sejarah dan kebudayaan muna

33
SEJARAH DAN KEBUDAYAAN MUNA SEJARAH DAN KEBUDAYAAN MUNA A. AWAL MULA TERJADINYA PULAU MUNA Konon ceritanya bahwa dikala daratan muna ini masih ditutupi lautan yaitu sekitar ±3000 th yang lalu, sebuah bahtera ( perahu layar dobol mesin ) sedang berlayar dan kebetulan melewati tentangan pulau muna ini . Nakhoda Bahtera itu di namakan Sawerigadi. Tiba di sekitar pulau muna terlihat bukit batu yang timbul di atas permukaan air laut. Olehkarena tertarik dengan keindahan pemandangan,sehingga Sawerigadi bersama pengikutnya sepakat untuk mendatangi bukit batu itu. Menurut pandangan mereka dari kejauhan , nampaknya berseri- seri serta menunjukkan suatu keanehan sehingga di anggap dapat di jadikan objek wisata. Ketika di dekati tiba-tiba perahu mereka terkandas pada sebuah batu karang hingga selama- lamanya. Setelah diamati dari dekat,ternyata lereng bukit batu itu tumbuhi semacam bunga yang berwarna agak putih, namun tak seindah bunga yang sedang mekar karena di pandang secara dekat nampaknya tidak hidup. Tempat kandasnya Bahtera itu berangsur- angsur kering dan lama kelamaan berangsur-angsur pula menjadi daratan dan pada akhirnya terbentuk menjadi sebuah pulau, itulah pulau muna. Bahtera itu berangsur-angsur di bungkus oleh batu dan lama kelamaan rangkanya tidak kelihatan lagi karena sudah di telan oleh batu yang saat ini telah menjadi sebuah buki t batu.

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 26-May-2015

233 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah dan kebudayaan muna

SEJARAH DAN KEBUDAYAAN MUNA

SEJARAH DAN KEBUDAYAAN MUNA

A. AWAL MULA TERJADINYA PULAU MUNA

 Konon ceritanya bahwa dikala daratan muna ini masih ditutupi lautan yaitu sekitar ±3000 th

yang lalu, sebuah bahtera ( perahu layar dobol mesin ) sedang berlayar dan kebetulan

melewati tentangan pulau muna ini . Nakhoda Bahtera itu di namakan Sawerigadi. Tiba di

sekitar pulau muna terlihat bukit batu yang timbul di atas permukaan air laut. Olehkarena

tertarik dengan keindahan pemandangan,sehingga Sawerigadi bersama pengikutnya sepakat

untuk mendatangi bukit batu itu. Menurut pandangan mereka dari kejauhan , nampaknya

berseri-seri serta menunjukkan suatu keanehan sehingga di anggap dapat di jadikan objek

wisata. Ketika di dekati tiba-tiba perahu mereka terkandas pada sebuah batu karang hingga

selama-lamanya. Setelah diamati dari dekat,ternyata lereng bukit batu itu tumbuhi semacam

bunga yang berwarna agak putih, namun tak seindah bunga yang sedang mekar karena di

pandang secara dekat nampaknya tidak hidup. Tempat kandasnya Bahtera itu berangsur-

angsur kering dan lama kelamaan berangsur-angsur pula menjadi daratan dan pada akhirnya

terbentuk menjadi sebuah pulau, itulah pulau muna.

Bahtera itu berangsur-angsur di bungkus oleh batu dan lama kelamaan rangkanya tidak

kelihatan lagi karena sudah di telan oleh batu yang saat ini telah menjadi sebuah buki t batu.

Pulau Muna dalam bahasa muna tidak di sebut witeno muna , tetapi disebut Witeno Wuna

artinya daratan yang di tumbuhi oleh batu berbunga. Adapun fersi lain mengatakan bahwa

kata Muna adalah mengandung pengertian hakekat tertentu , namun tak dapat dijelaskan

karena Narasumber saya tidak menjelaskan hal itu. Mereka hanya menjelaskan secara

transformasi yang berkesinambungan mulai dari Pembawa ajaran agama islam yang pertama

di negeri Buton-Muna bernama Syeh Abd Wahid gelar Batu Puaro di sekitar tahun 1540 an

mengatakan selagi hidup Nabi Muhammad Saw telah meriwayatkan bahwa masyarakat

penghuni dua gugusan pulau di belahan dunia bahagian timur akan dapat menganut ide yang

dianggap mampu memelihara moral agama dan bakal menjadi pengikutnya. Dan setelah di

cari-cari oleh penyiar Agama dari Arab, ternyata dua pulau yang dimaksud adalah Buton –

Muna. Oleh karena terjadinya pulau Muna ini berawal dari kandasnya Bahtera Sawerigadi

maka Sawerigadi bersama pengikutnya menganggap muna ini menjadi hak mereka . Sampai

Page 2: Sejarah dan kebudayaan muna

beberapa lapis keturunan mereka senatiasa dating memantau keadaan Bahtera milik nenek

moyangnya sekaligus mengamati keadaan tananya hingga memungkinkan untuk dijadikan

tempat pemukian / perkampungan. Pulau Muna ini di jadikan tempat pemukiman

/perkampungan oleh Keturunan Sawerigadi dan pengikutnya hingga selama-lamanya.

Merekalah penghuni pertama pulau Muna ini dan didalam bahasa Munanya di sebut Wawono

Liwu / Golongan Tolu Bhengkauno Perkampungan mereka di beri nama Wamelai dan

Pimpinan atau kepalakampungnya di gelar Meno Wamelai. Batu berbunga (Kontukowuna)

terletak di posisi disebelah Selatan Barat Daya Mesjid Raya KotaMuna dengan jarak sekitar ±

1000 m.

 B. RIWAYAT BHETENO NETOMBULA

Di masa kepemimpinan Meno Wamelai bernama Lade Balano sekitar ± 1309, tiba-tiba

muncul suatu kejadian yang menggeparkan masyrakat,. Konon ceritanya bahwa pada suatu

hari , 2 orang masyarakat wamelai masing-masing bernama La Barangka dan La Tongkuno

pergi memotong bambu( Tombula ) untuk dinding rumah mereka. Baru pertama kali

memotong bambu pada bagian bawah, terdengar suara mengatakan ; Heee… bheta okanthiba

ghagheku Artinya awas ,jangan sampai kena kakiku . Selanjutnya memotong lagi bagian atas

dan terdengar suara mengatakan ; Heee …. Bheta okhanthiba fotuku Artinya awas jangan

sampai kena kepalaku . La Barangka dan La Tongkuno kebingungan karena suara itu seolah-

olah terdengar dari dalam bambu. Setelah bamboo itu di belah, tiba-tiba nampak seorang laki-

laki yang gagah perkasa. Dalam sekejap mata antara sadar dan tidak, sepertinya mereka

tersulap atau terbius oleh suatu keajaiban sehingga perasaan mereka seolah-olah lelaki yang

nampak itu keluar dari dalam batang bambu. Dialah yang di gelar BHETENO

NETHOMBULA. Selanjutnya La Barangka dan La Tongkuno mengantar lelaki temuannya

itu dirumah kediaman MENO WAMELAI . Dihadapan Mieno Wamelai, mereka

menceritakan kejadiannya yang ajaib itu,dan Meno Wamelai menyambutnya dengan baik

kehadiran Bheteno Netombula . Bahwa munculnya Bheteno Netombula dalam kejadian yang

sacral adalah satu pertanda keagungan / Kebesaran Tuhan dan atas kehendak-Nya

mendatangkan seorang insan yang memiliki ilmu kesaktian yang sangat bermanfaat bagi

masyarakat adalah suatu mujizat yang didapati oleh sebuah negeri. Berhubung La Barangka

dan La Tongkuno adalah orang pertama menemukan Bheteno Netombula dalam kejadian

ynag sacral maka nama mereka di angkat kepermukaan. Untuk menjadi latar belakang sejarah

serta mengabadikan nama La Barangka dan LA Tongkuno, sepanjang masa maka 2 tempat

Page 3: Sejarah dan kebudayaan muna

yaitu : 1. Lokasi rumpun bambu tempat penemuan Bheteno Netombula, pada akhirnya di

resmikan menjadi sebuah kampung di sebut kampung Barangka. 2. Lingkungan pemukiman

kelompok masyarakat yaitu tempat tinggal La Barangka dan La tongkuno pada akhirnya di

resmikan pula menjadi sebuah kampung di sebut kampung Tongkuno. Bheteno Netombula

adalah bernama Baidizzamani yaitu di ambilkan dari nama neneknya . Bahwa neneknya yang

bernama Baidizzamani itu adalah bersepupu satu kali dengan Nabi Muhammad SAW, putra

Hamda bin Abdul Muthalib adalah pahlawan yang gugur dalam peperangan yang terjadi di

kaki gunung Uhud ( Jabbal Uhud ) dalam perang Badar pada tanggal 3 Ramadhan Tahun 28

Hijriyah atau 612 Masehi Redahnya peperangan itu setelah Syaidina ali berhasil memotong

menjatuhkan sebelah kaki pimpinan pasukan musuh bernama Raja La Haji di medan laga.

