seni virtual bali di masa pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang...

30

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali
Page 2: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

1

Seni Virtual Bali di Masa Pandemi (Kajian Estetika dan Refleksi Kesejarahan)

oleh I Wayan ‘Kun’ Adnyana [email protected]

Dosen Program Studi Seni Murni, Program Sarjana, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar

Disampaikan dalam Rangka Dies Natalis XVII ISI Denpasar Tahun 2020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2020

Page 3: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

2

Seni Virtual Bali di Masa Pandemi (Kajian Estetika dan Refleksi Kesejarahan)

oleh

I Wayan ‘Kun’ Adnyana [email protected]

Abstrak Seni virtual dalam beragam eksplorasi telah dikreasi seniman, situasi pandemi menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali masa pandemi Covid-19. Kajian juga dilakukan melalui penelusuran konsep virtual dalam konteks kesejarahan Bali. Sampel karya dipilih dari peragaan dan pergelaran seni virtual yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali 2020, yaitu: Trunyan (Kuas Magis Hendra Gunawan, Seandainya Kata-kata Pecah di Keningmu di Gawaimu, Kala Ing Bhuwana, Coronarang, dan Guna Pandawa. Analisis karya dilakukan berdasar perspektif teori simulakrum Baudrillard, sinema Deleuze, dan Nawaruci Empu Siwamurti. Seni virtual Bali masa pandemi mengekplorasi dimensi niskala-sakala lewat perekaman peragaan/pergelaran seni, rekayasa teknik digital dan artistik sinema. Seni virtual Bali dapat dirumuskan sebagai konstruksi estetika simulacrum yakni realitas nirnyata, rekaan, serta perpaduan citra waktu (ruang, bunyi dan cahaya/optik); tautan antara realitas niskala (spirit, ruh, mistik, dan/atau konsep dewata) dengan realitas sakala (artistik olah tubuh, objek budaya, dan ruang sehari-hari), ditayangkan melalui kanal media sosial baik dalam jaringan (daring) maupun tunda (luar jaringan). Seni virtual Bali menghayati pandemi secara reflektif menjangkau renungan niskala-sakala. Kata kunci: Seni virtual Bali, pandemic Covid-19, estetika simulakrum, Nawaruci Empu Siwamurti

Bali Virtual Art in the COVID-19 Pandemic (An Aesthetic studies and Historical Reflection)

Abstract Artists have created virtual arts on many explorations. Moreover, the pandemic issue of COVID-19 drives virtual arts presented on many more kinds of exploration variants. The aim of this article is a study of an aesthetic of virtual Balinese artwork during the COVID-19 pandemic. In addition, this study also examines the virtual concept in Bali history. Sample for this study is gathered from virtual art performances that are held by Bali Province Culture Office 2020, such as Trunyan (Hendra Gunawan’s Magical Brush), Seandainya Kata-kata pecah di Keningmu di Gawaimu (if words are broken in your gadget), Kala Ing Bhuwana, Coronarang, and Guna Pandawa. The samples then are analyzed with the theory of simulacrum Baudrillard, cinema Deleuze, and Nawaruci Empu Siwamurti. Bali virtual arts during the COVID-19 pandemic explores the dimension of niskala-sakala (noetic-reality or intangible-tangible) through recording art performances, digital manipulation, and cinema artistic. Bali virtual arts can be concluded as an aesthetic simulacrum construction; it means a reality of noetic, a fiction, and the time-image (space, sound, and light/optic). It is also a link between noetic (spirit, mysticism, and/or the concept of Gods) with reality (artistic body movement, cultural objects, and daily activities) that aired through social media both online and offline. Hence, Bali virtual arts appreciate COVID-19 pandemics reflectively reach the noetic-reality reflections.

Page 4: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

3

Keywords: Bali virtual art, the COVID-19 pandemic, simulacrum aesthetic, Nawaruci Empu Siwamurti I. PENDAHULUAN

A. Salam Pembuka

Om Swastiastu, Assalammualaikum Warahmatulahi Wabarrakatuh, Salam Sejahtera, Salom, Namo Budaya, Rahayu. Bersama kita hormati dan banggakan, Gubernur Bali selaku Ketua Dewan

Penyantun ISI Denpasar beserta Ibu Putri Koster,

Yang saya hormati Wakil Gubernur Bali, Prof Dr. Ir. Tjokorda Artha Ardana Sukawati,

Yang saya hormati Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha beserta Ibu,

Yang saya hormati semua mantan Ketua dan Rektor ISI Denpasar yang hadir,

Yang saya hormati Sekretaris Daerah Provinsi Bali,

Yang saya hormati seluruh anggota Dewan Penyantun ISI Denpasar,

Yang saya hormati Ketua Senat beserta seluruh anggota Senat ISI Denpasar,

Seluruh Undangan baik yang hadir langsung, maupun yang menghadiri Acara Dies

Natalis ISI Denpasar ke-17, dan Pengukuhan Profesor di lingkungan ISI Denpasar

melalui media daring yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang saya cintai

dan hormati pula.

Puja pangastuti dan rasa angayubagia saya haturkan kehadapan Hyang

Widhi Wasa, karena berkat sinar suci dan berkahNya, kita bersama dapat berkumpul

merayakan Dies Natalis ISI Denpasar ke-17, dan Pengukuhan Profesor hari ini,

Selasa, 28 Juli 2020, dalam keadaan sehat dan bahagia.

Ijinkan saya menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Seni Virtual Bali di Masa

Pandemi: Tinjauan Estetika dan Refleksi Kesejarahan”, sebagai tanda sukacita,

dedikasi keilmuan, sekaligus pertanggungjawaban publik atas amanah sebagai

Profesor bidang Sejarah Seni Rupa pada Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI

Denpasar, sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi, tanggal 1 Agustus 2019 Nomor: 30604/M/KP/2019.

A. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh belahan dunia, termasuk Bali, telah

menyebabkan interaksi antar manusia tidak sebebas masa sebelum pandemi ini

merebak. Protokol kesehatan pencegahan telah diacu sebagai standar baru dalam

Page 5: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

4

perilaku sehari-hari, yakni selalu memakai pelindung wajah, mencuci tangan dengan

sabun pada air mengalir, antar orang diharuskan menjaga jarak, dan berlaku hidup

sehat. Termasuk penerapan pola kerja dan belajar dari rumah, sembahyang di

rumah, serta menghindari kerumunan.

Kondisi pandemi telah mengubah secara serentak cara hidup seluruh

masyarakat. Keramaian dan kerumunan yang selama ini menjadi ruang aktualisasi,

sontak berubah menjadi perilaku soliter di ruang-ruang privat atau rumah tinggal.

Pola interaksi tatap muka antar pribadi dan masyarakat berubah menjadi pertemuan

tidak langsung, salah-satunya dengan penggunaan berbagai piranti teknologi

informasi berbasis jaringan. Kegiatan yang mengharuskan hadirnya para pelaku

secara langsung dibatasi dengan jumlah tertentu.

Mencermati perilaku sosial masa pandemi, menjadi relevan untuk kembali

menimbang seperangkat teori yang dirumuskan Kant, yakni Kritik Rasio Murni yang

menerangkan bahwa akal budi manusia mengerti alam semesta tersusun atas

kausalitas yang solid—pandangan Kant ini dipengaruhi temuan Newton tentang teori

gravitasi; Kritik Rasio Praktis yang mengakui bahwa manusia menggandrungi

kebebasan. Tegangan antar keduanya, melahirkan rumusan hukum etik (Kant dalam

Bartens, 2014: 343).

Virus corona merupakan pembuktian ke sekian kali dalam sejarah peradaban

manusia, bahwa alam semesta tersusun dalam kausalitas yang ketat, seperti

dikatakan Kant. Hukum kausalitas ditunjukkan dengan daya infeksi virus tersebut

yang luar biasa. Berawal dari Wuhan, Tiongkok akhir 2019, pada bulan Maret 2020

telah mewabah ke seluruh dunia.

Bahkan banyak yang percaya, virus corona adalah cara Tuhan agar kita

kembali berpikir dan bertindak secara benar. Virus ini membuat yang kuat menjadi

bersujud dan telah menghentikan dunia. Di tengah keputusasaan yang mengerikan,

justru memberi peluang untuk memikirkan ulang mesin kiamat yang telah dibuat,

yakni bahwa tidak ada yang lebih buruk daripada kembali pada normalitas (Roy,

dalam Maqin, et.al., (editor), 2020: 57).

Seluruh dunia melakukan usaha-usaha bersifat spiritis, dan keagamaan

dalam menanggulangi dampak, selain upaya praktis bersifat fisikal. Pemerintah

Provinsi Bali, salah satunya, melalui penetapan Peraturan Gubernur Nomor 32 tahun

2020 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 15 tahun 2020 tentang

Paket Kebijakan Percepatan Penanganan Covid-19 di Provinsi Bali, selain mengatur

penanganan kesehatan, sosial, dan ekonomi, juga terkait upaya niskala melalui

upakara dan proses upacara yadnya dari tingkatan Desa Adat. Dimensi niskala ini

Page 6: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

5

berangkat dari kearifan lokal Bali, yakni ajaran spiritual tentang mitigasi masa

pandemi (gering agung).

