selayar

67
Ekologi Kawasan Tepian AIr BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi komponen biotiknya sangat berpengaruh terhadap suatu ekosistem. Perubahan komponen biotik tersebut dapat disebabkan oleh adanya pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian. Wilayah pantai merupakan salah satu tipe lahan basah, yaitu lahan basah pesisir yang meliputi daerah pesisir yang tergenang air, yang umumnya payau atau asin, baik secara tetap atau musiman, umumnya terpengaruh oleh pasang surut air laut dan kondisi laut lainnya. Ekosistem yang termasuk dalam kelompok ini adalah hutan bakau, dataran lumpur dan pasir, muara, padang lamun, dan rawa-rawa di daerah pesisir, sedangkan tipe lahan basah lainnya adalah lahan basah daratan meliputi daerah yang jenuh atau 1

Upload: westi-susi-aysa

Post on 20-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Selayar

TRANSCRIPT

Page 1: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen

abiotik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut

dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan

berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.  

Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi

komponen biotiknya sangat berpengaruh terhadap suatu ekosistem.

Perubahan komponen biotik tersebut dapat disebabkan oleh adanya

pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.  

Wilayah pantai merupakan salah satu tipe lahan basah, yaitu

lahan basah pesisir yang meliputi daerah pesisir yang tergenang air,

yang umumnya payau atau asin, baik secara tetap atau musiman,

umumnya terpengaruh oleh pasang surut air laut dan kondisi laut

lainnya. Ekosistem yang termasuk dalam kelompok ini adalah hutan

bakau, dataran lumpur dan pasir, muara, padang lamun, dan rawa-

rawa di daerah pesisir, sedangkan tipe lahan basah lainnya adalah

lahan basah daratan meliputi daerah yang jenuh atau tergenang oleh

air yang pada umumnya bersifat tawar dan tidak terkena pengaruh air

laut. Tipe lahan basah yang termasuk kelompok ini yaitu danau, sungai

air terjun, rawa air tawar, dan danau-danau musiman (Nirarita dkk.,

1996).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah isu-isu yang terdapat di Pantai Pa’Badilang, Kepulauan

Selayar?

1

Page 2: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

2. Potensi apa saja yang terdapat di Pantai Pa’Badilang, Kepulauan

Selayar?

3. Bagaimana ekosistem pantai yang terdapat di Pa JHMFNVEntai

Pa’Badilang, Kepulauan Selayar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui isu-isu yang terdapat di Pantai Pa’Badilang,

Kepulauan Selayar.

2. Untuk menjelaskan potensi yang terdapat di Pantai Pa’Badilang,

Kepulauan Selayar.

3. Untuk mengetahui ekosistem pantai yang terdapat di Pantai

Pa’Badilang, Kepulauan Selayar.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif

dengan teknik pengambilan data secara observasi yaitu turun

langsung kelapangan untuk penelitian yang direncanakan, berkaitan

dengan tujuan penelitian, dan dicatat secara sistematis. Dan dengan

cara wawancara warga setempat dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan terkait penelitian.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan pantai Pa’badilang,

Kabupaten Selayar di Kecamatan Tamalate, Makassar. Penelitian

lapangan dilakukan pada tanggal 22 April 2012.

2

Page 3: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kawasan Lindung Laut (Marine Protected Areas‐MPA) adalah :

Kawasan Lindung Laut (Marine Protected Areas‐MPA) adalah

daerah pesisir dan laut yang meliputi areal ekosistem mangrove,

kawasan terumbu karang, padang lamun,dan atau habitat ekosistem

lainnya, yang secara sendiri atau bersama‐sama dipilih dan ditetapkan

untukdilindungi dari aktivitas pengusahaan perikanan yang berlebihan

dan pengambilan biota lautnya, kecualikegiatan penelitian, studi dan

survey berkenaan dengan pengelolaan kegiatan tersebut.

Pengertian Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang

memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada

kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air,

pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah.

Kriteria kawasan hutan lindung adalah :

1) Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah,

curah hujan yang melebihi nilai skor 175, dan/atau

2) Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih,

dan/atau

3) Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan

laut 2.000 meter atau lebih.

2. Hutan Rawa Gambut

Kawasan bergambut adalah kawasan yang unusr pembentuk

tanahnya sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang

tertimbun dalam waktu yang lama.

3

Page 4: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Ciri-ciri hutan gambut:

1. Terletak didataran rendah dekat daerah pesisir, dibelakang hutan

bakau di sekitar sungai atau danau.

2. Flora yang dominan memiliki tinggi pohon lebih dari 5 Meter dan

mempunyai tajuk yang rapat.

3. Hutan rawa gambut di Indonesia merupakan gabungan antara

hutan gambut dan hutan hujan tropik.

4. Lapisan atas lantai Hutan merupakan tanah gambut dan hutan

hujan tropik.

5. Tanahnya mengandung bahan organik yang sangat tinggi yang

disebut yang disebabkan oleh lambatnya proses perombakan

(dekomposisikan).

6. Gambut biasanya miskin unsur hara (oligotrofik) dan bersifat asam.

7. Permukaan hutan rawa gambut umumnya berbentuk kubah dan

letaknya lebih tinggi dari air sungai disekitarnya.

8. Tanah gambut umumnya berasal dari bahan kayu sehingga dapat

menyerap dan mengikat air dalam jumlah besar.

9. Air berasal dari hujan.

10.Sungai yang berasal dari hutan gambut bersifat asam dan

berwarna hitam atau kemerahan sehingga dikenal dengan nama

sungai air hita.

11.Keterbatasan unsur hara ditunjukan dengan kondisi vegetasi, yaitu

berkurangnya tinggi kanopi dan jumlah biomasa per-unit area serta

bertambahnya ketebalan daun .

12.Beberapa jenis biota yang ada di hutan rawa gambut, antara lain

adalah sebagai berikut:

Flora :

Gonistylus bancanus (Ranim)

Palaquium burckii (suntai)

P. microphyllum (Semarum)

4

Page 5: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Durio carinatus ( Durian burung)

Campnosperma auricullata (terentang)

Shorea sp (meranti rawa)

Metroxylon sago (sago)

Oncosperma tigillarium (nibung)

Fauna:

Pongo pygmaeus (orang utan)

Cervus unicolor (Rusa)

Pantera tigris (Harimau)

Tapirus indicus (Tapir)

Hystrix sp (Landak)

Sus scrofa (Babi Hutan)

Tomistoma schelegelii (Senyulong)

Crocodylus porosus (buaya muara)

Aves (Burung)

3. Kawasan Resapan Air

Daerah resapan air adalah daerah masuknya air dari

permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu

aliran air tanah yang mengalir ke daerah yang lebih rendah.

Sedangkan menurut KEPRES tentang pengelolaan kawasan lindung

pasal 1 kawasan  resapan air adalah daerah yang mempunyai

kemampuan tinggi utnuk merersapkan air hujabn sehingga merupakan

tempat pengisian air bumi (aktifer) yang berguna sebagai sumber air.

