semua laporan anatomi 1-2, kamal

51
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Organ dalam sistem organ tersebut mempunyai fungsi berbeda. Berbeda dengan vertebrata yang lain, ikan bernapas menggunakan insang. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus) sama-sama hidup dilingkungan perairan tawar. Ikan tersebut termasuk Teleostei yaitu ikan- ikan yang banyak dilihat dan dimakan. Ikan ini memiliki bagian tubuh yang terdiri atas caput, truncus dan cauda, dimana tidak ada batas nyata sebagai batas antara caput dan truncus dipandang tepi caudal opesculum dan sebagai batas antara truncus dan ekor dipandang anus. Spesies ini bagian tubuhnya tersusun atas kepala yang membentang dari ujung moncong sampai operculum (tutup insang) dan bagian badan yang

Upload: novanda-rosihan-f

Post on 03-Jul-2015

1.390 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks

dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan

aktivitas hidup. Organ dalam sistem organ tersebut mempunyai fungsi berbeda.

Berbeda dengan vertebrata yang lain, ikan bernapas menggunakan insang.

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus)

sama-sama hidup dilingkungan perairan tawar. Ikan tersebut termasuk Teleostei

yaitu ikan-ikan yang banyak dilihat dan dimakan. Ikan ini memiliki bagian tubuh

yang terdiri atas caput, truncus dan cauda, dimana tidak ada batas nyata sebagai

batas antara caput dan truncus dipandang tepi caudal opesculum dan sebagai batas

antara truncus dan ekor dipandang anus. Spesies ini bagian tubuhnya tersusun atas

kepala yang membentang dari ujung moncong sampai operculum (tutup insang)

dan bagian badan yang membentang mulai dari akhir operculum sampai anus dan

sisanya adalah ekor. Kulit Ikan Nilem bersisik, sementara kilit Ikan Lele tidak

bersisik (licin) dan terdapat sirip yang berada pada beberapa bagian yaitu bagian

dorsal (punggung), pectoral (dada), caudal (ekor), anal (dubur), dan abdominal

(perut). Sirip pada ikan berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dalam air

dan untuk berenang.

Bagian kulit cutis Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele

(Clarias batrachus) terdiri atas carium dan dermis dan epidermis. Corium terdiri

atas jaringan pengikat. Epidermis yang melapisinya dari sebelah luar ialah

epithelium. Diantara sel-sel epithelium terdapat kelenjar uniseluller yang

Page 2: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

mengeluarkan lendir. Lendir ini menyebabkan kulit ikan menjadi licin. Di dalam

corium terdapat chromatophor-chromatophor, chromatophor yaitu sel-sel yang

mengandung butir-butir pigment, yang menentukan warna kulit. Kulit Ikan Nilem

bersisik, berbeda dengan Ikan Lele memiliki kulit yang licin. Pada Ikan tersebut

terdapat sirip yang berada pada beberapa bagian yaitu bagian dorsal (punggung),

pectoral (dada), caudal (ekor), anal (dubur), dan abdominal (perut). Sirip pada

ikan berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dalam air dan untuk

berenang.

Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus)

dipilih sebagai bahan praktikum karena Ikan Nilem dan Ikan Lele memilki

susunan morfologi dan anatomi yang sederhana dan dapat mewakili dari species

dari class Pisces dan juga memiliki kemiripan dengan yang lainnya,sehingga tidak

langsung mengamati kelas pisces yang lainnya.

Page 3: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari Anatomi Ikan

Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus).

Page 4: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) tergolong dalam keluarga

Cyprinidae seperti Ikan Mas dan Ikan Tawes. Mulut Ikan Nilem terdapat dua

pasang kumis (barbells). Warna badan Ikan Nilem adalah coklat atau hijau

kehitaman dan merah. Makanannya berupa lumut halus dan jasad renik yang

menempel. Ikan lebih menyukai perairan yang jernih terutama pada saat

berkembang biak seperti di rawa dan perairan tawar lainnya (Djuwanah, 1996).

. Ikan Nilem merupakan ikan peliharaan yang berasal dari sungai. Ikan

Nilem dapat dipelihara dengan baik pada daerah dengan ketinggian sekitar 500-

800 meter di atas permukaan laut, dan lebih menyukai daerah perairan yang jernih

(Bevelander dan Ramaley, 1988).

Ikan Lele (Clarias batrachus) tergolong dalam keluarga Claridae seperti

Ikan Patin dan Ikan Gabus. Mulut Ikan Lele berbentuk pipih dan memiliki dua

pasang kumis (barbells). Ikan Lele lebih banyak ditemukan pada sungai berarus

perlahan, rawa, waduk, dan persawahan yang tergenang air (Suyanto, 1991).

Ikan melakukan fertilisasi secara eksternal. Telur dan sperma dilepaskan

ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Fertilisasi ini

merupakan fertilisasi yang primitif (Villee et al., 1988).

Ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Mereka terletak

ventral dari ren. Ujung caudal mulai dari vas deferens yang bermuara ke dalam

sinus urogenitalis. Ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini

mempunyai rongga yang ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang

bermuara ke dalam sinus urogenitalis (Radiopoetro, 1977).

Page 5: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

Menurut Jasin dan Maskoeri (1989), sistem pencernaan ikan terdiri dari:

rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah

makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan

respirasi. Faring terdapat insang di sisi dan samping lalu ke oesophagus pendek

mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum.

Page 6: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah,

jarum penusuk.

B. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nilem

(Osteochillus haselti), Ikan Lele (Clarias batrachus), kloroform dan tissu.

C. Cara Kerja

1. Ikan dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum

penusuk.

2. Ikan digunting dimulai dari lobang dubur ke arah anterior sepanjang media

ventral tubuh ke arah depan sampai dekat sirip dada (digunting hati-hati

jangan sampai merusak organ dalam).

3. Pengguntingan dilanjutkan dari anus ke arah tubuh bagian dorsal yang

dilanjutkan ke arah anterior tubuh sampai ke tutup insang.

4. Organ-organ yang terlihat diamati dan nama-nama organ tersebut ditulis

sesuai dengan gambar yang diberikan oleh asisten.

5. Ekor pada ikan dipotong melintang untuk mengamati penampang melintang.

6. Bagian tulang-tulang ekor diamati dan gambar-gambar yang diberikan oleh

asisten diberi keterangan sesuai dengan bagian yang diamati pada preparat.

Page 7: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

B. Pembahasan

A. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti)

Klasifikasi Osteochillus hasselti menurut Saanin (1984) adalah sebagai

berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Pisces

Ordo : Ostariophysi

Familia : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Osteochillus hasselti

Hasil pengamatan anatomi Ikan Nilem didapatkan hasil bahwa tubuh

Ikan Nilem dibagi menjadi tiga bagian kepala, badan dan ekor. Kepala atau caput

yaitu mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang. Badan atau truncus

mulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus. Ekor atau cauda mulai dari

belakang anus sampai dengan ujung sirip ekor. Seluruh badannya bersisik, pada

kiri kanan badan terdapat linea lateris atau gurat sisi, yang memanjang dari

belakang tutup insang sampai ekor. Hal itu sesuai dengan pernyataan Radiopoetro

1977, bahwa tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan cauda, dimana tidak ada

batas nyata sebagai batas antara caput, truncus dipandang tepi caudal operculum

dan sebagai batas antara truncus dan ekor dipandang anus.

Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang yang memiliki

bagian–bagian seperti lengkung insang, tapis insang, filamen–filamen insang dan

Page 8: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

septum branchialis. Organ pada Ikan Nilem yang berperan dalam sistem peredaran

darah adalah jantung (cor) yang terdiri atas sinus venosus, atrium, dan ventrikel

sedangkan organ yang menyusun sistem urinaria adalah ginjal yang terletak di

antara gelembung renang dan tulang vertebrae, juga terdapat ginjal kepala

(pronephros) yang terletak anterior dari ujung gelembung udara bagian depan.

Sistem genitalia pada ikan terdiri atas sel kelamin jantan dan sel kelamin betina

yang terletak terpisah pada individu yang berbeda. Pembuahannya terjadi di luar

tubuh. Otot–otot pada Ikan Nilem masih segmental dan dinamakan myomere yang

dilengkapi dengan selaput pembungkus yang disebut myocomata.

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) mempunyai hati dan pankreas yang

sulit dibedakan sehingga disebut hepatopankreas.Jantung atau cor terdapat di

dalam cavum pericardii, terdiri atas sinus venosus, atrium, ventriculus dan bulbus

arteriosus. Menurut Villee, et al., (1988), sebagian besar ikan, semua darah

masuk ke dalam jantung melalui vena mempunyai kadar oksigen yang rendah dan

karbondioksida yang tinggi, yaitu yang disebut darah vena. Jantung terdiri atas

sebuah sinus venosus, sebuah atrium, sebuah ventrikel dan sebuah bulbus

arteriosus yang tersusun dalam urutan linear. Kontraksi otot jantung

meningkatkan tekanan darat yang di dalam vena sangat rendah dan mengeluarkan

darah melalui arteri, aorta ventral. Kelima atau enam pasang lung aorta yang

menjulur secara dorsal melalui kapiler di dalam insang aorta dorsal. Waktu darah

melalui insang karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambil, sehingga darah

yang memasuki pembuluh arteri kaya akan oksigen. Arteri dorsal membagi darah

ini melalui cabang-cabangnya ke seluruh bagian tubuh.

