senyawa hidrokarbonosis.man2kotamalang.sch.id/wp-content/uploads/2020/11/xi... · 2020. 11. 24. ·...

29
0

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 0

  • 1

    Senyawa Hidrokarbon

    A. Keunikan Atom Karbon

    Pada tahun 1850, ilmu kimia yang mempelajari senyawa yang berasal dari

    makhluk hidup disebut kimia organik. Definisi ini mulai pudar pada sekitar

    tahun 1900, karena pada saat itu para ahli kimia banyak minsintesis

    senyawa-senyawa baru yang bukan berasal dari makhluk hidup Tetapi unsur

    penyusunnya sama dengan senyawa yang berasal dari makhluk hidup. Pada

    waktu itu, kimia organik didefinisikan sebagai kimia senyawa karbon.

    Meskipun karbon hanyalah salah satu unsur dari sekian banyak unsur

    dalam sistem periodik, tetapi atom karbon dapat terikat secara kovalen

    dengan atom karbon lain dan terhadap unsur-unsur lain menurut beragam

    cara sehingga dapat membentuk begitu banyak senyawa yang jumlahnya

    hampir tak terhingga. Hal inilah yang menyebabkan atom karbon begitu unik,

    sehingga senyawa-senyawanya menjadi salah satu bagian utama dalam studi

    kimia.

    B. Hidrokarbon

    Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang terdiri dari atom karbon (C) dan

    atom hidrogen (H). Ditinjau dari ikatan antara atom karbonnya, senyawa

    hidrogen dapat digolongkan menjadi hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal) dan

    hidrokarbon tidak jenuh (terdapat ikatan rangkap baik rangkap dua atau

    tiga).

  • 2

    H I D R O K A R B O N

    J E N U H T I D A K J E N U H

    Alkana

    Hidrokarbon rantai terbuka dengan

    semua ikatan antar atom karbonnya

    tunggal.

    Rumus umum: CnH2n+2

    Alkena

    Hidrokarbon rantai terbuka mempunyai

    sebuah ikatan rangkap dua.

    Rumus umum: CnH2n

    Sikloalkana

    Alkana dengan rantai tertutup

    (melingkar)

    Rumus umum: CnH2n

    Alkuna

    Hidrokarbon rantai terbuka mempunyai

    sebuah ikatan rangkap tiga.

    Rumus umum: CnH2n-2

    Alkadiena

    Hidrokarbon rantai terbuka memiliki dua

    buah ikatan rangkap dua.

    Rumus umum: CnH2n-2

    Message:

    • Tatanama Alkana

    Tatanama alkana menjadi dasar penamaan senyawa karbon

    lainnya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami. Namun

    sebelumya harus diketahui terlebih dahulu nama-nama alkana

    setidaknya dari C1 hingga C10 dan nama-nama gugus alkil (alkana

    yang kehilangan satu H).

    N A M A – N A M A A L K A N A

    CH4 Metana C6H14 Heksana

    C2H6 Etana C7H16 Heptana

    C3H8 Propana C8H18 Oktana

  • 3

    C4H10 Butana C9H20 Nonana

    C5H12 Pentana C10H22 Dekana

    Minum – Es – Pake – Bubur – Pen – Heks – Hep – Okelah – Nona –

    Deka

    N A M A – N A M A A L K I L

    Metil

    Etil

    Propil

    Isopropil

    Butil

    Isobutil

    Sek - butil

    Ter - butil

    • Aturan Tatanama Alkana

    1. Jika rantai karbon tak bercabang, makan ama alkananya sesuai

    dengan jumlah atom karbon dengan diberi awalan normal (n).

    Contoh:

    n-pentana

    2. Jika rantai karbon bercabang:

    a) Tentukan rantai karbon terpanjang dan ini merupkan nama

    alkananya.

    b) Gugus atom yang tidak terletak dalam rantai karbon

    terpanjang merupakan gugus alkil.

    c) Penomoran atom karbon terpanjang dibuat sedemikian rupa

    agar gugus-gugus alkil mempunyai nomor sekecil mungkin.

    Contoh:

    2-metilpentana

    3-etilheksana

  • 4

    3. Jika terdapat lebih dari satu kemungkinan rantai karbon terpanjang,

    maka pilihlah yang mempunyai gugus alkil yang kecil-kecil (banyak

    tidak masalah, yang penting kecil-kecil). Nama alkil yang tidak

    sejenis dituliskan boleh dengan urutan abjad atau kesederhanaan

    alkil (metil, etil, dsb).

    Contoh:

    3-etil-4-metilpentana

    (2-metil-3-etilpentana)

    4. Jika satu atom karbon pada rantai terpanjang mengikat dua gugus

    alkil maka penulisan nomornya harus diulang. Alkil – alkil yang

    sejenis penulisan namanya digabung dengan memakai awalan di

    (dua), tri (tiga), tetra (empat), dst.

    Contoh:

    3,5-dimetilheptana

    5. Dalam penomoran atom karbon terpanjang yang mengandung lebih

    daru satu gugus alkil, jumlah nomor seluruh alkil dipilih yang paling

    kecil.

    Contoh:

    3,3,4-trimetilheksana (tidak dipilih 3,4,4)

    Bila jumah nomor seluruh alkil sama, maka dipilih yang awalannya

    kecil.

