semester pertama di malory towers karya enid...

87
NILAI KARAKTER PADA NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI DAN SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID BLYTON (Sebuah Kajian Bandingan) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh Meidyal Fioleta 109013000109 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JAKARTA 2014 M/ 1435H

Upload: vothien

Post on 06-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

NILAI KARAKTER

PADA NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI DAN

SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID BLYTON

(Sebuah Kajian Bandingan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

Meidyal Fioleta

109013000109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA

2014 M/ 1435H

Page 2: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra
Page 3: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra
Page 4: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra
Page 5: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

i

ABSTRAK

Meidyal Fioleta, 109013000109, “Nilai Karakter pada Novel Negeri Lima Menara

Karya Ahmad Fuadi dan Semester Pertama di Malory Towers karya Enid Blyton

(Sebuah Kajian Bandingan)”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen

Pembimbing : Jamal D. Rahman, M.Hum. April 2014.

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter yang

terkandung dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi dan Semester

Pertama di Malory Towers karya Enid Blyton dan perbandingan karakter pada kedua

novel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter

yang terkandung dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi dan

Semester Pertama di Malory Towers karya Enid Blyton. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dalam

penelitian ini adalah novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi dan novel

Semester Pertama di Malory Towers karya Enid Blyton.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa novel Negeri Lima Menara karya

Ahmad Fuadi dan Semester Pertama di Malory Towers mengandung nilai-nilai

karakter. Nilai karakter yang ditemukan dalam novel Negeri Lima Menara di

antaranya yaitu religius, ikhlas, disiplin, peduli, mandiri, sabar, kerja keras, tegar,

berani, kasih sayang sesama muslim, berbakti kepada kedua orang tua, menyeru

kebaikan, bersyukur, bersungguh-sungguh, Sedangkan nilai karakter yang

ditemukan pada novel Semester Pertama di Malory Towers yaitu berkepribadian

baik, berani mengakui kesalahan, peduli sosial, setia kawan, bekerja sama,

menghargai prestasi.

Perbandingan karakter pada kedua novel berdasarkan paradigma pendidikan

karakter adalah karakter pada novel Negeri Lima Menara lebih mengarah kepada

paradigma fundamentalis yang dibangun oleh tradisi agama. Karakter yang dibangun

oleh tradisi agama ini adalah karakter manusia yang patuh dan taat kepada nilai-

nilai kebaikan yang mutlak dalam tradisi keagamaan. Agama pada novel ini yaitu

agama Islam. Sedangkan paradigma karakter pada novel Semester Pertama di

Malory Towers lebih mengarah kepada paradigma konservatif yang mendukung

ketaatan terhadap lembaga-lembaga dan proses-proses budaya yang sudah teruji oleh

waktu. Keberhasilan pendidikan dalam paradigma ini diukur dari keberhasilan

peserta didik dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Kata kunci : Nilai Karakter, Novel, Kajian Bandingan, Negeri Lima Menara,

Semester Pertama di Malory Towers.

Page 6: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

ii

ABSTRACT

Meidyal Fioleta, 109013000109, “Character Values on The Land of Five Towers by

Ahmad Fuadi and First Term at Malory Towers by Enid Blyton (A Comparative

Study).” Majors Indonesian Literature and Language Education. Faculty of Tarbiyah

and Teaching Sciences. UIN SyarifHidayatullah Jakarta . Supervisor: Jamal D.

Rahman, M. Hum. April 2014 .

Issues discussed in this study are the values contained in the novel character of The

Land of Five Towers by Ahmad Fuadi and First Term at Malory Towers by Enid

Blyton and character comparisons in the both of novel . This study aimed to describe

the character values contained in The Land of Five Towers by Ahmad through the

ceremony and the First Term at Malory Towers by Enid Blyton. The method used in

this study is a qualitative method . Sources of data in this study are The Land of Five

Towers by Ahmad Fuadi and First Term at Malory Towers by Enid Blyton .

The results of this study show that The Land of Five Towers by Ahmad Fuadi and

First Term at Malory Towers by Enid Blyton contain character values . Value of

characters found in the novel The Land of Five Towers of them are religious ,

sincere , disciplined , caring , independent , patient , hard working , brave , brave ,

affectionate fellow Muslims , filial to parents , called goodness , grateful , sincere ,

while the value of the character found on the First Term at Malory Towers is a good

personality , dare to admit mistakes , social care , solidarity , working together , to

appreciatethe achievement .

Comparison of the characters in both novels based educational paradigm is a

character in the novel character of The Land of Five Towers more directed to the

paradigm established by the fundamentalist religious traditions . Character is built by

this religious tradition is the human character docile and obedient to the values of

absolute goodness in religious traditions . Religion in this novel is Islam . While the

characters in a novel paradigm in the First Term Malory Towers is more directed to

the conservative paradigm that supports the observance of social institutions and

cultural processes that have been tested by time . Educational success measured in

this paradigm of learner success in adapting to the surrounding environment .

Keywords : Character , Novel , Comparative Studies , The Land of Five Towers,

First Term at Malory Towers.

Page 7: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Nilai Karakter pada Novel Negeri Lima Menara Karya

Ahmad Fuadi dan Semester Pertama di Malory Towers karya Enid Blyton

(Sebuah Kajian Bandingan)”. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada

Nabi Muhammad Saw yang menjauhkan kita dari jalan kegelapan.

Skripsi ini, penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan

gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kepentingan pembacanya. Dalam penulisan skripsi ini,

penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan rintangan. Tanpa bantuan dan

peran serta berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin terwujud. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph. D., selaku Dekan FITK UIN Jakarta;

2. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia;

3. Jamal D. Rahman, M. Hum selaku dosen pembimbing skripsi yang sangat

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas arahan,

motivasi, bimbingan, dan kesabaran Bapak selama ini;

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu

pengetahuan;

5. Papa Asrial yang meskipun telah meninggal 19 tahun yang lalu, namun

jasa-jasanya tak dapat penulis lupakan. Mama Sulfi Lisna yang telah

membesarkan dan memberikan dukungan, serta kedua adik penulis Miche

Leo Fullgita dan Niken Febra yang selalu memberikan semangat dan

membantu penulis dalam berbagai hal.

6. Kepada Tante Khairanil, Azano, Syaza, Elsa, Zigo, atuk dan nenek serta

seluruh keluarga besar.

Page 8: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

iv

7. Seluruh mahasiswa PBSI, khususnya kelas C angkatan 2009, terima kasih

atas pengalaman dan pembelajaran berharga yang penulis dapatkan selama

ini. Terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bunga

Pramitha, Rusmiatun Fitriah, Seli Mauludani, Suci Bella, dan Midi

Hardiani yang telah mendukung penulis untuk segera menyelesaikan

skripsi ini;

8. Roommates yang selama ini telah menjadi pengganti saudara selama

penulis menempuh pendidikan. Terima kasih Nisa, Yuyun, Shofwah, Iif,

Ria, Vina, Lilis, Miss Nunu, Aliah, Nurris, dan Mae untuk

persahabatannya selama ini.

9. Teman-teman Ikatan Keluarga Mahasiswa Minang Ciputat, Koalisi

Pemuda Hijau Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Garuda

Youth Community.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua yang membantu, memberi dukungan, dan partisipasi

kepada penulis, mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Jakata, 28 April 2014

Penulis

Page 9: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESEHAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT …………………………………………………………………….ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4

C. Batasan Masalah ............................................................................ 4

D. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

G. Metodologi Penelitian…………………………………………….6

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 10

A. Nilai Karakter ............................................................................... 10

B. Novel ............................................................................................. 13

C. Kajian Bandingan .......................................................................... 21

D. Penelitian yang Relevan ................................................................ 25

BAB III ANALISIS NILAI KARAKTER PADA NOVEL NEGERI LIMA

MENARA KARYA AHMAD FUADI DAN SEMESTER PERTAMA

DI MALORY TOWERS KARYA ENID BLYTON

………………………………………………………….....................28

A. BiografiAhmad Fuadi...................................................................28

B. BiografiEnid Blyton.....................................................................29

Page 10: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

vi

C. SinopsisNovelNegeriLima Menara..............................................30

D. SinopsisNovel Semester Pertama di Malory Towers...................32

E. Unsur Instrinsik Novel Negeri Lima Menara..............................35

F. Unsur Instrinsik Novel Semester Pertama di Malory

Towers..........................................................................................43

G. Nilai Karakter pada Novel Negeri Lima

Menara.........................................................................................53

H. NilaiKarakter pada Novel Semester Pertama di Malory

Towers..........................................................................................64

I. Kajian Bandingan ........................................................................69

BAB V PENUTUP......................................................................................... 71

A. Simpulan………… ...................................................................... . 71

B. Saran ............................................................................................ ...71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ ...73

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut John Dewey adalah proses pembentukan

kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

sesama manusia.1 Tujuan pendidikan dalam hal ini agar generasi muda

sebagai penerus generasi tua dapat menghayati, memahami, mengamalkan

nilai-nilai atau norma-noram tersebut dengan cara mewariskan segala

pengalaman, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang

melatarbelakangi nilai-nilai dan norma-norma.

Sastra memiliki fungsi ganda, yakni menghibur dan sekaligus

bermanfaat bagi pembacanya. Sastra menghibur dengan cara menyajikan

keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan (kematian,

kesengsaraan, maupun kegembiraan) dan menjadi sarana untuk

menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang baik dan buruk.

Karya sastra dapat dipakai untuk menggambarkan apa yang ditangkap

pengarang tentang kehidupan di sekitarnya. Hal tersebut disebabkan

karena sastra tidak terlahir dari kekosongan budaya. Sastra terlahir dengan

menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan

kehidupan. Sastra dapat membuat anggota masyarakat menyadari berbagai

masalah penting yang terjadi di masyarakat, misalnya, masalah

pendidikan.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk menguraikan nilai-nilai

pendidikan karakter dalam novel karena pendidikan karakter saat ini

adalah hal yang sangat penting bagi terciptanya kesadaran moral yang

1 Masnur Muslich. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.

Jakarta: PT Bumi Aksara hal 67

Page 12: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

2

tinggi dan pembenahan budaya dan karakter positif bangsa yang semakin

lama semakin rapuh. Novel yang memaparkan masalah kehidupan

manusia dengan salah satu tujuan arifnya, yaitu untuk memanusiakan

manusia diharapkan dapat menjadi salah satu media yang dapat menjadi

pembaca atas persoalan yang ada dan menjadi sarana penanaman

pendidikan karakter bangsa secara tidak langsung. Penulis memilih novel

sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra fiksi yang

menarik dengan sifat menghibur dan imajinatif, membuat pembaca seolah-

olah menjadi bagian dalam cerita sehingga pesan yang terkandung di

dalam novel dapat tersampaikan tanpa pembaca merasa digurui oleh

penulis. Selain itu, novel dapat dijadikan salah satu media atau bahan ajar

yang tepat dalam mentransfer sejumlah nilai-nilai kepada siswa. Hal

tersebut berkaitan pula dengan pembelajaran sastra Indonesia di sekolah

khususnya dalam kegiatan mengapresiasi novel.

Pada penelitian ini, penulis memilih novel karya Enid Blyton yang

berjudul Semester Pertama di Malory Towers untuk dibandingkan dengan

novel karya Ahmad Fuadi dalam hal pendidikan karakter. Novel Semester

Pertama di Malory Towers telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

oleh Djokolelono dari judul aslinya yaitu First Term at Malory Towers.

Novel ini terdiri dari 6 seri yakni Semester Pertama di Malory Towers

(First Term at Malory Towers), Kelas Dua di Malory Towers (Second

Form at Malory Towers), Kelas Tiga di Malory Towers (Third Year at

Malory Towers), Kelas Empat di Malory Towers (Upper Four at Malory

Towers), Kelas Lima di Malory Towers (In the fifth at Malory Towers),

Semester Terakhir di Malory Towers (Last Term at Malory Towers).

Namun fokus penelitian hanya pada seri satu yaitu Semester Pertama di

Malory Towers.

Sedangkan Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi ini adalah

sebuah trilogi yang terdiri dari Negeri Lima Menara (2009), Ranah Tiga

Warna (2011), dan Rantau Satu Muara (2013).

Page 13: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

3

Penulis memilih kedua novel tersebut karena keduanya bercerita tentang

pendidikan di sebuah sekolah asrama (boarding school). Bedanya, pada

novel Negeri Lima Menara, siswanya laki-laki, sementara pada novel

Semester Pertama di Malory Towers semua siswanya perempuan

A. Identifikasi Masalah

1. Kondisi moral/akhlak generasi muda yang rusak/hancur.

2. Rusaknya moral bangsa dan menjadi akut (korupsi, asusila, kejahatan,

tindakan kriminal pada semua pembangunan).

3. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Batasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat

lebih jelas, terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun

pembatasan masalah yang akan diteliti adalah fokus kepada pendidikan

karakter yang terdapat pada novel Negeri Lima Menara dan Semester Pertama

di Malory Towers.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan masalah yaitu

1. Bagaimana pendidikan karakteryang terdapat pada novel Negeri Lima

Menara karya Ahmad Fuadi?

2. Bagaimana pendidikan karakter yang terdapat pada novel Semester

Pertama di Malory Towers karya Enid Blyton?

3. Bagaimana perbandingan pendidikan karakter yang terdapat pada

kedua novel tersebut?

Page 14: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

4

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini ada tiga tujuan yang ingin dicapai yaitu

1. Mendeskripsikan pendidikan karakter yang terdapat pada novel Negeri

Lima Menara karya Ahmad Fuadi

2. Mendeskripsikan pendidikan karakter yang terdapat pada novel

Semester Pertama di Malory Towers

3. Mendeskripsikan perbandingan pendidikan karakter pada kedua novel

tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para

pembaca baik bersifat teoretis maupun praktis. Adapun manfaat tersebut

adalah

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap perkembangan ilmu sastra.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

memperkaya penggunaan teori sastra bandingan.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam materi tentang

pendidikan karakter yang terdapat pada kedua novel tersebut.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan masukan untuk menentukan novel yang

sesuaidenganpembentukankarakter yang diinginkan.

b. Dapat menambah penelitian sastrabandingan di Indonesia.

Page 15: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

5

F. MetodologiPenelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif. Metode

penelitian kualitatif pada dasarnya sama dengan metode hermeneutika. Artinya,

baik metode hermeutika, kualitatif, dan analisi isi, secara keseluruhan

memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk

deskripsi. 2

Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam

hubungannya dengan konteks keberadaannya. Landasan berpikir metode kualitatif

menurut Moleong dalam Teori, Metode, dan Penelitian Sastra; Nyoman Kutha

Ratna adalah paradigma Max Weber, Immanuel Kant, dan Wilhelm Dilthey.3

Objek penelitian bukan gejala sosial sebagai bentuk substansif, melainkan makna-

makna yang terkandung di balik tindakan, yang justru mendorong timbulnya

gejala sosial tersebut. Dalam hubungan inilah metode kualitatif dianggap persis

sama dengan metode pemahaman atau verstehen. Sesuai dengan namanya

penelitian kualitatif mempertahankan hakikat nilai-nilai.

Penelitian ini secara intensif meneliti nilai-nilai pendidikan karakter yang

terdapat pada novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi dan Semester

Pertama di Malory Towers karya Enid Blyton. Hasilnya kemudian dianalisis

secara deskriptif. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif merupakan

penelitian yang dilakukan dengan tidak mengutamakan pada angka-angka, tetapi

menggunakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang

sedang dikaji secara empiris.Pada metode deskriptif ini data diuraikan dalam

bentuk kata-kata.

2. Objek Penelitian

2 Nyoman Kutha Ratna. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2006 .h. 46. 3Ibid., h. 47.

Page 16: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

6

Objek penelitian adalah unsur-unsur yang bersama-sama dengan sasaran

penelitian membentuk data dan konteks data. Objek penelitian ini penting bahkan

merupakan jiwa penelitian. Apabila objek penelitian tidak ada, maka tentu saja

penelitian tidak pernah ada. Objek dalam penelitian ini adalah novel Negeri Lima

Menarakarya Ahmad Fuadicetakanpertama 2009 dan Semester Pertama di

Malory Towerskarya Enid Blyton yang diterjemahkanpertama kali kedalambahasa

Indonesia padatahun 1984.

3. Data dan Sumber Data

a. Data

Data penelitian sastra adalah kata-kata, kalimat, wacana. Data pada

penelitian ini adalah data yang berupa kata, kalimat, dan wacana yang

terdapat dalam novel Negeri Lima Menara dan Semester Pertama di

Malory Towers. Data tersebut kemudian dianalisis struktural kedua

karya, kemudian baru diperbandingkan.

b. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini dibedakan menjadi sumber data

primer dan sekunder. Data yang diperoleh dari sumber data tersebut

adalah sebagai berikut:

1). Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data utama, sumber asli.

Sumber data primer yaitu data yang langsung dan segera diperoleh dari

sumber data oleh penyidik untuk tujuan khusus.

Sumber data primer yang digunakan pada penelitian ini berupa

sumber data tertulis yang terdapat pada novel Negeri Lima Menara dan

Semester Petama di Malory Towers. Data tersebut berupa kata-kata,

kalimat, atau wacana yang mengandung nilai-nilai pendidikan

karakter.