Daerah ini memiliki kandungan komposisi mineral dan komposisi garam yang

lebih rendah dari daerah luahannya dalam satu aliran air tanah yang

sama danmengalami penurunan tekanan air yang berlawanan dengan

kenaikan tekanan air di daerah luahannya dalam satu aliran air tanah

yang sama.daerah resapan air juga terdapat perbedaan distribusi

tumbuh-tumbuhan. Pemahaman makna daerah resapan air di alam

5

Page 6: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

setidaknya ada limaunsur utama sebagai ciri yang harus dipenuhi yaitu

kondisi tanahnya poros, kemampuan dalam meresap air yang cukup

tinggi, memiliki perbedaan tinggi air tanah yang mencolok, berada

pada wilayahdengan curah hujan cukup tinggi >2500 mm/tahun,dan memiliki

vegetasi dengan sistem perakaran yang cukup dalam serta memiliki pelapisan

tajuk.

a.  Sifat-sifat daerah resapan air

Berdasarkan bentang alamnya, daerah resapan lebih

mendominansi wilayah cekungan dan secara alami memiliki ciri-ciri

kondisi tanah dengan kemampuan resapan yang cukup tinggi, curah

hujan rata-ratalebih dari 1.000 mm per tahun, lapisan tanahnya

berupa pasir halus berukuran minimal 1/16 mm, mempunyai

kemampuan meresap air dengan kecepatan lebih dari 1 meter per

hari, kedalaman air tanah lebih dari 10 meter dari permukaan

tanah, kemiringan lereng kurang dari 15 %, dan kedudukan muka

air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air tanah dalam.

b. Fungsi daerah resapan air

Sebagai daerah yang memiliki sifat resapan air yang tinggi,

daerahresapan air berkemampuan untuk menampung debit air hujan

yangturun di daerah tersebut. Daerah resapan air secara tidak

langsung juga berdampak pada pengendalian banjir untuk daerah

yang berada lebihrendah darinya karena air hujan tidak turun ke daerah

yang lebihrendah namun diserap sebagai air tanah. Air yang di serap

ini kemudianakan menjadi cadangan air di musim kering serta supply air

untuk daerah yang berada di bawahnya.

c. Cara menentukan daerah resapan dan luahan

6

Page 7: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Dibandingkan dengan daerah luahan, penentuan daerah

resapan menjadi lebih sulit dikarenakan tidak ada fenomena di

permukaan yang kasat mata. Sedangkan daerah aliran secara

umum dapat dikatakan sebagai daerah transisi karena bisa

berubah menjadi daerah luahan atau resapan. Hal ini diakibatkan

oleh faktor alami seperti intensitas hujan ataupun buatan seperti

aktifitas manusia.

Freeze & Cherry mencoba memberikan suatu definisi serta cara

mengidentifikasi daerah resapan air tanah ini:

1. Daerah resapan adalah daerah tempat masuknya air kedalam

zona jenuh air sehingga membentuk suatu garis khayal yang

disebut sebagai muka airtanah (water table) dan berasosiasi

dengan mengalirnya air dalam kondisi jenuh tersebut kearah

daerah luahan.

2. Dalam terminology penggambaran jejaring aliran airtanah (flow

net) maka posisi jejaring aliran ini akan bergerak menjauhi muka

airtanah.

3. Daerah ini dapat didefinisikan memiliki komposisi garam dan

mineral yang lebih sedikit dibandingkan komposisi dalam

daerah luahan dalam satu sistem aliran airtanah yang sama.

4. Daerah ini dapat ditentukan dengan melihat distribusi dari

tumbuh-tumbuhan.

5. Daerah ini dapat ditentukan dengan melihat penurunan tekanan

air berlawanan dengan daerah luahan yang akan mengalami

kenaikan tekanan air (kondisi ini dapat diaplikasikan pada saat

mengukur tekanan air pada suatu lubang bor secara vertikal)

7

Page 8: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Kuatnya konsepsi teori klasik yang ada saat ini, bahwa daerah

resapan pastilah daerah dengan topografi yang tinggi (kendali

geomorfologi) juga menjadi salahsatu kendala dalam penentuan

daerah resapan yang lebih akurat. Pada kenyataannya pergerakan air

di dalam tanah tidak lagi hanya dikendalikan oleh gravitasi tetapi juga

oleh kondisi geologinya. Kasus penyusupan airlaut kedalam daratan

dapat dijadikan contoh bahwa pergerakan air di dalam tanah bisa

berlaku sebaliknya dari topografi rendah menuju kearah topografi yang

lebih tinggi.

4. Sempadan Pantai

Sempadan  Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai

yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian

fungsi pantai. K r i te r ia sempadan pan ta i ada lah dara tan

sepan jang tep ian pan ta i yang lebarnya proporsional dengan

bentuk dan kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya 100 meter dari titik

pasang tertinggi ke arah darat.

a) Kawasan Sempadan Pantai

Sempadan pantai yang ditetapkan dalam RTRW

Kabupaten/Kota merupakan daratan sepanjang tepian yang

lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai. Lebar

sempadan pantai dihitung dari titik pasang tertinggi, bervariasi

sesuai dengan fungsi/aktifitas yang berada di pinggirannya, yaitu :

1. Kawasan Permukiman, terdiri dari 2 (dua) tipe :

Bentuk pantai landai dengan gelombang < 2 meter, lebar

sempadan 30 – 75 meter.

Bentuk pantai landai dengan gelombang > 2 meter, lebar

sempadan 50 – 100 meter.

2. Kawasan Non Permukiman, terdiri dari 4 (empat) tipe :

Bentuk pantai landai dengan gelombang < 2 meter, lebar

sempadan 100 – 200 meter.

8

Page 9: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Bentuk pantai landai dengan gelombang > 2 meter, lebar

sempadan 150 – 250 meter.

Bentuk pantai curam dengan gelombang < 2 meter, lebar

sempadan 200 – 250 meter.

Bentuk pantai curam dengan gelombang > 2 meter, lebar

sempadan 250 – 300 meter.

b) Pengelolaan sempadan pantai :

1. Sosialisasi rencana pengelolaan kawasan sempadan pantai

kepada seluruh masyarakat yang bermukim di sekitar pantai

dan kepada seluruh stakeholders pembangunan terkait;

2. Penanaman tanaman bakau di pantai yang landai dan

berlumpur atau tanaman keras pada pantai yang terjal/bertebing

curam;

3. Mencegah munculnya kegiatan budidaya di sepanjang pantai

yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik

dan dasar pantai.

c) Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai :

1. Kegiatan budidaya yang dikembangkan harus disesuaikan

dengan karakteristik setempat dan tidak menimbulkan dampak

negatif;

2. Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai harus

disertai dengan kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang

terhadap kegiatan seperti eksploitasi sumberdaya tambang,

pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan

peringatan;

3. Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai harus

disertai dengan kegiatan penertiban pemanfaatan ruang.

Kegiatan budidaya yang berdampak negative terhadap fungsi

pantai antara lain :

Pembuangan limbah padat ke pantai;

Pembuangan limbah cair tanpa pengolahan ke pantai;

9

Page 10: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Budidaya pertanian tanpa pengolahan tanah secara intensif;

Pembangunan tempat hunian atau tempat usaha tanpa Ijin

Mendirikan Bangunan (IMB)

5. Sempadan Sungai

Sempandan  Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan

sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi  primer, yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi

sungai.Kriteria sempadan sungai adalah:

a) Sekurang-kurangnya 5 meter diukur dari sebelah luar

sepanjang kaki tanggul padasungai bertanggul di kawasan

perdesaan dan sekurang-kurangnya3 meter diukurdari sebelah

luar sepanjang kaki tanggul pada sungai bertanggul di

kawasanperkotaan;

b) Sekurang-kurangnya 10 meter dihitung dari tepi sungai untuk

sungai tidak bertangguldi dalam kawasan perkotaan yang

mempunyai kedalaman tidak lebih besar dari 3meter;

c) Sekurang-kurangnya 15 meter dihitung dari tepi sungai

untuk sungai tidak bertangguldi dalam kawasan perkotaan yang

mempunyai kedalaman lebih besar dari 3 metersampai dengan 20

meter;

d) Sekurang-kurangnya 30 meter dihitung dari tepi sungai untuk

sungai tidak bertangguldi dalam kawasan perkotaan yang

mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20meter;

e) Sekurang-kurangnya 100 meter dari tepi sungai untuk

sungai yang terpengaruhpasang surut air laut;f.Garis

sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan

jalan, adalah tepibahu jalan yang bersangkutan.

10

Page 11: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

6. Macam-macam Biota Laut

Biota Laut adalah semua makhluk hidup yang ada di laut baik

hewan maupun tumbuhan atau karang. secara umu biota laut dibagi

menjadi tiga kelompok besar yaiutu plankton, nekton dan Bentos

pembagain ini tidak ada kaitannya dengan klasifikasi ilmiah, ukuran,

hewan ataukah tumbuhan tapi berdasarkan pada kebiasaan hidup

secara umu, seperti gerak berjalan, pola hidup dan sebaran menurut

ekologi.

