sensor passive infrared sebagai kontrol kamera …
TRANSCRIPT
SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA
CCTV UNTUK KEAMANAN RUANGAN
Ir. Ida Bagus Sujana Manuaba,M.Sc.
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ini berjudul :
Sensor Passive Infrared sebagai kontrol Kamera CCTV untuk Keamanan
Ruangan
Pada kesempatan ini, tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
karya tulis ini, khususnya:
1. Bapak Ir. S. Poniman, M.Si sebagai Ketua Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
2. Bapak Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si. sebagai Dekan Fakultas MIPA
Universitas Udayana
3. Seluruh rekan Dosen Jurusan Fisika yang membantu memberikan ide-ide dan
saran-saran yang mendukung dalam penyelesaian makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Bukit Jimbaran, 12 Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR JUDUL ………………………………………………...... i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………... ii
ABSTRAK……………………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan ……………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Sensor PIR (Passive Infrared)…………………………………... 4
2.2 Mikrokontroler…………………………………………………... 6
2.3 Motor DC Penggerak Kamera CCTV ………………………....... 10
2.4 Closed Circuit Television (CCTV)…………………………….... 11
BAB III METODOLOGI
3.1 ……………………………………………. 13 3.2
Alat dan Bahan …………………………………………………. 13 3.3
Perancangan Alat………………………………………………… 14
3.3.1 Diagram Blog Alat……………………………………… 15
3.3.2 Skema Rangkaian…………………………………………. 15 3.4
Cara Kerja Alat…………………………………………………… 16
3.5 Pembuatan Instalasi Perangkat Lunak (Software)……………….. 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Rangkaian Sistem Keamanan Ruangan…………….. 23
4.2 Analisa Data……………………………………………………. 24
4.2.1 Langkah Pengambilan Data…………………………..… 24
4.2.2 Data Hasil Pengamatan..……………………………...... 25
BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1 Fungsi alternatif Port 3……………………………............ 9
Tabel 3.3 Logika Program Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan
Kamera CCTV Dengan Sensor PIR………………………. 21
Table 4.1 Data hasil uji sensor PIR………………………………….. 26
Tabel 4.2 Data Jarak Deteksi Terjauh Setiap Sudut Deteksi………… 31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram komponen sensor PIR………………………. 4
Gambar 2.2 Susunan Port Mikrokontroler AT89S52……………… 9
Gambar 2.3 Mini Closed Circuit Television (CCTV)……………… 11
Gambar 3.1 Diagram blok sistem keamanan ruangan menggunakan
kamera CCTV dengan sensor PIR…………………… 15
Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan
Kamera CCTV Dengan Sensor PIR…………………. 16
Gambar 3.4 Flowchart Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan
Sensor PIR…………………………………………… 20
Gambar 4.2 Pengambilan data sensor terhadap sudut deteksi
dan jarak……………………………………………… 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua kejahatan yang ada, kepolisian sulit mengidentifikasi pelaku
sehingga perlu adanya pengamatan secara otomatis salah satunya dengan
menggunakan kamera CCTV sehingga dapat mengidentifikasi tindak kejahatan yang
terpantau oleh kamera. Berdasarkan latar belakang ini, maka penulis membuat sistem
keamanan ruangan menggunakan kamera closed circuit television (CCTV) dengan
sensor passive infrared (PIR). Sistem keamanan ruang berbasis mikrokontroler
AT89S51 sudah banyak digunakan oleh peneliti-peneliti lain seperti perancangan
sistem keamanan ruangan menggunakan passive infrared (PIR) yang dikendalikan
AT89C51 (Imron Wahyudi, 2006), sistem keamanan ruangan menggunakan webcam
dengan memanfaatkan program pendeteksi keberadaan objek (Febry, 2007), sistem
keamanan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 dimanfaatkan sebagai
pengaman gedung atau rumah mewah (Astuti, 2008). Sistem keamanan rumah
menggunakan sensor passive infrared (PIR) dan sensor suhu LM 35 berbasis
mikrokontroler AT89S51 (Kristianto, 2008) kemudian sistem keamanan pada gedung
dengan konsep real time dengan kamera CCTV dalam keadaan statis atau diam
(Prasetyo Ali.,dkk, 2010).
