seni tari banyuwangi

20
SENI TARI BANYUWANGI Gandrung Gandrung adalah seni tari khas masyarakat Using yang sekarang menjadi maskot Kabupaten Banyuwangi. Seorang penari gandrung identik dengan perempuan yang bergulu menjangan berkaki kijang, yang berarti lincah bagai rusa dan memiliki suara yang merdu. Struktur pementasan gandrung meliputi jejer, paju, dan seblang¬seblang. Musik iringan gending jejer yang semula rancak berganti menjadi lembut dan penari melantunkan gending Padha Nonton sebagai lagu wajib pembuka. Gandrung merupakan salah satu jenis kesenian tradisional Using yang keberadaannya tetap diminati oleh masyarakat. Salah satu keunikan seni gandrung ialah terpadunya gerakan tari yang dinamis dengan suara instrumen yang beragam dan bersuara rancak bersahut-sahutan. Dalam pertunjukan gandrung seorang penari gandrung seringkali melantunkan pantun-pantun Using baik yang terdiri dari dua larik maupun empat larik. Pantun-pantun tersebut ada yang bernuansa agama dan ada pula yang bernuansa asmara. Kesenian gandrung Banyuwangi masih tegar dalam menghadapi gempuran arus globalisasi, yang dipopulerkan melalui media elektronik dan media cetak. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun bahkan mulai mewajibkan setiap siswanya dari SD hingga SMA untuk mengikuti ekstrakurikuler kesenian Banyuwangi. Salah satu di antaranya diwajibkan mempelajari tari Jejer yang merupakan sempalan dari pertunjukan gandrung

Upload: serynissa

Post on 26-Oct-2015

1.202 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Beragam seni tari yang ada di daerah banyuwangi beserta keterangannya, dan tentang seni kriya yang terdapat didaerah banyuwangi

TRANSCRIPT

Page 1: SENI TARI BANYUWANGI

SENI TARI BANYUWANGI

Gandrung

Gandrung adalah seni tari khas masyarakat Using yang sekarang menjadi maskot

Kabupaten Banyuwangi. Seorang penari gandrung identik dengan perempuan yang

bergulu menjangan berkaki kijang, yang berarti lincah bagai rusa dan memiliki

suara yang merdu. Struktur pementasan gandrung meliputi jejer, paju, dan

seblang¬seblang. Musik iringan gending jejer yang semula rancak berganti menjadi

lembut dan penari melantunkan gending Padha Nonton sebagai lagu wajib

pembuka.

Gandrung merupakan salah satu jenis kesenian tradisional Using yang

keberadaannya tetap diminati oleh masyarakat. Salah satu keunikan seni gandrung

ialah terpadunya gerakan tari yang dinamis dengan suara instrumen yang beragam

dan bersuara rancak bersahut-sahutan. Dalam pertunjukan gandrung seorang

penari gandrung seringkali melantunkan pantun-pantun Using baik yang terdiri dari

dua larik maupun empat larik. Pantun-pantun tersebut ada yang bernuansa agama

dan ada pula yang bernuansa asmara.

Kesenian gandrung Banyuwangi masih tegar dalam menghadapi gempuran arus

globalisasi, yang dipopulerkan melalui media elektronik dan media cetak.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun bahkan mulai mewajibkan setiap siswanya

dari SD hingga SMA untuk mengikuti ekstrakurikuler kesenian Banyuwangi. Salah

satu di antaranya diwajibkan mempelajari tari Jejer yang merupakan sempalan dari

pertunjukan gandrung Banyuwangi. Itu merupakan salah satu wujud perhatian

pemerintah setempat terhadap seni budaya lokal yang sebenarnya sudah mulai

terdesak oleh pentas-pentas populer lain seperti dangdut dan campursari.

