sejarah bintan.docx

10
Sejarah Bintan PDF Print E-mail Written by Administrator Saturday, 09 August 2008 07:49 Selamat Datang di Bintan 1.1. Sejarah Singkat Kabupaten Bintan sebelumnya merupakan Kabupaten Kepulauan Riau. Kabupaten Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad yang silam tidak hanya di nusantara tetapi juga di manca-negara. Wilayahnya mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan, karena itulah julukan Kepulauan “Segantang Lada” sangat tepat untuk menggambarkan betapa banyaknya pulau yang ada di daerah ini. Pada kurun waktu 1722-1911, terdapat dua Kerajaan Melayu yang berkuasa dan berdaulat yaitu Kerajaan Riau Lingga yang pusat kerajaannya di Daik dan Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan. Jauh sebelum ditandatanganinya Treaty of London, kedua Kerajaan Melayu tersebut dilebur menjadi satu sehingga menjadi semakin kuat. Wilayah kekuasa-annya pun tidak hanya terbatas di Kepulauan Riau saja, tetapi telah meliputi daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Pusat kerajaannya terletak di Pulau Penyengat dan menjadi terkenal di Nusantara dan kawasan Semenanjung Malaka. Setelah Sultan Riau meninggal pada tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan amir-amirnya sebagai Districh Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder Districh Thoarden untuk daerah yang agak kecil. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau Lingga dengan Indragiri untuk dijadikan sebuah keresidenan yang dibagi menjadi dua Afdelling yaitu :

Upload: abahusna

Post on 04-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Sejarah Bintan PDF Print E-mail

Written by Administrator

Saturday, 09 August 2008 07:49

Selamat Datang di Bintan

1.1. Sejarah Singkat

Kabupaten Bintan sebelumnya merupakan Kabupaten Kepulauan Riau. Kabupaten Kepulauan Riau

telah dikenal beberapa abad yang silam tidak hanya di nusantara tetapi juga di manca-negara.

Wilayahnya mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut

Cina Selatan, karena itulah julukan Kepulauan “Segantang Lada” sangat tepat untuk

menggambarkan betapa banyaknya pulau yang ada di daerah ini.

Pada kurun waktu 1722-1911, terdapat dua Kerajaan Melayu yang berkuasa dan berdaulat yaitu

Kerajaan Riau Lingga yang pusat kerajaannya di Daik dan Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan.

Jauh sebelum ditandatanganinya Treaty of London, kedua Kerajaan Melayu tersebut dilebur

menjadi satu sehingga menjadi semakin kuat. Wilayah kekuasa-annya pun tidak hanya terbatas di

Kepulauan Riau saja, tetapi telah meliputi daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan

sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir. Pusat kerajaannya terletak di Pulau Penyengat dan menjadi

terkenal di Nusantara dan kawasan Semenanjung Malaka.

Setelah Sultan Riau meninggal pada tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan amir-

amirnya sebagai Districh Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder Districh Thoarden untuk

daerah yang agak kecil.

Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau Lingga dengan Indragiri untuk

dijadikan sebuah keresidenan yang dibagi menjadi dua Afdelling yaitu :

1. Afdelling Tanjungpinang yang meliputi Kepulauan Riau–Lingga, Indragiri Hilir dan Kateman yang

berkedudukan di Tanjungpinang dan sebagai penguasa ditunjuk seorang Residen.

2. Afdelling Indragiri yang berkedudukan di Rengat dan diperintah oleh Asisten Residen (dibawah)

perintah Residen. Pada 1940 Keresidenan ini dijadikan Residente Riau dengan dicantumkan

Afdelling Bengkalis (Sumatera Timur) dan sebelum tahun 1945–1949 berdasarkan Besluit

Gubernur General Hindia Belanda tanggal 17 Juli 1947 No. 9 dibentuk daerah Zelf Bestur (daerah

Riau).

Berdasarkan surat Keputusan de-legasi Republik Indonesia, Provinsi Su-matera Tengah tanggal 18

Mei 1950 No.9/ Deprt. menggabungkan diri ke dalam Republik Indonesia dan Kepulauan Riau

diberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan

membawahi empat kewedanan sebagai berikut:

1. Kewedanan Tanjungpinang meliputi wilayah kecamatan Bintan Selatan (termasuk kecamatan

Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur sekarang).