Page 17: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

7

Novel Negeri Lima Menara ini diterbitkan untuk pertama kalinya

pada tahun 2009 terdiri dari 46 bab dan 405 halaman. Sedangkan novel

Semester Pertama di Malory Towersterdiri dari 22 bab dan 248

halamandantelahditerjemahkansertaditerbitkankedalambahasa

Indonesia pertama kali padatahun 1984.

2). Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang kedua. Data sekunder

merupakan data pelengkap dalam penelitian ini. Selain itu, data

sekunder membantu peneliti dalam menganalisis data primer dalam

sebuah penelitian. Data sekunder dapat berupa buku, jurnal, dan artikel

yang berhubungan dengan objek penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik pustaka. Penulis mencatat data-data yang diambil dari data primer yang

berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Penulis mencoba menelaah kata

demi kata, kalimat demi kalimat, dan wacana yang terdapat pada novel Negeri

Lima Menara dan Semester Pertama di Malory Towers. Adapun langkah-

langkahpengumpulan data tersebut yaitu membaca secara cermat kedua novel

tersebut, kemudian menganalisisunsurinstrinsiknya, mencatat kalimat yang

menggambarkan adanya pendidikan karakter pada kedua novel tersebut, lalu

menganalisis nilai-nilai pendidikan karakter yang ada pada kedua novel tersebut.

Setelah data dianalisis, lalu ditafsirkan, kemudian yang terakhir baru dinilai.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pembacaan heuristik dan hermeneutik. Tahap pertama analisis data pada

penelitian ini yaitu melalui pembacaan heuristik yang mana artinya penulis

menginterpretasikan teks novel Negeri Lima Menara dan Semester Pertama di

Malory Towers melalui tanda-tanda linguistik. Caranya yaitu membaca secara

Page 18: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

8

cermat dan teliti tiap kata, kalimat, ataupun paragraf dalam kedua novel tersebut

kemudian menandai kata-kata kunci atau gagasan yang berkenaan dengan

pendidikan karakter dengan memberi tanda berupa garis bawah.

Tahap kedua penulis melakukan pembacaan hermeneutik. Hermeneutik

secara sederhana berarti ilmu tafsir.4Hermeneutik sastra termasuk salah satu

pendekatan tafsir sastra yang menggunakan logika linguistik dalam membuat

telaah atas sebuah karya sastra. Logika linguistik membuat penjelasan dan

pemahaman dengan menggunakan makna kata dan selanjutnya makna bahasa

sebagai bahan dasar, serta makna budaya. Hermeneutik sastra bandingan ini

dilakukan dengan sangat hati-hati untuk mencermati makna tekstual dan

kontekstual. Makna tekstual memerlukan pencermatan secara holistik untuk

menangkap hal- hal kontekstual, yaitu makna dibalik teks.

Pada dasarnya medium pesan adalah bahasa. Penafsiran disampaikan

lewat bahasa, bukan bahasa itu sendiri. Karya sastra perlu ditafsirkan sebab di satu

pihak karya sastra terdiri atas bahasa, di pihak lain, di dalam bahasa sangat

banyak makna yang tersembunyi, atau dengan sengaja disembunyikan.5 Jadi pada

tahap ini penulis menafsirkan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung

dalam sebuah kata atau kalimat.

4Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta:Bukupop. 2011.

h. 124. 5Nyoman Kutha Ratna. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2006. h. 45

Page 19: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Karakter

1. Pengertian Karakter

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karakter diartikan sebagai

tabiat, perangai, dan sifat-sifat seseorang. “Menurur Hurlock, karakter

yaitu keselarasan individu dengan pola-pola kelompok sosial tempat

individu itu hidup sebagai hasil dari kontrol hati nurani terhadap tingkah

laku individu.”1

Nilai-nilai karakter menurut Kemdiknas (2010) yaitu2

a. Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan

pemeluk agama lain.

b. Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu percaya dalam perkataan,

tindakan dan pekerjaan.

c. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan

orang lain yang berbeda dari dirinya.

d. Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh yang pada berbagai ketentuan dan peraturan.

1 Dharma Kesuma, dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. h. 29.

2Agus, Wibowo. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.2013. h. 15.

Page 20: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

10

e. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,

serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah

dimiliki.

g. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah

tergantung pada orang lain dalam dalam menyelesaikan tugas-

tugas.

h. Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan

negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

i. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

ntuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dielajarinya, dilihat, dan didengar.

j. Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan

negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

k. Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi, dan politik bangsa.

l. Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang

mendorong dirinya untuk mengahasilkan sesuatu yang berguna

bagi masyarakat, dan meakui, serta menghormati keberhasilan

orang lain.

m. Bersahabat/komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan

rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama, dengan orang

lain.

Page 21: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

11

n. Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas

kehadiran dirinya.

o. Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk

berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di

sekitarnya, dan mengembankan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alamyang sudah terjadi.

q. Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin

member bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan.

r. Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang ntuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakuakn, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Selain nilai karakter yang di atas, ada lagi nilai karakter sebagai

berikut: Ikhlas, sabar, tegar, berbakti kepada orang tua, bersyukur,

dan bersungguh-sungguh.

2. Analisis Persamaan dan Perbedaan Karakter, Akhlak, dan Moral

Akhlak berasal dari bahasa Arab yakni khuluqun yang menurut

logika diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.

Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

khalaqun yang berarti kejadian serta erat hubungannya dengan khaliq

yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.3 Secara

etimologi akhlak berarti suatu keinginan yang ada di dalam jiwa yang

akan dilakukan dengan perbuatan tanpa intervensi akal/pikiran.

3.Ibid., h. 2.

Page 22: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

12

Adapun moral berasal dari bahasa Latin yakni „mores‟ kata

jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan4. Moral ialah sesuai

dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia yang

baik dan wajar. Dari pengertian di atas dapat dilihat persamaan

ketiganya terletak pada fungsi dan peran, yaitu menentukan hukum

atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau

buruk. Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal :

a. Objek yaitu perbuatan manusia

b. Ukuran yaitu baik dan buruk

c. Tujuannya membentuk kepribadian manusia

Adapun perbedaan ketiganya terletak pada:

a. Sumber atau acuan

Moral bersumber dari norma atau adat istiadat. Akhlak

bersumber dari wahyu. Karakter bersumber dari penyadaran

dan kepribadian.

b. Sifat pemikiran

Moral bersifat empiris. Akhlak merupakan perpaduan

antara wahyu dan akal. Sedangkan karakter merupakan

perpaduan antara akal, kesadaran, dan kepribadian.

c. Proses munculnya perbuatan

Moral muncul karena pertimbangan suasana. Akhlak

muncul secara spontan atau tanpa pertimbangan. Karakter

merupakan proses dan bisa mengalami perubahan.

4Ibid., h. 4.

Page 23: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

13

B. Novel

1. Pengertian Novel

Novel berasal dari kata Latin novellus yang diturunkan pula dari kata

novies yang berarti “baru”. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan

dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka

novel ini muncul kemudian. Dalam The American College Dictionary

seperti yang dikutip oleh Henry Guntur Tarigan, novel adalah suatu cerita

prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para

tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu

alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.5

Dalam The Advanced Learner’s Dictionary of Current English, novel

adalah suatu cerita dengan suatu alur, cukup panjang mengisi satu buku

atau lebih yang menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat

imajinatif.6

Virginia Wolf mengatakan bahwa sebuah roman atau novel ialah

terutama sekali sebuah eksplorasi atau suatu kronik penghidupan;

merenungkan dan melukiskan dalam bentuk yang tertentu, pengaruh,

ikatan, hasil, kehancuran, atau tercapainyan gerak gerik manusia. 7

The novel is fictious-fiction, as we often refer to it. It depicts

imaginary characters and situations. A novel may include

references to real places, people, and events, but it cannot contain

only such references and remain a novel. However, even though its

characters and actions are imaginary they are in some senses

‘representative of real life’8

Jadi novel adalah suatu cerita yang bergantung pada tokoh dan

menyajikan lebih dari satu impresi, efek, serta emosi.

5 Henry Guntur Tarigan. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. 1993. h. 164.

6Ibid., 7 Ibid.,

8Jeremy Hawthorn, Studying the Novel An Introduction, (London: Edward Arnold Ltd,

1989), Cet. IV, h. 1.

Page 24: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

14

Dari jumlah kata, novel biasanya novel mengandung 35000 kata

sampai tidak berbatas jumlahnya. Materinyamencakup humor,

petualangan, misteri, realism, drama, detektif, kajianpsikologistokoh,

dansebagainya.9

Menurut Rahmanto, novel seperti halnya bentuk prosa cerita yang

lain, sering memiliki struktur yang kompleks dan biasanya dibangun

dari unsur-unsur yang dapat didiskusikan seperti berikut: (a) Latar, (b)

Perwatakan, (c) cerita, (d) teknik cerita, (e) bahasa, dan (tema).10

2. Jenis Novel

Berdasarkan strukturnya, novel dapat dibagi sebagai berikut11

:

a. Novel plot atau novel kejadian yaitu novel yang lebih

mementingkan plot atau struktur cerita. Novel ini menitikberatkan

pada perkembangan kejadian yang biasanya penuh ketegangan dan

kejutan. Contoh novel ini adalah Surapati oleh Abdul Muis,

Hulubalang Raja oleh Nur Sutan Iskandar, I Swasta Setahun di

Bedahulu A. A. Panji Tisna.

b. Novel watak yaitu novel novel yang menekankan unsur karakter

atau watak pelakunya. Pengarang ingin menggambarkan sifat-sifat

watak seseorang atau beberapa tokoh, sehingga seluruh kejadian

atau cerita dalam novel sangat ditentukan oleh watak tokoh-

tokohnya. Misalnya novel Atheis dari Achdiat Kartamihardja

menggambarkan watak tokoh Hasan yang kurang mendalam

pengetahuan dan keyakinan agamanya, sehingga ketika berhadapan

dengan orang-orag Atheis seperti Anwar, maka keyakinan

agamanya akan goyah. Pengarang menemukan watak tokoh, dan

dari sana muncul cerita.

9Furqonul, Aziz dan Abdul Hasim.MenganalisisFiksiSebuahPengantar.Bogor :Ghalia

Indonesia. 2010. H. 34. 10 B, Rahmanto. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta. Kanisius. 1988. h. 70

11 Sumardjo, Jakob. Memahami Kesusatraan. Bandung: Penerbit Alumni. 1984.

Page 25: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

15

c. Novel tematis yaitu novel yang menekankan pada unsur tema atau

persoalan. Karena tema novel begitu banyak maka muncul

beberapa kategori novel dari jenis ini misalnya novel politik, novel

sosial, dan novel keagamaan.

Berdasarkan pola umumnya novel dibagi atas:

a. Novel detektif yaitu novel yang selalu dimulai dengan

pembunuhan, kemudian sang detektif mencari bukti, melacak

pembunuh dan akhirnya ditutup dengan ditemukannya si

pembunuh yang tak disangkasangka pembaca.

b. Novel kriminal yaitu novel yang hampir mirip dengan novel

detektif, hanya saja peranan polisi dan penjahat amat ditekankan,

tak ada detektifnya.

c. Novel Romance yaitu novel yang menekankan kisah percintaan

antara para remaja, biasanya tokoh-tokohnya tampan dan cantik,

muda, kaya, dan penuh dengan kejadian-kejadian cinta yang manis.

d. Novel western yaitu novel yang mengisahkan kehidupan para

cowboy di Amerika Serikat.

3. Unsur Instrinsik Novel

a. Tema

Suatu karya sastra harus memiliki dasar cerita atau tema yang

merupakan sasaran tujuan. Semua unsur cerita seperti penokohan, alur,

dan latar didasari oleh pokok pikiran yang sama. Oleh karena itu tema

merupakan sesuatu yang sangat vital dalam sebuah cerita karena

merupakan inti cerita yang mendasari cerita keseluruhan. Bertolak dari

inti cerita itulah, pengarang mengembangkan cerita menjadi bentuk

yang lebih luas. Adapun menurut Stanton dan Kenny dalam Teori

Page 26: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

16

Pengkajian Fiksi: Burhan Nurgiyantoro, tema (theme) adalah makna

yang dikandung oleh sebuah cerita.12

b. Tokoh

Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi.13

Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga

berupa gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Oleh

karena itu, dalam sebuah karya sastra tokoh hendaknya dihadirkan

secara alamiah. Dalam arti tokoh-tokoh itu memiliki derajat

lifelikenesss (kesepertian).14

Sama halnya dengan manusia yang ada

dalam alam nyata, yang bersifat tiga dimensi, maka tokoh dalam suatu

fiksi pun hendaknya memiliki dimensi fisiologis, sosiologis, dan

psikologis. Dimensi fisiologis meliputi usia, jenis kelamin, keadaan

tubuh, dan sebagainya. Dimensi sosiologis meliputi status sosial,

pekerjaan, jabatan, peranan di dalam masyarakat, pendidikan, agama,

pandangan hidup, ideologi, aktivitas sosial, organisasi, hobi, bangsa,

suku, dan keturunan. Dimensi psikologis meliputi mentalitas, ukuran

moral, keinginan dan perasaan pribadi, sikap dan kelakuan juga

intelektualitasnya.

Tokoh dalam fiksi biasanya dibedakan menjadi beberapa jenis.

Sesuai dengan keterlibatannya dalam cerita dibedakan antara tokoh

utama (sentral) dan tokoh tambahan (periferal). Tokoh disebut sebagai

tokoh sentral apabila memenuhi tiga syarat yaitu paling terlibat dengan

makna atau tema, paling banyak berhubungan dengan tokoh lain,

paling banyak memerlukan waktu penceritaan.

12 Burhan Nurgiyantoro. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press. 2005. h. 67. 13 Wiyatmi. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta:Pustaka.2006. h. 30. 14Ibid.,

Page 27: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

17

c. Alur (Plot)

Menurut Sayuti dalam Wiyatmi, alur adalah rangkaian peristiwa

yang disususun berdasarkan hubungan kausalitas.15

Rangkaian

peristiwa itu merupakan susunan yang membentuk suatu kesatuan

yang utuh. Keutuhan itu juga menyangkut logis atau tidaknya

peristiwa. Peristiwa yang, yang tidak disusun berdasarkan

hukumkausalitas tidak dapat disebut alur, tetapi disebut cerita atau

story. Secara garis besar alur dibagi ke dalam tiga hubungan kausalitas

yaitu awal, tengah, dan akhir.

Plot dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Sesuai dengan

penyusunan peristiwa atau bagian-bagiannya, dikenal plot kronologis

atau plot progresif, dan plot regresif atau flashback atau sorot balik.

Dalam plot progresif peristiwa disusun: awal-tengah-akhir, sementara

pada plot regresif alur disusun sebaliknya, misalnya: tengah-awal-

akhir, atau akhir-awal-tengah. Dilihat dari akhir cerita dikenal plot

terbuka dan plot tertutup. Plot disebut tertutup ketika sebuah cerita

memiliki akhir (penyelesaian) yang jelas.

d. Latar

Menurut Abrams, latar atau setting disebut juga sebagai landasan

tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakannya.16

Dengan demikian, yang membangun suatu latar

cerita adalah segala keterangan, petunjuk, pengacauan yang berkaitan

dengan ruang, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu

karya sastra. Latar dapat dipisahkan sebagai berikut:

15. Mochtar, Lubis. Teknik Mengarang. Jakarta:Balai Pustaka. 1960.h. 36. 16 Burhan Nurgiyantoro. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:Gadjah Mada University

Press. 2005. h. 216

Page 28: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

18

1) Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi17

.

2) Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya

fiksi.Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan

masalah faktua, waktu yang ada kaitannya, atau dapat dikaitkan

dengan peristiwa sejarah.Pengetahuan dan persepsi pembaca

terhadap waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk

mencoba masuk ke dalam suasana cerita.Pembaca berusaha

memahami dan menikmati cerita berdasarkan acuan waktu

yang diketahuinya yang berasal dari luar cerita yang

bersangkutan.Adanya persamaan perkembangan dan atau

kesejalanan waktu tersebut juga dimanfaatkan untuk mengesani

pembaca seolah-olah cerita itu sebagai sungguh-sungguh ada

dan terjadi.

Menurut Genett, masalah waktu dalam karya naratif, dapat

bermakna ganda, di satu pihak menyaran pada waktu

penceritaan, waktu penulisan cerita, dan dipihak lain menunjuk

pada waktu dan urutan waktu yang terjadi dan dikisahkan

dalam cerita18

.

3) Latar sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi. Ia dapat berupa kebiasaan hidup,

adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan

17 18Wahyudi Siswanto. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008 h. 231.

Page 29: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

19

bersikap. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh

yang bersangkutan misalnya rendah, menengah, atau atas.

e. Amanat

Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra ;

pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau

pendengar. Di dalam karya sastra modern amanat ini biasanya

tersirat; di dalam karya sastra lama pada umumnya amanat

tersurat19

.

f. Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view adalah cara pengarang

memandang cerita. Sudut pandang mengandung arti hubungan di

antara tempat pencerita berdiri dengan ceritanya. Hubungan antara

pengarang dan cerita ada dua macam, yaitu hubungan pencerita

“diaan” dengan ceritanya dan hubungan pencerita äkuan” dengan

ceritanya.