Sejak tahun 2000, antusiasme seniman-budayawan Dewan Kesenian Blambangan

meningkat. Gandrung, dalam pandangan kelompok ini adalah kesenian yang

mengandung nilai-nilai historis komunitas Using yang terus-menerus tertekan

Page 2: SENI TARI BANYUWANGI

secara struktural maupun kultural. Dengan kata lain, Gandrung adalah bentuk

perlawanan kebudayaan daerah masyarakat Using.[5]

Di sisi lain, penari gandrung tidak pernah lepas dari prasangka atau citra negatif di

tengah masyarakat luas. Beberapa kelompok sosial tertentu, terutama kaum santri

menilai bahwa penari Gandrung adalah perempuan yang berprofesi amat negatif

dan mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, tersudut, terpinggirkan dan bahkan

terdiskriminasi dalam kehidupan sehari-hari.

Sejak Desember 200, Tari Gandrung resmi menjadi maskot pariwisata Banyuwangi

yang disusul pematungan gandrung terpajang di berbagai sudut kota dan desa.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga memprakarsai promosi gandrung untuk

dipentaskan di beberapa tempat seperti Surabaya , Jakarta , Hongkong, dan

beberapa kota di Amerika Serikat.

SeblangSeni tari seblang merupakan tarian sakral yang berkaitan dengan upacara magis

untuk mendatangkan roh halus, roh leluhur atau Hyang. Jenis seni tari yang hanya

terdapat di Desa Olehsari dan Bakungan, Kecamatan Galagah, Kabupaten

Banyuwangi ini diperkirakan sebagai peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang

sampai sekarang masih hidup dan tetap dilestarikan. Tari seblang adalah tarian

yang diiringi gamelan dan dilakukan oleh seseorang dalam keadaan kejiman atau

tidak sadarkan diri (intrance) karena kerasukan atau keserupan roh halus, roh

leluhur, atau Hyang. Tarian ini merupakan sarana pemujaan terhadap roh halus,

baik roh yang bersifat baik maupun yang tidak baik. Jadi, gerakan-gerakan yang ada

pada tari seblang merupakan gerakan tarian roh yang merasuk ke wadah penari.

Ciri-ciri gerakannya yiatu dilakukan dengan ritme yang monoton.

Pementasan seni tari ini hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu setiap

tanggal 1 Suro bertepatan dengan dilaksanakannya upacara bersih desa atau

selamatan desa. Bila pementasan tari seblang tidak diadakan diramalkan akan

Page 3: SENI TARI BANYUWANGI

menimbulkan malapetaka bagi masyarakat desa Olehsari. Atas petunjuk roh halus,

pada saat ini pementasan tari seblang dilaksanakan pada setiap Hari Raya Syawal,

yaitu tiga atau empat hari sesudahnya. Pementasan tari Seblang dimulai pukul

13.00 sampai dengan pukul 16.00 selama satu minggu.

Barong

Kesenian barong merupakan teater rakyat yang memadukan unsur tari, musik, dan

lagu serta cerita yang telah baku dan turun-temurun. Pada awalnya, seni ini

merupakan seni pertunjukan yang bersifat sakral dan pementasannya dilaksanakan

hanya pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat upacara bersih desa yang

diselenggarakan pada minggu pertama bulan Haji (Besar). Tetapi, dewasa ini seni

barong sudah menjadi pertunjukan yang bersifat hiburan sehingga bisa dipentaskan

pada saat pesta perkawinan, khitanan, atau pergelaran-pergelaran seni lainnya.

Kesenian ini merupakan seni rakyat yang secara khusus mengandung ciri khas

Using, baik yang menyangkut musik, tari, dialog, maupun ceritanya. Di Kabupaten

Banyuwangi yang masih mempertahankan orisinilitas kesenian barong kurang lebih

berjumlah empat kelompok, yaitu kelompok Seni Barong Kemiren, Mandalikan,

Mangli, dan Jambersari. Akan tetapi, dari keempat kelompok itu hanya kelompok

seni barong Kemiren saja yang masih utuh “keUsingannya” dan sering melakukan

pementasan.