2. Kewedanan Karimun meliputi wila-yah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro.

3. Kewedanan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang.

4. Kewedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan,

Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan No. 26/K/1965 dengan mem-pedomani Instruksi

Gubernur Riau tanggal 10 Februari 1964 No. 524/A/1964 dan Instruksi No. 16/V/1964 dan Surat

Keputusan Gubernur Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/ 247/5/1965, tanggal 15 Nopember

1965 No. UP/256 /5/1965 menetapkan terhitung mulai 1 Januari 1966 semua daerah

Administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau di hapuskan.

Pada tahun 1983, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1983, telah dibentuk Kota

Administratif Tan-jungpinang yang membawahi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan

Tanjungpinang Barat dan Kecamatan Tanjungpinang Timur, dan pada tahun yang sama sesuai

dengan peraturan pemerintah No. 34 tahun 1983 telah pula dibentuk Kotamadya Batam. Dengan

adanya pengembangan wilayah tersebut, maka Batam tidak lagi menjadi bagian Kabupaten

Kepulauan Riau.

Berdasarkan Undang-Undang No. 53 tahun 1999 dan UU No. 13 tahun 2000, Kabupaten

Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3 kabupaten yang terdiri dari : Kabupaten Kepulauan Riau,

Kabupaten Karimun dan Kabupaten Natuna. Wilayah kabupaten Kepulauan Riau hanya meliputi 9

kecamatan, yaitu : Singkep, Lingga, Senayang, Teluk Bintan, Bintan Utara, Bintan Timur, Tambelan,

Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur. Kecamatan Teluk Bintan merupakan hasil

pemekaran dari Kecamatan Galang. Sebahagian wilayah Galang dicakup oleh Kota Batam.

Kecamatan Teluk Bintan terdiri dari 5 desa yaitu Pangkil, Pengujan, Penaga, Tembeling dan Bintan

Buyu.

Kemudian dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 5 tahun 2001, Kota Administratif

Tanjungpinang berubah menjadi Kota Tanjungpinang yang statusnya sama dengan kabupaten

Sejalan dengan perubahan administrasi wilayah pada akhir tahun 2003, maka dilakukan

pemekaran kecamatan yaitu Kecamatan Bintan Utara menjadi Kecamatan Teluk Sebong dan

Bintan Utara. Kecamatan Lingga menjadi Kecamatan Lingga Utara dan Lingga. Pada akhir tahun

2003 dibentuk Kabupaten Lingga sesuai dengan UU No. 31/2003, maka dengan demikian wilayah

Kabupaten Kepulauan Riau meliputi 6 Kecamatan yaitu Bintan Utara, Bintan Timur, Teluk Bintan,

Gunung Kijang, Teluk Sebong dan Tambelan. Dan berdasarkan PP No. 5 Tahun 2006 tanggal 23

Februari 2006, Kabupaten Kepulauan Riau berubah nama menjadi Kabupaten Bintan.

1.2. Keadaan Geografis.

1.2.1. Letak dan Luas Wilayah.

Kabupaten Bintan terletak antara 2000’ Lintang Utara – 1020’ Lintang Selatan dan 1040 Bujur

Timur disebelah barat – 1080 Bujur Timur disebelah Timur. Luas wilayah Kabupaten Bintan

mencapai 88.038,54 km2, namun luas daratannya hanya 2,21 %, 1.946,13 km2 saja. Kecamatan

terluas adalah Kecamatan Gunung Kijang dengan luas 503,12 km2dan Kecamatan terkecil adalah

Tambelan yaitu 169,42 kilometer persegi.

Kabupaten Bintan saat ini terdiri dari 202 buah pulau besar dan kecil. Hanya 49 buah diantaranya

yang sudah dihuni, sedangkan sisanya walaupun belum berpenghuni sebagian sudah

dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, khususnya usaha perkebunan.

1.2.2. Batas – batas.

Daerah Kabupaten Bintan berbatasan dengan :

Utara : Kabupaten Natuna.

Selatan : Kabupaten Lingga.

Barat : Kota Tanjungpinang dan Kota Batam.

Timur : Kabupaten Natuna dan Provinsi Kalimantan Barat.

Daerah Kabupaten Bintan merupakan bagian dari paparan kontinental yang terkenal dengan

nama “Paparan Sunda”. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau

pencetusan daerah daratan pra tersier, wilayahnya membentang dari Semenanjung Malaysia

dibagian Utara sampai Pulau Bangka dan Belitung di bagian Selatan.