Beberapa jenis ikan karang dalam laut yakni ikan badut, ikan

lepu, ikan barakuda, ikan baronang, botana, Kepe strip delapan, Kepe

coklat,kepe monyong zebra, kambingan, Platak asli, Brown Kelly,

Brajanata, keling kalong, Kenari biasa, Kerapu layar, Dokter ular bibir

merah, Dokter neon, Zebra ekor hitam, Bluester Biasa, Betok hijau.

Sedangkan di bagian padang lamun terdapat ikan, penyu, dan

dugong (duyung), serta kerang, dan lobster. Di padang lamun, biota

tersebut mencari makanan maupun memakan daun lamunnya sendiri.

Ikan baronang yang sering kita konsumsi merupakan ikan yang banyak

ditemukan di padang lamun. Tidakhanya itu biota laut yang ada yakni,

terumbu karang merupakan rumah bagi hewan-hewan laut, utamanya

ikan. Manfaat lain terumbu karang adalah penahan ombak dan area

wisata dengan keindahan bentuk dan warna yang memukau. Kawasan

terumbu karang yang indah tidak dibentuk dalam waktu yang singkat.

Salah satu jenis karang yaitu karang bercabang atau Acropora hanya

tumbuh 2,1 – 3,9 cm per tahun.

7. Hutan Bakau

Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan

yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis

pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh

khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan

akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari

11

Page 12: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air

melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.

Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya

pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas

tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh

pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan

hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat

khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan

evolusi.Keragaman jenis, habitat dan penyebaran bakau sebagai

berikut:

Ada tiga jenis bakau yang biasa dijumpai di hutan-hutan bakau

di Indonesia. Jenis-jenis tersebut ialah:

a. Bakau minyak

Memiliki nama ilmiah Rhizophora apiculata Bl. (atau sering

pula disebut R. conjugata L.), bakau minyak juga disebut dengan

nama bakau tandok, bakau akik, bakau kacang dan lain-lain.

Tandanya, dengan warna kemerahan pada tangkai daun dan sisi

bawah daun.

Bunga biasanya berkelompok dua-dua, dengan daun

mahkota gundul dan kekuningan. Buah kecil, coklat, panjangnya 2

– 3,5 cm. Hipokotil dengan warna kemerahan atau jingga, dan

merah pada leher kotiledon bila sudah matang. Panjang hipokotil

sekitar 18 – 38 cm.

Menyukai tanah berlumpur halus dan dalam, yang tergenang

jika pasang serta terkena pengaruh masukan air tawar yang tetap

dan kuat. Menyebar mulai dari Sri Lanka, Semenanjung Malaya,

seluruh Indonesia, sampai ke Australia tropis dan pulau-pulau di

Pasifik.

12

Page 13: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

b. Bakau kurap

Nama ilmiahnya adalah Rhizophora mucronata Poir. Juga

disebut dengan nama-nama lain seperti bakau betul, bakau hitam

dan lain-lain. Kulit batang hitam, memecah datar.

Bunga berkelompok, 4-8 kuntum. Daun mahkota putih,

berambut panjang hingga 9 mm. Buah bentuk telur, hijau

kecoklatan, 5 – 7 cm. Hipokotil besar, kasar dan berbintil, panjang

36 – 70 cm. Leher kotiledon kuning jika matang.

Sering bercampur dengan bakau minyak, namun lebih

toleran terhadap substrat yang lebih keras dan berpasir. Lebih

menyukai substrat yang tergenang dalam dan kaya humus; jarang

sekali didapati di tempat yang jauh dari pasang surut. Menyebar

luas mulai dari Afrika timur, Madagaskar, Mauritania, Asia

Tenggara, kepulauan Nusantara, Melanesia dan Mikronesia.

Diintroduksi ke Hawaii.

c. Bakau kecil

Pohon dengan satu atau banyak batang. Tidak seperti dua

kerabatnya terdahulu yang dapat mencapai 30 m, bakau kecil

hanya tumbuh sampai dengan tinggi sekitar 10 m. Nama ilmiahnya

adalah Rhizophora stylosa Griff.

Bunga dalam kelompok besar, 8-16 kuntum, kecil-kecil.

Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 8 mm. Buah coklat

kecil, panjang s/d 4 cm. Hipokotil berbintil agak halus, 20-35 cm

(kadang-kadang 50 cm); leher kotiledon kuning kehijauan ketika

matang.

Bakau ini menempati habitat yang paling beragam. Mulai

dari lumpur, pasir sampai pecahan batu atau karang. Mulai dari tepi

pantai hingga daratan yang mengering. Terutama di tepian pulau

yang berkarang. Diketahui menyebar di Taiwan, Filipina, Malaysia,

Papua Nugini, dan Australia tropis. Di Indonesia didapati mulai dari

13

Page 14: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Sulawesi, Maluku

dan Papua.

Kegunaan hutan bakau :

Kayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan

bangunan, kayu bakar, dan terutama sebagai bahan pembuat

arang. Kulit kayu menghasilkan tanin yang digunakan sebagai

bahan penyamak.

Sebagai kayu bakar, secara tradisional masyarakat biasa

memakai jenis Xylocarpus (Nirih atau Nyirih). Sedangkan untuk

bahan baku pembuat arang biasa dipakai Rhizophora sp.,

sedangkan penggunaan kulit kayu bakau untuk diambil tanninnya,

hampir-hampir tidak terdengar lagi.

Satu lagi kegunaan kayu bakau, adalah untuk bahan kertas.

Kayu bakau biasa dicincang dengan mesin potong menghasilkan

serpihan kayu / wood chips. Menurut berita, jenis kertas yang

dibuat dari kayu bakau adalah termasuk kertas kualitas tinggi.

Kegunaan dari hutan bakau yang paling besar adalah

sebagai penyeimbang ekologis dan sumber (langsung atau tidak

langsung) pendapatan masyarakat pesisir, di mana peran

pemerintah untuk pengaturannya masih sangat minim.

8. PeraturanUndang-undang Tentang Kawasan Tepi Pantai

N

o

Undang-undang Isi

1. Undang-undang No 68

Tahun 1998 Tentang

Kawasan suaka Alam dan

Kawasan Pelestarian Alam

Pasal 1

Sumber Daya Alam Hayati adalah

unsur-unsur hayati di alam yang

terdiri dari sumber daya alam nabati

(tumbuhan) dan sumber daya alam

hewani (satwa) yang bersama-sama

14

Page 15: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

dengan unsur non hayati di

sekitarnya secara keseluruhan

membentuk ekosisitem.

Pasal 3

Pengelolaan Kawasan Suaka Alam

dan KAwasan Pelestarian Alam

bertujuan mengusahakan

terwujudnya kelestarian sumber daya

alam hayati serta keseimbangan

ekosistemnya sehingga dapat lebih

mendukung upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan mutu

kehidupan.

2. Undang-undang Republik

Indonesia

Nomor 28 Tahun 2002

Tentang Bangunan

Gedung

Pasal 11 ayat 2

Bangunan gedung yang dibangun di

atas, dan/atau di bawah tanah, air,

dan/atau prasarana dan sarana

umum tidak boleh mengganggu

keseimbangan lingkungan, fungsi

lindung kawasan, dan/atau fungsi

prasarana dan sarana umum yang

bersangkutan.

Pasal 10 ayat 1

(1) Persyaratan peruntukan dan

intensitas bangunan gedung

sebagai-mana dimaksud

dalam Pasal 9 ayat (1)

meliputi persyaratan

peruntukan lokasi,

kepadatan, ketinggian, dan

15

Page 16: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

jarak bebas bangunan

gedung yang ditetapkan

untuk lokasi yang ber-

sangkutan.

Pasal 13

1)Persyaratan jarak bebas bangunan

gedung sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 ayat (1) meliputi:

a. garis sempadan bangunan gedung

dengan as jalan, tepi sungai, tepi

pantai, jalan kereta api, dan/atau

jaringan tegangan tinggi;

b. jarak antara bangunan gedung

dengan batas-batas persil, dan jarak

antara as jalan dan pagar halaman

yang diizinkan pada lokasi yang

bersangkutan.

