sensor passive infrared sebagai kontrol kamera …

32
SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA CCTV UNTUK KEAMANAN RUANGAN Ir. Ida Bagus Sujana Manuaba,M.Sc. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA

CCTV UNTUK KEAMANAN RUANGAN

Ir. Ida Bagus Sujana Manuaba,M.Sc.

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 2: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya

penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ini berjudul :

Sensor Passive Infrared sebagai kontrol Kamera CCTV untuk Keamanan

Ruangan

Pada kesempatan ini, tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan

karya tulis ini, khususnya:

1. Bapak Ir. S. Poniman, M.Si sebagai Ketua Jurusan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana

2. Bapak Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si. sebagai Dekan Fakultas MIPA

Universitas Udayana

3. Seluruh rekan Dosen Jurusan Fisika yang membantu memberikan ide-ide dan

saran-saran yang mendukung dalam penyelesaian makalah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Bukit Jimbaran, 12 Juni 2016

Penulis

Page 3: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

DAFTAR ISI Halaman

LEMBAR JUDUL ………………………………………………...... i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………... ii

ABSTRAK……………………………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR..................................................................................... iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. v

DAFTAR TABEL……………………………………………………………. vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 1

1.2 Tujuan ……………………………………………….. 2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Sensor PIR (Passive Infrared)…………………………………... 4

2.2 Mikrokontroler…………………………………………………... 6

2.3 Motor DC Penggerak Kamera CCTV ………………………....... 10

2.4 Closed Circuit Television (CCTV)…………………………….... 11

BAB III METODOLOGI

3.1 ……………………………………………. 13 3.2

Alat dan Bahan …………………………………………………. 13 3.3

Perancangan Alat………………………………………………… 14

3.3.1 Diagram Blog Alat……………………………………… 15

3.3.2 Skema Rangkaian…………………………………………. 15 3.4

Cara Kerja Alat…………………………………………………… 16

3.5 Pembuatan Instalasi Perangkat Lunak (Software)……………….. 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Rangkaian Sistem Keamanan Ruangan…………….. 23

4.2 Analisa Data……………………………………………………. 24

4.2.1 Langkah Pengambilan Data…………………………..… 24

4.2.2 Data Hasil Pengamatan..……………………………...... 25

BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 2.1 Fungsi alternatif Port 3……………………………............ 9

Tabel 3.3 Logika Program Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan

Kamera CCTV Dengan Sensor PIR………………………. 21

Table 4.1 Data hasil uji sensor PIR………………………………….. 26

Tabel 4.2 Data Jarak Deteksi Terjauh Setiap Sudut Deteksi………… 31

Page 4: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Diagram komponen sensor PIR………………………. 4

Gambar 2.2 Susunan Port Mikrokontroler AT89S52……………… 9

Gambar 2.3 Mini Closed Circuit Television (CCTV)……………… 11

Gambar 3.1 Diagram blok sistem keamanan ruangan menggunakan

kamera CCTV dengan sensor PIR…………………… 15

Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan

Kamera CCTV Dengan Sensor PIR…………………. 16

Gambar 3.4 Flowchart Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan

Sensor PIR…………………………………………… 20

Gambar 4.2 Pengambilan data sensor terhadap sudut deteksi

dan jarak……………………………………………… 25

BAB I

Page 5: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir semua kejahatan yang ada, kepolisian sulit mengidentifikasi pelaku

sehingga perlu adanya pengamatan secara otomatis salah satunya dengan

menggunakan kamera CCTV sehingga dapat mengidentifikasi tindak kejahatan yang

terpantau oleh kamera. Berdasarkan latar belakang ini, maka penulis membuat sistem

keamanan ruangan menggunakan kamera closed circuit television (CCTV) dengan

sensor passive infrared (PIR). Sistem keamanan ruang berbasis mikrokontroler

AT89S51 sudah banyak digunakan oleh peneliti-peneliti lain seperti perancangan

sistem keamanan ruangan menggunakan passive infrared (PIR) yang dikendalikan

AT89C51 (Imron Wahyudi, 2006), sistem keamanan ruangan menggunakan webcam

dengan memanfaatkan program pendeteksi keberadaan objek (Febry, 2007), sistem

keamanan ruangan berbasis mikrokontroler AT89S51 dimanfaatkan sebagai

pengaman gedung atau rumah mewah (Astuti, 2008). Sistem keamanan rumah

menggunakan sensor passive infrared (PIR) dan sensor suhu LM 35 berbasis

mikrokontroler AT89S51 (Kristianto, 2008) kemudian sistem keamanan pada gedung

dengan konsep real time dengan kamera CCTV dalam keadaan statis atau diam

(Prasetyo Ali.,dkk, 2010).

