sejarah kaos oblong
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong
1/5
SEJARAH KAOS OBLONG (Dan
Statusnya Kini)
Posted on 10/11/2008 by andalas clothing
Dibanding jenis pakaian lainnya, sejarah kaos oblong sebenarnya belumlah terlalu
panjang. Kemungkinan besar kaos baru muncul antara akhir abad ke-19 hingga awal abadke-20. Kaos berbahan katun biasanya dipakai oleh tentara Eropa sebagai pakaian dalam
(di balik seragam), yang fleksibel dan bisa dipakai sebagai pakaian luar jika mereka
beristirahat di udara siang yang panas. Istilah T-Shirt (metafor yang mungkin diambilberdasar bentuknya) baru muncul di Merriam-Websters Dictionary pada 1920, dan baru
pada Perang Dunia II ia menjadi perlengkapan standar dalam pakaian militer di Eropa
dan Amerika Serikat.
Kaos oblong mulai dikenal di seluruh dunia lewat John Wayne, Marlon Brando danJames Dean yang memakai pakaian dalam tersebut untuk pakaian luar dalam film-film
mereka. DalamA Streetcar Named Desire (1951) Marlon Brando membuat gadis-gadis
histeris dengan kaos oblongnya yang sobek dan membiarkan bahunya terbuka. Dan
puncaknya adalah ketika James Dean mengenakan kaos oblong sebagai simbolpemberontakan kaum muda dalamRebel Without A Cause (1955).
Teknologiscreenprintdi atas kaos katun baru dimulai awal 60-an dan setelah itu
barulah bermunculan berbagai bentuk kaos baru, seperti tank top , muscle shirt,scoop
neck , v-neckdsb. Berbagai bentuk, gambar, atau kata-kata dalam kaos merupakan pesan
akan pengalaman, perilaku dan status sosial. Kaos oblong mengkomunikasikan berbagai
lokasi atau identitas sosial: tempat (HRC, Borobudur, Bali, Yogyakarta), bisnis (Coca
Cola, Yamaha, Suzuki), tim (MU, Inter Milan), konser atau acara kesenian (Jakjazz),
http://www.andalasclothing.com/09-artikel-kaos/sejarah-kaos-oblong-dan-statusnya-kinihttp://www.andalasclothing.com/author/admin-andalascloth/http://www.andalasclothing.com/wp-content/uploads/2010/07/pf_981250a-streetcar-named-desire-posters.jpghttp://www.andalasclothing.com/09-artikel-kaos/sejarah-kaos-oblong-dan-statusnya-kinihttp://www.andalasclothing.com/author/admin-andalascloth/ -
7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong
2/5
komoditas yang dianggap bernilai (VW, Harley Davidson), sementara banyak juga yang
mengkomunikasikan slogan (kaos-kaos Dagadu, Joger).
Fashion, Kaos, dan Komunikasi
Meski sudah mulai mendunia sejak 50-an, konvensi mode dunia tetap saja belummemasukkan kaos ke dalam kategori fashion . Kaos tetap saja dianggap sebagai pakaian
dalam yang tidak pantas dikenakan sebagai pakaian luar. Memakai kaos masih juga
dianggap sebagai tindakan yang unfashion. Karena itu pada masa musik heavy metalmulai digemari kalangan muda, mereka ini sengaja memilih seragam kaos oblong sebagai
bentuk penolakan terhadap konvensi arus utama mode dunia (high fashion). Menyobek
beberapa bagian dari kaos oblong bahkan merupakan bagian dari gaya subkultur punk.Bagi mereka ini bentuk fashion adalah unfashion.
Perubahan dalam bahan dan teknologi produksi kaos turut berperan dalam perubahan
makna kaos dalam kehidupan sosial. Ditemukannya polyester dan bahan-bahan fiber
artifisial, bersamaan dengan diperkenalkannya bahan drip-dry untuk pembuatan pakaian,penambahan variasi warna, gaya dan tekstur, membuat kaos semakin diterima sebagai
pakaian luar. Meski begitu, dalam diferensiasi sistem fashion, hingga sekarang kaos
masih digolongkan dalam kategori low fashion (=unfashion?). Berbeda dengan produk
high fashion yang didesain dan dibuat secara khusus untuk orang-orang khusus, hampirsemua kaos merupakan low fashion yang didesain untuk tujuan diproduksi secara massal.
Variasi kaos sebagai pakaian luar sekarang ini sangat beragam. Kaos diproduksi baik
dalam warna-warna primer maupun dalam kombinasi yang lebih kompleks, beberapa diantaranya dilengkapi dengan saku untuk menyimpan alat tulis, rokok, atau benda kecil
lainnya. Dengan begitu kaos tidak hanya dipakai oleh kalangan muda, laki-laki, atau
mereka yang berasal dari golongan bawah saja, tetapi juga dipakai oleh siapa saja. Kitajuga melihat kaos dipakai dalam berbagai aktivitas, dari bekerja hingga mengisi waktusenggang, seperti jalan-jalan di pusat pertokoan atau bermain golf.