Sampai saat ini sepengetahuan penulis belum ada peneliti yang menggunakan
sistem keamanan ruangan menggunakan kamera CCTV yang bergerak dengan sensor
PIR, maka dari itu penulis mengusulkan metode tersebut sebagai penelitian tugas
akhir.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum yang ingin dicapai pada makalAh ini adalah untuk membuat
sistem keamanan ruangan.
2 Tujuan khusus yang ingin dicapai pada makalah ini adalah untuk
membuktikan sensor PIR dapat dipakai sebagai sistem keamanan ruangan dengan
menggunakan kamera CCTV.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sensor Passive Infrared (PIR)
PIR merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Sesuai dengan namanya
‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran inframerah yang diserap
kemudian merubahnya menjadi panas sehingga menghasilkan perubahan tegangan.
Untuk lebih terperinci terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Diagram komponen sensor PIR (ensiklopedia-dins 003)
Energi panas dari pancaran inframerah masuk melalui lensa fresnel dan
mengenai pyroelectric, kemudian terjadi perubahan tegangan. Pyroelectric terbuat dari
bahan kristal materialnya seperti galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan
litium tantalate (LiTaO3), kemudian dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh
komparator. Terjadinya tegangan pada pyroelectric karena terdapat komponen
transistor berupa MOSFET.
Ketika seseorang berjalan melewati sensor PIR, sensor akan menangkap
inframerah yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu berbeda dari
lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric aktif dan menghasilkan
tegangan karena adanya energi panas yang dibawa oleh inframerah.
Akan tetapi ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam,
maka sensor PIR akan mendeteksi energi panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia
hampir sama dengan kondisi lingkungan disekitarnya sehingga sensor PIR tidak aktif.
Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkan
energi panas yang berbeda sehingga sensor aktif kemudian memberikan input ke
mikrokontroler AT89S52 untuk mengaktifkan alarm.
2.2 Mikrokontroler
Mikrokontroler AT89S52 merupakan mikrokontroler keluarga MCS-51
dengan konfigurasi yang sama dengan AT89S51, hanya saja AT89S52 mempunyai
fitur ISP (In System Programmable Flash Memory). Fitur ini membuat
mikrokontroler dapat diprogram langsung dalam suatu sistem elektronik tanpa
melalui Programmer Board atau Download Board dan juga mikrokontroler dapat
diprogram melalui kabel ISP yang dihubungkan dengan Pararel Port pada suatu
personal komputer.
Secara umum keistimewaan yang dimiliki oleh mikrokontroler AT89S52
adalah sebagai berikut:
1. Sebuah CPU 8 bit yang termasuk ke dalam keluarga MCS-51
2. 8 Kbyte Reprogrammoble Flash Memori
3. Kapasitas RAM internal sebesar 256 byte
4. Delapan Interupt source
5. 4 buah programmable port I/O, masing-masing terdiri atas 8 buah jalur I/O
6. Kecepatan operasi hingga 33 MHz
7. Sebuah port serial full duplex
Mikrokontroler AT89S52 menggunakan Flash Programmable Erasable Read
Only Memory (Flash PEROM). Tipe Flash PEROM seperti ini mempunyai banyak
kepraktisan sehingga penghapusan data dapat dilangsungkan dengan cepat atau
serentak seperti PEROM yang dapat dilakukan secara elektris.
