sedimen 1

45
BAB I ANALISA GRANULOMETRI 1.1.Pendahuluan 1.1.1.Latar Belakang Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari batuan sedimen. Yaitu batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi, konglomerat, dan batuan sedimen lainnya. Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendapkan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan hingga saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang berumur tua dalam skala waktu geologi. Banyak batuan sedimen purba yang diperkirakan sistem dan lingkungan pengendapannya dianalogikan dengan proses proses sedimentasi yang terjadi pada saat ini. Proses proses sedimentasi (fisika, kimia, biologi) sangat berhubungan erat dengan kompaksi, sementasi, rekristalisasi. 1

Upload: pratama-aprianto

Post on 26-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

BAB I

ANALISA GRANULOMETRI1.1.Pendahuluan

1.1.1.Latar Belakang

Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari batuan sedimen. Yaitu batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi, konglomerat, dan batuan sedimen lainnya.

Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendapkan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan hingga saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang berumur tua dalam skala waktu geologi.

Banyak batuan sedimen purba yang diperkirakan sistem dan lingkungan pengendapannya dianalogikan dengan proses proses sedimentasi yang terjadi pada saat ini. Proses proses sedimentasi (fisika, kimia, biologi) sangat berhubungan erat dengan kompaksi, sementasi, rekristalisasi.

Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat yang terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisi tekanan dan temperatur yang rendah. Sedimen umumnya (namun tidak selalu) diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarnya tidak dapat diterapkan untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan yang telah disepakati oleh para ahli sebagai endapan sedimen: (1) diendapkan dari udara sebagai benda padat di bawah temperatur yang relatif tinggi, misalnya material fragmental yang dilepaskan dari gunungapi

(2) diendapkan di bawah tekanan yang relatif tinggi, misalnya endapan lantai laut-dalam.

1.1.2.Maksud Dan Tujuan

Maksud

Memisahkan fraksi butiran pasir pada ukuran (diameter ) tertentu.

Tujuan

Menentukan harga-harga quartile, median diameter koefisien sortasi, skewness dan kurtosis.

1.1.3. Lokasi, Waktu Dan Kesampaian Daerah

Waktu:

Setiap hari selasa, pukul 08.20 - 10.20 WIB ( praktikum laboratorium kelompok A ).

Minggu, 16 Oktober 2011, pukul 1.30 WIB ( praktikum lapangan ).

Lokasi:

Laboratorium IST AKPRIND, Jalan I Dewa Nyoman Oka 32, Kotabaru, Yogyakarta, ( praktikum laboratorium ).

Sungai di Babarsari, ( praktikum lapangan ).

Kesampaian Daerah:

Menggunakan motor, waktu yang di tempuh untuk mencapai lokasi pengamatan jika dari laboratorium IST AKPRIND yakni 15 menit.

1.2.Landasan Teori

1.2.1.Dasar Teori

Gerakan air dan udara biasanya akan memisahkan partikel-partikel menurut ukuran butirnya. Ukuran butir dalam sedimen atau batuan sedimen akan mencerminkan:

1. Resistensi batuan terhadap pelapukan, erosi dan abrasi

2. Proses-proses sedimentasi yang meliputi pengangkatan dan pengangkutan (antara lain dengan rolling, saltasi, traksi, sliding, suspensi)

Proses-proses itulah yang akan membentuk kenampakan tekstur dan struktur batuan sedimen atau sedimen yang bersangkutan. Aspek tekstur yang dapat dianalisis dengan metode Granulometri antara lain mean, median, modus, koefisien sortasi, koefisien kepencengan, standar deviasi dan kurtosis.

Adapun batasan masing-masing pengertian tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Mean merupakan harga rata-rata dari suatu kurva.

Median adalah nilai tengah dari suatu kurva.

Modus merupakan puncak maksimal penyebaran klas ukuran butir tertentu.

Sortasi adalah tingkat keseragaman ukuran butir. Sortasi dapat tercermin dari tinggi-rendahnya atau lebar sempitnya suatu kurva. Kurva yang pendek dan lebar mencerminkan sortasi jelek, sebaliknya kurva yang tinggi dan sempit mencerminkan sortasi baik.

