senyawa hidrokarbonosis.man2kotamalang.sch.id/wp-content/uploads/2020/11/xi... · 2020. 11. 24. ·...
TRANSCRIPT
-
0
-
1
Senyawa Hidrokarbon
A. Keunikan Atom Karbon
Pada tahun 1850, ilmu kimia yang mempelajari senyawa yang berasal dari
makhluk hidup disebut kimia organik. Definisi ini mulai pudar pada sekitar
tahun 1900, karena pada saat itu para ahli kimia banyak minsintesis
senyawa-senyawa baru yang bukan berasal dari makhluk hidup Tetapi unsur
penyusunnya sama dengan senyawa yang berasal dari makhluk hidup. Pada
waktu itu, kimia organik didefinisikan sebagai kimia senyawa karbon.
Meskipun karbon hanyalah salah satu unsur dari sekian banyak unsur
dalam sistem periodik, tetapi atom karbon dapat terikat secara kovalen
dengan atom karbon lain dan terhadap unsur-unsur lain menurut beragam
cara sehingga dapat membentuk begitu banyak senyawa yang jumlahnya
hampir tak terhingga. Hal inilah yang menyebabkan atom karbon begitu unik,
sehingga senyawa-senyawanya menjadi salah satu bagian utama dalam studi
kimia.
B. Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang terdiri dari atom karbon (C) dan
atom hidrogen (H). Ditinjau dari ikatan antara atom karbonnya, senyawa
hidrogen dapat digolongkan menjadi hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal) dan
hidrokarbon tidak jenuh (terdapat ikatan rangkap baik rangkap dua atau
tiga).
-
2
H I D R O K A R B O N
J E N U H T I D A K J E N U H
Alkana
Hidrokarbon rantai terbuka dengan
semua ikatan antar atom karbonnya
tunggal.
Rumus umum: CnH2n+2
Alkena
Hidrokarbon rantai terbuka mempunyai
sebuah ikatan rangkap dua.
Rumus umum: CnH2n
Sikloalkana
Alkana dengan rantai tertutup
(melingkar)
Rumus umum: CnH2n
Alkuna
Hidrokarbon rantai terbuka mempunyai
sebuah ikatan rangkap tiga.
Rumus umum: CnH2n-2
Alkadiena
Hidrokarbon rantai terbuka memiliki dua
buah ikatan rangkap dua.
Rumus umum: CnH2n-2
Message:
• Tatanama Alkana
Tatanama alkana menjadi dasar penamaan senyawa karbon
lainnya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami. Namun
sebelumya harus diketahui terlebih dahulu nama-nama alkana
setidaknya dari C1 hingga C10 dan nama-nama gugus alkil (alkana
yang kehilangan satu H).
N A M A – N A M A A L K A N A
CH4 Metana C6H14 Heksana
C2H6 Etana C7H16 Heptana
C3H8 Propana C8H18 Oktana
-
3
C4H10 Butana C9H20 Nonana
C5H12 Pentana C10H22 Dekana
Minum – Es – Pake – Bubur – Pen – Heks – Hep – Okelah – Nona –
Deka
N A M A – N A M A A L K I L
Metil
Etil
Propil
Isopropil
Butil
Isobutil
Sek - butil
Ter - butil
• Aturan Tatanama Alkana
1. Jika rantai karbon tak bercabang, makan ama alkananya sesuai
dengan jumlah atom karbon dengan diberi awalan normal (n).
Contoh:
n-pentana
2. Jika rantai karbon bercabang:
a) Tentukan rantai karbon terpanjang dan ini merupkan nama
alkananya.
b) Gugus atom yang tidak terletak dalam rantai karbon
terpanjang merupakan gugus alkil.
c) Penomoran atom karbon terpanjang dibuat sedemikian rupa
agar gugus-gugus alkil mempunyai nomor sekecil mungkin.
Contoh:
2-metilpentana
3-etilheksana
-
4
3. Jika terdapat lebih dari satu kemungkinan rantai karbon terpanjang,
maka pilihlah yang mempunyai gugus alkil yang kecil-kecil (banyak
tidak masalah, yang penting kecil-kecil). Nama alkil yang tidak
sejenis dituliskan boleh dengan urutan abjad atau kesederhanaan
alkil (metil, etil, dsb).
Contoh:
3-etil-4-metilpentana
(2-metil-3-etilpentana)
4. Jika satu atom karbon pada rantai terpanjang mengikat dua gugus
alkil maka penulisan nomornya harus diulang. Alkil – alkil yang
sejenis penulisan namanya digabung dengan memakai awalan di
(dua), tri (tiga), tetra (empat), dst.
Contoh:
3,5-dimetilheptana
5. Dalam penomoran atom karbon terpanjang yang mengandung lebih
daru satu gugus alkil, jumlah nomor seluruh alkil dipilih yang paling
kecil.
Contoh:
3,3,4-trimetilheksana (tidak dipilih 3,4,4)
Bila jumah nomor seluruh alkil sama, maka dipilih yang awalannya
kecil.