Mikrokontroler AT89S52 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya dikemas
dalam DIP (Dual In Package). Masing-masing pin pada mikrokontroler mempunyai
kegunaan seperti pada Gambar 2.2.
a. Port 0
Port 0 merupakan port dua fungsi yang berada pada pin 32-39 dari
AT89S52. Dalam rancangan sistem sederhana port ini sebagai port I/O
serbaguna. Untuk rancangan yang lebih komplek dengan melibatkan memori
eksternal jalur ini digunakan untuk bus data dan bus alamat.
b. Port 1
Port 1 disediakan sebagai port I/O dan berada pada pin 1-8 yang digunakan
sebagai jalur program.
c. Port 2
Port 2 (pin 21-28) merupakan port dua fungsi yaitu sebagai I/O serbaguna
atau sebagai bus alamat byte tinggi untuk rancangan yang melibatkan
memori eksternal.
d. Port 3 adalah port dua fungsi yang berada pada pin 10-17, port ini memiliki
multi fungsi yaitu port parallel 8-bit dua arah yang memiliki fungsi
pengganti. Fungsi pengganti meliputi TXD (Transmit Data), RXD (Receive
Data), INTO ( 0Interupt ), INT1( 1Interupt ), T0 (Timer 0), T1 (Timer 1),
WR (Write ) dan RD ( read ). Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pena-pena
ini dapat dipakai sebagai port pararel 8-bit serbaguna. Fungsi pengganti dari
port 3 seperti pada Tabel 2.1.
e. XTAL 1 adalah masukan ke rangkaian osilator internal. Sebuah osilator
kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.
f. XTAL 2 adalah keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini dipakai bila
menggunakan osilator kristal.
g. Pin 20 (GND) dihubungkan ke ground.
h. PSEN ( eore Eenablprogram St )
Adalah sebuah sinyal keluaran yang terdapat pada pin 29. Fungsinya adalah
sebagai sinyal kontrol untuk memungkinkan mikrokontroler membaca
program (code) dari memori eksternal.
i. ALE (Address Latch Enable)
Sinyal output ALE yang berada pada pin 30 fungsinya sama dengan ALE
pada microprocessor INTEL 8085, 8088 atau 8086. Sinyal ALE
membangkitkan 1/6 frekuensi oscillator dan dapat dipakai sebagai clock
yang dapat dipergunakan secara umum.
j. EA (External Access)
Masukan sinyal terdapat pada pin 31 yang dapat diberikan logika rendah
(ground) atau logika tinggi (+5V). Jika diberikan logika tinggi maka
mikrokontroler akan mengakses program dari ROM internal (EPROM/flash
memori). Jika diberi logika rendah maka mikrokontroler akan mengakses
program dari memori eksternal.
k. RST (Reset)
Input reset pada pin 9 adalah reset master untuk AT89S52. Pulsa transisi dari
tinggi selama 2 siklus ke rendah akan mereset mikrokontroler.
l. AT89S51 dioperasikan pada tegangan supply 5V, pin Vcc berada pada pin
40 dan Vss (ground) pada pin 20.
Tabel 2.1 Fungsi alternatif Port 3
Pena Nama Fungsi Alternatif
P3.0 RXD Port input serial
P3.1 TXD Port output serial
P3.2 INTO Interupt eksternal
P3.3 INT1 Interupt eksternal
P3.4 T0 Input Timer/Counter 0 eksternal
P3.5 T1 Input Timer/Counter 1 eksternal
P3.6 WR Sinyal tulis memori data eksternal
P3.7 RD Sinyal baca memori data eksternal
Gambar 2.2 Susunan Port Mikrokontroler AT89S52
2.3 Motor DC Gearbox Penggerak Kamera CCTV
Motor penggerak kamera CCTV yang digunakan adalah motor DC gearbox
yang dioperasikan oleh arus listrik searah dapat diatur posisinya dengan akurat pada
posisi tertentu dan berputar kearah yang diinginkan dengan mengatur tegangan yang
diberikan pada kumparan. Arah putaran motor DC gearbox tergantung pada arah
medan dan aliran arus listrik pada kumparan. Jika arah medan atau arah aliran arus
listrik pada kumparan dibalik, maka putaran motor DC akan terbalik (Santiyasa,
2006). Motor DC memiliki dua bagian dasar, yaitu:
a. Bagian tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan
magnet baik yang dibangkitkan dari sebuah kumparan elektromagnet maupun
magnet permanent.
b. Bagian berputar yang disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah kumparan di
mana arus listrik mengalir.
