satuan acara penyuluhan stroke

12
SATUAN ACARA PENYULUHAN 1. Topik Penyuluhan : Gangguan Sistem Respirasi 2. Pokok Bahasan : Fisioterapi dada 3. Sub Pokok Bahasan : Pemahaman tentang tehnik fisioterapi dada 4. Sasaran : Keluarga pasien dan pasien di Ruang Angsoka I RSUP Sanglah 5. Waktu Pertemuan : a. Hari : Sabtu b. Tanggal : 10 September 2010 c. Pukul : 09.30 – 10.00 WIB 6. Tujuan 6.1 Tujuan umum : Setelah dilakukan penyuluhan tentang fisioterapi dada diharapkan pasien dan keluarga mampu mengerti, memahami dan menerapkan tehnik fisioterapi dada 6.2 Tujuan khusus : a. Klien dan keluarga mengetahui tentang pengertian dari fisioterapi dada b. Klirn dan keluarga mengetahui manfaat dari tehnik fisioterapi dada. c. Klien dan keluarga mengetahui jenis-jenis dari fisioterapi dada d. Klien dan keluarga mengetahui cara melakukan fisioterapi dada

Upload: gede-juanamasta

Post on 07-Aug-2015

87 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Stroke

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik Penyuluhan : Gangguan Sistem Respirasi

2. Pokok Bahasan : Fisioterapi dada

3. Sub Pokok Bahasan : Pemahaman tentang tehnik fisioterapi dada

4. Sasaran : Keluarga pasien dan pasien di Ruang Angsoka I

RSUP Sanglah

5. Waktu Pertemuan :

a. Hari : Sabtu

b. Tanggal : 10 September 2010

c. Pukul : 09.30 – 10.00 WIB

6. Tujuan

6.1 Tujuan umum :

Setelah dilakukan penyuluhan tentang fisioterapi dada diharapkan pasien dan keluarga

mampu mengerti, memahami dan menerapkan tehnik fisioterapi dada

6.2 Tujuan khusus :

a. Klien dan keluarga mengetahui tentang pengertian dari fisioterapi dada

b. Klirn dan keluarga mengetahui manfaat dari tehnik fisioterapi dada.

c. Klien dan keluarga mengetahui jenis-jenis dari fisioterapi dada

d. Klien dan keluarga mengetahui cara melakukan fisioterapi dada

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Stroke

Tahap

KegiatanKegiatan Perawat Kegiatan Klien Media

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembuka

Memperkenalkan diri

Menjelaskan maksud dan tujuan

Membagikan leaflet

Mendengarkan

keterangan

penyaji

Ceramah /

leaflet

Penyajian

( 15 menit )

Menyampaikan materi :

1. Menjelaskan

pengertian Stroke

2. Menjelaskan

penyebab Stroke

3. Menjelaskan tanda

dan gejala stroke

4. Menjelaskan

pencegahan

Memperhatikan

dan

mendengarkan

keterangan

penyaji

Ceramah

Penutup

( 10 menit )

Melakukan tanya jawab

Menutup pertemuan

Mendengarkan

dan bertanya

Ceramah

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Stroke

MATERI

1. Pengertian Fisioterapi Dada

Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi

suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang

dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan yang mana

penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan efek

pengobatan.

Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi

penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis.

2. Manfaat fisioterapi Dada

adalah mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan dan membantu

membersihkan sekret dari bronkus dan untuk mencegah penumpukan sekret,

memperbaiki pergerakan dan aliran sekret. Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk

pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun, penyakit pernafasan

restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru restriktif karena kelainan

parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi mekanik.

3. Tahapan Fisioterapi Dada

a. Postural drainase

Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari

berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat

kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada

berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk

melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum

tidur pada malam hari. PD dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret

dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak

terjadi atelektasis. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak PD lebih

efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating.

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Stroke

Indikasi untuk Postural Drainase :

1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :

a. Pasien yang memakai ventilasi.

b. Pasien yang melakukan tirah baring yang lama.

c. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis

kistik atau bronkiektasis.

d. Pasien dengan batuk yang tidak efektif .

2. Mobilisasi sekret yang tertahan :

a. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh secret.

b. Pasien dengan abses paru.

c. Pasien dengan pneumonia.

d. Pasien pre dan post operatif.

e. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan

atau batuk.

Kontra indikasi untuk postural drainase :

1. Tension pneumotoraks.

2. Hemoptisis.

3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark

miokard akutrd infark dan aritmia.

4. Edema paru.

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Stroke

5. Efusi pleura yang luas.

Persiapan pasien untuk postural drainase.

1. Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah leher dan pinggang.

2. Terangkan cara pengobatan kepada pasien secara ringkas tetapi

lengkap.

3. Periksa nadi dan tekanan darah.

4. Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction

untuk mengeluarkan sekret.

Cara melakukan pengobatan :

1. Terapis harus di depan pasien untuk melihat perubahan yang terjadi

selama Postural Drainase.

2. Postoral Drainase dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada

beberapa posisi tidak lebih dari 40 menit, tiap satu posisi 3 – 10 menit.

3. Dilakukan sebelum makan pagi dan malam atau 1 s/d 2 jam sesudah

makan.

