satuan acara penyuluhan hipertensi

16
SATUAN ACARA PENYULUHAN Bidang Studi : Komunitas Topik : Pendidikan Hipertensi Sub Topik : Cara Menurunkan Tekanan Darah pada Hipertensi (senam hipertensi) Sasaran : Seluruh Lansia yang menderita Hipertensi Tempat : Ungaran Hari/tanggal : Senin, 5 maret 2015 Waktu : 30 menit A. Tujuan 1. Tujuan instruksional umum Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara menurunkan hipertensi dengan senam hipertensi, diharapkan Lansia di desa Umgaran dapat mempraktekkan secara mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah dengan cara senam hipertensi. 2. Tujuan instruksional khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan cara menurunkan hipertensi dengan senam hipertensi, diharapkan Lansia di desa Ungaran dapat : a. Memahami tentang penyakit hipertensi.

Upload: aliffitriana

Post on 10-Apr-2016

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Komunitas

Topik : Pendidikan Hipertensi

Sub Topik : Cara Menurunkan Tekanan Darah pada Hipertensi (senam

hipertensi)

Sasaran : Seluruh Lansia yang menderita Hipertensi

Tempat : Ungaran

Hari/tanggal : Senin, 5 maret 2015

Waktu : 30 menit

A. Tujuan

1. Tujuan instruksional umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang cara menurunkan hipertensi dengan

senam hipertensi, diharapkan Lansia di desa Umgaran dapat mempraktekkan secara

mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah dengan cara senam hipertensi.

2. Tujuan instruksional khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan cara menurunkan hipertensi dengan senam

hipertensi, diharapkan Lansia di desa Ungaran dapat :

a. Memahami tentang penyakit hipertensi.

b. Memahami tentang senam hipertensi

c. Memahami tentang manfaat dan tujuan Senam hipertensi dalam mencegah

peningkatan hipertensi.

B. Sasaran

Semua Lansia di desa Ungaran yang menderita hipertensi.

C. Materi

Terlampir

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

E. Media

1. LCD

2. Laptop

3. Leaflet

4. Demonstrasi

F. Setting Tempat

Ket :

: Masyarakat desa layangan

: Penyuluh

: Media (LCD)

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

G. Strategi penyuluhan

No. Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Respon Warga Media

1. Pembukaan 3 menit Memperkenalkan

diri

Menjelaskan

tujuan dari penyuluhan.

Melakukan kontrak

waktu.

Menyebutkan

materi penyuluhan

yang akan diberikan

Menyambut sa

lam dan men

dengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

2. Pelaksanaan 5 menit 1. Menjelaskan tentang :

Pengertian

hipertensi

Etiologi :Faktor-

faktor yang dapat

diubah dan tidak

dapat diubah

dalam mencegah

hipertensi

Pengertian senam

lansia

Tujuan dan

manfaat senam

hipertensi dalam

mencegah

hipertensi

Gerak senam

hipertensi

2. Memberi kesempatan

peserta penyuluhan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Menanyakan hal-

hal yang kurang

Leaflet/

LCD

LCD

LCD

Demonst

rasi

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

untuk menanyakan hal-

hal yang kurang jelas.

3. Menjawab pertanyaan

yang diajukan peserta

penyuluhan.

jelas.

Memperhatikan

3. Demonstrasi 15

menit

Mendemonstrasikan

senam hipertensi

Memperhatikan

4. Penutup 3 menit 1. Menyimpulkan materi

yang telah diberikan.

2. Melakukan evaluasi

hasil penyuluhan.

3. Memberi salam

penutup

Memperhatikan

Menjawab

pertanyaan

Menjawab

salam

H. Lampiran materi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah    tekanan darah tinggi. Sedangkan menurut Price & Wilson (2006)

hipertensi didefinisikan sebagai    peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price & Wilson, 2006)     

2. Etiologi

Etiologi dari hipertensi terbagi dalam dua kelompok yaitu faktor yang tidak dapat

diubah dan faktor yang dapat diubah.

a. Faktor yang tidak dapat diubah. Faktor-faktor yang tidak dapat diubah yaitu jenis

kelamin, usia, dan genetik.

1) Faktor genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu

mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan

peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium

terhadap sodium, individu dengan orang tua yang menderita hipertensi

mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi (Anggraini,

Waren, Situmorang, Asputra, & Siahaan, 2003).

2) Faktor jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan tetapi wanita

pramenopause (sebelum menopause) prevalensinya lebih terlindung daripada

pria pada usia yang sama. Wanita yang belum menopause dilindungi oleh

hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density

Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor

pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis yang dapat

menyebabkan hipertensi (Price & Wilson, 2006).

3) Faktor usia

Insidensi hipertensi meningkat seiring pertambahan usia. Perubahan struktural

dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada

perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut

meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan

dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan

kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya aorta

dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume

darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan

penurunan curah jantung, dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer & Bare,

2002).

b. Faktor yang dapat diubah

1) Pola Makan

Pola makan tinggi gula akan menyebabkan penyakit diabetes melitus. Diabetes

melitus menginduksi hiperkolesterolimia dan berkaitan juga dengan proliferasi

sel otot polos dalam pembuluh darah arteri koroner, sintesis kolesterol,

trigliserida dan fosfolipid, peningkatan kadar LDL-C (Low Density

Lipoprotein – Cholesterol) dan penurunan kadar HDL-C (High Density

Lipoprotein – Cholesterol). Makanan tinggi kalori, lemak total, lemak jenuh,

gula dan garam turut berperan dalam berkembangnya hiperlipidemia dan

obesitas. Obesitas dapat meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan

akan oksigen, serta obesitas akan berperan dalam gaya hidup pasif (malas

beraktivitas) (Price &n Wilson, 2006).