Seni Barong di desa Kemiren diciptakan oleh Eyang Buyut Tompo pada sekitar

1830-an. Pada saat itu di desa Kemiren ada pertunjukan Seblang yang dimainkan

Embah Sapua. Ketika penari seblang kesurupan, terjadilah dialog dengan Eyang

Buyut Tompo agar pementasan seblang dipindah ke desa Ole-Olean (Olehsari),

sedangkan di desa Kemiren dipentaskan seni barong. Sejak saat itu ada ketentuan

yang harus dipegang teguh oleh masyarakat, yakni masyarakat desa Kemiren tidak

diperkenankan mementaskan seblang, dan sebaliknya masyarakat.

Olehsari tidak boleh mementaskan barong. Seni Barong yang diciptakan Buyut

Tompo ini didasari oleh leluhur masyarakat Kemiren, Eyang Buyut Cili, yakni tokoh

yang dimitoskan dan dianggap sebagai danyang atau penjaga desa Kemiren. Oleh

Page 4: SENI TARI BANYUWANGI

karenanya setiap pementasan, yakni tatkala barong mengalami kesurupan yang

masuk adalah Buyut Cili.

Hadrah Kuntulan

Kesenian hadrah kuntulan lahir tidak terlepas dari sejarah perkembangan Islam di

Banyuwangi. Sebelumnya, hadrah kuntulan ini bernama seni hadrah barjanji.

Menurut beberapa seniman kuntulan berasal dari kuntul, nama sejenis unggas

berbulu putih, yang selanjutnya warna putih ini dijadikan sebagai warna busana

yang dipakai para pemainnya. Sementara itu, beberapa seniman yang lainnya

seperti Hasan Singodimayan, Andang CJ, dan Sudibjo Aries berpendapat bahwa

nama kuntulan secara etimologis berasal dari kata arab kuntubil yang artinya

terselenggara pada malam hari. Kata tersebut berkaitan dengan aktifitas santri

setelah belajar mengaji, yaitu untuk melepaskan rasa jenuh pada malam hari

mereka mengadakan kegiatan dengan melontarkan pujian-pujian yang berbentuk

syair barjanji dengan diiringi rebana disertai gerakan-gerakan yang monoton.

Pementasan seni hadrah kuntulan berupa tarian rodat (penari laki-laki) yang diiringi

dengan rebana ditingkahi vokal barjanjen atau asrokal. Pada awal kelahirannya, di

saat pementasan semua penarinya adalah laki-laki karena masyarakat

menganggap tabu dan melanggar ajaran agama Islam jika tarian tersebut

diperagakan oleh perempuan. Gerakan yang digunakan juga sangat sederhana,

yaitu gerakan yang menggambarkan orang shalat, wudu’ dan adzan. Dalam

perkembangan selanjutnya, seni hadrah kuntulan mengalami berbagai

pernyempurnaan, baik dalam instrumen musik, tarian, busana, maupun penampilan

wanita dalam pementasan.

Padang Ulan

Page 5: SENI TARI BANYUWANGI

Masyarakat Banyuwangi mempunyai sifat ceria, baik dalam permainan maupun

dalam kesenian. Ketika bulan purnama (padhang ulan) antara tanggal 13–17 bulan

Jawa, kaum muda mengadakan permainan di perkampungan-perkampungan

maupun di pantai, baik secara berkelompok maupun berpasangan. Pada saat

seperti ini dimanfaatkan untuk bersenang-senang saja atau untuk mencari jodoh.

Situasi seperti inilah yang akhirnya memberikan inspirasi kepada para seniman

Banyuwangi untuk menciptakan lagu-lagu, gending, dan tari padhang ulan (terang

bulan). Sesuai dengan situasi yang melatarbelakanginya, maka tari padhang ulang

mempunyai ciri khas lincah, gembira, dan agak erotis.

