senin, 9 maret 2020

2

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Senin, 9 Maret 2020
Page 2: Senin, 9 Maret 2020

15Senin, 9 Maret 2020

P E N G U M U M A NKEPADA PARA PEMEGANG SAHAM

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH Tbk(“Perseroan”)

Dengan ini diberitahukan kepada Para Pemegang Saham Perseroan bahwa Perseroan bermaksud menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) pada hari Kamis, tanggal 16 April 2020.

Sesuai ketentuan Pasal 10 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan serta memperhatikan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 (“POJK-32”) tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka, pemanggilan RUPST yang mencantumkan mata acara RUPST akan diumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, situs web Bursa Efek Indonesia (BEI) dan situs web Perseroan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris pada hari Selasa, tanggal 24 Maret 2020.

Pemegang Saham yang berhak hadir dalam Rapat adalah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada hari Senin, tanggal 23 Maret 2020 sampai dengan pukul 16:15 WIB dan atau pemilik saham Perseroan yang tercatat pada sub rekening efek PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada penutupan perdagangan saham di BEI pada hari Senin, tanggal 23 Maret 2020.

Setiap usulan pemegang saham akan dimasukkan ke dalam mata acara Rapat jika memenuhi persyaratan dalam Pasal 10 ayat 11 Anggaran Dasar Perseroan serta memperhatikan Pasal 12 ayat 1 POJK-32 dan sudah diterima oleh Direksi Perseroan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pemanggilan RUPST.

Jakarta, 9 Maret 2020PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk

Direksi

PEMANGGILANRAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNANPT WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG Tbk.

Direksi PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan”), dengan ini mengundang Para Pemegang Saham untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2019 (selanjutnya disebut “Rapat”) yang akan diselenggarakan pada:

Hari, tanggal : Selasa, 31 Maret 2020Tempat : Mainhall Gedung Bursa Efek Indonesia Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52 - 53

Jakarta - 12190Waktu : 14.00 WIB - Selesai

Dengan Mata Acara Rapat sebagai berikut:1. Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk Laporan Kegiatan Perseroan, Laporan

Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku 2019 dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) Pasal 69 dan Pasal 78, Laporan Tahunan Direksi dan Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan harus mendapatkan persetujuan dari RUPS Tahunan Perseroan, serta Laporan Keuangan Perseroan harus mendapatkan pengesahan dari RUPS.

2. Penetapan penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2019; Berdasarkan ketentuan Pasal 70 dan Pasal 71 ayat 1 UUPT, penggunaan laba bersih

Perseroan diputuskan dalam RUPS.3. Penunjukan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik untuk Audit Laporan

Keuangan Tahun Buku 2020 Berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat 2 huruf c Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 13

ayat 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan, dalam RUPS ditetapkan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan Tahun Buku 2020 Perseroan dengan mempertimbangkan usulan Dewan Komisaris Perseroan.

4. Persetujuan Perubahan Rencana Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham Berdasarkan POJK Nomor : 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana

Hasil Penawaran Umum, Direksi Perseroan diharuskan memperoleh persetujuan RUPS sehubungan dengan adanya rencana Perubahan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham.

5. Penetapan Gaji/Honorarium, Remunerasi dan Tunjangan Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2020, serta Tantiem untuk Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Tahun 2019

Berdasarkan ketentuan Pasal 96 ayat 1 juncto Pasal 113 UUPT, penetapan gaji dan tunjangan lain bagi setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris ditetapkan dalam RUPS.

6. Pemberlakukan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-08/MBU/12/2019 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa di BUMN;

Berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-08/MBU/12/2019 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa di BUMN, Anak

tersebut yang dikukuhkan dalam RUPS.7. Perubahan Pengurus Perseroan dan/atau Perubahan Nomenklatur Jabatan. Berdasarkan pada ketentuan Pasal 11 ayat 2 huruf a juncto pasal 14 ayat 1, dan Pasal 12

ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan, anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, serta Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS.