Mulai Kamis, 9 Juli 2020, Pemerintah Provinsi Bali memberlakukan Protokol

Tatanan Kehidupan Era Baru untuk semua sektor. Secara historis, pandemi memang

telah memaksa manusia untuk putus dengan masa lalu, dan membayangkan dunia

yang baru. Pandemi yang terjadi saat ini juga sama. Ia adalah sebuah portal, sebuah

pintu gerbang di antara satu dunia dengan dunia berikutnya (Roy, dalam Maqin,

et.al., (editor), 2020: 57). Pada konteks Bali, pandemic Covid-19 juga menjadi

gerbang memasuki Tatanan Kehidupan Era Baru yang berdimensi niskala dan

sakala.

Pada bidang budaya, pandemi virus corona yang telah mengakibatkan

berbagai peragaan dan pergelaran seni batal terselenggara, justru memunculkan

kegairahan baru dalam berkesenian. Penonton tidak lagi dipertemukan dengan

kehadiran tatap muka bersama pergelaran seni, melainkan disambungkan dengan

kanal dan layar jaringan teknologi informasi, baik dalam jaringan maupun tayangan

tunda. Kegairahan itu mewujud kreasi seni virtual.

Pemerintah Provinsi Bali, melalui Dinas Kebudayaan memfasilitasi 202

komunitas untuk menciptakan peragaan dan pergelaran seni virtual. Pergelaran

pertama kali diluncurkan bertepatan dengan Tumpek Wayang, Sabtu, 13 Juni 2020

melalui kanal youtube Disbud Prov. Bali. Peragaan dan pergelaran seni virtual ini

diselenggarakan untuk tetap menjaga elan kreatif seniman Bali di tengah situasi

pandemi, sekaligus sebagai implementasi Visi Pemerintah Provinsi Bali 2018-2023,

Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang berarti membangun kesucian dan keharmonisan

alam Bali beserta isinya, untuk menuju Krama Bali yang sejahtera sakala-niskala.

Setiap komunitas menampilkan masing-masing 2 versi karya (durasi 5 menit

dan 30-45 menit). Jadi terdapat 404 karya, dengan melibatkan sekitar 4040 seniman

dan pekerja seni dari seluruh Bali. Tentu ini angka yang tidak sedikit. Koran harian

Kompas, edisi Minggu, 12 Juli 2020, pada halaman Jendela menyebut pergelaran

seni virtual ini sebagai Bali Bersemi di Musim Pandemi. Menjadi relevan dan penting

kemudian untuk melakukan pengkajian secara fokus terhadap karya-karya yang

dihadirkan tersebut, sehingga akhirnya menemukan rumusan pemaknaan atas

pencapaian karya, baik artistik maupun estetik.

B. Rumusan Masalah dan Tujuan

Permasalahan yang diajukan, yaitu: bagaimana seni virtual Bali di masa pandemi

Covid-19 dari sisi artistik dan estetik, berikut bagaimana merumuskan konseptual

seni virtual tersebut berdasar refleksi kesejarahan lokal.

Page 7: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

6

Kajian ini bertujuan untuk merumuskan konsep seni virtual Bali di masa

pandemi dari sudut pandang artistik dan estetik. Temuan konsep juga dirumuskan

berdasar konteks (refleksi) kesejarahan lokal.

C. Teori dan Metode

Kajian merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif estetika, serta

konteks reflektif yang bersifat kesejarahan. Konsep sinema Gilles Deleuze

dipergunakan dalam analisis artistik karya, dan teori simulakrum Jean Baudrillard

untuk analisis estetika. Pada analisis estetika juga dilakukan pendalaman melalui

interpretasi atas konsep kuasa (gaib bersifat niskala-sakala) Nawaruci Empu

Siwamurti.

Teori sinema Deleuze yang dipakai dalam analisis artistik visual, yakni

tentang citra waktu (the time-image), menunjuk pada citra yang menggambarkan

kerangka pikir manusia modern, yakni mengungkap ketidakpastian antara kebenaran

dan kepalsuan, relasi antara ruang dalam dan luar; alam dan manusia, otak dan

tubuh (Tomlison dan Galeta, dalam Deleuze, 2013a: XVI). Identifikasi citra waktu

pada karya seni virtual Bali masa pandemi dibaca dari elemen gerak, bunyi, dan

cahaya/optik. Konsep citra gerak (the movement-image) dibaca melalui identifikasi

frame (bingkai gambar/tayangan), shot (perekaman), cutting (pemotongan gambar),

dan montage (penumpukan/menyusunan lapis-lapis gambar) (Deleuze, 2013: 12-

29).

Untuk penguatan analisis, konsep virtual (dalam pengertian relasi dunia

niskala-sakala) juga dilakukan penajaman analisis yang bersifat reflektif kesejarahan.

Dalam hal ini merujuk pada kitab Nawaruci karya Empu Siwamurti (era 1500-1613)

masa Gelgel, yang mengajarkan tentang mandigua, yaitu delapan ilmu gaib, lazim

disebut Kastesywaryan (Anima, Laghima, mahima, isyitwa, wasyitwa, prapta,

prakamya, dan yathakamawasyayitwa). Anima artinya kuasa yang menjadi terbesar

dari yang paling besar, pun sebaliknya; Laghima kuasa untuk menjadi berat atau

ringan; mahima kuasa berupa apa saja; isyitwa kuasa untuk kelihatan atau tidak;

wasyitwa kuasa untuk menjelajah matahari, bulan, dan lain-lain; Prapta kuasa untuk

datang sekehendaknya; prakamya berjalan tanpa menemuai kesukaran;

yathakamawasyayitwa masuk ke dunia seluruhnya (Adhikara, 1984: 32).

Delapan konsep kuasa niskala-sakala tersebut, sangat penting dijadikan

landasan penggalian pemaknaan atas karya seni virtual Bali yang dimaksud.

Kemudian diakslerasi dengan teori simulakrum Jean Baudrillard, tentang citra yang

menghilangkan realitas, sebuah kemiripan yang nampak masuk akal tanpa

merampas yang asli, hiper-realitas yang membuat realitas tidak diperlukan lagi. Ini

Page 8: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

7

adalah bentuk kosong, tanda referensial atas diri sendiri, artefak yang hadir hanya

berdasar realitas dirinya (Asanowicz, 2014: 6). Baudrillard menerangkan, bahwa

simulakrum itu merupakan fase citra level ke-5: (1)refleksi realitas; (2)memelesetkan

realitas, (3)menghilangkan realitas, (4)tidak berhubungan dengan realitas yang lain,

(5)murni tentang dirinya: simulakrum (Baudrillard, 1994: 6). Konsep simulakrum

sebagai sesuatu yang murni hadir untuk dirinya tersebut, memiliki kesamaan dengan

konsep realitas virtual (virtual reality), yakni bukan tiruan dari realitas, melainkan

simulasi (simulation). Imitasi membutuhkan model, yang diambil dari kehidupan real,

sedangkan simulasi datang dari realitas yang tidak eksis (non-existent reality)

(Asanowicz, 2014: 6).

Kajian dilakukan atas 5 (lima) sampel peragaan dan pergelaran seni virtual

yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali 2020. Sampel dipilih

berdasar pertimbangan (purposive sampling), yaitu: ide dan visual karya dipandang

menarik. Kelima sampel dimaksud, yaitu: (a) Trunyan (Kuas Magis Hendra Gunawan

oleh Yayasan Symphony Kasih, Seandainya Kata-kata Pecah di Keningmu di

Gawaimu oleh Teater Kalangan, Kala Ing Bhuwana oleh Yayasan Sahaja Sahati,

Coronarang oleh Teater Kini Berseri, dan Guna Pandawa oleh Sanggar Petak

Cemeng.

II. PEMBAHASAN

A. Pembingkaian, Montase dan Virtualisasi Citra Waktu

Semua peragaan dan pergelaran seni melalui media virtual yang diselenggarakan

Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali pada masa pandemi Covid-19, tampil

dalam format video seni virtual. Video tersebut tayang perdana/tunda melalui kanal

youtube Disbud Prov. Bali, sejak Sabtu, 13 Juni 2020. Konsep seni virtual dalam

kerangka acuan kegiatan, disebutkan; (realitas) virtual sebagai proses tayang

melalui teknologi informasi dalam jaringan (daring), realitas rekaan yang dihasilkan

dengan berbagai perangkat pengolahan citra secara digital, dan juga virtual

menyangkut konsep-konsep niskala atau alam nir-nyata.

Pada video seni virtual yang telah tayang tersebut, segala potret sosial

sehari-hari, juga gerak tari dan pentas drama tidak sepenuhnya hadir utuh seperti

apa yang disaksikan atau ditonton langsung. Pada tayangan semua jadi potongan-

potongan yang terangkai bebas; ruang satu dengan ruang lain tersambung dalam

bingkai kewaktuan yang sama. Pada satu bingkai tayangan, yang muncul pada

layar, ruang berbeda jarak dan waktu tersebut luluh bertemu secara padu. Citra

waktu yang hadir serba virtual, tersambung oleh teknologi informasi jaringan, atau

pun lewat teknik gunting/pilah gambar, dan sambung (cutting and editing) secara

Page 9: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

8

digital. Setidaknya terdapat 3 pola penggabungan gambar, dalam membingkai citra

waktu yang dimaksud, yakni pembingkaian/kolase, penumpukan/lapisan gambar

(montase), dan virtualisasi (dari teknik green screen sampai augmented reality (AR)).

