sekolah tinggi ilmu ekonomi perbanas surabaya 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/artikel...

17
ANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi Oleh : HELEN NOFIDA HANUM 2008310191 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

ANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NONDEVISA DI INDONESIA

ARTIKEL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Program Pendidikan Strata Satu

Jurusan Akuntansi

Oleh :

HELEN NOFIDA HANUM2008310191

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2012

Page 2: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE
Page 3: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Helen Nofida Hanum

NIM : 2008310191

Program Studi : S1 Akuntansi

Tempat, Tanggal lahir : Bojonegoro, 10 November 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Raya Baureno no.67 Bojonegoro

Telpon : 0322- 456868 / 085733600048

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1996-2002 SDN Sumber Jaya 04 Tambun

2002-2005 SMPN 1 Baureno

2005-2008 SMAN 1 Baureno

2008-2012 STIE Perbanas Surabaya

Surabaya, 28 Februari 2012

Helen Nofida Hanum

Page 4: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

1

ANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA

Helen Nofida HanumSTIE Perbanas Surabaya

Email: [email protected]. Nginden Semolo 34-36 Surabaya

ABSTRACTFinancial performance is an important thing that must be reached by every company

including a banking, because financial performance is the mirror of company ability inmanaging and allocating its sources. Foreign Exchange Bank is a bank which in its activitiesable to make a transaction in foreign currency, whether in the collection or distribution of fund,and in giving financial services. Therefore, Foreign Exchange Bank is able to serve directlytransaction in international scale. Meanwhile Non Foreign Exchange Bank is a bank that hasnot receive permission yet to perform transaction as Foreign Exchange Bank, therefore it cannot perform transaction as Foreign Exchange Bank. In Indonesian Bank Financial Map Year1997-1999, in general, Non Foreign Exchange Bank performance is not as good as other bankgroup. Based on that statement, the purpose of this research is finding out the difference offinancial performance of Foreign Exchange Bank and Non Foreign Exchange Bank inIndonesia. Data that being used in this research is secondary data from yearly financial reportof 16 Foreign Exchange Bank and 6 Non Foreign Exchange Bank, with monitoring period from2006 until 2010. Statistic analysis that being used is independent sample t test and mann whitneytest. Based on the result of the analysis, it can be concluded that there is significant differencebetween financial performance of Foreign Exchange Bank and Non Foreign Exchange Bank thatmeasured from Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR) and OperationalIncome Operational Weight (BOPO). Meanwhile when financial performace is measured fromCapital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net InterestMargin (NIM) and Productive Assets Underwritten Elimination (PPAP), it can be concluded thatthere is no significant difference between financial performance of Foreign Exchange Bank andNon Foreign Exchange Bank.

Key words: CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, NIM, PPAP, LDR

PENDAHULUANSejak krisis melanda perekonomian

nasional, berbagai tindakan telah dilakukanbersama oleh pemerintah dan bankIndonesia, dalam rangka pemulihankepercayaan masyarakat terhadapperbankan, namun kinerja perbankan belumsepenuhnya kembali sebagaimana kondisisebelum krisis. Sehingga kondisi perbankan

di Indonesia setelah krisis keuangan, masihmenunjukkan terdapatnya bank-bank yangbelum dapat memenuhi ketentuansolvabilitas, permodalan likuiditas,profitabilitas maupun standar kepatuhansebagaimana ditetapkan Bank Indonesia (SriHaryati, 2006). Fungsi bank merupakanperantara diantara masyarakat yangmembutuhkan dana, disamping

Page 5: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

2

menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.Oleh karenanya bank berfungsi sebagaiperantara keuangan, maka dalam hal inifaktor “kepercayaan“ dari masyarakatmerupakan faktor utama dalam menjalankanbisnis perbankkan (Kasmir, 2000).

Menurut Dina Hastalona (2008)dalam Laila Suci Amalia (2010) kinerjakeuangan merupakan hal penting yang harusdicapai oleh setiap perusahaan termasukperbankan, karena kinerja keuangan tersebutmerupakan cerminan dari kemampuanperusahaan dalam mengelola danmengalokasikan sumber dayanya.Perkembangan perbankan saat ini ditandaidengan membaiknya kesehatan perbankan,namun fungsi intermediasinya belum pulih.Tingkat kesehatan bank dapat dilihat daribagaimana kinerja suatu bank. Dalam upayameningkatkan tingkat kesehatan bank yangada di Indonesia maka sektor perbankkandiharapkan dapat terus meningkatkankinerjanya. Dalam persaingan diduniaperbankan banyak beberapa bank yangkurang berhati-hati dalam menjalankankegiatannya, sehingga timbul pelanggaranterhadap peraturan perbankan, yang padaakhirnya dapat merugikan bank itu sendirisehingga berdampak pada nasabah yangmenempatkan dananya di bank tersebut.Bank sebagai lembaga intermediasi antarapihak-pihak yang memiliki kelebihan danadengan pihak-pihak yang memerlukan dana,diperlukan bank dengan kinerja keuanganyang sehat, sehingga fungsi intermediasidapat berjalan lancar.

