selayar
DESCRIPTION
SelayarTRANSCRIPT
Ekologi Kawasan Tepian AIr
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen
abiotik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut
dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan
berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi
komponen biotiknya sangat berpengaruh terhadap suatu ekosistem.
Perubahan komponen biotik tersebut dapat disebabkan oleh adanya
pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.
Wilayah pantai merupakan salah satu tipe lahan basah, yaitu
lahan basah pesisir yang meliputi daerah pesisir yang tergenang air,
yang umumnya payau atau asin, baik secara tetap atau musiman,
umumnya terpengaruh oleh pasang surut air laut dan kondisi laut
lainnya. Ekosistem yang termasuk dalam kelompok ini adalah hutan
bakau, dataran lumpur dan pasir, muara, padang lamun, dan rawa-
rawa di daerah pesisir, sedangkan tipe lahan basah lainnya adalah
lahan basah daratan meliputi daerah yang jenuh atau tergenang oleh
air yang pada umumnya bersifat tawar dan tidak terkena pengaruh air
laut. Tipe lahan basah yang termasuk kelompok ini yaitu danau, sungai
air terjun, rawa air tawar, dan danau-danau musiman (Nirarita dkk.,
1996).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah isu-isu yang terdapat di Pantai Pa’Badilang, Kepulauan
Selayar?
1
Ekologi Kawasan Tepian AIr
2. Potensi apa saja yang terdapat di Pantai Pa’Badilang, Kepulauan
Selayar?
3. Bagaimana ekosistem pantai yang terdapat di Pa JHMFNVEntai
Pa’Badilang, Kepulauan Selayar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui isu-isu yang terdapat di Pantai Pa’Badilang,
Kepulauan Selayar.
2. Untuk menjelaskan potensi yang terdapat di Pantai Pa’Badilang,
Kepulauan Selayar.
3. Untuk mengetahui ekosistem pantai yang terdapat di Pantai
Pa’Badilang, Kepulauan Selayar.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif
dengan teknik pengambilan data secara observasi yaitu turun
langsung kelapangan untuk penelitian yang direncanakan, berkaitan
dengan tujuan penelitian, dan dicatat secara sistematis. Dan dengan
cara wawancara warga setempat dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan terkait penelitian.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan pantai Pa’badilang,
Kabupaten Selayar di Kecamatan Tamalate, Makassar. Penelitian
lapangan dilakukan pada tanggal 22 April 2012.
2
Ekologi Kawasan Tepian AIr
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kawasan Lindung Laut (Marine Protected Areas‐MPA) adalah :
Kawasan Lindung Laut (Marine Protected Areas‐MPA) adalah
daerah pesisir dan laut yang meliputi areal ekosistem mangrove,
kawasan terumbu karang, padang lamun,dan atau habitat ekosistem
lainnya, yang secara sendiri atau bersama‐sama dipilih dan ditetapkan
untukdilindungi dari aktivitas pengusahaan perikanan yang berlebihan
dan pengambilan biota lautnya, kecualikegiatan penelitian, studi dan
survey berkenaan dengan pengelolaan kegiatan tersebut.
Pengertian Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang
memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada
kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air,
pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah.
Kriteria kawasan hutan lindung adalah :
1) Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah,
curah hujan yang melebihi nilai skor 175, dan/atau
2) Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih,
dan/atau
3) Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan
laut 2.000 meter atau lebih.
2. Hutan Rawa Gambut
Kawasan bergambut adalah kawasan yang unusr pembentuk
tanahnya sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang
tertimbun dalam waktu yang lama.
3
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Ciri-ciri hutan gambut:
1. Terletak didataran rendah dekat daerah pesisir, dibelakang hutan
bakau di sekitar sungai atau danau.
2. Flora yang dominan memiliki tinggi pohon lebih dari 5 Meter dan
mempunyai tajuk yang rapat.
3. Hutan rawa gambut di Indonesia merupakan gabungan antara
hutan gambut dan hutan hujan tropik.
4. Lapisan atas lantai Hutan merupakan tanah gambut dan hutan
hujan tropik.
5. Tanahnya mengandung bahan organik yang sangat tinggi yang
disebut yang disebabkan oleh lambatnya proses perombakan
(dekomposisikan).
6. Gambut biasanya miskin unsur hara (oligotrofik) dan bersifat asam.
7. Permukaan hutan rawa gambut umumnya berbentuk kubah dan
letaknya lebih tinggi dari air sungai disekitarnya.
8. Tanah gambut umumnya berasal dari bahan kayu sehingga dapat
menyerap dan mengikat air dalam jumlah besar.
9. Air berasal dari hujan.
10.Sungai yang berasal dari hutan gambut bersifat asam dan
berwarna hitam atau kemerahan sehingga dikenal dengan nama
sungai air hita.
11.Keterbatasan unsur hara ditunjukan dengan kondisi vegetasi, yaitu
berkurangnya tinggi kanopi dan jumlah biomasa per-unit area serta
bertambahnya ketebalan daun .
12.Beberapa jenis biota yang ada di hutan rawa gambut, antara lain
adalah sebagai berikut:
Flora :
Gonistylus bancanus (Ranim)
Palaquium burckii (suntai)
P. microphyllum (Semarum)
4
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Durio carinatus ( Durian burung)
Campnosperma auricullata (terentang)
Shorea sp (meranti rawa)
Metroxylon sago (sago)
Oncosperma tigillarium (nibung)
Fauna:
Pongo pygmaeus (orang utan)
Cervus unicolor (Rusa)
Pantera tigris (Harimau)
Tapirus indicus (Tapir)
Hystrix sp (Landak)
Sus scrofa (Babi Hutan)
Tomistoma schelegelii (Senyulong)
Crocodylus porosus (buaya muara)
Aves (Burung)
3. Kawasan Resapan Air
Daerah resapan air adalah daerah masuknya air dari
permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu
aliran air tanah yang mengalir ke daerah yang lebih rendah.
Sedangkan menurut KEPRES tentang pengelolaan kawasan lindung
pasal 1 kawasan resapan air adalah daerah yang mempunyai
kemampuan tinggi utnuk merersapkan air hujabn sehingga merupakan
tempat pengisian air bumi (aktifer) yang berguna sebagai sumber air.
Daerah ini memiliki kandungan komposisi mineral dan komposisi garam yang
lebih rendah dari daerah luahannya dalam satu aliran air tanah yang
sama danmengalami penurunan tekanan air yang berlawanan dengan
kenaikan tekanan air di daerah luahannya dalam satu aliran air tanah
yang sama.daerah resapan air juga terdapat perbedaan distribusi
tumbuh-tumbuhan. Pemahaman makna daerah resapan air di alam
5
Ekologi Kawasan Tepian AIr
setidaknya ada limaunsur utama sebagai ciri yang harus dipenuhi yaitu
kondisi tanahnya poros, kemampuan dalam meresap air yang cukup
tinggi, memiliki perbedaan tinggi air tanah yang mencolok, berada
pada wilayahdengan curah hujan cukup tinggi >2500 mm/tahun,dan memiliki
vegetasi dengan sistem perakaran yang cukup dalam serta memiliki pelapisan
tajuk.
a. Sifat-sifat daerah resapan air
Berdasarkan bentang alamnya, daerah resapan lebih
mendominansi wilayah cekungan dan secara alami memiliki ciri-ciri
kondisi tanah dengan kemampuan resapan yang cukup tinggi, curah
hujan rata-ratalebih dari 1.000 mm per tahun, lapisan tanahnya
berupa pasir halus berukuran minimal 1/16 mm, mempunyai
kemampuan meresap air dengan kecepatan lebih dari 1 meter per
hari, kedalaman air tanah lebih dari 10 meter dari permukaan
tanah, kemiringan lereng kurang dari 15 %, dan kedudukan muka
air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air tanah dalam.
b. Fungsi daerah resapan air
Sebagai daerah yang memiliki sifat resapan air yang tinggi,
daerahresapan air berkemampuan untuk menampung debit air hujan
yangturun di daerah tersebut. Daerah resapan air secara tidak
langsung juga berdampak pada pengendalian banjir untuk daerah
yang berada lebihrendah darinya karena air hujan tidak turun ke daerah
yang lebihrendah namun diserap sebagai air tanah. Air yang di serap
ini kemudianakan menjadi cadangan air di musim kering serta supply air
untuk daerah yang berada di bawahnya.
c. Cara menentukan daerah resapan dan luahan
6
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Dibandingkan dengan daerah luahan, penentuan daerah
resapan menjadi lebih sulit dikarenakan tidak ada fenomena di
permukaan yang kasat mata. Sedangkan daerah aliran secara
umum dapat dikatakan sebagai daerah transisi karena bisa
berubah menjadi daerah luahan atau resapan. Hal ini diakibatkan
oleh faktor alami seperti intensitas hujan ataupun buatan seperti
aktifitas manusia.