(2) Persyaratan jarak bebas

bangunan gedung atau bagian

bangunan gedung yang dibangun di

bawah permukaan tanah harus

mempertimbangkan batas-batas

lokasi, keamanan, dan tidak

mengganggu fungsi utilitas kota,

serta pelaksanaan

pembangunannya.

Pasal 94 ayat 1 tentang sumber daya

air (SDA), dilarang mendirikan

bangunan permanen/semi permanen

16

Page 17: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

di daerah sempadan sungai dengan

ancaman pidana 9 tahun dan denda

sebesar Rp 1,9 miliar.

Persyaratan jarak bebas bangunan

gedung meliputi garis sempadan

bangunan gedung dengan jalan, tepi

sungai, tepi pantai, jalan kereta api,

dan/atau jaringan tegangan tinggi;

3. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor

22 Tahun 1982 Tentang

Tata Pengaturan Air

Pasal 1

bahwa dalam rangka pelaksanaan

Undang-undang Nomor 11 Tahun

1974 tentang Pengairan, diperlukan

adanya kebijaksanaan pemerintah

mengenai penyelenggaraan tata

pengaturan air yang meliputi segala

usaha untuk mengatur pembinaan

seperti pemilikan, penguasaan,

pengelolaan, penggunaan,

pengusahaan, dan pengawasan atas

air beserta sumbernya, guna

mencapai manfaat yang sebesar

besarnya dalam memenuhi hajat

hidup dan peri kehidupan rakyat

Pasal 3

Untuk menjamin terselenggaranya

tata pengaturan air secara nasional

yang dapat memberikan manfaat

yang sebesar besarnya bagi

17

Page 18: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

kepentingan masyarakat di segala

bidang kehidupan dan penghidupan

ditetapkan pola untuk perlindungan,

pengembangan, dan penggunaan air

dan/atau sumber air yang didasarkan

atas wilayah sungai, wewenang dan

tanggung jawab atas sumber air

serta perencanaan perlindungan,

pengembangan dan penggunaan air

dan/atau sumber air.

Pasal 4

(1) Kesatuan wilayah tata

pengairan ditetapkan

berdasarkan wilayah sungai.

(2) Dua daerah pengaliran sungai

atau lebih yang secara alamiah

atau buatan berhubungan satu

sama lain, keseluruhannya

dinyatakan sebagai satu

wilayah sungai dan masing-

masing merupakan sub wilayah

sungai.

4. Keputusan Presiden

Republik Indonesia

Nomor 9 Tahun 1999

Tentang Pembentukan Tim

Koordinasi Kebijaksanaan

Pendayagunaan Sungai

dan Pemeliharaan

bahwa untuk tercapainya tujuan

pembangunan nasional yang

berkelanjutan dalam pengelolaan

sumberdaya alam berupa

pengelolaan hutan/vegetasi, tanah,

dan air perlu memperhatikan

pemeliharaan kelestarian Daerah

18

Page 19: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Kelestarian Daerah Aliran

Sungai

Aliran Sungai (DAS); bahwa sungai

sebagai salah satu sumberdaya alam

yang mempunyai potensi social

ekonomi dan ekologi harus

dikembangkan untuk sebesar-

besarnya kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat; bahwa

pemberdayaan penduduk dan

masyarakat di Daerah Aliran Sungai

terutama di daerah hulu dan sekitar

sungai, diperlukan untuk ikut

memelihara dan melestarikan sungai

Pasal 2 ayat 1

a.pendayagunaan sungai dan

pemeliharaan kelestarian Daerah

Aliran Sungai dilandasi oleh asas

manfaat dan lestari;

b. pendayagunaan sungai

merupakan semua upaya untuk

mewujudkan kemanfaatan

sumberdaya sungai secara efisien,

efektif, dan berkelanjutan untuk

kepentingan manusia dan makhluk

hidup lainnya yang meliputi kegiatan

peruntukan, pengembangan,

pemanfaatan dan pengusahaan dari

air sungai, sumber air sungai, dan

prasarana sungai;

c. pemeliharaan kelestarian Daerah

Aliran Sungai merupakan semua

19

Page 20: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

upaya untuk mempertahankan fungsi

pelayanan, keamanan dan

kelestarian hutan/vegetasi, tanah dan

air serta lingkungan secara

berkelanjutan yang meliputi kegiatan

pemeliharaan dan perlindungan

kelestarian Daerah Aliran Sungai;

d. pengawasan dan pengendalian

merupakan semua upaya untuk

memenuhi rencana dan pelaksanaan

pendayagunaan sungai dan

pemeliharaan kelestarian Daerah

Aliran Sungai

sesuai dengan ketentuan penataan

ruang, pelestarian fungsi lingkungan

hidup dan pola

tata guna air serta lingkungan yang

ditetapkan;

e. upaya pendayagunaan,

pemeliharaan, pengawasan, dan

pengendalian sungai,

penanganannya diprioritaskan pada

sungai yang strategis dengan

memperhatikan tingkat

perkembangan dan pertumbuhan

sosial ekonomi daerah, tuntutan

kebutuhan dan tingkat pemanfaatan

air, ketersediaan air, dan sumber air

5. Peraturan Daerah Provinsi

Jawa Barat Nomor 2 Tahun

2006 Tentang pengelolaan

Pasal 11

Perlindungan terhadap sempadan

pantai dilakukan untuk melindungi

20

Page 21: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Kawasan Lindung wilayah pantai darikegiatan yang

mengganggu kelestarian fungsi

pantai.

Pasal 12

Kr i te r ia sempadan pan ta i

ada lah dara tan sepan jang

tep ian pan ta i yang

lebarnyaproporsional dengan

bentuk dan kondisi fisik pantai,

sekurang-kurangnya 100 meter

darititik pasang tertinggi ke arah

darat.

Paragraf 2 Sempadan Sungai Pasal

13

Perlindungan terhadap sempadan

sungai dilakukan untuk melindungi

fungsi sungai darik e g i a t a n

m a n u s i a y a n g d a p a t

m e n g g a n g g u d a n m e r u s a k

k o n d i s i s u n g a i

s e r t a mengamankan aliran sungai.

Pasal 14

Kriteria sempadan sungai

adalah:a.Sekurang-kurangnya 5

meter diukur dari sebelah luar

sepanjang kaki tanggul

padasungai bertanggul di kawasan

perdesaan dan sekurang-kurangnya

3 meter diukurdari sebelah luar

21

Page 22: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

sepanjang kaki tanggul pada

sungai bertanggul di

kawasanperkotaan;b.Sekurang-

kurangnya 10 meter dihitung dari tepi

sungai untuk sungai tidak

bertangguldi dalam kawasan

perkotaan yang mempunyai

kedalaman tidak lebih besar dari

3meter;c.Sekurang-kurangnya 15

meter dihitung dari tepi sungai

untuk sungai tidak bertangguldi

dalam kawasan perkotaan yang

mempunyai kedalaman lebih besar

dari 3 metersampai dengan 20

meter;d.Sekurang-kurangnya 30

meter dihitung dari tepi sungai untuk

sungai tidak bertangguldi dalam

kawasan perkotaan yang mempunyai

kedalaman maksimum lebih dari

20meter;e.Sekurang-kurangnya

100 meter dari tepi sungai untuk

sungai yang terpengaruhpasang

surut air laut;f.Garis sempadan

sungai tidak bertanggul yang

berbatasan dengan jalan, adalah

tepibahu jalan yang bersangkutan.

6. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor

35 Tahun 1991 Tentang

Sungai

Pasal 4

Dalam rangka pelaksanaan

wewenang dan tanggung jawab

penguasaan sungai sebagaimana

22

Page 23: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

dimaksud dalam Pasal 3, Menteri

menetapkan :

a. garis sempadan sungai.

b.pengaturan daerah diantara dua

garis sempadan sungai

yang ditetapkan sebagai daerah

manfaat sungai dan daerah

penguasaan air.

c. pengaturan bekas sungai.