Catatan:1. Pemegang Saham yang berhak hadir dalam Rapat adalah Pemegang Saham Perseroan

yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan dan/atau pemilik saham Perseroan dalam sub rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada penutupan Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia tanggal 6 Maret 2020, yaitu 1 hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat.

2. Bahan-bahan Rapat, telah tersedia dan dapat diunduh melalui website Perseroan, www.wikagedung.co.id mulai tanggal 9 Maret 2020 sampai dengan tanggal Rapat.

3. Pemegang saham yang tidak hadir dapat diwakili oleh kuasanya dengan membawa Surat Kuasa yang sah, dengan ketentuan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan dapat bertindak selaku Kuasa Pemegang Saham Perseroan dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan tidak diperhitungkan dalam pemungutan suara.

4. Formulir Surat Kuasa dapat diperoleh pada jam kerja di Kantor Biro Administrasi Efek (“BAE”) yang telah ditunjuk Perseroan, yaitu PT Datindo Entrycom, yang beralamat di Jl. Hayam Wuruk No. 28, Jakarta 10120, Telp. (021) 3508077, dan semua Surat Kuasa dimaksud harus sudah diterima oleh Perseroan melalui Kantor BAE tersebut.

5. a. Pemegang saham atau kuasanya yang menghadiri Rapat, dimohon agar membawa fotokopi KTP atau tanda pengenal lainnya untuk diserahkan kepada petugas pendaftaran.

b. Bagi pemegang saham berbentuk Badan Hukum, harus melampirkan fotokopi anggaran dasar dan akta perubahan susunan pengurusnya yang terakhir.

c. Bagi pemegang saham yang berkedudukan di luar wilayah Republik Indonesia, maka Surat Kuasa harus dilegalisasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di wilayah setempat dimana Pemegang Saham berdomisili.

6. Untuk ketertiban Rapat, Pemegang Saham dimohon agar sudah berada di tempat Rapat 30 (tiga puluh) menit sebelum Rapat dimulai.

Jakarta, 9 Maret 2020PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk.

Direksi

PEMBIAYAAN SYARIAH

BANK ANTISIPASI PENGEMBANG PERUMAHAN BODONG

Bisnis, JAKARTA — Industri perbankan syariah berupaya memitigasi risiko terhadap maraknya pengembang perumahan berkedok syariah yang menawarkan investasi bodong.

Ni Putu Eka Wiratmini & Maria Elena

[email protected]

Kasus penipuan dari pengembang peru-mahan berkedok syariah kian ma-rak. Baru-baru ini, puluhan warga di

wilayah Jabodetabek melaporkan dugaan penipuan oleh salah satu pengembang yang mengajak warga untuk membeli kavling perumah-an syariah.

Maraknya kasus penipuan ini tak lepas dari naiknya minat konsu-men terhadap pembiayaan syariah.terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Menurut Presiden Direktur PT Bank BCA Syariah John Kosasih, tumbuhnya minat masyarakat un-tuk bertransaksi syariah menjadi celah bagi pihak tidak bertanggung jawab untuk ambil untung.

BCA Syariah lantas berupaya untuk melakukan seleksi risiko terhadap calon mitra developer dan tetap optimistis pembiayaan perumahan dapat tumbuh tinggi.

Tahun ini, pembiayaan proper-

ti BCA Syariah ditargetkan naik 15%—20%. Tahun lalu, pembi-ayaan beragun aset atau properti tumbuh sekitar Rp250 miliar.

“Kami tidak ada [kasus yang berkaitan dengan pengembang bodong]. Kami selalu melakukan underwriting terhadap calon mitra developer,” katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Senada, SEVP Bisnis Ritel dan Jaringan PT Bank BNI Syariah Iwan Abdi mengatakan BNI Syariah terus berupaya melakukan mitigasi dan antisipasi terhadap pengem-bang bodong berkedok syariah. Caranya, dengan menyeleksi para pengembang serta secara berkala mengkaji kerja sama.

