seni tari di surakarta

29
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1. Alasan Pemilihan Judul Dalam makalah ini, alasan Penulis memilih judul Seni Tari di Surakarta, selain karena tugas yang telah diberikan oleh Dosen Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) mengenai pemahaman yang lebih jauh tentang kebudayaan yang terdapat di daerah asal, juga karena Penulis berharap dengan pembuatan makalah ini, Penulis tetap bisa menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Surakarta pada khususnya dan kebudayaan di Indonesia pada umumnya, terutama dalam hal ini adalah kebudayaan tentang seni tari, serta ingin memperkenalkan seni tari yang terdapat di Surakarta pada semua orang dari daerah atau wilayah yang berbeda. Terlebih lagi saat ini banyak negara lain yang mengakui kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaan mereka sendiri. Selain itu, pada era globalisasi ini banyak para pemuda kita yang lebih mengagungkan/ menyukai budaya-budaya Barat daripada kebudayaan mereka sendiri. Untuk itu dengan pembuatan makalah ini bisa menggugah pribadi

Upload: nela

Post on 28-Jan-2016

305 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

penjelasan tentang seni tari yang umum dikenal dr kota surakarta

TRANSCRIPT

Page 1: Seni Tari Di Surakarta

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

1. Alasan Pemilihan Judul

Dalam makalah ini, alasan Penulis memilih judul Seni Tari di

Surakarta, selain karena tugas yang telah diberikan oleh Dosen Ilmu Sosial

dan Budaya Dasar (ISBD) mengenai pemahaman yang lebih jauh tentang

kebudayaan yang terdapat di daerah asal, juga karena Penulis berharap dengan

pembuatan makalah ini, Penulis tetap bisa menjaga dan melestarikan

kebudayaan yang ada di Surakarta pada khususnya dan kebudayaan di

Indonesia pada umumnya, terutama dalam hal ini adalah kebudayaan tentang

seni tari, serta ingin memperkenalkan seni tari yang terdapat di Surakarta pada

semua orang dari daerah atau wilayah yang berbeda. Terlebih lagi saat ini

banyak negara lain yang mengakui kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaan

mereka sendiri. Selain itu, pada era globalisasi ini banyak para pemuda kita

yang lebih mengagungkan/ menyukai budaya-budaya Barat daripada

kebudayaan mereka sendiri. Untuk itu dengan pembuatan makalah ini bisa

menggugah pribadi para pemuda Indonesia untuk lebih mencintai kebudayaan

mereka sendiri. Estetika (keindahan) dan amanat atau cerita yang disampaikan

dalam kebanyakan seni tari di Surakarta juga menjadi salah satu pertimbangan

penting dalam pembuatan makalah ini. Karena seperti tari-tari di daerah lain,

tarian di Surakarta biasanya diangkat dari sebuah cerita yang memiliki

amanat-amanat yang penting untuk para penikmatnya. Oleh karen beberapa

alasan tadi, Penulis memilih judul ini.

Page 2: Seni Tari Di Surakarta

2. Landasan Teori

Seorang ahli sejarah tarian dan musik Jerman yan bernama C. Sachs

berpendapat bahwa seni tari dapat didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang

berirama. Seni tari adalah ungkapan yang disalurkan / diekspresikan melalui

gerak-gerak organ tubuh yang ritmis, indah mengandung kesusilaan dan

selaras dengan gending sebagai iringannya. Seni tari yang merupakan bagian

budaya bangsa sebenarnya sudah ada sejak jaman primitif, Hindu sampai

masuknya agama Islam dan kemudian berkembang. Bahkan tari tidak dapat

dilepaskan dengan kepentingan upacara adat sebagai sarana persembahan.

Seni tari merupakan salah satu bentuk/macam dari kesenian.

Sedangkan, kesenian itu sendiri berasala dari kata seni. Ada beberapa

pendapat mengenai pengertian/definisi seni, antara lain sebagai berikut:

a. Kamus Dewan

Seni dapat didefinisikan sebagai karya (sajak, lukisan, musik, dll) yang

tercipta dengan bakat (kecakapan), hasil dari sebuah ciptaan.

b. Herberth Read

Kesenian adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang

menyenangkan dan seni itu dijalankan pula daripada estetika.

c. Kesenian manakal bermaksud perihal seni, yang berkaitan dengan seni

keindahan (kehalusan)

Kesenian itu sendiri sebenarnya dapat dikategorikan dalam 4 kategori, yaitu:

a. Seni suara

Seni suara merupakan salah satu bentuk kesenian yang menggunakan

suara/bunyi-bunyian dalam hasil karyanya, baik berasal dari suara

manusia, alat musik atau yang lainnya.