Gambar 1. Kurva frekuensi yang memperlihatkan jenis sortasi

(Metode analisa Sedimentologi UPN Veteran Yogyakarta 2004)

Standar Deviasi merupakan nilai statistik yang mencerminkan sejauh mana klas besar butir menyimpang dari harga rata- rata. Semakin kecil harga standar deviasi semakin baik harga sortasinya dan sebaliknya.

Skewness adalah ukuran tingkat kecondongan penyebaran besar butir .

Kurtosis adalah derajat kemancungan suatu kurva yang menunjukkan harga perbandingan antara pemilahan bagian tengah terhadap pemilahan bagian tepi kurva.

Gambar 2. Bentu kurva dengan berbagai kurtosis

(Metode analisa Sedimentologi UPN Veteran Yogyakarta 2004)

Gambar 3. Hubungan antara mode, mean, median dan skewness

(Metode analisa Sedimentologi UPN Veteran Yogyakarta 2004)

Gambar 4. Diagram yang menijukkan tiga jenis tipe kurva dari penyebaran sedimen.1. Kurva frekuensi, 2. Kurva kumulatif, 3. Kurva log probabilitas

Kurva 1 & 2 diplotkan pada skala aritmtika; kurva 3 diplotkan pada skala log probabilitas. Tiga jenis perhitungan parameter yang dipakai adalah Q1, Q2, Q3 (Modifier after Visher, 1969)

(Metode analisa Sedimentologi UPN Veteran Yogyakarta 2004)

Material-material yang diangkut oleh media pengangkut akan terdistribusi menjadi berbagai macam ukuran. Distribusi ukuran butir akan dapat mencerminkan:

1. Variasi litologi/ diameter butir yang terdapat pada source (sumber) dimana tidak mesti berupa batuan tetapi dapat juga berupa endapan.

2. Proses-proses yang berlangsung selama sedimentasi terutama yang menyangkut arah arus, kekuatan arus, perubahan-perubahan/ variasi yang terdapat pada arus itu.

Skala ukuran butir yang sering dipakai dalam sedimentologi, antara lain :

1. Skala Wentworth

2. Skala Phi

Distribusi Normal

Kurva distribusi normal merupakan kurva hasil pengeplotan kurva hasil frekwensi dengan beberapa variasi dari suatu populasi yang terdiri dari klas - klas

Gambar 5. Kurva distribusi normal

(Metode analisa Sedimentologi UPN Veteran Yogyakarta 2004)

Kurva distribusi normal juga mengandung penyebaran fraksi kasar dan halus kearah kiri dan kanan seimbang. Semakin runcing kurva distribusi normal makin sempit Sd-nya, sehingga semakin baik sortasinya (Gambar 4 & 5).

Kurva Frekuensi Kumulatif

Merupakan kurva yang digambarkan dari hasil pengeplotan penjumlahan frekwensi-frekwensi terhadap penyebaran ukuran butir pada klas-klas tertentu.

Kurva ini dibuat dengan dua cara, yaitu:

1. Memakai kertas probabilitas, kurvanya disebut Kurva Probabilitas

2. Memakai kertas yang disebut S Shape, kurvanya disebut Ogive.

Gambar 6. Kurva kumulatif dengan memakai kertas probabilitas

(Metode analisa Sedimentologi UPN Veteran Yogyakarta 2004)

Gambar 7. Kurva kumulatif dari berbagai sedimen

(Metode analisa Sedimentologi UPN Veteran Yogyakarta 2004)

1.2.2.Alat Dan Bahan Perlatan yang akan di bawah oleh praktikan terutama kelompok praktikan adalah sebagai berikut :

Kompas.

Palu (sedimen)

Air HCL.

Sedangkan peralatan yang di bawah oleh individual para praktikum adalah sebagai berikut:

Alat tulis (pencil, Spidol permenen)

Buku tulis

Pengaris (Skala, busur derajat dan pengaris segitiga)

Klip board

Plastik (untuk pengambilan sampil).

