seminar hasil hibah penelitian dosen

128
SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN DENPASAR, 8 DESEMBER 2017 BUKU ABSTRAK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

DENPASAR, 8 DESEMBER 2017

BUKU ABSTRAK

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS UDAYANA

2017

Page 2: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

ii

Page 3: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

iii

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN

Analisis Indeks Keberlanjutan Usahatani CabaiDi Kabupaten Bangli

I Nyoman Gede Ustriyana dan Ni Wayan Putu Artini

Serangan Dan Kerugian Lalat Buah Bactrocera dorsalis Complex (Diptera : Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk

I N. Wijaya dan W. Adiartayasa

Efisiensi Usahatani Anggota Simantri Di Lahan Kering dan Lahan Basah Di Kabupaten Gianyar

Ni Luh Prima Kemala Dewi dan Ida Ayu Listia Dewi

Penyerapan Tenaga Kerja pada Usahatani Anggota Simantri Lahan Basah dan Lahan Kering Di Kabupaten Gianyar

Putu Udayani Wijayanti dan Ni Luh Prima Kemala Dewi

Perbandingan Pendapatan Padi dan Pisang Klutuk Di Lahan Sawah di Desa Puhu Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar

I Dewa Gede Agung dan I Wayan Widyantara

Persepsi Petani Terhadap Usahatani Pisang Klutuk Di Lahan Sawah Di Desa Buahan Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar

I Wayan Sudarta dan I Dewa Gede Agung

Page 4: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

iv

Analisis Kepuasan Rumah Tangga Penerima RaskinDi Kabupaten Tabanan

Ni W P Artini dan J Daryanto

Analisis Kebutuhan Traktor dan Power Threser pada Suatu Subak dalam Mendukung Swasembada Pangan Beras

Ketut Budi Susrusa, Yohanes Setiyo dan Putu Udayani Wijayanti

Studi Kelayakan dan Carrying Capacity untuk Keberlanjutan Usahatani Ikan di Danau Batur, Bali, Indonesia

I Wayan Budiasa, I Gusti Ngurah Santosa dan I Gusti Agung Ayu Ambarawati

Evaluasi Implementasi Tri Hita Karana pada Sistem SubakSebagai Warisan Budaya Dunia

I Ketut Suamba, Wayan Windia dan I Wayan Tika

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Agrowisata Menunjang Pariwisata Berkelanjutan di Kintamani

I Made Sarjana dan I Ketut Surya Diarta

Efektivitas Sistem Distribusi Air Irigasi dalam Peningkatan Indeks Pertanaman di Subak Padanggalak, Daerah Irigasi Kedewatan, Bali

Ratna Komala Dewi, I Nyoman Parining, dan Wayan Widyantara

Analisis Risiko Pendapatan Cabai Merah Pada Lahan Sawah Dataran Tinggi Di Kabupaten Karangasem, Bali

Ratna Komala Dewi* dan I Nyoman Parining

Page 5: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

v

Model Dinamika Pemasaran Komoditi Sayuran Dataran Tinggi dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani Di Kabupaten Buleleng

Dwi Putra Darmawan, Gede Mekse Korri Arisena, Ni Wayan Febriana Utami, dan I Gde Kajeng Baskara

Identifikasi Produk Unggulan UMKM Di Kabupaten Jembrana

Made Antara dan Made Sri Sumarniasih

Kajian Potensi Subak Kerdung untuk Pengembangan Ekowisata Di Kota Denpasar

A.A.Ayu Wulandira Sawitri Djelantik dan I Made Sudarma

Kinerja Usahatani Tanaman Musiman di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Ida Ayu Listia Dewi dan I Ketut Rantau

Pemanfaatan Rhizobakteria Pelarut Fosfat Dari Beberapa Jenis Tanaman Leguminosae Untuk Memacu Pertumubuhan Tanaman Dan Menginduksi Ketahanan Sistemik Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L) Terhadap Penyakit Di Lahan Sawah

Made Sudana, dan Gusti Ngurah Raka

Potensi Rizobakteri Penghasil Asam Indole Asetat Dalam Memacu Pertumbuhan Dan MeningkatkanHasil Kedelai Edamame (Glycine Max)

Khamdan Khalimi, Dewa Ngurah Suprapta,I Made Sudana dan I Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya

Page 6: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

vi

Keragaman Dan Potensi Jamur Eksofit Sebagai Agensia Hayati Dalam Mengendalikan Penyakit Busuk Buah Kakao (Pytophthora Palmivora Butler) Secara In Vitro

Ni Wayan Suniti dan I Made Sudarma

Pola Gejala Klorosis Daun, Distribusi dan Genetika Penyebab Penyakit CVPD pada Tanaman Jeruk Di Provinsi Bali

W. Adiartayasa dan I G. N. Bagus

Pengaruh Pemupukan Berimbang Spesifik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Gaharu (Gyrinops versteegii) Dan Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah

A.A. N. Supadma, Made Dana, dan I Made Mega

Pengendalian Penyakit Layu Stewart Pada Jagung Dengan Rhizobakteri

I Gede Rai Maya Temaja, G.N. Alit Susanta Wirya, dan Ni Made Puspawati

Transformasi In Planta melalui Agrobacterium tumefaciens pada Tanaman Anggur (Vitis vinifera L.)

Rindang Dwiyani, Hestin Yuswanti, I Nyoman Gede Astawa, Bambang Sugiharto, I Putu Wahyu Sanjaya3, dan I Gusti Agung Indra Mertawan

Pertumbuhan Tanaman Anggrek Dendrobium pada Beberapa Jenis Media dan Pemberian Pupuk Organik Cair

I Dewa Made Arthagama, I Made Dana, dan Tatiek Kusmawati

Page 7: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

vii

Dinamika Populasi Hama Penting yang Menyerang Tanaman Jagung Di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

I Gusti Ngurah Bagus dan I Made Sudarma

Keragaman Dan Potensi Jamur Eksofit Sebagai Agensia Hayati Dalam Mengendalikan Penyakit Busuk Buah Kakao[Phytophthora Palmivora (Butler) Butler] Secara In Vitro

Ni Wayan Suniti dan I Made Sudarma

Serangan Hama Penggerek Tongkol Jagung [helicoverpa armigera (lepidoptera: noctuidae)] Di Desa Kertalangu Kecamatan Denpasar Timur

Dwi Widaningsih dan I Made Sudarma

Identifikasi Molekuler Jamur Endofit yang Berasal dari Tanaman Kakao Sehat (Theobroma cacao l.)

I Made Sudarma, Ni Made Puspawati dan I Ketut Suada

Populasi Dan Tingkat Serangan Hama Boleng (Cylas formicarius Fab. (Coleoptera: Curculionidae) pada Ketela Rambat (Ipomoea batatas L.) DI Pasar Tradisional Denpasar

Ni Nengah Darmiati dan I Made Sudarma

Identifikasi Hama Pada BeberapaTanaman Hias Di Kebun Raya Bedugul

Dewa Singarsa, I Made Mega Adnyana dan A.A.A.A. Sri Sunari

Ekplorasi Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dari Beberapa Bahan Tumbuhan

I Nyoman Gede Astawa dan Khamdan Khalimi

Page 8: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

viii

Penanaman Bibit Cabai Sehat Di Luar MusimDengan Perlakuan Mulsa Plastik

IDN Nyana, dan I D.A Mayun dan K. Siadi

Pemetaan Evaluasi Status Kesuburan Tanah SawahBerbasis Sistem Informasi Geografi (SIG) Di Kota Denpasar

Ni Made Trigunasih dan I Nyoman Sunarta

Jenis Dan Tingkat Serangan Hama Tanaman HiasDi Kawasan Objek Wisata Candi Dasa

A.A.Ayu Agung Sri Sunari dan I Made Mega Adnyana

Pengaruh Pupuk Organik, Anorganik dan Pupuk Hayati Nitrobacter TJ terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Padi Varietas IR 64

I Wayan Narka, I Nyoman Dibia, dan Tatiek Kusmawati

Identifikasi Insect Pathogen yang Menginfeksi Kutu Putih(Dialeurodes citri Ashmead) pada Tanaman Jeruk (Citrus nobilis Tan.)

I Putu Sudiarta dan Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya

Aplikasi Beberapa Isolat Bakteri Pelarut Fosfat Dan Pupuk Organik Terhadap Retensi Fosfor Tanah Andisol Dan Pertumbuhan Tanamanjagung (Zea mays L.)

K. Dharma Susila, N.Soniari dan Tati Budi K.

Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik Dan Anorganik untuk Peningkatan Produksi Kedelai Edamame Pada Tanah Subgroup Typic Epiaquepts di Subak Anggabaya, Denpasar

Wiyanti dan T. B. Kusmiyarti

Page 9: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

ix

Kombinasi Pupuk Organik Dan Pupuk Kalium Untuk Meningkatkan Produksi Dan Rasa Manis Buah Labu Madu (Cucurbita moschata) Pada Jenis Tanah Latosol Coklat Kekuningan

I Nyoman Dibia, dan Wayan Narka

Aplikasi Formulasi Pupuk Gaharu-C (Organik Dan Anorganik) Pada Tanaman Gaharu (Gyrinops verstegii) Pada Spesifik Lokasi Di Kabupaten Tabanan

I Made Mega dan A.A. Nyoman Supadma

Pemetaan Potensi Dan Status Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa Di Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung

W. Sedana, dan I.B. Bhayunagiri

Wujud Kearifan Lokal Melalui Pemanfaatan Pupuk Mineral Plus Didalam Meningkatkan Produksi,Kualitas dan Daya Simpan Buah Cabe Rawit Di Bali

I.B. Bhayunagiri dan W Sedana

Isolasi dan Identifikasi Azotobacter Dari Beberapa Tipe Penggunaan Lahan Di Desa Jegu, Kecamatan Penebel, Tabanan

N. N. Soniari dan I W. D. Atmaja

Evaluai dan Penetapan Lahan Pertanian Berkelanjutanuntuk Pencegahan Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Bangli(Tahap II Kecamatan Tembuku dan Susut)

I Made Adnyana, I Nyoman Puja, dan I Dewa Made Arthagama

Page 10: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

x

Perlakuan Benih Sebelum Tanam Mempercepat Pertumbuhan dan Transplanting Bibit Bawang Merah Asal Biji

I G.A. Mas Sri Agung dan I Wayan Diara

Kajian Propagasi Vegetatif Jambu Biji dalam Upaya Mengatasi Keterbatasan Pengembangan Jambu Biji Unggul

Gede Wijana, Utami, Putu Dharma, AA Made Astiningsih, I Wayan Adi Wirawa, dan I Gede Komang Kurnia Yogiswara

Pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle (Uav) Untuk Memantau Kerusakan Lahan Padi Dalam Mempercepat Proses Klaim Asuransi Pertanian

I Gusti Agung Ayu Ambarawati dan I Made Anom Sutrisna Wijaya

Menginduksi Mutagenesis In Vivo Multi Step Dengan Kolkisinpada Tanaman Kacang Tunggak Mutan 1

I Gede Ketut Susrama dan I Gede Putu Wirawan

Aplikasi Kombinasi Isolat Trichoderma dan Pseudomonas Indigenus untuk Memacu Pertumbuhan Tanaman dan Menekan Plasmodiophora brassicae Patogen Akar Gada Kubis

I Ketut Suada dan Anak Agung Gede Suwastika

Perbaikan Kualitas Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) Kultivar Getas Merah melalui Aplikasi GA3,sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing Buah Lokal

Ni Nyoman Ari Mayadewi dan I Made Sukewijaya

Page 11: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

xi

Sistem Informasi Sumberdaya Lahan untuk Perencanaan Pembangunan Daerah Tujuan Wisata Agro Di Wilayah Sarbagitaprovinsi Bali

Indayati Lanya dan N.Netera. Subadiyasa

Aplikasi Pemupukan untuk Peningkatan Produksi Dan Kualitas Komoditas Hortikultura Penunjang Pariwisata Bali

Netera Subadiyasa, Indayati Lanya dan Nyoman Dibia

Potensi Sumber Daya Air untuk Pengembangan Sistem Pertanian Organik Di Daerah Hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan

I Gusti Ngurah Santosa dan I Wayan Budiasa

Eksplorasi Endomikorisa Indigenus pada PerkebunanSalak Bali Sebagai Pupuk Hayati

Rai, I N, K. Suada, M. Praborini, dan I W. Wiraatmaja

Potensi Mikroorganisme Selulolitik dari Beberapa Jenis Mol dalam Mendekomposisikan Sampah Organik Kota Menjadi Kompos Plus

W. Sri Sutari, Ni Luh Kartini dan A.A.N.G Suwastika

Pemberian Ekstrak Bahan Nabati Daun Sirih (Piper betle L.) Dalam Berbagai Konsentrasi Untuk Menekan Populasi Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.) Yang Menyerang Tanaman Tomat

Made Sritamin dan I Dewa Putu Singarsa

Page 12: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

xii

Penetapan Dosis Pupuk Spesifik Lokasi Untuk Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Evaluasi Status Kesuburan Tanah Di Kecamatan Abang, Karangasem

I Nyoman Puja dan I Wayan Dana Atmaja

Isolasi dan Identifikasi Patogen Penyebab Penyakit Layu Stroberi Di Kawasan Bedugul

Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, I Putu Sudiarta, Gede Rai Maya Temaja, I Gusti Ayu Devi Valenia Sari

Kajian Beberapa Cara Fermentasi Yang Dilakukan Oleh Petani Terhadap Mutu Biji Kakao (Theobroma Cacao L.)

Ni Luh Made Pradnyawathi, I Ketut Arsa Wijaya dan I Nyoman Sutedja

Rencana Penggunaan Lahan Berdasarkan Metode Skoring di Kecamatan Kintamani

Made Sri Sumarniasih

Karakteristik Umum Mikrobiologi Tanah pada Lahan Pertanian Sayuran Organik dan Konvensional di Dataran Tinggi Bali

Anak Agung Istri Kesumadewi, Ni Luh Kartini, dan Stefaan De Neve

Peranan parasitoid dalam mengendalikan lalat buah, Bactorccera dorsalis Complex pada sentra pertanaman jeruk di Bali

I Wayan Susila, I Wayan Supartha, dan I Ketut Sumiartha

Page 13: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

xiii

Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Menghitung Beban Emisi Dan Sumber Pencemar Udara Co2 Di Kota Denpasar

I Wayan Nuarsa, I Gusti Alit Gunadi, I Made Sukewijaya dan Abd. Rahman As-syakur

Kesesuaian beberapa jenis pohon di tiga ruas jalan Kota Denpasar sebagai tanaman tepi jalan

A.A. K. Krisnandika dan N. Kohdrata

Pemetaan Taman Setra di Kota Denpasar Berbasis Teknologi Informasi

Anak Agung Gede Sugianthara, Anak Agung Gede Dalem Sudarsana dan Sang Made Sarwadana

Rencana Penataan Fasilitas Wisata untuk Meningkatkan Aktivitas Wisata pada Ekowisata Subak Sembung, Kota Denpasar

LS Yusiana, CGA Semarajaya, AAGD Sudarsana, dan NNA Mayadewi

Identifikasi Karakteristik Pengunjung Taman Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar

Naniek Kohdrata, Cokorda Gede Alit Semarajaya, A.A. Keswari Krisnandika

Identifikasi Suhu Permukaan Lahan Untuk Alokasi Ruang Terbuka Hijau Kota Di Pulau Bali

I Gusti A.A.Rai Asmiwyati, Robert J. Corner, dan Ashraf M. Dewan

Page 14: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

xiv

Page 15: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

1

Analisis Indeks Keberlanjutan Usahatani CabaiDi Kabupaten Bangli

I Nyoman Gede Ustriyana dan Ni Wayan Putu ArtiniProgram Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKPara ahli masih banyak berbeda pendapat dalam memaknai konsep pembangunan berkelanjutan. Walaupun demikian pertanian berkelanjutan telah disepakati menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu sangat relevan untukdilakukan penelitian dalam rangka mengukur keberlanjutan pembangunan pertanian menggunakan indeks keberlanjutan. Tujuan penelitian ini adalah mengukur indeks keberlanjutan usahatani cabai menggunakan indeks komposit. Pengumpulan data dilakukan melalui survei wawancara kepada 60 responden petani cabai di Kabupaten Bangli menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil perhitungan indeks keberlanjutan menunjukkan dari 30 variabel yang diukur diperoleh hanya 1 variabel masuk katagori “tinggi”, 20 variabel masuk katagori sedang dan 9 variabel masuk katagori “rendah”. Nilai indeks gabungan adalah sebesar 0.47 dan masuk katagori “sedang”.

Kata kunci: Pembangunan Pertanian, Pertanian Berkelanjutan dan Indeks Keberlanjutan

Page 16: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

2

Serangan Dan Kerugian Lalat Buah Bactrocera dorsalis Complex (Diptera: Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk

I N. Wijaya* dan W. AdiartayasaProgram Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPenelitian Serangan dan Kerugian Lalat Buah, Bactrocera dorsalis Complex (DIPTERA : TEPHRITIDAE) pada Tanaman Jeruk telah dilaksanakan dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola serangan, kerusakan dan kerugian secara ekonomi yang diakibatkan serangan lalat buah pada pertanaman jeruk. Penelitian dilakukan di Desa Katung, Kecamatan Kintamani sejak bulan Mei sampai September 2017, mulai dari tanaman berbuah sampai panen yang dilakukan setiap minggu. Identifikasi buah terserang dilakukan di Laboratorium Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Hasil penelitian menunjukkan serangan lalat buah pada pertanaman jeruk memiliki pola yang berfluktuasi. Fluktuasi tersebut berkaitan dengan fenologi tanaman inang (buah jeruk) yang keberadaannya selalu ada, sehingga selalu dapat digunakan sebagai tempat peletakan telur dan proses berkembang larvanya. Kerusakan buah jeruk akibat serangan lalat buah di pertanaman jeruk dengan kategori sedang. Rata-rata kerugian pertanaman mencapai 15,71 kg dengan nominal sebesar Rp. 47.150, sehingga kerugian perhektar sebesar Rp.29.468.750.

Kata kunci: Fenologi tanaman jeruk, serangan lalat buah, kerugian

Page 17: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

3

Efisiensi Usahatani Anggota Simantri Di Lahan Kering dan Lahan Basah di Kabupaten Gianyar

Ni Luh Prima Kemala Dewi* dan Ida Ayu Listia DewiProgram Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia*E-mail: [email protected]

ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya bantuan peme-rintah pada simantri selain itu untuk mengetahui efisiensi usahatani anggota simantri lahan kering dan lahan basah. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gianyar. Sampel diambil sebanyak 36 petani di simantri lahan basah dan 30 petani di simantri lahan kering. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kuantitatif untuk mengetahui besar investasi dan bantuan pemerintah kepada simantri, dan untuk membandingkan efisiensi antara dataran rendah dengan dataran tinggi menggunakan metode analisis uji beda R/C rasio. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya rata-rata penerimaan pada usahatani padi di lahan basah sebesar Rp.14.994.046,64 dan besarnya rata-rata penerimaan di lahan kering sebesar Rp 13.058.017,41. Pendapatan usahatani padi di lahan basah dan lahan kering adalah penerimaan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usahatani padi di lahan basah sebesar Rp 7.350.365,58 dan di lahan kering sebesar Rp 7.256.033.18. Dengan perbandingan 3,57 : 2,72 sehingga anggota simantri pada lahan basah lebih efisien dari pada anggota simantri pada lahan kering.