Pasal 5

1. Garis sempadan sungai bertanggul

ditetapkan dengan batas lebar

sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di

sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

2. Garis sempadan sungai tidak

bertanggul ditetapkan berdasarkan

pertimbangan teknis dan sosial

ekonomis oleh Penjabat yang

berwenang.

3. Garis sempadan sungai yang

bertanggul dan tidak bertanggul yang

berada di wilayah perkotaan dan

sepanjang jalan ditetapkan tersendiri

oleh Pejabat yang berwenang.

Pasal 6

1. Pengelolaan lahan pada daerah

manfaat sungai dilakukan Menteri.

2. Pemanfaatan lahan pada daerah

manfaat sungai dan daerah

23

Page 24: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

penguasaan sungai dilakukan

berdasarkan ketentuan yang

ditetapkan Menteri.

3. Pemanfaatan lahan pada bekas

sungai diatur lebih lanjut oleh

Menteri.

24

Page 25: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kabupaten Selayar

Kabupaten Kepulauan Selayar (dahulu Kabupaten Selayar,

perubahan nama berdasarkan PP. No. 59 Tahun 2008) adalah sebuah

kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu

kota kabupaten Kepulauan Selayar adalah Kota Benteng. Kabupaten

ini memiliki luas sebesar 10.503,69 km² (wilayah daratan dan lautan)

dan berpenduduk sebanyak 121.749 jiwa. Kabupaten Kepulauan

Selayar terdiri dari 2 sub area wilayah pemerintahan yaitu wilayah

daratan yang meliputi kecamatan Benteng, Bontoharu, Bontomanai,

Buki, Bontomatene, dan Bontosikuyu serta wilayah kepulauan yang

meliputi kecamatan Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur,

Takabonerate, Pasimarannu, dan Pasilambena.

Gambar 3. 1 (sumber : internet)

B. Letak Geografis

Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu di antara

24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang letaknya di

ujung selatan Pulau Sulawesi dan memanjang dari Utara ke Selatan.

25

Page 26: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Daerah ini memiliki kekhususan yakni satu-satunya Kabupaten di

Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan

Sulawesi dan terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga

membentuk suatu wilayah kepulauan.Gugusan pulau di Kabupaten

Kepulauan Selayar secara keseluruhan berjumlah 130 buah, 7

diantaranya kadang tidak terlihat (tenggelam) pada saat air pasang.

Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar meliputi 1.357,03 km²

wilayah daratan (12,91%) dan 9.146,66 km² wilayah lautan

(87,09%).Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Selayar berada

pada koordinat (letak astronomi) 5°42' - 7°35' Lintang Selatan dan

120°15' - 122°30' bujur timur yang berbatasan dengan:

Utara Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone

Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur

Barat Laut Flores dan Selat Makassar

Timur Laut Flores (Provinsi Nusa Tenggara Timur)

Berdasarkan letak sebagaimana dikatakan oleh Kepala Dinas

Pariwisata Seni dan Kebudayaan Kepulauan Selayar bahwa Selat

Selayar dilintasi pelayaran nusantara baik ke timur maupun ke barat,

bahkan sudah menjadi pelayaran internasional. Kabupaten Kepulauan

Selayar merupakan "kepulauan" yang berada di antara jalur alternatif

perdagangan internasional yang menjadikan daerah ini secara

geografis sangat strategis sebagai pusat perdagangan dan distribusi

baik secara nasional untuk melayani Kawasan Timur Indonesia

maupun pada skala internasional guna melayani negara-negara di

kawasan Asia.

C. Topologidan Iklim

Dipandang dari sudut tofografinya Kabupaten Kepulauan Selayar yang

mempunyai luas kurang lebih 1.357,03 Km² (wilayah daratan) dan

26

Page 27: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

terdiri dari kepulauan besar dan kecil serta secara administrative terdiri

dari 11Kecamatan, 67desa dan 7kelurahan adalah variatif dari yang

datar hingga agak miring. Sementara itu tipe iklim di wilayah ini

termasuk tipe B dan C, musim hujan terjadi pada bulan November

hingga Juni dan sebaliknya musim kemarau pada bulan Agustus

hingga September. Secara umum curah hujan yang terjadi cukup tinggi

dan sangat dipengaruhi oleh angin musiman.

Karakteristik daerah atau Topografi Kabupaten Selayar terdiri dari:

1) Batuan Induk Vulkanik

Terbentuk dari pertemuan jalur pegunungan muda sirkum

mediterania dan sirkum pasifik, yang membentuk daratan Selayar

adalah batuan yang cukup mengandung unsur hara yang

dibutuhkan tanaman, oleh tenaga oksigen yang berlangsung lama,

batuan itu lapuk membentuk tanah yang subur ini oleh pengaruh

tenaga oksigen dapat berubah menjadi tanah karang seperti tanah

laterit. Sebab itu perlu tindakan-tindakan konservasi, seperti

sengkedan pada tanah-tanah miring, penggiliran tanah, pemupukan

dan lain-lain.

2) Bentang Alam (Nataral Landscape)

Dataran Selayar yang terjadi karena tenaga endogen

(pengangkatan dan pelipatan) kemudian kemudian disususl dengan

tenaga oksigen, membentuk betang alam (natural landscape) yang

beraneka ragam seperti:

a. Pegunungan dengan ketinggian rata-rata 800 meter sehingga

tidak cukup untuk terjadinya hujan orografis pegunungan, di

punggungnya hutan tutupan dan di lerengnya perkebunan

tanaman pohon kerea yang berakar panjang serta berumur

panjang. Tanaman dengan pohon lunak seperti vanili, merica,

27

Page 28: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

kentang, kol dan lain-lain diperlukan sengkedan untuk

mencegah erosi dan longsor.

b. Daerah curam, aspek geografisnya adalah kawasan hutan

(hutan tutupan) untuk mencegah longsor

c. Daratan tinggi, aspek geografisnya, adalah:

o Baik untuk pemukiman, karena udara sejuk dan drainasenya

mudah diatur dan tidak tergenang

o Perkebunan bagi tanaman budi-daya yang memerlukan

udara sejuk, seperti cengkeh, jagung Meksiko dan lain-lain

o Horti kultura, seperti sayur mayur, kentang bunga-bunga dan

bonsai

o Pusat-pusat kesehatan seperti sanatorium

o Pusat-pusat pelatihan, kantor-kantor, hotel-hotel, tempat

rekreasi dan lain-lain

d. Daerah-daerah ledok dan lembah, aspek geografisnya adalah:

o Tempat akumulasi/persedian air untuk daerah sekitarnya.

Dengan pompanisasi dapat dialirkan ke daerah-daerah

ketinggian.

o Daerah pertanian tanaman pangan, seperti sayur mayur

kangkung, bayam jagung lokal, kaca-kacangan dan lain-lain

e. Tanah daratan rendah, aspek geografisnya adalah:

o Untuk perkebunan, seperti kelapa dan coklat

o Untuk pertanian menetap, seperti sawah dan huma.

f. Tanah rawa-rawa, aspek geografisnya adalah:

o Kawasan pohon nipa, tempat ikan tempat bertelur, bahan

baku gula merah dan atap tradisional yang indah dan sejuk

o Empang dan pembuatan garam

o Kawasan bakau, tempat ikan bertelur dan berlindung, serta

mencegah abrasi

g. Daerah berbukit-bukit dan tanah bergelombang, aspek

geografisnya adalah:

28

Page 29: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

o Baik untuk pemukiman, sebab udara sejuk, drainasenya

mudah diatur, diwaktu malam nampak indah bagai pelaut

yang menuju ke Selayar

o Perkebunan, tanaman budi daya seperti cengkeh, coklat dan

kelapa.

o Pertanian tanaman pangan seperti jagung dan padi, tetapi

harus bertaras supaya tidak terjadi erosi.

h. Daerah Aliran Sungai (DAS)

o Daerah aliran sungai (DAS), aspek geografis satu-satunya

adalah kawasan hutan hidrologi (hutan tata air)

i. Daerah berbatu-batu

o Daerah yang berbatu-batu di bagian utara, aspek

geografisnya hutan tutupan. Baik juga untuk hutan produksi,

seperti jati dan holasa (kayu bitti). Hanya eksploitasinya

tebang pilih dan tebang ganti serta rerumputan untuk pakan

ternak.

