senile atropi ppt blok 10 skenario 3 kelompok 4

90
MODUL BLOK 10 SKENARIO 3 KELOMPOK 4 Senile Atropi

Upload: ryan-savage

Post on 17-Nov-2015

139 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

kg

TRANSCRIPT

Senile Atropi

Modul Blok 10 Skenario 3Kelompok 4Senile Atropi

Pengertian Senile Atropi

Senile atropiAtropi: adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Atropi merupakan suatu respon adaptif yang dapat timbul sewaktu terjadi penurunan beban kerja sel atau jaringanSenile: Senile adalah beragam perubahan pada organ tubuh yang berkaitan dengan usia tua

Proses terjadinya Senile Atropi pada Jaringan Lunak Rongga Mulut

Proses penuaan jaringan lunak rongga muluta.Mukosa, Terjadi perubahan pada struktur, fungsi dan elastisitas jaringan mukosa mulut. - Gambaran klinis jaringan mukosa mulut lansia tidak berbeda jauh dengan individu muda, tetapi riwayat adanya trauma, penyakit mukosa, kebiasaan merokok, dan adanya gangguan pada kelenjar ludah dapat mengubh gambran klinis - Gambaran histologis jaringan mukosa mulut yaitu trjadi penipisan epitel, penurunan proliferasi seluler, hilangnya lemak dan elastisitas submukosa, meningkatnya jaringan ikat fibrotik yang disertai perubahan degenerati kolagen. - Perubahan struktural tersebut disertai dengan permukan yang halus, kering, dan tampak tipis, seta hilangnya stippling dan elastisitas mukosa. Perubahan tersebut meningkatkan predisposisi mukosa terhadap trauma dan infeksi

Karakteristik penuaan mukosa mulut: Terlihat pucat dan keringhilangnya stipplingterjadinya Oedema elastisitas jaringan berkurang jaringan mudah mengalami iritasi dan rapuh kemunduran lamina propria epitel mengalami penipisan keratinisasi berkurangvaskularisasi berkurang sehingga mudah atropi penebalan serabut kolagen pada lamina propia.

b. Lidah- Tonus lidah mengalami penurunan tapi ukurannya tidak berubah kecuali pada orang yang kehilangan giginya- Papilla lidah berkurang demikian juga ukurannya. Diprediksi bahwa 65% taste bud hilang pada umur 80 tahun.-Tampak bercelah dan beralur atau ada pula yang tampak berambut -Varikositas pada ventral lidah tampak jelas.- Manifestasi yang sering terlihat adalah atrofi papil lidah dan terjadinya fisura-fisura.

c. Kelenjar SalivaKecepatan aliran saliva rendahBiosintesis protein menurun karena sel-sel asinus mengalami atropi sehingga jumlah protein saliva menurunXerostomia, aliran saliva berkurang karena menurunya jumlah jaringan asihan yang sebanding dengan ductus dan connective tissue

d. Ligamen PeriodontalPerubahan pada ligamen periodontal yang berkaitan dengan lanjut usia yaitu -berkurangnya fibroblas dan strukturnya lebih irregular, -berkurangnya produksi matriks organik dan sisa sel epitel serta -meningkatnya jumlah serat elastis.

e. GingivaTerjadinya penambahan papilla jaringan ikat dan menurunnya keratinisasi epitel.- Pergerakkan dent gingival junction ke apical meluas ke Cemento Enamel Junction.

Proses terjadinya Senile Atropi pada Jaringan Keras Rongga Mulut

Proses penuaan jaringan keras rongga mulutPenuaan jaringan keras rongga mulut terbagi 3:1. Penuaan gigiBerkaitan dengan proses fisiologis normal dan proses patologis akibat tekanan fungsional dan lingkungan. Gigi geligi mengalami diskolorasi menjadi lebih gelap dan kehilangan email akibat abrasi, erosi, dan atrisi.a) Email : - Erosi : melarutnya email gigi (kalsium) oleh asam.Erosi merupakan kelinan yang disebabkan hilangnya jaringan keras gigi karena proses kimiawi dan tidak melibatkan bakeri.Penyebab utama larutnya email gigi adlah makanan atu minuman yang mengandung asam

- Abrasi : terkikisnya lapisan email gigi sehingga email menjadi berkurang atau hilang hingga mencapi dentin . - Atrisi : hilangnya suatu substansi gigi secara bertahap (keausan) pada permukaan oklusal, incisal, dan proksimal gigi karena proses mekanis yang terjadi secara fisiologis akibat pengunyahan.