Pada penelitian ini menggunakan motor DC memiliki kecepatan putar yang
cepat tetapi menggunakan gearbox maka kecepatan putar dapat diperlambat dengan
torsi putar cukup kuat. Arah putaran motor DC gearbox tergantung pada arah medan
dan arah aliran arus listrik pada kumparan. Jika arah medan atau arah aliran arus
listrik pada kumparan dibalik, maka putaran motor DC gearbox akan terbalik.
Kecepatan motor DC gearbox tergantung pada kekuatan medan dan tegangan yang
diberikan pada kumparan, dengan demikian kecepatan motor DC gearbox bisa diatur
baik dengan mengatur arus medan atau mengatur tegangan yang diberikan.
2.4 Closed Circuit Television (CCTV)
CCTV merupakan sebuah kamera yang digunakan untuk memonitor atau
mengawasi suatu tempat yang dianggap rawan dari bahaya. Untuk lebih jelasnya
terlihat seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Mini Closed Circuit Television (CCTV)
CCTV umumnya digunakan oleh petugas untuk mengawasi lingkungan pada
tempat-tempat yang rawan akan kejahatan seperti dalam gedung perkantoran,
terminal bis, terminal kereta api, bandara ataupun lainnya (http://cctv.indonesia.com).
Dengan cara itu, jika ada sesuatu hal yang mencurigakan atau ada seseorang yang
ingin berbuat kejahatan maka dapat terpantau melalui kamera CCTV sehingga
petugas dapat segera melakukan tindakan.
Penggunaan kamera CCTV dengan sensor PIR sebagai sistem keamanan
ruangan dalam penelitian ini terdapat beberapa keunggulan dibandingkan dengan
kamera CCTV yang terdapat pada pasaran umumnya yakni sebagai berikut :
1. Kamera CCTV dapat berputar secara otomatis.
2. Terdapat sensor PIR yang akan mendeteksi energi panas benda bergerak.
3. Mengefisiensi biaya dan sangat mudah dalam penggunaanya.
Berikut merupakan spesifikasi dari kamera mini CCTV yang digunakan :
- Lensa 6.0 mm Focus Lens
- IRIS Mode Not Available
- White Balance Auto
- Video Output CCIR/EIA (PAL/NTSC) Visual SIgnal
- Power Source DC 6 - 12V
- Weight 59 gram (Body Only)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Satu unit PC (Personal Komputer)
2. Sensor PIR AMN12111
3. Kamera CCTV Mini
4. Motor DC Gearbox
5. Catu daya
6. Multimeter
7. Solder
8. Timah
9. PCB
10. IC AT89S52
11. Penanam ATMEL AT89S51/52
12. Kristal 12 MHz
13. Transistor BC559
14. Transistor 2SC9014
15. Dioda 1N4148
16. Resistor 330 Ω
17. Resistor 1 kΩ
18. Resistor 10 kΩ
19. Resistor 100 kΩ
20. Resistor 1 MΩ
21. Variabel resistor 10 kΩ
22. Saklar Push button
23. Alarm
24. Kapasitor 10 µF
25. Kapasitor 33 pF
26. Kapasitor 0,1 µF
27. Kapasitor 1000 pF
28. Relay 12 V
29. Led
3.2 Perancangan Alat
Dalam pelaksanaan penelitian sistem keamanan ruangan menggunakan
kamera CCTV dengan sensor PIR langkah awal yang dilakukan ialah membuat
diagram blok dan cara kerja alat.
3.2.1 Diagram Blok Alat
Diagram blok sistem keamanaan ruangan menggunakan kamera CCTV
dengan sensor PIR dapat dilihat pada Gambar 3.1.