Freeze & Cherry mencoba memberikan suatu definisi serta cara
mengidentifikasi daerah resapan air tanah ini:
1. Daerah resapan adalah daerah tempat masuknya air kedalam
zona jenuh air sehingga membentuk suatu garis khayal yang
disebut sebagai muka airtanah (water table) dan berasosiasi
dengan mengalirnya air dalam kondisi jenuh tersebut kearah
daerah luahan.
2. Dalam terminology penggambaran jejaring aliran airtanah (flow
net) maka posisi jejaring aliran ini akan bergerak menjauhi muka
airtanah.
3. Daerah ini dapat didefinisikan memiliki komposisi garam dan
mineral yang lebih sedikit dibandingkan komposisi dalam
daerah luahan dalam satu sistem aliran airtanah yang sama.
4. Daerah ini dapat ditentukan dengan melihat distribusi dari
tumbuh-tumbuhan.
5. Daerah ini dapat ditentukan dengan melihat penurunan tekanan
air berlawanan dengan daerah luahan yang akan mengalami
kenaikan tekanan air (kondisi ini dapat diaplikasikan pada saat
mengukur tekanan air pada suatu lubang bor secara vertikal)
7
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Kuatnya konsepsi teori klasik yang ada saat ini, bahwa daerah
resapan pastilah daerah dengan topografi yang tinggi (kendali
geomorfologi) juga menjadi salahsatu kendala dalam penentuan
daerah resapan yang lebih akurat. Pada kenyataannya pergerakan air
di dalam tanah tidak lagi hanya dikendalikan oleh gravitasi tetapi juga
oleh kondisi geologinya. Kasus penyusupan airlaut kedalam daratan
dapat dijadikan contoh bahwa pergerakan air di dalam tanah bisa
berlaku sebaliknya dari topografi rendah menuju kearah topografi yang
lebih tinggi.
4. Sempadan Pantai
Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian
fungsi pantai. K r i te r ia sempadan pan ta i ada lah dara tan
sepan jang tep ian pan ta i yang lebarnya proporsional dengan
bentuk dan kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya 100 meter dari titik
pasang tertinggi ke arah darat.
a) Kawasan Sempadan Pantai
Sempadan pantai yang ditetapkan dalam RTRW
Kabupaten/Kota merupakan daratan sepanjang tepian yang
lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai. Lebar
sempadan pantai dihitung dari titik pasang tertinggi, bervariasi
sesuai dengan fungsi/aktifitas yang berada di pinggirannya, yaitu :
1. Kawasan Permukiman, terdiri dari 2 (dua) tipe :
Bentuk pantai landai dengan gelombang < 2 meter, lebar
sempadan 30 – 75 meter.
Bentuk pantai landai dengan gelombang > 2 meter, lebar
sempadan 50 – 100 meter.
2. Kawasan Non Permukiman, terdiri dari 4 (empat) tipe :
Bentuk pantai landai dengan gelombang < 2 meter, lebar
sempadan 100 – 200 meter.
8
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Bentuk pantai landai dengan gelombang > 2 meter, lebar
sempadan 150 – 250 meter.
Bentuk pantai curam dengan gelombang < 2 meter, lebar
sempadan 200 – 250 meter.
Bentuk pantai curam dengan gelombang > 2 meter, lebar
sempadan 250 – 300 meter.
b) Pengelolaan sempadan pantai :
1. Sosialisasi rencana pengelolaan kawasan sempadan pantai
kepada seluruh masyarakat yang bermukim di sekitar pantai
dan kepada seluruh stakeholders pembangunan terkait;
2. Penanaman tanaman bakau di pantai yang landai dan
berlumpur atau tanaman keras pada pantai yang terjal/bertebing
curam;
3. Mencegah munculnya kegiatan budidaya di sepanjang pantai
yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik
dan dasar pantai.
c) Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai :
1. Kegiatan budidaya yang dikembangkan harus disesuaikan
dengan karakteristik setempat dan tidak menimbulkan dampak
negatif;
2. Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai harus
disertai dengan kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang
terhadap kegiatan seperti eksploitasi sumberdaya tambang,
pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan
peringatan;
3. Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai harus
disertai dengan kegiatan penertiban pemanfaatan ruang.
Kegiatan budidaya yang berdampak negative terhadap fungsi
pantai antara lain :
Pembuangan limbah padat ke pantai;
Pembuangan limbah cair tanpa pengolahan ke pantai;
9
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Budidaya pertanian tanpa pengolahan tanah secara intensif;
Pembangunan tempat hunian atau tempat usaha tanpa Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB)
5. Sempadan Sungai
Sempandan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan
sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
sungai.Kriteria sempadan sungai adalah:
a) Sekurang-kurangnya 5 meter diukur dari sebelah luar
sepanjang kaki tanggul padasungai bertanggul di kawasan
perdesaan dan sekurang-kurangnya3 meter diukurdari sebelah
luar sepanjang kaki tanggul pada sungai bertanggul di
kawasanperkotaan;
b) Sekurang-kurangnya 10 meter dihitung dari tepi sungai untuk
sungai tidak bertangguldi dalam kawasan perkotaan yang
mempunyai kedalaman tidak lebih besar dari 3meter;
c) Sekurang-kurangnya 15 meter dihitung dari tepi sungai
untuk sungai tidak bertangguldi dalam kawasan perkotaan yang
mempunyai kedalaman lebih besar dari 3 metersampai dengan 20
meter;
d) Sekurang-kurangnya 30 meter dihitung dari tepi sungai untuk
sungai tidak bertangguldi dalam kawasan perkotaan yang
mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20meter;
e) Sekurang-kurangnya 100 meter dari tepi sungai untuk
sungai yang terpengaruhpasang surut air laut;f.Garis
sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan
jalan, adalah tepibahu jalan yang bersangkutan.
10
Ekologi Kawasan Tepian AIr
6. Macam-macam Biota Laut
Biota Laut adalah semua makhluk hidup yang ada di laut baik
hewan maupun tumbuhan atau karang. secara umu biota laut dibagi
menjadi tiga kelompok besar yaiutu plankton, nekton dan Bentos
pembagain ini tidak ada kaitannya dengan klasifikasi ilmiah, ukuran,
hewan ataukah tumbuhan tapi berdasarkan pada kebiasaan hidup
secara umu, seperti gerak berjalan, pola hidup dan sebaran menurut
ekologi.
Beberapa jenis ikan karang dalam laut yakni ikan badut, ikan
lepu, ikan barakuda, ikan baronang, botana, Kepe strip delapan, Kepe
coklat,kepe monyong zebra, kambingan, Platak asli, Brown Kelly,
Brajanata, keling kalong, Kenari biasa, Kerapu layar, Dokter ular bibir
merah, Dokter neon, Zebra ekor hitam, Bluester Biasa, Betok hijau.