Hasil penelitian yang dilakukan beberapa institusi, terungkap bahwa tanah di Kabupaten Bintan

pada umumnya terdiri dari Organosol dan Clay Humik, Podsol. Padsolik daerah kuning, serta

Litosol dan Latosol yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit. Kondisi alamnya sebagian

berbukit-bukit dan lembah yang landai sampai ketepi laut.

1.2.4. Iklim.

Pada umumnya daerah Kabupaten Bintan beriklim tropis dengan temperatur rata-rata terendah

23,9 derajat celcius dan tertinggi rata-rata 31,8 derajat celcius dengan kelembaban udara sekitar

85 persen.

1.2.5. Sungai.

Sungai-sungai di Kabupaten Bintan kebanyakan kecil-kecil dan dangkal, hampir semua tidak

berarti untuk lalu lintas pelayaran. Pada umumnya hanya digunakan untuk saluran pembuangan

air. Sungai yang agak besar terdapat di Pulau Bintan yaitu Sungai Pulai dan telah dimanfaatkan

sebagai sumber air minum bagi penduduk Tanjungpinang dan sekitarnya.

PEMEKARAN KABUPATEN BINTAN 

NO KONDISI/ TAHUN LUAS WILAYAH (KM²) PENDUDUKPULAU (BUAH)

KETERANGAN

1 TAHUN 1983 DARAT 14.082,87Kota Batam Masuk Wilayah Kepri(Sebelum dibentuk LAUT 236.266,03 384,628 1.062

Kota Batam) JUMLAH 252.348,90

KOTA ADMINISTRATIF BATAM DIBENTUK DENGAN PP NO. 34 TAHUN 1983

2 TAHUN 1984 DARAT 9.982,88Karimun dan Natuna Masuk Wilayah Kepri(Sebelum dimekarkan LAUT 240.182,00 517.201 873

Menjadi 4 Kabupaten) JUMLAH 250.164,88PEMEKARAN KAB.KEPRI (Natuna-Karimun) MENURUT UU NOMOR 53 TAHUN 1999

3 TAHUN 1999 DARAT 4.171,76Tg. Pinang Masuk Wilayah Kepri(Sebelum dibentuk LAUT 96.758,04 284.260 539

Kota Tg. Pinang) JUMLAH 100.929,80KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DIBENTUK MENURUT UU NOMOR 5 TAHUN 2001

4 TAHUN 2003 DARAT 1.300,60Meliputi Bintan dan Tambelan(Setelah dibentuk LAUT 86.092,41 118.796 202

Kab. Lingga) JUMLAH 87.393,01KABUPATEN LINGGA DIBENTUK DENGAN UU 31/2003 TG.18-12-2003

5 TAHUN 2007 DARAT 1.319,51 121.303 240 Meliputi Bintan dan Tambelan

 

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2004 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Kepulauan Riau dari Wilayah Kota Tanjungpinang ke Bandar Seri Bentan di Wilayah Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Kepulauan Riau.