P1.0
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7
P3.7
P3.0
P3.1P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
RESET
XTAL2
XTAL1
GND
VCC
P0.0
P0.1
P0.2
P0.3
P0.4
P0.5
P0.6
P2.3
EA/VPP
ALE/ PROG
PESEN
P2.7
P2.6
P2.5
P2.4
P0.7
P2.2
P2.1
P2.0
Relai 2 6V
Relai 16V
M
VCC 5V
33pF
33pF
Kristal 12MHz
Saklar 1
Saklar 2
-12V
BC559
BC559
330
330
330
330
12V+
Sensor PIRAMN12111
Sinyal Rekam
330
Mikro
ko
ntro
ler
AT
89
S52
Relai ( +12V )
Relai ( -12V )Motor DC
GearboxKamera CCTV
KomputerAlarm
P2.0P2.1P2.2P2.3
P1.0P1.1P1.2P1.3
P3.2Sensor PIR
Gambar 3.1 Diagram blok sistem keamanan ruangan menggunakan
kamera CCTV dengan sensor PIR.
3.2.2 Skema Rangkaian
Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Keamanan Ruangan dengan CCTV Sensor PIR.
Sistem keamanan ruangan menggunakan kamera CCTV dengan sensor PIR
memiliki skema rangkaian ditunjukkan pada Gambar 3.2.
3.3 Cara Kerja Alat
Sensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor PIR AMN12111,
sesuai pada Gambar 3.1 yaitu diagram blok rangkaian, cara kerja sistem keamanan ini
sesuai dengan namanya Infrared Move Detector, bekerja dengan cara mendeteksi
energi panas yang dibawa oleh inframerah.
Sensor ini selain mendeteksi energi panas yang dibawa oleh inframerah yang
dipancarkan manusia juga mendeteksi gerakan dari benda mati. Ada perbedaan dalam
pendeteksian yaitu ketika yang terdeteksi adalah pergerakan manusia, sensor ini akan
merespon selama energi panas yang dibawa inframerah masih terpancar. Ketika yang
terdeteksi adalah benda mati, sensor akan merespon jika benda itu bergerak. Jika
tidak bergerak maka sensor tidak akan merespon lagi. Sensor akan terus merespon
jika benda mati yang terdeteksi mengalami perubahan energi panas yang dibawa oleh
inframerah. Sistem keamanan ruangan ini memiliki waktu delay selama 3 detik yang
sudah terprogram dalam komponen yang dibuat. Sehingga setelah 3 detik maka
keadaan pendeteksian akan kembali seperti semula dan siap mendeteksi kembali.
Pada saat sensor PIR mendeteksi kemudian memberikan sinyal ke dalam
AT89S52 selanjutnya alarm aktif dan gerak kamera CCTV berhenti karena motor
gearbox mendapat instruksi delay selama 3 detik dari mikrokontroler AT89S52,
selanjutnya operator keamanan dapat memonitor ruangan dan segera mengambil
tindakan.
3.5 Pembuatan Instalasi Perangkat Lunak (Software)
Mikrokontroler harus diberikan program untuk melaksanakan perintah yang
kita inginkan. Program terdiri dari susunan intruksi-intruksi yang ditulis dalam
bahasa mesin. Intruksi-intruksi ini ditulis dengan menggunakan editor text notepad
dan disimpan dengan ekstensi .asm. Agar bisa ditanamakan ke mikrokontroler maka
file dengan ekstensi .asm ini diubah menjadi file .hex dengan menggunakan program
Read51. Selanjutnya program yang berekstensi .hex ditanamkan ke mikrokontroler
dengan menggunakan program ISP. Sebelum dibuat dalam bahasa assembly terlebih
dahulu dibuat diagram alir (flowchart) dari program diperlihatkan pada Gambar 3.4
dan adapun logika program untuk rangkaian sistem keamanan ruangan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Berdasarkan pada logika program yang telah dibuat dalam penelitian ini maka
untuk mengaktifkan sistem keamanan ruangan menggunakan kamera CCTV dengan
sensor PIR yaitu untuk alarm serta menghentikan motor gearbox dengan delay dapat
dilihat dalam listing program yang terlampir dan berikut merupakan beberapa
potongan program yang digunakan.
