sejarah singkat berdirinya universitas gadjah mada

12
28 Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada Heri Santosa Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada Sejarah Balai Perguruan Tinggi berdasarkan Laporan Dies yang kesatu tahun 1974 tertulis “Siapakah mula-mula yang mempunyai pikiran untuk mendirikan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada?Pada tanggal 24 Januari 1946 di Gedung S.M.T. Kotabaru, Yogyakarta diadakan pertemuan antara beberapa cerdik pandai untuk mendiskusikan kemungkinan mendirikan balai perguruan tinggi (universitas swasta) di Yogyakarta, sebagai promotor Sdr. Mr. Boediarto (ketua), Sdr. Ir. Marsito, Sdr. Prof. Dr. Prijono dan Sdr. Mr. Soenardjo. Pengurus terdiri dari Dr. Soeleiman, Dr. Boentaran, Dr. Soeharto, B.P.H. Bintoro, Prof. H. Farid Ma’ruf, Mr. Mangunjudo, K.P.H. Nototaruno, dan Prof. Ir. Rooseno. Setelah persiapan selesai, pada tanggal 3 Maret 1946 di Gedung K.N.I. Malioboro Yogyakarta diadakan pertemuan resmi untuk mengumumkan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada dengan bagian fakultas hukum dan fakultas kesusasteraan. Dengan demikian, pada tahun 1946 di Yogyakarta ada dua perguruan tinggi, yaitu Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada dan Sekolah Tinggi Teknik (berdiri tanggal 17 Februari 1946). Sekolah Tinggi Teknik ini merupakan usaha penghidupan kembali Sekolah Tinggi Teknik Bandung, yang terpaksa ditutup karena suasana perang antara Indonesia dan tentara sekutu. Sekolah Tinggi Teknik Bandung dipimpin oleh Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat. Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Teknik

Upload: duongtu

Post on 30-Dec-2016

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

28

Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada Heri Santosa

Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada

Sejarah Balai Perguruan Tinggi berdasarkan Laporan Dies yang

kesatu tahun 1974 tertulis “Siapakah mula-mula yang mempunyai pikiran

untuk mendirikan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada?”

Pada tanggal 24 Januari 1946 di Gedung S.M.T. Kotabaru,

Yogyakarta diadakan pertemuan antara beberapa cerdik pandai untuk

mendiskusikan kemungkinan mendirikan balai perguruan tinggi (universitas

swasta) di Yogyakarta, sebagai promotor Sdr. Mr. Boediarto (ketua), Sdr. Ir.

Marsito, Sdr. Prof. Dr. Prijono dan Sdr. Mr. Soenardjo. Pengurus terdiri dari

Dr. Soeleiman, Dr. Boentaran, Dr. Soeharto, B.P.H. Bintoro, Prof. H. Farid

Ma’ruf, Mr. Mangunjudo, K.P.H. Nototaruno, dan Prof. Ir. Rooseno.

Setelah persiapan selesai, pada tanggal 3 Maret 1946 di Gedung

K.N.I. Malioboro Yogyakarta diadakan pertemuan resmi untuk

mengumumkan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada dengan

bagian fakultas hukum dan fakultas kesusasteraan.

Dengan demikian, pada tahun 1946 di Yogyakarta ada dua

perguruan tinggi, yaitu Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada dan Sekolah

Tinggi Teknik (berdiri tanggal 17 Februari 1946). Sekolah Tinggi Teknik ini

merupakan usaha penghidupan kembali Sekolah Tinggi Teknik Bandung,

yang terpaksa ditutup karena suasana perang antara Indonesia dan tentara

sekutu. Sekolah Tinggi Teknik Bandung dipimpin oleh Prof. Ir. Rooseno dan

Prof. Ir. Wreksodhiningrat. Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Teknik

Page 2: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

29

Bandung dapat melanjutkan pendidikannya dan menempuh ujian insinyur

di Sekolah Tinggi Teknik Yogyakarta.

Tidak dapat dilupakan bahwa yang memberi dukungan besar untuk

berlangsungnya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada itu adalah Sri Sultan

Hamengku Buwono ke IX. Setelah penyerbuan Belanda ke Yogyakarta, 19

Desember 1948, kedua perguruan tinggi di atas terpaksa ditutup. Para

dosen dan mahasiswanya memilih berjuang menentang Belanda daripada

melanjutkan proses belajar mengajar, namun peralatan kuliah tetap

dipelihara dengan baik oleh para mahasiswa.

Pindah ke Klaten

Sejarah pendirian fakultas kedokteran bermula dari kota Klaten.