    Contoh:

    2,5,5-trimetilheptana (tidak dipilih 3,3,6)

  • 5

    6. Jika ada dua kemungkinan penomoran rantai karbon terpanjang,

    maka gugus alkil yang besar diberi nomor yang lebih kecil.

    Contoh:

    2-etil-5-metilheptana

    (5-metik-2-etilheptana)

    • Isomer Senyawa Hidrokarbon

    Isomer adalah rumus molekul sama tetapi berbeda rumus strukturnya.

    Cara menuliskan isomer:

    1. Tulislah mulai dari rantai tanpa cabang (alkena dan alkuna

    dengan merubah posisi ikatan rangkap 3 atau rangkap 3)

    2. Potong 1 C dari rantai tanpa cabang (no. 1), untuk membuat

    cabang metil.

    3. Rubah posisi cabang pada rantai utama

    Potong 2 C dari rantai tanpa cabang (no. 1), untuk membuat

    cabang: 2 buah metil atau 1 buah etil rubah posisi cabang pada

    rantai utama, dst.

    *NB: Masing-masing isomer harus memiliki nama berbeda.

    Pada dasarnya terdapat dua jenis utama dari isomer yang akan

    dibagi lagi dalam sub kategori di dalamnya. Jenis utama dari isomer

    yaitu isomer struktur dan ruang. Isomer struktur merupakan senyawa

    kimia dengan struktur yang berbeda namun memiliki komposisi atom

    dan rumus molekul yang sama.

    Pada isomer struktur, perbedaan struktur kimia dapat disebabkan

    oleh perbedaan gugus fungsi yang terikat ataupun penataan atom

    dalam senyawa tersebut. Perbedaan struktur isomer menyebabkan

  • 6

    senyawa tersebut memiliki perbedaan tata nama secara IUPAC.

    Struktur yang berbeda dapat disebabkan karena beberapa hal, oleh

    karena itu dalam isomer struktur terbagi lagi menjadi beberapa jenis

    yang didasarkan pada penyebab perbedaan struktur senyawa tersebut.

    Sedangkan untuk ruang atau stereoisomer merupakan jenis isomer

    dengan rumus kimia yang sama namun memiliki perbedaan letak atom

    yang terikat dalam molekul tersebut dalam orientasi 3 dimensi. Hal

    itulah mengapa jenis isomer ini disebut stereoisomer dimana

    perputaran ikatan dalam molekul berpengaruh terhadap jenis

    isomernya.

    I S O M E R S T R U K T U R

    Isomer Rantai/Ragka Isomer Posisi Isomer Fungsi

    Isomer rantai adalah isomer zat-zat yang segolongan, Tetapi

    mempunyai rantai karbon berbeda. Contoh:

    Butana dengan 2-metil propana

    Isomer posisi adalah isomer zat-zat yang

    segolongan, Tetapi letak gugus fungsinya berbeda.

    Contoh: 1-butena dengan 2-butena Nb: Alkana tidak memiliki

    isomer posisi.

    Isomer zat-zat yang tidak segolongan Tetapi

    memiliki rumus molekul sama.

    Contoh: 1-butanol dengan etoksi etana

    I S O M E R S T R U K T U R

    Isomer Geometrik Isomer Optik

    Isomer geomterik dimiliki oleh senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua (-C=C-) dan mengikat dua gugus berbeda

    secara simetris.

    Isomer cis (Z)

    Isomer trans (E)

    Isomer optik hanya dimiliki oleh senyawa yang mempunyai atom C asimetris yaitu

    atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda.

    Senyawa yang mempunyai atom C

    asimetris mempunyai sifat optis aktif yakni dapat memutar bidang cahaya

    terpolarisasi. Dekstro(d): putar kanan

    Levo(l): putar kiri Jumlah isomer optis = 2n; n adalah

    jumlah atom C kiral.

    C. Reaksi-Reaksi pada Hidrokarbon

    a) Reaksi substitusi: penggantian atom atau gugus atom dengan atom atau

    gugus atom lain.

  • 7

    Ciri-ciri:

    • tidak ada perubahan ikatan(tunggal tetap tunggal/ ganda tetap ganda).

    • pereaksi lebih dari satu zat dan hasil reaksi juga lebih dari satu zat.

    Contoh:

    1. CH3-CH2-CH2-Cl + NaOH CH3-CH2-CH2-OH + NaCl1-kloro propana 1-propanol

    2. CH3-CH2-OH + PCl5 CH3-CH2-Cl + POCl3 + HCletanol kloro etana

    3. CH3-CH2-OH + H-C-OH H-C-O-CH2-CH3 + H2Oetanol etil metanoat

    H2SO4

    asam metanoat

    O O

    b) Reaksi eliminasi: pembentukan molekul tak jenuh dengan melepaskan

    molekul lainnya.

    Ciri-ciri:

    • Ikatan tunggal menjadi rangkap

    • hasil reaksi lebih dari satu zat.

    Contoh:

    Reaksi haloalkana dengan alkoksida/alkanolat menghasilkan

    alkena(dari haloalkana) dan alkohol(dari alkoksida). Reaksi tergolong

    reaksi eliminasi dan berlaku kaidah Zaytzeff:

  • 8

    Catatan:

    • Haloalkana: 1 atau lebih atm H dari alkana disubstitusi dengan

    halogen.

