seorang laki-laki 23 tahun dengan ckd stage v, dispepsia anemia sedang normositik normokromik dan...
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS KECIL
SEORANG LAKI-LAKI 23 TAHUN DENGAN DISPEPSIA MIXED TYPE,
KLINIS CKD STAGE V, ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROMIK,
HIPERTENSI STAGE I, HIPOALBUMINEMIA, DAN HIPERURESIMIA
Disusun oleh:
Pediana Rachmawati G0006212
Pembimbing:
Residen
dr. Yunia
Pembimbing
DR.dr. Sugiarto, Sp.PD-FINASIM
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2011
DAFTAR MASALAH
NO MASALAH
AKTIF
MASALAH
INAKTIF
TANGGAL KETERANGAN
1 Dispepsia mixed
type
10/06/2011
2 Klinis CKD stage V 10/06/2011
3 Anemia normositik
normokromik
10/06/2011
4 Hipertensi Stage I 10/06/2011
5 Hipoalbuminemia 11/06/2011
6 Hiperuresimia 11/06/2011
2
LAPORAN KASUS
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa dan alloanamnesa pada tanggal
13 Juni 2011 di Melati 3 kamar 7 bed B.
A. Identitas
Nama : Tn. P
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Bulurejo RT 2/7 Manjjung Wonogiri
No. RM : 01070871
Tanggal Masuk RS : 10 Juni 2011
Tanggal Pemeriksaan : 13 Juni 2011
B. Keluhan Utama :
Mual muntah
C. Riwayat Penyakit Sekarang
± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh mual
muntah. Mual dirasakan hilang timbul. Awalnya hanya dirasakan kadang-
kadang namun kemudian mual dirasakan lebih sering dan semakin
memberat dari hari ke hari. Mual menyebabkan aktivitas pasien terganggu.
Mual disertai dengan keluhan nyeri perut di ulu hati, nafsu makan
menurun, keringat dingin, pusing, nggliyer terutama perubahan posisi dari
tidur ke duduk atau berdiri, kepala terasa berat, leher cengeng, lemas di
seluruh badan, dan mata berkunang-kunang. Nyeri perut dirasakan seperti
ditusuk-tusuk, terasa perih, panas, sebah, dan kembung. Nyeri juga tidak
berkurang dengan pemberian makanan. Mual dan nyeri sedikit berkurang
dengan pemberian promag. Mual disertai dengan muntah. Muntah ± 3 kali
3
perhari sebanyak @ ½-1 gelas belimbing, Isi dan warna muntahan sesuai
dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pasien, tidak ada
darah. Mual dan muntah memberat jika mencium bau-bauan yang
merangsang. Mual dan muntah tidak berkurang dengan pemberian
makanan maupun minuman. Mual dan muntah berkurang dengan
pemberian promag. Tidak ada panas, tidak ada pilek, tidak ada batuk, tidak
ada sesak, tidak berdebar-debar, tidak ada nyeri dada, tidak ada nyeri
pinggang, dan tidak ada bengkak di wajah dan anggota gerak. Pasien juga
mengaku tidak pernah nyeri kepala hebat, kejang dan tidak sadarkan diri.
Pasien mengaku sering terlambat makan . Pasien adalah penyuka makanan
pedas. BAB lancar tidak ada keluhan sehari 1-2 kali @ ½ - ¾ gelas
belimbing, konsistensi padat warna coklat-kekuningan, tidak ada darah,
tidak ada lendir. BAK 5-6 kali sehari @ ½ - ¾ gelas belimbing, warna
kuning jernih, tidak nyeri, tidak ada anyang-anyangen, tidak ada darah,
tidak ada nanah, dan tidak keluar batu. Karena keluhan semakin memberat,
oleh keluarga pasien dibawa ke RS Medika Mulya. Di sana pasien dirawat
dan diberi obat-obatan. Pasien juga dicek laboratorium, hasilnya pasien
dikatakan sakit maag dan penyakit ginjal lalu dirujuk ke RSUD Dr.
Moewardi untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh nyeri
kepala, nyeri terasa berdenyut yang sifatnya hilang timbul. Nyeri semakin
bertambah jika pasien melakukan aktivitas seperti berjalan dan berkurang
sedikit dengan istirahat. Pasien juga merasa leher cengeng dan nggliyer.
Lalu pasien memeriksakan diri ke puskesmas dekat tempat tinggalnya,
pasien ditensi dan didiagnosa hipertensi. Pasien diberi obat, namun tidak
rutin minum obat tersebut dan tidak pernah kontrol rutin.