D. Geologi

Kondisi geologi pulau Selayar merupakan kelanjutan dari

wilayah geologi Sulawesi Selatan bagian Timur yang tersusun oleh

jenis batuan sediment. Struktur geologi Kepulauan Selayar

menunjukkan struktur-struktur dan penyebaran batuan berarah Utara -

Selatan dan miring melandai kearah Barat. Sedangkan pantai Timur

umumnya terjal dan langsung dibatasi oleh laut dalam yang cenderung

merupakan jalur sesar.

Statigrafi batuan di Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari:

Endapan alluvial dan endapan pantai terdiri atas kerikil pasir,

lempung Lumpur dan batu gamping cral (Qac).

29

Page 30: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Satuan formasi Kepulauan Selayar walanae mencakup batu

gamping, batu pasir, batu lempung, konglomerat dan tufa (Tmps)

yang terdapat di sisi Barat hingga ujung Pulau Selayar.

Satuan formasi batuan gunung api camba, meliputi breksi, lava,

konglomerat dan tufa yang terdapat pada bagian Selatan Pulau

Selayar.

Formasi camba, terdiri dari batuan sediment laut berseling dengan

batuan gunung api (Tmc) terdapat pada sepanjang pantai Timur

Pulau Selayar.

Formasi walanae, terdiri dari batu pasir, konglomerat, tufa, batu

danau, batu gamping dan napal (Tmpv) terdapat pada ujung bawah

pantai Barat Pulau Selayar.

E. Sejarah

Pada masa lalu, Kabupaten Kepulauan Selayar pernah

menjadi rute dagang menuju pusat rempah-rempah di Moluccan

(Maluku). Di Pulau Selayar, para pedagang singgah untuk mengisi

perbekalan sambil menunggu musim yang baik untuk berlayar. Dari

aktivitas pelayaran ini pula muncul nama Selayar. Nama Selayar

berasal dari kata cedaya (bahasa Sanskerta) yang berarti satu

layar, karena konon banyak perahu satu layar yang singgah di

pulau ini. Kata cedaya telah diabadikan namanya dalam Kitab

Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada abad 14. Ditulis

bahwa pada pertengahan abad 14, ketika Majapahit dipimpin oleh

Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanegara, Selayar digolongkan

dalam Nusantara, yaitu pulau-pulau lain di luar Jawa yang berada

di bawah kekuasaan Majapahit. Ini berarti bahwa armada Gajah

Mada atau Laksamana Nala pernah singgah di pulau ini.

Selain nama Selayar, pulau ini dinamakan pula dengan

nama Tana Doang yang berarti tanah tempat berdoa. Di masa lalu,

Pulau Selayar menjadi tempat berdoa bagi para pelaut yang

30

Page 31: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

hendak melanjutkan perjalanan baik ke barat maupun ke timur

untuk keselamatan pelayaran mereka. Dalam kitab hukum

pelayaran dan perdagangan Amanna Gappa (abad 17), Selayar

disebut sebagai salah satu daerah tujuan niaga karena letaknya

yang strategis sebagai tempat transit baik untuk pelayaran menuju

ke timur dan ke barat. Disebutkan dalam naskah itu bahwa bagi

orang yang berlayar dari Makassar ke Selayar, Malaka, dan Johor,

sewanya 6 rial dari tiap seratus orang.

Belanda mulai memerintah Selayar pada tahun 1739.

Selayar ditetapkan sebagai sebuah keresidenan dimana residen

pertamanya adalah W. Coutsier (menjabat dari 1739-1743).

Berturut-turut kemudian Selayar diperintah oleh orang Belanda

sebanyak 87 residen atau yang setara dengan residen seperti

Asisten Resident, Gesagherbber, WD Resident, atau Controleur.

Barulah Kepala pemerintahan ke 88 dijabat oleh orang Selayar,

yakni Moehammad Oepoe Patta Boendoe. Saat itu telah masuk

penjajahan Jepang sehingga jabatan residen telah berganti menjadi

Guntjo Sodai, pada tahun 1942. Di zaman Kolonial Belanda,

jabatan pemerintahan di bawah keresidenan adalah

Reganschappen. Reganschappen saat itu adalah wilayah setingkat

kecamatan yang dikepalai oleh pribumi bergelar "Opu". Dan kalau

memang demikian, maka setidak-tidaknya ada sepuluh

Reganschappen di Selayar kala itu, antara lain: Reganschappen

Gantarang, Reganschappen Tanete, Reganschappen Buki,

Reganschappen Laiyolo, Reganschappen Barang-Barang dan

Reganschappen Bontobangun. Di bawah Regaschappen ada

kepala pemerintahan dengan gelar Opu Lolo, Balegau dan

Gallarang. Pada tanggal 29 November 1945 (19 Hari setelah

Insiden Hotel Yamato di Surabaya) pukul 06.45 sekumpulan

pemuda dari beberapa kelompok dengan jumlah sekitar 200 orang

31

Page 32: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

yang dipimpin oleh seorang pemuda bekas Heiho bernama Rauf

Rahman memasuki kantor polisi kolonial (sekarang kantor PD.

Berdikari). Para pemuda ini mengambil alih kekuasaan dari tangan

Belanda yang di kemudian hari tanggal ini dijadikan tanggal Hari

Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar. Tahun Hari Jadi diambil dari

tahun masuknya Agama Islam di Kabupaten Kepulauan Selayar

yang dibawa oleh Datuk Ribandang, yang ditandai dengan masuk

Islamnya Raja Gantarang, Pangali Patta Radja, yang kemudian

bernama Sultan Alauddin, pemberian Datuk Ribandang. Peristiwa

itu terjadi pada tahun 1605, sehingga ditetapkan Hari Jadi

Kabupaten Kepulauan Selayar adalah 29 November 1605.

F. Demografi

Grafik pertumbuhan penduduk Kepulauan Selayar

Pada tahun 2000 jumlah penduduk kabupaten Kepulauan

Selayar tercatat sebanyak 103.473 ribu jiwa. Dalam waktu 3 tahun

kemudian (tahun 2003) jumlah peduduk tersebut telah mengalami

pertambahan sebanyak 6.506 jiwa. Dengan dasar tersebut dapat

diketahui bahwa rata-rata pertambahan penduduk di kabupaten

Kepulauan Selayar masih sebesar 1,95 persen setiap tahunnya.

Penduduk kabupaten Kepulauan Selayar menurut data BPS tahun

32

Page 33: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

2009 berjumlah sebanyak 121.749 jiwa terdiri dari 57.685 jiwa laki-

laki dan 64.064 jiwa perempuan. Data tentang komposisi penduduk

menurut jenis kelamin tersebut menunjukkan bahwa secara umum

jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk

laki-laki dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 90,04

(setiap 100 perempuan terdapat 90 laki-laki). Komposisi penduduk

Kepulauan Selayar menurut kelompok umur terdiri dari :

Penduduk usia 0 - 14 tahun sebanyak 36.093 jiwa

Penduduk usia 15 - 64 tahun berjumlah 77.486 jiwa

Penduduk usia 65 tahun keatas sebanyak 8.170 jiwa

Menurut hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

2009, jumlah angkatan kerja di kabupaten Kepulauan Selayar pada

tahun 2009 sebesar 54.996 orang, yaitu yang bekerja sebanyak

49.478 orang dan jumlah pengangguran sebanyak 5.518 orang.

Jumlah bukan angkatan kerja sebanyak 32.651 orang dengan

rincian 6.503 orang sekolah, 22.162 orang mengurus rumah tangga

dan lainnya sebanyak 3.986 orang.