Tahun 1946 Klaten terkenal sebagai kota pendidikan, di sini berdiri

perguruan tinggi, antara lain Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret

1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1946),

Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Perguruan Tinggi

Pertanian (berdiri 27 September 1946).

Mengapa Klaten dipilih sebagai tempat pendirian beberapa

perguruan tinggi? Karena Klaten terletak di pedalaman. Kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya tidak mungkin lagi

menyelenggarakan pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan ketiga kota

tersebut seringkali dibom oleh tentara sekutu. Para pejuang Indonesia di

tiga kota tersebut tidak tinggal diam. Mereka juga membalas menyerang

sekutu sehingga ketiga kota tersebut menjadi ajang pertempuran. Alasan

lainnya adalah adanya laboratorium pendukung dan lnstitut Pasteur, serta

laboratorium disediakan oleh Rumah Sakit Tegalyoso. Sedangkan Institut

Pasteur di Bandung, setelah diambil alih oleh bangsa Indonesia dari tangan

Page 3: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

30

Jepang, 1 September 1945, dipindahkan ke Klaten. Salah seorang yang

turut memindahkan institut ini adalah Prof. Dr. M. Sardjito.

Kehidupan perguruan tinggi di Klaten makin marak dengan

berdirinya Fak. Kedokteran Gigi pada awal tahun 1948. Hal ini berlangsung

sampai 19 Desember 1948, saat Belanda menyerbu ke dalam daerah

Republik Indonesia.

Tujuh bulan sebelum penyerbuan Belanda ke Republik Indonesia,

tepatnya awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan sesungguhnya sudah mendirikan Akademi Ilmu Politik di

Yogyakarta. Akademi ini berdiri atas usul Kementerian Dalam Negeri, untuk

mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri, Departemen

Luar Negeri, dan Departemen Penerangan.

Setelah berdirinya Akademi Ilmu Politik yang dipimpin oleh Prof.

Djokosoetono, S.H. Beberapa pegawai Departemen Dalam Negeri yang

belajar di sini, antara lain: Djumadi lsworo, Soempono Djojowadono, Irnan

Soetikno, Bambang Soegeng Wardi, dan Dradjat. Akan tetapi, akademi ini

tidak bertahan lama. Setelah pemberontakan PKI Madiun meletus

(September 1948) akademi ini ditinggalkan oleh para mahasiswanya.

Mereka ikut menumpas pemberontakan dan membangun kembali

kerusakan-kerusakan yang terjadi, kemudian akademi ini terpaksa ditutup.

Jika di Klaten dan Yogyakarta ada perguruan tinggi terpaksa ditutup, di Solo

ada perguruan tinggi yang sudah dibuka namun terpaksa batal diresmikan,

yaitu Balai Pendidikan Ahli Hukum (berdiri 1 November 1948) sebagai hasil

kerjasama Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dengan

Kementerian Kehakiman.

Page 4: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

31

Bersamaan dengan itu, panitia pendirian perguruan tinggi swasta di

Solo, yang dipimpin oleh Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H., dan

Hardjono, S.H., juga merencanakan pendirian Sekolah Tinggi Hukum

Negeri. Panitia ini menyarankan agar Balai Pendidikan Ahli Hukum

digabung saja dengan Sekolah Tinggi Hukum Negeri untuk melakukan

efisiensi, dan usul tersebut diterima oleh pemerintah. Hal ini tertuang

dalam Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1948 yang menyebutkan bahwa

Balai Pendidikan Ahli Hukum digabungkan ke dalam Sekolah Tinggi Hukum

Negeri.

Menurut Prof. Dr. M. Sardjito, Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo ini

akan diresmikan tanggal 28 Desember 1948. Akan tetapi, sembilan hari

sebelum peresmian, Belanda sudah menyerbu ke wilayah Republik

Indonesia. Apa boleh buat, perjuangan menentang Belanda menjadi

prioritas. Akibatnya, sekolah tinggi ini layu sebelum menguntum dan

terpaksa bubar sebelum diresmikan.

Kembali ke Yogyakarta

Tidak banyak yang ingat kapan persisnya timbul ide untuk

menggabungkan beberapa perguruan tinggi perjuangan (sebutan ini,

diberikan oleh Prof. Ir. Herman Johannes) tersebut di atas menjadi sebuah

perguruan tinggi. Akan tetapi, menurut Prof. Dr. M. Sardjito, tanggal 20 Mei

1949, ada rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan

Yogyakarta. Rapat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota

rapat antara lain, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito,

Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo

dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah beberapa anggota

Page 5: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

32

rapat menyanggupi pendirian perguruan kembali di wilayah republik, yaitu

Yogyakarta. Mereka yang bersedia adalah Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof.

Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito.

Kesulitan utama yang ditemui para guru besar dalam mendirikan

kembali perguruan tinggi di Yogya adalah tidak adanya ruangan untuk

kuliah. Beruntung Sri Sultan Hamengku Buwono IX bersedia meminjamkan

kraton dan beberapa gedung di sekitar kraton untuk ruang kuliah. Masalah

utama pun terpecahkan, setelah itu persiapan lain pun dimatangkan.

Usaha keras para guru besar tersebut akhirnya membuahkan hasil.

Tanggal 1 November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten,

Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas

Pertanian, dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri

oleh Bung Karno. Pada pembukaan ini, menurut Prof. Dr. M. Sardjito,

diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah

gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu: Prof. Dr. Abdulrachman

Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.

Keesokan harinya, 2 November 1949, giliran Fakultas Teknik, Akademi Ilmu

Politik dan beberapa fakultas yang berada di bawah naungan Yayasan Balai

Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang diresmikan. Kota Yogyakarta pun

kembali marak dengan mahasiswa. Sebulan kemudian, tepatnya 3

Desember 1949, dibuka pula Fakultas Hukum di Yogyakarta. Fakultas ini

merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo. Orang yang

berjasa dalam pemindahan ini adalah Prof. Drs. Notonagoro, S.H.

Universiteit Negeri Gadjah Mada

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tanggal 16 Desember

1949 tentang Peraturan Sementara Penggabungan Perguruan Tinggi

menjadi Universiteit, merupakan jalan pembuka untuk menyelenggarakan

Page 6: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

33

sebuah universitas nasional yang bernama Universitas Gadjah Mada. Pada

tanggal 19 Desember 1949 Pemerintah Republik Indonesia secara resmi

mulai menyelenggarakan perguruan tinggi negeri yang dikenal sebagai

Universiteit Negeri Gadjah Mada yang berkedudukan di Yogyakarta.

Universiteit Negeri Gadjah Mada ini merupakan penggabungan dari

beberapa Perguruan Tinggi yang telah ada lebih dulu yaitu:

1. Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Farmasi, Kedokteran

Hewan, dan Fakultas pertanian yang didirikan di Klaten pada

tahun 1946

2. Sekolah Tinggi Teknik di Yogyakarta yang didirikan pada tanggal 12

Februari 1946

3. Sekolah Tinggi Hukum dan Sekolah Tinggi Sastra yang didirikan

oleh Yayasan Balai Perguruan Tinggi Yogyakarta Pada tanggal 3

Maret 1946

Pada saat berdirinya, menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun

1949, Universiteit Negeri Gadjah Mada memiliki enam fakultas, yaitu: (1)

Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi

Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti); (2) Fakultas Kedokteran

di dalamnya termasuk Bagian Farmasi, Bagian Kedokteran Gigi dan

Akademi Pendidikan Guru Bagian Kimia, dan Ilmu Hayat; (3) Fakultas

Pertanian di dalamnya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan; (4) Fakultas

Kedokteran Hewan; (5) Fakultas Hukum di dalamnya ada Akademi Keahlian

Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi

Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi; dan (6)

Fakultas Sastra dan Filsafat di dalamnya ada Akademi Pendidikan Guru

bagian Sastra.

Page 7: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

34

Pada saat peresmian Universiteit Negeri Gadjah Mada, Prof. Dr. M.

Sardjito ditetapkan sebagai Presiden Universiteit Negeri Gadjah Mada.

Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat Universiteit Negeri Gadjah

Mada dan Dewan Kurator Universiteit Negeri Gadjah Mada. Pengurus

Dewan Kurator UNGM terdiri dari Ketua Kehormatan adalah Sri Sultan

Hamengku Buwono IX, Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, wakil ketua dan

anggota. Hal ini menimbulkan pendapat bahwa ketika UGM lahir, ia

memang telah siap untuk meneruskan perjuangan, yaitu meningkatkan

martabat manusia Indonesia.

Universitit Negeri Gadjah Mada

Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 37 tahun 1950

Peraturan Sementara tentang

Universitit Negeri Gadjah Mada pasal

1 menyebutkan:

“Universitit Negeri Gadjah Mada adalah Balai Nasional Ilmu Pengetahuan

dan Kebudajaan bagi pendidikan dan pengadjaran tinggi. Universitit

Negeri Gadjah Mada berkedudukan di Jogjakarta.“

Dalam pasal 5 juga disebutkan “Universitit Negeri Gadjah Mada

Pada waktu sekarang terdiri atas:”

a. Fakultit Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Farmasi, …….. b. Fakultit Hukum, Sosial dan Politik terdiri atas Bagian Hukum dan

Bagian Sosial dan Politik. …… c. Fakultit Technik terdiri atas Bagian Civil dan Bagian Kimia. ……. d. Fakultit Sastera, Pedagogik, dan Filsafat terdiri atas Bagian sastera

dan Filsafat dan Bagian Pedagogik. …..

