satuan acara penyuluhan hipertensi
DESCRIPTION
bTRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang Studi : Komunitas
Topik : Pendidikan Hipertensi
Sub Topik : Cara Menurunkan Tekanan Darah pada Hipertensi (senam
hipertensi)
Sasaran : Seluruh Lansia yang menderita Hipertensi
Tempat : Ungaran
Hari/tanggal : Senin, 5 maret 2015
Waktu : 30 menit
A. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara menurunkan hipertensi dengan
senam hipertensi, diharapkan Lansia di desa Umgaran dapat mempraktekkan secara
mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah dengan cara senam hipertensi.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan cara menurunkan hipertensi dengan senam
hipertensi, diharapkan Lansia di desa Ungaran dapat :
a. Memahami tentang penyakit hipertensi.
b. Memahami tentang senam hipertensi
c. Memahami tentang manfaat dan tujuan Senam hipertensi dalam mencegah
peningkatan hipertensi.
B. Sasaran
Semua Lansia di desa Ungaran yang menderita hipertensi.
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet
4. Demonstrasi
F. Setting Tempat
Ket :
: Masyarakat desa layangan
: Penyuluh
: Media (LCD)
G. Strategi penyuluhan
No. Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Respon Warga Media
1. Pembukaan 3 menit Memperkenalkan
diri
Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan.
Melakukan kontrak
waktu.
Menyebutkan
materi penyuluhan
yang akan diberikan
Menyambut sa
lam dan men
dengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
2. Pelaksanaan 5 menit 1. Menjelaskan tentang :
Pengertian
hipertensi
Etiologi :Faktor-
faktor yang dapat
diubah dan tidak
dapat diubah
dalam mencegah
hipertensi
Pengertian senam
lansia
Tujuan dan
manfaat senam
hipertensi dalam
mencegah
hipertensi
Gerak senam
hipertensi
2. Memberi kesempatan
peserta penyuluhan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Menanyakan hal-
hal yang kurang
Leaflet/
LCD
LCD
LCD
Demonst
rasi
untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas.
3. Menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
penyuluhan.
jelas.
Memperhatikan
3. Demonstrasi 15
menit
Mendemonstrasikan
senam hipertensi
Memperhatikan
4. Penutup 3 menit 1. Menyimpulkan materi
yang telah diberikan.
2. Melakukan evaluasi
hasil penyuluhan.
3. Memberi salam
penutup
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan
Menjawab
salam
H. Lampiran materi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Sedangkan menurut Price & Wilson (2006)
hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price & Wilson, 2006)
2. Etiologi
Etiologi dari hipertensi terbagi dalam dua kelompok yaitu faktor yang tidak dapat
diubah dan faktor yang dapat diubah.
a. Faktor yang tidak dapat diubah. Faktor-faktor yang tidak dapat diubah yaitu jenis
kelamin, usia, dan genetik.
1) Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium, individu dengan orang tua yang menderita hipertensi
mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi (Anggraini,
Waren, Situmorang, Asputra, & Siahaan, 2003).
2) Faktor jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan tetapi wanita
pramenopause (sebelum menopause) prevalensinya lebih terlindung daripada
pria pada usia yang sama. Wanita yang belum menopause dilindungi oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis yang dapat
menyebabkan hipertensi (Price & Wilson, 2006).
3) Faktor usia
Insidensi hipertensi meningkat seiring pertambahan usia. Perubahan struktural
dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan
penurunan curah jantung, dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer & Bare,
2002).
b. Faktor yang dapat diubah
1) Pola Makan
Pola makan tinggi gula akan menyebabkan penyakit diabetes melitus. Diabetes
melitus menginduksi hiperkolesterolimia dan berkaitan juga dengan proliferasi
sel otot polos dalam pembuluh darah arteri koroner, sintesis kolesterol,
trigliserida dan fosfolipid, peningkatan kadar LDL-C (Low Density
Lipoprotein – Cholesterol) dan penurunan kadar HDL-C (High Density
Lipoprotein – Cholesterol). Makanan tinggi kalori, lemak total, lemak jenuh,
gula dan garam turut berperan dalam berkembangnya hiperlipidemia dan
obesitas. Obesitas dapat meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan
akan oksigen, serta obesitas akan berperan dalam gaya hidup pasif (malas
beraktivitas) (Price &n Wilson, 2006).
2) Kebiasaan Merokok
Menurut Bowman (2007) dalam Anggraeni (2009) dalam Resiko merokok
berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap perhari, bukan pada lama
merokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak rokok perhari menjadi
dua kali lebih rentan daripada mereka yang tidak merokok yang diduga
penyebabnya adalah pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh
sistem saraf otonom.
