sejarah

2

Click here to load reader

Upload: yudha-abdi-nugroho

Post on 05-Aug-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: sejarah

6. Masuknya agama hindu-budha

Masuknya bahasa sansekerta dan huruf palawa

Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak hindu-budha

Munculnya nama berakhiran warman

Wilayah perdagangan makin luas dan ramai

Perkembangan feodalisme makin cepat

Kemajuan kebudayaan asli lebih cepat terutama bidang agama.

7. Dalam prasasti Yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai dewa Ansuman/dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja.

Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam Agama Hindu. Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih sebagai kepala suku, ia yang menurunkan raja-raja Kutai.

8. vikkrantasyavanipat ehsrimatah purnnavarmmanahtarumanagarendrasyavisnoriva padadvayam

terjemahan : “Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnnawamman, raja di negri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.

Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tempat ditemukannya prasasti tersebut. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan Dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

9. 1. Daerah kekuasaan yang luas, hampir sebagian wilayah asia tenggara waktu itu dikuasai Sriwijaya 2. Memiliki armada laut yang kuat 3. Pusat transit, ekonomi perdagangan antara barat dan timur 4. Perkembangan sosial dan budaya yang maju

Page 2: sejarah

10. Sebagaipusat pengajaran Budha Vajrayana Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I-tsing yg melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studi di Universitas Nalanda India pada tahun 671 dan 695 serta di abad ke-11 Atisha seorang sarjana Budha asal Benggala yg berperan dalam mengembangkan Budha Vajrayana di Tibet.

Pada masa awalKerajaan Khmer juga menjadi daerah jajahan Sriwijaya. Banyak sejarawan mengklaim bahwa Chaiya di propinsi Surat Thani Thailand Selatan sebagai ibu kota terakhir kerajaan tersebut pengaruh Sriwijaya nampak pada bangunan pagoda Borom That yg bergaya Sriwijaya.

Sriwijaya yg termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara sekaligus sebagai pusat pembelajaran agama Budha juga ramai dikunjungi pendatang dari Timur Tengah dan mulai dipengaruhi oleh pedagang dan ulama muslim. Sehingga beberapa kerajaan yg semula merupakan bagian dari Sriwijaya kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak disaat melemah pengaruh Sriwijaya