Page 8: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

35

e. Fakultit Pertanian, jang mempunjai tingkat pengadjaran Baccalaureat Ilmu Pertanian.

f. Fakultit Kedokteran Hewan, jang mempunjai tingkat pengadjaran Baccalaureat Ilmu Kedokteran Hewan.

Pada tanggal 23 Januari 1950 ditambah lagi dengan Fakultas Sastra,

Pedagogik, dan Filsafat. Kemudian pada tanggal 19 Juli 1952 di Surabaya

dibuka Cabang dari Fakultas Hukum, Sosial dan Politik. Cabang Surabaya ini

pada bulan November 1954 dilepaskan dan dimasukkan sebagai Fakultas

pada Universitas Airlangga.

Pada tahun 1952 Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah

dengan jurusan Ekonomi, sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi,

Sosial dan Politik (HESP). Bulan September 1952 Fakultas Pertanian

ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga Fakultas ini menjadi Fakultas

Pertanian dan Kehutanan.

Universitas Gadjah Mada

Setelah beberapa kali mengalami perubahan nama dari universiteit,

universitit akhirnya pada tahun 1955 berubah menjadi universitas dan

sejak saat itu kata “negeri” pada Universitit Negeri Gadjah Mada

dihilangkan sehingga menjadi Universitas Gadjah Mada. Hal tersebut sesuai

dengan Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1955:

“…Dengan Undang-undang ini ditetapkan pula, bahwa Universiteit Van Indonesie dan universitit Negeri Gadjah Mada diubah namanya dalam Bahasa Indonesia menjadi Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada, yang terjadi atas beberapa Fakultas. Selanjutnya bagi segala peraturan dan ketentuan istilah dan nama resmi untuk mengganti kata universiteit ialah “universitas” dan “fakultas”.”

Page 9: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

36

Perubahan – perubahan yang agak

besar terjadi sejak bulan

September 1955 yaitu:

1. Fakultas Kedokteran,

Kedokteran Gigi dan Farmasi

menjadi Fakultas Kedokteran

dan Kedokteran Gigi dan

Fakultas Farmasi.

2. Bagian Bakaloreat Biologi dari Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi

dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.

3. Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Poilitik berkembang menjadi 3

Fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas

Sosial dan Politik.

4. Tingkat Pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan Bakaloreat Ilmu Alam

dari Bagian Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu Pasti dan

Alam

5. Pada tahun 1955 Fakultas Sastra, Pedagogik dan Filsafat berkembang

menjadi 3 Fakultas yaitu: Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas

Filsafat, dan Fakultas Pendidikan. Fakultas Pendidikan mempunyai 2

bagian yaitu: Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.

Untuk memberikan pendidikan umum yang kuat bagi semua

fakultas, didirikan juga Fakultas Umum, dan digabung dengan

Fakultas Filsafat menjadi Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas

Filsafat.

Pada tahun 1961 Fakultas Filsafat dibubarkan dan tahun 1962

Fakultas Umum juga dibubarkan. Tahun 1973 didirikan Biro

Penyelenggaraan Kuliah-kuliah Khusus yang melaksanakan tugas

Page 10: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

37

yang semula menjadi tugas Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas

Filsafat.

6. Fakultas Kedokteran Hewan namanya diubah menjadi Fakultas

Kedokteran Hewan dan Peternakan. Tahun 1960 Fakultas

Kedokteran dan Kedokteran Gigi berkembang menjadi Fakultas

Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi. Kemudian pada tahun

1962 Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan

ditingkatkan menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini

diserahkan kepada Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan

menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga (STO). Tahun 1963 Bagian

Kehutanan dari Fakultas Pertanian digabung ditingkatkan menjadi

Fakultas Kehutanan dan Jurusan Teknologi Pertanian. Tahun itu juga

Jurusan Geografi pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan ditingkatkan

menjadi Fakultas Geografi. Tahun 1961 salah satu Jurusan FIP

bersama dengan B I dan B II ditingkatkan menjadi IKIP. Tahun 1964

berdirilah IKIP sebagai integrasi FKIP, FIP, dan IPG. Jurusan Psikologi

dari FIP lalu menjadi Bagian Psikologi, yang kemudian pada tanggal 8

Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi. Tanggal 18 Agustus 1967

Fakultas Filsafat didirikan, dan pada tahun 1969 Biro

Penyelenggaraan Kuliah-kuliah Khusus dimasukkan kedalam Fakultas

Filsafat sebagai Biro Penyelenggaraan Kuliah-kuliah Agama. Tahun

1969 Fakultas yang ke-18 lahir, yaitu Fakultas Peternakan yang

merupakan peningkatan Bagian Peternakan dari Fakultas

Kedokteran Hewan dan Peternakan.