Pada saat itu pasukan musuh sudah tidak banyak lagi yang hidup diantara mayat mereka yang

bergelimpangan kebanyakan kepalanya sudah terpotong akibat tebasan pedang Syaidina Ali

yang di beri nama Zulfokara. Bahwa Raja La Haji yang tinggal sebelah kaki sudah tidak

berdaya melakukan perlawanan akhirnya di tangkap oleh Syidina ali lalu di bawanya ke

hadapan Rasulullah. Berhubung syaidina ali tidak dapat menahan emosinya maka setibanya

di hadapan Rasulullah dia lansung membanting keras Raja La Haji itu. Di kiranya akan

hancur berkeping-keping namun Raja La Haji yang memiliki juga ilmu kesaktian pada saat

dibanting dia lenyap seketika yang di lihat hanyalah seekor ayam jantan putih yang sedang

terkapar-kapar. Dalam bahasa munanya ta omanu kapute merapa-rapano . Syaidina Ali

mencabut pedangnya untuk memotong ayam itu tapi di larang oleh Rasulullah berdasarkan

Wahyu Illahi, Jadi maka Jadilah. Baidizzamani Bin Hamnda sangat menyesal dan kecewa

atas tindakan syaidina Ali yang secara hakim sendiri itu karena menurutnya bahwa tindakan

seperti itu akan mengakhiri permusuhan antara kaum musyrikin qurais dengan kaum

muslimin pengikut Rasulullah SAW. Oleh karena kekecewaannya itu tidak dapat di

kendalikan maka pada kesempatan pertama Baidizzamani Bin Hamnda yang di ikuti oleh

adiknya bernama Kurais Fakhriy Binti Hamnda meninggalkan negerinya menuju Turki dan

tinggal menetap di kota Istambul Kostatinopel. Keturunan Baidizzamani Bin Hamnda dan

Kurais Fakhriy Binti Hamnda berkembang dan menyebar sampai di Hongkong Hoe-hoe,

Melayu dan sekitar ±tahun 1309, keturunan mereka telah sampai di Muna-Buton. Adapun

mengenai istilah keturunan mereka tidak dapat saya jelaskan karena Narasumber hanya

menjelaskan bahwa dari keturunan merka itu lahirlah 2 orang yang memiliki kesaktian

( Wali) masing-masing : 1. Baidizzamani gelar Bheteno Netombula ( Raja Muna yang

pertama ) secara bhatinia di duga adalh penjelmaan dari pada rohnya Baidizzamani Bin

Hamhda. 2. Wa Kaa-Kaa Alias Musyarafatul Izzatu Al Fakhriy ( Raja Buton Yang Pertama )

Page 4: Sejarah dan kebudayaan muna

Secara bhatinia di duga adalah penjelmaan dari pada rohnya Kurais Fakhriy Binti Hamnda

sehingga keduanya di anggap bersaudara kandung secara bhatin. Sejak meninggalkan negeri

salnya, mereka bercita-cita untuk mencari Negeri Muna-Buton . Sebelum masuk negeri yang

di cita-citakan mereka tinggal dulu di pusat kerajaan Majapahit yang di Pimpin oleh Raden

Wijaya yaitu pendiri kerajaan Majapahit setelah runtuhnya kerajaan singosari yang di Pimpin

ayahnya Bernama Karta Negara dan di sanalah mereka mengetahui letak Negeri Muna dan

Buton. Sekitar ± 1309, keduanya telah sampai di tempat tujuan yaitu Bheteno Netombula

masuk di Muna dan Wa KAa-Kaa masuk di Buton. Setibanya di rumah kediaman Meno Wa

Melai, seperti di jelaskan pada halaman 3 diatas, Bheteno Netombula di sambut dengan

penuh kegembiraan serta rasa terharu oleh masyarakat Wa Melai dan menginginkan agar

Bheteno Netombula tinggal menetap di Muna. Bahwa kepercayaan masyarakat atas

munculnya Bheteno Netombula dalam kejadian yang aneh wal ajaib tidak terjebak oleh

ketahyulan tetapi di yakini sepenuhnya bahwa kenyataan itu adalah sebagai tanda Kebesaran

Tuhan yang tidak dapat di jangkau oleh akal manusia.Kesepakatan masyarakat Wa Melai

menginginkan bahwa Bheteno netombula di angkat menjadi Pimpinan Negeri karena ilmu

kesaktian yang di miliki di harapkan akan dapat melindungi masyarakat baik ancaman dan

gangguan keamanan, gangguan penyakit maupun bencana alam , dan kesepakatan itu di

setujui oleh Meno Wa Melai. Sebelum dikukuhkan menjadi Pimpinan Negeri, beliau di

amankan dulu dalam kamar yang gelap dan tertutup bagi masyarakat umum selama 4 hari 4

malam. Dalam bahasa muna ( Doghomboe fato gholeo fatoalo). Menurut analisa bahwa

sebelum menginjakkan kakinya di pulau ini kemungkinan beliau belajar dulu bahasa Muna

kepada teman-temannya para musyafir atau pedagang – padagang yang sudah mengetahui

bahasa daerah sehingga pada saat memasuki pulau Muna ini sedikitnya sudah bias

berkomunikasi dengan bahasa Muna. Sebelum datang keMuna, Bheteno Netombula

berkunjung dulu di luwu mengikuti teman-temannya yang berasal dari cina, Johor, dan Lai-

lain. Selama berada di Luwu, beliau simpatik dengan Putri raja Luwu Bernama Tandiyabe

atau ada juga fersi lain yang menyebutnya Tandriyabe. Tandiyabe adalah gadis cantik dan

terdidik dengan baik sehingga terhindar dari godaan hati untuk mengikuti pergaulan bebas.

Dengan demikian maka karakteris yang ditampilkan oleh Tandiyabe semakin menarik

simpatik Bheteno Netombula. Rasa simpatik terhadap sang Putri semakin hari semakin

menggelora di dalam kalbu namun tak berdaya untuk meminang karena persiapan uang tidak

memadai, akhirnya memilih jalan murka yaitu menggunakan ilmu kesaktiannya lalu

mendatangi istana Raja Luwu pada malam jum,at. Pada saat memasuki istana hingga

melakukan pemerkosaan terhadapTandiyabe yang sementara tidur dikamarnya tak

Page 5: Sejarah dan kebudayaan muna

seorangpun mengetahuinya termasuk Tandiyabe sendiri tidak menyadari apa yang terjadi atas

dirinya . Ilmu tersebut dalam bahasa muna disebut Kafolodo. Suatu perlakuan yang sangat

misteri terjadi dalam istana tanpa di duga pada saatnya Tandiyabe telah hamil dan walaupun

di ancam akan di bunuh, dia tidak dapat menyebut siapa pelakunya. Dalam keterangannya

bahwa pada suatu malam yaitu di malam jum,at, dia mencium wangi-wangian yang sangat

harum dan secara tidak sadar dia merasakan suatu keenakan yang sangat membahagiakan

perasaannya. Bahwa skandal yang yang melanda istana hingga menimbulkan kehamilan putri