Penyebaran penduduk berdasarkan wilayah Kecamatan

pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Kecamatan Benteng 18.860 jiwa

Kecamatan Bontoharu 11.801 jiwa

Kecamatan Bontomanai 13.642 jiwa

Kecamatan Bontomatene 13.818 jiwa

Kecamatan Bontosikuyu 14.450 jiwa

Kecamatan Buki 6.778 jiwa

Kecamatan Pasilambena 7.802 jiwa

Kecamatan Pasimarannu 8.923 jiwa

Kecamatan Pasimasunggu 7.008 jiwa

33

Page 34: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Kecamatan Pasimasunggu Timur 6.524 jiwa

Kecamatan Takabonerate 12.143 jiwa

G. Potensi Pulau Selayar

Pariwisata dan Kebudayan

Potensi Wisata di Kabupaten Kepulauan Selayar cukup

banyak meliputi wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam dan

wisata bahari. Salah satu yang terkenal adalah Taman Nasional

Taka Bonerate yang terletak di kecamatan Takabonerate. Jumlah

wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Taka Bonerate pada

tahun 2009 mencapai 576 orang. Kawasan ini terdiri dari 21 buah

pulau serta puluhan taka dan bungin, umumnya terbentuk dari

endapan pasir dan biosfer.

Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol

terbesar ketiga di dunia (terbesar di Asia Tenggara) yaitu setelah

Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan

Maladewa. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan

terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km². Dalam

rangkaian Hari jadi Kepulauan Selayar di lokasi ini setiap tahunnya

diadakan festival yang bertajuk Takabonerate Island Expedition

(TIE). Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo

mengatakan bahwa kegiatan ini sudah masuk dalam kalender

kegiatan pariwisata nasional dan rencananya pada tahun 2012

akan ditingkatkan menjadi "Sail Taka Bonerate". Seperti

penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, Takabonerate Island

Expedition akan diisi kegiatan lomba rutin seperti Takabonerate

International Fishing Tournament, menyelam, lomba foto di bawah

air dan lomba renang antar pulau terbuka dengan jarak antara lima

hingga enam kilometer.

34

Page 35: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Selain obyek wisata bahari Taman Nasional Taka Bonerate

terdapat pula tempat-tempat wisata yang menyebar hampir di

seluruh Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar. Berikut ini

beberapa Obyek Wisata / tempat yang menarik untuk dikunjungi :

No. Objek Wisata Kegiatan Luas

Lahan

Lokasi

1. Taman Laut

TakaBoneratte

Diving

Snorkeling

Sunbathing Canoin Catamaram BoatingCamping

220 Ha Kec. Takabonerate

2. Pantai Pa'badilang

Diving SnorkelingSunbathing

10 Ha Kec. Bontomatene

3. Pantai Pinang Diving snorklingSunbathing

30 Ha Kec. Bontosikuyu

4. Pantai Jeneiya Diving snorklingSunbathing

20 Ha Kec. Bontoharu

Tidak hanya itu adapun potensi pariwisata yang dilihat dari tiap

Kecamatan yang ada di Pulau Selayar :

Kecamatan Benteng : Tari Pakarena, Gedung Lembaga

Pemasyarakatan Selayar, Kantor Dinas Pariwisata Selayar, Plaza

Marina, Rumah Jabatan Bupati Selayar

Kecamatan Bontoharu : Pantai Jeneiya, Jangkar Selayar, Gong

Nekara, Benteng Bontobangun, Perkampungan Tua Bitombang

35

Page 36: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Kecamatan Bontomanai : Permandian alam Eremata, Air terjun

Suttia, Pusat Bumi (To'do), Puncak, Kompleks Perkampungan Tua

Gantarang

Kecamatan Bontomatene : Pantai Pa'badilang, Gua Ereposo,

Sumur Tua Tajuiya, Makam Bulaenna Parangia, Rumah Adat

Batangmata

Kecamatan Bontosikuyu : Pantai Baloiya, Wisata Jammeng, Gua

Bonetappalang, Pantai Batu Etang, Air Terjun Patikore', Air terjun

Ohe Gonggong

Kecamatan Buki : Kuburan Tua Silolo, Pantai karang Indah,

Benteng Pertahanan, Istana Lalaki Buki

Kecamatan Pasilambena : Pantai Pulau Madu, Pantai Karumpa,

Pulau Kakabia, Perkampungan Tua, Gua Buranga

Kecamatan Pasimarannu : Tari Pangaru, Tari Batanda, Gua

Majapahit, Rumah Adat Opu Bonerate, Pembuatan Perahu, Pantai

Larafu

Kecamatan Pasimasunggu : Tari Kondo Buleng, Pusaka Jampea,

Pulau Tanamalala, Pulau Jai Lamu, Pulau Batu

Kecamatan Pasimasunggu Timur : Perairan Batu So'bolo, Pulau

Bembe, Makam Ali Kabar, Pantai Doda

Kecamatan Takabonerate : Pantai Bone Lambere, Pulau Kauna,

Buhung Tuma, Pulau Tinabo, Pulau Kayuadi

36

Page 37: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pelabuhan Kepulauan Selayar

Di Kepulauan Selayar juga memiliki pelabuhan fery yang

menghubungkan akses transportasi dari kota Makassar maupun

pulau-pulau lain. Pelabuhan tersebut dinamakan pelabuhan pamatata.

Pelabuhan tersebut terletak di Kecamatan Bontomatene. Jarak kota

Benteng menuju pelabuhan tersebut dapat ditempuhi dengan waktu±

1 jam.

Gambar 4.1. Pelabuhan Pamatata

(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar diatas merupakan pelabuhan Selayar. Pelabuhan tersebut

merupakan akses untuk menghubungkan Kepulauan Selayar dengan Kota

37

Page 38: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Makassar. Pelabuhan tersebut memiliki panorama yang sangat indahyang

dikelilingi oleh pohon-pohon.

2. Bentuk Rumah

Sebagian besar rumah di Kepulauan Selayar adalah rumah

panggung namun ada yang terbuat dari bahan papan dan ada

pularumah panggung yang terbuat dari bahan bangunan seperti tehel

dan semen, dan sebagian kecil adalah rumah permanen. Adapun

gambar dari bentuk rumah yang ada di Kepulauan Selayar sebagai

berikut :

Gambar 4.2. Bentuk Rumah di Kepulauan Selayar

(Sumber : dokumentasi pribadi)

38

Page 39: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

3. Wisata Pantai Pa’badilang

a. Letak dan Kondisi

Pantai Pa'badilang adalah salah satu obyek wisata alam

kepulauan selayar yang terletak di Desa Bongaiya, Kecamatan

Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar. Lokasi obyek wisata

ini berjarak ±48 km dari Kota Benteng.Kondisi alam Selayar yang

berbentuk kepulauan, secara alamiah mewariskanberjuta pesona

terutama buat para peng-hobby wisata bahari dan pantai. Kalau

saja selama ini hampir tidak ada yang menonjol, bukan berarti

potensi itu tidak ada, melainkan hanya tidak pernah terekspos

secara wajar. anggota komunitas selayar dotcom baru-baru ini

menyempatkan diri berkunjung ke pantai Pa'badilang, sebuah

pantai di ujung utara pulau Selayar dengan hamparan pasir putih

yang menawan dan eksotik. Pantai yang terletak di wilayah

kampung Je'ne Kikki Desa Bungaya Kecamatan Bontomate'ne itu,

sangat berpotensi dikembangkan menjadi sebuah tujuan wisata

pantai, mengingat posisinya yang tidak jauh dari Pamatata, pintu

gerbang pulau Selayar via transportasi laut, menuju pusat kota

Makassar.

