sejarah kurikulum sd.pdf

Upload: rachman-peacock-rachman

Post on 06-Jul-2018

265 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    1/200

      EDISI 2010 

    Sejarah Kurikulum SD

    di Indonesia

    S.Belen

    Pusat Kurikulum

    Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kementerian Pendidikan Nasional

    Jakarta

    2010

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    2/200

     

    Sejarah Kurikulum SD di Indonesia: Dari Mengajar tradisional ke belajar

    aktif

    Penulis: Dr. S.Belen, S.Pd., B.Phil.

    Kontributor:

    A.F.Tangyong. M.A., M.A.

    Wahyudi Suseloardjo

    Drs. Sudyono. M.A.

    Dr. Sediono Abdullah, M.Si.

    Drs. Arief Sidharta, M.Pd.

    Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan

    Departemen Pendidikan Nasional

    Jalan Raya Gunung Sahari No. 4

    Senen, Jakarta Pusat

    Telepon: ...

    Faximile: ...

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    3/200

     

    Daftar Isi

    Sejarah Kurikulum SD di Indonesia

    Halaman

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    Bab I Pendahuluan

    A.  Kurikulum di alam kemerdekaan

    B. Definisi dan organisasi kurikulum

    C.  Prinsip-prinsip pengambilan keputusan dan proses

     pengembangan kurikulum

    1

    Bab II Kurikulum SD pada Masa Hindia Belanda

    A. Sekilas sistem persekolahan dan sekolah dasar pada

    masa Hindia Belanda

    B. Kurikulum SD pada masa Hindia Belanda

    C. Foto-foto keadaan pendidikan pada masa Hindia

    Belanda

    Bab III Kurikulum SD pada Masa Pendudukan Jepang

    A.  Kebijakan pendidikan pada masa pendudukan

    Jepang

    B. 

    Kurikulum SD pada masa pendudukan Jepang

    Bab IV Kurikulum SD pada Masa Awal Kemerdekaan dan Masa

    Pemerintahan Orde Lama

    A.  Landasan hukum perubahan / pengembangan

    kurikulum

    B.  Dasar pengambilan keputusan kurikulum pada awal

    kemerdekaan s.d. masa pemerintahan Orde Lama

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    4/200

     

    C.  Ciri-ciri manusia pada kurikulum pada awal

    kemerdekaan s.d. masa Orde Lama

    D.  Perkembangan struktur program kurikulum pada

    awal kemerdekaan s.d. masa Orde Lama

    E.  Perkembangan komponen kurikulum pada awal

    kemerdekaan s.d. masa Orde Lama

    F.  Prinsip pengembangan kurikulum pada awal

    kemerdekaan s.d. masa Orde Lama

    Bab V Kurikulum SD pada Masa Pemerintahan Orde Baru

    A.  Landasan hukum perubahan / pengembangan

    kurikulum

    B.  Dasar pengambilan keputusan kurikulum pada masa

    Orde Baru

    C.  Ciri-ciri manusia pada kurikulum pada masa Orde

    Baru

    D. 

    Perkembangan struktur program kurikulum pada

    masa Orde Baru

    E.  Perkembangan komponen kurikulum pada masa

    Orde Baru

    F.  Prinsip pengembangan kurikulum pada masa Orde

    Baru

    Bab VI Kurikulum SD pada Masa Reformasi

    A.  Landasan hukum perubahan / pengembangan

    kurikulum

    B.  Dasar pengambilan keputusan kurikulum pada masa

    reformasi

    C.  Ciri-ciri manusia pada kurikulum pada masa

    reformasi

    D. 

    Perkembangan struktur program kurikulum pada

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    5/200

     

    masa reformasi

    E.  Perkembangan komponen kurikulum pada masa

    reformasi

    F.  Prinsip pengembangan kurikulum pada masa

    reformasi

    Bab VII Perkembangan Mata pelajaran dari Masa ke Masa

    Bab VIII Perkembangan Komponen Kurikulum dari Masa ke

    Masa

    Bab IX Kronologi Perkembangan Kurikulum: Pengembang &

    Ciri-ciri Kurikulum

    Bab X Refleksi Perkembangan Kurikulum SD di Indonesia

    Daftar Pustaka

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    6/200

     

    Daftar Tabel

    Halaman

    Tabel 2.1 Struktur program kurikulum pada sekolah

    dasar dizaman Belanda

    Tabel 3.1 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat

     pada masa pendudukan Jepang

    Tabel 4.1 Landasan hukum pengembangan

    kurikulum pada awal kemerdekaan danmasa Orde Lama

    Tabel 4.2 Dasar pengambilan keputusan pada

    Kurikulum 1947 dan 1964

    Tabel 4.3 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat

    yang berbahasa daerah sampai Kelas III

    (Rencana Pelajaran 1947)

    Tabel 4.4 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat

    yang berbahasa pengantar Bahasa

    Indonesia dari Kelas I (Rencana Pelajaran

    1947)

    Tabel 4.5 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat

    yang diselenggarakan sore hari (Rencana

    Pelajaran 1947)

    Tabel 4.6 Struktur Program dan Pembagian Waktu

     per Minggu bagi sekolah dasar yang

    menggunakan bahasa pengantar bahasa

    daerah di Kelas I s.d. Kelas III (Rencana

    Pendidikan 1964)

    Tabel 4.7 Struktur Program dan Pembagian Waktu

     per Minggu bagi sekolah dasar yang

    menggunakan bahasa pengantar bahasa

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    7/200

     

    Indonesia dari Kelas I (Rencana

    Pendidikan 1964)

    Tabel 4.8 Bahan pengajaran mata pelajaran Ilmu

    Hayat kelas IV SD Kurikulum 1952

    Tabel 4.9 Bahan pengajaran mata pelajaran IPA

    kelas IV Kurikulum 1964

    Tabel 5.1 Landasan hukum pengembangan

    kurikulum pada awal pada masa Orde

    Lama

    Tabel 5.2 Dasar pengambilan keputusan pada

    Kurikulum pada masa Orde Baru

    Tabel 5.3 Kerangka Kurikulum Sekolah Dasar

    (1968) (Bagi sekolah dasar yang

    menggunakan bahasa pengantar bahasa

    daerah sebagai bahasa pengantar)

    Tabel 5.4 Kerangka Kurikulum Sekolah Dasar

    (1968) (Bagi sekolah dasar yang berbahasa

     pengantar bahasa Indonesia dari kelas I)

    Tabel 5.5 Struktur Program Kurikulum Sekolah

    Dasar 1975

    Tabel 5.6 Susunan Program Pengajaran Kurikulum

    Sekolah Dasar (1984)

    Tabel 5.7 Susunan Program Pengajaran Kurikulum

    Sekolah Dasar 1994 *)

    Tabel 5.8 Garis-garis Besar Program Pengajaran

    Bidang Studi IPA SD Kelas IV

    Tabel 6.1 Landasan hukum pengembangan

    kurikulum pada masa reformasi

    Tabel 6.2 Dasar pengambilan keputusan pada

    Kurikulum 2004 dan 2006

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    8/200

     

    Tabel 6.3 Struktur Kurikulum Sekolah Dasar &

    Madrasah Ibtidaiyah

    Tabel 6.4 Struktur Kurikulum SD/MI 2006

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    (KTSP)

    Tabel 6.5 Struktur Kurikulum SDN Pondok Bambu

    14

    Tabel 6.6 Tabel Kompetensi dasar Kurikulum

    Berbasis Kompetensi (Kurikuum 2004)

    Tabel 6.7 Tabel Contoh Kompetensi Dasar

    Kurikulum 2004

    Tabel 6.8 Standar kompetensi dan kompetensi dasar

    IPA kelas IV Kurikulum 2006

    Tabel 6.9 Perbandingan Kurikulum 2004 dan 2006

    Tabel 7.1 Perkembangan nama serta pemisahan /

     penggabungan olahraga dan kesehatan

    dalam sejarah kurikulum serta alokasi

    waktunya

    Tabel 7.2 Perkembangan nama serta pemisahan /

     penggabungan kesenian dalam sejarah

    kurikulum serta alokasi waktunya

    Tabel 7.3 Perkembangan nama serta pemisahan /

     penggabungan keterampilan dalam sejarah

    kurikulum serta alokasi waktunya

    Tabel 8.2 Perbandingan komponen Kurikulum 1947

    s.d. 2006

    Tabel 8.1 Kecenderungan penekanan materi atau

    kemampuan / kompetensi pada kurikulum

    IPA

    Tabel 9.1 Kronologi Perkembangan Kurikulum di

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    9/200

     

    Indonesia

    Tabel 9.2 Penyusun kurikulum-kurikulum di

    Indonesia

    Daftar Bagan & Gambar

    Halaman

    Bagan 2.1 Sistem Persekolahan Zaman Pemerintahan

    Hindia Belanda Abad ke-20

    Bagan 10.1 Perkembangan anutan pendekatan

     pengembangan kurikulum di negara-negara

    maju

    Gambar 4. 1 Unsur kurikulum

    Gambar 5.1 Langkah-langkah desain kurikulum

    Gambar 5.2 Inti pengertian belajar aktif tampak padagambar ini

    Gambar 5.3 Unsur-unsur belajar aktif

    Gambar 5.4 Prinsip-prinsip belajar aktif

    Gambar 6.1 Input, proses, dan outcome kompetensi

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    10/200

     

    PENDAHULUAN 

    A.  Kurikulum di alam kemerdekaan

    Sejak kemerdekaan Indonesia tahun 1945, paling tidak kita telah mengenal 9

    kurikulum yang lengkap , yaitu kurikulum-kurikulum tahun 1947, 1952, 1964,

    1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan terakhir 2006. Jeda waktu antara satu

    kurikulum dan kurikulum berikutnya berkisar dari 5, 12, 4, 7, 9, 10, 10, dan 2

    tahun. Pergantian kurikulum yang semakin cepat dipengaruhi perubahan politik

    sehingga dalam kurun waktu 7 tahun setelah merdeka kita menerapkan 2kurikulum. Dengan kata lain, turbulensi politik berdampak pergantian kurikulum.

    Dari tahun 1952 – 1964, selama 12 tahun kita bertahan menerapkan Kurikulum

    1952. Dari satu segi kenyataan ini dapat dipandang sebagai akibat kurang

    diprioritaskannya pendidikan. Atau, karena konsistensi pemikiran pedagogis yang

    dianut para pengambil keputusan di bidang pendidikan. Kurikulum 1964 hanya

    diterapkan 4 tahun, lalu kita beralih ke Kurikulum 1968. Ini disebabkan oleh

     peralihan dari kekuasaan Orde Lama ke Orde Baru.

    Kurikulum 1968 dilaksanakan selama 7 tahun, kemudian terbit Kurikulum 1975

    yang cukup komprehensif dari segi pengembangan kurikulum. Kurikulum 1975

    lahir sebagai dampak semakin terbukanya negara kita terhadap pengaruh Barat

    setelah PKI tersingkir dari arena perpolitikan Indonesia. Kurikulum ini lahir

    sebagai hasil kerja sama internasional karena dunia politik dan ekonomi Indonesia

    yang semakin terbuka terhadap Blok Barat. Kemudian, lahir Kurikulum 1984

    sebagai dampak hasil riset pendidikan, inovasi kurikulum dan pendidikan di

    Indonesia, serta perkembangan di negara-negara lain sejak awal 1970-an yang

     perlu ditampung dalam kurikulum baru.

    Pemberlakukan kurikulum baru dalam sejarah pendidikan di Indonesia itu penting

    sebagai motor penggerak pembaharuan atau pengadaan berbagai komponen

     pendidikan yang lain, seperti buku pelajaran, sarana belajar lain, metodologi

    mengajar, penilaian dan ujian, dan kurikulum lembaga pendidikan guru.