Foto 1, petikan bingkai tayangan karya Seandainya Kata-kata Pecah di Keningmu di Gawaimu.

Pertama, penggabungan lewat jejeran potongan shot (suasana, objek, atau

adegan) dalam satu bingkai tayangan. Jejeran potongan shot disusun dengan teknik

kolase. Pada satu bingkai tayangan muncul lebih dari satu shot yang berbeda.

Seperti, pada karya Seandainya Kata-kata Pecah di Keningmu di Gawaimu, durasi

5,23 menit oleh Teater Kalangan, bingkai tayang suasana pasar Kumbasari, hadir

lewat tiga layar gawai yang tersusun berjejer (kolase). Layar gawai paling kiri

memutar video suasana pasar Kumbasari, layar gawai di tengah memutar rekaman

sosok perempuan sedang membaca puisi, sementara paling kanan menampilkan

foto Kumbasari yang dipetik dari berita media sosial (online).

Pada satu bingkai tayangan tentang Kumbasari tersebut berdurasi 25 detik.

Panjang-pendek durasi satu bingkai tayang biasa ditentukan oleh narasi, bunyi atau

musik, dan juga teks. Panjang teks puisi yang dibaca menjadi penentu durasi satu

bingkai tayangan tentang Kumbasari, sebelum kemudian beralih ke bingkai yang

berikutnya, dengan shot yang lain. Hadirnya tiga layar gawai yang menterakan

tentang rekaman video dan foto tentang Kumbasari, seperti menguji relasi teks puisi

dengan situasi faktual. Teks puisi menunjuk pada realitas imajiner dan rekaan yang

dikreasi penyair, sementara kolase rekaman video dan foto, merupakan tiruan mini

dari realitas sehari-hari Kumbasari. Pada bingkai tayangan ini, realitas virtual

Page 10: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

9

merupakan citra waktu yang dipertemukan dalam bingkai tayangan yang sama,

sementara peristiwa berlangsung/terjadi pada ruang yang berbeda.

Foto 2, petikan bingkai tayangan karya Coronarang

Kedua, gerak atau suasana/situasi ditampilkan saling menumpuk (montase).

Kesan optis menyerupai kerlap-kerlip bintang, dan kilau halilintar dipadu dalam

membangun citra waktu. Seperti disebutkan Deleuze, bahwa optis murni dan situasi

bunyi (2013: 41), juga berpengaruh dalam bangunan citra waktu. Karya berjudul,

Kala Ing Bhuwana, durasi 7,9 menit, oleh Yayasan Sahaja Sahati, menghadirkan

gerak dalam kelindan suasana yang saling menindih, dan kemudian saling

menghilangkan. Lapis-lapis suasana yang dihadirkan, seperti berbicara tentang aura,

energi, atau pun dialog batin antara tubuh dengan ruang kosmos. Dalam sinopsis

karya dijelaskan, bahwa referensi yang dirujuk antara lain: lontar Purwa Bhumi

Kamulan, lontar Kala Tatwa, puisi Panca Tan Matra, puisi Upacara (Subagio

Sastrowardoyo), puisi Ambang Petang (Warih Wisatsana), serta petikan Mimpi-

mimpi Einstein (Lightman) tentang waktu.

Karya Kala Ing Bhuwana memiliki kesamaan visi dengan karya Trunyan

(Kuas Magis Hendra Gunawan) oleh Yayasan Symphony Kasih, yang bicara soal

waktu; bingkai citra waktu juga dihadirkan lewat teknik kolase. Pada video virtual

berdurasi 7.25 menit ini, petikan rekaman ikan berenang pada air (boleh jadi danau

Batur) yang berkabut, dan gerak juntai akar beringin, juga potret lukisan karya

Hendra Gunawan (koleksi Taman Budaya Provinsi Bali) muncul berkelindan saling

menerangkan dan menguatkan, sebelum kemudian ditampilkan kabur oleh

tumpukan teks puisi Hendra Gunawan tentang Trunyan. Teks puisi Hendra menjadi

Page 11: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

10

muara pemaknaan antara realitas magis Desa Trunyan dengan rupa lukisan maestro

Lekra tersebut.

Teknik montase mewujudkan citra waktu dalam kelindan gerak, suasana, dan

kesan optis pada ruang dan kewaktuan yang satu. Ini berbeda dengan teknik kolase,

yang mana citra waktu merupakan penjejeran realitas dari ruang-ruang yang

berjarak pada satu bingkai tayangan. Pada teknik kolase seluruh gerak, suasana,

dan juga realitas hadir berjejer dan bertautan, bukan luruh menyatu.

Ketiga, artistik seni virtual hadir lewat beragam teknik digital, seperti

pemakaian layar hijau (green screen), atau pun teknik animasi Augmented Reality

(AR). Karya Coronarang oleh Teater Kini Berseri, dan karya Guna Pandawa oleh

Sanggar Petak Cemeng mewakili kecenderungan ini. Karya Coronarang, secara

satiristik mengungkap narasi kisah Calonarang, menggunakan tekni layar hijau yang

disediakan aplikasi Zoom. Melalui penggunaan layar hijau sebagai latar belakang

pentas, sehingga pentas tersebut seakan dilangsungkan di berbagai tempat yang

dikehendaki, dari istana raja India, pegunungan, hingga hutan. Seluruh pemain

direkam dari studio, sementara pada tayangan seakan pentas berlangsung di mana-

mana. Karya Guna Pandawa, memadukan penggunaan layar hijau dan animasi AR.

Objek wayang kayonan menari sendirian, tanpa kelihatan hadirnya dalang, ia

menjelajah ruang-waktu secara virtual; kayonan menari di altar candi Ardha Candra

Taman Budaya, dan juga tempat lain secara bebas dan lepas.

Pemain teater yang pentas di depan istana raja India, pun objek wayang kulit

kayonan yang dinamis bergerak ke mana saja, tidak pernah ada sebagai realitas

faktual. Karena secara fakta, semua hanya hadir dalam realitas virtual, pada video

seni virtual yang ditayangkan pada kanal Youtube Disbud Pro. Bali. Secara artistik,

seni virtual Bali menghadirkan citra waktu dalam realitas rekaan atau nir-nyata dalam

beragam varian teknik visual video.

Karya seni virtual dalam format video ini, berhubungan dengan tradisi seni

video (video art), dalam seni rupa kontemporer dunia. Karena tradisi perekaman

video dilakukan untuk sama-sama mengeksplorasi gerak, cahaya, dan waktu dalam

kredo yang independen, yang berbeda dengan kecenderungan sinema (film). Seni

video, mengolah media elektronik untuk menghadirkan kemungkinan-kemungkinan

visual bergerak menjadi obsesi konseptual, seperti perupa era 1960-an di Amerika

Serikat. Diantaranya, dinyatakan perupa video Bill Viola, bahwa seni rupa video tidak

mengenal awal, akhir, tanpa petunjuk, juga tanpa durasi. Seni rupa video adalah

pikiran itu sendiri (pernyataan ini tentu menunjuk perbandingan dengan karya

sinema atau pun film); perupa video Anri Sala menyebut seni rupa video sebagai

‘kode waktu’ (Martin, 2006: 6).

Page 12: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

11

B. Konsep Niskala dalam Estetika Seni Virtual

Seni virtual dalam format video memungkinkan segala gagasan yang berhubungan

dengan ajaran atau konsep dunia niskala (nir-nyata) dapat diwadagkan dalam

bingkai citra waktu yang lepas dan bebas; mewujud peristiwa tatapan dalam layar.

Seperti mempertemukan dengan leluasa gerak juntai akar beringin, dengan ikan koi

yang berenang di tengah telaga berkabut, dengan rupa lukisan Hendra Gunawan

yang berkisah tentang Trunyan, seperti Karya video Trunyan (Kuas Magis Hendra

Gunawan).

foto 3, petikan bingkai tayangan karya Kala Ing Bhuwana

Begitu juga pada karya Kala Ing Bhuwana dan Seandainya Kata-kata Pecah

di Keningmu di Gawaimu, citra waktu menjadi hibriditas antara teknik virtual dengan

peragaan/pertunjukan tubuh penyaji (live action). Virtual dalam karya video

memungkinkan pembingkaian gerak dari pengembangan bentuk/rupa hibrid dari

unsur sinema, seperti sebagian animasi, dan sebagian lagi rekaman peragaan

langsung (Rush, 2007: 237).

Pada Kala Ing Bhuwana, yang berangkat dari konsep waktu, kehadiran gerak

tari kontemporer pada video, seperti hadir menembus waktu yang dikehendaki

bebas, tiba-tiba muncul berikutnya seketika hilang dan lenyap. Inilah terjemahan

konsep-konsep niskala yang bersifat gaib, seperti ajaran mandigua dalam Nawaruci

karya Empu Siwamurti. Terutama tentang Laghima, berarti kuasa untuk menjadi

berat atau ringan, berikutnya isyitwa yaitu kuasa untuk kelihatan atau tidak, wasyitwa

artinya kuasa untuk menjelajah matahari, bulan, dan lain-lain; termasuk Prapta

Page 13: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

12

sebagai kuasa untuk datang sekehendaknya; bahkan yathakamawasyayitwa yakni

masuk ke dunia seluruhnya (Adhikara, 1984: 32). Berdasar kuasa gaib mandigua

tersebut, pada Nawaruci dikisahkan Bima (putra kedua Pandawa) dapat memasuki

perut Dewa Nawaruci, menjadi bima kecil, kemudian menyaksikan ruang tanpa batas

tata surya.