Sampai saat ini sepengetahuan penulis belum ada peneliti yang menggunakan

sistem keamanan ruangan menggunakan kamera CCTV yang bergerak dengan sensor

Page 6: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

PIR, maka dari itu penulis mengusulkan metode tersebut sebagai penelitian tugas

akhir.

1.2 Tujuan

1. Tujuan umum yang ingin dicapai pada makalAh ini adalah untuk membuat

sistem keamanan ruangan.

2 Tujuan khusus yang ingin dicapai pada makalah ini adalah untuk

membuktikan sensor PIR dapat dipakai sebagai sistem keamanan ruangan dengan

menggunakan kamera CCTV.

Page 7: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor Passive Infrared (PIR)

PIR merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Sesuai dengan namanya

‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran inframerah yang diserap

kemudian merubahnya menjadi panas sehingga menghasilkan perubahan tegangan.

Untuk lebih terperinci terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Diagram komponen sensor PIR (ensiklopedia-dins 003)

Energi panas dari pancaran inframerah masuk melalui lensa fresnel dan

mengenai pyroelectric, kemudian terjadi perubahan tegangan. Pyroelectric terbuat dari

bahan kristal materialnya seperti galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan

litium tantalate (LiTaO3), kemudian dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh

Page 8: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

komparator. Terjadinya tegangan pada pyroelectric karena terdapat komponen

transistor berupa MOSFET.

Ketika seseorang berjalan melewati sensor PIR, sensor akan menangkap

inframerah yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu berbeda dari

lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric aktif dan menghasilkan

tegangan karena adanya energi panas yang dibawa oleh inframerah.

Akan tetapi ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam,

maka sensor PIR akan mendeteksi energi panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia

hampir sama dengan kondisi lingkungan disekitarnya sehingga sensor PIR tidak aktif.

Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkan

energi panas yang berbeda sehingga sensor aktif kemudian memberikan input ke

mikrokontroler AT89S52 untuk mengaktifkan alarm.

2.2 Mikrokontroler

Mikrokontroler AT89S52 merupakan mikrokontroler keluarga MCS-51

dengan konfigurasi yang sama dengan AT89S51, hanya saja AT89S52 mempunyai

fitur ISP (In System Programmable Flash Memory). Fitur ini membuat

mikrokontroler dapat diprogram langsung dalam suatu sistem elektronik tanpa

melalui Programmer Board atau Download Board dan juga mikrokontroler dapat

diprogram melalui kabel ISP yang dihubungkan dengan Pararel Port pada suatu

personal komputer.

Page 9: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

Secara umum keistimewaan yang dimiliki oleh mikrokontroler AT89S52

adalah sebagai berikut:

1. Sebuah CPU 8 bit yang termasuk ke dalam keluarga MCS-51

2. 8 Kbyte Reprogrammoble Flash Memori

3. Kapasitas RAM internal sebesar 256 byte

4. Delapan Interupt source

5. 4 buah programmable port I/O, masing-masing terdiri atas 8 buah jalur I/O

6. Kecepatan operasi hingga 33 MHz

7. Sebuah port serial full duplex

Mikrokontroler AT89S52 menggunakan Flash Programmable Erasable Read

Only Memory (Flash PEROM). Tipe Flash PEROM seperti ini mempunyai banyak

kepraktisan sehingga penghapusan data dapat dilangsungkan dengan cepat atau

serentak seperti PEROM yang dapat dilakukan secara elektris.

