i (isian kuat,

reguler), nafas 21 x/i, suhu 36,6 C

A: Post septum koreksi

IVFD Rl 20 tpm

Inj cefotaxim 1gr / 12 jam

Inj ketorolac 30mg / 8 jam

Inj. Kalnex 500mg / 8 jam

Inj. Metoklopramid 10mg

(bila muntah)

09-04-2015 S Nyeri pada hidung

O KU : tampak sakit sedang,

kesadaran kompos mentis, TD : 120/ 68

mmHg, nadi : 98x/i (isian kuat, reguler),

nafas 20 x/i, suhu 36,8 C

A: Post septum koreksi hari I

IVFD Rl 20 tpm

Inj cefotaxim 1gr / 12 jam

Inj ketorolac 30mg / 8 jam

Inj. Kalnex 500mg / 8 jam

10-04-2015 S Hidung terasa nyeri

O KU : tampak sakit sedang,

kesadaran kompos mentis, TD : 140/ 80

mmHg, nadi : 75 x/i (isian kuat,

reguler), nafas 20 x/i, suhu 36,0 C

A: Post septum koreksi hari II

IVFD Rl 20 tpm

Inj cefotaxim 1gr / 12 jam

Inj ketorolac 30mg / 8 jam

Inj. Kalnex 500mg / 8 jam

11-04-2015 S nyeri hidung (-), perdarahan (-)

O KU : tampak sakit ringan,

kesadaran kompos mentis, TD : 144/ 86

PBJ:

5

Page 6: Septum Deviasi

mmHg, nadi : 72 x/i (isian kuat,

reguler), nafas 20 x/i, suhu 36,6 C

A: Post septum koreksi hari III

Levofloxacin 1x500mg

PCT 3x500mg

Cuci hidung dg Nacl 0,9%

(3x3semprot)

6

Page 7: Septum Deviasi

BAB II

Pembahasan

II.1 Resume

Pasien wanita 58 tahun dating dengan keluhan rongga hidung sebelah kanan tersumbat

sejak ± 3 bulan yang lalu, sering keluar secret putih kental, terkadang juga ada nyeri yang

dirasakan pasien menjalar dari pangkal hidung hingga ke kepala. Pasien mengakui

sebelumnya ada riwayat jatuh dan mengenai hidung.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 144/97 mmHg, frekuensi nadi

80x/menit frekuensi nafas 20x/menit, suhu : 36,0°C, jantung, paru dan abdomen dalam batas

normal, akral hangat. Pada saat inspekulo hidung tampak septum hidung yang bengkok

kearah rongga hidung sebelah kanan.

II.2 Diskusi

septum nasi adalah dinding vertical yang membagi hidung menjadi dua bagaian.

Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi dari septum nasi dari

letaknya yang berada di garis medial tubuh.

Trauma merupakan penyebab terbanyak pada deviasi septum ini, trauma bisa saja

dialami sesudah lahir, selama partus dan masa janin intrauterine, ketidakseimbangan

pertumbuhan tulang rawan septum nasi yang terus tumbuh dapat pula menyebabkan deviasi

septum nasi dimana pada saat bersamaan batas atas dan bawah septum nasi ini akan tertutup.

            Bentuk normal septum adalah lurus ditengah rongga hidung tetapi pada orang dewasa

biasanya septum nasi tidak lurus sempurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan tidak

akan mengganggu, tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu

sisi hidung. Dengan demikian dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan

komplikasi.

Dari keterangan diatas pada pasien ini dapat ditegakkan diagnose septum deviasi

karena terdapat gejala sumbatan pada salah satu rongga hidung yang dialami pasien setelah

adanya riwayat trauma pada hidung, dan pada saat pemeriksaan fisik ditemukan nya bentuk

7

Page 8: Septum Deviasi

septum nasi yang bengkok kekanan sehingga menutupi atau menghalangi aliran udara yang

masuk dari rongga hidung sebelah kanan.

Penatalaksanaan pada pasien ini adalah dilakukan nya septoplasti atau reposisi

septum. Pada operasi ini, tulang rawan yang bengkok direposisi. Hanya bagian yang

berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat dicegah komplikasi yang

mungkin timbul pada operasi reseksi mukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan hidung

pelana.

II.3 Tinjauan Teori

Deviasi septum adalah kelainan bentuk septum nasi akibat trauma dan pertumbuhan

tulang rawan yang tidak seimbang sehingga melibatkan perpindahan dari septum hidung.

II.3.1 Etiologi

Penyebab paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi sesudah lahir, pada

waktu partus atau bahkan pada masa janin intrauterine. Ketidakseimbangan pertumbuhan

menyebabka tulang rawan septum nasi terus tumbuh meskipun batas superior dan inferior

telah menetap. Trauma dapat juga berupa pukulan ke wajah. Dengan demikian terjadilah

deviasi septum.

II.3.2 Bentuk deformitas

Bentuk deformitas septum adalah:

1. Deviasi, biasanya berbentuk huruf C atau S

2. Dislokasi, yaitu bagian bawah kartilago septum keluar dari krista maksila dan masuk

kedalam rongga hidung.

3. Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang dari tulang rawan

septum, bila memanjang dari depan ke belakang disebut krista dan bila sangat runcing

dan pipih disebut spina

4. Bila deviasi dan krista septum bertemu dan melekat dengan konka dihadapannya

disebut sinekia.

Bentuk ini akan menambah beratnya obstruksi.

II.3.3 Klasifikasi

8

Page 9: Septum Deviasi

Deviasi septum dibagi atas beberapa klasifikasi berdasarkan letak deviasi, yaitu:

1. Tipe I; benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran udara.

2. Tipe II; benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran udara, namun masih belum

menunjukkan gejala klinis yang bermakna.

3. Tipe III; deviasi pada konka media (area osteomeatal dan turbinasi tengah).

4. Tipe IV, “S” septum (posterior ke sisi lain, dan anterior ke sisi lainnya).

5. Tipe V; tonjolan besar unilateral pada dasar septum, sementara di sisi lain masih

normal.

6. Tipe VI; tipe V ditambah sulkus unilateral dari kaudal-ventral, sehingga menunjukkan

rongga yang asimetri.

7. Tipe VII; kombinasi lebih dari satu tipe, yaitu tipe I-tipe VI.

II.3.4 Gejala klinik

Keluhan yang paling sering pada deviasi septum adalah sumbatan hidung. Sumbatan

bisa unilateral, dapat pula bilateral, sebab pada sisi deviasi terdapat konka hipotrofi,

sedangkan pada sisi  sebelahnya terjadi konka yang hipertrofi, sebagai akibat mekanisme

kompensasi.

Keluhan lainnya dapat dari beberapa gejala berikut:

a. Rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata.9

Page 10: Septum Deviasi

b. Penciuman terganggu (apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum).

c. Sinusitis (apabila deviasi septum menyumbat ostium sinus)

d. Perdarahan hidung berulang.

e. Mendengkur ketika tidur (pada bayi dan anak-anak)

II.3.5 Diagnosa

Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat melalui inspeksi langsung pada batang

hidungnya. Namun, diperlukan juga pemeriksaan radiologi untuk memastikan diagnosisnya.

Dari pemeriksaan rinoskopi anterior, dapat dilihat penonjolan septum ke arah deviasi jika

terdapat deviasi berat, tapi pada deviasi ringan, hasil pemeriksaan bisa normal.

Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu

cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian, dapat

mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.

Gejala yang sering timbul biasanya adalah sumbatan hidung yang unilateral atau juga

bilateral. Keluhan lain ialah rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata. Selain itu, penciuman

juga bisa terganggu apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum.

10

Page 11: Septum Deviasi

II.3.6 Terapi

Apabila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan tidak diperlukan dilakukan

tindakan koreksi septum.

Ada dua jenis tindakan operatif yang dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan yang nyata

yaitu reseksi submukosa dan septoplasti.

a. Reseksi submukosa / submucous septum resection (SMR)

Pada operasi ini mukosa perikondium dan mukoperiostium kedua sisi

dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. Bagian tulang atau tulang rwan dari

septum kemudian diangkat, sehingga mukoperikondrium dan mukoperistium sisi kiri

dan kanan akan langsung bertemu di garis tengah.

Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti terjadinya hidung

pelana (saddle nose) akibat turunya puncak hidung, oleh karena bagian atas tulang

rawan septum terlalu banyak diangkat.

b. Septoplasti / reposisi septum

Pada operasi ini, tulang rawan yang bengkok direposisi. Hanya bagian yang

berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat dicegah komplikasi

yang mungkin timbul pada operasi reseksi mukosa, seperti terjadinya perforasi

septum dan hidung pelana.

II.3.7 Komplikasi

Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor

predisposisi terjadinya sinusitis. Selain itu, deviasi septum juga menyebabkan ruang hidung

sempit, yang dapat membentuk polip.

II.3.8 Prognosis

Prognosis pada pasien deviasi septum setelah menjalani operasi cukup baik dengan cara

menghindari terjadinya trauma.11

Page 12: Septum Deviasi

12

Page 13: Septum Deviasi

Daftar pustaka

1. Adam L. George, Boies R. Lawrance, Higler A. Peter, Boies Buku Ajar

Penyakit THT, Penerbit EGC Jakarta, hal: 173 -235

2. Soepardi Arsyad E, Iskandar Nurbaiti, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung Tenggorokan Kepala Leher, Penerbit FK UI Jakarta, 2001, Hal: 88 –

89

3. Otolaryngology Houston, What is the nasal septum, available from :

http://www.ghorayeb.com/SeptumSurgery.html#anchor_12

4. Deviasi  Septum,  available

from :http://medicastore.com/penyakit/836/Deviasi_septum.html

5. Nasal Septum Deviasi, available from : http://www.wikipedia.com

6. Ballenger Jacob John, Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher,

Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, hal: 99 – 111

7. Deviasi Septum, available from: http://indonesiaindonesia.com/f/13242-

deviasi-septum/

8. Santos, Septoplasty, available from : http://www.facialbeauty.com last update

2008

9. Septum Deviasi, available from: http://www.emedicine.com last update 2009

10. Septum Deviasi, available from: http://hennykartika.wordpress.com/?

s=septum+deviasi

13