Contoh: lagu daerah, nasyid, musik modern, dll.

b. Seni Gerak

Seni gerak adalah seni yang menggunakan segala gerak an tubuh atau

lainnya yang mengandung unsur keindahan. Seni ini dapat dilihat dengan

indera penglihatan yang dapat meliputi gerakan tangan, kaki, badan, mata

Page 3: Seni Tari Di Surakarta

dan anggota tubuh yang lainnya. Dan seni tari merupakan salah satu

bentuk dari seni gerak.

Seni gerak itu sendiri, meliputi dari seni tari dan drama tradisional.

Contoh: tari daerah, tari modern, wayang, reog, dll.

c. Seni Rupa

Seni rupa biasanya diartikan sebgai ciptaan yang mengandung unsur-unsur

seni yang dihasilkan oleh orang dalam bentuk barang atau yang lainnya

yang memiliki daya seni.

Contoh: ukiran, anyaman, lukisan, tenun, batik, dll.

d. Permainan Rakyat

Permainan-permainan yang dihasilkan seseorang yang memiliki daya tarik

dan seni tersendiri. Permainan ini terkadang bukan hanya berfungsi

sebagai alat hiburan saja, tetapi juga berperan penting dalam dalam

aktivitas sosial, seperti dalam upacara perkawinan, upacara keagamaan,

dan sebagainya.

Contoh: layang-layang, gangsing, sabung ayam, dll.

B. TUJUAN PENULISAN

Dalam penulisan makalah tentang seni tari di Surakarta ini, Penulis tidak

hanya sekedar menulis saja, tetapi penulisan makalah ini juga memiliki beberapa

tujuan, yaitu sebagai berikut:

1. Penulisan makalah ini bisa memperdalam wawawasan Penulis pada khususnya

dan para pembaca pada umumnya tentang kebudayaan asli milik negara kita.

Terutama budaya seni tari di Surakarta.

2. Memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Dosen Ilmu Sosial dan Budaya

Dasar (ISBD) tentang pengenalan dan pemahaman lebih jauh tentang daerah

asal.

3. Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia agar tidak hilang dan direbut oleh

negara lain.

4. Menggugah hati para pemuda Indonesia untuk lebih mencintai budaya sendiri,

daripada budaya asing.

Page 4: Seni Tari Di Surakarta

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Untuk dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, Penulis

memperoleh data dengan cara, sebagai berikut:

1. Pengambilan data melalui media internet.

2. Pengalaman serta pemikiran pribadi yang didapat Penulis selama menempuh

pendidikan di bangku sekolah.

Page 5: Seni Tari Di Surakarta

BAB II

SENI TARI DI JAWA TENGAH

A. SENI TARI DI JAWA TENGAH

Di daerah Jawa Tengah seni tari sering disebut juga dengan istilah

”beksa”, kata “beksa” itu sendiri berasal dari kata “ambeg” dan “esa”, kata-kata

tersebut mempunyai maksud dan pengertian bahwa orang yang akan menari

haruslah benar-benar menuju satu tujuan, yaitu menyatu jiwanya dengan

pengungkapan wujud gerak yang luluh.

Tari di daerah Jawa Tengah mengalami masa kejayaannya pada masa-

masa kerajaan Kediri, Singosari, Majapahit khususnya pada pemerintahan Raja

Hayam Wuruk. Dimana, tari dari daerah ini diperkenalkan oleh tiap-tiap kerajaan

tersebut sebagai pertunjukan/hiburan kepada kerajaan tetangga yang singgah ke

kerajaan mereka.