Raja adalah suatu pelanggaran berat dan menurut ketentuan hukum yang berlaku bahwa

barang siapa yang melakukan pelanggaran seperti itu, maka kepadanya di jatuhi hukuman

mati. Namun hubungan seksual yang terjadi adalah sangat misteri sehingga sulit untuk

memperoleh kepastian hukum. Akhirnya di sepakati untuk di buatkan palangga lalu di

buang / di lepas di tengah laut. Palangga adalah berbentuk loyang , terbuat dari sejenis kayu

yang mudah terapung . Ukuran luasnya di perkirakan hanya bisa memuat satu orang dan

setelah di lepas di tengah laut, dia akan terbawa menurut kemauan arus. Disitulah nantinya

dia akan diadili oleh Yang Maha Kuasa.Kalau kehamilannya atas kemauan bersama dangan

pelakunya maka dia akan mati tersiksa di laut. Tapi mana kala dia sama sekali tidak ada

itikad atau kemauan untuk menerima perbuatan zina dari siapapun terhadap dirinya, dan apa

yang dia terangkan sudah yang ssebenar-benarnya tentu dia segera tertolong atau di

selamatkan karena Tuhan senantiasa melindugi orang-orang yangbenar. Setelah Palangga

yang di buat telah selesai, Tandiyabe di suruh berkemas untuk di bawa ke tempat

buangannya. Sebelum di berangkatkan, dia masih sempatmengambil penutup gelas cangkir

tempat minum ayahnya pada waktu-waktu tertentu, diambilnya secara diam –diam lalu di

simpan dalam ikatan sarungnya. Barang tersebut ialah merupakan barang antic dan dalam

keyakinannya membawa barang itu ialah untuk keselamatannya di tempat buangnya. Selesai

berkemas, dia di bawa ke tempat buangannya. Tiba di tengah laut dia di suru duduk dalam

palangga lalu di turunkan dan di lepas dipermukaan laut. Palangga yang di kendarainya telah

terbawa arus dan diombang ambingkan oleh gelombang dan apa yang dideritanya selama

berkecimpung dengan gelombang dilaut lepas tidak dapat dibayangkan. Bahwa

Baiddizzamani ( beteno netombula ) yang mencintai Tandiyabe walau pun tidak secara

lansung selalu mengikuti proses hukum terhadap kekasihnya wulau tak seorangpun yang

menduga bahwa dialah yang menghamilinya. Jauh sebelum diberangkatkan ketempat

buangnya Baidizzamani telah pergi menghubungi temannya nakoda bahtera. Kepadanya

Baidizzamani meminta tolong untuk mencari Tandiyabe diperairan tempat buangannya. Dan

setelah didapat,agar dinaikan diatas bahtera bersama palangga yang dikendarainya dan

Page 6: Sejarah dan kebudayaan muna

selanjutnya diturunkan diselat buton pesisir pulau muna dekat pulau lima.Ditempat itu ada

perkumpulan dan berpesan akan menunggu di Muna. Setelah sudah komitmen dengan

nakhoda bahtera temannya itu, Baidi zzamani melanjutkan perjalanannya menuju muna.

Adapun perjalanannya mulai dari luwu sampai di ketemukan dalam rumpun bambu di muna,

tidak di uraikan oleh narasumber . begitu pula proses pencarian tandiyabe sampai

diketemukan dan selanjutnya di turunkan di tempat yang telah di gambarkan oleh

Baidizzamani juga tidak di uraikan oleh narasumber. Keterangan : Tempat yang di

gambarkan oleh Baidizzamani untuk menurunkan tandiyabe yaitu dekat pulau lima tentangan

perkampungan ialah : - Pulau lima dalam bahasa muna di sebut lima ghonuno -

Perkampungan dimaksud ialah di sebut kampong kokoh yang sekarang ini disebut lohia

C. RIWAYAT TANDIYABE DAN BAIDDZAMANI SEBAGAI RAJA MUNA PERTAMA

Pada suatu hari, dua orang anggota masyarakat kokoh ( Lohia ) masing-masing bernama la

lele dan La Katumende pergi mencari hasil laut. Tiba dipantai mereka melihat sebuah bahtera

sementara berhenti. Setelah bahtera itu mulai jalan, pandangan secara jauh terlihat sebuah

benda yang terapung – apung di bawah arus menuju pantai. Semakin dekat kentara bahwa

benda itu berbentuk loyang dan dikendarai oleh seorang perempuan sehingga akhirnya masuk

di sungai Wataro dan terdampar di Pasilangga. Perempuan itu dialah yang bernama

Tandiyabe dan yang dikendarainya itu disebut Palangga. Pada waktu dia hendak naik didarat,

kelihatannya kaku sekali untuk berdiri akhirnya diangkat dan dinaikan didarat. Itulah

sebabnya sehingga dia digelar sangke palangga, artinya diangkat dari dalam palangga

sehingga sampai di darat. Selanjutnya diantar dirumah pimpinan masyarakat Kokoh.pimpinan

mayarakat kokoh mengutus La Lele dan La Katumende untuk melaporkan kejadian itu

kepada menowamelai. Tiba dihadapan meno wamelai mereka melaporkan bahwa di palangga

ada seorang perempuan cantikyang terdampar . Pada saat itu Baidizzamani sudah dua malam

berada dalam ruangan tempat pengamanannya . Mendengar laporan itu, dia mengatakan

bahwa perempuan yang terdampar itu ialah istrinya dan diaminta agar diantarkan kepadanya .

Dengan demikian maka kedua utusan itu mohon pamit dan esoknya Tandiyabediantar di antar

dirumah kediaman Meno WAmelai . Setibanya dirumah kediaman meno Wamelai,

Tandiyabe disambut hangat oleh masyarakat. Mereka saat itu sementara sibuk

mempersiapkan kebutuhan dalam rangka penjeputan Baidzzamani besok paginya setelah dia

keluar dari ruangannya untuk di kukuhkan menjadi pimpinan negeri. Besok paginya

Baidizzamani di keluarkan dari ruangannya di jemput oleh tokoh-tokoh masyarakat dan telah

Page 7: Sejarah dan kebudayaan muna

di siapkan tempat untuk duduk bersama istrinya Tandiyabe. Sesaat kemudian Baidizzamani

bersama istrinya dipersilakan menuju ketempat pengukuhannya yang telah disiapkan yaitu di

atas sebuah batu yang di namakan Batu Harimau, terletak disebelah barat daya ±200 m dari

mesjid kota muna. Dari rumah kediaman Meno Wamelai sampai di tempat pengukuhannya

Baidizzamani bersama istrinya di payungi dan disambut dengan acara Mangaro. Tiba di

tempat pengukuhannya Baidizzamani menginjakkan kakinya di atas batu Harimau.Di situlah

secara resmi diadikukuhkan menjadi pimpinan negeri menggantikan LadeBhalano ( Meno

wamelai yang lama ) . Suatu fenomena yang baru terjadi bahwa alih-tongkat kepemimpinan

dari tangan Lade Bhalano sebagai pimpinan negeri muna yang lama ke tangan Baidizzamani

sebagai pimpinan negeri muna yang baru tidak lagi di gelar Meno Wamelai tetapi digelar

Kolaki Wuna (Raja Muna). Tempat pengukuhan pimpinan Negeri muna yang baru di atas

batu yang di beri nama Batu Harimau adalah dikandung makna secara hakekat bahwa ilmu

saktian yang di milikinya diperkirakan dapat menaklukan harimau. Tata cara pengamanan

calon Raja Muna dalam ruangan tertutup selama empat hari empatr malam sampai pada

pengukuhannya diatas Batu Harimu adalah menjadi acara ritual yang dibudayakan turun –

temurun selama negeri ini masih berstatus kerajaan. Dibawah kepemimpinan Beteno ne

Tombula wilayah Wamelai mulai dibagi menjadi empat wilayah bagian pemerintahan disebut

Fato Lido masing-masing : 1. Wilayah Kaensitala, pimpinannya digelarMeno Kaensitala 2.