± 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri di ulu
hati seperti ditusuk-tusuk, terasa perih, panas, sebah, dan kembung, dan
mudah kenyang bila diberi makanan. Nyeri berkurang dengan pemberian
promag, nyeri bertambah jika pasien makan makanan yang pedas dan
terlambat makan. Nyeri disertai dengan mual, muntah, dan nafsu makan
4
menurun. Badan terasa lemas, lungkrah. Diperiksakan ke dokter dan
dikatakan maag-nya kambuh diberi obat dan sembuh.
± 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan nyeri
ulu hati yang sama seperti akhir-akhir ini, disertai dengan mual, tapi tidak
muntah. Pasien mengaku sering terlambat makan. Periksa ke dokter dan
dikatakan sakit maag.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat hipertensi : Diakui sejak ±1 bulan lalu
- Riwayat DM : Disangkal
- Riwayat alergi : Disangkal
- Riwayat sakit ginjal : Disangkal
- Riwayat sakit jantung : Disangkal
- Riwayat sakit liver : Disangkal
- Riwayat sakit maag : Diakui sejak ±1tahun lalu
- Riwayat mondok : (+) 4 hari di RS Medika
Mulya Wonogiri(sebelum
dirujuk ke RSDM)
E. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat hipertensi : Diakui (nenek pasien)
- Riwayat DM : Disangkal
- Riwayat alergi : Disangkal
- Riwayat sakit jantung : Disangkal
- Riwayat sakit liver : Disangkal
- Riwayat sakit serupa : Disangkal
F. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat minum jamu : Disangkal
- Riwayat minum obat-obatan : Disangkal
5
- Riwayat minum-minuman suplemen : Diakui (kadang-kadang
jika pasien merasa lelah bekerja)
- Riwayat minum alkohol : Disangkal
- Riwayat merokok : Diakui (± sejak 5 tahun
lalu)
G.Riwayat Perkawinan dan Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang laki – laki, belum menikah. Pasien tinggal
bersama bibi dan keluarganya. Pasien bekerja sebagai pedagang bakso..
Saat ini, pasien berobat dengan biaya sendiri.
H.Riwayat Gizi
Sebelum sakit, pasien mempunyai kebiasaan makan tidak teratur.
Rata-rata tiga kali sehari dengan nasi, sayur, tahu, dan tempe, terkadang
daging,, telur dan ikan. Jarang mengkonsumsi buah-buahan. Sehari-hari
pasien mengaku kurang minum air putih, terlebih jika sedang bekerja.
Beberapa hari terakhir, sejak sakit nafsu makan pasien menurun.
I. Anamnesis Sistem
Kepala : Sakit kepala (+), pusing (-), nggliyer (+),
jejas (-), leher kaku (+)
Mata : Penglihatan kabur (-), pandangan ganda (-),
pandangan berputar (-), berkunang-kunang
(+).
Hidung : Pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-)
Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdenging (-),
keluar cairan (-), darah (-).
Mulut : Sariawan (-), luka pada sudut bibir (-), bibir
pecah-pecah (-), gusi berdarah (-), mulut
kering(-).
Tenggorokan : Sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-).
6
Sistem respirasi : Sesak nafas (-), batuk (-), dahak (-), batuk
darah (-), mengi (-), tidur mendengkur (-)
Sistem kardiovaskuler : Sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada
(-), berdebar-debar (-)
Sistem gastrointestinal : Mual (+), muntah (+), perut mules (-), diare
(-), nyeri ulu hati (+), nafsu makan menurun
(+), BAB keras (-), BB turun (-).
Sistem muskuloskeletal : Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-),
badan lemas (+)
Sistem genitourinaria : Sering kencing (-), nyeri saat kencing (-),
keluar darah (-), berpasir (-), kencing nanah (-),
sulit memulai kencing (-), warna kencing
kuning keruh, anyang-anyangan (-), pekat (-),
berwarna seperti teh (-).
Ekstremitas: Atas : Luka (-), flapping tremor (-), kesemutan (-),
bengkak(-), sakit sendi (-), panas (-),
berkeringat (-), palmar eritema (-)
Bawah : Luka (-), tremor (-), ujung jari terasa dingin (-),
kesemutan di kedua kaki (-), sakit sendi (-),
bengkak (-) kedua kaki
Sistem neuropsikiatri : Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (-),
mengigau (-), emosi tidak stabil (-)
Sistem Integumentum : Kulit kuning (-), pucat (-), gatal (-)
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 12 Juni 2011. Di melati III kamar 7
bed B.