3) Aktifitas Fisik
Ketidakaktifan fisik meningkatkan resiko Cardiac Heart Desease (CHD) yang
setara dengan hiperlipidemia atau merokok, dan seseorang yang tidak aktif
secara fisik memiliki resiko 30-50% lebih besar untuk mengalami hipertensi.
Selain meningkatnya perasaan sehat dan kemampuan untuk mengatasi stres,
keuntungan latihan aerobik yang teratur adalah meningkatnya kadar HDL-C,
menurunnya kadar LDL-C, menurunnya tekanan darah, berkurangnya
obesitas, berkurangnya frekuensi denyut jantung saat istirahat, dan konsumsi
oksigen miokardium (MVO2), dan menurunnya resistensi insulin (Price &
Wilson, 2006).
3. Pengertian senam
Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih
dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara
sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Penelitian lain
dikemukakan oleh Werner (2000) yang menyebutkan bahwa senam adalah bentuk
latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang dirancang untuk melungkatkan daya
tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.
Lansia atau usia tua adalah periode dimana organisme telah mancapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan
waktu (Ahmadi, 2009).
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang
diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar
dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal
dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.
4. Tujuan senam hipertensi
a. Melebarkan pembuluh darah
b. Tahanan pembuluh darah menurun
c. Berkurangnya hormon yg memacu peningkatan tekanan darah
d. Menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi.
5. Manfaat senam hipertensi
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka
yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas).
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ
tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah
latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyup
jantung waktu istirahath yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya
lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun. Dengan
mengikuti senam lansia efek minimalya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa
bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara :
a. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
b. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan
(Adaptasi)
c. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap
bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada lanjut usia terjadi
penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi
latihan, kapasitas aerobic dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan
melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan
kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukkan
bahwa latihan/ olahraga seperti senam lansia dapat mengeliminasi berbagai resiko
penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan
kecelakaan (Darmojo 1999; 81).
6. Indikasi dan kontraindikasi senam hipertensi
a. Indikasi
klien yang menderita hipertensi
b. Kontraindikasi
Klien dengan fraktur ekstremitas bawah atau bawah
Klien dengan bedrest total
7. Langkah-langkah senam hipertensi
Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat. Untuk itu,
perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus bertahap dan tidak
boleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan dapat dilakukan perlahan
sesuai kemampuan. Contoh latihan yang bisa diterapkan setiap hari adalah sebagai
berikut:
a. Pemanasan:
1) Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi
lain.
2) Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi
kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan
bahu dan punggung.
b. Inti:
GERAKAN - GERAKAN TANGAN
1) Mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke belakang
2) Gerakan tangan membuka dan menyilang
3) Mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping
4) Gerakan tangan meninju, ke depan, ke samping, ke atas, ke bawah, dan
menyilang
5) Gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan
6) Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan menepuk paha, bahu,
dan lain sebagainya
GERAKAN - GERAKAN KAKI
1) Berjalan di tempat
2) Berbaris
3) Melangkah satu atau dua langkah
4) Melompat satu kaki atau dua kaki ke samping, ke depan, dan ke belakang
5) Mengangkat lutut
6) Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping
7) Geraka cha cha cha
8) Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain sebagainya
c. Pendinginan:
1) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya
dan tahan dengan hitungan sama.
3) Hal-hal yang perlu diperhatikan
Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan senam secara rutin dengan
takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian:
a. Jika kelebihan berat badan.
Seseorang yang mengalami kelebihan bobot badan, kemungkinan mengalami
hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat
dengan bertambahnya bobot badan. Menurnkan bobot badan merupakan strategi
sangat efektif dlam mengatur pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila
kita berhasil menurunkan bobot badan 2,5 – 5 kg saja, tekanan darah diastolik
dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg. Penurunan bobot badan 10 kg dapat
melipatduakan perbaikan ini.
b. Kurangi asupan natrium (sodium).
Ternyata, bila seseorang mendapat asupan garam secara berlebihan dalam jangka
waktu lama kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi juga lebih besar.
Karena itu, kurangi asupan garam sampai kurang dari 2.300 mg (satu sendok teh)
setiap hari. Dalam banyak penelitian diketahui, pengurangan konsumsi garam
menjadi setengah sendok teh per hari, dapat menurunkan tekanan sistolik
sebanyak 5 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini
kebanyakan terjadi pada para lansia.
c. Usahakan cukup asupan kalium (potassium).
Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral ini
menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang
bersama air kencing.Dengan setidaknya mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3 -
5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potasium yang cukup.
d. Batasi konsumsi alkohol.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum
berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar ketimbang
mereka yang tidak minum-minuman beralkohol. Jelaslah, kalau mereka
menghilangkan kebiasaan tersebut, tekanan darahnya akan turun.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CARA MENURUNKAN TEKANAN DARAH
DENGAN SENAM HIPERTENSI
Disusun oleh:
ALIF FITRIANA NUR ROKHMAH
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015