sejarah kaos oblong

Upload: greensangrilla

Post on 03-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong

    1/5

    SEJARAH KAOS OBLONG (Dan

    Statusnya Kini)

    Posted on 10/11/2008 by andalas clothing

    Dibanding jenis pakaian lainnya, sejarah kaos oblong sebenarnya belumlah terlalu

    panjang. Kemungkinan besar kaos baru muncul antara akhir abad ke-19 hingga awal abadke-20. Kaos berbahan katun biasanya dipakai oleh tentara Eropa sebagai pakaian dalam

    (di balik seragam), yang fleksibel dan bisa dipakai sebagai pakaian luar jika mereka

    beristirahat di udara siang yang panas. Istilah T-Shirt (metafor yang mungkin diambilberdasar bentuknya) baru muncul di Merriam-Websters Dictionary pada 1920, dan baru

    pada Perang Dunia II ia menjadi perlengkapan standar dalam pakaian militer di Eropa

    dan Amerika Serikat.

    Kaos oblong mulai dikenal di seluruh dunia lewat John Wayne, Marlon Brando danJames Dean yang memakai pakaian dalam tersebut untuk pakaian luar dalam film-film

    mereka. DalamA Streetcar Named Desire (1951) Marlon Brando membuat gadis-gadis

    histeris dengan kaos oblongnya yang sobek dan membiarkan bahunya terbuka. Dan

    puncaknya adalah ketika James Dean mengenakan kaos oblong sebagai simbolpemberontakan kaum muda dalamRebel Without A Cause (1955).

    Teknologiscreenprintdi atas kaos katun baru dimulai awal 60-an dan setelah itu

    barulah bermunculan berbagai bentuk kaos baru, seperti tank top , muscle shirt,scoop

    neck , v-neckdsb. Berbagai bentuk, gambar, atau kata-kata dalam kaos merupakan pesan

    akan pengalaman, perilaku dan status sosial. Kaos oblong mengkomunikasikan berbagai

    lokasi atau identitas sosial: tempat (HRC, Borobudur, Bali, Yogyakarta), bisnis (Coca

    Cola, Yamaha, Suzuki), tim (MU, Inter Milan), konser atau acara kesenian (Jakjazz),

    http://www.andalasclothing.com/09-artikel-kaos/sejarah-kaos-oblong-dan-statusnya-kinihttp://www.andalasclothing.com/author/admin-andalascloth/http://www.andalasclothing.com/wp-content/uploads/2010/07/pf_981250a-streetcar-named-desire-posters.jpghttp://www.andalasclothing.com/09-artikel-kaos/sejarah-kaos-oblong-dan-statusnya-kinihttp://www.andalasclothing.com/author/admin-andalascloth/
  • 7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong

    2/5

    komoditas yang dianggap bernilai (VW, Harley Davidson), sementara banyak juga yang

    mengkomunikasikan slogan (kaos-kaos Dagadu, Joger).

    Fashion, Kaos, dan Komunikasi

    Meski sudah mulai mendunia sejak 50-an, konvensi mode dunia tetap saja belummemasukkan kaos ke dalam kategori fashion . Kaos tetap saja dianggap sebagai pakaian

    dalam yang tidak pantas dikenakan sebagai pakaian luar. Memakai kaos masih juga

    dianggap sebagai tindakan yang unfashion. Karena itu pada masa musik heavy metalmulai digemari kalangan muda, mereka ini sengaja memilih seragam kaos oblong sebagai

    bentuk penolakan terhadap konvensi arus utama mode dunia (high fashion). Menyobek

    beberapa bagian dari kaos oblong bahkan merupakan bagian dari gaya subkultur punk.Bagi mereka ini bentuk fashion adalah unfashion.

    Perubahan dalam bahan dan teknologi produksi kaos turut berperan dalam perubahan

    makna kaos dalam kehidupan sosial. Ditemukannya polyester dan bahan-bahan fiber

    artifisial, bersamaan dengan diperkenalkannya bahan drip-dry untuk pembuatan pakaian,penambahan variasi warna, gaya dan tekstur, membuat kaos semakin diterima sebagai

    pakaian luar. Meski begitu, dalam diferensiasi sistem fashion, hingga sekarang kaos

    masih digolongkan dalam kategori low fashion (=unfashion?). Berbeda dengan produk

    high fashion yang didesain dan dibuat secara khusus untuk orang-orang khusus, hampirsemua kaos merupakan low fashion yang didesain untuk tujuan diproduksi secara massal.

    Variasi kaos sebagai pakaian luar sekarang ini sangat beragam. Kaos diproduksi baik

    dalam warna-warna primer maupun dalam kombinasi yang lebih kompleks, beberapa diantaranya dilengkapi dengan saku untuk menyimpan alat tulis, rokok, atau benda kecil

    lainnya. Dengan begitu kaos tidak hanya dipakai oleh kalangan muda, laki-laki, atau

    mereka yang berasal dari golongan bawah saja, tetapi juga dipakai oleh siapa saja. Kitajuga melihat kaos dipakai dalam berbagai aktivitas, dari bekerja hingga mengisi waktusenggang, seperti jalan-jalan di pusat pertokoan atau bermain golf.

