sejarah dan pengertian kosmetik

3
A. Sejarah dan Pengertian Kosmetik Pengertian kosmetika adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan dampak kecantikan dan kesehatan bagi tubuh. Kosmetika dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke- 19, pemakaian kosmetika mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan (Tranggono, 2007). Istilah kosmetika sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu Kosmetikos yang berarti keahlian dalam menghias(Tranggono, 2007). Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997). Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono, 2007). Sejak semula kosmetik merupakan salah satu segi ilmu pengobatan atau ilmu kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan; seperti para tabib, dukun, bahkan penasehat keluarga istana. Dalam perkembangannya kemudian, terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik dalam hal jenis, efek, efek samping, dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997).

Upload: tiwi-tinkywinkytweety

Post on 01-Dec-2015

1.901 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hsukjw

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Dan Pengertian Kosmetik

A. Sejarah dan Pengertian Kosmetik

Pengertian kosmetika adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan

dampak kecantikan dan kesehatan bagi tubuh. Kosmetika dikenal sejak berabad-abad yang

lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetika mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk

kecantikan juga untuk kesehatan (Tranggono, 2007).

Istilah kosmetika sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu Kosmetikos yang berarti

keahlian dalam menghias(Tranggono, 2007).

Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari

bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak

hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan

(Wasitaatmadja, 1997). Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak

berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian,

yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta

industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono, 2007).

Sejak semula kosmetik merupakan salah satu segi ilmu pengobatan atau ilmu

kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan; seperti para

tabib, dukun, bahkan penasehat keluarga istana. Dalam perkembangannya kemudian, terjadi

pemisahan antara kosmetik dan obat, baik dalam hal jenis, efek, efek samping, dan lainnya

(Wasitaatmadja, 1997).

Defenisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

220/MenKes/Per/X/1976 tanggal 6 september 1976 yang menyatakan bahwa kosmetika

adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan,

atau disemprotkan pada, dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan

manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau

mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat (Wasitaatmadja, 1997).

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian

luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain untuk

membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap

dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau

menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono, 2007).

Page 2: Sejarah Dan Pengertian Kosmetik

Sejarah kosmetik sangat panjang, mengikuti waktu penggunaannya. Kosmetika

berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Kosmetika sudah dikenal orang

sejak zaman dahulu kala. Di Mesir, 3500 tahun Sebelum Masehi telah digunakan berbagai

bahan alami baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan maupun bahan alam lain

misalnya tanah liat, lumpur, arang, batubara bahkan api, air, embun, pasir atau sinar matahari.

Penggunaan susu, akar, daun, kulit pohon, rempah, minyak bumi, minyak hewan,

madu dan lainnya sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan masyarakat saat itu. Hal ini

dapat diketahui melalui naskah-naskah kuno yang ditulis dalam papirus atau dipahat pada

dinding piramida.

Pengetahuan kosmetik tersebut kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia melalui

jalur komunikasi yang terjadi dalam kegitan perdagangan, agama, buadaya, politik dan

militer. Di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh sebelum zaman

penjajahan Belanda, namun sayang tidak ada catatan yang jelas mengenai hal tersebut yang

dapat dijadikan pegangan.

Namun dari cerita dan legenda Ken Dedes, Dewi Ratih dan roro Jongrang, dapat

diperkirakan adanya usaha dan cara untuk meningkatkan kecantikan dengan kosmetik

tradisional. Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami saja tetapi juga

bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmaja, S.M, 1997).

Uraian di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud kosmetika adalah suatu campuran

bahan yang digunakan pada tubuh bagian luar dengan berbagai cara untuk merawat dan

mempercantik diri sehingga dapat menambah daya tarik dan menambah rasa percaya diri

pemakaian dan tidak bersifat mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit tertentu.

B. Pembagian Kosmetik