    Kemudian, lahir Kurikulum 1994 untuk menampung hasil inovasi kurikulum dan

     pendidikan yang sudah cukup meyakinkan, pendekatan komunikatif dalam

    1

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    11/200

     

     bahasa, belajar aktif dalam IPA, IPS, dan mata pelajaran lain, serta perlunya

    diterapkan mata pelajaran desain dan teknologi di sekolah. Walaupun pada

    Kurikulum 1947, 1964, dan 1968, lalu kemudian pada Kurikulum 1984 dan 1994

     pendekatan belajar aktif ditekankan, sejak kemerdekaan, mulai dari Kurikulum

    1947 sampai dengan Kurikulum 1994, selama 47 atau hampir 50 tahun kita tetap

     belum terlepas dari pendekatan pengembangan kurikulum berbasis materi atau

     pengetahun (content-based curriculum development ).

    B.  Definisi dan organisasi kurikulum

    Definisi kurikulum menurut tingkatan organisasi kurikulum yang digunakan

    dalam penulisan ini dikemukakan berikut ini.

    Definisi kurikulum

      C  u  r  r   i  c

      u   l  u  m

        i  s   a   l   l 

      o   f    t   h . . .

      C  u  r  r   i  c

      u   l  u  m

       e  n  c

      o  m  p  a

     . . .

      C  u  r  r   i  c

      u   l  u  m

        i  s   a   p   l  a

      n    f  o

     . . .

    33% 33%33%

    1. Kurikulum adalahsemua pengalamanyang diperoleh siswadi bawah bimbinganpara guru.

    2. Kurikulum mencakupsemua kesempatanbelajar yang diadakanoleh sekolah.

    3. Kurikulum adalahsebuah rencana untuksemua pengalamanyang dihadapi siswa disekolah.

       K  u  r   i   k

      u   l  u  m

     …  s  e

      m  u  a

       K  u  r   i   k

      u   l  u  m

     …   k  e

      s  e  m  p  a   t  a

      n

       K  u  r   i   k

      u   l  u  m

     …  r  e  n  c

      a  n  a

     

    Organisasi kurikulum

    • Tingkat masyarakat…politisi, panitia khusus,ahli

    • Tingkat institusi…ditetapkan di sekolah,

    kabupaten, universitas…biasanya disusun

    sejalan dengan disiplin mata pelajaran / kuliah

    • Tingkat instruksional…perencanaan guru dan

    pengajaran siswa

    • Tingkat ideologis…teoretisi belajar dan

    spesialis mata pelajaran

     

    2

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    12/200

     

    C. Prinsip-prinsip pengambilan keputusan dan proses

    pengembangan kurikulumPrinsip-prinsip pengambilan keputusan dan proses pengembangan kurikulum yang

     berkenaan dengan desain, pengembangan, dan evaluasi dikemukakan berikut ini.

    Prinsip 1: Keputusan tentang kurikulum harus dibuat berdasarkan alasan-alasan

     pendidikan yang valid (sahih), bukan berdasarkan alasan-alasan yang kedengaran

     bagus atau alasan bukan pendidikan.

    Prinsip 2: Keputusan tentang kurikulum yang bersifat permanen harus dibuat

     berdasarkan bukti (evidensi) terbaik yang tersedia.

    Prinsip 3: Keputusan kurikulum harus dibuat dalam konteks tujuan pendidikan

    yang bersifat umum.

    3

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    13/200

     

    Prinsip 4: Keputusan kurikulum harus dibuat dalam konteks keputusan yang

    dibuat sebelumnya dan dalam konteks kebutuhan untuk pembuatan keputusan

    tambahan sehingga keseimbangan dan pertimbangan kurikulum lainnya yang

     penting dapat dijamin aman.

    Prinsip 5: Keputusan kurikulum harus dibuat berdasarkan paduan kekuatan

    yang berasal dari kodrat dan perkembangan pelajar, kodrat proses belajar,

    tuntutan masyarakat umumnya, persyaratan dari masyarakat lokal, dan hakikat

    dan struktur mata pelajaran yang akan dipelajari.

    Prinsip 6: Keputusan kurikulum harus dibuat secara kooperatif oleh orang-orang yang terlibat dalam dampak keputusan itu dan dengan partisipasi penuh

    orang-orang yang amat terkena dampak keputusan itu.

    4

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    14/200

     

    Prinsip 7: Keputusan kurikulum harus memperhatikan fakta-fakta baru

    tentang kehidupan manusia, seperti perkembangan pesat ilmu pengetahuan

    dan kebutuhan akan rasa persatuan dalam keanekaragaman.

    Prinsip 8: Keputusan kurikulum harus mempertimbangkan banyak perbedaan

    antar-siswa, terutama yang berhubungan dengan potensi perkembangan siswa,

    kemampuan intelektualnya, gaya berpikirnya, kemampuan menghadapi

    tekanan teman sebaya, dan kebutuhan akan pendidikan nilai dan penghargaan.

    Prinsip 9: Keputusan kurikulum harus dibuat berdasarkan pandangan realistis

    tentang hal-hal pengorganisasian atau rekayasa yang dapat mempengaruhi

    kualitas keputusan itu sendiri, seperti korelasi atau pemisahan mata pelajaran,

    distingsi antara materi kurikulum dan pengalaman siswa, dan penggunaan

    waktu.

    5

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    15/200

     

    Prinsip 10: Keputusan kurikulum harus dibuat berdadasarkan beberapa

     pandangan mendahului (antisipatif) tentang cara-cara keputusan itu

    dikomunikasikan dan dibagi.

    Prinsip 11: Keputusan kurikulum harus dibuat hanya dalam hubungan dengan

    mata pelajaran dan pengalaman siswa yang tidak dapat diberikan secara

    memuaskan di luar sekolah.

    6

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    16/200

     

    KURIKULUM SD PADA MASA HINDIA BELANDA

    A. Sekilas sistem persekolahan dan sekolah dasar pada masa

    Hindia Belanda

    Pada masa penjajahan Belanda di tanah air berlaku tiga sistem pendidikan, yaitu

    sistem pendidikan tradisional yang dilakukan di pondok dan padepokan, sistem

     pendidikan Barat yang diperkenalkan penjajah Belanda, dan sistem pendidikan

    yang berciri nasional yang dirintis para tokoh pergerakan nasional, terutama

    sistem perguruan Taman Siswa yang dirintis dan dikembangkan Ki Hajar

    Dewantara.

    Pada pendidikan di padepokan seorang cantrik   (murid) dididik oleh seorang

    begawan (guru) untuk menguasai bidang atau hal tertentu. Kemudian, sistem

     pendidikan seperti ini dilanjutkan dan dikembangkan menjadi sistem pendidikan

     pondok pesantren. Para murid atau  santri dididik oleh seorang ulama yang

    menguasai ilmu Agama Islam secara mendalam. Ulama ini disebut kyai. Para

     santri  tinggal di pondok pesantren atau di pondok-pondok sekitar rumah kyai.Sejak awal abad ke-20, sistem pendidikan tradisional ini terpengaruh sistem

     pendidikan kolonial dan akhirnya ada yang mengadopsi sistem sekolah seperti

    yang diperkenalkan Belanda sedangkan pelajaran Quran dan agama dijadikan

    mata pelajaran wajib. Karena itu, pada tahun 1919 misalnya Sekolah Adabiyah di

    Sumatera Barat amat menyimpang dari cara pendidikan tradisional dan

     berkembang menjadi sekolah serupa HIS. Perbedaan dengan HIS adalah pelajaran

    Quran dan Agama Islam dimasukkan sebagai mata pelajaran wajib. Selanjutnya,

    sistem seperti ini berkembang menjadi madrasah. (Mahmud Yunus, 1979 dalam

    Yasin Anwar, 1987).

    Ciri utama sistem pendidikan kolonial adalah eksploitatif karena bertujuan

    menghasilkan tenaga kerja rendahan untuk mendukung kebutuhan ekonomi

     penjajah. Ciri yang kedua adalah diskriminatif rasial karena membeda-bedakan

     perlakuan kepada anak-anak golongan Belanda atau Eropa, golongan Timur

    Asing, dan pribumi. Anak-anak pribumi juga dibedakan antara anak-anak

    7

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    17/200

     

    keluarga ningrat atau bangsawan (aristokrat), pemimpin agama (ulama), dan anak-

    anak rakyat biasa.

    Bagan 2.1 Sistem Persekolahan Zaman Pemerintahan Hindia Belanda Abad ke-20

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    8

    7

    Pendidikan

    tinggi

    Technische

    Hoogeschool

    (Sekolah Tinggi

    Teknik)

    Geneeskundige

    Hoogeschool

    (Sekolah Tinggi

    Kedokteran)

    Rechts

    Hoogeschool

    (Sekolah Tinggi

    Hukum)

    6

    5

    4

    Mid.Vak-

    school

    Kweekschool

    (Sekolah

    Guru)

    AMS

    (Sekolah

    Menengah

    Atas)

    3

    2

    1

    10

    MULO

    9

    Pendidikan

    menengah

    LYCEA

    HBS

    V

    HBS

    III

    Eur. Vak-school (Sek.

    Kejuruan Eropa) Voorklas

    8

    7

    6 Inlandsche-school

    (Sekolah Bumiputera Kelas 1

    5

    Schakel-

    School (Sek.

    Peralihan)

    Inl.

    Vakschool

    (Sekolah

    Kejuruan)

    3

    Vervolg-

    school

    2

    1

    Pendidikan

    rendah

    ELS

    (Sekolah

    Rendah Eropa) HCS

    (Sekolah

    Cina

    Belanda)

    HIS

    (Sekolah

    Bumiputera

    Belanda

    Volk-

    school

    (Sekolah

    Desa)

    2 de Inlandsche-

    school

    (SD Kelas II)

    EROPA BELANDA BUMIPUTERA

    Berikut ini dikemukakan tentang beragam jenis sekolah pada masa penjajahan

    Belanda yang dapat dibedakan dalam tiga golongan.

    8

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    18/200

     

    1.  Sekolah untuk anak pribumi yang terdiri dari Volksschool  atau Sekolah Desa 3

    tahun berbahasa pengantar bahasa daerah. Yang ditekankan pada sekolah desa

    adalah pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Tamatan sekolah desa

    dapat meneruskan ke sekolah sambungan (Vervolgschool ) 2 tahun dengan

     bahasa pengantar bahasa daerah serta Sekolah Peralihan (Schakelschool ) yaitu

    sekolah lanjutan untuk sekolah desa dengan lama belajar seluruhnya 5 tahun

    dan berbahasa Belanda dalam kegiatan belajar-mengajar. Tamatan sekolah ini

    dapat melanjutkan ke sekolah guru (CVO) dan Normal School  atau ke MULO

    ( Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau sekolah rendah yang diperluas (kira-

    kiara setara dengan SMP masa kini). Selain itu, dikenal pula  Erste

     Indlandscheschool (Sekolah Kelas I) dan Tweede Inlandscheschool   (Sekolah

    Kelas II).

    2.  Sekolah untuk anak keluarga ningrat atau bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka

    atau pegawai negeri adalah HIS ( Hollandsch Inlandscheschool ) 7 tahun yang

    sering juga disebut Sekolah Bumiputera Belanda yang berbahasa pengantar

     bahasa Belanda. Sedangkan, untuk anak rakyat jelata dapat bersekolah di

    Sekolah Bumiputera ( Indlancsheschool ) 5 tahun yang berbahasa pengantar

     bahasa daerah. Kemudian, anak-anak pribumi tamatan MULO dapat masuk ke

     Kweekschool (KS atau sekolah guru) atau Stovia (School Tot Opleiding van

     Inlansche Artsen) yang sering disebut juga sebagai Sekolah Dokter Jawa

    dengan masa belajar 7 tahun.