Peralatan dan bahan yang digunakan untuk menganalisis sample adalah sebagai berikut:

Sample splitter

Ayakan menurut skala Wentworth

Tabung gelas/kantong plastik tempat sampel

Timbangan

Buku catatan

Kertas grafik (Semilog dan Milimeter Blok)

1.2.3. Cara Kerjaa) Mechanical Disaggregation

Batupasir yan telah diambil dari lapangan memiliki bermacam-macam sifat bahan penyemennya. Mechanical disaggregation dimaksudkan untuk melepaskan komponen pasir dari bahan penyemennya. Pasir lepas, cukup dipisahkan dengan tangan.

Batupasir kurang kompak dengan penyemen silika.

Komponen-komponen pasir dilepaskan dari bahan penyemennya dengan memotong-motong batupasir itu terlebih dahulu sampai menjadi potongan-potongan kecil dan kemudian ditumbuk secara perlahan-lahan dengan penumbuk karet. Periksalah apakah komponen pasir tersebut telah bebas dari bahan penyemennya dengan menggunakan mikroskop binokuler. Bila cara pelepasan komponen pasir ini tidak berjalan sempurna, maka oontoh pasir ini direndam dalam larutan alkali pekat dan dipanaskan.

b) Sample SplittingSampel splitting dimaksudkan untuk mendapatkan contoh pasir yang representatif dengan mewakili seluruh fraksi butir untuk dianalisis. Cara melaksanakan splitting yang kami gunakan yaitu dengan quarting, dengan menggunakan karton yang disilangkan saling tegak lurus dan corong.

Contoh pasir dituangkan dengan hati-hati dari uniform, melalui corong yang diletakkan diatas persilangan karton, maka contoh pasir tadi akan terbagi menjadi 4 bagian sesuai dengan kwadran dan persilangan karton tersebut sama banyak. Contoh pasir dan kwadran yang berlawanan dicampur dan akan didapatkan, 2 bagian. Jadi kwadran I dicampur dengan kwadran III, II dengan IV. Salah satu percampuran ini digunakan untuk analisis. Hasil dari splitting ini kemudian ditimbang sesuai dengan berat yang diinginkan untuk analisis, kurang lebih 100 gram.

Gambar 8. Skema spliting pasir

(Metode analisa Sedimentologi UPN Veteran Yogyakarta 2004)

c. Pengayakan

Sebelum pengayakan dilakukn, semua saringan yang akan dipakai harus dibersihkn terlebih dahulu dari kotoran atau butir-butir yang menempel dalam kawat saringan. Cara membersihkannya ialah dengan menyikat memakai kuas atau menelungkupkan saringan tersebut kemudian mengetukkan berkali kali secara merata. Pilihlah saringan mulai dari mesh skala yang terkecil sampai mesh skala lebih besar. Tumpukkan secara berurut saringan-saringan itu mulai dari bawah yang terkecil skala meshnya dengan bottompan sebagai alasnya, kemudian ayakan yang telah disusun tersebut dipasang pada mesin pengayak, dan contoh pasir dituangkan pada ayakan yang teratas lalu ditutup. Kemudian mesin pengayak dijalankan.

d. Penyusunan fraksi dan penimbangan

Pengambilan fraksi butir dilakukan mulai dari saringan terkasar sampai yang tertampung pada bottom pan. Pengambilan fraksi dilakukan dengan menuangkan butir-butir yang tertampung di saringan dengan cara menelungkupkan saringan itu diatas lembaran kertas putih, kemudian mengetukkannya secara uniform dan menyikat kawat saringan dengan kuas. Diusahakan. agar tidak ada butir-butir yang tertinggal pada kawat saringan. Kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,5 %. Selanjutnya fraksi butir yang diperoleh ditimbang dan disimpan dalam tabung gelas/kantong plastik yang diberii nomer contoh dan tanda ukuran butir fraksinya.

e. Pencatatan dan pembuatan grafik

Hasil dan penimbangan fraksi butir dicatat pada catatan dengan kolom-kolom yang berisi :

Nomer urut

Nomer mesh ayakan

Diameter ayakan

Ukuran butir yang tertampung

Berat masing-masing fraksi

Persentase berat masing-masing fraksi terhadap berat contoh seluruhnya (ini disebut frekuensi ukuran butir).