Contoh:
2,5,5-trimetilheptana (tidak dipilih 3,3,6)
-
5
6. Jika ada dua kemungkinan penomoran rantai karbon terpanjang,
maka gugus alkil yang besar diberi nomor yang lebih kecil.
Contoh:
2-etil-5-metilheptana
(5-metik-2-etilheptana)
• Isomer Senyawa Hidrokarbon
Isomer adalah rumus molekul sama tetapi berbeda rumus strukturnya.
Cara menuliskan isomer:
1. Tulislah mulai dari rantai tanpa cabang (alkena dan alkuna
dengan merubah posisi ikatan rangkap 3 atau rangkap 3)
2. Potong 1 C dari rantai tanpa cabang (no. 1), untuk membuat
cabang metil.
3. Rubah posisi cabang pada rantai utama
Potong 2 C dari rantai tanpa cabang (no. 1), untuk membuat
cabang: 2 buah metil atau 1 buah etil rubah posisi cabang pada
rantai utama, dst.
*NB: Masing-masing isomer harus memiliki nama berbeda.
Pada dasarnya terdapat dua jenis utama dari isomer yang akan
dibagi lagi dalam sub kategori di dalamnya. Jenis utama dari isomer
yaitu isomer struktur dan ruang. Isomer struktur merupakan senyawa
kimia dengan struktur yang berbeda namun memiliki komposisi atom
dan rumus molekul yang sama.
Pada isomer struktur, perbedaan struktur kimia dapat disebabkan
oleh perbedaan gugus fungsi yang terikat ataupun penataan atom
dalam senyawa tersebut. Perbedaan struktur isomer menyebabkan
-
6
senyawa tersebut memiliki perbedaan tata nama secara IUPAC.
Struktur yang berbeda dapat disebabkan karena beberapa hal, oleh
karena itu dalam isomer struktur terbagi lagi menjadi beberapa jenis
yang didasarkan pada penyebab perbedaan struktur senyawa tersebut.
Sedangkan untuk ruang atau stereoisomer merupakan jenis isomer
dengan rumus kimia yang sama namun memiliki perbedaan letak atom
yang terikat dalam molekul tersebut dalam orientasi 3 dimensi. Hal
itulah mengapa jenis isomer ini disebut stereoisomer dimana
perputaran ikatan dalam molekul berpengaruh terhadap jenis
isomernya.
I S O M E R S T R U K T U R
Isomer Rantai/Ragka Isomer Posisi Isomer Fungsi
Isomer rantai adalah isomer zat-zat yang segolongan, Tetapi
mempunyai rantai karbon berbeda. Contoh:
Butana dengan 2-metil propana
Isomer posisi adalah isomer zat-zat yang
segolongan, Tetapi letak gugus fungsinya berbeda.
Contoh: 1-butena dengan 2-butena Nb: Alkana tidak memiliki
isomer posisi.
Isomer zat-zat yang tidak segolongan Tetapi
memiliki rumus molekul sama.
Contoh: 1-butanol dengan etoksi etana
I S O M E R S T R U K T U R
Isomer Geometrik Isomer Optik
Isomer geomterik dimiliki oleh senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua (-C=C-) dan mengikat dua gugus berbeda
secara simetris.
Isomer cis (Z)
Isomer trans (E)
Isomer optik hanya dimiliki oleh senyawa yang mempunyai atom C asimetris yaitu
atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda.
Senyawa yang mempunyai atom C
asimetris mempunyai sifat optis aktif yakni dapat memutar bidang cahaya
terpolarisasi. Dekstro(d): putar kanan
Levo(l): putar kiri Jumlah isomer optis = 2n; n adalah
jumlah atom C kiral.
C. Reaksi-Reaksi pada Hidrokarbon
a) Reaksi substitusi: penggantian atom atau gugus atom dengan atom atau
gugus atom lain.
-
7
Ciri-ciri:
• tidak ada perubahan ikatan(tunggal tetap tunggal/ ganda tetap ganda).
• pereaksi lebih dari satu zat dan hasil reaksi juga lebih dari satu zat.
Contoh:
1. CH3-CH2-CH2-Cl + NaOH CH3-CH2-CH2-OH + NaCl1-kloro propana 1-propanol
2. CH3-CH2-OH + PCl5 CH3-CH2-Cl + POCl3 + HCletanol kloro etana
3. CH3-CH2-OH + H-C-OH H-C-O-CH2-CH3 + H2Oetanol etil metanoat
H2SO4
asam metanoat
O O
b) Reaksi eliminasi: pembentukan molekul tak jenuh dengan melepaskan
molekul lainnya.
Ciri-ciri:
• Ikatan tunggal menjadi rangkap
• hasil reaksi lebih dari satu zat.
Contoh:
Reaksi haloalkana dengan alkoksida/alkanolat menghasilkan
alkena(dari haloalkana) dan alkohol(dari alkoksida). Reaksi tergolong
reaksi eliminasi dan berlaku kaidah Zaytzeff:
-
8
Catatan:
• Haloalkana: 1 atau lebih atm H dari alkana disubstitusi dengan
halogen.