Kata kunci: efisiensi, usahatani, lahan kering, lahan basah

Page 18: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

4

Penyerapan Tenaga Kerja pada Usahatani Anggota Simantri Lahan Basah dan Lahan Kering

di Kabupaten Gianyar

Putu Udayani Wijayanti* dan Ni Luh Prima Kemala DewiProgram Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, UNUD

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia*E-mail: [email protected]

ABSTRAKSimantri merupakan sebutan sistem pertanian terintegrasi memiliki arti yaitu upaya terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model percontohan dalam mempercepat alih teknologi kepada masyarakat pedesaan. Simantri di pedesaan khususnya di Kabupaten Gianyar, menunjukkan bahwa Pemda Bali telah melakukan sejumlah investasi di pedesaan, yang semestinya membawa dampak terhadap penyerapan tenaga kerja sub sektor usahatani, serta meningkatnya produktivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja anggota usahatani simantri dan produktivitas tenaga kerja anggota usahatani simantri pada sektor pertanian di lahan basah dan kering. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Jumlah sampel petani di lahan basah sebanyak 35 petani dari 208 populasi dan di lahan kering sebanyak 30 sampel petani dari 135 populasi. Metode analisis data menggunakan rumus produktivitas dan uji Thitung dengan analisis perbandingan uji F. Dari penelitian ini diperoleh total HKP simantri di lahan basah adalah 7.802,73 HKP dan di lahan kering sebesar 7.073,29 HKP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang tidak signifikan antara tenaga kerja di lahan basah dan di lahan kering yaitu sebesar 1,39.

Kata kunci: simantri, penyerapan, produktivitas, tenaga kerja.

Page 19: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

5

Perbandingan Pendapatan Padi dan Pisang Klutuk Di Lahan Sawah di Desa Puhu Kecamatan Payangan

Kabupaten Gianyar

I Dewa Gede Agung* dan I Wayan WidyantaraProgram Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKKomoditi hortikultura khususnya buah-buahan merupakan komoditi pertanian yang mampu memberikan pendapatan kepada para petani. Di Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar memiliki potensi komoditas unggulan yaitu pengembangan pisang klutuk dilahan basah dan dilahan kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbandingan pendapatan petani pisang klutuk dilahan basah dengan usahatani konvensional padi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi, dengan melibatkan 40 orang petani yang menanam padi dan pisang di sawah. Analisis data yang dilakukan dengan menghitung biaya total, biaya rata-rata, penerimaan usahatani, pendapatan usahatani, tahap selanjutnya menentukan rumusThitung yang digunakan dengan analisis perbandingan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 sampel pada usahatani padi dan 30 sampel dalam usahatani pisang dengan uji t berbeda nyata 5%. Diperoleh hasil pendapatan usahatani padi Rp 12.433.670,01 lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan usahatani pisang Rp 10.034.863,93 dengan luas lahan masing-masing satu hektar dalam satu musim tanam.

Kata kunci: pendapatan, pisang klutuk, padi

Page 20: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

6

Persepsi Petani Terhadap Usahatani Pisang Klutuk Di Lahan Sawah Di Desa Buahan Kecamatan Payangan

Kabupaten Gianyar

I Wayan Sudarta* dan I Dewa Gede AgungProgram Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPembangunan pertanian dengan pendekatan agribisnis diharapkan akan dapat menjadi wahana untuk mencapai sasaran strategis seperti pendapatan, nilai tambah, pemerataan dan stabilitas. Perilaku petani dan pelaku sistem agribisnis lainnya harus berubah dan diubah kearah perilaku agribisnis dengan menyelenggarakan penyuluhan dan komunikasi informasi agribisnis untuk mengubah perilaku agribisnis petani menjadi perilaku agribisnis berkebudayaan industri secara tepat.Sampel diambil secara sengaja sebanyak 17 orang petani yang bertanam pisang di lahan sawah dari populasi sejumlah 89 petani yang bertanam pisang di sawah dan tegalan. Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini diolah dan ditabulasikan, kemudian dimasukan ke dalam tabel dan dihitung persentasenya.Masing-masing variabel diukur menggunakan metode scoring. Skala dibagi menjadi lima (1, 2, 3, 4,5) yaitu sesuai dengan kriteria Likert. Luas garapan rata-rata lahan pertanian sawah responden 48,07 are, dan pengalaman berusahatani tanaman pisang klutuk berkisar antara 1 s.d 15 tahun. Penanaman pisang klutuk menunjukkan kategori baik dengan pencapaian skor 64,71%, serta pemupukan berada pada kategori baik dengan pencapaian skor 52.94%. Panen rata-rata dilakukan setiap

Page 21: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

7

1,5 bulan sekali, menunjukkan kategori baik dengan skor 70.59%. Sementara persepsi pasca panen responden berada pada kategori baik dengan pencapaian skor 58.82% dalam hal pemasaran. Hal ini dikarenakan pemasaran langsung dilakukan ditempat yaitu pada pengepul. Hanya satu atau dua orang pernah menjual sendiri ke pasar. Persepsi responden dari hasil penelitian secara keseluruhan berada pada kategori baik dengan pencapaian skor 82,35%.

Kata kunci: persepsi, pisang klutuk, usahatani

Page 22: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

8

Analisis Kepuasan Rumah Tangga Penerima RaskinDi Kabupaten Tabanan

Ni W P Artini* dan J DaryantoProgram Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKSalah satu program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah memberikan bantuan pangan berupa beras kepada masyarakat miskin (Raskin). Penelitian ini mengenai tingkat kepuasan rumah tangga sasaran (RTS) dan menentukan kesenjangan antara harapan RTS dengan kinerja Program Raskin untuk setiap atribut kepuasan. Data primer diperoleh dari 60 RTS penerima manfaat raskin melalui kuesioner dan wawancara. Penentuan responden dilakukan dengan nonprobability sampling. Tujuan penelitian adalah (1) menganalisis tingkat kepuasan RTS terhadap program raskin; dan (2) menganalisis tingkat kinerja dan harapan penerima raskin terhadap program raskin dan kesenjangan (gap) diantara keduanya selama ini. Analisis data menggunakan analisis Gap, Importance Performance Analysis (IPA) dan Diagram Kartesius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga penerima Raskin merasa puas dengan kegiatan program Raskin dengan indeks kepuasan sebesar 72,7% dan ada kesenjangan antara kepentingan penerima Raskin dan kinerja program Raskin. Atribut yang dianggap penting oleh RTS yang tidak sesuai dengan keinginan RTS adalah jumlah beras yang disalurkan sesuai dengan kebutuhan

Page 23: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

9

RTS (X6) dan mengganti beras berkualitas kurang / kurang berat (X15).Atribut ini harus menjadi prioritas utama bagi para manajer Raskin dan mendapat perhatian khusus.

Kata kunci: kepuasan, program raskin, kesejahteraan, kabupaten tabanan

Page 24: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

10

Analisis Kebutuhan Traktor dan Power Threserpada Suatu Subak dalam Mendukung

Swasembada Pangan Beras

Ketut Budi Susrusa1*, Yohanes Setiyo2 dan Putu Udayani Wijayanti1

1*Program Studi Agribisnis,Fakultas Pertanian, Universitas Udayana,

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia ,2 Program Studi Teknologi Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian,Jl. Bukit Jimbaran, Badung

*E-mail: [email protected], Telp/Fax : (0361) 223544

ABSTRAKTujuan jangka panjang adalah efektifitas sistim tatakelola ALSINTAN (hand tractor, rice combine harvester, serta power threser) untuk mendukung program ketahanan dan keamanan pangan nasional. Tujuan khusus penelitian adalah menganalisis kelayakan ekonomis sistem tatakelola ALSINTAN di Gapoktan atau petani yang berada di Kabupaten Tabanan. Penelitian difokuskan padakajian tatakelola, kajian ekonomis, kajian daya dukung sumberdaya manusia terhadap keberadaan ALSINTAN pada Gapoktan khususnya di petani padi. Kajian teknis meliputi : (1) kapasitas kerja alat, (2) jadwal lama pengoperasian alat selama satu tahun, dan (3) luas subak yang dilayani dan jangkauan di luar subak milik Gapoktan. Sedangkan kajian ekonomis meliputi : (1) kajian ongkos operasi ALSINTAN (biaya tetap dan biaya tidak tetap), dan (2) benefit cost rasio. Kajian untuk sumber daya manusia meliputi : (1) keterampilan SDM, (2) pelatihan terhadap SDM, (3) waktu kerja efektif serta (4) kesejahteraan SDM. Untuk daya dukung perbengkelan yang dikaji adalah lokasi, kelengkapan peralatan, frekuensi pelayanan

Page 25: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

11

perawatan serta perbaikaan ALSINTAN. Data primer berupa kinerja pengoperasian alat (kapasitas dan kualitas hasil kerja). Data sekunder didapatkan dengan wawancara terstruktur pada pengurus Gapoktan, pengelola ALSINTAN, dan petani pemakai ALSINTAN. Hand traktor merupakan alat yang sangat penting bagi petani padi di Propinsi Bali, rata-rata setiap subak dalam proses pengolahan tanah sudah dilakukan secara mekanis mempergunakan bajak singkal dan bajak rotary dengan sumber tenaga penggerak hand traktor. Kualitas kerja pengolahan tanah sudah sangat baik dan efisiensi kerja yang tinggi, sehingga padi yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik. Power threser untuk perontokan gabah sudah dioperasikan secara baik dengan hasil kerja yang maksimal (efisiensi 94 %, tingkat kehilangan kurang dari 3 %). Namun kebutuhan power threser belum tercukupi secara maksimal karena masih ada petani yang merontok gabah mempergunakan metode gepyok. Hasil analisis terhadap NPV, B/C dan IRR adalah NPV nilainya positip, B/C > 1 dan IRR diatas 100 % maka investasi alat-alat hand traktor untuk bajak rotary, bajak singkal dan thresher layak dilakukan

Kata Kunci: Alsintan, Padi, Bajak, Gabah

Page 26: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

12

Studi Kelayakan dan Carrying Capacity untuk Keberlanjutan Usahatani Ikan di Danau Batur,

Bali, Indonesia

I Wayan Budiasa1*, I Gusti Ngurah Santosa2 dan I Gusti Agung Ayu Ambarawati1

1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia2 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKKawasan Danau Batur di Kabupaten Bangli ditetapkan sebagai kawasan Daya Tarik Wisata panorama alam meliputi kawasan perairan Danau Batur seluas lebih kurang 1.667 ha dan kawasan sempadan Danau Batur seluas lebih kurang 102 ha. Berdasarkan potensinya secara legal formal tertuang dalam RTRW Kabupaten Bangli 2013-2033, kawasan perairan Danau Batur juga dikembangkan sebagai kawasan perikanan budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) dengan potensi pengembangan sekitar 83,35 ha atau 5% dari luas perairannya. Saat ini potensi perikanan tersebut telah dimanfaatkan sekitar 6,28 ha, sehingga masih terdapat cadangan area investasi KJA seluas 77,07 ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan investasi usaha perikanan dengan teknologi KJA di Danau Batur dan mengkaji daya dukung Danau Batur untuk pengembangan potensi usaha perikanan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survai terhadap 30 sampel usahatani ikan nila di tiga desa dengan jumlah petak KJA terbanyak yaitu Kedisan, Batur Tengah, dan Songan B untuk dianalisis menggunakan analisis biaya manfaat

Page 27: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

13

berdasarkan kriteria investasi berdiskonto untuk menjawab tujuan pertama. Pengujian kualitas air terhadap 6 sampel air yang diambil di tiga titik koordinat GPS yang diambil menggunakan deep water sampler dilakukan di Laboratorium Analitik Universitas Udayana menggunakan criteria mutu air (KMA) Kelas II berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2016 untuk menjawab tujuan penelitian kedua. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa: (1) Budidaya ikan dengan teknologi KJA sembilan petak dengan umur ekonomis 7 tahun layak secara finansial, dan aplikasi pakan terapung lebih ramah lingkungan dan lebih ekonomis dengan NPV = Rp44.311.190, IRR = 74,43%, dan Net B/C = 3,53; dan (2) Secara fisik masih tersedia daya tampung yang luas sebanyak 75,72 ha (92,34% dari total potensi pengembangan investasi perikanan dengan KJA), namun berdasarkan KMA Danau Batur kurang memberikan daya dukung bagi potensi pengembangan budidaya ikan dengan KJA terindikasi dari nilai parameter TDS, NO2, BOD, Total P, NH3, dan P-PO4 yang nilainya melebihi ambang batas maksimal KMA Klas II. Meskipun investasi KJA di perairan Danau Batur tersebut layak secara finansial, namun dengan adanya kendala daya dukung lingkungan, maka disarankan agar dilakukan penundaan pengembangan KJA lebih lanjut sampai adanya pemulihan kondisi perairan Danau Batur yang memenuhi KMA Klas II.

Kata Kunci: Kelayakan, keramba jaring apung, nila, kualitas air, Danau Batur

Page 28: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

14

Evaluasi Implementasi Tri Hita Karana pada Sistem Subak Sebagai Warisan Budaya Dunia

I Ketut Suamba1, Wayan Windia1 dan I Wayan Tika2

1 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia2) Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali.Telp. 08123993331, *E-mail: [email protected],

ABSTRAKSubak sebagai sebuah sistem irigasi yang khas di Bali, memanfaatkan Tri Hita Karana sebagai landasan dalam menjalankan semua aktivitasnya. Kekhasannya adalah, karena pada sistem irigasi subak terdapat peranan untuk melakukan aktivitas ritual. Aktivitas tersebut sejatinya adalah bagian dari aktivitas Tri Hita Karana (THK). Aktivitas THK berkait dengan kegiatan Parhyangan, Pawongan, dan Pelemahan. Ketiga aktivitas dalam THK itu bertujuan untuk menuju adanya harmoni antara manusia dengan Tuhan, sesamanya, dan lingkungan alam sekitarnya. Tujuan penelitian tahun I adalah untuk mengetahui implementasi THK pada masyarakat/petani di Bali, dan elemen-elemen yang paling dominan dan yang paling tidak dominan dalam pelaksanaan THK pada masyarakat/petani di Bali. Tujuan tahun II adalah merumuskan kebijakan dan program untuk mempertahankan elemen THK yang sudah diterapkan dengan baik, serta memperbaiki elemen THK yang tidak diimplementasikan dengan baik. Penelitian dilakukan pada subak yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco, yakni subak di wilayah Catur Angga Batukaru, Kabupaten Tabanan dan subak di wilayah hulu Sungai Pakerisan, Kabupaten Gianyar. Penetapan subak sebagai warisan budaya oleh Unesco tahun 2012

Page 29: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

15

karena subak dinilai secara riil mewujudkan implementasi konsep THK. Dengan demikian ada tanggung jawab moral terhadap dunia untuk mempertahankan keberlanjutan implementasi konsep THK tersebut. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani anggota subak di wilayah Catur Angga Batukaru dan anggota subak di wilayah hulu Sungai Pakerisan. Selanjutnya, sampel dipilih secara acak, masing-masing wilayah sebanyak 30 orang petani, sehingga jumlah seluruh sampel menjadi 60 orang petani. Jumlah sampel pada masing-masing wilayah sebanyak 30 orang sudah dianggap cukup efektif dalam proses analisis statistik. Semenntara itu data sekunder akan diperoleh dari instansi yang terkait dengan kajian dalam penelitian ini. Analisis data untuk mengukur implementasi THK digunakan metode logika fuzzy (fuzzy logic). Sebagian parameter dari elemen-elemen THK tersebut memiliki karakteristik ketidakjelasan (vagueness), sehingga diperlukan logika fuzzy (fuzzy logic) dalam membangun persamaan hubungan dalam analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan secara umum, elemen Tri Hita Karana (THK) masih diimplementasikan dengan baik oleh petani di wilayah Subak Catur Angga Batukaru Kabupaten Tabanan maupun di wilayah subak hulu Sungai Pakerisan Kabupaten Gianyar. Elemen THK yang paling dominan diterapkan di wilayah Subak Catur Angga Batukaru dan subak di wilayah hulu Sungai Pakerisan adalah elemen parhyangan. Elemen pawongan untuk pengelolaan internal subak, juga masih baik diimplementasikan, namun pengelolaan terhadap pengembangan pariwisata masih sangat lemah. Subak hanya sebagai objek, belum berfungsi sebagai subjek pengelola pengembangan pariwisata. Elemen palemahan, mulai melemah dengan adanya pengembangan pariwisata di wilayah Catur Angga Batukaru terutama di Subak Jatiluwih. Pengembangan sarana pariwisata seperti restoran, ada memanfaatkan lahan produktif (lahan sawah). Peran subak perlu

Page 30: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

16

ditingkatkan dalam pengelolaan pengembangan pariwisata yang memanfaatkan kawasan subak sebagai objek pariwisata. Subak semestinya dalam posisi sebagai pengelola dalam pengembangan pariwisata akibat status subak sebagai kawasan WBD. Dengan demikian akan memberi dampak positif secara langsung terhadap subak.

Kata Kunci: Subak, Warisan Budaya Dunia, Implementasi Tri Hita Karana

Page 31: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

17

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Agrowisata Menunjang Pariwisata Berkelanjutan di

Kintamani

I Made Sarjana dan I Ketut Surya DiartaProgram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKPengembangan agrowisata sebagai langkah inovatif dan kreatif bagi petani dalam menjaga keberlanjutan usahatani melalui kunjungan wisatawan di areal pertanian dan peningkatan nilai produk pertanian. Multifungsi areal pertanian memberi harapan bagi peningkatan pendapatan petani, dan juga diversifikasi atraksi wisata. Obyek Daya Tarik Wisata Khusus (ODTWK) Kintamani salah satu kawasan pariwisata populer di Bali yang dalam kurun beberapa tahun belakangan mengalami penurun citra dan kunjungan wisatawan. Kondisi akibat aktivitas kepariwisataan yang cendrung mengeksploitasi sumberdaya sehingga menimbulkan kerusakan yang lingkungan teramat parah seperti menurunnya kualitas landskap/pemandangan alam. Wisatawan enggan berkunjung ke Kintamani diduga akibat atraksi wisata yang monoton. Pembangunan pariwisata membutuhkan partisipasi masyarakat, maka untuk mengembalikan “kejayaan” Kintamani sebagai destinasi pariwisata unggulan di Bali perlu keterlibatan masyarakat. Penelitian ini berupaya menginvestigasi dan menganalisis bentuk-bentuk partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Kintamani. Jenis penelitian kualitatif menggunakan observasi dan wawancara mendalam untuk menggali data primer dan melaporkan hasil penelitian secara deskripsi kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dua destinasi agrowisata berbasis masyarakat di Kintamani yakni Agrowisata Tiing Bali dan Giri Alam di Desa Batur Tengah, Kintamani, Bangli.

Page 32: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

18

Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Kintamani khususnya di Desa Batur Tengah memiliki potensi pertanian yang beragam untuk dikemas sebagai atraksi agrowisata. Dua komoditas yang menjadi basis agrowisata adalah bambu dan kopi. Partisipasi masyarakat dalam pengembanga agrowisata sangat tinggi, keterlibatan masyarakat mulai dari tahap persiapan, pelaksanan, dan pengawasan/evaluasi serta memanfaatkan hasilnya. Bentuk partisipasinya dapat berupa ide/pemikiran, kontribusi material (tanah dan bahan lainnya) serta non material (tenaga kerja/gotong royong). Pengembangan agrowisata sepatutnya menjadi dilakukan secara serius dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sektor pariwisata, sehingga partisipasi masyarakat tersebut mendapat apresiasi yang memadai untuk kemajuan pariwisata Kintamani.

Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Agrowisata, Pariwisata Berkelanjuta

Page 33: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

19

Efektivitas Sistem Distribusi Air Irigasi dalam Peningkatan Indeks Pertanaman di Subak Padanggalak,

Daerah Irigasi Kedewatan, Bali

Ratna Komala Dewi*, I Nyoman Parining, dan Wayan Widyantara

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPeningkatan indeks pertanaman pada prinsipnya merupakan upaya mengoptimalkan sumberdaya air dan lahan dengan teknologi yang tepat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pola ketersediaan air irigasi; efektivitas sistem distribusi air irigasi; indeks pertanaman; strategi anggota subak menghadapi pola ketersediaan air irigasi. Penelitian ini dilakukan di Subak Padanggalak DI Kedewatan, Bali. Subak Padangalak dipilih secara purposive dengan pertimbangan fungsi subak berjalan seperti biasanya. Parameter efektivitas sistem distribusi air irigasi ditentukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ketersediaan air irigasi berfluktuasi tetapi tersedia sepanjang tahun; (2) Efektivitas sistem distribusi air irigasi sebesar 1; (3) Indeks pertanaman eksisting sebesar 250%-300% dan IP potensial sebesar 300%; (4) Strategi anggota subak dalam menghadapi pola ketersediaan air irigasi: (a) mengolah tanah secara bergantian antar munduk dan antar anggota subak dalam satu musim tanam; (b) melakukan peminjaman air irigasi jika mengalami kekurangan; (c) melakukan diversifikasi padi dengan palawija bagi anggota subak yang memperoleh debit air relatif kecil. Saran dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait: (a) neraca air yang dilengkapi dengan data primer; (b) analisis pola tanam yang

Page 34: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

20

lebih menguntungkan bagi petani dalam jangka panjang; dan (b) persepsi petani terhadap peningkatan indeks pertanaman.

Kata Kunci: Efektivitas, Sistem Distribusi Air Irigasi, Indeks Pertanaman

Page 35: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

21

Analisis Risiko Pendapatan Cabai Merah Pada Lahan Sawah Dataran Tinggi Di Kabupaten Karangasem, Bali

Ratna Komala Dewi* dan I Nyoman PariningProgram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia*E-mail: [email protected]

ABSTRAKFluktuasi produktivitas dan harga cabai merah yang dialami oleh petani mengindikasikan adanya risiko pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan, sumber dan mitigasi risiko, serta tingkat risiko pendapatan usahatani cabai merah. Analisis usahatani digunakan untuk mengetahui pendapatan; coefficient variation untuk mengukur risiko pendapatan, dan analisis deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi sumber dan mitigasi risiko pendapatan. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja di Subak Iseh, Kabupaten Karangasem. Penelitian ini menggunakan data sekunder serta data primer. Responden diambil secara acak sederhana, yaitu petani yang mengusahakan cabai merah pada musim hujan dan musim kemarau tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani cabai merah pada musim hujan sebesar Rp 42.793.576,79/ha dan Rp 46.541.506,17/ha pada musim kemarau. Risiko pendapatan bersumber dari pesaing, lingkungan fisik, dan lingkungan operasional. Jenis risiko antara lain harga; keadaan cuaca dan iklim; serangan hama penyakit; gulma; teknik berusahatani belum optimal. Tingkat risiko pendapatan pada musim hujan (3,19) lebih tinggi dibandingkan pada musim kemarau (2,89). Mitigasi risiko pendapatan antara lain (1) memilih benih tahan serangan hama penyakit; (2) mengatur pola dan waktu tanam yang tepat; (3) melakukan teknik budidaya yang tepat; (4) mengatur luas tanam; (5) memanen sesuai tingkat kematangan buah; (6) menjaga

Page 36: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

22

kesehatan lingkungan; (7) pengendalian hama penyakit; (8) petani cenderung menggunakan pendapatan dari sumber lainnya atau meminjam kepada keluarg jika gagal.

Kata Kunci: risiko, Pendapatan, Cabai Merah, Lahan Sawah, Dataran Tinggi

Page 37: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

23

Model Dinamika Pemasaran Komoditi Sayuran DataranTinggi dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani

Di Kabupaten Buleleng

Dwi Putra Darmawan1, Gede Mekse Korri Arisena1*,Ni Wayan Febriana Utami1, I Gde Kajeng Baskara2

1Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali, Indonesia2Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Bali,

Indonesia*E-mail: [email protected]

ABSTRAKSebagian besar lokasi usahatani sayuran dataran tinggi berada di daerah dengan tofografi pegunungan, sarana transportasi dan sumberdaya ekonomi yang terbatas. Terdapatnya jarak secara spasial yang cukup besar antara lokasi usahatani (Bedugul) dengan konsumen (Denpasar), menyebabkan bertambah kompleknya permasalahan pemasaran dan bertambah banyaknya lembaga pemasaran yang ikut berpartisipasi dalam saluran pemasaran yang tercipta.Upaya petani untuk meningkatkan produksi sayuran tidak akan bermanfaat apabila aspek pemasaran tidak diperhatikan secara serius. Pemasaran merupakan bagian yang menjadi titik rawan dalam sistem sgribisnis, karena masalah pemasaran sangat berkaitan dengan tingkat harga yang diterima petani. Metode yang digunakan adalah metode bertahap yang pada akhirnya tahapan tersebut digunakan untuk menciptakan model. Hasil akhir pada penelitian ini adalah model dinamika pemasaran komoditi sayuran dataran tinggi.

Kata Kunci: Informasi Pasar, Lembaga Pemasaran, Komunikasi Pemasaran, Kesejahteraan Petani

Page 38: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

24

Identifikasi Produk Unggulan UMKM Di Kabupaten Jembrana

Made Antara1* dan Made Sri Sumarniasih2

1Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia2Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPenelitian dilaksanakan di Kabupaten Jembrana dengan tujuan: (1) Identifikasi produk unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di setiap kecamatan dan kabupaten, (2) Memetakan hasil identifikasi ke dalam peta digital. Analisis data menggunakan: Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), di tingkat kecamatan dan di tingkat kabupaten menggunakan metode Borda, melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan para ekspert di setiap kecamatan dan kabupaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk unggulan UMKM di Kabupaten Jembrana di masing-masing sektor adalah: (1) Sektor pertanian adalah Padi sawah, Kedelai, Pisang, Kelapa, Cengkeh, Kopi, Kakao, Sapi, Kerbau, dan Penangkapan ikan laut; (2) Sektor industri pengolahan adalah Kopra dan minyak goreng kelapa, Penyosohan beras, RMU, Industri tenun bukan mesin (tenun cagcag), Industri makanan aneka keripik, Industri pengolahan kopi bubuk, Industri pengalengan ikan, Industri batu bata, Industri pengolahan hasil perikanan, Industri pembuatan tempe, dan Industri pembuatan tahu; (3) Sektor bangunan adalah: Kontraktor konstruksi bangunan; (4) Sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah; Hotel melati, Mini market dan toko kelontong,

Page 39: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

25

Perdagangan produk pertanian, Kios produk kerajinan, Restoran, (6) Rumah makan, Homestay, Vila, Konter HP, Perlengkapan pakaian dari tekstil (mote dan renda); (5) Sektor pengangkutan dan komunikasi adalah Angkutan darat barang (truk), Jasa pengiriman paket, Angkutan penumpang perkotaan dan pedesaan, Bus trayek, dan Warnet. (6) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan adalah LPD, BPR, KSP, KUD, KSU; (7) Sektor Jasa Lainnya adalah Objek wisata Pura Rambut Siwi, Objek wisata Taman Nasional Bali Barat, Objek wisata agro Bunutan, Objek wisata bendungan Palasari, Objek Wisata Pantai Madewi, Pangkas rambut dan salon kecantikan, Jasa binatu/laundry, Pramuwisata, Jasa perbengkelan (mobil dan motor), dan Ojek. Hasil identifikasi produk unggulan UMKM di Kabupaten Jembrana, selanjutnya dipetakan ke dalam peta digital.

Kata Kunci: Identifikasi, Produk Unggulan, UMKM.

Page 40: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

26

Kajian Potensi Subak Kerdung untuk Pengembangan Ekowisata di Kota Denpasar

A.A.Ayu Wulandira Sawitri Djelantik danI Made Sudarma

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKEkowisata merupakan salah satu bentuk kebijakan dalam pengembangan potensi wilayah untuk mengendalikan alih fungsi lahan pertanian, khususnya lahan padi sawah yang keberadaannya sudah semakin terdesak. Kebijakan ekowisata tidak hanya sebatas pada pelestarian dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam semata, tetapi diyakini akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal dan regional dalam menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kualitas hidup yang lebih baik. Dalam rangka mengendalikan laju konversi lahan yang terus meningkat, pada tahun 2016 Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar, menetapkan Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata yang ada di Kecamatan Denpasar Selatan yang berbasiskan subak serta didukung oleh berbagai potensi alam dan lingkungan sekitarnya. Tujuan utama dari penetapan subak ini sebagai ekowisata adalah untuk mengendalikan alih fungsi lahan lebih lanjut akibat dari tekanan dan ancaman yang berasal dari internal dan ekternal subak sendiri. Apabila hal ini dilakukan pembiaran maka dikhawatirkan keberadaan lahan pertanian khususnya padi sawah akan semakin habis dan nama subak akan hanya tinggal nama semata. Melihat hal tersebut maka penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk mengidentitifikasi dan menganalisis kelayakan Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata dari segi potensi yang

Page 41: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

27

dimiliki dan kendala yang dihadapi serta merumuskan strategi pengembanganya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sampel yang dipergunakan adalah sebanyak 30 responden yang semuanya adalah petani anggota Subak Kerdung. Metode analisis yang digunakan disesuaikan dengan tujuan penelitian: (1) Analisis potensi obyek daya tarik wisata alam Subak Kerdung menggunakan system nilai scoring dan pembobotan berdasarkan pedoman Analisis Daerah Operasi–Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam(ADO-ODTWA); dan (2) Analisis strategi pengembangannya menggunakan Matriks SWOT. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki Subak Kerdung dalam pengembangan ekowisata adalah kekayaan sumber daya alam hayati yang dimiliki Subak Kerdung sebagai subak di wilayah perkotaan, adanya kearifan budaya lokal yang dipertahankan oleh subak itu sendiri, dan adanya dukungan yang kuat dari petani anggota subak dan masyarakat sekitar.Dukungan masyarakat terjadi karena ekowisata diyakini akan dapat meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar. Di sisi lain, kelemahan yang dihadapi adalah ketidak mampuan awig-awig subak dalam mengendalikan alih fungsi lahan yang dilakukan oleh anggotanya. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan agar sosialisasi pentingnya pelestarian subak, perkuatan kelembagaan dan awig-awig subak, serta fasilitasi sarana dan prasarana untuk pertanian dan lembaga subak perlu terus dilakukan sehingga anggota subak tetap bersedia mempertahankan lahannya di samping adanya tambahan pendapatan yang didapatkan dari ekowisata sehingga pekerjaan di sektor pertanian tidak ditinggalkan petani.

Kata Kunci: Alih Fungsi Lahan, Ekowisata, Subak

Page 42: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

28

Kinerja Usahatani Tanaman Musiman di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Ida Ayu Listia Dewi1*, I Ketut Rantau2

1Laboratoriun Pengembangan Bisnis, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Udayana

2Laboratoriun Koperasi Agribisnis, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

HP*: 082144907558, *E-mail: [email protected]

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja usahatani tanaman musiman di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unud tahun 2017. Tujuan kedua adalah mengetahui kesesuaian teknis budidaya yang diterapkan dengan standar GAP (Good Agriculture Practise). Pemilihan lokasi ditentukan secara purposive dengan pertimbangan pengelola kebun akan membuat perencanaan tahun berikutnya berdasarkan hasil kajian ini. Informan kunci yang dipergunakan adalah ketua pengelola dan penanggungjawab penjualan. Analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Gross Margin. Hasil penelitian ini diperoleh nilai Gross Margin pada tahun 2017 sebesar Rp 19,618,279. Nilai tersebut diperoleh dari dua kali musim tanam di tahun 2017. Musim Tanam I menghasilkan nilai Gross Margin Rp 8,863,711 dan Musim Tanam II sebesar 19,618,711. Capaian ini diperoleh dengan modal sebesar Rp 6,242,689 pada Musim Tanam I dan Rp 10,026,690 pada Musim Tanam II. Produk yang dibudidayakan adalah Cabe Rawit, Tomat, Terung Bulat, Jagung Manis, Jagung Ketan, Melon Golden Apollo, dan Melon Sky Rocket. Produk yang menghasilkan nilai Gross Margin tertinggi adalah Melon Golden Apollo. Peningkatan

Page 43: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

29

skala usaha masih dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai Gross Margin, mengingat masih ada lahan yang belum diolah.

Kata Kunci: Kinerja Usahatani, Gross Margin, Musim Tanan, Tanaman Musiman

Page 44: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

30

Pemanfaatan Rhizobakteria Pelarut Fosfat Dari Beberapa Jenis Tanaman Leguminosae Untuk Memacu Pertumubuhan Tanaman Dan Menginduksi Ketahanan Sistemik Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L)

Terhadap Penyakit di Lahan Sawah

Made Sudana, dan Gusti Ngurah RakaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKDari hasil beberapa penelitian ini diduga dilahan sawah walau pun ada mikroba selain Rhizobium yang hidup disekitar akar, mikroba tersebut mampu memacu akar tanaman untuk membentuk rambut akar yang lebih banyak, karena dengan banyaknya rambut akar maka makin banyak bakteri. Rhizobium masuk kedalam akar kedelai. Pada umumnya senyawa yang diperlukan untuk memacu pembentukan akar rambut adalah hormon tumbuh IAA, hormon ini selain dihasilkan oleh bakteri PGPR. Bakteri ini walaupun diberikan pada akar, juga mampu memacu bagian tanaman lainnya untuk menghasilkan senyawa beracun bagi hama dan penyakit, sehingga tanaman tahan terhadap OPT, maka bakteri ini disebut juga bakteri Systemic acquired resistance (SAR) atau penginduksi ketahanan sistemik terhadap OPT Maka dalam usaha peningkatan produksi kacang tanah perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan mikroba pemacu Rhizobium untuk membentuk bintil akar pada tanaman kacang tanah, sehingga dalam melakukan pertanaman kacang tanah di lahan persawahan, maka biji kacang tanah tidak saja diberikan inokulan Rhizobium (misalnya Legin), namun juga harus diberikan Rhizobakteri pelarut fosfat sebagai pemaju bakteri Rhizobium untuk membentuk bintil akar, dan meningkatkan daya tahan tanaman

Page 45: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

31

terhadap OPT tanaman Dari hasil penelitian ini dabat disimpulkan bahwa bakteri pelarut fosfat yang telah di formulasi dalam bentuk formulasi biofertilizer Formulasi Tepung (T), Formulasi Cair (C), Formulasi Pasir (P), dan Formulasi Kompos (K), Mampu memacu pertumbuhan tanaman berupa tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang disbanding control. Namun formulasi Cair dan tepung umumnya peningkatan pertumbuhan tanaman kurang baik Dari hasil pengamatan penyakit, di jumpai adalam penyakit Hawar dan bercak daun di daun, namun perlakuan biofertilizer bakteri pelarut fosfat mampu melindungi daun tanaman kacang tanag dari penyakit Bercak Hawar daun (Leptosphaerulina crassiasca), bercak, bercak daun Alternaria arachidis, bercak daun. Namun biofertilizer pelarut fosfat kurang mampu melindungu tanamn dari bercak daun Cercospora arachidicola

Kata Kunci: Kacang Tanah, Rhizobaktei Pelarut Fosfat, Rhizobium, Systemic Acquired Resistance (SAR), Lahan Sawah

Page 46: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

32

Potensi Rizobakteri Penghasil Asam Indole AsetatDalam Memacu Pertumbuhan Dan Meningkatkan

Hasil Kedelai Edamame (Glycine Max)

Khamdan Khalimi 1, Dewa Ngurah Suprapta1,I Made Sudana2, dan I Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya2

1Laboratorium biopestisida, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar Bali Indonesia.2Laboratorium Patologi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB, Sudirman Denpasar Bali Indonesia.

ABSTRAKLima isolat rizobakteri yang memproduksi indol asam asetat (IAA) telah diisolasi dari rizosfer tanaman yang tumbuh di Bali, Indonesia. Berdasarkan analisis gen rRNA 16, isolat tersebut diidentifikasi sebagai Stenotrophomonas maltophilia Sg3, Proteus mirabilis BjB17, Providencia rettgeri AlDp5, Bacillus thuringiensis TNJbx.3.3, dan Bacillus cereus GR12. Semua isolat secara signifikan (P <0,05) dapat meningkatkan relative growth rate (RGR), net assimilation rate, ukuran daun, kandungan klorofil daun, bobot kering akar dan tunas, jumlah nodul akar edamame. Perlakuan rizobakteri juga secara signifikan (p <0,05) meningkatkan jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, bobot polong, dan kandungan protein dalam biji. Perlakuan lima isolat rizobakteri yang menghasilkan IAA meningkatkan jumlah polong per tanaman berkisar antara 42,06% sampai dengan 54,48%, berat polong per tanaman berkisar antara 69,62% sampai 91,08%, berat polong berkisar antara 13,91 sampai 28,53% jika dibandingkan dengan kontrol. Secara umum, Stenotrophomonas maltophilia Sg3 menunjukkan kemampuan tertinggi dalam memacu pertumbuhan

Page 47: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

33

dan meningkatkan hasil edamame. Hasil ini menunjukkan bahwa isolat Sg3 adalah bio-stimulan yang paling menjanjikan untuk meningkatkan produktivitas edamame di Indonesia.