Page 9: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) tergolong dalam keluarga Cyprinidae

seperti Ikan Mas dan Ikan Tawes, mulutnya terpasang dua pasang kumis

(barbells). Sistem pencernaannya terdiri atas lidah, hati, gastrum, intestine,

pancreas, kantung empedu. Menurut Storer dan Usinger (1961), sistem

pencernaan ikan terdiri dari: rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk

kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut

membantu gerakan respirasi. Faring terdapat insang di sisi dan samping lalu ke

esophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value

terpisah belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi,

mengambil ke intestine. Pankreasnya tidak jelas.

Menurut Villee, et al., (1988), pada sejumlah laut dan hewan air tawar,

telur dan sperma dilepaskan ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar

tubuh dan fertilisasi ini disebut fertilisasi eksternal. Ikan jantan terdapat testis

yang panjang. Mereka terletak ventral dari ren. Ujung caudal mulai vas defferens

yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan betina terdapat sepasang ovaria

yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang caudal melanjutkan diri ke

dalam oviduk, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Hal ini sesuai dengan

hasil pengamatan.

Ikan Nilem mendapat masukan air terus-menerus dari lingkungannya yang

heipertonis. Sisik Ikan Nilem tidak tertembus oleh air. Ikan Nilem harus

mengeluarkan air yang berlebihan agar terhindar dari pengenceran fluida.

Pengeluaran ini dilakukan dengan cara menggunakan energi untuk memasukkan

kembali ke lingkungannya (Kimball, 1991).

Page 10: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

Setelah mengamati anatomi Ikan Nilem, dapat terlihat bagian dalam Ikan

Nilem, yaitu gelembung renang. Gelembung renang berfungsi untuk hidrostatis,

dan dapat juga dijadikan pembuat suara, menerima suara dan tekanan.

B. Ikan Lele (Clarias batrachus)

Klasifikasi Clarias batrachus menurut Suyanto (1991) adalah sebagai

berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Pisces

Ordo : Ostariophysi

Familia : Claridae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias batrachus

Hasil pengamatan anatomi Ikan Lele didapatkan hasil bahwa tubuh Ikan

Lele dibagi menjadi tiga bagian kepala, badan dan ekor. Kepala atau caput yaitu

mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang. Badan atau truncus mulai

dari belakang tutup insang sampai dengan anus. Ekor atau cauda mulai dari

belakang anus sampai dengan ujung sirip ekor. Seluruh badannya licin, pada kiri

kanan badan terdapat linea lateris atau gurat sisi, yang memanjang dari belakang

tutup insang sampai ekor berwarna keputihan transparan (Anonimous, 2000).

Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang yang memiliki

bagian–bagian seperti lengkung insang, tapis insang, filamen–filamen insang dan

septum branchialis. Pada Ikan Lele terdapat organ pernafasan pada saat Ikan Lele

Page 11: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

terdapat pada permukaan kering yaitu arborescent. Organ pada Ikan Lele yang

berperan dalam sistem peredaran darah adalah jantung (cor) yang terdiri atas sinus

venosus, atrium, dan ventrikel sedangkan organ yang menyusun sistem urinaria

adalah ginjal. Sistem genitalia pada ikan terdiri atas sel kelamin jantan dan sel

kelamin betina yang terletak terpisah pada individu yang berbeda. Pada Ikan Lele,

gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada

salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih

kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih

kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian

sisinya mulus tidak bergerigi. Pembuahannya terjadi di luar tubuh (Sutanmuda,

2007).

Ikan Lele (Clarias batrachus) mempunyai hati dan pankreas yang

berdekatan. Jantung atau cor terdiri atas sinus venosus, atrium, ventriculus dan

bulbus arteriosus. Menurut Villee, et al., (1988), sebagian besar ikan, semua

darah masuk ke dalam jantung melalui vena mempunyai kadar oksigen yang

rendah dan karbondioksida yang tinggi, yaitu yang disebut darah vena. Jantung

terdiri atas sebuah sinus venosus, sebuah atrium, sebuah ventrikel dan sebuah

bulbus arteriosus yang tersusun dalam urutan linear. Waktu darah melalui insang

karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambil, sehingga darah yang memasuki

pembuluh arteri kaya akan oksigen. Arteri dorsal membagi darah ini melalui

cabang-cabangnya ke seluruh bagian tubuh.

Ikan Lele memiliki keunggulan dan peranan penting dibandingkan

dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan Leusin dan Lisin. Leusin

(C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk

Page 12: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga

berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Sedangkan Lisin

merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perbaikan jaringnan. Lisin termasuk asam amino yang sangat

penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Asam

amino ini sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang pada

anak, membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam

tubuh, dan memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Lisin juga

dibutuhkan untuk menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan

kolagen, disamping perbaikan jaringan (Ayatullah, 2008).

