sejarah ilmu politik

13

Click here to load reader

Upload: dani-suluh-permadi

Post on 14-Aug-2015

42 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

terkait sejarah dan perkembangan ilmu politik

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Ilmu Politik

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU POLITIK

Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu dari ilmu-ilmu sosial yang

memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas, maka dapat dikatakan bahwa

ilmu politik masih muda usianya karena baru lahir pada akhir abad ke-19. Pada tahap itu ilmu

politik berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya,

seperti sosiologi, antropologi, ekonomi dan psikologi, dan dalam perkembangan ini mereka

saling mempengaruhi. Akan tetapi apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas,

yakni sebagai pembahasan secara rasional dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik

dapat dikatakan jauh lebih tua umurnya. Bahkan sering dikatakan ilmu sosial tertua di dunia

karena dalam perkembangannya banyak bersandar pada sejarah dan filsafat. Perkembangan

ilmu politik dibagi dalam 2 zaman, antara lain:

1. Zaman Sebelum Masehi

Ilmu politik sebagai pemikiran mengenai Negara sudah dimulai pada tahun 450 S.M.

seperti dalam karya Herodotus, Plato, Aristoteles, dan lainnya. terbukti dari hasil karya

filosof seperti Plato dan Aristoteles. Bahkan Plato yang telah meletakan dasar-dasar

pemikiran ilmu politik dikenal sebagai bapak  filsafat   politik,  sedangkan Aristoteles

yang  telah meletakan dasar-dasar keilmuan dalam kajian politik dikenal sebagai Bapak

ilmu politik. Baik Plato maupun Aristoteles pada dasarnya menjadikan negara sebagai

perspektif filosofis, dan pandangan mereka tentang  pengetahuan  merupakan  sesuatu

yang utuh. Perbedaan keduanya terletak pada tekanan dan obyek pengamatan yang

dilakukan, kalau Plato bersifat normatif-deskriptif, sedangkan Aristoteles sudah

mendekati empiris dengan memberikan dukungan dan preferensi nilai melalui fakta yang

dapat diamati dengan nyata. zaman ini yang terkenal dengan zaman  Romawi  Kuno

memberikan sumbangan yang berharga  bagi  ilmu politik, antara lain: bidang hukum,

yurisprudensi dan administrasi negara. Bidang-bidang tersebut didasarkan atas

persefektif mengenai  kesamaan manusia,   persaudaraan setiap orang, ke-Tuhan-an dan

keunikan nilai-nilai individu.

Para filosof pada zaman ini berusaha mencari esensi ide-ide seperti keadilan dan

kebaikan, juga mempertimbangkan masalah-masalah esensial lainnya seperti

pemerintahan yang baik, kedaulatan,  kewajiban negara terhadap warga negara atau

sebaliknya. Analisis-analisis yang digunakan bersifat analisis normatif  dan  deduktif.

Page 2: Sejarah Ilmu Politik

Analisis normatif adalah membicarakan asumsi-asumsi bahwa ciri khas tertentu adalah

baik atau diinginkan, sedangkan analisis deduktif adalah didasarakan pada penalaran 

dari premis umum menuju kesimpulan khusus.

Beberapa pusat kebudayaan Asia seperti India dan Cina, telah terkumpul beberapa

karya tulis bermutu. Tulisan-tulisan dari India terkumpul dalam kesusasteraan

Dharmasatra dan Arthasastra, berasal kira-kira dari tahun 500 S.M. Di antara filsuf Cina

terkenal, ada Konfusius, Mencius, dan Shan Yang(±350 S.M.).

2. Zaman Sesudah Masehi

Indonesia sendiri sudah mengenal tentang kenegaraan, ditandai dengan beberapa

karya tulis, misalnya Negarakertagama sekitar abad 13 dan Babad Tanah Jawi.

Kesusasteraan di Negara-negara Asia mulai mengalami kemunduran karena terdesak

oleh pemikiran Barat yang dibawa oleh Negara-negara penjajah dari Barat.

Perkembangan Ilmu Politik di Negara-negara benua Eropa sendiri bahasan mengenai

politik pada abad ke-18 dan ke-19 banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum, karena itu ilmu

politik hanya berfokus pada negara. Selain ilmu hukum, pengaruh ilmu sejarah dan

filsafat pada ilmu politik masih terasa sampai perang Dunia II.