    3.  Sekolah-sekolah untuk golongan Timur Asing seperti Sekolah Cina 5 tahun

    yang berbahasa pengantar bahasa Cina dan HCS ( Hollandsch Chineeseschool )

    7 tahun yang berbahasa pengantar bahasa Belanda. Selain itu ada pula sekolah

    untuk anak keturunan Arab, yaitu  Hollandsch Arabischeschool   (HAS) dan

    untuk anak-anak orang Ambon, yaitu  Ambonsche Burgerschool   dan untuk

    anak-anak serdadu KNIL asal Ambon –  Ambonsche Soldaten School   (ASS)

    yang terdapat di kota-kota garnisun besar, seperti Magelang, Jakarta atau

    Padang. Selain itu, atas usaha swasta seperti Zending dan Missi didirikan pula

    sekolah Jawa-Belanda atau  Hollandsch Javaanscheschool  (HJS). Untuk anak

     bangsawan didirikan juga sekolah dasar khusus yang disebut Sekolah Raja

    9

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    19/200

     

    ( Hoofden School ). Sekolah ini semula didirikan di Tondano pada tahun 1865

    dan 1872 tapi kemudian diintegrasikan ke ELS atau HIS. Tamatan sekolah-

    sekolah ini dapat melanjutkan ke MULO dan seterusnya ke AMS ( Algemeene

     Middelbar School yang dapat disetarakan dengan SMA sekarang) 3 tahun

    mirip HBS ( Hoogere Burger School ) atau sekolah menengah lanjutan dari

    ELS.

    4.  Sekolah-sekolah untuk anak-anak Eropa, keturunan Timur Asing atau tokoh

     pribumi terkemuka dari pendidikan dasar s.d. pendidikan tinggi, yaitu ELS

    ( Europesche Lagere School ) 7 tahun yang berbahasa pengantar bahasa

    Belanda. Tamatannya melanjutkan ke HBS ( Hoogere Burger School ) 3 tahun

    dan 5 tahun atau  Lyceum (Lycea) 6 tahun,  Middelbare Meisjeschool  5 tahun,

     Rechts Hoogeschool  5 tahun, atau Geneeskundige Hoogeschool  atau Sekolah

    Tinggi Kedokteran 8 setengah tahun dan Kedokteran Gigi 5 tahun.

    Sekolah dan kursus pada strata yang lebih tinggi yang didirikan Belanda antara

    lain GHS (Geneeskundige Hoogeschool ), HAC ( Hoofd Akte Cursus), RHS

    ( Rechts Hoogeschool ), THS (Technische Hogeschool ), HKS ( Hogeere

     Kweekschool ), HIK ( Hollandsch Inlandsche Kweekschool )

    Di luar jalur resmi pemerintah Hindia Belanda, ada sekolah-sekolah partikelir

    (swasta), seperti sekolah Taman Siswa, perguruan rakyat, Kristen dan Katolik.

    Pada jalur pendidikan Islam ada pendidikan yang diselenggarakan oleh Perguruan

    Muhammadiyah, madrasah, dan pondok pesantren.

    Peraturan pendidikan dasar untuk masyarakat pada waktu Hindia Belanda pertama

    kali dikeluarkan pada tahun 1848 dan disempurnakan pada tahun 1892. Peraturanyang disempurnakan itu menetapkan bahwa pendidikan dasar harus ada pada

    setiap karesidenan, kabupaten, kawedanan atau pusat-pusat kerajinan,

     perdagangan, atau tempat yang dianggap perlu. Peraturan yang terakhir (1898)

    diterapkan pada tahun 1901 setelah adanya Politik Etis atau  Politik Balas Budi 

    dari Kerajaian Belanda, yang diucapkan pada pidato penobatan Ratu Belanda

    Wilhelmina pada 17 September 1901. Inti pidato itu berisi tiga hal penting, yaitu

    irigasi, transmigrasi, dan pendidikan.

    10

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    20/200

     

    Pembedaan sistem persekolahan ini didorong oleh politik penjajah untuk tetap

    menjajah Indonesia melalui strategi divide et impera, memecah-mecah dan

    menguasai. Anak-anak Belanda dan turunan Eropa mendapatkan privilese

    istimewa agar tamatan perguruan ini tetap berperan sebagai pemimpin. Tamatan

    sekolah-sekolah untuk turunan Timur Asing, seperti Cina, Arab, dan India dapat

    menjadi penyanggah dalam beragam kegiatan perdagangan / ekonomi.

    Sedangkan, tamatan sekolah untuk anak pribumi dapat menjadi tenaga rendahan

    untuk mendukung administrasi Belanda sebagai juru tulis dan berbagai pekerjaan

    rendah lainnya, terutama sebagai pegawai rendah dalam berbagai kantor

     pemerintah, perusahaan, dan perkebunan pemerintah Belanda. Tenaga rendahan

    ini dapat dibayar murah sehingga pemerintah Belanda tidak perlu mendatangkan

    tenaga seperti ini dari negeri Belanda yang harus dibayar tinggi.

    (Sumber: Jasin Anwar, 1987; Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan

    Indonesia; http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=119659, Wikipedia

     bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://id.wikipedia.org/wiki/Hollandsch-

    Inlandsche_School, dan M.Ryzki Wiryawan yang diambil dari P. Swantoro, Dari

    Buku ke Buku, Gramedia : 2002, Keluarga EX-HIK Yogyakarta, Gema Edisi

    Yubileum, Forum Komunikasi keluarga Ex-HIK: 1987).

    B.  Kurikulum SD pada masa Hindia Belanda

    Kurikulum adalah istilah yang dikenal kemudian di alam Indonesia merdeka yang

    secara resmi digunakan untuk memberi nama kepada kurikulum yang lahir tahun

    1968 sebagai Kurikulum 1968. Pada masa penjajahan Belanda digunakan istilah

    leerplan  atau rencana pelajaran yang memuat daftar mata pelajaran dan alokasi

    (penjatahan) waktu per mata pelajaran. Sedangkan, istilah leervak  atau vak  yang

    dipakai berarti mata pelajaran.

    Dalam buku ini:

    ●  Rencana Pelajaran 1947 disebut penulis dengan istilah Kurikulum SD

    (Sekolah Dasar) 1947 atau disingkat Kurikulum 1947 yang berlaku untuk SD

    sesuai dengan konteks bahasan, sedangkan jika disebut bersama-sama dengan

    11

    http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=119659http://id.wikipedia.org/wiki/Hollandsch-Inlandsche_Schoolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hollandsch-Inlandsche_Schoolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hollandsch-Inlandsche_Schoolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hollandsch-Inlandsche_Schoolhttp://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=119659

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    21/200

     

    kurikulum sekolah pada jenjang menengah akan digunakan istilah Kurikulum

    SD 1947, Kurikulum SMP 1947 atau Kurikulum SMA 1947;

    ●  Rencana Pelajaran Terurai 1947 untuk Sekolah Rakyat dengan istilah

    Kurikulum SD 1947 atau Kurikulum 1947;

    ●  Rencana Pendidikan Dasar dengan 1964 dengan istilah Kurikulum SD 1964

    atau Kurikulum 1964;

    ●  Kurikulum SD 1968 atau Kurikulum 1968;

    ●  Kurikulum SD 1975 atau Kurikulum 1975;

    ●  Kurikulum SD 1994 atau Kurikulum 1994;

    ●  Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dengan Kurikulum 2004; dan

    ●  Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dengan Kurikulum 2006.

    Tanpa merinci jumlah jam per minggu mata-mata pelajaran pada berbagai jenis

    sekolah dasar pada zaman Belanda seperti dikemukakan Nasution (2995)

    disajikan berikut ini.

    Tabel 2.1 Struktur program kurikulum pada sekolah dasar di zaman Belanda

    ELS HIS HCS Eerste

    Inlandscheschool

    Tweede

    Indlandschesc

    hool

    Volkschool

    (Sekolah

    Desa)

    Pelajaran Wajib:

    Membaca

    Menulis

    Berhitung

    Bahasa Belanda

    Sejarah

    Ilmu Bumi

    Pelajaran Tambahan:

    Bahasa Prancis

    Bahasa Jerman

    Bahasa Inggris

    Sejarah Dunia

    Matematika *

    Kesenian/Keterampilan

    Pendidikan Jasmani

    Membaca

    Menulis

    Berhitung

    Bahasa Belanda

    Ilmu Bumi

    Bahasa Daerah

    Bahasa IndonesiaBahasa Jawa **

    Bahasa Jerman

    Bahasa Inggris

    Sejarah Dunia

    Matematika *

    Kesenian/Keterampila

    n

    Pendidikan Jasmani

    Bahasa Cina

    Bahasa Inggris

    Bahasa Prancis

    Bahasa Belanda

    Berhitung

    Membaca

    MenulisSejarah

    Ilmu Bumi

    Sejarah Dunia

    Matematika *

    Kesenian

    Pendidikan

    Jasmani

    Membaca &

    Menulis Bahasa

    Daerah

    Bahasa Indonesia

    Berhitung

    Ilmu BumiIndonesia

    Bahasa Belanda

    Ilmu Alam

    Sejarah Lokal

    Menggambar

    Ukur Tanah

    Menyanyi

    Bahasa

    Indonesia

    Berhitung

    Menggambar

    Menyanyi

    Ilmu Bumi

    Ilmu AlamBahasa Daerah

    Kesenian

    Kelas I:

    Alfabet &

    Bahasa

    Indonesia

    Bercakap-

    cakapBerhitung

    Kelas II:

    Alfabet &

    Tulisan Arab

    Mendengar

    Kelas III:

    Ulangan

    Berhitung

    12

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    22/200

     

    Diolah kembali oleh penulis dari Ramli Murni, 2010

    Catatan tambahan penulis:

    ELS: Europesche Lagere School atau Sekolah Rendah Eropa 7 tahun.

    HIS: Hollandsch Inlandscheschool   atau Sekolah Bumiputera Belanda 7 tahun.

    HCS:  Hollandsch Chineeseschool  atau Sekolah Cina Belanda 7 tahun.

    Eerste Inlandscheschool: Sekolah Bumiputera Kelas I.

    Tweede Indlandsceschool: Sekolah Bumiputera Kelas II.

    Matematika * : Pada masa ini istilah Matematika belum dikenal. Kemungkinan

    mata pelajaran ini terdiri dari Aljabar dan Ilmu Ukur.

    Bahasa Jawa **: Kemungkinan hanya berlaku di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan

    Jawa Timur

    C.  Foto-foto keadaan pendidikan pada masa Hindia Belanda

    Berikut ini disajikan foto-foto yang menggambarkan keadaan pendidikan pada

    masa Hindia Belanda.

    Murid Vervolgschool , sekolah sambungan dari Sekolah Desa (Volksschool )

    melakukan gimnastik atau senam kesegaran jasmani

    13

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    23/200

     

    Pada sekolah desa digunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dan pada

    foto ini tampak penulisan bukan dalam aksara Latin tapi aksara Jawa

    Sekolah Taman Siswa di Bandung

    14

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    24/200

     

    Sekolah seperti ini menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar

    Anak keluarga kaya dan terhormat ke sekolah naik dokar atau delman

    15

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    25/200

     

    Ini adalah dokar atau delman yang digunakan Bung Hatta ketika bersekolah di

    Bukittinggi dahulu pada zaman penjajahan Belanda

    Di ruang kelas sekolah untuk anak pribumi

    16

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    26/200

     

    Ibu Soerjoadipoetro sedang berbincang-bincang dengan siswi-siswi National

    Onderwijs Instituut Lembaga Pengajaran Bangsa Taman Siswa di Bandung

    Ijazah Meisjes Vervolgschool  (Sekolah Sambungan khusus untuk wanita) di

    Mojokerto, Jawa Timur, tahun1937

    17

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    27/200

     

    Ijazah Meisjes Vervolgschool  di Garut, Jawa Barat, tahun 1937

    Ijasah Sekolah Desa di Mojokerto tahun 1922

    18

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    28/200

     

    Ijasah MULO (setingkat SMP) tahun 1933

    Kelas lima sekolah dasar Modjowarno di Jawa Timur. Seorang siswa calon guru

    sedang mengajar, didampingi seorang guru pribumi

    19

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    29/200

     

    Tampak siswa turunan Belanda naik mobil sekolah di Pengalengan, Jawa Barat

    Ruang menggambar sekolah guru di Jawa

    20

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    30/200

     

    Sekelompok siswa HIS sedang mengunjungi Cisarua di bawah pengawasan siswa

     Hogeere Kweekschool  (sekolah pendidikan guru) Bandung di tahun ajaran 1925-

    1926

    Sekolah pribumi di Barabai, Kalimantan Selatan

    21

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    31/200

     

    Sekolah pribumi (1915 – 1949) pada perusahaan Tanjung Morawa Senembah,

    Sumatera Utara

    Sekolah swasta pribumi di Bogor, Jawa Barat

    22

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    32/200

     

    Siswa dari Hogeere Kweekschool  (HKS) di Bandung mengajar senam anak-anak

    murid dari Hollands Inlandseschool  (HIS) tahun ajaran 1925-1926

    23

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    33/200

     

    Rapor sekolah zaman Belanda dari Sekolah St. Ursula, Bandung, tahun ajaran

    1933 – 1934

    (Sumber foto: Diambil dari internet, terutama dari koleksi Tropenmuseum)

    24

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    34/200

     

    KURIKULUM SD PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG

    A. Kebijakan pendidikan pada masa pendudukan Jepang

    Pada masa pendudukan Jepang, sekolah-sekolah berbahasa Belanda ditutup.