Sedangkan di bagian padang lamun terdapat ikan, penyu, dan
dugong (duyung), serta kerang, dan lobster. Di padang lamun, biota
tersebut mencari makanan maupun memakan daun lamunnya sendiri.
Ikan baronang yang sering kita konsumsi merupakan ikan yang banyak
ditemukan di padang lamun. Tidakhanya itu biota laut yang ada yakni,
terumbu karang merupakan rumah bagi hewan-hewan laut, utamanya
ikan. Manfaat lain terumbu karang adalah penahan ombak dan area
wisata dengan keindahan bentuk dan warna yang memukau. Kawasan
terumbu karang yang indah tidak dibentuk dalam waktu yang singkat.
Salah satu jenis karang yaitu karang bercabang atau Acropora hanya
tumbuh 2,1 – 3,9 cm per tahun.
7. Hutan Bakau
Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan
yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis
pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh
khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan
akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari
11
Ekologi Kawasan Tepian AIr
gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air
melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya
pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas
tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh
pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan
hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat
khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan
evolusi.Keragaman jenis, habitat dan penyebaran bakau sebagai
berikut:
Ada tiga jenis bakau yang biasa dijumpai di hutan-hutan bakau
di Indonesia. Jenis-jenis tersebut ialah:
a. Bakau minyak
Memiliki nama ilmiah Rhizophora apiculata Bl. (atau sering
pula disebut R. conjugata L.), bakau minyak juga disebut dengan
nama bakau tandok, bakau akik, bakau kacang dan lain-lain.
Tandanya, dengan warna kemerahan pada tangkai daun dan sisi
bawah daun.
Bunga biasanya berkelompok dua-dua, dengan daun
mahkota gundul dan kekuningan. Buah kecil, coklat, panjangnya 2
– 3,5 cm. Hipokotil dengan warna kemerahan atau jingga, dan
merah pada leher kotiledon bila sudah matang. Panjang hipokotil
sekitar 18 – 38 cm.
Menyukai tanah berlumpur halus dan dalam, yang tergenang
jika pasang serta terkena pengaruh masukan air tawar yang tetap
dan kuat. Menyebar mulai dari Sri Lanka, Semenanjung Malaya,
seluruh Indonesia, sampai ke Australia tropis dan pulau-pulau di
Pasifik.
12
Ekologi Kawasan Tepian AIr
b. Bakau kurap
Nama ilmiahnya adalah Rhizophora mucronata Poir. Juga
disebut dengan nama-nama lain seperti bakau betul, bakau hitam
dan lain-lain. Kulit batang hitam, memecah datar.
Bunga berkelompok, 4-8 kuntum. Daun mahkota putih,
berambut panjang hingga 9 mm. Buah bentuk telur, hijau
kecoklatan, 5 – 7 cm. Hipokotil besar, kasar dan berbintil, panjang
36 – 70 cm. Leher kotiledon kuning jika matang.
Sering bercampur dengan bakau minyak, namun lebih
toleran terhadap substrat yang lebih keras dan berpasir. Lebih
menyukai substrat yang tergenang dalam dan kaya humus; jarang
sekali didapati di tempat yang jauh dari pasang surut. Menyebar
luas mulai dari Afrika timur, Madagaskar, Mauritania, Asia
Tenggara, kepulauan Nusantara, Melanesia dan Mikronesia.
Diintroduksi ke Hawaii.
c. Bakau kecil
Pohon dengan satu atau banyak batang. Tidak seperti dua
kerabatnya terdahulu yang dapat mencapai 30 m, bakau kecil
hanya tumbuh sampai dengan tinggi sekitar 10 m. Nama ilmiahnya
adalah Rhizophora stylosa Griff.
Bunga dalam kelompok besar, 8-16 kuntum, kecil-kecil.
Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 8 mm. Buah coklat
kecil, panjang s/d 4 cm. Hipokotil berbintil agak halus, 20-35 cm
(kadang-kadang 50 cm); leher kotiledon kuning kehijauan ketika
matang.
Bakau ini menempati habitat yang paling beragam. Mulai
dari lumpur, pasir sampai pecahan batu atau karang. Mulai dari tepi
pantai hingga daratan yang mengering. Terutama di tepian pulau
yang berkarang. Diketahui menyebar di Taiwan, Filipina, Malaysia,
Papua Nugini, dan Australia tropis. Di Indonesia didapati mulai dari
13
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Sulawesi, Maluku
dan Papua.
Kegunaan hutan bakau :
Kayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan
bangunan, kayu bakar, dan terutama sebagai bahan pembuat
arang. Kulit kayu menghasilkan tanin yang digunakan sebagai
bahan penyamak.
Sebagai kayu bakar, secara tradisional masyarakat biasa
memakai jenis Xylocarpus (Nirih atau Nyirih). Sedangkan untuk
bahan baku pembuat arang biasa dipakai Rhizophora sp.,
sedangkan penggunaan kulit kayu bakau untuk diambil tanninnya,
hampir-hampir tidak terdengar lagi.
Satu lagi kegunaan kayu bakau, adalah untuk bahan kertas.
Kayu bakau biasa dicincang dengan mesin potong menghasilkan
serpihan kayu / wood chips. Menurut berita, jenis kertas yang
dibuat dari kayu bakau adalah termasuk kertas kualitas tinggi.
Kegunaan dari hutan bakau yang paling besar adalah
sebagai penyeimbang ekologis dan sumber (langsung atau tidak
langsung) pendapatan masyarakat pesisir, di mana peran
pemerintah untuk pengaturannya masih sangat minim.
8. PeraturanUndang-undang Tentang Kawasan Tepi Pantai
N
o
Undang-undang Isi
1. Undang-undang No 68
Tahun 1998 Tentang
Kawasan suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam
Pasal 1
Sumber Daya Alam Hayati adalah
unsur-unsur hayati di alam yang
terdiri dari sumber daya alam nabati
(tumbuhan) dan sumber daya alam
hewani (satwa) yang bersama-sama
14
Ekologi Kawasan Tepian AIr
dengan unsur non hayati di
sekitarnya secara keseluruhan
membentuk ekosisitem.
Pasal 3
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan KAwasan Pelestarian Alam
bertujuan mengusahakan
terwujudnya kelestarian sumber daya
alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan.
2. Undang-undang Republik
Indonesia
Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan
Gedung
Pasal 11 ayat 2
Bangunan gedung yang dibangun di
atas, dan/atau di bawah tanah, air,
dan/atau prasarana dan sarana
umum tidak boleh mengganggu
keseimbangan lingkungan, fungsi
lindung kawasan, dan/atau fungsi
prasarana dan sarana umum yang
bersangkutan.
Pasal 10 ayat 1
(1) Persyaratan peruntukan dan
intensitas bangunan gedung
sebagai-mana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1)
meliputi persyaratan
peruntukan lokasi,
kepadatan, ketinggian, dan
15
Ekologi Kawasan Tepian AIr
jarak bebas bangunan
gedung yang ditetapkan
untuk lokasi yang ber-
sangkutan.
Pasal 13
1)Persyaratan jarak bebas bangunan
gedung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) meliputi:
a. garis sempadan bangunan gedung
dengan as jalan, tepi sungai, tepi
pantai, jalan kereta api, dan/atau
jaringan tegangan tinggi;
b. jarak antara bangunan gedung
dengan batas-batas persil, dan jarak
antara as jalan dan pagar halaman
yang diizinkan pada lokasi yang
bersangkutan.
(2) Persyaratan jarak bebas
bangunan gedung atau bagian
bangunan gedung yang dibangun di
bawah permukaan tanah harus
mempertimbangkan batas-batas
lokasi, keamanan, dan tidak
mengganggu fungsi utilitas kota,
serta pelaksanaan
pembangunannya.
Pasal 94 ayat 1 tentang sumber daya
air (SDA), dilarang mendirikan
bangunan permanen/semi permanen
16
Ekologi Kawasan Tepian AIr
di daerah sempadan sungai dengan
ancaman pidana 9 tahun dan denda
sebesar Rp 1,9 miliar.
