seorang wanita 51 tahun dengan frozen shoulder sinistra.doc

33
PRESENTASI KASUS REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA Oleh : Pramesti Fitria G0007130 Pembimbing : DR. Dr. Hj. Noer Rachma, Sp RM

Upload: pramesti-fitria-k

Post on 10-Aug-2015

312 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

PRESENTASI KASUS

REHABILITASI MEDIK

SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN

SHOULDER SINISTRA

Oleh :

Pramesti Fitria

G0007130

Pembimbing :

DR. Dr. Hj. Noer Rachma, Sp RM

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2011

Page 2: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

STATUS PENDERITA

I. ANAMNESA

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 51 tahun

Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah tangga

Alamat : Kadipiro, Banjarsari

Status : Menikah

Masuk rumah Sakit : 12 Agustus 2011

Tanggal Periksa : 12 Agustus 2011

No CM : 01 07 99 03

B. Keluhan Utama

Nyeri bahu kiri serta sulit untuk digerakan

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak kurang lebih 2 bulan sebelum pasien kontrol ke Poli klinik

Rehabilitasi Medik RS Dr. Moewardi Surakarta, pasien merasa sulit

untuk menggerakkan tangan karena nyeri pada bahu sebelah kiri. Nyeri

dirasakan pertama kali saat pasien mandi, tidak dapat mengangkat

gayung ke atas, namun kuat membawanya. Nyeri pada bahu semakin

berat bila pasien melakukan aktivitas-aktivitas tertentu seperti

melakukan gerakan-gerakan ke atas, menyisir rambut, memakai baju

membersihkan kaca jendela, dan lain sebagainya Selain itu, pasien juga

merasa lengan bagian atasnya keras dan kaku, tidak ada panas.

2 minggu kemudian, pasien berencana hendak mengurutkan bahu

kirinya. Kemudian pasien memanggil tukang urut, dan diurutlah bahu

kirinya tersebut. Setelah diurut pasien tidak merasakan adanya

2

Page 3: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

perubahan pada bahunya, dan masih sulit untuk digerakkan. Pasien tidak

pernah minum obat pengurang rasa sakit. Kemudian pasien

memeriksakan diri ke RS Dr. Moewardi. BAB dan BAK tidak ada

keluhan, riwayat trauma disangkal, mual serta muntah disangkal.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Jatuh : disangkal

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

Riwayat Asma : disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

Riwayat Alergi : disangkal

Riwayat Asma : disangkal

F. Riwayat Kebiasaan dan Gizi

Riwayat Merokok : disangkal

Riwayat minum alkohol : disangkal

Riwayat Olahraga : disangkal

G. Riwayat Gizi

Pasien makan 3 kali sehari, dengan lauk tahu, tempe, telur, kadang

daging. Pasien juga makan sayur, dan jarang minum susu.

H. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah ibu rumah tangga, tinggal bersama 3 putra, suami sudah

meninggal, memeriksakan diri dengan jaminan kesehatan askes PNS.

3

Page 4: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan umum sakit sedang, Compos Mentis E4V5M6, gizi kesan

cukup

B. Tanda Vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84 x/ menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur

Respirasi : 20 x/menit, irama teratur, tipe thoracoabdominal

Suhu : 36,5 0C per aksiler

C. Kulit

Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-),

spider naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-).

D. Kepala

Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam

beruban, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).

E. Mata

Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung

dan tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm), oedem palpebra

(-/-), sekret (-/-)

F. Hidung

Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)

G. Telinga

Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)

H. Mulut

Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),lidah simetris, lidah tremor

(-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi

(-)

I. Leher

Simetris, trakea di tengah, step off (-), JVP (R+2) ,limfonodi tidak

membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-), kaku (+)

4

Page 5: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

J. Thoraks

a. Retraksi (-)

b. Jantung

Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat

Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler,

bising (-).

c. Paru

Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi : fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : suara dasar ( vesikuler / vesikuler ),

suara tambahan (-/-)