Sabuk Mangir

Tari sabuk mangir memiliki latar belakang yang bersifat magis. Istilah sabuk mangir

merupakan perpaduan dari dua kata, yaitu sabuk berarti ikat pinggang dan mangir

nama sebuah desa di Rogojampi. Sabuk mangir terkenal sebagai sabuk sakti orang

Mangir. Berdasarkan kepercayaan bahwa ada kekuatan gaib yang berada dalam

sabuk tersebut, orang Mangir berusaha melawan musuh-musuhnya, baik yang

musuh yang fisik maupun non-fisik.

Puputan Bayu

Page 6: SENI TARI BANYUWANGI

Latar belakang tarian ini adalah sebuah ceritera perjuangan seorang wanita

bernama Sayuwiwit yang berperang melawan Belanda (VOC). Sayuwiwit

mengorganisir para pemudi di zamannya dalam sebuah pasukan wanita yang

disegani kawan maupun lawan. Pasukan wanita yang dipimpin oleh srikandi

Sayuwiwit ini yang melakukan perlawanan terhadap VOC dengan perang puputan.

Perang puputan adalah perang habis-habisan yang menimbulkan banyak korban,

baik di pihak lawan maupun di pihak Sayuwiwit. Perang puputan di desa Bayu inilah

yang menjadi inspirasi terciptanya tari puputan bayu.

Pupus Widuri

Pupus widuri terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Using, yaitu pupus yang

berarti daun muda dan widuri adalah nama sejenis makhluk cantik atau bidadari.

Jadi, makna kata pupus widuri adalah gadis muda yang sangat cantik seperti

bidadari. Oleh karena itu, tarian ini dilakukan oleh seorang gadis yang baru

menanjak remaja. Tari pupus widuri merupakan gabungan dari beberapa gerak tari

tradisional Banyuwangi, seperti tari seblang, tari gandrung, tari gridhoan, dan tari

ngarak penganten. Gerakan tari-tarian tersebut digabung dan dikonstruksikan

sedemikian rupa sehingga menjadi suatu gerak yang harmonis dan bisa membuat

penonton terpesona, baik oleh gerakan maupun kecantikan penarinya.

Keter Wadon

Page 7: SENI TARI BANYUWANGI

Keter wadon adalah sebuah tari yang diilhami oleh kegiatan burung-burung pipit

yang lincah, bebas berkeliaran di udara, mencari makan di mana-mana tanpa ada

yang menghalangi, kecuali si anak nakal. Mereka beterbangan di udara, hinggap di

atas pohon, bermain di telaga bening, berjemur di panas matahari sambil

bercengkerama. Namun, malang karena seekor dari mereka jatuh dipanah,

disumpit atau ditembak oleh seseorang yang jahil sehingga ia ditinggal pergi oleh

teman¬temannya yang lari ketakutan dan mencari dunia yang lebih bebas dan

aman.

Walang Kadung

Tari walang kadung adalah salah satu seni tradisional daerah Banyuwangi yang

penciptaannya berdasarkan pengalaman atau pengamatan terhadap kehidupan

walang kadung di pohon-pohon atau dedaunan. Walang kadung merupakan jenis

serangga yang biasa hidup di daun-daun muda pohon jambu kluthuk (jambu batu).

Jika diperhatikan, gerakan binatang ini sangat menarik, terutama pada kaki

depannya, kaki belakang yang panjang tidak pernah diam, kepalanya yang tidak

pernah tunduk, serta matanya yang selalu terbelalak.

Jaranan ButoKesenian jaranan buto berasal dari desa Cemetuk Kecamatan Cluring, Kabupaten

Banyuwangi. Istilah jaranan buto mengadopsi nama tokoh legendaris Minakjinggo

(terdapat anggapan bahwa Minakjinggo itu bukan berkepala manusia, melainkan

berkepala raksasa). Instrumen musik jaranan buta terdiri atas seperangkat gamelan

Page 8: SENI TARI BANYUWANGI

yang terdiri dari 2 bongan (musik perkusi), 2 gong (besar dan kecil) atau kencur,

sompret (seruling), kecer (instrumen musik berbentuk seperti penutup gelas yang

terbuat dari lempengan tembaga), dan 2 kendang.