    Seluruh sekolah dasar hanyalah berbentuk SR atau Sekolah Rakyat dengan lama

     belajar 6 tahun. Dengan demikian, masa pendudukan Jepang menyediakan jalan

    untuk menyederhanakan dan menyeragamkan sistem persekolahan yang

     bermacam-macam yang berciri diskriminatif.

    Keadaan sekolah dasar sebelum dan sesudah pendudukan Jepang di Indonesiakurang jelas karena langkanya data otentik. Dokumen militer Jepang yang disebut

    ‘Jawa ni okeru bunkyō no gaikyō’   menjadi satu sumber yang penting tentang hal

    ini. Jumlah sekolah dasar dan siswa dilaporkan menurun drastis. Namun dalam

    artikel Murni Ramli (Pascasarjana Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya

    Manusia, Universitas Nagoya, Jepang) “Primary School System in Java Before

    and Under Japanese Occupation (1940 – 1944)”  dikemukakan bahwa jumlah

    sekolah dasar tidak menurun secara signifikan, dan bahkan jumlah siswa

    meningkat di Jawa. Sistem satu guru dua kelas dan satu ruang untuk dua kelas

    diterapkan untuk menanggulangi kekurangan guru. Kurikulum “di-Jepang-kan”

    melalui penerapan mata pelajaran baru, seperti bahasa Jepang, pendidikan mental,

     pendidikan jasmani, dan kegiatan keterampilan. Sekolah dasar pada masa

     pendudukan Jepang menekankan pendidikan praktis, tidak seperti sistem Belanda

    yang berciri akademis.

    Pendudukan Jepang hanya berlangsung tiga setengah tahun, namun muncul

    kebijakan pendidikan penting yang berlangsung terus sampai sekarang. Misalnya,

    sistem 6 tahun sekolah dasar, 3 tahun sekolah menengah pertama, dan 3 tahun

    sekolah menengah atas (sistem 6 – 3 – 3). Pendidikan jasmani atau senam fisik

    (disebut taisō )  secara rutin dipraktikkan pagi hari pada waktu yang sama di

    seluruh Indonesia dan ada yang berpendapat bahwa kebiasaan ini merupakan asal-

    mula Senam Pagi yang diwajibkan di semua sekolah dan kantor pemerintah pada

    salah satu hari dalam seminggu selama era pemerintahan Soeharto.

    25

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    35/200

     

    R.Thomas Murray (1966 seperti yang dikutip Murni Ramli) mengungkapkan

     beberapa kebijakan oleh militer Jepang di Indonesia, yaitu:

    ●  Menghapus bahasa Belanda di sekolah-sekolah;

    ●  Melarang penggunaan dan pengajaran bahasa Inggris dan Prancis di sekolah

    menengah dengan alasan itu adalah “bahasa musuh;

    ●  Pengajaran bahasa Jepang di sekolah dasar dan menengah;

    ●  Menetapkan bahasa Melayu / bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang

    digunakan di sekolah dan pemerintahan.

    ●  Menekankan kegiatan jasmani dan mengintensifkan latihan militer di sekolah

    menengah;

    ●  Menerapkan pekerjaan tangan atau kerja bakti untuk mendukung perang dan

    memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti menanam sayur, beternak ikan

    atau hewan;

    ●  Mereorganisasi beberapa sekolah menengah Belanda menjadi sekolah

    kejuruan;

    ●  Menghapus pengajaran sejarah Belanda dan Eropa dan menggantinya dengan

    sejarah Asia dan Indonesia.

    (Sumber: Murni Ramli pada International Journal of History Education No 1. Vol.

    XI, June 2010)

    Terbanyak literatur menyatakan bahwa semua jenis sekolah dasar disatukan

    menjadi Sekolah Rakyat ( Kokumingakk ō). Namun, menurut bunkyō  no gaikyō,

     bab 2, dan  gakk ōkyouiku  (pendidikan formal), bagian 2, kank ōritsushokyōiku 

    (Sekolah Negeri dan Swasta), ada beberapa model Sekolah Rakyat. Pertama,

    Sekolah Rakyat ( Kokumingak ō) yang memberikan pelajaran dasar ( shot ōka) dan

     pelajaran lanjutan atau komprehensif ( futsūka), masing-masing diselenggarakan

    dalam 3 tahun. Kedua, Sekolah Pertama (ot ōkokumingakk ō), yang hanya

    memberikan pendidikan selama 3 tahun. Ketiga, Sekolah Rakyat yang hanya

    memberikan pendidikan komprehensif (disebut  Futsūka kokumingakk ō). Sekolah

     jenis ini memiliki tipe yang lain, yaitu sekolah 4 tahun dan sekolah 7 tahun. Pada

    tahun ajaran 1944, semua sekolah jenis ini dijadikan sekolah 3 tahun dan semua

    26

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    36/200

     

    Sekolah Rakyat (Shot ōkokumingakk ō) dijadikan sekolah 6 tahun. (Sumber:

    bunkyō no gaikyō : halaman 34-35 seperti dikutip Ramli Murni, 2010).

    Kebanyakan sekolah rakyat 6 tahun di Jawa menggunakan bahasa daerah sebagai

     bahasa pengantar, seperti bahasa Melayu, Jawa, Sunda, dan Madura. Siswa yang

    menyelesaikan sekolah rakyat hanya sampai kelas V tidak menerima ijasah

    kelulusan, tapi menerima semacam surat tanda tamat belajar yang dapat

    digunakan untuk bekerja di masyarakat sedangkan siswa yang sampai kelas VI

    atau sampai 7 tahun di sekolah rakyat mendapatkan ijasah kelulusan yang dapat

    digunakan untuk melanjutkan ke sekolah menengah. Kedua sistem sekolah dasar

    ini diadopsi oleh  Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP)

    dalam proposalnya pada tahun 1946 seperti dikutip Tilaar (1995:72). Namun,

     Panitya Penyelidik Pengajaran pada tahun 1947 hanya menerima sekolah rakyat

    6 tahun dan menghapuskan tipe sekolah yang lain.

    B.  Kurikulum SD pada masa pendudukan Jepang

    Literatur tentang kurikulum pada masa pendudukan Jepang amat langka. Karena

    itu, pada bagian ini hanya dikemukakan tentang struktur program kurikulum

    sekolah dasar yang berisi daftar mata pelajaran dan alokasi waktu tiap mata

     pelajaran per minggu.

    Tabel 3.1 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat

    Pada masa pendudukan Jepang

     No. Mata Pelajaran Kelas

    I II III IV V VI

    1 Pendidikan semangat 2 2 2 2 2 2

    2 Bahasa Jepang 3 4 5 6 6 6

    3 Bahasa Indonesia - - 4 4 5 5

    4 Bahasa Daerah 6 6 4 3 3 2

    5 Sejarah - - - 1 1 1

    27

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    37/200

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    38/200

     

    KURIKULUM SD PADA AWAL KEMERDEKAAN DAN MASA

    PEMERINTAHAN ORDE LAMA

    A.  Landasan hukum perubahan / pengembangan kurikulum

    Tabel 4.1 Landasan hukum pengembangan kurikulum pada awal kemerdekaan

    dan masa Orde Lama

    Kurikulum Pancasila &UUD 1945

    TAP MPR &GBHN

    UU PeraturanPemerintah

    Keputusan Menteri

    1947 Pancasila dan

    UUD 1945

    Instruksi Menteri

    Pengajaran RI 29 Sept

    1945 tentang pedoman

     penyelenggaraan

     pendidikan dan pengajaran,

    a.l. agar segala usaha

     pendidikan dan pengajaran

     berlandaskan dasar

    kebangsaan Indonesia,

    memelihara dan

    menguatkan “rasa cinta

     Nusa dan Bangsa dalam

    hati sanubari murid-murid

    dan pelajar-pelajar dengan

    memasukkan semangat

    kebangsaan dalam segala

     pelajaran, serta

    menghapuskan segala isi

     pengajaran yang dapat

    melemahkan semangat

    itu.”

    1964 Manipol

    (Manifesto

    Politik) dan

    Usdek (UUD

    Tap MPRS No.

    II / MPRS /

    1960: Politik

    dan sistem

    UU POKOK

    PENDIDIKAN No.

    4 / 1950 (yo. No. 12

    / 1954 Pasal 10,

    Terbit tanpa keputusan

    Menteri tapi hanya dengan

    kata pengantar Pembantu

    Menteri

    29

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    39/200

     

    Kurikulum Pancasila &

    UUD 1945

    TAP MPR &

    GBHN

    UU Peraturan

    Pemerintah

    Keputusan Menteri

    1945,

    Sosialisme

    Indonesia,

    Demokrasi

    Terpimpin,

    Ekonomi

    Terpimpin, dan

    Kepribadian

    Indonesiadengan poros

     Nasakom

    (Nasional-

    Agama-

    Komunis)

    sebagai

    kekuatan

     pelaksanaan

    dalam

    mencapai

    tujuan revolusi

    nasional.

    Kebijakan:

    Pancasila =

    dasar

     pendidikan

    nasional dan

     Pancawardhan

    a = sistem

     pendidikan

    nasional.

     pendidikan

    nasional ...

    supaya

    melahirkan

    warga negara

    Indonesia yang

     berjiwa

    Pancasila ...,

    yang berjiwa patriot komplit,

    supaya

    melahirkan

    tenaga-tenaga

    kejuruan yang

    ahli dan

     berjiwa

    revolusi

    Agustus 1945,

    suatu politik

    dan sistem

     pendidikan

    yang

    menitikberatka

    n pendidikan

    kejuruan.

    Ayat 1: Semua

    anak-anak yang

    sudah berumur 6

    tahun berhak dan

    yang sudah berumur

    8 tahun diwajibkan

     belajar di sekolah,

    sedikitnya 6 tahun

    lamanya.

    Bidang Teknis Pendidikan,

    Depdikbud.

    30

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    40/200

     

    Tanggal 29 Desember 1945 Badan Pekerja KNIP (Komite Nasional Indonesia

    Pusat) mengusulkan kepada Kementerian Pengajaran untuk segera menyusun

     pedoman pendidikan dan pengajaran yang a.l.:

    1)  Sesuai dengan dasar susunan Negara Republik Indonesia,

    2)  Paham perseorangan haruslah diganti denganpahal kesusilaan dan rasa peri

    kemanusiaan yang tinggi,

    3)  Sesuai dengan dasar keadilan sosial, semua sekolah harus terbuka untuk

    tiap penduduk negara,

    4)  Untuk memperkuat kesatuan rakyat hendaklah diadakan satu macam

    sekolah (yang lama belajarnya 6 tahun untuk tiap-tiap anak-anak

    Indonesia) lambat laun harus dapat dilaksanakan secara merata.

    (Sumber Jasin Anwar 1987 dari Soegarda Poerbakawatja, Pendidikan di Alam

    Indonesia Merdeka, Jakarta: Gunung Agung, 1972).

    Dalam rapat-rapat Panitia Penyelidik Pengajaran, Ki Hadjar Dewantara

    menekankan pentingnya dasar kebangsaan yang dihubungukannya bukan hanya

    dengan UUD 1945, Pasal 31, Ayat 2 (sistem pengajaran nasional), tetapi juga

    dengan Pasal 32 (kebudayaan nasional Indonesia) Pasal 36 (Bahasa Indonesia),

    Pasal 27 Ayat 1 (persamaan kedudukan segala warga negara di dalam hukum

     pemerintahan) dan Ayat 2 (hak tiap-tiap warga negara atas pekerjaan dan

    kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.