Menyadari arti pentingnya kesehatansuatu bank bagi pemerintah, perekonomiannegara, sektor usaha dan nasabah, makaperlu untuk melakukan pemeliharaankesehatan bank yang dilihat dari kinerjaperbankan yang dapat membantu parastakeholder industry perbankan untuk ikutmengevaluasi dan menilai tingkat kesehatanbank, sehingga bisa mengunakan opsi pilihdalam menentukan jasa perbankan yang

akan digunakan. Serta pentingnya menjagakepercayaan masyarakat terhadap bankkarena kegiatan utama bank adalahpenghimpunan dana dari masyarakatkemudian menyalurkannya dengan tujuanuntuk memperoleh pendapatan. Oleh karenaitu Bank Indonesia menerapkan aturantentang kesehatan bank. Kesehatan bankdapat diartikan sebagai kemampuan suatubank untuk melakukan kegiatan operasionalperbankan secara normal dan mampumemenuhi semua kewajibannya dengan baikdengan cara-cara yang sesuai denganperaturan perbankan yang berlaku. Denganadanya aturan tentang kesehatan bank ini,perbankan diharapkan selalu dalam kondisisehat sehingga tidak akan merugikanmasyarakat yang berhubungan denganperbankan. Aturan tentang kesehatan bankyang diterapkan oleh Indonesia mencakupberbagai aspek dalam kegiatan bank, mulaidari penghimpunan dana sampai denganpenggunaan dan penyaluran dana (TotokBudisantoso dan Sigit Triandaru, 2006).Penilaian tingkat kesehatan bank mencakuppenilaian terhadap faktor-faktor permodalan,kualitas asset, manajemen, rentabilitas danlikuiditas yang dikenal dengan CAMEL.Dalam penelitian ini rasio yang digunakanuntuk mengukur kinarja bank devisa danbank non devisa diantaranya CapitalAdequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan(NPL), Return On Asset (ROA), Return OnEquity (ROE), Beban OperasionalPendapatan Operasional (BOPO), NetInterest Margin (NIM), PenyisihanPenghapusan Aktiva Produktif (PPAP) danLoan to Deposit Ratio (LDR).

RERANGKA TEORITIS DANHIPOTESISPengertian Bank, Bank Devisa, dan BankNon Devisa

Dalam UU no.10 tahun 1998 tentangperubahan atas UU no.7 tahun 1992 tentangperbankan, dijelaskan bahwa bankmerupakan Badan Usaha yang menghimpun

Page 6: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

3

dana dari masyarakat dalam bentuksimpanan dan menyalurkannya kepadamasyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkantaraf hidup rakyat banyak. Bank juga harusterus menjaga kinerjanya dan memeliharakepercayaan masyarakat mengingattugasnya bahwa bank bekerja dengan danamasyarakat yang disimpan pada bank atasdasar kepercayaan.

Bank Devisa adalah bank yang dalamkegiatan usahanya dapat melakukantransaksi dalam valuta asing, baik dalam halpenghimpunan dan penyaluran dana, sertadalam pemberian jasa-jasa keuangan.Dengan demikian, bank devisa dapatmelayani secara langsung transaksi-transaksidalam skala internasional.

Sedangkan Bank Non Devisa adalahbank yang belum mempunyai izinuntuk melaksanakan transaksi sebagai bankdevisa, sehingga tidak dapat melaksanakantransaksi seperti halnya bank devisa.Fungsi Bank

Menurut Kuncoro danSuhardjono(2002) dalam Laila Suci Amalia(2010) fungsi bank adalah :1. Fungsi Menghimpun DanaDalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus mempunyai dana agarmemberikan kredit kepada masyarakat.Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilikbank (pemegang saham), pemerintah, BankIndonesia, pihak-pihak diluar negeri, danmasyarakat dalam negeri.2. Fungsi Melancarkan Pembayaran

Perdagangan dan Peredaran UangFungsi bank dalam melancarkan

pembayaran transaksi perdagangan dapatterlaksana karena bank mempunyai jasa-jasabank. Jasa-jasa tersebut dapat dibedakanmenurut pihak-pihak yang berkepentinganyaitu nasabah saja atau nasabah dan bank.3. Fungsi Menyalurkan Dana (Kredit)

Dana yang dihimpun oleh bank harusdisalurkan kembali kemasyarakat dalam

bentuk kredit. Hal ini dilakukan karenafungsi bank adalah sebagai lembagaperantara antara pihak-pihak yang kelebihandana dan pihak- pihak yang kekurangandana, dan keuntungan bank diperoleh dariselisihantara harga jual dan harga beli danatersebut dikurangi dengan biaya operasionalJenis-jenis Bank di Indonesia

Menurut Kasmir (2010) jenis bank diindonesia dapat ditinjau dari beberapa segiantara lain :1. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinyaa. Bank sentral

Menurut UU No.3 Tahun 2004, BankSentral adalah lembaga negara yangmempunyai wewenang untuk mengeluarkanalat pembayaran yang sah dari suatu negara,merumuskan dan melaksanakan kebijakanmoneter, mengatur dan menjaga kelancaransistem pembayaran, mengatur danmengawasi perbankanb. Bank Umum

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.9/7/PBI/2007 adalah bank yangmelaksanakan kegiatan usaha secarakonvensional dan atau berdasarkan prinsipsyariah yang dalam kegiatannyamemberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran. Jasa yang diberikan oleh bankumum bersifat umum, artinya dapatmemberikan seluruh jasa perbankan yangada.c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah bank yang melaksanakankegiatan usaha secara konvensional atauberdasarkan prinsip syariah yang dalamkegiatannya tidak memberikan jasa dalamlalu lintas pembayaran.

2. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannyaa. Bank Milik Pemerintah

Page 7: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

4

Bank pemerintah adalah bank di manabaik akta pendirian maupun modalnyadimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruhkeuntungan bank dimiliki oleh pemerintahpula.b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yangseluruh atau sebagian besar modalnyadimiliki oleh swasta nasional serta aktapendiriannya pun didirikan oleh swasta,begitu pula pembagian keuntungannya jugadipertunjukkan untuk swasta pula.c. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang daribank yang ada di luar negeri, baik milikswasta asing atau pemerintah asing.Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luarnegeri. Contohnya ABN AMRO bank, CityBank, dan lain-lain.d. Bank Milik Campuran

Bank Milik Campuran merupakan bankyang kepemilikan sahamnya dimiliki olehpihak asing dan pihak swasta nasional.Dimana kepemilikan sahamnya secaramayoritas dipegang oleh warga negaraIndonesia.3. Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan

Operasionalnyaa. Bank Konvensional

Bank konvensional pada umumnyaberoperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakatantara lain tabungan, simpanan deposito,simpanan giro; menyalurkan dana yang telahdihimpun dengan cara mengeluarkan kreditantara lain kredit investasi, kredit modalkerja, kredit konsumtif, kredit jangkapendek; dan pelayanan jasa keuangan antaralain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter ofCredit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual belisurat berharga, bank draft, wali amanat,penjamin emisi, dan perdagangan efek.b. Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yangberoperasi sesuai dengan prinsip-prinsipsyariah Islam, maksudnya adalah bank yang

dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yangmenyangkut tata cara bermuamalah secaraIslam. Falsafah dasar beroperasinya banksyariah yang menjiwai seluruh hubungantransaksinya adalah efesiensi, keadilan, dankebersamaan. Efisiensi mengacu padaprinsip saling membantu secara sinergisuntuk memperoleh keuntungan sebesarmungkin. Keadilan mengacu pada hubunganyang tidak dicurangi, ikhlas, denganpersetujuan yang matang atas proporsimasukan dan keluarannya. Kebersamaanmengacu pada prinsip saling menawarkanbantuan dan nasihat untuk salingmeningkatkan produktivitas.

4. Jenis Bank Dilihat dari segi statusnya.a. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapatmelaksanakan transaksi keluar negeri atauyang berhubungan dengan mata uang asingsecara keseluruhan. Pernyataan untukmenjadi bank devisa ini ditentukan olehBank Indonesia.b. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belummempunyai izin untuk melaksanakantransaksi sebagai bank devisa, sehinggatidak dapatmelaksanakan transaksi sepertihalnya bank devisa.Karakteristik Bank

Menurut Guitan dan George (1997)karakteristik bank sebagai berikut :1. Terkait dengan fungsi bank sebagai

lembaga kepercayaan untuk menyimpandana masyarakat, bank berperan khususdalam penciptaan uang dan mekanismesistem pembayaran dalamperekonomian. Keberadaan perbankanmemungkinkan berbagai transaksikeuangan dan ekonomi dapatberlangsung lebih cepat, aman, danefisien.

2. Sebagai lembaga intermediasikeuangan, perbankan berperan khusus

Page 8: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

5

dalam memobilisasikan simpananmasyarakat untuk disalurkan dalambentuk kredit dan pembiayaan lainkepada dunia usaha. Hal ini akanmemperbesar dan mempermudah prosesmobilisasi dan alokasi sumber-sumberdana dalam perekonomian.

3. Sebagai lembaga penanaman asetfinansial, bank memiliki peran pentingdalam mengembangkan pasar keuangan,terutama pasar uang dometik dan valutaasing. Bank berperan dalammentransformasikan aset finansial,seperti simpanan masyarakat kedalambentuk aset finansial lain, yaitu kreditdan surat-surat berharga yangdikeluarkan pemerintah dan banksentral.

Pengukur Kinerja Bank1. Aspek Permodalan (Capital)

Penilaian kinerja bank dilihat dari rasiomodal terhadap aktiva tertimbang menurutrisiko (ATMR) atau yang dikenal denganCAR (Capital Adequacy Ratio). MenurutDandawijaya (2003 : 119) CAR merupakanrasio permodalan yang menunjukkankemampuan bank dalam menyediakan danauntuk keperluan pengembangan usaha danmenampung risiko kerugian dana yangdilibatkan guna untuk kegiatan operasi bank.Perhitungan penyediaan modal minimumatau kecukupan modal bank capitaladequacy ratio (CAR) didasarkan pada rasioatau perbandingan antara modal yangdimiliki bank dan jumlah Aktiva TertimbangMenurut Resiko (ATMR). ATMRmerupakan penjumlahan ATMR aktivaneraca (aktiva yang tercantum dalam neraca)dan ATMR aktiva administratif (AdiNugroho, 2010:17).2. Aspek kualitas aset (Assets)

Menurut Kasmir (2002 : 274) penilaianaspek assets didasarkan pada kualitas aktivayang dimiliki bank. Rasio yang diukur adadua macam, yaitu :

a. Rasio aktiva produktif yangdiklasifikasikan terhadap aktivaproduktif.

b. Rasio penyisihan penghapusan aktivaproduktif terhadap aktiva produktifyang diklasifikasikan.

Menurut Puspita Sari (2005) dalam LailaSuci Amalia (2010) Aktiva produktifmerupakan sumber pendapatan utama darikegiatan perusahaan perbankan. Yangtermasuk komponen aktiva produktif di siniadalah kredit yang diberikan, penanamanmodal dalam surat berharga, dan penanamanmodal ke bank lain. Sedangkan PPAPmerupakan cadangan penyisihan dari aktivaproduktif yang dibentuk untuk menutupresiko kerugian dari penanaman dana.Pendapatan bank diharapkan semakin besardari penanaman dalam aktiva produktif,sehingga kesempatan untuk memperolehlaba semakin meningkat.3. Aspek Manajemen (Management)

Manajemen merupakan kemampuandari manajemen perusahaan perbankandalam mengendalikan operasinya ke dalammaupun ke luar. Pengendalian operasi kedalam ditunjukkan dari adanya strategi dansasaran yang jelas, yang tercermin dariadanya corporate plan perusahaan, adanyapengorganisasian operasi yang baik,memiliki sistem dan prosedur yang jelasyang didukung dengan adanya teknologiinformasi, adanya sumber daya manusiayang handal serta kepemimpinanmanajemen yang profesional (Kasmir : 274).