Pedoman tari tradisional, terutama tari di Jawa Tengah sebagian besar

mengutamakan gerak yang ritmis dan tempo yang tetap sehingga ketentuan-

ketentuan geraknya tidaklah begitu ditentukan sekali. Jadi lebih bebas dan labih

ekspresif, lebih perseorangan

B. MACAM-MACAM SENI TARI DI JAWA TENGAH

Ada beberapa macam seni tari yang ada di Jawa Tengah, antara lain:

1. Surakarta

a. tari Bedhaya

Legenda tarian percintaan antara raja Mataram dengan Ratu Kencanasari.

b. tari Srimpi

Tarian yang dilakukan oleh 4 orang yang melambangkan tentang

terjadinya manusia dan empat penjuru arah mata angin.

2. Purworejo

Tari Dolalak, pertunjukan ini dilakukan oleh beberapa orang penari yang

Page 6: Seni Tari Di Surakarta

berpakaian menyerupai pakaian prajurit Belanda atau Perancis tempo dulu dan

diiringi dengan alat-alat bunyi-bunyian terdiri dari kentrung, rebana, kendang,

kencer, dllnya. Menurut cerita, kesenian ini timbul pada masa berkobarnya

perang Aceh di jaman Belanda yang kemudian meluas ke daerah lain.

3. Blora

Daerah ini terkenal dengan atraksi kesenian Kuda Kepang, Barongan dan

Wayang Krucil (sejenis wayang kulit terbuat dari kayu).

4. Pekalongan

Di daerah Pekalongan terdapat kesenian, antara lain:

a. Kuntulan

Kesenian bela diri yang dilukiskan dalam tarian dengan iringan bunyi-

bunyian seperti bedug, terbang, dllnya.

b. Sintren

Sebuah tari khas yang magis animistis yang terdapat selain di Pekalongan

juga di Batang dan Tegal. Kesenian ini menampilkan seorang gadis yang

menari dalam keadaan tidak sadarkan diri, sebelum tarian dimulai gadis

menari tersebut dengan tangan terikat dimasukkan ke dalam tempat

tertutup bersama peralatan bersolek, kemudian selang beberapa lama ia

telah selesai berdandan dan siap untuk menari. Atraksi ini dapat disaksikan

pada waktu malam bulan purnama setelah panen.

5. Cilacap

Di daerah ini terdapat kesenian yang bernama Obeg. Pemain Obeg ini terdiri

dari beberapa orang wanita atau pria dengan menunggang kuda yang terbuat

dari anyaman bambu (kepang), serta diiringi dengan bunyi-bunyian tertentu.

Pertunjukan ini dipimpin oleh seorang pawang (dukun) yang dapat membuat

pemain dalam keadaan tidak sadar.

6. Banyumas

Kesenian di daerah ini adalah begalan. Begalan adalah salah satu acara dalam

rangkaian upacara perkawinan adat Banyumas. Kesenian ini hidup di daerah

Bangumas pada umumnya juga terdapat di Cilacap, Purbalingga maupun di

daerah di luar Kabupaten Banyumas

Page 7: Seni Tari Di Surakarta

7. Temanggung

Kuda Lumping (jaran kepang), kesenian ini diperagakan secara massal, sering

dipentaskan untuk menyambut tamu -tamu resmi atau biasanya diadakan pada

waktu upacara

8. Wonosobo

Kesenian khas Wonosobo adalah Lengger, dimainkan oleh dua orang laki-laki

yang masing-masing berperan sebagai seorang pria dan seorang wanita.

Diiringi dengan bunyi-bunyian yang antara lain berupa Angklung bernada

Jawa. Tarian ini mengisahkan ceritera Dewi Chandrakirana yang sedang

mencari suaminya yang pergi tanpa pamit. Dalam pencariannya itu ia

diganggu oleh raksasa yang digambarkan memakai topeng. Pada puncak tarian

penari mencapai keadaan tidak sadar.

9. Magelang

Jatilan, pertunjukan ini biasanya dimainkan oleh delapan orang yang dipimpin

oleh seorang pawang yang diiringi dengan bunyi-bunyian berupa bende,

kenong dll. Dan pada puncaknya pemain dapat mencapai tak sadar.

10. Boyolali

Tari Jlantur, sebuah tarian yang dimainkan oleh 40 orang pria dengan

memakai ikat kepala gaya turki. Tariannya dilakukan dengan menaiki kuda

kepang dengan senjata tombak dan pedang. Tarian ini menggambarkan

prajurit yang akan berangkat ke medan perang, dahulu merupakan tarian

penyalur semangat kepahlawanan dari keturunan prajurit Diponegoro.