Page 48: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

34

Keragaman Dan Potensi Jamur Eksofit Sebagai Agensia Hayati Dalam Mengendalikan Penyakit Busuk Buah

Kakao (Pytophthora Palmivora Butler) Secara In Vitro

Ni Wayan Suniti dan I Made Sudarma*Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]. HP. 08123639103

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jamur eksofit yang mempunyai kemampuan sebagai agens hayati untuk mengendalikan penyakit busuk buah kakao yang disebabkan oleh Pytophthora palmivora. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada daun kakao sehat ditemukan jamur eksofit : Aspergillus flavus (3 isolat), Aspergillus niger (6), Aspergillus spp. (3) dan Mortierella spp.(9). Pada kulit buah ditemukan jamur eksofit : Neurospora spp.(12), Penicillium spp. (3), dan Trichotecium spp. (3) sedangkan jamur eksofit pada batang : Trichoderma spp. (27), Nigrospora spp.(3) , Aspergillus niger (3), Mortierella spp. (9) dan Neurospora spp. (15). Hasil uji daya hambat jamur eksofit terhadap Pytophthora palmivora menunjukkan bahwa jamur eksofit daun: Aspergillus spp. mempunyai daya hambat (96.67 + 2.36 % , A. flavus (96.67 + 5.93 %, A. niger (91.67+ 8.50 %. Eksofit kulit buah : Neurospora spp. (89.33+ 5.01) dan jamur eksofit batang : Aspergillus niger (98.33+ 2.5), Neurospora spp. (93.33+2.32) dan Trichoderma spp.(88.33+10.12).Indek keragaman jamur eksofit daun adalah 1.7675, eksofit kulit buah 2.02281 dan jamur eksofit batang 1.31894. Indek dominasi jamur eksofit daun dan batang masing-masing 0.6939 dan 0.67590. Sedangkan indek dominasi jamur eksofit kulit buah adalah

Page 49: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

35

0.5000 artinya keragamannya merata. Prevalensi jamur eksofit daun Mortierella spp. adalah 42.86 %. eksofit batang Trichoderma spp. 47.37 % dan eksofit kulit buah mempunyai prevalensi tertinggi yaitu : 66.37 %%

Kata kunci: Jamur Eksofit, Daya Hambat, Indek Keragaman, Indek Dominasi dan Prevalesi

Page 50: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

36

Pola Gejala Klorosis Daun, Distribusi dan Genetika Penyebab Penyakit CVPD pada Tanaman Jeruk

Di Provinsi Bali

W. Adiartayasa* dan I G. N. Bagus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPenyakit CVPD (citrus vein phloem degeneration) merupakan penyakit penting pada tanaman jeruk. Penyakit menyebar melalui bibit tanaman jeruk yang telah terinfeksi CVPD dan ditularkan melalui serangga vektor D. citri. Gejala penyakit pada daun menguning atau klorosis, warna tulang daun tetap hijau, daun lebih kecil, lebih kaku, lebih tebal dan buah lebih kecil sampai sebesar bola tenis meja. Penlitian dilaksanakan pada pertanaman jeruk dan Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah variasi atau pola klrosis pada daun dapat digunakan sebagai dasar diagnosis penyakit dan patogen penyebab penyakit CVPD pada tanaman jeruk di Bali. Isolasi total DNA dilaksanakan untuk mengkonfirmasi patogen penyebab penyakit CVPD pada tanaman jeruk dengan metode Teknik PCR menggunakan premer spesifik 16S rDNA (f: 0I1 dan r: 0I2c) dan hasil amplifikasi DNA dielktroforesis pada gel agarse 1%. Variasi atau pola gejala klorosis didapatkan tujuh sampel daun jeruk berbeda berdasarkan kadar klorofilnya yang berkisar antara 36.80 – 55.10 SPAD. Patogen penyebab penyakit CVPD pada tanaman jeruk di Provinsi Bali disebabkan oleh Liberobacter asiaticus, makin kecil kadar klorofil daun jeruk

Page 51: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

37

mempunyai kecenderungan positif mengandung Liberobacter asiaticus.

Kata Kunci: Citrus nobilis microcarpa, Klorosis, CVPD dan Liberobacter asiaticus

Page 52: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

38

Pengaruh Pemupukan Berimbang Spesifik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Gaharu (Gyrinops versteegii)

Dan Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah

A.A. N. Supadma*, Made Dana, dan I Made MegaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPengaruh Pemupukan Berimbang Spesifik terhadap Pertumbuhan Tanaman Gaharu (Gyrinops versteegii) dan Perubahan beberapa Sifat Kimia Tanah, bertujuan untuk menemukan paket teknologi pemupukan berimbang spesifik (organik+anorganik+ pupuk alam) yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman gaharu. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapang di Desa Marga Tabanan, dengan Rancangan Acak Kelompok, Ada 7 paket formulasi pupuk organik anorganik dan pupuk alam yang dicoba yaitu : A (kontrol), B (50 g urea + 50 kg SP-36 + 50 kg KCl+ 10 kg kompos + 50 g Dolomit), C (100 g urea+100 g SP-36 +100 g KCl) + 7,5 kg kompos + 75 g Dolomit), D (150 g urea +150 g SP-36+ 150 g KCl + 5 kg kompos + 100 g Dolomit), E (200 g urea + 200 g SP-36 + 200 g KCl+ 2,5 kg kompos + 100 g Dolomit), F (200 g urea + 200 g SP-36 + 200 g KCl + 2,5 kg kompos + 100 g Dolomit), G (200 g urea + 100 g SP-36 + 100 g KCl) + 7,5 kg kompos + 75 g Dolomit) per pohon, dan diulang tiga kali sehingga jumlah tanaman sampel sebanyak 21 pohon. Setelah tanaman diinokulasi dengan inokulan jamur Fusarium solani dan Rhisopus sp . maka tanaman gaharu segera dipupuk sesuai perlakuan yang dicoba. Parameter yang diamati meliputi : tinggi tanaman, diameter lingkar batang, dan beberapa sifat kimia tanah. Pertumbuhan tanaman

Page 53: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

39

diukur dengan mengukur tinggi tanaman dan lingkar batang 10 cm di atas tanah, Data yang diperoleh dianalisis secara statistika sesuai dengan rancangan yang digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, apabila pengaruh perlakuan berbeda nyata, maka dilanjutkan uji Duncans 5 %. Hasil analisis statistika terhadap parameter yang diamati menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, namun tidak berpengaruh berbeda nyata terhadap pertambahan lingkar batang. Perubahan beberapa sifat kimia tanah seperti kadar pH, DHL,N, P, K, KTK, KB dan C-organik tanah mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kontrol dan tanah awal. Peningkatan tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan C sebesar 26,35 cm. Sedang pH dan N teringgi diperoleh pada perlakuan C berturut-turut sebesar 6,70 dan 0,28 %. Paket kombinasi pupuk (organic + anorganik+ dolomit) yang baik ditemukan pada perlakuan C (100 g urea + 100 g SP-36 +100 g KCl + 7.5 kg kompos) + 75 g Dolomite) per pohon, yang menghasilkan pertambahan tinggi tanaman yang tertinggi, penambahan lingkar batang yang terbesar, dan perubahan pH menjadi netral, peningkatan kadar N-total tanah, serta meningkatkan beberapa sifat kimia tanah yang lain seperti P, K, C-organik, KTK dan KB tanah.

Kata Kunci: pemupukan berimbang spesifik, gaharu, sifat kimia tanah

Page 54: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

40

Pengendalian Penyakit Layu Stewart Pada Jagung Dengan Rhizobakteri

I Gede Rai Maya Temaja*, G.N. Alit Susanta Wirya, Ni Made Puspawati

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia*E-mail: Surel: [email protected]

ABSTRAKPenyakit layu stewart yang disebabkan oleh bakteri P. stewartii subsp. stewartii sudah ditemukan pada tanaman jagung manis di Kota Denpasar. Pada awalnya penyakit layu stewart menimbulkan masalah besar bagi produsen jagung di Amerika Serikat. Di Indonesia, penyakit ini merupakan penyakit baru. Sampai tahun 2006 penyakit layu stewart masih merupakan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) A1, yaitu OPT yang belum ada di Indonesia. Adalah menjadi tanggung jawab moral bagi ilmuwan yang berkecimpung di bidang Fitopatologi, untuk melaporkan secara ilmiah kejadian penyakit baru pada komoditas penting seperti jagung, dan mencari solusi untuk pengendalian penyakit tersebut. Menyusun strategi pengendalian penyakit, harus mengacu pada pertanian berkelanjutan dengan mempertimbangkan keseimbangan dan keamanan lingkungan; kesehatan petani dan konsumen. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menemukan alternatif pengendalian penyakit layu stewart pada tanaman jagung yang ramah lingkungan. Pemanfaatan penginduksi ketahanan rizobakteria dikaji sebagai alternatif bagi pengendalian yang selama ini dilakukan (yang lebih banyak mengaplikasikan pestisida kimia). Aplikasi rizobakteria pada benih jagung diharapkan akan menginduksi ketahanan tanaman melalui mekanisme systemic

Page 55: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

41

acquired resistance (SAR). Hasil penelitian menemukan bahwa rizobakteri isolat TLKC dan CgBd mampu mengurangi kejadian penyakit layu stewart pada tanaman jagung; mekanisme kerja rizobakteri dalam mengurangi kejadian penyakit layu stewart adalah melalui induksi ketahanan tanaman; rizobakteri isolat TLKC dan CgBd dapat memacu pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman jagung; dan rizobakteri isolat TLKC dan CgBd masing-masing teridentifikasi sebagai Enterobacter asburiae dan Enterobacter cloacae.

Kata kunci: Pantoea stewartii subsp stewartii, Zea mays, pengendalian hayati, fenol, asam salisilat

Page 56: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

42

Transformasi In Planta melalui Agrobacterium tumefaciens pada Tanaman Anggur (Vitis vinifera L.)

Rindang Dwiyani1*, Hestin Yuswanti1, I Nyoman Gede Astawa1, Bambang Sugiharto2, I Putu Wahyu Sanjaya3, dan I

Gusti Agung Indra Mertawan3

1 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia2 Centre Development of Advanced Sciences and Technology, Jember University, Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto

Jember – Jawa Timur, Indonesia3 Mahasiswa Tingkat Sarjana pada Fakultas Pertanian, Universitas

Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar, Indonesia*Mobile phone 0811386265; *E-mail: rindangdwiyani@unud.

ac.id

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode transformasi in planta sederhana melalui Agrobacterium tumefaciens pada tanaman anggur. Konstruk T-DNA membawa gen S0SPS1 yang dikontrol dengan promoter 35S CaMV dari Cauliflower Mosaic Virus dan gen NPTII yaitu gen ketahanan terhadap antibiotik kanamisisn sebagai selectable marker untuk seleksi transforman. Tanaman anggur (Vitis vinifera L.) yang berasal dari bibit stek berumur 10 bulan dijadikan target untuk transformasi. Dua metode transformasi in planta dicobakan dalam penelitian ini, yaitu metode perendaman (”dipping”) dan metode oles (“sweeping”). Untuk kedua metode, daun daun pada tunas dibuang , sehingga tunas-tunas tanpa daun tersebut digunakan sebagai target transformasi. Pada metode “dipping”, tunas-tunas tanpa daun tersebut direndam dengan suspensi A. tuefaciens selama 24 jam.. Sementara pada

Page 57: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

43

metode ”sweeping”, suspensi A. tumefaciens dioleskan pada bekas rompesan daun menggunakan cutton bud. Tunas-tunas tanpa daun tersebut dipelihara sehingga memungkinkan bakal tunas yang ada pada ketiak daun tumbuh menjadi tunas baru. Tunas-tunas tersebut dipelihara kemudian distek, ditanam pada media tanah dan ditumbuhkan jadi tanaman baru. Tanaman baru ini kemudian diambil daunnya sebagai sampel dan diekstrasi DNA nya Selanjutnya dilakukan analisis PCR dengan primer gen NPTII yang diprediksi akan mengamplifikasi pita sepanjang 550 bp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun yang berasal dari tanaman dengan metode “sweeping” mengamplifikasi pita sepanjang 550 bp, namun tidak ditemukan pita teramplifikasi pada tanaman dengan metode “dipping”. Disimpulkan bahwa metode “sweeping” dapat dijadikan metode transformasi gen secara in planta melalui A. tumefaciens pada tanaman anggur.

Kata kunci: in planta, Vitis vinifera, S0SPS1, dipping, sweeping

Page 58: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

44

Pertumbuhan Tanaman Anggrek Dendrobium pada Beberapa Jenis Media dan Pemberian Pupuk Organik Cair

I Dewa Made Arthagama, I Made Dana, dan Tatiek Kusmawati

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia E-mail: [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini merupakan percobaan pot yang dilaksanakan di rumah khusus anggrek (arnet) di Perumahan Padang Galleria Padangsambian Kelod mulai September sampai Nopember 2017, tujuannya untuk mengetahui pengaruh media tanaman dan pemberian pupuk organic cair terhadap pertumbuhan anggrek dendrobium. RAL polafaktorial merupakan rancangan yang digunakan pada penelitian ini, yang terdiri dari dua factor yaitu penggunaan media tanam: arang kayu (K), batang pakis (P), dan campuran batang pakis dengan arang kayu (M) dan pemberian jenis pupuk organic cair: pupuk Dewa (D), DI Grow (I), dan GDM (G). Hasil penelitian menunjukkan interaksi penggunaan media tanam dan pemberian pupuk organic cair tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan tanaman seperti: tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan. Tetapi media tanaman sebagai perlakuan tunggal berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan anggrek, batang pakis (P) sebagai media tanaman memberikan jumlah anakan terbanyak yaitu sebanyak : 2,22 batangatau 32,93 % lebih banyak dibandingkan media tanam arang kayu (K) dan campuran arang kayu dan batang pakis (M) yang jumlah anakannya masing-masing : 1,67 batang

Kata kunci: Anggrek Dendrobium, media tanam, pupuk organik cair

Page 59: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

45

Dinamika Populasi Hama Penting yang Menyerang Tanaman Jagung di Kebun Percobaan Fakultas

Pertanian Universitas Udayana

I Gusti Ngurah Bagus dan I Made Sudarma*Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]. HP. 08123639103

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui dinamika populasi hama penting yang menyerang tanaman jagung. Hama tersebut dapat merusak tanaman mulai dari bibit sampai tanaman menjelang panen. Penelitian telah dilaksanakan dari saat bulan Maret sampai dengan Juni 2017 di kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Satu hamparan tanaman jagung diamati dengan metoda diagonal (ada 9 petak sampel) dan diulang sebanyak 3 kali, masing-masing sampel seluas 1 m2 (sebanyak 12 tanaman). Parameter yang dihitung antara lain: dinamika populasi hama, prevalensi hama, indek keragaman dan indek dominasi hama, dan hubungan korelasi dan regresi antara populasi hama dengan suhu dan kelembaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama yang ditemui selama penelitian antara lain lalat bibit (Atherigona sp., Ordo: Diptera), belalang (Oxya chinensis dan Locusta sp.), ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan ulat tongkol (Helicoverpa armigera Hbn., Noctuidae, Leppidoptera), populasi hama tertinggi dicapai oleh belalang (38 ekor) dengan dinamika populasi sebesar 0,83 pada 6 MST (minggu setelah tanam). Prevalensi tertinggi dicapai oleh hama belalang sebesar 44,19%, diikuti oleh ulat grayak sebesar 24,42%, lalat bibit sebesar 23,26% dan ulat tongkol sebesar 0,08%. Indek keragaman sebesar 0,306 berarti relatif stabil dengan indek dominasi sebesar

Page 60: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

46

0,873, berarti ada yang mendominasi yaitu hama belelang. Hubungan regresi yang siginifikan adalah lalat bibit dengan kelembaban, ulat grayak dengan suhu dan kelembaban. Masing-masing dengan kefisien korelasi sebesar -0,65, 0,81 dan 0,72.

Kata kunci: Hama, Dinamika Populasi, Prevalensi, Indek Keragaman dan Dominasi, Korelasi dan Regresi.

Page 61: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

47

Keragaman Dan Potensi Jamur Eksofit Sebagai Agensia Hayati Dalam Mengendalikan Penyakit Busuk Buah

Kakao [Phytophthora Palmivora (Butler) Butler] Secara In Vitro

Ni Wayan Suniti dan I Made Sudarma*Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]. HP. 08123639103

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menemukan jamur ekosfit yang memiliki kemampuan sebagai agensia hayati untuk mengendalikan penyakit busuk buah kakao yang disebabkan oleh P.palmivora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur eksofit pada daun ditemukan Aspergillus flavus (sebanyak 3 buah), A. niger (6), Aspergillus spp. (3) dan Mortierella spp. (9). Eksofit kulit buah ditemukan: Penicillium spp. (3), Neurospora spp. (12) dan Trichotecium spp. (3). Sedangkan eskofit pada batang ditemukan: Trichoderma spp. (27), Nigrospora spp. (3), A. niger (3), Mortierella spp. (9) dan Neurospora spp. (15). Setelah diuji hasil daya hambatnya terhadap P. palmivora adalah Aspergillus spp. (96.67±2,36%), A.flavus (96.67±5,93%), A. niger (91,67±8,50% untuk eksofit daun dan 98,33±2,5% untuk eksofit batang), Neurospora spp. (89,33±5,01% untuk eksofit kulit buah dan 93,33±2,32% untuk eksofit batang), dan Trichoderma spp. (88,33±10,12%). Indek keragaman yang dicapai dari jamur eksofit daun, eksofit kulit buah dan eksofit batang masing-masing sebesar 1,7675, 2,02281 dan 1,31894. Hanya pada jamur eksofit daun dan batang terdapat dominasi masing-masing dengan indek sebesar 0,6939 dan 0,67590. Sedangkan jamur eksofit kulit buah keragamannnya relatif merata sehingga indek

Page 62: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

48

dominasinya 0,5000, dengan prevalensi jamur eskofit daun adalah Mortierella spp. sebesar 42,86%, disusul Trichoderma spp. sebesar 47,37% eksofit batang, dan yang tertinggi dicapai oleh Neurospora spp., sebesar 66,67% pada eksofit kulit buah. .

Kata kunci: Jamur Eksofit, Daya Hambat, Indek Keragaman, Indek Dominasi, Prevalensi

Page 63: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

49

Serangan Hama Penggerek Tongkol Jagung [helicoverpa armigera (lepidoptera: noctuidae)] Di Desa Kertalangu

Kecamatan Denpasar Timur

Dwi Widaningsih dan I Made Sudarma*Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]. HP. 08123639103

ABSTRAKHama penggerek tongkol merupakan salah satu hama yang sangat berbahaya dan merusak tongkol tanaman jagung. Disamping itu hama tanaman jagung yang sering mengganggu adalah lundi, rayap, kumbang tanah, ulat tanah, penggerek batang, dan lalat bibit. Salah satu hama utama yang menyerang jagung di setiap daerah sentra maupun pengembangan adalah ulat penggerek tongkol Helicoverpa armigera. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey yang dilakukan di Desa Kertalangu, Denpasar Timur. Penelitian dilakukan mulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2017. Dalam penelitian dilakukan 5 petak, tiap petak diambil 20 sampel tanaman jagung dengan system diagonal. Parameter yang diamati antara lain: 1) jumlah populasi penggerek tongkol per tanaman sampel, 2) persentase serangan yaitu dengan membagi jumlah tongkol terserang dengan jumlah tongkol yang diamati, dan 3) hubungan korelasi dan regresi anatara jumlah populasi hama penggerek tongkol dengan suhu dan kelembaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi ulat tongkol dapat dicapai tertinggi 15±3,61 ekor (persentase serangan 36,5±9,29%), yang dicapai oleh petak kelima dan terendah 2±1,41 ekor (persentase serangan 5±3,54%) yang dicapai oleh petak keempat, semuanya berbeda sangat nyata satu dengan yang lainnya. Populasi ulat tongkol yang ditemukan dipedagang

Page 64: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

50

pengumpul adalah terttinggi 7±2,24 ekor (persentase serangan 17,5±3,95%) pada pengumpul ke dua, sedangkan terendah pada pengumpul pertama dan kelima masing-masing dengan nilai 4±1,58 ekor (persentase serangan 10±3,95%) dan tidak berbeda nyata satu dengan yang lainnya. Penyakit yang ditemukan selama penelitian adalah penyakit bulai (Perenosclerospora maydis) dan penyakit layu (Fusarium sp.) dengan persentase serangan tertinggi 25±10% dari petak pertama, sedangkan terendah 2±0,71% dari petak kedua, semua berbeda nyata. Hubungan regresi antara antara populasi ulat tongkol, persentase serangan ulat tongkol dan persentase serangan penyakit dengan suhu dan kelembaban, hanya populasi ulat tongkol dengan kelembaban berbeda sangat nyata dengan persamaan regresi Y1 =50,5-0,326 X2** (r = -0,98, r2 = 0,96).