    • Gugus fungsi: atom atau kumpulan atom yang menentukan sifat

    dari senyawa turunan alkana.

    Contoh: -OH(alkohol); -Br(haloalkana); -COOH(asam karboksilat);

    -CHO(asam karboksilat); -O-(eter); -COO-(ester); -CO-(keton)

    Contoh: reaksi antara 2-kloro butana dengan kalium metoksida/kalium

    metanolat

    Reaksi dehidrasi: alkohol dengan asam sulfat dipanaskan pada suhu

    180oC. Reaksi tergolong reaksi eliminasi dan berlaku kaidah Zaytzeff:

    ”atom H yang dilepas adalah atom H yang terletak pada C tetangga dari

    atom C yang mengikat gugus fungsi(-OH), tetapi dengan atom H lebih

    sedikit”

    Contoh:

    Reaksi haloalkana dengan basa:Reaksi tergolong reaksi eliminasi dan

    berlaku kaidah Zaytzeff: ”atom H yang dilepas adalah atom H yang

    terletak pada C tetangga dari atom C yang mengikat gugus fungsi(-

    halogen), tetapi dengan atom H lebih sedikit”

    Contoh:

    c) Reaksi adisi: penggabungan dua molekul atau lebih menjadi molekul yang

    lebih besar, disertai berkurangnya ikatan rangkap dari salah satu molekul

    yang bereaksi.

    Ciri-ciri:

  • 9

    • Ikatan rangkap menjadi tunggal atau rangkap 3 menjadi rangkap

    atau rangkap 3 menjadi tunggal.

    • hasil reaksi hanya satu zat.

    • Atom atau gugus atom pengadisi akan mengadisi pada atom yang

    mengandung ikatan rangkap atau rangkap 3.

    Contoh:

    Aturan Markovnikov dalam kimia organic berkaitan dengan reaksi pada

    alkena asimetris(tidak simetris). Alkena asimetris adalah alkena yang

    ikatan diantara C rangkap mengikat atom atau gugus atom yang berbeda.

    Contoh:

    Aturan Markovnikov menyatakan:

    “ Pada adisi alkena asimetris dengan HX, maka H dari HX akan

    mengadisi pada C rangkap yang mengikat lebih banyak atom H-nya”

    Catatan:

    • Jika pada C ikatan rangkap mempunyai atom H sama banyak,

    maka ditentukan jumlah H dari C tetangga kiri dan kanan C

    rangkap.

    • Jika dalam H2O2 maka anti Markovnikov, maka H dari HX akan

    mengadisi pada C rangkap yang mengikat lebih sedikit atom H-

    nya

    Contoh:

    propena dengan HCℓ

  • 10

    d) Reaksi pembakaran/oksidasi senyawa hidrokarbon.

    Pembakaran senyawa hidrokarbon menghasikan gas karbondioksida dan

    uap air.

    Contoh:

    D. Kegunaan Hidrokarbon dan Senyawa Organik

    • Sifat-sifat Senyawa hidrokarbon

    a) Wujud zat pada suhu kamar:

    Rentang Jumlah C Wujud

    1 s.d. 4 Gas

    5 s.d. 17 Cair

    18 atau lebih Padat

    b) Kereaktifan: alkana < alkena < alkuna

    c) Hidrokarbon tak jenuh dapat menghilangkan warna air brom(kuning)

    karena adanya pemutusan ikatan rangkap atau rangkap 3 menjadi

    tunggal(terjadi reaksi adisi oleh brom menjadi senyawa haloalkana)

    d) Titik didih:

    • Semakin besar Mr semakin tinggi titik didih

  • 11

    Contoh: 2-metil butana mempunyai titik didih lebih tinggi daripada

    butana

    • Jika Mr sama, maka semakin banyak cabang semakin kecil titik

    didihnya. Semakin banyak cabang kecenderungan non polar semakin

    besar, sehingga gaya antar molekulnya semakin kecil, sehingga titik

    didih semakin rendah.

    Contoh: Urutan titik didih: 2,2-dimetil propana < 2-metil butana < n-

    pentana

    • Jika berisomer geometris, maka cis lebih tinggi titik didihnya daripada

    trans, karena Cis lebih polar sehingga gaya antar molulnya lebih kuat.

    Contoh: Titik didih Cis-2-butena(3,7oC) lebih tinggi daripada trans-2

    butena(0,8oC)

    - Kegunaan Senyawa Hidrokarbon:

    1. Alkana sebagai bahan bakar:

    • Metana merupakan senyawa utama LNG(Liquefied Natural Gas) untuk

    bahan bakar industri dan rumah tangga

    • Alkana dengan jumlah C: 2 s.d. 5 merupakan senyawa dalam

    LPG(Liquefied Natural Gas) untuk bahan bakar rumah tangga.

    • Oktana merupakan komponen utama dalam bensin untuk bahan bakar

    kendaraan bermotor.

    2. Alkana dapat digunakan sebagai pelarut senyawa non polar.

    3. Lilin dan aspal adalah senyawa karbon suku tinggi(Jumlah C lebih dari 20)

    • Lilin untuk industri batik

    • Aspal untuk pengerasan jalan.

    4. Cis-2-metil-1,3-butadiena merupakan monomer dari karet alam untuk ban

    kendaraan.