4. Aspek Rentabilitas (Earning)Earning merupakan kemampuan

perusahaan perbankan untuk menghasilkanlaba selama periode tertentu. Apabila rasiorentabilitas ini tinggi, maka hal inimenunjukkan bahwa perusahaan perbankantersebut mampu meningkatkan usahanyamelalui pencapaian laba operasi dalamperiode tersebut. Penilaian dalam unsur inididasarkan pada rasio :

Page 9: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

6

a. Rasio laba terhadap total aset (Returnon Assets)ROA yaitu indikator kemampuan

perbankan untuk memperoleh laba atassejumlah aset yang dimiliki oleh bank. ROAmenunjukkan efektivitas perusahaan dalammenghasilkan keuntungan denganmengoptimalkan asset yang dimiliki.Semakin tinggi ROA maka menunjukkansemakin efektif perusahaan tersebut, karenabesarnya ROA dipengaruhi oleh besarnyalaba yang dihasilkan perusahaan.b. Rasio Beban Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO)Rasio BOPO ini mencerminkan tingkat

efisiensi perbankan dalam menjalankankegiatan operasionalnya. Bank yang sehatrasio BOPO-nya kurang dari 1, sebaliknyabank yang kurang sehat, rasio BOPO-nyalebih dari satu. Semakin besar BOPO, makaakan semakin kecil atau menurun kinerjakeuangan perbankan, sebaliknya bilasemakin kecil BOPO maka kinerja keuangansuatu bank menjadi semakin meningkat (AdiNogroho, 2008 : 20).

5. Aspek Likuiditas (Liquidity)Likuiditas merupakan rasio yang

mengukur kemampuan bank untukmemenuhi kewajiban keuangan yang harussegera dipenuhi. Untuk menilai penilaianaspek likuiditas ini menggunakan rasioLDR (Loan to Deposit Ratio) yaitu rasioyang digunakan untuk mengukurkemampuan bank untuk memenuhikewajiban keuangan yang harus dipenuhi.

Kerangka pemikiran yang mendasaripenelitian ini terlihat pada gambar 1 :

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikirandiatas dapat diketahui bahwa untuk melihatkinerja bank dapat melihat rasio-rasiokeuangan bank, rasio tersebut antara lainCAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, NIM,PPAP, dan LDR.

Berdasarkan latar belakang danrumusan masalah yang diajukan dalampenelitian ini, maka dapat disusun hipotesispenelitian sebagai berikut :

Ha1 = Ada perbedaan yang signifikan antaraCAR bank devisa dan bank nondevisa di indonesia.

Ha2 = Ada perbedaan yang signifikan antaraNPL bank devisa dan bank nondevisa di indonesia.

BANK

Bank Devisa Bank Non Devisa

Kinerja Keuangan

1. CAR

2. NPL

3. ROA

4. ROE

5. BOPO

6. NIM

7. PPAP

8. LDR

9.

Page 10: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

7

Ha3 = Ada perbedaan yang signifikan antaraROA bank devisa dan bank nondevisa di indonesia.

Ha4 = Ada perbedaan yang signifikan antaraROE bank devisa dan bank nondevisa di indonesia.

Ha5 = Ada perbedaan yang signifikan antaraBOPO bank devisa dan bank nondevisa di indonesia.

Ha6 = Ada perbedaan yang signifikan antaraNIM bank devisa dan bank nondevisa di indonesia.

Ha7 = Ada perbedaan yang signifikan antaraPPAP bank devisa dan bank nondevisa di indonesia.

Ha8 = Ada perbedaan yang signifikan antaraLDR bank devisa dan bank nondevisa di indonesia.

METODE PENELITIAN

Rancangan PenelitianAdapun rancangan penelitian dalampenelitian ini adalah :1. Penelitian ini menggunakan data

sekunder yang dipublikasikan oleh pihaklain. Data sekunder adalah data yangtelah di kumpulkan pihak lain, bukanoleh periset sendiri, untuk tujuan lain.Data yang digunakan dalam penelitian iniberupa laporan keuangan perbankanberupa ringkasan laporan neraca, danlaporan laba rugi yang nantinya akandigunakan untuk menghitung rasiokeuangan perbankan.

2. Jenis penelitian ini menurut bentukanalisis data adalah analisis deskriptifkuantitatif, adalah data berbentukbilangan yang diperoleh melalui prosesmenghitung (Sedar: 2002)

Identifikasi VariabelVariabel yang digunakan dalam penelitianini adalah :X1 = CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, NIM,PPAP dan LDR Bank Devisa.

X2 = CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, NIM,PPAP dan LDR Bank Non Devisa.

Definisi Operasional dan PengukuranVariabel

Indikator-indikator yang digunakanantara lain adalah:1. CAR (Capital Adequacy Ratio)

CAR adalah rasio yang memperlihatkanseberapa jauh seluruh aktiva bank yangmengandung risiko (kredit, penyertaan, suratberharga, tagihan pada bank lain) ikutdibiayai dari modal sendiri bank disampingmemperoleh dana sumber di luar bank,seperti dana masyarakat, pinjaman (utang)dan lain-lain (Lukman Dendawijaya, 2005).