“Kami juga memberikan infor-masi yang jelas dan melakukan sosialisasi kepada konsumen terkait akad dan produk-produk syariah.”

Dalam menyalurkan pembiaya-an pemilikan rumah, BNI Syariah menggunakan dua skema kerja sama dengan pengembang. Pertama, pemberian pembiayaan griya kepada

konsumen melalui produk Griya iB Hasanah untuk pembelian rumah ready stock dan indent. Kedua, ske-ma pembiayaan Griya konstruksi untuk pembangunan rumah.

PERLU EDUKASI BERSAMATerpisah, Direktur Utama PT

Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) Indra Falatehan menyampaikan kasus pengembang syariah bodong akan menimbulkan gangguan bagi industri perbankan syariah, teru-tama di sisi kepercayaan publik.

“Hal ini tentunya memerlukan edukasi dan literasi yang lebih baik, dilakukan bersama-sama oleh industri perbankan syariah, regulator, serta asosiasi-asosiasi pengembang perumahan,” katanya.

Indra mengutarakan, guna me-mitigasi pengembang nakal, perse-roan selektif memilih pengembang yang diajak bermitra, yakni wajib terdaftar dan memperoleh reko-mendasi dari asosiasi pengembang. Tahun lalu, outstanding pembia-yaan perumahan BJBS mencapai

Rp1,05 triliun dan diproyeksikan naik 22% pada 2020.

Di sisi lain, perbankan syariah dinilai cukup sulit untuk memitiga-si pengembang perumahan bodong lantaran terbatasnya kemampuan pendanaan perbankan syariah.

Menurut Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah Ins-titut Pertanian Bogor (CIEST-IPB) Irfan Syauqi Beik, tren permin-taan pembiayaan rumah syariah terus naik. Namun kemampuan perbankan syariah untuk mela-yani permintaan masih terbatas. Apalagi pangsa pasar bank syariah masih berkisar 6% dari total aset industri perbankan.

“Memang ada challenge yaitu kemampuan dari perbankan sya-riah dalam melayani permintaan dengan market share aset yang masih di kisaran 6%. Antara de-mand dengan kemampuan me-nyediakan fasilitas pembiayaan belum seimbang,” tuturnya.

Irfan menuturkan, masyarakat sebagai konsumen juga harus lebih

kritis dan cermat dalam mengguna-kan pembiayaan berskema syariah. Seperti halnya kredit pemilikan rumah konvensional, pembiayaan properti dengan skema syariah juga harus tetap melalui BI Checking dan berpotensi disita bank jika ada pelanggaran hukum.

BI Checking dilakukan untuk melihat kondisi risiko dan ke-mampuan pembayaran si calon konsumen. Sementara itu, penyi-taan terhadap rumah yang dibia-yai dengan skema syariah dapat terjadi jika ada kesepakatan yang dilanggar.

“Jadi kalau sudah ada pengem-bang properti syariah yang me-ngatakan tanpa riba, tanpa BI Checking, dan tidak akan disita, itu dipastikan bermasalah. [Konsu-men] Jangan langsung percaya,” katanya.

Dalam melakukan mitigasi risiko pembiayaan properti bodong berba-sis syariah, kata Irfan, perbankan syariah perlu berkolaborasi dengan developer yang teruji.

RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

UUS CIMB Niaga Siapkan Spin OffBisnis, JAKARTA — Unit

Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. me-nyatakan persiapan spin off akan efektif berjalan pada kuartal ketiga tahun ini.

Head of Syariah Business Banking CIMB Niaga Rusdi Dahardin mengatakan meski belum diputuskan apakah spin off akan dilakukan de-ngan cara organik ataupun anorganik, persiapan akan tetap dilakukan, khususnya terkait kebijakan dan pem-besaran aset.