1. Keadaan Umum : sakit sedang, kompos mentis, gizi kesan cukup.
2. Tanda vital : Tekanan darah : 150/90 mmHg
Frekuensi nafas : 20 x/menit, kussmaul (-), Cheyne
Stokes (-)
7
Nadi : Frekuensi 100x/menit, reguler, isi
dan tegangan cukup, equal
Suhu : 36,70C per axiller
3. Status Gizi : BB 65 kg
TB 170 cm
BMI 65 / (1,7)2 = 22,5 kg/m2 kesan normoweight
RBW 65/(170-100)x100%= 92,8% (normoweight)
Kebutuhan kalori 65x30 kal= 1950 kal
Lingkar pinggang = 82 cm
Lingkar perut = 85 cm
Lingkar panggul = 85 cm
4. Kulit : Ikterik (-), ekhimosis di kaki (-), turgor (+) normal,
kulit kering (-).
5. Kepala : Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah
rontok (-), mudah dicabut (-), luka (-)
6. Wajah : Moon face (-), atrofi musculus temporalis (-)
7. Mata : Konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), mata
cowong (-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil
isokor dengan diameter 3mm/3mm, reflek cahaya
(+/+) normal, edema palpebra(-/-), strabismus (-/-),
arcus senilis (-/-)
8. Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-),
gangguan fungsi pendengaran (-/-)
9. Hidung : Epistaksis (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-),
fungsi pembau baik
10. Mulut : Sianosis (-), gusi berdarah (-), mukosa basah (+), bibir
kering (-), sariawan (-), pucat (-), lidah kotor (-), tepi
lidah hiperemis (-), lidah tremor (-), papil lidah atropi
(+), luka pada sudut bibir (-), foetor ex ore (-), pharyng
hiperemis (-), tonsil (T1/T1).
8
11. Leher : JVP normal (R+2 cm H2O); trakea di tengah, simetris;
pembesaran limfonodi (-), KGB tidak membesar.
12. Thoraks : Bentuk normochest, simetris, atrofi musculus
pectoralis (-/-), retraksi interkostalis (-), retraksi
supraklavikula (-), spider nevi (-), pernafasan
thorakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran
kelenjar getah bening aksilla(-), rambut ketiak rontok
(-/-).
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kanan atas : SIC II linea parasternal
kanan
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea
parasternal kanan
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternal kiri
Batas jantung kiri bawah : SIC V 2 cm medial
linea midclavicula kiri
Pinggang jantung : SIC III linea parastrenal kiri
→ kesan : batas jantung kesan tidak melebar.
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas murni, reguler, HR
96x/menit, bising (-), gallop (-).
Pulmo :
Depan
Inspeksi Statis : normochest, simetris, sela iga tidak melebar,
iga tidak melebar
Dinamis : pengembangan dada kanan = kiri, sela iga
tidak melebar, retraksi interkostalis (-),
retraksi supraklavikula (-).
Palpasi Statis : Simetris
Dinamis : pergerakan kanan = kiri,
9
fremitus raba kiri = kanan
Perkusi kanan : Sonor, redup pada batas relatif paru-hepar
pada SIC V linea medioclavicularis dextra
Pekak pada batas absolut paru hepar
Kiri : Sonor, sesuai batas paru jantung pada SIC VI
linea medioclavicularis sinistra
Auskultasi Kanan : suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing (-), ronki basah kasar (-), ronki
basah halus (-).
Kiri : suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing (-), ronki basah kasar (-), ronki
basah halus (-).
Belakang
Inspeksi Statis : normochest, simetris, sela iga tidak
melebar, retraksi (-)
Dinamis : pengembangan dada kanan = kiri, sela iga
tidak melebar, retraksi intercostalis (-)
Palpasi Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-)
Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kiri =
kanan
Perkusi Kanan
Kiri
:
:
Sonor
Sonor
Auskultasi Kanan : suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing (-) ronki basah kasar (-), ronki
basah halus (-).
Kiri : suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing(-), ronki basah kasar (-), ronki
basah halus (-).
13. Punggung : kifosis (-), lordosis (-), skoliosis(-), nyeri ketok
kostovertebra (-) bengkak (-).