Sudut pandang dibedakan menjadi sudut pandang orang

pertama dan orang ketiga. Masing-masing sudut pandang tersebut

kemudian dibedakan lagi menjadi20

:

1) Sudut pandang first person central atau akuan sertaan;

2) Sudut pandang first person peripheral atau akuan taksertaan;

3) Sudut pandang third person omniscient atau diaan maha-tahu;

4) Sudut pandang third person limited atau diaan terbatas.

Pada sudut pandang first person central atau akuan sertaan,

cerita disampaikan oleh tokoh utama, karena cerita dilihat dari

sudut pandangnya, maka dia memakai kata ganti aku. Sementara

itu, penggunaan sudut pandang akuan tak sertaan terjadi ketika

19Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008. 20 Wiyatmi. Pengantar Kajian Sastra . Yogyakarta: Pustaka. 2006.

Page 30: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

20

pencerita adalah tokoh pembantu yang hanya muncul di awal dan

di akhir cerita.

Sementara itu, pada sudut pandang diaan maha tahu,

pencerita berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang

mengetahui banyak hal tentang tokoh-tokoh lain. Hal ini berbeda

dengan diaan terbatas, karena hanya tahu dan menceritakan tokoh

yang menjadi tumpuan cerita saja. Penggunaan sudut pandang ini

amat jarang ditemui karena dengan detail tokoh yang terbatas,

cerita menjadi tidak hidup.

C. Kajian Bandingan

Sastra bandingan merupakan kajian sastra di luar batas sebuah negara

dan tentang hubungan di antara sastra dengan bidang ilmu serta kepercayaan

lain. 21

Patokan sastra bandingan seyogianya menitikberatkan pada dua hal.

Pertama, bahasa dan konteks budaya yang dipergunakan. Kedua, asal usul

kewarganegaraan negara pengarang yang dominan tinggal di mana.

Metode sastra bandingan tidak jauh berbeda dengan metode kritik

sastra, yang objeknya lebih dari satu karya. Penekanan sastra bandingan

adalah pada aspek kesejarahan teks. Menurut Yapar dalam bukuMetodologi

Penelitian yang ditulisSuwardi Andaswara sastra bandingan bersifat

positifistik.22

Kajiannya bercorak binari (duaan) dan bertumpu pada rapports

defaitsartinya perhubungan faktual antara dua buah teks yang diteliti secara

pasti. Kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis, menafsirkan, dan

menilai. Karena objeknya lebih dari satu, setiap objek harus ditelaah, barulah

hasil tersebut diperbandingkan.

Sementara itu, menurut Sapardi Djoko Darmono dalam bukunya yang

berjudul Pegangan Penelitian Sastra Bandingan penelitian yang

21Suwardi, Endaswara. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:Center for Academic

Publishing Service. 2013. h. 136. 22Ibid., h. 140.

Page 31: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

21

membicarakan dua karya terjemahan dapat dibandingkan tetapi hanya

membicarakan masalah tema dan sama sekali tidak bersangkut-paut dengan

stilistika.23

Dengan menggunakan terjemahan, seharusnya masih bisa

membanding-bandingkan kecendrungan tematik yang ada dalam karya-karya

yang dibandingkan. Pada novel Negeri Lima Menara dan Semester Pertama di

Malory Towers, tema yang dibandingkan adalah pendidikan karakter dalam

kedua novel tersebut.

1. Perbandingan Berdasarkan Paradigma Pendidikan Karakter

Secara sederhana paradigma dapat diartikan sebagai kacamata

atau alat pandang. Sedangkan secara akademis menurut Fakih seperti

yang dikutip oleh Bagus Mustakim dalam bukunya yang berjudul

Pendidikan Karakter Membangun Delapan Karakter Emas Menuju

Indonesia Bermartabat menjelaskan bahwa paradigma merupakan

konstelasi teori, pendekatan, serta prosedur yang dipergunakan oleh

suatu nilai dan tema pemikiran. 24

Konstelasi ini dikembangkan dalam

rangka memahami kondisi sejarah dan sosial untuk memberikan

kerangka konsepsi dalam memberi makna terhadap realitas. .

Paradigma menjadi tempat berpijak dalam melihat suatu

realitas.Kekuatan paradigma terletak pada kemampuannya membentuk

realitas yang dilihat, menemukan masalah, serta menyelesaikan

masalah itu.

Pendidikan karakter yang dipraktikkan dalam sejarah umat

manusia memiliki teori, pendekatan, serta prosedur khusus, yang

menghasilkan pola pendidikan yang berbeda-beda. Paradigma itu

digunakan untuk mengkonstruksi suatu praktik pendidikan yang pada

23

Sapardi,DjokoDamono. PeganganPenelitianSastraBandingan. Jakarta: PusatBahasa.

2005. h. 12 24

Bagus, Mustakim. Pendidikan Karakter Membangun Delapan Karakter Emas Menuju

Indonesia Bermartabat. Yogyakarta: Samudera Biru. 2011. H. 37

Page 32: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

22

akhirnya melahirkan realitas yang berbeda-beda sesuai karakter yang

ingin dibangun.

Berdasarkan karakter tersebut maka pendidikan karakter

digolongkan kepada paradigma berikut:

a. Paradigma fundamentalis

Fundamentalis menurut KBBI adalah paham yang

cenderung untuk memperjuangkan sesuatu secara

radikal.25

Sementara menurut Bagus Mustakim dalam bukunya

yang berjudul Pendidikan Karakter Membangun Delapan Karakter

Emas Menuju Indonesia Bermartabat menjelaskan bahwa

paradigma fundamentalis dibangun oleh tradisi agama26

.

Paradigma ini mendasar proses pendidikan karakter pada

kebenaran yang diwahyukan Tuhan. Karakter yang dibangun

adalah karakter manusia yang patuh dan taat kepada nilai-nilai

kebaikan yang mutlak dalam tradisi keagaamaan.

Paradigma fundamentalis membimbing peserta sekolah ke

arah kepatuhan terhadap Tuhan, melestarikan tradisi-tradisi yang

bersumber dari wahyu Tuhan, sekaligus menciptakan generasi-

generasi baru penyampai wahyu Tuhan. Sekolah melakukan misi

itu dengan jalan memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang

Tuhan, tatacara peribadatan kepada Tuhan, serta hidup

berdasarkan aturan dan keinginan Tuhan.

Sekolah berparadigma fundamentalis mengembangkan

proses pembelajarannya secara dogmatis dan doktriner. Paradigma

ini menekankan peran sentral pelatihan rohaniah sebagai landasan

pembangunan karakter yang tepat. Guru ditempatkan sebagai pusat

belajar dan dianggap sebagai pihak yang paling mengetahui

25

Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 2008. 26

Opcit.h. 38,

Page 33: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

23

kehendak Tuhan. Siswa diharuskan menerima seluruh kebenaran

yang disampaikan guru dengan penuh keyakinan.

b. Paradigma konservatif

Konservatif menurut KBBI adalah paham politik yang

ingin mempertahankan tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan

pranata yang sudah ada, menghendaki perkembangan setapak semi

setapak, serta menantang perubahan yang radikal.27

Sementara

menurut Bagus Mustakim dalam bukunya yang berjudul

Pendidikan Karakter Membangun Delapan Karakter Emas Menuju

Indonesia Bermartabat menjelaskan bahwa konservatif pada

dasarnya adalah posisi yang mendukung ketaatan terhadap

lembaga-lembaga dan proses-proses budaya yang sudah teruji oleh

waktu.28

Liberalisme Eropa yang dibangun di atas humanism dan

modernisme mewarisi sifat-sifat konservatif ini. Lembaga dan

proses budaya yang dijadikan orientasi dalam liberalisme bukanlah

wahyu sebagaimana dalam paradigma fundamentalis, melainkan

konstruksi sosial dan budaya modern yang terbentuk oleh

modernism Barat.

Budaya modern dibangun di atas humanism dan

rasionalisme modern yang memposisikan manusia sebagai pusat

realitas.Manusia dipandang sebagai makhluk yang memiliki bakat,

kapasitas, dan potensi manusia, sebagai landasan pembangunan

karakter yang tepat. Dalam pandangan modernis Barat, budaya

modern ini dinilai sebagai budaya unggul dan dominan di antara

kebudayaan-kebudayaan yang lain.

Tugas guru, dalam pembelajaran konservatif, bertindak

sebagai pembimbing. Guru membimbing siswa agar dapat

27

Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 2008.

28

Ibid., h. 39

Page 34: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

24

memperoleh informasi dan pengalaman belajar sebanyak-

banyaknya. Melalui informasi dan pengalaman inilah siswa bisa

mengenal dan memperoleh beragam nilai tentang modernism.

Tujuannya adalah agar nilai-nilai itu dapat digunakan oleh peserta

didik dalam proses adaptasi dengan pola social dan tradisi modern.

Keberhasilan pendidikan dalam paradigma ini diukur dari

keberhasilan peserta didik dalam beradaptasi dengan lingkungan

sekitarnya.

c. Paradigma kritis

Paradigma kritis dibangun di atas pandangan yang menganggap

realitas sebagai sesuatu yang pluralistic.Paradigma kritis

menilai bahwa pola sosial dan tradisi yang dibangun di atas

modernisasi tidak bisa dijadikan sebagai ukuran universal bagi

semua realitas.Pola sosial dan tradisi yang sudah mapan perlu

dievaluasi secara kritis.Bagi paradigm kritis sekolah diarahkan

agar berperan aktif dalam menciptakan suatu perubahan.

Peran sentral sekolah, memang sama seperti dalam paradigm

konservatif yakni, sebagai latihan intelktual. Akan tetapi arah

latihannya berbeda. Paradigma konservatif membangun

intelektualitas dalam rangka proses adaptasi terhadap nilai-nilai

yang sudah mapan, sementara paradigma kritis mengarah pada

peran aktif untuk ikut serta mengkritisi dominasi pola sosial

dan tradisi modern menuju perubahan yang lebih adil.

Pendidikan dengan paradigm kritis bertugas melatif peserta

sekolah agar mampu mengidentifikasi ketidakadilan sistemik

dan structural, sekaligus menemukan cara

mentransformasikannya. Pendidikan berkewajiban untuk

menciptakan ruang dan kesempatan agar peserta didik terlibat

dalam suatu proses penciptaan sistem dan struktur baru yang

lebih adil.

Page 35: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

25

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan memuat penelitian-penelitian yang terdahulu

relevan dengan topik penelitian. Penelitian-penelitian tersebut diuraikan

sebagai berikut: Analisis pada novel Negeri Lima Menara telah dilakukan di

antaranya oleh Nur Kholis Hidayah yang berjudl Nilai-nilai Moral dalam

novel Negeri Lima Menara Karya Ahmad Fuadi.29

Hasil penelitiannya adalah

nilai moral ketuhanan dalam novel Negeri Lima Menara karya A.

Fuadimeliputi nilai moral ketuhanan positif dan nilai moral ketuhanan

negatif.Segalatindakan yang didasarkan atas ibadah kepada Allah merupakan

nilai positif.Adapun tindakan yang didasarkan atas sesuatu selain Allah,

termasuk di dalamnyaperilaku atas kehendak sendiri, merupakan nilai moral

ketuhanan negatif.Nilai moral ketuhanan positif meliputi (1) ikhlas, (2)

tawakkal, dan (3)takwa kepada Allah.Perilaku ikhlas ditunjukkan dengan

perilaku tanpamengharap imbalan apapun kecuali mengharap ridho dari Allah.

Sikap ikhlas paratokoh dalam novel Negeri Lima Menara merupakan

implementasi dari perintahAllah dalam surat (Al-Dzariyat :56). Keyakinan

bahwa manusia diciptakan hanyauntuk mengabdi kepada Allah, menjadikan

para ustad di PM ikhlas menjadi khalis(mengajar hanya karena ibadah kepada

Allah) tanpa mengharap imbalan gajisedikitpun.Nilai moral ketuhanan negatif

meliputi (1) shalat karena takut kepadapetugas keamanan, (2) tergesa-gesa

dalam berdoa, dan (3) berdoa untukmelunakkan hati seseorang.Shalat yang

dikerjakan bukan karena Allah termasuknilai moral negatif.Perilaku tersebut

tercermin melalui tokoh Aku (Alif) yangmengerjakan shalat karena takut

dengan petugas keamanan bernama Tyson, tidakdidasarkan pada kewajiban

ibadah kepada Allah.

Sudjadi dalam analisisnya Nilai-nilai Karakter dalam Novel Negeri

Lima Menara,30

hasil penelitiannya menunjukkanbahwa dalam novel Negeri 5

Menarakarya A. Fuadi terdapat nilai-nilaikarakter seperti: Nilai karakter

29

Hidayah, Nur Kholis. Nilai-nilai Moral dalam Novel Karya Ahmad Fuadi. Skripsi pada

Universitas Negeri Malang 30Sudjadi .Nilai Karakter dalam Novel Negeri Lima Menara.Skripsi pada program studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Page 36: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

26

cintaTuhan/religius, nilai karakterdisiplin, nilai karakter disiplin, nilaikarakter

kerja keras, dan nilaikarakter tanggung jawab.Nilai karakter religius

yangterdapat dalam novel Negeri 5Menara karya A. Fuadi tercermindalam

sikap atau pola pikir seringmenggunakan ungkapan Islamis;rajin beribadah;

sikap dan perkataandilandasi nilai keagamaan atauIslami; taat dan patuh

kepada orangtua; melakukan kegiatan yangdidasari semangat ridho Tuhan;

sertaikhlas melaksanakan ibadah, tugasdan pekerjaanNilai Karakter Disiplin

yangterkandung dalam novel Negeri 5Menara karya A. Fuadi tercermindalam

sikap dan pola pikir: taat padatatatertib; sangat menghargai waktu;taat kepada

berbagai ketentuan yangberlaku; tertib dalam menjalankanibadah; konsisten

dalam menjalankantugas. Cerminan sikap ini dilukiskandalam novel Negeri 5

Menara karyaA. Fuadi.Nilai karakter mandiri yangterkandung dalam novel

Negeri 5Menara karya A. Fuadi tercermin novel Negeri 5 Menara karya

A.FuadiMaya Martha Eka Putri (2010) mahasiswa Universitas Andalas dalam

skripsinya yang berjudul Amanat dalam Novel Negeri Lima Menara Karya

Ahmad Fuadi (Tinjauan Struktural).31

Simpulan amanat dari hasil penelitian

siapa yang bersunggguh-sungguh pasti sukses.Sementara itu, untuk novel

Semester Pertama di Malory Towers belum ada penelitian tentang novel

tersebut.

Persamaan penelitian ini dari beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya adalah pengkajian dilakukan pada nilai-nilai yang terdapat pada

novel tersebut khusunya nilai karakter.Adapun perbedaan pada penelitian ini

adalah nilai karakter yang ditemukan pada novel Negeri Lima Menara tersebut

kemudian dibandingkan dengan novel Semester Pertama di Malory Towers.

31Putri, Martha Eka. Amanant dalam Novel Negeri Lima Menara Karya Ahmad Fuadi (Tinjauan

Struktural).Skripsi pada Fakultas Sastra Universitas Andalas. 2010

Page 37: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

27

BAB III

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER

PADA NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI

DAN SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID

BLYTON

A. Biografi Ahmad Fuadi

Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau tahun

1972, tidak jauh dari kampung Buya Hamka. Fuadi merantau ke Jawa mematuhi

permintaan Ibunya untuk masuk sekolah agama. Di Pondok Modern Gontor dia

bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup

dan ilmu akhirat. Gontor pula yang mengajarkan kepadanya “mantra” sederhana

yang sangat kuat, man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan

sukses. Lulus kuliah Hubungan Internasional UNPAD, dia menjadi wartawan

majalah Tempo. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportase

di bawah bimbingan para wartawan senior Tempo. Tahun 1999, dia mendapat

beasiswa Fulbright untuk kuliah S-2 di School of Media anad Public Affairs,

George Washington University, USA. Merantau ke Washington DC bersama

Yayi, istrinya –yang juga wartawan Tempo- adalah mimpi masa kecilnya yang

menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden Tempo dan

wartawan Voice of America (VOA).1

Tahun 2004 Ahmad Fuadi mendapatkan beasiswa Chevening Award untuk

belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter.

Seorang scholarship hunter, Fuadi selalu bersemangat melanjutkan sekolah

dengan mencari beasiswa. Sampai sekarang, Fuadi telah mendapatkan 9 beasiswa

untuk belajar di luar negeri. Dia telah mendapat kesempatan tinggal dan belajar di

Kanada, Singapura, Amerika Serikat, Inggris, dan Italia. Penyuka fotografi ini

1 “Biografi Ahmad Fuadi” http://negeri5menara.com/penulis/ diunduh pada tanggal 8

November 2013

Page 38: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

28

pernah menjadi Dirktur Komunikasi The Nature Conservancy, sebuah NGO

konservasi internasional.