Mikrokontroler AT89S52 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya dikemas

dalam DIP (Dual In Package). Masing-masing pin pada mikrokontroler mempunyai

kegunaan seperti pada Gambar 2.2.

a. Port 0

Port 0 merupakan port dua fungsi yang berada pada pin 32-39 dari

AT89S52. Dalam rancangan sistem sederhana port ini sebagai port I/O

serbaguna. Untuk rancangan yang lebih komplek dengan melibatkan memori

eksternal jalur ini digunakan untuk bus data dan bus alamat.

b. Port 1

Page 10: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

Port 1 disediakan sebagai port I/O dan berada pada pin 1-8 yang digunakan

sebagai jalur program.

c. Port 2

Port 2 (pin 21-28) merupakan port dua fungsi yaitu sebagai I/O serbaguna

atau sebagai bus alamat byte tinggi untuk rancangan yang melibatkan

memori eksternal.

d. Port 3 adalah port dua fungsi yang berada pada pin 10-17, port ini memiliki

multi fungsi yaitu port parallel 8-bit dua arah yang memiliki fungsi

pengganti. Fungsi pengganti meliputi TXD (Transmit Data), RXD (Receive

Data), INTO ( 0Interupt ), INT1( 1Interupt ), T0 (Timer 0), T1 (Timer 1),

WR (Write ) dan RD ( read ). Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pena-pena

ini dapat dipakai sebagai port pararel 8-bit serbaguna. Fungsi pengganti dari

port 3 seperti pada Tabel 2.1.

e. XTAL 1 adalah masukan ke rangkaian osilator internal. Sebuah osilator

kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.

f. XTAL 2 adalah keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini dipakai bila

menggunakan osilator kristal.

g. Pin 20 (GND) dihubungkan ke ground.

h. PSEN ( eore Eenablprogram St )

Page 11: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

Adalah sebuah sinyal keluaran yang terdapat pada pin 29. Fungsinya adalah

sebagai sinyal kontrol untuk memungkinkan mikrokontroler membaca

program (code) dari memori eksternal.

i. ALE (Address Latch Enable)

Sinyal output ALE yang berada pada pin 30 fungsinya sama dengan ALE

pada microprocessor INTEL 8085, 8088 atau 8086. Sinyal ALE

membangkitkan 1/6 frekuensi oscillator dan dapat dipakai sebagai clock

yang dapat dipergunakan secara umum.

j. EA (External Access)

Masukan sinyal terdapat pada pin 31 yang dapat diberikan logika rendah

(ground) atau logika tinggi (+5V). Jika diberikan logika tinggi maka

mikrokontroler akan mengakses program dari ROM internal (EPROM/flash

memori). Jika diberi logika rendah maka mikrokontroler akan mengakses

program dari memori eksternal.

k. RST (Reset)

Input reset pada pin 9 adalah reset master untuk AT89S52. Pulsa transisi dari

tinggi selama 2 siklus ke rendah akan mereset mikrokontroler.

l. AT89S51 dioperasikan pada tegangan supply 5V, pin Vcc berada pada pin

40 dan Vss (ground) pada pin 20.

Tabel 2.1 Fungsi alternatif Port 3

Page 12: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

Pena Nama Fungsi Alternatif

P3.0 RXD Port input serial

P3.1 TXD Port output serial

P3.2 INTO Interupt eksternal

P3.3 INT1 Interupt eksternal

P3.4 T0 Input Timer/Counter 0 eksternal

P3.5 T1 Input Timer/Counter 1 eksternal

P3.6 WR Sinyal tulis memori data eksternal

P3.7 RD Sinyal baca memori data eksternal

Gambar 2.2 Susunan Port Mikrokontroler AT89S52

2.3 Motor DC Gearbox Penggerak Kamera CCTV

Page 13: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

Motor penggerak kamera CCTV yang digunakan adalah motor DC gearbox

yang dioperasikan oleh arus listrik searah dapat diatur posisinya dengan akurat pada

posisi tertentu dan berputar kearah yang diinginkan dengan mengatur tegangan yang

diberikan pada kumparan. Arah putaran motor DC gearbox tergantung pada arah

medan dan aliran arus listrik pada kumparan. Jika arah medan atau arah aliran arus

listrik pada kumparan dibalik, maka putaran motor DC akan terbalik (Santiyasa,

2006). Motor DC memiliki dua bagian dasar, yaitu:

a. Bagian tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan

magnet baik yang dibangkitkan dari sebuah kumparan elektromagnet maupun

magnet permanent.

b. Bagian berputar yang disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah kumparan di

mana arus listrik mengalir.