Wilayah Kaura, pimpinannya digelar Meno Kaura 3. Wilayah Lembo, pimpinanya digelar

Meno Lembo 4. Wilayah Ndoke, pimpinannya digelar Meno Ndoke Perkawinan

Baidizzamani dengan Tandiyabe dikaruniai tiga orang anak yaitu dua orang laki-laki dan satu

orang perempuan masing-masing: 1. La Runtu Wulou putra sulung 2. Kilambibhito putrid

yang kedua 3. La patola gelar Sudi Patola adalah putra bungsu Setelah La Runtu Wulou Bin

Baizzamani berusia ± 15 tahun dia diutus oleh kedua orang tuanya untuk menengok

neneknya di Luwu. Pada waktu berangkat dia membawa serta penutup gelas tempat minum

neneknya yang dibawah oleh mamanya ( Tandiyabe) pada waktu dibuang atau dilepas

ditengah laut. Setibanya di Istana Raja Luwu, La Runtuwulou melapor pada penjaga istana

bahwa dia adalah utusan Raja Muna untuk menyampaikan sesuatu yang rahasia kepada Raja

Luwu. Dihadapan Raja Luwu tidak tidak langsung menyampaikan maksud kedatanganya

tetapi dia minta dulu air minum sambil mengeluarkan penutup gelas yang dibawahnya itu dan

menghendaki agar air minum yang akan dihantarkan padanya ditaruh digelas yang sepadan

dengan penutup gelas yang dikehendakinya. Raja Luwu (neneknya itu) langsung memeluk

cucunya itu sambil menangis dan sesudah itu beliau menanyakan kedua orang tuanya. La

Runtuwulou menyatakan bahwa kedua orang tuanya sekarang menjadi Raja Muna.

Page 8: Sejarah dan kebudayaan muna

Selannjutnya La Runtuwulou sudah dilarang untuk kembali tinggal di muna dan dihimbau

agar tinggal bersama neneknya di Luwu. Dan apabila La Runtuwulou menyetujui himbauan

neneknya itu maka dia akan diberikann fasilitas rumah tinggal dan mendapatkan pembagian

harta kekayaan. Himbauan itu diterima olehLa Runtuwulou.Beberapa saat kemudian La

Runtuwulou disuruh oleh neneknya untuk kembali memanggil kedua orang tuanya bersama

adik-adiknya untuk datang di Luwu.Dalam panggilannya dijelaskan bahwa kehadiran mereka

di Luwu selain menemui orang tua sekaligus menerima pembagian harta. Setibanya di Muna,

di hadapan orang tuanya La Runtuwolu menyampaikan pesanan neneknya. Kedua orang

tuanya merasa senang atas panggilan itu dan pada kesempatan serta mereka sekeluarga

berangkat ke Luwu.Setibanya di Luwu mereka disambut dengan rasa terharu oleh kedua

orang tua dan sanak saudaranya. Beberapa saat kemudian mereka menerima pembagian harta

dan selanjutnya di himbau agar tinggal menetap di Luwu untuk hidup berdampingan dengan

orang tua manakala jabatannya sebagai Raja Muna telah berakhir dan apabila mereka

menerima himbauan itu maka rumah tinggal milik kedua orang tuanya akan diwariskan

kepada Tandiyabe. Himbauan itu diterima dengan senang hati. Setelah jabatannya sebagai

Raja Munna telah berakhir maka pada kesempatan pertama mereka pergi tinggal di Luwu dan

putra sulung mereka bernama La Runtuwolou sudah duluan tinggal di Luwu hingga selama-

lamanya. Jabatan Bheteno ne Tombula sebagai Raja Muna digantikan oleh putranya bernama

La Patola gelar sugi Patola. Dan Sugi Patola bersama saudara kandungnya perempuan

bernama Kilambibito yang kawin dengan La Sengkaghabu Bin Lade Balano gelar meno

Wamelai tinggal menetap dan berkembang di Muna hingga selama-lamanya.

 D. ISLAM DI KERAJAAN MUNA

Bahwa dengan selesainya pelantikan Sultan Buton pertama bersama dengan para Sultan

lainnya yang dilaksanakan secara masal di Demak Jawa Tengah pada th 1542 maka sejak saat

itulah Buton dan Muna secara resmi menjadi Kerajaan Islam. Sultan Buton yang dilantik

pada saat itu bernama Muhammad Kaimudin alias La Kilaponto gelar Murhum yaitu putra

sulung Raja Muna Sugi Manuru. Gelar Murhum ialah diambil dari nama suatu tempat di

Malaysia yaitu tempat pengkaderan untuk pengalihan Raja dari Kerajaan Hindu menjadi

kerajaan Islam. Dalam istilanya di Malaysia disebut Raja di Raja artinya dari Raja menjadi

Raja. Dijelaskan oleh DR. LA NIAMPE yaitu Kepala Pusat Peniltian Sejarah dan

Kebudayaan Prop. Sulawesi Tenggara. Yang melantik para Sultan itu ialah bernama Syarif

Ahmat Taulani bersama rombongan. Mereka berasal dari kota Istabul kostatinopel wilayah

Page 9: Sejarah dan kebudayaan muna

Turki yang terletak di semenajung Balkan Selat Bosporus yang berbatasan dengan wilayah

Eropa. Letak kota tersebut dijelaskan oleh Abang Saya LA ODE SIRAD IMBO. Pembawa

ajaran agama Islam yang pertama di Muna ini bernama Syeh Abd Wahid gelar Batu Poaro.

Ajaran Batu Poaro adalah berkisar pada pengetahuan dasar tentang keIslaman sesuai yang

tersirat dalam ajaran tobat. Ajaran tobat pada dasarnya dalam bahasa Munanya dikatakan,

Doforatoanda Nemotehi Bhe Nemokado maksudnya memberitahukan tentang apa yang tidak

boleh dilkukan dan apa yang harus dilakukan. Dengan memahami ajaran tobat secara

keseluruhan maka dia akan dapat mengemplementasikan faham manusia rahasia. Yang

dimaksud dengan ,manusia rahasia ialah manusia yang mengenal dirinya, mengenal

sesamanya dan mengenal tuhannya.hal tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Manusia yang

mengenal dirinya ialah manusia yang mengetahui proses kejadiannya dan keberadaanya

dimuka bumi dapat mengetahui apa yang harus dia lakukan dan apa yang tidak boleh dia

lakukan karena segala aktivitasnya sehari-hari dalam mendeteksi kehidupan duniawi adalah

menjadi bekalnya untuk menjalani kehidupan uhrawi.

2. Manusia yang mengenal sesamanya ialah manusia yang senantiasa memelihara hubungan

horizontal diantaranya sesamanya dan dalam memprosesinya dirinya serta prilakunya

ditengah-tengah masyarakat dapat menunjukan criteria yang layak dikatakan manusia yang

tau diri dan tau terhadap sesamanya.

3. Manusia yang mengenal tuhannya ialah prilaku dan kulitas ibadanya menunjukan kri teria

seorang hamba yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan manusia yang tidak

sepenuhnya merealisasikan 3 hal tersebut maka dia dikategorikan manusia sia-sia. Dimasa

kepemimpinan Raja Muna bernama Abd Rahman gelar Sangia Latugho yang diperkirakan

sekitar ± th 1700, datang pula pembawa ajaran syariat agama Islam bernama Syarif

Muhammad gelar Saidi Raba. Berhubungan pembawa ajaran Islam tersebut datang bersama

dengan alat musiknya yang disebut Raba (biola) sehingga beliau digelar Saidi Raba. Sebelum

menjadi kerajaan Islam, pimpinan Negeri Muna – Buton digelar : - Pimpinan Negeri Muna

dalam bahasa Muna digelar Kolakino Wuna dan pimpinan Negeri Buton digelar Kolaki

Wolio. - Pimpinan Negei Buton dalam bahasa Buton digelarr Lakina Wolio dan pimpinan

Negeri Muna digelar Lakina Wuna Setelah diresmikan menjadi kerajaan Islam maka

pimpinan Negeri Muna digelar Omputo Kolakino Wuna( Raja Muna ) dan gelar tersebut

popular dimasyarakat selama Muna ini berstatus Kerajaan.

 E. TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN MENURUT WILAYAH

Page 10: Sejarah dan kebudayaan muna

Di masa kepemimpinan Raja Muna bernama Muhammad Idrus gelar sangia Titakono pada

thn 1542 mulailah di bentuk lembaga-lembaga pemerintahan Kerajaan Muna untuk

menjalankan sistim pemerintahan baru yang berasaskan islam. Dalam menata pemerintahan

baru maka kerangka organisasi pemerintahan dibagi menjadi 2 komponen yaitu:

 1) Lembaga syarat Muna (Sarano Wona) adalah terdiri dari seorang Bonto Balano selaku

ketua dan 30 orang anggota yg di sebut Bonto-Bontohi tolu fuluno. Bontu Balano pertama

bernama La Pokainse gelar batano Laiworu.