Erosi

AtrisiAbrasi

b) DentinTerjadinya proses pembentukan:Dentin sekunder : kelanjutan dentinogenesis, reduksi jumlah odontoblasDentin tersier : adanya respon ransangan, odontoblas berdesakan, dan tubulus dentin bengkokDentin skelrotik : karies terhenti/berjalan sangat lambat, tubulus dentin menghilang, dan merupakan system pertahanan tubuh ketika ada kariesDead tracks (saluran mati ) : tubulus dentin kosong

c) Pulpa Peningkatan kalsifikasi jaringan pulpa Penurunan komponen vaskuler dan seluler Reduksi ukuran ruang pulpaPembentukan dentin yang berlanjut sejalan dengan usia menyebabkan reduksi secara bertahap pada ukuran kamar pulpa. Peningkatan jaringan kolagen pulpa

2. Penuaan tulang alveolarTerjadinya resorpsi dari processus alveolaris terutama setelah pencabutan gigi sehingga tinggi wajah berkurang, pipi dan labium oris tidak terdukung, wajah menjadi keriputTerjadi resorpsi pada caput mandibula, fossa glenoidales yang akan membatasi ruang gerak membuka dan menutup mandibula3. Penuaan sementumPenebalan sementum disepanjang seluruh permukaan akar meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dan penebalan ini lebih terlihat pada sepertiga apikal akar.

Faktor yang Mempengaruhi Senile Atropi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Senile AtropiProses penuaan dipicu oleh laju peningkatan radikal bebas dan sistem penawaran racun yang semakin berubah seiring berjalannya usia. Faktor yang mempengaruhi proses penuaan ada 3, yaitu (Barnes, 2006):- Faktor genetik- Faktor endogenik- Faktor eksogenik

Faktor GenetikPenuaan diniRisiko penyakitIntelegensiaPharmakogenikWarna kulitTipe/ kepribadian seseorang

Faktor EndogenikPerubahan struktural dan penurunan fungsionalKemampuan/ skill menurunKapasitas kulit untuk sintesis vitamin D

Faktor EksogenikFaktor lingkungan dan gaya hidupDiet/asupan giziMerokokObatPenyinaran UltravioletPolusi

Efek Senile Atropi terhadap TMJ

Pengaruh penuaan terhadap sendi TMJPerubahan pada sendi Temporo Madibular Junction sering terjadi pada usia 30-50 tahun.Maka pengaruh yang akan terjadi pada TMJ :Pengaruh pengurangan jumlah gigi akibat penuaan, terutama di gigi posterior telah diindikasikan sebagai penyabab gangguan TMJAkibat penuaan jmengakibatkan kontraksi otot bertambah panjang saat menutup mulut. Hal ini menyebabkan kerja sendi lebih kompleksPenuaan mengakibatkan remodeling.

Efek Senile Atropi terhadap Rongga Mulut

Dampak penuaan jaringan mulut terhadap rongga mulut Secara umum:

1. Fungsi pengecapan berkurang : terjadi karena taste buds berkurang.2.Penuaan mengakibatkan kehilangan kontak oklusal akan menganggu kestabilan lengkung gigi sehingga menganggu fungsi kunyah.3.Epitel mukosa mudah terkelupas dan jaringan ikat di bawahnya sembuh lambat.4.Secara klinis, mukosa mulut memperlihatkan kondisi yang menjadi lebih pucat, tipis kering, dengan proses penyembuhan yang melambat.5.Perubahan Ukuran Lengkung Rahang. Kebanyakan proses penuaan disertai dengan perubahan-perubahan osteoporosis pada tulangnya.