Pada penelitian ini menggunakan motor DC memiliki kecepatan putar yang

cepat tetapi menggunakan gearbox maka kecepatan putar dapat diperlambat dengan

torsi putar cukup kuat. Arah putaran motor DC gearbox tergantung pada arah medan

dan arah aliran arus listrik pada kumparan. Jika arah medan atau arah aliran arus

listrik pada kumparan dibalik, maka putaran motor DC gearbox akan terbalik.

Kecepatan motor DC gearbox tergantung pada kekuatan medan dan tegangan yang

diberikan pada kumparan, dengan demikian kecepatan motor DC gearbox bisa diatur

baik dengan mengatur arus medan atau mengatur tegangan yang diberikan.

2.4 Closed Circuit Television (CCTV)

CCTV merupakan sebuah kamera yang digunakan untuk memonitor atau

Page 14: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

mengawasi suatu tempat yang dianggap rawan dari bahaya. Untuk lebih jelasnya

terlihat seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Mini Closed Circuit Television (CCTV)

CCTV umumnya digunakan oleh petugas untuk mengawasi lingkungan pada

tempat-tempat yang rawan akan kejahatan seperti dalam gedung perkantoran,

terminal bis, terminal kereta api, bandara ataupun lainnya (http://cctv.indonesia.com).

Dengan cara itu, jika ada sesuatu hal yang mencurigakan atau ada seseorang yang

ingin berbuat kejahatan maka dapat terpantau melalui kamera CCTV sehingga

petugas dapat segera melakukan tindakan.

Penggunaan kamera CCTV dengan sensor PIR sebagai sistem keamanan

ruangan dalam penelitian ini terdapat beberapa keunggulan dibandingkan dengan

kamera CCTV yang terdapat pada pasaran umumnya yakni sebagai berikut :

1. Kamera CCTV dapat berputar secara otomatis.

2. Terdapat sensor PIR yang akan mendeteksi energi panas benda bergerak.

3. Mengefisiensi biaya dan sangat mudah dalam penggunaanya.

Berikut merupakan spesifikasi dari kamera mini CCTV yang digunakan :

Page 15: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

- Lensa 6.0 mm Focus Lens

- IRIS Mode Not Available

- White Balance Auto

- Video Output CCIR/EIA (PAL/NTSC) Visual SIgnal

- Power Source DC 6 - 12V

- Weight 59 gram (Body Only)

Page 16: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Satu unit PC (Personal Komputer)

2. Sensor PIR AMN12111

3. Kamera CCTV Mini

4. Motor DC Gearbox

5. Catu daya

6. Multimeter

7. Solder

8. Timah

9. PCB

10. IC AT89S52

11. Penanam ATMEL AT89S51/52

12. Kristal 12 MHz

13. Transistor BC559

14. Transistor 2SC9014

15. Dioda 1N4148

16. Resistor 330 Ω

Page 17: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

17. Resistor 1 kΩ

18. Resistor 10 kΩ

19. Resistor 100 kΩ

20. Resistor 1 MΩ

21. Variabel resistor 10 kΩ

22. Saklar Push button

23. Alarm

24. Kapasitor 10 µF

25. Kapasitor 33 pF

26. Kapasitor 0,1 µF

27. Kapasitor 1000 pF

28. Relay 12 V

29. Led

3.2 Perancangan Alat

Dalam pelaksanaan penelitian sistem keamanan ruangan menggunakan

kamera CCTV dengan sensor PIR langkah awal yang dilakukan ialah membuat

diagram blok dan cara kerja alat.

3.2.1 Diagram Blok Alat

Diagram blok sistem keamanaan ruangan menggunakan kamera CCTV

dengan sensor PIR dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Page 18: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

P1.0

P1.1

P1.2

P1.3

P1.4

P1.5

P1.6

P1.7

P3.7

P3.0

P3.1P3.2

P3.3

P3.4

P3.5

P3.6

RESET

XTAL2

XTAL1

GND

VCC

P0.0

P0.1

P0.2

P0.3

P0.4

P0.5

P0.6

P2.3

EA/VPP

ALE/ PROG

PESEN

P2.7

P2.6

P2.5

P2.4

P0.7

P2.2

P2.1

P2.0

Relai 2 6V

Relai 16V

M

VCC 5V

33pF

33pF

Kristal 12MHz

Saklar 1

Saklar 2

-12V

BC559

BC559

330

330

330

330

12V+

Sensor PIRAMN12111

Sinyal Rekam

330

Mikro

ko

ntro

ler

AT

89

S52

Relai ( +12V )