    Trans-2-metil-1,3-butadiena merupakan monomer dari perca untuk bahan

    insulasi.

    5. Etena(etilena) merupakan monomer dari plastik yang disebut

    polietena/polietilena

    Propena(propilena) merupakan monomer dari plastik yang disebut

    polipropena/polipropilena.

    6. Etuna(asetilena) untuk pengelasan logam.

  • 12

    Minyak Bumi dan Gas Alam

    A. Minyak Bumi

    Minyak bumi merupakan komoditas hasil tambang yang sangat penting

    peranannya dalam kehidupan manusia, terutama sebagai sumber energi.

    Bahan bakar mulai dari elpiji, bensin, solar, hingga kerosin; serta material

    seperti lilin parafin dan aspal; dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan

    untuk pembuatan plastik, karet sintetis, deterjen, obat-obatan, dan lainnya

    dihasilkan dari minyak bumi.

    • Proses Pembentukan Minyak Bumi

    Minyak bumi terbentuk dari pelapukan sisa-sisa organisme, seperti

    tumbuhan, hewan, dan jasad-jasad renik yang tertimbun dalam dasar

    lautan bersama lumpur selama jutaan tahun. Lumpur tersebut kemudian

    berubah menjadi batuan sedimen dan sisa-sisa organisme mengalami

    peruraian menjadi minyak dan gas di bawah tekanan dan suhu tinggi.

    Oleh karena berasal dari sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam

    sering juga disebut sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil tergolong

    sumber daya alam yang tak terbarukan sebagaimana proses

    pembentukannya yang sangat lama.

    • Komposisi Minyak Bumi

    Minyak bumi adalah campuran kompleks yang sebagian besarnya

    (sekitar 90 hingga 97%) terdiri dari senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon

    yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana, sedangkan

    sisanya adalah sikloalkana, alkena, alkuna, dan senyawa aromatik.

    Komponen kecil lainnya selain hidrokarbon adalah senyawa-senyawa

    karbon yang mengandung oksigen, belerang, ataupun nitrogen.

    Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana suku rendah (C1 – C4)

    dengan metana sebagai komponen utamanya. Selain alkana, juga

    https://www.studiobelajar.com/usaha-energi-rumus-kinetik-potensial/https://www.studiobelajar.com/senyawa-hidrokarbon/

  • 13

    terdapat gas lain seperti CO2, O2, N2, H2S, ataupun gas mulia seperti

    helium dalam jumlah yang sangat sedikit.

    • Pengolahan Minyak Bumi

    Untuk memperoleh minyak bumi, perlu dilakukan proses pengeboran.

    Minyak bumi yang ditemukan biasanya akan bercampur dengan gas alam.

    Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam berbentuk cairan kental

    hitam dan berbau disebut minyak mentah (crude oil). Minyak mentah ini

    masih belum bisa dimanfaatkan secara langsung, oleh karena itu perlu

    dilakukan pemurnian (refining) dengan distilasi bertingkat. Prinsip distilasi

    ini adalah pemisahan komponen-komponen campuran berdasarkan

    perbedaan titik didih sehingga diperoleh kelompok-kelompok komponen

    dalam rentang titik didih tertentu yang disebut fraksi-fraksi.

    Tabel: Ringkasan Fraksi-fraksi minyak bumi:

    Fraksi Jumlah

    Atom C

    Titik

    Didih(oC)

    Kegunaan

    Gas 1 – 4 (- 160) –

    (-30)

    Bahan bakar LPG, sumber hidrogen,

    bahan baku sintesis senyawa organic

    Petroleom

    eter

    5 – 6 30 - 90 Pelarut, binatu kimia(dry cleaning)

    Bensin(gasol

    ine)

    5 – 12 70 - 140 Bahan bakar kendaraan bermotor

    Nafta(bensin

    berat)

    6 – 12 70 - 170 Bahan baku industri petrokimia(plastik,

    karet sintetis, obat, detergen, cat, serat

    sintetis, kosmetik)

    Minyak 9 – 14 180 - 250 Bahan bakar kompor minyak, bahan bakar

    https://www.studiobelajar.com/gas-mulia/

  • 14

    tanah(kerose

    ne)

    industry

    Avtur 8 – 16 150 - 300 Bahan bakar mesin pesawat terbang

    Solar 12 – 18 270 - 350 Bahan bakar mesin diesel, industri

    Pelumas(oli) 18 – 22 350 - 500 Pelumas

    Parafin/lilin 20 – 30 > 350 Lilin, batik, korek api, pelapis kertas

    bungkus, semir sepatu, pengawetan

    Aspal 25 ke atas > 500 Pengaspalan jalan, atap bangunan,

    lapisan anti korosi, pengedap suara pada

    lantai, bahan pelapis anti bocor, bahan

    bakar boiler(mesin pembangkit uap panas)

    Olahan minyak bumi:

    LPG, bahan bakar penerbangan, bensin, plastic, lilin, aspal, solar, dan minyak bakar.

    B. Bensin

    Bensin merupakan bahan bakar kendaraan bermotor yang memiliki

    peranan penting. Di Indonesia, tersedia beberapa jenis bensin, misalnya

    premium, pertamax, dan pertamax plus. Setiap jenis bensin memiliki mutu

    yang berbeda. Mutu bensin ditentukan oleh efektivitas pembakarannya di

    dalam mesin. Hal ini dipengaruhi ketepatan waktu pembakaran sehingga

    tidak menimbulkan ketukan (knocking) yang mengganggu gerakan piston

    pada mesin. Ketukan dapat mengurangi efisiensi bahan bakar, menyebabkan

    mesin mengelitik, dan bahkan merusak mesin.