10
14. Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sama tinggi dari dinding dada, distended
(-), venektasi (-), sikatriks (-), striae (-), vena kolateral
(-), hernia umbilikalis (-)
Auskultasi : peristaltik (+), bising usus (+) normal
Perkusi : tympani, ascites (-), pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : dinding perut supel, nyeri tekan (+) region
epigastrium, hepar dan lien tidak teraba
15. Genitourinaria : ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
16. Kelenjar getah bening inguinal : KGB inguinal tidak membesar
17. Ekstremitas :
Extremitas superior Extremitas inferiorDextra Sinistra Dextra Sinistra
*Edema - - - -*Sianosis - - - -*Pucat - - - -*Akral dingin - - - -*Luka - - - -*Deformitas - - - -*Ikterik - - - -*Petekie - - - -*Kuku pucat - - - -*Clubing finger - - - -*Hiperpigmentasi - - - -*Fungsi motorik 5 5 5 5*Fungsi sensorik Normal Normal Normal Normal*Reflek fisiologis +2 +2 +2 +2*Reflek patologis - - - -
11
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium Darah
HEMATOLOGI RUTIN
11/06/2011 12/06/2011SATUAN RUJUKAN
Hb 7,3 8,7 g/dl 13,5-17,5Ht 22 25,8 33-45AL 9,0 7,5 103/l 4,5-14.5AT 150 200 103/l 150-450AE 2,87 3,02 106/l 4,5-5,9Gol.darah ABINDEX ERITROSITMCV 76,4 /um 80,0-96,0MCH 25,3 Pg 28,0-33,0MCHC 33,1 g/dl 33,0-36,0RDW 14,4 % 11,6-14,6HDW 3,0 g/dl 2,2-3,2MPV 6,4 Fl 7,2-11,1PDW 60 % 25-65HITUNG JENISEosinofil 0,70 % 0,00-4,00Basofil 0,20 % 0,00-2,00Neutrofil 80,0 % 55,00-80,00Limfosit 9,60 % 22,00-44,00Monosit 4,80 % 0,00-7,00LUC 1,40 % -Retikulosit 1,09 % 0,50 – 1,50HEMOSTASISPT 14,1 Detik 10,0-15,0APTT 40 Detik 20,0-40,0INR 1,040KIMIA KLINIKGDS 128 mg/dl 60 – 140SGOT 19 U/L 0 – 35
SGPT 30 U/L 0 – 45
Gamma GT U/L <55Alkali Fosfatase u/l 53-128Bil. Total mg/dl 0-1.00
12
Bil. Direk mg/dl 0-0.30Bil. Indirek mg/dl 0 - 0.70Prot Total 5,60 g/dl 6.4 - 8.3Albumin 2,60 g/dl 3.5 - 5.2Globulin 3,0 g/dl -Kreatinin 13,2 14,6 mg/dL 0,9 - 1,3
Ureum 230 210 mg/dL < 50
Asam urat 11,5 mg/dl 2.4 - 6.1
Kolest. Total 131 mg/dl 50 – 200
HDL-Kolesterol 33 mg/dl 31 – 63
LDL-Kolesterol 61 mg/dl 70-165
Trigliserid 150 mg/dl <150
Saturasi transferin 10 % 15-45
ELEKTROLIT
Natrium 126 127 mmol/ L 136-145
Kalium 5,1 4,7 mmol/ L 3,3-5,1Klorida 104 98 mmol/ L 96-106Calsium ion mmol/ L 1.17-1.29SEROLOGI HEPATITISHBsAg - Negative
B. Pemeriksaan Urinalisa
Pemeriksaan 12/06/2011 Satuan Rujukan
Makroskopis
Warna Yellow - -
Kejernihan Sl.Cloudy - -
Kimia Urin
Berat Jenis 1,015 - 1,015-1,025
pH 5,0 - 4,5-8,0
Leukosit Negatif /µl Negatif
13
Nitrit Negatif Negatif
Protein 500 Mg/dl Negatif
Glukosa Normal Mg/dl Normal
Keton Negatif Mg/dl Negatif
Urobilinogen Normal Mg/dl Normal
Bilirubin Negatif Mg/dl Negatif
Eritrosit 250 /µl Negatif
Mikroskopis
Leukosit 32,1 /µl 0-7,4
Leukosit 6 /lpb 0-12
Epitel
Epitel Squamosa 0-1 /lpb Negatif
Epitel
Transisional
- /lpb Negatif
Epitel Bulat - /lpb Negatif
Silinder
Hialin 0 /lpk 0-3
Granulated 0-2 /lpk Negatif
Leukosit - /lpk Negatif
Small round cell 7,1 /ul 0,0-0,0
Mucus 0,00 /ul 0.0-0.0
Sperma 0,0 /ul 0,0-0,0
Konduktivitas 4,9 Ms/cm 3,6-32,0
Lain-lain Eritrosit 27-