Relai ( -12V )Motor DC

GearboxKamera CCTV

KomputerAlarm

P2.0P2.1P2.2P2.3

P1.0P1.1P1.2P1.3

P3.2Sensor PIR

Gambar 3.1 Diagram blok sistem keamanan ruangan menggunakan

kamera CCTV dengan sensor PIR.

3.2.2 Skema Rangkaian

Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Keamanan Ruangan dengan CCTV Sensor PIR.

Page 19: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

Sistem keamanan ruangan menggunakan kamera CCTV dengan sensor PIR

memiliki skema rangkaian ditunjukkan pada Gambar 3.2.

3.3 Cara Kerja Alat

Sensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor PIR AMN12111,

sesuai pada Gambar 3.1 yaitu diagram blok rangkaian, cara kerja sistem keamanan ini

sesuai dengan namanya Infrared Move Detector, bekerja dengan cara mendeteksi

energi panas yang dibawa oleh inframerah.

Sensor ini selain mendeteksi energi panas yang dibawa oleh inframerah yang

dipancarkan manusia juga mendeteksi gerakan dari benda mati. Ada perbedaan dalam

pendeteksian yaitu ketika yang terdeteksi adalah pergerakan manusia, sensor ini akan

merespon selama energi panas yang dibawa inframerah masih terpancar. Ketika yang

terdeteksi adalah benda mati, sensor akan merespon jika benda itu bergerak. Jika

tidak bergerak maka sensor tidak akan merespon lagi. Sensor akan terus merespon

jika benda mati yang terdeteksi mengalami perubahan energi panas yang dibawa oleh

inframerah. Sistem keamanan ruangan ini memiliki waktu delay selama 3 detik yang

sudah terprogram dalam komponen yang dibuat. Sehingga setelah 3 detik maka

keadaan pendeteksian akan kembali seperti semula dan siap mendeteksi kembali.

Pada saat sensor PIR mendeteksi kemudian memberikan sinyal ke dalam

AT89S52 selanjutnya alarm aktif dan gerak kamera CCTV berhenti karena motor

gearbox mendapat instruksi delay selama 3 detik dari mikrokontroler AT89S52,

Page 20: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

selanjutnya operator keamanan dapat memonitor ruangan dan segera mengambil

tindakan.

3.5 Pembuatan Instalasi Perangkat Lunak (Software)

Mikrokontroler harus diberikan program untuk melaksanakan perintah yang

kita inginkan. Program terdiri dari susunan intruksi-intruksi yang ditulis dalam

bahasa mesin. Intruksi-intruksi ini ditulis dengan menggunakan editor text notepad

dan disimpan dengan ekstensi .asm. Agar bisa ditanamakan ke mikrokontroler maka

file dengan ekstensi .asm ini diubah menjadi file .hex dengan menggunakan program

Read51. Selanjutnya program yang berekstensi .hex ditanamkan ke mikrokontroler

dengan menggunakan program ISP. Sebelum dibuat dalam bahasa assembly terlebih

dahulu dibuat diagram alir (flowchart) dari program diperlihatkan pada Gambar 3.4

dan adapun logika program untuk rangkaian sistem keamanan ruangan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Berdasarkan pada logika program yang telah dibuat dalam penelitian ini maka

untuk mengaktifkan sistem keamanan ruangan menggunakan kamera CCTV dengan

sensor PIR yaitu untuk alarm serta menghentikan motor gearbox dengan delay dapat

dilihat dalam listing program yang terlampir dan berikut merupakan beberapa

potongan program yang digunakan.