  • 15

    Mutu bensin biasanya dinyatakan dengan bilangan oktan (octane

    number). Bilangan oktan ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin

    sehingga diperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut

    kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran berbagai campuran

    n-heptana dan isooktana. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana

    yang mudah terbakar dan menghasilkan ketukan paling banyak, sedangkan

    nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar dan menghasilkan

    ketukan paling sedikit.

    Sebagai contoh, suatu campuran yang terdiri dari 25% n-heptana dan

    75% isooktana akan mempunyai bilangan oktan (25/100 × 0) + (75/100 × 100)

    = 75. Jadi, pertamax dengan bilangan oktan 92 akan memiliki mutu bensin

    yang setara dengan campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana.

    Secara umum, bensin yang mengandung alkana rantai lurus akan memiliki

    nilai bilangan oktan lebih rendah dibanding yang mengandung alkana rantai

    bercabang, alisiklik, ataupun aromatik. Sebagai contoh, n-heksana memiliki

    bilangan oktan 25, sedangkan 2,2-dimetilbutana memiliki bilangan oktan 92.

    Fraksi bensin dari hasil penyulingan umumnya mempunyai bilangan oktan

    ~70 yang tergolong relatif rendah. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang

    dapat dilakukan untuk menaikkan bilangan oktan:

    ▪ Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi menjadi hidrokarbon

    rantai bercabang melalui proses reforming;

    ▪ Menambahkan hidrokarbon alisiklik ataupun aromatik ke dalam campuran

    akhir fraksi bensin; atau

    ▪ Menambahkan zat aditif antiketukan ke dalam bensin sehingga

    memperlambat pembakaran bensin. Zat antiketukan yang dapat

    digunakan yaitu tel (tetraethyl lead) dengan rumus kimia pb(c2h5)4.

    Namun, senyawa timbal (pb) ini merupakan racun yang dapat merusak

    otak, sehingga penggunaannya dilarang dan diganti dengan zat

    antiketukan lainnya seperti mtbe (methyl tertiary-butyl ether) ataupun

    etanol.

  • 16

    C. Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan.

    Zat Pencemar Sumber Dampak Negatif Terhadap Kesehatan

    CO Emisi kendaraan berbahan bakar bensin akibat berkurangnya

    campuran udara dalam proses pembakaran.

    Mengurangi jumlah oksigen dalam darah, mengakibatkan gangguan

    berpikir (dalam jumlah kecil), jantung bekerja lebih berat, dan dapat

    mengakibatkan pingsan bahkan kematian.

    NOX, (NO, NO2) Emisi kendaraan berbahan bakar bensin dan solar akibat proses

    pembakaran yang kurang sempurna.

    Menimbulkan gangguan jaringan paru-paru sehingga melemahkan

    sistem pertahana paru-paru, meningkatkan resiko terkena asma,

    dan menimbulkan infeksi saluran pernafasan.

    HC Emisi kendaraan bensin dan solar akibat pembakaran tidak sempurna dari proses mesin

    yang kurang baik.

    Meracuni sistem pembentukan darah merah, tekanan darah tinggi,

    menurunkan tingkat kecerdasan anak dan perkembangan mental anak, kelahiran premature, dan mengganggu reproduksi pria.

    Pb Emisi kendaraan berbahan bakar bensin bertimbal, contoh bensin beroktan rendah. Bensin jenis ini

    ditambah timah hitam (timbal) agar bensin mudah terbakar (98% timbal akan terlepas sehingga mengakibatkan

    pencemaran udara).

    Mengakibatkan iritasi mata, batuk, rasa ngantuk, bercak kulit, leukimia, kanker paru-paru, dan perubahan

    kode genetik.

    Upaya yang dapat dilakukan:

    1. Memproduksi bensin ramah lingkungan, seperti bensin tanpa aditif Pb.

    2. Menggunakan EFI (Electrical Fuel Injection) pada sistem bahan bakar

    kendaraan.

    3. Menggunakan pengubah katalik pada sistem buangan kendaraan.

    4. Melakukan penghijauan atau pembuatan taman dalam kota.

    5. Menggunakan bahan bakar yang dapat diperbarui dan lebih ramah

    lingkungan.

  • 17

    Termokimia

    A. Termokimia

    Termokimia adalah ilmu yang mempelajari reaksi kimia dan

    perubahan energi yang terlibat. Dalam mempelajari termokimia,

    diperlukan definisi “sistem” dan “lingkungan”. Sistem adalah segala

    sesuatu yang menjadi fokus perhatian kita. Lingkungan adalah segala

    sesuatu selain sistem.

    Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi tidak

    dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Implikasi hukum ini pada

    energi dalam sistem, yaitu perubahan energi dalam, ΔE sama dengan

    penjumlahan kalor (q) yang diserap atau dilepas sistem dengan kerja

    (w) yang dilakukan atau diterima sistem.