2. NPL (Non Performing Loan)NPL yaitu menunjukkan perbandingan

antara kredit bermasalah terhadap kredityang disalurkan. Pinjaman yang mengalamikesulitan pelunasan akibat adanyafaktor kesengajaan dan atau karena faktoreksternal di luar kemampuan kendali debiturseringdisebut dengan kredit bermasalah atauNon Performing Loan (NPL). Risiko kreditini dapat terjadi akibat kegagalan danketidakmampuan nasabah dalammengembalikan sejumlah pinjaman yangditerima dari bank beserta bunganya sesuaidengan jangka waktu yang telah ditentukanatau dijadwalkan. NPL yang baik adalahNPL yang memiliki nilai dibawah 5%. NPLmencerminkan risiko kredit, semakin kecilNPL semakin kecil pula risiko kredit yangditanggung bank. Bank dengan NPL yangtinggi akan memperbesar biaya pencadanganaktiva produktif, sehingga berpotensiterhadap kerugian bank.

3. ROA (Return on Assets)ROA yaitu indikator kemampuan

perbankan untuk memperoleh laba atassejumlah aset yang dimiliki oleh bank. ROAdapat diperoleh dengan cara menghitung

Page 11: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

8

rasio antara laba setelah pajak dengan totalaktiva (Net Income dibagi Total Assets).

4. ROE (Return on Equity)ROE yaitu indikator kemampuan

perbankan dalam mengelola modal yangtersedia untuk mendapatkan laba bersih.ROE dapat diperoleh dengan caramenghitung rasio antara laba setelah pajakdengan total ekuitas (Net Income dibagiTotal Equity).

5. BOPO (Beban Operasional PendapatanOperasional)Biaya operasional adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensidan kemampuan Bank dalam melakukankegiatan operasionalnya.

6. NIM (Net Interest Margin)NIM merupakan perbandingan antara

pendapatan bunga bersih terhadap rata-rataaktiva produktif. Pendapatan bunga bersihdiperoleh dari pendapatan bunga dikurangibeban bunga. Aktiva produktif yangdiperhitungkan adalah aktiva produktif yangmenghasilkan bunga.

7. PPAP (Penyisihan Penghapusan AktivaProduktif)PPAP merupakan cadangan penyisihan

dari aktiva produktif yang dibentuk untukmenutup resiko kerugian dari penanamandana.

8. LDR (Loan to Deposit Ratio)Yaitu indikator kemampuan perbankan

dalam membayar semua dana masyarakatdan modal sendiri dengan mengandalkankredit yang telah didistribusikan kemasyarakat.

Populasi, Sampel dan teknikPengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasiyang terdiri atas: obyek atau subyek yangmempunyai kualitas dan karakteristiktertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya (Sugiyono, 2000). Populasidalam penelitian ini adalah bank devisa danbank non devisa yang ada di indonesia.

Sampel adalah himpunan bagian atausebagian dari populasi yang dijadikansebagai obyek dalam penelitian (Kusdiyanto,1997). Sampel dalam penelitian ini adalahbank devisa dan bank non devisa diIndonesia tahun 2006-2010. Pemilihansampel menggunakan teknik purposivesampling, yaitu suatu teknik pengambilansampel dengan maksud tujuan tertentu,dimana pengambilan elemen-elemen sampeltersebut representatif atau mewakilipopulasi.

Adapun kriteria pemilihan sampel adalahsebagai berikut:

1. Lembaga perbankan yang termasukkelompok Bank Devisa dan BankNon Devisa.

2. Bank tersebut memiliki data laporankeuangan yang lengkap tahun 2006-2010.

3. Bank Devisa maupun Bank NonDevisa tidak melakukan merger dantidak terlikuidasi atau bangkrut.

4. Bank Devisa maupun Bank NonDevisa memiliki Total Modal 80milyar per 31 Desember 2010.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis DeskriptifStatistik deskriptif yang akan dibahas

pada bagian ini adalah nilai minimum, nilaimaksimum, nilai rata- rata (mean), danstandart deviasi dari variabel yang diteliti.Sampel pada penelitian ini adalah bankdevisa dan non devisa di Indonesia yang

Page 12: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

9

memenuhi kriteria sebagai sampel penelitianseperti dijelaskan pada Bab 3, denganperiode tahun 2006-2010.

Uji Normalitas DataPengujian normalitas data dilakukan

dengan uji kolmogorov smirnov, denganhipotesis sebagai berikut:

H0 : Data normalH1 : Data tidak normal

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka H0diterima yang artinya data normal, dan jikanilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolakyang artinya data tidak normal.

Mann-Whitney TestMann-whitney test digunakan untuk

menguji apakah ada perbedaan yangsignifikan pada kinerja keuangan antarabank devisa dan bank non devisa yangdiukur dari CAR, ROA, ROE, BOPO danPPAP.

Untuk mengolah data digunakan alatbantu komputer dengan program SPSS 13.0dengan hipotesis sebagai berikut:H0 : µ = 0 : Tidak ada perbedaan

signifikan antara kinerjakeuangan bank devisa dankinerja keuangan bank nondevisa diukur dari CAR,ROA, ROE, BOPO danPPAP

H1 : µ ≠ 0 : Ada perbedaan signifikanantara kinerja keuanganbank devisa dan kinerjakeuangan bank non devisadiukur dari CAR, ROA,ROE, BOPO dan PPAP

Jika mann-whitney test menghasilkansignifikansi ≥ 0.05, maka H0 diterima dandisimpulkan bahwa tidak ada perbedaansignifikan antara kinerja keuangan bankdevisa dan kinerja keuangan bank nondevisa diukur dari CAR, ROA, ROE, BOPOdan PPAP. Jika nilai signifikansi yangdihasilkan < 0.05, maka H0 ditolak dan

disimpulkan bahwa ada perbedaansignifikan antara kinerja keuangan bankdevisa dan kinerja keuangan bank nondevisa diukur dari CAR, ROA, ROE, BOPOdan PPAP.

Tabel 1 : Hasil Uji Independent SampleT-test

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwarasio BOPO memiliki signifikansi sebesar0.025 dan dibawah 0.05 sehingga dapatdisimpulkan bahwa hipotesis penelitianditerima yang artinya rasio BOPO memilikiperbedaan yang signifikan antara bankdevisa dan bank non devisa

Tabel 2 : Hasil Uji Mann Whitney U

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwarasio NPL dan LDR memiliki signifikansidibawah 0.05, 0.035 untuk NPL dan 0.034untuk LDR sehingga dapat disimpulkanbahwa hipotesis penelitian diterima artinyaterdapat perbedaan yang signifikan rasioNPL dan rasio LDR antara bank devisa danbank non devisa.

Independent Sample T-test

Rasio F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

NPL 30.967 0.000 2.200 31.512 0.035NIM 26.664 0.000 -0.255 33.581 0.800LDR 1.373 0.244 2.142 108 0.034

Mann Whitney UCAR ROA ROE BOPO PPAP

Mann-WhitneyU

999.000 1155.000 1169.000 867.000 1057.500

WilcoxonW 4239.000 1620.000 4409.000 4107.00

0 4297.500

Z -1.349 -0.302 -0.208 -2.235 -1.019Asym.Sig. (2-tailed)

0.177 0.763 0.835 0.025 0.308

Page 13: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

10

Tabel 3 : Hasil Perhitungan Rata-rataRasio (dalam %)

RasioRata-rata

BankDevisa

Rata-rataBank Non

DevisaCAR 17.891 21.727NPL 2.062 4.024ROA 2.397 -0.773ROE 10.777 4.478

BOPO 86.205 96.141NIM 5.446 5.635PPAP 113.094 102.845LDR 71.771 64.222

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)Pada tabel 3 menunjukkan bahwa rata-

rata bank non devisa lebih tinggi dari bankdevisa. Ini berarti bahwa bank non devisamempunyai modal yang lebih dalammenyediakan dana untuk keperluanpengembangan usaha dan menampung risikokerugian dana yang dilibatkan untukkegiatan operasinya, sehingga pendapatanatau keuntungan yang diperoleh bank nondevisa jauh lebih besar dari yang diperolehbank devisa meskipun pada tahun 2008 padabank non devisa mengalami penurunan yangbegitu tajam.

Pada tabel 2 terlihat bahwa rasio CARtidak signifikan. Diduga bahwa bank devisamaupun bank non devisa kurangmengantisipasi dan mengelola kebutuhanakan tersedianya modal sendiri gunaperkembangan usaha dan menutup kerugiandana yang dilibatkan dari perkembanganusahanya.

2. Non Performing Loan (NPL)Pada tabel 3 terlihat bahwa rata-rata

rasio NPL bank non devisa lebih tinggidibandingkan bank devisa. Ini berarti bankdevisa mempunyai resiko kredit lebih kecildibandingkan bank non devisa. Akan tetapibank non devisa cenderung segeramenyelesaikan kredit yang bermasalah

sesegera mungkin dari pada bank devisa, initerlihat dari tahun 2010. Pertumbuhan rasioNPL bank devisa dari tahun ke tahunsemakin menurun dan rata-ratamenunjukkan nilai yang lebih kecil daribank non devisa, sedangkan bank non devisadari tahun ke tahun memperlihatkankenaikan NPL meskipun pada tahun 2010sempat mengalami penurunan, hal tersebuttetap membuat bank non devisa dapatmengatasi kredit yang bermasalah.

Pada tabel 1 rasio NPL terlihatsignifikan. Ini berarti bahwa bank devisamaupun bank non devisa dapat mengelolarisiko kreditnya dan dapat mengantisipasikredit yang bermasalah. Hipotesis inikonsisten dengan penelitian Jessika NovitaSari dan Ridwan Nurazi (2010) yangmenyatakan bahwa terdapat perbedaankinerja bank devisa dan bank non devisadilihat dari rasio NPL.

3. Return On Assets (ROA)Pada tabel 3 rata-rata ROA bank

devisa lebih tinggi dari pada ROA bank nondevisa. Ini berarti bank devisa dalammengelola aset yang dimiliki untukmendapatkan keuntungan lebih efektif daripada bank non devisa. Semakin tinggi ROAmaka menunjukkan semakin efektifperusahaan tersebut, dan semakin besar pulatingkat keuntungan yang diperoleh.Meskipun rata-rata ROA bank non devisalebih kecil bukan berarti bank non devisatidak mendapat keuntungan atas aset yangdimiliki, hanya saja bank non devisa belumefektif dan belum secara optimal dalammengelola aset yang dimiliki untukmendapat keuntungan. Akan tetapi dilihatdari rata-ratanya terlihat bank devisa lebihunggul.

Dari table 2 terlihat bahwa rasio ROAtidak signifikan. Diduga bank devisa tidaksecara maksimal memanfaatkan peluanguntuk memperoleh laba dari transaksidengan menggunakan mata uang asing.

Page 14: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

11

Penelitian ini konsisten dengan penelitianyang dilakukan oleh Anita Febriyani danRahardian Zulfadin (2003) yang menyatakanbahwa terdapat perbedaan yang signifikanrasio ROA bank devisa dan bank non devisa.