Port 2 dipakai untuk pembatas arah gerakan kamera CCTV yaitu

menggunakan switch elektronik untuk switch 1 gerakan kanan atau switch 2 gerakan

kiri, berikut merupakan program yang dibuat :

cari1: cjne A,#FEh,cari2

Page 21: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

mov p1,#FEh

ajmp mulai

ret

cari2: cjne A,#FDh,cari3

mov p1,#FDh

ajmp mulai

ret

pada saat sensor PIR mendeteksi radiasi panas benda maka akan memberikan sinyal

ke mikrokontroler logika low ‘0’ kemudian mikrokontroler akan menginstruksikan

relay yang terhubung dengan motor DC gerabox untuk berhenti dengan memberikan

waktu tunda selama 3 detik setelah itu motor DC gearbox akan berputar kembali,

potongan program waktu tunda atau delay seperti di bawah ini :

acall Delay

acall Delay

acall Delay

acall Delay

acall Delay

mov p3,#FBh

acall Delay

acall Delay

acall Delay

acall Delay

acall Delay

mov p3,#FFh

mov p1,#FEh

ajmp mulai

Page 22: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

Mulai

Inisialisasi

Motor hidup

Motor hidup

Motor hidup

Apakah

P2=FFH dan P1=FDHYa

Tidak

Tidak

Apakah

P2=FDH dan P1=FDH

Tidak

Ya

Apakah

P2=FCH dan P1=FBHYa

Apakah

P2=FBH dan P1=FFH

Apakah

P2=FAH dan P1=FDH

Apakah

P2=F9H dan P1=FEH

Apakah

P2=F7H dan P1=F7H

Apakah

P2=FEH dan P1=FEHYa

Tidak

Motor mati

Motor hidup

Motor hidup

Motor mati

Sensor aktif

Alarm aktif

Motor mati

Delay 3 detik

selesai

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Gambar 3.4 Flowchart Sistem keamanan ruangan menggunakan sensor PIR.

Page 23: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

ret

carix: ajmp mulai

Delay: mov r2,#C4h

loop: mov r1,#FFh

djnz r1,$

djnz r2,loop

ret

end

Page 24: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil

Dengan mengikuti langkah pengambilan data maka didapatkan data hasil uji

sistem keamanan ruangan menggunakan kamera CCTV dengan sensor PIR seperti

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data hasil uji sensor PIR

No Θ

(°)

r

(cm)

V

(mV)

Keadaan Sistem

Keamanan

Aktif Tidak

Aktif

1 90 30 476 √

60 474 √

90 474 √

120 474 √

150 474 √

180 474 √

210 474 √

240 474 √

270 474 √

300 474 √

330 474 √

360 474 √

390 474 √

420 474 √

450 474 √

480 474 √

510 474 √

2 80 30 476 √

60 476 √

90 476 √

120 476 √

150 476 √

Page 25: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

180 474 √

210 474 √

240 474 √

270 474 √

No Θ

(°)

r

(cm)

V

(mV)

Keadaan Sistem

Keamanan

Aktif Tidak

Aktif

300 474 √

330 474 √

360 474 √

390 474 √

420 474 √

450 474 √

480 474 √

510 474 √

3 70 30 476 √

60 476 √

90 476 √

120 476 √

150 476 √

180 476 √

210 474 √

240 474 √

270 474 √

300 474 √

330 474 √

360 474 √

390 474 √

420 474 √

450 474 √

480 474 √

510 474 √

4. 60 30 476 √

60 476 √

90 476 √

120 476 √

Page 26: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

150 476 √

180 476 √

210 476 √

240 476 √

270 476 √

No Θ

(°)

r

(cm)

V

(mV)

Keadaan Sistem

Keamanan

Aktif Tidak

Aktif

300 474 √

330 474 √

360 474 √

390 474 √

420 474 √

450 474 √

480 474 √

5 50 30 476 √

60 476 √

90 476 √

120 476 √

150 476 √

180 476 √

210 476 √

240 476 √

270 476 √

300 476 √

330 474 √

360 474 √

390 474 √

420 474 √

450 474 √

480 474 √

510 474 √

6 40 30 476 √

60 476 √

90 476 √

120 476 √

Page 27: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

150 476 √

180 476 √

210 476 √

240 476 √

270 476 √

300 476 √

No Θ

(°)

r

(cm)

V

(mV)