Persyaratan jarak bebas bangunan
gedung meliputi garis sempadan
bangunan gedung dengan jalan, tepi
sungai, tepi pantai, jalan kereta api,
dan/atau jaringan tegangan tinggi;
3. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 1982 Tentang
Tata Pengaturan Air
Pasal 1
bahwa dalam rangka pelaksanaan
Undang-undang Nomor 11 Tahun
1974 tentang Pengairan, diperlukan
adanya kebijaksanaan pemerintah
mengenai penyelenggaraan tata
pengaturan air yang meliputi segala
usaha untuk mengatur pembinaan
seperti pemilikan, penguasaan,
pengelolaan, penggunaan,
pengusahaan, dan pengawasan atas
air beserta sumbernya, guna
mencapai manfaat yang sebesar
besarnya dalam memenuhi hajat
hidup dan peri kehidupan rakyat
Pasal 3
Untuk menjamin terselenggaranya
tata pengaturan air secara nasional
yang dapat memberikan manfaat
yang sebesar besarnya bagi
17
Ekologi Kawasan Tepian AIr
kepentingan masyarakat di segala
bidang kehidupan dan penghidupan
ditetapkan pola untuk perlindungan,
pengembangan, dan penggunaan air
dan/atau sumber air yang didasarkan
atas wilayah sungai, wewenang dan
tanggung jawab atas sumber air
serta perencanaan perlindungan,
pengembangan dan penggunaan air
dan/atau sumber air.
Pasal 4
(1) Kesatuan wilayah tata
pengairan ditetapkan
berdasarkan wilayah sungai.
(2) Dua daerah pengaliran sungai
atau lebih yang secara alamiah
atau buatan berhubungan satu
sama lain, keseluruhannya
dinyatakan sebagai satu
wilayah sungai dan masing-
masing merupakan sub wilayah
sungai.
4. Keputusan Presiden
Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 1999
Tentang Pembentukan Tim
Koordinasi Kebijaksanaan
Pendayagunaan Sungai
dan Pemeliharaan
bahwa untuk tercapainya tujuan
pembangunan nasional yang
berkelanjutan dalam pengelolaan
sumberdaya alam berupa
pengelolaan hutan/vegetasi, tanah,
dan air perlu memperhatikan
pemeliharaan kelestarian Daerah
18
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Kelestarian Daerah Aliran
Sungai
Aliran Sungai (DAS); bahwa sungai
sebagai salah satu sumberdaya alam
yang mempunyai potensi social
ekonomi dan ekologi harus
dikembangkan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat; bahwa
pemberdayaan penduduk dan
masyarakat di Daerah Aliran Sungai
terutama di daerah hulu dan sekitar
sungai, diperlukan untuk ikut
memelihara dan melestarikan sungai
Pasal 2 ayat 1
a.pendayagunaan sungai dan
pemeliharaan kelestarian Daerah
Aliran Sungai dilandasi oleh asas
manfaat dan lestari;
b. pendayagunaan sungai
merupakan semua upaya untuk
mewujudkan kemanfaatan
sumberdaya sungai secara efisien,
efektif, dan berkelanjutan untuk
kepentingan manusia dan makhluk
hidup lainnya yang meliputi kegiatan
peruntukan, pengembangan,
pemanfaatan dan pengusahaan dari
air sungai, sumber air sungai, dan
prasarana sungai;
c. pemeliharaan kelestarian Daerah
Aliran Sungai merupakan semua
19
Ekologi Kawasan Tepian AIr
upaya untuk mempertahankan fungsi
pelayanan, keamanan dan
kelestarian hutan/vegetasi, tanah dan
air serta lingkungan secara
berkelanjutan yang meliputi kegiatan
pemeliharaan dan perlindungan
kelestarian Daerah Aliran Sungai;
d. pengawasan dan pengendalian
merupakan semua upaya untuk
memenuhi rencana dan pelaksanaan
pendayagunaan sungai dan
pemeliharaan kelestarian Daerah
Aliran Sungai
sesuai dengan ketentuan penataan
ruang, pelestarian fungsi lingkungan
hidup dan pola
tata guna air serta lingkungan yang
ditetapkan;
e. upaya pendayagunaan,
pemeliharaan, pengawasan, dan
pengendalian sungai,
penanganannya diprioritaskan pada
sungai yang strategis dengan
memperhatikan tingkat
perkembangan dan pertumbuhan
sosial ekonomi daerah, tuntutan
kebutuhan dan tingkat pemanfaatan
air, ketersediaan air, dan sumber air
5. Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 2 Tahun
2006 Tentang pengelolaan
Pasal 11
Perlindungan terhadap sempadan
pantai dilakukan untuk melindungi
20
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Kawasan Lindung wilayah pantai darikegiatan yang
mengganggu kelestarian fungsi
pantai.
Pasal 12
Kr i te r ia sempadan pan ta i
ada lah dara tan sepan jang
tep ian pan ta i yang
lebarnyaproporsional dengan
bentuk dan kondisi fisik pantai,
sekurang-kurangnya 100 meter
darititik pasang tertinggi ke arah
darat.
Paragraf 2 Sempadan Sungai Pasal
13
Perlindungan terhadap sempadan
sungai dilakukan untuk melindungi
fungsi sungai darik e g i a t a n
m a n u s i a y a n g d a p a t
m e n g g a n g g u d a n m e r u s a k
k o n d i s i s u n g a i
s e r t a mengamankan aliran sungai.
Pasal 14
Kriteria sempadan sungai
adalah:a.Sekurang-kurangnya 5
meter diukur dari sebelah luar
sepanjang kaki tanggul
padasungai bertanggul di kawasan
perdesaan dan sekurang-kurangnya
3 meter diukurdari sebelah luar
21
Ekologi Kawasan Tepian AIr
sepanjang kaki tanggul pada
sungai bertanggul di
kawasanperkotaan;b.Sekurang-
kurangnya 10 meter dihitung dari tepi
sungai untuk sungai tidak
bertangguldi dalam kawasan
perkotaan yang mempunyai
kedalaman tidak lebih besar dari
3meter;c.Sekurang-kurangnya 15
meter dihitung dari tepi sungai
untuk sungai tidak bertangguldi
dalam kawasan perkotaan yang
mempunyai kedalaman lebih besar
dari 3 metersampai dengan 20
meter;d.Sekurang-kurangnya 30
meter dihitung dari tepi sungai untuk
sungai tidak bertangguldi dalam
kawasan perkotaan yang mempunyai
kedalaman maksimum lebih dari
20meter;e.Sekurang-kurangnya
100 meter dari tepi sungai untuk
sungai yang terpengaruhpasang
surut air laut;f.Garis sempadan
sungai tidak bertanggul yang
berbatasan dengan jalan, adalah
tepibahu jalan yang bersangkutan.
6. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 1991 Tentang
Sungai
Pasal 4
Dalam rangka pelaksanaan
wewenang dan tanggung jawab
penguasaan sungai sebagaimana
22
Ekologi Kawasan Tepian AIr
dimaksud dalam Pasal 3, Menteri
menetapkan :
a. garis sempadan sungai.
b.pengaturan daerah diantara dua
garis sempadan sungai
yang ditetapkan sebagai daerah
manfaat sungai dan daerah
penguasaan air.
c. pengaturan bekas sungai.
Pasal 5
1. Garis sempadan sungai bertanggul
ditetapkan dengan batas lebar
sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di
sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
2. Garis sempadan sungai tidak
bertanggul ditetapkan berdasarkan
pertimbangan teknis dan sosial
ekonomis oleh Penjabat yang
berwenang.
3. Garis sempadan sungai yang
bertanggul dan tidak bertanggul yang
berada di wilayah perkotaan dan
sepanjang jalan ditetapkan tersendiri
oleh Pejabat yang berwenang.