Citra waktu yang menghadirkan secara hibrid antara realitas fisikal hasil

rekaman, dengan simulasi realitas rekaan digital, Rush menyebutnya sebagai ‘citra

sintetik’ (2007: 237). Citra sintetik, yang memadukan antara realitas tubuh dengan

rekaan, termasuk di dalamnya memungkinkan perangkat konsep-konsep tentang

gaib atau niskala hadir dalam wujud wadag (tayangan). Keseluruhan disimulasikan

lewat seni virtual, termasuk dalam format video virtual.

Begitu juga pada karya Guna Pandawa dan Coronarang, yang memformulasi

adegan real dengan beragam artistik animasi, semakin mendekatkan bahwa

kerangka konsep niskala tidak lagi berhenti menjadi suratan teks, melainkan dapat

disimulasikan sebagai citra waktu yang virtual. Objek wayang kayonan atau

gunungan menari, atau sosok Bima, Arjuna, dan lain-lain, melompat sekehendaknya,

tanpa ada tangan dalang yang memainkan. Itulah kemungkinan citra gerak yang

hadir dari teknologi Augmented Reality (AR). Seni virtual mengakomodasi seluruh

unsur seni kontemporer, dari cahaya, ruang, bunyi, sensasi, persepsi, visualisasi,

dan disrupsi (Rush, 2007: 235). Begitu luas lingkup seni virtual menyentuh soal-soal

sensasi, persepsi, dan disrupsi dalam simulasi citra waktu (tayangan video) maka

virtual adalah realitas simulakrum.

Seperti yang digariskan Baudrillard, bahwa simulakrum merupakan realitas

kelima: realitas murni tentang dirinya, setelah upaya refleksi atas realitas,

memelesetkan, menghilangkan, dan realitas yang tidak berhubungan dengan realitas

lain (Baudrillard, 1994: 6). Upaya kreatif dalam peniruan realitas (mimesis) telah

dimulai pada masa Mesir dan juga Yunani Kuno, kemudian pada abad ke-21 ini,

hadir penciptaan estetika simulakrum; citra waktu virtual.

Pemadatan waktu atau pun menghidupkan waktu dalam ingatan visual,

memang relevan diungkap melalui media video virtual. Seperti, perupa On Kawara

(kelahiran 1933, Kariya, Jepang) sejak tahun 1960-an telah secara total dan

konsisten mengeja waktu. Melalui seni rupa videonya, ia menata kalender; karya

klasik sebagai seni rupa konsep, penumbuhan imajinasi penuh tentang mental

pejalan (Heartney, 2008: 145). Begitu juga yang dilakukan seniman muda yang

terkabung dalam teater Kalangan, Sahaja Sahati, dan 200 komunitas lainnya yang

difasilitasi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Page 14: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

13

III. PENUTUP

A. Simpulan

Seni virtual Bali di masa pandemi Covid-19, secara artistik menunjuk pada

penayangan rekaan citra waktu dalam format video virtual. Rekaan citra waktu

(realitas virtual) dikreasi melalui teknik kolase, montase, dan juga virtualisasi. Teknik

kolase menghadirkan jejeran berbagai realitas rekaman dalam satu bingkai

tayangan. Realitas yang terjadi pada ruang dan tempat yang berbeda, hadir serentak

dalam sebingkai format tayang. Biasanya perbedaan dan keberagaman shot dari

rekaman tersebut, pada bingkai tayangan disambungkan oleh elemen bunyi,

cahaya/optik, dan teks. Realitas yang terekam hadir bersamaan, kadang melalui

teknologi informasi dalam jaringan (daring).

Teknik montase membangun realitas virtual dari hibridisasi realitas rekaman

dengan simulasi realitas rekaan. Beragam shot dihadirkan berkelindan, saling

menumpuk, membentuk lapis-lapis ruang waktu. Terakhir, teknik virtualisasi

merupakan metode reka dengan menggunakan perangkat teknik digital virtual

reality, seperti beragam aplikasi animasi, termasuk Augmented Reality (AR). Citra

waktu nir-nyata yang dihasilkan, dapat menghadirkan konsep isyitwa (objek tiba-tiba

kelihatan atau kemudian lenyap), atau wasyitwa (objek rekaan yang menjelajah

matahari, bulan, dan juga planet lain) dengan sangat unik. Konsep kuasa gaib, yang

diambil dari khasanah teks Bali Klasik abad ke-16 Nawaruci tersebut, menjadikan

karya seni virtual Bali hadir dalam refleksi kesejarahan lokal yang sangat kental.

Secara estetika karya seni virtual seniman Bali di masa pandemi, merupakan

refleksi situasi sosial sehari-hari dan renungan tentang kondisi/kekuatan niskala.

Ulang-alik antara realitas sehari-hari dengan kehendak menyentuh konsep-konsep

gaib yang bersifat niskala, mewujud menjadi karya video virtual berbasis estetika

simulakrum. Realitas rekaan, atau nirnyata tersebut ditampilkan melalui simulasi

konsep niskala dalam beragam citra rekaan, baik dengan kolase, montase, maupun

virtualisasi elemen rupa, gerak, ruang, cahaya/optik, bunyi, dan teks.

Estetika simulakrum yang dihadirkan tersebut, mendampingkan realitas

sehari-hari dengan realitas rekaan, untuk semakin membangun oposisional antara

yang real dengan rekaan. Jadi realitas virtual yang dimunculkan sama sekali bukan

tiruan dari realitas sehari-hari, melainkan dikonstruksi secara sadar oleh seniman

dengan menggunakan perangkat teknik artistik (virtual reality) digital.

B. Saran-saran dan Ucapan Terimakasih

Mengingat jumlah komunitas yang difasilitasi dalam peragaan atau pergelaran seni

virtual oleh Pemerintah Provinsi Bali begitu banyak, yakni 202 komunitas, dengan

Page 15: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

14

menyodorkan 2 format luaran, yakni video durasi 5-7 menit dan durasi 30-45 menit,

maka sangat memungkinkan dilakukan kajian berikutnya, baik terkait identifikasi

tema, maupun kemungkinan-kemungkinan pewacanaan estetika dari perspektif yang

lain. Termasuk pula kajian dalam pendekatan sosiologi seni, dan lain-lain. Oleh

karena itu disarankan kepada teman-teman akademisi bidang seni untuk melakukan

kajian lanjutan, sehingga kehadiran karya seni virtual seniman Bali di masa pandemi

juga menghidupkan atmosfir kajian seni.

Akhirnya, melalui mimbar Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ISI

Denpasar ke-17, dan Pengukuhan Profesor di lingkungan ISI Denpasar ini, saya

menghaturkan syukur kehadapan Hyang Widhi Wasa, Bhatara-Bhatari, Lelangit, dan

Leluhur atas limpahan rahmat yang telah disematkan kepada prati sentana-Nya ini.

Pada momen yang membuat hati dan nurani haru ini pula, ijinkan saya

menghaturkan terimakasih kepada Bapak Gubernur Bali beserta Ibu Putri Koster,

Bapak Wakil Gubernur Bali, Bapak Sekretaris Daerah dan jajaran Pimpinan, juga

Kepala Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Provinsi Bali, atas segala

dukungan dan spirit positif dalam bersama-sama mengemban amanah pengabdian

kepada rakyat. Saya juga haturkan terimakasih kepada Bapak Rektor ISI Denpasar

beserta Ibu, dan juga seluruh mantan Ketua dan Rektor ISI Denpasar, atas segala

bimbingan dan timbang pengalaman dalam menjalankan pengabdian keilmuan seni.

Terimakasih yang sedalam-dalamnya juga saya ucapkan kepada seluruh Dewan

Penyantun, dan sivitas akademika ISI Denpasar, yang sejak mula saya menjadi

mahasiswa baru S1 pada 1997, sampai kini, telah diberikan pergaulan yang tulus

dan bersahaja sekaligus mendewasakan.

Tentu tidak lupa pula saya mengucapkan terimakasih dari kedalaman hati

kepada seluruh Sahabat, dari seniman, budayawan, pendidik (baik guru maupun

dosen), aktivis (beberapa nama kini telah mengemban amanah sebagai Pejabat

Negara), teman-teman pers, kolektor seni, dan juga pekerja seni di mana pun

berada. Oleh persahabatan dalam perjuangan, dedikasi, dan rasa bangga yang satu,

yakni menjunjung perikemanusiaan yang adil dan beradab, maka pencapaian

sebagai Profesor bidang Seni dan Budaya sepenuhnya saya abdikan untuk

perjuangan kemanusiaan dan keberagaman dunia.

Kepada orang tua kami yang telah meneladani segala kemuliaan hidup, adik-

adik, dan juga istri tercinta Ayu Ketut Putri Rahayuning, dan anak-anak terkasih

Gede Wilwa Wicitra Nusantara dan Kade Prabha Wicitra Tranggana, saya haturkan

terimakasih atas segala doa, dukungan, dan juga pengorbanan yang tulus, sehingga

anakmu, saudaramu, suamimu, dan juga ayahmu, dapat mengemban amanah

sebagai Guru Besar dengan baik dan lurus.

Page 16: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

15

Demikian penyampaian Orasi Ilmiah ini, mohon maaf kalau ada hal-hal yang

kurang berkenan. Sekian dan terimakasih.

