seminar bahasa dina puspita

11
KESALAHAN PENULISAN EYD DALAM UNDANGAN PERNIKAHAN Dina Puspitasari 10410045

Upload: dhita-candra

Post on 25-Jul-2015

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KESALAHAN PENULISAN EYD DALAM UNDANGAN

PERNIKAHAN

Dina Puspitasari10410045

HASIL PENELITIAN

Meneliti sebuah undangan pernikahan Dwi Yanti

putri bapak Kasmin – ibu Darsih dengan

Budi Cahyono putra bapak Sumarto – ibu Siti Aminah

Pernikahan mereka akan dilangsungkan pada tanggal 13 Oktober 2013.

Penulisan bulan dalam surat undangan pernikahan mengalami kesalahan penulisan. Penulisan sebenarnya adalah penggunaan huruf kapital di awal nama bulan. Terkadang hal sepele seperti berikut dapat menjadikan kualitas surat undangan tersebut menjadi tidak layak untuk dipublikasikan.

Menurut EYD dan nilai kebahasaan yang ada dan telah dibakukan, bahwa penulisan kata “Akat” adalah salah, pembenarannya adalah “Akad”. Penggunaan huruf (d) merupakan huruf yang baku untuk penulisan kata tersebut.

Pembahasan Jika dalam kalimat memakai tanda baca (:) maka penulisan huruf awal dibawah setelah tanda baca (:) yang memberitahukan kapan acara tersebut akan dilaksanakan, harus menggunakan huruf kecil. Kenapa demikian, karena menurut peraturan penulisan surat yang tersaji dan telah dibakukan oleh pusat bahasa Indonesia. Dan sebaliknya jika penulisan pada awal kata ingin disajikan dengan huruf kapital seperti di dalam surat undangan, maka dalam kalimat “akan dilaksanakan pada.” harus menggunakan tanda baca (.) pada akhir kalimat.

Penulisan alamat tersebut nampak sudah benar. Namun jika kita teliti lagi ada kesalahan dalam tanda baca yang tidak disisipkan pada kependekan “Nomor”. Jika kata “Nomor” dipendekkan, maka perlu adanya tanda titik sehingga menjelaskan bahwa kata tersebut adalah kependekan . Kata “Nomor” dipendekkan menjadi “No.” dan menjadikan kata tersebut baku sesuai EYD. 

Memang betul, kata "Amien" sangat marak di Masyarakat. Kalau bisa, sebisa mungkin untuk kata yang satu ini (Amien) harus dihindari. Karena kata “Amien” belum termasuk aturan baku kebahasaan tidak mengandung arti dan makna. Sedikit mengenai kesalahan penulisan "Amin" yang sering terjadi, baik itu di Undangan pernikahan , pengucapan waktu kita berdoa, maupun kita mendoakan teman kita dan kita menuliskan kata "Amin" lewat hp, atau bahkan di iklan / acara di televisi.

DALAM BAHASA ARAB, ADA EMPAT PERBEDAAN KATA “AMIN” YAITU :

1. ”AMIN” (alif dan mim sama-sama pendek), artinya AMAN, TENTRAM

2. “AAMIN” (alif panjang & mim pendek), artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN

3.”AMIIN” (alif pendek & mim panjang), artinya JUJUR TERPERCAYA

4.“AAMIIN” (alif & mim sama-sama panjang),artinya YA TUHAN, KABULKANLAN DOA KAMI

Jika ingin menuliskan singkatan dari sang khalik atau sang pencipta alam semesta kita, maka harus menggunakan huruf kapital. Singkatan dari SWT tersebut tidak dapat di ganggu gugat dan seharusnya si pembuat surat undangan harus tahu bahwa penulisan keesaan Allah harus selalu menggunakan huruf kapital. Dan huruf (i) pada kata “insya” seharusnya dituliskan dengan huruf kapital karena sudah menjadi aturan baku kebahasaan

Dalam kalimat “Turut mengundang” mengapa dikatakan salah karena kalimat tersebut berarti yang mengundang bukan yang bersangkutan (yang punya hajat) seharusnya dalam kalimat tersebut dituliskan hormat kami, yang langsung menjelaskan bahwa pengundang tersebut yang bersangkutan.

Terima kasih