6. Resorbsi Linggir Alveolar, Tulang akan mengalami resorbsi dimana atropi selalu berlebihan. Resorbsi yang berlebihan dari tulang alveolar mandibula menyebabkan foramen mentale mendekati puncak linggir alveolar.7.Berkurangnya fungsi pengecapan juga cenderung menambah masalah pada pemakaian gigi tiruan (Barnes).

Pencegahan Senile Atropi

Terapi dan PengobatanAdapun cara-cara untuk mencegah terjadinya senile atropi sebagai berikut:Estrogen, Progestoren dan Obat sintetikanyaEstrogen dan Progestoren sitemik, merupakan terpai pengganti hormon, untuk menggantikan kehilangan atau kekurangan hormon, sehingga mencegah perkembangan lebih lanjut dan gejala menopause.Beberapa estrogen sistemik berhubungan dengan berkembangnya kanker rahim atau payudara. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin selama penggunaan obat ini.Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan riwayat kanker rahim atau payudara, kanker ovarium, pembekuan darah di kaki, panggul atau paru-paru, hipertensi, diabetes, penyakit kandung empedu atau uterus fibroid yang besar.

SuplemenUntuk suplemen sendiri yaitu suplemen, Multivitamin dan Mineral, The Chamomile. Gingseng, Vitamin B, C, dan E, Produk Kedelai, Minyak Flakseed.

Mengurangi frekuensi pengaruh makanan/minuman bersifat asamMinuman asam harus segera ditelan, jangan dibiarkan berlama-lama dalam mulut, apalagi jika dibuat kumur. Menggunakan sedotan pd saat minum minuman asam/softdrink akan mengurangi resiko gigi terkena erosi.Apabila memiliki penyakit saluran pencernaan diharap segera konsultasi dengan dokter.Meningkatkan mekanisme pertahanan dalam rongga mulut thd kerusakan gigi. Air liur dapat menetralisir pengaruh minuman/makanan yg bersifat asam. Selain itu air liur dapat mencegah gigi berlubang karena secara alami mengandung kalsium dan fosfor.3 Konsumsi makanan yg dapat mengurangi potensi kerusakan gigi akibat bahan kimia. Memakan keju, dan tahan selama beberapa saat dalam mulut setelah makan/minum yang bersifat asam. Keju mengandung kalsium dan fosfor, dan baik utk gigi

4 . Mengurangi resiko abrasi gigi.Menggunakan sikat gigi yg seratnya lembut dan menyikat gigi dengan gerakan yang tidak terlalu keras.Jangan segera menyikat gigi setelah makan/minum yg bersifat asam, karena gigi akan mudah terkikis sesudahnya. Lebih baik sebelumnya kumur-kumur dulu dengan air lalu diamkan beberapa saat5 . Meningkatkan proteksi terhadap gigi.Melapisi gigi dengan bahan tumpatan tertentu utk melapisi bagian gigi yg terkikis

Atrisi

Pengertian Atrisi

Secara umum atrisi gigi adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan hilangnya suatu substansi gigi secara bertahap pada permukaan oklusal dan proksimal gigi karena proses mekanis yang terjadi secara fisiologis akibat penguyahan.

Macam Atrisi

Atrisi fisiologi merupakan keausan gigi yang dialami oleh semua individu dan hal ini dianggap normal2. Atrisi intensif merupakan keausan gigi yang ekstrim atau berlebihan, oleh karena itu beberapa sebab misalnya bruxism, kebiasaan makanan yang keras atau kerasAtrisi patologismerupakan keausan satu gigi atau sekelompok gigi yang letaknya tidak normal.

Penyebab Atrisi

Faktor pola makanKebiasaanKerasnya jaringan gigiJaringan periodontalKondisi tulang penyanggaTonus otot pengunyahanJenis kelamin

Gejala Atrisi

Cirinya permukaan oklusal gigi molar terlihat aus, tonjolan palatinal molar atas aus, molar bawah tonjolan bukalnya terlihat aus, dentin terlihat dan kalau ausnya banyak, warna dentin berubah. Ini terlihat jelas pada gigi depan bawah berwarna coklat seperti terbakar (Glinka, 2008).