• Gugus fungsi: atom atau kumpulan atom yang menentukan sifat
dari senyawa turunan alkana.
Contoh: -OH(alkohol); -Br(haloalkana); -COOH(asam karboksilat);
-CHO(asam karboksilat); -O-(eter); -COO-(ester); -CO-(keton)
Contoh: reaksi antara 2-kloro butana dengan kalium metoksida/kalium
metanolat
Reaksi dehidrasi: alkohol dengan asam sulfat dipanaskan pada suhu
180oC. Reaksi tergolong reaksi eliminasi dan berlaku kaidah Zaytzeff:
”atom H yang dilepas adalah atom H yang terletak pada C tetangga dari
atom C yang mengikat gugus fungsi(-OH), tetapi dengan atom H lebih
sedikit”
Contoh:
Reaksi haloalkana dengan basa:Reaksi tergolong reaksi eliminasi dan
berlaku kaidah Zaytzeff: ”atom H yang dilepas adalah atom H yang
terletak pada C tetangga dari atom C yang mengikat gugus fungsi(-
halogen), tetapi dengan atom H lebih sedikit”
Contoh:
c) Reaksi adisi: penggabungan dua molekul atau lebih menjadi molekul yang
lebih besar, disertai berkurangnya ikatan rangkap dari salah satu molekul
yang bereaksi.
Ciri-ciri:
-
9
• Ikatan rangkap menjadi tunggal atau rangkap 3 menjadi rangkap
atau rangkap 3 menjadi tunggal.
• hasil reaksi hanya satu zat.
• Atom atau gugus atom pengadisi akan mengadisi pada atom yang
mengandung ikatan rangkap atau rangkap 3.
Contoh:
Aturan Markovnikov dalam kimia organic berkaitan dengan reaksi pada
alkena asimetris(tidak simetris). Alkena asimetris adalah alkena yang
ikatan diantara C rangkap mengikat atom atau gugus atom yang berbeda.
Contoh:
Aturan Markovnikov menyatakan:
“ Pada adisi alkena asimetris dengan HX, maka H dari HX akan
mengadisi pada C rangkap yang mengikat lebih banyak atom H-nya”
Catatan:
• Jika pada C ikatan rangkap mempunyai atom H sama banyak,
maka ditentukan jumlah H dari C tetangga kiri dan kanan C
rangkap.
• Jika dalam H2O2 maka anti Markovnikov, maka H dari HX akan
mengadisi pada C rangkap yang mengikat lebih sedikit atom H-
nya
Contoh:
propena dengan HCℓ
-
10
d) Reaksi pembakaran/oksidasi senyawa hidrokarbon.
Pembakaran senyawa hidrokarbon menghasikan gas karbondioksida dan
uap air.
Contoh:
D. Kegunaan Hidrokarbon dan Senyawa Organik
• Sifat-sifat Senyawa hidrokarbon
a) Wujud zat pada suhu kamar:
Rentang Jumlah C Wujud
1 s.d. 4 Gas
5 s.d. 17 Cair
18 atau lebih Padat
b) Kereaktifan: alkana < alkena < alkuna
c) Hidrokarbon tak jenuh dapat menghilangkan warna air brom(kuning)
karena adanya pemutusan ikatan rangkap atau rangkap 3 menjadi
tunggal(terjadi reaksi adisi oleh brom menjadi senyawa haloalkana)
d) Titik didih:
• Semakin besar Mr semakin tinggi titik didih
-
11
Contoh: 2-metil butana mempunyai titik didih lebih tinggi daripada
butana
• Jika Mr sama, maka semakin banyak cabang semakin kecil titik
didihnya. Semakin banyak cabang kecenderungan non polar semakin
besar, sehingga gaya antar molekulnya semakin kecil, sehingga titik
didih semakin rendah.
Contoh: Urutan titik didih: 2,2-dimetil propana < 2-metil butana < n-
pentana
• Jika berisomer geometris, maka cis lebih tinggi titik didihnya daripada
trans, karena Cis lebih polar sehingga gaya antar molulnya lebih kuat.
Contoh: Titik didih Cis-2-butena(3,7oC) lebih tinggi daripada trans-2
butena(0,8oC)
- Kegunaan Senyawa Hidrokarbon:
1. Alkana sebagai bahan bakar:
• Metana merupakan senyawa utama LNG(Liquefied Natural Gas) untuk
bahan bakar industri dan rumah tangga
• Alkana dengan jumlah C: 2 s.d. 5 merupakan senyawa dalam
LPG(Liquefied Natural Gas) untuk bahan bakar rumah tangga.
• Oktana merupakan komponen utama dalam bensin untuk bahan bakar
kendaraan bermotor.
2. Alkana dapat digunakan sebagai pelarut senyawa non polar.
3. Lilin dan aspal adalah senyawa karbon suku tinggi(Jumlah C lebih dari 20)
• Lilin untuk industri batik
• Aspal untuk pengerasan jalan.