Pasal 6
1. Pengelolaan lahan pada daerah
manfaat sungai dilakukan Menteri.
2. Pemanfaatan lahan pada daerah
manfaat sungai dan daerah
23
Ekologi Kawasan Tepian AIr
penguasaan sungai dilakukan
berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan Menteri.
3. Pemanfaatan lahan pada bekas
sungai diatur lebih lanjut oleh
Menteri.
24
Ekologi Kawasan Tepian AIr
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Kabupaten Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar (dahulu Kabupaten Selayar,
perubahan nama berdasarkan PP. No. 59 Tahun 2008) adalah sebuah
kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu
kota kabupaten Kepulauan Selayar adalah Kota Benteng. Kabupaten
ini memiliki luas sebesar 10.503,69 km² (wilayah daratan dan lautan)
dan berpenduduk sebanyak 121.749 jiwa. Kabupaten Kepulauan
Selayar terdiri dari 2 sub area wilayah pemerintahan yaitu wilayah
daratan yang meliputi kecamatan Benteng, Bontoharu, Bontomanai,
Buki, Bontomatene, dan Bontosikuyu serta wilayah kepulauan yang
meliputi kecamatan Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur,
Takabonerate, Pasimarannu, dan Pasilambena.
Gambar 3. 1 (sumber : internet)
B. Letak Geografis
Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu di antara
24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang letaknya di
ujung selatan Pulau Sulawesi dan memanjang dari Utara ke Selatan.
25
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Daerah ini memiliki kekhususan yakni satu-satunya Kabupaten di
Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan
Sulawesi dan terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga
membentuk suatu wilayah kepulauan.Gugusan pulau di Kabupaten
Kepulauan Selayar secara keseluruhan berjumlah 130 buah, 7
diantaranya kadang tidak terlihat (tenggelam) pada saat air pasang.
Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar meliputi 1.357,03 km²
wilayah daratan (12,91%) dan 9.146,66 km² wilayah lautan
(87,09%).Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Selayar berada
pada koordinat (letak astronomi) 5°42' - 7°35' Lintang Selatan dan
120°15' - 122°30' bujur timur yang berbatasan dengan:
Utara Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone
Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Barat Laut Flores dan Selat Makassar
Timur Laut Flores (Provinsi Nusa Tenggara Timur)
Berdasarkan letak sebagaimana dikatakan oleh Kepala Dinas
Pariwisata Seni dan Kebudayaan Kepulauan Selayar bahwa Selat
Selayar dilintasi pelayaran nusantara baik ke timur maupun ke barat,
bahkan sudah menjadi pelayaran internasional. Kabupaten Kepulauan
Selayar merupakan "kepulauan" yang berada di antara jalur alternatif
perdagangan internasional yang menjadikan daerah ini secara
geografis sangat strategis sebagai pusat perdagangan dan distribusi
baik secara nasional untuk melayani Kawasan Timur Indonesia
maupun pada skala internasional guna melayani negara-negara di
kawasan Asia.
C. Topologidan Iklim
Dipandang dari sudut tofografinya Kabupaten Kepulauan Selayar yang
mempunyai luas kurang lebih 1.357,03 Km² (wilayah daratan) dan
26
Ekologi Kawasan Tepian AIr
terdiri dari kepulauan besar dan kecil serta secara administrative terdiri
dari 11Kecamatan, 67desa dan 7kelurahan adalah variatif dari yang
datar hingga agak miring. Sementara itu tipe iklim di wilayah ini
termasuk tipe B dan C, musim hujan terjadi pada bulan November
hingga Juni dan sebaliknya musim kemarau pada bulan Agustus
hingga September. Secara umum curah hujan yang terjadi cukup tinggi
dan sangat dipengaruhi oleh angin musiman.
Karakteristik daerah atau Topografi Kabupaten Selayar terdiri dari:
1) Batuan Induk Vulkanik
Terbentuk dari pertemuan jalur pegunungan muda sirkum
mediterania dan sirkum pasifik, yang membentuk daratan Selayar
adalah batuan yang cukup mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman, oleh tenaga oksigen yang berlangsung lama,
batuan itu lapuk membentuk tanah yang subur ini oleh pengaruh
tenaga oksigen dapat berubah menjadi tanah karang seperti tanah
laterit. Sebab itu perlu tindakan-tindakan konservasi, seperti
sengkedan pada tanah-tanah miring, penggiliran tanah, pemupukan
dan lain-lain.
2) Bentang Alam (Nataral Landscape)
Dataran Selayar yang terjadi karena tenaga endogen
(pengangkatan dan pelipatan) kemudian kemudian disususl dengan
tenaga oksigen, membentuk betang alam (natural landscape) yang
beraneka ragam seperti:
a. Pegunungan dengan ketinggian rata-rata 800 meter sehingga
tidak cukup untuk terjadinya hujan orografis pegunungan, di
punggungnya hutan tutupan dan di lerengnya perkebunan
tanaman pohon kerea yang berakar panjang serta berumur
panjang. Tanaman dengan pohon lunak seperti vanili, merica,
27
Ekologi Kawasan Tepian AIr
kentang, kol dan lain-lain diperlukan sengkedan untuk
mencegah erosi dan longsor.
b. Daerah curam, aspek geografisnya adalah kawasan hutan
(hutan tutupan) untuk mencegah longsor
c. Daratan tinggi, aspek geografisnya, adalah:
o Baik untuk pemukiman, karena udara sejuk dan drainasenya
mudah diatur dan tidak tergenang
o Perkebunan bagi tanaman budi-daya yang memerlukan
udara sejuk, seperti cengkeh, jagung Meksiko dan lain-lain
o Horti kultura, seperti sayur mayur, kentang bunga-bunga dan
bonsai
o Pusat-pusat kesehatan seperti sanatorium
o Pusat-pusat pelatihan, kantor-kantor, hotel-hotel, tempat
rekreasi dan lain-lain
d. Daerah-daerah ledok dan lembah, aspek geografisnya adalah:
o Tempat akumulasi/persedian air untuk daerah sekitarnya.
Dengan pompanisasi dapat dialirkan ke daerah-daerah
ketinggian.
o Daerah pertanian tanaman pangan, seperti sayur mayur
kangkung, bayam jagung lokal, kaca-kacangan dan lain-lain
e. Tanah daratan rendah, aspek geografisnya adalah:
o Untuk perkebunan, seperti kelapa dan coklat
o Untuk pertanian menetap, seperti sawah dan huma.
f. Tanah rawa-rawa, aspek geografisnya adalah:
o Kawasan pohon nipa, tempat ikan tempat bertelur, bahan
baku gula merah dan atap tradisional yang indah dan sejuk
o Empang dan pembuatan garam
o Kawasan bakau, tempat ikan bertelur dan berlindung, serta
mencegah abrasi
g. Daerah berbukit-bukit dan tanah bergelombang, aspek
geografisnya adalah:
28
Ekologi Kawasan Tepian AIr
o Baik untuk pemukiman, sebab udara sejuk, drainasenya
mudah diatur, diwaktu malam nampak indah bagai pelaut
yang menuju ke Selayar
o Perkebunan, tanaman budi daya seperti cengkeh, coklat dan
kelapa.
o Pertanian tanaman pangan seperti jagung dan padi, tetapi
harus bertaras supaya tidak terjadi erosi.
h. Daerah Aliran Sungai (DAS)
o Daerah aliran sungai (DAS), aspek geografis satu-satunya
adalah kawasan hutan hidrologi (hutan tata air)
i. Daerah berbatu-batu
o Daerah yang berbatu-batu di bagian utara, aspek
geografisnya hutan tutupan. Baik juga untuk hutan produksi,
seperti jati dan holasa (kayu bitti). Hanya eksploitasinya
tebang pilih dan tebang ganti serta rerumputan untuk pakan
ternak.