Frekuensi kumulatif, yaitu frekuensi yang diperoleh dengan cara menambahkan secara terus menerus dari frekuensi mulai yang kasar sampai yang halus..

Dari hasil-hasil tersebut diatas dibuat grafik histogram dengan kertas milimeter dan grafik kumulatif dengan kertas semi log.f. Penentuan harga-harga So, Sk dan KDapat ditentukan dengan cara grafis dan perhitungan :

Cara grafis:

a. Harga-harga Quartile 1, 2 dan 3 ditentukan dari grafik kumulatifQ1 = Q25 dengan rnenarik harga persentase 25% dari grafik

Q2 = Q50 = Md rnenarik harga persentase 50% dari grafik

Q3 = Q75 dengan rnenarik harga persentase 75% dari grafik

b. Koefisien pilah (Sortasi) = So.

Harga yang menunjukkan pemilahan dari butiran.

Henurut Trask, bila harga

So < 2,5 mempunyai pemilahan yang baik (wellsorted)

So + 3 mempunyai pemilahan yang normal

So > 4,5 mempunyai pemilahan yang jelek (poorsorted).

Kepencengan (skewness) = Sk.

Ukuran tentang tingkat ketidak simetrisan suatu kurva (grafik).

Bila kepencengan berharga positif, maka sedimen yang bersangkutan mempunyai jumlah butir halus lebih banyak dari pada jumlah butir yang kasar, sebaliknya jika harganya negatif maka sedimen yang bersangkutan mempunyai jumlah butir yang kasar lebih banyak daripada jumlah butir yang halus.

c. Kurtosis K

Harga perbandingan antara pemilahan bagian tengah terhadap pemilahan bagian tepi dari suatu kurve.

dimana P90 = harga persentase 90%

P10 = harga persentase 10%.

a. Cara matematis

Cara ini akan memberikan gambaran yang lebih baik dari pada cara grafis, karena dalam cara matematis semua harga-harga ukuran butir dalam interval diikutsertakan dalam perhitungan. Kelemahan dari cara perhitungan kadang-kadang susahnya perhitungan dalam pengolahan data. Dalam cara matematis ini dikenal rumus-rumus statistic yang dipakai untuk mengolah hasil analisa besar butir.

Standart deviasi (shorting koefisien):

Keterangan: f = Frekuensi (%) dari tiap-tiap interval

Md= Harga tengah tiap interval

b. Metode Inmand

c. Metode Inmand (modified)

d. Metode Folk dan Ward

Mean

Standart deviasi

Skewness Kurtosis

e. Perhitungan Moment

Moment about M:

M1

= C.V1+X0M2

= C2(V2-V12)

M3

= C3(V3-3V1.V2+V13)

M4

= C4(V4-4V1.V3+6V12.V2-3V14)

Mean

= M1

Standart Deviase ()

= (M2)1/2Skewness (3)

= M3/3Kurtosis (2)

= M4/4Mean cube diviation= 33 1.3.HASIL ANALISIS 1.3.1. Hasil Analisis Bagian Atas (Top) a.Diagram Hasil Analisis Sampel Bagian TopTabel 1. Hasil Analisis Pada Sample Bagian TopMESHDIAMTER (MM)UKURAN BUTIRBERAT TERTAMPUNGBERATPERSEN

161,181,18 211 gram11,6023,2

1O2211 gram11,6011,60

300,60,6 1,1811,51 gram12,1335,33

400,4250,425 0,613,01 gram13,7249,05

600,2500,250 0,42526,09 gram27,5176,56

1000,1500,150 0,25016,75 gram17,6694,22

1400,1060,106 0,1503,98 gram4,1998,41

2000, 0750,075 0,1061,28 gram1,3499,75

> 200< 0,075< 0,0750,20 gram0,2199,96

94,82 99,96

b.Perhitungan nilai kuartil, sortasi, kepencengan dan kurtosis

Perhitungan Nilai Kuartil. Sortasi, kepencengan dan Kurtosis

Diketahui

Top :