Kata kunci: Ulat Tongkol, Populasi, Hubungan Regresi dan Hubungan Korelasi.

Page 65: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

51

Identifikasi Molekuler Jamur Endofit yang Berasal dari Tanaman Kakao Sehat (Theobroma cacao l.)

I Made Sudarma* Ni Made Puspawati dan I Ketut SuadaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]. HP. 0812363910

ABSTRAKProduksi dan luas areal tanaman kakao di Indonesia setiap tahun mengalami penurunan, hal ini salah satu penyebabnya adalah terjangkitnya penyakit busuk buah kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur antagonis yang ditemukan berdasarkan hasil runutan sekeunsing DNA adalah Lasiodiplodia euphorbicola, Diaphorte tectonae, Colletotrichum siamense, Aspergillus flavus, Candida parapsilogis, dan Aspergillus sydowii, Hasil daya hambat yang terbaik ditunjukan oleh jamur endofit L. euphorbicola, sehingga diteruskan uji coba di lapangan yang menunjukkan semakin tinggi konsentrasi suspensi spora semakin baik daya menekan jamur antagonis terhadap P. palmivora. Konsentrasi terbaik yaitu koloni satu cawan Petri dilarutkan ke dalam 150 ml larutan gula (10%).

Kata kunci: Phytophthora palmovora, daya hambat, sekuensing DNA, kakao, jamu endofit.

Page 66: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

52

Populasi Dan Tingkat Serangan Hama Boleng (Cylas formicarius Fab. (Coleoptera: Curculionidae) pada Ketela Rambat (Ipomoea batatas L.) DI Pasar

Tradisional Denpasar

Ni Nengah Darmiati dan I Made Sudarma*Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]. HP: 0812363910

ABSTRAKSebagian besar daerah wilayah Indonesia, ubi jalar merupakan bahan pangan sampingan, tetapi di kawasan timur Indonesia terutama papua, ubi jalar merupakan bahan pangan pokok. Sebagai tamanan palawija penghasil karbohidrat, ubi jalar menduduki peringkat ketiga setelah jagung dan ubi kayu. Keberhasian budidaya tanaman ubi jalar tidak terlepas dari kendala yaitu serangan hama boleng (Cylas formicarius) yang sampai saat ini masih merupakan ancaman serius bagi petani. Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan Juni 2017, yakni metode survey dengan mengumpulkan bahan ketela rambat yang ada di pasar tradisional kota Denapasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala serangan hama boleng kelihatan umbi berlubang dan tidak elok dipandang (tidak layak jual). Populasi tertinggi dicapai di pasar Badung (6,4 ekor) per 40 umbi sedangkan terendah dicapai di pasar Renon hanya 1 ekor per 40 umbi. Begitu juga intensitas serangan tertinggi dicapai di pasar Badung (16±3,3%), sedangkan terendah dicapai di pasar Renon (2,5±1,8%).

Kata Kunci : Hama boleng, intensitas serangan, populasi, ubi jalar, dan pasar tradisional

Page 67: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

53

Identifikasi Hama Pada BeberapaTanaman Hias Di Kebun Raya Bedugul

Dewa Singarsa, I Made Mega Adnyana dan AAAA Sri SunariProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKKebun Raya Bedugul merupakan kebun raya yang terbesar dan tertua yang berada di Bali. Sesuai dengan namanya kebun Raya merupakan tempat pelestarian dan pengembangan plasma nuftah sekaligus sebagai kawasan konservasi, juga dikembangkan dan dikoleksi tanaman hias sebagai pusat pelestarian Tanaman. Terdapat beberapa tanaman hias antara lain Krisan, Begonia, keladi-keladian, anggrek dan mawar. Akan tetapi pengembangan tanaman hias bisa terganggu oleh adanya hama yang menyerang tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan mengetahui serangga dominan yang berpotensi menjadi hama utama pada tanaman hias. Penelitian dilakukan pada bulan febroari sampai oktober 2017 di kebun Raya Bedugul dan Laboratorium hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis hama yang sangat berpotensi menjadi hama utama pada tanaman hias. Hama Penggorok Daun Hama Thrips, Hama kutu putih Aphid yang menyerang tanaman Krisan, tanaman begonia dan keladi-kladian terdapat hama siput telanjang, Coccidae dan Kutu Putih, sedangkan pada tanaman anggrek dan mawar kutu putih dan leaf miner menjadi hama yang potensial dan bias menjadi hama Utama

Kata Kunci : Kebun Raya, Tanaman Hias dan Hama yang Menyerang

Page 68: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

54

Ekplorasi Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dari Beberapa Bahan Tumbuhan

I Nyoman Gede Astawa* dan Khamdan KhalimiProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail : [email protected] HP: 085102455706

ABSTRAKHasil positif dari penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam budidaya tanaman telah banyak dilaporkan. Namun seiring bangkitnya konsep ‘back to nature’ menyebabkan orang mengurangi penggunaan bahan kimia dalam pertanian. Selain itu, mahalnya harga ZPT menyebabkan teknologi penggunaan ZPT menjadi tidak aplikatif untuk petani. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aplikasi hasil fermentasi ekstrak jagung manis dan rebung (yang diduga mengandung Giberellin) mampu meningkatkan kualitas buah anggur Bali, namun belum diketahui secara pasti seberapa banyak dan jenis giberelin apa yang terkandung dari kedua bahan alami tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bahan tanaman yang mengandung gibberellin sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber ZPT yang bisa diaplikasikan untuk kepentingan budidaya tanaman. Telah dilakukan ekstraksi terhadap lima jenis sampel bahan alam yakni jagung manis, rebung, paku, bayam, dan bawang merah. Ekstraksi sudah dilakukan hingga tahap etyl acetat. Analisis Kromatografi Gas Spektroskopy Massa (GCMS) belum mendapatkan hasil sehingga belum diketahui persentase kandungan GA dari lima jenis sampel bahan alami tersebut. Akan tetapi melalui analisis Spektrofotometri, diperoleh bahwa semua

Page 69: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

55

bahan mengandung GA, akan tetapi rebung menunjukkan nilai GA tertinggi dibanding bahan lainnya.

Kata Kunci: GA, Jagung Manis, Rebung, Paku, Bayam, Bawang Merah

Page 70: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

56

Penanaman Bibit Cabai Sehat Di Luar MusimDengan Perlakuan Mulsa Plastik

IDN Nyana*, I D.A Mayun dan K. SiadiProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected], HP: 08123910101

ABSTRAKUmumnya kebiasaan petani cabai menanam cabai di awal musim hujan untuk menghindari kekeringan dan bahaya dari serangan patogen virus. Berbeda halnya pada saat musim kemarau jarang petani mau malakukan penanaman cabai, karena resikonya sangat tinggi terhadap kekeringan dan infeksi virus. Insiden penyakit virus sampai saat ini merupakan masalah utama dalam menurunkan produksi cabai di Indonesia. Terjadinya ledakan penyakit virus pada pertanaman cabai sampai saat ini belum bisa dihindari, yang berdampak sangat besar pada ketidakcukupan suplay cabai bagi kebutuhan dalam maupun permintaan luar negeri. Kejadian seperti ini sering menyebabkan terjadinya fluktuasi produksi dan harga di pasaran. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan atau strategi penanaman cabai di luar musim agar diperoleh produksi cabai yang optimal dengan harga yang tinggi. Adapun strategi penanaman cabai di luar musim dilakukan berdasarkan sifat bioekologi virus yang terlibat dalam menginfeksi. Penyakit virus pada tanaman cabai yang mempunyai banyak jenis tanaman inang, strategi pengendaliannya didekati dengan mencegah sumber inokulum primer di pertanaman cabai dengan membuat bibit bebas virus dengan melakukan pembibitan di rumah kaca kedap serangga. Adapun perlakuan untuk uji bibit sehat ini dilapangan dilakukan dengan mulsa plastic hitam dan

Page 71: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

57

perak, sedangkan sebagai control tanpa mulsa. Hasil penelitian menunjukan bahwa benih tanaman cabai sehat dengan perlakuan mulsa plastic perak dan hitam memiliki peluang yang sama untuk dapat diterapkan di tingkat petani dengan hasil masing-masing 13,4 dan 12,6 ton/ha.

Kata kunci: Cabai, di luar musim, mulsa plastik, virus

Page 72: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

58

Pemetaan Evaluasi Status Kesuburan Tanah SawahBerbasis Sistem Informasi Geografi (SIG)

Di Kota Denpasar

Ni Made Trigunasih* dan I Nyoman SunartaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKTanah merupakan media tumbuh tempat berjangkarnya akar tanaman, dan sebagai sumber O2 yang dibutuhkan oleh sel-sel perakaran tanaman. Selain itu tanah juga berfungsi sebagai gudang unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan berproduksi. Penurunan kualitas dan produktivitas lahan, akan menyebabkan penurunan produksi, akibat adanya unsur hara yang terkuras pada saat panen, maka kesuburan tanah akan menurun jumlahnya. Adapun tujuan penelitian adalah (1) untuk mengevaluasi status kesuburan tanah sawah di Kota Denpasar, (2) Merekomendasikan pemupukan berdasarkan hasil evaluasi status kesuburan tanah, dan (3) Memberikan informasi spasial berupa peta status kesuburan tanah sawah di Kota Denpasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan analisis tanah di Laboratorium Tanah dan Lingkungan, Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Parameter yang diamati adalah sifat kimia tanah yang meliputi: KTK, KB, C-Organik, P2O5, K2O tersedia, N-Total, pH dan Kadar garam. Setelah didapatkan hasil analisis tanah akan dilakukan evaluasi status kesuburan tanah dengan menggunakan petunjuk teknis Pusat Penelitian Tanah (PPT) Tahun 1995. Hasil penelitan menunjukkan bahwa status kesuburan tanah pada lokasi penelitian memiliki tiga status kesuburan tanah yaitu

Page 73: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

59

status kesuburan tanah tinggi, sedang dan rendah. Subak yang mempunyai status kesuburan tanah tinggi yaitu Subak Petangan, Lungatag, Dalem, Delod Sema, Padanggalak, Temaga, Saba, Renon, Intaran Barat, Buaji, Kepaon, Tegalbuah. Subak yang mempunyai status kesuburan Tanah sedang meliputi: Pakel I, Pakel II, Kedaton, Taman, Biaung, Anggabaya, Sanur, Sidakarya, cuculan, dan Subak Pagutan. Subak yang mempunyai status kesuburan tanah rendah yaitu : Subak Intaran Timur, Sembung, dan Mergaya. Subak yang memiliki status kesuburan tanah rendah Parameter kesuburan tanah yang menjadi masalah dalam menentukan status kesuburan tanah yaitu kandungan C- organaik tanah dan P total tanah yang rendah. Arahan pengelolaan kesuburan tanah untuk Pakel II, Pakel I, Mergaya, Kedaton,Taman, Biaung, dan Anggabaya, dengan penambahan bahan organik dan Subak Taman di berikan pupuk P untuk meningkatkan unsur hara P dalam tanah.

Kata Kunci: Status kesuburan tanah, sistem informasi geografi, lahan sawah di Kota Denpasar

Page 74: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

60

Jenis Dan Tingkat Serangan Hama Tanaman HiasDi Kawasan Objek Wisata Candi Dasa

A.A.Ayu Agung Sri Sunari* dan I Made Mega Adnyana

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia*E-mail :agung.sunari @yahoo.co.id

ABSTRAKTanaman hias adalah segala tanaman yang di tanam untuk estetika keindahan sehingga jenis jenisnyapun ada beraneka ragam. Tanaman hias bisa berupa tanaman bunga, pohon bahkan buah buahan dan sayuranpun dapat digolongkan sebagai tanaman hias selama memberikan unsur keindahan. Di Bali berbagai tanaman hias juga dipakai sebagai sarana untuk melengkapi upakara seperti bunga kenikir, kamboja dan kembang sepatu. Tanaman hias tidak luput dari serangan hama atau penyakit tanaman.. Hal ini akan mengurangi keindahan dari tanaman tersebut. Oleh karena itu diperlukan penelitian terkait dengan jenis hama yang menyerang tanaman hias sehingga upaya pengendaliaanya dapat dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis dan tingkat serangan hama tanaman hias di kawasan objek wisata Candi Dasa. Manfaat Penelitian dapat mengetahui jenis hama tanaman hias, spesies yang paling dominan yang menyerang tanaman hias serta mengetahui tingkat kerusakan tanaman hias. Penelitian dilakukan di lapang dengan metode pengambilan sampel secara purposive sampling dan identifikasi spesies hama di laboratorium hama tanaman Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Hasil penelitian menunjukan jenis hama yang menyerang tanaman hias di Kawasan Objek Wisata Candi Dasa adalah belalang, kutu putih, Spodoptera spp, Noctuidae, trips, Aphids, spider mite, keong dan Liriomyza spp. Spesies hama

Page 75: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

61

yang paling dominan adalah belalang kutu putih dan Noctuidae. Kerusakan pada tanaman sekitar 20-80 % oleh belalang, 20-100 % kutu putih, Noctuidae 20-50%. Kerusakan tanaman akibat serangan belalang tergolong berat pada tanaman kenikir, serangan kutu putih sangat berat pada kamboja, serangan Aphids berat pada kembang sepatu dan serangan Noctuidae tergolong berat pada kenikir

Kata Kunci: Hama, Tanaman Hias, Candi Dasa

Page 76: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

62

Pengaruh Pupuk Organik, Anorganik dan Pupuk Hayati Nitrobacter TJ terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan

dan Hasil Padi Varietas IR 64

I Wayan Narka, I Nyoman Dibia, dan Tatiek KusmawatiProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKKajian pemberian paket dosis pupuk organic, anorganik dan pupuk hayati nitrobakter TJ terhadap sifat tanah dan pertumbuhan tanaman padi telah diteliti di rumah plastik. Beberapa paket dosis yang telah dicoba adalah : P0 (tanpa pupuk), P1 (25 ton pupuk organic/ha), P2 (300 kg pupuk Urea/ha, 150 kg SP36/ha dan 75 kg KCl/ha), P3 (pupuk Hayati Nitrobakter), P4 (P1+P2), P5 (P1 + P3), P6 (P2 + P3) dan P7 (P1 + P2 + P3). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK), dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 32 pot percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberian paket dosis berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, berat jerami kering oven dan berat gabah kering oven. Berat gabah kering oven tertinggi diperoleh pada perlakuan P7 sebesar sebesar 65,71 gram per rumpun atau meningkat 76,75 % dibandingkan dengan control. Perlakuan P4 memberikan peningkatan 70,46 %, Perlakuan P6 47,69 %, Perlakuan P2 52,64 %, P5 24,64 %, P3 18,91 % dan P1 12,23 % dibandingkan dengan control. Pengaruh perlakuan terhadap sifat tanah yaitu terhadap daya hantar listrik (salinitas) dan kadar bahan organic tanah sangat nyata, sementara terhadap pH tanah, kadar N

Page 77: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

63

dan K tidak berpengaruh nyata

Kata Kunci: Padi, Pupuk Organic, Pupuk Anorganik, Pupuk Hayati Nitrobakter TJ

Page 78: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

64

Identifikasi Insect Pathogen yang Menginfeksi Kutu Putih (Dialeurodes citri Ashmead) pada

Tanaman Jeruk (Citrus nobilis Tan.)

I Putu Sudiarta* dan Gusti Ngurah Alit Susanta WiryaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKJeruk merupakan komoditi hortikultura yang sangat digemari masyarakat. Tingginya nilai ekonomis jeruk membuat pengembangan komoditi ini memiliki prospek yang cerah. Sayangnya pengembangan jeruk di Bali khususnya masih sering mengalami hambatan dan penurunan produksi akibat serangan hama maupun patogen penyebab penyakit. Salah satu hama tersebut adalah kutu puti. Kutu putih jeruk menyebabkan kerusakan dengan cara menghisap cairan pada jaringan phloem yang merupakan jaringan pengangkut zat-zat makanan bagi tanaman. Awal tahun 2014, di beberapa desa penghasil jeruk, di Kabupaten Bangli ditemukan jenis jamur dengan ciri-ciri berwarna jingga hingga jingga kemerahan yang diperkirakan merupakan penyakit pada tanaman jeruk. Setelah dilakukan analisis laboratorium, diperkirakan jamur tersebut merupakan jamur entomopatogenik dari genus Aschersonia. Melihat besarnya potensi Aschersonia sp. sebagai patogen serangga serta belum adanya informasi mengenai Aschersonia sp. di Indonesia khususnya di Bali maka penelitian untuk mengidentifikasi jamur tersebut sebagai informasi awal untuk pemanfaatannya sangat diperlukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa biakan murni Aschersonia sp. yang diperoleh kemudian diidentifikasi berdasarkan bentuk dan warna koloni, dan ciri-ciri morfologi mikroskopis dan disimpulkan

Page 79: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

65

bahwa jamur entomopatogen tersebut adalah Aschersonia placenta. Pengujian asosiasi biakan murni Aschersonia placenta. dengan kutu kebul menunjukkan gejala yang sama dengan gejala serangan Aschersonia sp. di lapang.

Kata kunci : Kutu Putih, Insect Pathogen, Aschersonia , Tanaman Jeruk

Page 80: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

66

Aplikasi Beberapa Isolat Bakteri Pelarut Fosfat Dan Pupuk Organik Terhadap Retensi Fosfor Tanah Andisol

Dan Pertumbuhan Tanamanjagung (Zea mays L.)

K. Dharma susila , N.Soniari dan Tati Budi K.Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia telp.0361702801

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh jenis isolate BPF dan perlakuan pupuk organik yang paling efektif menurunkan retensi P tanah Andisol dan pertumbuhan tanaman jagung. Metode penelitian merupakan percobaan faktor tunggal dengan sepuluh kombinasi perlakuan berdasarkan rancangan dasar acak kelompok dengan 3 kali ulangan. Perlakuan tunggal jenis isolat yang memberikan respon lebih baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah isolat P-4.1. Aplikasi isolat P-4.1 ternyata lebih efektif bila dikombinasikan dengan pemberian pupuk organik dibandingkan diberikan secara tunggal terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman jagung. Masing-masing kombinasi perlakuan P9 (isolat P-4.1 + kotoran sapi), P3 (isolat P-1.3 + kotoran sapi) dan P6 (isolat P-3.1 + kotoran sapi) memiliki keefektivan yang sama terhadap peningkatan tinggi tanaman; berat segar tajuk; berat kering tajuk; berat segar akar serta berat kering akar tanaman. Perlakuan kombinasi P9 sangat nyata memberikan respon terbaik terhadap penurunan daya retensi P dan peningkatan ketersediaan fosfor tanah Andisol.