2) Raja Muna (Ompotu Kalakino) adalah selaku mandataris lembaga Syarat Muna yang

diamanakahkan untuk menjadi penguasa tunggal dalam memegang tampuk kepemimpinan

Negeri. Lembaga syarat Muna dan Raja Muna adalah memegang tongkat estafet

kepemimpinan yang terdiri 32 batang tongkat yaitu 2 batang tongkat emas (katuko bulawa

raa peleno), 4 batang tongkat perak (katuko salaka fato pelano)dan 26 batang tongkat

kuningan (katuko riti raafulu )masing-masing sbb:

   a. 2 batang tongkat emas masing2 dipegang oleh Bonto Balano dan Raja Muna.

   b. 30 batang tongkat di pegang oleh 30 orang yang di sebut Bonto-Bonto tolu fuluno; Yaitu

terdiri; - 4 Batang tongkat perak,masing-masing di pegang oleh ketua-ketua kelompok diskusi

atau kepala-kepala wilayah-wilayah tradisional yang di sebut koghoerano. - 26 batang

tongkat kuningan, masing-masing di pegang oleh anggota kelompok diskusi atau kepala-

kepala wilayah bagian fato gholifano. Pemegabg tongkat emas yaitu Bonto Balano dan Raja

adalah merupakan Dewi tunggal dan dalam posisinya bahwa kalau Bonto Balano diandaikan

laksana sebuah lingkaran maka dalam lingkaran itu ada seorang pemimpin, itulah Raja yang

menjadi pemegang tambuk kepemimpinan (mintarano kotubu). Kedudukan dan fungsi

lembaga-lembaga pemerintahan Kerajaan Muna adalah sbb: a. Lembaga syarat Muna ialah

merupakan lembaga Legislatif, adalah sebagai wakil rakyat untuk melaksanakan

funsungsinya sbb; - Mengangkat/memberhentikan Raja secara Formatur dan persedur. -

Memutuskan/menetapkan peraturan perundangan tak tertulis. Bonto-Bontohi tolu fuluno

yang di pimpin oleh seorang Bonto Balano ialah di bagi menjadi 4 kelompok diskusi dalam 4

wilayah tradisional (fato ghoerano) yaitu:

1) Wilayah (Ghoerano) Tongkuno sebanyak 9 orang masing-masing ialah :

     1. Kepala wilayah tradisional Tongkuno  ialah selaku ketua kelompok siskusi di     

wilayanya.

     2. Kepala Kampung Kaensitala (Meno Kaensitala ) ialah selaku anggota.

     3. Kepala Kampung Tondo (Meno Tondo ) ialah selaku anggota.

     4. Kepala Kampung Mata Gholeo (Meno Mata Gholeo ) ialah selaku anggota.

Page 11: Sejarah dan kebudayaan muna

     5. Kepala Kampung Kowauna (Meno Kowauna ) ialah selaku anggota.

     6. Kepala Kampung Kadolo (Meno Kadolo ) ialah selaku anggota.

     7. Kepala Kampung Maawoly (Meno Maawoly ) ialah selaku anggota.

     8. Kepala Kampung Pintiro (Meno Pintiro ) ialah selaku anggota.

     9. Kepala Kampung Laloea (Meno Laloea ) ialah selaku anggota.

2) Wilayah (Ghoerano) Lawa sebanyak 8 orang masing-masing ialah :

     1. Kepala wilayah Lawa (Meno Lawa) ialah selaku Ketua Kelompok di Wilayahnya.

     2. Kepala kampung Kaura (Meno Kaura) ialah selaku anggota.

     3. Kepala kampung Lambu Balano (Meno Lambu Balano) ialah selaku anggota.

     4. Kepala kampung Kaliwu-liwu (Meno Kaliwu-liwu) ialah selaku anggota.

     5. Kepala kampung Adoole (Meno Adoole) ialah selaku anggota.

     6. Kepala kampung Kabawo Lumele (Meno Kabawo Lumele) ialah selaku anggota.

     7. Kepala kampung Malainea (Meno Malainea) ialah selaku anggota.

     8. Kepala kampung Kampani (Meno Kampani) ialah selaku anggota.

 3) Wilayah (Ghoerano) Kabawo sebanyak 7 orang masing-masing ialah :

     1. Kepala Wilayah Kabawo (Meno Kabawo) ialah selaku Ketua Kelompok diwilayahnya.

     2. Kepala kampung Lembo (Meno Lembo) ialah selaku anggota.

     3. Kepala kampung Kabangka (Meno Kabangka) ialah selaku anggota.

     4. Kepala kampung Aghorio (Meno Aghorio) ialah selaku anggota.

     5. Kepala kampung Karoo (Meno Karoo) ialah selaku anggota.

     6. Kepala kampung Kafoo-foo (Meno Kafoo-foo) ialah selaku anggota.

     7. Kepala kampung Lensino (Meno Lensino) ialah selaku anggota.

4) Wilayah (Ghoerano) Katobu sebanyak 6 orang masing-masing ialah :

     1. Kepala Wilayah Katobu (Meno Katobu) ialah selaku Ketua Kelompok diwilayahnya.

     2. Kepala kampung Ndoke (Meno Ndoke) ialah selaku anggota.

     3. Kepala kampung Abaluba (Meno Abaluba) ialah selaku anggota.

     4. Kepala kampung Wou (Meno Wou) ialah selaku anggota.

     5. Kepala kampung Afinde (Meno Afinde) ialah selaku anggota.

     6. Kepala kampung Wakalalawea (Meno Wakalalawea) ialah selaku anggota.

 b. Raja adalah selaku mandataris lembaga syarat yang diamanahkan untuk memegang

tampuk kepemimpinan Negeri sebagai penguasa tunggal, mengemban tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut :

 - Sebagai pimpinan lembaga eksekutif ialah mempunyai perpanjangan tangan sebanyak 8

orang selaku ujung tombaknya dalam mengendalikan pemerintahan dan pembinaan

Page 12: Sejarah dan kebudayaan muna

kemasyarakatan. Bobatu oaluno dibagi dalam 4 Wilayah (ghoera) masing-masing :

 - Wilayah Tongkuno 2 orang yaitu, 1. Ki Akologou 2. Ki Aboora

 - Wilayah Lawa 2 orang yaitu, 1. Ki Agadi 2.Ki Watumela

 - Wilayah Kabawo 2 orang yaitu, 1. Ki Asehao 2. Ki Waaleale

 - Wilayah Katobu 2 orang yaitu 1. Kinotobea 2. Ki Laukusi

 Sebagai pimpinan lembaga yudikatif adalah didampingi 2 orang aparat fungsional yaitu : 1.

Mintara bitara ialah selaku penuntut umum. 2. Kapita ialah selaku penegak hukum. - Sebagai

panglima tertinggi angkatan perang ialah mempunyuai personil sebagai berikut : 1. Dua

orang masing-masing 1. Kapitalao matagholeo ialah selaku panglima komando pertahanan

keamanan dikawasan wilayah laut bahagian timur. 2. Kapitalao kansoopa ialah selaku

panglima komando pertahanan keamanan di kawasan wilayah laut bagian barat. 2. Seorang

kapita ialah selaku panglima komando pemulihan keamanan dan ketertiban merangkap selaku

penegak hukum. a. Aparat masing-masing kapitalao dan kapita ialah terdiri dari firisi, tunani,

siriganti, bonto kapili dan mesandano selaku sekuriti/intel. b. Pemegang tali komando selaku

panglima-panglima antar wilayah adalah sebanyak 8 orang (bobato oaluno) merangkap

selaku ujung tombak pemerintah. Mereka diharapkan untuk membina masyarakat dalam satu

kesatuan yang utuh di wilayah kerjanya. Dalam sistim pembinan teri torial diharapkan agar

masyarakat yang wajib menjadi angkatan perang adalah diperuntukan menjadi pasukan yang

siap untuk dimobilisasi ketikamenghadapi perang melawan kelompok bersenjata dari pihak

luar yagn mengadakan gangguan keamanan, apalagi tendensinya bernuansa politik untuk

mengambil alih kekuasaan pemerintahan atau berniat untuk menumbangkan agama yang

dianut. Aparat sebagai fungsional atau sebagai wadah organisasi sosial masyarakat ialah : b.