2) Kebiasaan Merokok

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

Menurut Bowman (2007) dalam Anggraeni (2009) dalam Resiko merokok

berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap perhari, bukan pada lama

merokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak rokok perhari menjadi

dua kali lebih rentan daripada mereka yang tidak merokok yang diduga

penyebabnya adalah pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh

sistem saraf otonom.

3) Aktifitas Fisik

Ketidakaktifan fisik meningkatkan resiko Cardiac Heart Desease (CHD) yang

setara dengan hiperlipidemia atau merokok, dan seseorang yang tidak aktif

secara fisik memiliki resiko 30-50% lebih besar untuk mengalami hipertensi.

Selain meningkatnya perasaan sehat dan kemampuan untuk mengatasi stres,

keuntungan latihan aerobik yang teratur adalah meningkatnya kadar HDL-C,

menurunnya kadar LDL-C, menurunnya tekanan darah, berkurangnya

obesitas, berkurangnya frekuensi denyut jantung saat istirahat, dan konsumsi

oksigen miokardium (MVO2), dan menurunnya resistensi insulin (Price &

Wilson, 2006).

3. Pengertian senam

Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih

dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara

sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan

keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Penelitian lain

dikemukakan oleh Werner (2000) yang menyebutkan bahwa senam adalah bentuk

latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang dirancang untuk melungkatkan daya

tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.

Lansia atau usia tua adalah periode dimana organisme telah mancapai kemasakan

dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan

waktu (Ahmadi, 2009).

Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang

diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar

dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal

dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

4. Tujuan senam hipertensi

a. Melebarkan pembuluh darah

b. Tahanan pembuluh darah menurun

c. Berkurangnya hormon yg memacu peningkatan tekanan darah

d. Menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi.

5. Manfaat senam hipertensi

Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk

menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka

yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas).

Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ

tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah

latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyup

jantung waktu istirahath yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya

lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun. Dengan

mengikuti senam lansia efek minimalya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa

bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.

Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara :

a. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia

b. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan

(Adaptasi)

c. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap

bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada lanjut usia terjadi

penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi

latihan, kapasitas aerobic dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan

melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan

kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukkan

bahwa latihan/ olahraga seperti senam lansia dapat mengeliminasi berbagai resiko

penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan

kecelakaan (Darmojo 1999; 81).

6. Indikasi dan kontraindikasi senam hipertensi

a. Indikasi

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

klien yang menderita hipertensi

b. Kontraindikasi

Klien dengan fraktur ekstremitas bawah atau bawah

Klien dengan bedrest total

7. Langkah-langkah senam hipertensi

Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat. Untuk itu,

perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus bertahap dan tidak

boleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan dapat dilakukan perlahan

sesuai kemampuan. Contoh latihan yang bisa diterapkan setiap hari adalah sebagai

berikut:

a. Pemanasan:

1) Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama

dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi

lain.

2) Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi

kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan

bahu dan punggung.

b. Inti:

GERAKAN - GERAKAN TANGAN

1) Mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke belakang

2) Gerakan tangan membuka dan menyilang

3) Mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping

4) Gerakan tangan meninju, ke depan, ke samping, ke atas, ke bawah, dan

menyilang

5) Gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan

6) Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan menepuk paha, bahu,

dan lain sebagainya

GERAKAN - GERAKAN KAKI

1) Berjalan di tempat

2) Berbaris

3) Melangkah satu atau dua langkah

4) Melompat satu kaki atau dua kaki ke samping, ke depan, dan ke belakang

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

5) Mengangkat lutut

6) Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping

7) Geraka cha cha cha

8) Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain sebagainya

c. Pendinginan:

1) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan

dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.

2) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan gerakan

setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya

dan tahan dengan hitungan sama.

3) Hal-hal yang perlu diperhatikan

Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan senam secara rutin dengan

takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian:

a. Jika kelebihan berat badan.

Seseorang yang mengalami kelebihan bobot badan, kemungkinan mengalami

hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat

dengan bertambahnya bobot badan. Menurnkan bobot badan merupakan strategi

sangat efektif dlam mengatur pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila

kita berhasil menurunkan bobot badan 2,5 – 5 kg saja, tekanan darah diastolik

dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg. Penurunan bobot badan 10 kg dapat

melipatduakan perbaikan ini.

b. Kurangi asupan natrium (sodium).

Ternyata, bila seseorang mendapat asupan garam secara berlebihan dalam jangka

waktu lama kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi juga lebih besar.

Karena itu, kurangi asupan garam sampai kurang dari 2.300 mg (satu sendok teh)

setiap hari. Dalam banyak penelitian diketahui, pengurangan konsumsi garam

menjadi setengah sendok teh per hari, dapat menurunkan tekanan sistolik

sebanyak 5 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini

kebanyakan terjadi pada para lansia.

c. Usahakan cukup asupan kalium (potassium).

Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral ini

menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

bersama air kencing.Dengan setidaknya mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3 -

5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potasium yang cukup.

d. Batasi konsumsi alkohol.

Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum

berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar ketimbang

mereka yang tidak minum-minuman beralkohol. Jelaslah, kalau mereka

menghilangkan kebiasaan tersebut, tekanan darahnya akan turun.

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA MENURUNKAN TEKANAN DARAH

DENGAN SENAM HIPERTENSI

Disusun oleh:

ALIF FITRIANA NUR ROKHMAH

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2015