    “Teranglah dari fatsal-fatsal dalam Undang-Undang Dasar tersebut itu, bahwa

     pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia haruslah berdasarkan

    kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia menuju ke arah kebahagiaan

    hidup batin serta keselamatan hidup lahir.” (Notula rapat Panitia Penyelidik

    Pengajaran, 12-5-1946) dan lampirannya).

    Di samping dasar kebangsaan, sila-sila lain pun digunakan sebagai dasar untuk

    menentukan isi pendidikan dan pengajaran. Misalnya, Sila Ketuhanan Yang Maha

    Esa, dengan menunjuk Pasal 29 UUD 1945 sebagai dasar untuk mengusulkan

    dimasukkannya pelajaran agama ke dalam rencana pelajaran sekolah-sekolah

    negeri.

    31

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    41/200

     

    Dalam pembicaraan komisi-komisi Panita Penyelidik, dasar kebangsaan sangat

    menonjol dalam menentukan isi dan susunan pendidikan dan pengajaran yang

    sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan kebutuhan bangsa Indonesia. Tujuannya

    adalah untuk menarik garis pemisah yang tegas antara pendidikan dan pengajaran

    kolonial dan pendidikan dan pengajaran nasional. Ini adalah gambaran penerapan

    Pancasila dan kondisi yang melahirkan Rencana Pelajaran (Kurikulum) 1947.

    UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah

    merumuskan tujuan kurikuler pendidikan rendah sebagai berikut:

    Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak agar memiliki

    dasar-dasar pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan baik lahir maupun batin,

    serta mengembangkan bakat dan minat.

    B.  Dasar pengambilan keputusan kurikulum pada awal

    kemerdekaan s.d. masa pemerintahan Orde Lama

    Sesuai dengan paparan tentang dasar keputusan tentang kurikulum seperti telah

    dikemukakan pada Bab I. Pendahuluan, berikut ini disajikan hasil kajian tentang

    dasar-dasar yang digunakan para pengembang kurikulum dalam menyusun

    Kurikulum 1947 Kurikulum 1964. Kurikulum 1952 tidak dimasukkan karena

    sumber kepustakaannya amat terbatas, hanya satu buku tentang Rencana Pelajaran

    Terurai untuk Sekolah Rakyat 3 dan 6 Tahun.

    Tabel 4.2 Dasar pengambilan keputusan pada Kurikulum 1947 dan 1964

    Dasar keputusan tentang

    kurikulum

    Kurikulum 1947 Kurikulum 1964

    1. Alasan pedagogis yang sahih V Pengaruh psikologi

     belajar & praktik sekolah

    kebangsaan

    # Dominan pengaruh politik

    2. Bukti (evidensi) terbaik yang

    tersedia

    V Pengalaman zaman

     penjajahan & sekolah

    kebangsaan

    V Bukti pengalaman transisi

    dari penjajahan ke alam

    merdeka

    32

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    42/200

     

    Dasar keputusan tentang

    kurikulum

    Kurikulum 1947 Kurikulum 1964

    3. Konteks tujuan pendidikan yang

    umum

    V Pancasila, UUD 1945,

    warga negara yang

    humanis (Kepmen

    PP&K 1946)

    V Manusia sosialis Indonesia

    (Tap MPRS No. II/1960)

    4. Konteks keputusan sebelumnya

    & kebutuhan keputusan tambahan

    V V

    5. Paduan kekuatan pelajar, proses

     belajar, tuntutan masyarakat &

    mata pelajaran

    V Tuntutan pendidikan

    di alam kemerdekaan

    V Tuntutan Pancawardhana 

    & kerja tangan

    6. Kerja sama orang yang terlibat &

    orang yang paling terkena dampak

    keputusan

    X Hanya Panitia

    Penyelidik Pengajaran

    X Hanya lembaga struktural

    Depdikdasbud

    7. Fakta baru kehidupan seperti

     perkembangan ilmu, rasa persatuan

    & keanekaragaman

    V Nasionalisme negara

     baru merdeka

    V Nasionalisme & tuntutan

     perkembangan ilmu

    8. Perbedaan individual siswa V Pengantar bahasa

    daerah & bahasa

    Indonesia

    V Pengantar bahasa daerah &

     bahasa Indonesia

    9. Pandangan realistis

     pengorganisasian: desain

    kurikulum, pengalaman siswa,

     pengaturan waktu

    V Tampak dalam

    struktur program, mata

     pelajaran terpisah

    V Mulai ide bidang studi

    10. Pandangan tentang cara

    komunikasi & diseminasi

    kurikulum

    X X

    11. Pengalaman siswa yang tidak

    dapat diperoleh dengan memuaskan

    di luar sekolah

    V V

    33

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    43/200

     

    C.  Ciri-ciri manusia pada kurikulum pada awal kemerdekaan

    s.d. masa Orde Lama

    Kurikulum 1947:

    ●  Perasaan bakti kepada Tuhan YME

    ●  Perasaan cinta kepada ibu dan bapak

    ●  Perasaan cinta kepada alam, negara, bangsa, dan kebudayaan

    ●  Perasaan berhak dan wajib ikut memajukan negaranya menurut

     pembawaan dan kekuatannya

    ● 

    Keyakinan bahwa orang menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga dan

    masyarakat

    ●  Keyakinan bahwa orang hidup dalam masyarakat harus tunduk pada tata

    tertib;

    ●  Keyakinan pada dasarnya manusia itu sama harganya karena itu harus

    hormat-menghormati, berdasar rasa keadilan, dengan berpegang teguh atas

    harga diri sendiri

    ● 

    Keyakinan negara memerlukan warga negara yang rajin bekerja, tahukewajiban, judur dalam pikiran dan tindakan

    (Keputusan Menteri PP&K 1946 No. 1186/Bahg.A)

    Tujuan institusional sekolah dasar pada Kurikulum 1947:

    Tujuan pendidikan di sekolah rendah itu, agar murid-murid lambat laun dengan

    rasa tanggung jawab:

    ●  makin dapat menyelenggarakan sendiri kesehatannya,

    ●  rasa bahagia serta

    ●  faham hidupnya bersama penyesuaian diri dengan corak kebangsaan

    Indonesia (yang berdasar Ketuhanan YME dan kemanusiaan yang adil dan

     beradab),

    ●  dan makin tegas hasratnya untuk mengembangkan (dan mempergunakan)

     jiwa-raganya ke arah keluhuran kebudayaan serta kemakmuran Republik

    34

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    44/200

     

    Indonesia (sebagai negara kesatuan yang berbentuk kedaulatan ra’yat dan

    keadislan sosial).

    (Sumber: Laporan Panitia Penyelidik Pengajaran, Bagian Pengajarana Rendah,

    1946)

    Kurikulum 1964:

    ●  Semangat patriot

    ●  Gotong royong

    ●  Bersahaja

    ●  Mengutamakan kejujuran

    ●  Mendahulukan kewajiban daripada hak

    ●  Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi

    ●  Susila dan budi luhur

    ●  Kerelaan berkorban

    ●  Hidup hemat

    ●  Disiplin

    ●  Kepandaian untuk menghargai waktu

    ●  Cara berpikir rasional dan ekonomis

    ●  Kesadaran bekerja untuk membangun dengan kerja keras

    (Sumber: Tap MPRS No. II/MPRS/1960: Gambaran manusia sosialis Indonesia

    yang dimuat juga dalam Lampiran Pola Pembangunan Nasional Semesta

    Berencana 1961).

    35

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    45/200

     

    D.  Perkembangan struktur program kurikulum pada awal

    kemerdekaan s.d. masa Orde Lama

    Tabel 4.3 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat

    Yang berbahasa daerah sampai Kelas III

    (Rencana Pelajaran 1947)

     No. Mata Pelajaran Kelas Keterangan

    I II III IV V VI

    1 Bahasa Indonesia - - 8 8 8 8

    2 Bahasa Daerah 10 10 6 4 4 4

    3 Berhitung 6 6 7 7 7 7

    4 Ilmu Alam - - - - 1 1

    5 Ilmu Hayat * - - - 2 2 2

    6 Ilmu Bumi - - 1 1 2 2

    7 Sejarah - - - 1 2 2

    8 Menggambar - - - - 2 2

    9 Menulis 4 4 3 3 - -

    10 Seni Suara 2 2 2 2 2 2

    11 Pekerjaan Tangan 1 1 2 2 2 2

    12 Pekerjaan Keputrian ** - - - (1) (2) (2)

    13 Gerak Badan *** 3 3 3 3 3 3

    14 Kebersihan dan Kesehatan 1 1 1 1 1 1

    15 Didikan Budi Pekerti

    Jumlah ****

    1

    28

    1

    28

    2

    35

    2

    36

    2

    38

    3

    39

    16 Pendidikan Agama *****Jumlah seluruhnya

    -28

    -28

    -35

    238

    240

    241

    Di Kelas I

    dan II lama

    tiap jam

     pelajaran: 30

    menit; di

    Kelas IV ke

    atas: 40 menit

    Mencakup Ilmu Tumbuh-tumbuhan, hewan, dan tubuh manusia.

    ** Diadakan pada hari Jumat sesudah Pukul 11.

    *** Termasuk juga tari dan pencak.

    **** Berdasarkan Keputusan Menteri PP dan K 19 – 11-1946, No. 1153/A.

    36

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    46/200

     

    ***** Berdasarkan Penetapan Bersama Menteri PP dan K dan Menteri

    Agama.

    Tabel 4.4 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat

    Yang berbahasa pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I

    (Rencana Pelajaran 1947)

     No. Mata Pelajaran Kelas Keterangan

    I II III IV V VI

    1 Bahasa Indonesia 10 10 8 8 8 8

    2 Berhitung 6 6 8 7 7 7

    3 Ilmu Alam - - - - 1 1

    4 Ilmu Hayat * - - - 2 2 2

    5 Ilmu Bumi - - 1 1 2 2

    6 Sejarah - - - 1 2 2

    7 Menggambar - - - - 2 2

    8 Menulis 4 4 4 4 - -

    9 Seni Suara 2 2 3 3 3 3

    10 Pekerjaan Tangan 1 1 3 3 3 3

    11 Pekerjaan Keputrian ** - - - (1) (2) (2)

    12 Gerak Badan *** 3 3 3 3 3 3

    13 Kebersihan dan Kesehatan 1 1 1 1 1 1

    14 Didikan Budi Pekerti

    Jumlah ****

    1

    28

    1

    28

    2

    33

    2

    35

    2

    36

    3

    36

    15 Pendidikan Agama *****Jumlah seluruhnya

    -28

    -28

    -33

    237

    238

    238

    Di Kelas I

    dan II lama

    tiap jam

     pelajaran: 30

    menit; di

    Kelas IV ke

    atas: 40 menit

    Mencakup Ilmu Tumbuh-tumbuhan, hewan, dan tubuh manusia.

    ** Diadakan pada hari Jumat sesudah Pukul 11.

    *** Termasuk juga tari dan pencak.

    **** Berdasarkan Keputusan Menteri PP dan K 19 – 11-1946, No. 1153/A.

    37

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    47/200

     

    ***** Berdasarkan Penetapan Bersama Menteri PP dan K dan Menteri

    Agama.