Page 13: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tubuh Ikan Nilem dan Ikan Lele terdiri dari kepala (caput), badan (truncus)

dan ekor (cauda). Seluruh badan Ikan Nilem bersisik dan terdapat gurat sisi,

sedangkan Ikan Lele licin dan berlendir serta memiliki gurat sisi.

2. Sirip pada Ikan Nilem dan Ikan Lele antara lain Caudal fin, Dorsal fin, Anal

fin, Abdomen fin, dan Pectoral fin.

3. Sistem respirasi pada Ikan Nilem terdiri dari insang yang telah sempurna

dengan empat ruang antara lain atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan

ventrikel kanan.

4. Sistem respirasi tambahan pada Ikan Lele disebut arborescent yang

digunakan ketika terdapat di permukaan kering.

5. Sistem pencernaan pada Ikan Nilem dan Ikan Lele terdiri dari lidah, hati,

gastrum, intestine, pancreas, kantung empedu.

6. Sistem genitalia jantan terdiri atas testis, vas defferens yang bermuara ke

dalam sinus urogenitalis.

7. Ikan nilem memiliki jantung yang terdiri dari arteri branchialis, sinus

venosus, bulbul arteriosus, ventrikel, atrium, ductus cuvieri dan vena

hepatica.

8. Sistem ekskresi Ikan Nilem dan Ikan Lele terdiri dari ren, ureter, vesica

urinaria, dan sinus urogenitalis.

Page 14: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

DAFTAR REFERENSI

Ayatullah. 2008. Manfaat Ikan Lele. http://septa-ayatullah.blogspot.com. Diakses 4 Mei 2011.

Bevelander, G. dan J.A. Ramaley. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga, Jakarta.

Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Djuwanah, E.A. 1996. Budidaya Ikan Secara Polikultur. Trubus Agriwidia, Ungaran.

Kimball.1991. Biologi jilid V. Erlangga, Jakarta.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifkasi Ikan. Bina Cipta, Jakarta.

Schmidt-Nielsen, K. 1990. Animal Physiologi-Adaptation and Environment Fourth Edition. Cambridge University, Cambridge.

Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.

Jasin, Maskoeri. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.

Villee, et al., 1988. Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta.

Page 15: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Katak merupakan salah satu anggota dari classis Amphibia. Untuk

menggambarkan pola umum organisme ini sangatlah sulit karena adanya variasi

yang sangat luas dalam hal bentuknya. Amphibia berasal dari kata Amphi artinya

rangkap sedangkan bios artinya kehidupan, Amphibia ialah hewan yang hidup

dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula berada dalam air tawar, kemudian

dilanjutkan di darat.

Beberapa pertimbangan memungkinkan pemilihan katak atau Rana sp.

Untuk mewakili classis Amphibia, selain genus ini mudah diperoleh dan

ukurannya cukup besar, katak juga menunjukkan banyak persamaan dalam bentuk

dan fungsi dengan vertebrata tingkat tinggi termasuk manusia, selain itu susunan

tubuhnya mudah dipelajari, demikian juga dengan kondisi fisiknya yang mudah

diamati, begitu juga dengan hidupnya yang sangat sederhana.

Cara hidup katak sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini tidak hidup di

dalam perairan dalam, tetapi menggunakan sebagian besar waktunya di darat.

Fungsi kulit pada katak yaitu untuk melindungi tubuh dari lingkungan luar dan

sebagai alat pernafasan. Untuk terjadinya pernapasan melalui kulit, kulit katak

harus selalu basah, ketika katak berada di darat, maka untuk mempertahankan

kulitnya selalu basah, maka dia dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang

menghasilkan lendir. Bentuk kelenjar kulit katak seperti piala, terdapat tepat di

bawah epidermis dan salurannya melalui epidermis yang bermuara di permukaan

kulit.

Page 16: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari Anatomi Katak

Sawah (Rana cancrivora).

Page 17: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Katak sawah (Rana cancrivora) termasuk ordo Salientia (Anura) seperti

katak bangkong (Bufo boreas). Amphibi dalam ordo ini pandai melompat. Katak

dewasa tidak mempunyai ekor. Katak dewasa bernafas dengan paru-paru. Kaki

dan skeleton sabuk katak tumbuh dengan baik. Kepala dan tubuhnya bersatu,

tidak mempunyai leher dan juga tidak mempunyai ekor. Kaki depan pendek, kaki

belakang besar yang berfungsi untuk melompat. Diantara jari-jari kaki ada

selaput (kulit) untuk berenang yang disebut web. Vertebrae ada 10, tidak ada

rusuk. Fertilisasinya eksternal. Larva (berudu) dengan ekor dan sirip-sirip

median. Metamorfosis nyata dan mencolok (Brotowidjoyo, 1993).