Novel perdananya –Negeri 5 Menara- telah mendapatkan beberapa

penghargaan, antara lain Nominasi Khatulistiwa Award 2010, Penulis & Buku

Fiksi Terfavorit versi Anugerah Pembaca Indonesia, Buku Fiksi & Penulis Fiksi

Terbaik 2011 dari Perpustakaan Nasional. Negeri 5 Menara juga telah diadaptasi

ke layar lebar dengan judul yang sama, dan menjadi salah satu film terlaris tahun

2012. Selain Negeri Lima Menara, novel Ahmad Fuadi yang lainnya yaitu Ranah

Tiga Warna (2011), dan Rantau Satu Muara (2013) yang merupakan lanjutan

dari novel sebelumnya, Negeri Lima Menara.

Ahmad Fuadi kini sibuk menulis, jadi pembicara dan motivator, serta

membangun yayasan sosial untuk membantu pendidikan orang yang tidak mampu

–Komunitas Menara.

B. Biografi Enid Blyton

Enid Blyton (lahir 11 Agustus1897 – meninggal 28 November1968) adalah

seorang penulis buku cerita anak berkebangsaan Inggris yang populer yang juga

dikenal sebagai Mary Pollock. Ia adalah salah satu penulis buku cerita anak yang

paling terkenal pada generasinya. Ia seorang penulis produktif yang telah

menghasilkan lebih dari 400 buku selama hidupnya. Ia telah menjual lebih dari

600 juta kopi bukunya. Dia lahir pada akhir tahun 1890an dan dibesarkan di

Buckingham. Ayahnya berharap ia menjadi seorang pianis, tetapi ia lebih memilih

untuk menjadi penulis buku anak-anak.

Pada tahun 1924, Enid Blyton menikah dengan suami pertamanya H.A.

Pollock dan memiliki 2 orang anak. Pada tahun 1943, ia menikah dengan

suaminya yang kedua yang bernama Kenneth Waters.

Cerita pertamanya diterbitkan oleh George Newness dan ia mulai terkenal

lewat ceritanya di majalah anak-anak, Sunny Stories.

Page 39: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

29

C. Sinopsis Novel Negeri Lima Menara

Novel Negeri Lima Menara berkisah tentang enam orang sahabat yang

bersekolah di Pondok Madani (PM), Ponorogo, Jawa Timur. Mereka dengan

sungguh-sungguh akhirnya berhasil meraih mimpinya yang awalnya dinilai terlalu

tinggi. Mereka adalah Alif Fikri Chaniago, Raja Lubis, Said Jufri, Dulmajid,

Atang, dan Baso Salahuddin.

Alif adalah seorang anak dari sebuah kampung yaitu Desa Bayur yang

terletak di dekat Danau Maninjau, Sumatera Barat. Alif baru saja lulus dari SMP

dan ia ingin melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri dan kemudian ke ITB

Bandung untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang pakar dan ahli iptek.

Ia tak ingin seumur hidupnya tinggal di kampung dan mempunyai cita-cita

untuk merantau. Ia ingin melihat dunia luar dan ingin sukses seperti sejumlah

tokoh yang ia baca di buku atau mendengar cerita temannya di desa. Tapi orang

tuanya menginginkan Alif mendalami ilmu agama dan menjadi seseorang yang

bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Melalui Amak (ibunya), Alif diminta untuk

meneruskan pendidikan ke pesantren yaitu Pondok Madani di sudut Kota

Ponorogo, Jawa Timur.

Keinginan itu juga merupakan keinginan ayahnya, yang diperkuat oleh

pernyataan dari “Mak Etek” atau paman yang sedang kuliah di Kairo.

Keluarga mengharapkan Alif bisa bermanfaat bagi masyarakat seperti

Bung Hatta dan Buya Hamka. Namun Alif sendiri ingin menjadi seseorang yang

menguasai teknologi tinggi seperti B.J. Habibie.

Dengan setengah hati, akhirnya berangkat juga Alif ke Pondok Pesantren

atas saran dari keluarganya. Dia bersama ayahnya naik bus tiga hari tiga malam

melintasi Sumatera dan Jawa menuju sebuah pesantren yang bernama Gontor.

Ketika sampai, kesan pertama yang Alif dapatkan yaitu tempat yang

aturannya sangat ketat. Apalagi ada keharusan mundur setahun untuk kelas

adaptasi. Alif menguatkan hati untuk mencoba menjalankan setidaknya tahun

Page 40: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

30

pertama di Pondok Madani ini. Seiring berjalannya waktu Alif mulai bersahabat

dengan teman sekamarnya, Baso dari Gowa, Atang dari Bandung, Raja dari

Medan, Said dari Surabaya, dan Dulmajid dari Madura.

Keenam anak yang menuntut ilmu di Pondok Madani Gontor ini setiap

sore mempunyai kebiasaan unik yaitu menjelang azan magrib berkumpul di

bawah menara masjid sambil melihat ke awan. Ketika membayangkan awan

itulah mereka melambungkan impiannya. Misalnya Alif membayangkan awan itu

berbentuk seperti benua Amerika, sebuah negara yang ingin dikunjunginya setelah

lulus nanti. Begitu pula yang lainnya membayangkan awan itu seperti negara Arab

Saudi, Mesir dan Benua Eropa.

Berawal dari kebiasaannya berkumpul di bawah menara masjid tadi,

mereka berenam pun menamakan diri Sahirul Menara, artinya pemilik menara.

Di Pondok Madani itu ada ungkapan luar biasa yang selalu diingat oleh

Alif. Ungkapan itu disampaikan oleh salah seorang guru bernama Ustad Salman

yaitu “Man jadda wa jada” yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti

akan berhasil. Ungkapan tersebut sangat bermakna bagi enam sahabat ini.

Kemudian mereka mulai memiliki impian dan bertekad untuk meraihnya.

Di Pondok Pesantren mereka dididik sangat ketat. Mulai dari keharusan

berbicara menggunakan bahasa Arab atau Inggris dan akan dihukum jika

menggunakan bahasa Indonesia.

Mereka juga dilatih dengan disiplin yang sangat ketat. Semua siswa harus

tepat waktu dalam segala aktivitas. Kalau terlambat beberapa menit saja langsung

mendapatkan hukuman. Dari proses belajar dan ungkapan dari Pondok Madani

itulah keenam sahabat itu jadi memiliki cita-cita besar.

Mereka masing-masing memiliki ambisi untuk menaklukkan dunia. Mulai

dari tanah Indonesia lalu ke Amerika, Asia, atau Afrika. Di bawah menara

Madani, mereka berjanji dan bertekad untuk menaklukkan dunia dan menjadi

orang besar yang bermanfaat bagi banyak orang.

Page 41: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

31

Tapi sayang, salah seorang dari sahabat tersebut yaitu Baso harus keluar

dari pesantren. Ia meninggalkan Pondok Madani untuk menjaga neneknya dan

berusaha menghafal Alquran di kampungnya.

Waktu terus berjalan, Sahibul Menara yang lain terus melanjutkan

pendidikan di Pondok Madani. Hari ke hari terasa makin indah bagi mereka.

Makin banyak manfaat yang mereka peroleh, baik dari persahabatan mereka, mau

pun dari sistem pendidikan yang sangat baik. Hingga akhirnya mereka bisa meraih

mimpi yang selama ini hanya bayangan.Mereka membuktikan bahwa mereka bisa

menaklukkan dunia. Mereka kemudian bernostalgia dan membuktikan impian

mereka ketika melihat awan di bawah menara masjid Pondok Pesantren Madani,

Jawa Timur. Ternyata bagi mereka, menempuh pendidikan di pesantren

mempunyai makna indah yang tak ternilai. Alif yang tadinya beranggapan

pesantren itu kampungan dan kuno, ternyata salah besar. Pendidikan di pesantren

sangat menjunjung tinggi disiplin sehingga mencetak generasi yang bertanggung

jawab dan mempunyai komitmen.

Apalagi di pesantren, jiwa dan gelora muda para santri disulut dan dibakar

oleh para ustad agar tidak gampang menyerah. Secara rutin, setiap pagi

didengungkan kata-kata sakti “Man jadda wa jada”. Alif menjadi bersyukur dan

berterima kasih kepada Amaknya yang telah menyuruhnya melanjutkan sekolah

di pesantren.

D. Sinopsis Novel Semester Pertama di Malory Towers

Novel Semester Pertama di Malory Towers menceritakan tentang

kehidupan Darrel Rivers bersama teman-temannya di sekolah Malory Towers.

Sekolah Malory Towers adalah sekolah berasrama khusus untuk murid-murid

wanita yang terdiri dari empat menara yaitu Menara Utara, Menara Selatan,

Menara Barat, dan Menara Timur. Darrel Rivers bersama 9 orang temannya

ditempatkan di Menara Utara. Teman-teman Darrel Rivers di Menara Utara

bernama Alicia Johns, Gwendoline, Sally Hope, Mary-Lou, Irene, Jean, Emily,

Violet, dan Katherine sebagai ketua kamar.

Page 42: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

32

Sekolah Malory Towers terletak di tepi pantai, di mana tenis dan renang

merupakan kegiatan utamanya. Darrell berangkat ke sekolah ini diantar oleh

ibunya dengan naik kereta api. Di dalam kereta api Darrell mendapat teman yang

bernama Alicia yang nakal tapi cerdas dan gemar melakukan berbagai muslihat

untuk menjebak guru-gurunya.

Di Malory Towers itu juga terdapat seorang anak yang manja, suka

membual, dan berhati keji yang bernama Gwendoline. Gwendoline belum pernah

sekolah. Sebelumnya ia belajar di rumah dengan guru pribadinya yang bernama

Nona Winter. Oleh karena itu, Gwendoline sangat susah beradaptasi di Malory

Towers. Ia tidak punya sahabat dekat kaena sifatnya yang buruk.

Hari pertama masuk sekolah, Darrell bersama teman-temanya berkenalan

dengan guru-gurunya. Setelah satu minggu Darrell dan teman-temannya sudah

dapat menyesuaikan diri di sekolahnya. Setelah beberapa minggu di sana semua

anak sudah saling kenal bahkan seperti keluarga sendiri. Mereka selalu berkumpul

bersama untuk berbincang-bincang tetapi setiap kali mereka berbincang-bincang

pasti Alicia selalu membuat lelucon.

Suatu hari Darrell tak bisa menguasai diri karena Gwendoline menubruk

Mary-Lou dan Mary-Lou terjatuh kedalam kolam renang. Tidak hanya itu,

Gwendoline juga membenamkan Mary-Lou kuat-kuat ke dalam air. Semua teman-

teman Darrell heran karena Darrell yang tenang itu bisa marah. Setelah

pertengkaran itu, akhirnya Darrell dan Gwendoline saling meminta maaf. Karena

takut, setiap hari Mary-Lou selalu mengikuti Darrell.

Akibat terlalu lalu lama menyelam Alicia menjadi tuli untuk beberapa

waktu. Alicia mendapat masalah baru yaitu tidak dapat mendengar.

Setiap hari Mary-Lou selalu membereskan lemari kecil milik Darrell tetapi

hal itu malah membuat Darrell menjadi kesal karena Mary-Lou mengubah-ubah

susunan barang yang ada di dalam lemari. Ternyata Gwendoline masih

mempunyai niat jahat kepada Mary-Lou.Gwendoline pura-pura bersahabat dengan

Mary-Lou. Padahal di belakang itu semua, ia selalu membuat susah Mary-Lou.

Gwendoline menaruh laba-laba di laci Mary-Lou. Ternyata laba-laba itu merayap

Page 43: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

33

di kaki Gwendoline dan Gwendoline sangat ketakutan. Dalam satu minggu

tersebut yang paling sedih adalah Mary-Lou karena ia selalu mendapatkan

masalah akibat ulah Gwendoline.

Tibalah waktu untuk menerima rapor tengah semester. Anak-anak sangat

senang karena bisa bertemu dengan orang tua mereka. Saat tingkatan rapor

dibacakan Darrell sangat kecewa karena Darrell berada diurutan kesepuluh dari

bawah.

Semua anak bahagia, kecuali Mary-Lou yang sedih karena orang tuanya

tidak bisa datang. Tetapi teman-teman Mary-Lou tidak mau ada temannya yang

sedih, maka Mary-Lou diajak bergabung dengan keluarga mereka.

Suatu hari Darrell bertengkar dengan Sally, Darrell mendorong Sally

sampai–sampai Sally masuk rumah sakit. Saat mendengar Sally masuk rumah

sakit Darrell menjadi lemas. Gara-gara dia Sally masuk rumah sakit. Darrel

terkejut senang saat melihat ayahnya menjenguknya. Tapi perasaan itu tiba-tiba

hilang saat ia mengingat apa yang telah dilakukannya pada Sally. Melihat Darrell

yang tiba-tiba sedih ayahnya curiga kenapa anaknya tiba-tiba sedih. Darrell tidak

mau menjawab, akhirnya beberapa saat kemudian Darrell mau mengatakan apa

yang sebenarnya terjadi. Ia menceritakan kepada ayahnya kalau ia telah

mendorong Sally sampai-sampai Sally masuk rumah sakit. Lalu ayah Darrell

tersenyum karena Sally masuk rumah sakit bukan karena didorong oleh Darrell,

tetapi karena Sally sakit usus buntu. Darrell pun merasa lega.

Sally dan Darrel sepakat membuat rencana untuk Mary-Lou agar ia tidak

penakut lagi. Darrel akan berpura-pura tenggelam di kolam renang dan ia akan

meminta Mary-Lou untuk melempar ban penyelamat. Tapi yang terjadi sungguh

di luar dugaan. Mary-Lou tidak melempar ban itu, tetapi ia langsung berenang

menyelamatkan Darrel. Ini membuktikan bahwa sebenarnya Mary-Lou anak yang

pemberani.

Teman-temannya banyak yang menyanjung Mary-Lou. Hal ini

menimbulkan rasa iri pada Gwendoline. Ia pun jengkel dan merusak pulpen Mary-

Lou lalu membuat seolah-olah Darrel lah yang melakukannya. Semua orang

Page 44: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

34

percaya Darrel yang melakukan itu, tetapi tidak dengan Sally Hope dan Mary-

Lou. Mary-Lou lalu mencari bukti dan menemukan bahwa Gwendoline lah yang

telah merusak pulpennya, bukan Darrel. Gwendoline akhir harus mengganti

pulpen Mary-Lou. Ia pun dibenci teman-temannya.

Semester pertama pun hampir berakhir. Darrel merasa cukup puas dengan

hasil yang diperolehnya. Gwendoline yang belajar keras selama tiga minggu

terakhir menampakkan perubahan pada nilai-nilainya. Hari libur pun tiba, semua

siswa Malory Towers kembali ke rumahnya masing-masing.

E. Unsur Instrinsik Novel Negeri Lima Menara

1. Tema

Tema yang disampaikan pengarang melalui novel Negeri Lima

Menara adalah perjuangan seorang anak dalam mencapai cita-cita melalui

sebuah mantra man jadda wa jadasebagaimana kutipan berikut.

Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu

lepas membumbung tinggi. Aku melihat awan yang seperti benua

Amerika, Raja bersikeras awan yang sama berbentuk Eropa,

sementara Atang tidak yakin dengan kami berdua, dan sangat

percaya bahwa awan itu berbentuk benua Afrika. Baso malah

melihat semua ini dalam konteks Asia, sedangkan Said dan

Dulmajid sangat nasionalis, awan itu berbentuk peta Negara

kesatuan Indonesia. Dulu kami tidak takut bermimpi, walau

sejujurnya juga tidak tahu bagaimana merealisasikannya.Tapi

lihatlah hari ini. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan

menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke

pelukan masing-masing. Kun fayakun, maka semula awan impian,

kini hidup yang nyata. Kami berenam telah berada di lima Negara

yang berbeda. Di lima menara impian kami. Jangan pernah

meremehkan impian, walau setinggi apapun.Tuhan sungguh Maha

Mendengar.Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh

akan berhasil.

Page 45: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

35

2. Tokoh

a. Tokoh sentral

1) Alif

Alif adalah seorang remaja laki-laki yang baru menamatkan

sekolahnya di MTs. Ia adalah lelaki yang penurut sebagaimana kutipan

berikut : “Selama ini aku anak penurut”.2 Ia menurut saja pada saat ibunya

memintanya bersekolah di madrasah tsanawiyah. Akan tetapi, Alif

memberontak ketika Amak memintanya untuk kembali melanjutkaan

sekolah di madrasah yaitu madrasah aliyah. Kali ini, Alif memberontak

karena tidak sesuai dengan keinginannya untuk melanjutkan ke SMA.