Port 2 dipakai untuk pembatas arah gerakan kamera CCTV yaitu
menggunakan switch elektronik untuk switch 1 gerakan kanan atau switch 2 gerakan
kiri, berikut merupakan program yang dibuat :
cari1: cjne A,#FEh,cari2
mov p1,#FEh
ajmp mulai
ret
cari2: cjne A,#FDh,cari3
mov p1,#FDh
ajmp mulai
ret
pada saat sensor PIR mendeteksi radiasi panas benda maka akan memberikan sinyal
ke mikrokontroler logika low ‘0’ kemudian mikrokontroler akan menginstruksikan
relay yang terhubung dengan motor DC gerabox untuk berhenti dengan memberikan
waktu tunda selama 3 detik setelah itu motor DC gearbox akan berputar kembali,
potongan program waktu tunda atau delay seperti di bawah ini :
acall Delay
acall Delay
acall Delay
acall Delay
acall Delay
mov p3,#FBh
acall Delay
acall Delay
acall Delay
acall Delay
acall Delay
mov p3,#FFh
mov p1,#FEh
ajmp mulai
Mulai
Inisialisasi
Motor hidup
Motor hidup
Motor hidup
Apakah
P2=FFH dan P1=FDHYa
Tidak
Tidak
Apakah
P2=FDH dan P1=FDH
Tidak
Ya
Apakah
P2=FCH dan P1=FBHYa
Apakah
P2=FBH dan P1=FFH
Apakah
P2=FAH dan P1=FDH
Apakah
P2=F9H dan P1=FEH
Apakah
P2=F7H dan P1=F7H
Apakah
P2=FEH dan P1=FEHYa
Tidak
Motor mati
Motor hidup
Motor hidup
Motor mati
Sensor aktif
Alarm aktif
Motor mati
Delay 3 detik
selesai
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Gambar 3.4 Flowchart Sistem keamanan ruangan menggunakan sensor PIR.
ret
carix: ajmp mulai
Delay: mov r2,#C4h
loop: mov r1,#FFh
djnz r1,$
djnz r2,loop
ret
end
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil
Dengan mengikuti langkah pengambilan data maka didapatkan data hasil uji
sistem keamanan ruangan menggunakan kamera CCTV dengan sensor PIR seperti
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data hasil uji sensor PIR
No Θ
(°)
r
(cm)
V
(mV)
Keadaan Sistem
Keamanan
Aktif Tidak
Aktif
1 90 30 476 √
60 474 √
90 474 √
120 474 √
150 474 √
180 474 √
210 474 √
240 474 √
270 474 √
300 474 √
330 474 √
360 474 √
390 474 √
420 474 √
450 474 √
480 474 √
510 474 √
2 80 30 476 √
60 476 √
90 476 √
120 476 √
150 476 √
180 474 √
210 474 √
240 474 √
270 474 √
No Θ
(°)
r
(cm)
V
(mV)
Keadaan Sistem
Keamanan
Aktif Tidak
Aktif
300 474 √
330 474 √
360 474 √
390 474 √
420 474 √
450 474 √
480 474 √
510 474 √
3 70 30 476 √
60 476 √
90 476 √
120 476 √
150 476 √
180 476 √
210 474 √
240 474 √
270 474 √
300 474 √
330 474 √
360 474 √
390 474 √
420 474 √
450 474 √
480 474 √
510 474 √
4. 60 30 476 √
60 476 √
90 476 √
120 476 √
150 476 √
180 476 √
210 476 √
240 476 √
270 476 √
No Θ
(°)
r
(cm)
V
(mV)
Keadaan Sistem
Keamanan
Aktif Tidak
Aktif
300 474 √
330 474 √
360 474 √
390 474 √
420 474 √
450 474 √
480 474 √
5 50 30 476 √
60 476 √
90 476 √
120 476 √
150 476 √
180 476 √
210 476 √
240 476 √
270 476 √
300 476 √
330 474 √
360 474 √
390 474 √
420 474 √
450 474 √
480 474 √
510 474 √
6 40 30 476 √
60 476 √
90 476 √
120 476 √
150 476 √
180 476 √
210 476 √
240 476 √
270 476 √
300 476 √
No Θ
(°)
r
(cm)
V
(mV)
Keadaan Sistem
Keamanan
Aktif Tidak
Aktif
330 476 √
360 476 √
390 476 √
420 474 √
450 474 √
480 474 √
510 474 √
7 30 30 476 √
60 476 √
90 476 √
120 476 √
150 476 √
180 476 √
210 476 √
240 476 √
270 476 √
300 476 √
330 476 √
360 476 √