    B. Persamaan Termokimia

    Dalam suatu perubahan materi, baik perubahan fisika maupun

    perubahan kimia (reaksi kimia) selalu disertai dengan perubahan

    energi yan berupa perpindahan kalor. Perpindaha kalor pada tekanan

    tetap disebut perubahan entalpi (Δ H).

    Ditinjau dari perubahan entalpinya, reaksi kimia dapat

    dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.

    R E A K S I K I M I A

    Reaksi Endoterm Reaksi Eksoterm

    Reaksi yang memerlukan energi

    (menyerap kalor).

    Kalor berpindah dari lingkungan ke

    sistem.

    Δ H = (+)

    Reaksi yang menghasilkan energi

    (melepas kalor).

    Kalor berpindah dari sistem ke

    lingkungan.

    Δ H = (-)

    Persamaan kimia yang dilengkapi dengan harga DH disebut

    persamaan termokimia. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai

    persamaan termokimia sebagai berikut:

    1. Pada persamaan termokimia yang sudah setara, koefisien

    reaksi bukan saja menunjukkan perbandingan mol Tetapi

    sudah menyatakan jumlah mol.

    2. Bila persamaan termokimia dibalik, tanda ΔH harus dibalik.

    3. Bila persamaan termokimia dikali x, harga ΔH harus dikali x.

    4. Bila beberapa persamaan termokimia dijumlahkan, harga ΔH

    harus dijumlahkan.

    C. Pengukuran Perubahan Entalpi

    https://www.studiobelajar.com/materi-kimia-sma-kelas-10-11-12/https://www.studiobelajar.com/usaha-energi-rumus-kinetik-potensial/https://www.studiobelajar.com/suhu-dan-kalor/

  • 18

    Perubahan entalpi (ΔH) dapat diukur dengan menggunakan alat

    kalorimeter. Kalorimeter merupakan sistem terisolasi (tidak ada

    perpindahan materi dan energi dengan lingkungan). Jika dianggap

    keseluruhan kalorimeter adalah sistem, maka qsistem = 0. Dengan

    mengukur perubahan temperatur (ΔT), dapat dihitung jumlah kalor (q)

    yang terlibat dalam reaksi di dalam kalorimeter sebagaimana rumus:

    D. Jenis-Jenis Entalpi Reaksi

    Terdapat berbagai jenis entalpi reaksi, misalnya entalpi

    pembentukan, entalpi pembakaran, entalpi penguraian, entalpi

    penguapan, entalpi pentralan, dan entalpi pelarutan. Pada kali ini, kita

    akan membahas mengenai entalpi pembentukan dan entalpi

    pembakaran.

    E N T A L P I R E A K S I

    Entalpi Pembentukan

    ΔHf

    Entalpi Pembakaran

    ΔHc

    Perubahan entalpi pada pembentukan 1

    mol suatu senyawa dari unsur-

    unsurnya.

    Perubahan entalpi reaksi pembakaran 1 mol suatu zat dengan gas O2.

  • 19

    E. Hukum Hess

    Perubahan entalpi (DH) merupakan fungsi keadaan, yaitu hanya

    bergantung pada keadaan awal dan akhir. Dari sifat DH ini, maka Hess

    mengemukakan suatu hukum sebagai berikut:

    “Harga DH tidak bergantung pada jumlah tahap reaksi.”

    Dengan demikian, DH suatu reaksi dapat dihitung berdasarkan

    beberapa DH dari reaksi lain yang sudah diketahui.

    F. Energi Ikatan Rata-Rata

    Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang diperlukan

    untuk memutuskan satu mol ikatan antaratom dalam fase gas.

    Contoh: H – H (g) → 2H (g) ΔH = energi ikatan rata-rata H2

    Bila energi ikatan rata-rata untuk setiap ikatan yang ada dalam

    suatu reaksi diketahui, maka perubahan entalpi reaksi tersebut dapat

    dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    ΔHr = ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 − ∑ 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛

  • 20

    Laju Reaksi

    A. Pengertian Laju Reaksi dan Kemolaran:

    Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang

    berlangsung per satuan waktu.

    • Berdasarkan pereaksi: pengurangan konsentrasi pereaksi tiap satuan waktu.

    Hal ini disebabkan dengan bertambahnya waktu reaksi, maka semakin

    berkurang konsentrasi pereaksi

    • Dinyatakan berdasar pada hasil reaksi: penambahan konsentrasi hasil reaksi

    tiap satuan waktu.

    Hal ini disebabkan dengan bertambahnya waktu reaksi, semakin bertambah

    konsentrasi hasil reaksi.

    Contoh:

    A + B → C

    Laju reaksi dari reaksi tersebut dapat dinyatakan:

    • Penambahan konsentrasi C tiap satuan.

    • Pengurangan konsentarsi A tiap satuan waktu

    • Pengurangan konsentarsi B tiap satuan waktu

    Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan

    tiap detik reaksi. Molaritas ialah ukuran yang menyatakan banyak mol zat terlarut

    dalam satu liter larutannya di simbolkan [X].

    B. Rumus dan Persamaan Laju Reaksi

    v = laju reaksi;

    k = konstanta laju reaksi; dan

    [ A ] = konsentrasi pereaksi A.

    [ B ] = konsentrasi pereaksi B

    x = orde reaksi terhadap A

    𝑣 = 𝑘[𝐴]𝑥𝐵𝑦

  • 21

    y = orde reaksi terhadap B

    x + y = orde reaksi total

    NB: Langkah-langkah penentuan orde reaksi yaitu sebagai berikut.