11. Wonogiri

Ketek Ogleng merupakan kesenian yang diangkat dari ceritera Panji,

mengisahkan cinta kasih klasik pada jaman kerajaan Kediri. Ceritera ini

kemudian diubah menurut selera rakyat setempat menjadi kesenian

pertunjukan Ketek Ogleng yang mengisahkan percintaan antara Endang Roro

Tompe dengan Ketek Ogleng. Penampilannya dititik beratkan pada suguhan

tarian akrobatis gaya kera (Ketek Ogleng) yang dimainkan oleh seorang

dengan berpakaian kera seperti wayang orang. Tarian akrobatis ini di antara

lain dipertunjukan di atas seutas tali.

Page 8: Seni Tari Di Surakarta

BAB III

SENI TARI DI SURAKARTA

A. SENI TARI DI SURAKARTA

Surakarta merupakan pusat seni tari yann terdapat di daerah Jawa Tengah.

Sumber utama seni tari itu sendiri berasal dari Keraton Kasunanan Surakarta dan

Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat/kerajaan inilah kemudian meluas ke

daerah Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga meliputi daerah

Jawa Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni tari yang berpusat di

Keraton Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya Keraton Surakarta dan telah

mempunyai ahli-ahli tari yang ditugaskan untuk membuat tarian yang dapat

menghibur semua orang, terutama raja dan keluarganya, serta mereka harus bisa

mempertanggungjawabkan hasil karyanya. Tokoh-tokoh tersebut umumnya masih

keluarga dari Sri Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan (ningrat).

Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari

Gaya Surakarta.

B. MACAM-MACAM SENI TARI DI SURAKARTA

1. Tari Bedhoyo

Tarian Bedhaya yang paling terkenal adalah tari Bedhoyo Ketawang

yang dimainkan dalam kurun waktu 130 menit dan dilakukan oleh 9 orang

gadis yang masih perawan, yang sebelumnya hanya 7 orang karena ada

pengaruh agama Islam terjadi perubahan pada komposisinya. Dari kesembilan

orang itu memiliki kedudukan sebagai:

a. Endhel Pojok

b. Batak

c. Gulu

d. Dhada

e. Buncit

Page 9: Seni Tari Di Surakarta

f. Endhel Apit Ngajeng

g. Endhel Apit Wuri

h. Endhel Weton Ngajeng

i. Endhel Weton Wuri

Menurut kitab Wedhapradangga, pencipta tarian Bedhoyo Ketawang

adalah Sultan Agung (1613-1645) raja pertama terbesar dari kerajaan Mataram

bersama Kanjeng Ratu Kencanasari, penguasa laut selatan yang juga disebut

Kanjeng Ratu Kidul. Tarian ini menceritakan tentang kisah cinta dari

keduanya. Sebelum tari ini diciptakan, terlebih dahulu Sultan Agung

memerintahkan para pakar gamelan untuk menciptakan sebuah gendhing yang

bernama Ketawang. Konon penciptaan gendhingpun menjadi sempurna

setelah Sunan Kalijaga ikut menyusunnya. Tarian Bedhoyo Ketawang tidak

hanya dipertunjukan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga

pertunjukan setiap tahun sekali bertepatan dengan hari penobatan raja atau

"Tingalan Dalem Jumenengan".

Bedhoyo Ketawang tetap dipertunjukkan pada masa pemerintahan Sri

Susuhunan Paku Buwana ke-XII (sekarang), hanya saja sudah terjadi

pergeseran nilai filosofinya. Pertunjukan Bedhoyo Ketawang sekarang telah

mengalami perubahan pada berbagai aspek, walapun bentuk tatanan

pertunjukannya masih mengacu pada tradisi ritual masa lampau. Namun

nilainya telah bergeser menjadi sebuah warisan budaya yang nilai seninya

dianggap patut untuk dilestarikan. Busana Tari Bedhoyo Ketawang

menggunakan Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alasan-alasan yang

menjadikan penarinya terasa anggun.