Namun pada akhirnya Alif menuruti kehendak ibunya untuk masuk

sekolah agama. Ia memilih Pondok Madani sebagai tempatnya menuntut

ilmu. Alif juga merupakan sosok yang memiliki sifat ragu-ragu. Walaupun

ia sendiri yang memilih untuk melanjutkah sekolah di Pondok Madani

tetapi ia sendiri tidak yakin dengan keputusannya itu. Berikut kutipannya:

“Bahkan sesungguhnya aku sendiri belum yakin betul dengan keputusan

ini.” 3 Selain penurut dan ragu-ragu Alif merupakan anak yang teliti. Hal

ini digambarkan sebagaimana kutipan berikut :“Sejenak, aku cek lagi

kalau semuanya telah rapi dan licin, tidak ada gombak dan kusut” 4

2) Dulmajid

Dulmajid merupakan lelaki yang mandiri. Ketika santri lain di antar

orang tuanya ke Pondok Madani, Dulmajid justru berangkat sendiri.“Tentu

saja saya datang sendiri.” 5 Begitu kata Dulmajid saat Alif menanyakan

dengan siapa ia datang. Dulmajid juga merupakan anak yang mempunyai

semangat belajar yang tinggi. Hal itu pun diakui tokoh Aku sebagaiamana

kutipan berikut: “Animo belajarnya memang maut. ” 6 Tokoh Aku juga

mengakui Dulmajid sebagai orang yang jujur keras dan setia kawan. “Aku

2 Ibid., h. 11. 3 Ibid., h. 18. 4 Ibid., h. 84. 5 Ibid., h. 27. 6 Ibid., h. 46.

Page 46: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

36

menyadari dia orang paling jujur, paling keras, tapi juga paling setia

kawan yang aku kenal.” 7

3) Raja

Raja adalah seorang lelaki yang percaya diri seperti kutipan

berikut: “Raja Lubis yang duduk di meja paling depan maju dengan penuh

percaya diri.” 8Ia juga merupakan lelaki yang ekspresif “…tampak

mengayun-ayunkan tinjunya diudara sambil berteriak “Allahu Akbar!”

9Selain percaya diri dan ekspresif, Raja juga merupakan seorang lelaki

yang pantang menyerah seperti kutipan berikut: “Jangan. Kita coba dulu.

Aku saja yang maju duluan,”10

4) Atang

Atang, ia merupakan seseorang yang suka menepati janji sebagaimana

kutipan berikut: “Sesuai janji, Atang yang membayari ongkos.”11

Ia juga

memiliki merupakan anak yang baik seperti digambarkan tokoh Aku

dalam kutipan berikut: “Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman

yang baik dan tersebar dibeberapa kota seperti Atang dan Said.”12

5) Said

Said adalah seorang anak yang berperawakan dewasa dan juga

memiliki cara berfikir yang dewasa. Ia suka memberi motivasi dan

merupakan teman yang baik seperti diungkapkan tokoh Aku dalam

kutipan berikut:“…senyum dan cerita yang mengobarkan semangat” 13

7 Ibid., 8 Ibid,. h. 44. 9 Ibid,. h. 108. 10 Ibid,. h. 124. 11 Ibid,. h. 221. 12 Ibid., h. 226. 13 Ibid., h. 45.

Page 47: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

37

Karena cara berpikirnya yang dewasa itu, tanpa disadari Said menjadi

pemimpin informal Sahibul Menara. Dia kerap jadi tempat bertanya bagi

teman-temannya.Ia selalu memandang sesuatu dengan positif.

6) Baso

Baso adalah santri yang disiplin. Ia selalu menyediakan waktu untuk

membaca. Ia juga anak yang rajin. Baso selalu bersungguh-sungguh

membaca buku pelajaran dan juga Alquran. Sebagaimana terdapat pada

kutipan berikut: “Hampir setiap waktu kami melihat Baso membaca buku

pelajaran dan Al-Quran dengan sungguh-sungguh”.14

Bagi Baso, tiada hari

tanpa buku. Oleh karena itu, ia sering menjadi tempat bertanya bagi

teman-temannya yang kesulitan dalam pelajaran.

b. Tokoh periferal

1) Amak

Amak adalah seorang wanita separuh baya yang ramah, rela berkorban,

peduli akan umat Islam, dan seorang ibu yang konsisten terhadap

keputusannya.

Tokoh Amak di sini digambarkan selalu tersenyum kepada siapa saja.

Ini menunjukkan bahwa ia sosok yang ramah. Amak dengan semangat rela

berkorbannya menjadi guru sukarela yang hanya dibayar dengan beras

selama 7 tahun. Ia juga seseorang yang peduli pada umat Islam. Amak

melarang Alif untuk masuk SMA dan menyarankannya masuk madrasah

agar kelak lahir ulama-ulama pintar yang mendakwahkan agama kepada

umat. Amak tidak ingin hanya anak-anak dengan prestasi rendah yang

bersekolah di madrasah. Ia khawatir mereka akan menjadi ulama dengan

kualitas rendah pula. Sikap adil juga ditunjukkan Amak pada saat

pembagian rapor. Alif yang tidak mau menyanyi di depan kelas pada

pelajaran kesenian, ia beri angka merah pada mata pelajaran itu. Ayah Alif

atau suami Amak sendiri bertanya mengapa Amak tega memberikan angka

14 Ibid., h. 357.

Page 48: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

38

merah pada anaknya sendiri. Pada saat itulah Amak menjelaskan bahwa ia

harus bersikap adil kepada siapa saja termasuk anaknya sendiri.

2) Ayah

Ayah adalah sosok yang dapat dipercaya. Ia menunaikan amanat

orang-orang kepadanya dengan sangat baik. Berikut kutipannya :“Amanat

dari jamaah surau kami untuk membeli seekor sapi untuk kurban idul adha

minggu depan telah ditunaikan Ayah”.15

Sosok ayah pada novel ini juga

tidak terlalu banyak bicara. Ia hanya sering menyetujui apa yang dikatakan

oleh Amak.

3) Ustad Salman

Ustad Salman merupakan pengajar di Pondok Madani. Ia adalah

seseorang yang kreatif sebagaimana diungkapkan pada kutipan berikut:

“Itulah gaya unik Ustad Salman, selalu mencari jalan kreatif untuk terus

memantik api potensi dan semangat kami”16

. Tidak hanya kreatif, Ustad

Salman merupakan legenda hidup dalam mempelajari bahasa.Dia

menguasai bahasa Arab, Inggris, Perancis, dan Belanda.Hobinya membaca

kamus.Ia menguasai kamus bahasa Arab paling canggih bernama Munjid.

4) Kiai Rais

Kiai Rais adalah seorang lelaki separuh baya yang merupakan

pimpinanPM. Dia seorang pendidik dengan pengetahuan dan pengalaman

lengkap.Ia pernah sekolah di Al-Azhar, Madinah, dan Belanda.Kiai Rais

disebut sebagai renaissance man pribadi yang tercerahkan karena aneka

ragam ilmu dan kegiatannya. Petuahnya sering kali membangkitkan

semangat para santri.

15 Ibid., h. 91. 16

Ibid., h. 106.

Page 49: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

39

5) Tyson

Tyson merupakan lelaki yang tegas. Dia adalah seorang murid senior

bernama lengkap Rajab Sujai dan menjabat sebagai kepala Keamanan

Pusat, pengendali penegakan disiplin di PM. Kerjanya berkeliling pondok,

pagi, siang, dan malam dengan kereta angin. Dia tahu segala penjuru PM

seperti mengenal telapak tangannya.Begitu ada pelanggaran ketertiban di

sudut PM mana pun, dia melesat dengan sepedanya ke tempat kejadian

dan langsung menegakkan hokum di tempat.Dia irit komunikasi verbal,

tapi tangannya epat menjatuhkan hukuman.Keras tapi efisien.Semua murid

menakutinya.

6) Ustad Torik

Sama seperti Tyson, Ustad Torik adalah orang yang tegas. Ketika ada

yang melanggar aturan Ustad Torik langsung memberikan hukuman.Ia

tidak segan-segan menjatuhi Alif, Said dan Atang hukuman botak begitu

mengetahui mereka pergi ke Surabaya tanpa izin.

3. Alur

Alur yang terdapat dalam novel “Negeri 5 Menara”, yaitu flashblack

(kilas balik). Hal ini dibuktikan oleh beberapa tahapan sebagai berikut:

Tengah

Awal cerita dalam novel ini dibuka oleh Alif yang telah tinggal di

Washington DC, Amerika Serikat dengan pekerjaannya sebagai Wartawan

VOA. Ia berencana berangkat ke London. Sebelum ia berangkat, ia mendapat

pesan dari Atang temannya di pesantren dulu yang akan pergi ke London juga.

Awal

Alif kemudian mengingat kembali awal-awal masa di pesantrennya. Saat

itu Amak menyuruh Alif untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke SMA tetapi

ke sekolah agama dan Alif menolak permintaan Amak pada saat baru

diberitahukan. Tetapi akhirnya, dengan mempertimbangkan usul dari Pak Etek

Page 50: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

40

Gindo Alif pun bersedia bersekolah di sekolah agama tapi tidak di Sumatera

Barat. Ia memilih untuk masuk pesantren yaitu Pondok Madani Gontor.

Konflik

Titik puncak cerita dimulai saat Alif mulai memasuki PM hingga naik ke

kelas tertinggi yaitu kelas 6.

Antiklimaks

Antiklimaks dalam novel ini dimulai pada saat Alif serta santri PM lainnya

akan mengikuti ujian akhir yang harus diikuti oleh seluruh siswa tahun

terakhir PM.

Penyelesaian

Pada akhirnya setelah melewati ujian, Alif dan kawan-kawannya lulus dari

Pondok Madani.

Akhir

Cerita berbalik ke Alif yang telah sampai di London untuk bertemu

dengan Atang dan Raja yang merupakan anggota Sahibul Menara.

4. Latar

a. Latar tempat

Latar tempat pada novel ini di antaranya adalah di kantor Alif di

Washington DC. Latar tempat lainnya adalah di rumah Alif di Maninjau,

Trafalgar Square di London, Pondok Madani, rumah Atang di Bandung,

rumah Said di Surabaya dan apartemen Raja di London. Latar tempat yang

paling banyak diceritakan pada novel ini adalah Pondok Madani.

b. Latar waktu

Latar waktu pada novel ini tidak dijelaskan secara langsung.

Namun berdasarkan kutipan di bawah ini dapat dikatakan waktunya

berkisar antara tahun 1988 sampai 1992.

Dengan wajah cemas, aku menghadap Ustad Torik yang duduk

menunggu di kantornya.Dia dengan santai membolak-balik sebuah

buku besar tebal berwarna hitam. Aku sekilas melihat sampulnya:

Page 51: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

41

Catatan Perilaku Angkatan 1988”. Buku in kami sebut kitab “dosa

dan pahala” kami selama berada di PM.

c. Latar sosial

Latar sosial pada novel Negeri Lima Menaramenggambarkan

bahwa kehidupan di sini penuh kebersamaan dalam berbagai hal, di mana

semuanya dilakukan bersama-sama.Walaupun santrinya mempunyai latar

belakang yang berbeda-beda tetapi itu tidak menghalangi kebersamaan

mereka.

Hal ini dapat kita lihat saat ujian di akhir semester di mulai,

semua orang di dalam pesantren itu saling membantu dalam belajar baik

antara guru dan murid, selain itu, dalam hal memburu pencuri yang sering

datang ke pondok pesantren mereka bersama-sama untuk menjaga dan

meronda setiap malam.

5. Amanat

Amanat dari novel ini adalah agar kita tidak mudah berputus asa. Apapun

keinginan dan cita-cita kita, jika kita mengupayakannya dengan sungguh-

sungguh pasti akan membuahkan hasil.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel tersebut, yaitu

sudut pandangfirst person peripheral atau akuan taksertaan Hal ini dibuktikan

oleh pengarang yang selalu menyebut tokoh utama dengan kata “Aku” saat di

narasi, di mana seakan-akan pengarang adalah si tokoh utama :“Iseng aja, aku

mendekat ke jendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan ujung

telunjuk kananku.” 17

Tidak hanya itu “Aku” juga menceritakan orang-orang

di sekelilingnya.

17Ibid., h. 1.

Page 52: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

42

F. Unsur Instrinsik Novel Semester Pertama di Malory Towers

1. Tema

Tema yang disampaikan pengarang melalui novel Semester

Pertama di Malory Towers adalahkehidupan sosial di sebuah sekolah

asrama.

2. Tokoh

a. Tokoh sentral

1) Darrel Rivers

Darrel River pada novel ini diceritakan sebagai anak yang

memiliki otak pintar, bijaksana, penolong, dan berjiwa besar seperti

kutipan berikut.

Otak Darrel cemerlang dan ia sudah terlatih untuk

menggunakannya dengan baik. Segera ternyata bahwa ia bisa

mengikuti pelajaran dengan baik pula. Bahkan dalam beberapa hal,

misalnya mengarang, ia termasuk yang terbaik. Darrel puas akan

hasil yang dicapainya. Segalanya terasa begitu mudah.18

Namun Darrel juga mempunyai sifat buruk yaitu mudah marah.

Apabila emosinya tidak terkendali, dia dapat melakukan kekerasan fisik.

Berikut kutipannya:

Ia berpaling, dan berhadapan dengan Darrel yang susah payah

menahan marah, sampai menggeletar seluruh tubuhnya, bukan karena

dingin tapi karena rasa gusar yang amat sangat. “Binatang kau!” teriak

Darrel. “Kulihat kau membenamkan Marry-Lou dengan sengaja! Dan kau

tahu Mary-Lou takut air! Kau ingin dia mati lemas?19

18

Enid Blyton. Semester Pertama di Malory Towers, Terj. Djokolelono, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1999), hal 65 19 Ibid., h. 81-82.

Page 53: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

43

Walaupun mudah marah dan sering tidak bisa mengendalikan

emosi, tetapi Darrel selalu menyesal setelahnya. Ia pun biasanya meminta

maaf kepada orang yang disakitinya seperti kutipan berikut: „Darrel

muncul dibelakangnya, membuatnya terlompat terkejut. Gwendoline,

maafkan aku. Aku menyesal telah menamparmu tadi. Aku sungguh-

sungguh menyesal. Aku tadi begitu marah sehingga tak terpikir olehku apa

yang aku lakukan.”20

2) Alicia Johns

Alicia Johns adalah seorang anak yang ceria, pintar, nakal, dan

juga berlidah tajam. Ia juga suka usil dan senang menjahili guru-gurunya

sebagaimana kutipan berikut.“Alicia, jangan ngoceh tak keruan!” tukas

Nona Potts tandas. Ia sudah tahu akan sifat Alicia yang berlidah tajam.21

Alicia, walaupun suka bercanda tetapi ia selalu menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik, seperti yang disampaikan Nona Potts dalam

kutipan berikut: “Begini, Darrel. Ada orang yang seperti Alicia. Dia nakal,

suka mengganggu anak yang lain, suka menghabiskan waktunya dengan

bercanda, tetapi masih tetap bisa bekerja dengan baik dan dengan hasil

cukup baik.”22

3) Gwendoline

Gwendoline adalah seorang anak yang manja, cengeng,

pembohong, pendendam, dan berhati keji. Gwendolin juga seorang anak

yang suka membual. Berikut kutipannya: “Mary-Lou berada bersama

mereka, berusaha untuk tersenyum selalu tetapi sesungguhnya merasa

begitu tertekan. Ia tak menyukai Nyonya Lacey maupun Nona Winters.

Dan ia mulai muak akan bualan Gwendoline. “23

. Selama bersekolah di

Malory Towers, Gwendoline sering membuat ulah. Ia pernah

20 Ibid., h. 85. 21 Ïbid., h. 17. 22 Ibid., h. 143. 23 Ibid., h. 154.

Page 54: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

44

membenamkan kepala Marry-Lou, memasukkan laba-laba ke dalam laci

Marry-Lou, memfitnah Darrel, berbohong, dan merusak pulpen Marry-

Lou. Tingkah lakunya yang keji membuat teman-temannya

membencinya.Ia tak hanya berhati keji tetapi juga pemalas, sehingga ia

selalu berada diurutan terbawah di kelasnya. Gwendoline suka

meremehkan orang-orang yang menyukainya dan membenci orang-orang

yang tidak menyukainya.

4) Sally Hope

Sally Hope adalah seorang anak gadis yang lucu dan mandiri.

Karena kemandiriannya, Sally Hope bahkan berani berangkat ke sekolah

tanpa diantar oleh ibunya. Sebagaimana yang diungkapkan Darrel pada

kutipan berikut : “Kemudian diperhatikannya si Kecil Sally Hope. Gadis

cilik yang lucu, dengan kepangan rambutnya yang rapi ketat dan mukanya

yang mungil. Ia tak diantar ibunya. Tetapi apakah Sally peduli akan hal

itu? Sulit untuk diterka”24

Sally Hope pada mulanya pendiam dan suka menyendiri.Ia

berpikiran bahwa ibunya lebih menyayangi adiknya ketimbang dirinya.

Oleh karena itu Sally Hope merasa ia tidak disayang ibunya lagi sehingga

ibunya mengirimnya ke sekolah asrama. Tetapi kemudian Sally Hope

menyadari ayah dan ibunya sangat menyayanginya.Ibu dan ayah Sally

Hope lebih memilih meninggalkan adiknya yang masih bayi demi

menjenguk Sally Hope yang sedang sakit di sekolahnya. Hal itu membuat

Sally Hope percaya bahwa ayah dan ibunya masih menyayanginya sama

seperti dulu.

24 Ibid., h. 18.

Page 55: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

45

5) Marry-Lou

Marry-Lou adalah seorang penakut.Ia benar-benar penakut. Marry-

Lou takut pada air, takut masuk ke kolam renang dan masih banyak lagi

hal-hal yang ditakuti Marry-Lou. Namun hal itu berubah tatkala Marry-

Lou dengan berani terjun ke dalam kolam renang untuk membantu Darrel.