    1. Memilih 2 data percobaan yang salah satunya mempunyai konsentrasi yang

    sama.

    2. Bandingkan 2 data percobaan tersebut dengan memasukkannya ke dalam

    persamaan umum laju reaksi.

    Contoh:

    Logam magnesium direaksikan dengan larutan asam klorida 3M dengan

    persamaan reaksi:

    Mg(s) + 2HCℓ(aq) → MgCℓ2(aq) + H2(g) sehingga diperoleh data sebagai berikut:

    No Suhu(oC) Waktu(detik) Volume gas H2 yang

    terjadi(Cm3)

    1 27 0 0

    2 27 10 14

    3 27 20 25

    Jika reaksi dilakukan pada suhu 27oC, maka tentukan besarnya laju reaksi

    pembentukan gas H2 selama 20 detik!

    Jawab:

    C. Teori Tumbukan:

    Teori tumbukan menyatakan bahwa ketika partikel reaktan yang sesuai saling

    bertumbukan, hanya persentase tertentu dari tumbukan yang menyebabkan

    perubahan kimia yang nyata atau signifikan.

    Perubahan yang berhasil ini disebut sebagai tumbukan yang sukses.

    Tumbukan yang sukses memiliki energi yang cukup, juga dikenal sebagai energi

    aktivasi, pada saat tumbukan untuk memutus ikatan yang sudah ada sebelumnya

    dan membentuk semua ikatan baru.

  • 22

    Hal ini menghasilkan produk reaksi. Meningkatkan konsentrasi partikel reaktan

    atau menaikkan suhu, sehingga menimbulkan lebih banyak benturan dan oleh

    karena itu banyak tumbukan yang lebih berhasil, meningkatkan laju reaksi.

    Grafik Orde Reaksi:

    a. Reaksi orde nol: laju reaksi tetap, tidak bergantung terhadap konsentrasi

    pereaksi.

    b. Reaksi orde satu: laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksi.

    c. Reaksi orde dua: laju reaksi berubah secara kuadrat terhadap konsentrasi

    pereaksi.

    D. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi:

    a. Konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi maka tumbukan antar molekul akan

    semakin sering terjadi dan reaksi akan berlangsung semakin cepat.

    b. Luas Permukaan Bidang Sentuh, Luas permukaan/ luas permukaan bidang

    sentuh: luas permukaan yang bersentuhan dengan pereaksi lain. Luas

    permukaan lebih besar berarti terjadi tumbukan antar partikel lebih banyak

    terjadi, sehingga laju reaksi lebih besar.

    “Serbuk yang tersentuh pereaksi lain lebih banyak dibanding bongkahan.

    Bongkahan yang tersentuh pereaksi lain hanya dipermukaan, dan bagian

    dalam tidak tersentuh pereaksi lain”.

    c. Temperatur, laju reaksi akan semakin cepat bila suhunya naik.

    d. Katalisator, merupakan zat yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara

    menurunkan energi aktivasi.

  • 23

  • 24

    Kesetimbangan Kimia A. Pengertian Kesetimbangan Kimia:

    Jenis Reaksi dibagi menjadi 2:

    • Reaksi irreversible/berkesudahan/tidak dapat balik: hasil reaksi tidak dapat

    bereaksi/diuraikan kembali menjadi pereaksi semula.

    Contoh: NaOH(aq) + HCℓ(aq) →NaCℓ(aq) + H2O(ℓ)

    • Reaksi reversible/dapat balik/bolak balik: hasil reaksi dapat bereaksi

    kebali/terurai menjadi pereaksi semula.

    Contoh:

    Reaksi ke kanan merupakan reaksi maju, sedangkan reaksi ke kiri

    merupakan reaksi balik.

    Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi

    reversibel adalah reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik

    membentuk reaktan. Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju

    sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan

    produk-produk tidak berubah lagi.

    Reaksi dalam kesetimbangan secara makroskopis tidak mengalami

    perubahan karena tidak ada perubahan yang dapat diukur atau diamati.

    Tetapi secara mikroskopis(tingkat molekul) reaksi tetap berlangsung. Karena

    itu kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis.

    B. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia:

    • Azas Le Chatelier:

    “Jika dalam system kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, maka

    kesetimbangan akan bergeser agar pengaruh aksi sekecil mungkin”.

  • 25

    1) Perubahan konsentrasi

    o Penambahan konsentrasi:

    -kiri(pereaksi) kesetimbangan geser ke kanan(hasil reaksi)

    -kanan(hasil reaksi) kesetimbangan geser ke kiri (pereaksi)

    o Pengurangan konsentrasi:

    -kiri(pereaksi), kesetimbangan geser ke kiri(pereaksi)

    -kanan(hasil reaksi), kesetimbangan geser ke kanan(hasil reaksi)

    NB:

    Untuk semua jenis faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan:

    Jika terjadi pergeseran:

    • ke kanan(ke hasil reaksi), maka semua zat hasil reaksi(kanan) bertambah,

    dan semua zat pereaksi(kiri) berkurang.

    • ke kiri(ke pereaksi), maka semua zat pereaksi(kiri) bertambah,

    dan semua zat hasil reaksi(kanan) berkurang.