D. Geologi
Kondisi geologi pulau Selayar merupakan kelanjutan dari
wilayah geologi Sulawesi Selatan bagian Timur yang tersusun oleh
jenis batuan sediment. Struktur geologi Kepulauan Selayar
menunjukkan struktur-struktur dan penyebaran batuan berarah Utara -
Selatan dan miring melandai kearah Barat. Sedangkan pantai Timur
umumnya terjal dan langsung dibatasi oleh laut dalam yang cenderung
merupakan jalur sesar.
Statigrafi batuan di Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari:
Endapan alluvial dan endapan pantai terdiri atas kerikil pasir,
lempung Lumpur dan batu gamping cral (Qac).
29
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Satuan formasi Kepulauan Selayar walanae mencakup batu
gamping, batu pasir, batu lempung, konglomerat dan tufa (Tmps)
yang terdapat di sisi Barat hingga ujung Pulau Selayar.
Satuan formasi batuan gunung api camba, meliputi breksi, lava,
konglomerat dan tufa yang terdapat pada bagian Selatan Pulau
Selayar.
Formasi camba, terdiri dari batuan sediment laut berseling dengan
batuan gunung api (Tmc) terdapat pada sepanjang pantai Timur
Pulau Selayar.
Formasi walanae, terdiri dari batu pasir, konglomerat, tufa, batu
danau, batu gamping dan napal (Tmpv) terdapat pada ujung bawah
pantai Barat Pulau Selayar.
E. Sejarah
Pada masa lalu, Kabupaten Kepulauan Selayar pernah
menjadi rute dagang menuju pusat rempah-rempah di Moluccan
(Maluku). Di Pulau Selayar, para pedagang singgah untuk mengisi
perbekalan sambil menunggu musim yang baik untuk berlayar. Dari
aktivitas pelayaran ini pula muncul nama Selayar. Nama Selayar
berasal dari kata cedaya (bahasa Sanskerta) yang berarti satu
layar, karena konon banyak perahu satu layar yang singgah di
pulau ini. Kata cedaya telah diabadikan namanya dalam Kitab
Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada abad 14. Ditulis
bahwa pada pertengahan abad 14, ketika Majapahit dipimpin oleh
Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanegara, Selayar digolongkan
dalam Nusantara, yaitu pulau-pulau lain di luar Jawa yang berada
di bawah kekuasaan Majapahit. Ini berarti bahwa armada Gajah
Mada atau Laksamana Nala pernah singgah di pulau ini.
Selain nama Selayar, pulau ini dinamakan pula dengan
nama Tana Doang yang berarti tanah tempat berdoa. Di masa lalu,
Pulau Selayar menjadi tempat berdoa bagi para pelaut yang
30
Ekologi Kawasan Tepian AIr
hendak melanjutkan perjalanan baik ke barat maupun ke timur
untuk keselamatan pelayaran mereka. Dalam kitab hukum
pelayaran dan perdagangan Amanna Gappa (abad 17), Selayar
disebut sebagai salah satu daerah tujuan niaga karena letaknya
yang strategis sebagai tempat transit baik untuk pelayaran menuju
ke timur dan ke barat. Disebutkan dalam naskah itu bahwa bagi
orang yang berlayar dari Makassar ke Selayar, Malaka, dan Johor,
sewanya 6 rial dari tiap seratus orang.
Belanda mulai memerintah Selayar pada tahun 1739.
Selayar ditetapkan sebagai sebuah keresidenan dimana residen
pertamanya adalah W. Coutsier (menjabat dari 1739-1743).
Berturut-turut kemudian Selayar diperintah oleh orang Belanda
sebanyak 87 residen atau yang setara dengan residen seperti
Asisten Resident, Gesagherbber, WD Resident, atau Controleur.
Barulah Kepala pemerintahan ke 88 dijabat oleh orang Selayar,
yakni Moehammad Oepoe Patta Boendoe. Saat itu telah masuk
penjajahan Jepang sehingga jabatan residen telah berganti menjadi
Guntjo Sodai, pada tahun 1942. Di zaman Kolonial Belanda,
jabatan pemerintahan di bawah keresidenan adalah
Reganschappen. Reganschappen saat itu adalah wilayah setingkat
kecamatan yang dikepalai oleh pribumi bergelar "Opu". Dan kalau
memang demikian, maka setidak-tidaknya ada sepuluh
Reganschappen di Selayar kala itu, antara lain: Reganschappen
Gantarang, Reganschappen Tanete, Reganschappen Buki,
Reganschappen Laiyolo, Reganschappen Barang-Barang dan
Reganschappen Bontobangun. Di bawah Regaschappen ada
kepala pemerintahan dengan gelar Opu Lolo, Balegau dan
Gallarang. Pada tanggal 29 November 1945 (19 Hari setelah
Insiden Hotel Yamato di Surabaya) pukul 06.45 sekumpulan
pemuda dari beberapa kelompok dengan jumlah sekitar 200 orang
31
Ekologi Kawasan Tepian AIr
yang dipimpin oleh seorang pemuda bekas Heiho bernama Rauf
Rahman memasuki kantor polisi kolonial (sekarang kantor PD.
Berdikari). Para pemuda ini mengambil alih kekuasaan dari tangan
Belanda yang di kemudian hari tanggal ini dijadikan tanggal Hari
Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar. Tahun Hari Jadi diambil dari
tahun masuknya Agama Islam di Kabupaten Kepulauan Selayar
yang dibawa oleh Datuk Ribandang, yang ditandai dengan masuk
Islamnya Raja Gantarang, Pangali Patta Radja, yang kemudian
bernama Sultan Alauddin, pemberian Datuk Ribandang. Peristiwa
itu terjadi pada tahun 1605, sehingga ditetapkan Hari Jadi
Kabupaten Kepulauan Selayar adalah 29 November 1605.
F. Demografi
Grafik pertumbuhan penduduk Kepulauan Selayar
Pada tahun 2000 jumlah penduduk kabupaten Kepulauan
Selayar tercatat sebanyak 103.473 ribu jiwa. Dalam waktu 3 tahun
kemudian (tahun 2003) jumlah peduduk tersebut telah mengalami
pertambahan sebanyak 6.506 jiwa. Dengan dasar tersebut dapat
diketahui bahwa rata-rata pertambahan penduduk di kabupaten
Kepulauan Selayar masih sebesar 1,95 persen setiap tahunnya.
Penduduk kabupaten Kepulauan Selayar menurut data BPS tahun
32
Ekologi Kawasan Tepian AIr
2009 berjumlah sebanyak 121.749 jiwa terdiri dari 57.685 jiwa laki-
laki dan 64.064 jiwa perempuan. Data tentang komposisi penduduk
menurut jenis kelamin tersebut menunjukkan bahwa secara umum
jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk
laki-laki dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 90,04
(setiap 100 perempuan terdapat 90 laki-laki). Komposisi penduduk
Kepulauan Selayar menurut kelompok umur terdiri dari :
Penduduk usia 0 - 14 tahun sebanyak 36.093 jiwa
Penduduk usia 15 - 64 tahun berjumlah 77.486 jiwa
Penduduk usia 65 tahun keatas sebanyak 8.170 jiwa
Menurut hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
2009, jumlah angkatan kerja di kabupaten Kepulauan Selayar pada
tahun 2009 sebesar 54.996 orang, yaitu yang bekerja sebanyak
49.478 orang dan jumlah pengangguran sebanyak 5.518 orang.
Jumlah bukan angkatan kerja sebanyak 32.651 orang dengan
rincian 6.503 orang sekolah, 22.162 orang mengurus rumah tangga
dan lainnya sebanyak 3.986 orang.