4. Return On Equity (ROE)Pada tabel 3 ROE bank devisa dari

tahun ke tahun menunjukkan angka yanglebih tinggi dari pada bank non devisa danrata-rata bank devisa juga lebih tinggi daribank non devisa, meskipun pada bank nondevisa tahun 2009 menunjukkan kenaikanyang drastis. Ini berarti bank devisamemperoleh keuntungan yang tinggi daripengelolaan modal yang diinvestasikan olehpemegang saham. Semakin besar ROE,semakin besar pula tingkat keuntungan yangdicapai bank sehingga kemungkinan suatubank dalam kondisi bermasalah semakinkecil.

Pada tabel 2 terlihat rasio ROE tidaksignifikan. Ini diduga bank non devisa dapatmemaksimalkan dalam memperoleh labadari pengelolaan asetnya denganketerbatasan yang dimilikinya dibandingkandengan bank devisa yang memiliki fasilitasdan kwalitas yang baik. Penelitian inikonsisten dengan penelitian yang dilakukanoleh Anita Febriyani dan Rahardian Zulfadin(2003) yang menyatakan bahwa terdapatperbedaan yang signifikan rasio ROE bankdevisa dan bank non devisa.

5. Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO)Pada tabel 3 rata-rata rasio BOPO pada

bank devisa lebih kecil dibanding bank nondevisa. Pada bank devisa dari tahun ke tahunpun menunjukkan penurunan nilai,sedangkan pada bank non devisamenunjukkan kenaikan meskipun padatahun 2010 mengalami penurunan danmembuat nilai rata-rata bank non devisalebih besar dari pada bank non devisa. Inimenunjukkan tingkat efisiensi bank devisa

dalam menjalankan usahanya lebih baik daripada bank non devisa. Semakin kecil rasioini berarti semakin efisien biaya operasionalyang dikeluarkan oleh bank yangbersangkutan, sehingga memungkinkanbank memperoleh keuntungan yang besar.

Pada tabel 2 rasio BOPO terlihatsignifikan. Diduga bank devisa lebih dapatmengatur biaya operasionalnya sehinggabeban yang dikeluarkan lebih sedikit. Initerlihat dari tabel 4.29 yang rata-rata BOPObank devisa lebih kecil dari pada bank nondevisa.

6. Net Interest Margin (NIM)Pada table 3 rata-rata rasio NIM bank

non devisa lebih besar, meskipun hanyaberselisih sedikit saja dari bank devisa. Inimenunjukkan bahwa pendapatan bungabersih yang diperoleh bank non devisa lebihbesar dari pada bank devisa. . Itu berartimasih banyak pengeluaran yang dilakukanoleh bank devisa sehingga pendapatan yangdihasilkan kecil.Semakin besar perubahanNIM suatu bank maka semakin besar ROAyang diperoleh yang berarti kinerja banktersebut semakin baik. Sedangkan bilaperubahan NIM semakin kecil, maka ROAjuga semakin kecil dengan kata lain kinerjaperusahaan semakin menurun.

Dari table 1 terlihat rasio NIM tidaksignifikan. Ini diduga bank devisa tidakdapat memaksimalkan dan memanfaatkanaktiva produktif yang menghasilkan bungasebagai pendapatan bunga bersih.

7. Penghapusan Penyisihan AktivaProduktif (PPAP)Pada tabel 3 rata-rata PPAP bank devisa

lebih tinggi dari pada bank non devisa. Iniberarti bank devisa mampu membentukcadangan dari kemungkinan tidaktertagihnya kredit dan kecil kemungkinanterjadinya masalah. akan tetapi semakinbesar PPAP bank devisa menunjukkankinerja dari aktiva produktif semakin

Page 15: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

12

menurun sehingga berpengaruh negatifterhadap ROA. Sebaliknya, semakin kecilPPAP menunjukkan kinerja dari aktivaproduktif semakin naik sehingga tidakberpengaruh negatif pada ROA. Inilah yangdialami oleh bank non devisa.

Pada tabel 2 terlihat rasio PPAP tidaksignifikan. Diduga bank devisa tidak secaramaksimal mengelola cadangan penyisihandari aktiva yang dibentuk untuk menutupkerugian dimasa yang akan datang.

8. Loan to Deposit Ratio (LDR)Berdasarkan tabel 3 rata-rata rasio LDR

bank devisa lebih tinggi dari pada bank nondevisa. Ini berarti bank devisa mampumenyalurkan kreditnya secara optimal.Semakin tinggi rasio ini memberikanindikasi semakin baik kemampuan likuiditasbank yang bersangkutan, dengan catatanbahwa bank tersebut mampu menyalurkankreditnya dengan optimal. LDR pada banknon devisa mengalami penurunan padatahun 2010, ini menunjukkan bank nondevisa mulai berhati-hati dalammenyalurkan kreditnya.

Pada tabel 1 terlihat rasio LDRsignifikan. Berarti bank devisa maupun banknon devisa dapat mengelola dan mampumenyalurkan kreditnya secara optimal.Penelitian ini konsisten dengan penelitianMaharani Ika Lestari dan Toto Sugiharto(2007) yang menyatakan bahwa terdapatperbedaan kinerja bank devisa dan bank nondevisa dilihat dari rasio LDR.