40/LPB
Bakteri (+)
C. EKG 10 Juni 2011
Kesan: Sinus ritme 100x/menit
14
IV. RESUME
± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh mual
muntah. Mual dirasakan hilang timbul dan mendadak. Mual disertai
dengan keluhan nyeri perut di ulu hati, nafsu makan menurun, keringat
dingin, pusing, nggliyer terutama perubahan posisi dari tidur ke duduk
atau berdiri, kepala terasa berat, leher cengeng, lemas di seluruh badan,
dan mata berkunang-kunang. Nyeri perut dirasakan seperti ditusuk-tusuk,
terasa perih, panas, sebah, dan kembung. Nyeri juga tidak berkurang
dengan pemberian makanan. Mual disertai dengan muntah. Muntah ± 3
kali perhari sebanyak @ ½-1 gelas belimbing, Isi dan warna muntahan
sesuai dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pasien. Mual
dan muntah memberat jika mencium bau-bauan yang merangsang. Mual
dan muntah tidak berkurang dengan pemberian makanan maupun
minuman. Mual dan muntah berkurang dengan pemberian promag. Pasien
mengaku sering terlambat makan . Karena keluhan semakin memberat,
oleh keluarga pasien dibawa ke RS Medika Mulya. Di sana pasien dirawat
dan diberi obat-obatan. Pasien juga dicek laboratorium, hasilnya pasien
didiagnosa dyspepsia dan penyakit ginjal lalu dirujuk ke RSUD Dr.
Moewardi untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh nyeri
kepala, nyeri terasa berdenyut yang sifatnya hilang timbul. Nyeri semakin
bertambah jika pasien melakukan aktivitas seperti berjalan dan berkurang
sedikit dengan istirahat. Pasien juga merasa leher cengeng dan nggliyer.
Lalu pasien memeriksakan diri ke puskesmas dekat tempat tinggalnya,
pasien ditensi dan didiagnosa hipertensi. Pasien diberi obat, namun tidak
rutin minum obat tersebut dan tidak pernah kontrol rutin.
± 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri di ulu
hati seperti ditusuk-tusuk, terasa perih, panas, sebah, dan kembung, dan
mudah kenyang bila diberi makanan. Nyeri berkurang dengan pemberian
promag, nyeri bertambah jika pasien makan makanan yang pedas dan
terlambat makan. Nyeri disertai dengan mual, muntah, dan nafsu makan
15
menurun. Badan terasa lemas, lungkrah. Diperiksakan ke dokter dan
dikatakan maag-nya kambuh diberi obat dan sembuh.
± 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan nyeri
ulu hati yang sama seperti akhir-akhir ini, disertai dengan mual, tapi tidak
muntah. Pasien mengaku sering terlambat makan. Periksa ke dokter dan
dikatakan sakit maag.
Pada pemeriksaan fisik 12 Juni 2011 didapatkan tekanan darah=
150/90 mmHg ; conjungtiva pucat ; papil lidah atrofi ; nyeri tekan regio
epigastrium.
Pada pemeriksaan laboratorium 11 Juni 2011 didapatkan
didapatkan : Hb = 7,3 g/dl ; Ht = 22 % ; AE = 2,87. 106/l ; Protein total =
5,60 g/dl ; Albumin = 2,60 g/dl ; Ureum = 230 mg/dl ; Creatinin = 13,2
mg/dl ; Asam urat = 11,5 mg/dl. Pada pemeriksaan laboratorium 12 Juni
2011 didapatkan didapatkan : Hb = 8,7 g/dl ; Ht = 25,8 % ; AE = 3,02.
106/l ; Ureum = 210 mg/dl ; Creatinin = 14,6 mg/dl.
Pada pemeriksaan urinalisa 11 Juni 2011 didapatkan : protein 500
mg/dl ; Eritrosit = 250/ul ; Leukosit = 32,1/ul.
V. DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesis
1. Mual
2. Muntah
3. Nyeri ulu hati
4. Nafsu makan turun
5. Keringat dingin
6. Nggliyer
7. Kepala berat
8. Leher cengeng
9. Lemas
10. Mata berkunang-kunang
16
Pemeriksaan Fisik
11. Tekanan darah = 150/90
12. Conjungtiva pucat
13. Papil lidah atrofi
14. Nyeri tekan epigastrium
Pemeriksaan Penunjang
15. Hb = 7,3 g/dl ; 8,7 g/dl
16. Ht = 22 % ; 25,8 %
17. AE = 2,87. 106/l ; 3,02. 106/l
18. Protein total = 5,60 g/dl
19. Albumin = 2,60 g/dl
20. Creatinin = 13,2 mg/dl ; 14,6 mg/dl
21. Ureum = 230 mg/dl ; 210 mg/dl
22. Asam urat = 11,5 mg/dl
VI. ANALISIS DAN SINTESIS
1. Abnormalitas1,2,3,4,5,9,14 dispepsia mixed type
2. Abnormalitas1,2,4, 7,8,10,11,13,18,19,20,21klinis CKD stage V
3. Abnormalitas 5,6,9,10,12,13,15,16,17 anemia normositik
normokromik
4. Abnormalitas 11 hipertensi stage I
5. Abnormalitas 18,19 hipoalbuminemia
6. Abnormalitas 22 hiperuresimia
17
VII. PROBLEM DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Problem I : Dispepsia mixed type
Ass : Mencari etiologi DD:
- Sindrom uremicum
- Gastritis ulceratif
- Ulkus peptikum
- GERD
IpDx : Endoskopi
IpTx : - Inj ondancentron 1amp/12 jam
- Inj ranitidine 1 amp/12 jam
- Antasida syrup 3xCI
- Sukralfat tab 3x1
IpMx : KUVS per hari
IpEx : Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang
penyakitnya, mengurangi makanan yang merangsang
Prognosis :
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad vitam : dubia ad bonam
2. Problem II : Klinis CKD Stage V
Ass : etiologi DD: - AKI
- Acute on CKD
- CKD
Ip.Dx : foto polos BNO, USG ginjal, renogram
Ip.Tx :
Bed rest tidak total
O2 3 liter/menit
Diet ginjal nasi tim 1900 kkal, diet rendah protein
40 g/hari
IVFD D5% 16 tpm mikro
18
Inj furosemid 1amp/24 jam
CaCO3 3x1
Asam folat 3x1
Hemodialisa
Ip.Mx : vital sign/24 jam; diet hanya dari rumah sakit; balance
cairan seimbang/24jam; cek DR3 (Hb,Ht,AE,AL,AT),
elektrolit, ureum, kreatinin post HD.
Ip.Ex : Penjelasan pasien dan keluarga tentang penyakitnya dan
komplikasi yang mungkin terjadi
Prognosis :
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad vitam : dubia ad malam
3. Problem III : Anemia Normositik Normokromik
Ass : Morfologi
Etiologi DD
- Defisiensi eritropoeitin et causa kelainan ginjal
- On Chronic Dissease
- Perdarahan
IpDx : GDT, Pemeriksaan feses, SI, TIBC, ferritin
IpTx : Trasnfusi PRC 1 kolf, premed lasix 1 ampul
IpMx : KUVS per hari, cek DR 3 (Hb,Ht,AE,AL,AT) post
transfusi
IpEx : Edukasi tentang penyakit dan komplikasinya
Prognosis :
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad vitam : dubia ad bonam
19
4. Problem IV : Hipertensi Stage I
Ass : Komplikasi
- retinopati hipertensi
- HHD
IpDx : Funduskopi, foto thoraks PA
Ip Tx : - diet rendah garam <5 g/hari
- captopril 3x25 mg
Ip Mx : KUVS per hari
Ip Ex : penjelasan tentang penyakit pasien, tidak mengkonsumsi
makanan dari luar RS.
Prognosis :
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad vitam : dubia ad bonam
5. Problem V : Hipoalbuminemia
Ass : Etiologi
- Intake kurang
- Albuminuria
- Penyakit kronis
IpDx : USG abdomen, SPE
IpTx : Diet ekstra putih telur
IpMx : Cek albumin, awasi terjadinya odema, KUVS perhari
IpEx : Edukasi tentang komplikasi penyakitnya
Prognosis :
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad vitam : dubia ad bonam
20
6. Problem V : Hiperurisemia
Ass : etiologi
- Eksresi kurang
- Produksi berlebih
IpDx : asam urat urin 24 jam
IpTx : - diet rendah purin
- Allopurinol 100 mg 0-0-0-1
IpMx : cek asam urat
IpEx : kurangi makanan mengandung asam urat (jeroan, kacang-
kacangan), Edukasi tentang penyakit dan komplikasinya
Prognosis :
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad vitam : dubia ad bonam
21