    Tabel 4. 5 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat

    Yang diselenggarakan sore hari

    (Rencana Pelajaran 1947)

     No. Mata Pelajaran

    I

    A B

    II

    A B

    III

    A B

    IV

    A B

    1 Bahasa Indonesia 7 - 7 - 8 8 8 8

    2 Bahasa Daerah - 7 - 7 - 6 - 4

    3 Berhitung 5 5 5 5 9 8 8 7

    4 Ilmu Alam - - - - - - - -

    5 Ilmu Hayat - - - - - - - -

    6 Ilmu Bumi - - - 1 1 1 1 1

    7 Sejarah - - - - - - 1 1

    8 Menggambar 3 3 3 3 4 3 4 3

    9 Menulis - - - - - - - -

    10 Seni Suara 2 2 2 2 3 2 2 2

    11 Pekerjaan Tangan 1 1 1 1 3 2 2 2

    12 Pekerjaan Keputrian - - - - - - 1 1

    13 Gerak Badan 3 3 3 3 4 3 4 3

    14 Kebersihan dan Kesehatan 1 1 1 1 1 1 1 1

    15 Didikan Budi Pekerti

    Jumlah **

    1 1

    23 23

    1 1

    23 24

    2 1

    35 35

    2 2

    36 36

    16 Pendidikan Agama *****

    Jumlah seluruhnya

    - -

    23 23

    - -

    23 24

    - -

    35 35

    2 2

    36 38

    Kelas A = Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa Indonesia

    dari kelas I.

    38

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    48/200

     

    Kelas B = Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa daerah

    sampai kelas III.

    ** Berdasarkan Edaran Mengteri PP dan K 8-1-1947 No. 203/B.

    39

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    49/200

     

    Ijasah Sekolah Rakyat 6 tahun di alam kemerdekaan (tahun 1956). Di balik ijasah

    ini tercantum nilai-nilai Ujian Negara

    Susunan Rencana Pelajaran 1964 masih sederhana, yaitu mencakup unsur pokok:

    dasar dan tujuan serta sistem pendidikan dasar, struktur program kurikulum, garis-

    garis besar program pengajaran (GBPP) tiap wardhana, dan pedoman pelaksanaan

    hari krida di sekolah dasar. Rencana Pelajaran ini membedakan 2 macam struktur

     program, yaitu sebagai berikut:

    1)  Untuk sekolah-sekolah yang menggunakan pengantar bahasa daerah dari

    kelas I sampai kelas III.

    2)  Untuk sekolah-sekolah yang menggunakan pengantar bahasa Indonesia

    mulai kelas I.

    Garis-garis besar susunan program pengajarannya adalah sebagai berikut:

    40

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    50/200

     

    Pertama, sesuai dengan struktur program yang disebutkan di atas, mata pelajaran

    atau bidang studi dikelompokkan sesuai dengan  Pancawardhana  menjadi 5

    kelompok bidang studi, yaitu perkembangan moral, kecerdasan, emosional-

    artistik, keprigelan / keterampilan, dan jasmaniah.

    Kedua, susunan tiap wardhana adalah:

    1)  Uraian Pendahuluan tentang komposisi bidang studi yang termasuk dalam

    wardhana  yang bersangkutan, tujuan kurikuler yang hendak dicapai,

    kriteria pemilihan bahan, dan petunjuk praktis dalam memilih kegiatan

    yang relevan;

    2)  Tiap bidang studi dibagi menurut kelas, dan urutan bahan yang

    disesuaikan dengan tujuan kurikuler dan instruksional tiap bidang studi;

    3)  Tiap tujuan instruksional disertai bahan-bahan yang diajarkan dan

     petunjuk praktiks dalam memilih dan menyelenggarakan kegiatan-

    kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut; dan

    4)  Sistematika program pengajaran Pendidikan Agama belum disesuaikan

    dengan susunan seperti tersebut pada butir (2) dan (3) dan kurikulum

    Pendidikan Agama Islan disusun oleh Departemen Agama secara terpisah.

    Demikian juga halnya dengan kurikulum-kurikulum agama-agama lain,

    disusun oleh lembaga-lembaga keagamaan yang berwenang.

    (Sumber: 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Depdikbud,

    1996)

    Tabel 4.6 Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu

    Bagi sekolah dasar yang menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah di Kelas I

    s.d. Kelas III

    (Rencana Pendidikan 1964)

     No. Wardhana / Bidang Studi Kelas Keterangan

    I II III IV V VI

    I PERKEMBANGAN MORAL:

    1.  Pendidikan Kemasyarakatan * 1 2 3 3 3 3

    Kelas I dan

    II, 1 jam

     pelajaran:

    41

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    51/200

     

     No. Wardhana / Bidang Studi Kelas Keterangan

    2.  Pend Agama / Budi Pekerti 1 2 2 2 2 2

    II PERKEMBANGAN KECERDASAN

    3.  Bahasa Daerah

    4.  Bahasa Indonesia

    5.  Berhitung

    6.  Pengetahuan Alamiah

    9

    -

    6

    1

    8

    -

    6

    1

    5

    6

    6

    2

    3

    8

    6

    2

    3

    8

    6

    2

    3

    8

    6

    2

    III PERKEMBANGAN EMOSIONAL /

    ARTISTIK:

    7. Pendidikan Kesenian ** 2 2 4 4 4 4

    IV PERKEMBANGAN KEPRIGELAN:8. Pendidikan Keprigelan *** 2 2 4 4 4 4

    V PERKEMBANGAN JASMANI:

    9. Pendidikan Jasmani / Kesehatan 3 3 4 4 4 4

    Jumlah 25 26 34 36 36 36

    30 menit;

    Kelas III

    s.d. VI: 30

    menit.

    Integrasi Sejarah, Ilmu Bumi, dan Kewargaan Negara.

    ** Seni Suara / Musik, Seni Lukis / Rupa, Seni Tari, Seni Sastra / Drama.

    *** Pertanian, Peternakan, Industri Kecil, Pekerjaan Tangan, Koperasi /

    Tabungan, dan Keprigelan lain-lain

    Tabel 4.7 Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu

    Bagi sekolah dasar yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dari

    Kelas I

    (Rencana Pendidikan 1964)

     No. Wardhana / Bidang Studi Kelas Keterangan

    I II III IV V VI

    I PERKEMBANGAN MORAL:

    1.  Pendidikan Kemasyarakatan *

    2.  Pend Agama / Budi Pekerti

    1

    1

    1

    2

    4

    2

    4

    2

    4

    2

    4

    2

    II PERKEMBANGAN KECERDASAN

    3.  Bahasa Indonesia

    4.  Berhitung

    9

    6

    8

    6

    9

    6

    9

    6

    9

    6

    9

    6

    Kelas I dan

    II, 1 jam

     pelajaran:

    30 menit;

    Kelas III

    s.d. VI: 40

    menit.

    42

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    52/200

     

     No. Wardhana / Bidang Studi Kelas Keterangan

    5.  Pengetahuan Alamiah 1 1 2 2 2 2

    III PERKEMBANGAN EMOSIONAL /

    ARTISTIK:

    7. Pendidikan Kesenian ** 2 2 4 4 4 4

    IV PERKEMBANGAN KEPRIGELAN:

    8. Pendidikan Keprigelan *** 2 2 5 5 5 5

    V PERKEMBANGAN JASMANI:

    9. Pendidikan Jasmani / Kesehatan 3 3 4 4 4 4

    Jumlah 25 25 36 36 36 36

    Integrasi Sejarah, Ilmu Bumi, dan Kewargaan Negara.

    ** Seni Suara / Musik, Seni Lukis / Rupa, Seni Tari, Seni Sastra / Drama.

    *** Pertanian, Peternakan, Industri Kecil, Pekerjaan Tangan, Koperasi /

    Tabungan, dan Keprigelan lain-lain

    E.  Perkembangan komponen kurikulum pada awal

    kemerdekaan s.d. masa Orde Lama

    Pada bagian ini akan dikemukakan tentang perkembangan komponen kurikulum

    dengan memilih mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai contoh dan

     perbandingan umum sajian komponen kurikulum dalam dokumen kurikulum.

    Komponen desain

    • Tujuan – Apa yang harus dilakukan?• Mata pelajaran – Mata pelajaran apa

    yang harus dimasukkan?

    • Metode & organisasi – Strategi

    pengajaran, sumber, dan kegiatan apa

    yang akan digunakan?

    • Evaluasi – Metode dan alat apa yang

    akan digunakan untuk menilai hasil?

     

    43

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    53/200

     

    Dari segi komponen, kurikulum paling tidak mengandung 6 komponen, yaitu

    tujuan, materi atau bahan, metode atau kegiatan belajar, sumber belajar yang

    terdiri dari alat, bahan, sumber, (alat) penilaian, dan alokasi waktu.

    Sumber

    belajar 

     Alokas i

    waktu

    Penilaian

    Kegiatan

    belajar 

    Materi

    Tujuan

    UNSURKURIKULUM

     

    Gambar 4. 1 Unsur kurikulum

    Perkembangan komponen kurikulum

    Dari segi komponen kurikulum, dikemukakan komponen-komponen kurikulum

    dari Kurikulum 1968 s.d. Kurikulum 2006. (Komponen Kurikulum 1947 dan 1964

    tidak dikemukakan penulis dalam buku ini karena dokumen kurikulum yang dapat

    diperoleh belum lengkap).

    Kurikulum 1952

    Dari 6 komponen kurikulum seperti terlihat pada gambar di atas, Kurikulum 1952

     berisi 2 komponen, yaitu bahan pengajaran (materi) dan apa yang dipentingkan

    dan peringatan, keindahan, dsb (kegitan belajar).

    Penyajian kurikulum ini dalam bentuk matriks yang terdiri dari 4 kolom. Berikut

    ini dikemukakan contoh dari Ilmu Hayat kelas IV SD sebagai berikut:

    44

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    54/200

     

    Tabel 4.8 Bahan pengajaran mata pelajaran Ilmu Hayat kelas IV SD Kurikulum

    1952

    No. Bahan

    pengajaran

    Apakah yang dipentingkan Peringatan, keindahan, dsb.

    1a. Biji Bagian 1a:

    1. kulit ari (kulit tipis)

    2. pusat biji (asal tumbuh-

    tumbuhan

    3. keping (belahan), gunanya

    1 - 3

    1b. Biji yang sedang

    tumbuh (kacang

    tanah, kedelai,

     jagung, dsb.)

    Bagian 1b:

    1. akar

    2. batang

    3. daun,

    gunanya 1 - 3

    1. Akar selalu menuju ke bawah, ke

    dalam tanah.

    2. Batang selalu tegak ke luar di atas

    tanah.

    3. Biji sedang tumbuh dapat

    mengangkat segumpal tanah,

    gunanya 1 – 3 (dengan tawakkal dan

    ketabahan hati tercapailah cita-cita.

    4. Keping selalu susut dan hilang

    lenyap (ingatlah: manusia akan

    lenyap juga).

    2 Akar

    (bandingkanlah

    akar kacang tanah

    dengan akar

     jagung)

    Bangsa akar:

    1. akar tunggang

    2. akar serabut

    Bagian nomor 1

    a. akar tunggang

     b. akar cabang

    c. akar rambut

    d. bulu akar

    e. tudung akar

    Bagian nomor 2

    a. akar serabut

     b. – (tak ada)

    c. – (tak ada)

    d. bulu akar

    e. tudung akar

    1. Biji berkeping dua: berakar

    tunggang.

    2. Biji tunggal: berakar serabut

    3. Bulu akar: pengisap makanan

    4. Tudung akar: penjaga akar waktu

    menembus tanah.

    Tunjukkanlah: pembagian pekerjaan

    alam.

    45

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    55/200

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    56/200

     

    Tujuan Bidang /

    Bahagian

    Kegiatan / Alat Keterangan / Petunjuk bagi Guru

     banjir, angin,

    musim hijan /

    kemarau

    - Contoh-contoh

    makanan berasal dari

    tanam-tanaman

    - Model matahari,

     bulan, bumi (dibuat

    dari kawat, kayu,

     bola, ds.)

    - Gambar-gambar dan

     peta- Model-model,

     perkakas, dan mesin-

    mesin

    1.  Mempergunakan

     peristiwa-peristiwa

    alam itu untuk

    keperluan manusia.

    2. 

    Turut berusaha

    mengatakan

    kesulitan yang

    ditimbulkan oleh

     peristiwa atau

     bencana alam.

    Membuat herbarium.

    Pemeliharaan aquarium.

    Pemeliharaan terarium.

    Mempelajari anatomi

    sederhana badan

    manusia.

    langit waktu malam hendaklah

     berdiri di tempat yang lapang

    sehingga terlihat cakrawala.

    Ini dibicarakan bila akibat

     peristiwa-peristiwa itu terasa di

    tempat itu.