Keadaan Sistem

Keamanan

Aktif Tidak

Aktif

330 476 √

360 476 √

390 476 √

420 474 √

450 474 √

480 474 √

510 474 √

7 30 30 476 √

60 476 √

90 476 √

120 476 √

150 476 √

180 476 √

210 476 √

240 476 √

270 476 √

300 476 √

330 476 √

360 476 √

390 476 √

420 476 √

450 474 √

480 474 √

510 474 √

8 20 30 476 √

60 476 √

90 476 √

Page 28: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

120 476 √

150 476 √

180 476 √

210 476 √

240 476 √

270 476 √

300 476 √

No Θ

(°)

r

(cm)

V

(mV)

Keadaan Sistem

Keamanan

Aktif Tidak

Aktif

330 476 √

360 476 √

390 476 √

420 476 √

450 474 √

480 474 √

510 474 √

9 10 30 476 √

60 476 √

90 476 √

120 476 √

150 476 √

180 476 √

210 476 √

240 476 √

270 476 √

300 476 √

330 476 √

360 476 √

390 476 √

420 476 √

450 476 √

480 474 √

510 474 √

10 0 30 476 √

60 476 √

Page 29: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

90 476 √

120 476 √

150 476 √

180 476 √

210 476 √

240 476 √

270 476 √

300 476 √

No Θ

(°)

r

(cm)

V

(mV)

Keadaan Sistem

Keamanan

Aktif Tidak

Aktif

330 476 √

360 476 √

390 476 √

420 476 √

450 476 √

480 476 √

510 474 √

Ket : θ = sudut deteksi sensor PIR dalam derajat (°)

r = jarak objek terhadap sensor PIR dalam centimeter (cm)

V = tegangan keluaran sensor PIR dalam milivolt (mV)

Dari data hasil uji sensor PIR didapatkan bahwa jarak terjauh deteksi sensor

adalah pada jarak 510 cm dengan besar sudut 0° akan tetapi untuk jarak deteksi lebih

dari 510 cm sensor kurang peka dalam mendeteksi. Data hasil pengamatan untuk

jarak deteksi terjauh setiap sudut deteksi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Page 30: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

Tabel 4.2 Data Jarak Deteksi Terjauh Setiap Sudut Deteksi.

No Sudut Deteksi (°) Jarak Deteksi Terjauh (cm)

1 0° 510

2 10° 450

3 20° 420

4 30° 390

5 40° 330

6 50° 300

7 60° 270

8 70° 180

9 80° 150

10 90° 30

Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa semakin besar sudut deteksi maka

jarak deteksi akan semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil sudut deteksi maka

jarak deteksi akan semakin besar. Hubungan antara jarak deteksi dengan tegangan

yaitu semakin jauh jarak deteksi maka tegangan yang diukur pada tegangan output

sensor sebesar 476 mV saat sensor aktif dan 474 mV saat sensor tidak aktif, besar

tegangan output sensor diambil saat terjadi perubahan tegangan pada voltmeter (V)

dengan nilai tertinggi dari tegangan output sensor yang dihasilkan.

Page 31: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu :

1. Jarak deteksi maksimum sensor adalah 510 cm pada sudut 0 °, jarak deteksi

minimum adalah 30 cm pada sudut 90 °.

2. Sudut deteksi mempengaruhi jarak deteksi dimana semakin besar sudut

deteksi maka jarak deteksi akan semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil

sudut deteksi maka jarak deteksi semakin besar.

Page 32: SENSOR PASSIVE INFRARED SEBAGAI KONTROL KAMERA …

DAFTAR PUSTAKA

Nalwan, P.A., Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89S51/52,

Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003.

Petruzella, Frank D.,Elektronika Industri, Andi Yogyakarta, 1996.

Putra, Afgianto Eko., Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 (Teory dan Aplikasi),

Gaya Media, Yogyakarta, 2005.

Santiasa I Komang., Perancangan Sistem Pintu Otomatis Dengan Sensor Infra merah

Berbasis Mikrokontroler AT89C51, Jurusan Fisika Universitas Udayana,

Skripsi S-1, Tidak dipublikasikan, 2006.

http://[email protected], diakses pada tanggal 09 Januari 2010.

http://cctvindonesia.com, diakses pada tanggal 02 Juli 2009.

http://delta-electronic.com, diakses 2004.

http://yan-eib.blogspot.com/2007/passive-infra-red-pir.html, diakses 2011.