Empat orang kamokula fatoghoerano yaitu 1. Kamokulano Barangka ialah merupakan wadah

penyaluran aspirasi masyarakat arus bawah di wilayah ( Ghoerano ) Lawa 2. Kamokulano

Tongkuno ialah merupakan wadah penyaluran aspirasi masyarakat arus bawah diwilayah

( Ghoerano ) Tongkuno 3. Kamokulano Wapepi ialah merupakan wadah penyaluran aspirasi

masyarakat arus bawah wilayah ( Ghoerano ) Kabawo 4. Kamokulano Lindo ialah

merupakan wadah penyaluran aspirasi masyarakat arus bawah di wilayah (Ghoerano )

Katobu. Keempatnya itu ialah berkompeten menjadi panitia persiapan pada setiap

pelaksanaan pelantikan Raja Muna yang baru dan Kamokulano Tongkuno yang berhak

menyumpah Raja pada saat di kukuhkan (dilantik). c. Sarano Liwu adalah terdiri 4orang

dimasing-masing kampong yaitu : 1. Seorang Bontono Liwu ialah selaku wakil Rakyat

sebagai penyalur aspirasi masyarakat di wilayah kerjanya. 2. Seorang ParabelanoLiwu ialah

selaku penuntut umum di wilayah kerjanya. 3. Dua orang Kamokulano Liwu adalah bertugas

Page 13: Sejarah dan kebudayaan muna

untuk mengurus anggaran pendapatan pendapatan dan belanja Pemerintah Kerajaan yaitu; -

Mengurus kebun para pejabat yangdikerjakan secaragotong royong oleh masyarakat. Kebun

para pejabat dimaksud disebut Kagholei. - Mengadakan pungutan semacam retribusi dari

Masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya alam seperti penangkapan kerbau liar atau

hewan lainnya, penangkapan ikan dilaut/sungai , pembuatan gula merah dll. Sarano Liwu

adalah berperan aktif sebagai penguasa dan penjaga kelestarian sumberdaya alam. Olehnya

itu maka siapa saja yang memanfaatkan sumberdaya alam baik pemerintah maupun

masyarakat biasa harus melalui Sarano Liwu. Aturan itu diperkuat oleh Pemerintah Kerajaan

dan barang siapa yangmemanfaatkan sumber daya alam tanpa melalui Sarano Liwu maka

kepadanya dikenakan sanksi hukum sesuai aturan yang berlaku. KETERANGAN Dalam

Gambar Pulau Muna ini adalah terdiri : 1. Gambar lingkaran yang berwarna merah ialah

analisa letak kota Raha 2. Gambar bujur sangkar yang berwarna putih ialah analisa letak kota

muna. 3. Gambar sket yang berwarna kuning,hitam,merah, dan putih ialah letak wilayah

tradisional atau yang di sebut Fato Ghoerano masing-masing dijelaskan sbb : - Wilayah

tradisional katobu diberi warna kuning adalah terlatak diposisi sebelah utara kota muna

Warna kuning ialahmenggambarkan semangat kesabaran menantikanbagian/giliran rahmat

Tuhan. kendatipun keterampilan atau ilmu pengetahuan yang dimiliki rasa cukup di abdikan

namun tanpa didukung oleh sabar menanti dan tahan menderita belum tentu bisa meraih

sesuatu yang dicita-citakan. - Wilayah tradisional kabawo diberi warna hitam adalah terletak

di posisi sebelah selatan kota muna. Warna hitam menggambarkan ketakutan atau kepatuhan

terhadap hukum. Pengadilan yang ditakuti bukan hanya didunia tetapi yang paling ditakuti

adalah pengadilan di akhirat kelak. Oaring yang takut terhadap hukum adalah mereka yang

kuat imannya dan yang imannya kuat adalah bersemayam dalam jiwa manusia. - Wilayah

tradisional Tongkuno diberi warna merah adalah terletak di posisi sebelah Timur kota muna.

Warna merah adalah menggambarkan semangat keberanian mengambil/menerima resiko

dalam mempertahankan kebenaran dan keadilan kendatipun nyawa harus jadi taruhan.

Semangat keberanian yang menyala-nyala demi kebenaran dan keadilan serta demi tanah air

dan agama adalah laksana api nan tak kunjung padam. - Wilayah tradisional Lawa diberi

warna putih adalah terletak di posisi sebelah Barat kota muna. Putih adalah menggambarkan

kesucian berpikir dalammengambil keputusan. Pada prinsipnya diharapkan agar selalu suci

dalam pikiran, perkataan dan perbuatannya dapat merangkul keimanan. Apabila iman tetap

kuat maka ketika tertimpa kemalangan/musibah harus disadari bahwa sesuatu yang terjadi

adalah atas kehendak Tuhan sehingga harus diterima dengan penuh tawakal. Keempat warna

dalam gambar wilayah teradisional sebagaimana dijelaskan diatas adalah diharapkan dapat

Page 14: Sejarah dan kebudayaan muna

tertanam dalam jiwa setiap orang muna. 4. Adapun yang diberi warna biru adalah daratan

muna yang masuk wilayah buton. Analisa gambar raja muna sedang menginjak kakinya

diatas batu harimau sesuai dilantik secara tradisional (akbululingino pau). Dalam gambar raja

muna berdiri dibawah naungan payung kerajaan dengan memegang tongkat emas (tongkat

estafet) kepemimpinan. PERTAHANAN WILAYAH Dalam upaya mempertahankan

keamanan wilayah dari gangguan keamanan yang berasal dari luar maka sejak

kepemimpianan Raja Muna La Ode Posaso gelar Kobangkuduno sekitar kurang lebih tahun

1500 an telah menetapkan enam kota yang dianggap strategi dengan dibuatkan benteng/pagar

batu untuk tempat pertahanan atau perlindungan masyarakat. Adapun pimpinan masing-

masing kota pada saat itu ialah diprioritaskan pada putra putri Sugimanuru yaitu : 1. Kota

Lohia Wilayah Kec. Kabawo sekarang ini dipimpin oleh La Kakolo 2. Kota Laiba Wilayah

Kec. Parigi sekarang ini dipimpin oleh La Kakoa 3. Kota Wasolangka Wilayah Kec. Parigi

sekarang ini dipimpin oleh La Pansaruba 4. Kota Lahontohe Wilayah Kec. Tongkuno

sekarang ini dipimpin oleh La Manguntara 5. Kota Wakumoro Wilayah Kec. Parigi sekarang

ini dipimpin oleh La Pana 6. Kota Kasaka Wilayah Kec. Kabawo sekarang ini dipimpin oleh

Wa Sidakari Selain menetapkan pula Laboora untuk menjadi pangkalan angkatan perang

seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Pangkalan Laboora terletak disebelah utara

Walingkabola Kec. Tongkuno berjarak kurang lebih 10 Km. Laboora ialah suatu tempat yang

strategis untukmenjadi pangkalan angkatan perang dizaman kerajaan karena di sana tercipta

benteng secara alami sepanjang kira-kira 3 Km seperti terlihat pada gambar dibawah ini Di

pantai laboora terdapat air keramat dalam lubang-lubang yang terlatak pada lereng bukit batu

disebut Oempu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Lubang-lubang air keramat itu di

buat/di pahat oleh imam Balataghi asal portugis yang di perkirakan sekitar ± Tahun 1.600

Penguasa pangkalan Laboora dipercayakan kepada aparat fungisonal yang digelar Bontono

Laboora dan dialah yang mengatur piket secara bergantian untuk menjaga perahu-perahu

pendatang baru yang mendekati pangkalan atau ingin berlabuh di tempat itu. Pendatang baru

yang tidak dikenal di teriyaki atau di bentak agar tidak masuk pangkalan. Di teriyaki bahasa

munanya Doboraie. Itulah sebabnya tempat itu di namakan Laboora. DimasaKepemimpinan