Dari Kota Benteng, bisa diakses melalui jalan poros menuju

Dermaga Fery Pamatata sampai di kampung Je'ne Kikki. Hanya

saja, dari Je'ne Kikki yang jaraknya sekitar 30 kilometer sebelah

utara Kota Benteng itu, perjalanan harus ditempuh melewati jalan

perkerasan menuju pantai Rampang-Rampang. Dan dari

Rampang-rampang, belok kiri sekitar 1 kilometer, maka sampailah

di pantai yang dimaksud. Pa'badilang. Pa'badilang sendiri

bermakna pengeboman dalam Bahasa Indonesia. Mendengar

namanya, sedikit terasa ada kesan menakutkan. Namun yang

dimaksud pengeboman di sini adalah, pengeboman ikan yang

marak dilakukan oleh masyarakat terutama beberapa dekade yang

lalu. Konon, daerah ini dulu menjadi surga buat para pembom ikan.

39

Page 40: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Disamping letaknya yang terpencil dan susah di akses via jalan

darat, habitat ikannya yang berlimpah menjadi magnet tersendiri

yang mampu menarik para pembom ikan untuk berkumpul di sana

melakukan aksinya.

Letaknya yang berhadapan langsung dengan selat antara

Pulau Selayar dan Pulau Pasi Tanete, membuat lancarnya

perputaran arus air laut. Hal ini yang ditengarai sebagai sumber

sebab musabab kayanya biota-biota laut di pantai tersebut,

sehingga berbagai jenis ikan, tumbuh dan berkembang

memperkaya komunitas bawah laut, sampai di pesisir pantainya.

Namun ternyata pantai ini bukan sebatas kaya akan

berbagai jenis ikan. Seperti sudah diungkapkan di awal, pasir putih

dengan hamparan yang memukau, sungguh memberikan rasa

ketakjuban tiada tara. Warna laut yang emerald green, disertai

suara deburan ombak yang datang menyapu pantai, seakan

mampu menghilangkan rasa penat di kepala. Angin yang bertiup

membawa aroma laut yang khas, merupakan sumber relaksasi tak

terbatas. Mengingat posisi pantai yang tidak jauh dari dermaga fery

Pamatata, sangat berpotensi untuk menyulapnya menjadi daerah

wisata pantai. Karena semua elemen penarik para pecandu wisata

pantai dan bahari, seakan komplit menyatu di pantai Pa'badilang

ini.Letaknya di Pantai Timur Selayar, sehingga sangat cocok

dikatakan sebagai obyek wisata tiga dimensi, karena berada di

lokasi Tanjung Pa’badilang yang maknanya cukup memberikan arti

sejarah sebagai bukti perjuangan salah seorang raja pejuang

disebelah Utara Pulau Selayar yang dikenal dengan nama

Bulaenna Parangia.Obyek Wisata Pa’badilang, berada sekira

seperempat mil dari Pelabuhan Pamatata atau 15 kilometer lewat

darat dan 70 kilometer dari Ibukota Benteng Selayar. Pantai ini juga

berada di sebelah Timur dari Tanjung Pa’bidang atau Pantai Timur

40

Page 41: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Pulau Selayar, yang terdiri dari laut dalam dan hanya sekira 50

meter dari darat terdapat hamparan karang.

Sementara di Pantai Barat Tanjung Pa,badilang adalah

hamparan pasir putih dan sangat halus, dan sangat cocok untuk

kegiatan wisata menyelam. Disepanjang Tanjung Pa’badilang,

kondisinya saat ini sudah mulai membaik. Itu setelah Pemkab

Kepulauan Selayarmengalokasikan anggaran untuk pembangunan

gedung sebagai tempat pertemuan yang dilengkapi dengan sarana

MCK, serta pembangunan jalan setapak dari rabat beton terdiri dari

beberapa jalur, sehingga semakin memperindah dan menjadi daya

tarik tersendiri. Sementara untuk di daratan Tanjung Pa’badilang

yang luasnya sekitar 2 hektar, diujung paling luar terdapat dua

tanggul pengintai dimasa perjuangan Bulaenna Parangia. Yang

satu terdapat di pintu masuk kawasan tanjung dan satunya lagi

terdapat di ujung paling luar Tanjung Pa’bidang.

Tanggul pengintai Bulaenna Parangia, terdiri dari tumpukan

batu gunung. Sampai sekarang tetap menjadi bukti sejarah bagi

Pemkab Kepulauan Selayar. Saat ini, obyek Wisata Pa’badilang

Kepulauan Selayar, sudah semakin diminati warga Selayar,

terutama kalangan remaja untuk dijadikan tempat rekreasi setiap

hari libur.Kepulauan Selayar memiliki banyak potensi wisata yang

wajib dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Berikut adalah gambar kondisi pantai Pa’badilang :

41

Page 42: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

42

Page 43: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Gambar 4.3. Kondisi Pantai Pa’badilang

(Sumber : dokumentasi pribadi)

b. Vegetasi

Tumbuhan yang terdapat di daerah ini berupa pandan laut,

pohon cerme, tumbuhan kaktus. Di sepanjang jalan menuju pantai

tersebut juga terdapat pohon beringin, tanaman bakau, pohon

bintaro, pohon kelapa dan kebun jagung.

43

Page 44: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

44

Page 45: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Gambar 4.4Vegetasi disekitar Pantai Pa’badilang

(Sumber : dokumentasi pribadi)

c. Biota Laut

Biota laut yang dimiliki Pantai Pa’badilang yakni terdapat ikan

karang berwarna putih, loreng dan berbagai jenis ikan konsumsi yang

bernilai ekonomis seperti kerapu, cakalang, dan baronang tidak hanya

itu di pantai pa’badilang juga terdapat kerang dan keong yang hidup

sebagai biota laut.

45

Page 46: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

46

Page 47: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Gambar 4.5. Biota laut di Pantai Pa’badilang

(Sumber : dokumentasi pribadi)

d. Potensi

Adapun potensi dari pantai Pa’baddilang ini adalah sebagai

salah satu tempat pariwisata yang indah untuk dikunjungi di

Selayar. Panoramanya sangat indah dengan pasir putih dan laut

yang biru yang dapat menarik warga dari Kota Benteng untuk

berkunjung ke pantai tersebut pada saat hari libur. Selain sebagai

tempat pariwisata, pantai tersebut juga berpotensi sebagai tempat

masyarakat setempat untuk mencari tangkapan ikan karena

terdapat banyak ikan-ikan yang di komsumsi di pantai ini. Tak

hanya ikan hasil yang dapat diambil dari pantai ini tetapi juga ada

rumput laut.

47

Page 48: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Gambar 4.6. Tempat Istirahat di Pantai Pa’badilang

(Sumber : dokumentasi pribadi)

e. Permasalahan

Selain pantai Pa’Baddilang tersebut berpotensi juga

mempunyai permasalahan yakni banyaknya sampah yang

berserakan di sepanjang pantai tersebut. Sampah tersebut berasal

dari pembuangan warga sekitar yang membuang sampahnya di

pantai ini karena tidak terdapat pembuangan sampah di sana.

Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

48

Page 49: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

Gambar 4.7. Sampah disekitar Pantai Pa’badilang

(Sumber : dokumentasi pribadi)

49

Page 50: Selayar

Ekologi Kawasan Tepian AIr

BAB V

REKOMENDASI

Rekomendasi:

4. Seharusnya lembaga yang berwenang di Kepulauan Selayar

dapat mengeksposkan pantai -pantai yang belum dikenal oleh

masyarakat agar dapat menjadi salah satu objek wisata yang

mengagumkan.

5. Sebaiknya tempat-tempat wisata tersebut dilewati oleh jalur

transportasi umum yang mempermudah wisatawan untuk

menjangkau tempat tersebut seperti disediakannya trans bus

yang dapat mengantarkan para wisatawan menuju pantai

Pa’badilang tersebut.

6. Disediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang

kenyamanan pengunjung berupa sarana MCK/ WC umum yang

layak pakai, lahan parkir yang luas dan aman, jalan yang

sesuai dengan standar, penyediaan air bersih serta

penyediaan bak-bak sampah sehingga pengunjung tidak

membuang sampah di tepi pantai.

7. Sebaiknya disediakan tempat penginapan sekitar wisata pantai

agar masyarakat yang berkunjung dan ingin menikmati

panorama pantai-pantai tersebut dapat menginap di

penginapan yang dibangun dekat pantai.

50