    Kaos oblong sekarang ini juga telah menjadi wahana tanda. Kaos, sebagaimana pakaian

    lainnya, membawa pesan dalam sebuah teks terbuka di mana pembaca atau penonton

    bisa menginterpretasikannya.

    Betapapun klaim atas identitas atau status dalam kaos oblong ini bersifat ambigu, dalam

    terminologi Umberto Eco (1979), representasinya selalu bersifat undercoded, ia

    berhubungan secara synecdochical(satu bagian dari kaos mewakili keseluruhan pribadi

    seseorang) dengan pengalaman, relasi sosial, nilai, atau status yang diklaim secaraeksplisit atau implisit oleh pemakainya. Pesan yang disampaikan dalam kaos bukanlah

    sekedar tentang tempat, kelompok, atau bisnis, tetapi klaim atas status pemakainya.

    Seorang pemakai kaos oblong Dagadu misalnya, bukan sekedar menyampaikan pesanbahwa kaos oblong yang dipakainya adalah buatan Yogyakarta, melainkan juga mau

    mengumumkan sebuah pengalaman yang menurut pemakainya cukup penting (ia seperti

    mau mengatakan,Mari saya beritahu pengalaman saya jalan-jalan di Yogya).

  • 7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong

    3/5

    Tetapi sekarang ini kaos oblong juga dipakai untuk mengkomunikasikan apa yang bukan

    bagian dari identitas seseorang. Misalnya, penulis pernah melihat seorang ibu muda yang

    sedang berjalan mengandeng anaknya. Si ibu ini memakai kaos dengan tulisan BITCHdi bagian depannya.

    Apakah si ibu ini tidak mengerti bahasa Inggris atau penguasaan bahasa Inggrisnya pas-

    pasan, sampai ia tidak mengerti bahwa bitch (anjing betina) adalah umpatan yang sangat

    kasar yang biasa dipakai untuk menyebut wanita jalang? Apalagi waktu itu ia sedangmenggandeng anaknya. Bukankah si anak ini menjadi cocok dengan umpatan lainnya,

    son of a bitch ? Seandainya si ibu ini cukup mengerti bahasa Inggris, tentu yang mau

    dikomunikasikannya adalah saya bukan bitch . Ini semacam pendifinisian doublenegative, di mana seseorang mengklaim (secara ragu-ragu) keanggotaan pada kelompok

    tertentu yang tidak eksis. Si ibu tadi mengklaim keanggotannya pada kelompok

    perempuan/ibu yang baik tanpa menghadirkan kelompok yang diklaimnya ini. Halyang sama juga terjadi pada kasus salah satu teman yang memakai kaos bergambar logo

    Golkar untuk menunjukkan pengejekannya pada Golkar atau untuk mengatakan bahwa ia

    bukan simpatisan Golkar.

    Dengan semakin tumbuhnya industri periklanan, kaos merupakan bilboards mini yangcukup efektif untuk mengkomunikasikan sebuah produk, sebagaimana

    mengkomunikasikan diri atau identitas. Seringkali kaos dijadikan iklan berjalan yang

    oleh pengiklan kadang-kadang dibagikan secara gratis. Di Indonesia, adalah hal yangbiasa banyak orang berebut mendapatkan pembagian kaos dari OPP pada saat Pemilu (tak

    jarang juga disertai pembagian amplop). Perusahaan-perusahaan sekarang ini juga

    membuat kaos dengan nama atau logo perusahaan yang tertera di atasnya (Coca Cola,

    Reebok, Nike, Wilson), dan menjualnya di toko-toko sebagai pakaian produksi massalyang siap pakai. Bagi sejumlah besar pemakainya, tentu memakai kaos oblong tidak

    dimaksudkan sebagai iklan, melainkan sebagai indikasi status dan pendapatan

    pemakainya, loyalitas atau kepercayaan pada satu produk. Ia juga merupakan suatu

    http://www.andalasclothing.com/wp-content/uploads/2010/07/bitch_t_shirt-p235243253309390637tr1k_400.jpg
  • 7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong

    4/5

    bagian dari identitas diri, Saya adalah penggemar Coca Cola, Seperti Michael Jordan,

    saya memakai Nike (bagaimana dengan Anda?).

    Kaos-kaos buatan perusahaan tertentu dianggap mewakili gaya hidup atau selera yangkhas, selain sekaligus si pemakai mengiklankan perusahaan pembuatnya. Misalnya kaos

    bermerek Benetton, Ralph Lauren atau Calvin Klein. Simbol-simbol tertentu pada kaos,seperti buaya kecil atau kuda poni dan pemain polo kecil (dan berbagai variannya), juga

    sangat penting. Simbol-simbol ini bukan hanya menunjukkan status pemakainya yangmampu mengkonsumsi pakaian buatan desainer mahal, tetapi juga status dalam sistem

    fashion itu sendiri (ketika kelompok desainer Parisian juga memproduksi kaos, apakah

    kaos menjadi high fashion ?).