Kaos oblong sekarang ini juga telah menjadi wahana tanda. Kaos, sebagaimana pakaian
lainnya, membawa pesan dalam sebuah teks terbuka di mana pembaca atau penonton
bisa menginterpretasikannya.
Betapapun klaim atas identitas atau status dalam kaos oblong ini bersifat ambigu, dalam
terminologi Umberto Eco (1979), representasinya selalu bersifat undercoded, ia
berhubungan secara synecdochical(satu bagian dari kaos mewakili keseluruhan pribadi
seseorang) dengan pengalaman, relasi sosial, nilai, atau status yang diklaim secaraeksplisit atau implisit oleh pemakainya. Pesan yang disampaikan dalam kaos bukanlah
sekedar tentang tempat, kelompok, atau bisnis, tetapi klaim atas status pemakainya.
Seorang pemakai kaos oblong Dagadu misalnya, bukan sekedar menyampaikan pesanbahwa kaos oblong yang dipakainya adalah buatan Yogyakarta, melainkan juga mau
mengumumkan sebuah pengalaman yang menurut pemakainya cukup penting (ia seperti
mau mengatakan,Mari saya beritahu pengalaman saya jalan-jalan di Yogya).
-
7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong
3/5
Tetapi sekarang ini kaos oblong juga dipakai untuk mengkomunikasikan apa yang bukan
bagian dari identitas seseorang. Misalnya, penulis pernah melihat seorang ibu muda yang
sedang berjalan mengandeng anaknya. Si ibu ini memakai kaos dengan tulisan BITCHdi bagian depannya.
Apakah si ibu ini tidak mengerti bahasa Inggris atau penguasaan bahasa Inggrisnya pas-
pasan, sampai ia tidak mengerti bahwa bitch (anjing betina) adalah umpatan yang sangat
kasar yang biasa dipakai untuk menyebut wanita jalang? Apalagi waktu itu ia sedangmenggandeng anaknya. Bukankah si anak ini menjadi cocok dengan umpatan lainnya,
son of a bitch ? Seandainya si ibu ini cukup mengerti bahasa Inggris, tentu yang mau
dikomunikasikannya adalah saya bukan bitch . Ini semacam pendifinisian doublenegative, di mana seseorang mengklaim (secara ragu-ragu) keanggotaan pada kelompok
tertentu yang tidak eksis. Si ibu tadi mengklaim keanggotannya pada kelompok
perempuan/ibu yang baik tanpa menghadirkan kelompok yang diklaimnya ini. Halyang sama juga terjadi pada kasus salah satu teman yang memakai kaos bergambar logo
Golkar untuk menunjukkan pengejekannya pada Golkar atau untuk mengatakan bahwa ia
bukan simpatisan Golkar.
Dengan semakin tumbuhnya industri periklanan, kaos merupakan bilboards mini yangcukup efektif untuk mengkomunikasikan sebuah produk, sebagaimana
mengkomunikasikan diri atau identitas. Seringkali kaos dijadikan iklan berjalan yang
oleh pengiklan kadang-kadang dibagikan secara gratis. Di Indonesia, adalah hal yangbiasa banyak orang berebut mendapatkan pembagian kaos dari OPP pada saat Pemilu (tak
jarang juga disertai pembagian amplop). Perusahaan-perusahaan sekarang ini juga
membuat kaos dengan nama atau logo perusahaan yang tertera di atasnya (Coca Cola,
Reebok, Nike, Wilson), dan menjualnya di toko-toko sebagai pakaian produksi massalyang siap pakai. Bagi sejumlah besar pemakainya, tentu memakai kaos oblong tidak
dimaksudkan sebagai iklan, melainkan sebagai indikasi status dan pendapatan
pemakainya, loyalitas atau kepercayaan pada satu produk. Ia juga merupakan suatu
http://www.andalasclothing.com/wp-content/uploads/2010/07/bitch_t_shirt-p235243253309390637tr1k_400.jpg -
7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong
4/5
bagian dari identitas diri, Saya adalah penggemar Coca Cola, Seperti Michael Jordan,
saya memakai Nike (bagaimana dengan Anda?).
Kaos-kaos buatan perusahaan tertentu dianggap mewakili gaya hidup atau selera yangkhas, selain sekaligus si pemakai mengiklankan perusahaan pembuatnya. Misalnya kaos
bermerek Benetton, Ralph Lauren atau Calvin Klein. Simbol-simbol tertentu pada kaos,seperti buaya kecil atau kuda poni dan pemain polo kecil (dan berbagai variannya), juga
sangat penting. Simbol-simbol ini bukan hanya menunjukkan status pemakainya yangmampu mengkonsumsi pakaian buatan desainer mahal, tetapi juga status dalam sistem
fashion itu sendiri (ketika kelompok desainer Parisian juga memproduksi kaos, apakah
kaos menjadi high fashion ?).