Kata kunci: Bakteri Pelarut Fosfat, Retensi P, P-tersedia, perTumbuhan Tanaman Jagung

Page 81: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

67

Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik Dan Anorganik untuk Peningkatan Produksi Kedelai Edamame Pada

Tanah Subgroup Typic EpiaqueptsDi Subak Anggabaya, Denpasar

Wiyanti dan T. B. KusmiyartiProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi kedele Edamame. Penelitian dilakukan di Subak Anggabaya Kelurahan Penatih Denpasar, dengan rancangan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang dicobakan adalah :K0 (Kontrol/tanpa pupuk); K1 (Pupuk standar NPK/400 kg/ha Phonska); K2 (50% Pupuk NPK + 5 t/ha pupuk organic); K3 (50% pupuk NPK + 10 t/ha pupuk organic); dan K4 (15 t/ha pupuk organic). Masing-masing perlakuan yang dicobakan diulang 4 kali, sehingga didapatkan 20 petak percobaan. Benih kedelai yang digunakan adalah kedelai Edamame. Berdasarkan hasil peelitian didapatkan bahwa tanaman tertinggi dicapai pada perlakuan P3 yaitu 50,25 cm, berat berangkasan dan berat polong pada P1, yaitu 334,51 gram dan 307,66 gram.

Kata Kunci: Pupuk organik dan Anorganik, Kedelai Edamame

Page 82: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

68

Kombinasi Pupuk Organik Dan Pupuk Kalium Untuk Meningkatkan Produksi Dan Rasa Manis Buah Labu

Madu (Cucurbita moschata)Pada Jenis Tanah Latosol Coklat Kekuningan

I Nyoman Dibia, dan Wayan Narka

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKPenelitian “Kombinasi pupuk organik dan pupuk kalium pada jenis tanah Latosol Coklat Kekunungan” bertujuan untuk meningkatkan produksi dan rasa manis buah Labu Madu (Cucurbita moschata). Penelitian dilakukan di Subak Aseman, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang diuji adalah : P0 = kontrol (tanpa pupuk); P1 = pemberian pupuk kaliun (400 kg/ha KCl); P2 = 200 kg/ha KCl + 5 t/ha pupuk organik; P3 = 200 KCl + 10 t/ha pupuk organik; P4 = 200 t/ha KCl + 15 t/ha pupuk organik; P5 = 200 t/ha KCl + 20 t/ha pupuk organik. Masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk organik dan pupuk kalium tidak berbeda nyata terhadap berat berangkasan, tapi berbeda nyata terhadap jumlah buah, produksi buah, kadar gula buah, dan indek panen. Jumlah buah tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P4 = 6,75 bh; produksi buah tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P4 = 11,25 kg; kadar gula buah tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P5 = 9,30 (brix); dan Indek panen tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P5 = 82,96 %.

Kata Kunci: Pupuk organik, pupuk KCl, Labu Madu

Page 83: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

69

Aplikasi Formulasi Pupuk Gaharu-C (Organik Dan Anorganik) Pada Tanaman Gaharu (Gyrinops verstegii)

Pada Spesifik Lokasi di Kabupaten Tabanan

I Made Mega* dan A.A. Nyoman SupadmaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi Formulasi pupuk gaharu-C terhadap gubal gaharu yang terbentuk pada tanaman gaharu pada tiga lokasi spesifik di Kabupaten Tabanan. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan rancangan dasar RAL (rancangan acak lengkap). Faktor pertama adalah spesifik lokasi yang terdiri dari 3 : kecamatan Pupuan Pu), Kecamatan Penebel (Pnl), dan kecamatan Selemadeg Timur Sl). Faktor kedua adalah perlakuan pupuk formula gaharu-C yang terdiri dari 2 yaitu: 0 (tanpa pupuk), dan C (formulasi pupuk gaharu-C : (100 g urea + 100 g SP-36 +100 g KCl) + (7.5 kg compost) + (75 g Dolomite) per pohon ), setiap perlakuan diulang tiga kali. Jumlah tanaman yang digunakan sebanyak 18 pohon. Parameter yang diamati meliputi : peningkatan diameter batang, warna gubal, berat gubal, kadar resin dan data sifat kimia tanah. Analisis data menggunakan analisis varian dan uji BNT (0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor spesifik lokasi berpengaruh nyata terhadap peningkatan diameter batang, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap warna gubal, berat gubal dan kadar resin. Faktor pupuk formula gaharu-C berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati. Peningkatan diameter batang tertinggi diperoleh pada lokasi Pupuan (0,40 cm), diikuti Selemadeg timur

Page 84: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

70

(0,32 cm), dan terendah Penebel (0,15 cm). Berat gubal dan kadar resin tertinggi diperoleh pada perlakuan SlC sebesar 5.34 g dan 6,43%.. Lokasi penerapan formulasi pupuk gaharu-C yang terbaik adalah di kecamatan Selemadeg timur.

Kata Kunci: formulasi pupuk gaharu-C,Gyrinops versteegii, spesifik lokasi

Page 85: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

71

Pemetaan Potensi dan Status Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa di Kecamatan Kuta Utara

Kabupaten Badung

W. Sedana, dan I.B. BhayunagiriProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

E-mail: [email protected], Hp: 082236699456

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan status kerusakan t anah di wilayah Kecamatan Kuta Utara, dan kemudian direpresentasikan kedalam bentuk peta yaitu peta potensi kerusakan tanah dan peta status kerasukan tanah di Kecamatan Kuta Utara. Metode penelitian pemetaan potensi dan status kerusakan tanah untuk produksi biomassa menggunakan metode survey yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengambilan sampel tanah secara langsung dilapangan, dilanjutkan dengan analisis laboratorium. Pengamatan dan pengambilan sampel tanah dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan berdasarkan peta kerja, Kriteria baku yang digunakan untuk menentukan potensi dan status kerusakan tanah untuk produksi biomassa didasarkan pada parameter yang sudah ditetapkan. Potensi kerusakan tanah di Kecamatan Kuta Utara tergolong rendah (PR II), besarnya potensi kerusakan tanah seluas unit lahan yaitu 1.648 Ha. Status kerusakan tanah untuk produksi biomassa di Kecamatan Kuta Utara dikategorikan rusak ringan (R-I), karena merupakan wilayah Kecamatan, maka luas wilayah yang mengalami kerusakan adalah seluas unit lahan pada kecamatan Kuta Utara yatu 1.648 Ha atau 46,57 %.

Kata kunci: Pemetaan, Biomassa

Page 86: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

72

Wujud Kearifan Lokal Melalui Pemanfaatan Pupuk Mineral Plus Didalam Meningkatkan Produksi,Kualitas

dan Daya Simpan Buah Cabe Rawit Di Bali

I.B. Bhayunagiri* dan W SedanaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKTanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas p e n ti n g di Indonesia dan di bali pada khususnya. Penelitian ini pada prinsipnya memanfaatkan sumberdaya alam yang ada dan tersebar di Bali (kearifan Lokal), melalui kombinasi pupuk mineral, pupuk simantri dan pupuk kimia diharapkan akan mendapatkan metode / pengujian yang tepat dalam meningkatkan produksi, kualitas cabai rawit di Bali. Metode penelitian merupakan 7 kombinasi perlakuan berdasarkan rancangan acak kelompok dengan 3 kali ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap tiga parameter pertumbuhan tanaman yaitu diameter batang, tinggi tanaman, jumlah helai daun dan dua parameter kualitas buah yaitu pengujian Vitamin C dan SEM. Perlakuan P6 (pupuk kimia+mineral+organic) memiliki keefektifan yang sangat tinggi terhadap parameter pertumbuhan (diameter batang, tinggi tanaman, jumlah helai daun) serta parameter kualitas buah (vitamin C dan SEM) yang memiliki komposisi dan nilai yang sangat tinggi. Perlakuan kombinasi P6 sangat nyata memberikan respon terbaik terhadap produksi dan kualitas buah cabai.

Kata kunci: Kearifan lokal, pupuk mineral dan pupuk simantri.

Page 87: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

73

Isolasi dan Identifikasi Azotobacter Dari Beberapa Tipe Penggunaan Lahan Di Desa Jegu, Kecamatan Penebel,

Tabanan

N. N. Soniari* dan I W. D. AtmajaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

E-mail : [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian eksplorasi bakteri Azotobakter spp. dari beberapa rizosfer tanaman yaitu : padi sawah organik dan anorganik, ketela pohon, kelapa, dan coklat. Setiap tipe penggunaan lahan diambil 3 sampel sehingga jumlah sumber isolate menjadi 15 sampel . Semua analisis dilakukan di laboratorium biologi tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Penelitian ini bertujuan untuk mencari isolat Azotobakter spp. yang unggul untuk dimanfaatkan sebagai biofertilizer dan dekomposer. Parameter yang digunakan untuk mendukung hasil isolasi dan identifikasi adalah jumlah total populasi bakteri Azotobakter spp., respirasi tanah, pengecatan gram, zona halo dan optical density. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rizosfer padi sawah organic merupakan sumber isolate terbaik dibandingkan dengan rizosfer tanaman padi anorganik, kelapa, ketela dan coklat. Sedangkan isolat Azotobakter spp.yang unggul sebagai calon biofertilizer dan decomposer adalah isolat TSO2 (sampel dari rizosfer tanaman padi organik), dengan tingkat respirasi 8,057mg C-CO2.kg-1 tanah/.hari, optical density 1,2026 ABS, dan memiliki zona halo paling luas.

Kata Kunci: Eksplorasi, Rizosfer, Azotobakter spp., Biofertilizer, Decomposer

Page 88: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

74

Evaluai dan Penetapan Lahan Pertanian Berkelanjutanuntuk Pencegahan Alih Fungsi Lahan di Kabupaten

Bangli (Tahap II Kecamatan Tembuku dan Susut)

I Made Adnyana, I Nyoman Puja, dan I Dewa Made Arthagama

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKPenelitian dilakukan di Kecamatan Tembuku dan Susut, Kabupaten Bangli, dengan tujuan untuk mengdentifikasi, mengevaluasi, dan memetakan lokasi-lokasi lahan pertanian di wilayah itu yang harus dipertahankan sebagai lahan pertanian berkelanjutan. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, seperti survei tanah dan lingkungan sawah, analisis sifat-sifat fisik dan kimia tanah, dan pemetaan model pencegahan alih fungsi lahan sawah. Lahan sawah di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli 54,55 % tergolong S2, yaitu cukup sesuai, dan 45,45 %, yaitu sesuai marginal, untuk budidaya tanaman padi sawah; sedangakan untuk Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, 55,55% tergolong S2 dan 54,55% tergolong S3. Pembatas produktivitas padi sawah umumnya adalah rendahnya kadar nitrogen, fosfor, kalium, dan bahan organik tanah. Terkait RTRW Kabupaten Bangli, lahan sawah yang boleh dialih fungsikan adalah lahan pertanian terkonversi, yaitu 158,68 ha (2011 – 2021) dan 78,14 ha (2021 – 2031) untuk Kecamtan Tembuku dan 94,66 ha untuk Kecamtan Susut.

Kata Kunci: Cukup Sesuai, Sesuai Marginal, Alih Fungsi

Page 89: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

75

Perlakuan Benih Sebelum Tanam Mempercepat Pertumbuhan dan Transplanting Bibit Bawang Merah Asal Biji

I G.A. Mas Sri Agung dan I Wayan DiaraProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan benih sebelum tanam untuk mempercepat pertumbuhan dan transplanting bibit bawang merah asal biji. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca di desa Tangtu, Kabupaten Badung dari bulan A gustus sampai Nopember 2017. Percobaan germinasi dalam petridish dan percobaan vigor dan pertumbuhan bibit dilakukan dalam pot dengan media campuran tanah subur dan pasir. Kedua percobaan ditancang dengan rancangan acak lengkap dengan delapan konsentrasi KNO3 (1, 1,5, 2 M) dan GA3 (100, 150 dan 200 ppm) dan kontrol. Semua perlakuan diulang empat kali. Benih direndam dalam masing-masing konsentrasi larutan selama 24 jam sebelum ditanam dalam petridish maupun pot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GA3 nyata meningkatkan persentase germinasi, kecepatan germinasi hari -1(57-63% pada 1 hst), index vigor bibit, kecepatan bibit muncul di permukaan tanah (34,39% hari -1) dan persentasi bibit yang mempunyai daun pertama (true leaf) (52%) pada umur 9 hst. KNO3 juga mempunyai pengaruh yang tidak berbeda dengan GA3 kecuali pada kecepatan bibit muncul di permukaan tanah. GA3 (100, 150, 200 ppm) maupun KNO3 2M mengakibatkan waktu transplanting bibit 12 hari lebih cepat dibandingkan kontrol.

Kata kunci: KNO3, GA3, perlakuan benih sebelum tanam, bawang merah asal biji

Page 90: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

76

Kajian Propagasi Vegetatif Jambu Biji dalam Upaya Mengatasi Keterbatasan Pengembangan Jambu Biji

Unggul

Gede Wijana, Utami, Putu Dharma, AA Made Astiningsih, I Wayan Adi Wirawa, dan I Gede Komang Kurnia Yogiswara

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKKendala pengembangan tanaman jambu biji unggul adalah karena keterbatasan bibit hasil propagasi vegetatif. Secara keilmuan, banyak cara dapat dilakukan untuk melakukan perbanyakan vegetatif. Melalui kajian akan diperoleh metode propagasi vegetatif untuk pengembangan jambu biji unggul; dan diketahui umur bibit batang bawah terbaik, teknik penyambungan terbaik, dan media pembesaran termodifikasi nutrisi tanaman yang paling bagus dalam pembibitan jambu biji unggul. Hasil kajian menunjukkan bahwa persentase keberhasilan tumbuh penyambungan semakin tinggi bila umur batang bawah semakin tua. Hal tersebut berdampak pula pada semakin vigornya bibit hasil sambungan yang ditunjukkan pada tinggi tunas, diameter batang tunas, dan jumlah daun yang makin lebih tingi nilainya dibandingkan penyambungan pada umur lebih muda. Cara v ternyata lebih baik dibandingkan dengan cara cip, ditinjau dari persentase keberhasilan tumbuh atau keberhasilan penyambungan. Sementara itu, percobaan kedua yaitu pembesaran bibit pada media tanam dan nutrisi meunjukkan bahwa media tanam campuran tanah dan sekam yang diberi nutrisi kimia yang dilarutkan pertumbuhan bibit terbaik.

Kata Kunci: Propagasi Vegetatit, Jambu Biji, Media, Nutrisi

Page 91: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

77

Pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle (Uav) Untuk Memantau Kerusakan Lahan Padi Dalam Mempercepat

Proses Klaim Asuransi Pertanian

I G.A. Ambarawati1* dan I Made Anom Sutrisna Wijaya2

1Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia2Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPetani padi menghadapi risiko kegagalan panen yang diakibatkan oleh banjir, kekeringan dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Pemerintah telah melakukan mitigasi risiko produksi melalui penerapan asuransi pertanian yang dikenal dengan sebutan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mulai musim tanam (MT) Oktober 2015. Tujuan AUTP adalah adanya pembagian risiko produksi apabila terjadi kegagalan panen. Tujuan penelitian ini diarahkan pada penggunaan alat Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dalam membantu memantau manajemen usahatani dari udara dengan ketinggian tertentu termasuk intensitas kerusakan atau kegagalan panen yang disebabkan oleh banjir, kekeringan dan serangan OPT. Pengamatan kerusakan di lapangan memerlukan biaya tenaga kerja (pengamat OPT) yang tinggi. Ada teknologi yang bersifat cost-effective yang dapat digunakan yaitu UAV untuk memantau usahatani padi di lapangan. Hal ini berguna untuk menekan biaya dan waktu pemantauan kerusakan atau kegagalan panen sehingga waktu klaim asuransi dapat dilaksanakan dengan lebih cepat.

Kata Kunci: Risiko Produksi Padi, Asuransi Pertanian, UAV

Page 92: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

78

Menginduksi Mutagenesis In Vivo Multi Step Dengan Kolkisin pada Tanaman Kacang Tunggak Mutan 1

I Gede Ketut Susrama dan I Gede Putu WirawanProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKPada tanaman mutan 2 ditemukan perubahan jumlah daun menjadi 4 daun pada satu tangkai daun (tetraplet) dan menjadi 5 daun pada satu tangkai daun (pentaplet). Perubahan fenotif ini lebih memperkuat lagi indikasi bahwa selain melipatgandakan kromosom seperti yang sudah banyak dipublikasikan selama ini, perlakuan kolkisin juga menyebabkan perubahan genetik lain. Pada tanaman mutan 2 juga ditemukan tanaman gigas dengan daun lebih lebar yang menghasilkan polong lebih panjang. Terjadi serangan hama afid Aphis craccivora terhadap pucuk tanaman, bunga dan polong serta hama pengisap polong Riptortus linearis. Serangan kedua jenis hama tersebut terjadi pada semua individu tanaman penelitian.

Kata Kunci: Tanaman Gigas, Serangga Afid, dan Serangga Pengisap Polong

Page 93: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

79

Aplikasi Kombinasi Isolat Trichoderma dan Pseudomonas Indigenus untuk Memacu Pertumbuhan

Tanaman dan Menekan Plasmodiophora brassicae Patogen Akar Gada Kubis

I Ketut Suada*, dan Anak Agung Gede SuwastikaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman, Denpasar 80225, Bali, Indonesia. Tel./fax.:+62-

361-702801, *E-mail: [email protected]

ABSTRAKAdanya serangan pathogen akar gada menyebabkan kerugian besar bagi petani kubis. Upaya yang perlu dilakukan adalah cara pengendalian yang aman bagi lingkungan dan konsumen. Salah satu cara yang demikian adalah secara biologi dengan mikroba antagonis. Dalam skrining terhadap 12 isolat Trichoderma dan 15 isolat Pseudomonas indigenus didapatkan masing-masing 5 jenis isolate yang efektif menekan akar gada dan sekaligus memacu pertumbuhan tanaman. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas secara konsorsium isolate tersebut dalam menekan penyakit akar gada sekaligus memacu pertumbuhan tanaman kubis. Percobaan ini menggunakan Randomized Completely Design 2 faktor dengan tiga ulangan. Variabel yang diamati adalah persentase akar gada dan pertumbuhan tanaman. Konsentrasi isolate masing-masing perlakuan adalah 1x106 CFU per tanaman. Data dianalisis ragam dengan uji Jarak Berganda Duncan 1 dan 5%. Berdasarkan penelitian ini, isolat terbaik yang ditemukan adalah perlakuan kombinasi isolate Trichoderma-2 dan Pseudomonas-2 dengan persentase kejadian akar gada terendah yaitu sebesar 0% dengan jumlah klorofil tertinggi yaitu 59,6 SPAD.

Kata Kunci: Kubis, Akar Gada, Trichoderma, Pseudomonas.

Page 94: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

80

Perbaikan Kualitas Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) Kultivar Getas Merah melalui Aplikasi GA3,sebagai

Upaya Meningkatkan Daya Saing Buah Lokal

Ni Nyoman Ari Mayadewi dan I Made Sukewijaya Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan memperbaiki kualitas jambu biji Getas Merah, yaitu mengurangi kandungan biji dalam buah dengan pemberian Gibberellic Acids (GA3). Penelitian ini dilaksanakan di Banjar Lawak, Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung dari bulan Juli sampai Nopember 2017. Areal tanaman jambu biji yang digunakan milik petani dengan sistem sewa. Sampel yang diambil di lapangan kemudian di analisis di Laboratorium Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Analisis kandungan kimia buah dilaksanakan di Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Percobaan ini merupakan percobaan satu faktor yaitu konsentrasi GA3 dengan 6 level yaitu G0 = 0 ppm, G1 = 50 ppm, G2 = 100 ppm, G3= 150 ppm, G4 = 200 ppm dan G5 = 250 ppm. Masing-masing level (perlakuan) diulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kandungan biji dalam buah masing-masing 9,24% (pemberian GA3 50 ppm), 13,99% (pemberian GA3 100 ppm), 46,33% (pemberian GA3 150 ppm), 48,92% (pemberian GA3 200 ppm), dan 65,01% (pemberian GA3 250 ppm) bila dibandingkan dengan kontrol. Pada penelitian ini perlakuan beberapa tingkat konsentrasi mampu menurunkan jumlah biji, tetapi belum bisa membuat buah tanpa biji.