    Peristiwa-peristiwa tersebut akandibicarakan lebih menfdalam di

    kelas V.

    a.  Guru memberi penerangan

    tentang guna herbarium,

    aquaarium, dan terarium.

     b.  Kegiatan-kegiatan ini hanya

    merupakan tambahan kegiatan

     pertanian, peternakan,

     perikanan, dsb.

    47

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    57/200

     

    F. Prinsip pengembangan kurikulum pada awal kemerdekaan s.d.

    masa Orde LamaPrinsip pengembangan kurikulum sering pula disebut sebagai asas pengembangan

    kurikulum. Yang dimaksudkan dengan asas ini adalah prinsip pedagogis dan

    didaktik pembaharuan kurikulum yang dijadikan pedoman untuk memilih bahan

    dan kegiatan belajar, menentukan luas dan urutan bahan dan kegiatan, serta

    menyusun metodologi pengajaran.

    Kurikulum 1947Ada 5 prinsip (asas) pembaharuan yang melahirkan Kurikulum 1947, yaitu:

    2.  Asas pendidikan dan pengajaran sebagai alat pembangunan bangsa dan negara

    3.  Perkembangan yang seimbang dan harmonis

    4.  Isi pengajaran yang praktis dan beban yang tidak terlalu berat

    5.  Belajar aktif, kreatif, dan produktif

    6.  Menyesuaikan pendidikan dan pengajaran dengan tingkat perkembangan anak

    Kelima prinsip atau asas ini amat dipengaruhi oleh gagasan sekolah kerja( Arbeitschule  dalam bahasa Jerman,  Doe-school   dalam bahasa Belanda atau

     Doing School   dalam bahasa Inggris) yang diperbincangkan dalam rapat-rapat

    Panitia Penyelidik Pengajaran, terutama dalam Komisi Penyelidik II (Sekolah

    Kerja, Pekerjaan Tangan, Gerak Badan, dan Sekolah Partikelir). Gagasan ini

    dilontarkan untuk mengganti model sekolah lama yang disebut sebagai ”lusiteren

     praat-school”  (sekolah ”dengar dan bicara”). Dalam laporan komisi tersebut

    ditandfaskan bahwa pembaharuan pendidikan untuk bangsa Indonesia akan berarti

    sebesar-besarnya jika pemgaharuan itu akan menghasilkan:

    a)  Cara mendidiki yang dapat membuat bangsa kita terlepas dari tradisi

    kolonial, dan dapat membangkitkan serta mengembangkan kekuatan

    kreatif sehingga bangsa kita dapat merupakan masyarakat yang kuat serta

    sehat, baik lahir maupun batin, dan

    48

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    58/200

     

     b)  Cara mendidik yang membawa kita kepada martabat perikemanusiaan

    yang tinggi. Dalam sekolah kerja anak-anak dipimpin supaya produktif

    dan berguna bagi masyarakat.

    Melalui sekolah kerja anak dapat berkembang secara seimbang dan harmonis

    karena ciri pendidikan kolonial adalah terlalu intelektualistik atau terlalu

    menekankan perkembangan kecerdasan otak (intelek). Pendidikan nasional

    hendaknya menekankan keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan

     perkembangan watak, budi pekerti, jasmani dan rasa keindahan, antara

     perkembangan manusia sebagai pribadi dan sebagai warga negara dan anggot

    masyarakat, antara isi pelajaran teoritis dan yang praktis dan keterampilan tangan.

    Untuk itu dalam memilih bahan pelajaran harus dijaga agar praktis atau relevan

    dengan kebutuhan anak, masyarakat dan pembangunan bangsa dan tidak terlalu

     berat bagi anak.

    Gagasan sekolah kerja ini tampak juga pada prinsip belajar aktif, kreatif, dan

     produktif. Melalui sekolah kerja anak dipimpin agar produktif dan berguna bagi

    masyarakat. Untuk itu, sekolah harus berusaha agar:

    a) 

    Anak-anak bersifat aktif, kreatif, dan belajar atas dasar pengalaman,

     b)  Anak-anak bisa mencari, mendapat, dan mempergunakan pengetahuan dan

     pengalamannya,

    c)  Perhatian dan usaha pendidikan dipusatkan pada keadaan dan jiwa anak,

    d)  Anak-anak dapat menghasilkan barang sesuatu dengan kemauan dan

    kekuatan sendiri,

    e)  Anak-anak belajar menyediakan diri untuk keperluan masyarakat,

    f) 

    Anak-anak kelak menjadi anggota masyarakat yang bertabiat sosial, dan

    g)  Sekolah berwujud ’kuntum masyarakat’ dan kelas menjadi persekutuan

    kerja.

    Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan, pendidikan dan pengajaran di

    sekolah rendah harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dengan

    selalu mengindahkan pusat-pusat perhatian murid serta batas-batas kejayaan atau

    kesanggupannya yang berhubungan dengan umur, corak jiwa, sifatnya (laki

     perempuan), agamanya, dan suasana lingkungan lainnya.

    49

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    59/200

     

    (Laporan Komisi II dan Laporan Komisi Pekerja tentang Pengajaran Rendah, ,

    Panitia Penyelidik Pengajaran, 1946).

    Konsep sekolah kerja tampaknya dipengaruhi aliran psikologi belajar inkuiri yang

     pada masa itu amat dipengaruhi pandangan-pandangan John Dewey tentang

     pendidikan progresif. Ia menandaskan bahwa pendidikan warga negara yang

    terlibat mengandung:

    ●  Penghargaan terhadap keanekaragaman, dalam arti tiap individu harus diakui

    kemampuannya, minat, ide, kebutuhan, dan identitas budayanya, dan

    ●  Pengembangan kecerdasan kritis dan terlibat secara sosial yang

    memampuakan individu untuk memahami dan berpartisipasi secara efektif

    dalam urusan masyarakat setempat dalam upaya kerja sama untuk mencapai

    kebaikan umum.

    Belajar berbasis inkuiri berhubungan dengan:

    ●  Pertanyaan: muncul dari pengalaman

    ●  Bahan: bervariasi, otentik, menantang

    ●  Kegiatan: melibatkan, pengalaman konkret menggunakan tangan (hands-on

    experience), membuat kreasi, bekerja sama, menghidupi peran baru

    ●  Dialog: mendengarkan orang lain; mengartikulasi pemahaman

    ●  Refleksi: mengekspresikan pengalaman; bergerak dari konsep baru ke

    tindakan.

    John Dewey menandaskan bahwa dalam menghadapi sebuah dunia yang berubah,

    gunakanlah metode ilmiah:

    ● 

    Menyadari suatu masalah

    ●  Rumuskan masalah itu

    ●  Ajukan hipotesis untuk memecahkannya

    ●  Selidiki konsekuensi hipotesis dalam cahaya pengalaman

    ●  Tes solusi yang paling mungkin

    50

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    60/200

     

    Inti gagasan sekolah kerja digambarkan berikut ini.

    Tampaknya para penyusun Kurikulum 1947 hendak meninggalkan konsepsi

    tradisional kurikulum ini, yang amat menekankan konten atau isi ilmu

     pengetahuan yang terlalu intelektualistis.

    Tampaknya melalui gagasan sekolah kerja, mereka menghendaki agar siswa-lah

    yang aktif mencari dan menemukan dalam dunia empirik dalam melakukan

    kegiatan belajar melalui dialog atau kerja sama antar-siswa. John Dewey

    mengatakan ,“Education is life itself” (Pendidikan adalah kehidupan itu sendiri).

    51

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    61/200

     

    Untuk itu, guru pun hendaknya melakukan hal yang sama dalam melakukan

     pengajaran yang berpusat kepada siswa ( student-centered learning ). John Dewey

    mengatakan, “True learning is based on discovery guided by mentoring rather

    than the transmission of knowledge” (Belajar yang benar lebih berdasarkan

     penemuan yang dibimbing melalui mentoring daripada transmisi pengetahuan).

    Siswa-lah yang melakukan aktivitas dalam siklus inkuiri ini

    52

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    62/200

     

    Kurikulum 1964Pemikiran yang mendahului kelahiran Kurikulum 1964 menunjukkan keinginan

    yang kuat agar penyusunan kurikulum selalu didasarkan atas pertimbangan

    seberapa jauh program pengajaran atau kurikulum itu memberikan sumbangan

     bagi:

    1.  Kesejahteraan anak-anak didik di sekolah

    2.   pembangunan masyarakat di sekitar sekolah, dan

    3.   pembangunan bangsa dan negara dalam rangka mencapai tingkat hidup yang

    lebih tinggi bagi rakyat dan masyarakat Indonesia, lahir dan batin.

    Keinginan tersebut tercermin pula dalam salah satu prinsip atau asas didaktik

    Kurikulum 1964 yang menyatakan bahwa semua pengetahuan dan kegiatan yang

    diajarkan haruslah fungsional praktis dalam arti berguna bagi anak dan

    masyarakat, sekarang dan di masa yang akan datang, dalam mencapai tiga

    kerangka tujuan revolusi nasional.

    Sehubungan dengan gagasan sekolah kerja dan pendekatan inkuiri tampaknya

    gagasan ini belum terwujud pada sekolah dasar. Namun, upaya pembaharuan

     pendidikan dan pengajaran telah mulai dilembagakan secara struktural pada awal

    tahun 1950-an. Kementerian PP dan K mulai mendirikan lembaga-lembaga yang

    diserahi tugas membuat pembaharuan kurikulum, seperti:

    ●  Balai Pendidikan Pengetahuan Alam (Science Learning Center  – STC) yang

     bertugas menatar guru dan mengembangkan kurikulum IPA.

    ●  Urusan Pengajaran Bahasa Indonesia dan Balai Bahasa Daerah (UPBID) dan

    Urusan Pengajaran Ilmu Kemasyarakatan (UPIK) yang bertugas mengawasi

    dan membina mata pelajaran serta membantu mengembangkan dan

    memperbaiki mata pelajaran yang bersangkutan.

    ●  Urusan penyelidikan (research) yang melanjutkan tugas Balai Penyelidikan

    dan Perancang Pendidikan dan Pengajaran (BP4) dalam menyelenggarakan

    sekolah-sekolah percobaan, mengembangkan tes hasil belajar, dan

    mengumpulkan statistik persekolahan. Kurikulum yang diujicoba merupakan

    revisi rencana pelajaran Sekolah Dasar yang berlaku waktu itu.

    53

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    63/200

     

    ●  Urusan Kewajiban Belajar yang menyelenggarakan percobaan pelaksanaan

    kewajiban belajar dan mengusahakan pembaharian isi pendidikan dan metode

     pengajaran, terutama Pendidikan Keterampilan.

    ●  Urusan Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Rakyat (UPTK/SR)

    sebagai bagian Jawatan Pendidikan Umum bertugas dan bertanggung jawab

    dalam perencanaan, pengawasan, dan penilaian pendidikan, termasuk

     perencanaan kurikulum dan penyelenggaraan ujian negara, yaitu Ujian Masuk

    Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama secara rutin. Ketika Menteri Pendidikan

    Dasar dan Kebudayaan melalui Instruksi NO. 2 tahun 1961 memerintahkan

    mengadakan pembaharuan kurikulum sesuai dengan sistem Pancawarhana,

    UPTK/SR-lah yang melaksanakan penyusunan kurikulum sekolah dasar yang

     baru (1961). Konsep kurikulum sekolah dasar yang baru kemudian diujicoba.

    Akan tetapi, upaya itu hanya berjalan dua tahun (1962 – 1963) karena

     perencanaan yang kurang sistematik dan matang serta biaya dan sarana yang

    serba kurang. Setelah Jawatan Pendidikan Umum dihapuskan pada tahun

    1963, dibentuk Direktorat Pendidikan Prasekolah, Sekolah Dasar, dan Sekolah

    Luar Biasa. Direktorat baru ini meneruskan tugas UPTK/SR.

    Upaya pembaharuan kurikulum yang mendahului Kurikulum 1964 tampaknya

    kurang membuahkan hasil yang diharapkan berkenaan dengan konsepsi sekolah

    kerja dan pendekatan inkuiri karena perencanaan yang kurang matang dan

    keterbatasan dana dan sarana.