Penyebaran penduduk berdasarkan wilayah Kecamatan
pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Kecamatan Benteng 18.860 jiwa
Kecamatan Bontoharu 11.801 jiwa
Kecamatan Bontomanai 13.642 jiwa
Kecamatan Bontomatene 13.818 jiwa
Kecamatan Bontosikuyu 14.450 jiwa
Kecamatan Buki 6.778 jiwa
Kecamatan Pasilambena 7.802 jiwa
Kecamatan Pasimarannu 8.923 jiwa
Kecamatan Pasimasunggu 7.008 jiwa
33
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Kecamatan Pasimasunggu Timur 6.524 jiwa
Kecamatan Takabonerate 12.143 jiwa
G. Potensi Pulau Selayar
Pariwisata dan Kebudayan
Potensi Wisata di Kabupaten Kepulauan Selayar cukup
banyak meliputi wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam dan
wisata bahari. Salah satu yang terkenal adalah Taman Nasional
Taka Bonerate yang terletak di kecamatan Takabonerate. Jumlah
wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Taka Bonerate pada
tahun 2009 mencapai 576 orang. Kawasan ini terdiri dari 21 buah
pulau serta puluhan taka dan bungin, umumnya terbentuk dari
endapan pasir dan biosfer.
Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol
terbesar ketiga di dunia (terbesar di Asia Tenggara) yaitu setelah
Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan
Maladewa. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan
terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km². Dalam
rangkaian Hari jadi Kepulauan Selayar di lokasi ini setiap tahunnya
diadakan festival yang bertajuk Takabonerate Island Expedition
(TIE). Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo
mengatakan bahwa kegiatan ini sudah masuk dalam kalender
kegiatan pariwisata nasional dan rencananya pada tahun 2012
akan ditingkatkan menjadi "Sail Taka Bonerate". Seperti
penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, Takabonerate Island
Expedition akan diisi kegiatan lomba rutin seperti Takabonerate
International Fishing Tournament, menyelam, lomba foto di bawah
air dan lomba renang antar pulau terbuka dengan jarak antara lima
hingga enam kilometer.
34
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Selain obyek wisata bahari Taman Nasional Taka Bonerate
terdapat pula tempat-tempat wisata yang menyebar hampir di
seluruh Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar. Berikut ini
beberapa Obyek Wisata / tempat yang menarik untuk dikunjungi :
No. Objek Wisata Kegiatan Luas
Lahan
Lokasi
1. Taman Laut
TakaBoneratte
Diving
Snorkeling
Sunbathing Canoin Catamaram BoatingCamping
220 Ha Kec. Takabonerate
2. Pantai Pa'badilang
Diving SnorkelingSunbathing
10 Ha Kec. Bontomatene
3. Pantai Pinang Diving snorklingSunbathing
30 Ha Kec. Bontosikuyu
4. Pantai Jeneiya Diving snorklingSunbathing
20 Ha Kec. Bontoharu
Tidak hanya itu adapun potensi pariwisata yang dilihat dari tiap
Kecamatan yang ada di Pulau Selayar :
Kecamatan Benteng : Tari Pakarena, Gedung Lembaga
Pemasyarakatan Selayar, Kantor Dinas Pariwisata Selayar, Plaza
Marina, Rumah Jabatan Bupati Selayar
Kecamatan Bontoharu : Pantai Jeneiya, Jangkar Selayar, Gong
Nekara, Benteng Bontobangun, Perkampungan Tua Bitombang
35
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Kecamatan Bontomanai : Permandian alam Eremata, Air terjun
Suttia, Pusat Bumi (To'do), Puncak, Kompleks Perkampungan Tua
Gantarang
Kecamatan Bontomatene : Pantai Pa'badilang, Gua Ereposo,
Sumur Tua Tajuiya, Makam Bulaenna Parangia, Rumah Adat
Batangmata
Kecamatan Bontosikuyu : Pantai Baloiya, Wisata Jammeng, Gua
Bonetappalang, Pantai Batu Etang, Air Terjun Patikore', Air terjun
Ohe Gonggong
Kecamatan Buki : Kuburan Tua Silolo, Pantai karang Indah,
Benteng Pertahanan, Istana Lalaki Buki
Kecamatan Pasilambena : Pantai Pulau Madu, Pantai Karumpa,
Pulau Kakabia, Perkampungan Tua, Gua Buranga
Kecamatan Pasimarannu : Tari Pangaru, Tari Batanda, Gua
Majapahit, Rumah Adat Opu Bonerate, Pembuatan Perahu, Pantai
Larafu
Kecamatan Pasimasunggu : Tari Kondo Buleng, Pusaka Jampea,
Pulau Tanamalala, Pulau Jai Lamu, Pulau Batu
Kecamatan Pasimasunggu Timur : Perairan Batu So'bolo, Pulau
Bembe, Makam Ali Kabar, Pantai Doda
Kecamatan Takabonerate : Pantai Bone Lambere, Pulau Kauna,
Buhung Tuma, Pulau Tinabo, Pulau Kayuadi
36
Ekologi Kawasan Tepian AIr
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pelabuhan Kepulauan Selayar
Di Kepulauan Selayar juga memiliki pelabuhan fery yang
menghubungkan akses transportasi dari kota Makassar maupun
pulau-pulau lain. Pelabuhan tersebut dinamakan pelabuhan pamatata.
Pelabuhan tersebut terletak di Kecamatan Bontomatene. Jarak kota
Benteng menuju pelabuhan tersebut dapat ditempuhi dengan waktu±
1 jam.
Gambar 4.1. Pelabuhan Pamatata
(Sumber : dokumentasi pribadi)
Gambar diatas merupakan pelabuhan Selayar. Pelabuhan tersebut
merupakan akses untuk menghubungkan Kepulauan Selayar dengan Kota
37
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Makassar. Pelabuhan tersebut memiliki panorama yang sangat indahyang
dikelilingi oleh pohon-pohon.
2. Bentuk Rumah
Sebagian besar rumah di Kepulauan Selayar adalah rumah
panggung namun ada yang terbuat dari bahan papan dan ada
pularumah panggung yang terbuat dari bahan bangunan seperti tehel
dan semen, dan sebagian kecil adalah rumah permanen. Adapun
gambar dari bentuk rumah yang ada di Kepulauan Selayar sebagai
berikut :
Gambar 4.2. Bentuk Rumah di Kepulauan Selayar
(Sumber : dokumentasi pribadi)
38
Ekologi Kawasan Tepian AIr
3. Wisata Pantai Pa’badilang
a. Letak dan Kondisi
Pantai Pa'badilang adalah salah satu obyek wisata alam
kepulauan selayar yang terletak di Desa Bongaiya, Kecamatan
Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar. Lokasi obyek wisata
ini berjarak ±48 km dari Kota Benteng.Kondisi alam Selayar yang
berbentuk kepulauan, secara alamiah mewariskanberjuta pesona
terutama buat para peng-hobby wisata bahari dan pantai. Kalau
saja selama ini hampir tidak ada yang menonjol, bukan berarti
potensi itu tidak ada, melainkan hanya tidak pernah terekspos
secara wajar. anggota komunitas selayar dotcom baru-baru ini
menyempatkan diri berkunjung ke pantai Pa'badilang, sebuah
pantai di ujung utara pulau Selayar dengan hamparan pasir putih
yang menawan dan eksotik. Pantai yang terletak di wilayah
kampung Je'ne Kikki Desa Bungaya Kecamatan Bontomate'ne itu,
sangat berpotensi dikembangkan menjadi sebuah tujuan wisata
pantai, mengingat posisinya yang tidak jauh dari Pamatata, pintu
gerbang pulau Selayar via transportasi laut, menuju pusat kota
Makassar.
Dari Kota Benteng, bisa diakses melalui jalan poros menuju
Dermaga Fery Pamatata sampai di kampung Je'ne Kikki. Hanya
saja, dari Je'ne Kikki yang jaraknya sekitar 30 kilometer sebelah
utara Kota Benteng itu, perjalanan harus ditempuh melewati jalan
perkerasan menuju pantai Rampang-Rampang. Dan dari
Rampang-rampang, belok kiri sekitar 1 kilometer, maka sampailah
di pantai yang dimaksud. Pa'badilang. Pa'badilang sendiri
bermakna pengeboman dalam Bahasa Indonesia. Mendengar
namanya, sedikit terasa ada kesan menakutkan. Namun yang
dimaksud pengeboman di sini adalah, pengeboman ikan yang
marak dilakukan oleh masyarakat terutama beberapa dekade yang
lalu. Konon, daerah ini dulu menjadi surga buat para pembom ikan.
