sejarah perkembangan uu no 27 tahun 2012

6
3.1 Tahapan dan Perkembangan Peraturan Lingkungan Hidup dan AMDAL Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pertama kali dicetuskan berdasarkan atas ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang Ketentuan- ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan amanat pasal 16 tersebut diundangkan pada tanggal 5 Juni 1986 suatu Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).Peraturan pemerintah (PP) No.29 Tahun 1986 tersebut berlaku pada tanggal 5 Juni 1987 yaitu selang satu tahun setelah di tetapkan. Hal tersbut diperlukan karena masih perlu waktu untuk menyusun kriteria dampak terhadap lingkungan sosial mengingat definisi lingkungan yang menganut paham holistik yaitu tidak saja mengenai lingkungan fissik/kimia saja namun meliputi pula lingkungan sosial. Berdasarkan pengalaman penerapan PP No.29 Tahun 1986 tersebut dalam deregulasi dan untuk mencapai efisiensi maka PP No.29 Tahun 1986 diganti dengan PP No.51 Tahun 1993 yang di undangkan pada tanggal 23 Oktober 1993. Perubahan tersebut mengandung suatu cara untuk mempersingkat lamanya penyusunan AMDAL dengan mengintrodusir penetapan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan demikian tidak diperlukan lagi pembuatan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). Perubahan tersebut mengandung pula keharusan pembuatan ANDAL , RKL, dan RPL di buat sekaligus yang berarti waktu pembuatan dokumen