Q1 = 9

Q2 = 0,4

Q3 = 0,2

P90 = 0,2

P10 = 2

So = = = = 6,70

Sk = = = = 0,04

K = = = = -0,40

1.3.2. Hasil Analisis Bagian Tengah (Middle) a.Diagram Hasil Analisis Sampel Bagian MiddleTabel 2. Hasil Analisis Pada Sample Bagian MidleMESHDIAMETER (MM)UKURAN BUTIRBERAT TERTAMPUNGBERATPERSEN

10221212,54 gram12,54

161,181,18 21111,50 gram24,04

300,60,6 1,1811,2011,71 gram35,75

400,4250,425 0,612,5313,10 gram48,85

600,2500,250 0,42527,1128,23 gram77,08

1000,1500,150 0,25014,3114,63 gram91,71

1400,1060,106 0,1505,986,25 gram97,96

2000,0750,075 0,1061,401,46 gram99,42

> 200< 0,075< 0,0750,100,10 gram99,52

95,63 99,52

b.Perhitungan nilai kuartil, sortasi, kepencengan dan kurtosis

Perhitungan Nilai Kuartil. Sortasi, kepencengan dan Kurtosis

Diketahui

Midle :

Q1 = 1,05

Q2 = 4

Q3 = 0,253

P90 = 0,150

P10 = 2

So = = = = 2,03

Sk = = = = 0,26

K = = = = -4,64

1.3.3. Hasil analisis bagian bawah (bottom) a.Diagram Hasil Analisis Sampel Bagian TopTabel 3. Hasil Analisis Pada Sample Bagian BottomMESHDIAMETER (MM)UKURAN BUTIRBERAT TERTAMPUNGBERATPERSEN

102213 gram13,6613,66

161,181,18 - 210 gram10,5124,17

300,60,6 1,1812,03 gram12,6436,81

400,4250,425 0,611,10 gram11,6648,47

600,2500,250 0,42530,05 gram31,5380

1000,1500,150 0,25011,35 gram11,9391,93

1400,1060,106 0,1506,15 gram6,4698,39

2000,0750,075 0,1061,20 gram1,2699,65

> 200< 0,075< 0,0750,25 gram0,2699,91

95,13 99,91

b.Perhitungan nilai kuartil, sortasi, kepencengan dan kurtosis

Perhitungan Nilai Kuartil. Sortasi, kepencengan dan Kurtosis

Diketahui

Bottom

Q1 = 1,09

Q2 = 0,410

Q3 = 0,268

P90 = 0,160

P10 = 2

So = = = = 2,01

Sk = = = = 0,38

K = = = = -4,48

BAB IIANALISIS MORFOLETRI2.1.Pendahuluan 2.1.1.Latar Belakang

Sesuai dengan kurikulum yang ada diJurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 setiap mahasiswa dalam mencapai gelar sarjana program pendidikan strata-1 harus melaksanakan pratikum. Pratikum sedimentologi adalah melaksanakan pratikum dilaboratorium Jurusan Teknik Geologi yang topiknya sesuai dengan teori yang dapat dalam bangku serta aplikasinya dilapangan. Ilmu Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kerak bumi, komposisi penyusun, proses-proses yang terjadi dan lain-lain. Dalam ilmu geologi dibagi dalam cabang cabang ilmu yang saling berhubungan dengan satu sama lain, ilmu yang mengkhususkan dirinya untuk menganalisis besar butiran dengan cara pengayakan/cara kering yang dimaksudkan untuk memisahkan fraksi butiran pasir pada ukuran dan diameter tertentu yaitu sedimentologi. 2.1.2.Maksud Dan Tujuan Maksud dari analisis fragmen krakal (morfometri) ini adalah untuk mengetahui fragmen krakal dari sphericitynya, sedangkan tujuanya untuk mengetahui atau mengintprertasikan tingkat abrasi,jenis atau macam media pengangkut dari fragmen tersebut.

2.1.3. Lokasi, Waktu Dan Kesampaian DaerahWaktu:

Setiap hari senin, pukul 12,30 14.10 WIB ( praktikum laboratorium kelompok B ).

Minggu, 27 desember 2011, pukul 13.55 WIB ( praktikum lapangan ).

Lokasi:

Laboratorium IST AKPRIND, Jalan I Dewa Nyoman Oka 32, Kotabaru, Yogyakarta, ( praktikum laboratorium ).