Kata Kunci : GA3, Jambu Biji, Kualitas Buah

Page 95: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

81

Sistem Informasi Sumberdaya Lahan untuk Perencanaan Pembangunan Daerah Tujuan Wisata Agro

Di Wilayah Sarbagitaprovinsi Bali

Indayati Lanya* dan N.Netera. SubadiyasaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKMaster Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, Bali-Nusra termasuk koridor V (pariwisata, peternakan dan perikanan). Peta jalan bidang unggulan ketahanan pangan, budaya, pariwisata dan bidang teknologi informasi dan komunikasi tercantum dalam Rencana Induk penelitian (RIP) Universitas Udayana 2012-2016. Metode Penelitian tahun pertama meliputi: (1) identifikasi dan deskripsi potensi sumberdaya lahan (SDL), (2) survei lapang, (3) menyusun data base potensi wisata agro, dan (4) pemetaan zonasi Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan Obyek Wisata (OW). Tahun kedua: (1) perencanaan pembangunan DTW/OW, dan (2) implementasi demfarm Agroekowisata. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta implementasi agrowisata bekerjasama dengan Pekaseh dan Petani di masing-masing subak. Pelestarian budaya agraris di Subak Gedon2, sebagai DTW kawasan Tanah Lot, tanaman bunga di zone suci, madya sebagai sentral padi, dan pertanian terpadu di zone niasta . Tiga lokasi OW: (1) pertanian perkotaan di Subak Kerdung Denpasar, (2) Plasmanutfah pisang di Subak Mungkagan Badung, dan (3) plasmanutfah kelapa di Subak Erjeruk Gianyar. Informasi potensi sumberdaya lahan dan peta zonasi subak berbasis Sistim Informasi Geografi (SIG) dan web-GIS www.wisatasubakbali.com. Foto kegiatan demparm

Page 96: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

82

pariwisata agro berbasis masyarakat tani dan kearifan lokal di di empat Subak.

Kata kunci: Sistim Informasi, Agrowisata, Zonasi Subak, GIS

Page 97: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

83

Aplikasi Pemupukan untuk Peningkatan Produksi Dan Kualitas Komoditas Hortikultura Penunjang

Pariwisata Bali

Netera Subadiyasa, Indayati Lanya* dan Nyoman DibiaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

HP: 0818346877, *E-mail: [email protected]

ABSTRAKPariwisata memerlukan produk tanaman pangan dan hortikultura yang bermutu. Disamping itu membutuhkan pertanian yang ramah lingkungan. Berbagai penelitian membuktikan pupuk mineral bali plus dapat meningkatkan produksi dan mutu tanaman pangan dan hotukultura (Lanya, 2000, dan Subadiyasa, dkk 2010, 2014, 2015, 2016). Uji Pupuk Mineral Bali Plus (PMBP) = (5 ton dolomite+100 kg NPK ) ha-1 di tanah Andosol, berpasir. Lima tanaman diujikan: kailan, brokoli, kol bunga, salada bulat, dan wortel. Rancangan acak kelompok, perlakuan pemupukan per hektar: P0 = control, P1= pupupuk organik = 20 ton, P2 (pupuk petani) = P1+200 kg NPK, P2 = 400 kg NPK, P3 = ½P1+1PMBP, dan P4 = ½P1+2PMBP. Tiga ulangan, parameter pengamatan: produksi, peningkatnnya, dan kandungan nutrisi tanaman. Uji Duncan’s, difiasi 5%, dengan menggunakan program Costat. Peningkatan produksi dan kandungan nutrisi tanaman dipengaruhi sangatt nyata oleh pemupukan. Produksi dan persentasi peningkatan tertinggi dibanding dengan pupuk petani diperoleh dari PMBP: brokoli 15.89 tons ha-1 (16.78%), kol bungan 20,02 tons ha-1 (13,62%), salada bulat 32,37 tons ha-1 (26,36%), wortel 35 tons ha-1 (10,65%), kailan 9,07 tons ha-1 (22,57%). PMBP meningkatkan kandungan nutrisi tanaman : total gula, karbohidrat, serat kasar, vitamin C, dan

Page 98: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

84

antioksidan. Mutu kailan > brokoli > kol bunga > wortel > salada bulat. PMBP meningkatkan produksi, dan kualitas produk, serta mengurangi penggunaan pupuk organik. Produksi terendah dicapai pada hanya dengan menggunakan pupuk organik.

Kata Kunci: Pupuk Mineral Bali Plus, produksi, Nutrisi Tanaman

Page 99: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

85

Potensi Sumber Daya Air untuk Pengembangan Sistem Pertanian Organik di Daerah Hilir Daerah Aliran Sungai

(DAS) Pakerisan

I Gusti Ngurah Santosa1* dan Dr. I Wayan Budiasa, SP.,MP.2

1Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

2Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKBali dikenal sebagai salah satu dinasti pariwisata dunia. Julukan ini senantiasa harus terus dipertahankan. Salah satu penunjang yang harus ada untuk keberlanjutan tersebut adalah tersedianya pangan yang cukup baik kuantitas maupun kualitas. Pangan dengan kualitas baik adalah pangan yang tidak tercemar atau sering disebut dengan pangan organik Kabupaten Gianyar yang merupakan salah satu kabupaten di Bali, merupakan salah satu tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Salah satu DAS di Kabupaten Gianyar yaitu DAS Pakerisan merupakan wilayah yang sangat luas untuk budidaya pertanian dari hulu ke hilir, yang merupakan sumber suplai pangan terdekat baik untuk kebutuhan penduduk maupun wisatawan. Tanaman yang dominan dibudidayakan di lahan sawah adalah padi, dan Palawija. Diharapkan pangan dari budidaya ini adalah pangan organik. Timbulnya pencemaran pada tanaman, dapat diakibatkan karena penggunaan pupuk kimia, pestisida dan juga sebagai akibat pembuangan limbah ke sungai yang tidak dilakukan pengelolaan sebelumnya. Sisa pupuk kimia, pestisida dan juga limbah akan mengalir dari kawasan hulu ke hilir, sehingga sumberdaya air di hilir paling berpotensi tercemar. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi sumber daya

Page 100: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

86

air untuk pengembangan sistem pertanian organik di daerah hilir DAS Pakerisan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan penelitian laboratorium. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas air irigasi di daerah hilir DAS Pakerisan (Daerah Irigasi Medahan), ditinjau dari segi ketersediaan air dan kandungan logam berat, sesuai untuk pengembangan pertanian organik, namun tidak sesuai ditinjau dari kandungan karbonatnya. Kata Kunci: Potensi sumberdaya air, Pencemaran, Pertanian

Organik, DAS Pakerisan.

Page 101: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

87

Eksplorasi Endomikorisa Indigenus pada Perkebunan Salak Bali Sebagai Pupuk Hayati

Rai, I N.1*, K. Suada1, M. Praborini2, dan I W. Wiraatmaja1

1Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana

2Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana*E-mail: [email protected]

ABSTRAKSalak Bali yang dulu sempat menjadi buah primadona nusantara kini kondisinya semakin terpuruk, tidak hanya kalah bersaing dengan buah-buahan impor tetapi juga dengan buah salak luar daerah (salak Pondoh). Cara budidaya yang masih tradisional dan terbatasnya penggunaan input produksi menyebabkan kesuburan tanah semakin menurun sehingga kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produksinya rendah. Penelitian ini bertujuan menemukan jamur endomikoriza indigenus sebagai bahan pupuk hayati. Eksplorasi dilaksanakan dengan mengambil sampel tanah dan akar di empat kecamatan sentra penghasil salak di Bali (Kecamatan Bebandem dan Selat di Kabupaten Karangasem, Kecamatan Pupuan, Tabanan dan Kecamatan Payangan, Gianyar). Pada masing-masing lokasi diambil 9 titik dengan 3 kali ulangan. Di tiap-tiap ulangan diambil sampel tanah dan akar pada lapisan top soil (kedalaman 10-15 cm). Isolasi spora dilakukan di Laboratorium Sumber Daya Genetik dan Biologi Molekuler Universitas Udayana, menggunakan teknik penyaringan basah menurut metode Brunndret et al. (2009. Spora hasil isolasi kemudian dikoleksi dan diindentifikasi berdasarkan karakter morfologi dan molekuler. Identifikasi karakter morfologi (susunan spora, bentuk hifa, ukuran spora, warna spora, dan bentuk spora) dilakukan dengan menggunakan Manual for The Identification of Mychoriza Fungi menurut Schenk dan Perez

Page 102: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

88

(1990), sedangkan identifikasi molekuler menggunanan metode analisis penanda random amplified polymorphic DNA (RAPD). Pengamatan persentase infeksi akar dilakukan dengan metode pewarnaan menggunakan tryfan blue. Pada penelitian ini ditemukan 2 (dua) genus endomikoriza, yaitu mikoriza genus Glomus dan Scutellospora. Genus glomus ditemukan disemua kecamatan lokasi pengambilan sampel sedangkan genus Scutellospora hanya ditemukan di Kecamatan Selat. Secara morfologi genus glomus memiliki bentuk bervariasi dari globus, subglobus, ovoid, maupun obovoid, warna sporanya bervariasi ada yang kuning kecoklatan, coklat kekuningan, coklat muda, atau coklat tua. Genus Glomus memiliki hifa arbuskular, hifa vesikular, klamidospora, hifa internal dan hifa eksternal. Sedangkan spora genus Scutellospora secara morfologi memiliki spora tunggal, besar, dengan bentuk bulat atau agak bulat, globus, subglobus, elipsoid, atau iregular dengan warna dinding spora kuning hingga kecoklatan, dan memiliki lapisan kecambah (germination shield) yang terletak pada lapisan dinding bagian dalam. Jumlah rata-rata spora per titik sampel di seluruh lokasi pengabilan sampel adalah sebanyak 15,3 spora. Rata-rata persentase infeksi akar di empat lokasi kecamatan pengambilan sampel sangat tinggi yaitu 96,67%, yang menunjukkan bahwa adaptasi mikoriza pada tanaman salak sangat tinggi. Idenfikasi molekuler spora dari kedua genus mikoriza yang ditemukan masih sedang dikerjakan. Hasil ekplorasi spora yang didapat sedang diperbanyak pada tanaman jagung dengan media zeolit dan pasir kuarsa untuk mendapatkan spora yang lebih banyak untuk bahan pembuatan prototype pupuk hayati di tahun II dan uji efektivitasnya pada pertumbuhan bibit salak.

Kata Kunci Mykorhiza, Salak, Glomus, Morfologi, Molekuler, Pupuk Hayati.

Page 103: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

89

Potensi Mikroorganisme Selulolitik dari Beberapa Jenis Mol dalam Mendekomposisikan Sampah Organik Kota

Menjadi Kompos Plus

W. Sri Sutari*, Ni Luh Kartini dan A.A.N.G SuwastikaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail : [email protected]

ABSTRAKMikroba penghasil selulase dapat dimanfaatkan dalam mempercepat proses pengomposan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan isolat mikroorganisme selulolitik potensial yang di eksplorasi dari 3 (tiga) jenis MOL (mikroorganisme lokal) yaitu Mol nasi, buah dan daun gamal, mempercepat proses dekomposisi dengan menggunakan dekomposer dari isolat yang dieksplorasi dari mol serta menghasilkan kompos. Hasil penelitian pendahuluan menemukan 6 isolat kandidat selulolitik, kemampuan isolat dalam mendegradasi selulosa pada sampah organik kota diuji dengan menggunakan media Cellulose Congo Red Agar (CCRA) dan diberi kode BH01 dan BH02 (Mol buah), NS01 dan NS 02 (Mol Nasi) dan DG01 dan DG02 ( Mol Daun Gamal). Ratio HC tertinggi adalah isolat BH01 (6,65%) dan NS01(4,3%). Perlakuan 1,5 kg sampah organik kota diinkubasi dengan 5% inokulan isolat BH01 dan isolat NS01 serta air steril sebagai kontrolnya dengan waktu inkubasi selama 30 hari. Analisisnya meliputi pengujian kadar selulosa dan rasio C/N. Hasil penelitian menunjukkan isolat BH01 mampu menurunkan ratio C/N menjadi 19,45 selama 30 hari, sangat sesuai dengan standar kriteria pupuk organik pembenah tanah yaitu C/N ratio dibawah 20. Kompos yang dihasilkan bertekstur lunak, remah serta berwarna kehitaman menyerupai tanah dan mempunyai kandungan unsur hara

Page 104: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

90

lengkap, mikroorganisme yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman serta membantu menjaga kesuburan tanah.

Kata Kunci: Mol (mikroorganisme lokal), Mikroorganisme Selulolitik, Sampah Organik Kota, Kompos.

Page 105: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

91

Pemberian Ekstrak Bahan Nabati Daun Sirih (Piper betle L.) Dalam Berbagai Konsentrasi Untuk Menekan

Populasi Nematoda Puru Akar(Meloidogyne spp.) Yang Menyerang Tanaman Tomat

Made Sritamin* dan I Dewa Putu SingarsaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKMeloidogyne spp. termasuk golongan hama bersifat polifagus yang telah menyebar di seluruh dunia dan dilaporkan menyerang tanaman budidya yang bernilai ekonomi. Tanaman tomat merupakan tanaman yang sangat peka terhadap nematoda ini dan apabila tidak dikendalikan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Berbagai cara pengendalian dilakukan terhadap nematoda Meloidogyne spp, tetapi belum memberikan hasil yang efektif. Saat ini cara pengendalian masih menggunakan pestisida sintetis karena dengan cara ini memberikan respon yang cepat dan dapat mempertahankan produksi tanaman. Cara pengendalian dari nematisida sintetis akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan oleh karena itu diperlukan suatu cara pengendalian yang ramah lingkungan. Tujuan dari peneitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui efektifitas konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle L.) menekan perkembangan nematoda puru akar Meloidogyne spp. dan pertumbuhan tanaman tomat. Merupakan penelitian destraktif, menggunakan ekstrak daun sirih (Piper betle L,) dengan konsentrasi prlakuam 0 % ,10 %, 20 %, 30 % dan 40%, masing-masing diuang10 kali. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji Duncan’n taraf 5 %.

Page 106: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

92

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 40 % paling efektif terhadap populasi nematoda puru akar dalam 300 g tanah.yaitu: 37,70%, dan paling kecil pada konsentrasi 10 % dengan penekanan (1,90 %), berbeda sangat nyata dengan kontrol Penekanan jumlah puru pada konsentrasi 40 % p sebesar 64,61 % dan paling kecil pada konsentrasi 10 % (27,94%) berbeda sangat nyata dengan kontrol .Terhadap penekanan populasi nematoda dalam akar paling besar pada konsentrasi 40 % (60,27 %) dan paling kecil pada konsentrasi 10% yaitu 28,76% juga berbeda nyata dengan kontrol, Dari hasil tersebut ekstrak yang paling efektif adalah pada konsentrasi 40 %.

Kata Kunci: Meloidogyne spp., Piper betle L., RAK

Page 107: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

93

Penetapan Dosis Pupuk Spesifik Lokasi Untuk Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Evaluasi Status Kesuburan

Tanah Di Kecamatan Abang, Karangasem

I Nyoman Puja* dan I Wayan Dana AtmajaProgram studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman Denpasar-Bali. Telp. 0361 222450,

*E-mail : [email protected]

ABSTRAKPemupukan secara terus-menerus dengan dosis tinggi mengakibatkan ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah. Pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tanaman dan dosisnya berdasarkan status hara dalam tanah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui status kesuburan tanah sawah di Kecamatan Abang dan menyusun rekomendasi pemupukan spesifik lokasi berdasarkan status kesuburan tanahnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei dan analisis laboratorium dengan tahap kegiatan : Persiapan (pembuatan unit lahan), survei lapangan, analisis sampel tanah, tabulasi, evaluasi status kesuburan tanah dan penetapan dosis pupuk spesifik lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesuburan tanah di Kecamatan Abang tergolong rendah dan sedang. Status kesuburan tanah rendah seluas 213,27 ha ( 29,59 %) yaitu terdapat di Desa Kertamandala, Tista, Tiyingtali, Culik dan Purwekerti. Status kesuburan tanah sedang seluas 507,54 ha (70,41 %) yaitu terdapat di Desa Ababi, Abang, Tiyingtali, Purwekerti, Kertamandala dan Bunutan. Anjuran pemupukan per hektar pada daerah yang berstatus kesuburan tanah rendah adalah 250 kg Urea, 100 kg SP36 dan 100 kg KCl. Jika jerami padi dikembalikan kedalam tanah sebanyak 5 t/ha, maka anjuran pemupukan per hektar menjadi 230 kg Urea, 100 kg SP36 dan 50 kg KCl. Daerah yang status kesuburan tanah tergolong sedang, anjuran pemupukan per

Page 108: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

94

hektar sebanyak 250 kg Urea, 75 SP36 dan 50 kg KCl. Jika jerami padi dikembalikan sebanyak 5 t/ha maka dianjurkan pemupukan sebanyak 230 kg Urea/ha 75 kg SP36 dan 0 kg KCl

Kata Kunci: Dosis pupuk, spesifik lokasi, Padi sawah, Status Kesuburan.

Page 109: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

95

Isolasi dan Identifikasi Patogen Penyebab Penyakit Layu Stroberi Di Kawasan Bedugul

Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya,I Putu Sudiarta, Gede Rai Maya Temaja, I Gusti Ayu Devi

Valenia SariProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKStroberi (Fragaria sp.) Adalah salah satu buah yang paling populer di daerah dataran tinggi di Bali karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Stroberi di Bali sebagian besar dibudidayakan di kawasan Bedugul termasuk Desa Pancasari dan Candikuning karena memiliki iklim yang sesuai untuk pengembangan tanaman stroberi. Masalah utama dalam budidaya stroberi adalah penyakit layu, yang dilaporkan pertama oleh petani pada tahun 2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab penyakit penyakit layu tanaman stroberi. Pada pertengahan tahun 2017 hasil penelitian ini mencatat persentase penyakit layu stroberi di desa Pancasari mencapai 90% sedangkan di Desa Candikuning adalah 82%. Postulat Koch diterapkan untuk mengidentifikasi patogen secara morfologis, juga identifikasi molekuler dilakukan berdasarkan 16 sRNA dengan menggunakan primer forward 27F (AGA GTT TGA TCM TGG CTC AG) dan 1492R (CGG TTA CCT TGT TAC GAC TT) sebagai primer reverse. Berdasarkan identifikasi morfologi dan molekuler, patogen yang menyebabkan penyakit layu pada stroberi adalah Fusarium oxysporum. Hasil penelitian ini merupakan laporan baru tentang F. oxysporum sebagai patogen yang menyebabkan penyakit layu stroberi di Bali.