Sebagai isntrumen peraganya/utamanya adalah replika (penampang samping) kuda

raksasa yang terbuat dari anyaman bambu. Wajah raksasa didominasi warna merah

menyala, dengan kedua matanya yang besar sedang melotot. Dalam

pementasannya masih dilengkapi dengan tiga jenis topeng buto (raksasa), celengan

(babi hutan) dan kucingan (kucing) yang kesemuanya terbuat dari kulit. Topeng-

topeng ini ini harus digunakan secara bergantian oleh para pemainnya, baik pemain

laki-laki maupun pemain perempuan.

Erek-Erekan

Salah satu jenis tari daerah Banyuwangi yang diangkat dari motif pergaulan awal

muda-mudi sebelum melangkah menuju saling mengenal antara satu dengan yang

lain, didahului sikap tukar pandang karena hati yang telah saling terkena. Tarian

termasuk jenis tari pergaulan muda-mudi ini mengambil ide dasar dari salah satu

gending Gandrung Banyuwangi Ngranjang Gula yang mengandung arti tradisi

basanan bahasa Usinga Banyuwangi, berakhir dengan pengertian “erek-erekan”.

Page 9: SENI TARI BANYUWANGI

Ngranjang Gula dimaksudkan semacam keranjang dari anyaman daun nipah untuk

tempat gula Jawa dari pohon aren biasa disebut “gula kerekan”. Dari ungkapan

“gula kerekan” inilah kiranya lahir ungkapan “erek-erekan” yang berarti suatu

tindak perbuatan kalangan muda-mudi daerahnya bersikap saling memandang

saling melirik, saling mengamati dan saling ingin bertemu antara pasangan muda-

mudi sebelum kenal intim.

Secara umum penyajian tari ini dengan ide garap puncak gending dan musik khas

daerah Banyuwangi, antara lain pada gending Gandrung Gurit Mangir, Ngranjang

Gula, Seblang, Senggol-senggolan, dan sebagainya, dengan motif romantis berikut

iringan musik aransemen khas daerahnya. Demikian penyajian tari “erek-erekan”

dari basanan Using Banyuwangi “Ngranjang gula wis wayahe erek-erekan”.

Page 10: SENI TARI BANYUWANGI

Jaran Goyang

Tari Jaran Goyang, merupakan tari khas yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi.

Tari ini menceritakan tentang seorang pemuda yang ditolak cintanya oleh seorang

gadis, merasa ditolak, pemuda tersebut terus berusaha dan mengejar ngejar gadis

yang menjadi idamanya, namun sigadis tetap saja menolaknya.

Hingga akhirnya pemuda itu menggunakan ajian kesaktian berupa Aji Jaran Goyang,

dan seketika itulah sang gadis langsung terpikat kepada pemuda tersebut. Dalam

pagelaran tari Jaran Goyang, menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten

Banyuwangi yang akrab di panggil Bram saat dikonfirmasi mengatakan, penari

harus memahami cerita didalamnya, dengan perwatakan yang disesuaikan dengan

alur cerita didalamnya, maka pihaknya yakin, tari ini mampu membawa pemeirsa

tari jaran goyang ke masa muda saat berusaha mengejar cintanya.