Pada abad kedelapan belas, di Inggris permasalahan politik lebih banyak merupakan

kajian filsafat serta pembahasannya tidak terlepas dari sejarah. Di Amerika Serikat

terjadi perkembangan berbeda, karena ada keinginan untuk membebaskan diri dari

tekanan yuridis, dan lebih mendasarkan diri pada pengumpulan data empiris. Amerika

Serikat yang telah menempatkan pangajaran politik di  universitas semenjak tahun 1858,

mula-mula studinya lebih bersifat yuridis, akan tetapi semenjak abad ini telah

melepaskan diri dari kajian yang bersifat yuridis dengan lebih memfokuskan diri atas

pengumpulan data empiris. Baru memasuki awal abad kedua puluh kajian ilmu politik

telah menjauhi studi yang semata-mata  legalistis normatif maupun yang murni normatif

dan deduktif. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teori ilmu  pengetahuan sosial

lainnya, terutama konsepsi yang berubah tentang hakekat manusia, pragmatisme dan

pluralisme.

Faktor pertama tentang hakekat manusia, telah diakui bahwa sifat manusia sangat

beragam dan  kompleks. Pengakuan akan sifat manusia tersebut menimbulkan implikasi-

implikasi yaitu: pertama, digugatnya pernyataan mengenai hukum menentukan

pemerintahan yang baik, hal ini disebabkan sifat manusia yang berbeda-beda. Kedua,

tidak semua manusia akan berperilaku sama dalam  suatu  lembaga tertentu. Ketiga, sifat

Page 3: Sejarah Ilmu Politik

itu diyakini sebagai obyek  resmi penelitian. Faktor yang kedua yang mempengaruhi

ilmu politik adalah pragmatisme. Ini berarti bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan

manusia tidak dapat dinilai dari logika, melainkan dari hasil tindakan atau  perilaku

tersebut. Misanya, sesorang dicap sebagai nasionalis, karena hasil dari tindakan dan

perilakunya selalu menunjukkan sikap antipati terhadap bangsa sendiri, terhadap

produksi dalam negeri, menjelek-jelekan bangsa sendiri di hadapan bangsa lain, dan

sebagainya. Sedangkan faktor yang ketiga, yakni pluralisme, mengandung pengertian

bahwa kekuasaan dalam politik dibagi-bagi antara berbagai kelompok, partai dan

lembaga-lembaga pemerintahan. Misalnya, organisasi kemasyarakatan, golongan, partai

politik, dan yang lebih ekstrim seperti partai oposisi memiliki kekuasaan untuk

mempengaruhi  berbagai  kebijakan pemerintah. Hal ini disebabkan karena organisasi

kemasyarakatan dan partai politik tersebut memiliki kekuasaan untuk melakukan itu

walaupun kekuasaan tersebut  belum tentu mampu mempengarui kekuasaan yang

lainnya.

Ilmu politik Baru mendapatkan identitasnya setelah didirikannya “School of Political

Science” di Columbia pada tahun 1880, atas prakarsa John. W. Burges, dan ia sendiri

yang memimpinnya. Pada tahun 1886 sekolah tersebut menerbitkan the Political Science

Quarterly yang menjadi saluran pertama menulis karyanya. Pada saat itu lah berdiri

berbagai macam institut-institut atau pun sekolah-sekolah yang mengajarkan ilmu politik

dan mengenai politik lebih mendalam, para ahlipun menganalisa menyangkut segala

sesuatu yang berkaitan dengn Negara. semenjak itulah mendorong para sarjana politik

untuk lebih meneliti dan menemukan fungsi-fungsi dari politik.

Negara -negara Eropa Timur, pendekatan tradisional dari segi sejarah, filsafat, dan

hukum masih berlaku hingga saat ini. Sesudah keruntuhan komunisme, ilmu politik

berkembang pesat, bisa dilihat dengan ditambahnya pendekatan-pendekatan yang tengah

berkembang di negara-negara barat pada pendekatan tradisional.

Pada akhir abad ke 19 ilmu politik mengukuhkan dirinya sebagai suatu ilmu

pengetahuan yang berdiri sendiri dengan berbagai sumbangan  besar yang diberikan oleh

para sarjana politik untuk lebih mengetahui politik itu sendiri dan memberikan informasi

serta fakta-fakta yang terkuak saat melakukan penelitian tentang sejarah politik. Pada

saat itulah ilmu politik juga mempelajari ilmu lainnya yang menjadi landasan untuk

mempelajari imu politik karena seperti sosiologi dan sejarah adalah sumber informasi

dan bukti untuk mempelajari ilmu politik lebih dalam lagi. Stelah terbukanya

Page 4: Sejarah Ilmu Politik

penyelidikan yang terarah secara fungsional dan menggunakan metode-metode yang

telah disempurnakan ilmu politik mulai memantapkan diri dengan penyelidikannya.