4. Cis-2-metil-1,3-butadiena merupakan monomer dari karet alam untuk ban
kendaraan.
Trans-2-metil-1,3-butadiena merupakan monomer dari perca untuk bahan
insulasi.
5. Etena(etilena) merupakan monomer dari plastik yang disebut
polietena/polietilena
Propena(propilena) merupakan monomer dari plastik yang disebut
polipropena/polipropilena.
6. Etuna(asetilena) untuk pengelasan logam.
-
12
Minyak Bumi dan Gas Alam
A. Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan komoditas hasil tambang yang sangat penting
peranannya dalam kehidupan manusia, terutama sebagai sumber energi.
Bahan bakar mulai dari elpiji, bensin, solar, hingga kerosin; serta material
seperti lilin parafin dan aspal; dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan
untuk pembuatan plastik, karet sintetis, deterjen, obat-obatan, dan lainnya
dihasilkan dari minyak bumi.
• Proses Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari pelapukan sisa-sisa organisme, seperti
tumbuhan, hewan, dan jasad-jasad renik yang tertimbun dalam dasar
lautan bersama lumpur selama jutaan tahun. Lumpur tersebut kemudian
berubah menjadi batuan sedimen dan sisa-sisa organisme mengalami
peruraian menjadi minyak dan gas di bawah tekanan dan suhu tinggi.
Oleh karena berasal dari sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam
sering juga disebut sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil tergolong
sumber daya alam yang tak terbarukan sebagaimana proses
pembentukannya yang sangat lama.
• Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi adalah campuran kompleks yang sebagian besarnya
(sekitar 90 hingga 97%) terdiri dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon
yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana, sedangkan
sisanya adalah sikloalkana, alkena, alkuna, dan senyawa aromatik.
Komponen kecil lainnya selain hidrokarbon adalah senyawa-senyawa
karbon yang mengandung oksigen, belerang, ataupun nitrogen.
Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana suku rendah (C1 – C4)
dengan metana sebagai komponen utamanya. Selain alkana, juga
https://www.studiobelajar.com/usaha-energi-rumus-kinetik-potensial/https://www.studiobelajar.com/senyawa-hidrokarbon/
-
13
terdapat gas lain seperti CO2, O2, N2, H2S, ataupun gas mulia seperti
helium dalam jumlah yang sangat sedikit.
• Pengolahan Minyak Bumi
Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran.
Minyak bumi yang ditemukan biasanya akan bercampur dengan gas alam.
Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam berbentuk cairan kental
hitam dan berbau disebut minyak mentah (crude oil). Minyak mentah ini
masih belum bisa dimanfaatkan secara langsung, oleh karena itu perlu
dilakukan pemurnian (refining) dengan distilasi bertingkat. Prinsip distilasi
ini adalah pemisahan komponen-komponen campuran berdasarkan
perbedaan titik didih sehingga diperoleh kelompok-kelompok komponen
dalam rentang titik didih tertentu yang disebut fraksi-fraksi.
Tabel: Ringkasan Fraksi-fraksi minyak bumi:
Fraksi Jumlah
Atom C
Titik
Didih(oC)
Kegunaan
Gas 1 – 4 (- 160) –
(-30)
Bahan bakar LPG, sumber hidrogen,
bahan baku sintesis senyawa organic
Petroleom
eter
5 – 6 30 - 90 Pelarut, binatu kimia(dry cleaning)
Bensin(gasol
ine)
5 – 12 70 - 140 Bahan bakar kendaraan bermotor
Nafta(bensin
berat)
6 – 12 70 - 170 Bahan baku industri petrokimia(plastik,
karet sintetis, obat, detergen, cat, serat
sintetis, kosmetik)
Minyak 9 – 14 180 - 250 Bahan bakar kompor minyak, bahan bakar
https://www.studiobelajar.com/gas-mulia/
-
14
tanah(kerose
ne)
industry
Avtur 8 – 16 150 - 300 Bahan bakar mesin pesawat terbang
Solar 12 – 18 270 - 350 Bahan bakar mesin diesel, industri
Pelumas(oli) 18 – 22 350 - 500 Pelumas
Parafin/lilin 20 – 30 > 350 Lilin, batik, korek api, pelapis kertas
bungkus, semir sepatu, pengawetan
Aspal 25 ke atas > 500 Pengaspalan jalan, atap bangunan,
lapisan anti korosi, pengedap suara pada
lantai, bahan pelapis anti bocor, bahan
bakar boiler(mesin pembangkit uap panas)
Olahan minyak bumi:
LPG, bahan bakar penerbangan, bensin, plastic, lilin, aspal, solar, dan minyak bakar.
B. Bensin
Bensin merupakan bahan bakar kendaraan bermotor yang memiliki
peranan penting. Di Indonesia, tersedia beberapa jenis bensin, misalnya
premium, pertamax, dan pertamax plus. Setiap jenis bensin memiliki mutu
yang berbeda. Mutu bensin ditentukan oleh efektivitas pembakarannya di
dalam mesin. Hal ini dipengaruhi ketepatan waktu pembakaran sehingga
tidak menimbulkan ketukan (knocking) yang mengganggu gerakan piston
pada mesin. Ketukan dapat mengurangi efisiensi bahan bakar, menyebabkan
mesin mengelitik, dan bahkan merusak mesin.