Padahal sebelumnya ia takut masuk air. Ia juga berani keluar dari kamar

dan berjalan di kegelapan demi menyelamatkan Darrel dari fitnah

Gwendoline. Berikut perkataan Darrel tentang Marry-Lou.“Mary-Lou

sangat penakut. Ia takut pada tikus, kumbang, petir, suara-suara di malam

hari, kegelapan, dan ratusan hal lainnya lagi. Kasihan sekali Mary-Lou.

Tak heran matanya begitu besar karena terbiasa membelalak ketakutan.”25

b. Tokoh periferal

1) Katherine

Katherine adalah seorang ketua kamar sebagaimana kutipan

berikut : “Katherine adalah ketua kamar ini. Kau harus melakukan apa

yang diperintahkannya”26

Ia adalah ketua kamar yang bijaksana dan

berjiwa besar. Ia tegas saat ada anggotanya yang berbuat salah. Ia juga

berani meminta maaf ketika telah salah menuduh atau member keputusan.

2) Irene

Irene adalah seorang anak yang pandai dalam belajar tetapi sangat

tolol untuk hal-hal di luar pelajaran. Hal itu dapat dilihat pada kutipan

berikut:

Lalu Irene, seorang anak yang sangat pandai terutama

dalam matematika dan musik. Ia selalu berada di urutan pertama

dalam pelajaran tetapi, oh betapa tololnya ia untuk untuk hal-hal di

luar pelajaran! Kalau ada yang bukunya hilang, pasti Irene. Kalau

ada yang salah masuk kelas pastilah Irene. Sekali pernah ia

memasuki ruang kesenian mengira akan ada pelajaran melukis.

25 Ibid., h.55. 26 Ibid., h.35.

Page 56: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

46

Setengah jam ia sendirian menunggu di tempat itu. Tak ada yang

mengerti, megapa Irene tidak merasa heran bahwa kawan-kawan

sekelasnya tak muncul di ruangan itu. 27

Begitulah Irene. Ia sangat menyukai matematika dan senang

belajar. Ia merupakan salah satu murid paling cerdas di kelasnya.

3) Jean

Jean adalah seorang anak yang periang, cerdik, dan cerdas, paling

pandai memegang uang untuk keperluan sekolah. Hal tersebut bisa dilihat

dari kutipan berikut: “Ketiga orang anak lainnya adalahJean, seorang anak

periang, cerdik, dan cerdas, paling pandai memegang uang untuk

keperluan sekolah.”28

4) Emily

Emily adalah seorang anak pendiam dan rajin, pandai merajut.

Berikut kutipannya:“Ëmily, seorang anak pendiam dan rajin, pandai

merajut, dan karenanya disukai Mam‟zelle.29

5) Violet

Violet adalah anak yang pemalu dan pendiam.“Violet, pemalu,

pendiam, sering tidak diajak dalam berbagai hal, karena memang tak

tertarik untuk melakukan apa saja, dan sering anak-anak tak pernah sadar

apakah Violet ada bersama mereka atau tidak.30

6) Nona Potts

Nona Potts adalah seorang kepala asrama seperti kutipan berikut:

“Dan kepala asramamu adalah Nona Potts. Mari kita cari beliau.31

Nona

Potts dijuluki Potty oleh anak-anak. Nona Potts adalah seorang guru yang

27 Ibid., h. 56. 28 Ibid., h. 57. 29 Ibid, 30

Ibid., 31 Ïbid., h. 12.

Page 57: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

47

tegas.Tak ada yang berani mengerjainya.Ia selalu tahu setiap jika anak-

anak berbohong ataupun usil.

7) Nona Grayling

Nona Grayling adalah seorang kepala sekolah. Ia merupakan

wanita berkulit putih, wajahnya tenang, matanya biru jernih, dan bibirnya

membayangkan kekerasan hati. Sebagaimana yang diungkapkan pada

kutipan berikut ini:

Dan kini Darrel melihat wanita berambut putih sedang menghadap

meja, menulis. Wajahnya tenang, tanpa keriput sedikit pun. Matanya

biru jernih, dan bibirnya membayangkan kekerasan hati. Darrel merasa

takut juga menghadapi kepala sekolah dengan suara rendah ini.

Mudah-mudahan ia takkan pernah harus ditegur langsung olehnya!32

8) Pamela

Pamela begitu pandai dan berwibawa.Oleh karena itu, anak-anak

sangat menghormatinya. Berikut kutipan tentang Pamela: “Tentang

Pamela, tentu saja semua anak menghormatinya. Ia begitu berwibawa,

pandai, dan bahkan menurut kabar ia telah menulis sebuah buku. Ia

membuat anak-anak kelas satu begitu kagum! Membuat karangan

pendek saja sudah begitu sukar, apalagi menulis buku!33

.

9) Mam‟zelle Dupont

Mam‟zelle Dupont merupakan seorang guru berbahasa

Perancis. Ia tinggi, jangkung, dan kurus. Ia memiliki sifat pemarah

sebagaimana kutipan berikut: „Menurut pandangan Darrel, guru ini

memang pemarah.34

32

Ibid., h 33 Ibid., h. 59-60. 34

Ïbid., h. 45.

Page 58: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

48

10) Mamzelle Rougier

Mamzelle Rougier juga merupakan guru bahasa Perancis.Secara

fisik, ia sangat berbeda dengan Mam‟zelle Dupont. Ia bertubuh pendek

dan gemuk. Ia juga memiliki sifat periang.

11) Pak Rivers

Pak Rivers adalah ayah dari Darrel Rivers. Ia seorang ahli bedah

ternama. Pada saat Sally Hope sakit, Pak Rivers lah yang

mengoperasinya.

12) Nyonya Rivers

Nyonya Rivers adalah ibu dari Darrel Rivers. Sifatnya periang.

13) Nyonya Lacey

Nyonya Lacey adalah ibu dari Gwendoline.Ia sangat memanjakan

Gwendoline.Sifatnya yang terlalu memanjakan Gwendoline inilah

yang membuat Gwendoline tak tahu diri.

14) Nona Winters

Nona Winters adalah guru pribadi Gwendoline.Ia sering memuji

Gwendoline secara berlebihan sehingga membuat Gwendoline besar

kepala.

15) Pak Hope

Pak Hope adalah ayah dari Sally Hope.Ia seorang yang bertubuh

kokoh besar, terlihat sangat kuatir.

16) Nyonya Hope

Nyonya Hope adalah ibu dari Sally Hope. Ia bertubuh kecil dan

berwajah manis.

Page 59: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

49

3. Alur

Alur yang terdapat pada novel Semester Pertama di Malory Towers ini

adalah alur kronologis atau progresif di mana peristiwa diurutkan dari awal,

tengah, hingga ke bagian akhir.

Awal

Darrel Rivers berangkat ke sekolahnya yang bernama Malory Towers. Di

sana ia bertemu dengan teman-teman baru dan juga guru-guru baru.Minggu

pertama berlalu, dan Darrel merasa betah di sekolah tersebut.

Konflik 1

Suatu hari Darrel marah kepada teman sekelasnya Gwendoline, karena

ulahnya yang membenamkan Mary-Lou ke dalam kolam renang.

Konflik 2

Darrel Rivers difitnah oleh Gwendoline. Ia dituduh telah mengahancurkan

pulpen milik Mary-Lou.

Klimaks

Darrel River dijauhi teman-temannya. Hanya Sally Hope dan Mary-Lou

yang tidak percaya bahwa Darrel yang telah menghancurkan pulpennya lah

yang mau berteman dengannya.

Penyelesaian

Atas usaha Mary-Lou diketahui bahwa Gwendoline yang menghancurkan

pulpen milik Mary-Lou. Ini diketahui dari ditemukannya sepatu Gwendoline

yang berbekas tinta serta sebotol tinta warna ungu yang digunakan

Gwendoline untuk memfitnah Darrel Rivers.

Page 60: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

50

Akhir

Teman-teman Darrel kembali mempercayainya, Gwendoline minta maaf

pada Darrel dan semua anak – anak Malory Towers telah menyelesaikan

semester pertamanya di sekolah tersebut dan kembali pulang ke rumah

masing-masing untuk berlibur.

4. Latar

a. Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya sastra. Latar ini dapat berupa daerah,

bangunan, kapal, sekolah, kampus, hutan, dan sebagainya. Pada novel

ini diceritakan bahwa tempatnya adalah sekolah Malory Towers.

Sekolah Malory Towers sendiri terletak di sebuah tempat di London

yang bernama Cornwall. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :

“Mereka harus pergi ke London. Dari sana Darrel akan naik kereta api

jurusan Cornwall, tempat Malory Towers berada.”35

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Masalah waktu

pada novel menunjuk pada waktu dan urutan waktu yang terjadi dan

dikisahkan dalam cerita. Latar waktu pada novel ini tidak dijelaskan

secara eksplisit. Namun pada kutipan teks berikut dapat diambil

kesimpulan, waktunya adalah pada semester pertama.

Ïbunya menjenguk ke dalam kamar itu dan tersenyum.

“Mengagumi dirimu sendiri, ya? Tanyanya. “Terus terang aku juga

sangat menyukai seragam itu. Memang seragam MaloryTowers

35 Op.cit., h. 12.

Page 61: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

51

sungguh indah. Ayolah, Darrel. Jangan sampai kita ketinggalan

kereta. Apalagi ini adalah semester pertamu.36

c. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diciptakan

dalam karya sastra. Di samping itu latar sosial juga dapat berhubungan

dengan status sosial sekolah yang bersangkutan misalnya, rendah,

menengah, dan atas.

Latar sosial novel ini adalah kehidupan anak-anak di sekolah

asrama.Ada yang bisa menyesuaikan diri dengan cepat, ada yang tidak

bisa menyesuaikan diri sehingga kesulitan bergaul dengan teman-

temannya.

5. Amanat

Amanat dari novel ini adalah janganlah mempunyai sifat yang keji

agar tidak dikucilkan di kehidupan sosial.

6. Sudut pandang

Sudut padang yang digunakan adalah sudut pandangthird person

omniscient atau diaan maha-tahu. Pengarang mampu menjelajahi segala

peristiwa, termasuk sisi batin para tokoh sehingga peran pengarang seperti

seorang dalang yang memainkan wayang.

G. Pendidikan Karakter pada Novel Negeri Lima Menara

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa novel Negeri Lima Menara

mengandung nilai-nilai pendidikan karakter sebagai berikut:

36 Ibid., h. 9.

Page 62: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

52

1. Religius

Religius merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan

kepatuhan dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya. Tanda yang

paling tampak bagi seseorang yang beragama dengan baik adalah

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari,

baik itu berupa hubungan manusia dengan Tuhannya dan hubungan

manusia dengan makhluk ciptaan lainnya. Dalam novel Negeri Lima

Menaraterdapat lima data yang menunjukkan sikap religius, salah satunya

dapat dilihat dari data berikut.

Aku membentang sajadah dan melakukan shalat tahajud.Di

akhir rakaat, aku benamkan ke sajadah sebuah sujud yang panjang

dan dalam.Aku coba memusatkan perhatian kepada-Nya dan

menghilang selain-Nya.Pelan-pelan aku merasa badanku semakin

kecil dan mengecil dan mengkerut hanya menjadi setitik debu yang

melayang-layang di semesta luas yang diciptakanNya.Betapa kecil

dan tidak berartinya diriku, dan betapa luas kekuasaanNya.Dengan

segala kerendahan hati, aku bisikkan doaku.37

Tokoh Aku pada kutipan di atas menunjukkan perilaku kepatuhan

terhadap perintah Tuhannya.Ia tidak hanya melaksanakan amal ibadah

yang diwajibkan tetapi juga yang sunah. Selain melaksanakan salat

tahajud, tokoh Aku juga rajin puasa Senin-Kamis. Selain itu ia selalu

berdoa sebelum mengerjakan sesuatu. Ridha Allah menjadi tujuan

utamanya.Apa pun yang ia lakukan ia niatkan untuk beribadah kepada

Tuhannya.

2. Ikhlas

Ikhlas dalam bahasa Arab memiliki arti murni, suci, tidak

bercampur, bebas, atau pengabdian yang tulus. Dalam kamus bahasa

Indonesia, ikhlas memiliki arti tulus hati; (dengan) hati yang bersih dan

jujur. Sedangkan ikhlas menurut Islam adalah setiap kegiatan yang kita

kerjakan semata-mata hanya karena mengharapkan ridha Allah

37Ibid,. h. 197

Page 63: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

53

SWT.Dalam novelNegeri Lima Menara ada dua data yang menunjukkan

sikap ikhlas, salah satunya dapat dilihat dari data berikut.

Di akhir acara, pengurus masjid berbaju koko yang

mengenalkan dirinya kepada kami bernama Yana, menyelipkan

sebuah amplop ke saku Atang. “ Hatur nuhun Kang Atang dan

teman semua. Punten, ini sedikit infaq dari para jemaah untuk

pejuang agama, mohon diterima dengan ikhlas.”Kami kaget dan

tidak siap dengan pemberian ini.Mandat dan pesan PM pada kami

adalah melakukan sesuatu dengan ikhlas, tanpa embel-embel

imbalan.Atang dengan kikuk berusaha menolak dengan

mengangsurkan amplop kembali kepada ke Kang Yana.Tapi

dengan tatapan sungguh-sungguh, dia memaksa Atang untuk

menerimanya.38

Pada saat diminta untuk memberikan ceramah di sebuah masjid di

Bandung, tokoh Aku dan Atang melakukannya dengan ikhlas. Mereka

sama sekali tidak pernah berpikiran untuk mendapatkan imbalan. Nasihat

Kiai Rais tentang keikhlasan benar-benar mereka terapkan dalam

kehidupan sehari-hari.Selain itu, mereka juga ikhlas dalam menuntut ilmu

serta ikhlas dalam menerima hukuman. Hukuman mereka jalankan sebagai

proses pembelajaran agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama serta

agar menjadikan mereka pribadi yang lebih baik.

Data lain yang menunjukkan sikap ikhlas yaitu dari wawancara

tokoh Aku dengan Ustad Khalid. Pada saat wawancara, Ustad Khalid

bercerita bahwa ia telah mewakafkan dirinya untuk PM. Mewakafkan diri

di sini berarti menyerahkan dirinya ke PM. Ustad Khalid mengerahkan

semua waktu , pikiran, tenaganya untuk PM. Tidak ada kepentingan

pribadi, tidak ada harapan untuk mendapatkan imbalan dunia. Semua yang

ia lakukan ikhlas hanya beribadah dan pengabdian kepada Allah.

38

Ibid ., h. 220.

Page 64: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

54

3. Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dalam novel Negeri Lima

Menaraterdapat satu data yang menunjukkan sikap disiplin yaitu sebagai

berikut :„Kalian sekarang di Madani, tidak ada istilah terlambat sedikit. 1

menit atau 1 jam, terlambat adalah terlambat. Ini pelanggaran”39

Pada kutipan di atas, Alif, Said, Baso, Atang, Dulmajid, Baso, dan

Raja ditegur Tyson karena masih berada di lapangan, sedangkan bel yang

menunjukkan waktu untuk ke masjid telah berbunyi. Walaupun mereka

terlambat hanya sedikit, tetapi yang namanya terlambat tetaplah terlambat.

Tidak ada ampunan bagi mereka. Peraturan tetap ditegakkan walaupun

mereka mereka hanya terlambat sedikit.Mereka tetap mendapatkan

hukuman.Selama di PM, kehidupan Alif dan kawan-kawannya diatur oleh

bunyi lonceng.Setip bunyi lonceng menunjukkan pergantian

kegiatan.Apapun kegiatan yang mereka lakukan harus tepat waktu.

4. Peduli Sosial

Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan.Dalam novel Negeri Lima Menara terdapat satu data

tentang peduli, yaitu sebagai berikut.

Akhi, sekarang semakin banyak orang menjadi tak acuh

terhadap kebobrokan yang terjadi di sekitar mereka. Metode jasus

adalah membangkitkan semangat untuk aware dengan

ketidakberesan di masyarakat. Penyimpangan harus diluruskan.

Itulah inti dari kullil haqqa walau kaana murran. Katakanlah

kebenaran walau itu pahit. Ini self correction, untuk membuat efek

jera. Dan yang paling penting, memastikan semua warga PM sadar

sesadar-sadarnya, bahwa jangan meremehkan aturan yang sudah

39Ibid., h. 60.

Page 65: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

55

dibuat. Sekecil apa pun, itulah aturan dan aturan ada untuk

ditaati,‟‟ jelas wali kelas kami panjang lebar kepada seisi kelas.40

Peduli di sini dimaksudkan membantu seseorang untuk tidak

berbuat jahat.Setiap kejahatan atau kesalahan harus dilaporkan untuk

membuat efek jera. Dengan demikian, seseorang telah membantu orang

lain untuk tidak berbuat jahat atau salah. Sebagai sesama muslim,

seyogianya saling peduli dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Setiap

tejadi kebobrokan atau kejahatan, setiap muslim wajib meluruskannya.