" Tari Jaran Goyang, adalah karya dari S. Parman, Tari itu menceritakan ketika

seorang pemuda ditolak cintanya oleh seorang gadis, lalu dengan menggunakan

kesaktian ajian jaran goyang maka gadis itu menjdi terpikat, dalam penyajianya,

sang penari harus bisa menarikan dengan baik, agar penton pagelaran Tari Jaran

Goyang, bisa terbawa kembali ke masa masa percintaanya " paparnya

Bram Menambahkan, tari jaran goyang diciptakan oleh Budayawan Budayawan

Banyuwangi, berkat ide dari mereka tari Jaran Goyang hingga saat ini disukai oleh

masyarakat Kabupaten Banyuwangi. “Tari Jaran Goyang tercipta, berawal dari ide

garap S. Parman Asal Desa Sumbersari yang didukung oleh Soemitro Hadi asal Desa

Gladak selaku penata tari Jaran Goyang. Untuk Aransmen Music Gamelanya itu di

aransmen oleh P. Kapi asal Desa Lemahbang Dewo, penata musicnya P. Rajuli Asal

Desa Mangir, berkat merekalah tercipa Tari Jaran Goyang " pungkasnya.

Page 11: SENI TARI BANYUWANGI

Cengkir Gading

Cengkir adalah buah kelapa yang masih muda. Gading adalah jenis kelapa

berwarna kuning dan pohonnya tidak terlalu tinggi. Jadi Cengkir Gading adalah buah

kelapa kuning yang masih muda dengan pohon yang tidak terlalu tinggi. Bentuk

buah dari jenis kelapa ini bulat, tidak terlalu besar memang. Dan dalam masyarakat

Jawa sering digunakan dalam sebagai hiasan simbolik di gapura atau pintu masuk

tempat resepsi pernikahan.

Bahwa Blog ini bernama CENGKIR GADING dimaksudkan sebagai sebuah simbol

bahwa kaum muda adalah sebuah cengkir yang bentuknya bulat, jujur, polos,

belum terimbas oleh pamrih yang bisa membuat satu semangat tidak lagi bulat.

Pada masanya kaum muda adalah pewaris sah dari kehidupan ini. Rasanya manis

memang, dan kita harus terpanggil untuk menjaga kebulatan dan energi kaum

muda yang meskipun tidak menjulang tinggi tetapi tetap membumi dan berguna.

Page 12: SENI TARI BANYUWANGI

SENI KRIYA BANYUWANGI

1. Batik Banyuwangi

Tak banyak warga yang tahu, bahwa sejatinya Banyuwangi merupakan salah

satu daerah asal batik di Nusantara. Banyak motif asli batik khas Bumi

Blambangan. Namun hingga sekarang, baru 21 jenis motif batik asli

Banyuwangi yang diakui secara nasional.

Di antara 21 motif batik yang kini banyak digandrungi warga Blambangan, di

antaranya ada motif gajah uling, paras gempal, kangkung setingkes,

sembruk cacing, gedegan, ukel, blarak semplah, dan moto pitik. Nama motif

ini khas Banyuwangi, ini menunjukkan batik asli Banyuwangi.

2. Kerajian Kayu

Industri kerajinan kayu tersebar di seluruh daerah Banyuwangi, seperti di

Giri, Klatak, Penganjuran, Tukang Kayu, Banjarsari, Tampo, Kaligondo

( Pesanggaran ). Hasil kerajinan kayu berupa bubut kayu, mosaik, guci, vas,

asbak, dekorasi dinding, mangkok, patung, relif, perabot rumah tangga,

berbagai macam hiasan untuk cinderamata dan lain - lain.

Page 13: SENI TARI BANYUWANGI

3. Pisau Komodo

Industri pisau komando di produksi di Kelurahan Singotrunan Jl. Kerinci No 11

Banyuwangi. Ada bermacam - macam produk pisau komando antara lain;

samurai komando, pisau dapur, golok dan pisau khas tradisional; rencong,

mandau, kujang, campurian, clurit, dan sebagainya.