K. Trunk

Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-),

lordosis(-)

Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), oedem (-)

Perkusi : nyeri ketok kostovertebra (-)

L. Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada

Auskultasi : peristaltik (+) normal

Perkusi : tympani

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, nyeri tekan (-),

bruit (-) dan lien tidak teraba

M. Ekstremitas

Oedem Akral dingin

N. Status Neurologis

- -

- -

- -

- -

5

Page 6: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi Motorik dan Reflek :

Kekuatan : 5 4

5 5

Tonus : N N

N N

Nervus Cranialis

N. III : reflek cahaya (+/+) ; pupil isokor (3 mm/3mm)

N. VII : dalam batas normal

N XII : dalam batas normal

- Reflek fisiologis

Biseps +2/+2

Triseps +2/+2

Patella +2/+2

Achilles +2/+2

- Reflek Patologis

Hoffman -/-

Trommer -/-

Babinsky -/-

Chaddock -/-

Oppenheim -/-

Schaeffer -/-

O. Range of Motion (ROM)

6

Page 7: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

NECKROM

Aktif Pasif

Flexi 0 – 700 0 – 700

Extensi 0 – 400 0 – 400

Lateral bend 0 – 600 0 – 600

Rotasi 0 – 900 0 – 900

EKSTREMITAS

SUPERIOR

ROM AKTIF ROM PASIF

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Shoulder Fleksi 0-180 0-90 0-180 0-110

Ekstensi 0-45 0-20 0-45 0-30

Abduksi 0-150 0-30 0-150 0-40

Adduksi 0-75 0-75 0-75 0-75

External Rotasi 0-90 0-90 0-90 0-90

Internal Rotasi 0-90 0-90 0-90 0-90

Elbow Fleksi 0-150 0-150 0-150 0-150

Ekstensi 0-150 0-150 0-150 0-150

Pronasi 0-90 0-90 0-90 0-90

Supinasi 0-90 0-90 0-90 0-90

Wrist Fleksi 0-90 0-90 0-90 0-90

Ekstensi 0-70 0-70 0-70 0-70

Ulnar deviasi 0-30 0-30 0-30 0-30

Radius deviasi 0-30 0-30 0-30 0-30

Finger MCP I fleksi 0-90 0-90 0-90 0-90

MCP II-IV

fleksi

0-90 0-90 0-90 0-90

DIP II-V fleksi 0-90 0-90 0-90 0-90

PIP II-V fleksi 0-90 0-90 0-90 0-90

MCP I ekstensi 0-90 0-90 0-90 0-90

7

Page 8: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

EKSTREMITAS

INFERIOR

ROM AKTIF ROM PASIF

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Hip Fleksi 0-120 0-120 0-120 0-120