Raja Muna bernama La Ode Husein gelar OmputoSangia sekitar pertengahan Abad ke –

XVIII, menambah lagi sebuah pangkalan angkatan perang yaitu Wado Lao Desa Wado Lao

Kec. Bone sekarang ini. Benteng Wado Lao adalah terletak di atas ketinggian kira-kira 5 m

dari permukaan laut. Adapun inisiatif Raja tersebut membuat benteng pertahanan ditempat itu

ialah di sebabkan karena etnis bajo sudah mulai masuk di tempat itu untuk mengambil air

sehingga timbul kecurigaan jangan sampai di balik mereka menyusup pihak lain yang mau

Page 15: Sejarah dan kebudayaan muna

mengadakan gangguan keamanan . Atas dasar itu maka Kapitalao Kansoopa Bernama La

Ode Hasan gelar Sangia Wado lao yaitu saudara kandung Raja Muna LaOde Husein

( Omputo sangia) menetapkan wadoLaomenjadi markas pertahanan angkatan perang. Nama

Wado Lao adalah diambilkan dari namaWajongkalao-lao. G. HUBUNGAN PEMERINTAH

MUNA BUTON Menurut narasumber sejarah bahwa sejak Negeri Muna-Buton menjadi

kerajaan non islam yaitu; Muna dibawah kepemimpinan Baidizzamani gelar Beteno

netombula, Buton dibawah kepemimpinan Raja Buton pertama bernama Musyarafatul Izzati

Alfakhri alias Wa Kaakaa telah terjalin hubungan kerja sama yg baik diantara kedua Negeri.

Dalam menjalin kerja sama, sepertinya kedua Negeri adalah dua badan satu nyawa dalam hal

mempertahankan keutuhan Negeri atau gangguan keamanan yg berasal dari luar. Pada

hakekatnya adalah merupakan kerja sama antara jasmani dan rohani Muna adalah jasmani

dan Buton adalah rohani. Dalam memelihara hubungan persaudaraan adalah sama halnya

antara adik dan kakak. Dalam bentuk kerja sama untuk menangkal adanya gangguan

keamanan yg berasal dari luar atau pihak yg merebut kekuasaan pemerintahan kedua Negeri

maka peranan masing-masing ialah: § Muna diandalkan untuk melawan secara fisik karena

putera- putera andalannya pada kebanyakan telah diilhami ilmu kesaktian tentang bela diri

dan ilmu kesaktian yaitu saat ltu mengisi peluruh kendali bhatune-owili . § Buton diandalkan

untuk melumpuhkan kekuatan lawan dengan ilmu kesaktian yg dimilikinya karena putera-

putera andalanya telah diilhami ilmu kesaktian seperti itu serta ilmu kesakian lainya yg dapat

melindungi keselamatan Negeri. Dimasa kepemimpinan Raja Muna bernama La Posasu gelar

Kobangkuduno yaitu saudara kandung Murhum dan Raja Buton yang bernama La Kilaponto

gelar Murhum mulai merobah dan mengatur posisi Wilayah Pemerintahan untuk

meningkatkan kerja sama dalam hal mempertahankan keutuhan serta keamanan kedua

Negeri. Dalam kesepakatan kedua pemimpin yg bersaudara kandung itu telah lahir suatu

komitmen bahwa kematian masyaraka Buton karena mempertahankan keutuhan Negerinya

adalah kematian Juga masyarakat Muna. Dan malunya Buton adalah malunya juga Muna.

Begitu pula sebaliknya. Dalam fisi tersebut maka untuk memudahkan koordinasi serta

pemantauan terhadap kondisi social masyarakat maka Pimpinan kedua Negeri sepakat untuk

mengofor alih wilayah bagian pemerintahan yaitu Buton Utara yg meliputi wilayah Kulisusu

dan Wakorumba. Ditolelir untuk Masuk wilayah pemerintahan kerajaan Muna dan Muna

Selatan yang meliputi wilayah Gu dan Mawasangka ditolelir untuk masuk wilayah Buton.

Setelah Buton ditetpakan menjadi wilayah kesultanan pada tahun 1524 maka status

pemerintahan antara Buton dengan Muna mulai terjadi kontroversial sbb : · Menurut versi

Buton bahwa wilayah kerajaan Muna adalah dibawah kekuasaan wilayah Otonomi

Page 16: Sejarah dan kebudayaan muna

pemeritahan Buton dengan beranggapan bahwa Muna adalah negeri taklukan Buton. Dalam

bahasa populernya disebut Barata · Menurut versi Muna bahwa sepanjang sejarah tidak

pernah negrinya ditaklukkan oleh Buton dan tidak pernah tunduk dibawah kekuasaan Buton.

Adapun mengenai peranan Sultan Buton sebagai Khalifatul Khamis adalah hanya merupakan

perwakilan pusat Kerajaan Islam Dunia untuk membina agama di Jazirah wilayah Buton dan

sekitarnya dengan harapan agar secara mayoritas menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW

dengan tidak berarti bahwa sentra listrik memuasaan pemerintahan wilayah otonom buton

sudah mencakup muna. Kontraversial tsb silih berganti kepemimpinan kedua negerinya tdk

dapat diluruskan hingga Belanda meninggalkan tahan air. Dalam mempertahankan versi tsb

sampai- sampai kedua raja Muna yaitu almarhumhum La Ode Rere gelar Ompotu Aro Baru

Wuna dan Almarhum La Ode Dika gelar Omputo masigino mengorbankan jabatannya

sebagai Raja Muna karena konsisten dengan lembaga syarat Muna dalam hal

mempertahankan hak otonomi wilayah kerajaan Muna sebagai suatu penjelmaan dari pada

ideologi Soowite. Satu hal yg patut dikagumi bahwa disaat- saat terjadi ketegangan politik

antara lembaga syarat Muna dengan lembaga syarat Buton mengenai status pemerintahan yg

kontraversial tidak menimbulkan konflik horizontal diantara kedua negeri karena masyarakat

umum tidak terkontaminasi dengan konflik politik yang terjadi. Hal tersebut dikarenakan misi

politik kedua negeri tidak hanya bertumpuk pada kepentingan semata -mata tetapi lebih dari

pada itu selalu teringat bahwa anggapan masing- masing negeri sebagai kakak-adik adalah

suatu kepribadian yg perlu dipupuk agar tdk mudah terabaikan karena kecenderungannya

merupakan landasan yang kuat dalam upaya memelihara kelestarian hubungan persaudaraan

serta komunikasi yg intesif diantara kedua negeri. Memelihara kelestarian hubungan

persaudaraan serta komunikasi yang intesif diantara kedua negeri disebut dojagani poentauno

wite raaghonuno. Untuk menentukan siapa yang kakak dan siapa yang adik bagi komasigino

tidak perlu dipersoalkan karena hal itu perlu ditanggapi dengan akal sehat. Kalau pendapat

disatu pihak mengatakan bahwa Muna adalah kakak dapat dibenarkan karena raja muna

pertama bernama Baiddizzaman(bieteno netombulaa) dalah makhluk mulia yang lahir

pertama kali sebagai pimpinan negeri yang legitimis dan dikagumi oleh kedua negeri

sehingga dalam Bahasa Munanya disebut isa. Sementara raja Buton pertama bernama Wa

Ka-kaa alias Musarafatul izzati Alfakhri adalah makhluk mulia yang lahir sebagai pimpinan

legitimis dan dikagumi oleh kedua negeri berada diurutan kedua. Begitu pula pendapat dilain

pihak yang mengatakan bahwa Buton adalah kakak dapat pula dibenarkan kodrati jabatan

Sultan adalah berkedudukan di Buton sehingga disebut poisaha. Atas dasar itulah sehingga

Muna dan Buton dibahasakan sebagai lsa dan poisaha dan keduanya posisi yang sejajar

Page 17: Sejarah dan kebudayaan muna

dalam kemitraan. Berdasarkan hal tsb maka dinamika politik yg berkembang selalu

diwaspadai agar tidak sampai mengalami kebuntuhan karena kebuntuhan politik yg tdk

teratasi akan mengancam kegagalan diplomatic dan kegagalan diplomatik bisa menimbulkan

polemik yang dapat menciptakan keterburukan situasi. Padahal situasi seperti itu harus

dihindari karena dampaknya dimasyarakat luas terkesan akan mengakibatkan permusuhan

besar- besaran dan eksesnya akan menimbulkan bahaya laten bagi generasi muda kedua

negeri. Oleh karena itu maka setiap upaya diplomatik senantiasa dilaksanakan dalam konteks

kekeluargaan sebagai upaya untuk meredam ketegangan situasi politik yang terjadi. Dengan

demikian maka hubungan persaudaraan serta perdamaian yang hakiki diantara kedua negeri

senantiasa terpelihara. Kontraversial mengenai status pemerintahan kedua negeri dikatakan

berakhir setelah Muna ini terlepas dari Kabupaten Sulawesi Tenggara dan berdiri menjadi

sebuah katupaten pada tahun 1959.