Pada permulaan abad ke 20 Gettell menunjukkan ilmu politik mulai dipengarui oleh

kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam beberapa tahap penelitian dikalangan kaum

intelektual secara khusus pun juga menunjukkan keterkaitan ilmu lainnya dengan ilmu

politik setelah adanya penyempurnaan metode pengumpulan data yang bersifat

kuantitatif. Dimana metode-metode modern menunjukkan sesuatu kecenderungan

berbeda dalam observasi, survey, dan pengukuran yang berbeda. Partisipasi yang

diberikan oleh para ilmuan antara lain Hans Speier, Goodwin Watson, Nathan Leites,

dan Edward Shils menganalisis mengenai divisi yng menganalisi komunikasi dengan

nazi dan menyampaikan kepada pihak pemerintah untuk informasi yang lebih baik dan

untuk mengatur siasat ketika perang.

Setelah peperangan berakhir, ilmu politik mulai mengukuhkan dirinya dalam suatu

ilmu yang berdiri sendiri dengan melakukan penyempurnaan yang terus dilakukan

hingga kini. Ilmu politik diseluruh dunia mulai mengalami kemajuan dimana setelah

dilakukan penyelidikan yang mendalam ternyata ditemukan fakta bahwa ilmu politik

menyangkut kepada pembelajaran seluruh ilmu social yang ada. Perkembangannya

hingga kini pun mengalami kemajuan yang sangat memuaskan, dimana berkat bantuan

dari data-data penyelidikan yang dilakukan oleh berbagai ilmu social, ilmu politik tidak

lagi melakukan penyelidikan secara signifikan untuk mendapat data yang akurat karena

ilmu social sebelumnya telah melakukan penyelidikan tersebut, jadi telah membantu

dalam perkembangan ilmu politik.

Collini, Winch, dan Burrow menunjukkan bahwa dalam dalil pada abad ke-19 tentang

alam dan penjelasan dari gejala politis yang terus meningkat berdasarkan pada induksi

historis dan bukannya dari asumsi tentang alam manusia. kolonialisme dan Kekaisaran

membawa kultur kompleks dan luas, seperti halnya masyarakat primitif dan kecil-

kecilan, ke dalam bidang yang intelektual mengenai sarjana Eropa dan intelektual. Pada

Oxford dan Cambridge, di akhir abad 19, di bawah kepemimpinan komparatip sejarah

dipandang sedikit banyak secara penuh harapan sebagai basis untuk suatu studi politik

yang ilmiah.

Perkembangan ilmu politik ini pun sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu lainnya

yang berkaitan dengan ilmu politik dan tata Negara serta cabang-cabang ilmu sosial

lainnya. Dimana ilmu politik juga merupakan suatu ilmu yang dimana didalam terdapat

berbagai macam ilmu yang mendukung dan menjadi pilar untuk berdirinya ilmu politik.

Page 5: Sejarah Ilmu Politik

Jadi dapat dikatakan ilmu politik mencangkup berbagai Ilmu social yang terkait dalam

kehidupan sehari-hari.

Perkembangan ilmu politik juga disebabkan oleh dorongan kuat beberapa badan

internasional, seperti UNESCO. Karena adanya perbedaan dalam metodologi dan

terminologi dalam ilmu politik, maka UNESCO pada tahun1948 melakukan survei

mengenai ilmu politik di kira-kira 30 negara. Kemudian, proyek ini dibahas beberapa

ahli di Prancis, dan menghasilkan buku Contemporary

Political Science pada tahun 1948. Selanjutnya UNESCO bersama International

Political Science Association (IPSA) yang mencakup kira-kira ssepuluh negara,

diantaranya negara Barat, di samping India, Meksiko, dan Polandia. Pada tahun 1952

hasil penelitian ini dibahas di suatu konferensi di Cambridge, Inggris dan hasilnya

disusun oleh W. A. Robson dari London School of Economics and Political Science

dalam buku The University Teaching of Political Science. Buku ini diterbitkan oleh

UNESCO untuk pengajaran beberapa ilmu sosial(termasuk ekonomi, antropologi

budaya, dan kriminologi) di perguruan tinggi. Kedua karya ini ditujukan untuk membina

perkembangan ilmu politik dan mempertemukan pandangan yang berbeda-beda. 