Di kali bawang,kulon progi, ( praktikum lapangan ).

Kesampaian Daerah:

Menggunakan motor, waktu yang di tempuh untuk mencapai lokasi pengamatan jika dari laboratorium IST AKPRIND yakni 1,5 jam. 2.2.Landasan Teori 2.2.1.Dasar TeoriBatuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan material-material batuan yang telah ada sebelumnya. Sebelum terjadi proses pengendapan material yang telah mengalami proses transportasi. Proses transportasi ini dapat terjadi karena disebabkan oleh angin, air maupun gletster/es. Pada praktikum ini transportasi yang akan dibicarakan adalah transportasi oleh air. Adapun macam-macam transportasi oleh air, antara lain:

1. Secara Suspensi, material yang diangkut berukuran halus, dan kedudukannya adalah pada air itu sendiri (mengambang).

2. Secara Bed Load, material yang diangkut berukuran pasir ke atas misalnya:

a. Rolling atau mengelinding maka batuan cenderung membulat.

b. Saltation atau meloncat yang disebabkan oleh arus turbidided.

c. Sliding sehingga batuan cenderung berbentuk pipih.

Jenis Bed Load inilah sebenarnya yang akan mempengaruhi bentuk butir kerakal yang akan dianalisis. Adapun yang mempengaruhi bentuk fragmen kerakal adalah:

a. Bentuk asal dari fragmen

b. Struktur dalam batuan

c. Restitensinya

d. Macam media transportasi

e. Lama dan jarak transportasi

Pada analisis ini, pendekatan yang dilaksanakan adalah dengan cara pengukuran langsung parameter panjang, lebar, dan tinggi yang saling tegak lurus. Dari parameter tersebut akan di hitung:

a. Spericity

Yaitu tingkat pendekatan suatu partikel ke dalam bentuk bola untuk mendapatkan spericity ada beberapa macam yang dikemukakan oleh:

1. Friedman dan Sanders

Menyatakan spericity adalah perbandingan luas permukaan pertikel dibanding luas permukaan bola yang volumennya sama dengan volume objek/partikel.

Sph = An = luas permukaan partikel

Sph = Spericity

As = Luas bola

2. Waddel

Spericity adalah perbandingan akar pangkat tiga dari variabel partikel dengan volume bulatan yang menyelimutinya.

Sph =Pada pengembangannya didapat rumus :

Sph = 3. Krumbein yaitu dengan menggunakan parameter panjang, lebar, dan tinggi yang dirumuskan sebagai berikut:

Sph = L = sumbu terpanjang = a

I = sumbu menengah = b

S = sumbu terpendek = c

4. Folk merumuskan sebagai berikut:

Sph = L = sumbu terpanjang = a

I = sumbu menengah = b

S = sumbu terpendek = c

b. Flatnes Ratio (Fr) yaitu menurut Wentworth merupakan pertimbanngan tentang kepipihan suatu fragmen.

Fr = (L + I + S) : 3

L = sumbu terpanjang = a

I = sumbu menengah = b

S = sumbu terpendek = c

c. Roundes Ratio yaitu tingkat kebundaran dari suatu fragmen.

Rr =d. Elongated Index (EI) merupakan index kepanjangan dari suatu fragmen kerakal.

EI = a = sumbu terpanjang

c = sumbu terpendek

2.2.2.Alat Dan Bahan Perlatan yang akan di bawah oleh praktikan terutama kelompok praktikan adalah sebagai berikut :

Kompas.

Palu (sedimen)

Sedangkan peralatan yang di bawah oleh individual para praktikum adalah sebagai berikut:

Alat tulis (pencil, Spidol permenen)

Buku tulis

Klip board

Plastik (untuk pengambilan sampil).

Peralatan dan bahan yang digunakan untuk menganalisis sample adalah sebagai berikut:

Gelas ukur

Dial caliper

Sampel krakal

Plastik 2.2.3. Analisa BentukKlasifikasi nama bentuk butir fragmen, dapat dibedakan menurut:Klasifikasi Zingg

Penamaan bentuk fregmen didasarkan atas perbandingan sumbu b dengan a (b/a) dan sumbu c dengan b (c/b). dengan menggabungkan kedua perbandingan tersebut maka dapat diketahui nama bentuk dari fragmen kerakal. Penamaan bentuk fragmen menurut Folk ini dapat juga digabungkan dengan harga Sphericity yang didapat dari perhitungan dengan rumus Wadell dan atau Krumbein.