Proses terjadinya Atrisi

Proses Atrisi Atrisi pada mulanya mengenai email dan jika dibiarkan dapat mengikis dampai ke dentinKetika sudah melewati email, atrisi dengan cepat dapat menghancurkan dentinProses atrisi berlangsung cepat ketika sudah mencapai dentin karena perbedaan struktur dengan email

Gambaran Klinis Atrisi

Kerusakan yang terjadi sesuai dengan permukaan gigi yang berkontak saat pemakaian. Permukaan enamel yang rata dengan dentin. Kemungkinan terjadinya fraktur pada tonjol gigi atau restorasiAtrisi sangat sering terjadi pada permukaan atas gigi akibat kebiasaan mengunyah yang salah dan kebiasaan menggerakkan gigi yang berulang-ulang. Selain itu gangguan ini dapat pula disebabkan oleh kebiasaan menghisap tembakau, menggigit kuku, mengunyah sirih, atau menggunakan tusuk gigi yang berlebihan. Penyebab lainnya adalah suatu kebiasaan yang disebut bruxism, yaitu menggeser-geser gigi atau mengerat gigi sehingga terdengar bunyi yang mengilukan. Biasanya hal ini dilakukan tanpa disadari misalnya pada saat tidur (Glinka, 2008).

Pencegahan dan Perawatan Atrisi

Rencana Perawatan :Untuk atrisi yang disebabkan karena bruxism, maka dapat menggunakan bidang gigit (bite plane) pada waktu tidur untuk mencegah terkikisnya gigi.Apabila atrisi yang terjadi tidak terlalu mengganggu dan tidak mengurangi fungsi semestinya maka tidak diperlukan perawatan khusus.Apabila atrisi yang terjadi sudah mengganggu estetik serta fungsi, maka dapat dilakukan perawatan degan bahan tambala tau pembuatan crown.

Pencegahan :Memperbanyak konsumsi makanan berfluoride yang mampu memperkuat permukaan gigi (Cawson,2002)

Abrasi

Pengertian Abrasi

Abrasi adalah hilangnya struktur gigi secara patologis akibat dari keausan mekanis yang abnormal.

Penyebab Abrasi

Berbagai hal dapat menyebabkan abrasi, tetapi bentuk yang paling umum adalah abrasi sikat gigi yang membuat lekuk berbentuk V dibagian servikal dari permukaan vasial suatu gigi.

Gejala Abrasi

Daerah abrasi biasanya mengkilat dan kuning karena dentin yang terbuka sering kali bagian yang terdalam dari alur peka terhadap ujung sonde. Sebagai tambahan pada kepekaan dentin, maka komplikasikomplikasi abrasi pada akhirnya adalah terbukanya atau patahnya gigi (Langlais, 2000).

Gigi terasa ngilu dan lebih sensitifBentuk gigi tampak terkikis (Narlan, 2004).Gejala abrasi

Proses terjadinya Abrasi

PROSES TERJADINYA ABRASIAbrasi adalah hilangnya struktur gigi secara patologis akibat dari keausan mekanis yang abnormal. Berbagai hal dapat menyebabkan abrasi, tetapi bentuk yang paling umum adalah abrasi sikat gigi yang membuat lekuk berbentuk V dibagian servikal dari permukaan vasial suatu gigi. Daerah abrasi biasanya mengkilat dan kuning karena dentin yang terbuka sering kali bagian yang terdalam dari alur peka terhadap ujung sonde. Sebagai tambahan pada kepekaan dentin, maka komplikasi komplikasi abrasi pada akhirnya adalah terbukanya atau patahnya gigi

Gambaran Klinis Abrasi

Gambaran klinis abrasi a. Biasanya terdapat pada daerah servikal gigi. b. Lesi cenderung melebar daripada dalam. c. Gigi yang sering terkena Premolar dan Caninus. (Narlan, 2004).