Sampai tahun 1985 Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas

dan tanggal pendirian sebagai berikut:

Page 11: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

38

1. Fakultas Hukum, 19 Desember 1949

2. Fakultas Kedokteran, 19 Desember 1949

3. Fakultas Kedokteran Hewan, 19 Desember 1949

4. Fakultas Pertanian, 19 Desember 1949

5. Fakultas Teknik, 19 Desember 1949

6. Fakultas Sastra dan Kebudayaan, 23 Januari 1951

7. Fakultas Biologi, 19 September 1955

8. Fakultas Ekonomi, 19 September 1955

9. Fakultas Farmasi, 19 September 1955

10. Fakultas Ilmu Pasti dan Alam, 19 September 1955

11. Fakultas Sosial dan Politik, 19 September 1955

12. Fakultas Kedokteran Gigi, 29 Desember 1960

13. Fakultas Kehutanan, 17 Agustus 1963

14. Fakultas Geografi, 1 September 1963

15. Fakultas Teknologi Pertanian, 19 September 1963

16. Fakultas Psikologi, 8 Januari 1965

17. Fakultas Filsafat, 18 Agustus 1967

18. Fakultas Peternakan, 10 November 1969

Pimpinan UGM sejak 1949 sampai sekarang:

1. Prof. Dr. Sardjito (1949 – 1962)

2. Prof. Ir. H. Johannes (1962 – 1966)

3. Drg. Nasir Alwi (1966 – 1967)

4. Drs. Soepojo Padmodipoetro, M.A. (1967 – 1968)

5. Drs. Soeroso H. Prawirohardjo, M.A. (1968 – 1973)

6. Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, M.A. (1973 – 1981)

7. Prof. Dr. Teuku Jacob MD (1981 – 1985)

8. Prof. Dr. Koesnadi Hardjosoemantri, S.H., M.I. (1986 – 1990)

9. Prof. Dr. Mochamad Adnan, M. Sc. (1990 – 1994)

10. Prof. Dr. Soekanto Reksohadiprojo, M. Com. (1994 – 1998)

Page 12: Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Gadjah Mada

39

11. Prof. Dr. Ichlasul Amal, M.A. (1998 – 2002)

12. Prof. Dr. Sofian Effendi, M. PIA. (2002 – 2007)

13. Prof. Ir. Sudjarwadi, M. Eng., Ph.D. (2007 – 2012)

14. Prof. Dr. Pratikno, M. Soc. Sc. (2012 – 2017)

Dari rentetan riwayat perjuangan mendirikan UGM di atas, dapat

disimpulkan bahwa pendirian UGM merupakan salah satu usaha untuk

meneruskan perjuangan. Hal ini perlu menjadi pegangan bagi seluruh

sivitas akademika UGM .

Referensi:

1. Undang-undang No. 10 tahun 1955 tentang Pengubahan Nama Universiteit, Universitet, Universitit, Faculteit, Facultet, dan Facultit menjadi universitas dan Fakultas

2. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1949 tentang Peraturan tentang Penggabungan Perguruan Tinggi menjadi Universiteit

3. Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1950 tentang Peraturan Sementara Tentang Universitit Negeri Gadjah Mada

4. Separatum “Riwajat Perdjuangan Mendirikan Universitas Gadjah Mada dan Sekedar Tentang Perguruan Tinggi lain di Indonesia " oleh Prof. Dr. M. Sardjito, dan Addendum "Perdjuangan Universitas Gadjah Mada dan Perguruan Tinggi Lain Dalam Revolusi Fisik"oleh Prof. Ir. Herman Johannes

5. Buku Kenangan Seperempat Abad Univervitas Gadjah Mada 11 yang diredakturi oleh Drs. H. Nangtjik dan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949

6. Berita Kagama Okt, Nov, Des 1980 Th. III No. 6, 7, 8 tentang Sejarah Singkat Universitas Gadjah Mada

7. Berita Kagama No. 1, 2 Th. VIII 1985 tentang Sejarah Singkat Universitas Gadjah Mada