Gamelan yang mengiringinya pun sangat khusus yaitu gamelan "Kyai

Kaduk Manis" dan "Kyai Manis Renggo". Instrumen alat gamelan yang

dimainkan hanya beberapa yakni Kemanak, Kethuk, Kenong, Kendhang

Ageng, Kendhang Ketipung dan Gong Ageng. Istrumen-instrumen tersebut

selain dianggap khusus juga ada yang mempunyai nama keramat. Dua buah

Kendang Ageng bemama Kanjeng kyai Denok dan Kanjeng Kyai Iskandar,

dua buah rebab bemama Kanjeng Kyai Grantang dan Kanjeng Kyai Lipur

Page 10: Seni Tari Di Surakarta

serta sehuah Gong ageng bernama Kanjeng Nyai Kemitir. Pertunjukan

Bedhoyo Ketawang pada masa Sri Susuhunan Paku Buwana XII kini

diselenggarakan pada hari kedua bulan Ruwah atau Sya'ban dalam Kalender

Jawa.

Tari Bedhaya bersifat sangat sakral. Oleh karena itu dalam

penyajiannya pun hanya dalam acara-acara tertentu saja. Selain itu, untuk para

penarinya harus menjalani beberapa ritual yang wajib dikerjakan untuk

kelancaran pertunjukkannya nanti.

Gbr. Tari Bedhaya Ketawang

Jenis-jenis tari Bedhoyo yang belum mengalami perubahan selain tari

Bedhoyo Ketawang, adalah sebagai berikut:

a. Bedhaya Pangkur

b. Bedhaya Duradasih

c. Bedhaya Sabda Aji

d. Bedhaya Anglir Mendhung

e. Bedhaya Dirada Meta

f. Bedhaya Tunjung Anom

g. Bedhaya Mangunkarya

h. Bedhaya Sinom

i. Bedhaya Endhol-endhol

j. Bedhaya Gandrungmanis

k. Bedhaya Kabor

l. Bedhaya Tejanata

Page 11: Seni Tari Di Surakarta

Jenis-jenis tari Bedhoyo yang telah mengalami perubahan, adalah

sebagai berikut:

a. Bedhaya La la

b. Bedhaya To lu

c. Bedhaya Alok, dll.

2. Tari Srimpi

Tari Srimpi muncul sejak masa pemerintahan Prabu Amiluhur, ketika

masuk ke Keraton tarian ini mendapat perhatian yang besar sama seperti tari

Bedhoyo. Tarian yang ditarikan 4 putri itu masing-masing merupakan

perwujudan dari empat elemen, yaitu: air, api, angin dan bumi/tanah, dimana

selain melambangkan terjadinya manusia juga melambangkan empat penjuru

mata angin. Sedang nama peranan dari empat penari tersebut, adalah sebagai

berikut:

a. Batak

b. Gulu

c. Dhada

d. Buncit

Komposisinya yang membentuk segi empat waktu pertunjukan tari

melambangkan tiang Pendopo.

Gbr. Tari Srimpi

Seperti Bedhaya, tari Srimpipun ada yang suci atau sakral yaitu Srimpi

Anglir Mendhung. Juga karena lamanya penyajian (60 menit) maka untuk

Page 12: Seni Tari Di Surakarta

konsumsi masa kini diadakan inovasi. Contoh Srimpi hasil garapan baru :

a. Srimpi Anglirmendhung menjadi 11 menit

b. Srimpi Gondokusumo menjadi 15 menit

c. Srimpi Sangopati karya Pakubuwono IX

d. Srimpi Moncar

e. Srimpi Ludira Madu

f. Srimpi Renggowati

g. Srimpi Topeng

3. Tari Gambyong

Konon tari Gambyong tercipta berasal dari tari Glondrong yang

ditarikan oleh seorang penari jalanan yang bernama Nyi Mas Ajeng

Gambyong yang hidup pada jaman Paku buwono IV di Surakarta (1788-

1820). Sosok penari ini dikenal sebagai seseorang yang cantik jelita dan

memiliki tarian yang cukup indah, akhirnya Nyi Mas itu dipanggil oleh

Bangsawan Kasunanan Surakarta untuk menari di Istana sambil memberi

pelajaran kepada putra-putri Raja. Oleh Istana tari itu diubah menjadi tari

Gambyong.