    2) Perubahan suhu:

    o Suhu dinaikkan, kesetimbangan geser ke endoterm(ΔH +)

    o Suhu diturunkan, kesetimbangan geser ke eksoterm(ΔH -)

    Dalam persamaan termokimia, harga ΔH yang tertulis sebeleh kanan

    persamaan reaksi adalah untuk reaksi ke kanan, sedang reaksi ke kiri

    mempunyai harga ΔH kebalikannya.

    3) Perubahan volume:

    o volume diperbesar, maka kesetimbangan geser ke jumlah koefisien gas

    besar.

    o volume diperkecil maka geser ke jumlah koefisien gas kecil.

    4) Perubahan tekanan:

    Kebalikan dari perubahan volume.

    o tekanan system diperbesar, maka kesetimbangan geser ke jumlah

    koefisien gas kecil,

    o jika tekanan diperkecil maka geser ke jumlah koefisien gas besar.

    C. Tetapan Kesetimbangan:

    Tetapan kesetimbangan (K) merupakan konstanta (angka/nilai tetap)

    perbandingan zat ruas kanan dengan ruas kiri pada suatu reaksi

    kesetimbangan. Tiap reaksi memiliki nilai K yang khas, yang hanya berubah

    dengan pengaruh suhu.

    Ada dua macam tetapan kesetimbangan, yaitu: KC dan KP.

    - KC diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat.

    - KP diukur berdasarkan tekanan parsial gas-gas yang terlibat (khusus fasa

    gas).

    a. Kc

    Rumus tetapan kesetimbangan KC secara garis besar merupakan

    perbandingan (hasil bagi) antara konsentrasi molar .zat-zat ruas kanan

    dengan konsentrasi molar zat ruas kiri yang dipangkatkan dengan

    koefisiennya.

  • 26

    Yang diperhitungkan dalam persamaan kesetimbangan Kc adalah zat yang

    berfasa gas (g) dan larutan (aq)

    b. Kp

    Rumus tetapan kesetimbangan KP merupakan perbandingan (hasil bagi)

    antara tekanan parsial (PX) zat-zat ruas kanan dengan tekanan parsial zat

    ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisien masing-masing.

    Hanya zat yang berfasa gas (g) yang diperhitungkan dalam rumus tetapan

    kesetimbangan KP.

    D. Hubungan Tetapan Kesetimbangan dengan Koefisien Persamaan Reaksi

    Setara

    • Jika koefisien persamaan reaksi (2)= a kali persamaan reaksi (1), maka K2 =

    (K1)a

    • Jika persamaan reaksi (2) kebalikan dari persamaan reaksi (1), maka K2 =

    1/K1

    • Jika suatu persamaan reaksi merupakan penjumlahan dari beberapa

    persamaan reaksi, maka harga K persamaan reaksi tersebut merupakan

    perkalian dari harga dari semua persamaan reaksi yang dijumlahkan. (Jika

    persamaan reaksi 4 merupakan penjumlahan persamaan reaksi 1, 2, dan 3,

    maka K4 = K1 x K2 x K3)

    E. Hubungan Kc dengan Kp

    Kc dan Kp saling berhubungan, karena kita dapat menetukan Kp dari Kc suatu

    reaksi.

  • 27

    F. Derajat Disosiasi

    Disosiasi yaitu reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana.

    Apabila disosiasi terjadi akibat pemanasan, disebut sebagai disosiasi termal.

    Dalam ruang tertutup disosiasi berakhir sebagai reaksi kesetimbangan sehingga

    disebut kesetimbangan disosiasi.

    Contoh:

    N2O4(g) ↔ 2NO2(g)

    2NH3(g) ↔ N2(g) + 3H2(g)

    I2 (g) ↔ 2l(g)

    G. Kesetimbangan Dalam Industri

    a) Pembuatan Amonia menurut Haber-Bosch:

    N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ΔH = - 92,4 kJ

    Reaksi dilakukan pada suhu 550oC dan tekanan 150 – 350 atm, dengan

    katalis Serbuk besi, Aℓ2O3, MgO, CaO, K2O.

    Pada suhu rendah reaksi bergeser ke kanan, tetapi pada suhu rendah

    reaksi berjalan lambat,sehingga digunakan suhu 550oC. Sebenarnya pada

    suhu tinggi reaksi kesetimbangan geser ke kiri agar hasil reaksi lebih banyak

    terbentuk maka NH3 yang telah terbentuk segera dipisahkan.

    b) Pembuatan H2SO4 menurut proses Kontak.

    1) Belerang dibakar di udara: S(s) + O2(g) → SO2(g)

    2) SO2 dioksidasi: 2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g)

    3) SO3 dilarutkan daam H2SO4 pekat membentuk asam pirosulfat(oleum):

    4) H2SO4(aq) + SO3(g) → H2S2O7(ℓ)

  • 28

    5) H2S2O7 direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat:

    6) H2S2O7(ℓ) + H2O(ℓ) → H2SO4(aq)

    Tahap 2 merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm. Sama halnya

    dengan pembuatan NH3 reaksi baik pada suhu tinggi. Karena suhu tinggi

    reaksi bergeser ke kiri maka digunakan suhu sekitar 500oC. Tekanan 1 atm

    dan penggunaan katalis V2O5 sudah cukup mendapat hasil yang baik.