Hampir semua amphibia berkembang biak dalam air. Sebagian besar

bersifat ovipar, fertilisasi terjadi diluar dan telur berkembang menjadi larva yang

dapat berdiri sendiri. Fertilisasi katak termasuk fertilisasi eksternal (Villee, et al.,

1988).

Katak sawah (Rana cancrivora) termasuk class amphibi. Katak

mempunyai habitat di dua alam. Nama amphibi ini berasal dari Amphi: dua, Bios

: hidup. Katak hidup di air dan darat, tapi mereka lebih banyak berada di darat

(Storer dan Usinger, 1961).

Page 18: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting

bedah, dan jarum penusuk.

B. Bahan

Bahan yang digunakan adalah Katak sawah (Rana cancrivora), air kran,

kloroform dan formalin.

C. Cara Kerja

Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Katak dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum

penusuk.

2. Katak digunting mulai dari lubang dubur ke arah anterior sepanjang

mediaventral tubuh mengikuti lekuk tubuh dan bagian yang akan diamati.

3. Anatomi katak yang telah dibedah diamati.

Page 19: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

B. Pembahasan

Klasifikasi Katak Sawah (Rana cancrivora) menurut Brotowidjoyo

(1993) adalah sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Amphibia

Ordo : Anura

Familia : Ranidae

Genus : Rana

Spesies : Rana cancrivora

Hasil pengamatan anatomi katak (Rana cancrivora) di dapatkan hasil

bahwa tubuh katak dibagi menjadi dua bagian yaitu caput (kepala) dan truncus

(badan). Caput yaitu mulut, mata, lubang hidung dan lubang telinga. Truncus

yaitu berbentuk cembung pada bagian dorsal dan merata pada bagian ventral,

dimana terdapat kaki depan 4 buah digiti dan kaki belakang 5 buah digiti. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Bevelander dan Ramaley (1988), bahwa caput berujung

tumpul, tanpa moncong yang menonjol dan rima oris ialah terminal. Daerah

dataran dorsal moncongnya terdapat sepasang nares atau lubang hidung kecil.

Sepasang mata terdapat hampir pada apex caput, ia berukuran besar dan menonjol.

Truncus, pendek dan kompak, memipih pada setengah bagian distal yaitu pada

daerah yang ditempati vertebrae sacrales. Lubang kloaka terletak terminal.

Serupa dengan Vertebrata terestrial lainnya, katak dilengkapi dengan dua pasang

Page 20: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

extremitas. Sepasang extremitas anterior ialah pendek, tetapi bagian-bagiannya

dapat dikenal karena adanya persendian.

Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut (covum oris),

faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon, dan kloaka. Sedangkan

sistem respirasinya terdiri dari paru-paru, faring dan glottis. Menurut

Brotowidjoyo (1993), dalam sistem pencernaan tidak ada gigi. Lidah lebar, tetapi

tidak dapat ditonjolkan ke luar. Sistem pencernaan terdiri dari faring yang dapat

dibesarkan, oesophagus berdinding tebal, lambung, usus halus, usus besar dan

kloaka. Sedangkan sistem respirasinya dari faring melalui celah suara (glottis)

terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian

bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen–

kompartemen (lobus-lobus). Laring dari kartilago terdapat diujung anterior

trakea. Respirasi katak menurut Radiopoetro (1977), mekanisme pernapasan

meliputi dua fase ialah: inspirasi atau menghisap udara ke dalam pulmo dan

expirasi atau mengeluarkan udara dari pulmo, keduanya dilaksanakan dalam

kedaan mulut tertutup. Pernapasan melalui kulit pada katak dapat berlangsung

baik di darat maupun di dalam air. Di samping itu penting pula artinya pembuluh

darah pada dinding covum oris. Selaput lendir di sini berfungsi pula untuk

pernapasan. Pada stadium larva pernapasan berlangsung melalui insang, yang

terbentuk dari perluasan epithelium pharynx.

Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui sistem genital katak

menggunakan katak betina dan katak jantan. Organ dalam sistem genital katak

betina adalah ovarium, oviduk dan corpus adiposum (badan lemak). Menurut

Villee, et al., (1988), saluran reproduksi betina, telur disalurkan dari rongga tubuh

Page 21: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

oleh sepasang oviduk, tetapi oviduk tersebut mengalami perubahan sesuai dengan

cara reproduksinya. Hampir semua ampibia berkembang biak di dalam air.

Sebagian besar bersifat ovipar, fertilisasi terjadi diluar dan telur berkembang

menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Tiap oviduk pada katak merupakan

suatu saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga

tubuh ke kloaka. Oviduk mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jeli di

sekitar telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara,

tetapi selain oviduk tidak mengalami spesialisasi.

Organ dalam sistem genital katak jantan adalah testis dan corpus adiposum

(badan lemak). Katak jantan memiliki testis berjumlah sepasang, berwarna putih

kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus

adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen. Saluran reproduksinya

yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari

testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada

beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan

sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin

saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis,

berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal.