“Project management offi ce [untuk spin off] sudah ada dari 3 atau 4 tahun lalu, ha-nya diefektifkan pada kuartal III/2020,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Rusdi mengungkapkan, perseroan telah menyam-paikan beberapa proposal ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satunya per-mohonan aturan leveraging yang telah dikeluarkan dalam bentuk Peraturan OJK Nomor

28/2019 tentang Sinergi Per-bankan Dalam Satu Kepemi-likan untuk Pengembangan Perbankan Syariah.

“Persiapan Standard Ope-rating Procedure (SOP) juga sudah kurang lebih 80%, yang mana kalau spin off, SOP kan harus diubah,” tuturnya.

Dari sisi pembentukan aset, CIMB Niaga Syariah memproyeksikan kenaikan rata-rata 30%—40% hingga 2023. Dengan demikian nilai aset diharapkan mencapai minimal Rp5 triliun ketika pemisahan usaha tereali-sasi. Sehingga bank hasil spin off masuk ke kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) III.

“Untuk modal inti sudah ada capital allocation, seka-rang sudah ada di angka Rp3,7 triliun dan sebenar-nya sudah berjalan sesuai rencana,” jelas Rusdi.

Pada kesempatan berbe-da, Direktur Syariah Bank

CIMB Niaga Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan ada kemungkinan jadwal spin off akan diundur dan baru diumumkan pada 2021.

“Spin off atau tidak pada 2023, kami sudah mulai mempersiapkan, sudah mu-lai kerja di kuartal ketiga tahun ini, termasuk persi-apan produk,” kata Pandji.

Seperti diketahui, pemi-sahan atau spin off UUS dari bank umum konvensional induknya wajib dilakukan paling lambat 15 tahun se-telah berlakunya Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah atau pada 2023.

Sebelumnya, Komite Nasi-onal Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menilai aturan spin off perlu dikaji kembali guna mendukung stabilitas industri syariah.

Direktur Pendidikan dan Penelitian KNEKS Sutan Emir Hidayat mengatakan banyak pelaku industri

perbankan syariah yang telah menyampaikan pro dan kontra.

“Lagi pula, Pak Wakil Pre-siden juga telah meminta kami untuk mengevaluasi aturan spin off perbank-an syariah ini. Keputusan terbaru akan keluar tahun depan. Apakah bisa lanjut atau diubah nantinya.”

Menurutnya, aturan ter-sebut belum berlandaskan kajian akademis yang kuat, sehingga masih perlu eva-luasi. Namun, jika kelak ada relaksasi, ada bebera-pa hal esensial yang tetap perlu dipertahankan seperti komitmen pelaku industri untuk meningkatkan unit usaha syariahnya.

“Mungkin nanti masih akan tetap diperbolehkan dalam bentuk unit usaha, tetapi harus dibawahi satu direksi. Direksi ini nantinya juga diwajibkan mengikuti KPI tambahan.” (Maria Elena,

M. Richard)

BISNIS/YAYAN INDRAYANA

355.182

Pembiayaan syariah untuk kepemilikan rumah, baik rumah tinggal maupun apartemen /flat masih merupakan salah satu andalan perbankan syariah dalam mendorong kinerja bisnis. Akan tetapi laju pertumbuhannya mengalami perlambatan pada 2019.

Pembiayaan Syariah untuk Pemilikan Rumah Tinggal (Rp miliar)Pembiayaan Syariah untuk Pemilikan Flat/Apartemen (Rp miliar) Jumlah Porsi dari total Growth (yoy) NPF Rasio NPF

2016 51.195 20,64% 1.123 2,19%

2017 60.663 21,23% 18,49% 1.353 2,23%

2018 71.887 22,45% 18,50% 1.415 1,97%

2019 81.215 22,87% 12,98% 1.712 2,11%

Jumlah Porsi dari total Growth (yoy) NPF Rasio NPF

2016 1.512 0,61% 33 2,18%

2017 1.956 0,68% 29,37% 43 2,20%

2018 2.670 0,83% 36,50% 44 1,65%

2019 3.078 0,87% 15,28% 39 1,27%

TUMBUH MELAMBAT

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, OJK

S Y A R I A H