    54

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    64/200

     

    KURIKULUM SD PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE

    BARUA. Landasan hukum perubahan / pengembangan kurikulum

    Tabel 5.1 Landasan hukum pengembangan kurikulum pada awal pada masa Orde

    Lama 

    Kurikulum Pancasila &

    UUD 1945

    TAP MPR

    & GBHN

    UU Peraturan

    Pemerintah

    Keputusan Menteri

    1968 Pancasila dan

    UUD 1945

    Tap MPRS

     No.

    XXVII/1966

    tentang

    tujuan dan isi

     pendidikan

    nasional.

    Kurikulum harus

    memberikan

    kemungkinan

     perkembangan maksimal

    terhadap cipta, rasa, karsa,

    dan karya anak yang

    sedang berkembang

    menjadi manusia yang

     bermental-moral-budi

     pekerti luhur dan kuat

    keyakinan agamanya,

    yang tinggi kecerdasan

    dan terampil dalam

     pembangunan dan yang

    memiliki fisik yang sehat

    dan kuat, sebagai manusia

    Pancasila.

    Terbit tanpa keputusan

    Menteri tapi hanya

    dengan kata pengantar

    resmi Direktur Jenderal

    Pendidikan Dasar.

    1975 Pancasila dan

    UUD 1945

    TAP MPR

    tahun 1973:

    Dasar dan

    Keputusan Mendikbud

    (Sjarif Thajeb) No.

    008c/U/1975 tentang

    55

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    65/200

     

    Kurikulum Pancasila &

    UUD 1945

    TAP MPR

    & GBHN

    UU Peraturan

    Pemerintah

    Keputusan Menteri

    arah

     pembanguna

    n di bidang

     pendidikan

    GBHN 1973:

    Pembanguna

    n nasional

    adalah pembanguna

    n manusia

    Indonesia

    seutuhnya

    dan

     pembanguna

    n seluruh

    masyarakat

    Indonesia.

    Pembakuan Kurikulum

    Sekolah Dasar

    1984 Pancasila dan

    UUD 1945

    Tap MPR

     No.

    IV/MPR/197

    8 tentang

    GBHN

    (Agama dan

    Kepercayaan

    kepada

    Tuhan Yang

    Maha Esa,

    Sosial-

     budaya:

    Dasar &

    tujuan

     pendidikan

    nasional.

    Undang-Undang

     No. 2 Tahun 1989

    tentang Sistem

    Pendidikan

     Nasional

    Keputuran Mendikbud

     No. 026/U/1985 tentang

    Pelaksanaan GBPP

    Pendidikan Sejarah

    Perjuangan Bangsa pada

     jenjang pendidikan dasar

    dan menengah

    56

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    66/200

     

    Kurikulum Pancasila &

    UUD 1945

    TAP MPR

    & GBHN

    UU Peraturan

    Pemerintah

    Keputusan Menteri

    Unsur dalam

    GBHN 1983

    tentang

    Pendidikan

    Sejarah

    Perjuangan

    Bangsa

    dalam rangka

    PendidikanPancasila

    1994 Pancasila dan

    UUD 1945

    1945:

    Mencerdaskan

    Kehidupan

     bangsa

    Mengusahaka

    n &

    menyelenggar 

    akan satu

    sistem

     pengajaran

    nasional

    TAP MPR

     No.

    II/MPR/1993

    yang berisi

    tujuan

     pendidikan

    nasional

    UU No. 2 Tahun

    1989 tentang

    Sistem Pendidikan

     Nasional:

    Tujuan pend

    nasional (Pasal 4)

    Fungsi pend

    nasional

    Hak warga negara

    memperoleh

     pendidikan (Pasal

    3, 5, 6).

    Tanggung jawab

     penyelenggaraan

     pend: keluarga,

    masyarakat,

     pemerintah

    (Penjelasan).

    Isi kurikulum pend

    dasar tentang

     bahan kajian dan

     pelajaran (Pasal 39

    & Penjelasan)

    PP No. 28 Tahun

    1990 tentang

    Pend Dasar:

    Tujuan pend

    dasar: bekal

    kemampuan dasar

    kepada siswa

    untuk

    mengembangkan

    kehidupan &

    mempersiapkan

    siswa untuk

    mengikuti pend

    menengah.

    Jabaran tujuan

    SD: (Pasal 14)

    Keputusan Mendikbud

    (Fuad Hassan) No.

    060/U/1993 tentang

    Kurikulum Pendidikan

    Dasar

    57

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    67/200

     

    Kurikulum SD 1968 terdiri dari 4 unsur pokok, yaitu dasar, tujuan, dan asas-asas

     pelaksanaan pendidikan nasional Pancasila di sekolah dasar; struktur program atau

    kerangka kurikulum sekolah dasar; bahan pendidikan atau GBPP; serta pedoman

    evaluasi atau pengisian dan penggunaan buku rapor murid sekolah dasar.

    Dasar, tujuan, dan asas pendidikan nasional Pancasila di sekolah dasar meliputi

     prinsip-prinsip sebagai berikut:

    Pertama, prinsip umum pelaksanaan pendidikan nasional Pancasila yang meliputi

    3 hal, yaitu prinsip integritas, kontinuitas, dan sinkronisasi.

    Kedua, landasaan idiil yang terdiri dari 3 ketentuan pokok, yaitu dasar pendidikan

    nasional adalah falsafah negara Pancasila, tujuan pendidikan nasional adalah

    membentuk manusia Pancasila sejati, dan isi pendidikan nasional terdiri dari 3 hal,

    yaitu mempertinggi mental budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama,

    mempertinggi kecerdasan dan keterampilan serta membina / memperkembangkan

    fisik yang kuat dan sehat.

    Ketiga, prinsip umum pembinaan kurikulum meliputi 3 hal, yaitu kriteria

     pemilihan bahan atau isi kurikulum, prinsip-prinsip didaktik-metodik, dan sistem

    evaluasi yang meliputi prinsip-prinsip evaluasi yang bersifat menyeluruh, kontinu,

    dan objektif. Adapun yang menjadi objek penilaian adalah program, proses dan

    hasil, serta fungsi penilaian.

    Keempat, prinsip-prinsip pendidikan sekolah dasar mencakup 2 hal, yaitu tujuan

     pendidikan sekolah dasar dan garis besar kurikulum sekolah dasar yang dibagi

    menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok pembinaan jiwa Pancasila, kelompok

     pembinaan pengetahuan dasar dan kelompok pembinaan kecakapan khusus.

    Kelima, asas-asas didaktik-metodik sekolah dasar yang uraiannya sama dengan

    yang tercantum di dalam rencana pendidikan tahun 1964.

    Selama periode Repelita I sampai IV, sistem pendidikan nasional masih

    didasarkan pada dua undang-undang yang belum mencerminkan adanya kesatuan

    sistem pendidikan nasional. Masih berlakunya Undang-Undang No. 4 Tahun 1950

    yo Undang-Undang No. 12 Tahun 1954 dan Undang-Undang No. 22 Tahun 1961

    sering dipandang sebagai suatu kendala yang cukup mendasar bagi pembangunan

     pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Undang-undang tersebut

    58

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    68/200

     

    tidak mencerminkan landasan kesatuan sistem pendidikan nasional karena

    didasarkan pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat juga tidak

    sebagaimana diamanatkan UUD 1945.

    (Sumber: 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Depdikbud,

    1996)

    TAP MPR tahun 1973:

    Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan atas Falsafah Negara Pancasila

    dan diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan

    untuk membentuk  Manusia Indonesia  yang sehat jasmani dan rohaninya,

    memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas  dan

    tanggung jawab, dapat menyuburkan  sikap demokrasi dan  penuh tenggang rasa,

    dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang

    luhur, mencintai bangsanya  dan  mencintai  sesama manusia  sesuai dengan

    ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945. (Garis bawah: baru muncul).

    Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN (Agama dan Kepercayaan kepada

    Tuhan Yang Maha Esa, Sosial-budaya): Dasar & tujuan pendidikan nasional.

    Ditegaskan bahwa “Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan

    untuk:

      meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

      kecerdasan,

      keterampilan,

     

    mempertinggi budi pekerti,

      memperkuat kepribadian dan

      mempertebal semangat kebangsaan agar dapat

      menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun

    dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan

     bangsa.

    59

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    69/200

     

    UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

      Tujuan pend nasional (Pasal 4)

      Fungsi pend nasional: mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu

    kehidupan dan martabat manusia Indonesia.

      Hak warga negara memperoleh pendidikan (Pasal 3, 5, 6).

      Tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan: keluarga, masyarakat,

     pemerintah (Penjelasan).

      Isi kurikulum pendidikan dasar tentang bahan kajian dan pelajaran (Pasal

    39 & Penjelasan)

    PP No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar:

    Tujuan pendidikan dasar: memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

    untuk mengembangkan kehidupan dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti

     pend menengah.

    Jabaran tujuan SD: Memberikan bekal kemampuan dasar “Baca-Tulis-Hitung”,

     pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat

     perkembangan dan mempersiapkan mengikuti pendidikan di SLTP.

    Isi kurikulum pendidikan dasar tentang bahan kajian dan pelajaran (Pasal 14)

    Pendidikan dasar (basic education)

    Berdasarkan Undang-Undang Pendidikan tahun 1950 yunto Tahun 1954,

     pendidikan dasar dimaksudkan hanya mencakup sekolah dasar. Sejak diterbitkan

    Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

     pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, yang

    diselenggarakan enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah lanjutan

    tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat.

    Tujuan pendidikan dasar adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar

    kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,

    anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia, serta mempersiapkan

     peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan yang

    menyelenggarakan pendidikan program 6 tahun terdiri atas sekolah dasar (umum)

    60

  • 8/16/2019 SEJARAH KURIKULUM SD.pdf

    70/200

     

    dan sekolah dasar luar biasa. Bentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan

     pendidikan program 3 tahun sesudah program 6 tahun terdiri atas sekolah lanjutan

    tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat pertama luar biasa. Selain itu,

    terdapat pula bentuk satuan pendidikan dasar yang berciri khas agama Islam yang

    diselenggarakan oleh Departemen Agama, yakni Madrasah Ibtidaiyah setingkat

    sekolah dasar dan Madrasah Tsanawiyah setingkat sekolah lanjutan tingkat

     pertama.

    Berdasarkan PP NO. 28 / 1990, pendidikan dasar mempunyai ciri-ciri yang

     berbeda dengan pendidikan dasar berdasarkan UU yang berlaku sebelumnya. Ciri-

    ciri tersebut adalah sebagai berikut:

    1)  Pendidikan dasar merupakan pendidikan umum, yaitu pendidikan minimal

    yang berlaku untuk semua warga negara tanpa kecuali.

    2)  Pendidikan dasar berlangsung 9 tahun yang meliputi 6 tahun di SD dan 3

    tahun di SMP atau yang sederajat. Ini tidak berarti bahwa SD dan SMP

    menjadi bentuk satu atap melainkan tetap terpisah meskipun keduanya

    merupakan pendidikan dasar.

    3) 

    Pendidikan dasar tidak bersifat seragam, dan tidak berarti bahwa semua

     peserta didik mendapatkan materi kurikulum yang sama seluruhnya secara

    seragam, melainkan dimungkinkan adanya perbedaan di luar materi

    muatan nasional sebanyak 20% dari seluruh bidang kahian di SD dan

    SMP.

    4)  Pendidikan dasar diselenggarakan melalui jalur sekolah dan jalur luar

    sekolah pada berbagai jenis dan bentuk satuan pendidikan.

    5) 

    Lulusan pendidikan dasar adalah setara baik untuk jalur sekolah maupun

    luar sekolah beserta wahananya yang pada dasarnya sama dan diakui

    sederajat sehingga perserta didik memiliki keleluasaan gerak untuk

    memanfaatkan semua rumpun dan wahana dan bila perlu dapat berpindah

    dari wahana satu ke wahana lainnya dengan mendapatkan perlakuan yang

    sama.

    (Sumber: 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Depdikbud,

    1996)

    61

  • 8/16/201