Penilaian hasil pengobatan :

1. Pada auskultasi apakah suara pernafasan meningkat dan sama kiri dan

kanan.

2. Pada inspeksi apakah kedua sisi dada bergerak sama.

3. Apakah batuk telah produktif, apakah sekret sangat encer atau kental.

4. Bagaimana perasaan pasien tentang pengobatan apakah ia merasa

lelah, merasa enakan, sakit.

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Stroke

5. Bagaimana efek yang nampak pada vital sign, adakah temperatur dan

nadi tekanan darah.

6. Apakah foto toraks ada perbaikan.

Kriteria untuk tidak melanjutkan pengobatan.

1. Pasien tidak demam dalam 24 – 48 jam.

2. Suara pernafasan normal atau relative jelas.

3. Foto toraks relative jelas.

4. Pasien mampu untuk bernafas dalam dan batuk.

Alat dan bahan :

1. Bantal 2-3

2. Tisu wajah

3. Segelas air hangat

4. Masker

5. Sputum pot

Prosedur kerja :

1. Jelaskan prosedur

2. Kaji area paru, data klinis, foto x-ray

3. Cuci tangan

4. Pakai masker

5. Dekatkan sputum pot

6. Berikan minum air hangat

7. Atur posisi pasien sesuai dengan area paru yang akan didrainage

8. Minta pasien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.

Sambil PD bisa dilakukan clapping dan vibrating

9. Berikan tisu untuk membersihkan sputum

10. Minta pasien untuk duduk, nafas dalam dan batuk efektif

11. Evaluasi respon pasien (pola nafas, sputum: warna, volume, suara

pernafasan)

12. Cuci tangan

13. Dokumentasi (jam, hari, tanggal, respon pasien)

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Stroke

14. Jika sputum masih belum bisa keluar, maka prosedur dapat diulangi

kembali dengan memperhatikan kondisi pasien.

b. Vibrasi

Vibrasi merupakan getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan

perawat yang secara manual pada dinding dada klien dengan tujuan menggerakkan

secret ke jalan napas yang besar.

lndikasi untuk vibrasi :

Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural

drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah

indikasi vibrasi.

Prosedur kerja :

1. Letakkan tangan, telapak tangan menghadap kebawah didaerah dada

yang akan didrainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-

jari menempel bersama dan ekstensi. Carayang lain tangan bisa

diletakan secara bersebelahan.

2. Anjurkan klien menarik nafas dalam-dalam melaui hidung dan

menghembuskan nafas secara perlahan lewat mulut atau pursed lips.

3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan

gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan tangan, gerakkan

kearah bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan insipirasi.

4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien untuk batuk dan keluarkan

sekret kedalam tempat sputum.

c. Perkusi

Perkusi adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan

tangan dibentuk seperti mangkok.

lndikasi untuk perkusi :

Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural

drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah

indikasi perkusi.

Prosedur :

1. Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian

untuk mengurangi ketidaknyamanan.

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Stroke

2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat, untuk meningkatkan

relaksasi.

3. Perkusi pada tiap segman paru selama 1-2 menit.

4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang

mudah terjadi cedera, seperti:mammae,     sternum, dan ginjal.

Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan :

1. Patah tulang rusuk.

2. Emfisema subkutan daerah leher dan dada.

3. Skin graf yang baru.

4. Luka bakar, infeksi kulit.

5. Emboli paru.

6. Pneumotoraks tension yang tidak diobati

d. Nafas Dalam

Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri atas pernafasan

abdominal(diafragma) dan purs lips breathing.► tujuan pernafasan abdominal

memungkinkan nafas dalam secara penuh dengan sedikit usaha.pursed lips breathing

membantu klien mengontrol pernafasan yang berlebihan.

Prosedur

1. Atur posisi yang nyaman.

2. Flexikan lutut klien untuk merileksasikan otot abdominal.

3. Letakkan 1 atau 2 tangan pd abdomen,tepat dibawah tulang iga.

4. Tarik nafas dalam melalui hidung,jaga mulut tetap tertutup,hitung sampai 3

selama inspirasi.

5. Hembusan udara lewat bibir seperti seperti meniup (purse lips breathtig)

secara perlahan

e. Batuk efektif

yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.

● Tujuan untuk mengeluarkan sekret pada saluran nafas

● Prosedur

1. Mengambil posisi duduk dan menbungkuk sedikit ke depan kerena posisi

tegak memungkinkan batuk lebih kuat.

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Stroke

2. Jaga lutut dan pinggul fleksi untuk meningkatkan relaksasi dan mengurangi

tegangan pada otot – otot abdomen ketika batuk.

3. Menghirup napas dengan lambat melalui hidung dan menghembuskannya

melalui bibir atau mulut yang dirapatkan beberapa kali.

4. Batuk dua kali selama setiap kali ekshalasi ketika mengkontriksi ( menarik

kedalam ) abdomen dengan tajam bersama dengan setiap kali batuk.

Buku Sumber

1. Brunner,suddarth.1997.buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8 vol.1. Jakarta:buku kedoktern EGC.

2. Perry, potter.1995. buku saku ketrampilan dan prosedur dasar edisi 3. Jakarta:buku kedokteran EGC.

3. Http//keperawatan- gun.blogspot.com/2007