Klasifikasi Folk

Penamaan bentuk fragmen didasarkan atas perbandingan sumbu S dengan L (S/L), perbandingan L-I dengan L-S. dari ketiga parameter ini dapat ditentukan nama-nama bentuk dari fragmen yang dianalisa.

Pada sphericity yang dibuat oleh Folk, juga ditunjukkan hubungan antara sphericity dengan jarak dari transportasi, untuk batuan yang berkomposisi utama: kuarsa, rijang, dan batugamping.Tabel 4. Tabel klasifikasi bentuk butiran batuan sedimen(pettjon 1957)Kelas keb / ac / bBentuk

I> 2 / 3< 2 / 3Discoidal (oblate)

II> 2 / 3> 2 / 3Spherical (equixial)

III< 2 / 3< 2 / 3Bladed (triaxial)

IV< 2 / 3> 2 / 3Rod-shaped (prolate)

a:sumbu panjang b:sumbu menengah c: sumbu pendek 2.3.4. Cara KerjaDalam melakukan analisis acara ini dibagi menjadi 2 tahap,yaitu tahap pengukuran parameter-parameter dan tahap analisis bentuk butir.

-siapkan fragmen krakal yang mewakili 3 bagian kanan sungai, tengah sungai, kiri sungai.

- ukur ketiga sumbu panjang, lebar dan tinggi dengan caliper.

Untuk mengukur volume air pada gelas ukur sampel harus dibasahi dulu sebelumnya dan selanjutnya fragmen dimasukan kedalam gelas ukur yang telah disiapkan,hal ini dilakukan untuk mengetahui selisih air pada gelas ukur.

Setelah semuanya selesai, kemudian dimulai tahap analisis bentuk fragmen, dengan mengunakan rumus dan klasifikasi yang ada.

2.3.Hasil Analisis 2.3.1. Hasil Analisis Bagian HuluTabel 5. Hasil Analisis Pada Sample Bagian huluLokasi BagianVolume

(ML)Panjang

(a)/ (L)Lebar

(b) / (i)Tinggi

(c) / (s)

HULU

Kanan1107,95,14,8

Tengah17010,46,84,8

Kiri1509,754,5

2.3.1. Hasil Analisis Bagian TengahTabel 6. Hasil Analisis Pada Sample Bagian tengahLokasi BagianVolume

(ML)Panjang

(a)/ (L)Lebar

(b) / (i)Tinggi

(c) / (s)

TENGAH

Kanan10064,83,8

Tengah 1006,74,73,8

Kiri406,2 5,41,3

2.3.1. Hasil Analisis Bagian HilirTabel 7. Hasil Analisis Pada Sample Bagian hilirLokasi BagianVolume

(ML)Panjang

(a)/ (L)Lebar

(b) / (i)Tinggi

(c) / (s)

HILIR

Kanan30012,3 8,75,6

Tengah23011,56,45,9

Kiri35013,38,15,1

2.3.1. Klasifikasi ZinggTabel 8. Hasil Analisis Klasifikasi ZinggBagianb/aa/b(a-b)/(a-c)c/aNama batuan

Hulu a0,640,940,900,60

b0,650,700,640,46

c0,510,90,900,46

Tengah a0,80,790,540,63

b0,700,600,680,56

c 0,870,400,160,20

Hilir a0,700,640,530,45

b 0,550,920.910,51

c 0,100,620,630,38

2.3.1. Klasifikasi FolkTabel 9. Hasil Analisis Klasifikasi FolkBagians/l(l-i)/(l-s)bentuk

Hulu a0,600,900,83

b0,460,640,68

c0,460,900,74

Tengah a0,630,540,79

b0,560,680,77

c 0,200,160,36

Hilir a0,480,860,75

b 0,510,910,77

c 0,380,630,62

V = Volume kerakal

A = sumbu terpanjang

30

_1387392089.unknown

_1387392090.unknown

_1387392088.unknown