SEPUTAR RIWAYAT PENONAKTIFAN RAJA MUNA LA ODE DIKA GELAR

OMPUTO KOMASIGINO

 Bahwa Kontrafersial antara Lembaga Syarat Muna dengan Lembaga Syarat Buton mengenai

lrak otonomi wilayah kerajaan Muna serta kontrafersial mengenai peranan Sultan Buton

sebagai HALIFATUL HAMIS di Jazirah Kesultanan Buton sampai- sampai raja Muna

Omputo Komasigino korban Jabatan yaitu di non aktifkan dari jabatannya sebagai raja Muna.

Dalam mengekspresikan prinsipnya tentang silang pendapat yang menuai kontrafersial itu

ialah dipertunjukan pada saat pelantikan( Kabululingino Pauno) Sultan Buton yang ke - l8

atau Sultan Buton yang terakhir bernama LA ODE MUH. FALIHI gelar Oputa I Ba'diyah

pada tahun l938. Pada saat berhadapan untuk selamatan terhadap sultan Buton yang baru

dilantik tersebut, raja Muna LA ODE DIKA gelar OMPUTO KOMASIGINO tidak

menyembah kepada Sultan Buton sebagaimana biasanya tapi hanya menaikan jari

telunjuknya sejajar dengan dadanya seperti halnya posisi jari telunjuk disaat mengucapkan

dua kalimat sahadat. Ujung jari telunjuknya kira- kira 45 derajat pada posisi sebelah kanan

Sultan Buton. Etika moralnya pada saat menampilkan sikapnya itu adalah dimotifasi oleh arti

dari pada kalimat tauhid yaitu tidak ada Tuhan yang di sembah selain Allah. Posisi itu

diperagakan sendiri oleh ayahanda Almarhum selagi hidup ketika saya wawancarai Beliau.

Pada saat kejadian itu tidak ada teguran yang menandakan protes tapi hanya terdengar suara

buntu dari seorang Sapati bernama LA ODE AERO mengatakan "Hum", tanpa berlanjut.

Namun tidak lama kemudian raja Muna gelar Omputo Komasigino dipanggil menghadap

Page 18: Sejarah dan kebudayaan muna

oleh pemerintah Belanda yaitu Assisten Resident bidang pemerintahan Kantor Gubernur

Selebes/ Sulawesi.Untuk mempertanggung jawabkan sikapnya itu karena dianggap

mengancam Sultan Buton. Disaat memenuhi panggilan itu, Assisten Resident menginterviu

raja Muna Komasigino dalam Tanya jawab sebagai berikut; - Asisten Resident " Kenapa raja

Muna mengancam Sultan Buton ? " - Raja Muna ; Saya tidak pernah mengancam Sultan

Buton ! . Malahan saya hormati lebih daripada hormat. - Asisten Resident ; " Kalau begitu,

coba jelaskan apa maksud tuan raja rnemberi semacam isyarat dengan menegakkan telunjuk

dihadapan Sultan Buton !" - RajaM una ; Saya merasa tidak perlu menjelaskan hal itu

dihadapan tuan karena isyarat seperti yang saya pertunjukan itu adalah mengandung isi

agama saya, sementara antara tuan dengan saya tidak seagama. - Asisten Resident " Kalau

begitu maka tuan Raja harus minta maaf kepada Sutan Buton !" - Raja Muna ; Saya tidak

beralasan untuk minta maaf kepada Sultan Buton karena seseorang yang minta maaf terhadap

sesamanya adalah bagi mereka yang merasa dirinya bersalah. Asisten Resident memaksakarn

raja Muna untuk meminta maaf kepada sultan Buton. Namun raja Muna Komasigino sekali

tidak mau meminta maaf tetap tidak mau walaupun jabatannya harus saja ditaruhan. Menurut

pertimbangannya bahwa soal jabatan adalah sudah kodratnya harus bergulir pada gilirannya

tetapi ideology yang terabaikan Cuma karena mempertahankan jabatan adalah akan

menyeretnya kejalan yang sesat. Pada prinsipnya bahwa dari pada memaksakan hati-nurani

untuk menerima intervensi dari pemerintah Belanda dengan mengabaikain deology

SOOWITE' lebih baik turun dari tahta kerajaan. Akhirnya Asisten Resident mengatakan

bahwa persoalan itu nanti disampaikan kepada Gubernur selebes/Sulawesi dan terserah

bagaimana pertimbangannya. Jauh sebelumnya yaitu tahun 1937 r aja Muna Komasigino

telah mengantar langsung konsepnya di meja sekretaris Gubernur Selebes di Makasar diantar

oleh sahabat /pendukungnya yaitu kepala bagian hukum kantor Gubenur selebes bernama

ABDULAH DAENG MAPUJI asal goa/Sulawesi selatan. Konsep itu ialah rnengenai

tuntutan hak otonomi wilayah kerajaan Muna yang kotrafersial dengan Buton. Dan konsep itu

didukung sepenuhnya oleh Sekretaris gubernur Selebes bernama LAPIA asal Menado. Dan

menurutnya bahwa persoalan itu tidak akan dapat diselesaikan ditingkat regional melainkan

harus dipertimbangkan ditingkat pusat (Batavia). Berkat dukungan Sekretaris Gubernur

Selebes tersebut sehingga raja Muna Komasigino hanya dinonaktif dari jabatannya dan tidak

sampai dipecat dan tidak pula menerima SK Pemberhentian menjadi raja Muna hingga

Belanda meninggalkan tanah air. Kenyataanya yang dapat dibuktikan ialah ketika Ayahanda

Almarhum Komasigino berwidya Wisata diJakarta pada tahun 1958 atas panggilan Putra

Sulungnya bernama H. LA ODE RASYID ( Mantan Bupati Muna) yang sementara menjadi

Page 19: Sejarah dan kebudayaan muna

Hakim di Bogor dan sepupunya bernama LA ODE BADIYAH RERE yaitu Putra Mantan

Raja Muna bernama LA ODE RERE gelar omputo Aro wuna yang sementara bekerja di

Kantor BAKN Jakarta sebagai Kepala Seksi kepegawaian untuk Indonesia Bagian Timur.

Pada saat itu, Bapak almarhum LA ODE BADIYAH RERE menjelaskan bahwa raja Muna

komasigino yang telah di nonaktifkan selama ± 20 Tahun yaitu dari tahun 1938 sampai tahun

1958 masih berhak untuk menerima gajinya dan kekurangannya selama 20 tahun akan dapat

diamfrah. Dan komasigino tidak perlu repot karena segala urusannya Bapak LA ODE

BADIYAH RERE almarhum berjanji akan menanganinya sampai tuntas, namun ayahanda

Almarhum Komasigino mengatakan bahwa bagi dirinya sudah cukup hidup dengan hasil

kebunnya. Adapun kalau kebetulan masih ada gajinya yang mengendap di kantor keuangan

maka dikembalikan saja ke kas Negara untuk dinikmati oleh anak – anaknya yang dikaruniai

pekerjaan menjadi Pegawai Negeri di masa dating. Foto kenangan Raja Muna La Ode Dika

Gelar Omputo Komasigino selesai bertemu dengan sekretaris Gubernur Selebes (Sulawesi)

bernama Lapia asal Manado di ruang kerjanya. Makassar tanggal 3l 0 Maret 1937