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.

Wassalammualaikum Warahmatulahi Wabarrakatuh,

Rahayu.

Daftar Pustaka Adhikara, S.P., 1984, Nawaruci, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Asanowicz, Aleksander., 2014, “The Phenomenology and Philosophy of Simulacra Influence On The VR”, dalam Architecturae et Artibus, 1/2014, Bialystok University of Technology, Bialystok.

Baudrillard, Jean., 1994, Simulacra and Simulation, penerj. Sheila Faria Glaser, The University of Michigan, Ann Arbor.

Bertens, K. 2014, Filsafat Barat Kontemporer Jilid II: Prancis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Deleuze, Gilles. 2013, Cinema I: The Movement-Image, penerj. Hugh Tomlinson dan Barbara Habberjam, University of Minnesota Press, Minneapolis.

_______. 2013a, Cinema II: The Time-Image, penerj. Hugh Tomlinson dan Robert Galeta, University of Minnesota Press, Minneapolis.

Martin, Sylvia., 2006, Video Art, Taschen GmbH, Koln.

Roy, Arundhati., 2020, “Pandemi adalah Sebuah Pintu Gerbang”, penerj. Taufiqurrahman, dalam Waba, Sains, dan Politik, Maqin, Khoiril, et.al., (editor), Antinomi, Yogyakarta.

Rush, Michael., 2007, Video Art, Thames & Hudson, London.

Tomlinson, Hugh., dan Robert Galeta, 2013 “Pengantar Penerjemahan (Sinema 2: Gilles Deleuze)”, dalam Sinema 2, University of Minnesota Press, Minneapolis.

Tunggal, Nawa., 2010, “Bali Bersemi di Musim Pandemi”, dalam Jendela (harian Kompas), edisi Minggu, 12 Juli 2020, Kompas, Jakarta.

Page 17: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

1

Riwayat Hidup

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn.

2 Nama Panggilan Kun

3 Jenis Kelamin Laki-laki

4 Pangkat/Golongan Pembina Tk I/IVb

5 Jabatan Fungsional Guru Besar bidang Sejarah Seni Rupa sejak 1 Agustus 2019

(Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,

RI, Nomor: 30604/M/KP/2019)

6 NIP/NIK/Identitas lainnya 197604042003121002

7 NIDN 0004047603

8 Tempat dan Tanggal Lahir Bangli, 4 April 1976

9 E-mail [email protected]

10 Alamat Kantor Jln Nusa Indah Denpasar, Bali, 80235

11 Jabatan Tambahan/Struktural 1. Koordinator Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

(Februari 2016-Oktober 2017).

2. Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyakarat dan

Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) ISI Denpasar

(Oktober 2017-9 April 2019).

3. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali/Eselon IIa (10

April 2019-sekarang).

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi STSI Denpasar ISI Yogyakarta ISI Yogyakarta

Bidang Ilmu Penciptaan Seni Rupa

Murni/ Seni Lukis

Pengkajian Seni

Rupa /Seni Lukis

Pengkajian Seni Rupa

/Seni Lukis

Tahun Masuk-Lulus 1997-2002 2006-2008 2011-2015

Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Kamasukha Sebagai

Konsep Berkarya Seni

Lukis

Ketelanjangan

dalam Seni Lukis

Indonesia

(Perspektif Kritik

Seni Rupa) (Tesis)

Pita Maha: Gerakan

Sosial Seni Lukis Bali

1930-an (Disertasi)

Nama Pembimbing/Promotor Drs. I Ketut Murdana,

M.Sn., Drs I Wayan

Suardana M.Sn,.

Dr. Drs. Suwarno

Wisetrotomo,

M.Hum.

Prof. Drs. Soeprapto

Soedjono, MFA.,

PhD; Dr. St. Sunardi

C. Pengalaman Penelitian

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

1 2019 Ikonografi Kepahlawanan Relief Yeh

Pulu: Landasan Penciptaan Seni Lukis

Kontemporer (Skema Penelitian Terapan,

Tahun ke-3)

Kompetisi Nasional skema

Penelitian Terapan, Kementerian

Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi Republik Indonesia

2 2018 Ikonografi Kepahlawanan Relief Yeh

Pulu: Landasan Penciptaan Seni Lukis

Kompetisi Nasional skema

Penelitian Terapan, Kementerian

Page 18: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

2

Kontemporer (Skema Penelitian Terapan,

Tahun ke-2)

Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi Republik Indonesia

3 2018 Tim Penyusun Pokok-Pokok Pikiran

Kebudayaan Provinsi Bali (anggota)

Dinas Kebudayaan Provinsi Bali

4 2017 Ikonografi Kepahlawanan Relief Yeh

Pulu: Landasan Penciptaan Seni Lukis

Kontemporer (Skema P3S/Terapan,

Tahun ke-1)

Kompetisi Nasional skema

Penelitian, Penciptaan dan

Pengabdian Seni (P3S)

Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi Republik

Indonesia

5 2017 Kajian Akademik: Seni Lukis Bali Gaya

Batuan (Dokumen Usulan Warisan

Budaya Nasional Tidak Benda); Ketua

Peneliti

Dinas Kebudayaan Provinsi Bali

6 2017 Kajian Akademik: Seni Lukis Klasik Bali

(Dokumen Usulan Warisan Budaya

Nasional Tidak Benda); Anggota Peneliti

Dinas Kebudayaan Provinsi Bali

7 2014 Modal Sosial Institusional Pita Maha

(Praktik Sosial Pelukis Bali 1930-an)

Hibah Disertasi Doktor, Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi,

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

8 2008 Seniman Barat di Bali dan Pengaruhnya

terhadap Seniman Setempat

DIPA ISI Denpasar

9 2007 Ketelanjangan dalam Seni Lukis Putu

Sutawijaya dan IGAK Murniasih (Studi

Perbandingan)

Biro Kerjasama Luar Negeri

Kementerian Pendidikan Nasional

10 2006 Traumatik-Satir Seni Lukis Wayan Sadha Penelitian Dosen Muda ISI

Denpasar

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyelenggara

1 2020 Anggota Mitra Bestari CHATARSIS:

Journal of Arts Education

Pendidikan Seni, Pasca Sarjana,

Universitas Negeri Semarang

2 2020 Tim Juri Lomba Video Edukasi Tertib

Lalulintas, HUT Bayangkara ke-74

Polda Bali

3 2019 Pengembangan Diri Anak Autistik Melalui

Pembelajaran Seni Lukis Media Baju Kaos

di Rumah Belajar Autis Sarwahita,

Peguyangan, Denpasar (Skema PKM)

Kementerian Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi RI

4 Oktober

2018-9 April

2019

Anggota Kelompok Ahli Pembangunan

bidang Adat, Tradisi, Agama, Seni dan

Budaya, Provinsi Bali

Bapedalitbang Provinsi Bali

5 2018 Anggota Tim Perumus Standar Kompetensi

Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang

Seni Rupa

Direktorat Kesenian, Direktorat

Jenderal Kebudayaan,

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia

Page 19: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

3

6 2018-

sekarang

Penyunting pada Jurnal Seni Budaya Mudra

(Akreditasi Sinta 2)

Pusat Penerbitan, LP2MPP ISI

Denpasar

7 2018 Bersama 40 peserta Kongres Kebudayaan

Nasional ke-100 diterima Presiden

Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo di

Istana Negara, Jakarta

Direktorat Jenderal Kebudayaan,

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia

8 2017 Anggota Tim Peneliti Pengabdian

Masyarakat program Rekonstruksi Wayang

Kopang, Kerambitan, Tabanan

LP2MPP ISI Denpasar

9 2016 Anggota Panitia Pengabdian Masyarakat

program Rekonstruksi Seni Lukis Prasi,

Tenganan, Karangasem

LP2MPP ISI Denpasar

10 2016 Tim Perumus Rekomendasi Forum

Masyarakat Kesenian Indonesia di Jakarta,

17-19 Mei 2017

Direktorat Kesenian, Direktorat

Jenderal Kebudayaan,

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan RI

11 2013 Ikut serta mendirikan dan menjadi Dewan

Ketua Bali Art Society

Bali Art Society

12 2009 Free Art Program kerjasama dgn Gaya Art

Fusion

Gaya Art Fusion, Ubud

13 2008-

sekarang

Beberapa kali diundang sebagai

narasumber acara talkshow Dewata TV

(Kompas TV), TVRI Bali, Bali TV, dan

RRI Denpasar

Dewata TV (Kompas TV), TVRI

Bali, Bali TV, dan RRI Denpasar

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor

/Tahun

1 Estetika Ketelanjangan dalam Lukisan

Murniasih dan Sutawijaya

Rupa, ISI Denpasar

Surya Seni,

Pascasarjana ISI

Yogyakarta

Vol. 7/ No.1/2008

2 Ketelanjangan dalam Seni Lukis Indonesia:

Perspektif Kritik Seni Rupa

Surya Seni,

Pascasarjana ISI

Yogyakarta

Vol 5/No.1/2009

3 Modal Sosial Seni dan Dialektika Kontrol Tonil, ISI Yogyakarta Vol. 2/No.24/2011

4 Teori Bourdieu-Althusser dalam Gerakan Sosial

Seni Lukis Bali 1930-an

Jurnal Seni Budaya

Mudra, Institut Seni

Indonesia Denpasar

Vol. 29/No.2/2014

5 Arena Seni Pita Maha: Ruang Sosial dan Estetika

Seni Lukis Bali 1930-an

Jurnal Seni

Panggung, Institut

Seni dan Budaya

Indonesia, Bandung

Vol. 25/No. 2/2015

6 Pita Maha Social-Institutional Capital (A Social

Practice on Balinese Painters in 1930s)