PERUBAHAN NAMA MENJADI KABUPATEN BINTAN DIBENTUK DENGAN PP No. 5/2006 23 – 2 - 2006

KLASIFIKASI DESA/ KELURAHAN PDF Print E-mail

Written by Administrator

Friday, 17 June 2011 02:04

1. Kecamatan Bintan Utara

- Kelurahan Tanjung Uban Utara

- Kelurahan Tanjung Uban

- Kelurahan Tanjung Uban Selatan

- Kelurahan Tanjung Uban Timur

- Desa Lancang Kuning

2. Kecamatan Teluk Sebong

- Kelurahan Kota Baru

- Desa Sebong Pereh

- Desa Sebong Lagoi

- Desa Ekang Anculai

- Desa Sri Bintan

- Desa Pengudang

- Desa Berakit

3. Kecamatan Teluk Bintan

- Kelurahan Tembeling Tanjung

- Desa Penaga

- Desa Pengujan

- Desa Bintan Buyu

- Desa Tembeling

- Desa Pangkil

4. Kecamatan Gunung Kijang

- Kelurahan Kawal

- Desa Malang Rapat

- Desa Teluk Bakau

- Desa Gunung Kijang

5. Kecamatan Bintan Timur

- Kelurahan Sungai Lekop

- Kelurahan Gunung Lengkuas

- Kelurahan Kijang Kota

- Kelurahan Sei Enam

6. Kecamatan Tambelan

- Kelurahan Teluk Sekuni

- Desa Batu Lepuk

- Desa Kampung Melayu

- Desa Kampung Hilir

- Desa Pulau Pinang

- Desa Mentebung

- Desa Pengikik

- Desa Kukup

7. Kecamatan Toapaya

- Kelurahan Toapaya Asri

- Desa Toapaya

- Desa Toapaya Selatan

- Desa Toapaya Utara

8. Kecamatan Mantang

- Desa Mantang Lama

- Desa Mantang Besar

- Desa Mantang Baru

- Desa Dendun

9. Kecamatan Bintan Pesisir

- Desa Mapur

- Desa Numbing

- Desa Kelong

- Desa Air Kelubi

10. Kecamatan Sri Kuala Lobam

- Kelurahan Teluk Lobam

- Kelurahan Tanjung Permai

- Desa Kuala Sempang

- Desa Busung

- Desa Teluk Sasah

Last Updated on Thursday, 12 September 2013 07:05 Dibaca: 3724 kali.

Kabupaten ini memiliki sejumlah peluang di bidang pariwisata, industri, perikanan, pertambangan

dan Peternakan. Dibidang pariwisata, iklim dan kondisi alam yang eksotis menjadi daya tarik

tersendiri bagi para wisatawan mancanegara. Misalnya Lagoi yang memiliki pemandangan laut

dan pantai yang telah menarik minat lebih dari 40.000 wisatawan mancanegara. Dilahan seluas

23.000 ha terdapat 7 hotel bertaraf internasional, 2 Resort dan 2 lapangan golf bertaraf

internasional dengan 36 hole.

Untuk menarik minat investor, pemerintah setempat telah mengalokasikan lahan seluas 500 ha di

Kijang dan 100 ha di Bintan Barat sebagai areal hutan industri dan pengembangan pantai.

Pengembangan pariwisata dilakukan dengan bekerja sama dengan Singapura untuk membangun

Bintan Utara.

Pada sektor industri, Kabupaten ini mempunyai kawasan industri di Lobam sebagai salah satu

hasil dari kerjasama ekonomi antara Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Terdapat 4000 ha lahan

yang dipakai oleh 18 perusahaan elektronik, 14 perusahaan garmen dan lain-lain.

Industri perikanan juga berperan penting di kabupaten ini dengan didukung oleh luas wilayah

perairan seluas 95%. Para investor disarankan untuk mengembangkan sektor ini di wilayah timur,

yaitu di wilayah Tambelan dengan 54 pulau. Wilayah ini cocok untuk perikanan dan budidaya

terumbu karang seluas 117,480 ha. Pariwisata laut cocok untuk wilayah ini dengan didukung oleh

pasir pantai yang bersih dan putih.

Pada sektor peternakan, Kabupaten Bintan merupakan daerah yang sangat potensial dalam

pengembangan ternak sapi (jenis sapi Bali), kambing, babi, itik dan ayam (buras dan ras

pedaging/petelur) sebagai penyuplai pasokan bahan pangan asal hewan di Kepulauan Riau,

khususnya untuk daerah perkotaan seperti Kota Kijang, Kota Tanjung Uban dan Kota

Tanjungpinang. Tercatat populasi ternak Sapi di Bintan hampir mendekati 1000 ekor pada tahun

2010, angka ini akan diupayakan untuk terus meningkat seiring dengan tingginya permintaan

daging dan permintaan sapi, khususnya sapi potong pada saat hari raya Idul Adha (Hari Raya

Kurban). Ayam Buras: 199.383 ekor, Kambing: 900 ekor, Itik: 3.663 ekor, Babi: 3.500 ekor, Ayam

Ras Petelur: 265.700 ekor dan Ayam Ras Pedaging: 2.499.700 ekor. Untuk menjaga kesehatan

ternak, di Kabupaten Bintan terdapat 5 orang Dokter Hewan dan dibantu oleh beberapa

paramedis veteriner dengan ditunjang oleh 2 buah sarana Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan)

yang berlokasi di Desa Sri Bintan dan Desa Ekang Anculai Kecamatan Teluk Sebong, selain

Poskeswan, di Kabupaten Bintan juga terdapat Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) yang

berlokasi di Kecamatan Bintan Utara.