Ekstensi 0-30 0-30 0-30 0-30

Abduksi 0-45 0-45 0-45 0-45

Adduksi 0-45 0-45 0-45 0-45

Eksorotasi 0-30 0-30 0-30 0-30

Endorotasi 0-30 0-30 0-30 0-30

Knee Fleksi 0-120 0-120 0-120 0-120

Ekstensi 0 0 0 0

Ankle Dorsofleksi 0-30 0-30 0-30 0-30

Plantarfleksi 0-30 0-30 0-30 0-30

P. Manual Muscle Testing (MMT)

NECK

Fleksor M. Strenocleidomastoideus : 5

Ekstensor : 5

Ekstremitas Superior Dextra Sinistra

Shoulder Fleksor M Deltoideus anterior 5 4

M Biseps 5 5

Ekstensor M Deltoideus anterior 5 4

M Teres mayor 5 5

Abduktor M Deltoideus 5 4

M Biceps 5 5

Adduktor M Lattissimus dorsi 5 5

M Pectoralis mayor 5 5

Internal

Rotasi

M Lattissimus dorsi 5 5

M Pectoralis mayor 5 5

M Teres mayor 5 5

8

Page 9: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

Eksternal

Rotasi

M Infra supinatus 5 5

Elbow Fleksor M Biceps 5 5

M Brachialis 5 5

Ekstensor M Triceps 5 5

Supinator M Supinator 5 5

Pronator M Pronator teres 5 5

Wrist Fleksor M Fleksor carpi

radialis

5 5

Ekstensor M Ekstensor

digitorum

5 5

Abduktor M Ekstensor carpi

radialis

5 5

Adduktor M ekstensor carpi

ulnaris

5 5

Finger Fleksor M Fleksor digitorum 5 5

Ekstensor M Ekstensor

digitorum

5 5

Ekstremitas inferior Dextra Sinistra

Hip Fleksor M Psoas mayor 5 5

Ekstensor M Gluteus maksimus 5 5

Abduktor M Gluteus medius 5 5

Adduktor M Adduktor longus 5 5

Knee Fleksor Harmstring muscle 5 5

Ekstensor Quadriceps femoris 5 5

Ankle Fleksor M Tibialis 5 5

Ekstensor M Soleus 5 5

9

Page 10: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

Q. Provokasi Test

a. Apley test atas (-/+)

b. Apley test bawah (-/+)

c. Mosley test (-/sulit dievaluasi)

d. Yergason sign (-/-)

e. Nyeri tekan supraspinatus (-/+)

f. Nyeri tekan infraspinatus, subscapula, teres mayor (-/-)

R. Status Psikiatri

Deskripsi umum

1. Penampilan : perempuan, tampak sesuai umur , berpakaian sederhana,

perawatan diri baik

2. Kesadaran : compos mentis

3. Perilaku dan aktivitas motorik : normoaktif

4. Pembicaraan: koheren, menjawab pertanyaan

5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif, kontak mata cukup

Afek dan mood

1. Afek : appropiate

2. Mood : normal

Gangguan persepsi

1. Halusinasi (-)

2. Ilusi (-)

Proses pikir

1. Bentuk : realistik

2. Isi : waham (-)

3. Arus : koheren

Sensorium dan kognitif

1. Daya konsentrasi : baik

2. Orientasi : orang, waktu, tempat :baik

3. Daya ingat : Jangka pendek : baik

10

Page 11: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

Jangka panjang : baik

Daya nilai :daya nilai realitas dan sosial baik

Insight : baik

Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya

III. ASSESMENT

Klinis : Nyeri bahu kiri

Topis : M. Supraspinatus et M. Deltoideus

Etiologi: Myalgia

IV. DAFTAR MASALAH

A. Problem Medis

Myalgia shoulder sinistra

B. Problem rehabilitasi Medik

1. Fisioterapi : Nyeri dan keterbatasan gerak ekstremitas

kiri atas

2. Speech therapy : -

3. Occupational therapy : Keterbatasan melakukan kegiatan sehari-

hari

4. Sosio Medik : Memerlukan bantuan untuk melakukan

aktivitas sehari-hari

5. Orthesa-Protesa : -

6. Psikologi : -

V. IMPAIRMENT, DISABILITY, DAN HANDICAP

Impairment : Nyeri bahu

Disability : Penurunan fungsi anggota gerak atas

Handicap : Keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari, dalam

kegiatan memakai baju, menyisir rambut, mengangkat

gayung mandi, dan lain sebagainya.

11

Page 12: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

VI. PENATALAKSANAAN

Terapi Medikamentosa :

1. Fitbon 1x 1 tab

2. Meloxicam 2x1 tab

3. Ranitidin 1x1 tab

4. Sohobion 1x1 tab

Rehabilitasi Medik:

1. Fisioterapi : Transcutaneus neural Electrical

Stimulation (TENS) dan latihan fisik

2. Terapi wicara : tidak ada

3. Okupasi terapi : Latihan peningkatan lingkup

gerak sendi dengan aktivitas

4. Sosiomedik : Modifikasi lingkungan

5. Ortesa-Protesa : tidak ada

6. Psikologi : tidak ada

VII. TUJUAN

a) Mencegah terjadinya komplikasi yang dapat memperburuk keadaan

b) Meminimalkan impairment, disability dan handicap

c) Membantu penderita sehingga mampu mandiri dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