39
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Disamping letaknya yang terpencil dan susah di akses via jalan
darat, habitat ikannya yang berlimpah menjadi magnet tersendiri
yang mampu menarik para pembom ikan untuk berkumpul di sana
melakukan aksinya.
Letaknya yang berhadapan langsung dengan selat antara
Pulau Selayar dan Pulau Pasi Tanete, membuat lancarnya
perputaran arus air laut. Hal ini yang ditengarai sebagai sumber
sebab musabab kayanya biota-biota laut di pantai tersebut,
sehingga berbagai jenis ikan, tumbuh dan berkembang
memperkaya komunitas bawah laut, sampai di pesisir pantainya.
Namun ternyata pantai ini bukan sebatas kaya akan
berbagai jenis ikan. Seperti sudah diungkapkan di awal, pasir putih
dengan hamparan yang memukau, sungguh memberikan rasa
ketakjuban tiada tara. Warna laut yang emerald green, disertai
suara deburan ombak yang datang menyapu pantai, seakan
mampu menghilangkan rasa penat di kepala. Angin yang bertiup
membawa aroma laut yang khas, merupakan sumber relaksasi tak
terbatas. Mengingat posisi pantai yang tidak jauh dari dermaga fery
Pamatata, sangat berpotensi untuk menyulapnya menjadi daerah
wisata pantai. Karena semua elemen penarik para pecandu wisata
pantai dan bahari, seakan komplit menyatu di pantai Pa'badilang
ini.Letaknya di Pantai Timur Selayar, sehingga sangat cocok
dikatakan sebagai obyek wisata tiga dimensi, karena berada di
lokasi Tanjung Pa’badilang yang maknanya cukup memberikan arti
sejarah sebagai bukti perjuangan salah seorang raja pejuang
disebelah Utara Pulau Selayar yang dikenal dengan nama
Bulaenna Parangia.Obyek Wisata Pa’badilang, berada sekira
seperempat mil dari Pelabuhan Pamatata atau 15 kilometer lewat
darat dan 70 kilometer dari Ibukota Benteng Selayar. Pantai ini juga
berada di sebelah Timur dari Tanjung Pa’bidang atau Pantai Timur
40
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Pulau Selayar, yang terdiri dari laut dalam dan hanya sekira 50
meter dari darat terdapat hamparan karang.
Sementara di Pantai Barat Tanjung Pa,badilang adalah
hamparan pasir putih dan sangat halus, dan sangat cocok untuk
kegiatan wisata menyelam. Disepanjang Tanjung Pa’badilang,
kondisinya saat ini sudah mulai membaik. Itu setelah Pemkab
Kepulauan Selayarmengalokasikan anggaran untuk pembangunan
gedung sebagai tempat pertemuan yang dilengkapi dengan sarana
MCK, serta pembangunan jalan setapak dari rabat beton terdiri dari
beberapa jalur, sehingga semakin memperindah dan menjadi daya
tarik tersendiri. Sementara untuk di daratan Tanjung Pa’badilang
yang luasnya sekitar 2 hektar, diujung paling luar terdapat dua
tanggul pengintai dimasa perjuangan Bulaenna Parangia. Yang
satu terdapat di pintu masuk kawasan tanjung dan satunya lagi
terdapat di ujung paling luar Tanjung Pa’bidang.
Tanggul pengintai Bulaenna Parangia, terdiri dari tumpukan
batu gunung. Sampai sekarang tetap menjadi bukti sejarah bagi
Pemkab Kepulauan Selayar. Saat ini, obyek Wisata Pa’badilang
Kepulauan Selayar, sudah semakin diminati warga Selayar,
terutama kalangan remaja untuk dijadikan tempat rekreasi setiap
hari libur.Kepulauan Selayar memiliki banyak potensi wisata yang
wajib dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Berikut adalah gambar kondisi pantai Pa’badilang :
41
Ekologi Kawasan Tepian AIr
42
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Gambar 4.3. Kondisi Pantai Pa’badilang
(Sumber : dokumentasi pribadi)
b. Vegetasi
Tumbuhan yang terdapat di daerah ini berupa pandan laut,
pohon cerme, tumbuhan kaktus. Di sepanjang jalan menuju pantai
tersebut juga terdapat pohon beringin, tanaman bakau, pohon
bintaro, pohon kelapa dan kebun jagung.
43
Ekologi Kawasan Tepian AIr
44
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Gambar 4.4Vegetasi disekitar Pantai Pa’badilang
(Sumber : dokumentasi pribadi)
c. Biota Laut
Biota laut yang dimiliki Pantai Pa’badilang yakni terdapat ikan
karang berwarna putih, loreng dan berbagai jenis ikan konsumsi yang
bernilai ekonomis seperti kerapu, cakalang, dan baronang tidak hanya
itu di pantai pa’badilang juga terdapat kerang dan keong yang hidup
sebagai biota laut.
45
Ekologi Kawasan Tepian AIr
46
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Gambar 4.5. Biota laut di Pantai Pa’badilang
(Sumber : dokumentasi pribadi)
d. Potensi
Adapun potensi dari pantai Pa’baddilang ini adalah sebagai
salah satu tempat pariwisata yang indah untuk dikunjungi di
Selayar. Panoramanya sangat indah dengan pasir putih dan laut
yang biru yang dapat menarik warga dari Kota Benteng untuk
berkunjung ke pantai tersebut pada saat hari libur. Selain sebagai
tempat pariwisata, pantai tersebut juga berpotensi sebagai tempat
masyarakat setempat untuk mencari tangkapan ikan karena
terdapat banyak ikan-ikan yang di komsumsi di pantai ini. Tak
hanya ikan hasil yang dapat diambil dari pantai ini tetapi juga ada
rumput laut.
47
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Gambar 4.6. Tempat Istirahat di Pantai Pa’badilang
(Sumber : dokumentasi pribadi)
e. Permasalahan
Selain pantai Pa’Baddilang tersebut berpotensi juga
mempunyai permasalahan yakni banyaknya sampah yang
berserakan di sepanjang pantai tersebut. Sampah tersebut berasal
dari pembuangan warga sekitar yang membuang sampahnya di
pantai ini karena tidak terdapat pembuangan sampah di sana.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
48
Ekologi Kawasan Tepian AIr
Gambar 4.7. Sampah disekitar Pantai Pa’badilang
(Sumber : dokumentasi pribadi)
49
Ekologi Kawasan Tepian AIr
BAB V
REKOMENDASI
Rekomendasi:
4. Seharusnya lembaga yang berwenang di Kepulauan Selayar
dapat mengeksposkan pantai -pantai yang belum dikenal oleh
masyarakat agar dapat menjadi salah satu objek wisata yang
mengagumkan.
5. Sebaiknya tempat-tempat wisata tersebut dilewati oleh jalur
transportasi umum yang mempermudah wisatawan untuk
menjangkau tempat tersebut seperti disediakannya trans bus
yang dapat mengantarkan para wisatawan menuju pantai
Pa’badilang tersebut.
6. Disediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang
kenyamanan pengunjung berupa sarana MCK/ WC umum yang
layak pakai, lahan parkir yang luas dan aman, jalan yang
sesuai dengan standar, penyediaan air bersih serta
penyediaan bak-bak sampah sehingga pengunjung tidak
membuang sampah di tepi pantai.
7. Sebaiknya disediakan tempat penginapan sekitar wisata pantai
agar masyarakat yang berkunjung dan ingin menikmati
panorama pantai-pantai tersebut dapat menginap di
penginapan yang dibangun dekat pantai.
50