IJCAS, (International

Journal For Creative

and Arts Studies),

Pascasarjana ISI

Yogyakarta

Vol. 2, No.2,

Desember, 2015

Page 20: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

4

7 Exploring Yeh Pulu Relief: An Iconography

Approach

Jurnal Seni Budaya

Mudra, Institut Seni

Indonesia Denpasar

Vol. 32, No 3,

September 2017

(penulis kedua:

Nengah Sudika

Negara, penulis

ketiga: Ni Luh Desi

In Diana Sari,

penulis ketiga: AA

Bagus Udayana)

8 Membaca Indikasi Idiosinkratik Perupa Bali era

’30-an

Jurnal Seni Rupa

Galeri, Galeri

Nasional Indonesia,

Jakarta

Volume 3, Jilid 2,

Oktober 2017,

ISSN: 2356-1963

9 Comparative Studies of Baroque and

Renaissance Aesthetic: Last Supper’s da Vinci

and Caravagio

Jurnal Seni

Panggung, Institut

Seni dan Budaya

Indonesia, Bandung

Vol. 27, No. 4

Desember 2017

e-ISSN: 25023640

10 Tiger-Hunting Scene on Yeh Pulu Relief in Bali.

Romanticism of People’s Heroism in the Study

of Iconology

Cultura. International

Journal of Philosophy

of Culture and

Axiology

Vol.

15(1)/2018:147-160

ISSN 2065-5002

11 Multinarasi Relief Yeh Pulu, Basis Penciptaan

Seni Lukis Kontemporer

Jurnal Seni Budaya

Mudra, Institut Seni

Indonesia Denpasar

Vol. 33, No 2, Mei

2018, (sebagai

penulis kedua; AA

Gde Rai Remawa,

penulis ketiga: Ni

Luh Desi In Diana

Sari)

12 Tiga Tipe Praktik Sosial dan Gaya Visual Pelukis

Barat di Bali

Jurnal Kajian Bali,

Universitas Udayana,

Denpasar

Vol. 09, Nomor 01,

April 2019: 55-70,

e-ISSN 2580-0698

13 Metafora Baru dalam Seni Lukis Kontemporer

Berbasis Ikonografi Relief Yeh Pulu

Jurnal Seni Budaya

Mudra, Institut Seni

Indonesia Denpasar

Vol. 34, No 2, Mei

2019, (sebagai

penulis kedua; AA

Gde Rai Remawa,

penulis ketiga: Ni

Luh Desi In Diana

Sari)

14 The Scene of a Woman Grabbing a Horse’s Tail

in Yeh Pulu Relief, and Its Connection to Panji

Narrative: The Basis of Contemporary Painting

Creation

Cultura. International

Journal of Philosophy

of Culture and

Axiology

Vol. 17

(1)/2020:159-172,

ISSN 2065-5002

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat/Penyelenggara

Page 21: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

5

1 Webinar Bulan Bung Karno

Provinsi Bali 2020:

Aktualisasi Trisakti Bung

Karno dalam Menyongsong

Bali Era Baru

Berkepribadian dalam

Kebudayaan melalui Pemajuan

Seni dan Budaya Bali

Gedung Gajah,

Jayasabha, Denpasar,

Sabtu 6 Juni 2020,

Pemerintah Provinsi Bali

2 Webinar Nasional,

Internalisasi Pendidikan

Karakter di Tengah COVID-

19

Pentas Seni Virtual (Internalisasi

Pendidikan Karakter pada

Pandemi COVID-19)

Program Studi

Pendidikan Bahasa

Indonesia dan Daerah,

Universitas Dwijendra,

Bali, Senin, 15 Juni 2020

3 Webinar How Local Culinary

& Farmer Community Face

The Pandemic

Kuliner Bali: Langkah Penguatan

dan Pemajuan

Inkubator Bisnis,

Universitas Hindu

Indonesia, Denpasar,

Selasa, 16 Juni 2020

4 Webinar Seni Rupa Bali:

Antara Tradisi dan

Kontemporer

Peran Pemerintah Provinsi Bali

dalam Penguatan dan Pemajuan

Seni Rupa Bali

Sarasvati Art

Communication and

Publication, Jakarta,

Senin, 29 Juni 2020

5 Narasumber dalam Rapat

Teknis Pelestarian Nilai

Budaya

Penguatan dan Pemajuan Tradisi,

Seni-Budaya, serta Kearifan

Lokal

Hotel Aston, Kuta, 5-7

Pebruari 2020, Balai

Pelestarian Nilai Budaya

Bali mewilayahi Bali,

Nusa Tenggara Barat,

dan Nusa Tenggara

Timur

6 Kongres Nasional Asosiasi

Profesi Pendidik Seni

Indonesia (APSI) ke IV

Jalan Gontai Menuju Profesor

Seni

Hotel Universitas Negeri

Yogyakarta, 13-14

Desember 2019, APSI

7 Pesamuhan Agung Desa Adat

dan Desa Sejebag Jagat Bali

Penguatan dan Pemajuan Tradisi,

Seni-Budaya, Kearifan Lokal di

Desa Adat

Wantilan Pura Samuhan

Tiga, 25 November

2019, Pemerintah

Provinsi Bali

8 Konferensi Nasional Sastra,

Bahasa, dan Budaya

SABADA

Tiga Pendekatan Estetika dan

Moral Etik: Proyeksi Interpretasi

Ikonografis Relief Yeh Pulu

Hotel Grand Bali Beach,

16-18 Oktober 2019,

Program Magister S2

Institut Hindu Dharma

Negeri (IHDN) Denpasar

9 Orasi Ilmiah dalam Rangka

Wisuda Sarjana S1 dan S2 ISI

Denpasar

Tiga Pendekatan Estetika Seni

Lukis Kontemporer: Proyeksi

Interpretasi Ikonografis Relief

Yeh Pulu

2 Oktober 2019, Gedung

Citta Kalangen, ISI

Denpasar

10 Seminar Internasional

Indonesia Studies

Three Major Approaches:

Reframing, Recasting, and

Globalizing of Yeh Pulu Reliefs

26 Juli 2019, University

of Sydney, Australia

11 Dialog Seni tentang Maestro

Lempad

Lempad, Yeh Pulu, dan Pita

Maha

26 Juni 2020, Galeri

Salihara, Jakarta

12 Workshop Seni Media Seni Rupa Video (Video Art):

Sejarah Barat dan Bali Hari Ini

21-24 Maret 2019,

Bentara Budaya Bali,

Direktorat Kesenian,

Page 22: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

6

Direktorat Jenderal

Kebudayaan,

Kemendikbud RI

13 Pembicara Program MACAN

A to Z, Museum MACAN,

Jakarta

Seni Lukis Klasik Bali: Wayang

Kamasan

6 Februari 2019,

Museum MACAN

14 Timbang-Pandang/Diskusi

Seni Tingkat Nasional

“Semesta Kita”

Art Brut, Akar Spontanitas, dan

Jiwa Merdeka

19 Januari 2019, Bentara

Budaya Bali dan

Direktorat Kesenian,

Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan RI

15 Konferensi Internasional ke-3,

Creative Media, Design &

Technology (REKA

Seven Methods In Creating

Contemporary Painting:

Exploring Yeh Pulu Reliefs

25 September 2018,

Universitas Negeri

Sebelas Maret (UNS)

Surakarta, prosiding

:penerbit Atlantic Press,

Paris, 2018, ISBN: 978-

94-6252-612-9.

16 Seminar nasional Agama,

Adat, Seni dan Sejarah di

Zaman Milenial,

Aplikasi Teori Ikonologi dalam

Kajian Relief Yeh Pulu

5 Juli 2018, Universitas

Hindu Denpasar,

Prosiding ISBN: 978-

602-5225-1-2

17 Seminar Nasional

Konvergensi Keilmuan Seni

dan Desain pada Era 4.0,

Penciptaan Seni (Lukis)

Kontemporer Berbasis Riset

(Relief Yeh Pulu dalam Tujuh

Pendekatan Artistik)

25 Oktober 2018,

Fakultas Bahasa dan

Seni, Universitas Negeri

Surabaya, Prosiding

ISSN 2541-6626

18 Symposium Post-Orientalism

and Cultural Appropriation

Tiga Tipe Praktik Sosial dan

Gaya Visual: Pelukis (Perupa)

Barat di Bali

24 Januari 2018, Galeri

Nasional Jakarta,

Lembaga Indonesia-

Perancis di Jakarta

19 Sarasehan Pesta Kesenian Bali

Endih-endih Api

Strategi Disrupsi Pemajuan

Kebudayaan di Tahun Politik

10 Juli 2018, Gedung

Ksirarnawa, Taman

Budaya Bali

20 Talkshow “Seni Rupa dan

Kewirausahaan”

Tata Kelola Seni dalam Pita Maha

1930-an

2 Juni 2018, Museum

Puri Lukisan, Ubud

21 The 2nd Annual of

International Interdiciplinary

Conference of Arts Creative

and Studies (IICACS)