    Kaos dan Kehidupan Modern

    Lebih dari jenis pakaian yang lain, sejarah kaos bukan saja menunjukkan cepatnya

    perubahan teknologi dalam industri garmen, melainkan juga menunjukkan bagaimana

    fashion bernegosiasi dengan ruang dan waktu.

    Kaos semula hanya diakui sebagai pakaian dalam. Dan dalam kaitannya dengan polapenempatan ruang, sebagai pakaian dalam kaos adalah pakaian privat . Tetapi kemudian

    dengan negosiasi lewat media massa dan penemuan bahan serta model-model baru, kaos

    perlahan mulai tampil sebagai pakaian publik. Karena itu, sejalan dengan kecenderungankehidupan modern, perjalanan kaos dari ruang privat ke ruang publik ini merupakan

    ekspansi ruang privat atas ruang publik (privatisasi ruang publik). Sementara dalam

    kaitannya dengan pola pemanfaatan waktu, kaos menunjukkan bagaimana waktusenggang semakin berhasil mengekspansi waktu yang lain dalam kehidupan sehari-hari.

    Kaos bisa dilihat sebagai bagian dari leisure class , yang menunjukkan statusnya dengan

    pemanfaatan waktu senggang sebesar-besarnya.

    Persis seperti semboyan kaos oblong Dagadu Smart and Smile , kaos oblongmengajarkan bagaimana hidup modern harus dijalani: berpenampilan cerdas, ringkas,

    tangkas, sekaligus santai. Hidup dengan segala tetek-bengeknya yang rumit ternyata tidak

    harus dijalani dengan rumit pula, melainkan bisa dijalani dengan seperlunya dan santai.

    Dalam perspektif ini, papan pengumuman di kampus-kampus yang berbunyi Dilarangmemakai kaos dan sandal adalah warisan dari kehidupan masa lalu yang serius dan

    sebentuk pendisiplinan gaya, yang tidak lagi cocok dengan semangatsmart and smile .

    Karena itu mahasiswa tetap saja berkaos oblong di kampus, pertama-tama bukan untukmenunjukkan perlawanan langsung mereka kepada aturan hidup yang lama, melainkan

    untuk menunjukkan bahwa diri mereka sendirilah yang paling berhak atas

    penampilannya. Dan bagaimana mereka harus berpenampilan, salah satunya ditentukanoleh resepsi mereka terhadap media massa, yang juga mengajarkan smart and smile

    (misalnya semboyan iklan telepon genggam Nokia seri 3210, Begitu kecil, begitu

    cerdas). Jadi hidup modern dijalani dengan semangat mengisi waktu senggang. Inilahyang disebut estetikasi kehidupan sehari-hari yang mencirikan kehidupan modern (di

    mana yang etis bergeser menjadi yang estetis). Semangat kehidupan modern

    sebenarnya adalah semangat kaos oblong.

  • 7/28/2019 Sejarah Kaos Oblong

    5/5

    Referensi

    Ajidarma, Seno Gumira, 2001, Djokdja Tertawa, Disain Kaos Oblong

    DAGADU,Bernas , 12 Januari 2001.

    Cullum-Swan, Betsy dan P.K. Manning, 1990, Codes, Chronotypes and

    Everyday Objects, makalah disampaikan dalam konferensi The Socio-semioticsof objects: the role of artifacts in social symbolic process, 20-22 Juni 1990,

    University of Toronto. Tersedia di: http://sun.soci.niu.edu/~sssi/papers/pkm1.txt

    Eco, Umberto, 1979, Theory of Semiotics , Indiana: University of Indiana Press.

    Hebdige, Dick, 1999 (1979), Subculture, The Meaning of Style , London & New

    York: Routledge.

    McRobbie, Angela, 1999,In the Culture Society, Art, Fashion and Popular Music

    , London & New York: Routledge.

    Rojek, Chris, 2000, Leisure and rich today: Veblens thesis after a century,

    Leisure Studies 19 (2000), hal. 1-15.

    T-Shirt King, History of American T-Shirt. Tersedia di: http://www.t-shirtking.net/history_of_t-shirts.html

    Makalah ini disampaikan sebagai pengantar diskusi Art on T-Shirt, Bentara BudayaYogyakarta, 13 Januari 2001. Versi pendek tulisan initermuat diKOMPAS, 28 Januari

    2001.

    Sumber: http://kunci.or.id/articles/menjadi-modern-dengan-kaos-oleh-antariksa/

    http://kunci.or.id/articles/menjadi-modern-dengan-kaos-oleh-antariksa/http://kunci.or.id/articles/menjadi-modern-dengan-kaos-oleh-antariksa/