Tarian ini merupakan sejenis tarian pergaulan masyarakat. Ciri khas

pertunjukan tari Gambyong adalah sebelum dimulai selalu dibuka dengan

gendhing Pangkur. Tariannya akan terlihat indah dan elok apabila si penari

dapat menyelaraskan gerak dengan irama kendhang. Sebab kendhang sering

disebut otot tarian dan pemandu gendhing.

Pada zaman Surakarta, instrumen pengiring tarian jalanan dilengkapi

dengan gong dan bonang. Gamelan yang dipakai biasanya meliputi gender,

penerus gender, kendang, kenong, kempul, dan gong. Semua instrumen ini

dibawa kemana-mana dengan cara dipikul.

Adapun ciri-ciri Tari Gambyong ini, adalah sebagai berikut :

a. Jumlah penari seorang putri atau lebih

b. Memakai jarit wiron

c. Tanpa baju melainkan memakai kemben atau bangkin

d. Tanpa jamang melainkan memakai sanggul/gelung

Page 13: Seni Tari Di Surakarta

e. Dalam menari boleh dengan sindenan (menyanyi) atau tidak.

Gbr. Tari Gambyong

4. Beksan Wireng

Tarian ini berasal dari kata Wira (perwira) dan 'Aeng' yaitu prajurit

yang unggul, yang 'aeng', yang 'linuwih'. Tari ini diciptakan pada jaman

pemerintahan Prabu Amiluhur dengan tujuan agar para putra beliau tangkas

dalam olah keprajuritan dengan menggunakan alat senjata perang. Sehingga

tari ini menggambarkan ketangkasan dalam latihan perang dengan

menggunakan alat perang. Ciri-ciri tarian ini :

a. Ditarikan oleh dua orang putra-putri

b. Bentuk tariannya sama

c. Tidak mengambil suatu cerita

d. Tidak menggunakan ontowacono (dialog)

e. Bentuk pakaiannya sama

f. Perangnya tanding, artinya tidak menggunakan gending sampak/srepeg,

hanya iramanya/temponya kendho/kenceng

g. Gending satu atau dua, artinya gendhing ladrang kemudian diteruskan

gendhing ketawang

h. Tidak ada yang kalah/menang atau mati.

Page 14: Seni Tari Di Surakarta

5. Tari Pethilan

Tari ini hampir sama dengan Tari Wireng. Bedanya Tari Pethilan

mengambil adegan / bagian dari ceritera pewayangan.

Ciri-cirinya :

a. Tari boleh sama, boleh tidak

b. Menggunakan ontowacono (dialog)

c. Pakaian tidak sama, kecuali pada lakon kembar

d. Ada yang kalah/menang atau mati

e. Perang mengguanakan gendhing srepeg, sampak, gangsaran

f. Memetik dari suatu cerita lakon.

6. Tari Bondan

Tari ini dibagi menjadi :

a. Bondan Cindogo

b. Bondan Mardisiwi

c. Bondan Pegunungan/Tani.

Tari Bondan Cindogo dan Mardisiwi merupakan tari gembira,

mengungkapkan rasa kasih sayang kepada putranya yang baru lahir. Tapi

Bondan Cindogo satu-satunya anak yang ditimang-timang akhirnya meninggal

dunia. Sedang pada Bondan Mardisiwi tidak, serta perlengakapan tarinya

sering tanpa menggunakan kendhi seperti pada Bondan Cindogo. Ciri

pakaiannya :

a. Memakai kain Wiron

b. Memakai Jamang

c. Memakai baju kotang

d. Menggendong boneka, memanggul payung

e. Membawa kendhi (dahulu), sekarang jarang.

Untuk gendhing iringannya Ayak-ayakan diteruskan Ladrang

Ginonjing. Tapi sekarang ini menurut kemampuan guru/pelatih tarinya.

Bondan Pegunungan, melukiskan tingkah laku putri asal pegunungan

yang sedang asyik menggarap ladang, sawah, tegal pertanian. Dulu hanya

diiringi lagu-lagu dolanan tapi sekarang diiringi gendhing-gendhing lengkap.