-
15
Mutu bensin biasanya dinyatakan dengan bilangan oktan (octane
number). Bilangan oktan ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin
sehingga diperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut
kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran berbagai campuran
n-heptana dan isooktana. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana
yang mudah terbakar dan menghasilkan ketukan paling banyak, sedangkan
nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar dan menghasilkan
ketukan paling sedikit.
Sebagai contoh, suatu campuran yang terdiri dari 25% n-heptana dan
75% isooktana akan mempunyai bilangan oktan (25/100 × 0) + (75/100 × 100)
= 75. Jadi, pertamax dengan bilangan oktan 92 akan memiliki mutu bensin
yang setara dengan campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana.
Secara umum, bensin yang mengandung alkana rantai lurus akan memiliki
nilai bilangan oktan lebih rendah dibanding yang mengandung alkana rantai
bercabang, alisiklik, ataupun aromatik. Sebagai contoh, n-heksana memiliki
bilangan oktan 25, sedangkan 2,2-dimetilbutana memiliki bilangan oktan 92.
Fraksi bensin dari hasil penyulingan umumnya mempunyai bilangan oktan
~70 yang tergolong relatif rendah. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk menaikkan bilangan oktan:
▪ Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi menjadi hidrokarbon
rantai bercabang melalui proses reforming;
▪ Menambahkan hidrokarbon alisiklik ataupun aromatik ke dalam campuran
akhir fraksi bensin; atau
▪ Menambahkan zat aditif antiketukan ke dalam bensin sehingga
memperlambat pembakaran bensin. Zat antiketukan yang dapat
digunakan yaitu tel (tetraethyl lead) dengan rumus kimia pb(c2h5)4.
Namun, senyawa timbal (pb) ini merupakan racun yang dapat merusak
otak, sehingga penggunaannya dilarang dan diganti dengan zat
antiketukan lainnya seperti mtbe (methyl tertiary-butyl ether) ataupun
etanol.
-
16
C. Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan.
Zat Pencemar Sumber Dampak Negatif Terhadap Kesehatan
CO Emisi kendaraan berbahan bakar bensin akibat berkurangnya
campuran udara dalam proses pembakaran.
Mengurangi jumlah oksigen dalam darah, mengakibatkan gangguan
berpikir (dalam jumlah kecil), jantung bekerja lebih berat, dan dapat
mengakibatkan pingsan bahkan kematian.
NOX, (NO, NO2) Emisi kendaraan berbahan bakar bensin dan solar akibat proses
pembakaran yang kurang sempurna.
Menimbulkan gangguan jaringan paru-paru sehingga melemahkan
sistem pertahana paru-paru, meningkatkan resiko terkena asma,
dan menimbulkan infeksi saluran pernafasan.
HC Emisi kendaraan bensin dan solar akibat pembakaran tidak sempurna dari proses mesin
yang kurang baik.
Meracuni sistem pembentukan darah merah, tekanan darah tinggi,
menurunkan tingkat kecerdasan anak dan perkembangan mental anak, kelahiran premature, dan mengganggu reproduksi pria.
Pb Emisi kendaraan berbahan bakar bensin bertimbal, contoh bensin beroktan rendah. Bensin jenis ini
ditambah timah hitam (timbal) agar bensin mudah terbakar (98% timbal akan terlepas sehingga mengakibatkan
pencemaran udara).
Mengakibatkan iritasi mata, batuk, rasa ngantuk, bercak kulit, leukimia, kanker paru-paru, dan perubahan
kode genetik.
Upaya yang dapat dilakukan:
1. Memproduksi bensin ramah lingkungan, seperti bensin tanpa aditif Pb.
2. Menggunakan EFI (Electrical Fuel Injection) pada sistem bahan bakar
kendaraan.
3. Menggunakan pengubah katalik pada sistem buangan kendaraan.
4. Melakukan penghijauan atau pembuatan taman dalam kota.
5. Menggunakan bahan bakar yang dapat diperbarui dan lebih ramah
lingkungan.
-
17
Termokimia
A. Termokimia
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari reaksi kimia dan
perubahan energi yang terlibat. Dalam mempelajari termokimia,
diperlukan definisi “sistem” dan “lingkungan”. Sistem adalah segala
sesuatu yang menjadi fokus perhatian kita. Lingkungan adalah segala
sesuatu selain sistem.
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Implikasi hukum ini pada
energi dalam sistem, yaitu perubahan energi dalam, ΔE sama dengan
penjumlahan kalor (q) yang diserap atau dilepas sistem dengan kerja
(w) yang dilakukan atau diterima sistem.
B. Persamaan Termokimia
Dalam suatu perubahan materi, baik perubahan fisika maupun
perubahan kimia (reaksi kimia) selalu disertai dengan perubahan
energi yan berupa perpindahan kalor. Perpindaha kalor pada tekanan
tetap disebut perubahan entalpi (Δ H).