Upload: ahsan-hidayat

Post on 09-Nov-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Amdal

TRANSCRIPT

3.1Tahapan dan Perkembangan Peraturan Lingkungan Hidup dan AMDALAnalisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pertama kali dicetuskan berdasarkan atas ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan amanat pasal 16 tersebut diundangkan pada tanggal 5 Juni 1986 suatu Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).Peraturan pemerintah (PP) No.29 Tahun 1986 tersebut berlaku pada tanggal 5 Juni 1987 yaitu selang satu tahun setelah di tetapkan. Hal tersbut diperlukan karena masih perlu waktu untuk menyusun kriteria dampak terhadap lingkungan sosial mengingat definisi lingkungan yang menganut paham holistik yaitu tidak saja mengenai lingkungan fissik/kimia saja namun meliputi pula lingkungan sosial. Berdasarkan pengalaman penerapan PP No.29 Tahun 1986 tersebut dalam deregulasi dan untuk mencapai efisiensi maka PP No.29 Tahun 1986 diganti dengan PP No.51 Tahun 1993 yang di undangkan pada tanggal 23 Oktober 1993. Perubahan tersebut mengandung suatu cara untuk mempersingkat lamanya penyusunan AMDAL dengan mengintrodusir penetapan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan demikian tidak diperlukan lagi pembuatan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). Perubahan tersebut mengandung pula keharusan pembuatan ANDAL , RKL, dan RPL di buat sekaligus yang berarti waktu pembuatan dokumen dapat diperpendek. Dalam perubahan tersebut di introdusir pula pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bagi kegiatan yang tidak wajib AMDAL. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL) ditetapkan oleh Menteri Sektoral yang berdasarkan format yang di tentukan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Demikian pula wewenang menyusun AMDAL disederhanakan dan dihapuskannya dewan kualifikasi dan ujian negara. Dengan ditetapkannya Undang-undang No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH), maka PP No.51/1993 perlu diganti dengan PP No.27/1999 yang di undangkan pada tanggal 7 Mei 1999, yang efektif berlaku 18 bulan kemudian. Perubahan besar yang terdapat dalam PP No.27 / 1999 adalah di hapuskannya semua Komisi AMDAL Pusat dan diganti dengan satu Komisi Penilai Pusat yang ada di Bapedal. Didaerah yaitu provinsi mempunyai Komisi Penilai Daerah. Apabila penilaian tersebut tidak layak lingkungan maka instansi yang berwenang boleh menolak permohohan ijin yang di ajukan oleh pemrakarsa. Suatu hal yang lebih di tekankan dalam PP No.27/1999 adalah keterbukaan informasi dan peran masyarakat. Implementasi AMDAL sangat perlu di sosialisasikan tidak hanya kepada masyarakat namun perlu juga pada para calon investor agar dapat mengetahui perihal AMDAL di Indonesia. Karena semua tahu bahwa proses pembangunan di gunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi, sosial dan budaya. Dengan implementasi AMDAL yang sesuai dengan aturan yang ada maka di harapkan akan berdampak positip pada recovery ekonomi pada suatu daerah.PP No 27 Tahun 2012 merupakan pengganti PP No 27 Tahun 1999 Tentang Amdal dengan penambahan berbagai pengaturan dan ketentuan perihal izin lingkungan. Ada dua prinsip dalam upaya penyusunan PP Izin Lingkungan ini, yaitu lebih sederhana yang tidak menciptakan proses birokrasi baru dan implementatif. Balthasar Kambuaya menambahkan, PP No 27 Tahun 2012 ini juga mengamanatkan proses penilaian amdal yang lebih cepat, yaitu 125 hari dari 180 hari. Dengan begitu akan terjadi efisiensi sumber daya, baik waktu, biaya dan tenaga, yang tentunya tanpa mengurangi kualitasnya. Langkah maju ini adalah pengaturan bahwa total jangka waktu penilaian amdal sejak diterimanya dokumen amdal dalam status telah lengkap secara administrasi adalah sekitar 125 hari kerja, tidak termasuk lama waktu perbaikan dokumen. Jangka waktu 125 hari kerja tersebut adalah langkah maju karena di PP 27 Tahun 1999, total jangka waktu penilaian amdal adalah sekitar 180 hari kerja.3.2Usaha atau Kegiatan yang Wajib memiliki Izin Lingkungan (Pasal 2 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.3Proses Izin Lingkungan (Pasal 2 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.4Penyusunan Dokumen AMDAL & UKL UPL (Pasal 10-12 PP 27/2012 Izin Lingkungan dan Pasal 14-15 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.5Pengikut Sertaan Masyarakat dalam AMDAL (Pasal 9 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.6Penilaian Kerangka Acuan (Penilaian ANDAL dan RKL UPL ((Pasal 21-24 PP 27/2012 izin Lingkungan dan Pasal 28-31 PP 27/2012 Izin Lingkungan) 3.7Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Ketidaklayakan LH (Pasal 32-33 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.8Pemeriksaan UKL UPL & Penerbitan Rekomendasi UKL UPL (Pasal 36-40 PP 27/2012 Izin Lingkungan) 3.9Penerbitan Rekomendasi UKL UPL (Pasal 38 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.10Permohonan Izin Lingkungan (Pasal 42-43 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.11Pengumuman Permohonan Izin Lingkungan (Pasal 45-46 PP 27/2012 Izin Lingkungan) 3.12Penerbitan Izin LH (Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.13Pengumuman Penerbitan Izin Lingkungan (Pasal 49 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.14Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan (Pasal 53 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.15Pembinaan Penetalaksanaan AMDAL & UKL UPL (Pasal 64 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.16Evaluasi Kinerja Komisi Penilai AMDAL (Pasal 66 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.17Sanksi Administratif (Pasal 56 PP 27/2012 Izin Lingkungan)3.18Ketentuan Penutup (Pasal 73 PP 27/2012 Izin Lingkungan)DAPUShttp://www.menlh.go.id/sosialisasi-pp-nomor-27-tahun-2012-tentang-izin-lingkungan/http://ppejawa.com/ekoplasa49_permenlh_tahun_2012_tentang_amdal.htmlhttp://nurrpratiwi.blogspot.com/2012/02/proses-penilaian-dokumen-amdal.htmlhttp://ilhamkusuma5.blogspot.com/2013/04/prosedur-amdal.htmlhttp://bplh.egref.com/index.php/amdalmenu/pengertian-amdal/66-def-izin-lingkungan