Page 110: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

96

Kata Kunci: Stroberi, Penyakit Layu, Patogen, Fusarium Oxysporum.

Page 111: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

97

Kajian Beberapa Cara Fermentasi Yang Dilakukan Oleh Petani Terhadap Mutu Biji Kakao

(Theobroma Cacao L.)

Ni Luh Made Pradnyawathi, I Ketut Arsa Wijaya dan I Nyoman Sutedja

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia *HP: 0818357216, *E-mail: [email protected].,

[email protected]

ABSTRAKFermentasi merupakan tahapan yang paling penting dari proses penanganan pasca panen biji kakao. Banyak cara fermentasi sederhana yang sudah dilakukan oleh petani namun belum ada laporan tentang mutu hasil biji dari cara-cara fermentasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cara-cara fermentasi biji kakao yang dilakukan oleh petani, membandingkan mutu hasil biji fermentasi yang dilakukan oleh petani dengan mutu hasil biji fermentasi anjuran, serta mendapatkan cara fermentasi yang sederhana yang sesuai untuk diterapkan oleh petani. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Penelitian menggunakan cara survey lapangan dengan observasi dan wawancara serta didukung oleh studi pustaka. Dari hasil observasi dan analisis biji kakao fermentasi yang diambil dari petani dapat disimpulkan kebanyakan petani tidak memfermentasi biji kakaonya, kemudian cara-cara fermentasi yang dilakukan oleh petani adalah dengan kampil, keranjang, dan kotak kayu. Selanjutnya cara-cara fermentasi yang sama belum tentu memberikan hasil mutu biji yang sama. Akhirnya, cara fermentasi yang paling sederhana yang bisa diterapkan oleh petani adalah dengan menggunakan keranjang

Page 112: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

98

yang dialasi dengan daun pisang dan ditutup dengan daun pisang dan plastik di bagian atasnya. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan meniru cara-cara fermentasi yang dilakukan oleh petani tetapi menggunakan bahan biji dari jenis kakao yang sama dan cara penanganan pasca panen yang sama.

Kata Kunci : Kakao, Fermentasi, Kampil plastic, keranjang bambu, kotak kayu

Page 113: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

99

Rencana Penggunaan Lahan Berdasarkan Metode Skoring di Kecamatan Kintamani

Made Sri SumarniasihProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPenelitian dilaksanakan di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, dengan tujuan untuk menganalisis dan merencanakan arahan penggunaan lahan berdasarkan metode skoring. Penentuan titik sampel berdasarkan peta unit lahan, yang didapatkan dengan cara tumpangsusun peta jenis tanah, peta penggunaan lahan, dan peta lereng. Satu unit lahan diwakili satu contoh tanah sehingga ada 48. Rencana arahan penggunaan lahan menggunakan metode skoring yaitu cara penilaian didasarkan atas tiga faktor: lereng, jenis tanah dan intensitas curah hujan rata-rata harian. Masing-masing faktor tersebut di bobotkan sesuai dengan besarnya pengaruh relatif terhadap kepekaan wilayah yang bersangkutan terhadap erosi. Nilai skor yang didapat dari hasil analisis adalah 135-225, artinya rencana penggunaan sebagai kawasan lindung dan kawasan penyangga. Unit lahan: 1, 2, 3, 4, 6, 17,19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 36, 37, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 49, dan 52. mempunyai jumlah nilai (skor) 135 - 175, sebagai kawasan penyangga. Unit lahan yang mempunyai jumlah nilai (skor) 175-225 adalah: 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 28, 29, 31, 32, 33, 35, 48, 53, 54, 58, 59, 60, 61, 64 dan 65 sebagai kawasan lindung. Rencana arahan penggunaan lahan di kawasan penyangga adalah sesuai pola tanam yang sudah ada, dengan meningkatkan kerapatan tanaman atau tumpangsari, perbaikan teras tradisional dengan tanaman penguat teras, atau pemulsaan menggunakan sisa-

Page 114: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

100

sisa tanaman, sedangkan untuk kawasan lindung tetap dipertahankan sebagai kawasan lindung dengan penanaman tanaman penguat teras. Untuk mencegah penggunaan lahan di kawasan lindung, sebagai kawasan budidaya maka penyuluhan sebaiknya dilakukan secara berkala untuk meningkatkan pemahaman petani dan penggunaan lahan sebaiknya mengikuti kaidah konservasi tanah dan air.

Kata Kunci: rencana, penggunaan lahan, metode skoring

Page 115: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

101

Karakteristik Umum Mikrobiologi Tanah pada Lahan Pertanian Sayuran Organik dan Konvensional di

Dataran Tinggi Bali

Anak Agung Istri Kesumadewi, Ni Luh Kartini, dan Stefaan De Neve

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKMikroba berperan penting dalam mendukung fungsi ekosistem dan kualitas tanah melalui keterlibatannya dalam 80 % reaksi biokimia di dalam tanah. Komponen mikrobiologi tanah yang digunakan dalam menentukan status kualitas tanah adalah populasi, aktivitas, dan biomassa mikroba. Penelitian lapangan untuk membandingkan karakteristik umum mikrobiologi tanah tersebut telah dilakukan di lahan sayuran organik (Desa Baturiti Kecamatan Baturiti), eksesif (Desa Candikuning Kecamatan Candikuning) dan konvensional (Desa Songan Kecamatan Kintamani) di dataran tinggi Bali. Masing-masing tiga ulangan sampel tanah diambil dari lahan budidaya sayuran di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa jumlah total mikroba dan jamur lebih tinggi pada lapisan olah tanah dibandingkan dengan kedalaman > 20 – 40 cm. Proporsi jamur terhadap total mikroba tanah berkisar antara 0,12 – 5,35 % serta lebih tinggi pada kedalaman > 20 – 40 cm pada sistem budidaya anorganik. Total populasi mikroba lebih tinggi pada tanah dengan sistem budidaya anorganik. Populasi jamur sekitar 7,04 – 44,12 kali lebih tinggi pada tanah dengan sistem budidaya konvensional di Desa Songan. Total aktivitas mikroba relatif sama pada ketiga sistem budidaya dengan kisaran respirasi antara 0.007-010 mg C-CO2/g tanah/jam. Mikroba pada tanah dari Bedugul (Desa Candikuning

Page 116: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

102

dan Baturiti) lebih aktif berdasarkan nilai SIR (substrate induced respiration) yaitu sebesar 0,026 dan 0,023 mg C-CO2/g tanah/jam dibandingkan dengan 0,014 mg C-CO2/g tanah/jam (Desa Songan). Biomassa mikroba paling tinggi pada lahan sayuran organik (1,023 mg C-CO2/g tanah).

Kata Kunci: Konvensional, Substrate Induced Respiration, Biomassa Mikroba

Page 117: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

103

Peranan parasitoid dalam mengendalikan lalat buah, Bactorccera dorsalis Complex pada sentra pertanaman

jeruk di Bali

I Wayan Susila, I Wayan Supartha, dan I Ketut SumiarthaProgram Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKPenelitian peranan parasitoid dalam mengendalikan lalat buah, Bactrocera dorsalis Complex pada sentra pertanaman jeruk di Bali telah dilakukan di laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu Tumbuhan, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Denpasar, Bali, dan penelitian la-pang dilakukan di sentra pertanaman jeruk di Provinsi Bali, mulai bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peranan parasitoid dalam mengendalikan lalat buah pada sentra pertanaman jeruk di Provinsi Bali. Pengam-bilan sampel dilakukan dengan medode survei dan purposive. Ha-sil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan dua jenis parasitoid yang dapat mengendalikan lalat buah yaitu Diachasmimorpha sp. dan Opius sp. dengan tingkat parasitisasi masing-masing adalah 11,60% dan 7,59%.

Kata Kunci: Tanaman jeruk, lalat buah, dan parasitoid

Page 118: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

104

Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Menghitung Beban Emisi Dan Sumber Pencemar Udara

Co2 Di Kota Denpasar

I Wayan Nuarsa, I Gusti Alit Gunadi, I Made Sukewi-jaya dan Abd. Rahman As-syakur

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKPertumbuhan perekonomian yang cepat di Kota Denpasar mem-bawa dampak terhadap laju pertumbuhan penduduk. Hal ini akan menyebabkan meningkatkan kebutuhan lahan untuk permukiman, sarana dan prasarana, dan fasilitas penunjang lainnya. Sementara itu, ketersediaan lahan untuk ruang terbuka hijau (RTH) akan se-makin berkurang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun luas tutupan vegetasi semakin berkurang, dan suhu udara di Kota Denpasar semakin meningkat.Oleh sebab itu, diperlukan adanya penelitian untuk menghitung serapan CO2 oleh tanaman perkotaan dan emisi CO2 dari berbagai aktivitas di Kota Denpasar. Estimasi serapan CO2 oleh tanaman dilakukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan GIS. Sementara itu, perhitungan emisi CO2 dilakukan dengan inventarisasi dari sumber-sumber pencemar CO2 baik dari sumber titik, area, dan sumber bergerak. Luaran dari penelitian ini adalah peta sebaran serapan dan emisi CO2. Dari peta tersebut dapat diketahui apakah emisi CO2 Kota Denpasar lebih tinggi dari kemampuan tanaman yang ada untuk menyerapnya. Bila itu terjadi, maka perlu adanya regulasi dari Pemerintah Kota untuk mengatasi masalah ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan tanaman yang ada di kota Denpasar sebagai ruang terbuka hijau dalam menyerap CO2

Page 119: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

105

adalah sebesar 235.780,63 tCO2/tahun, sementara total emisi dari sumber-sumber pencemar adalah 862.955,856 tCO2/tahun. Sumber emisi CO2 diantaranya berasal dari sumber titik 37,649 ton/tahun, dari sumber area 95,310 ton/ha, dan dari sumber bergerak sebesar 862.955,856 ton/ha. Dari sumber bergerak penyumbang emisi CO2 terbesar adalah kendaraan ringan, yaitu sebesar 540.355,88 ton/tahun atau 62,63%. Kemudian diikuti oleh sepeda motor sebesar 260.187,43 ton/tahun atau 30,16%. Untuk mengatasi hal ini diper-lukan adanya beberapa regulasi seperti pengurangan jumlah kend-araan bermotor dengan meningkatkan layanan transportasi umum. Penggunaan kendaraan dengan menggunakan sumber energi selain minyak seperti energi listrik merupakan alternatif lain yang diper-timbangkan. Terakhir, peningkatan jumlah dan kualitas ruang ter-buka hijau merupakan cara konvensional yang perlu dilakukan.

Kata Kunci: Emisi, CO2, GIS, Kota Denpasar

Page 120: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

106

Kesesuaian beberapa jenis pohon di tiga ruas jalan Kota Denpasar sebagai tanaman tepi jalan

A.A. K. Krisnandika dan N. KohdrataProgram Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian,

Universitas UdayanaJl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAKTanaman merupakan salah satu elemen lanskap jalan. Penanaman jenis tanaman yang tepat di sepanjang tepi jalan dibutuhkan untuk memperkuat estetika dan fungsi tanaman yang ingin dicapai. Untuk itu, perlu dikaji kesesuaian antara jenis pohon yang digunakan sebagai tanaman tepi jalan dengan peraturan dan literatur terkait. Hasil survei mendapatkan 8 jenis tanaman yang dominan terdapat pada jalan P. B. Sudirman, Letda Tantular dan Gajah Mada yaitu Roystonea regia, Plumeria rubra, Polyalthia longifolia, Erythrina crista-gali, Cerbera manghas, Lagerstroemia speciosae, Samanea saman, Callistemon viminalis. Skoring yang dilakukan menunjukkan Lagerstroemia speciosae paling sesuai digunakan sebagai tanaman tepi jalan ditinjau dari aspek ekologis, fungsi tanaman dan manajemennya.

Kata Kunci: bungur, iklim, polutan, keamanan, kenyamanan

Page 121: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

107

Pemetaan Taman Setra di Kota Denpasar Berbasis Teknologi Informasi

Anak Agung Gede Sugianthara*, Anak Agung Gede Dalem Sudarsana, dan Sang Made Sarwadana

Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia*E-mail: [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus memetakan Taman Setra yang ada di wilayah Kota Denpasar, Bali sebagai langkah awal untuk menyusun data base Taman Setra yang ada di Provinsi Bali sebagai salah satu aset nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki nilai arsitektural, fungsional, estetika, dan sosio-religius-magis. Kota Denpasar merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota di Bali yang memiliki jati diri sebagai sebuah kota yang secara hakiki merefleksikan citra kota yang berbasis budaya lokal Bali. Kota Denpasar terbagi dalam empat wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Barat, serta memiliki 35 desa adat/Pakraman dan 71 Taman Setra (Kuburan) yang punya andil cukup besar dalam mewujudkan Kota Denpasar sebagai Kota Budaya serta sebagai daya dukung elemen ruang terbuka hijau (RTH) yang lestari. Metode penelitian yang digunakan adalah metoda survei dengan teknik pengambilan data dengan observasi, wawancara, dan penyebaran kuisioner untuk mendapatkan data primer yang secara langsung diperoleh di lapangan, serta studi literatur untuk melengkapi data atau keterangan yang tidak diperoleh di lapangan. Untuk pemetaan menggunakan instrumen GPS (Global Positioning System) dan perangkat lunak QGIS

Page 122: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

108

(Quantum Geografi Information System). Data yang terkumpul dilanjutkan dengan proses tabulasi, edeting, koding, dan selanjutnya dideskripsikan secara logico-hypotetico-perification sebagai hasil identifikasi dan sekaligus dapat melakukan pemetaan Taman Setra di Kota Denpasar dari aspek arsitektural, fungsional, estetika, dan sosial-budaya-religiusnya.

Kata Kunci: Taman Setra, Desa Pekraman, Kota Budaya.

Page 123: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

109

Rencana Penataan Fasilitas Wisata untuk Meningkatkan Aktivitas Wisata pada Ekowisata Subak

Sembung, Kota Denpasar

LS Yusiana*, CGA Semarajaya, AAGD Sudarsana, dan NNA Mayadewi

Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia*E-mail: [email protected]

ABSTRAKEkowisata Subak Sembung merupakan daya tarik wisata berbasis pertanian di Kota Denpasar. Kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata alam bagi masyarakat Kota Denpasar karena memiliki hamparan sawah yang luas di tengah kota. Area persawahan Subak Sembung berdasarkan data tahun 2016 BPS Kota Denpasar seluas 115 ha dan dilengkapi fasilitas jogging track selebar 1,2 m sepanjang 1,68 km. Masih minimnya fasilitas wisata di kawasan ekowisata Subak Sembung mengakibatkan minimnya aktivitas wisata yang dapat dilakukan wisatawan. Keberadaan fasilitas dalam menunjang aktivitas wisata harus sesuai antara penggunaan dan peletakannya sehingga memerlukan sebuah telaah yang baik berdasarkan standar penyediaan fasilitas dalam arsitektur lanskap. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan penataan fasilitas wisata untuk meningkatkan daya tarik wisata pada ekowisata Subak Sembung. Penelitian dilakukan mulai Juli hingga Oktober 2017. Penelitian didasarkan pada hasil survei biofisik dan kuesioner persepsi dan preferensi pengunjung terhadap fasilitas wisata yang ada saat ini. Hasil penelitian berupa tata ruang, aktivitas wisata, dan fasilitas wisata. Ruang wisata dibagi atas ruang pelayanan, ruang agro-edu

Page 124: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

110

tourism, dan ruang rekreasi. Aktivitas wisata berupa belajar, olah raga, memancing, bermain, dan menikmati pemandangan. Fasilitas wisata meliputi jenis, jumlah, ukuran, dan tata fasilitas wisata untuk menunjang aktivitas wisata.

Kata Kunci: Ekowisata Subak Sembung, Ruang Wisata, Aktivitas Wisata, Fasilitas Wisata

Page 125: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

111

Identifikasi Karakteristik PengunjungTaman Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung,

Denpasar

Naniek Kohdrata*, Cokorda Gede Alit Semarajaya, A.A. dan Keswari Krisnandika

Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Gedung Agrokompleks lt.2, Jl. PB Sudirman, Denpasar*E-mail: [email protected]

ABSTRAKTaman Puputan Badung sebagai salah satu ruang terbuka hijau publik di kota Denpasar merupakan salah satu fasilitas ruang luar yang diperuntukkan bagi warga kota. Taman kota seluas 33.810 m2 memiliki lokasi yang strategis karena berdekatan dengan beberapa fasilitas penting kota, seperti kantor walikota Denpasar, Jaya Sabha - rumah dinas gubernur Bali, Museum Bali, Pura Agung Jagatnatha, dan Kodam IX Udayana, dan kawasan Heritage Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pengunjung taman kota yang terletak di dekat titik nol kota Denpasar. Survei yang dilakukan melalui kuisioner menunjukkan bahwa kelompok remaja dan dewasa muda adalah pengunjung yang cukup dominan (47%). Pengunjung berdasarkan kategori latar belakang profesi menunjukkan tiga utama, yaitu ibu rumah tangga (22%), swasta (24%), serta pelajar dan mahasiswa (36%). Setengah dari responden merupakan pengunjung rutin taman kota dengan frekwensi kunjungan antara 1 – 2 kali per minggu. Kunjungan ke taman kota dilakukan secara berkelompok (90%). Mayoritas responden pengunjung menghabiskan waktu 1 – 2 jam di taman. Karakter pengunjung Taman Puputan Badung mengindikasikan bahwa taman ini dapat memberikan manfaat rekreatif dan fungsi interaksi sosial

Page 126: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

112

bagi pengunjung yang merupakan warga kota Denpasar.

Kata Kunci: Taman Kota, Karakter Pengunjung, Taman Puputan Badung

Page 127: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

113

Identifikasi Suhu Permukaan Lahan Untuk AlokasiRuang Terbuka Hijau Kota Di Pulau Bali

I Gusti A.A.Rai Asmiwyati1*, Robert J. Corner2 dan Ashraf M. Dewan2

1* Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Gedung Agrokompleks lt.2, Jl. PB Sudirman, Denpasar2 Department of Spatial Sciences,Curtin University, Buil.207

GPO Box U1987 Perth WA6845

ABSTRAKPeningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat di perkotaan mem-butuhkan peningkatan sarana dan prasarana kota seperti jalan, ge-dung, dan area parkir yang mendorong tingginya tingkat perubahan lankap alami dan semi alami perkotaan yang bervegetasi menjadi area terbangun. Hal ini memicu terjadinya fenomena pemanasan pulau perkotaan/Urban Heat Island (UHI) yaitu saat temperatur at-mosfer dan temperatur permukaan lahan lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan perdesaan di sekitarnya. Metode praktis untuk meminimalkan dampak UHI melalui pengembangan ruang terbuka hijau perkotaan diperlukan. Studi ini difokuskan untuk mengiden-tifikasi suhu permukaan lahan di bagian selatan Pulau Bali dengan menggunakan data RS (ASTER) dan GIS. Hasil studi menemukan perkotaan yang sangat padat menunjukkan nilai rata-rata suhu per-mukaan lahan tertinggi dan area yang menjadi prioritas penanaman seluas 34 km2 yang menutupi 43, 21% dari lahan terbangun.

Kata kunci: Suhu Permukaan lahan, Pemanasan Pulau Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau, Penginderaan Jauh, GIS

Page 128: SEMINAR HASIL HIBAH PENELITIAN DOSEN

114