Oleh karena itu, sikap peduli sangat ditekankan oleh wali kelas tokoh Aku

pada novel tersebut.

5. Mandiri

Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung

pada orang lain. Dalam novel Negeri Lima Menara terdapat satu data

tentang mandiri yaitu sebagai berikut : “Mandirilah maka kamu akan jadi

orang merdeka dan maju. I’timad ala nafsi, bergantung pada diri sendiri,

jangan dengan orang lain. Cukuplah bantuan Tuhan yang menjadi

anutanmu.41

Kutipan di atas adalah nasihat dari Kiai Rais kepada para santri.

Alif mengingat kembali nasihat tersebut ketika dia berada dalam kesulitan.

Pada awalnya Alif ingin meminta bantuan teman-temannya agar

kesulitannya segera teratasi. Namun ia lebih memilih untuk mencoba jalan

keluarnya sendiri karena ingat nasihat Kiai Rais untuk menjadi mandiri.

6. Sabar

Sabar, secaraetimologiberartimenahandanmencegah. Dalam novel

Negeri Lima Menara terdapat satu data tentang sabar yaitu sebagai berikut:

40 Ïbid., h. 78. 41 Ïbid., h. 81-82.

Page 66: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

56

„Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan

risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi

di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar

dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya

dalam hidup, “pidatonya dengan semangat berapi-api.42

Kutipan di atas adalah kalimat Ustad Salman kepada para santri. Ia

mengajarkan para santri untuk bersabar atas penderitaan hari ini.

Mendengar nasihat Ustad Salman tersebut, Said yang sering mengantuk di

kelas berusaha melawan rasa kantuknya. Ia sabar untuk menerima

pelajaran hari ini walaupun cukup berat baginya. Ia berusaha melewati

setiap kesulitan dengan rasa sabar. Kesabarannya pada akhirnya

membuahkan hasil. Pada akhirnya, ia lulus dengan nilai yang cukup baik.

7. Kerja keras

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Dalam novel Negeri Lima

Menara terdapat lima data tentang keja keras. Salah satunya sebagai

berikut.

Raja dan Baso mengucek-ngucek mata sambil menguap

lebar.Mereka segera mengundurkan diri masuk kamar.Said sudah

sulit ditolong dari cengkraman kantuk, tapi dia tidak

menyerah.Setiap buku yang dipegangnya jatuh ke lantai karena

tertidur, dia kembali memungutnya dan melanjutkan

membaca.Sementara Atang dan Dulmajid tampak masih cukup

kuat melawan kantuk.Aku juga tidak mau kalah.Walau mata berat,

aku ingin menjalankan tekad yang sudah aku tuliskan dalam buku.

Aku akan bekerja keras habis-habisan dulu.43

42 Ibid., h. 106. 43

Ibid., h. 199

Page 67: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

57

Data tersebut menggambarkan sikap kerja keras tokoh Aku dan

kawan-kawannya.Pada saat menjelang ujian, mereka sahirul lail yang

artinya begadang sampai jauh malam untuk belajar dan membaca

buku.Said walaupun sudah terkantuk-kantuk tetapi tetap berusaha untuk

melanjutkan membaca buku.Tokoh Aku pun begitu.Ia tetap belajar dengan

keras meski sudah mengantuk.

Sikap kerja keras tokoh Aku juga tampak pada saat ia mendapatkan

giliran untuk berpidato. Di sela-sela kesibukan dan kegiatannya sebagai

santri, ia bekerja keras untuk menulis skrip pidato agar bisa diserahkan

tepat pada waktunya. Setelah itu, tokoh Aku lalu berusaha menghafal

pidatonya dengan dibantu teman-temannya.Hasil kerja kerasnya kemudian

menampakkan hasil.Para pendengar kagum dan terpukau mendengar isi

pidato tokoh Aku.

Selain berpidato, usaha kerja keras tokoh Aku dan kawan-

kawannya juga tampak pada saat persiapan pementasan drama yang

berjudul “ The Great Adventure of Ibnu Batutah”. Mereka berusaha untuk

penampilan terbaik.Usaha mereka tidak sia-sia.Kiai Rais sebagai

pemimpin PM memuji penampilan mereka sebagaimana kutipan

berikut.“Sebuah hasil dari upaya kerja keras dan kreativitas tinggi.Terima

kasih telah menghibur kami dan saya memberi nilai 9 untuk semua ini,”

kata beliau sambil bertepuk tangan.44

Sikap kerja keras lainnya diperlihatkan tokoh Aku pada saat

kedatangan Presiden ke PM. Di bawah bimbingan Ustad Salman, tokoh

Aku yang pada saat itu menjadi wartawan majalah Kilas 70 berusaha

menyiapkan Kilas 70 instant. Sebelum Presiden menutup pidatonya Alif

dan tim berhasil menerbitkan Kilas 70 yang ditulis dan dicetak pada saat

itu. Ustad Salman menyerahkan majalah Kilas 70 yang meliput tentang

44

Ibid., h. 349

Page 68: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

58

kunjungan Presiden tersebut, bahkan sebelum Presiden turun dari

panggung.

Tidak hanya Alif, Said pun menunjukkan sikap suka bekerja keras.

Hal tersebut ia kemukakan sebagaimana kutipan berikut.

Persis.Kita perlu bertekad lebih banyak dari orang

kebanyakan. Kalau umumnya orang belajar pagi, siang, dan

malam, maka aku akan menambah lagi dengan bangun lagi dini

hari untuk mengurangi ketinggalan dan menutupi kelemahanku

dalam hapalan. Di atas semua itu, ketika semua usaha telah kita

sempurnakan, kita berdoa dengan khusuk kepada Allah.Dan hanya

setelah usaha dan doa inilah kita bertawakal, menyerahkan

semuanya kepada Allah,” tandas Said45

.

8. Tegar

Novel Negeri Lima Menara terdapat satu data tentang tegar

sebagaimana kutipan di bawah ini yang menunjukkan bahwa Ustad

Salman berpesan kepada para santri agar mereka tegar menghadapi

kehidupan. Mental mereka tidak boleh hancur hanya karena pengaruh dari

pihak yang lebih berkuasa.

Jangan biarkan bagian keamanan menghancurkan mental terdalam

kalian. Jangan biarkan diri kalian kesal dan marah, hanya merugi

dan menghabiskan energi. Hadapi dengan lapang dada dan belajar

darinya. Bahkan kalian bisa tertawa, karena ini hanya gangguan

sementara. 46

Para santri dibakar oleh semangat hidup yang menggelegak.Raja,

Dulmajid, Atang, Said, dan Baso menanggapi nasihat Ustad Salman

dengan ekspresi masing-masing. Sementara tokoh Aku membulatka tekad

bahwa tidak akan ada yang bisa menggoyahkan tekad dan cita-citanya.

45

Ibid., 46 Ïbid., h. 108.

Page 69: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

59

9. Berbakti kepada orang tua

Berbakti kepada orang tua adalah sebuah sifat yang baik. Dalam

novel Negeri Lima Menara terdapat dua data tentang berbakti kepada

orang tua sebagai berikut.“Ini baktiku kepada Nenek yang masih

hidup.Siapa tahu kepulanganku bisa menjadi obat bagi nenekku.

Sedangkan hafalan Al-Quran adalah hadiah buat almarhum bapak dan

ibuku, yang hanya aku kenal lewat foto saja” Itulah kata-kata Baso kepada

teman-temannya saat ia memutuskan pulang untuk selama-lamanya. Baso

adalah seorang anak yatim piatu. Ibunya meninggal saat melahirkannya,

sedangkan ayahnya meninggal ketika ia berumur empat tahun. Ia tinggal

bersama neneknya. Waalaupun orang tuanya telah meninggal, namun itu

tidak membuat Baso kehilangan kesempatan untuk berbakti kepada

mereka.Ia berusaha menghapal Al-Quran agar kedua orang tuanya

mendapat kemuliaan di akhirat kelak. Sementara kepada neneknya, Baso

berbakti dengan cara merawat neneknya yang sakit. Itulah sebabnya Baso

tidak menyelesaikan pendidikannya di PM agar bisa merawat neneknya

yang sakit di kampungnya.

Kiai Rais sebagai pemimpin PM sering menasihati santrinya untuk

berbakti kepada orang tua.Nasihat ini merasuk ke jiwanya Alif.Ia tersadar

bahwa telah lama ia tidak menghubungi ibunya (Amak) sebagai bentuk

protes karena tidak boleh masuk SMA. Alif kemudian menulis surat

kepada ibunya. Di dalam surat itu, ia meminta maaf kepada ibunya

sekaligus menceritakan kegiatan sehari-harinya di pesantren. Alif merasa

lega setelah mengirim surat tersebut kepada ibunya.

Page 70: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

60

10. Menyeru kebaikan

Menyeru kepada kebaikan adalah sifat yang baik yang dianjurkan

dalam agama Islam. Dalam novel Negeri Lima Menara terdapat satu data

tentang menyeru kebaikan.Hal tersebut tampak pada kutipan di bawah ini

yang mana Kiai Rais berpesan kepada para santrinya agar tetap menyeru

kepada kebaikan di mana pun berada.

Silakan gunakan liburan untuk berjalan, melihat alam, dan

masyarakat di sekitar kalian. Di mana pun dan kapan pun, kalian

adalah murid PM. Sampaikanlah kebaikan dan nasehat walau satu

ayat,”begitu pesan Kiai Rais di acara melepas libur minggu lalu.47

11. Bersyukur

Bersyukur adalah kemampuan menghargai apa yang didapat, apa

yang dialami, dan dapat memandang dari sisi positif apa yang terjadi

walaupun tidak selalu berkenan di hati. Dalam novel Negeri Lima Menara

ada dua data tentang bersyukur salah satunya sebagai berikut:“Anak-

anakku semua. Mari kita bersyukur, kita telah diberi jalan oleh Tuhan

untuk bersama melangkah sampai sejauh ini. Selamat atas naik ke kelas

enam. Tujuan akhir kalian tidak jauh lagi. Terminal sudah tampak di ujung

sana.”48

Kutipan tersebut adalah nasihat Kiai Rais kepada para santri untuk

banyak-banyak bersyukur. Para santri dianjurkan untuk bersyukur karena

telah naik ke kelas enam.Tidak banyak orang yang mendapatkan

kesempatan untuk belajar hingga tingkat tersebut.

Data lain yang menunjukkan sikap bersyukur yaitu pada saat

kelulusan. Alif dan teman-temannya yang dinyatakan lulus langsung

mengucapkan Alhamdulillah seraya sujud syukur.

47 Ibid., h. 219. 48Ibid., h. 291.

Page 71: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

61

12. Bersungguh-sungguh

Bersungguh-sungguh adalah karakter yang paling ditekankan

dalam novel ini. Untuk memperoleh sesuatu hal yang kita inginkan maka

kita harus mengupayakannya dengan sungguh-sungguh. Hal ini juga

sesuai dengan nasihat Kiai Rais kepada para santri sesuai dengan kutipan

di bawah ini :Änak‟-anakku. Ini akan jadi tahun tersibuk dan terbaik

kalian. Kami yakin kalian mampu menjalankannya. Mulailah dengan

bismillah dan selalu amalkan man jadda wa jada.”49

Dalam novel Negeri Lima Menara ini tujuh data tentang sikap

bersungguh-sungguh, salah satunya dapat dilihat dari data berikut:

Man jadda wa jada ,” teriakku pada diri sendiri. Sepotong syair Arab

yang diajarkan di hari pertama masuk kelas membakar tekadku. Siapa

yang bersungguh-sungguh akan sukses. Dan sore ini, dalam 3 jam ini,

aku bertekad akan bersungguh-sungguh menjadi jasus. Aku percaya

Tuhan dan alam-Nya akan membantuku, karena imbalan kesungguhan

hanyalah kesuksesan. Bismillah.50

Dengan wajah berseri-seri dan senyum menyilang di wajahnya,

Ustad Salman hilir mudik di antara bangku-bangku muri baru, mengulang-

ngulang mantera ajaib ini di depan 30 santri. Setiap ia berteriak, santri

menyalak dengan kata yang sama, man jadda wa jada. Hampir satu jam

non stop, kalimat ini bersahut-sahutan dan bertalu-talu. Inilah pelajaran

hari pertama yang beliau berikan di PM. Kata mutiara sederhana tapi kuat

yang menjadi kompas kehidupaan para santri. Hal ini lah yang memacu

semangat tokoh Aku tatkala ia menjadi jasus. Awalnya ia putus asa,

karena hamper tiba tenggat waktu yang ditetapkan tetapi ia belum juga

menemukan orang yang melakukan kesalahan. Namun tokoh Aku tidak

menyerah begitu saja, ia percaya dengan semangat man jadda wa jada ia

akan mendapatkan imbalan atas usahanya. Benar saja. Kesungguhan tokoh

49Ibid., h. 292 50

Ibid,. h. 82

Page 72: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

62

Aku segera terbukti, satu jam ke depan kedua kartuya telah terisi. Ia telah

menemukan orang yang melanggar peraturan.

Sikap sungguh-sungguh juga tampak pada berusaha menguasai

sebuah bahasa.Setiap selesai shalat Shubuh, seorang kakak penggerak

bahasa masuk ke stiap kamar lalu meneriakkan sebuah kata baru beberapa

kali dengan lantang dan jelas.Para santri diminta mengulangi bersama-

sama, dan satu persatu juga dengan suara lantang.Meneriakkan kosa kata

baru di subuh buta, memaksakan diri untuk memahami, dan memasukkan

ke kalimat, lalu melihat tulisannya dan terakhir mengikat ilmu baru ini

dengan menuliskannnya.Itulah yang dilakukan santri setiap hari.Mereka

benar-benar bersungguh-sungguh dalam menambah kosa kata.

Kesungguhan tersebut juga tampak dari usaha yang dilakukan

Ustad Salman Untuk menguasai bahasa tersebut, ia selalu membaca

kamus, bahkan menamatkannya hingga 2-3 kali. Ia membaca kamus dari

halaman depan sampai halaman belakang, tanpa melewatkan satu halaman

pun. Hasilnya tampak dari bahasa yang dikuasai Ustad Salman.Dia

menguasai bahasa Inggris, Arab, Perancis, dan Belanda.

Data lain yang menunjukkan sikap sungguh-sungguh yaitu ketika

Baso dan Raja memutuskan untuk menyusun kamus Inggris-Arab-

Indonesia khusus buat pelajar. Menurut mereka, kamus yang ada sekarang

terlalu tebal dan kurang cocok untuk orang yang baru belajar bahasa

dasar.Perlu disederhanakan sesuai kebutuhan.Banyak yang tidak percaya

dan menganggap ide ini sebuah mimpi yang keterlaluan.Tapi mereka maju

terus. Mereka lakukan itu dengan cara yang paling manual. Masing-

masing membagi tugas.Raja menuliskan entry Inggris dan Baso untuk

Arab.Selama setahun, siang malam mereka mengerjakan pemilihan kata

yang benar-benar cocok untuk para pelajar.Dua tahun kemudian, kamus

mereka dicetak di percetakan PM. Mereka membuktikan tidak ada hal

yang mustahil selama bersungguh-sungguh untuk mencapainya.Mimpi

Page 73: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

63

Sahibul Menara untuk berada di negara impiannya tercapai setelah mereka

bersungguh-sungguh belajar selama di PM. Hal itu dapat dilihat pada

kutipan berikut.

Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas

membumbung tinggi. Aku melihat awan yang seperti benua Amerika,

Raja bersikeras awan yang sama berbentuk Eropa, sementara Atang

tidak yakin dengan kami berdua, dan sangat percaya bahwa awan itu

berbentuk benua Afrika. Baso malah melihat semua ini dalam konteks

Asia, sedangkan Said dan Dulmajid sangat nasionalis, awan itu

berbentuk peta Negara kesatuan Indonesia. Dulu kami tidak takut

bermimpi, walau sejujurnya juga tidak tahu bagaimana

merealisasikannya.Tapi lihatlah hari ini. Setelah kami mengerahkan

segala ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua

impian ke pelukan masing-masing. Kun fayakun, maka semula awan

impian, kini hidup yang nyata. Kami berenam telah berada di lima

Negara yang berbeda. Di lima menara impian kami. Jangan pernah

meremehkan impian, walau setinggi apapun.Tuhan sungguh Maha

Mendengar.Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan

berhasil.51

H. Pendidikan Karakter pada Novel Semester Pertama di Malory Towers

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa novel Semester Pertama di

Malory Towers mengandung nilai-nilai pendidikan karakter sebagai

berikut:

1. Berkepribadian baik

Nilai-nilai karakter pada novel Semester Pertama di Malory

Towers dapat dilihat pada kutipan di bawah ini:

“Suatu hari nanti, kalian akan meninggalkan sekolah ini,

memasuki kehidupan sebagai seorang wanita muda. Kalian harus

membekali diri dengan kecerdasan otak, kelembutan hati, dan

kemauan untuk membantu sesamamu. Kalian harus membekali diri

dengan pengertian yang mendalam terhadap banyak hal, dengan

kemauan untuk menerima tanggung jawab, serta menampilkan diri

sebagai wanita yang patut dicintai dan dipercaya. Semua ini bisa

kalian pelajari di Malory Towers kalau saja kalian bisa bertekad

51

Ibid., h. 405

Page 74: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

64

mempelajarinya. Kami sama sekali tidak menganggap kemampuan

murid-murid untuk memenangkan beasiswa, gelar, atau lulus

berbagai ujian sebagai tanda keberhasilan kami. Yang kami anggap

berhasil adalah bila bekas murid kami tampil sebagai wanita yang

lembut hati, cerdas dipercaya, berpikiran matang, seseorang yang

bisa menjadi andalan orang-orang di sekelilingnya. Aku

menganggap sekolah kita gagal bila ada seseorang yang tak

mempelajari sifat-sifat baik itu di sini”52

Dari data di atas telah tampak bahwa sekolah Malory Towers yang

diceritakan pada novel tersebut sangat menekankan pendidikan karakter

pada anak didiknya. Nona Grayling sebagai kepala sekolah, pada awal

masuk sekolah telah memberikan nasihat bahwa yang diharapkan sekolah

tersebut adalah orang-orang yang tidak hanya cerdas otaknya tetapi juga

harus mempunyai kelembutan hati dan kemauan untuk membantu sesama.