Kaos dan Kehidupan Modern
Lebih dari jenis pakaian yang lain, sejarah kaos bukan saja menunjukkan cepatnya
perubahan teknologi dalam industri garmen, melainkan juga menunjukkan bagaimana
fashion bernegosiasi dengan ruang dan waktu.
Kaos semula hanya diakui sebagai pakaian dalam. Dan dalam kaitannya dengan polapenempatan ruang, sebagai pakaian dalam kaos adalah pakaian privat . Tetapi kemudian
dengan negosiasi lewat media massa dan penemuan bahan serta model-model baru, kaos
perlahan mulai tampil sebagai pakaian publik. Karena itu, sejalan dengan kecenderungankehidupan modern, perjalanan kaos dari ruang privat ke ruang publik ini merupakan
ekspansi ruang privat atas ruang publik (privatisasi ruang publik). Sementara dalam
kaitannya dengan pola pemanfaatan waktu, kaos menunjukkan bagaimana waktusenggang semakin berhasil mengekspansi waktu yang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Kaos bisa dilihat sebagai bagian dari leisure class , yang menunjukkan statusnya dengan
pemanfaatan waktu senggang sebesar-besarnya.
Persis seperti semboyan kaos oblong Dagadu Smart and Smile , kaos oblongmengajarkan bagaimana hidup modern harus dijalani: berpenampilan cerdas, ringkas,
tangkas, sekaligus santai. Hidup dengan segala tetek-bengeknya yang rumit ternyata tidak
harus dijalani dengan rumit pula, melainkan bisa dijalani dengan seperlunya dan santai.
Dalam perspektif ini, papan pengumuman di kampus-kampus yang berbunyi Dilarangmemakai kaos dan sandal adalah warisan dari kehidupan masa lalu yang serius dan
sebentuk pendisiplinan gaya, yang tidak lagi cocok dengan semangatsmart and smile .
Karena itu mahasiswa tetap saja berkaos oblong di kampus, pertama-tama bukan untukmenunjukkan perlawanan langsung mereka kepada aturan hidup yang lama, melainkan
untuk menunjukkan bahwa diri mereka sendirilah yang paling berhak atas
penampilannya. Dan bagaimana mereka harus berpenampilan, salah satunya ditentukanoleh resepsi mereka terhadap media massa, yang juga mengajarkan smart and smile
(misalnya semboyan iklan telepon genggam Nokia seri 3210, Begitu kecil, begitu
cerdas). Jadi hidup modern dijalani dengan semangat mengisi waktu senggang. Inilahyang disebut estetikasi kehidupan sehari-hari yang mencirikan kehidupan modern (di
mana yang etis bergeser menjadi yang estetis). Semangat kehidupan modern
sebenarnya adalah semangat kaos oblong.
-
7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong
5/5
Referensi
Ajidarma, Seno Gumira, 2001, Djokdja Tertawa, Disain Kaos Oblong
DAGADU,Bernas , 12 Januari 2001.
Cullum-Swan, Betsy dan P.K. Manning, 1990, Codes, Chronotypes and
Everyday Objects, makalah disampaikan dalam konferensi The Socio-semioticsof objects: the role of artifacts in social symbolic process, 20-22 Juni 1990,
University of Toronto. Tersedia di: http://sun.soci.niu.edu/~sssi/papers/pkm1.txt
Eco, Umberto, 1979, Theory of Semiotics , Indiana: University of Indiana Press.
Hebdige, Dick, 1999 (1979), Subculture, The Meaning of Style , London & New
York: Routledge.
McRobbie, Angela, 1999,In the Culture Society, Art, Fashion and Popular Music
, London & New York: Routledge.
Rojek, Chris, 2000, Leisure and rich today: Veblens thesis after a century,
Leisure Studies 19 (2000), hal. 1-15.
T-Shirt King, History of American T-Shirt. Tersedia di: http://www.t-shirtking.net/history_of_t-shirts.html
Makalah ini disampaikan sebagai pengantar diskusi Art on T-Shirt, Bentara BudayaYogyakarta, 13 Januari 2001. Versi pendek tulisan initermuat diKOMPAS, 28 Januari
2001.
Sumber: http://kunci.or.id/articles/menjadi-modern-dengan-kaos-oleh-antariksa/
http://kunci.or.id/articles/menjadi-modern-dengan-kaos-oleh-antariksa/http://kunci.or.id/articles/menjadi-modern-dengan-kaos-oleh-antariksa/