4. Kerajinan Perak

Industri Rumah tangga yang berupa Kerajinan Perak milik Saiful Bachri -

terletak di Dusun Krajan Desa Dasri Kec. Tegalsari. Industri ini

memperkerjakan karyawan sekitar 10 orang. Pemasarannya ke berbagai

daerah. Sering mengikuti Pameran dan Pekan Promosi tidak hanya di Daerah

Banyuwangi akan tetapi ke berbagai kota yang ada di Jawa Timur ini dan

sering melayani pesanan dari Luar negeri dan luar Propinsi. Dusun Krajan

Desa Dasri / Kantor Kec. Tegalsari.

5. Industri Kompor

Page 14: SENI TARI BANYUWANGI

Industri Rumah tangga pembuatan kompor ini terletak di Dusun Blokagung

Desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari. Industri rumah tangga ini

memperkerjakan karyawan sebanyak 8 orang dengan sistem borongan.

Pemasarannya ke berbagai daerah di luar Kab. Banyuwangi. MUNJAR

MOHTAROM adalah Pemilik Industri rumah tangga ini. Lokasi: Dusun

Blokagung Desa Karangdoro Kec. Tegalsari Kab. Banyuwangi

6. Kerajinan Boneka Gandrung

Boneka Gandrung terbuat dari bahan fiberglass yang dapat berupa patung,

gantungan kunci, hiasan dinding atau asesoris mobil dan berbagai

cinderamata lainnya. Pengrajinnya dapat ditemi di Kelurahan Tukang Kayu,

Kecamatan Banyuwangi.

7. Kerajinan Daur Ulang - Akar Daun

Page 15: SENI TARI BANYUWANGI

Kerajinan daur ulang ini terdapat di Dusun Kejoyo Desa Tambong Kecamatan

Kabat Banyuwangi. Barang – barang kerajinan ini berasal dari bahan bahan

yang semula tercecer dihutan, gunung, sungai, kebun dan berbagai tempat

yang tidak mendapat perhatian. Kayu kering, akar, daun, kulit pohon pisang

dijadikan cineramata, furniture, lampu, tas, topi dan sebagainya yang sangat

bagus.

Page 16: SENI TARI BANYUWANGI

8. Kerajinan Gerabah Tanah Liat

Berada di Kelurahan Pengantigan, dalam kota Banyuwangi. Dulu namanya

Gentengan karena pusat tempat orang membuah gerabah tanah liat berup

guci, vas bunga, genteng dan berbagai perabot rumah tangga lainnya.

Pengunjung bisa melihat proses bagaimana gerabah tanah liat itu dibuat.

Lokasi: Kelurahan Pengantigan Kecamatan Banyuwangi

9. Kerajinan Tenun Serat Pisang Abaka

Masyarakat using dulunya terkenal dengan kerajinan tenun. Tenun serat

pisang abaka yang ada dan satu-satunya di Banywangi ini berada di desa

kemiren, Kecamatan Glagah. Bahannya diambil dari perkebunan Bayu Lor,

dimana satu-satunya perkebunan di Banyuwangi yang menanam pisang

abaka.

10.Kerajinan Bambu – bambu

Page 17: SENI TARI BANYUWANGI

Adalah sangat mudah memperoleh bambu di Banyuwangi. Para pengrajin

mengolahnya menjadi berbagai jenis cinderamata yang indah seperti tutp

lamu, tempat buah, tutup piring, furniture dan dekorasi interior dan

sebagainya. Pusat kerajinan bambu ini terdapat di Desa Gintangan

Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.

Lokasi: Desa Gintangan Kecamatan Rogojampi Banyuwangi

11.Kerajinan Sapu Ijuk

Industri Rumah Tangga yang berupa Kerajinan Sapu Ijuk milik Sdr. Samsul

Arifin ini terletak di Dusun Sumbergayam Desa Dasri Kec. Tegalsari.

Karyawan yang dipekerjakan sekitar 12 orang. Pemasarannya ke Pulau

Dewata / Bali. Dusun Sumbergayam Desa Dasri / Kantor Kec. Tegalsari