Page 22: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tubuh katak terdiri atas dua bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus)

dimana terdapat kaki depan dan kaki belakang pada bagian truncus.

2. Sistem Pencernaan pada Katak Sawah secara umum terdiri dari

Hepar,empedu, gastrum, pankreas, intestine, duodenum, rektum,dan kloaka.

3. Sistem Genitalia Katak Sawah betina adalah Ovarium, Corpus adiposa, dan

Oviduct.

4. Sistem Genitalia Katak Sawah Jantan adalah Testis dan Corpus adiposa.

5. Fertilisasi pada katak termasuk fertilasi secara eksternal

6. Katak dewasa mempunyai alat respirasi berupa insang dan kulit tipis yang

berlendir.

Page 23: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

DAFTAR REFERENSI

Bevelander, G. dan J.A. Ramaley. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga, Jakarta.

Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta

Storer and Usinger. 1961. Element of Zoology. McGraw-Hill Book Company, INC, London.

Villee, et al., 1988. Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta.

Page 24: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reptilia adalah vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik atau

papan-papan epidermal. Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan

sebuah kondil oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik. Kadal

(Mabouya multifasciata) adalah salah satu jenis reptil yang hidup di darat. Kadal

ini merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika, kepulauan

Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah familia

reptil yang lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara dan

hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada di belahan bumi barat.

Kadal yang memiliki Ordo Squamata memiliki tubuh yang berkulit kering

dengan sisik-sisik zat tanduk yang keras tanpa adanya kelenjar-kelenjar lendir. .

Sisik pada daerah perut warnanya putih kekuning-kuningan, sisik pada daerah

punggung berwarna antara kuning sampai coklat tua, warna ini tergantung pada

umur, jenis kelamin, keadaan lingkungan dan keadaan fisiologis tubuhnya. Tubuh

kadal terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus) dan ekor

(cauda). Pada hewan ini terdapat sisitem pencernaan, pernafasan, reproduksi,

ekskresi, peredaran darah, dan persyarafan. Kadal mempunyai bentuk tubuh

memanjang dan berekor. Tubuh terdiri atas caput dengan bentuk agak pyramidal,

cervix yang panjang, truncus yang panjang dan juga konvek serta cauda (ekor)

yang panjangnya hampir 2 kali panjang tubuh dan kepala.

Page 25: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

Kadal bernafas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari

amphibia. Ginjal kadal (Mabouya multifasciata) bertipe metanefros.

Fertilisasinya internal bersifat ovovipar dengan menghasilkan telur dengan banyak

kuning telur, dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur)

hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus.

Praktikum kali ini menggunakan kadal karena mudah ditemukan di

lingkungan sekitar kita, termasuk Reptil yang jinak, dan organ-organ dalamnya

mudah diamati. Mabouya multifasciata merupakan hewan reptil yang tidak

berbisa sehingga tidak berbahaya bagi praktikan.

Page 26: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari Anatomi Kadal

betina (Mabouya multifasciata).

Page 27: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Kadal merupakan hewan berkaki empat, kebanyakan hidup di atas tanah

berumput, diantara bebatuan, pepohonan, ada juga yang hidup di gurun pasir.

Umumnya kulit mengkilap dan berwarna kehijauan sampai coklat. Kulit hewan

ini bersisik sehingga mudah adaptasi di udara kering (Anonim, 1982).

Kadal (Mabouya multifasciata) termasuk ordo Squamata dan subordo

Lacertilia. Kadal biasanya mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat

pentadactil. Membran tympani tidak cembung dan celah nares eksterna jelas

dapat dilihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan begitu juga dengan

membran nictitans. Kedua rahang bawahnya bersatu, sehingga hewan kurang

dapat membuka mulutnya. Kadal memiliki kulit kering dan beraquama. Jarinya

mengandung kuku (Radiopoetro, 1977).

Kadal termasuk hewan yang hidup di darat. Fertilisasinya disebut

fertilisasi internal berifat ovovivipar menghasilkan telur dengan banyak kuning

telur, dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk hewan betina. Embrio

dikelilingi oleh amnion, horion dan alantois (Brotowidjoyo, 1993).

Tubuh kadal memanjang, tertekan lateral, berkaki empat, kuat dan dapat

digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior dan tulang

pterigoid, berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan.

Sabuk pectoral dapat berkembang baik dan mulut lengkap. Ekornya digunakan

untuk keseimbangan gerak ketika berlari (Ville et al., 1998).

Paru-paru kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya cukup

besar. Sistem pencernaan terdiri dari tenggorokkan yang panjang dan lambung

Page 28: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

yang masih sederhana. Jantung kadal memanjang dan berwarna merah tua yang

di depannya terlihat batang trachea. Jantung terdiri dari tiga lobi yakni dua atrium

dan satu ventrikel (Djuhanda, 1994).