12

Page 13: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI SENDI BAHU

Secara umum anatomi fungsional sendi bahu dapat digambarkan sebagai

berikut:

1. Shoulder Joint

Gerakan-gerakan yang terjadi di gelang bahu dimungkinkan oleh sejumlah

sendi yang saling berhubungan erat, misalnya sendi kostovertebral atas, sendi

akromioklavikular, sendi sternoklavikular, permukaan pergeseran

skapulotorakal dan sendi glenohumeral atau sendi bahu. Gangguan gerakan di

dalam sendi bahu sering mempunyai konsekuensi untuk sendi-sendi yang lain

di gelang bahu dan sebaliknya.

2. Kapsul Sendi

Kapsul sendi terdiri atas 2 lapisan :

a. Kapsul Sinovial (lapisan bagian dalam) dengan karakteristik

mempunyai jaringan fibrokolagen agak lunak dan tidak memiliki saraf

reseptor dan pembuluh darah. Fungsinya menghasilkan cairan synovial

13

Page 14: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

sendi dan sebagai transformator makanan ke tulang rawan sendi. Bila ada

gangguan pada sendi yang ringan saja, maka yang pertama kali mengalami

gangguan fungsi adalah kapsul sinovial, tetapi karena kapsul tersebut tidak

memiliki reseptor nyeri, maka tidak merasa nyeri apabila ada gangguan,

misalnya pada artrosis sendi.

b. Kapsul Fibrosa

Karakteristiknya berupa jaringan fibrous keras dan memiliki saraf

reseptor dan pembuluh darah. Fungsinya memelihara posisi dan,stabititas

sendi, memelihara regenerasi kapsul sendi.

3. Kartilago

Kartilago atau ujung tulang rawan sendi berfungsi sebagai bantalan sendi,

sehingga tidak terasa nyeri sewaktu penderita berjalan. Namun demikian pada

gerakan tertentu sendi dapat nyeri akibat gangguan yang dikenal dengan

degenerasi kartilago

4. Otot

Kumpulan otot-otot ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok otot

yang menggerakkan dan menstabilkan skapula (shoulder girdle). Otot-otot

tersebut, yaitu :

a. Penggerak Sendi Bahu

1) Deltoid, dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

- Pars clavicularis (anterior)

Gerakan : Prime mover fleksi 90° dan adduksi bahu dan sebagai

pembantu gerakan internal rotasi dan abduksi lebih dari

60° dari bahu.

- Pars acromialis (middle)

Gerakan : Prime mover abduksi bahu sampai 90°

- Pars spinalis (posterior)

Gerakan : Prime mover ekstensi bahu

2) Supraspinatus : Prime mover abduksi bahu hingga 90°

3) Infraspinatus : Prime mover rotasi ke lateral dan ekstensi horisontal

bahu dan sebagai pembantu gerakan abduksi horisontal bahu.

14

Page 15: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

4) Subskapularis : Prime mover rotasi ke dalam dari humerus

5) Teres minor : Prime mover rotasi kelateral dan ekstensi horisontal

bahu dan sebagai pembantu gerakan abduksi horisontal bahu.

Kelima otot di atas disebut juga sebagai otot intrinsik bahu, sedangkan otot

nomor dua hingga lima disebut sebagai “Rotator Cuff”.

6) Teres Mayor

7) Latissimus Dorsi

8) Korakobrakhialis

9) Pektoralis Mayor

b. Penggerak pergelangan bahu

B. FISIOLOGI GERAK SENDI BAHU

Gerakan-gerakan dari bahu dibagi dua, yang didasarkan pada kelompok otot

penggeraknya. Gerakan tersebut antara lain gerakan skapula dan gerakan dari

humerus. Gerakan-gerakan tersebut antara lain :

1) Gerakan skapula

a. Elevasi dan depresi

b. Abduksi (protraksi) dan Aduksi (retraksi)

c. Upward rotation dan downward rotation

d. Upward tilt dan reduction of upward tilt.