Creative Contemporary Painting:

Based on Iconography of Yeh

Pulu Relief

14-15 Oktober 2017,

Institut Seni Indonesia

(ISI) Surakarta,

22 Sarasehan Srawung Seni

Sastra Hindu “Sumbangan

Sastra Hindu terhadap Sastra

Indonesia”

Sastra Rupa Made Wianta 28 Oktober 2016, Pasca

Sarjana Universitas

Hindu Indonesia,

Denpasar

23 Seminar Nasional “Seni Rupa

Basis Keunggulan Nusantara”

Supremasi Simbolis Ketuhanan

(Konsep dan Filsafat Lingo-Yoni

dalam Karya Seni Rupa)

28 Oktober 2016,

Gedung Citta Kalangen,

FSRD ISI Denpasar

Page 23: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

7

24 Fokus Group Discussion

“Pemetaan Regulasi Ekonomi

Kreatif”

Pemetaan Regulasi Ekonomi

Kreatif

30 September 2016, Kuta

Bali, Universitas Gadjah

Mada

25 Seminar “Kreativitas Berbasis

Seni Budaya dalam

Menghadapi MEA”

Pasar Seni Rupa Asia 23 September 2016,

Gedung Citta Kalangen,

UKM bidang Penalaran,

Penelitian, dan Keilmuan

ISI Denpasar

26 Sarasehan Seni “Tiga Pilar:

Pelukis, Museum, dan

Komunitas Penyangga

Pendidikan Seni di

Masyarakat: Refleksi

Kesejarahan Arie Smit”

Menemu Matahari: Jalan Pulang

Pelukis Arie Smit

27 Agustus 2016,

Museum Neka, Ubud,

Prodi Seni Murni ISI

Denpasar

27 The 2nd International

Conference for Asia Pasific

Arts Studies (ICAPAS)

Pita Maha Social-Institutional

Capital (A Social Practice on

Balinese Painters in 1930s)

Konser Hall

Pascasarjana ISI

Yogyakarta, 31 Oktober

2014, Pascasarjana ISI

Yogyakarta

28 Sarasehan Seni Budaya:

Taman Budaya di Mata

Seniman

Rancang Arena + Modal Simbolik

Seni Rupa

18 September 2014,

Taman Budaya Provinsi

Bali

29 Pemutaran Film Bali Tempo

Doeloe dan Diskusi Seni

Rudolf Bonnet dan Arie Smit:

Cerita Dunia Seni Rupa Bali

25 April 2014, Bentara

Budaya Bali

30 Presentation and Artist Talk From Venus to Bodies Theater

Series

Desember 2013, Modern

Painters Society, Gwen

Frostic School of Art,

Western Michigan

University, US

31 International Conference 50 th

Udayana University, “Bali in

Global Asia”

Nilai Ketradisian dalam Seni

Lukis Kontemporer Bali

Juli 012, Universitas

Udayana, Denpasar

32 Diskusi Seni Rupa Tingkat

Nasional “QuaVadis Seni

Rupa Bali”

Arena dan Gerakan Sosial Baru

Seni Rupa di Bali

Oktober 2012, Bentara

Budaya Bali

33 Seminar Akademik

“Reinterpretasi Lokal Genius

dalam Perkembangan Seni

Rupa dan Desain Mutakhir,

FSRD ISI Denpasar

Wacana Ketradisian dalam Medan

Seni Rupa Kontemporer

Juli 2011, ISI Denpasar

G. Penulisan Buku

No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit

1 Sudra Sutra (An Iconographical

Interpretation of Yeh Pulu Reliefs)

2019 64 halaman berwarna,

ditulis bersama: Erick

Thohir, Jean Couteau,

dan Made Surada

Penerbit

Prasasti,

Denpasar,

ISBN: 978-623-

90407-6-5

Page 24: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

8

2 Santarupa: A Revival of Narrative in

Contemporary Art

2019 40 halaman berwarna,

ditulis bersama: Thienny

Lee, Adrian Vikcers, dan

Bruce Carpenter

Penerbit

Prasasti,

Denpasar,

ISBN:

9786239040734

3 Pita Maha, Gerakan Sosial Seni Lukis

Bali 1930-1n

2018 238 halaman berwarna

(keseluruhan isi

merupakan karya

Disertasi penulis)

Kepustakaan

Populer

Gramedia,

Jakarta, ISBN:

978-602-424-

270-1

4 Inside The Hero: Creative

Contemporary Painting Based on an

Iconography of Yeh Pulu Reliefs

2018 64 halaman berwarna,

ditulis bersama: Ming

Hsia Lin, Bambang

Wibawarta, I Gede Arya

Sugiartha, dan Adrian

Vickers

Penerbit Arti,

Denpasar,

ISBN:

9786026896209

5 Titi Wangsa: Creative Contemporary

Painting Based on an Iconography of

Yeh Pulu Reliefs

2018 88 halaman berwarna,

ditulis bersama: Dr. Jend.

Purn. Moeldoko, Mary-

Louise Totton, I Gede

Arya Sugiartha, I Gusti

Ngurah Seramasara,

Bedjo Riyanto, M.

Fadjroel Rachman,

Tossin Himawan, dan

Warih Wisatsana

Penerbit Arti,

Denpasar,

ISBN:

9786026896216

6 Multinarasi Relief Yeh Pulu (Tujuh

Pendekatan Artistik Seni Lukis

Kontemporer

2018 152 halaman berwarna Penerbit Arti,

Denpasar,

ISBN:

9786026896223

7 Ikonografi Kepahlawanan Relief Yeh

Pulu: Penelitian, Penciptaan dan

Penyajian Seni Lukis Kontemporer

2017 148 halaman berwarna Penerbit Arti,

Denpasar, ISBN

:

9786026896155

8 Candra Sangkala: Reinterpretation of

Ancient Reliefs Visual Codes in

Contemporary Painting

2017 64 halaman berwarna,

ditulis bersama: Pande

Wayan Suteja Neka,

Warih Wisatsana,

Sukardi Rinakit, I Gede

Arya Sugiartha,

Ildegarda E. Scheidegger

Penerbit Arti,

Denpasar,

ISBN:

9786026896148,

9 Barong Landung: Anak Agung Gde

Sobrat

2017 52 halaman, 21X29,7

Cm, berwarna

Penerbit

Direktorat

Jenderal

Kebudayaan,

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan RI,

Page 25: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

9

ISBN:

9786025635007

10 Seni=Sains 2017 269 halaman (menjadi

salah satu penulis

bersama 14

penulis/alumni Pasca

Sarjana ISI Yogyakarta

Penerbit

Karpindo,

Surakarta,

ISBN:

9786025090813

11 Pita Prada: The Golden Creativity 2009 274 halaman berwarna,

ditulis bersama Jean

Couteau, dan Agus

Dermawan T

Penerbit Bali

Bangkit, Jakarta,

tanpa ISBN

12 Gigih Wiyono: Diva SriMigrasi 2008 120 halaman berwarna,

ditulis bersama Dr M

Dwi Marianto

Penerbit Galeri

678, Jakarta,

tanpa ISBN

13 Nalar Rupa Perupa 2007 96 halaman Penerbit Buku

Arti, Denpasar

H. Sebagai Kurator Pameran Seni Rupa (terseleksi)

No Judul/Tema Tahun Tempat Penyelenggara

1 Pameran dan Pagelaran “Empowering Taksu”

dalam rangka Festival of Indonesianity in The Arts

(FIA)

2018 Bentara

Budaya Bali

LP2MPP ISI

Denpasar

2 Pameran Seni Lukis “Endih Baturan” Sanggar

Baturulangun, Batuan pada Pesta Kesenian Bali, ke-

40

2018 Gedung

Kriya,

Taman

Budaya Bali

Dinas

Kebudayaan

Provinsi Bali

3 Pameran Tunggal Made Djirna: The Logic of Ritual 2013 Sangkring

Art Space,

Yogyakarta

Gajah Gallery,

Singapura

4 Sudamala: An Artistic Journey (Pameran bersama

18 perupa Bali)

2012 Sudakara Art

Space, Sanur

Sudakara Art

Space, Sanur

5 The Birth of Colors (Pameran bersama khusus karya

bermedium cat air)

2012 Shyang Art

Space,

Magelang

Shyang Art

Space,

Magelang

6 Bali Making Choice (Pameran Bersama 30 Perupa

Bali)

2011 Galeri

Nasional

Jakarta

Mondecor

Gallery, Jakarta

7 Sawen Awak : Cross Culture of Balinese and

Foreign Contemporary Artists

2011 Jakarta Art

Distrik

TonyRaka Art

Gallery, Ubud

8 Songs of The Rainbow (Pameran Tunggal Pelukis

Made Sumadiyasa)

2008 Ganesha

Gallery, Four

Seasons

Resort,

Jimbaran,

Bali

Ganesha

Gallery, Four

Seasons Resort,

Jimbaran, Bali

9 Souls of Expression (Pameran bersama 8 perupa

Indonesia)

2007 TonyRaka

Art Gallery,

Ubud

TonyRaka Art

Gallery, Ubud

Page 26: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

10

I. Pengalaman Lawatan Seni dan Riset ke Luar Negeri

No Jenis Tahun Tempat Pendanaan/Sponsor/

Penyelenggara

1 Lawatan Pameran Tunggal

‘Santarupa’ dan Seminar

Internasional

2019 Thienny Lee Art Gallery, dan

University of Sydney,

Australia

Kementerian Riset,

Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi

2 Lawatan pameran tunggal

“Inside the Hero”