Pada masa-masa berikutnya ilmu-ilmu sosial banyak memanfaatkan penemuan-

penemuan dari antropologi, sosiologi, psikologi, dan ekonomi, dan dengan demikian

ilmu politik dapat meningkatkan mutunya dengan banyak mengambil model dari cabang

ilmu sosial lainnya. Berkat hal ini, wajah ilmu politik telah banyak berubah dan ilmu

politik menjadi ilmu yang penting dipelajari untuk mengerti tentang politik.

Dalam kehidupan dimana perdagangan atau kegiatan jual beli dipasar yang dilakukan

dalam keseharian merupakan suatu kegiatan politik. Yang tanpa disadari disana terjadi

istilah tawar-menawar barang yang dimana seseorang dapat menawar barang atau saling

mendesak dan membuat strategi-strategi yang dapat menjadi keuntungan bagi mereka.

Disinilah dapat melihat dimana ilmu politik tidak hanya dapat terjadi antara kelompok

atau Negara, tetapi juga terjadi antar individu-individu yang memiliki kepentingan

masing-masing. Ilmu politik juga dapat terjadi di segala aspek masyarakat yang ada

disuatu Negara.

Page 6: Sejarah Ilmu Politik

MEKANISME SISTEM POLITIK INDONESIA

Sejak awal berdirinya, Indonesia sudah menjadikan demokrasi sebagai pilihan sistem

politiknya. Isi dan mekanisme sistem politik demokrasi Indonesia dirumuskan pada batang

tubuh UUD 1945, sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 bahwa

kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UUD.

Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia sebagai berikut;

Ide kedaulatan rakyat

Bahwa yang berdaulat di negara demokrasi adalah rakyat. Ini menjadi gagasan pokok

dari demokrasi yang tercermin pada pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi "

kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UUD"

Negara Berdasarkan atas Hukum

Negara demokrasi juga negara hukum. Negara hukum Indonesia menganut hukum dalam

arti material ( luas ) untuk mencapai tujuan nasional. Ini tercermin pada pasal 1 ayat (3)

UUD 1945 yang berbunyi " Negara Indonesia adalah negara hukum"

Berbentuk Republik

Negara dibentuk untuk memperjuangkan realisasi kepentingan umum (Republika).

Negara Indonesia berbentuk republik yang memperjuangkan kepentingan umum. hal ini

tercermin pada pasal 1 ayat (1) UUD 1945

Pemerintah berdasarkan konstitusi

Penyelenggaraan pemerintahan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dan

berlandaskan konstitusi atau UUD yang demokratis. ini tercermin pada pasal 4 ayat (1)

UUD 1945

Pemerintahan yang bertanggungjawab

Pemerintah selaku penyelenggara negara bertanggung jawab atas segala tindakannya.

berdasarkan demokrasi pancasila, pemerintah kebawah bertanggungjawab kepada rakyat

dan ke atas bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa

Page 7: Sejarah Ilmu Politik

Sistem Perwakilan

Pada dasarnya, pemerintah menjalankan amanat rakyat untuk menyelenggarakan

pemerintahan

Sistem pemerintahan Presidensial

Presiden adalah penyelenggara negara tertinggi. presiden adalah kepala negara sekaligus

kepala pemerintahan

Sedangkan pokok-pokok dalam sistem politik Indonesia sebagai berikut;

1. Negara berbentuk kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. disamping adanya

pemerintah pusat, terdapat pemerintah daerah yang memiliki hak otonom

2. Pemerintahan berbentuk republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial

3. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil

presiden dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun

4. Kabinet atau menteri di angkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada

presiden. Presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR dan DPR. disamping

kabinet presiden di bantu oleh suatu dewan pertimbangan.

5. Parlemen terdiri dari dua (bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) dan

Dewan Perwakilan Daerah(DPD)

6. Pemilu di selenggarakan untuk memilih presidendan wakil presiden, Anggota

DPR, anggota DPD, anggota DPRD Propinsi dan anggota DPRD kabupaten/kota

7. Sistem multipartai, banyak sekali partai politik yang bermunculan di Indonesia

terlebih setelah berakhir Orde Baru

8. Kekuasaan Yudikatif di jalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan

dibawahnya yaitu pengadilan tinggi dan pengadilan negari serta sebuah

Mahkamah Konstitusi

9. Lembaga negara lainnya adalah Badan Pemeriksa Keuanagan dan Komisi

Yudisial

Page 8: Sejarah Ilmu Politik

DAFTAR PUSTAKA

http://mariamah-sulaiman.blogspot.com/2010/04/sistem-politik-indonesia.html

http://fitrahidealis.wordpress.com/2012/10/16/sejarah-perkembangan-ilmu-politik/