2) Gerakan humerus

Posisi awal berdiri tegak dengan lengan di samping tubuh.

a. Fleksi dan ekstensi

b. Abduksi dan adduksi

c. Fleksi dan Ekstensi lumbar

d. Rotasi

C. FROZEN SHOULDER

1. DEFINISI

Bahu beku yang dikenal di kalangan medis sebagai “frozen shoulder”

atau capsulitis adesif adalah suatu kondisi dimana terjadi kekakuan dan rasa

15

Page 16: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

nyeri pada sendi bahu. Biasanya tanda dan gejalanya muncul perlahan-

lahan, memburuk dengan berjalannya waktu dan kemudian menghilang,

biasanya dalam periode 2 tahun.

2. TANDA DAN GEJALA

Bahu beku biasanya memberikan gejala yang berkembang secara

perlahan-lahan, dan dibagi dalam 3 tahap penyakit. Tiap tahap penyakit ini

terjadi dalam hitungan bulan:

a) Tahap nyeri

Pada tahap ini, nyeri muncul jika sendi bahu digerakkan, dan pergerakan

sendi bahu anda juga terbatas.

b) Tahap beku

Nyeri mulai berkurang pada tahap ini. Namun, bahu anda semakin terasa

kaku, dan pergerakan sendi bahu anda semakin berkurang.

c) Tahap penyembuhan

Pada tahap ini, pergerakan sendi bahu anda mulai menunjukkan perbaikan.

Pada beberapa orang, nyeri dirasakan lebih nyata pada malam hari, dan

mengganggu pola tidur.

3. PENYEBAB

Tulang, penghubung sendi, dan urat/tendon di bahu bahu dibungkus

oleh kapsul sendi. Sakit bahu muncul jika kapsul ini menebal dan makin

ketat menekan sendi bahu; sehingga membatasi pergerakannya. Para dokter

belum paham betul penyebab terjadinya penyakit ini hanya pada beberapa

orang saja, walaupun paling sering terjadi pada orang yang belakangan

tidak menggerakkan sendi bahunya dalam jangka waktu cukup lama,

misalnya setelah menjalani operasi patah tulang lengan. Karena tingginya

angka kejadian sakit bahu pada penderita diabetes, kemungkinan faktor

autoimun merupakan dasar dari penyakit ini. Walaupun penyebab pastinya

belum diketahui, namun orang berusia 40 tahun ke atas lebih sering

mengalami sakit bahu, dan sekitar 70% dari penderita tersebut adalah

perempuan.

16

Page 17: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

4. PEMERIKSAAN

a. Apley Scratch test

            Pasien diminta menggaruk daerah di sekitar angulus medialis

scapula dengan tangan sisi kontra lateral melewati belakang kepala. Pada

pola gerakan tersebut otot-otot abductor dan eksternal rotasi bahu bekerja.

            Pada tendonitis supraspinatus, bursitis atau kapsulitis adhesive

bahu apley scratch tes tidak dapat dilakukan oleh pasien karena timbul

nyeri disekitar persendian bahu.

b. Yergason’s test.

            Tes ini dilakukan untuk menentukan apakah tendon otot biceps

dapat mempertahankan kedudukannya di dalam sulkus intertuberkularis

atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan dengn meminta pasien untuk

memfleksikan elbow sampai 90 dan supinasi lengan bawah dan stabilisasi

pada thoraks yang berlawanan dengan pronasi lengan bawah. Pasien

diminta untuk melakukan gerakan lateral rotasi lengan melawan tahanan.

Hasil positif jika ada tenderness di dalam sulkus bicipitalis atau tendon ke

luar dari sulcus, ini merupakan indikasi tendinitis bicipitalis.

17

Page 18: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

3.Drop-arm test / Test Moseley

            Tes ini dilakukan untuk mengungkapkan ada tidaknya kerusakan

pada otot –otot serta tendon yang menyusun rotator cuff dari bahu.