Pencegahan dan Perawatan Abrasi

Penderita sebaiknya dianjurkan penggunaan pasta gigi yang daya menggosoknya sekecil mungkin. Karena restorasi amalgam dan inlai memerlukan retensi, dan dengan demikian akan memperbesar kemungkinan terbukanya pulpa pada preparasi servikal, maka sebagai bahan restorasi lebih baik diplih komposit resin dengan dasar semen ionomer kaca. Penanganan restoratif hanya perlu, apabila elemen (fraktur) atau pulpa terancam, ada hipersensitivitas, terdapat keberatan-keberatan kosmetik atau gigi yang ada lesinya digunakan sebagai pegangan klamer protesa sebagian (Schuurs, 1992).

Erosi

Pengertian Erosi

Erosi ataupun lubang gigi (akibat asam). Hal ini bisa dipicu oleh kebersihan mulut yang buruk, makanan atau minuman asam, penyakit atau kelainan tertentu (GERD, Chrons disease, bulimia, xerostomia), tambalan ataupun anatomi gigi yang sedemikian rupa sehingga menyebabkan retensi atau menempelnya plak. Erosi adalah hilangnya jaringan keras gigi karena bahan kimia (Al-Drees AM, 2010).

Penyebab Erosi

Aplikasi asam lemah berulang-ulang dan teratur pada permukaan gigi akan menghilangkan mineral yang terdapat di daerah itu. Hilangnya gigi karena erosi dipercepat oleh atrisi dan abrasi. Penyikatan gigi setelah aplikasi asam secara signifikan telah meningkatkan hilangnya jaringan gigi. Pada erosi yang berhubungan dengan diet yang paling banyak terkena adalah permukaan bukal gigi atas dan permukaan oklusal gigi bawah. Pada erosi karena muntah yang paling parah terkena adalah permukaan palatal gigi anterior atas

Gejala Erosi

Gejala awal erosi adalah bercak putih, yang secara mikroanatomi terlihat bulat, licin dan mengkilap. Pada tahap lanjut, enamel akan semakin banyak hilang, permukaan gigi semakin licin dan mengkilap serta permukaan yang membulat pada elemen gigi menjadi rata. Pada permukaan oklusal akan timbul cekungan sebagai ciri khas dari dentin yang lunak dan kurang mineralisasi.

Proses terjadinya Erosi

Pada tahap yang masih dini, perikimata pada permukaan gigi menghilang dan gigi akan terlihat datar tetapi warnanya normal bila dibandingkan warna email karies yang mengapur. Jika erosi berjalan terus maka dentin akan terbuka yang sering sangat peka karena kalsifikasi di tubulus telah terdemineralisasi oleh asam. Akhirnya pulpa bisa terinflamasi.

Pada erosi yang meluas, keseluruhan mahkota gigi mungkin terkena pengaruhnya, dengan hilangnya ketajaman permukaan yang menghasilkan suatu lapisan kaca, penampilan yang tidak menarik dengan tidak tajamnya daerah enamel seperti ini menjadi membulat. Permukaan enamel mungkin menjadi relatif cembung sampai dentin terlihat, kemudian reduksi gigi bertambah cepat karena perbedaan kelunakan pada dentin. Hal ini menyebabkan penampilan yang berlubang

Gambaran Klinis Erosi

Pada tahap yang masih dini, perikimata pada permukaan gigi menghilang dan gigi akan terlihat datar tetapi warnanya normal bila dibandingkan warna email karies yang mengapur. Jika erosi berjalan terus maka dentin akan terbuka yang sering sangat peka karena kalsifikasi di tubulus telah terdemineralisasi oleh asam. Akhirnya pulpa bisa terinflamasi. Pada erosi yang meluas, keseluruhan mahkota gigi mungkin terkena pengaruhnya, dengan hilangnya ketajaman permukaan yang menghasilkan suatu lapisan kaca, penampilan yang tidak menarik dengan tidak tajamnya daerah enamel seperti ini menjadi membulat. Permukaan enamel mungkin menjadi relatif cembung sampai dentin terlihat, kemudian reduksi gigi bertambah cepat karena perbedaan kelunakan pada dentin. Hal ini menyebabkan penampilan yang berlubang (Al-Drees AM, 2010).