390 476 √
420 476 √
450 474 √
480 474 √
510 474 √
8 20 30 476 √
60 476 √
90 476 √
120 476 √
150 476 √
180 476 √
210 476 √
240 476 √
270 476 √
300 476 √
No Θ
(°)
r
(cm)
V
(mV)
Keadaan Sistem
Keamanan
Aktif Tidak
Aktif
330 476 √
360 476 √
390 476 √
420 476 √
450 474 √
480 474 √
510 474 √
9 10 30 476 √
60 476 √
90 476 √
120 476 √
150 476 √
180 476 √
210 476 √
240 476 √
270 476 √
300 476 √
330 476 √
360 476 √
390 476 √
420 476 √
450 476 √
480 474 √
510 474 √
10 0 30 476 √
60 476 √
90 476 √
120 476 √
150 476 √
180 476 √
210 476 √
240 476 √
270 476 √
300 476 √
No Θ
(°)
r
(cm)
V
(mV)
Keadaan Sistem
Keamanan
Aktif Tidak
Aktif
330 476 √
360 476 √
390 476 √
420 476 √
450 476 √
480 476 √
510 474 √
Ket : θ = sudut deteksi sensor PIR dalam derajat (°)
r = jarak objek terhadap sensor PIR dalam centimeter (cm)
V = tegangan keluaran sensor PIR dalam milivolt (mV)
Dari data hasil uji sensor PIR didapatkan bahwa jarak terjauh deteksi sensor
adalah pada jarak 510 cm dengan besar sudut 0° akan tetapi untuk jarak deteksi lebih
dari 510 cm sensor kurang peka dalam mendeteksi. Data hasil pengamatan untuk
jarak deteksi terjauh setiap sudut deteksi dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Jarak Deteksi Terjauh Setiap Sudut Deteksi.
No Sudut Deteksi (°) Jarak Deteksi Terjauh (cm)
1 0° 510
2 10° 450
3 20° 420
4 30° 390
5 40° 330
6 50° 300
7 60° 270
8 70° 180
9 80° 150
10 90° 30
Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa semakin besar sudut deteksi maka
jarak deteksi akan semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil sudut deteksi maka
jarak deteksi akan semakin besar. Hubungan antara jarak deteksi dengan tegangan
yaitu semakin jauh jarak deteksi maka tegangan yang diukur pada tegangan output
sensor sebesar 476 mV saat sensor aktif dan 474 mV saat sensor tidak aktif, besar
tegangan output sensor diambil saat terjadi perubahan tegangan pada voltmeter (V)
dengan nilai tertinggi dari tegangan output sensor yang dihasilkan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Jarak deteksi maksimum sensor adalah 510 cm pada sudut 0 °, jarak deteksi
minimum adalah 30 cm pada sudut 90 °.
2. Sudut deteksi mempengaruhi jarak deteksi dimana semakin besar sudut
deteksi maka jarak deteksi akan semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil
sudut deteksi maka jarak deteksi semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Nalwan, P.A., Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89S51/52,
Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003.
Petruzella, Frank D.,Elektronika Industri, Andi Yogyakarta, 1996.
Putra, Afgianto Eko., Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 (Teory dan Aplikasi),
Gaya Media, Yogyakarta, 2005.
Santiasa I Komang., Perancangan Sistem Pintu Otomatis Dengan Sensor Infra merah
Berbasis Mikrokontroler AT89C51, Jurusan Fisika Universitas Udayana,
Skripsi S-1, Tidak dipublikasikan, 2006.
http://[email protected], diakses pada tanggal 09 Januari 2010.
http://cctvindonesia.com, diakses pada tanggal 02 Juli 2009.
http://delta-electronic.com, diakses 2004.
http://yan-eib.blogspot.com/2007/passive-infra-red-pir.html, diakses 2011.