Ditinjau dari perubahan entalpinya, reaksi kimia dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
R E A K S I K I M I A
Reaksi Endoterm Reaksi Eksoterm
Reaksi yang memerlukan energi
(menyerap kalor).
Kalor berpindah dari lingkungan ke
sistem.
Δ H = (+)
Reaksi yang menghasilkan energi
(melepas kalor).
Kalor berpindah dari sistem ke
lingkungan.
Δ H = (-)
Persamaan kimia yang dilengkapi dengan harga DH disebut
persamaan termokimia. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai
persamaan termokimia sebagai berikut:
1. Pada persamaan termokimia yang sudah setara, koefisien
reaksi bukan saja menunjukkan perbandingan mol Tetapi
sudah menyatakan jumlah mol.
2. Bila persamaan termokimia dibalik, tanda ΔH harus dibalik.
3. Bila persamaan termokimia dikali x, harga ΔH harus dikali x.
4. Bila beberapa persamaan termokimia dijumlahkan, harga ΔH
harus dijumlahkan.
C. Pengukuran Perubahan Entalpi
https://www.studiobelajar.com/materi-kimia-sma-kelas-10-11-12/https://www.studiobelajar.com/usaha-energi-rumus-kinetik-potensial/https://www.studiobelajar.com/suhu-dan-kalor/
-
18
Perubahan entalpi (ΔH) dapat diukur dengan menggunakan alat
kalorimeter. Kalorimeter merupakan sistem terisolasi (tidak ada
perpindahan materi dan energi dengan lingkungan). Jika dianggap
keseluruhan kalorimeter adalah sistem, maka qsistem = 0. Dengan
mengukur perubahan temperatur (ΔT), dapat dihitung jumlah kalor (q)
yang terlibat dalam reaksi di dalam kalorimeter sebagaimana rumus:
D. Jenis-Jenis Entalpi Reaksi
Terdapat berbagai jenis entalpi reaksi, misalnya entalpi
pembentukan, entalpi pembakaran, entalpi penguraian, entalpi
penguapan, entalpi pentralan, dan entalpi pelarutan. Pada kali ini, kita
akan membahas mengenai entalpi pembentukan dan entalpi
pembakaran.
E N T A L P I R E A K S I
Entalpi Pembentukan
ΔHf
Entalpi Pembakaran
ΔHc
Perubahan entalpi pada pembentukan 1
mol suatu senyawa dari unsur-
unsurnya.
Perubahan entalpi reaksi pembakaran 1 mol suatu zat dengan gas O2.
-
19
E. Hukum Hess
Perubahan entalpi (DH) merupakan fungsi keadaan, yaitu hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir. Dari sifat DH ini, maka Hess
mengemukakan suatu hukum sebagai berikut:
“Harga DH tidak bergantung pada jumlah tahap reaksi.”
Dengan demikian, DH suatu reaksi dapat dihitung berdasarkan
beberapa DH dari reaksi lain yang sudah diketahui.
F. Energi Ikatan Rata-Rata
Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang diperlukan
untuk memutuskan satu mol ikatan antaratom dalam fase gas.
Contoh: H – H (g) → 2H (g) ΔH = energi ikatan rata-rata H2
Bila energi ikatan rata-rata untuk setiap ikatan yang ada dalam
suatu reaksi diketahui, maka perubahan entalpi reaksi tersebut dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ΔHr = ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 − ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
-
20
Laju Reaksi
A. Pengertian Laju Reaksi dan Kemolaran:
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang
berlangsung per satuan waktu.
• Berdasarkan pereaksi: pengurangan konsentrasi pereaksi tiap satuan waktu.
Hal ini disebabkan dengan bertambahnya waktu reaksi, maka semakin
berkurang konsentrasi pereaksi
• Dinyatakan berdasar pada hasil reaksi: penambahan konsentrasi hasil reaksi
tiap satuan waktu.
Hal ini disebabkan dengan bertambahnya waktu reaksi, semakin bertambah
konsentrasi hasil reaksi.
Contoh:
A + B → C
Laju reaksi dari reaksi tersebut dapat dinyatakan:
• Penambahan konsentrasi C tiap satuan.
• Pengurangan konsentarsi A tiap satuan waktu
• Pengurangan konsentarsi B tiap satuan waktu
Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan
tiap detik reaksi. Molaritas ialah ukuran yang menyatakan banyak mol zat terlarut
dalam satu liter larutannya di simbolkan [X].
B. Rumus dan Persamaan Laju Reaksi
v = laju reaksi;
k = konstanta laju reaksi; dan
[ A ] = konsentrasi pereaksi A.
[ B ] = konsentrasi pereaksi B
x = orde reaksi terhadap A
𝑣 = 𝑘[𝐴]𝑥𝐵𝑦
-
21
y = orde reaksi terhadap B
x + y = orde reaksi total
NB: Langkah-langkah penentuan orde reaksi yaitu sebagai berikut.