KESIMPULAN, SARAN DANKETERBATASANKesimpulan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahuiperbedaan kinerja keuangan antara bankdevisa dan bank non devisa di Indonesia.Rasio yang digunakan adalah CapitalAdequacy Ratio (CAR), Non PerformingLoan (NPL), Return On Asset (ROA),Return On Equity (ROE), Beban

Operasional Pendapatan Operasional(BOPO), Net Interest Margin (NIM),Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif(PPAP), dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

Berdasarkan uraian pada babsebelumnya, hasil penelitian ini dapatdisimpulkan sebagai berikut :1. Pada uji Independent sample t test

selama periode penelitian yaitu tahun2006-2010 ditemukan variabel NPL danLDR yang signifikan, sehinggadiperoleh kesimpulan bahwa terdapatperbedaan yang signifikan rasio NPLdan rasio LDR antara bank devisa danbank non devisa di Indonesia tahun2006-2010. Hal ini kemungkinan terjadikarena bank devisa tidak secaramaksimal menyalurkan dananya padasektor perdagangan luar negeri danmemanfaatkan peluang memperolehlaba dari transaksi denganmempergunakan mata uang asing.Faktor lain adalah besarnya kredit macetyang dimiliki oleh bank devisa akibatmelambungnya tingkat suku bungabank. Sedangkan pada rasio NIM tidakterdapat perbedaan signifikan antarakinerja bank devisa dan bank nondevisa.

2. Pada uji Mann-whitney test ditemukanada perbedaan signifikan pada rasioBOPO antara kinerja bank devisa danbank non devisa. Bahwa rario BOPOpada bank non devisa lebih baik, artinyatingkat efisiensi dan kemampuan bank-bank non devisa dalam menjalankanatau melakukan kegiatan operasionalnyalebih baik dibandingkan dengan bank-bank devisa. Sedangkan pada rasioCAR, ROA, ROE, dan PPAP tidakterdapat perbedaan signifikan antarakinerja bank devisa dan bank nondevisa.

Page 16: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

13

Keterbatasan PenelitianPenelitian ini memiliki beberapa

keterbatasan sebagai berikut :1. Penilaian kinerja disini hanya

menggunakan beberapa rasio bank,antara lain Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL),Return On Asset (ROA), Return OnEquity (ROE), Beban OperasionalPendapatan Operasional (BOPO), NetInterest Margin (NIM), PenyisihanPenghapusan Aktiva Produktif (PPAP)dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

2. Sampel pada penelitian ini dibatasi padalaporan keuangan bank devisa dan banknon devisa dimana total modal yangdimiliki sebesar 80 milyar denganperiode tahun 2006 sampai tahun 2010.

SaranBerdasarkan keterbatasan pada

penelitian ini, maka saran yang akandisampaikan adalah :1. Untuk penelitian selanjutnya agar

menambahkan rasio Aktiva ProduktifBermasalah (APB), Cash Ratio (CR),dan Investing Policy Ratio (IPR)sehingga diharapkan perbedaan antarabank devisa dan bank non devisa lebihakurat.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkanhasil penelitian ini dapat digunakansebagai referensi penelitian selanjutnya.

DAFTAR RUJUKAN

Adi Nugroho. 2008. “Analisis KinerjaKeuangan Pada Bank Devisa danBank Non Devisa di Indonesia”.Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIEPerbanas Surabaya.

Almilia, Luciana dan Winny Herdaningtyas.2005. ”Analisis Rasio CAMELterhadap Prediksi KondisiBermasalah pada LembagaPerbankan periode 2000-2002”.

Jurnal Akutansi dan Keuangan,Vol.7, No.2.

Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin.2003. “Analisis Kinerja KeuanganBank Devisa dan Bank non Devisa diIndonesia”, Kajian Ekonomi danKeuangan Volume 7 No.4.

Anto Dajan. 1972. “Pengantar MetodeStatistik”. Lembaga Penelitian,Pendidikan dan Penerangan Ekonomidan Sosial

Dahlan. 2009. Jenis-jenis Bank, (Online),(http://dahlanforum.wordpress.com,diakses 2 Oktober 2011)

Dendawijaya, Lukman. ManajemenPerbankan. Ghalia Indonesia.Jakarta, 2005.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi AnalisisMultivariate dengan Program SPSS.Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

Jessika Novita sari dan Ridwan Nurazi.2010. “Analisis Kinerja Bank Devisadan Bank Non Devisa di Indonesiaperiode tahun 2007-2008”, FakultasEkonomi Universitas Bengkulu.

Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan.Jakarta: PT. Raja Grafindo

Kusdiyanto, 1997. Metodologi Penelitian.Surakarta : Fakultas Ekonomi UMS

Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto.2007. Kinerja bank devisa dan nondevisa dan faktor-faktor yangmempengaruhinya. Jurnal IlmuPendidikan. (Online), jilid 2,(http:/www.gunadarma.ac.id, diakses12 September 2011)

Lukman Dendawijaya. 2005. ManajemenPerbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.Massofa. 2008. Klasifikasi Bank, (Online),

(http://massofa.wordpress.com,diakses 2 Oktober 2011)

Republik Indonesia. 1998. Undang-UndangNomor 10 Tahun 1998 tentangPerubahan Undang-Undang Nomor 7

Page 17: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012eprints.perbanas.ac.id/3221/3/ARTIKEL ILMIAH.pdfANALISIS KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Helen Nofida Hanum STIE

14

Tahun 1992 tentang Perbankan.Jakarta.

Sri Haryati. 2006. “Studi Tentang ModelPrediksi Tingkat Kesehatan BankUmum Swasta Nasional Indonesia”.Jurnal Ekonomi Bisnis danAkuntansi Ventura, Volume 9Nomor 3 Desember 2006.

Sugiyono. 2000. “Metode Penelitianbisnis”. Bandung : CV Alfa Beta.