Page 15: Seni Tari Di Surakarta

Ciri pakaiannya :

a. Mengenakan pakaian seperti gadis desa, menggendong tenggok, memakai

caping dan membawa alat pertanian.

b. Di bagian dalam sudah mengenakan pakaian seperti Bondan biasa, hanya

tidak memakai jamang tetapi memakai sanggul/gelungan. Kecuali jika

memakai jamang maka klat bahu, sumping, sampur, dll sebelum dipakai

dimasukkan tenggok.

Bentuk tarian dari jenis ini adalah pertama melukiskan kehidupan

petani kemudian pakaian bagian luar yang menggambarkan gadis pegunungan

dilepas satu demi satu dengan membelakangi penonton. Selanjutnya menari

seperti gerak tari Bondan Cindogo / Mardisiwi.

Adapun tari Gambyong, tari Beksan Wireng, tari Bondan, dan tari Pethilan

merupakan tari yang berasal dari gubahan tari Bedhaya dan Srimpi.

C. FUNGSI TARI SURAKARTA

Tari-tari di Surakarta memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai alat hiburan.

2. Disajikan dalam upacara keagamaan dan perkawinan.

3. Untuk menyambut tamu yang datang, dll.

Page 16: Seni Tari Di Surakarta

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa:

1. Kesenian itu terdiri dari empat macam, yaitu seni suara, seni gerak, seni rupa,

dan permainan rakyat.

2. Seni tari merupakan salah satu bentuk dari seni gerak.

3. Seni tari Jawa Tengah mempunyai satu tujuan, yaitu menyatunya jiwa dengan

gerakan tari yang luluh.

4. Seni Tari Jawa Tengah mengalami masa kejayaan pada masa kerajaan

Singosari, Kediri, dan Majapahit.

5. Seni Tari Jawa Tengah semula berpusat pada seni tari yang ada di Surakarta.

6. Seni tari di Surakarta semula hanya terdiri dari tari Bedhaya dan tari Srimpi.

B. SARAN

Saran yang bisa Penulis sampaikan, adalah sebagai berikut:

1. Kita harus lebih memperdalam wawasan kita tentang budaya yang ada di

Indonesia ini, terutama seni tari.

2. Ikut menjaga dan melestarikan kebudayaan itu melalui segala bentuk kegiatan

yang dapat memajukan kebudayaan tersebut.

3. Kita juga harus bisa menghargai kebudayaan sendiri, daripada kebudayaan

bangsa lain.

Page 17: Seni Tari Di Surakarta

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. “Kesenian”. http://members.tripod.com

Anonim. 2008. “Tari Srimpi-karya PB IX”. http://kota-solo.com

Anonim, 2008. “Tari Gambyong”. http://budaya-indonesia.org

Anonim. 2008. “Seni Tari Jawa Tengah”. http://anjjateng.blogster.com

Anonim. 2008. “Tari Gambyong”. http://indonesia-ottawa.org

Anonim. 2008. “Tari Bedhaya Pangkur”. http://www2.kompas.com

Anonim. 2008. “Tari Bedhaya Dirada Meta”. http://blontankpoer.blogsome.com

Anonim. 2008. “Tari Bedhaya Sabda Aji”. http://wisatamelayu.com

Anonim. 2008. “Tari Bedhaya Ketawang”. http://misterionline.com

Anonim. 2008. “Tari Bedhaya Tunjung Anom”, http://www.disbudpar-diy.go.id

Anonim. 2008. “Tari Srimpi”. http://pasarseni.net

Anonim. 2008. “Srimpi Topeng”. http://www.joglosemar.co.id

Anonim. 2008. “Gambyong Parianom”. http://dwpbuenosaires.blogspot.com

Page 18: Seni Tari Di Surakarta

LAMPIRAN GAMBAR

Gbr. Tari Bedhaya Anglir Mendhung

Gbr. Tari Bedhaya Pangkur

Gbr. Tari Bedhaya Dirada Meta

Page 19: Seni Tari Di Surakarta

Gbr. Tari Bedhaya Sabda Aji

Gbr. Tari Bedhaya Tunjung Anom

Gbr, Tari Srimpi Moncar

Page 20: Seni Tari Di Surakarta

Gbr. Tari Srimpi Ludira Madu

Gbr. Tari Srimpi Ranggawarsita

Gbr. Tari Srimpi Topeng

Gbr. Tari Gambyong Parianom