Kelebihan utama reptilia adalah perkembangan telurnya. Telur tersebut

bercangkang dan berisi kuning telur dan dapat diletakkan di atas tanah tanpa

kemungkinan kering (Kimball, 1991).

Page 29: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting

bedah, dan jarum penusuk.

B. Bahan

Bahan yang digunakan adalah Kadal betina (Mabouya multifasciata ♀),

air kran, kloroform dan formalin).

C. Cara Kerja

Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Kadal dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan

dengan jarum penusuk.

1. Kadal digunting mulai dari lubang dubur ke arah anterior sepanjang

mediaventral tubuh mengikuti lekuk tubuh dan bagian yang akan diamati.

2. Anatomi kadal yang telah dibedah diamati.

Page 30: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

A. Pembahasan

Klasifikasi Mabouya multifasciata menurut Brotowidjoyo (1993) adalah

sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Reptilia

Ordo : Squamata

Subordo : Lacertilia

Familia : Scincidae

Genus : Mabouya

Spesies : Mabouya multifasciata

Hasil pengamatan anatomi kadal (Mabouya multifasciata) didapatkan

hasil bahwa tubuh kadal dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), truncus

(badan) dan cauda (cauda). Daerah kepala terdiri dari mata, lubang hidung, dan

telinga. Badan bentuknya bulat memanjang. Sisik pada daerah perut warnanya

putih kekuning-kuningan, sisik pada daerah punggung berwarna antara kuning

cokelat sampai cokelat tua. Di bagian perut sebelah belakang antara kaki

belakang dan pangkal ekor terdapat lubang kloaka. Ekor (cauda) cukup kukuh,

bersisik, bentuknya bulat pajang meruncing ke ujungnya dan mudah putus.

Menurut Brotowidjoyo (1993), tubuh memanjang tertekan lateral. Kaki empat,

kuat dapat digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior.

Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk pectoral berkembang baik. Mulut

lengkap, mempunyai kandung kemih. Ekornya digunakan untuk keseimbangan

Page 31: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

gerak kertika berlari. Kulit tertutup sisik yang tersusun seperti susunan genting,

sisik-sisik ini lunak. (Schmidt-Nelsen,1990)

Mabouya multifasciata mempunyai kulit yang bersisik dan kering yang

kurang menembus air, sehingga cairan yang hilang dari badan melalui kulit

sedikit. Cairan dari dalam tubuh kadal sulit untuk keluar, sehingga sulit terjadi

penguapan. Tulang rusuk pada kadal dapat bergantian merenggang kemudian

merapat karena terdapat perangkat otot-otot tulang rusuk yang yang berlawanan

(Kimball, 1991).

Sementara sistem pencernaannya terdiri atas hepar, gastrum, lien,

pancreas, duodenum, ductus choleodecus, rektum dan kloaka. Menurut

Brotowidjoyo (1993), sistem pencernaan pada kadal terdiri dari lidah yang dapat

dijulurkan ke luar dengan mudah. Gigi-gigi yang melekat pada rahang, dari mulut

dilanjutkan ke faring, oesophagus dan lambung. Dari lambung kemudian ke

testinum, rektum dan kloaka. Hati dan pankreasnya berpembuluh ke intestinum.

Kloaka berfungsi mengeluarkan sisa-sisa dari Sistem Pencernaan (Feces),

Ekskresi (Urine) dan Reproduksi (sel gamet). Sedangkan untuk sistem

respirasinya adalah udara masuk melalui lubang hidung ke hidung dalam

kemudian ke glottis, trachea, bronki (ada 2), di lanjutkan ke paru-paru (dengan

kapiler-kepilernya) (Villee, et al., 1988).

Respirasi dimulai dengan masuknya udara ke nares externa kemudian

masuk ke nares interna. Kemudian melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke

larink. Larink tersusun atas tiga buah tulang rawan dan berisi beberapa pasang pita

suara. Selanjutnya menuju trakea yang bercabang menjadi dua bronchi yang

kemudian masing-masing menuju ke paru-paru (Jasin, 1989). Sistem respiratoria

Page 32: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

kadal terdiri atas rima glottis, laring, trachea yang merupakan lanjutan dari laring

yang disusun atas cincin tulang rawan (annulus) trakhealis. Trakhea di daerah

thorax bercabang dua menjadi bronchus. Bronchiolis adalah cabang-cabang dari

bronchus yang masuk ke dalam pulmo. Percabangan trachea tersebut diatas

disebut bifurcation tracheae. Pulmo berjumlah sepasang sinisters dexter dan

berbentuk fusiformis (Radiopoetra, 1991).