Pemeriksa mengabduksikan shoulder pasien sampai 90 dan meminta

pasien menurunkan lengannya secara perlahan-lahan atau timbul nyeri

pada saat mencoba melakukan gerakan tersebut. Hasil tes positif indikasi

cidera pada rotator cuff complex

4. Supraspinatus test

            ABD shoulder pasien sampai 90 dalam posisi netral dan pemeriksa

memberikan tahanan dalam posisi tersebut. Medial rotasi shoulder sampai

30, dimana ibu jari pasien menghadap ke lantai. Tahanan terhadap ABD

diberikan oleh pemeriksa sambil melihat apakah ada kelemahan atau nyeri,

yang menggambarkan hasil tes positif. Jika hasil tes positif indikasi ada

kerobekan / cidera otot atau tendon supraspinatus.

18

Page 19: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

D. PENATALAKSANAAN

Pengobatan bahu beku melibatkan pengendalian terhadap rasa nyeri dan

memperbaiki luas pergerakan sendi bahu sebesar mungkin. Managemen

komprehensif untuk meminimalkan ketidakmampuan dan meningkatkan kualitas

hidup pasien.

1. Fisioterapi

Tujuan: 1. Mengurangi Spasme otot

2. Pencegahan kontraktur

3. Meningkatkan kemampuan dalam kebebasan bergerak dan

fungsi anggota tubuh didasarkan pada anatomi, fisiologi,

kinesiologi, prosedur pemeriksaan medis serta ilmu patologi

Cara : - TENS

Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu

cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui

permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri.

Pemberian TENS dapat menurunkan nyeri, baik dengan cara

peningkatan vaskularisasi pada jaringan yang rusak tersebut , maupun

melalui normalisasi saraf pada level spinal maupun supra spinal, sehingga

dengan berkurangnya nyeri pada bahu didapatkan gerakan yang lebih

ringan. Efek TENS terhadap pengurangan nyeri juga dapat mengurangi

spasme dan meningkatkan sirkulasi, sehingga memutuskan lingkaran

“viscous circle of reflex” yang pada akhirnya dapat meningkatkan LGS. 

TENS efektif mengurangi nyeri melalui aktivasi saraf berdiameter

besar dan kecil melalui kulit yang selanjutnya akan memberikan informasi

sensoris ke saraf pusat. TENS menghilangkan nyeri dikaitkan melalui

sistem reseptor nosiseptif dan mekanoreseptor. Sistem reseptor nosiseptif

bukan akhiran saraf bebas, melainkan fleksus saraf halus tak bermyelin

yang mengelilingi jaringan dan pembuluh darah. Pengurangan nyeri yang

ditimbulkan oleh TENS dapat  juga meningkatkan kekuatan otot karena

menormalkan aktivitas α motor neuron sehingga otot dapat berkontraksi

19

Page 20: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

secara maksimal, dan berkurangnya “refleks exitability” dari beberapa otot

antagonis gelang bahu sehingga otot agonis dapat melakukan gerakan, dan

karena stabilitas terbesar pada sendi bahu oleh otot, maka hal tersebut

meningkatkan mobilitas sendi bahu. 

Selain itu dapat digunakan juga modalitas terapi berupa

Ultrasound yang secara klinis sering diaplikasikan untuk tujuan terapeutik

pada kasus-kasus tertentu termasuk kasus muskuloskeletal. Terapi

ultrasound menggunakan energi gelombang suara dengan frekuensi lebih

dari 20.000Hz yang tidak mampu ditangkap oleh telinga atau

pendengaran. Dengan  pemberian  modalitas  ultra  sonic  dapat terjadi 

iritan  jaringan yang menyebabkan reaksi fisiologis seperti kerusakan

jaringan,  hal  ini  disebabkan oleh efek  mekanik  dan  thermal  ultra

sonik. 

