sejarah walisanga : sunan muria ( sejarah kelas x )

10
Anggota: 1. Fitriana Christi M (14) 2. Faras Aziz Mahibbudin (10) 3. Muhammad Hafidz P (24) 4. Nafita Suci N

Upload: khansha-hanak

Post on 14-Jan-2017

601 views

Category:

Education


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

Anggota:

1. Fitriana Christi M (14)2. Faras Aziz Mahibbudin (10)3. Muhammad Hafidz P (24)4. Nafita Suci N (29)

Page 2: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

BiografiSunan muria adalah salah satu anggota walisongo dan putra dari salah satu walisongo juga yaitu Sunan Kalijaga dan Dewi Soejinah— putri Sunan Ngandung. Nama asli dari Sunan Muria adalah Raden Umar Syahid. Beliau menyebarkan agama islam dengan cara yang halus seperti yang dilakukan oleh ayahanda beliau Sunan Kalijaga. Raden Umar Syahid mempunyai peran penting dalam proses penyebaran isalm di sekitar gunung muria.

Tempat tinggal sunan muria berada di puncak gunung muria, yang salah satu puncaknya bernama Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utara kota kudus. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat beliau dimakamkan.

Page 3: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

Kesaktian Sunan MuriaBukti bahwa sunan muria adalah guru yang sakti

mandraguna dapat ditemukan dalam kisah perkawinan sunan muria dengan dewi Roroyono. Dewi Roroyono adalah putri Ngerang, yaitu seorang ulama yang disegani masyarakat karena ketinggian ilmunya, yang bertempat tinggal di juana, pati jawa tengah. Demikian sakti sunan ngerang sehingga sunan muria dan sunan kudus sampai berguru kepadanya.Beliau memiliki ilmu yang dapat mengembalikan serangan dari lawannya. Itu terjadi ketika Kapa adik seperguruan beliau yang telah menculik istri sunan muria menyerang sunan muria dengan mengerahkan aji pamungkas. Namun serangan itu berbalik menghantam dirinya sendiri sehingga merenggut nyawanya.

Page 4: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

TAPA NGELI• Masyarakat di kawasan Desa Colo, Kecamatan Colo,

Kabupaten Kudus, Jawa Tengah masih menjunjung tinggi ajaran Sunan Muria yang disebut dengan Tapa Ngeli.

• Secara harfiah, Tapa Ngeli berarti aktivitas jasmaniah dengan melakukan semedi menghanyutkan diri di sungai. Praktik ini biasa ditemui dalam tradisi mereka yang meyakini tarikat sebagai salah satu syarat seseorang untuk memperoleh ilham atau ilmu.

• Tapa Ngeli mengajarkan bahwa ilmu harus diperoleh dengan berupaya sungguh-sungguh dan menghilangkan pikiran negatif.

• Kedua, Tapa Ngeli secara maknawi adalah sikap diri untuk menerima segala takdir kehidupan. Ajaran ini mengajarkan seseorang untuk rendah hati, mengalir dan tidak neko-neko.

Page 5: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

AJARAN SALEH SOSIAL• Selain itu, Sunan Muria juga mengajarkan para pengikutnyan

untuk menjadi saleh sosial. Menjadi saleh sosial berarti bertakwa kepada Allah dan bertanggung jawab terhadap sesama.

• Keturunan ke 15 Sunan Muria Mastur mengungkapkan, ajaran saleh sosial inilah yang menjadi inti dari ajaran Sunan Muria yaitu pagerono omahmu kanthi mangkok (pagarilah rumahmu dengan mangkuk). Salah satu implementasi saleh sosial adalah dermawan terhadap sesama

Page 6: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

• Sejak dulu Sunan Muria selalu mengedepankan penghargaan terhadap leluhur, adat istiadat dan sikap toleran terhadap siapapun. Penghargaan terhadap seni dan budaya juga ditunjukkan dengan adanya dua tembang Jawa, yakni tembang Kinanti dan Sinom. Kedua tembang tersebut berisi tentang orang tua yang senantiasa menyayangi yang muda, yang muda menghormati yang tua. Serta memberi pesan kepada para pemimpin bahwa kepentingan rakyat harus menjadi panglima.

• Daerah dakwah beliau cukup luas, mulai dari pelosok pati, Kudus, Juwana, sampai pesisir utara lainnya.

Page 7: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

MERUWAT BUMI

Jauh sejak zaman Walisongo, Sunan Muria telah mengajarkan pengikutnya untuk bersama meruwat bumi. Hampir tak pernah disebut dan memang jarang yang tahu ihwal kontribusi dakwah Walisongo terhadap pelestarian bumi. Walisongo selama ini lebih banyak dipahami sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa yang hanya menyampaikan risalah ketauhidan semata. Jauh di salah satu puncak gunung Muria yang terpencil, Raden Umar Said (nama asli Sunan Muria) memilih menetap. Di sana, ia tak hanya menghambakan diri dengan mengajak para penduduk gunung beriman. Lebih dari itu, juga mengajarkan konsep teologi yang bersifat holistik-integratif. Mafhum dengan kondisi geografis dan keberlanjutan bumi tempat mereka tinggal, Sunan Muria mengarahkan energi keimanan pada konsentrasi hajat pelestarian alam.

Page 8: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

Tauhid yang diajarkan Sunan Muria menyentuh tiga ranah. Baik ranah ketuhanan, sosial hingga lingkungan, dapat menyatu dalam satu konsep keimanan. Segenap khazanah lokal berupa kearifan lingkungan yang bersumber dari agama pun segera diejawantahkan. Hal ini terlacak dari jejak-jejak peninggalan berupa beberapa situs yang dikeramatkan. Antara lain; buah Pari Joto, kayu Pakis Haji, Air Gentong yang terdapat di lokasi pemakaman, Ngebul Bulusan, pohon Kayu Adem Ati, serta hutan Jati Keramat. Segenap mitologi situs keramat alami tersebut, hingga kini dipercaya masyarakat mengandung tuah buah karomah Sunan Muria.

Page 9: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

Makam Sunan MuriaSetelah Raden Umar Said wafat, ia dimakamkan di puncak Gunung Muria, karena itulah kemudian masyarakat menyebutnya dengan sebutan Sunan Muria. Tidak diketahui secara pasti kapan Sunan Muria wafat, tetapi selama ini masyarakat telah mebetapkan bahwa 15 Syuro (Muharram) sebagi pelaksanaan Ganti Luwur, yang berarti memperingati Haul (hari kematian) Sunan Muria. Makam Sunan Muria ini terletak di belakang masjid bertingkat dua peninggalan Sunan Muria. Makam Sunan Muria dapat dicapai dengan berjalan kaki melewati ± 432 buah anak tangga dari pintu gerbang di dekat lokasi parkir.

Page 10: Sejarah Walisanga : Sunan muria ( Sejarah kelas x )

Ketika memasuki pintu gerbang Makam Sunan Muria, terlihat adanya 17 buah batu nisan yang merupakan makamnya prajurit dan punggowo karton. Makamnya Sunan Muria sendiri terletak di batas utara pelataran,di dalam bangunan cungkup makam yang beratap sirap dua tingkat. Pada sisi sebelah timur terdapat nisan dari makam putri Sunan Muria yang bernama Raden Ajeng Nasiki. Si sebelah barat dinding belakang Masjid Muria terdapat makam Panembahan Penghulu Jogodipo yang dikatakan sebagai putra sulung Sunan Muria