Kadal merupakan binatang yang beradaptasi dengan lingkungannya

mempunyai alat-alat yang sesuai untuk hidup didarat dengan kulit tebal bersisik

dan berlendir, dua pasang kaki dengan jari dan cakar yang kokoh untuk bergerak

cepat. Lapisan kulit terluar menanduk dan secara periodik akan mengelupas

sedikit demi sedikit. Tubuh kadal dapat dibedakan antara lain: kepala (caput),

badan (truncus) dan ekor (cauda) (Tjitroseupomo, 1984).

Sistem urogenital kadal terdiri dari sepasang ginjal. Cairan dari ginjal

keluar melalui ureter kemudian bermuara pada kloaka. Pangkal ureter terdapat

vesica urinaria, organ urogenital betina terdiri dari sepasang indung telur

(ovarium)yang berwarna kuning,seperti halnya testis pada hewan jantan,ovarium

kanan pada hewan betina letaknya lebih tinggi dari yang kiri. Ovarium berjumlah

sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya

tepat di bagian ventral kolumna vertebralis. (Iqbal, 2007). Sistem urogenital

terdiri dari ginjal sepasang berbentuk tidak teratur, berwarna merah tua, terdiri

dari dua lobi anterior dan posterior (Parker and Haswell, 1978). Kadal mempunyai

kantong kemih atau kantong urine yang berfungsi membawa air untuk

melembabkan tanah yang akan digunakan sebagiai sarang. Ureter bermuara

dalam kloaka dan akan diserap kembali ke dalam kantong urine (Djuhanda, 1982).

Page 33: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

Sistem urogenital kadal terdiri dari sepasang ginjal, dari ginjal keluar

ureter yang bermuara di kloaka. Pada pangkal ureter terdapat vesica urinaria.

Organ urogenital jantan terdiri atas sepasang testis, epidermis, vas deferens, dan

sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk

memasukkan sperma dalam tubuh kadal betina, sehingga kadal jantan

mengadakan fertilisasi internal (Jasin,1989).

Praktikum yang dilakukan untuk mengamati sistem genital kadal

menggunakan kadal betina yang organnya adalah osteum tuba, ovarium, oviduk,

ren, ureter, uterus, vesica urinaria dan kloaka. Menurut Radiopoetro (1977), pada

semua reptilia fertilisasi secara internal dan terjadi dibagian atas oviduk.

Fertilisasi kadal bersifat ovovivipar yaitu telur tetap dipertahankan di dalam

oviduk hingga hewan muda keluar. Ovarium memanjang dan tidak simetris.

Vesica urinaria ini berisi air yang digunakan untuk membasahi pasir apabila akan

membuat sarang untuk meletakkan telurnya.

Kadal mempunyai panjang tubuh kurang dari 30 cm. Kulitnya lembab

karena mengandung banyak kelenjar mukus dan hanya sedikit sisik yang

menyokongnya ( liss = licin ). Lapisan luar yang menanduk dari kulit mengelupas

secara berkala. Pada bagian tangan hanya terdapat 4 jari ( Romer, 1966)

Page 34: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kadal termasuk ke dalam phylum chordata, subphylum vertebrata, class

reptilia, ordo squamata, subordo latertilia, familia scincidae, genus mabouya,

dengan nama spesies Mabouya multifasciata.

2. Tubuh kadal terdiri atas tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus) dan

ekor (cauda). Kadal mempunyai sistem pernapasan, reproduksi, ekskresi,

peredaran darah, dan persyarafan.

3. Fertilisasi kadal termasuk fertilisasi internal bersifat ovovivipar.

4. Jantung Kadal terdiri dari tiga ruangan yaitu dua Atrium dan satu Ventrikel.

5. Sistem Urogenital Kadal Betina yang Organnya adalah Osteum Tuba,

Ovarium, Oviduk, Ren, Ureter, Uterus, Vesica urinaria dan Kloaka

6. Sistem Pencernaan pada Kadal terdiri dari Hepar, Empedu, Gastrum,

Pankreas, Intestine, Rektum,dan Kloaka.

7. Sistem respirasi pada Kadal dimulai ke nares externa, nares interna, glottis,

larink, trakea, paru-paru.

Page 35: Semua Laporan Anatomi 1-2, Kamal

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Djuhanda, 1994. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Armico,Bandung.

Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 1. Armico, Bandung.

Iqbal, Muhammad. 2007. Sistem Reproduksi. http://www.mohammad iqbal’s.wordpress.com. Diakses pada tanggal 4 Mei 2011.

Jassin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invetebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.

Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid 3. Erlangga, Jakarta.

Parker, T. J. & Haswell, W. A. 1978. Text Book of Zoology II Vertebrates. TheMac Millan Press, New York.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta

Schmidt-Nelsen, K. 1990. Animal Physiologi-Adaptation and Environment Fourth Edition. Cambridge University, Cambridge.

Villee, et al., 1988. Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta.