sejarah yayasan cahaya jiwa · web viewseminar awam skizofrenia ii tahun ii “penyebab...

29
Laporan Kegiatan Yayasan Cahaya Jiwa Tahun 2012-2017 HULUAN A. Pentingnya Kesehatan Jiwa Kesehatan jiwa dan kesejahteraan batiniah merupakan hal yang penting bagi kesehatan secara keseluruhan. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai “…sebuah kondisi sejahtera menyeluruh baik secara fisik, mental, maupun sosial….” Bagi kita semua, kesehatan fisik, mental, dan sosial merupakan hal yang saling berkaitan. Mencermati keterkaitan antara penyakit kronis dengan depresi, individu yang mengalami sebuah kondisi kronis seperti penyakit jantung atau diabetes punya resiko yang lebih besar untuk mengembangkan masalah kesehatan jiwa seperti depresi. Individu dengan depresi punya resiko yang lebih besar untuk mengembangkan penyakit kronis juga seperti kanker. Masalah komplikasi antara penyakit fisik dengan halaman 1 dari 29

Upload: vuongphuc

Post on 18-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan KegiatanYayasan Cahaya Jiwa

Tahun 2012-2017HULUANA.Pentingnya Kesehatan Jiwa

Kesehatan jiwa dan kesejahteraan batiniah merupakan hal yang penting bagi kesehatan secara keseluruhan. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization – WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai “…sebuah kondisi sejahtera menyeluruh baik secara fisik, mental, maupun sosial….” Bagi kita semua, kesehatan fisik, mental, dan sosial merupakan hal yang saling berkaitan.

Mencermati keterkaitan antara penyakit kronis dengan depresi, individu yang mengalami sebuah kondisi kronis seperti penyakit jantung atau diabetes punya resiko yang lebih besar untuk mengembangkan masalah kesehatan jiwa seperti depresi. Individu dengan depresi punya resiko yang lebih besar untuk mengembangkan penyakit kronis juga seperti kanker. Masalah komplikasi antara penyakit fisik dengan masalah kesehatan jiwa semakin mendapatkan perhatian akhir-akhir ini.

Lebih jauh dari itu, hasil penelitian terkini mengindikasikan bahwa individu yang punya masalah dengan berat badan telah secara berarti punya resiko yang meningkat untuk mengembangkan gangguan alam perasaan (mood disorder),

halaman 1 dari 23

kecemasan, gangguan kepribadian, dan penyalahgunaan alkohol. Pada penelitian yang melibatkan 41.000 orang dewasa, resiko yang meningkat ini terjadi baik kepada pria maupun wanita. Sebaliknya, individu yang punya masalah depresi cenderung untuk menjadi bertambah berat badannya dan memiliki kesehatan fisik yang buruk.

Kesehatan jiwa bukanlah hanya menjadi masalah dari orang yang berkurung diri dan bukan merupakan kisah personal, namun merupakan masalah kesehatan yang umum di masyarakat. Kita – sebagai masyarakat – perlu melihat masalah kesehatan jiwa seperti kondisi medis kronis lainnya. Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat dapat dikelola dengan baik. Bagi banyak individu, pemulihan merupakan hal yang sangat mungkin. Pesan ini membutuhkan penekanan kepada memerangi stigma – atau cap negatif – dan memberikan semangat kepada lebih banyak orang yang mengalaminya untuk mendapatkan pengobatan. Kesehatan jiwa dapat berjalinan dengan banyak aspek dalam kehidupan seseorang: pengasuhan dari orang tua, pekerjaan, kelahiran anak, keuangan, perawatan, dan banyak lagi aktivitas keseharian secara umum lainnya.

Di Indonesia sendiri, penyakit gangguan jiwa berat juga tergolong tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2007 menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa berat (psikosis) di Indonesia adalah 0.46 persen atau sejuta orang.

Guru Besar ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Ascobat Gani menghitung, kerugian ekonomi minimal

halaman 2 dari 23

akibat masalah kesehatan jiwa berdasarkan Riskesdas 2007 adalah sebesar Rp 20 triliun. Data itu dia sampaikan dalam Seminar MDGs dan Kesehatan Jiwa pada tahun 2010.