1. Memilih 2 data percobaan yang salah satunya mempunyai konsentrasi yang
sama.
2. Bandingkan 2 data percobaan tersebut dengan memasukkannya ke dalam
persamaan umum laju reaksi.
Contoh:
Logam magnesium direaksikan dengan larutan asam klorida 3M dengan
persamaan reaksi:
Mg(s) + 2HCℓ(aq) → MgCℓ2(aq) + H2(g) sehingga diperoleh data sebagai berikut:
No Suhu(oC) Waktu(detik) Volume gas H2 yang
terjadi(Cm3)
1 27 0 0
2 27 10 14
3 27 20 25
Jika reaksi dilakukan pada suhu 27oC, maka tentukan besarnya laju reaksi
pembentukan gas H2 selama 20 detik!
Jawab:
C. Teori Tumbukan:
Teori tumbukan menyatakan bahwa ketika partikel reaktan yang sesuai saling
bertumbukan, hanya persentase tertentu dari tumbukan yang menyebabkan
perubahan kimia yang nyata atau signifikan.
Perubahan yang berhasil ini disebut sebagai tumbukan yang sukses.
Tumbukan yang sukses memiliki energi yang cukup, juga dikenal sebagai energi
aktivasi, pada saat tumbukan untuk memutus ikatan yang sudah ada sebelumnya
dan membentuk semua ikatan baru.
-
22
Hal ini menghasilkan produk reaksi. Meningkatkan konsentrasi partikel reaktan
atau menaikkan suhu, sehingga menimbulkan lebih banyak benturan dan oleh
karena itu banyak tumbukan yang lebih berhasil, meningkatkan laju reaksi.
Grafik Orde Reaksi:
a. Reaksi orde nol: laju reaksi tetap, tidak bergantung terhadap konsentrasi
pereaksi.
b. Reaksi orde satu: laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksi.
c. Reaksi orde dua: laju reaksi berubah secara kuadrat terhadap konsentrasi
pereaksi.
D. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi:
a. Konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi maka tumbukan antar molekul akan
semakin sering terjadi dan reaksi akan berlangsung semakin cepat.
b. Luas Permukaan Bidang Sentuh, Luas permukaan/ luas permukaan bidang
sentuh: luas permukaan yang bersentuhan dengan pereaksi lain. Luas
permukaan lebih besar berarti terjadi tumbukan antar partikel lebih banyak
terjadi, sehingga laju reaksi lebih besar.
“Serbuk yang tersentuh pereaksi lain lebih banyak dibanding bongkahan.
Bongkahan yang tersentuh pereaksi lain hanya dipermukaan, dan bagian
dalam tidak tersentuh pereaksi lain”.
c. Temperatur, laju reaksi akan semakin cepat bila suhunya naik.
d. Katalisator, merupakan zat yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara
menurunkan energi aktivasi.
-
23
-
24
Kesetimbangan Kimia A. Pengertian Kesetimbangan Kimia:
Jenis Reaksi dibagi menjadi 2:
• Reaksi irreversible/berkesudahan/tidak dapat balik: hasil reaksi tidak dapat
bereaksi/diuraikan kembali menjadi pereaksi semula.
Contoh: NaOH(aq) + HCℓ(aq) →NaCℓ(aq) + H2O(ℓ)
• Reaksi reversible/dapat balik/bolak balik: hasil reaksi dapat bereaksi
kebali/terurai menjadi pereaksi semula.
Contoh:
Reaksi ke kanan merupakan reaksi maju, sedangkan reaksi ke kiri
merupakan reaksi balik.
Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi
reversibel adalah reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik
membentuk reaktan. Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju
sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan
produk-produk tidak berubah lagi.
Reaksi dalam kesetimbangan secara makroskopis tidak mengalami
perubahan karena tidak ada perubahan yang dapat diukur atau diamati.
Tetapi secara mikroskopis(tingkat molekul) reaksi tetap berlangsung. Karena
itu kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis.
B. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia:
• Azas Le Chatelier:
“Jika dalam system kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, maka
kesetimbangan akan bergeser agar pengaruh aksi sekecil mungkin”.
-
25
1) Perubahan konsentrasi
o Penambahan konsentrasi:
-kiri(pereaksi) kesetimbangan geser ke kanan(hasil reaksi)
-kanan(hasil reaksi) kesetimbangan geser ke kiri (pereaksi)
o Pengurangan konsentrasi:
-kiri(pereaksi), kesetimbangan geser ke kiri(pereaksi)
-kanan(hasil reaksi), kesetimbangan geser ke kanan(hasil reaksi)
NB:
Untuk semua jenis faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan:
Jika terjadi pergeseran:
• ke kanan(ke hasil reaksi), maka semua zat hasil reaksi(kanan) bertambah,
dan semua zat pereaksi(kiri) berkurang.
• ke kiri(ke pereaksi), maka semua zat pereaksi(kiri) bertambah,
dan semua zat hasil reaksi(kanan) berkurang.
2) Perubahan suhu:
o Suhu dinaikkan, kesetimbangan geser ke endoterm(ΔH +)
o Suhu diturunkan, kesetimbangan geser ke eksoterm(ΔH -)
Dalam persamaan termokimia, harga ΔH yang tertulis sebeleh kanan
persamaan reaksi adalah untuk reaksi ke kanan, sedang reaksi ke kiri
mempunyai harga ΔH kebalikannya.
3) Perubahan volume:
o volume diperbesar, maka kesetimbangan geser ke jumlah koefisien gas
besar.
o volume diperkecil maka geser ke jumlah koefisien gas kecil.
4) Perubahan tekanan:
Kebalikan dari perubahan volume.
o tekanan system diperbesar, maka kesetimbangan geser ke jumlah
koefisien gas kecil,
o jika tekanan diperkecil maka geser ke jumlah koefisien gas besar.
C. Tetapan Kesetimbangan:
Tetapan kesetimbangan (K) merupakan konstanta (angka/nilai tetap)
perbandingan zat ruas kanan dengan ruas kiri pada suatu reaksi
kesetimbangan. Tiap reaksi memiliki nilai K yang khas, yang hanya berubah
dengan pengaruh suhu.
Ada dua macam tetapan kesetimbangan, yaitu: KC dan KP.
- KC diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat.
- KP diukur berdasarkan tekanan parsial gas-gas yang terlibat (khusus fasa
gas).
a. Kc
Rumus tetapan kesetimbangan KC secara garis besar merupakan
perbandingan (hasil bagi) antara konsentrasi molar .zat-zat ruas kanan
dengan konsentrasi molar zat ruas kiri yang dipangkatkan dengan
koefisiennya.
-
26
Yang diperhitungkan dalam persamaan kesetimbangan Kc adalah zat yang
berfasa gas (g) dan larutan (aq)
b. Kp
Rumus tetapan kesetimbangan KP merupakan perbandingan (hasil bagi)
antara tekanan parsial (PX) zat-zat ruas kanan dengan tekanan parsial zat
ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisien masing-masing.
Hanya zat yang berfasa gas (g) yang diperhitungkan dalam rumus tetapan
kesetimbangan KP.
D. Hubungan Tetapan Kesetimbangan dengan Koefisien Persamaan Reaksi
Setara
• Jika koefisien persamaan reaksi (2)= a kali persamaan reaksi (1), maka K2 =
(K1)a
• Jika persamaan reaksi (2) kebalikan dari persamaan reaksi (1), maka K2 =
1/K1
• Jika suatu persamaan reaksi merupakan penjumlahan dari beberapa
persamaan reaksi, maka harga K persamaan reaksi tersebut merupakan
perkalian dari harga dari semua persamaan reaksi yang dijumlahkan. (Jika
persamaan reaksi 4 merupakan penjumlahan persamaan reaksi 1, 2, dan 3,
maka K4 = K1 x K2 x K3)
E. Hubungan Kc dengan Kp
Kc dan Kp saling berhubungan, karena kita dapat menetukan Kp dari Kc suatu
reaksi.
-
27
F. Derajat Disosiasi
Disosiasi yaitu reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana.
Apabila disosiasi terjadi akibat pemanasan, disebut sebagai disosiasi termal.
Dalam ruang tertutup disosiasi berakhir sebagai reaksi kesetimbangan sehingga
disebut kesetimbangan disosiasi.
Contoh:
N2O4(g) ↔ 2NO2(g)
2NH3(g) ↔ N2(g) + 3H2(g)
I2 (g) ↔ 2l(g)
G. Kesetimbangan Dalam Industri
a) Pembuatan Amonia menurut Haber-Bosch:
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ΔH = - 92,4 kJ
Reaksi dilakukan pada suhu 550oC dan tekanan 150 – 350 atm, dengan
katalis Serbuk besi, Aℓ2O3, MgO, CaO, K2O.
Pada suhu rendah reaksi bergeser ke kanan, tetapi pada suhu rendah
reaksi berjalan lambat,sehingga digunakan suhu 550oC. Sebenarnya pada
suhu tinggi reaksi kesetimbangan geser ke kiri agar hasil reaksi lebih banyak
terbentuk maka NH3 yang telah terbentuk segera dipisahkan.
b) Pembuatan H2SO4 menurut proses Kontak.
1) Belerang dibakar di udara: S(s) + O2(g) → SO2(g)
2) SO2 dioksidasi: 2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g)
3) SO3 dilarutkan daam H2SO4 pekat membentuk asam pirosulfat(oleum):
4) H2SO4(aq) + SO3(g) → H2S2O7(ℓ)
-
28
5) H2S2O7 direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat:
6) H2S2O7(ℓ) + H2O(ℓ) → H2SO4(aq)
Tahap 2 merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm. Sama halnya
dengan pembuatan NH3 reaksi baik pada suhu tinggi. Karena suhu tinggi
reaksi bergeser ke kiri maka digunakan suhu sekitar 500oC. Tekanan 1 atm
dan penggunaan katalis V2O5 sudah cukup mendapat hasil yang baik.