Pengaruh mekanik tersebut juga dengan terstimulasinya saraf

polimedal dan akan dihantarkan ke ganglion dorsalis sehingga memicu

produksi “P subtance” untuk selanjutnya terjadi inflamasi sekunder atau

dikenal “neurogeic inflammation”. Namun dengan terangsangnya “P”

substance tersebut mengakibatkan proses induksi proliferasi akan lebih

terpacu sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan yang

mengalami kerusakan. Pengaruh nyeri terjadi secara tidak langsung yaitu

dengan adanya pengaruh gosokan membantu “venous dan lymphatic”,

peningkatan kelenturan jaringan lemak sehingga menurunnya nyeri regang

dan proses percepatan regenerasi jaringan.

- Exercise Pasif dan Aktif

Pada tahap awal penatalaksanaan frozen shoulder adalah dengan latihan

pasif dimaksudkan untuk :

a. Mencegah kontraktur

b. Mencegah atropi otot

c. Memperbaiki Lingkup Gerak Sendi

20

Page 21: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

Selanjutnya diikuti dengan latihan aktif yang progresif, yang dimulai

dengan latihan :

a. Pendulum Exercise

Penderita agak membungkuk dengan lengan bergantung, lengan

digerakkan ke depan, ke belakang, makin lama makin jauh (panjang)

gerakannya. Kemudian gerakan ke samping, dilanjutnya gerakan

lingkar (putar). Masing-masing gerakan tersebut dilakukan lebih dari

10 kali gerakan.

b. Shoulder Wheel

Latihan ini terutama pada penderita yang mengalami keterbatasan

Lingkup Gerak Sendi. Latihan ini dimulai dengan posisi menghadap

alat yang telah disiapkan, kemudian pasien diharuskan untuk

menggerakkan beban secara memutar sesuai dengan kemampuannya.

Pada latihan ini penderita harus di pacu agar rajin melakukan latihan

secara teratur walaupun dihambat oleh rasa nyerinya dengan tujuan

meningkatkan LGS dan dapat memperkuat otot.

21

Page 22: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

c. OverheadPulley Exercice

Merupakan latihan menarik katrol. Tempat duduk di taruh tepat di

bawah katrol untuk latihan abduksi dan fleksi. Selanjutnya tempat

duduk penderita ditaruh didekat katrol sehingga tali temali berada

pada posisi lebih dari 40° untuk latihan abduksi horisontal.

Selanjutnya tempat duduk penderita ditaruh di depan katrol sehingga

tali temali berada pada posisi 45° untuk latihan rotasi keluar dan ke

dalam.

Okupasi Terapi

Tujuan: Melatih keterampilan pasien dalam melakukan aktivitas

sehari-hari

Pekerja Sosial Medik

Tujuan: 1. Menilai situasi kehidupan pasien

2. Perantara dalam hubungan pasien/keluarga dan tim

dokter

2. Antiinflamasi

Obat-obatan penghilang rasa nyeri dapat membantu menghilangkan rasa

nyeri dan proses peradangan yang berhubungan dengan sakit bahu anda.

Penyuntikam obat anti-inflamasi (kortikosteroid) ke dalam sendi bahu dapat

meringankan rasa nyeri dan memperpendek durasi penyakit pada tahap nyeri.

Namun tidak dianjurkan untuk melakukan penyuntikan obat ini secara berkala

22

Page 23: SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA.doc

DAFTAR PUSTAKA

Donatelli, Robert ; Wooden, Micheal J, Orthopaedic Physical therapy, Churchil

Livingstone Inc, 1989. hal: 160 

Goldberg, Charlie. 2010. A Practical Guide to Clinical Medicine: A comprehensive

physical examination and clinical education site for medical students and other

health care professionals. San Diego: Univercity of California

Maria Valentine. 2010. Bahu Beku atau Frozen Shoulder. Didapat dari

http://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/?cat=4431 (12 Agustus 2011)

Thomson, Ann M., Tidy’s physiotherapy, 12th ed, Butterworth-Heinemann, 1991. hal:

71

 

23