Dia menyebut, jumlah pasien Jamkesmas rawat inap terbanyak di rumah sakit (RS) Kelas A pada 2010 lalu adalah Skizofrenia Hebefrenik (1.924 orang), Skizofrenia Paranoid (1.612 orang), Skizofrenia yang Tidak Terbedakan (443 orang), Skizofrenia Tidak Terinci (400 orang) dan Skizofrenia lainnya (399 orang). Jumlah itu belum termasuk pasien rawat jalan.

Dari total populasi risiko 1.093.150 hanya 3,5 persen atau 38.260 yang baru terlayani di rumah sakit jiwa, rumah sakit umum, atau pusat kesehatan masyarakat dengan fasilitas memadai.

(https://www.merdeka.com/peristiwa/di-indonesia-ada-18-ribu-penderita-gangguan-jiwa-berat-dipasung.html)

Pria yang melakukan tindak bunuh diri hampir empat kali lipat dari angka yang dilakukan oleh wanita. Namun, wanita mencoba bunuh diri dua hingga tiga kali lebih sering dibandingkan dengan pria. Pria dan wanita memiliki angka yang sama dalam hal mengalami gangguan jiwa pada kasus gangguan bipolar, meskipun ada perbedaan-perbedaan ketika mengalaminya. Contohnya, wanita cenderung untuk mengalami permulaan dari penyakit ini pada usia yang lebih lanjut dibandingkan dengan pria.

Masalah kesehatan jiwa tidak banyak diperhatikan oleh para pembuat kebijakan, penyedia layanan kesehatan, penyedia asuransi, dan anggota masyarakat. Gangguan jiwa terlalu

halaman 3 dari 23

sering tidak diobati, tidak mendapatkan diagnosa, salah diagnosa, diabaikan, dan/atau distigma.

Mendiagnosa secara benar dan kemudian mengobatinya dapat berarti hidup atau mati bagi individu yang mengalaminya, karena sejumlah masalah kesehatan jiwa, misalnya depresi dan skizofrenia, merupakan kondisi kejiwaan yang dapat merenggut nyawa orang yang mengalaminya, karena keputusasaan dan rasa bersalah akan membuat mereka melakukan tindakan bunuh diri.

B.Mengapa Mendirikan Komunitas Kesehatan

Jiwa?

Angka gangguan mental emosional di Jawa Barat menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 termasuk yang lebih tinggi dari rata-rata nasional, yaitu 9,3 % atau dari 100 orang penduduk terdapat 9 orang yang mengalami masalah kejiwaan seperti cemas dan depresi. Dalam hal gangguan jiwa berat, Jawa Barat bahkan lebih tinggi dari kota metropolitan Jakarta yang punya kehidupan jauh lebih menekan daripada di pedesaan, yaitu 0,16 % atau ada satu penderita gangguan jiwa berat di antara 1.000 penduduk. Riset yang sama menyatakan bahwa di seluruh Indonesia ada sekitar 57.000 orang yang dipasung. Jumlah yang sungguh sangat mencengangkan dan pertanda betapa besarnya stigma, salah-paham, dan ketidaktahuan tentang bagaimana menangani gangguan jiwa.

Diperlukan adanya gebrakan baru yang mencerahkan sekaligus membuat terobosan bagi permasalahan kesehatan

halaman 4 dari 23

jiwa di Kabupaten Cianjur. Sebuah organisasi yang mengkolaborasikan kekuatan para pegiat kesehatan jiwa di lapangan dengan kemampuan advokasi para pengurusnya, yang merupakan dua kekuatan yang akan menjadi ujung tombak yang membuat permasalahan kesehatan jiwa tidak hanya dilakukan di tataran akar rumput tapi juga berpengaruh pada perubahan kebijakan yang lebih baik yang dilakukan oleh pemerintah.

Yayasan Cahaya Jiwa berpandangan bahwa penyelesaian proses pemulihan bagi orang dengan masalah kejiwaan harus dilakukan tidak hanya pada tataran medikasi semata, akan tetapi juga harus tuntas hingga ke tahap pasca-medikasi, yaitu saat ketika seseorang telah pulih dan memiliki kebutuhan untuk menyumbangkan sesuatu yang bersifat produktif bagi lingkungannya.

Yayasan Cahaya Jiwa tidak hanya akan mengurusi orang dengan gangguan jiwa yang gaduh gelisah akan tetapi juga akan membimbing mereka sehingga mereka memiliki semacam keterampilan hidup yang membuat mereka tidak hanya dapat mempertahankan kesehatan mereka, akan tetapi juga menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi orang lain dan masyarakatnya. Yayasan ini percaya bahwa dengan medikasi dan dukungan sosial yang tepat, orang dengan gangguan/masalah kejiwaan akan bisa dikembangkan potensinya, sehingga orang dengan masalah kejiwaan akan berubah dari beban menjadi orang yang berkembang potensinya dan produktif di masyarakatnya.

halaman 5 dari 23

Dengan dasar pemikiran semacam itulah maka diperlukan adanya organisasi kesehatan jiwa ini, yang mengakomodir segala kebutuhan kesehatan jiwa di Kabupaten Cianjur, mengingat peran dari pemerintah perlu dukungan yang lebih sehingga segala permasalahan kesehatan iwa di kabupaten ini dapat tertangani.

I. SEJARAH YAYASAN CAHAYA JIWAYayasan Cahaya Jiwa didirikan oleh 20 (dua puluh) orang dengan gangguan jiwa dan keluarganya di Cianjur, pada tanggal 22 September 2017. Organisasi ini resmi terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM sesuai dengan keputusan tanggal …… dan kemudian terdaftar di badan Kesatuan Bangsa, Cianjur, sesuai dengan keputusan tanggal …..Dalam perkembangannya Yayasan Cahaya Jiwa banyak melakukan kegiatan yang berkosentarsi pada pemberdayaan dan edukasi kesehatan jiwaPada bulan Januari 2017, Cahaya Jiwa menerima donasi fasilitas online berupa Google Adwords dan G Suite. Mulai bulan yang sama Cahaya Jiwa menerima donasi berupa fasilitas di Microsoft Azure dan Microsoft Office E3.

II. APA YANG TELAH KAMI LAKUKANA.Kegiatan Luring (Offline) atau Kegiatan di

Darat.

Secara luring (offline) Yayasan Cahaya Jiwa telah melakukan kegiatan seperti pada tabel berikut ini, dengan jumlah peserta sebanyak 967 orang.

B.

halaman 6 dari 23

NAMA KEGIATAN TANGGAL JUMLAH YANG HADIR (ORANG)

Seminar Awam Skizofrenia I Tahun I “Pengenalan Umum Karakteristik dan Gejala Gangguan Jiwa”

11 Desember 2015

65

Rapat MoU dengan Leads Management 21 Oktober 2016 5Kegiatan Pemutaran Film "Stonehearst Asylum" 24 Oktober 2016 49Rapat tentang MoU dengan Leads Management 24 Oktober 2016 9Rapat Teknis MoU dengan Leads Management 14 November

20165

Acara Launching CahayaJiwa.com dan Nonton Bareng "Before I Wake" (2016)

28 November 2016

42

Seminar Awam Kesehatan Jiwa I Tahun II "Macam dan Gejala Gangguan Jiwa"

23 Januari 2017 70

Seminar Awam tentang "Mengenal Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak"

14 Februari 2017 30

Nonton Bareng "Taare Zameen Par - Seperti Bintang di Bumi" & Doa Bersama untuk Sekretariat Cahaya Jiwa

06 Maret 2017 9

Kegiatan Dialog Lintas-Sektor "Urgensi Kesehatan Jiwa di Kabupaten Cianjur"

22 Maret 2017 45

Seminar Awam Skizofrenia II Tahun I “Dukungan Keluarga pada Orang dengan Skizofrenia”

22 Maret 2017 45

Rapat Pemetaan Masalah untuk Audiensi ke DPRD Cianjur

12 April 2017 13

Seminar Awam Skizofrenia II Tahun II “Penyebab Skizofrenia, Cara Kerja Obat,serta Penanganannya di Puskesmas Terdekat”

25 April 2017 58

Kegiatan Perekaman-Penulisan Kesaksian Pra-Audiensi 01 Mei 2017 6Rapat Pengurus Yayasan Cahaya Jiwa 15 Mei 2017 12Rapat Gabungan Yayasan Cahaya Jiwa 22 Mei 2017 12Buka Puasa Bersama Cahaya Jiwa 10 Juni 2017 15

halaman 7 dari 23

NAMA KEGIATAN TANGGAL JUMLAH YANG HADIR (ORANG)

Rapat Persiapan Pelatihan Hukum dan HAM 03 Juli 2017 9Rapat Modifikasi Modul Pelatihan Hukum dan HAM Dasar 2017

10 Juli 2017 8

Seminar Awam Skizofrenia III Tahun II "Komunikasi Empatik bersama Orang dengan Skizofrenia"

17 Juli 2017 61

Rapat Persiapan Pelatihan Hukum dan HAM Dasar 2017 II 24 Juli 2017 12Rapat Perencanaan Kegiatan dan Anggaran 2018 27 Juli 2017 8Rapat Persiapan Pelatihan Hukum dan HAM Dasar 2017 10 Agustus 2017 8Seminar Awam Skizofrenia III Tahun I “Peran Kader dan Masyarakat terhadap Penanganan Orang denganSkizofrenia”

22 Agustus 2017 65

Rapat Pertemuan Pasca-Bantuan Modal Usaha dari Phala Martha

30 Agustus 2017 38

Seminar Awam Skizofrenia IV Tahun I "Mengenal Obat-obatan Kesehatan Jiwa"

15 September 2017

78

Rapat Pembentukan Tim Formatur Laporan 5 Tahunan 27 September 2017

6

Rapat dengan Bamuis 30 September 2017

21

Pembuatan Laporan Lima Tahunan 02 November 2017

8

Pelatihan Hukum dan HAM Dasar 2017 Sesi ODGJ (Peserta)

21-23 Agustus 2017

13

Pelatihan Hukum dan HAM Dasar 2017 Sesi ODGJ (Panitia)

21-23 Agustus 2017

10

Pelatihan Hukum dan HAM Dasar 2017 Sesi Caregivers-Kader (Peserta)

28-30 Agustus 2017

13

Pelatihan Hukum dan HAM Dasar 2017 Sesi Caregivers- 28-30 Agustus 10

halaman 8 dari 23

NAMA KEGIATAN TANGGAL JUMLAH YANG HADIR (ORANG)

Kader (Panitia) 2017Seminar Awam “Stigma dan Diskriminasi terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa”

4 Oktober 2017 109

TOTAL (31 KEGIATAN) 967 orang (non-unique)

halaman 9 dari 23

Adapun deskripsi kegiatan yang berupa event, kami uraikan berikut ini:

a. “Pengenalan Umum Karakteristik dan Gejala Gangguan Jiwa” pada tanggal 11 Desember 2015, dengan pembicara dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur – Bagian Kesehatan Jiwa, Wakil dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kabupaten Cianjur, serta – untuk aspek medis – pembicaranya adalah dr. Noki Irawan Saputra, SpKJ. Kegiatan seminar pertama ini dihadiri oleh 55 orang dengan masalah kejiwaan, keluarganya, serta pemangku kepentingan lainnya, yaitu tokoh masyarakat.

b. “Dukungan Keluarga pada Orang dengan Skizofrenia” pada tanggal 22 Maret 2016. dengan pembicara dr. Noki Irawan Saputra, SpKJ dari RSUD Cimacan. Acara dihadiri oleh 45 orang peserta.

c. “Peran Kader dan Masyarakat terhadap Penanganan Orang dengan Skizofrenia” pada tanggal 22 Agustus 2016 dengan pembicara dr. Lahargo Kembaren, SpKJ dari RS Marzoeki Mahdi, Bogor. Acara dihadiri oleh 65 orang peserta.

Pada kegiatan ini kerjasama dengan pemerintahan desa setempat mulai menemukan momennya. Demikian juga dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) setempat, sehingga membuka kesempatan bagi Cahaya Jiwa untuk membuka

halaman 10 dari 23

pengetahuan dalam hal memahami gangguan perkembangan dan intelektual pada anak-anak, misalnya autisme dan Down’s syndrome.

d. “Mengenal Obat-obatan Kesehatan Jiwa” pada tanggal 15 September 2016 bersama dr. Suryo Dharmono, SPKJ(K), pengajar dan psikiater konsulen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Antusiasme terhadap kesehatan jiwa pada acara ini meningkat, demikian pula dengan jumlah pesertanya, yaitu menjadi 78 orang.

Pada acara terakhir dalam rangkaian tahun pertama ini (setahun ada 4 seminar untuk gangguan jiwa dewasa) kami melakukan survey untuk meminta masukan, tentang topik bahasan dalam program Seminar Awam jika program ini terlaksana lagi untuk setahun ke depan. Pada survey tertulis tersebut kembali digaungkan tentang pentingnya juga menyelenggarakan kegiatan Seminar Awam untuk gangguan perkembangan pada anak-anak, selain masukan tentang pentingnya untuk membahas aspek skizofrenia yang lain seperti stigma sosial dan pemberdayaan orang dengan gangguan jiwa.

e. “Lebih Dalam tentang Macam dan Gejala Gangguan Kejiwaan” pada tanggal 23 Januari 2017 dengan pembicara dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, psikiater dari RS Marzoeki Mahdi, Bogor. Kegiatan seminar pertama ini

halaman 11 dari 23

dihadiri oleh 70 orang dengan masalah kejiwaan, anak-anak berkebutuhan khusus, keluarganya, serta pemangku kepentingan lainnya, yaitu petugas kesehatan yang bertugas di seputaran Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

f. Seminar ke-2 pada Tahun II dari rangkaian seminar awam ini dilaksanakan pada tanggal 25 April 2017 dengan topik “Penyebab Skizofrenia, Cara Kerja Obat, serta Penanganannya di Puskesmas Terdekat” dengan pembicara Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ(K), psikiater senior dan pengajar dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – RS Cipto Mangkunkusumo (RSCM), Jakarta. Kegiatan seminar pertama ini dihadiri oleh 70 orang dengan masalah kejiwaan, anak-anak berkebutuhan khusus, keluarganya, serta pemangku kepentingan lainnya, yaitu dokter penanggung jawab Poli Konsultasi di Desa Cipendawa, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

g. Seminar ke-3 Tahun II berlangsung pada tanggal 17 Juli 2017 dengan pembicara dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K), psikiater, penulis, dan pengajar dari Yogyakarta, yang menyampaikan topik “Komunikasi Empatik bersama Orang dengan Skizofrenia” dengan dihadiri oleh 61 orang, termasuk para perwakilan dari Dinas Sosial Kabupaten Cianjur dan para Tenaga Kesejahteraan Sosial

halaman 12 dari 23

Kecamatan (TKSK) dari beberapa kecamatan di kabupaten ini.

h. Seminar ke-4 Tahun II berlangsung pada tanggal 4 Oktober 2017 dengan pembicara Dr. dr. Irmansyah, SpKJ(K), psikiater, penulis, dan peneliti dari RS Marzoeki Mahdi, Bogor, serta mantan direktur kesehatan jiwa di Kementerian Kesehatan RI, yang menyampaikan topik “Stigma dan Diskriminasi terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa” yang dihadiri secara antusias oleh 109 orang peserta. Acara berlangsung di Wisma Kompas Gramedia, Pacet, Cianjur, Jawa Barat.

i. Karena besarnya kebutuhan akan pengetahuan gangguan pada usia dini maka Cahaya Jiwa menyelenggarakan pula Seminar Awam “Mengenal Gangguan Perkembangan pada Anak-Anak” pada tanggal 14 Februari 2017 dengan pembicara dr. Chrisna Mayangsari, SpKJ, psikiater dari RSUD Bekasi. Kegiatan ini dihadiri oleh para orang tua dengan anak berkebutuhan khusus sebanyak 30 orang.

j. Juga karena besarnya kebutuhan untuk adanya suatu pembicaraan yang mengundang para pejabat berwenang di Kabupaten Cianjur, maka Yayasan Cahaya Jiwa, pada pagi hari dari pelaksanaan seminar kedua (22 Maret 2016) menyelenggarakan acara Dialog Lintas-Sektor “Urgensi Kesehatan Jiwa di Kabupaten Cianjur”

halaman 13 dari 23

yang dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Kesbang, BPJS Kabupaten Cianjur, dan perwakilan dari RSUD Cianjur. Dialog diikuti dengan antusias oleh para peserta dan berlangsung sangat menarik. Adapun peserta yang hadir adalah 45 orang.

Hasil dari Dialog Lintas-Sektor ini adalah diperlukan adanya pelaporan resmi jika memang ada pungutan liar dan kasus lainnya dalam praktek pelaksanaan BPJS di

Kabupaten Cianjur.Gambar 1 - Seminar Awam Kesehatan Jiwa, salah satu

program unggulan Yayasan Cahaya Jiwa

k.k. Pada tanggal 28 November 2016, Yayasan Cahaya Jiwa

meluncurkan situs web kesehatan jiwa untuk orang awam

halaman 14 dari 23

CahayaJiwa.com, dan sejak bulan Januari menempati hosting di Microsoft Azure sekaligus mendapatkan donasi berupa fasilitas iklan gratis dari Google di mesin pencari mereka, Youtube, dan Maps.

l. Kami telah menyelenggarakan acara Pemutaran Film Kesehatan Jiwa sebanyak 4 (kali). Adapun film yang telah diputar adalah A Beautiful Mind (kisah nyata orang dengan Skizofrenia, Februari 2016), Stonehearst Asylum (tentang perubahan metode dalam rawat-inap di RSJ, 24 Oktober 2016), Before I Wake (tentang trauma pada anak-anak yang mempengaruhi mimpi, 28 November 2016), dan Seperti Bintang di Bumi/Taare Zameen Par (tentang anak-anak yang mengalami disleksia, 6 Maret 2017).

m.Pada tanggal 21-23 & 28-30 Agustus 2017 dengan bertempat di Wisma Sinar Kasih, Puncak, Jawa Barat, kami telah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Hukum & HAM Dasar bagi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan Keluarganya. Kegiatan ini diselenggarakan atas pendanaan dari Disability Rights Advocacy Fund (DRAF), Massachussetts, Amerika Serikat.

Selain dari kegiatan-kegiatan yang telah diuraikan di atas, Yayasan Cahaya Jiwa juga telah mengantarkan puluhan orang dengan gangguan jiwa di Kabupaten Cianjur untuk berobat ke layanan kesehatan, baik di Kabupaten Cianjur itu sendiri,

halaman 15 dari 23

maupun ke RS Marzoeki Mahdi, Bogor dan RSJ Provinsi Jawa Barat, Cisarua, Bandung.

halaman 16 dari 23

B. Kegiatan Daring (Online) atau Kegiatan di Internet.

Kami memiliki sejumlah kegiatan secara online dengan jumlah audiens per 13 Oktober 2017 yang berhasil kami raih dengan rincian dalam tabel di bawah ini:

NAMA KEGIATANJUMLAH AUDIENS

(ORANG)Situs web CahayaJiwa.com(dengan hosting di Microsoft Azure)

36.681

Google Adwords 474.781Facebook Ads & Page 390.061TOTAL 901.523

halaman 17 dari 23

halaman 18 dari 23

Gambar 2 - Capture dari statistik situs web CahayaJiwa.com

Gambar 4 - Dengan peranti yang sederhana namun menarik, setiap artikel di situs web CahayaJiwa.com dapat langsung dicetak, diubah format sebagai PDF, atau dibagikan langsung ke

email.

halaman 19 dari 23

C. CONTACT PERSONSJika Anda ingin mengetahui lebih jauh mengenai pelaksanaan -kegiatan-kegiatan tersebut, Anda dapat menghubungi salah satu dari ketiga kontak di bawah ini:

Carli Nurdin di +62 817 4954 721 Lili Suwardi +62 857 8136 1440 Atau email di [email protected] .