2018 Mizuiro Workshop

Contemporary, Tainan,

Taiwan

Kementerian Riset,

Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi

3 Peserta South East Asia

Forum-Art Stage Singapore,

“Net Present Value: Art,

Capital, Futures”

2017 Marina Bay, Singapura Independen dan Art

Stage Singapura

4 Lawatan Pameran Taiwan-

Indonesia Art Exchange

2016 Mizuiro Art House dan

Licence Art Gallery, Tainan,

Taiwan

TonyRakaArt Gallery

5 Riset Arsip Pita Maha 2015 Neuwenkamp Foundation,

Leiden dan Stichting

Nationaal Museum Van

Wereldculturen/Tropen

Museum, Amsterdam

(supervisor: Dr Hedi Hinzler

dan Drs Pim Westerkamp)

Independen

6 Lawatan Seni untuk Even

Singapura Biennale

2013 Singapore Art Museum Independen

7 Sandwich-Like: Visiting

Scholar/Artist

2013 Gwen Frostic School of Art,

Western Michigan

University, Amerika Serikat

Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi,

Jakarta

J. Penulisan Artikel di Media Cetak (terseleksi)

No Judul Penerbit Edisi

1 Obituari Maestro Nyoman Gunarsa: Jalan Seni,

Nubuat Tujuh Presiden

Harian Kompas 23 September 2017

2 Catatan Budaya: Penanda Kebangsaan Versus Politik

Identitas

Harian Kompas 3 Juni 2017

3 Peristiwa Tatapan, Mula Imajinasi T Hartono Harian Kompas 16 Oktober 2016

4 Obituari A.A. Gede Raka Pudja, Penjaga Ideologi

Pita Maha

Majalah

Bulanan

Sarasvati

Mei 2016

5 Obituari Jalan Pulang Pelukis Arie Smit Majalah

Bulanan

Sarasvati

April 2016

6 Catatan Budaya: Revolusi Seni Lukis Bali Baru

1930-an

Kompas 14 Februari 2016

7 Idiom Perlawanan dan Refleksi Seni Agraris Majalah

Bulanan

Sarasvati

Agustus 2015

Page 27: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

11

8 Tubuh Erotis Lempad Majalah

Mingguan

Tempo

10 Agustus 2014

9 Interupsi Stephan Spicher Harian Kompas Minggu 24 Maret

2013

10 Republik Seni Lukis Batuan Harian Kompas Minggu, 23

Desember 2012

11 Seni(man) dalam ‘Liga Seni’ (Polemik Soal Etik dan

Profesi)

Harian Kompas Minggu, 2 Oktober

2011

12 Gesticulation: Ihwal Merangkai (Resensi Pameran

Putu Sutawijaya di Bentara Budaya Bali)

Harian Kompas Minggu, 9 Januari

2011

13 Obituari; Sukari, Seni Sehari-hari Harian Kompas Minggu, 23 Mei

2010

14 111 Tahun Walter Spies: Pengelana Memaknai

Kesejatian

Harian Suara

Merdeka

Minggu, 28 Januari

2007

K. Penghargaan (dari pemerintah, asosiasi atau institusi swasta)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 Satyalancana Karya Satya 10 Tahun Presiden Republik

Indonesia Ir. H. Joko

Widodo

2018

2 Penghargaan Dosen Berprestasi I (Pertama) Institut Seni Indonesia

(ISI) Denpasar

2016

3 Nominee UOB Painting of The Year Competition UOB Bank, Jakarta 2016

4 Finalis UOB Painting of The Year Competition UOB Bank, Jakarta 2014

5 Visiting Scholar’s Award, Gwen Frostic School of

Art, Western Michigan

University, US

2013

6 Finalis UOB Painting of The Year Competition UOB Bank, Jakarta 2012

7 Finalis UOB Painting of The Year Competition UOB Bank, Jakarta 2011

8 Nominee Jakarta Art Awards Pemrov DKI Jakarta 2011

9 Lulusan Terbaik Predikat CumLaude Pascasarjana ISI

Yogyakarta

2008

10 Widya Pataka Bidang Penulisan Kritik Seni Rupa Gubernur Bali 2007

L. Pengalaman Pelatihan

No Nama Pelatihan Institusi

Penyelenggara

Tahun

1 Pelatihan Pra-Jabatan Gol III di Denpasar Badan Diklat Provinsi

Bali

28 September-11

Oktober 2004

2 Pelatihan Applied Approach/Ancangan

Aplikasi di Denpasar

Lembaga Penjaminan

Mutu ISI Denpasar

10-14 Agustus

2010

3 Lokakarya Pengelolaan Konferensi

Internasional, di Badung, Bali

Institut Hindu Dharma

Negeri Denpasar

6-8 Oktober 2017

4 Pelatihan Reviewer Nasional bidang Penelitian,

di Badung, Bali

Pusat Diklat,

Kementerian Riset,

27 Februari-2

Maret 2018

Page 28: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

12

Teknologi dan

Pendidikan Tinggi

5 Workshop Penyusunan Pokok Pikiran

Pemajuan Kebudayaan, Menuju 100 Tahun

Kongres Kebudayaan di Jakarta

Sekretariat Direktorat

Jenderal Kebudayaan,

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan RI

22-25 Februari

2018

6 Lokakarya Kepemimpinan Perguruan Tinggi

Era 4.0 di Jakarta

SS Knowledge, Jakarta 28-29 November

2018

M. Pengalaman Organisasi

No Nama Organisasi Jabatan Tahun

1 Asesor Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA)

bidang kepakaran seni lukis

Anggota 2018-2020

2 Forum Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat (LPPM) Perguruan Tinggi Seni

Indonesia

Ketua 2017-2019

3 Asosiasi Dewan Editor Indonesia (ADEI) Anggota 2017-

sekarang

4 Bali Art Society (BAS) Dewan Ketua 2013-2014

N. Pengalaman Kepanitiaan

No Nama Kegiatan Jabatan Tahun

1 Pameran Seni Rupa Dosen Prodi Seni Murni ISI

Denpasar di Museum Neka, Ubud

Wakil Ketua 2016

2 Pameran Seni Rupa Dosen dan Alumni Prodi Seni

Murni ISI Denpasar di Museum Puri Lukisan, Ubud

Wakil Ketua 2017

3 Seminar Nasional “Seni Rupa dan Desain: Penanda

Sejarah Kebangsaan” Fakultas Seni Rupa dan

Desain ISI Denpasar, di Gedung Citta Kalangen ISI

Denpasar

Ketua 2017

4 Panitia Penyusunan Borang Akreditasi Prodi Seni

Murni, FSRD ISI Denpasar

Anggota 2017

5 Panitia Penyusunan Borang Akreditasi Perguruan

Tinggi ISI Denpasar

Anggota 2017

6 Tim Pelaksana Persiapan Kuliah Umum Presiden

Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo di ISI

Denpasar

Pelaksana 2018

7 Seminar Internasional “Seni, Identitas dan

Masyakarat” Festival Kesenian Indonesia, di

Surabaya

Wakil Ketua 2018

8 Pengisian Kinerja Inovasi Perguruan Tinggi ISI

Denpasar

Ketua 2019

9 Penyusunan Rentra ISI Denpasar 2020-2025 Anggota 2019

10 Panitia Pelaksana Pesta Kesenian Bali XLI Ketua 2019

11 Panitia Pelaksana Festival Seni Bali Jani I Ketua 2019

Page 29: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali

13

O. Sertifikat Keahlian

No Nama Keahlian Sertifikat Tahun

1 Dosen Profesional bidang Ilmu Seni Rupa Murni Kementerian Pendidikan

Nasional RI

No Reg.

11100200705208

2011-

sekarang

2 Asesor Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA)

bidang kepakaran seni lukis

Direktorat Pengelola

Kekayaan Intelektual,

Kemeristekdikti RI

(tanpa nomor)

2018-2020

3 Research Reviewer (Reviewer Penelitian) Quantum HRM

Internasional dan Komite

Akreditasi Nasional

(KAN)

No : 1792-9-QHRM-

16097-0419-3-2018

2018-2021

4 Ahli Cagar Budaya Badan Nasional

Sertifikasi Profesi

No Reg. 917 00263 2019

2019-2021

P. Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

No Judul Karya Jenis HKI/Nomor Reg. Tahun

1 Karya Seni Lukis “Tea Party” Hak Cipta/

EC00201851746

2018

2 Karya Seni Lukis “Embracing The Goddess” Hak Cipta/

EC00201987598

2019

3 Karya Seni Lukis “Paradise Interior” Hak Cipta/

EC00201987612

2019

4 Karya Seni Lukis “Indonesia Arts Hope” Hak Cipta/

EC00201987614

2019

5 Karya Seni Lukis “Here Begin at Kitchen” Hak Cipta/

EC00201987617

2019

6 Karya Seni Lukis “On Battle” Hak Cipta/

EC00201987607

2019

Denpasar, 20 Juli 2020

Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn

Page 30: Seni Virtual Bali di Masa Pandemi · menjadikan seni ini hadir dalam varian ekplorasi yang spesifik. Tujuan penulisan artikel ini, yakni untuk mengkaji estetika seni virtual Bali