Nona Grayling berharap siswanya suatu saat nanti dapat bermanfaat bagi

sesama.

2. Cinta damai

Tak banyak orang yang mempunyai sifat cinta damai.Akan tetapi,

tidak demikian dengan Darrel Rivers.Ia segera menyesal setelah

melakukan kesalahan dan segera minta maaf kepada orang yang telah

dilukainya. Darrel Rivers mempunyai sifat mudah marah. Ia kesulitan

mengendalikan emosinya. Apalagi ketika ia melihat seseorang melakukan

tindakan keji di depan matanya. Suatu hari Darrel Rivers melihat

Gwendoline membenamkan kepala Marry-Lou di kolam renang. Darrel

pun marah melihat kejadian itu.Ia pun kemudian menampar paha

Gwendoline dengan keras. Namun setelah itu Darrel Rivers amat

menyesal. Ia menyadari bahwa dirinya tak lebih baik dari Gwendoline.

Tingkahnya yang main hakim sendiri telah membuat malu dirinya sendiri.

52Blyton, Enid. Semester Pertama di Malory Towers. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

h. 42.

Page 75: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

65

Oleh karena itu, setelah menyesal Darrel Rivers segera meminta maaf

kepada Gwendoline. Ia tidak suka bertengkar dan lebih cinta damai.

Berikut kutipannya:

Ia menyesal kini telah menampar Gwendoline. Itulah hasil

terburuk dari memiliki sifat pemarah. Banyak hal

dilakukannya dengan tanpa berpikir panjang akan

akibatnya. Tanpa berpikir bahwa nanti bila marahnya

hilang ia akan malu akan perbuatannya.53

“Gwendoline maafkan aku.Aku menyesal telah

menamparmu tadi.Aku sungguh-sungguh menyesal.Aku

tadi begitu menyesal hingga tak terpikir olehku apa yang

kulakukan.”54

Tidak hanya meminta maaf kepada Gwendoline, Darrel Rivers

juga meminta maaf kepada Katherine, sang ketua kelas seperti kutipan

berikut:” Katherine, aku sangat menyesal telah berbicara seperti tadi

padamu. Entah bagaimana aku bisa melakukan itunya. Saat itu aku begitu

marah, mungkin, sehingga tak bisa mengendalikan diriku”55

. Karena

sifatnya yang berani mengakui kesalahan dan tidak mencari-cari alasan

untuk kesalahan tersebut , Darrel disukai teman-temannya.

Selain Darrel Rivers, Alicia John pun memiliki sifat yang sama. Ia

berani meminta maaf ketika ia salah menuduh Darrel merusak pulpen

Marry-Lou. Berikut pernyataan maaf Alici kepada Darrel : “Darrel, aku

minta maaf karena telah berpikir bahwa kaulah yang berbuat,” katanya.

“Sesungguhnyaaku tak meragukan kejujuranmu, tapi aku harus

mempunyai bukti nyata untuk itu.” 56

. Darrel pun dengan senang hati

memafakan Alicia Johns.

Berdasarkan uraian di atas maka terdapat tiga data yang

menunjukkan sikap berani mengakui kesalahan pada novel Semester

Pertama di Malory Towers.

53Ibid., h. 84-85 54

Ibid.,h. 85. 55

Ibid.,h. 89. 56

Ibid., h. 242

Page 76: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

66

3. Peduli Sosial

Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberikan panduan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Dalam novel Semester Pertama di Malory Towers terdapat satu data

tentang sikap peduli sosial.Sikap peduli sosial ini ditunjukkan Darrel

Rivers dengan menolong Gwendoline mengepang rambutnya. Saat itu

Gwendoline tidak bisa mengepang rambutnya sendiri. Berikut ktipannya: “

Mari kutolong mengepang rambutmut,‟ kata Darrel berdiri. “Agaknya kau

tak tahu cara mengepang rambut, Gwendoline. “57

4. Setia kawan

Pada novel ini terdapat satu data tentang sikap setia kawan.Sikap

setia kawan tersebut ditunjukkan oleh Marry-Lou.Ia tidak percaya bahwa

Darrel yang merusak pulpennya, walaupun semua orang menuduh

demikian. Marry-Lou berusaha mencari bukti yang menyatakan Darrel

Rivers tidak bersalah. Saat orang lain mengucilkan Darrel, Sally Hope dan

Marry-lou tetap bersedia menjadi sahabat Darrel. Pada akhirnya, memang

terbutki bahwa bukan Darrel yang merusak pulpen Marry-Lou melainkan

Gwendoline. Darrel sangat senang memiliki sahabat seperti Sally Hope

dan Marry-Lou.

5. Bekerja sama

Sikap bekerja sama pada novel ada satu data. Data yang

menunjukkan sikap bekerja sama tampak pada kutipan di bawah ini yang

memperlihatkan bahwa Sally Hope dan Darrel River bekerja sama

membantu Marry-Lou untuk tidak menjadi penakut. Sally Hope

merencanakan agar Darrel Rivers tenggelam di kolam renang. Kemudian

diharapkan Marry-Lou dengan penuh keberanian datang melemparkan

ban. Akan tetapi sungguh di luar dugaan, Marry-Lou tidak melemparkan

57

Ibid., h. 52.

Page 77: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

67

ban. Ia bahkan dengan berani berenang dan berusaha menyelamatkan

Darrel. Hal ini membuat kagum teman-teman sekelasnya.Semenjak itu

Marry Lou tidak menjadi penakut lagi. Berikut kutipannya:

“Aku suka pada Mary-Lou,” kata Sally. Kalau saja ia bisa

kita bantu meninggalkan sifat penakutnya, ia pasti menjadi anak

yang sangat menyenangkan.‟

“Tetapi bagaimana caranya?,‟ tanya Darrel sambil tanpa

berpikir mengocok kartu di tangannya.”58

“Dengarkan. Bagaimana kalau kau berpura-pura mendapat

kesulitan di kolam renang? Pada kesempatan pertama untuk itu,

kau pura-pura menjerit dan minta tolong pada Mary-Lou untuk

mengamil ban penolong serta melemparkannya padamu, „kata

Sally. “Jika ia melakukan hal itu, maka ia akan merasa telah

berjasa besar menolong kau dari bahaya tenggelam. Ia akan merasa

dapat dorongan besar, merasa bahwa seseungguhnya ia berani

bertindak. Kita semua sudah diajari cara melempar ban

penyelamat, jadi ia pasti juga bisa melakukannya.‟ 59

6. Menghargai Prestasi

Menghargai prestasi adalah sifat dan tindakan yang mendorong dirinya

untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain, serta

menghormati keberhasilan orang lain. Sikap menghargai prestasi pada

novel ini terdapat dua data

Darrel Rivers kecewa saat prestasinya berada pada urutan sepuluh ke

bawah. Ia mengira dengan kerja kerasnya selama ini, ia bisa menempati

urutan ketiga atau keempat di kelas. Ternyata harapannya itu tidak sesuai

dengan kenyataan.Sementara Alicia yang usahanya tidak lebih baik dari

Darrel menempati urutan kelima.Darrel pun bertanya kepada gurunya,

Nona Potts. Berikut jawaban Nona Potts:

Begini, Darrel. Ada orang yang seperti Alicia.Dia nakal, suka

menganggu anak lain, suka menghabiskan waktunya dengan

58Ibid., h. 203 59Ibid., h. 205-206

Page 78: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

68

bercanda, tetapi masih tetap bisa bekerja dengan baik dan dengan

hasil yang cukup baik.Dan ada pula orang yang seperti kau, yang

juga suka bergurau, bermain, membuang-buang waktu, tetapi tak

bisa menjaga hasil kerjanya.Hasil kerjamu terpengaruh karena

kurang belajar dank au melorot ke bawah, Kau mengerti?”60

Setelah menyadari kesalahannya, Darrel Rivers menjadi lebih giat

belajar. Pada saatakhir semester, Darrel mencapai nilai yang sangat baik.

Selain itu Gwendoline yang pemalas, akhirnya berusaha mengejar

ketinggalannya dalam pelajaran pada tiga minggu terakhir.Walaupun yang

dilakukannya itu bisa dikatakan sia-sia tetapi berhasil juga menaikkan nilai

Gwendolie.Setidaknya nilai akhir semesternya tidak terlalu buruk.

I. Kajian Bandingan

1. Perbandingan Berdasarkan Paradigma Pendidikan Karakter

a. Paradigma Fundamentalis

Pada novel Negeri Lima Menara, pendidikan karakter yang

diterapkan adalah paradigma fundamentalis.Pada novel tersebut

pendidikan karakter lebih menekankan kepada agama yaitu agama

Islam. Nilai-nilai karakter pada novel tersebut antara lain adalah

religius, ikhlas, disiplin, peduli, mandiri, sabar, kerja keras, tegar,

berbakti kepada kedua orang tua, menyeru kebaikan, bersyukur,

bersungguh-sungguh.

Pada novel ini seluruh aspek kehidupan dikaitkan dengan

agama.Baik itu dari segi perbuatan maupun perkataan. Hal apapun

yang akan dilakukan berdasarkan perintah atau wahyu Tuhan.

Di Pondok Madani, tempat Alif menuntut ilmu, kehidupan

agama tidak dipisahkan dari kehidupan dunia. Ia menyatu dalam

setiap sendi-sendi kehidupan. Apapun yang dilakukan berdasarkan

perintah dan larangan Tuhan. Setiap perintah Tuhan, santri dan

juga para guru berusaha melaksanakan sebaik-baiknya. Begitu pula

dengan larangan-Nya, mereka akan segera meninggalkannya.

60

Ibid

Page 79: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

69

Walaupun pendidikan di Pondok Madani sangat

menekankan agama, namun hal itu tidak menghalangi para santri

untuk unggul di bidang lainnya. Banyak di antara mereka yang ahli

bahasa Inggris, matematika, dan ilmu umum lainnya.

b. Paradigma Konservatif

Pada novel Semester Pertama di Malory Towers,

pendidikan karakter yang diterapkan adalah paradigma konservatif

yang mana lebih menekankan kehidupan sosial. Pada pendidikan

karakter jenis ini, siswa di Sekolah Malory Towers dituntut untuk

mempunyai kehidupan sosial yang baik. Yang diharapkan dari

sekolah ini adalah bila murid-muridnya tampil sebagai wanita yang

lembut hati, cerdas dipercaya, berpikiran matang, seseorang yang

bisa jadi andalan orang-orang disekelilingnya.

Oleh karena itu, pada awal-awal sekolah di sini murid-

muridnya diajarkan untuk mempunyai kemampuan beradaptasi

yang baik. Hal tersebut berhasil dilakukan Darrel Rivers, tetapi

tidak dengan Gwendoline. Gwendoline tidak memiliki rasa

tenggang rasa. Ia selalu ingin diperhatikan, egois, dan memaksakan

kehendaknya.

Page 80: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

70

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis pendidikan karakter terhadap novel Negeri Lima

Menara Karya Ahmad Fuadi dan Semester Pertama di Malory Towers Karya

Enid Blyton dapat disimpulkan bahwa

1. Nilai pendidikan karakter yang terdapat pada novel Negeri Lima

Menaraadalah nilai religius, bersungguh-sungguh, nilai berbakti pada orang

tua dan ikhlas. Selanjutnya nilai disiplin, peduli, mandiri, sabar, menyeru

kepada kebaikan dan tegar.

2. Nilai pendidikan karakter pada novel Semester Pertama di Sekolah Malory

Towers adalah berkepribadian baik, berani mengakui kesalahan, peduli

sosial, setia kawan, bekerja sama, dan menghargai prestasi.

3. Perbandingan pendidikan karakter pada kedua novel berdasarkan paradigma

pendidikan karakter adalah pendidikan karakter pada novel Negeri Lima

Menara lebih mengarah kepada paradigma fundamentalis yang dibangun

oleh tradisi agama. Karakter yang dibangun adalah karakter manusia yang

patuh dan taat kepada nilai-nilai kebaikan yang mutlak dalam tradisi

keagaamaan .Agama pada novel ini yaitu agama Islam. Sedangkan

paradigma pendidikan karakter pada novel Semester Pertama di Malory

Towers lebih mengarah kepada paradigm konservatif yang mendukung

ketaatan terhadap lembaga-lembaga dan proses-proses budaya yang sudah

teruji oleh waktu. Keberhasilan pendidikan dalam paradigm ini diukur dari

keberhasilan peserta didik dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Page 81: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

71

B. Saran

Berdasarkan beberapa simpulan yang telah dijelaskan, adabeberapa saran

yang diajukan oleh penulis, yaitu:

1. Novel Negeri Lima Menara dan Semester Pertama di Malory Towers dapat

dijadikan sebagai sumber pelajaran sastra di sekolah.

2. Bagi para guru yang ingin menanamkan nilai pendidikan karakter

berdasarkan paradigm fundamentalism disarankan untuk menggunakan

novel Negeri Lima Menara

3. Bagi para guru yang ingin menanamkan nilai pendidikan karakter

berdasarkan paradigm konservatif maka disarankan untuk menggunakan

novel Semester Pertama di Malory Towers.

Page 82: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

72

DAFTAR PUSTAKA

. Aziez, Furqonul., danHasim, Abdul. Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar.

Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: edPress. 2008.

Damono, Sapardi Djoko. Pegangan Penelitian Sastra Bandingan .Jakarta:

PusatBahasa. 2005.

Faruk, Metodologi Penelitian Sastra Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2010.

Hawthorn, Jeremy. Studying the Novel an Introduction. London: Edward Arnold

Ltd. 1989.

Kesuma, Darma, dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Keraf, Goris. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2009.

Kutha Ratna, Nyoman. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2004.

Lubis, Mochtar.Teknik Mengarang. Jakarta: Balai Pustaka. 1960

Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2011

Mustakim, Bagus. PendidikanKarakterMembangunDelapanKarakterEmasMenuju

Indonesia Bermartabat. Yogyakarta: SamuderaBiru. 2011.

Narwanti, Sri. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia. 2011.

Nurgiyantoro, Burhan.Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 2005

Pradopo, RahmatDjoko. BeberapaTeoriSastra, MetodeKritik, danPenerapannya.

Yogyakarta: PustakaPelajar.

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-4. Jakata: Gramedia

Pustaka Utama. 2008

Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius 1988.

Page 83: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

73

Ratna, NyomanKutha. Teori, Metode,

danTeknikPenelitianSastradanStrukturalismeHinggaPostrukturalismePerspektifW

acanaNaratif. Yogyakarta. PustakaPelajar. 2007.

Rosidi, Ajip. IchtisarSedjarahSastera Indonesia. Bandung: BinaTjipta. 1965.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008.

Stanton, Robert. TeoriFiksi, TerjSugihastutidan Rossi Abi Al Irsyad.Yogyakarta.

PustakaPelajar. 2007.

Sulhan,Najib.

PanduanPraktisPengembanganKarakterdanBudayaBangsaSinergiSekolahdenga

nRumah. Surabaya: PT JePe Press Media Utama. 2011.

Sumardjo, Jakob. MemahamiKesustraan. Bandung :Penerbit Alumni. 1984.

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa 1993.

Trisman, B dkk. Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia

Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2003.

Teew, A. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta. PT Gramedia 1983.

Wellek, Rene dan Austin Austin Warren. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT

Gramedia. 1994.

Wibowo. Agus. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.2013.

Wiyatmi. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta. Pustaka. 2006.

Yeni, Marliza. Wanita dan Perkawinan: Kajian Sastra Bandingan terhadap

Novel Inggris, Amerika, dan Indonesia. Artikel tidak diterbitkan

“Biografi Ahmad Fuadi” http://negeri5menara.com/penulis/ diunduhpadatanggal 8

November 2013

Pettinger ,Tejvan . " Biografi Enid Blyton " , Oxford

http://www.biographyonline.net/writers/enid-blyton.htmldiunduhtanggal 10 April

2014

Page 84: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

74

Page 85: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

75

Page 86: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

76

Page 87: SEMESTER PERTAMA DI MALORY TOWERS KARYA ENID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24541/1/Skripsi... · sebagai objek penelitian karena novel merupakan jenis sastra

77