D.PENUTUP Demikian Laporan Kegiatan Yayasan Cahaya Jiwa Tahun 2012-2017 ini. Semoga langkah kita selalu dirahmati oleh Allah SWT. Amin.

halaman 20 dari 23

Yayasan Cahaya JiwaSekretariat Jl. Kaum No. 8, Kp. Pacet, Dusun III, RT 02/RW 05, Desa Cipendawa, Kec. Pacet (di belakang Kantor Pemasaran Villa Ratu Residence), Kab. Cianjur, Jawa Barat, Indonesia 43253. 

HP +62 817 4954 721Website https://cahayajiwa.comFacebook Page @yayasancahayajiwaFacebook Page URL https://web.facebook.com/yayasancahayajiwaTwitter @yysn_cahayajiwaTwitter URL https://twitter.com/yysn_cahayajiwaInstagram @yayasancahayajiwaofficialInstagram URL https://www.instagram.com/yayasancahayajiwaofficialEmail [email protected] Buka Selasa-Sabtu, Pukul 09.00 – 17.00 WIB.Yayasan Cahaya Jiwa adalah organisasi konsumen kesehatan jiwa yang berarea kerja di Cianjur dan sekitarnya. Yayasan ini didirikan oleh 20 orang dengan masalah kejiwaan, keluarganya, dan orang lain yang peduli pada tanggal 22 September 2012. Yayasan Cahaya Jiwa didirikan untuk membantu perjalanan pemulihan dan mengurangi beban bagi orang dengan masalah kejiwaan dan keluarganya.

halaman 21 dari 23

Pengertian Organisasi Konsumen Kesehatan JiwaOrganisasi konsumen kesehatan jiwa adalah organisasi yang anggota utamanya merupakan orang dengan masalah kejiwaan dan keluarganya, walaupun tidak menutup kemungkinan bergabungnya orang lain yang peduli. Tujuan utama dari adanya organisasi seperti ini adalah untuk memperjuangkan hak-hak orang dengan masalah kejiwaan, termasuk hak akan adanya informasi yang gamblang tentang yang mereka alami. Organisasi konsumen kesehatan jiwa juga dikelola, baik secara manajerial maupun teknis, oleh orang dengan masalah kejiwaan dan keluarganya.Tujuan Pendirian Organisasi

1. Mereduksi stigma (label negatif) terhadap orang dengan masalah kejiwaan.

2. Melakukan edukasi bagi klien dan keluarga tentang masalah kejiwaan sehingga mereka mengetahui dengan tepat apa dan bagaimana mengelola gangguan kejiwaan.

3. Memberdayakan orang dengan masalah kejiwaan, sehingga mereka tidak terus-menerus menjadi beban bagi keluarga dan lingkungannya, melainkan menjadi manusia yang turut berkontribusi positif bagi masyarakatnya.

4. Membantu meringankan beban pemerintah dan masyarakat dalam hal penanganan masalah

5. Berkoordinasi dengan banyak pemangku kepentingan (stakeholder) untuk kemaslahatan orang dengan masalah kejiwaan dan keluarganya.

6. Mendefinisikan ulang hubungan antara klien dengan pekerja kesehatan jiwa sehingga kedudukan klien dengan pekerja kesehatan jiwa tersebut setara dan tidak berjenjang.

7. Melakukan pendampingan sesama terhadap orang dengan masalah kejiwaan dengan menggunakan pengalaman sebagai inti kekuatannya.

8. Mengupayakan agar orang dengan masalah kejiwaan mampu hidup secara mandiri dengan kemampuannya sendiri tanpa dependensi terhadap pelaku rawat(caregivers)-nya.

DISCLAIMER: Kontak dan akun (mention dan/atau URL) Yayasan Cahaya Jiwa adalah seperti yang tertera pada laman ini. Kami tidak bertanggung jawab jika ada yang mengatasnamakan kami dengan menggunakan akun, page, group, atau apapun dalam media sosial dan/atau melalui media komunikasi lainnya yang tidak kami kelola.

halaman 22 dari 23

Untuk konfirmasi mengenai akun lain yang mungkin (pernah) kami gunakan, silakan menghubungi +6285781361440(dengan Anta Samsara) atau dengan mengirimkan email ke [email protected].

halaman 23 dari 23