Pencegahan Erosi

1. Berkumur mulut dengan larutan antasid atau mengkonsumsi tablet antacid sesegera mungkin setelah episode erosi terjadi.2. Berkumur dengan fluoride netral sesegera mungkin setelah mendapat paparan asam.3. Kombinasi dari keduanya. Hal tersebut dipercaya bahwa berkumur fluoride netral dilakukan pertama kemudian diikuti dengan berkumur antasid. Hal ini dapat menyebabkan fluoride berinterporasi lebih dalam pada permukaan lunak gigi, untuk memulai proses remineralisasi.4. Untuk menyikat gigi dengan sikat gigi yang lembut dengan arah vertikal dan dapat juga dengan pasta gigi yang mengandung baking soda ( Gilleland, 1986 ).

Perawatan Erosi

Jika erosi hanya terjadi pada bagian enamel atau sering disebut dengan erosi ringan, dapat dilakukan aplikasi flour atau ditambal dengan menggunakan bahan restoratif komposit. Bagi erosi pada bagian labial yaitu erosi sedang, dilakukan pemasangan veener keramik atau overlay mahkota.Pada erosi berat dilakukan pemasangan mahkota, bridge atau overdenture.

ATROFI

DEFINISIAtrofi merupakan pengerutan ukuran sel dengan hilangnya substansi sel. Apabila mengenai sel dalam jumlah yang cukup banyak, seluruh jaringan atau organ berkurang massanya, menjadi atrofi.

Atrofi menggambarkan pengurangan komponen struktur sel, mekanisme biokimiawi yang mendasari proses tersebut berfariasi, tetapi akhirnya memengaruhi keseimbangan antara sintesis dan degradasi. Sintesis yang berkurang, peningkatan katabolisme, atau keduanya akan memyebabkan atrofi. Pada sel normal, sintesis dan degradasi isi sel dipengaruhi sejumlah hormon, termasuk insulin, TSH ( hormon perangsang tiroid), dan glukokortikoid.

MACAM-MACAM ARTROFIARTOFI FISIOLOGISAdalah alat tubuh yang dapat mengecil atau menghilang sama sekali selama masa perkembangan atau kehidupan . Mis: pengecilan kelenjar thymus, ductus omphalomesentricus, ductus thyroglossus.

2. ARTOFI SENILISAdalah mengecilnya alat tubuh pada orang yang sudah berusia lanjut (aging process). Alat tubuh pada orang yang sudah berumur lanjut umumnya mengecil.

3. ATROFI DESAKAN (PRESSURE ATROPHY) Atrofi yang terjadi karena desakan yang terus-menerus ataudesakan untuk waktu yang lama dan mengenai suatu alat tubuh atau jaringan mis:- Atrofi desakan fisiologis : pada gusi akibat desakan gigi yang mau tumbuh (pada anak-anak).

- Atrofi desakan patologis : Atrofi desakan patogik misalnya terjadi pada sternum akibat aneurisma aorta. Pelebaran aorta di daerah substernal biasanya terjadi akibat syphlisis. Karena desakan yang tinggi dan terus menerus mengakibatkan sternum menipis.

4. ATROFI ENDROKINAtrofi yang terjadi pada alat tubuh yang aktifitasnya bergantung pada rangsang hormon tertentu. Atrofi akan terjadi apabila pembentukan hormone tersebut berkurang atau terhenti sama sekali.Hal ini misalnya dapat terjadi pada penyakit Simmonds.

DEGENERASI PULPA

Degenerasi pulpa merupakan kemunduran jaringan pulpa yang bukan diakibatkan karena suatu keradangan. Degenerasi umumnya dijumpai pada gigi orang tua, degenerasi juga dapat disebabkan oleh iritasi ringan yang persisten pada gigi orang muda, seperti pada degenerasi kalsifik pulpa.

Degenerasi kalsifik ditandai dengan perubahan sebagian jaringan pulpa digantikan oleh bahan mengapur, yaitu terbentuk batu pulpa (dentikel), yang biasanya disebut sebagai pulpa stone. Kalsifikasi ini dapat terjadi baik di dalam kamar pulpa. Degenerasi atrofik, tidak ada diagnosis kliniknya, Terjadi pada penderita usia lanjut.Biasanya terlihat saluran akarnya sempit dan seringkali menyulitkan bila dilakukan perawatan saluran akar.Degenerasi fibrous, ditandai dengan pergantian elemen selular oleh jaringan ikat/fibrus. Fibrosis pulpajaringan pulpa berupa jaringanikat/fibrus yg keras.

86

Resesi Gingiva

Pengertian Resesi GingivaResesi gingiva didefinisikan sebagai terbentuknya permukaan akar gigi karena migrasi tepi gingiva ke arah apikal, oleh karena itu resesi diukur dengan berpedoman pada posisi tepi gingiva. Penyebabnya bermacam-macam, dapat fisiologis maupun psikologis. Akibat resesi gingiva umumnya adalah ngilu ataupun adanya karies serviko-fasial (Fiorelini JP, 2001) .

Perubahan umum, berkurangnya kemampuan proliferasi secara keseluruhan sehingga bila terjadi kerusakan atau kematian sel jaringan TMJ (Jubhari, 2002): a.Kemampuan untuk melakukan reparasi menurunb.Menurunnya kemampuan reaksi jaringan terjadap rangsangan pertumbuhanc.Menurunnya respon imun dan menurunya kemampuan pembentukan protein akibat rangsangan dari luar.1.Perubahan pada jaringan tulang rawan sendiMenurunya ketebalan lapisan fibro kartilago pada permukaan condilus sendi.b.Terjadi degenerasi dari kondrosit sehingga menurunnya kemampuan kartilago terhadap rangsangan tekanan.2. Cairan synovial menurun sehingga :a.Mempunyai kelancaran pergerakan diskus artikularisb.Terjadi krepitasi pada gerak sendi dan pada keadaan yang lebih parah diskus artikulasi akan robek atau mengalami kerusakan.3. Perubahan pada Ligamen Sendia.Menurunnya ketebalan kapsula sendib.Menurunnya daya tahan regangan dari serat kolagen yang membentuk ligament TMJc.Sintesa menurun sehingga proses reparasi menurun, karena menurunya ketahan regangan maka terjadi penurunan keleluasaan artikulasi TMJ perubahan ukuran lengkung rahang (Jubhari, 2002).

Perawatan Pada TMJBerbagai terminologi dalam melakukan perawatan gangguan sendi temporomandibula, antara lain terapi Fase I dan fase II. Fase I yaitu perawatan simptomatik, teramsuk perawatan yang reversible seperti perawatan dengan obat, terapi fisik, psikologik, dan perawatan dengan splin. Fase II yaitu perawatan irreversible, termasuk perawatan ortodontik, pemakaian gigi tiruan cekat, penyesuaian oklusal, dan pembedahan (Erna. 2003).Perawatan fase I terdiri dari:Perawatan terapi fisik, pasien dapat melakukan sendiri kompres dengan lap panas. Serta pemijatan sekitar sendi, sebelumnya dengan krim mengandung metil salisilat.Fisioterapi dengan alat:Infrared berguna untuk menghilangkan nyeri, relaksasi otot superfisial, menaikan aliran darah superficialTENTS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), untuk mengurangi nyeri.EGS (Electro Galvanie Stimulation) mencegah perlekatan jaringan, menaikan sirkulasi darah, stimulasi saraf sensorik dan motorik, serta mengurangi spasme.c.Perawatan dengan Obat Analgetik, Aspirin, Asetaminophen, Ibuprofen.d.Memakai alat di dalam mulut Splin oklusal. Splin ini terpasang dengan cekat pada seluruh permukaan oklusal gigi- gigi rahang atas atau rahang bawah. Permukaan yang berkontak dengan gigi lawan datar dan halus. 14 Permukaan oklusal splinsesuai dengan gigi lawan, dengan maksud untuk menghindari hipermobilitas rahang bawahPerawatanfase II terdiri dariPerawatan ortodontikPembuatan gigi tiruan cekat atau pembuatan gigi tiruan lepasanPenyesuaianoklusalTindakan bedah tergantung kebutuhan pasien (Erna, 2003).

90